bab i pendahuluan - ppid kota...

66
1 Ra reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh membangun dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government). A. Latar Belakang Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategik lokal, nasional dan global dan tetap berada dalam tatanan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategik yang jelas dan sinergis, intansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja. E BAB I PENDAHULUAN

Upload: dinhdiep

Post on 30-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Ra reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat

maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh membangun dan

mengimplementasikan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good

Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government).

A. Latar Belakang

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan

strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi

pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategik lokal,

nasional dan global dan tetap berada dalam tatanan sistem administrasi

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan

strategik yang jelas dan sinergis, intansi pemerintah lebih dapat

menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi peluang dan kendala yang

dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

E

BAB I

PENDAHULUAN

2

Dalam hal administrasi publik, termasuk diantaranya upaya

membangun akuntabilitas publik dan peningkatan sistem pengelolaan

keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pada dasarnya perubahan tersebut

mencakup dua aspek yaitu aspek Psiko-Sosial dan Teknis-Ekonomis. Aspek

psiko-sosial terdiri dari perubahan-perubahan paradigm, perubahan visi,

perubahan nilai-nilai, penguatan komitmen untuk berubah dan pembangkit

keberanian untuk berubah. Sedangkan aspek teknis-ekonomis mencakup

perubahan struktur organisasi dan system kerja yang merupakan perubahan

bentuk fisik organisasi. Dalam proses perubahan tersebut, tiga pilar dari Good

Governance yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, harus tercermin

di dalamnya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas sejak tahun 1999, pemerintah

sudah berusaha membangun dan menata akuntabilitas publik yaitu dengan

dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah yang antara lain mewajibkan instansi pemerintah

sampai dengan tingkat eselon II untuk menyusun Rencana Stratejik.

Selanjutnya penataan akuntabilitas lebih diperkuat lagi dengan diterbitkannya

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan

pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tersebut,

pemerintah daerah diamanatkan menyusun rencana pembangunan daerah

3

yang sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan.

Perencanaan daerah dimaksud mencakup perencanaan daerah jangka

panjang, jangka menengah dan tahunan. Perencanaan daerah jangka panjang

tersebut nantinya dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD), sedangkan perencanaan daerah jangka menengah

dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dan perencanaan daerah tahunan nantinya dituangkan dalam bentuk

dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Mengingat RPJMD Kota Bandung 2014-2018 telah selesai disusun,

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung sebagai salah satu SKPD di

lingkungan Pemerintah Kota Bandung diwajibkan menyusun Rencana Strategis

(Renstra) dengan mengacu kepada RPJMD tersebut.

B. Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Bandung tahun 2014-2018 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

4

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan

Keuangan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang Perubahan atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang Pedoman Satuan Polisi

Pamong Praja.

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

5

13. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi

Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang

Pedoman Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja

15. Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

16. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/2020/SJ/ Tanggal 11

Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan

RPJM Daerah.

17. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung 2005-2025.

19. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 tahun 2011 tentang

Penataan dan pembinaan PKL

20. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Tahun 2013 tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung.

6

C. Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Bandung tahun 2014-2018 dimaksudkan untuk memberikan landasan

kebijakan pembangunan dalam kerangka pencapaian visi kepala Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Bandung dalam rangka memberikan kontribusi nyata

terhadap pencapaian visi Pemerintah Kota Bandung khususnya Walikota

terpilih periode 2014-2018 serta sebagai media akuntabilitas pada akhir masa

jabatan. Sedangkan tujuan penyusunannya adalah sebagai pedoman

perencanaan kinerja tahunan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung kurun

waktu tahun 2014-2018.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang tercakup dalam Renstra ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang dari penyusunan Renstra,

maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan

Renstra serta sistematika penulisan Renstra.

7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Pada bab ini diuraikan mengenai tugas-tugas pokok, Fungsi beserta

Struktur Organisasi yang dimiliki Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung.

Dan juga memaparkan tentang Sumber Daya yang di miliki oleh Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Bandung, menjelaskan kinerja pelayanan dan tantangan

serta peluang pengembangan pelayanan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Bandung.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada Bab ini diuraikan tentang Identifikasi Permasalhan berdasarkan

tugas dan fungsi pelayanan. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung serta

visi, misi, program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih. Bab ini

juga menjelaskan telaahan rencana K/L dan renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

dan telaahan rencana tata ruang wilayah beserta kajian lingkungan hidup

strategis. Isu-isu Strategis pun akan di bahas dalam bab ini.

8

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab ini berisi visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah Satuan

Polisi pamong Praja Kota Bandung, serta strategi dan kebijakan yang dimiliki

oleh Satuan Polisi pamong Praja Kota Bandung untuk tahun 2014-2018.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bab ini menjelaskan tentang program dan kegiatan yang dimiliki

oleh Satuan Polisi pamong Praja Kota Bandung dilengkapi dengan indicator

kinerja dan kelopmpok sasaran serta pendanaan indikatif yang berkaitan

dengan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Bab ini akan membahas tentang indicator kinerja Satuan Polisi pamong

Praja Kota Bandung yang mengarah pada tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

Pada bab ini diuraikan mengenai penjelasan akhir terkait Renstra

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung tahun 2014-2018 sebagai pedoman

kerja termasuk harapan kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung.

9

Dalam rangka penegakan Perda, unsur utama sebagai pelaksana di

lapangan adalah pemerintah daerah, dalam hal ini kewenangan tersebut di

emban oleh Satuan Polisi Pamong Praja yang didalamnya juga terdapat

Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang sudah dididik, dilatih dan sudah memiliki

surat keputusan sebagai penyidik. Sebagaimana tertuang dalam Pasal 148,

149 UU No 34 tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah, bahwa (1) Untuk

membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi

Pamong Praja.

Adapun wewenang Satpol PP No. 6 Th 2010 tentang satuan polisi

Pamong Praja bab III Pasal 6, Polisi Pamong Praja berwenang :

a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,

aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda

dan/atau peraturankepala daerah

b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang

mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

10

c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan

masyarakat

d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur,

atau badan hukum yang didugamelakukan pelanggaran atas Perda

dan/atau peraturankepala daerah;

e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur,

atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau

peraturan kepala daerah.

A. Tugas Dan Fungsi

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung memiliki tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan

Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota sebagai

pelaksanaan Peraturan Daerah.

11

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja

mempunyai fungsi:

1). Penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban

umum, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan

Keputusan Walikota sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah.

2). Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di daerah.

3). Pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah, Keputusan

Walikota dan Keputusan Walikota sebagai pelaksanaan Peraturan

Daerah.

4). Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah,

Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota sebagai pelaksanaan

Peraturan Daerah dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) dan/atau aparatur lainnya.

5). Pengawasan terhadap masyarakat agar memenuhi dan mentaati

Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota

sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah.

12

Struktur Organisasi

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004

tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja disebutkan bahwa Satuan Polisi

Pamong Praja adalah perangkat pemerintah daerah dalam memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan

Peraturan Daerah. Kemudian, Polisi Pamong Praja adalah aparatur

pemerintah daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam

memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,

menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung dipimpin oleh

seorang Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah (Perda Kota Bandung nomor 04 tahun

2005 tentang pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Bandung).

Berikut susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung :

1. Kepala Satuan, Membawahkan :

2. Sekretaris, membawahkan :

1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2). Sub Bagian Keuangan;

3). Sub Bagian Program

13

3. Bidang Sumber Daya Aparatur, membawahkan :

1). Seksi Pelatihan Dasar;

2). Seksi Teknis Fungsional;

4. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masayarakat,

membawahkan :

1). Seksi Ketertiban Umum;

2). Seksi Ketentraman;

5. Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah, membawahkan :

1). Seksi Pembinaan Pengawasan dan Penyuluhan;

2). Seksi Penyelidikan dan Penyidikan;

6. Bidang Perlindungan Masyarakat

1) Seksi Satuan Linmas

2) Seksi Bina Potensi Masyarakat

STRUKTUR ORGANISASI SATPOL PP KOTA BANDUNG

KASATPOLPP

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBAG PROGRAM

SUBAG KEUANGAN

SUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN

BID. PENEGAKAN PRODUK HUKUM

DAERAH

BID. TIBUM TRANMAS

BID. SUMBER DAYA APARATUR

BID. PERLINDUNGAN MASYARAKAT

SIE. BINWASLUH

SIE. TIBUM

SIE. PELATIHAN DASAR

SIE. SATUAN LINMAS

SIE. PENYIDIK & PENYELIDIKAN

SIE. TRANMAS

SIE. TEKHNIK FUNGSIONAL

SIE. BINA POTENSI MASY.

15

B. Sumber Daya Organisasi

Sedangkan susunan kepegawaian dan perlengkapan Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Bandung sebagai berikut :

1. SUMBER DAYA MANUSIA

No

. BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN No. BERDASARKAN JENIS KELAMIN

1 Pembina Utama IV/e - Orang 1 LAKI-LAKI : 328 Orang

2 Pembina Utama

Madya IV/d - Orang 2 PEREMPUAN : 13 Orang

3 Pembina Utama

Muda IV/c - Orang JU M L A H 341 Orang

4 Pembina Tk.I IV/b 2 Orang

5 Pembina IV/a 4 Orang

6 Penata Tk.I III/d 5 Orang

7 Penata III/c 7 Orang

16

8 Penata Muda

Tk.I III/b 29 Orang No BERDASARKAN PENDIDIKAN

9 Penata Muda III/a 32 Orang 1 S-2 : 4 Orang

10 Pengatur Tk.I II/d 7 Orang 2 S-1 : 32 Orang

11 Pengatur II/c 7 Orang 3 D-3 : 14 Orang

12 Pengatur Muda

Tk.I II/b 153 Orang 4 SLTA : 198 Orang

13 Pengatur Muda II/a 42 Orang 5 SLTP : 32 Orang

14 Juru Tk.I I/d 23 Orang 6 PAKET C : 32 Orang

15 Juru I/c 12 Orang 7 PAKET B : 10 Orang

16 Juru Muda Tk.i I/b 18 Orang 8 SD : 19 Orang

17 Juru Muda I/a - Orang

J U M L A H 341 Orang J U M L A H : 341 Orang

Sumber : Subag Umum dan kepegawaian

2. SARANA DAN PRASARANA

NO JENIS/NAMA BARANG JUMLAH SATUAN KET

1 Papan visual elektronik 1 unit

2 white board 7 unit

3 pelbed 50 unit

17

4 peralatan bengkel 6 unit

5 tenda pleton 4 unit

6 kamera SLR 6 unit

7 note book 15 unit

8 handy talky 60 unit

9 proyektor 2 unit

10 handycam 3 unit

11 telepon tab 20 unit

12 TV LED 7 unit

13 CCTV 2 unit

14 web cam 1 unit

15 printer 14 unit

16 komputer/PC 14 unit

17 PABX 1 set

18 sound system 1 set

19 speaker 2 set

20 pemadam tabung kebaran

71 set

21 alarm fire detector 1 set

22 kendaraan roda 4 49 unit Kurang baik 10

23 AC/pendingin ruangan 10 unit

24 mesin tik 4 unit

25 penghancur kertas 8 unit

26 sepeda 17 unit

27 kendaraan roda 2 TRAIL 22 unit

28 kendaraan roda 2 VARIO

20 unit

29 kendaraan roda 2 35 unit Kurang baik 2

30 luas 117 888 meter2

31 luas bangunan 117 meter2

C. Capaian Kinerja Renstra Periode 2009-2013

Untuk mewujudkan kondisi umum daerah yang kondusif tersebut

18

sesuai dengan kedudukan, kewenangan, tugas pokok dan fungsinya, Satuan

Polisi Pamong Praja sebagai perangkat daerah mempunyai peranan yang

sangat strategis dalam membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu

kondisi daerah yang tentram, tertib, dan teratur, sehingga penyelenggaraan

roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat

melakukan kegiatannya dengan aman.

