bab i pjm3106

23

Click here to load reader

Upload: leslieting

Post on 21-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pjm3106

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk

metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut

dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer

kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentransport karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel

tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi

wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa, pertahanan tubuh melawan

benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

1.2.        Rumusan Masalah

1.    Apa definisi anatomi sistem pernapasan?

2.    Bagaimana proses inspirasi dan ekspirasi?

3.    Apa itu pernapasan eksternal dan internal?

4.    Bagaimana transport gas pernapasan?

5.    Bagaimana hubungan sistem pernapasan dalam kehamilan, persalinan, nifas?

1.3.        Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis bertujuan untuk :

1.    Mengetahui definisi anatomi sistem pernapasan

2.    Mengetahui proses inspirasi dan ekspirasi

3.    Mengetahui pernapasan eksternal dan internal

4.    Mengetahui transport gas pernapasan

5.    Mengetahui hubungan sistem pernapasan dalam kehamilan, persalinan, nifas

Page 2: Bab i Pjm3106

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh

untuk metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme

tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer

kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel

tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi

wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa, pertahanan tubuh melawan

benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan

dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:

rongga hidung - faring – laring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Adapun alat-alat  Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :

1. alat pernafasan atas

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga

hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea)

dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda

asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek

dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga

terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan

udara yang masuk.

Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara

sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap.

Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain.

Page 3: Bab i Pjm3106

Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Selain sebagai organ

pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan

kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun

atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya.

Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke faring.

b. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2

saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran

pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat

terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan

pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran

pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun

demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara

tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

Gambar.Faring

c.  Laring

laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya

udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai

suara. Laring berparan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas

terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh

benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).

Gambar.Laring

2. Alat pernafasan bawah

Page 4: Bab i Pjm3106

a. Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher

dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi

oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi

menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

b.  Bronkus

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan

bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan

bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin

tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi

menjadi bronkiolus.

Gambar.Bronkus

c.  Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi

oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.

Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3

lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.

Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian

dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis)

dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk

disebut pleura luar (pleura parietalis).

Gambar.paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang

berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang

masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-

zat lain.

Page 5: Bab i Pjm3106

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh

darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan

dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1

mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki

gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang

tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.

Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam

campuran, terlepas dari keberadaan gas lain (hukum Dalton). Bronkiolus tidak

mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung

mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak

bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah

satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena

alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka

memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

2.2. Proses Inspirasi Dan Ekspirasi

2) Mekanisme Pernapasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam

keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf

otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu pernapasan luar dan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam

alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah

pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan

udara dalam rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar

rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam

rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Page 6: Bab i Pjm3106

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan

pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua

macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan

pernapasan perut terjadi secara bersamaan.

a. Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi.

Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan

di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk

2. Fase ekspirasi.

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke

posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi

kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada

tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Gambar.pernapasan dada

b. Pernapasan perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan

aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :

1. Fase Inspirasi.

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,

akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar

masuk.

2. Fase Ekspirasi.

Page 7: Bab i Pjm3106

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi

semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih

besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:

     1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.

  2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran

pernafasan kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh.

Gambar.pernapasan perut

-       Inspirasi

Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut diafragma berkontraksi, bergerak

ke arah bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot

interkosta eksternal menarik iga ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga

dada ke arah samping kiri dan kanan serta ke depan dan ke belakang.

Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang.

Tekanan intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara

membran pleura. Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura

viseral untuk mengembang juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.

     Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah

tekanan atmosfir, dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran

pernapasan sampai ke alveoli. Masuknya udara terus berlanjut sampai tekanan

intrapulmonal sama dengan tekanan atmosfir; ini merupakan inhalasi normal. Tentu

saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal, yang disebut sebagai napas dalam.

Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari otot-otot pernapasan untuk

lebih mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan masuknya udara lebih

banyak.

Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya

dimana otot-otot yang berkontraksi adalah :

Page 8: Bab i Pjm3106

a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat

berkontraksi dan memperbesar rongga toraks kearah inferior.

b.  Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi

sehingga memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.

c.  Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid,

pektoralis mayor, serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga

toraks.

