bab i pendahuluan a. latar belakang...

101
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 15 Agustus 2005, bangsa Indonesia khususnya umat islam dikagetkan oleh suatu peristiwa yang memilukan sekaligus memalukan yang berdimensi agama. Adalah peristiwa penyerangan dan pengepungan kampus Al– Mubarok di parung Bogor. Sebuah tempat yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan tinggi (Universitas ) dan kantor pusat milik salah satu organisasi Islam Ahmadiyah. Sekitar pukul 13.30 WIB, setelah shalat Jum’at, sekelompok orang yang berjumlah sekitar 1500 orang mengepung dan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor tersebut. 1 Aliansi yang merupakan gabungan dari berbagai elemen berbagai gerakan, Majlis pengajian, dan Organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Islam Lurus atau Gerakan Pemurnian Akidah yang memiliki visi ingin mengajak umat islam kepada garis yang telah ditentukan syariat dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. 2 Ada satu tugas besar bagi Ahmadiyah yang seharusnya segera merespon, mengklarifikasi yang secara serius, dan pro aktif untuk memberikan jawaban yang dapat menjelaskan kepada publik mengenai gerakannya sehingga pemahaman dan arah gerakannya dapat difahami oleh khalayak publik. 1 . Fajar Kurniawan,Teologi Kenabian Ahmadiyah, ( Jakarta; RMBooks,2006) hal.1 2 . Berita ini diambil dalam www.detik.com . Detiknews tanggal 15 juli 2005. 1

Upload: nguyenduong

Post on 13-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 15 Agustus 2005, bangsa Indonesia khususnya umat islam

dikagetkan oleh suatu peristiwa yang memilukan sekaligus memalukan yang

berdimensi agama. Adalah peristiwa penyerangan dan pengepungan kampus Al–

Mubarok di parung Bogor. Sebuah tempat yang berfungsi sebagai lembaga

pendidikan tinggi (Universitas ) dan kantor pusat milik salah satu organisasi

Islam Ahmadiyah. Sekitar pukul 13.30 WIB, setelah shalat Jum’at, sekelompok

orang yang berjumlah sekitar 1500 orang mengepung dan melakukan aksi

demonstrasi di depan kantor tersebut.1 Aliansi yang merupakan gabungan dari

berbagai elemen berbagai gerakan, Majlis pengajian, dan Organisasi

kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Islam Lurus atau Gerakan

Pemurnian Akidah yang memiliki visi ingin mengajak umat islam kepada garis

yang telah ditentukan syariat dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.2

Ada satu tugas besar bagi Ahmadiyah yang seharusnya segera merespon,

mengklarifikasi yang secara serius, dan pro aktif untuk memberikan jawaban

yang dapat menjelaskan kepada publik mengenai gerakannya sehingga

pemahaman dan arah gerakannya dapat difahami oleh khalayak publik.

1. Fajar Kurniawan,Teologi Kenabian Ahmadiyah, ( Jakarta; RMBooks,2006) hal.1 2. Berita ini diambil dalam www.detik.com. Detiknews tanggal 15 juli 2005.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

2

Sebenarnya beberapa upaya telah dilakukan oleh Ahmadiyah untuk menjawab

pertanyaan tersebut. Banyak buku-buku, buletin, majalah dan media lain yang

diterbitkan sebagai jawaban atas berbagai kritikan dan pertanyaan, baik yang

ditulis oleh Ahmadiyah atau buku yang ditulis oleh para Ilmuwan. Ada beberapa

pokok jawaban yang disampaikan Ahmadiyah kepada publik yang selama ini

dipertanyakan.3

Pertama Ahmadiyah sebenarnya sama seperti umat islam yang lain

dalam hal rukun islam dan rukun iman. Semua ajaran Ahmadiyah didasarkan

kepada Al-Quran dan Al-hadist Rasulullah SAW. Namun demikian, ada

beberapa hal yang menarik untuk dikaji secara lebih mendalam, yaitu Aplikasi

pemahaman terhadap Al-Quran dan Al-Hadist yang dilakukan Ahmadiyah yang

kemudian menjadi paradigma teologis doktriner bagi jemaahnya. Hasil yang

sangat berbeda dengan mainstream umat islam selama ini, khusunya Ahlus-

sunnah wal jama’ah, termasuk dalam konteks keindonesiaan.4

Kedua, Ahmadiyah mempunyai pandanagan yang berbeda dengan umat

islam pada umumnya, khususnya pada ranah teologis. Beberapa perbedaan

tersebut antara lain terletak pada kewafatan Nabi Isa as, Pintu kenabian belum

tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat khotaman Nabiyyin dan Mirzam

Gulaman Ahmad sebagai imam mahdi dan masih mau tiga permasalahan penting

3 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,(Yogyakarta:LKIS,2006) Hal.20-

40 4 Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qodiyaniyah sebuah kajian Analitis,(Jakarta ; Balai

Pengembangan Agama, 2008)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

3

ini sebenarnya berangkat dari keyakinan atau basis akidah Ahmadiyah yang

menjadi kesatuan dan paralel dengan teologi paradigmatis doktoriner yang

lainnya, yaitu syariat jihad, wahyu, sistem kholifah dan konsep kenabian dalam

pandangan Ahmadiyah yang juga banyak berbeda dengan umat islam pada

umumnya. Ketigat tadzkiroh secara umum umat islam khususnya yang di

indonesia selama ini menganggap tadzkiroh sebagai kitab suci bagi Ahmadiyah. 5

Dewasa ini umat muslim di Indonesia digemparkan dengan

bermunculannya berbagai aliran keagamaan yang di cap “sesat” oleh sebagaian

kelompok lain. Dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia dalam Rakernas tanggal 6

November 2007, mengeluarkan fatwa tentang Kriteria Aliran Sesat yaitu :

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman dan rukun Islam

2. Meyakini dan atau mengakui aqidah yang tidak sesuai dengan dalil

syari’at (al-Quran dan al-Sunnah)

3. Meyakini adanya wahyu pasca al Quran

4. Mengingkari otensitas al-Quran

5. Melakukan penafsiran al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Menghina, melecehkan atau merendahkan para Nabi dan Rasul

8. Mengingkari Nabi Muhamad Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir

9. Merubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang

telah ditetapkan oleh syari’ah, seperti shalat, haji dan sebagainya. 5 Ibit, Fajar Kurniawan,hal 6-7

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

4

10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i, seperti

mengkafirkan muslim hanya bukan bagian dari kelompoknya.6

Dalam fatwa tersebut dinyatakan tentang kriteria bagaimana kelompok

atau aliran tersebut di nilai sesat, diantaranya mengingkari rukun iman yang telah

disepakati oleh umat Islam, mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan syari’at

Islam, mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syara dan masih banyak lagi.

MUI menyatakan bahwa Ahmadiyah misalnya dikatakan sebagai

penodaan terhadap agama Islam, hal ini dikarenakan bahwa dalam salah satu

doktrin ahmadiyah terdapat penyimpangan seperti pengakuan atas kerasulan

Mirza Ghulam Ahmad ini termasuk bagian dari penodaan terhadap agama Islam,

karena di dalam keyakinan Ahli Sunnah wal Jammah Nabi Muhammad sebagai

Nabi terakhir dan tidak ada lagi Nabi sesudahnya.

Akan tetapi komunitas Jemaah Ahmadiyah tidak sertamerta, dalam

mengklaim kenabian Mirza Ghulam, mereka tentunya melalui proses penafsiran

terhadap al-Quran, kalaupun dalam penafsirannya itu keliru, akan tetapi bukan

kapasitas kita untuk memaksakan pendapat kita agar diadopsi oleh mereka,

dengan kata lain hendak untuk menyeragamkan penafsiran.7

Disinilah penulis melihat bahwa perlunya perbandingan pemahaman

Ahmadiyah dengan aliran-aliran terutama Ahli Sunnah Wal Jama’ah seperti

halnya dalam teologis yaitu adanya perbedaannya penafsiran dan pemahaman

6 MUI Pusat, MUI Mengawal Aqidah Umat tentang Aliran Sesat, Jakarta, 2007. Hal.2 7 Www.Detik.com, Mengenai masalah Ahmadiyah dari Pandangan HAM. 2005

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

5

tentang kenabian begitu juga dalam fiqih ada juga perbedaana baik dalam segi

praktek ibadah maupun bacaan, mulai dari shalat, wuhdu, tharah dan lain-lain.

Dalam hal ini apakah dikalangan Ahmadiyah baik itu shalat, wuhdu dan tharah

mempunyai rukun dan syarat sebagaimana telah dijelaskan di kalangan Ahli

Sunnah Waljama’ah. Maka berangkat dari sini, Penulis tertarik untuk melakukan

penelitian,kajian dan analisis dengan mengangkat judul “PERBANDINGAN

ANTARA ALIRAN AHMADIYAH DENGAN AHLI SUNNAH WAL-

JAMA’AH DARI SEGI TEOLOGI DAN FIQIH (Study Kasus Ahmadiyah di

Masjid Al-Hidayah Kebayoran Lama)”

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Setelah melihat uraian (latar belakang masalah) di atas, selanjutnya penulis

mencoba merumuskan beberapa masalah sebagai upaya memudahkan pemahaman

yang lebih komprehensif.

Adapun rumusan masalahnya diformulasikan dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana Perbandingan aliran Ahmadiyah dengan ahli Sunnah wal

Jamaah dalam fiqih dan teologis?

2. Apa saja dalam kegiatan jamaah Ahmadiyah, baik itu aktifitas sehari-

hari maupun pratek ibadah, khususnya Ahmadiyah di Masjid Al-

hidayah Kebayoran lama?

3. Bagaimana tanggapan MUI Bogor menggenai aliran Ahmadiyah?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

6

4. Menganalisis dalil-dalil yang digunakan Ahmadiyah dengan dalil

menurut Ahli sunnah Wal jamaah yaitu di wakili PBNU ?

5. bagaiman perbedaan penasiran yang digunakan Jamaah Ahmadiyah

dengan dalil yang digunakan Ahli Sunnah?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fakta sejarah Ahmadiyah

sebagai gerakan keagamaan di Indonesia, dan juga kronoogis factor-faktor

timbulnya airan sesat Ahmadiyah di Parung Bogor.

Hasil dari penelitian ini diharapkan diantaranya:

1. Dapat menjadi sumber yang relative, konfrehensip dan ukuran tentang

Ahmadiyah khususnya di kampus al-Mubarok Bogor.

2. Dapat mengungakap fakta-fakta sejarah baru mengenai dinamika gerakan

keagamaan dan pemikiran.

3. Dapat dipergunakan sebagai penyempurnaan terhadap penelitian sejenis yang

telah dilakukan sebelum dan dapat dijadikan modal penelitian sejenis

baik dalam masalah yang sama maupun berbeda.

Dalam kegunna penelitian dibagi dua:

1. kegunaan Terapan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

7

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan solusi, pemecahan masalah

yang terjadi di masyarakat dan di kalangan ilmuan dalam menetapkan kreteria

aliran sesat yang sebagaimana ditetapkan MUI.

2. Kegunaan Ilmiah

Sekripsi ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran yang berarti

bagi kajian Islam secara teoritis, khususunya dalam masalah Perbandingan

aliran Ahmadiyah dengan Ahli Sunnah Wal-Jama’ah dan bisa menafsirkan

Al-qur’an dan Sunah dalam menganalisanya dalam kodivikasi terhadap

perkembangan aliran. 8

D. Kerangka Tiori

Dasar Hukum yang Digunakan Berkaitan dengan masalah kriteria Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dalam menetapkan suatu fatwa didasarkan pada al-

Quran, as-Sunnah, Ijmas, dan Qiyas. Karena keempat hal tersebut merupakan

sumber hukum syara’ yang disepakati oleh jumhur Ulama. Sedangkan yang

lainnya seperti Ihtisan, Sadz al-Dzari’ah dan sebagainya masih dalam tataran

khilafiyah (diperselisihkan) oleh jumhur ulama. Meskipun demikian. Dalam

pendekatan manhajaliran sesat, MUI menetapkan hukumnya berlandaskan al-

Quran dan as-Sunnah. Dalil yang digunakan MUI adalah sebagai berikut :

8Skripsi berjudul SIKAP POLITIK FUNGSIONARIS PARTAI BULAN BINTANG

TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA, di sesun oleh Fauzi Rahman NIM : 1040405201500, Konsentrasi Ketatanegaraan Islam Program Study Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 M /1430 H.hal.7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

8

1. Al-Quran pada Al-Ahzab ayat 40 :

⌧ ☺

⌧ ⌧ ☺

)40 : 33 / األحزاب(“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara

kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah

Maha mengetahui segala sesuatu”9

Sedangkan hadist Nabi saw yang digunakan MUI adalah sebagai

berikut :

)البخري رواه (بعدي نبي ال : وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول قال

“Rasulullah bersabda : Tidak ada Nabi sesudahku” (HR. Bukhari)

نبي وال بعدي رسول فال انقطعت قد والنبوة ةالرسال ان : وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول قال

)الترمذي رواه(

“Rasulullah bersabda : Kerasulan dan Kenabian telah terputus, karena itu

tidak ada rasul dan nabi sesudahku.” (HR. Turmudzi)10

Dasar yang berkaitan dengan Akidah atau Teologis, Ibadah dan Fiqih

Pertama, kesesatan yang berkaitan dengan Akidah atau Teologis, dalam

hal ini banyak ayat Al-Quran yang mengungkapkan tetang penyimpangan dan

kesesatan yang berhubungan dengan akidah. Ini merupakan penjelasan dari

kalangan Ahli Sunnah. Salah satu ayat yang berkaitan dengan hal ini terdapat

dalam surat Al-Nisa ayat 136 yang berbunyi sebagai berikut :

9 Dukumen MUI tentang Ahamadiyah.2007 Hal. 4

10 Ibit Dukumen MUI.2007, hal 13

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

9

)136 : 4 / النساء ( ⌧

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab

yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,

Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

Ayat ini menegaskan kepada kita untuk tetap beriman dan teguh dalam

keimanan tersebut. Orang mukmin diperintahkan untuk tetap beriman kepada

Allah, Rasul, kitabullah. Kemudian Allah melarang orang beriman untuk berbuat

kekafiran dengan menegaskan bahwa siapa yang kufur terhadap Allah, para

malaikat, kitabullah dan rasul-rasul-Nya dan hari kiamat berarti mereka telah

berada dalam kesesatan yang jauh.11

Kedua, kesesatan yang berkaitan dengan ibadah dan Fiqih merupakan

kesesatan yang berkenaan dengan manifestasi kepercayaan seseorang. Beberapa

ayat Al-Quran dikemukakan di sini telah mensinyalir kesesatan tersebut.12

11 Aibdi Rahmat, Kesesatan dalam Persepektif al- Qur’an, Kajian Tematik terhadap

Istilah “Dalal” dalam al- Qur’an, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.1997.hal.119 12 Zurinal, Fiqih: Lembaga Penelitian UIN Jakarta , Jakarta, 2008.hal.4-9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

10

Pada tahun 1901, Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya sebagai Nabi

dan Rasul, hal ini dapat dilihat dalam karya-karyanya juga tulisannya diberbagi

media massa. Diantaranya adalah :

Mirza Ghulam Ahmad dalam Daafi’ Al-Bala’ :

قاديان في رسوله أرسل الذي الحق له الإ هو

“Dan Dia-lah Tuhan yang haq yang telah mengutus rasul-Nya di Qodiyan”

Mirza Ghulam Ahmad dalam Haqiqat Al-Wahyi :

نبيا وسمانى أرسلنى أنه بيده نفسى والذى

“Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya Dia telah

mengutusku dan menyebutku sebagai Nabi”

Mirza Ghulam Ahmad dalam Nuzul Al-Masih :

والنبوة المحمدية للصورة آامل انكاس فيها مرأة الكاملة الظلية عتبار با أنبى اى , نبي و رسول انا

المحمدية

“Saya adalah Nabi dan Rasul, artinya saya bayangan yang sempurna,

sebagaimana kaca yang menampakan gambaran yang sempurna, dari

Muhammad dan kenabian Muhammad”

Mirza Ghulam Ahmad dalam koran Akhbar ‘Am tanggal 26 Mei 1908:

العقيده هذه على أنا جحوده لى يمكن فكيف نبيا اهللا سمانى وإذ ,أثما أآون جحدته ولو اهللا حكم حسب نبي أنا

االدنيا هذه من أرحل

“Saya adalah seorang Nabi sebagaimana telah ditetapkan Allah, sekiranya

saya menolaknya saya akan berdosa. Jika Allah menyebutku Nabi maka

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

11

bagaimana mungkin aku menolaknya. Dan saya akan tetap meyakini hingga saya

meninggal dunia” 13(MUI, 2007: 21-23)

Hampir semua tulisan karya Mirza Ghulam Ahmad dipenuhi oleh

pengakuan-pengakuannya sebagai Al-Mahdi, Al-Masih dan Nabi. Selain itu,

karyaa-karyanya dipenuhi oleh kutipan Al-Quran dengan tambahan teks tertentu

yang diakuinya sebagai wahyu dari Allah.

Dalam kasus kesesatan Ahmadiyah ini oleh salah seorang Peneliti LPPI,

Hartono Ahmad Jaiz disebutkan bahwa dalam kitab Tadzkirah konon

menjadi pegangan utama pengikut Ahmadiyah-- banyak selewengkan

ayat-ayat Al-Qurán. Berdasarkan bukti-bukti ajaran Mirza Ghulam Ahmad,

sebagaimana tertuang dalam berbagai tulisannya, maka dapat disimpulkan bahwa

ajaran yang di bawa oleh Mirza Ghulam Ahmad adalah sesat.14

E. Langkah-langkah Penelitian

Untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat di pertanggungjawabkan

secara ilmiah maka dalam penelitian ini, penulis mengambil langkah-langkah

penelitian sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Metode penilitian adalah gambaran bagaimana penelitian itu akan

ditempuh atau dilaksanakan . Metode yang digunakan dalam penelitian ini

13. Artikel MUI, 2007: 21-23

14. Hartono Ahmad Jaiz, Peneliti LPPI,1999. Hal 42

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

12

adalah metode penelitian content analysis atau analisis isi karena penelitian

ini meneliti atau mencari data dari buku-buku, teks al-Qur’an, al-Hadits,

Artikel, serta hasil wawancara dari Aliran Ahmadiyah, MUI dan PBNU.

2. Jenis Data

Jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

datanya diperoleh dari wawancara dan literatur, adapun data yang dihimpun

adalah :

a. Data tentang kegiatan jejak Ahmadiyah masa lalu

b. Data tentang kajian MUI Bogor

c. Data dari Aliran Ahmadiyah di Masjid Al-Hidayah Kebayoran Lama.

d. Data dari PBNU

3. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini terbagi kedalam dua bagian:

a. Sumber Data Primer

Kitab Taskiroh dan Data kajian MUI Bogor.

b. Sumber Data Sekunder

Sedangkan sumber data sekundernya adalah kitab-kitab atau buku-

buku tulisan Ahmadiyah maupun karangan diluar Ahmadiyah, skripsi

yang mendukung dalam pembahasan ini termasuk artikel, makalah,

majalah, tabloid serta berita harian yang memuat tentang masalah aliran

sesat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

13

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan oleh penulis dengan salah satu anggota

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia yakni K.H, KhaerulYunus (MUI

Bogor) dan Dr.H, Cholil Nafis Lc, M.A. (PBNU) sebagai penjelas. Dan

Tokoh Ahmadiyah sebagai pelaku aliran.

b. Studi literatur (literature review)

Dengan teknik ini, penulis mencari data tentang konsep ajaran

Ahmadiyah kemudian di bandingkan dengan pendapat-pendapat Ahli

sunnah , menurut MUI, dan PBNU menggunakan metode literatur atau

kepustakaan, berupa buku-buku yang diberikan MUI dan PBNU sebagai

acuan serta buku-buku, artikel, tabloid dan sebagainya yang berkaitan.

5. Analisis Data

Dalam penelitan kualitatif, analisis data yang digunakan adalah secara

Induktif. Proses data dimulai dengan penyeleksian data yang telah

dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan menurut katagori tertentu. Tahap

kedua, hasil pengklaifikasian tersebut dihubungkan dengan teks suci sebagai

rujukan utama aspek metodologi dalam memahami teks tersebut.

Adapun langkah-langkah oprasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan hasil-hasil peneliatian dalam bentuk kronologis.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

14

2. Dari data yang sudah tersusun, kemudian diklasifikaskan untuk dijadikan

sebagai dasar pijakan dalam menyelesaikan dan pemberian jawaban atas

persoalan yang diteliti, yakni sebab timbulnya aliran sesat baik dari segi

pilitik, ekonmi, budaya dan dipengaruhi oleh kurangnya ilmu pengehuan.

3. Interpretasi data, yaitu mengumpulkan seluruh data yang diperoleh baik

dari data primer maupun data sekunder.