Sedangkan gambaran hasil atas penyelenggaraan tupoksi di atas (lima tahun

terakhir) adalah sebagai berikut :

Capaian Kinerja Renstra Periode 2009-2013

No Indikator Kinerja

Hasil Th.2009

Hasil Th.2010

Hasil Th.2011

Hasil Th.2012

Hasil Th.2013

Satuan

1 Tingkat ketentraman dan ketertiban umum

Skala 3 Ckp baik

Skala 3 Ckp baik

Skala 3 Ckp baik

Skala 2 Baik

Skala 2 Baik

skala

2 Penindakan terhadap pelanggaran Perda

774 52%

946 63%

1107 74%

1.205 80%

1.500 100%

pelanggar

3 Peningkatan kenyamanan dan kemanan lingkungan

64% 10.282

70% 11.302

97% 12.477

97% 12.477

83% 12.016

orang

Sumber : LAKIP Satpol PP Th 2013

19

D. Tantangan Capaian Kinerja Renstra 2013-2018

Berdasarkan fakta di atas bahwa kondisi tentram dan tertib lingkungan

kota masih belum sepenuhnya baik sehingga masih diperlukan upaya-upaya

yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Berikut ini gambaran kondisi

ketentraman dan ketertiban umum yang diinginkan dan proyeksi untuk kurun

waktu lima tahun mendatang (2014-2018):

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

1

Pemeliharaan

ketentraman dan

ketertiban

masyarakat dan

pencegahan tindak

kriminal a

Kerjasama penyelenggaraan

pemeliharaan dan penegakan

perda/perwal di Kota Bandung

(TNI,POLRI,KEJAKSAAN, PN)

Sinergitas antara aparatu r satpol

pp dengan TNI, POLRI, Kejaksaan

dan Pengadilan dalam pelaksanaan

pemeliharaan trantibum

4

Instansi

4

Instansi

4

Instansi

4

Instansi

4

Instansi

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

2

Pemberdayaan

Masyarakat untuk

Menjaga

Ketertiban dan

Keamanan

Pembentukan satuan keamanan

lingkungan di masyarakat

Tersedianya potensi linmas dalam

rangka pembentukan satuan

keamanan lingkungan di

masyarakat

120

Orang

550

orang

580

orang

600

orang

650

orang

3 Penegakan Perda,

Perwal dan Kepwal a

Sosialisasi/penyuluhan

peraturan daerah dan peraturan

walikota ketentraman

ketertiban

Terlaksananya sosialisasi/

penyuluhan peraturan daerah dan

peraturan walikota trantibum

5 kali 5 kali 6 kali 6 kali 7 kali

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

b Operasi penertiban peraturan

daerah dan peraturan walikota

Terlaksananya operasi penertiban pedagang kaki lima, terlaksananya operasi penertiban bangunan, terlaksananya operasi perizinan tempat usaha, terlaksananya operasi penertiban minuman beralkohol, terlaksananya operasi penertiban anjal dan gepeng, terlaksananya kegiatan tim satgasus penataan dan pembinaan PKL

240 kali 240 kali 250 kali 250 kali 260 kali

c Pelaksanaan yustisi penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota

Terlaksananya pelaksanaan yustisi kependudukan (razia KTP) dan prostitusi (razia PSK)

8 kali 8 kali 8 kali 8 kali 8 kali

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

e Penertiban reklame ilegal Terlaksananya operasi penertiban

reklame ilegal di kota bandung 1000 titik

1000 titik

1000 titik

1000 titik

1000 titik

4

Program

Penegakan

Ketentraman dan

Ketertiban Umum

a Pemeliharaan ketentraman dan

ketertiban umum

Peningkatan kondusifitas

ketentraman dan ketertiban umum

di wilayah kota bandung

110 kali 110 kali 120 kali 120 kali 130 kali

b

Peningkatan partisipasi

masyarakat

Terlaksananya kegiatan partisipasi

masyarakat terhadap K3 360

orang 360

orang 360

orang 360

orang 360

orang

5

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

a Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan

Tercapainya kesiapan anggota linmas

181 orang/kel/kec

181 orang/kel/kec

181 orang/kel/kec

181 orang/kel/kec

181 orang/kel/kec

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

b Pengendalian keamanan

lingkungan

Tersedianya potensi dalam rangka

pengendalian keamanan

lingkungan melalui diklatsar linmas

60

orang/

10 Kel

100

Orang/

10 Kel

100

Orang/1

0 Kel

100

Orang/

10 Kel

100

Orang/1

0 Kel

c Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan

Terdatanya rawan kamtibmas,

rawan bencana dan potensi linmas

di kelurahan/kecamatan se kota

bandung

181 Kel

/ kec

181 Kel

/ kec

181 Kel

/ kec

181 Kel

/ kec

181 Kel /

kec

6 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

a

Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan Minuman Keras dan Narkoba

Terlaksananya Penyuluhan Pencegahan/Penggunaan Minuman Keras dan narkoba

5 kali 5 kali 6 kali 6 kali 7 kali

NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA

KET THN.

2014

THN.

2015

THN.

2016

THN.

2017

THN.

2018

1 4 5 6 7 8

b

Kegiatan Penyuluhan

Pencegahan Berkembangnya

Praktek Prostitusi

Terlaksananya Penyuluhan

Pencegahan Berkembangnya

Praktek Prostutusi

5 kali 5 kali 6 kali 6 kali 7 kali

c Kegiatan Penyuluhan

Pencegahan Praktek Perjudian

Terlaksananya Penyuluhan

Pencegahan Praktek Perjudian 5 kali 5 kali 6 kali 6 kali 7 kali

26

E. Hambatan dan Permasalahan yang perlu diantisipasi

1. Internal

a. Tupoksi penentraman di rubah menjadi ketentraman

masyarakat sesuai dengan Peraturan Daerah No.06 Tahun 2012

sehingga secara operasional ada aspek yang belum/kurang

dipahami oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP)

b. Masih terbatasnya jumlah personil Satpol PP serta kualitas dari

personil satpol PP itu sendiri.

c. Kurangnya prasarana public (gedung kantor) dalam rangka

kelancaran operasional satpol PP.

d. Minimnya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja

personil

e. Minimnya pemahaman Perda oleh Anggota Satpol PP.

27

2. Eksternal

a. Masih kurangnya sinergi/kerjasama dengan instansi terkait

b. Minimnya dukungan dari stakeholder

c. Minimnya pendampingan hukum yudikatif

3. Rekomendasi

a. Pengajuan pengadaan gedung kantor Satpol PP Kota Bandung

b. Penambahan personil Satpol PP Kota Bandung

c. Peningkatan kualitas personil Satpol PP Kota Bandung

d. Adanya asuransi kesehatan dan keselamatan kerja personil

28

A. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan Tugas dan Fungsi pelayanan SKPD

Kota Bandung dalam konteks Pembanguan Nasional sesuai dengan PP

nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN) ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

disamping 14 kota yang lainnya yaitu Medan, Batam, Palembang, Bandar

Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Balik Papan,

Manado, Ujung Pandang dan Biak. Sedangkan dalam konteks pembangunan

regional sesuai dengan Perda Provinsi Jawa Barat nomor 2 tahun 2003

tentang RTRW Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung merupakan pusat

pertumbuhan wilayah barat disamping DKI Jakarta. Peran strategis Kota

Bandung tersebut di atas menuntut adanya peningkatan pelayanan

diberbagai sektor pembangunan baik lokal, regional maupun nasional.