-        Ekspirasi

Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot

interkosta rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan

jaringan ikat elastiknya yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak

alveoli. Dengan meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara

didorong ke luar paru-paru sampai kedua tekanan sama kembali.

     Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan

kontraksi otot, tetapi ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada

besarnya regangan pada elastisitas normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain,

dalam kondisi yang normal kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi tetapi tidak

untuk ekshalasi.

Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti

ketika sedang berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian

adalah proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.

Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada

pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada

ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot

abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi  abdomen menekan diafragma.

Kepatenan Ventilasi tergantung pada empat factor :

a)    Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi

masuk dan keluarnya dari dan ke paru-paru

b)    Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan

Page 9: Bab i Pjm3106

c)    Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru

d)    Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal

interkosa, otot abdominal.

Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan

keluar paru. Ventilasi berlangsung secara bulk flow.Bulk flow adalah perpindahan atau

pergerakan gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :

Ø  tekanan

Ø  resistensi bronkus

Ø  persyarafan bronkus

2.3. Pernafasan Eksternal dan Internal

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1.  Proses Pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)

Pernafasan external adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada

pernafasan melalui paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan melalui

hidung dan mulut, pada waktu bernafas oksigen mesul melalui trachea dan pipa

bronchial ke alveoli dan berhubungan erat dengan darah di kapiler pulmonalis. Hanya

satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dan darah

oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah di

bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri ke seluruh bagian tubuh. Didalam

paru-paru karbon dioksida merupakan hasil buangan yag menembus membrane alveoli.

Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan

hidung. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada

tingkat hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Empat proses berhubungan dengan

pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :

a)   Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli

dengan udara luar.

Page 10: Bab i Pjm3106

b) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh,

karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.

c)  Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari

setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.

d) Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler.

Karbondioksida lebih mudah berdifusi dapi pada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-

paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak, darah

dating ke paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah

CO2 tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal

ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar dan didalam

pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2

dan memungut lebih benyak O2.

Struktur.pernapasan eksternal

2.   Proses pernafasan Jaringan (internal)

Darah yang telah dijernihkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin),

mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat

lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan sel

melakukan oksidasi pernafasan, sebagai gantunya hasil dari oksidasi yaitu

karbondioksida.

Perubahan-parubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam olveoli, yang

disebabkan pernafasan externa dan interna.

-       Udara yang di hirup: Nitrogen (79%), Oksigen (20%), karbondioksida (0-0,4%). Udara

yang masuk ke alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.

-       Udara yang dihembuskan: Nitrogen(79%), Oksigen(16%), karbondoiksida ( 4-0.4%).

Page 11: Bab i Pjm3106

2.4. Transport Gas Pernapasan

Ventilasi, Difusi, transportasi, perfusi

a)    Ventilasi paru

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar paru-

paru.Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan

pernapasan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma

dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar dari medulla spinalis pada vertebra

servicalkeempat. Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari alveoli CO2 kembali ke

atmosfer.

Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :

a. Tekanan O2 atmosfer

b. Jalan nafas

c. daya kembang toraks dan paru)

d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk meransang CO2 dalam

darah

Gambar.ventilasi paru

b)    Difusi gas

Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang

lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran

kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran.

Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses kecepatan difusi karena hal

tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membrane

tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membrane

memiliki ketebalan membrane alveolar kapiler yang meningkat akan mengakibatkan

proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu

Page 12: Bab i Pjm3106

proses pengiriman oksigen ke jaringan. Daerah permukaan membran dapat mengalami

perubahan sebagai akibat suatu penyakit kronik, penyakit akut, atau proses

pembedahan. Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit maka darah permukaan

menjadi berkurang O2 alveoli berpindah ke

kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.

Faktor yang mempengaruhi difusi :

Luas permukaan paru

Tebal membrane respirasi

Jumlah eryth/kadar Hb

Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas

Waktu difusi

Afinitas gas

Gambar.difusi gas

c)    Transportasi gas

Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh.

Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer

dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk

dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari

darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali

ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses difusi.