4. Menarik kesimpulan terhadap persoalan yang sedang penulis teliti.

F. Review Study Terdahulu

Sebagai study review terdahulu saya mengambil dari skripsi- skripsi yang

relevan dengan judul saya, yang pertama yang berjudul SIKAP POLITIK

FUNGSIONARIS PARTAI BULAN BINTANG TENTANG KEBEBASAN

BERAGAMA ( Kasus Pelarangan Penyebaran Ahmadiyah) di sesun oleh Fauzi

Rahman NIM : 1040405201500, Konsentrasi Ketatanegaraan Islam Program

Study Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2009 M /1430 H. Diantara Pembahasannya :

a. bagaimana pandangan Fungsionaris Partai Bulan Bintang terhadap

kebebasan beragama.

b. Pandangan Fungsionaris Partai Bulan Bintang terhadap SKB3 Menteri bagi

penganut ajaran Ahmadiyah.

c. Pandangan Fungsionaris Partai Bulan Bintang tentang paham Ahmadiyah.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

15

d. Kosep yangh ditawarkan Fungsionaris Partai Bulan Bintang atas persoalan

eksisfensi ajaran Ahmadiyah di Indonesia

Kedua saya mengambil judul skripsi METODE IJTIHAD MAJELIS

ULAMA INDONESIA MENETAPKAN FATWA ( Study Kasus Terhadap

Terhadap Fatwa MUI Tentang Aliran Ahmadiyah) yang di susun oleh Yanto

NIM ;10104312245 Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006 M /1427 H. Diantara

Pembahasannya;

a. Bagaimana metode Ijtihad MUI dalam menetapkan Aliran sesat.

b. Pro-kontra Fatwa MUI Tentang aliran Ahmadiyah

c. Efektivitas fatwa di tengah-tengah masyarakat.

d. Bagaimana cara MUI menetapkan aliran Ahmadiyah dan apa dasar

dalilnya.

e. Bagaiman sebab timbulnya aliran sesat.

Ketiga saya mengambil judul skripsi ANALISA TERHADAP DUA

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MENGENAI ALIRAN-ALIRAN SESAT

(Studi Kasus Putusan Tehadap Ahmad Mushadeq dan Lia Eden ) disusun oleh

Eri Setiawan ditulis pada tahun 2009 M / 1430 H. Pada tulisan yang telah ada

diskripsi beliau hanya membahas :

a. Menguraikan analisa hukuman yang terdapat dua pelaku yang hukumannya

berbeda padahal dalam kasus yang sama yaitu penodaan terhadap agama.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

16

b. Dasar hukum yang sama namun beda penerapan antara kedua.

c. Bagaimana analisis Pengadilan Negeri terhadap putusan yang telah

ditetapkan.

d. Sejarah dan identitas keduanya yaitu Ahmad Mushadeq dan Lia Eden.

Sedangkan saya mengambil judul skripsi “PERBANDINGAN

ANTARA ALIRAN AHMADIYAH DENGAN AHLI SUNNAH DARI SEGI

TEOLOGI DAN FIQIH (Study Kasus Ahmadiyah di Masjid Al-Hidayah

Kebayoran Lama)”. Sepengetahun saya judul ini belum perna di bahas dan

sudah beberapa kali konsultasi ke dosen pembimbing.

G. Sistematika Penulisan

Untuk sistematika penulisan , seluruh skripsi ini terdiri dari lima bab,

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan Berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan masalah, dan manfaat penelitian, kerangka

tiori, metode penelitian review study terdahulu, dan sistematika

penelitian.

BAB II. Pandangan umum tentang Ahmadiyah yang membahas diantaranya;

Sejarah lahirnya aliaran Ahmadiyah,Perkembangan dan penyebaran

aliran Ahmadiyah, keberadaan Ahmadiyah di Indonesia dan kebijakan

pemerintah terhadap jamaah Ahmadiyah di Indonesia.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

17

BAB III. Objek pembahasan yaitu Sekilas aliran Ahmadiyah dan Ahli sunnah

wal jama’ah :

A. Maksud Aliran Ahmadiyah

B. Kitab Taskirah dan Buku-Buku Ahmadiyah

C. Ajaran-Ajaran Ahmadiyah

D. Maksud Aliran Ahlus Sunnah Wal-jamaah

E. Kitab-Kitab Ahlus Sunnah Wal-jamaah

F. Ajaran-Ajaran Ahlus Sunnah Wal-jamaah

BAB IV. Isi pembahasan yaitu : Perbandingan antara aliran Ahmadiyah dengan

Ahli Sunnah Wal jamaah dari Teologi dan Fiqih di Masjid Al-Hidayah

Kebayoran Lama,

A. Keyakinan : rukun Iman

B. Masalah kenabian

C. Masalah kitab

D. Dalam fiqih pandangan Ahmadiyah dalam rukun Islam,

E. Pandangan Ahmadiyah dalam sholat

F. pandangan Ahmadiyah dalam zakat.

BAB V. Penutup yaitu

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

BAB II

PANDANGAN UMUM TENTANG AHMADIYAH

A. Sejarah Lahirnya Ahmadiyah

Terbentuknya sekte Ahmadiyah seiring dengan “kenabian” Mirza Ghulam

Ahmad. Mirza lahir di Qadian, India. Pada tanggal 15 Februari 1835 M dan

meninngal tanngal 26 Mei 1908.1 Sejarah Ahmadiyah lahir di India pada Akhir

abad ke-19 di tengah suasana kemunduran umt islam di bidang agama, politik.,

sosial, politik, ekonomi, dan bidang kehidupan lainnya. Terutama setelah

pecahnya revolusi India tahun 1857 yang terakhir dengan kemenangan East India

Company yang menjadikan India sebagai salah satu koloni Inggris terpenting di

Asia.

Sebenarnya, kesadaran umat islam untuk mencari solusi atas

keterbelakangannya dalam segala bidang, termasuk bidang agama, telah muncul

pada pertengahan abad ke-18 yang dimotori oleh seorang ulama yang terkenal.

Syeikh Walyullah. Kemudian diteruskan oleh pengikutnya, termasuk Ahmad

Khan. Dialah yang pertama yang memunculkan ide-ide pembaruan untuk

kemajuan umat islam.

Di tengah-tengah kondisi umat islam seperti itu, Ahmadiyah lahir.

Kelahiran Ahmadiyah jiga berorientasi pada pembaruan pemikiran. Di sini Mirza

Ghulam Ahmad yang mengaku telah diangkat Tuhan sebagai Al-Mahdi dan Al-

1 Wawan H.Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, (Jaktim: CMB Pres. 2008, hal.14)

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

19

Masih merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk memajukan Islam dengan

memberikan interpretasi batu terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tuntunan

zaman dan “Ilham” Tuhan kepadanya. Motif Mirza Ghulam Ahmad ini

tampaknya didorong oleh gencarnya serangan kaum misionaris Kristen dan

propaganda Hindu terhadap umat Islam pada saat itu.2

Jemaat Ahmadiyah didirikan pada tahun 1889 M dan bertepatan tahun

1306 menurut aliran dari Qadiyan. Hal ini di dasarkan pada permulaan

pembai’atan yang dilakukan banyak orang terhadap Mirza Ghulam Ahmad.

Sedangkan dari aliran Lahore berpendapat bahwa Ahmaiyah berdiri tahu 1888 M.

karena berdasarka ilham yang diterimanya untuk mendirikan bahtera dan

melakukan bai’at kepada Mirza Ghulam Ahmad.3

Jemaat berarti kumpulan individu yang bersatu padu dan bekerja untuk

suatu program bersama. Ahmadiyah adalah nama dari ajaran islam, jadi

Ahmadiyah adalah suatu perkumulan, himpunan atau organisasi yang bersatu

padu dan bekerja untuk suatu program yang sama yaitu Islam.4 Ahmadiyah

diambil dari salah satu nama Rasulullah SAW. Yang diinformasikan kepada Nabi

2 Iskandar Zulkarnaen, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, (Yogyakarta: LKIS 2005), cet.

1. h 58 3 Saleh A.Nahdi, Ahmadiyah Selayang Pandang, (Jakarta: Yayasan Raja Pena, 2001).

Cet. IV.h.5 4Muslim Fathoni, Faham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah Dalam Presfektif, (Jakarta:: PT.

Raja Grafindo, 1994), h. 53

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

20

Isa a.s. dalam surat ash-shaf ayat 6 yang menyatakan bahwa akan dating seorang

naabi dan rasul bernama Ahmad.5

Tujuan Ahmadiyah didirikan adalah untuk memperbaiki kehidupan

beragama Islam dan mepersatukan Islam. Tujuan tersebut sejalan dengan tugas

yang dibawa oleh Mirza Ghulam Ahmad bahwa kehadirannya untuk memajukan

agam islam dan menegakkan Syari’at Islam.6 Selain itu juga mempunyai tujuan

yuhyiddyna wayuqiymus-syariah yaitu menghidupkan kembali agama islam, dan

menegakkan kembali syari’at Qura’niah dalam arti yang mendalam adalah

menghimbau umat manusia kepada Allah SWT. Dan menciptakan perdamaian

serta persatuan antara berbagai kalangan manusia.7

Sebagai himpunan atau golongan, Ahmadiyah mengklaim dan

menyatakan diri bahwa jemaatnya merupakan pengikut dari Mirza Ghulam

Ahmad atau mereka sering menyebutnya dengan gelar Hadhrat.8

Aliran Ahmadiyah meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam

Mahdi, Al-Masih Ma’ud, dan Nabi. Namun demikian kenabian yang diyakini

tidaklah membawa syari’at baru dan hanya mengikuti syari’at yang telah ada

yaitu syari’at Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini Mirza Ghulam Ahmad hanya

sebagai pelangsung dari ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.9

5Maulana Muhammad Ali, Mirza Ghulam Ahmad of Qadian: his life and mission,

(Lahore: Ahmadiyah Anjuman Isha’at Islam, 1959_. H. 12 6 Saleh A. Nahdi Ahmadiyah Selayang Pandang. H. 14-15 7Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah , h. 1 8Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah, Kami Orang Islam. Bogor: JAI. 1964. h. 6 9A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, (Jakarta: RMBooks, 2006), h.15

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

21

Tetapi oleh sebagian umat islam, pandangan ini dinilai sebagai permulaan

perdebatan dan berakhir dengan permusuhan antara Ahmadiyah dengan mayoritas

umat islam, karena menurut sebagian umat islam, Ahmadiyah telah masuk ke

dalam wilayah prinsipil dan sudah tidak ditawar lagi pemaknaannya.10

Sejak tahu 1872 H, Mirza Ghulam Ahmad sudah giat membela islam

membalas serangan-serangan dari kelompok Hindu khusunya Arya Samai dan

Brahmu Samaj. Beliau banyak menulis artikel-artikel berkenaan dengan itu di

berbagai media masa. Antara lain jurnal Manshur Muhammadi yang terbit dari

Bangalore, Maysore, India Selatan, setiap 10 hari sekali. Wakil, Safir Hind,

Widya Prakash, dan Riaz Hind. Demikian pula pada Brother Hind (Lahore).

Aftab Punjab (Lahore), Wazir Hind (Sailkot), Nur Afshan (Ludhiana) dan

Isyaatus-Sunnah (Batala), begitu juga pada Akbar-e aam (Lahore).

Melihat serangan terhadap islam makin menjadi-jadi, dan tidak ada upaya

yang berarti yang dilakukan oleh pemuka-pemuka islam, berdasarkan bimbingan

Allah SWT. Mirza menulis buku Baraahin Ahmadiyya. Jilid 1 dan 2 diterbitkan

pada tahun 1880; jilid 3 terbit pada tahun 1882; dan jilid 4 pada tahun 1884.

intinya ia memaparkan bukri-bukti keunggulan dan hidupnya agama island serta

ketinggian kemuliaan Kitab suci Al-Qur’an dan Rasulullah SAW sebagai

perbandingan dengan agama Hindu, Kristen, dan Agama-agam lainnya.

Pada jilid pertama beliau memfokuskan pada balasan serangan terhadap

ajaran Arya Samaj yang menghina Rasulullah SAW, Nabi Isa a.s, dan Nabi Musa

10 Ibid. hal. 5

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

22

a.s. serta yang menuduh kitab-kitab suci para nabi tersebut adalah palsu. Selain itu

Mirza menyerang akidah Arya Samaj yang menyatakan bahwa ruh tidak

diciptakan oleh Tuhan, melainkan telah ada dengan sendirinya.

Jilid kedua masih berkenaan dengan akidah-akidah Arya Samaj kemudian

mengenai kedudukan dan perlunya wahyu mengenai keunggulan Kitab Suci Al-

Qur’an atas kitab-kitab agama lainnya. Juga ia menekankan kaidah dasar

pembuktian kebenaran suatu agama yang harus berdasarkan pada kitab suci yang

diakui oleh agama itu sendiri. Pada kilid ketiga Mirza merinci keindahan dan

kemuliaan Al-Qur’an. Beliau menjawab serangan-serangan yang ditujukan

kepada Al-Qur’an. Mirza menyatakan telah menerima wahyu-wahyu dari Allah

SWT. Dan beliau bersedia untuk membuktikan kebenarannya.

Pada jilid keempat Mirza membahas tentang bentuk asli bahasa umat

manusia; tentang kedudukan mukjizat dan pentingnya nubuatun-nubuatun /

Khabar Ghaib seorang Nabi berkenaan masa mendatang. Beliau memaparkan

konsep-konsep Agama Budha, Kristen, dan Hindu Arya Samaj tentang Tuhan,

dan membuktikan keunggulan ajaran agama islam. Kitab-kitab Yahudi pun beliau

paparkan sebagai perbandingan Al-qur’an.

Salah satu aspek yang sangat ia tekankan dan ia tampilkan sebagai bukti

tetap hidupnya agama islam hingga hari kiamat adalah adanya hubungan

komunikasi yang hidup antara Tuhan dengan hamba-hamba-Nya. Mirza paparkan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

23

sendiri pengalaman-pengalaman rohaniyahnya dalam bentuk wahyu, ilham,

rukya-rukya.11

Dalam rangka merealisasikan ide pembaruannya. Pada bulan Desember

1888 Mirza Ghulam Ahmad secara terang-terangan menyatakan diri mendapat

perintah Tuhan melalui ilham Ilahi untuk menerima bai’at dari para pengikutnya

Wahyu berbahasa Arab yang ia terimaa berbunyi :

“Jika kamu sudah putuskan dalam hatimu maka bertawakallah pada

Allah; dan buatlah bahtera di bawah tilikan dan wahyu Kami. Orang-orang yang

melakukan bai’at dengan engkau. Mereka sebenarnya melakukan bai’at dengan

Allah. Tangan Tuhan berada di atas tangan mereka”

Perintah Tuhan dalam wahyu tersebut menurut Mirza Ghulam Ahmad

untuk melakukan dua hal. Pertama, menerima bai’at dari pengikutnya; kedua,

membuat bahtera, yakni membuat wadah untuk menghimpun suatu kekuatan yang

dapat menopang misi dan cita-cita kemahdiannya guna menyerukan islam ke

seluruh dunia. Perintah Tuhan untuk menerima bai’at belum dilaksanakan oleh

Mirza Ghulam Ahmad dengan mendirikan Ahmadiyah. Oleh karena itu, pada

tahun 1888 oleh Ahmadiyah Lahore di anggap sebagai tahun berdirinya

Ahmadiyah.

Pembai’atan baru dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 1889 di kota

Ludhiana di rumah Mia Ahmad Jaan. Orang yang melakukan bai’at pertama

adalah Maulana Nuruddin sahib yang sekaligus menyatakan bahwa Mirza

11 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 24-26

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

24

Ghulam Ahmad sebagai pendiri faham ini. Setelah itu, diikuti oleh sekelompok

kecil, antara lain Mir Abbas Ali, Mian Muhammad Husain Murodabadi, dan M.

Abdullah Sanauri. Pelaksanaan pembai’atan tidak dilakukan di kota Qadian.

Tempat kelahiran Ghulam Ahmad, tetapi di ludhiana. Menurut A.R. Dard.

Ludhiana adalah sebuah kota yang jauh lebuh penting disbanding Qadian, karena

merupakan pusat aktivitas misionaris Kristen dan merupakan tempat penerbitan

jurnal Kristen Noor Afshan 9pertama terbit pada bulan Maret 1873). Di samping

itu, Ludhiana merupakan salah satu tempat sekolah atas bagi misionaris (Mission

High School) tertua di India dan tempat para tokoh Islam, seperti Maulana abdul

Qadir dan Abdul Azis dan Muhammad yang aktif ambil peran dalam

pemberontakan 1875 melawan Inggris.

Pembai’atan terhadap para pengikutnya tesebut dilakukan setelah Mirza

Ghulam Ahmad menerima wahyu (berbahasa urdu) pada akhir tahun 1980, wahyu

itu menegaskan bahwa Nabi Isa a.s. telah wafat dan Mirza Ghulam Ahmad adalah

Al-Masih yang dijanjikan. Wahyu itu berbunyi :

“Masih Ibnu Maryam, Rasul allah telah meninggal. Sesuai dengan janji,

engkau meyandang dengan warnanya” Sejak menerima wahyu, Mirza Ghulam

Ahmad menyatakan dirinya sebagai Al-Masih yang dijanjikan sebagai sekaligus

Al-Mahdi. Akan tetapi, hal itu baru diumumkan pada awal tahun 1891. menurut

Ahmadiyah Qadian, setelah diadakan pembai’atan tahun 1889 Mirza Ghulam

Ahmad mengorganisasi para pengikutnya menjadi suatu faham baru yang

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

25

merupakan bagian dari gerakan baru dalam islam dengan nama gerakan

Ahmadiyah. Tahun terbit dinyatakan sebagai berdirinya Ahmadiyah.12

Pada tahun 1900, Mauluvi Abdul Karim, seorang khatib shalat Jum’at.

Menyampaikan khutbahnya dengan menggunakan kata-kata Nabi dan Rasulullah

untuk Mirza Ghulam Ahmad. Kejadian ini sangat menyakitkan Mauluvi Sayyid

Muhammad Ahsan Amrohawai. ketika Mauluvi Abdul Karim mengetahui hal ini.

Dalam khutbahnya yang lain, ia meminta Mirza agar mencabut pernyataannya.

Kalau ia salah dalam membuat pengakuan Nabi. Setelah selesai sholat Jum’at.

Mauluvi Abdul Karin memegang pakaian Mirza serta meminta untuk

membenarkan keyakinannya yang keliru. Mirza kemudian berbalik dan

mengatakan bahwa ia juga memiliki keyakinan yang sama.

Sementara itu Mauluvi Muhammad Ahsan sangat gusar denga isi khutbah

itu dan dengan kemarahan langsung melangkah ke atas masjid. Ketika Mauluvi

Abdul Karim kembali, ia mulai terlibat adu mulut dengannya. Ketika suara

mereka terdengar keras, Mirza keluar dari rumahnya dan membacakan ayat Al-

Qur’an :

⌧ ☺ ) 2 : 49 / تراجحال (

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu

melebihi suara Nabi” (QS. Al-Hujurat/49 : 2)

12 Iskandar Zulkarnaen. Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, hal. 63-65

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

26

Khutbah Mauluvi Abdul Karim menandakan sebuah fase fase dalam karir

Mirza Ghulam Ahmad. Khutbah ini memberikan keyakinan yang amat ia

butuhkan bahwa para pengikutnya telah mempunyai keyakinan tak tergoyahkan

kepada dirinya sehingga mereka akan menerima klaim apapun yang ia

kemukakan. Anaknya sendiri, Mirza Bashiruddin Mahmood, telah

menggambarkan perkembangan ini dengan menyatakan bahwa Mirza memang

mengklaim bahwa dirinya telah dikaruniai beberapa sifat yang hanya didapatkan

dalam diri Nabi

Ketika ia sadar akan ketidak konsistennya dan mulai menyadari bahwa

sifat-sifat itu adalah sifat kenabian, ia mulai menyatakan kenabiannya.

Bashiruddin Mahmood menuliskan :

“Pendeknya sejak awal mula Isa Al-Masih (Mirza) meyakini bahwa

definisi Nabi adalah seseorang yang membawa syari’ah baru; atau yang

menghapuskan beberapa perintah agama, atau seseorang yang langsung

ditunjuk oleh Tuhan; jadi, meskipun semua sifat dan karakter yang dibutuhkan

oleh seorang NAbi ada pada dirinya, ia masih menolak untuk menunjuk dirinya

sebagai Nabi. Tetapi kemudian, ketika ia mulai sadar bahwa sifat pengakuannya

adalah pengakuan kenabian, ia mulai menyatakan dirinya sebagai Nabi:.