Pembangunan Kota Bandung sebagai bagian integral dari

pembangunan regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

29

proses yang bersifat integral baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan

maupun pengendalian yang dilakukan secara berkesinambungan dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat ruang lingkupnya

yang sangat luas, kegiatan pembangunan tidak semata-mata menjadi

tanggung jawab pemerintah, melainkan harus didukung dan dilakukan oleh

seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu, hubungan kemitraan

pemerintah dengan masyarakat merupakan kata kunci yang sangat strategis

dan harus menjadi fokus perhatian terutama untuk memecahkan berbagai

permasalahan dalam pembangunan. Kemitraan yang dijalin dan

dikembangkan tentunya harus berdasar pada aspek dan posisi kesejajaran

yang bersifat demokratis dan proposional.

Dalam rangka mengantipasi perkembangan dan dinamika kegiatan

masyarakat yang seirama, proporsional dengan tuntutan era globalisasi dan

otonomi daerah, maka kondisi ketentraman dan ketertiban umum daerah

yang kondusif merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh

masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Untuk mewujudkan

kondisi umum daerah yang kondusif tersebut sesuai dengan kedudukan,

kewenangan, tugas pokok dan fungsinya, Satuan Polisi Pamong Praja sebagai

perangkat daerah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam

membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang

tentram, tertib, dan teratur, sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan

30

dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya

dengan aman.

Menumbuhkembangkan kegiatan ketentraman dan ketertiban yang

sudah terbangun selama ini adalah lebih banyak dalam bentuk kemitraan,

peran serta masyarakat diharapkan lebih ditingkatkan lagi, melalui :

a. Peningkatan pelayanan masyarakat, dalam rangka mengantisipasi

dinamika akselerasi reformasi yang demikian cepat sering bebenturan

dalam memandang kewajiban selaku pengajar masyarakat, juga perlu

dikaji lebih mendalam guna menyikapi berbagai opini dan benturan yang

terjadi dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, disamping

perlunya dibangun Citra Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pendukung

POLRI yang mahir, terampil, bersih dan berwibawa satu sebagai pelayan,

pelindung, pengayom dan pembimbing masyarakat.

b. Pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis dan

pengawasan terhadap bentuk – bentuk pengawasan swakarsa sebagai

pengemban fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kewenangan

terbatas pada bidangnya masing – masing. Bentuk – bentuk pengawasan

swakarsa ini diharapkan berperan aktif dalam mengantisipasi dan

menanggulangi setiap gejala yang timbul dalam masyarakat dengan cara

mencermati setiap gejala awal dan menemukan sinyal penyebabnya yang

bersifat laten potensial pada sumbernya melalui upaya – upaya yang

31

mengutamakan tindakan – tindakan pencegahan dan penangkalan. Usaha

pencegahan atas timbulnya ancaman / gangguan keamanan dan

ketertiban melalui kegiatan pengaturan penjagaan, pengawasan dan

Patroli serta kegiatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga

tercipta lingkungan yang aman, tertib dan teratur.

c. Lemahnya koordinasi sehingga upaya penegakan Peraturan Daerah yang

dilakukan Ssatuan Polisi Pamong Praja tidak maksimal dan memperoleh

hasil yang diharapkan. Upaya dalam bentuk tindakan yang didasarkan

menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang guna mencari serta

menyimpulkan barang bukti atas dilanggar atau tidak ditaatinya

peraturan Perundang-undangan yang berlaku, tidak dapat dilaksanakan

karena belum berjalan nya Anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang

menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil.

32

B. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Sesuai dengan Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam Revisi RPJMD

Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 yaitu :

Visi : Terwujudnya kota bandung yang unggul, nyaman dan sejahtera.

Bandung : Adalah meliputi wilayah an seluruh isinya. Artinya kota bandung

dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan

batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga

sekarang

Unggul : Adalah menjadi yang terbaik dan yang terdepan serta contoh

bagi aerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi

kenyamanan dan kesejahteraan warga kota bandung

Nyaman : Adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan

terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan

kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah kondisi

dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air dan

udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali

serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya

responsive terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.

33

Sejahtera : Yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan

kebuthan lahir dan bathin warganya, agar manusia dapat

memfungsikan diri sebagai hamba di muka bumi.

Sedangkan misi kota bandung adalah :

1. Mewujudkan bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang,

pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju dan berkeadilan.

Misi dalam RPJMD Kota Bandung 2013-2018 tersebut mengacu dan

berpedoman pada RPJPD Kota Bandung 2005-2025, dan oleh karena nya

tedapat hubungan yang kuat. Maka dari itu Peran Satuan Polisi pamong Praja

dalam pencapaian misi RPJMD Kota Bandung 2013-2018 yaitu :

34

Misi 2 : menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih

dan melayani.

Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat dan aparat terhadap

hukum dan HAM

Sasaran : Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam

penerapan produk hokum

Indikator kinerja dlm RPJMD

:

Cakupan Penegakan Perda

Program : a. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban

masyarakat dan pencegahan tindak criminal

b. Penegakan ketentraman dan ketertiban umum

c. Penegakan perda, perwal dan kepwal

d. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat

(Pekat)

e. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

f. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban

dan keamanan

TABEL INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR SASARAN

PROGRAM TARGET

SATUAN 2014 2015 2016 2017 2018

1 Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban di masyarakat kota bandung

Cakupan penegakan perda

a. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak criminal

b. Penegakan ketentraman dan ketertiban umum

c. Penegakan perda, perwal dan kepwal

d. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (Pekat)

70% 75% 80% 85% 90% %

2 Meningkatnya kenyamanan dan keamanan lingkungan

Jumlah linmas terlatih

e. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

f. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

120 550 580 600 650 orang

36

Sedangkan sesuai dengan Instruksi Walikota sebagai Walikota terpilih, maka

Satuan Polisi Pamong Praja di tunjuk sebagai Wakil Ketua pada POKJA 2 YAITU

POKJA PEDAGANG KAKI LIMA yang bekerja sama dengan Dinas /Instansi

lainnya. Dan juga Satuan Polisi Pamong Praja sebagai anggota pada POKJA 5

yaitu Bandung Aman dan POKJA 24 yaitu Bandung TO WTP.

