bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · peserta didik menghubungkan apa yang mereka pelajari...

127
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntutsuatu perhatian, karena pendidikan memang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pembenahan itu dilaksanakan disegala bidang, seperti : sarana atau fasilitas, kurikulum, maupun tenaga pendidik atau guru. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab Pasal 1 ayat 1 (2006:2) yaitu : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak muliah, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendikan adalah suatu usaha sadar atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur berencana dengan maksud mengubah maksud atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Memulai sekolah peserta didik belajar berbagai macam hal. Pendidkan formal, menunjukkan adanya perubahan belajar yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Namun upaya mendapatkan hal tersebut dibutuhkan proses belajar. Belajar yang terjadi pada individu memang merupkan sesuatu yang

Upload: phungkiet

Post on 17-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang

menuntutsuatu perhatian, karena pendidikan memang peranan penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun

selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah, dan perguruan

tinggi. Pembenahan itu dilaksanakan disegala bidang, seperti : sarana atau

fasilitas, kurikulum, maupun tenaga pendidik atau guru. Hal ini tertuang dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab Pasal 1 ayat 1 (2006:2) yaitu :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak muliah,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Pendikan adalah suatu usaha sadar atau kegiatan yang dijalankan dengan

sengaja, teratur berencana dengan maksud mengubah maksud atau

mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal

merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Memulai

sekolah peserta didik belajar berbagai macam hal.

Pendidkan formal, menunjukkan adanya perubahan belajar yang sifatnya

positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan

pengetahuan baru. Namun upaya mendapatkan hal tersebut dibutuhkan proses

belajar. Belajar yang terjadi pada individu memang merupkan sesuatu yang

2

penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya.

Menurut sanjaya (2008:229) bahwa:

Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan peurbahan tingka laku

yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun

psikomotor.

Mencapai tujuan pengajaran dapat dilakukan melalui suatu proses belajar

mengajar yang baik, yakni dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Hasil belajar peserta didik dan

faktor dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik dan

faktor yang berasal dari luar diri peserta didik. Faktor yang terdapat dalam diri

peserta didik adalah inteligensi, motivasi minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan

kebiasaan peserta didik. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar

diri peserta didik adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan

prasarana, pendidik dan cara mengajarnyakurikulum dan sebagainya.

Menurut Uno (2011:78) bahwa : “ pembelajaran aktif adalah pada saat

anak-anak aktif,terlibat, dan peserta yang peduli dengan pendidikan mereka

sendiri”. Peserta didik harus didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk

opini, praktik dan mengaplikasikan pelajaran mereka dan bukan hanya sekedar

menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan pendidik, tetapi pendidik

benar-benar mengarahkan suasana pembelajaran itu agar peserta didik benar-

benar ikut menikmati suguhan pembelajaran.

Pendidik mengarahkan peserta didiknya agar dapat melihat pembelajaran

bersama ataupun membentuk grup belajar untuk mendorong pembelajaran antar

3

peserta didik menghubungkan apa yang mereka pelajari disekolah dengan apa

yang mereka lakukan atau akan dilakukan di kehidupan nyata.

Membantu strategi pembelajaran yang aktif ini, pendidik dapat

menerapkan berbagai metode pembelajaran serta model pembelajaran yang

relevan. Beberapa model pembelajaran yang diantaranya. Model berbagi

pengalaman, model kartun arisan, model example non examples, model picture

and picture, model cooperative script, model kepala bernomor (numbered head

together), model artikulasi, model mind mapping, model make a match, model

debat dan sebagainya.

Melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah

sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.hal yang harus dilakukan

dengan menggunakan model yang cocok dengan kondisi peserta didik agar

peserta didik dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan

sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dapat diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari pada pokok

bahasan manapun terutama pada peserta didik SMA yang biasanya jenuh dan

tidak konsentrasi dalam belajar.

Menurut Lie dal Mursalin (2012:4) bahwa :

Salah satu upaya meningkatkan keberhasilan pendidikan yaitu dengan

menggunakan pembelajaran tipe numbered heads together (NHT). Teknik ini

merupakan salah satu pembelajaran aktif karena memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk saling membagi ide-ide, mempertimbangkan jawaban paling

tepat dan menjawab pertanyaan secara lisan sehingga menumbuhkan rasa percaya

diri peserta didik dalam mengemukakan ide atau jawaban dimuka kelas. Selain

itu, teknik ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerja

peserta didik. Teknik ini juga dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkat usia anak didik.