Namun, apakah Mirza menahan diri dari menyatakan bawha ia adalah

Nabi hingga keraguannya hilang dan kemudian telah diperintahkan Tuhan untuk

menyatakan kenabiannya, atau ia sedang menunggu saat yang tepat untuk

membuat pernyataanny. Tidak diragukan lagi bahwa pada akhirnya ia

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

27

menyatakan kenabiannya. Dan ia merupakan konsekuensi logis dari sejumlah

klaim yang ia buat sebelumnya.

Masalah kenabian akhirnya telah diputuskan pada tahun 1901 dan Mirza

Ghulam Ahmad mulai menulis mengenai hal itu secara ekplisit dalam tulisannya.

Kumpulan artikel yang disebut Arba’in penuh dengan pernyataan dan uraian

tentang misi barunya. Pada tahun 1902, ia menulis sebuah buku berjudul Tuhfat

an-Nadwah yang ditujukan kepada para Ulama yang ikut andil dalam ”Konfrensi

Nadwah” yang diselenggarakan di Amritsar pada 1902. dalam buku tersebut, ia

menuliskan :

“Seperti yang aku katakana berkali-kali bahwa apa yang aku bacakan

kepadamu adalah benar-benar kalam Allah, sebagaimana Al-Qur’an dan Taurat

adalah kalam Allah dan Bahwa aku adalah seorang nabi Zilli dan setiap Muslim

harus mematuhiku dalam masala-masalah agama. Dan siapa saja yang

mengetahui kabar tentang diriku, tetapi tidak menjadikanku sebagai hakim dalam

memutuskan masalahnya, ataupun tidak mengakui wahyu yang aku terima dari

Tuhan, ia akan mendapa azab di akhirat karena ia telah menolak apa yang

seharusnya ia terima. Aku tidak hanya mengatakan bahwa aku menghendaki

kematiansekiranya aku adalah pembohong; aku juga mengatakan bahwa aku

adalah orang yang benar bahkan sebagaimana Musa dan Isa dan Muhammas.

Dan bahwa Tuhan telah menunjukan lebih dari sepuluh ribu tanda untuk

menguatkan pernyataanku. Rasulullah telah beraksi dan para Nabi sebelumnya

telah menunjukan zaman kemunculanku, yaitu zaman sekarang ini. Al-Qur’an

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

28

juga telah menunjukan masa tugasku pada zaman ini. Langit dan bumi pun telah

beraksi untuk mendukungku. Dan tak ada seorang nabi pun yang tidak beraksi

untuk membelaku”.

Jadi wahai orang-orang dari umat Muhammad. Akulah satu-satunya yang

telah menerima bagian besar dari wahyu Tuhan dan pengetahuan tentang alam

ghaib. Tak seorang pun dari orang suci sebelumku yang diberi karunia seperti

ini. Atas dasar ini, aku telah diplih sebagai seorang nabi dan tak akan ada lagi

yang berhak menyandang gelar ini.

Seluruh tulisan Mirza selanjutnya, penuh dengan uraian tentang klaim

kenabiannya. Terlalu banyak untuk disebutkan dalam buku itu. Bagi mereka yang

tertarik untuk mengetahui secara lebih detail, maka harus mempelajari bukunya

Haqiyat al-wahyu. Dan buku yang ditulis Bashiruddin Mahmood Haqiyyat al-

Nabuwwah.13

B. Perkembangan dan Penyebaran Ahmadiyah

Khalifah Masih I , yaitu Hz.MIv.Hafiz Hakim Nuruddin ra. Pertablighan

Islam dan perkembangan misi Ahmadiyah ke Eropa sudah mulai pada masa

beliau ini. Khalifah masih I wafat pada tahun 1914 dan digantiak oleh Khalifatul

Mash II. Yaitu Hz Mirza Bashiruddin Ahmad ra. Pertablighan Islam dan

pengembagan misi Ahmadiyah keseluruh dunia lebih terorganisir.

13 Sayid Abul Hasan Ali Nadwi, Tikaman Ahmadiyah Terhadap Islam. Penerjemah

Tubagus Mundzir, Jakarta : Fadlindo Media Utama, 2005 cet. 1, hal. 67-71

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

29

Pengorganisasian itu beliau mewujudkan pada tahun 1935 dalam bentuk suatu

gerakan yang dikenal dengan nama Tahrik Jadid (Gerakan Baru). Di dalam

gerakan ini beliau menghimpun dana sukarela dari para anggota dan

mengumpulkan tenaga-tenaga sukarela yang mewakafkan diri mereka untuk

pengembangan Islam ke seluruh dunia.

Para Khalifatul Masih II ini Ahmadiyah telah berkambang di Asia, Eropa,

Afrika dan Amerika.14 Kemudian setelah Ahmadiyah muncul dan berkembang di

India, bebrapa waktu kemudian disusul dengan menyebarnya Ahmadiyah hamper

ke seluruh dunia, dengan mendirika masjid-masjid di berbagai Negara seperti

London, di kota Zurich (Switzerlad), di Den Haag (Belanda) di kota Frankurt dan

Hambrug (Jerman) dan masih Negara-negara lain termasuk di Benua Afrika.15

Konfrensi organisasi-organisasi Islam se dunia pada tanggal 6-10 April

1974, dibawah anjuran Rabitah Al-Alam Al-islami, merekomendasikan

antaralain:

1) setiap lembaga islam harus mengelokasikan kegiatan kelompok

Qadiyani dalam tempat ibadah, sekolah, panti, dan semua tempat kagiatan mereka

yang distruktif. 2) menyatakan sekte Ahmadiyah kafir dan keluar dari Islam. 3)

memutuskan segala hibungan bisnis dan melaksanakan pemboikotan ekonomi,

social dan budaya terhadap mereka. 4) mendesak pemerintah-pemerintah islam

untuk melarang segala kegiatan pengikut Mirza Ghulam Ahmad dan menganggap

14 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal. 33 15 Ahmadiyah, kami Orang Islam, Jamaat Ahmadiyah Indonesia. 1989. cet IV, Hal.20

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

30

mereka sebagai minoritas non Islam serta melarang mereka memangku jabatan

yang penting dalam Negara. 5) Menyiarkan salinan semua penerbitan yang

dijadika sekte ini sebagai tempat penyelewengan ayat-ayat Al-qur’an. 6) semua

golongan yan menyelewengkan islam diperlukan sama seperti Qadiyani.16

Karena ditetang di Pakistan, para pengikut Ahmadiyah mengalami banyak

penganiayaan. Mereka dikucikkan tidak boleh menjadi makmu dalam jamah atau

dlam dalam shalat Jum’at, mesjid-masjidnya dirisak dan dibakar, bahkan

mengalami pemumbunuhan sangat kejam dari umat Islam fanatik di Pakistan.

Karena itu, gerakan Ahmadiyah hijerah ke Inggris dan menyabar ke negara-negar

Eropa barat.

Misi dan pusat pertablighan jamaah ahmadiyah selain didapati di Pakistan,

India dan Bangladesh tersebar pula di Amerika dengan masjid-masjidnya dan

bebrapa kota di Kanada.17

Di Benua Afrika misi Ahmadiyah telah banyak membangun proyek

pendidikan dan kesehatan. Seperti di Negeria, Ghana, Sierea Leon dan lain-lain.

Demikian pula terdapt pusat misi dan masjid di Guyana, Trinidad, Sureiname,

Kep. Fiji, Srilangkan, Malaisia, Singapura, Filipina, Jepang dan lain-lain.18

16 H. A. Hafizh Anshari AZ. Dkk. Enseklopedia Islam. (Jakarta: Iehtiar Baru Van Hoeve,

1999), h. 82 17 A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, H, 8 18 Ibid, hal, 23

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

31

Pengikut masing-masing golongan mendirikan masjid sebagai pusat

kegiatan, menerjemahkan Al-quran dengan komentarnya ke dalam bahasa asing.

Selain mereka juga menerbitkan buku-buku tentang islam.19

Gerakan Ahmadiyah mendirikan berbagai pendidikan dan pusat-pusat

kesehatan di berbagai kawasan Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.20 Dengan

melihat perkembangan Ahmadiyah yang pesat, slah satu organisasi Islam yang

mempunyai jaringan teluas adalah ahmadiyah. Kemajuan organusasi ini telah

hampir keseluruh dunia dan kantornya berada disekitar 200 Negara. Jamaah

Ahmadiyah telah berkembang dan tersebar di 185 Negara di seluruh Benua di

Dunia. Sebagai organisasi yang hanya berkiprah dalam bidang kerohanian dan

sama sekali tidak memeliki tujuan-tujuan politik, jamaah Ahmadiyah telah

berhasil menyebarluaskan dakwah Islam di daratan Eropa, Australia dan Amerika

dengan menderikan masjid-masjid dan pusat-pusat dakwah.21

Khalifah yang ke 4 yang bermaskas di London Hadhrat Mirza Taher

Ahmad, bagi semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat

tampe reserve kepad perintah dia.22 Pada tanggal 27 Januari 1986 khaifah

mendirikan bagian bahasa arab dalam jamaah Islam Ahmadiyah salah satu yang

penting dari tujuan-tujuan seksi bahasa arab ini adalah berhubungan dengan

orang-orang Ahmadi Arab dan menyarahkan bantuan yang dibutuhkan mereka

19 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, h. 74 20 Ibid, Hal, 74-75 21 Munasir Sidik, Dasar-dasarHukum dan Legalitas Jamaah Ahmadiyah di Indonesia.

Hal. 19 22 Hatono Ahmah Jaiz, aliran dan Faham sesat di Indonesia, (Jak-tim: Pustaka Al-

kautsar, 2008 ), h, 61 s

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

32

dalam menyabarluaskan akidah-akidah Ahmadiayah di dalam Negara-negara

Arab atau di luarnya sesuai denngan direncanakan oleh khalifah dan langsung

dibawah pengarahannya.23

Wajib kepada setiap pembai’at yang masuk kepada Ahmadiyah baik laki-

laki maupun perempuan untuk menandatangani perjanjian dari sepuluh syarat

yang paling akhir adalah berjanji untuk mentaati Mirza Ghulam Ahmad dan

khalifah sesudahnya, dalam setiap perkara kebaikan yang diperintahkannya pada

mereka. Dengan mentaatinya setiap orang Ahmadiyah harus menyarahkan paling

sedikit 6% dari penghasilannya, dan menyerahkan 10% jika orang Ahmadiyah

tersebut ingin Mushi.24

Namun betapa luasnya penyebaran anggota Ahmadiyah tak luput dari

larangan dari berbagai Negara. Seperti misalnya Malaysia telah melarang ajaran

Ahmadiyah di seluruh Malaysia tanggal 18 Juli 1975, Berunai Darussalam,

selanjutnya pemerintah kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan

bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah. Pemerintah

Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas

non Muslim. Rabitah al-Alm al-Islami yang bekedudukan di Makkah telah

mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiayh adalahh kafir dan keluar dari Islam.25

23 Hasan bin Mahmud Audha, Ahmadiyah Kepercayaan dan Pengamalan-pengamlan,

(Jakarta: LPPI, 2006), h, 81 24 Ibid, h, 121-122. 25 Hatono Ahmah Jaiz, aliran dan Faham sesat di Indonesia, h, 64

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

33

Tak terkecuali di Indonesia, MUI pada tahun 1980 mengeluarkan fatwa

bahwa Ahmadiyah adalah jamaah diluar Islam dan menyasatkan. Fatwa-fatwa

sesat itu berdasarkan pada hasil kajian MUI tehadap fakta dan data yang

ditemukan dalam sembilan buku tentang Ahmadiyah, dalam menghadapi

persoslan Ahmadiyah, murkernas merekomendasikan agara MUI selalu

berhubungan dengan pemetintah. Dan yang terakhir pelarangan bagi Ahmadiyah

di Indonesia adalah dengan di keluarkannya SKB 3 Menteri.26 Demikian

perkembangan pesat JAI tidak sepesat jamaah Ahmadiyah secara internasional di

seluruh duinia. Walaupun demikian, perkembangan JAI tetap luarbiasa

dibandingkan masa lalu. Kemajuan jamaah Ahmadiyah Indonesia menjadi makin

pesat setiap tahun.27

C. Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia

Pada masa Khalifah Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, jemaat

Ahmadiyah mulai mengembangkan pahaamnya ke berbagai negara,termasuk

Indonesia. Ahmadiyah Lahore adalah yang pertama masuk ke Indonesia, yang di

bawa oleh seorang mubaligh Khawajah Kamaluddin pada tahun 1922.28

Ada karakteristik yang berbeda antara kedua aliran tersebut dalam

penyebaran pergerakannya. Aliran Lahore banyak menggunakan cara

penyebarannya melalui pengiriman mubaligh-mubalighnya ke berbagai

26 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal. 69-70 27 Ibid, h, 42-43 28 M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an,h. 197.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

34

negarameskipun tanpa undangan dari negara yang dituju.29 Sementara aliran

Qadian menyebarkan sayap gerakannya di Indonesia melalui para santri yang

belajar di pesantren Sumatera Thawalib dan melanjutkan sekolah ke Qadian

kemudian kembali ke Indonesia dan menyebarkan ajaran Ahmadiyah30 atas

permohonan mereka, seorang mubaligh Ahmadiyah bernama Maulana Rahmat

Ali diutus ke Indonesia pada tahun 1925.31

Pada awalnya, Jemaat Ahmadiyah di Indonesia di beri nama Anjuman

Ahmadiyah Qasian Departemen Indonesia, kemudian diganti nama dengan

Jemaay Ahmadiyah Indonesia (JAI). JAI adalah bagian Jemaat Ahmadiyah yang

semula berpusat di Qadian, India, tetapi sesudah tahun 1947 berpusat di Rabwah,

Pakistan . Jemaat Ahmadiyah Indonesia berdiri tahun sedangkan Gerakan

Ahmadiyah Lahore Indonesia, yang disingkat GAI berdiri tanggal 28 September

1929.32

Aliran Qadian datang ke Indonesia berawal dari keberangkatan dua santri

Sumatera Thawalib ke India yaitu Abu Bakar Ayyub dan Ahmad Nuruddin. Atas

saran dan nasehat Ibrahim Musa Parabek seorang ulama terkenal di Bukit Tinggi

agar melanjutkan sekolah ke Hindustan, karena sudah banyak santri yang

melanjutkan ke Timur Tengah dan pada waktu itu kualitas pendidikan di

29 A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 24 30 Ibid, h. 24 31 M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an, h. 198 32 Ibid. h. 198

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

35

Hindustan menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dan pendidikan yang

bermutu tinggi serta memiliki para tokoh intelektual yang ternama.33

Akhirnya pada tahun 1922 M mereka berangkat ke India dengan tujuan

Lucknow dan bertemu dengan seorang ulama besar bernama Abdul Bari Anshari,

kemudian mereka di sarankan belajar di sekolah Nizamiyah yang dipimpinnya. Di

kota tersebut mereka menjadi bertiga karena salah seorang temannya bernama

Zaini Dahlan yang baru datang dari Padang Panjang bergabung dengan mereka.

Setelah dua bulan, mereka memutuskan untuk meninggalkan sekolah tersebut

karena mereka mengetahui ternyata gurunya adalah seorang yang menyembah

kuburan seorang Kiyai. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Lahore dan

di kota inimereka mulai mengenal Ahmadiyah. Mereka juga mengenal beberapa

tokoh Ahmadiyah yang pernah datang ke Indonesia seperti Maulana Abdullah

Malabari, Maulana Syaikh Abdul Khalid, dan Maulana Taqi yang waktu itu

sengaja datang ke Lahore untuk berdebat dengan pimpinan Anjuman Ahmadiyah

Lahore. Maulana Muhammad Ali. Melalui ketiga gurunya mereka mengenal

Ghulam Ahmad pendidi Ahmadiyah yang dimakamkan di Qadian.34

Setelah menetap selama enam bulan di Lahore, tepatnya tahun 1923 M

mereka pergi menuju Qadian untuk menemui Bashiruddin Mahmud Ahmad yang

menjabat sebagai Khalifah II Ahmadiyah Qadian, putera dari Ghulam Ahmad

untuk belajar agama, kemudian mereka berbai’at kepada Khalifah II. Setelah itu,

33 Iskandar Zullkarnaen, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, h. 11 34 Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Riwayat Hidup Maulana Rahmat Ali, Jemaat

Ahmadiyah Indonesia, 1996, h. 30

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

36

mereka mengirimkan informasi perkembangan belajarnya di Qadian yang sangat

positif kepada keluarga, para guru,, dan teman-temannya di Indonesia. Khususnya

mengenai biaya hidup dan beasiswa yang mereka terima secara gratis. Melalui

informasi itu, pada tahun 1926 M, banyak pelajar Indonesia yang tertarik untuk

belajar ke Qadian mengikuti jejak teman-temannya pada tahun 1926 M.

Mubaligh Maulana Rahmat Ali Haot yang ketika itu secara khusus diutus

oleh pimpinan Ahmadiyah Internasional membawa Ahmadiyah masuk ke wilayah

Indonesia melalui kota Tapaktuan, Aceh pada tanggal 2 Oktober 1925 M.35

kemudian ia tinggal di Tapaktuan di rumah mantan pelajar Indonesia yang belajar

di Qadian yaitu Muhammad Samin. Kegiatan pengajian dan ceramah ke berbagai

pelosok desa di Tapaktuan yang dilakukan Maulana Rahmat Ali telah menarik

banyak orang untuk masuk Ahmadiyah. Apalagi materi yang disampaikannya

seputar Mirza Ghulam Ahmad dan Imam Mahdi. Kewafatan Isa bin Maryam

+pintu kenabian, dan lain-lainnya. Banyakanya orang yang tertarik dengan

Ahmadiyah sampai akhirnya berdirilah cabang Ahmadiyah di Tapaktuan. Setahun

kemudian ia berangkat ke Padang, kota yang sangat ramai dan pusat perdagangan.

Kedatangannya mengundang banyak reaksi dari ulama yang ada di Bukit TInggi

dan Padang Panjang, sampai akhirnya harus dibuat sebuah “komite mencari hak”

pimpinan Tahar Sutan Marajo, tetapi pertemuan yang direncanakan dengan tujuan

35 Munasir Sidik, Dasar-dasar Hukum dan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, h. 20

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

37

akan dilakukan diskusi antara kedua belah pihak akhirnya gagal terlaksana karena

para ulama tersebut tidak datang.36

Reaksi keras pun datang dari Dr. H. Karim Amrullah yang mengecam

bahwa Ahmadiyah adalah di Luar Islam, sesat dan kafir. Bahkan ejekan dan

penghinaan menjadi warna setiap hari dari kegiatan dakwah mubaligh

Ahmadiyah. Banyak orang yang ternyata juga tertarik dengan Ahmadiyah dari

berbagai kalangan dan latar belakang social di Padang. Tidak lama kemudian

datang yang sudah lulus belajar di Qadian di PAdang. Dengan demikian,

sebenarnya Maulana Rahmat Ali dan para pemuda Indonesia yang belajar di

Qadian adalah orang yang membawa ajaran Ahmadiyah Qadian ke Indonesia dan

sebagai perintis Ahmadiyah di Indonesia.37 Dari sana Jemaat Ahmadiyah

berkembang ke wilayah Sumatera Barat dan pada tahun 1931 masuk ke Batavia

(sekarang Jakarta). Pada tahun 1932. jemaat Ahmadiyah telah berkembang di

wilayah Jakarta dan Bogor.38

Kepengurusan organisasi Jemaat Ahmadiyah di kedua wilayah itu pun

ketika itu terbentuk yakni pengurus Jemaat Ahmadiyah Betawi dan Jemaat

Ahmadiyah Bogor. Dari wilayah Betawi dan Bogor Jemaat Ahmadiyah kemudian

berkembang ke wilayah pulau Jawa lainnya seperti Tanggerang, Cianjur,

Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Karawang, dan lain-lain.