C. Telaahan Rencana Tata Ruang wilayah

dan KLH Strategis

Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman,

nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan

lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf

nasional. RTRWK berfungsi sebagai:

1. penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota;

serta

2. acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan

masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun

program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang

kota.

37

Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi:

1. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;

2. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;

3. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar

sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;

4. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

5. penataan ruang kawasan strategis kota.

Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud terdiri

atas:

1. kebijakan dan strategi struktur ruang;

2. kebijakan dan strategi pola ruang; dan

3. kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.

Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:

1. pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang

perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang

didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan

38

Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional; Revisi Rencana Strategis

Bappeda Kota Bandung 2009-2013 III-11

2. pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan

prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan

terkendali; dan

3. peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan

prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.

Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan

efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota

perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan

Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional meliputi:

1. mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan

wilayah Bandung Timur

2. membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh

1 (satu) SPK;

3. mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;

4. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai

skala pelayanannya; dan

5. menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan

fungsi dan kapasitas jaringan jalan.

39

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan

prasarana

transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali

meliputi:

1. membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan

masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;

2. mengawasi fungsi dan hirarki jalan;

3. meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan

pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta

menghilangkan gangguan sisi jalan;

4. memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang

terpadu;

5. menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-

pusat kegiatan;

6. mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun

terminal di batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan

dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan

7. mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem

transportasi kota.

40

Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung meliputi:

1. menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di

Kawasan Bandung Utara;

2. mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan

kota;

3. mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air

atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan

sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari

bahaya longsor dan erosi;

4. mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam

bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel

kereta api;

5. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi

izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang

terbuka hijau;

6. melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya

yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur,

bentuk, dan wujud arsitektural;

7. meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.

41

D. Penentuan Isu-Isu Strategis

a. Masih rendahnya ketaatan masyarakat terhadap K3. Pelanggaran pada

Penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan (Perda No. 11

Tahun 2005)

b. Maraknya minimarket bermasalah di Kota Bandung, tidak sesuai

dengan Penataan Pasar tradisional pusat perbelanjaan dan toko

modern (Perda No. 2 Tahun 2009)

c. Maraknya peredaran minuman beralkohol illegal. Sebagaimana telah

di atur dalam Perda yang berbunyi Pelarangan, pengawasan dan

pengendalian minuman beralkohol (Perda No. 11 Tahun 2010)

d. Maraknya café/resto illegal. perda yang mengatur Penyelenggaraan

kepariwisataan (Perda no. 07 Tahun 2012)

e. Semakin banyaknya reklame illegal. Perda yang mengatur

Penyelenggaraan reklame (Perda no. 4 Tahun 2012)

f. Meningkatnya jumlah PMKS di kota Bandung. Perda yang mengatur

Penyelenggaraan dan Penanganan Kesejahteraan Sosial (Perda No.24

Tahun 2012)

42

erencanaan stratejik merupakan proses yang berorientasi hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara

sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang

dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

A. Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan kemana organisasi pemerintah

harus dibawah dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap

eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi juga merupakan gambaran cita

dan citra yang ingin diwujudkan oleh segenap anggota organisasi. Bagi suatu

organisasi, Visi memiliki peran memberikan arah, menciptakan kesadaran

untuk mengendalikan dan mengawasi (sense of control), mendorong anggota

organisasi untuk menunjukan kinerja yang lebih baik (outperform),

menggalakan anggota organisasi untuk bersaing, menciptakan daya dorong

untuk perubahan dan mempersatukan anggota organisasi.

Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung :

P

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI

DAN KEBIJAKAN

43

“Terwujudnya Masyarakat Kota Bandung yang

Tentram, Tertib dan Taat Hukum”.

Dari pernyataan visi tersebut terdapat kata-kata kunci yang mengandung

makna :

1). Tentram adalah suatu tatanan yang sesuai dengan kaidah hukum, norma

agama, norma sosial dan peraturan perundang-undangan sehingga

terselenggara sendi-sendi kehidupan yang menjamin rasa aman dan

tenang di daerah.

2). Tertib adalah suatu keadaan kehidupan yang serba teratur dan tertata

dengan baik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna

mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tenteram lahir

dan bathin.

3). Taat Hukum adalah suatu bentuk kesadaran individu ataupun kolektif

yang memahami bahwa hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

terdapat ketentuan-ketentuan adanya hak, kewajiban serta larangan yang

harus dipatuhi bersama agar kehidupan menjadi teratur.

B. MISI

44

Misi organisasi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan

organisasi dalam rangka mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi ini

diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat

mengetahui dan mengenal keberadaan serta perannya.

Berdasarkan visi yang ditetapkan tersebut di atas, maka misi Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Bandung adalah :

“Meningkatkan penyelenggaraan dan pemeliharaan ketenteraman dan

ketertiban umum serta menumbuhkan kepatuhan hukum masyarakat”.

Rumusan misi tersebut mengandung makna bahwa agar terwujud

masyarakat kota yang tentram, tertib dan taat hukum, Grand Strategi yang

dibutuhkan yaitu adanya peningkatan upaya-upaya penyelenggaraan dan

pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta upaya menumbuhkan

kepatuhan masyarakat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku

tidak terkecuali peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan

walikota.

45

C. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Penetapan tujuan dan sasaran organisasi hendaknya memperhatikan

atau didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan (CSF) organisasi.

Selain itu, karena tujuan dimaksudkan untuk mempertajam fokus pelaksanaan

misi organisasi, maka tujuan organisasi harus dapat menunjukan kerangka

prioritas dalam memfokuskan arah semua sasaran, program dan aktivitas

pelaksanaan misi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dan sasaran dapat

dicapai sesuai rencana. Berikut ini tujuan dan sasaran strategis Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Bandung tahun 2013-2018 :

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Mantapnya ketenteraman dan ketertiban umum yang mengarah kepada kondisi kondusif sebagai kota unggul, nyaman dan sejahtera

Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum.

a. Cakupan penegakan perda

2 Terwujudnya ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat

Meningkatnya kenyaman dan keamanan lingkungan dalam masyarakat.

b. Jumlah Linmas terlatih

orang

𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎

𝐽𝑚𝑙 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑑𝑎 X 100%

47

D. Strategi dan Kebijakan

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Satuan Polisi

Pamong Praja merumuskan strategi yang merupakan rencana menyeluruh

dan terpadu. Berikut strategi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung tahun

2014-2018 :

1. Mengembangkan kemampuan satuan dan meningkatkan kerjasama

dengan instansi terkait serta stakeholders lainnya.