4

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1

Parepare, dalam proses belajar mengenal pasar modal kelas XI.IPS 3 bahwa

standar kompetensi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional,

dimana pendidik lebih suka menerangkan dengan metode cerama murni. Hal ini

mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih terfokus pada pendidik dan

kurang melibatkan peran serta peserta didik, disamping itu terdapat beberapa

kelemahan-kelemahan yaitu: (1) peserta didik ramai pada saat pembelajaran

sedang berlangsung (membicarakan masalah-masalah yang tidak berkaitan dengan

pembelajaran yang dibahas) sehingga konsentrasi peserta didik tidak terfokus

bahkan cenderung jenuh. (2) peserta didik kurang tertarik dengan cara pendidik

menyampaikan materi metode ceramah (pendidik lebih banyak membahas

masalah pribadi) , (3) rasa percaya diri peserta didik dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan pendidik masih kurang (dimana peserta didik tertentu

saja yang aktif dan akhirrnya mampu mencapai kompetensi tinggi) , sedangkan

sebagian yang lain cenderung pasif, hanya menerima pengetahuan yang datang

padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang rendah. Dapat dilihat

dari hasil belajar ujian mid semester mata pelajaran ekonomi,hasil yang diperoleh

siswa belum maksimal, dari 40 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 21 siswa

masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75.

Mengubah kecenderungan penyampaikan materi yang masih hanya menggunakan

model ceramah saja dalam kegiatan belajar mengajar maka secara langsung dalam

kegiatan pendidikan di sekolah ini perlu dilakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) salah satu model yang digunakan adalah model pembelajaran dan

5

diharapkan peserta didik saling belajar bersama dan saling membantu untuk

memahami pelajaran yang belum dimengerti sehingga hasil belajar meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakah

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Mengenal Pasar Modal di

Kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari rumusan masalah diatas penelitian ini

bertujuan : “Untuk menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together sehingga dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Ekonomi Mengenal Pasar Modal di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1

Parepare.

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi lembaga akademis/Pendidikan

Menjadi bahan informasi dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi.

b. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan kajian yang

bersifat ilmiah dan bahan referensi untuk penelitian yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidik

sebagai input yang sangat berharga dalam rangka meningkatkan

profesionalisme mengejar yang diharapkan dapat menjadi panutan bagi

subjek didik untuk peningkatan kualitas belajar peserta didik.

b. Bagi Peserta Didik

Meningkatkan minat dan peran aktif peserta didik dalam belajar serta

menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasanya sehingga

mereka tidak jenuh dan tertarik untu mengikuti proses pembelajaran.

7

c. Bagi Sekolah

Tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan

membuat peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara memuaskan

sehingga sekolah dapat menjadi sekolah yang berkualitas

d. Bagi Perpustakaan Sekolah

Menambah koleksi karya ilmiah sebagai literatur atau acuan bagi yang

ingin memperkaya wawasan mengenai masalah yang dibahas dalam

penelitian.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar sebagai proses memungkinkan seseorang untuk mengubah

perilakunya, beberapa ahli pendidikan mengemukakan tentang batas mengajar

antara lain Menurut Sanjaya (2005:89) menyatakan bahwa “ belajar adalah proses

mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya

perubahan perilaku”.

Ahmadi, dkk dalam mursalin(2012:8) mengemukakan bahwa; “secara

psikologi belajar berarti suatu prose usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkath laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”

Pengertian belajar juga dikemukakan Bruner dalam Hamszah Uno

(2011:154) “menjelaskan tentang kegiatan belajar dengan proses menemukan

diri”menurut Uno (20011:18) bahwa: ”proses belajar akan berjalan dengan baik

dan kreatif jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menemukan sendiri aturannya (termasuk konsep, teori, dan definisi)”.

Menurut Dalyono dalam Adhyaksa (2013:15) bahwa:

Prestasi belajar merupakan hasil perubahan kemampuan yang meliputi

kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor. Perubahan kemampuan

seseorang terjadi setelah mengikuti proses belajar. Prestasi belajar adalah

hasil perubahan kemampuan seseorang yang terjadi setelah mengikuti

9

proses belajar baik perubahan kemampuan kognitif, efektif, maupun

psikomotornya.

Menurut Taksonomi Bloom dalam Sudijono (2011:49), hasil belajar

dapat dicapai dengan menggunakan tiga ranah, adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas penerimaan sambutan

atau jawaban,penilaian, pengaturan dan penyusunan konsep serta

pembentukan watak dengan nilai dan konsep nilai.

c. Ranah Psikomotorik

Meliputi keterampilan motorik yang terdiri atas gerakan refleks,gerakan

dasar,kemampuan presepsi, kemampuan fisik, gerakan keterampilan, dan

komunikasi yang saling berhubungan.

Mengetahui prestasi belajar yang dicapai peserta didik dalam suatu

bidang pengetahuan pada suatu kurun waktu tertentu, maka perlu dilakukan

evaluasi. Evaluasi artinya penelitian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Menurut Syah dalam Adhyaksa (2013:16), evaluasi belajar peserta didik

memiliki lima tujuan yaitu:

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik

dalam suatu kurun waktu proses tertentu .

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang peserta didik dalam

kelompok kelasnya.