36 JAI. Riwayat Hidup Maulana Ali, Bogor : JAI, h. 40 37 Ibid, h. 44-45 38 Munasir Sidik, Dasar-dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, h. 20

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

38

Setelah Jemaat Ahmadiyah tersebar dan kepengurusannya terbentuk di

beberapa kota si Sumatera dan hamper di seluruh bagian pulau Jawa, maka pada

tahun 1935 Jemaat Ahmadiyah Indonesia membentuk Hoofdbesiur atau pengurus

besar. Dan pada tanggal 12-13 Juni 1937. Jemaat Ahmadiyah di Indonesia

menyelenggarakan kongres yang pertama di Masjid Hidajath. Jl. Balikpapan 1/10

Jakarta di wakili oleh wakil-wakil Ahmadiyah dari cabang-cabang yang ada

ketika itu untuk membahas AD dan ART emaat Ahmadiyah Indonesia dengan

nama AADI yaitu Anjuman Ahmadiyah Departemen Indonesia. Ahmadiyah

Indonesia atau yang ketika itu bernama AADI kembali menyelenggarkan kongres

di Jakarta pada tanggal 9 s/d 11 Desember 1949 yang di hadiri oleh cabang-

cabang AADI. Kongres tersebut menyetujui AD dan ART yang baru dan

menyetujui penggantian nama Anjuman Departemen Indonesia atau AADI

menjadi Jemaat Ahmadiyah Indonesia.39

Pada akhir tahun 1952, pengurus Besar Jemaat Indonesia mengajukan

surat kepada Pemerintah Republik Indonesia yaitu surat permohonan pengesahan

AD dan ART Jemaat Ahmadiyah untuk diakui sebagai badan hokum. Dan pada

tanggal 13 Maret 1953 Menteri Kehakiman RI Indonesia melalui surat keputusan

no. JA 5/23/131 menetapkan, bahwa perkumpulan atau organisasi Jemaat

Ahmadiyah Indonesia diakui sebagai sebuah badan Hukum. Surat keputusan

39 Ibid, h. 20

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

39

menteri kehakiman tersebut dimuat dalam tambahan berita negara RI tanggal 31

Maret 1953 No. 2640

Berbeda dengan Ahmadiyah Lahore yang tidak terlalu structural pada

awal berdirinya, hanya saja inisiatif dari Djojosugito dan Muhammad Husni yang

ingin membuat wadah untuk berdiskusi dan berkumpul bersama. Tepatnya pada

tahun1982 M. mereka mendirikan Gerakan Ahmadiyah Indonesia Centrum

Lahore dan secara resmi mendapatkan badan hokum pada tahun 1929 M. dengan

nama Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI ) Lahore sampai sekarang.41

Aliran Lahore yang berdiri tanggal 28 September 1029 di Yogyakarta

Pedoman besar GAI pada saat didirikan adalah di ketuai oleh, R. Ng. H.

Minhadjurrahman djojosugito, wakil ketua oleh KH. A. Sya’rani. Penulis dan

bendahara Muhammad Husni, penulis II di jabat oleh R. Soedewo PK. Anggota;

Muhammad Irsyad, Muhammad Sabitun, Muhammad Kafi, Muhammad Idris L.

Latjuba, KH. Abdurrahman, S. Hardjo Subroto dan R. Suparalo.

Cabang-cabang GAI yang dibentuk kemudian : 5 cabang yang pertama:

Purwekerto, diketuai oleh Kiyai Ma’ruf. Purbalingga diketuai oleh KH. A.

Sya’rani, Pliken diketuai oleh KH. Abdurrahman, Yogyakarta oleh R.

Supratolodan, Surakarta R. Ng. Muhammad Kusban. Setelah itu menyusul

40 Munasir Sidik, Dasar-Dasar Hukum dan Legalitas Ahmadiyah Jemaat Indonesia. H.

21 41 Gerakan Ahmadiyah Lahore dan Qadian, Buku kenang-kenangan 50 Tahun, hal.85.

lihat juga S. yasir Ali dan Yatimin, 100 tahun Ahmadiyah , Yogyakarta : Pedoman Besar GAI Bagian Tablih dan Tarbiyah, h.35

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

40

cabang-cabang; Sukabumi, Malang, Madiun, Bandung, Jakarta, cirebon,

Wonosobo, dan Magelang.

Nama pergerakan ini telah beberapa kali mengalami perubahan yaitu, pada

zaman koloial Belanda bernama “Gerakan Ahmadiyah Indonesia” (Centrum

Lahore)”. Pada zaman kemerdekaan sampai tahun 1973 bernama “Gerakan

Ahmadiyah Lahore (Aliran Lahore)”. Sejak tahun 1975-1974 bernama “Gerakan

Ahmadiyah Lahore Indonesia” dan sejak 1994 sampai sekarang bernama

“Gerakan Ahmadiyah Indonesia” disingkat GAI. Alamat GAI mula-mula di jalan

A.M Sangaji (Jetis Pasiraman) rumah Bapak Djojosugito, lalu pindah ke Jl.

Suroto No.2, di rumah Bapak Bachrum, dan sekarang di Jl. Kemuning No.14

sebelumnya Jl. Kemuning No.1, semuanya di kota yogyakarta.42

D. Kebijakan Pemerintah terhadap keberadaan Jamaah Ahmadiyah Indonesia

MUI mendesak Pemerintah membubarkan secara resmi ajaran Ahmadiyah di

Indonesia. Desakan tersebut disampaikan MUI dengan cara menyerahkan fatwa

sesat Ahmadiyah ke Kejaksaan Agung, Jum’at (28/12/07). “Jaksa Agung pernah

mengatakan belum pernah menerima fatwa sesat Ahmadiyah dari MUI, jadi hari

ini kami serahkan fatwa itu,” kata ketua MUI KH. Kholil Ridwan di gedung

kejakgung.43

42 Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, h. 198-199 43 Amin djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendeta Agama,

Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama. (Jakarta LPPI, 2009). Cet ke-1. h. 189

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

41

Di antara pernyataan dan argumentasi MUI yang memutuskan

Ahmadiyah sesat dan berada di luar Islam adalah seperti yang disampaikan oleh

Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) KH. Kholil Ridwan :

1. Masalah Ahmadiyah sudah sangat lama menjadi duri dalam daging

dalam tubuh umat islam. Salah satu criteria aliran sesat yang

ditetapkan MUI dalam Rakernas bulan November 2007 uang lalu

ialah, mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul

terakhir. Dengan criteria ini, maka Ahmadiyah secara otomatis masuk

kategori aliran sesat, sebab mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai

Nabi.

2. Fatwa MUI tentang Ahmadiyah tahun 2005, menjadikan keputusan

Majma’ al-Fiqih al-Islami Organisasi Konferensi Islam (OKI), yang

diputuskan tahun 1985 . oleh sebab itu, Menteri Agama Maftuh Basuni

pernah menyarankan agar Ahmadiyah membuat agama baru, di luar

Islam. Kalau MUI memfatwakan sesat terhadap Ahmadiyah,

sebenarnya MUI sekedar menjalankan tugas dalam melindungi umat

dari ajaran luar Islam yang akan merusak Islam. Tidak ada

hubungannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM). MUI sama sekali

tidak memasung siapapun untuk memeluk agama apapun, kebebasan

beragama adalah hak asasi setiap manusia, “Lakum dinukum

waliyadin,” bagimu agamu dan bagiku agamaku. Jangan menanam

alang-alang di kebun keluarga, tanamlah di lahan kosong yang masih

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

42

sangat luas. Kebebasan memeluk agama bukan kebebasan merusak

agama.44

Dalam penjelasan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (PB JAI)

tentang pokok-pokok keyakinan dan kemasyarakatan warga Jamaah Ahmadiyah

Indonesia tercantum 12 butir pernyataan :

1. Kami warga Jamaah Ahmadiyah sejak semula meyakini dan

mengucapkan dua kalimah syahadat sebagaimana yang diajarkan oleh

Yang Mulia Nabi Muhammad SAW, yaitu Asyhaduanlaailaaha

illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaj, artinya : aku

bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan aku

bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah.

2. Sejak semula kami warga jamaah Ahmadiyah meyakini bahwa

Muhammad Rasulullah adalah Khataman Nabiyyin (Nabi penutup).

3. Di antara keyakinan kami bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

adalah seorang guru, mursyid., pembawa berita dan peringatan serta

pengemban mubasysyirat., pendiri dan syiar Islam yang dibawa oleh

Nabi Muhammad SAW.

4. Untuk memperjelas bahwa kata Rasulullah dalam 10 syaraat bai’at

yang harus dibaca oleh setiap calon anggota jamaah Ahamadiyah

44 Kholil Ridwan. “Antara Islam dan Ahmadiyah” artikel dialses tanggal 10 Januari 2009

dari http: republika.co.id/kolom detail.asp?id=319032&kat id=16.sabtu, 10 Januari 2009.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

43

bahwa yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW adalah sumber

ajaran Islam yang kami pedomani.

5. Kami warga Ahmadiyah meyakini bahwa tidak ada wahyu syariat

setelah Al-Qur’anul Karim yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah sumber

ajaran Islam yang kami pedomani.

6. Buku Tadzkirah bukanlah kitab suci Ahmadiyah, melainkan catatan

pengalaman rohani Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan

dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada

1935, yakni 27 tahun setelah beliau wafat (1908).

7. Kami warga Jamaah Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan

mengafirkan orang Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata

maupun perbuatan.

8. Kami warga Jamaah Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan

menyebut Masjid yang kami bangun dengan Masjid Ahmadiyah.

9. Kami menyatakan bahwa setiap masjid yang dibangun dan dikelola

oleh Jamaah Ahmadiyah selalu terbuka untuk seluruh umat Islam dari

golongan manapun.

10. Kami warga Jamaah Ahmadiyah sebagai muslim melakukan

pencatatan perkawinan di Kantor Urusan Agama dan mendaftarkan

perkara perceraian dan perkara lainnya berkenan dengan itu ke kantor

Pengadilan Agama sesuai dengan perundang-undangan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

44

11. Kami warga Jamaah Ahmadiyah akan terus meningkatkan silaturahim

dan bekerja sama dengan seluruh kelompok/golongan umat Islam dan

masyarakat dalam perkhidmatan social kemasyarakatan untuk

kemajuan Islam, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

12. Dengan penjelasan ini, kami pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah

mengharapkan agar warga Jemaat Ahmadiyah khususnya dan umat

Islam umumnya serta masyarakat Indonesia dapat memahaminya

dengan Ukhuwah Islamiyah, serta persatuan dan kesatuan bangsa.45

MUI menegaskan Ahmadiyah masih tetap dalam kesesatan. Ahmadiyah

tidak mengubah sikap dan keyakinan awalnya dan memberikan keterangan yang

tidak benar atau mengandung kebohongan. Untuk itu pemerintah diminta segera

menyelesaikan kesesatan Ahmadiyah dengan keimanan yang benar dan

masyarakat diminta untuk tenang dan tidak melakukan tindakan yang melanggar

hukum.46

Selusin butir penjelasan PB JAI telah diterbitkan. Bakorpakem sudah

mengamininya. Tapi ketua komisi fatwa MUI KH. Ma’aruf Amin menanggapinya

bak lagu lama: Engkau masih seperti yang dulu. Selusin butir itu, memang ibarat

45 Wawasan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 85-87 46 M. Amin Djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendusta Agama,,

Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama, h. 192

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

45

lagu lama yang diaransemen baru. Apapun aramsemennya ya tetap itu-itu juga.

“Ahmadiyah belum kembali ke jalan yang benar.”47

Dengan 12 butir pernyataan itu, Badan Koordinasi Pengawasan

Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) yang terdiri atas Kejaksaan Agung, Polri,

dan BIN memutuskan untuk tidak melarang aliran Ahmadiyah dan memberi

kesempetan jemaah aliran tersebut untuk melakukan perbaikan. Saat itu

Bakorpakem dapat memahami penjelasan tertulis Ahmadiyah dan akan terus

memantau dan mengevaluasi. Oleh karena itu masyarakat diharapkan bisa

memahami ‘itikad baik Jemaat Ahmadiyah dengan tidak melakukan tindakan

anarkis.48

Keputusan Bakorpakem itu terjadi pada bulan Februari 2008. namun pada

April 2008 Bakorperkam memutuskan ajaran Ahmadiyah menyimpang dari

pokok ajaran Islam yang di anut di Indonesia dan memperingatkan kepada

pengikut ajaran Ahmadiyah untuk menghentikan seluruh aktifitas dari ajaran

mereka. Bakorpakem merekomendasikan dibuatnya SKB 3 Menteri yakni

Menteri Agama, Jaksa Agung, dan menteri Dalam Negeri terkait keputusan

Bakorpakem tersebut, dan jika tidak dilaksanakan maka bakorpakem akan

merekomendasikan agar ajaran Ahmadiyah dibubarkan.

Keputusan itu berkaitan dengan tiga bulan kesempatan yang diberikan

sekaligus berdasarkan pantauan terhadap Jamaah Ahmadiyah. Namun mereka

47 Ibid 48 Wawasan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 89

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

46

tidak menaati kesempatan yang dibuat tanggal 14 Januari 2008 lalu. Dalam masa

tersebut pengikut ajaran Ahmadiyah tetap tidak mengakui Nabi Muhammad SAW

sebagai nabi penutup. Kondisi ini ole Bakorpakem dianggap telah menimbulkan

keresahan di tengah masyarakat.49

Hingga pecan pertama bulan Juni 2008, surat keputusan bersama Menteri

Dalam Negeri, Menteri Agama dan Jaksa Agung soal Ahmadiyah sudah dibahas

dan tinggal dikeluarkan. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi jaminan, SKB

mengenai Ahmadiyah yang akan dikeluarkan akan sejalan dengan undang-undang

dan Undang-Undang Dasar 1945. Jaksa Agung Hendarman Supandji menyatakan,

konsep SKB tentang Ahmadiyah sudah selesai. Ia berharap surat keputusan

bersama itu dapat secepatnya diterbitkan. Menurut Hendarman, sesuai Undang-

Undang Nomor 1 PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan

penodaan agama. SKB itu berisi peringatan bagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia.

Sementara kelompok anti Ahmadiyah, seperti Ketua Majelis Ulama Idonesia

Pusat Kholil Ridwan menginginkan Presiden mengeluarkan keputusan Presiden

untuk membubarkan Ahmadiyah.

Mengenai SKB pembubaran Ahmadiyah, pemerintah memang dalam

posisi dilematis karena tak menjamin konflik di antara penentang dan pendukung

Ahmadiyah sehingga mereka tak lagi berteriak unjuk rasa menuntut pembubaran.

49 Ibid, h. 91

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

47

Namun, keluarnya SKB juga dapat memancng reaksi penentangan dari kalangan

uang selama ini mendukung Ahmadiyah dan menentang keluarnya SKB.50

Dalam keputusan bersama itu, pemerintah memerintahkan kepada Jemaah

Ahmadiyah Indonesia (JAI) untuk menghentikan syiar, yakni penyebaran,

penafsiran, dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama

Islam. “Penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya

setelah Nabi Muhammad SAW,” kata Menag Muhamad Maftuh Basuni

Menjelaskan SKB nomor 3 tahun 2008, KEP-033/A/IA/6/2008 dan nomor 199

Tahun 2008.51

50 Ibid, h. 158-159 51 M. Amin Djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendusta Agama,,

Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama, h. 197

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

BAB III

SEKILAS TEORI ALIRAN AHMADIYAH

DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

A. Maksud Aliran Ahmadiyah

Sejarah Ahmadiyah lahir di India pada akhir abad ke-19 di tengah suasana

kemunduran umat Islam di bidang agama, politik., sosial, politik, ekonomi, dan

bidang kehidupan lainnya. Terutama setelah pecahnya revolusi India tahun 1857

yang terakhir dengan kemenangan East India Company yang menjadikan India

sebagai salah satu koloni Inggris terpenting di Asia.

Di tengah-tengah kondisi umat Islam seperti itu, Ahmadiyah lahir.

Kelahiran Ahmadiyah juga berorientasi pada pembaruan pemikiran. Di sini Mirza

Ghulam Ahmad yang mengaku telah diangkat Tuhan sebagai Al-Mahdi dan Al-

Masih merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk memajukan Islam dengan

memberikan interpretasi batu terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tuntunan

zaman dan “Ilham” Tuhan kepadanya. Motif Mirza Ghulam Ahmad ini

tampaknya didorong oleh gencarnya serangan kaum misionaris Kristen dan

propaganda terhadap umat Islam pada saat itu.1 Jemaat Ahmadiyah didirikan pada

tahun 1889 M dan bertepatan tahun 1306 menurut aliran dari Qadiyan. Hal ini di

dasarkan pada permulaan pembai’atan yang dilakukan banyak orang terhadap

1 Iskandar Zulkarnaen, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, (Yogyakarta: LKIS 2005),

cet. 1. h 58

48

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

49

Mirza Ghulam Ahmad.Sedangkan dari aliran Lahore berpendapat bahwa

Ahmadiyah berdiri tahu 1888 M. karena berdasarkan ilham yang diterimanya

untuk mendirikan bahtera dan melakukan bai’at kepada Mirza Ghulam Ahmad.2

Jemaat berarti kumpulan individu yang bersatu padu dan bekerja untuk

suatu program bersama. Ahmadiyah adalah nama dari ajaran Islam, jadi

Ahmadiyah adalah suatu perkumulan, himpunan atau organisasi yang bersatu

padu dan bekerja untuk suatu program yang sama yaitu Islam.3 Ahmadiyah

diambil dari salah satu nama Rasulullah SAW. Yang diinformasikan kepada Nabi

Isa a.s. dalam surat ash-shaf ayat 6 yang menyatakan bahwa akan datang seorang

nabi dan rasul bernama Ahmad.4

Dalam Perkembangan dan Penyebaran Ahmadiyah tidak terlepas dari

Khalifah Masih I , yaitu Hz.MIv.Hafiz Hakim Nuruddin ra. Pertablighan Islam

dan perkembangan misi Ahmadiyah ke Eropa sudah mulai pada masa beliau ini.

Khalifah Masih I wafat pada tahun 1914 dan digantikan oleh Khalifatul Masih II.

Yaitu Hz Mirza Bashiruddin Ahmad ra. Pertablighan Islam dan pengembagan

misi Ahmadiyah keseluruh dunia lebih terorganisir. Pengorganisasian itu beliau

mewujudkan pada tahun 1935 dalam bentuk suatu gerakan yang dikenal dengan

nama Tahrik Jadid (Gerakan Baru). Di dalam gerakan ini beliau menghimpun

dana sukarela dari para anggota dan mengumpulkan tenaga-tenaga sukarela yang

2 Saleh A.Nahdi, Ahmadiyah Selayang Pandang, (Jakarta: Yayasan Raja Pena, 2001). Cet. IV.h.5

3 Muslim Fathoni, Faham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah Dalam Presfektif, (Jakarta:: PT. Raja Grafindo, 1994), h. 53

4 Maulana Muhammad Ali, Mirza Ghulam Ahmad of Qadian: his life and mission, (Lahore: Ahmadiyah Anjuman Isha’at Islam, 1959_. H. 12

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

50

mewakafkan diri mereka untuk pengembangan Islam ke seluruh dunia. Para

Khalifatul Masih II ini Ahmadiyah telah berkembang di Asia, Eropa, Afrika dan

Amerika.5 Kemudian setelah Ahmadiyah muncul dan berkembang di India,

beberapa waktu kemudian disusul dengan menyebarnya Ahmadiyah hampir ke

seluruh dunia, dengan mendirikan masjid-masjid di berbagai Negara seperti

London, di kota Zurich (Switzerlad), di Den Haag (Belanda) di kota Frankurt dan

Hambrug (Jerman) dan masih Negara-negara lain termasuk di Benua Afrika.6

B. Kitab Taskiroh dan Buku-buku Ahmadiyah

Buku Tazkirah ini, bukan ditulis oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadrat

Mizra Ghulam Ahmad, as. {1835-1908}, tetapi himpunan ilham/wahyu, kasyaf,

dan rukya Pendiri Jemaat Ahmadiyah ini yang beliau terima dari Allah yang Maha

Perkasa, Al-Mutakallim, yang dihimpun dan disusun oleh: Maulana Muhammad

Ismail, Syekh Abdul Qodir dan Maulwi Rasyid dari buku-buku, selebaran-

selebaran dan catatan-catatan harian dari Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat

Mizra Ghulam Ahmad, ‘alaihissalam.

Ilham/wahyu, kasyaf dan rukya di dalam buku tazkhirah ini terdiri dari

bahasa Arab, Urdu, Farsi, Inggris dan Punjabi. Terjemah/penjelasan/tafsir utama

yang terdapat didalam buku tazkhirah ini adalah Terjemah/penjelasan/tafsir yang

dikemukakan oleh Hadhrat Mizra Ghulam Ahmad, ‘alaihissalam sebagai yang

5 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal. 33 6 Ahmadiyah, kami Orang Islam, Jamaat Ahmadiyah Indonesia. 1989. cet IV, Hal.20

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

51

terdapat di dalam tulisan-tulisan beliau. Adapun terjemahan lain-lainnya,

dilakukan oleh Tim Penyusun Buku Tazkhirah. Ada juga yang dikutip dari

terjemahan editor surat kabar dan atau majalah terbitan Jemaat yang sebelum

menerbitkannya, mereka memohon pendapat Hadhrat Mizra Ghulam Ahmad,

‘alaihissalam terbitan dahulu. Untuk lebih rincinya, dapat dibaca pada

“Pendahuluan” buku Tazkhirah.

Penerbit buku Tazkhirah, pertama kali dilakukan oleh Book Depot Ta’lif

wa Isyaa’at Qadian pada tahun 1935, yang terdiri dari 664 halaman, sedangkan

penerbitan kedua tahun 1956 dan ketiga tahun 1969 diselenggarakan oleh As-

Syirkatul Islamiyah Limited Rabwah, Pakistan—masing-masing terdiri atas 840

dan 818 halaman.7

Isi Kitab At tazkirah ini yang resumenya sebagai berikut :

1. Tadzkirah merupakan buah mimpi dari Mirza Ghulam Ahmad.

2. Pernyataan tersebut dilukiskan dalam sebuah mimpi dan dituangkan

dalam kitab Taskirah.