2. Mendorong dan memfasilitasi adanya partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan dan pemeliharaan ketentraman/ketertiban umum.

3. Meningkatkan penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota dan

keputusan walikota.

Kebijakan ditetapkan untuk mengarahkan program dan kegiatan

organisasi agar fokus terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang

sudah ditetapkan. Berikut ini kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Bandung tahun 2014-2018 :

1) Penyelenggaraan ataupun pemeliharaan ketertiban dan ketentraman

umum dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan atau dengan

melibatkan instansi terkait.

48

2) Meningkatkan upaya yang mengarah kepada peningkatan kesadaran

masyarakat dalam penyelenggaraan dan pemeliharaan

ketentraman/ketertiban umum.

3) Memberikan peringatan, teguran keras sampai dengan pengenaan sanksi

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilanggar.

49

ntuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan tersebut perlu

ditetapkan program-program dan kegiatan-kegiatan nyata sehingga

strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan. Berdasarkan strategi

dan kebijakan, selanjutnya ditetapkan sejumlah program prioritas yang akan

dilaksanakan sesuai dengan peran dan fungsi Satuan Polisi pamong Praja Kota

Bandung sebagai upaya untuk mewujudkan visi organisasi melalui perwujudan

sasaran-sasaran misi yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang telah diuraikan

sebelumnya program tersebut dimaksudkan pula sebagai program kerja dan

rencana kerja yang akan datang sebagai pedoman operasional. Beberapa

program prioritas tersebut adalah sebagai berikut

U

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

50

A. Program dan Kegiatan

Berikut ini program-program Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung tahun

2014-2018 :

1. Program Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban masayarakat

dan Pencegahan Tindak Kriminal

1.1. Kerjasama Pengembangan kemampuan aparat polisi pamong

Praja denga TNI/POLRI dan kejaksaan.

Kegiatan tersebut bersifat rutin dan wajib dilaksanakan dalam

kerangka koordinasi dengan instansi penegak hukum seperti

TNI, POLRI dan Kejaksaan. Untuk Tahun 2014 kerjasama ini

tetap dilakukan namun dengan 4 lembaga yakni TNI, POLRI, dan

Kejaksaan serta dinas-dinas terkait.

2. Program Penegakan Ketentraman dan Ketertiban Umum

2.1. Kegiatan Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban

Kegiatan ini merupakan tugas pokok dan fungsi dalam

menciptakan situasi wilayah Kota terbebas dari gangguan

ketentraman dan Ketertiban, kegiatan ini di laksanakan dalam

bentuk penjagaan, pencegahan, dan penegakan beberapa

51

titik/simpul–simpul kota yang sering terjadi anacaman

gangguan trantib, seperti pusat-pusat perekonomian kota,

tempat tempat hiburan, tempat/ruang publik, pusat kegiatan

pemerintahan (kantor-kantor), tahun 2014 akan dilaksanakan

di 30 wilayah kecamatan dalam 1 tahun.

2.2. Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Kegiatan tersebut berupa pembinaan dan evaluasi pelaksanaan

terhadap unsur Kewilayahan dan masyarakat dalam

implementasi pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum

serta perwujudan K-3 di wilayahnya kecamatan. Tahun 2014,

kegiatan ini ditargetkan dalam kerangka peran serta dan

partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman dan

ketertiban lingkungan. Selain itu, akan dilaksanakan juga

pelatihan/pembekalan kepada petugas/masyarakat

pemahaman perda-perda ketentraman ketertiban/ K3.

3. Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota

3.1 Operasi Penertiban Perda dan Perwal

Kegiatan tersebut merupakan rutin dan wajib dilaksanakan setiap

tahunnya. Hal ini mengingat pelanggaran terhadap Perda, Perwal,

dan Kepwal masih terus berlangsung. Selain itu meskipun operasi

52

penegakan terus dilakukan setiap tahunnya para pelanggar relatif

tidak menunjukan kejeraan.

Untuk tahun 2014 kegiatan ini dilaksanakan pada kawasan se-Kota

Bandung termasuk di dalamnya atas usulan beberapa kecamatan.

3.2 Pelaksanaan Yustisi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan

Walikota berupa Razia tempat-tempat Prostitusi/Operasi PSK

jalanan, Anak Jalanan (Anjal), Gelandangan dan Pengemis

(Gepeng), dan Operasi Kependudukan di Wilayah Kota Bandung.

3.3 Sosialisasi/penyuluhan peraturan daerah dan peraturan walikota

ketentraman ketertiban. Tahun 2014 kegiatan sosialisasi Perda

tersebut akan diberikan kepada tokoh dan warga masyarakat Kota

Bandung.

3.4 Penertiban reklame illegal

4. Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

4.1 Pembentukan Satuan Keamanan Lingkungan di Masyarakat

5. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

5.1. Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan

lingkungan

53

5.2. Pengendalian keamanan lingkungan

5.3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

6. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

6.1. Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan

Minuman Keras dan Narkoba

6.2. Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Berkembangnya Praktek

Prostitusi

6.3. Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Praktek Perjudian

54

7. Program pendukung , meliputi 6 Program, seperti :

7.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

7.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana aparatur

7.3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

7.4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

7.5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

7.6. Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaran Pemilihan

Umum

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PROGRAM WAJIB

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

TAHUN 2013-2018

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

KODE REKENNG

PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

DATA CAPAIAN PADA AWAL

TAHUN PERENCANAAN

PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KERJA PADA AKHIR

PERIODE RENSTRA

KET THN. 2014 THN. 2015 THN. 2016 THN. 2017 THN. 2018

TARGET RP TARGET RP TARGET RP TARGET RP TARGET RP

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Mantapnya ketenteraman dan ketertiban kota yang mengarah kepada kondisi kondusif sebagai kota yang unggul, nyaman dan sejahtera

Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban di masyarakat kota bandung

Cakupan Penegakan perda

1.19.1.19.02.16 1

Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal

jumlah operasi gabungan

n/a 200 kali 750.000.000 220 kali 825.000.000 250 kali 907.500.000 250 kali 998.250.000 270 kali 1.098.075.000 270 kali