-       Transpor O2

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem

kardiovaskular.  Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk

ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan

divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen

dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut

dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan den

Page 13: Bab i Pjm3106

gan oksigen (Ahrens, 1990).

Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.

Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai

pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen

untuk membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah

berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah,

membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.

       Transpor CO2

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan

cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi

karbonat. Asam karbonat  kemudian berpisah menjadi ion hydrogen(H+ )dan ion

bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida

yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino

membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan

cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat

bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi

hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoiksi

da.

d) perfusi

Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal

O2 diangkut dlm darah;  dalam eritrosit bergabung dgn Hbà(oksi Hb) /

Oksihaemoglobin (98,5%)  dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)

Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan

kapasitas paru.

Volume paru dibagi menjadi : :

volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.

Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat dihirup

Page 14: Bab i Pjm3106

setelah inhalasi normal.

Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat

dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.

Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah

ekhalasi maksimal.

Kapasitas Paru :

Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal

Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal.

Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-

paru setelah ekspirasi normal.

Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.

2.5. Hubungan Sistem Pernapasan dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas

a)    KEHAMILAN

Pengaruh kehamilan pada sistem pernapasan

-       Rahim membesar: mendorong diafragma ke atas sehingga rongga dada menjadi

sempit, pernapasan menjadi lebih sepat.

-       Perubahan hormonal: relaksi otot-otot pernapasan

-       Peningkatan volume darah dan curah jantung

-       Perubahan imunologik: bila kadar langit meningkat pada penderita asma dengan

kehamilan akan menyebabkan serangan yang lebih sering dan lebih berat.

Sering merasa mudah lelah atau nafas tersengal - sengal / sesak pada saat

melakukan aktifitas dan sulit tidur, dikarenakan pembuluh darah pada saluran

pernapasan akan membesar dan juga rahimpun akan bertambah semakin besar pula,

yang berefek menekan paru - paru dan diafragma serta jantung Sang Ibu hamil

b) PERSALINAN

Page 15: Bab i Pjm3106

Pada persalinan pernapasan meningkat karena sehubungan dengan

meningkatnya metabolisme.

Pernafasan lambat (tingkat pertama dari pernafasan terpola) sewaktu mencapai

satu titik pada persalinan saat kontraksi cukup kuat sehingga tidak dapat lagi berjalan

atau berbicara tanpa berhenti sejenak. Variasinya jika menjadi tegang dan tidak rileks

selama kontraksi.Pernafasan ringan sangat bermanfaat jika dan saat menemukan

bahwa tidak lagi dapat rileks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit untuk pernafasan

lambat, atau secara naluriah mempercepat pernafasan. Selama persalinan, pernafasan

ringan tanpa lebih alami karena rahim bekerja sangat keras sehingga membutuhkan

lebih banyak oksigen. Selama persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan

oksigen serta rasa sakit dan frekwensi kontraksi.

C)   NIFAS

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut

nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya

kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini

dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan

pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi

tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan

khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih

cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

System pernapasan atau system respirasi adalah system organ yang digunakan

untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, system pernapasan umumnya

Page 16: Bab i Pjm3106

termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana

terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya.

Berbagai variasi system pernapasan ditemukan pada berbagai jenis mahluk hidup.

Bahkan pohon pun memiliki system pernapasan.   

3.2. Saran

Sebagai tim medis seharusnya kita mengerti bagai mana terjadinya sistem

pernapasan yang baik. Karena dengan mengetahui tentang tata cara bernapas yang

baik, kita bisa menerapkannya didalam kehidupan kita sehari-hari supaya kita bisa

hidup lebih sehat. Selain itu juga kita bisa menerapkannya kepada klien (pasien)

apabila kita sudah bekerja nanti dengan tujuan untuk mengontrol kesehatan pasien

dalam hal pernapasan.  

DAFTAR PUSTAKA

  Sloane, ethel. 1994. Anatomi dan fisiologi. Penerbit buku kedokteran.

Jakarta.

Leonhardt, helmut. 1988. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Penerbit buku

kedokteran. Jakarta.

Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta.

http://nursecerdas.wordpress.com/2009/01/12/sistem-pernapasan

http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_pernapasan