3. Pernyataan Mirza Ghulam Ahmad, ditafsirkan oleh murid-muridnya

dalam bahasa Urdu dengan Intisari: 1. Membenarkan, memberikan

Justifikasi tentang Kenabian Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad) 2.

Seruan dan Pujian Allah kepada Ahmad 3. Kedekatan dengan Allah.

4. Isyarat Kerosulannya 5. Doa-doanya 6. Seruan kepada janji

7 Abdul Basit, Klarifikasi Atas Tela’ah Kitab Tadzkiroh : Jemaat Ahmadiyah

Indonesia,2003,hal.3-4

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

52

Allah tentang kebenaran Ahmadiyah dan keberuntungan bagi yang

mendapatkannya. 7. Mengafirkan orang yang mengingkarinya.8

Buku-buku Ahmadiyah diantaranya:

1. Buku Hazrat Mirza Ghulam Ahmad bukan Nabi Hakiki yang ditulis

oleh Susmojo Djojosugito, salah satu putera Minhadjurrahman

Djojosugito pendiri gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GAI).

Buku ini ditulis di Yogyakarta tahun 1984 dengan tebal 15 halaman.

Buku ini khusus membicarakan tentang Mirza Ghulam Ahmad selaku

pendiri gerakan Ahmadiyah yang bukan Nabi Hakiki. Di dalam buku

ini, penulis menguraikan tentang nabi hakiki dan nabi bukan hakiki.9

2. Tafsir The Holy Quran Maulana Muhammad Ali yang diterjemahkan

dalam bahasa jawa dengan judul Tafsir Qur'an Sutji Jarwa Jawi.

Penerjemahan ini dilakukan bersama M. Mufti Sjarif selama 12 tahun,

dimulai pada tahun 1936 dan selesai tahun 1948. Al-Qur'an terjemahan

ini telah diterbitkan oleh Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Aliran

Lahore) di Yogyakarta tahun 1958.

3. Buku kenang-kenangan 50 tahun Gerakan Ahmadiyah Lahore

Indonesia (GAI). Buku ini diterbitkan oleh Gerakan Ahmadiyah lahore

Indonesia pada tahun 1979 di Jakarta dengan tebal 217 halaman ini

antara lain kegiatan-kegiatan Ahmadiyah Lahore selama 50 tahun dari

8 Hasil Wawan cara Dengan Tokoh Ahmadiyah pada hari senin tanggal 7- Afril - 2010 9 Susmojo Djojosugito, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Bukan Nabi Hagigi : Pedoman

Besar Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia,Jakarta, 1984,hal.1-10

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

53

tahun 1929 sampai tahun 1979 termasuk kepengurusan sejak periode

pertama (periode Djojosugito). Selain itu, juga memuat sejarah dan

perjuangan Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia, Yayasan Perguruan

Islam Republik Indonesia (PIRI) serta Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga.

4. Buku Wasiat Masih Mau'ud Nubuwatan Bagi Kemenangan Islam.

Buku ini disusun oleh Abdul Razaq pada tahun 1996 di Yogyakarta.

Abdul Razaq adalah seorang guru dikalangan Ahmadiyah dan

sekaligus seorang penulis. Tulisan yang tebalnya hanya 20 halaman ini

berisi tentang wasiat Mirza Ghulam Ahmad yang mengacu pada Al-

Wasiat, sebuah buku karya Mirza Ghulam Ahmad yang ditulis pada

tahun 1905. tulisan ini berisi wasiat Mirza Ghulam Ahmad bahwa

sebagai Masih Mau'ud, ia menegaskan kembali akan adanya Nabi

sesudah Nabi Muhammad Saw. Dan ia adalah Nabi ummati – nabi

yang terikat dengan kenabian Muhammad SAW. Dan tidak membawa

syariat karena kenabian bersyariat telah tertutup pada diri Nabi

Muhammad SAW.10

10 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia : LKIS, Cetakan Ke-II,

Jakarta,2006. hal20-25

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

54

C. Ajaran-ajaran Ahmadiyah

Ajaran-ajaran Ahmadiyah sengat banyak dan berbeda dengan aliran lain

terutama aliran Ahli Sunnah Wal-Jamaah, Diantaranya:

a. Pemikiran Mirza terhadap dalil ini berkisar seputar dua pion yang sederhana.

Pertama, pemikiran mengenai”tanasukh” (inkarnasi) setelah ia

memberikan pernik baru. Dia misalnya mengaku bahwa sebenarnya dia-lah

Muhammad itu atau Nabi Muhammad SAW. Telah dipersiapkan kembali

untuk menyatu di dalam diri Mirza Ghulam Ahmad. Apabila Muhammad

SAW telah dipersiapkan kembali untuk menjadi seorang nabi, tentu hal ini

tidak menafikan tertutupnya pintu kenabian. Sebab Muhammad telah menutup

pintu kenabian pada saat menjadi nabi untuk pertama kalinya di tengah-tengah

masyarakat Qadian di India. Jadi, di sana tidak terdapat dua sosok, melainkan

hanya satu sosok saja yang telah menutup pintu kenabian.

Kedua. Pemikiran yang dijadikan pijak, oleh Mirza adalah bahwa

makna Muhammad sebagai penutup para nabi adalah ia telah diberikan syarat-

syarat dan karakteristik sebagai nabi penutup. Dengan demikian hanya beliau

pula yang berhak memberikan syarat karakteristik itu kepada umatnya yang

dikehendakinya. Barang siapa yang diberikan kenabian secara abstrak oleh

beliau, orang itu pun menjadi seorang nabi tanpa menyalahi akidah tentang

nabi akhir zaman. Ini apabila kita telah memahami prinsip nabi penutup dalam

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

55

artian bahwa beliau memiliki syarat dan karakteristik nabi penutup, lalu syarat

dan kritik itu diberikan kepada salah seorang umatnya yang kehendaki.11

b. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul, Hal ini dapat

dilihat dalam karya-karyanya yang tulis diberbagi media massa. Diantaranya

adalah :

Mirza Ghulam Ahmad dalam Daafi’ Al-Bala’ :

هواال له الحق الذي أرسل رسوله في قاديان

“Dan Dia-lah Tuhan yang haq yang telah mengutus rasul-Nya di

Qodiyan”

Mirza Ghulam Ahmad dalam Haqiqat Al-Wahyi :

والذى نفسى بيده أنه أرسلنى وسمانى نبيا

“Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya Dia telah

mengutusku dan menyebutku sebagai Nabi” (Haqiqatul-Wahyi, Qodiyan,

1934,halaman 68).12

Mirza Ghulam Ahmad dalam Nuzul Al-Masih :

والنبوة اى أنبى با عتبار الظلية الكاملة مرأة فيها انكاس آامل للصورة المحمدية , انا رسول ونبي

المحمدية

“Saya adalah Nabi dan Rasul, artinya saya bayangan yang sempurna,

sebagaimana kaca yang menampakan gambaran yang sempurna, dari

Muhammad dan kenabian Muhammad”. (MUI, 2007: 21)

11 Hasil wawancara sama Tokoh Ahmadiyah ( Faeel Mujeeb) pada tanggal 1 Maret, 2010 12 Mengawal Aqidah Ummat Fatwa MUI Tentang Aliran-Aliran Sesat Di

Indonesia,Sekretariat MUI, Jakarta.1997.hal.24

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

56

Mirza Ghulam Ahmad dalam koran Akhbar ‘Am tanggal 26 Mei 1908 :

Hampir semua tulisan karya Mirza Ghulam Ahmad di penuhi oleh

pengakuan-pengakuannya sebagai al-Mahdi,al-Masih dan Nabi.13

Ada perbedaan ayat antara Ahmadiyah dengan Rosam Usmani

Sebagian kecil buktiI Mirza Ghulam Ahmad dengan Ahmadiyahnya Telah

berbeda ayat dan jumlahnya Al-qur’an dalam Tadzkirah milik Ahmadiyah

1.Q.S.Yasin 36: ayat 1 – 3 Semulanya :

☺ ☺

Di halaman 658 - 659 berubah menjadi

Telah hilang ayat yang sangat penting yaitu

Risalah ini merupakan bagai suntikan samawi yang dipersiapkan bagi

jemaatku berkaitan dengan wabah ta'un.14

c. Menurut Keyakinan Ahmadiyah orang yang di beri Nama Isa Ibnu Maryam

di masa sekarang adalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., untuk

13 Ibid MUI Sekteriat 2000. Hal 78 14 Dekumen MUI Bogor dan hasil penelitian pada tanggal 22 Januari 2010

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

57

memperkuatkan Argumentasinya adalah dengan menggunakan Dalilnya,

diantaranya 15

d. Mirza Ghulam Ahmad as, sebagai Khalifatullah.Sesuai dengan surat An-Nur

ayat 56, pada zaman sekarang ini hanya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as,

berserta Jemaat beliau yang percaya bahwa dalam agama sistem khilafa masih

terus berjalan hingga kini. Pada zaman sekarang hanya Hadrat Mirza Ghulam

Ahmad as, yang menda’wakan diri sebagai Isa Al-Masih dan Imam Mahdi

telah memperoleh wahyu dari Allah SWT. Seperti tertera berikut ini sampai 13

kali banyaknya. اردت ان استخل فخلقت ادم Artinya ; aku telah beriradah untuk

menegakkan khalifah-ku pada zaman ini, maka aku ciptakan

Adam.(Tadzkirah, Al-Syirkatul Islaminyah, 1969,hal.665).16

e. Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah Karena Ahmadiyah

menggap yang tidak percaya pada Mirza Ghulam Ahmad adalah Kafir dan

tidak sah Sholot di belakang orang Non Ahmadiyah. Sebagaimana kata Hadrat

Masih Mau’ud a/s. Bersabda : ’’ Orang-orang yang tergesa-gesa berburuk

sangka terhadap Jemaat ini berarti tidak mengindahkan Allah. Sesuai dengan

15Abdul Razak, Kami Meyakini Turunan Imam Mahdi Dan Nabi Isa a.s Sebagai Bukti

Kesetian Kepada Islam dan Nabi Muhammad s.aw : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung.2007.hal.20

16 Ahmad Cheema, Sy,Khalifat Telah Berdiri,; Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung.2007.hal.3-4

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

58

Firman Allah : “Allah Ta’ala hanya menerima sholat dari orang-orang yang

Muttaqin’’17

f. Mirza Ghulam Ahmad, sabagai pembaharuan dalam Islam.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya ; Abu Hurairah ra.

meriwayatkan. Rasulullah SWT : Bersabda sesungguhnya Allah Swt. akan

tahun seorang Mujaddid (pembaharu) yang akan memperbaiki agamanya” (

Abu Daud dan Misykat hal.36)

Sesuai dengan hadist ini, berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah

SWT. Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as,(Imam Mahdi dan Masih Mauud )

telah menda’wakan diri sebagai mujaddid pada akhir abad ke-13 untuk ribuan

terakhir masa dunia ini.18 Ahmadiyah ada kitab lain selain a-quran yaitu Kitab

Tadzkirah yang merupakan kumpulan wahyu-wahyu yang di dapatkan oleh

Mirza Ghulam Ahmad. 19

g. Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri.

Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah 1. Suluh, 2.Tabligh, 3.Aman,

4.Syahadah, 5.Hijrah, 6.Ihsan, 7.Wafa, 8.Zuhur, 9.Tabuk, 10.Ikha,

11.Nubuwah, dan bulan 12. Fatah. Dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini

dibuat 1994M/1414H adalah tahun 1373 HS. Kewajiban menggunakan

17. Abdul Razak, Memahami Alasan Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah:

Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung.2007.hal.6-7 18 Ahmad Cheema, Sy,Khalifat Telah Berdiri,; Jemaat Ahmadiyah Indonesia,

Parung.2007.hal.7-8 19 Abdul Basit, Klarifikasi Atas Tela’ah Kitab Tadzkiroh,hal.5-8

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

59

tanggal, bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah

pemerintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud

Ahmad.20

h. Tadzkirah : Wahyu dan Alquran

Menurut Jemaaat Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad berpegang

teguh pada Alqur’an suci 30 juz dan sunnah Rasulullah SAW (PB JAI, 1984 :

17), Kitab Syari’at Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab Syari’at Nabi

Muhammad SAW, yaitu Al-qur’an suci berisi 114 surat dan terbagi 30 juz.

Ahmadiyah tidak mempunyai Kitab lain selain Al-Qur’anul Hakim ( Syafi R.

Batuah, 1980 :9 ). Namun, selain wahyu yang telah dibukukan (Al-Qur’an)

juga diakui masih banyak turun wahyu kepada Mirza Ghulam Ahmad; yang

kemudian dituliskan dalam berbagai buku karyanya yang berjumlah lebih dari

86 buku dalam Bahasa Urdu, Arab dan Persi (PB JAI, 1984 : 17 & 24).

Tuhan menghubungi manusia dengan perantaraan wahyu. Hubungan itu

bermacam-macam menurut keasaan dan menurut si penerimanya. Dari semua

hubungan yang suci itu yang paling sempurna, yang paling melingkupi ialah

Al-Qur’an Suci. Menurut Ahmadiyah bahwa Al-Qur’an Suci telah ditaqdirkan

untuk ada selama-lamanya dan tidak dapat diungguli oleh wahyu-wahyu

terdahulu dan sesudahnya (PB JAI, 1984 : 28).21

20 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat ; Buku Islam Utama,Jakarat, 2009.61 21 Amin Djamuluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an : Lembaga Penelitian dan

Pengkajian Islam, Cet. Ke 5, Jakarta 2005. hal 209

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

60

D. Maksud Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah

Arti Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah ialah pengikut Nabi, arti Wal-Jama’ah

ialah penganut i’itiqad jama’ah sahabat-sahabat Nabi. Kaum Ahlus Sunnah Wal-

Jamaah ialah kaum yang menganut keyakinan yang dianut oleh Nabi Muhammad

SAW dan Sahabat-Sahabat Nabi yang termaktub dalam al-qur’an dan dalam

Sunnah rasul secara terpencar-pencar,22 belum tersusun secara rapi dan teratur,

tetapi kemudian dikumpulkan dan dirumuskan dengan rapi oleh Syeik Abu Hasan

Ali al-Asy’ari dan Syeik Abu Mansur Al-Maturidi.23

Term ahli Sunnah dan Jama’ah ini kelihatannya timbul sebagai reaksi

terhadap paham-paham golongan Mu’tazilah yang telah dijelaskan sebelumnya

dan terhadap sikap mereka dalam menyiarkan ajaran-ajaran itu. Mulai dari Wasil,

usaha-usaha telah dijalankan untuk menyebarkan Ajaran-ajaran itu, di samping

usaha-usaha yang di jalankan dalam menentang serangan musuh-musuh Islam.24

Bagaimanapun, yang dimaksud dengan Ahli Sunnah dan Jama’ah di

dalam lapangan Teologi Islam adalah Kaum Asy’ariah dan kaum Maturidi. Abu

hasan’Ali Ibn Isma’il-Asy’ari lahir di Basrah di tahun 873 M dan wafat di

Bagdad pada tahun 935 M. Pada mulanya ia adalah murid al-jubbai dan salah

22 Sahlun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam : CV.Rajawali, Jakarta,1991.hal.153 23 Sirajuddi Abbas, I’tiqad Ahlus Sunnah Wal-Jamaah : Pustaka Tarbiyah Baru, Cetakan

Ke-8, Jakarta, 2008.hal.2 24 A.Hanafi Pengantar Theologi Islam : PT. Al-Husna Zikra, Cetakan Ke-6 Jakarta.

1995. hal.104

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

61

seorang terkemuka dalam golongan al-jubba’i berani mempercayakan perdebatan

dengan lawan kepadanya.25

Sudah menjadi kebiasaan dalam dunia Islam, bahwa hukum-hukum

agama yang digali dari Qur’an dan Hadits oleh seseorang Imam, maka hukum itu

dinamai “madzhab”. Hasil ijtihad Imam hanafi dinamai Madzhab Hanafi, hasil

ijtihad Imam Maliki dinamai Madzhab Maliki, hasil ijtihad Imam Syafi’i dinamai

Madzhab Syafi’i, hasil ijtihad Imam Ahmad bin Hanbal dinamai Madzhab

Hanbali, walaupun pada hakikatnya semuanya adalah agama Allah yang

termaktub secara tersurat atau tersirat di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Begitu

juga dalam soal-soal i’tiqad. Hasil galian dari Qur’an dan Hadits oleh Imam Abu

Hasan Al-Asy’ari dinamai “Madzhab Asy’ari” atau “Faham Asy’ari”, walaupun

pada hakikatnya Imam Abu Hasan Al-Asy’ari hanya menggali, merumuskan,

menfatwakan, menyiarkan, mempertahankan apa yang sudah ada dalam Qur’an

dan Hadits juga, apa yang sudah di i’tiqadkan oleh Nabi Muhammad Saw. Dan

sahabat-sahabat beliau.26

E. Kitab-Kitab Ahli Sunnah Wal-Jama’ah

Dalam hal kitab Ahli Sunnah Wal-jama’ah sangat bayak terutama mazhab

yang empat dan pengikut hingga kini tetap mengarang kitab. Diantara kitab :

a. Kitab dan dasar-dasar madzhab Abu Hanifah

25 Harun Nasution, TEOLOGI ISLAM-Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan:

Universitas Indonesia., jakarta. 2002.hal.65-66 26 Ibid, Sirajuddi Abbas, I’tiqad Ahlus Sunnah Wal-Jamaah,hal. 5-6

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

62

Abu Hanifah adalah seorang imam yang terkemuka dalam bidang qiyas

dan istihsan. Beliau mempergunakan qiyas dan istihsan apabila beliau tidak

memperoleh nash dalam Kitabullah, Sunnatur Rasul atau ijma. 27 Dengan kita

memperhatikan cara-cara yang ditempuh Abu Hanifah untuk beristinbath,

nyatalah bahwa dasar – dasar hukum Fiqh dalam madzhabnya, ialah : Al-

Kitab, As-Sunnah, Al-Ijma’, Al-Qiyas dan Al-Istihsan.

Sedangkan kitab-kitabnya ada enam buah, yaitu : Al-Mabsuth, Al

Jami’ul Kabir, Al-Jamiush Shagir, As-Siyarul Kabir, As-Siyarush Shagir dan

Az-Zidayat.

i. Dasar-dasar Madzhab Maliki

Al-Qadli Iyadl dalam kitab Al-Madarik berkata : “Malik mendahulukan

Kitabullah menurut tertib terang samarnya:. Yakni beliau mendahulukan nash,

kemudian yang dhahir kemudian yang mafhum. Sesudah itu beliau berpegang

kepada As-Sunnah. Dalam hal ini beliau mendahulukan yang mutawatir atas

yang masyhur, yang masyhur atas ahad, sebagaimana beliau mendahulukan

yang nash atas yang dhahir atas yang mafhum. Sesudah pada itu beliau

berpegang kepada Ijma’, baru kemudian beliau berpegang kepada qiyas.

Kitab yang dinisbahkan kepada Imam Maliki adalah al-Muwatho yang

merupakan kitab Hadits tapi juga sekaligus kitab fiqih.28

j. Kitab dan dasar-dasar pemikiran Madzhab Syafi’i

27 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqih : PT Pustaka Rizki Putra,

Semarang,1997. 28 Djazuli, ILMU FIQIH ; Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2005. hal.129

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

63

Madzhab ini dibangun oleh Imam Muhammad ibn Idris Asy-Syafi’i

seorang keturunan Hasyim ibn Abdul Muthalib. Beliau dilahirkan di Ghuzzah,

sebuah wilayah di dalam negeri Syria, dalam tahun 150 Hijriah, bersamaan

dengan tahun wafatnya Abu Hanifah.Dasar-dasar Madzhab Syafi’i, di dalam

Kitab Ar-Risalah beliau menerangkan dasar-dasar tasyri yang dipeganginya,

ialah : Al-Qur’an menurut dhahirnya, As-Sunnah walaupun ahad, Ijma’ dan

Qiyas.