1.19.1.19.02.16.03 a

Kerjasama penyelenggaraan pemeliharaan dan penegakan perda/perwal di Kota Bandung (TNI,POLRI,KEJAKSAAN)

Sinergitas antara aparatur satpol pp dengan TNI, POLRI, Kejaksaan dan Pengadilan dalam pelaksanaan pemeliharaan trantibum

4 instansi/200 Org/Thn

4 instansi/200

Org/Thn 750.000.000

4 instansi/200

Org/Thn 825.000.000

4 instansi/200

Org/Thn 907.500.000

4 instansi/200

Org/Thn 998.250.000

4 instansi/200

Org/Thn 1.098.075.000

4 instansi/200

Org/Thn

1.19.1.19.02.23 2 Program Penegakan Ketentraman dan Ketertiban Umum

cakupan penanganan gangguan trantibum

n/a 100% 7.738.820.000 100% 8.512.702.000 100% 9.363.972.200 100% 10.300.369.420 100% 11.330.406.362 100%

1.19.1.19.02.23.01 a Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum

Peningkatan kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di wilayah kota bandung

110 kali 110 kali 1.423.700.000 110 kali 1.566.070.000 120 kali 1.722.677.000 120 kali 1.894.944.700 130 kali 2.084.439.170 130 kali

1.19.1.19.02.23.02 b Peningkatan partisipasi masyarakat

Terlaksananya kegiatan partisipasi masyarakat terhadap K3

360 orang 360 orang 6.315.120.000 360 orang 6.946.632.000 360 orang 7.641.295.200 360 orang 8.405.424.720 360 orang 9.245.967.192 360 orang

1.19.1.19.02.24 3

Penegakan Perda, Perwal dan Kepwal

cakupan penegakan perda

n/a 70% 14.259.000.000 75% 15.684.900.000 80% 16.408.749.500 85% 18.049.624.450 90% 19.854.586.895 90%

1.19.1.19.02.24.01 a

Sosialisasi/penyuluhan peraturan daerah dan peraturan walikota ketentraman ketertiban

Terlaksananya sosialisasi/ penyuluhan peraturan daerah dan peraturan walikota trantibum

5 kali 5 kali 263.400.000 5 kali 289.740.000 6 kali 318.714.000 6 kali 350.585.400 7 kali 385.643.940 7 kali

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1.19.1.19.02.24.02 b Operasi penertiban peraturan daerah dan peraturan walikota

Terlaksananya operasi penertiban pedagang kaki lima, terlaksananya operasi penertiban bangunan, terlaksananya operasi perizinan tempat usaha, terlaksananya operasi penertiban minuman beralkohol, terlaksananya operasi penertiban anjal dan gepeng, terlaksananya kegiatan tim satgasus penataan dan pembinaan PKL

240 kali 240 kali 11.116.750.000 240 kali 12.228.425.000 250 kali 12.100.000.000 250 kali 13.310.000.000 260 kali 14.641.000.000 260 kali

1.19.1.19.02.24.03 c

Pelaksanaan yustisi penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota

Terlaksananya pelaksanaan yustisi kependudukan (razia KTP) dan prostitusi (razia PSK)

8 kali 8 kali 297.550.000 8 kali 327.305.000 8 kali 360.035.500 8 kali 396.039.050 8 kali 435.642.955 8 kali

1.19.1.19.02.24.06 e Penertiban reklame ilegal

Terlaksananya operasi penertiban reklame ilegal di kota bandung

1000 titik 1000 titik 2.581.300.000 1000 titik 2.839.430.000 1000 titik 3.630.000.000 1000 titik 3.993.000.000 1000 titik 4.392.300.000 1000 titik

1.19.20 4

Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

tingkat pemahaman masyarakat terhadap pekat

n/a 60% 569.400.000 65% 626.340.000 65% 688.974.000 70% 757.871.400 70% 833.658.540 70%

1.19.1.19.02.01.20.01 a

Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan Minuman Keras dan Narkoba

Terlaksananya Penyuluhan Pencegahan/Penggunaan Minuman Keras dan narkoba

n/a 5 kali 189.800.000 5 kali 208.780.000 6 kali 229.658.000 6 kali 252.623.800 7 kali 277.886.180 7 kali

1.19.1.19.02.01.20.02 b

Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Berkembangnya Praktek Prostitusi

Terlaksananya Penyuluhan Pencegahan Berkembangnya Praktek Prostutusi

n/a 5 kali 189.800.000 5 kali 208.780.000 6 kali 229.658.000 6 kali 252.623.800 7 kali 277.886.180 7 kali

1.19.1.19.02.01.20.06 c Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Praktek Perjudian

Terlaksananya Penyuluhan Pencegahan Praktek Perjudian

n/a 5 kali 189.800.000 5 kali 208.780.000 6 kali 229.658.000 6 kali 252.623.800 7 kali 277.886.180 7 kali

Terwujudnya ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat

Meningkatnya keamanan dan kenyaman lingkungan

Jumlah linmas terlatih 1.19.1.19.02.15 5

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

Jumlah Linmas per 10.000 Pendududk

44 45 12.601.437.500 45 13.861.581.250 45 15.247.739.375 45 16.772.513.313 45 18.449.764.644 45

1.19.1.19.02.15.01 a

Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan

Tercapainya kesiapan anggota linmas

181 kel/kec 181 kel/kec 12.401.200.000 181 kel/kec 13.641.320.000 181 kel/kec 15.005.452.000 181 kel/kec 16.505.997.200 181 kel/kec 18.156.596.920 181 kel/kec

1.19.1.19.02.15.05 b Pengendalian keamanan lingkungan

Tersedianya potensi dalam rangka pengendalian keamanan lingkungan melalui diklatsar linmas

60 Orang 60 Orang 103.437.500 100 Org/10

kel 113.781.250

100 Org/10 kel

125.159.375 100 Org/10

kel 137.675.313

100 Org/10 kel

151.442.844 100 Org/10

kel

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1.19.1.19.02.15.06 c Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Terdatanya rawan kamtibmas, rawan bencana dan potensi linmas di kelurahan/kecamatan se kota bandung

181 Org/kel 181 Org/kel 96.800.000 181 Org/kel 106.480.000 181 Org/kel 117.128.000 181 Org/kel 128.840.800 181 Org/kel 141.724.880 181 Org/kel

1.19.1.19.02.19 6

Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Jumlah linmas terlatih n/a 120 orang 206.875.000 550 orang 227.562.500 580 orang 250.318.750 600 orang 275.350.625 650 orang 302.885.688 650 orang

1.19.1.19.02.19.01 Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat

Tersedianya potensi linmas dalam rangka pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat

120 orang 120 orang 206.875.000 550 orang 227.562.500 580 orang 250.318.750 600 orang 275.350.625 650 orang 302.885.688 650 orang

36.125.532.500 39.738.085.750 42.867.253.825 47.153.979.208 51.869.377.129

Disusun

Bandung, 2014

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KOTA BANDUNG

E.A. FERDI LIGASWARA, SH. MH

Pembina TK. I

NIP. 19600223 198703 1 003

58

Merujuk dari Misi RPJMD 2013-2018 bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

mengemban Misi 2 RPJMD 2013-2018, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

menetapkan indicator kinerja utama dakam Resntra 2013-2018, yaitu :

Misi 2 : menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani.

Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat dan aparat terhadap hukum dan HAM

Sasaran : Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum

Indikator kinerja dlm RPJMD

:

Cakupan Penegakan Perda

Indikator kinerja dlm Renstra

: a. Cakupan penegakan perda b. Jumlah Linmas terlatih

Program pendukung

: a. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak criminal

b. Penegakan ketentraman dan ketertiban umum c. Penegakan perda, perwal dan kepwal d. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat

(Pekat) e. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan f. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban

dan keamanan

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RENSTRA

Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran Renstra

NO INDIKATOR SATUAN

KONDISI KINERJA PD

AWAL PERIODE RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

KONDISI KINERJA

PADA AKHIR

PERIODE RPJMD

2014 2014 2015 2016 2017 2018

1

Cakupan Penegakan Perda

% 70 70 75 80 85 90 90

2 Jumlah Linmas terlatih Orang 200 200 500 500 550 600 600

Bandung, 2014

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KOTA BANDUNG

H. E.A. FERDI LIGASWARA, SH, MH.

Pembina Tk I

NIP. 19600223 298703 01 003

𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑑𝑎

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑑𝑎 X 100%

PROGRAM KEGIATAN SKPD TAHUN 2014-2018

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM / KEGIATAN

1 Mantapnya ketenteraman dan ketertiban umum yang mengarah kepada kondisi kondusif sebagai kota unggul, nyaman dan sejahtera

Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum.

Cakupan penegakan perda

1. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak criminal

a) Kerjasama penyelenggaraan pemeliharaan dan penegakan perda/perwal di Kota Bandung (TNI,POLRI,KEJAKSAAN)

2. Penegakan ketentraman dan ketertiban umum

a) Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum

b) Peningkatan partisipasi masyarakat

3. Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota

a) Sosialisasi/penyuluhan Perda dan Perwal ketentraman dan ketertiban

b) Operasi penertiban Perda dan Perwal

c) Pelaksanaan Yustisi Penegakan Perda dan Perwal

d) Penertiban reklame illegal

4. Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

a) Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Pengguanaan Minuman Keras dan Narkoba

b) Kegiatan Penyuluhan Pencegahan berkembangnya

Praktek Prostitusi

c) Kegiatan Penyuluhan Pencegahan berkembangnya Praktek Perjudian

2 Terwujudnya ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat

Meningkatnya kenyaman dan keamanan lingkungan dalam masyarakat.

Jumlah Linmas terlatih 5. Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

a) Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat

6. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

a) Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan

b) Pengendalian keamanan lingkungan

c) Monitoring, Evaluasi dan pelaporan

Bandung, 2014

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KOTA BANDUNG

H. E.A. FERDI LIGASWARA, SH, MH.

Pembina Tk I

NIP. 19600223 298703 01 003

62

okumen Rencana Stratejik (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

tahun 2013-2018 disusun berpedoman pada Undang-Undang No. 25 tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Surat Kepala Bappeda Kota

Bandung tahun 2013. Sedangkan proses perumusan Renstra sendiri telah mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2013-2018 dan

memperhatikan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi dan diperhitungkan akan

berpengaruh terhadap upaya-upaya mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum,

penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota.

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung tahun 2013-2018 ini memuat visi, misi,

tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program serta kegiatan-kegiatan indikatif kurun

waktu lima tahun mendatang (2013-2018). Sasaran, program dan kegiatan-kegiatan indikatif

tersebut nantinya akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu rencana kinerja tahunan.

Renstra ini merupakan langkah awal dalam rangka pengukuran kinerja dan pelaporan

akuntabilitas kinerja satuan.

Implementasi dari dokumen ini memerlukan komitmen bersama dari seluruh pihak baik

D

BAB VI

P E N U T U P

63

anggota organisasi maupun pihak-pihak lain yang terkait. Upaya maksimal dari seluruh

potensi sumber daya organisasi dan pihak-pihak terkait sangat diharapkan, sehingga pada

gilirannya akan terwujud visi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung khususnya dan

Pemerintah Kota Bandung pada umumnya.

64

NO INDIKATOR

KONDISI KINERJA

PD AWAL

PERIODE RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

KONDISI KINERJA

PADA AKHIR

PERIODE RPJMD

2014 2014 2015 2016 2017 2018

1

Rasio jumlah Polisi pamong Praja per 10.000 penduduk

1.65 1.65 2 2.3 2.5 2.7 2.7

2

Cakupan patroli petugas Satpol PP

1.5 1.5 1.7 1.8 1.9 2 2

3

Cakupan Penegakan Perda

70% 70% 75% 80% 85% 90% 90%

4

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3

83% 83% 86% 90% 93% 95% 95%

NO INDIKATOR KONDISI KINERJA

PD TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

KONDISI KINERJA

PADA

𝐽𝑚𝑙 𝑃𝑜𝑙𝑝 𝑃𝑃

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 X 10,000

𝐽𝑚𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑝𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖 ∗3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖 𝑑𝑙𝑚 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑑𝑎

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑑𝑎 X 100%

𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾3

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾3 X 100%

AWAL PERIODE RPJMD

AKHIR PERIODE RPJMD

2014 2014 2015 2016 2017 2018

5

Petugas Perlindungan masyarakat di Kota bandung (per jml pddk)

0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45

6

Jumlah Linmas per 10.000 Pendududk

45 45 45 45 45 45 45

𝐽𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑚𝑎𝑠

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 X 100%

𝐽𝑚𝑙 𝐿𝑖𝑛𝑚𝑎𝑠

𝑗𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 X 10,000