Di antara kitab As-Syafi’i yang terpenting yang sampai kepada kita

ialah : Ar-Risalah, dalam bidang Ushul Fiqh, Al-Umm dalam bidang fiqh,

Mukhtaliful Hadits dan Masnad dalam bidang hadits. Di Mesir Asy-Syafi

menulis kitab-kitabnya baru yang seperti al-Um, al-Amadi dan al-Imlak. 29

k. Kitab dan dasar-dasar pemikiran Madzhab Hanbali

Pembangunan madzhab sunni yang keempat adalah : Al-Imam Abu

Abdillah Ahmad ibn Hanbal ibn Hilal Asy-Syaibani. Beliau dilahirkan di

Baghdad pada tahun 164 H, wafat pada tahun 214 H. Beliau seorang imam

yang selalu melawat ke berbagai kota untuk mencari ilmu dan hadits. Beliau

pernah ke Syiria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Bashrah. Dengan usaha yang tidak

kenal payah beliau menghimpun sejumlah 40.000 hadits di dalam kitab

Musnadnya.30

Dasar-dasar Madzhab Hanbali, Madzhab ini didasarkan kepada :

29 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab ;

PT Pustaka Rizki Putra, Semarang,1997. Hal.513 30 Ibid,Sirajuddi Abbas, I’tiqad Ahlus Sunnah Wal-Jamaah,hal. 11

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

64

1. Nash Al-Qur’an atau nash Al-Hadits

Apabila beliau mendapat nash, beliau tidak lagi memperhatikan

dalil-dalil yang lain dan tidak memperhatikan pendapat-pendapat sahabat-

sahabat yang menyalahinya.

2. Fatwa shahabi, apabila tidak memperoleh nash.

Apabila beliau mendapati sesuatu pendapat sahabat yang tidak

diketahuinya bahwa ada yang menentangnya, beliau berpegang kepada

pendapat itu dengan tidak memandang bahwa itu merupakan Ijma’

3. Pendapat sebagian sahabat

Apabila terdapat beberapa pendapat sahabat dalam sesuatu maslah,

maka beliau mengambil mana yang lebih dekat kepada Al-Kitab dan As-

Sunnah. Terkadang beliau tidak mau memberi sesuatu fatwa apabila beliau

tidak memperoleh pentarjih bagi sesuatu pendapat itu

4. hadits mursal atau hadis dla’if, jika tidak berlawanan dengan sesuatu

atsar atau dengan pendapat seseorang shahabat.

5. Qiyas

Apabila beliau tidak memperoleh sesuatu yang diterangkan di atas

maka beliau mempergunakan qiyas.31

31 Ibid,Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Hal.513

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

65

F. Ajaran-Ajaran Ahli Sunnah Wal-Jama’ah

Ajaran-ajaran Al-Asy’ari dapat di ketahui dari buku-buku yang ditulisnya,

terutama dari kitab al- luma’fi al-Rad ‘ala Ahl al-Ziagh wa al-Bida’dan al-

Ibanah’an Usul al-Dianah di samping buku-buku yang ditulis oleh para

pengikutnya. Diantara ajarannya :

a. Mustahil kata al-Asy’ari Tuhan mengetahui dengan zat-Nya, karena dengan

demikian zat- Nya adalah pengetahuan dan Tuhan sendiri adalah

pengetahuan. Tuhan bukan pengetahuan (‘Ilm) tetapi yang mengetahui

(‘Alim). Tuhan mengetahui dengan pengetahuan dan pengetahuan-Nya

bukanlah zat- Nya. Demikian pula dengan sifat-sifat seperti sifat hidup,

berkuasa, mendengar dan melihat.

b. Sifat Tuhan, Menurut ajaran Asy’ariyah. Tuhan mempunyai sifat-sifat

sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran, seperti Allah mengetahui dengan

‘Ilmu, berkuasa dengan Qudrat, hidup dengan Hayah dan seterusnya. Sifat-

sifat tersebut adalah azali. Sifat-sifat itu bukanlah Zat Tuhan bukan pulaat-

Nya.32

c. Al-Qur’an, berlainan pula dengan pendapat al-Mu’tazilah, bagi al-Asy’ari

tidaklah diciptakan sebab kalau ia diciptakan, maka sesuai dengan ayat :

Untuk penciptaan itu perlu kata kun, dan untuk terciptanya kun ini perlu pula

kata kun yang lain; begitulah seterusnya sehingga terdapat rentetan kata-

32 Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam ; CV. Pustaka Setia, Bandung,hal. 77

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

66

kata kun yang tak berkesudahan. Dan ini tak mungkin. Oleh karena itu Al-

Qur’an tak mungkin diciptakan.

d. Tuhan dapat dilihat di akhirat, demikian pendapat al-asy’ari. Di antara alasan-

alasan yang dikemukakannya, ialah bahwa sifat-sifat yang tak dapat di berikan

kepada Tuhan hanyalah sifat-sifat yang akan membawa kepada arti

diciptakannya Tuhan. Sifat dapatnya Tuhan dilihat tidak membawa kepada hal

ini; karena apa yang dapat dilihat tidak mesti mengandung arti bahwa ia mesti

bersifat diciptakan. Dengan demikian kalau dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu

tidak mesti berarti bahwa Tuhan harus bersifat diciptakan.

e. Perbuatan-perbuatan manusia, bagi al-asy’ari, bukanlah di wujudkan oleh

manusia sendiri, sebagai pendapat Mu’tazilah, tetapi diciptakan oleh Tuhan.

Perbuatan kufr adalah buruk, tetapi orang kafir ingin supaya perbuatan kufr itu

sebenarnya bersifat baik. Apa yang dikehendaki orang kafir ini tak dapat di

wujudkannya. Perbuatan iman bersifat baik, tetapi berat dan sulit. Orang

mukmin ingin supaya perbuatan iman itu janganlah berat dan sulit, tetapi apa

yang dikehendakinya itu tak dapat diwujudkannya. Dengan demikian yang

mewujudkan perbuatan kufr bersifat baik, tetapi Tuhan yang mewujudkannya

dan Tuhan memang berkehendak supaya kufr bersifat buruk.33

f. Pelaku Dosa Besar Menurut Asy’ari, seorang muslim yang melakukan

perbuatan dosa besar dan meninggal dunia sebelum sempat bertobat, tetap

33 Harun Nasution, TEOLOGI ISLAM, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan;

Universitas Indonesia., jakarta. 2002.hal.69-71

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

67

dihukumi mukmin, tidak kafir, tidak pula berada diantara mukmin dan kafir,

dan di akhirat ada beberapa kemungkinan : Ia mendapat ampunan dari Allah

SWT dengan rahmat-Nya sehingga pelaku dosa besar tersebut memasukannya

ke dalam surga. Dan Ia mendapat Syafa’at dari Nabi Muhammad SAW,

sebagaimana sabdanya, Artinya : Syafa’at adalah untuk umatku yang

melakukan dosa besar”. Dan Allah memberikan hukuman kepadanya dengan

dimasukkan ke dalam siksa neraka sesuai dengan dosa besar yang

dilakukannya, kemudian dia memasukannya ke surga.34

g. Asy’ari berpendapat bahwa Allah menciptakan ketidak adilan (kedzoliman)

karena dia menciptakan keadilan, akan tetapi dalan suatu pertemuan antara

seorang manusia dengan seorang lainnya, manusia mungkin saja

melakukannya pada dirinya sendiri. Dalam kitab al-luma, ia memberikan suatu

jawaban langsung terhadap suatu pertannyaan yang diajukan kepadanya oleh

teman bicaranya (mu’tazilah): tidakkah Allah telah menciptakan kedzoliman

terhadap semua makhluk?. Maka jawab Asy’ari” dia menciptakannya karena

kedzoliman mereka, bukan karena kedzolimannya.dalam maksud pertanyaan

lain, dengan maksud apakah Allah menciptakan kedzoliman, yang tidakkah

dirinya sendiri yang menjadi tidak adil. Jawaban Asy’ari: “seseorang yang

tidak adil itu bukan tidak adil sebab ia menjadikan kedzoliaman karena yang

lain dan bukan karena kedzolimannya. Jika ia tidak adil karena alasan ini, tak

satu pun makhluk yang menjadi tidak adil. Karena itu, seseorang yang tidak

34 Ibid, Muhammad Ahmad Drs,H., Tauhid Ilmu Kalam. Hal 180

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

68

adil itu bukan tidak adil sebab ia menjadi kezaliman karena kezaliman yang

lain, Allah itu adil sebab Dia menjadikan kezaliman karena kezaliman yang

lain dan bukan karena kezaliman-Nya.35

h. Ahli sunnah wal-jamaah mengajar dalam rukun Islam yatu sahadat, sholat,

puasa, zakat, dan haji merupakan wajib. Dalam sholat wajib sebagaimana

dijelaskan dalam al-qur’an : dalam surat al-baqarah ayat 43:

☺ ⌧ ⌧

)43 : 2/ البقارة ( . Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku'.

Dalam kaidah Ushul fiqih dikatakan bahwa pada dasarnya setiap

pemerintah itu mengandung hukum wajib. Dan dalam Al-quran menjelaskan

janji baik yang di berikan Allah kepada orang-orang yang mendirikan sholat.

Umpamanya firman Allah dalam al-Baqarah ayat 3 sampai 5 :

)5 - 3 : 2 / البقارة (. ☺

35 Majid Khadduri, TEOLOGI KEADILAN PERSPEKTIF ISLAM, Risalah Gusti,

Surabaya.1999.hal.84-85

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

69

(yaitu) mereka yang beriman[ kepada yang ghaib ]yang mendirikan

shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada

mereka.4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah

diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu

serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. 5. mereka Itulah yang

tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang

yang beruntung[36

Dalam Zakat adalah wajib salah satu ibadah pokok dan termasuk salah

satu rukun Islam. Dasar wajibnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-

baqarah ayat 43:

⌧ ⌧

)43 : 2/ البقارة (.

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku'

Dan dalam surat Fussilat ayat 7 :

)7 : 41/ الفصالة (. ⌧

orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan

adanya (kehidupan) akhirat.

Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah sebagai berikut :

Binatang ternak, barang tambang berupa emas dan perak, biji-bijian dan buah-

36 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih ; Kencana,Jakarta,2003.hal.21

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

70

buahan (hasil tanaman),Hasil perniagaan dan barang temuan.37 Pendapat ini

disetujui Abu Hanifah dan Ahmad. Kata malik ; wajib zakat apabila Nishab

pertama pada unta 5 ekor. Dikeluarkan seekor kambing. Pada 10 ekor unta, 2

ekor kambing. pada 15 ekor unta, 3 ekor kambing, pada 20 ekor unta, 4 ekor

kambing.38

Dalil wajib puasa sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an pada surat

al- baqarah ayat 185 Allah berfirman :

: 2/ البقارة (. ☺ 185(

“Beberapa hari yang ditentukan itu (ialah) bulan Ramadhan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

(antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu

hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa

pada bulan itu.....”

Dan juga dalam surat al- baqarah ayat 183 Allah menyebutkan :

☺⌧

37 Slamet, Fiqih Ibadah untuk IAIN,STAIN DAN P TAIS : CV Pustaka Setia, Bandung,

1998.hal.199 38 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam : PT Pustaka

Rizki Putra, Semarang,2001.hal.126

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

71

)183 : 2/ البقارة ( . Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar

kamu bertakwa,39

Ahli sunnah telah sepakat bahwa wajib puasa bagi kaum wanita dan

Pria yang telah dewasa, namun perbedaan menggenai orang sudah lanjut usia

dari Fit’ahnya.Dalil wajib haji sebagaiman dijelaskan dalam Al-qur’an, dalam

surat al-Baqarah ayat 196 :

☺ . )196 : 2/ البقارة (

Sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah..

Dan juga disebutkan dalam surat Ali Imran 97:

)97 : 3/ ل عمران آ (.

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam

Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)

orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

39 Rahman Ritonga, M.A.,Fiqih Ibadah,:GayaMeDia Pratama,Jakarta, 1997.hal.152

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

72

Sedang Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke di Surabaya pada

tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H./21) Oktober1926 M. Menyebutkan bahwa

wajib bagi Ummat Islam Mengikuti salah satu dari empat mazhab.40

40 Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam : Lembaga Studi dan

Pengembangan, Surabaya.1999M.hal.2

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

BAB IV

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN AHMADIYAH

DENGAN AHLUS SUNNAH WAL-JAMA’AH ; KEYAKINAN DAN FIQIH

A. Dalam Teologi ( Keyakinan ) Masalah Rukun Iman

Dalam Rukun Iman keyakinan Ahmadiyah tidak ada perbedan secara lafas

tetap sama dengan Ahli Sunnah yaitu ada enam rukun. Ahmadiyah percaya

kepada Allah, kepada Malaikat, kepada kitab, kepada Nabi dan rasullah, hari

kiamat, dan qadar baik dan Qadar buruk.1 Namun bagi Ahmadiyah mempunyai

kitab Tazdkirah yang berisi Mimpi dan Wahyu dari Allah SWT kepada Mirza

Gluman Ahmad.2

Tentang Kitab Suci Samawi, menurut keyakinan (keimanan) orang

Ahmadiyah, bahwa jumlah Kitab Suci yang diturunkan Allah ada 5 (lima) buah

yaitu :

a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa

b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud

c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa

d. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 3

1 Mubahalah dan Hakekatnya, Jemaat Ahmadiyah Indonesia : Parung, hal 31 2 Klarifikasi Atas Tela’ah Kitab Tazdkiramh ; Jemaat Ahmadiyah Indonesia,

Parung.2003.hal.5 3 Hanafi , Pengantar Teologi Islam : Al-Husna Baru, Jakarta .2003.hal 99

72

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

73

e. Kitab Tadzkirah diturunkan kepada Nabi Mirza Ghulam Ahmad (dari

India)

Tentang jumalah para Nabi, kalau dalam keyakinan Ahli Sunnah bahwa

jumlah Nabi dan Rasul yang wajib dipercaya adalah 25 orang (Yaitu dari Nabi

Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhirul zaman).

Tetapi dalam keyakinan (keimanan) orang Ahmadiyah bahwa jumlah Nabi

dan Rasul yang wajib dipercayai harus 26 (dua puluh enam) orang, yaitu setelah

Nabi Muhammad SAW masih ada lagi Nabi yaitu Nabi Mirza Ghulam Ahmad

dari India (nabinya orang Ahmadiyah).4 Barang siapa yang tidak percaya kepada

Nabi Mirza Ghulam Ahmad adalah kafir Mutlzak.5 Dan kitabTazdkiroh itu wajib

diyakin bagi kaum Ahmadiyah. Selain itu persamaan juga antara Aliran

Ahmadiyah dengan Ahli Sunnah Wal-Jamaa Ahmadiyah dan tetap meyakini dan

menggunakan al-qur’an dan al-hadist Nabi sebagai dalil dalam kenabian, sebagai

Imam Mahdi dan Isa Masih.6

Sedangan yang menjadi perbedaan dalam keyakinan Ahamadiyah dengan

Ahli Sunnahm, seperti adaanya kitab Tadzkirah yaitu kumpul-kumpul wahyu

yang berisi mimpi yang di alami Mirza Ghulam Ahmad. Dan menyakani

kebenaran kitab tersebut sebagai kitab yang berisi wahyu dan juga Ahmadiyah

4 Amin Djamuluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an : Lembaga Penelitian dan

Pengkajian Islam, Cet. Ke 5, Jakarta 2005. hal 209 5 Sir Muhammad Iqbal, Terjemahan dari Kitab Islam dan Ahmadiyah : Kashmiri Bazar

Lahore, Pakistan, 1991.hal 50 6 Abdul Razak, Kami meyakini Turunnya Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s, : Jemaat

Ahmadiyah Indonesia,Parun, !987.hal.3

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

74

meyakini al-quran juga sebagaimana yang di yakini NU, Muhamdiyah dan lain-

lain.

Namun kalau kitab teliti dan kita perhatikan dari kitab yang dikarang sama

Ahamdiyah banyak mengkutip dari kitab Tadzkirah, ayat al-qur’an dan hadist

nabi Muhammad SAW. Jadi pantas kalau di sebut Ahmdiyah kitab Taskirah

sebagai kitab suci.

B. Masalah Kenabian

Dalam masalah kenabian Ahmadiyah ada perbedaan baik dari segi

definisi kenabian maupun dalam mengartikan ayat Al-quran yang terkait dengan

kenabian.

Pertama perbedaan difinisi Kenabiaan.

Dalam masalah kenabian bagi kaum Ahmadiyah mendefinisikan

kenabian berbeda yang dipaham secara umum terutama Ahlus Sunnah.

Menurut Ahmadiyah definisi Nabi adalah laki-laki baligh, berbudi pekerti baik

di turunkan kepada wahyu. Jika wahyunya mengandung hukum-hukum atau

undang-undang baru yang belum ada pada syariat sebelumnya, ia namakan Nabi

membawa syariat baru dan jika wahyu nya mengulang atau menguatkan wahyu

kitab yang sebelumnya saja dan tidak menambah atau menguranginya maka Nabi

yang demikian dinamakan Nabi pembantu.7

7 Ahmad Nurdin,M. Masalah Kenabian : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parun, 1987. hal.

4

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

75

Ahmadiyah bagi beberapa macam menggenai kenabiaan . Pertama,

Nabi yang membawa syariat (Nabi Tasyri’) pada jenis ini contohnya kita dapati

seperti Nabi Musa as dan Nabi Muhammad saw. Kedua, Nabi yang tidak

membawa syariat (Nabi Ghairu Tasyri’ ) contohnya seperti Nabi Ismail as dan

Nabi Harun as.

Jenis kenabian yang kedua (Nabi Ghairu Tasyri’) ini terbagi atas 2

macam : pertama, Nabi yang tidak terikat dengan nabi sebelumnya yang

membawa syari’at, contohnya Nabi Luth as, Nabi Ismail as dan lain-lain dan

kedua, Nabi yang terikat atau pengikut nabi sebelumnya yang membawa

syari’at.8 Menurut Al-Quran, kenabian yang terikat atau pengikut nabi

sebelumnya yang membawa syari’at masih tetap ada. Ada begitu banyak Ayat

Al-Quran yang mendukung pemahaman tersebut contohnya:

لحيناوالص والشهداء ومن يطع اهللا والرسول فاولئك مع الذين انعم اهللا عليهم من النبين . والصديقين

( لآ مرانع / 3 : 70 )

“Barangsiapa yang ta’at kepada Allah Taala dan Rasul- Nya

(Muhammad saw.), maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang

kepada mereka Allah memberikan nikmat yakni Nabi-nabi, siddiq-siddiq,

syahid-syahid dan solihin- solihin”(Q.3:70).9

Sedangkan Ahli Sunnah wal Jamaah mendifisikan bahwa Nabi adalah

8 Hasil wawancara dengan Tokoh Ahmadiyah (Maulana Yaqub) pada hari Jumaat

tanggal 5 Maret 2010 di Majid Al-hidayah Kebayoran Lama. 9 Artikel Ahmadiyah, Menggenai kenabiaan, 1999.hal. 5

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

76

seorang laki-laki merdeka yang mendapatkan wahyu dari Allah dengan hukum

syarahuntuk diamalkan sendiri. Sedangkan Rasul Allah adalah seseorang laki-

laki yang merdeka yang mendapatkan wahyu Allah dengan hukum syarah untuk

diamalkan sendiri serta disampaikan kepada umatnya. Kesimpulanya seorang

Nabi mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk diamalkan sendiri. Adapun

Rasul selain untuk diamalkan sendiri juga disiarkan kepada orang lain. Dan, baik

Nabi maupun Rasul harus seorang laki-laki. Sebagaimana ditegaskan Allah SWT

di dalam Al-Qur’an, pada Surat Al-Anbiya ayat 7.

☺ )7 : 21 / االنبيأ (

Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan

beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka

Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada

mengetahui.10

Kedua Perbedaan dalam penafsiran.

Bagi Ahmadiyah meyakini adanya Nabi lagi sesudah Nabi Muhammad SAW

dan tetep mengakui Nabi Muhammd SAW sebagai Nabi namun bukan terakhir

sebagaimana Ahmadiyah menggunakan dalil Al-quran dan Hadist untuk menyatan

adanya Nabi Baru yakni Mirza Ghulam Ahmad.11 Al-qur’an Dan Al-Hadist itu

untuk memperkuat keyakinan dan Kenabiaannya sebagai contoh dalil yang

10 Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam : CV. Pustaka Setia, Bandung 2009. hal.81 11 Abdul Basit, Wahyu Ilahi : Jamaat Ahmadiyah Indonesia, Parung, 2008.hal. 17

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

77

gunakan untuk memperkuat Kenabian Mirza Gluman Ahmad dalam Ayat Al-

Qur’an menyebut; adalah firman Allah dalam surat Al-Ahzab, yaitu :

⌧ ☺

⌧ األحزاب( ☺ ⌧

/33 : 40 (

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara

kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan Penutup para nabi-nabi”. (QS. Al-Ahzab /

33 : 40)12

Ahmadiyah mengartikan Ayat tersebut :

a. Dengan lafas خاتمdengan tanda kasrah di atas huruf ت berarti stempel

dan bukan berarti menutup, dan stempel di pergunakan untuk

mengabsahkan sesuatu. Jadi, ayat itu berari Nabi Muhammad SAW

adalah stempel bagi para Nabi, sebagaimana13

b. Sesungguhnya “Al-khatam’’ itu artinya bukan “terakhir “ akan tetapi

artinya adalah “lebih utama “ maka pergertian ayat menjadi :

“Muhammad itu Bukanlah bapak salah seorang lelaki di antara kalian

akan tetapi ia adalah utusan Allah dan Nabi yang paling Utama’’ bukan

artinya kenabian itu sudah terhenti dengan kenabian Beliau.

c. Pengertian dari “An-Nabiyyin’’ adalah “pandai atau cerdas” Jadi artinya ia

manusia yang pandai dan dengan kepandaiannya ia menjadi Nabi.

12 Artikel MUI Bogor, Tentang Ahmadiyah, 2006.hal 7 13 Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Da’watul Seruh Kepada Kebenaran :

Majelis Ansharullah, Jakarta,2006.hal.47

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

78

d. Sedangkan pengertian dari “An-Nabiyyin’’ adalah para nabi -nabi yang

membawa syari’at baru yakni bahwa nabi Muhammd adalah penutup bagi

nabi-nabi yang membawa syari’at seperti Harun bagi Musa as.14

Sedangkan Ahli Sunnah Wal-jamaah dalam kaidah bahasa Arab dan

nash dari Al-qur’an dan Al-Hadist. Pengerti bahwa Nabi Muhammad SAW.

Adalah “penutup para Nabi” itu pulalah yang ditafsirkan oleh para Imam ahli

tafsir :

a. Dalam Tafsir Khazen, jilid V, pagina 218: “ke-Nabi-an telah

tertutup, tak ada lagi setelah beliau”

b. Dalam Tafsir Nafasi, jilid III, pagina 306: “Akhir Nabi, tiada

seorang juga lagi Nabi sesudah beliau beliau”.

c. Dalam Tafsir Jalalain, yang dicetak bersama. Tafsir Shawi jilid III

pagina 263 : “Dengan Nabi Muhammad disudah Nabi-Nabi”.

d. Dalam Tafsir Ibnu katsir, pada jilid III, pagina 493. “Ayat yang

menyatakan dengan terang, bahwa Nabi tidak ada lagi sesudah Nabi

Muhammad Saw. Begitu juga Rasul, lebih-lebih tidak ada lagi”.15

e. Imam Ibnu Jarir At-Thabary mengatakan dibawah ayat ini, “Akan

tetrapi beliau adalah utusan Allah dan khataman nabiyyin yakni

Nabi terakhir”. (Tafsir Ibnu Jarir, juz 22, hlm. 12,).

14 Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qodianiyah Sebuah Kajian Analitis ; Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama Diklat, Jakarta, 2008.hal 203 15 Sirajuddi Abbas, I’tiqad Ahlus Sunnah Wal-Jamaah : Pustaka Tarbiyah Baru, Cetakan

Ke-8, Jakarta, 2008.hal.396

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

79

f. Imam Abu Hayyan mengatakan, “Jumhur ulama tafsir membaca

“khatim” yang artinya bahwa beliau menutup para Nabi yakni yang

datang terakhir. Dan ‘Ashim membacanya “Khatam” yang artinya

bahwa para Nabi ditutup dengan kenabian Muhammad”. Kemudian

ia berkata, “Barangsiapa mengatakan bahwa kenabian bisa

diusahakan dan tidak terhenti atau mengatakan bahwa wali lebih

afdhal dari Nabi maka maka ia zindiq yang wajib dibunuh”. (Tafsir

Al-Bahr Al-Muhith, karya Abu Hayyan, juz 7, hlm. 236).16

g. Imam Al-Qurthuby mengatakan, “Cuma ashim saja yang membaca

“Khatam An-Nabiyyin” yang artinya bahwa para Nabi ditutup

dengan kenabian Muhammad saw. Sehingga sudah tertutup.

Sementara ahli qira’at membacanya Khatim An-Nabiyyin yang

artinya Nabi yang datang paling akhir. Ada pula yang mengatakan

bahwa kata Al-Khatim dan Al-Khatam adalah

h. dua bahasa yang berbeda”. (Tafsir Qurthuby, juz 14, hlm. 196, cet.

1)17

Sedangkan menurut para ulama Ahli Bahasa Arab :

a. Majd Ad-Din Al- Fairuzabady didalam kitabnya Al-Qamus

mengatakan, “Akibat dari sesuatu adalah akhirnya, seperti lafadz

16 Ibid, Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qodianiyah Sebuah Kajian Analit, hal 205 17 Artikel MU Bogor, Menggenai Ahmadiyah, 2006

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

80

“Khatamuhu” yang artinya adalah akhir kaum yang merupakan

penutup”. (Al-Qamus Al-Muhith, jilid 4, hlm. 102, cet. 4).

b. Imam Ar-Ragib Al-Ashfahany mengatakan, “Khatamun Nabiyyin

artinya adalah menutup kenabian yaitu menyempurnakannya

dengan kedatangan beliau saw.”. (Al-Mufradat, hlm. 142, cet.

Mesir).

c. tadalah merupakan nama-nama Nabi saw. Yang pertama, yaitu Al-

Khatam adalah isim (kata benda) yang artinya orang yang paling

akhir, dan Al-Khatam adalah isim fa’il (kata pelaku) yang artinya

orang yang mengakhiri atau menutup”. (Msajma’ Al-Bahr, hlm.

330).

d. Dan akhirnya kami sebutkan dari Imam ahli bahasa arab yaitu Ibnu

Manzur Al-Ifriqy Al-Mishry tentang pendapat beliau yang

dijelaskan secara rinci dalam lafadz “Al-Khatam”. Beliau

mengatakan, “Khatam segala sesuasatu artinya adalah

penutupnya, dan akibat dari sesuatu adalah akhirnya, lafadz aku

meng-khatam-kan sesuatu adalah lawan kata dari aku

membukanya; “Khatimatus surah” artinya adalah akhir surat.

Khatamul Qaum adalah yang menutup kaum tersebut, dan khtam

suatu kaum adalah yang terakhir dari suatu kaum. Dari Al-Lihyany

ia mngatakan, ‘Muhammad itu adalah penutup para Nabi’. Dan

dari At-Tahdzib, Al-Khatim dan Al-Khatam adalah bagian dari

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

81

nama-nama Nabi saw. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan yang

artinya: “Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang lelaki

diantara kalian, akan tetapi beliau adalah utusan Allah dan Khatam

Nabiyyin yaitu Nabi terakhir”. (Lisan Al-‘Arab, juz 12, hlm. 164,

terbitan beirut). 18

Kalau kita teliti maka ayat ini merupakan ketetapan yang sudah pasti

(nash) yang menjadi dalil dalam masalah ini. Dan ayat ini amat jelas sekali

perngertiannya, tidak memerlukan pentawilan dan penjelasan lebih lanjut,

serta dapat di fahami oleh orang yang mengerti sedikit saja tentang bahasa

arab, bahwanya tidak ada lagi nabi sesudah nabi Muhammad SAW.19 Apabila

pemilihan kata Al-khatman dengan Artinya “yang paling utama dan

meninggalkan arti “yang terakhir “ adalah bertentangan dengan Kaidah bahasa

arab dan juga pendapat para tafsir , ijma (kesepakatan) umat, serta nash-nash

dari Al-qur’an dan Al-Hadits.

Dan menjadi perbedaan juga Ahmadiyah mengartikan

Hadits Nabi yang berbunyi ; “LA NABIYA BA’DI” DAN “AKHIRUL

ANBIYA" Dikatakan orang juga bahwa Rasulullah saw. Bersabda ; خر ا لى ا

ال بعدى ,Aku ini terakhir dari antara nabi-nabi Dan beliau bersabda“ االنبيآ

Tidak ada nabi sesudah aku” Jadi menurut hadis-hadis itu sesudah beliau“ نبى

18 Ibit Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qodianiyah Sebuah Kajian Analit, hal 206 19 Hasil Wawancara PBNU Pusat ( Cholil Nafis) Pada Tanggal 2 Maret 2010

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

82

Akan tetapi di dalam hadis “Muslim” yang berkaitan dengan hadis itu

ada kata-kata yang berbunyi و المسآجد اخر مسجدى “Mesjidku akhir segala

mesjid” (Shahih Muslim, Jilid 1, bab “Fadhilatus Shalat Bainal Masjidain wal

Madinah”) .Apabila االنبيآء خر ا لى ا berarti bahwa sesudah beliau tidak akan

datang nabi macam apapun, maka المسآجد اخر مسجدى pun akan berarti juga

bahwa sesudah Masjid Nabawi tidak akan dapat didirikan suatu mesjid apa

pun. Akan tetapi orang-orang itu juga yang dengan perkataan اخر الى مسجدى

mendasarkan pendiriannya menolak segala corak kenabian. Kendatipun المسآجد

adanya kata-kata المسآجد اخر مسجدىmereka tidak hanya mendirikan mesjid-

mesjid baru bahkan mesjid-mesjid sedang didirikan demikian banyaknya

sehingga dewasa ini di beberapa kota, disebabkan oleh kebanyakannya itu

yang menyebabkan menjadi sunyi. Di beberapa tempat sukar sekali kita dapat

jarak sejauh 20 yard di antara satu mesjid dengan mesjid lain. Apabila

disebabkan oleh kedatangan االنبيآء خر ا tidak seorang manusia pun dapat

menjadi nabi maka sesudah المسآجد اخر mengapakah mesjid-mesjid lainnya

pun terus-menerus didirikan?20

Sedangkan Paham Ahli Sunnah Wal-Jamaah berbeda, Hadits

tersebut االنبيآء خر ا لى , bahwa hadits tersebut , rasullah SAW telah

20 Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Da’warul Amir, Seruan Kepada

kebenaran, penerbit Pucuk pimpinan Majlis Ansharullah, JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA 2006 : hal 48-49

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

83

Maka dapat di tarikan kesimpulan di antara dua penafsiran yang

berbeda yaitu Ahmadiyah dan kalangan ahli sunni, kalau Ahmadiyah

mengertikan lebih menggunakan akal dan diqiyaskan, sedangkan ahli sunnah

memahami secara teks dan tidak perlu mengunakan Qiyas.22 Dan ahli sunnah

menjelaskan bahwa Hadist menggunakan sebab-sebab nabi mengeluarkan

Hadits tersebut bukan mengunakan akal .

Sementara itu dalam Hadits Rasulullah udah jelas, yang berbunyi:

)البخري رواه ( بعدي نبي ال : وسلم عليه اهللا صلى اهللا سولر قال

“Rasulullah bersabda : Tidak ada Nabi sesudahku” (HR. Bukhari)

نبي وال بعدي رسول فال انقطعت قد والنبوة الرسالة ان : وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول قال

( )لترمذيا رواه

“Rasulullah bersabda : Kerasulan dan Kenabian telah terputus, karena

Itu tidak ada rasul dan nabi sesudahku.” (HR. Turmudzi).23

21 Hasil wawancara dengan Tokoh PBNU Pusat ( Cholil Nafis) pada tanggal 5 Maret

2010 22 Hasil Wawancara Ke PBNU pusat pada Tanggal 2 Maret 2010 23 Artikel MUI Bogor, Menggenai Dalil Kenabian.2005.hal 4

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

84

Jadi dapat ditarik tashikan bahwa pendapat kalangan Sunni yaitu NU

yang lebih kuat dan juga sesuai dengan hadist tersebut bahwa tidak lagi nabi

sesudah nabi Muhammad SAW.24

C. Masalah Kitab

Menurut Jemaaat Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad berpegang

teguh pada Alqur’ansuci 30 juz dan sunnah Rasulullah SAW (PB JAI, 1984 : 17),

Kitab Syari’at Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab Syari’at Nabi Muhammad

SAW, yaitu Al-qur’an suci berisi 114 surat dan terbagi 30 juz. Ahmadiyah tidak

mempunyai Kitab lain selain Al-Qur’anul Hakim (Syafi R. Batuah, 1980 : 9 ).25

Namun, selain wahyu yang telah dibukukan (Al-Qur’an) dan juga diakui masih

banyak turun wahyu kepada Mirza Ghulam Ahmad yang kemudian dituliskan

dalam berbagai buku karyanya yang berjumlah lebih dari 86 buku dalam Bahasa

Urdu, Arab dan Persi (PB JAI, 1984 : 17 & 24).

Tuhan menghubungi manusia dengan perantaraan wahyu. Hubungan itu

bermacam-macam menurut keasaan dan menurut si penerimanya. Dari semua

hubunganyang suci itu yang paling sempurna, yang paling melingkupi ialah Al-

Qur’an Suci. Menurut Ahmadiyah bahwa Al-Qur’an Suci telah ditaqdirkan untuk

ada selama-lamanya dan tidak dapat diungguli oleh wahyu-wahyu terdahulu dan

24 Said Aqil Siradj, Adakah Nabi Pasca Muhammad SAW : Lembaga Bahtusul Masail

Nahdlatul Ulama, Cetak 1, Januari 2010. Hal.16 25 Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Al-quran Terjemahan Ahmadiyah :

Parung. 2004, hal 53

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

85

sesudahnya (PB JAI, 1984 : 28).26 Namun Ahamadiyah ada perbedaan dalam

jumlah ayat yang tetapkan Rosam Usmani. Namun Ahmadiyah tetap memakai

kitab selain al-qura’an yaitu kitab Tazkirah yang berisi Intisarinya ; Membenarkan

dan memberikan Justifikasi tentang Kenabian Ahmad (Mirza Ghulam Ahmad),

seruan dan pujian Allah kepada Ahmad, kedekatan dengan Allah, isyarat

kerosulannya, Doa-doanya, Seruan kepada janji Allah tentang kebenaran

Ahmadiyah dan keberuntungan bagi yang mendapatkannya dan Mengkafirkan

orang yang mengingkarinya.27 Sebagai contoh dalam kitab Tazdzkirah halaman

195 s/d 197. Mirza Ghulam Ahmad mimpi menjadi Allah dan saat bangun dia

melihat bahwa dirinya adalah benar-benar Allah SWT. Pada halaman 195 – 196

disebutkan : Didalam tidur aku (Mirza) bermimpi jadi Allah, dan aku (Mirza)

yakin bahwa diriku adalah Dia (Allah) ……… dan adalah ketuhanan habis

didalam urat-uratku ………dan pada ketika aku ada dalam keadaan ini, aku

berkata : “ Aku ingin peraturan yang baru, langit yang baru dan bumi yang baru,

kemudian aku (Mirza) menciptakan langit dan bumi.28 Dan juga dalam kitab

Tadzkirah halaman 196. : Maka aku (Mirza) melihat bahwa roh-Nya (Allah)

meliputiku dan bersemayam (berada) pada badanku dan mengurungku dalam

lingkungan keberadaan-Nya, sehingga tidak tersisa dariku satu (atom) pun,

sedangkan aku termasuk yang tidak hadir. Dan aku melihat badanku, ternyata

26 Amin Djamuluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an : Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, Cet. Ke 5, Jakarta 2005. hal 209

27 Hasil Wawancara Dengan Tokoh Ahmadiyah pada hari senin tanggal 7-2- 2010 28 Tidak akan ada seorangpun diantara shahabat bahkan para Nabi sejak Nabi Adam AS

sampai dengan Nabi Muhammad Saw , bahkan sampai kiyamat sekalipun , yang bermimpi menjadi Allah , apalagi yang berkeyakinan bahwa dirinya adalah Allah.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

86

anggauta badan-Nya Allah, mataku adalah mata-Nya Allah pula , telingaku

adalah telinga-Nya Allah pula, dan lidahku adalah lidah-Nya Allah pula .

Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad yang menganggap dirinya sama dengan

Tuhan / Allah , dalam Kitab Tadzkirah halaman 436 disebutkan : Engkau (Mirza

Ghulam Ahmad ) disisi-Ku (Allah) seperti kedudukan anak-anak-Ku. Engkau dari

Aku dan Aku dari engkau. Mudah-mudahan Tuhan membangkitkan engkau pada

tempat yang terpuji. Karena dengan sangat nyata, Mirza Ghulam Ahmad

menganggap Allah SWT seperti manusia, bahkan disamakan dengan binatang,

bukti sebagai berikut : Dalam bukunya ALBUSYRO halaman 97 Mirza Ghulam

Ahmad mengatakan : Qoola lii Alloohu Innii ushollii wa ashuumu wa ashihhuu

wa anaamu Allah telah berkata kepadaku, bahwa Aku (Allah) melakukan sholat

dan shaum Aku-pun berjaga dan Aku-pun tidur “.29

Sedangkan menurut Ahli Sunnah bahwa Al-quran wajib yakini setiap

orang yang beriman kepada allah dan rasulnya, karena al-qur’an merupakan

mukjizat yang agung, ilmiah, rasional, ajaranya jelas dan membawa cahaya terang

bagi orang-orang yang beriman. 30 dan keyakinan ahlus sunnah bahwa berikan

wahyu kepada hamba dan rasulnya yang suci yaitu muhammad SAW dengan

paling sempurna, firman Allah didalam Surat asy-Syu’ara ayat 192-196) Berikut

ini :

29 Artikel MUI Bogor, Dalam masalah Ahmadiyah, 2005.hal 8 30 Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam : CV Pustaka Setia, Bandung, 1998. hal. 76

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

87

) 196-192 : 26 / الشعراء(

Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan

semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu

(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang

memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. dan Sesungguhnya Al

Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-Kitab orang yang dahulu.31

Maka dapat Tarik kesmpulan bahwa Ahmadiyah mempercayai al-quran dan

kitab Tazdkirah untuk memperkuat dalil tentang kenabian Mirza Ghulam Ahmad.

Maka kalau mempercayai kitab selain yang telah di turunkan allah yaitu Taurat

diturunkan kepada kepada Nabi Musa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s,

Injil diturunkan kepada Nabi Isa.as, Al-qur’an diturunkan kepada nabi

Muhammad SAW.32 Maka tentulah keyakinan ahamdiyah salah karena ada kitab

lagi sesudah al-qur’an.

D. Dalam Rukun Islam

Ahmadiyah mengamalkan rukun Islam yang lima : Mengucapkan Dua

Kalimah Syahadat (Asyhadu Allaailaaha illallaahu Wa asyahadu anna

Muhamadarrasuulullaah), Mengerjakan Shalat (shalat wajib lima waktu sehari

31 Ibid. Muhammad Ahmad,hal. 78 32 Majlis Amla.Mubahalah dan Hakekatnya : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,

Parung,1990.hal 38

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

88

semalam), Puasa di bulan Ramadhan, Membayar Zakat, dan menunaikan ibadah

Haji ke Baitullah, Mekkah.33 Hal ini sesuai dengan Ahli sunnah wal-jamaah yang

tidak ada perbedaan. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa Ahmadiyah tetap

mengakui Rukun Islam sebagai mana di sebutkan dalam hadits Nabi bahawa

rukun Rukun Islam ada lima. Namun Ahmadiyah tidak bisa mengerjakan rukun

Islam kelima yaitu mengerjakan Haji ke baitullah karena ada larangan pemerintah

Arab Saudi.34

E. Pandangan Ahmadiyah Dalam Sholat

Ahmadiyah di dalam sholatnya tidak terlalu banyak perbedaan dengan

aliran-aliran lain terutama dengan NU, Muhamadiyah dan lain-lainnya. Dan juga

perbeda seperti di dalam sholat.

Dalam hal sholat Ahmadiyah ada arternatif, seperti bacaan dalam ruku’

ialah salah satu dari empat macam di bawah ini :

العظيم ربي سبحان

Maha suci Tuhanku Yang Maha Besar sekurag-kurangnya 3 kali dan

lebih baik 10 kali (Riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-arimi)

اغفرلي اللهم بحمدك و ربنا اللهم سبحانك

33 Artikel Ahmadiyah, Menggenai kenabiaan, 1999.hal. 1-2 34 Hatono Ahmah Jaiz, aliran dan Faham sesat di Indonesia,Jak-tim: Pustaka Al-kautsar,

2008, hal, 64

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

89

“Maha suci dan terpujilah engakau ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku”

(Riwayat Bukhari dan Muslim).

الروح و الملائكة رب قدوس سبوح

“Maha Suci engkau segala aib lagi mempunyai segala puji. Allah Tuhan

segala Malaikat dan Ruh.” (Muslim).

العظمة و اءالكبري و الملكوت و الجبروت ذى سبحان

“Maha suci Tuhan Allah yang Mempunyai kekuasaan, kerajaan, kebesaran

dan Kemuliaan”. (An-nasai)35

sedangkan NU memakai bacaan ketika ruku : سبحان ربي العظيم karena itu

sudah pasti atau sudah ketetapan Nabi namun boleh di tambah dan tidak boleh di

rubah.36

F. Pandangan Ahmadiyah Dalam Zakat

Hukumnya menurut istilah agama Islam yang lima, fardu ain atas tiap-tiap

orang yang cukup syarat-syaratnya.37 Jenis-jenis harta yang wajib zakat adalah

sebagaimana perak, mas, uang logam, unta, sapi, kerbau, kambing, domba

(jantan maupun betina), semua jenis biji-bijian, kurma, anggur, dan harta niaga.

Nishab38 Zakat Untuk tiap-tiap harta yang kena zakat syariat telah menetapkan

batas dan patokan, jadi, harta yang kurang dari patokan ini tidak diwajibkan

35 Muhammad Sadiq HA bin Barakatullah, Tuntunan Ibadah Sholat : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1999.hal.35-36

36 Hasil wawancara dengan Tokoh PBNU (Cholil Nafis) pada tanggal 5 Maret 2010 37 H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam : Sinar Baru Algensindo,cetakan ke 40 Bandung,

2007. hal.192 38 Batas minimal nilai atau kuantitas harta yang kena zakat

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

90

zakat. Tetapi apabila pas atau lebih dari itu maka diwajibkan. Patokan iyu disebut

Nishab. Zakat, kapan wajib dibayarkan? Biji-bijian, anggur, kurma wajib

dibayarkan zakat apabila sudah menghasilkan39. Akan tetapi harta-harta lainnya

baru wajib dibayarkan zakatnya apabila harta itu ada di tangan si pemilik nishab

selama satu tahun. Selain kurma dan anggur hanya satu kali zakat. Kemudian

sampai berapa tahun pun kurma dan anggur tersimpan tidak di wajibkan

membayar zakat. Namun, harta selebihnya selama masih terrsisa, dalam batas

nishbah, tiap tahun wajib dibayar zakatnya. Zakat Perak40 Nishab perak 58 tolah,

4 masyah = 624 gram, syarahnya (proporsinya) adalah 1/40 bagian (2 ½ %). Jadi,

dari 58 tolah, 4 masyah nishab perak atau emas adalah satu tolah, 5 masykah, 4

ratti. Zakat mas.41 Sebenarnya, nishab mas secara syariat adalah 5 auqiyah

yakni dua ratus dirham yang timbangannya, menurut para ahli fiqh dan ulama

ahadist lima puluh dua setengah tolah. Para ulama silsilah Ahmadiyah pun telah

menetapkan patokan seperti itu. Pada than 1953 Hazrat amirul mu’minin

khalifatul Masih II a.t.b.a. telah menyarankan pembentukan sebuah komite yang

bertugas mengadakan penelitian dan riset mengenai masalah zakat. Komite

tersebut di ketuai oleh Komarul Anbiya Hazrat Mirza Bashir Ahmad r.a. dengan

anggota-anggotanya sebagai berikut : Maulvi Abdur Rahim Dard,Maulvi Fazlud

39 Yakni, barang siapa memiliki lahan tanah atau kebun, pada saat memungut hasil

panenan tanah atau kebun ia harus melunasi zakatnya 40 Jika pada perak telah tercampur logam maka hendaklah diperkirakan berapa kadar

perak di dalamnya dan kemudian dikenakan zakat atasnya sesuai dengan itu. 41 Jika pada mas tercampur logam lain maka hendaklah diperkirakan berapa berapa kadar

mas di dalamnya dan kemudia dikenakan zakat sesuai dengan kadar masnya.(Risalah Tasyrikuz Zakat, hlm. 80)

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

91

Din, Penasihat hokum Sadr Anjuman Ahmadiyah, Maulana Jalaluddin Shams,

Sekretaris Komite, Maulvi Saifur Rahman, Mufti Silsilah, Kadhi Muhamamd

Nashir, Maulvi Muhammad Ahmad Jalil, Maulvi Muhammad Ahmad Tsaqib.42

Nishab mas adalah 8 tolah (= 96 gram). Syarahnya (proporsinya) adalah

1/40 bagian (2 ½ %) jadi dari 8 tolah 4 masyah wajib dibayarkan zakatnya 2

masyah 4 ratti.43

Zakat perhiasan mas dan perak Perhiasan mas dan perak yang biasa

dipakai oleh kaum wanita dan biasa di pinjamkan kepada orang-orang miskin

zakatnya tidak diwajibkan. Seandainya biasa dipakai tetapi tidak biasa

dipinjamkan kepada orang-orang miskin, maka adalah lebih baik kalau zakatnya

dibayarkan, tetapi tidak wajib. Perhiasan yang biasanya tidak dipakai, maka zakat

dikenakan atasnya.

Zakat untuk perhiasan perak dan mas hanya dikenakan menurut

perhitungan timbangannya. Jadi, sebuah perhiasan yang terbuat dari mas sebarat

80 tolah dan jika disatukan dengan upah pembuatannya jadi senilai 100 tolah,

maka zakatnya hanya 2 tolah perak atau uang seharga itu dan bukan2 ½ tolah

perak atau uang seharga itu.

Zakat uang kepingan Uang kepingan, dari logam apapun,zakatnya tidak

dihitung menurut timbangannya melainkan menurut nilai keuangannya. Uang

42 Hasil penelitian komite ini telah diterbitkan dalam bentuk risalah yang berjudul

“Tasyrikus Zakat”. Di dalam risalah itu nishab mas tercantum seperti berikut ; “Nishab mas adalah 5 auqiyah, yakni dua ratus dirham lima puluh dua setengah tolah” (Risalah Tasyrikuz Zakat, hlm. 86)

43 Artikel Ahmadiyah tentang Zakat, terbitan tahun 2006.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

92

kertas pun termasuk hitungan uang kepingan. Jadi, siapa yang mempunyai

beberapa pun uang rupiah atau uang pound atau kertas atau paisa atau anna dan

sebagainya yang bernilai keseluruhannya 58 tolah dan 4 masyah akan dianggap

bernishab.

Pada tanggal 20 Desember 1905 Mirza Ghulam Ahmad mencanagkan

gerakan al-washiyyat. Intinya, siapapun yang tergabung menjadi anggota jamah

ini wajib mewahsiatkan 1/10 sampai 1/3 dari harta kekayaan dan pandapatan

bulanannya, disamping bertaqwa, meninggalkan hal-hal yang haram, dan tidak

tidak berbuat syirik. Mereka yang menjadi anggota gerakan al-washiyyat kelak

jika meninggal jenazahnya akan di kuburkan di makam Bahesti Makbarah

(Taman Surga) di Qadian. Penyisihan harata kekayaan dan pendapatan bulanan

sesua dengan janji yang dibuat dalam Chanda Washiyyat.44 Gerakan al-

washuyyat juga dimaksudkan untuk memajukan dan menyebarluaskan islam

keseluruh dunia.45

G. Pratek Fiqih Ahmadiyah di Masjid Al-hidayah Kebayoran Lama

Dalam hal fiqih Ahmadiyah lebih cenderung memakai paham abu hanifiah,

walupun tidak secara langsung menggunakan kitab-kitab karang Imam Abu

44 Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, h. 66-67 45 Wawan Purwanto, Menusuk Ahmadiah, H. 32

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

93

hanifah. Hal ini katakan dari salah seorang tokoh Ahmadiyah (Fazal Mujeeb) asal

Pakistan.46

Dalam pratek fiqih Ahmadiyah tidak terlalu banyak beda dengan aliran

Islam yang lain terutama denaga ahli sunnah wal-jamaah. Perbedaan diantaranya

di dalam masalah jamak dan qasar. Ahmadiyah membolehkan sholat jamak

dalam keadaan ada kegiatan keagamaan seperti keadaan khotaman al-qur’an,

dalam keadan maulud nabi, dalam keadaan hujan dan lain-lain tidak perlu dalam

musafir. Sesuai dengan dalil :

بالمدينة والعشاء والمغرب والعصر الظهر بين -وسلم عليه اهللا صلى- الله رسول جمع قال عباس ابن عن

و المسلم رواه ( أمته يحرج ال أن أراد قال ذلك إلى أراد ما عباس البن فقيل .مطر وال خوف غير من

) النسآئ

Dari Ibnu Abbas R.A. dia berkata:”Pernah rasullullah S.A.W

menjama’Zhuhur dan Ashar,Magrib dan Isya,bukan karena takut dan bukan

pulakarena hujan.Maka Ibnu Abbas ditanya:”Apakah maksud beliu yang

demikian itu?” jawabnya:”Beliu menghendaki agar tidak berat umatnya”.1

Hadist ini di keluarkan oleh Muslim dan Nasaai.47

Sedang pendapat NU menyatakan bahwa sholat boleh dijamakkan kalau

di dalam Musafir, maka di tuntutlah adanya mengerjakan sholat yang empat

raka’at, dua raka’at saja. Mengerjakan sholat yang demikian, bisa di sebut

46 Artikel Fiqih Ahmadiyah.2000. hal 8 47 Abu Daud, terjemahan Dari Kitab Abu Daud. Bairut, hal 2

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

94

mengqasharkan Sholat.48 Itu di kerjakn pada hari jum’at sesudah sholat jum’at

dan dilaksanakan secara berjama’ah.49

Dalam kegiatan lain Ahmadiyah banyak sekali seperti kegiatan islam

lainnya seperti adannya pengajian kitab-kitab karangan dari ahmadiyah sendiri

maupun dari kitab karang ulam klasik teruama imam abu Hanifah dan kitab hadis

nabi dari kitab Bukri dan kitab Muslim.50

Dalam sholatnya Ahmadiyah secara umum terlihat sama dengan NU atau

Muhammadiyah mulai dari Takbir sampai Salam, namun ada bacaan yang

berbeda dalam sholat atau adanya artarnaif bacan lain dan di bolehkan membaca

yang mana kita suka.51 Disamping itu Ahmadiyah mempunyai kegiatan-kegiatan

keagamaan seperti Mutola’ah kitab-kitab di karang oleh khalifah Ahmadiyah,

adanya peringatan Isro-Mirat Nabi Muhammad Saw.dan ada juga kegiatan kajian-

fiqih bagi anggota Ahmadiyah yang sudah dewasa. Di samping itu Ahmadiyah

mempunyai pengurus organisasi yang tersusun rapi sama halnya oraganisasi

lain.52 Dan bagi Ahmadiyah setiap belajar kitab-kitab yang bukan karangan

Ahmadiyah, harusa minta persetujuan pimpinan pusat Ahmadiyah yang ada di

48 Hasbin Ash Shiddiqi, Pedoman Sholat : Bulan Bintang, Cetakan ke 11 Jakarta,

1983.hal.130 49 Pada tanggal 5 Maret di Masjid Al-hidayah,Jln. Ciputat Raya kebayoran Lama. 50 Hasil wawancara dengan Tokoh Ahmadiyah ( Fazal Mujeeb ) Pada Tanggal 20 meret -

2010 51 Ibid, Muhammad Sadiq HA bin Barakatullah. Hal 6 52 Hasan Bin Mahmud Audah, Ahmadiyah dan kepercaya-Kepercayaan dan

Pengelaman-Pengalaman : Lembaga Penelitan Dan Pengkajian Islam.Jakarta,2006.hal.57- 70

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

95

Indonesia yaitu Kampus Al-Mubarok Parung. Alasan agar anggota Ahmadiyah

tidak tersesat kepada ajaran-ajaran yang ada. 53

Sedangkan dalam hal khotbah jum’at Ahmadiyah ada persamaan dengan

aliran Islam lainnya terutama dengan NU, Muhammadiyah, dan lain-lain, seperti

adanya mengucap pujian kepada Allah, ada sholawat kepada nabi Muhammad

SAW, adanya ayat al-qur’an, adanya hadist nabi Muhammad SAW, adanya

wasiat untuk mengajak bertaqwa kepada Allah, do’a untuk kaum Muslim wal

muslimat.54 Pendek kata khotbah jum’at Ahmadiyah memenuhi rukun yang tujuh

dalm khotbah jum’at. Namun itu semua harus berdasar penjelasan Mirza Gluman

Ahmad As, atau khalifah yang sudah di pilih oleh jemaat Ahmadiyah. Sebagai

contoh teks yang di pakai dalam khotbah jum’at dari ayat al-qur’an yang di

jelaskan oleh para khalifah Ahmadiyah seperti Hadhrat Masih Mau’ud as

bersabda :

اامآر وارم لغوبال وارم ذاوإ

“jika mereka mendengar ucapan sia-sia berupa pendahuluan dan

mukadimah dari peperangan yang menjurus kepada pertentangan dan

perkelahian, maka berlalulah meraka secara terhormat dan mereka tidak memulai

pertengkaran karena perkara-perkara kecil. Yakni selama tidak menimbulkan

penderitaan besar, mereka tidak merasa pantas untuk bersengketa. Dan dasar

untuk menerapkan sikap rukun yang tepat sesuai keadaan adalah mengabaikan

53 Hasil Wawancara dengan Tokoh Ahmadiyah tanggal 16 Februari 2010 54 Kumpulan-Kumpulan Khutbah : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung, 1995. hal. 1-9

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

96

perkara-perkara kecil dan bersedia memaafkannya. Dan kata lagw –sia-sia- yang

tertera dalam ayat ini, hendaknya jelas bahwa dalam bahasa Arab kara lagw sia-

sia- itu meneunjukkan kepada perbuatan demikian, misalnya seorang yang karena

naklanya mengatakan kata-kata yang tidak senonoh atau melakukan melakukan

pebuatan dengan mau kerugian dan menyakiti sedangkan pada hakikatnya hal itu

tidak mendatangkan suatu kerugian dan kemudaratan. Jadi tanda hidup rukun

mengabaikan perbuatan-perbuatan menyakiti yang sia-sia itu dan mengamalkan

perilaku yang mulia.55

Sedangan Khotbah bahasa Arab, tidak perbedaan yang mendasar dalam

Mazhab yang empat sebagaimana di lampirkan. Jadi Ahmadiyah kalau di lihat

dari rukun khotbah sudah memenuhi syarat dalam Berkhotbah, seperti puji-

pujian kepada Allah, Bersholawat pada Nabi Muhammad, ada Hadist, ada

ayat, ada wasiat untuk taqwa dan berdoa untuk Muslim wal muslimat.56 Namun

ada penambah an yakni wajib mengeluarkan perkatan dan penjelasan dari Mirza

Ghulam Ahmad atau khalifah-kahalifah yang sudah di pilih.

55 Ahmadiyah Indonesia, Filsafat Ajaran Islam, Ruhani Khazain, Jilid 10, hal. 349 56 Sulaiman, Terjemahan Kitab I’ana Tholibin. Tebitan semarang, 2000. Hal. 43

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

100

DAFTAR PUSTAKA

Akaha, Abduh Zulfidar A, Debat terbuka ahlu- sunnah Versus Ingkar- Sunnah, Jakarta, Pustaka al- Kautsar,1996.

Al-haq Muhamad Umar Jiaul, Islam Mencermati Aliran-Aliran Sesat Berasarkan al Quran & al Sunnah , Bandung, Bina Baladi Press.2008

Amin, Djmaluddin , (Ahmadiyah Menodai Islam Kumpul-Kumpulan dan Data) : Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, Jakarta.2007

Cheema, Ahmad, Khilafat Telah Berdiri : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,1995

Djazuli, A, ILMU FIQIH : Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006

Dzahir, Ihsan Ilahi : Ahmadiyah Qodianiyah ,Jakarta, BPd PA Depertemen Agama, 2008

Hadrat Mirza Tahir Ahmad Khalifah Masih IV, Al-qur’an dengan Terjemahan dan Tafsir Singkat : Yayasan Wisma Damai, Jilid I, Jakarta,2006

Hanafi, A, Pengantar Theologi Islam : PT. Al-Husna Zikra, Cetakan Ke-6 Jakarta. 1995

Hanafi, A. : Pengantar Teologi Islam,Jakarta, Pustaka Al Husna Baru. 2003

Hayee, Abdul , Ahmadiyah dan Inggris : Majelis Ansharullah Cabang Kebayoran, Jakarta, 2009

Hazrat Mirza Tahir Ahmad Atba, Mubahalah dan Hakekatnya : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung,1990

Hz Mirza Tahir Ahmad Khalifah Masih IV A.T.B.A. Asmaa Ilahi Berbagai Aspek Makrifat dan Sifat-Sifat Allah Ta’ala, jilid I : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Cetakan VI Parung,1995

Jaiz Hartono Ahmad : Aliran dan Paham Sesat di Indonesia,Jakarta, Pustaka Al- kautsar.2009.

Jalaludin Rakhmat, Islam dan Pluralisme, akhlaq Qur’an Menyikapi perbedaan PT Serambi Ilmu Semesta,2006.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

101

Kamal, Mohamad Hasim, Kebebasan Berpendapat dalam Islam, bandung : Mizan, 1999

Kamali, Muhamad Hashim, Kebebasan Berpendapat dalam Islam : Mizan Bandung,1996.

Kami Orang Islam, Dipersembahkan Kepada yang kami cintai Bangsa Indonesia : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Cetakan VI Parung,1989

Klarifikasi Atas Tela’ah Buku Tadzkirah : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung,2003

Kurniawan, A.Fajar ; Teologis Kenabian Ahmadiyah, Jakarta, BMBooks,2006

M. Amin Djamuluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an : Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, Cet. Ke 5, Jakarta 2005

Mahzarnamah, Penjelasa atau Pembuktian Akidah Jemaat Ahmadiyah : Islam International Publications, London , 2002

Majalah Gema, Berkhidmat Untuk Kejayaan Islam Edisi Desember , Kiat Sukses Memimpin : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,2009

Majalah Gema, Berkhidmat Untuk Kejayaan Islam Edisi Oktober, Jihad Yang Sesungguhnya : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,2009

Majlis Ulama Indonesi,. Mengawal Aqidah Umat tentang Aliran Sesat, Sekertariat Malis Ulama Indonesia Jakarta,.2007,

Mark R. Woodward,. Jalan baru islam, memetakan paradigma mutakhir Islam Indonesia. Bandung, Mizan,1999

Masud Ahmad Khan, Apakah Buddha Seorang Atheis : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung,1995

Muhammad Abed al-Jabiri, Nalar Filsafat dan Teologi Islam : IRCISOD, Yagyakarta,1998.

Muhammad Ahmad, Drs, H. Tauhid Ilmu Kalam : CV. Pustaka Setia, Bandung 2009.

Muhammad Sadiq Ha bin Barakatullah, Tuntunan Ibadah Sholot : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung,1999

Muhammad, Abdullah Bin : Menyingkap Kesasatan Aqidah Syi’ah. Terjemahan Dari Min Aqaidisy Syi’ah. Jaringan Pembelaan Terhadap Sunnah.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

102

Mukhtar Yahya & Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Bandung, Al-Ma’arif.1997.

Nurcholish Madjid,. Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah keimanan, kemanusiaan dan kemoderenan. Jakarta. PT temprint 1995,

Nurdin, Ahmad , Masalah Kenabian : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parun, !987

Peristiwa Besar ABAD 14 H. Officieel Verslag Bebat Antara Pembela Islam dan Ahmadiyah Qadian ; Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Cetakan Kedua, Parung,1993

Qomaruddin, Shd. Khotbah Jum’at Bulan Suci Ramadhan dan Keistimewaan Ibadur Rahman : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,2010

Qoyubi wa amirah, Fiqih al mahali, Cetak Semarang

Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah : Gaya Media Pratama, Jakarta,19997

Rahmat, Aibdi, Kesesatan dalam Persepektif al- Qur’an, Kajian Tematik terhadap Istilah “Dalal” dalam al- Qur’an, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.1997

Razak , Abdul , Kami Meyakini Turunnya Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s Sebagai Bukti Kesetiaan Kepada Islam dan Nabi Muhammad SAW : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,2007

Razak, Abdul, Memahami Alasan Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung,2007

Sabiq, Sayed, Terjamahan Fiqih Sunnah,: Bairut

Shiddiqi, Hasbin Ash, Pedoman Sholat : Bulan Bintang, Cetakan ke 11 Jakarta, 1983

Shihab, M. Quraish ,.Fatwa-fatwa seputar al-Qur’an dan Hadis, Bandung, Mizan. 2000.

Sir Muhammad Iqbal, Terjemahan dari Kitab Islam dan Ahmadiyah : Kashmiri Bazar Lahore, Pakistan, 1991

Siradjuddin Abbas, Itiqad Ahlus Sunnah Wal-Jamaah : Pustaka Tarbiyah Baru, Jakarta.2008

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8092/1/HERMAN... · tertutup khusus pada permasalahan tafsir ayat . khotaman Nabiyyin

103

Soenarjo, dkk,.Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta, Yayasan Penyelenggara, Pentafsir Al-Qur’an. 1971.

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam : Sinar Baru Algensindo, cetakan ke 40 Bandung, 2007

Syaik bin Bas diterjemahkan oleh Ranny Mahmuddin, Syarah Aqidah Ash-Shahihah: Pustaka As-Sunnah, Jakarta.2005

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam ; PT.Pustaka Rizki Putra, Semarang,2001

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab ; PT.Pustaka Rizki Putra, Semarang,1997

Wawan Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, Jak-Tim : CMB Press, 2008

Zulkarnain Iskandar : Gerakan Ahmadiyah di Indonesia,Yogyakarta, LKIS, 2005.