10

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan peserta didik dalam

belajar.

d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana peserta didik telah

mendayagunakan kapasitas kognitifnya.

e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar

yang telah digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar (PBM).

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi

belajar peserta didik memiliki tujuan untuk mengukur sejauh mana kemajuan

belajar peserta didik yang telah dicapai dalam menelaah sebuah materi pelajaran

selama proses belajar berlangsung.

Menurut Arikunto (2003:10) bahwa, ada beberapa fungsi penilaian

dalam pendidikan yaitu :

a. Penilaian bersifat selektif

Dengan cara mengadakan penilaian pendidik mempunyai cara untuk

mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian

itu sendiri mempunyai berbagai ujuan, antara lain:

1. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.

2. Untuk memilih peserta didik yang dapat nilai ke kelas atau tingkat

berikutnya.

3. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta

didik.

b. Penilaian berfungsi diagnostic

Melihat hasil belajar, pendidik akan mengetahui kelemahan peserta didik.

Disamping itu, diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu.

1. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan,

adalah pengajaran secara kelompok mana seorang peserta didik harus

11

ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta didik

yang mempunyai hasil penilaian yang sama dalam belajar.

2. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi ini di maksud untuk mengetahui sejauh mana suatu program

berhasil diterapkan.

Bagi orang tua atau wali peserta didik, dengan evaluasi kebutuhan akan

pengetahuan mengenai hasil usaha dan tanggung jawabnya mengembangkan

potensi anak akan terpenuhi. Pengetahuan seperti ini dapat mendatangkan rasa

pasti kepada orang tua dan wali peserta didik dalam menentukan langkah-

langkah pendidikan lanjutan bagi anaknya. Sedangkan bagi pendidik sendiri

(sebagai evaluator), hasil evaluasi tersebut dapat membantu merekah dalam

menentukan warna sikap atau keyakinan pendidik terhadap kemampuannya

sebagai pengajar bukan hanya dalam menyajikan materi pelajaran didepan kelas

saja, melainkan juga dalam hal manipulasi (mendayagunakan) keterbatasan

ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Menurut Syah dalam Adhyaksa (2013:18) pengukuran atau evaluasi

prestasi belajar terdiri dari beberapa macam yaitu:

a. Pre test dan post test. Kegiatan pre test dilakukan pendidik secara rutin

pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk

mengidentifikasi taraf pengetahuan peserta didik mengenai bahan yang

akan disajikan. Sedangkan post test adalah kebalikan dari pre test, yakni

kegiatan evaluasi yang dilakukan pendidik pada setiap akhir penyajian

materi. Tujuannya ialah untuk mengetahui taraf penguasaan peserta

didik atas materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi prasyarat. Evaluasi hampir mirip dengan pre test tujuannya

ialah untuk mengidentifikasi penguasaan peserta didik atas materi lama

yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

12

c. Evaluasi diagnostik. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian

sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian

tertentu yang belum dikuasai peserta didik.

d. Evaluasi fortmatif. Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang

dilakukan setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya

adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi

diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan)

kesulitan belajar peserta didik.

e. Evaluasi sumatif. Ragam penilaian sumatif lebih sam dengan ulangan

umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik prestasi belajar

peserta didik pada akhir priode pelaksanaan program pelajar.

f. UN (ujian nasional). UN pada prinsipnya dengan evaluasi sumatif dalam

arti sebagai alat penentu kenaikan status peserta didik.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

model, alat, dan bahan atau materi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan bias tercapai dengan maksimal.

Menurut Syah dalam Adhyaksa (2013:19) faktor-faktor yang

mempengaruhi pelajar peserta didik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peseta didik), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri peserta didik), yakni kondisi

lingkungan diekitar peserta didik

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya

belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran, materi-materi

pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa untuk

memotivasi atau mempengaruhi peserta didik dalam belajar selain tergantung dari

ketiga faktor diatas, faktor lingkungan keluarga juga akan sangat mempengaruhi

13

sikap pelajar peserta didik selain pendidik yang berperang membentuk pola

belajar peserta didik, orang tua peserta didik juga harus mengambil peran dalam

memotivasi anak untuk belajar serta juga harus menciptakan suasana belajar yang

kondusif dirumah.

2. Pembelajar Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai lima

orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Abdulhak dalam Rusman (2012:203) menyatakan bahwa “pembelajaran

kooperatif dilaksanakan melalui sarring proses antara peserta belajar, sehingga

dapat mewujudkan pemahaman bersam dengan peserta belajar itu sendiri”.

Menurut Rusman (2012:204) cooperative learning adalah “teknik

pengelompokkan yang didalamnya peserta didik bekerja terarah pada tujuan

belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang”.

Menurut Rusman (2012:204), terdapat empat hal yang penting dalam

strategi pembejaran kooperatif, yakni :

a. Adanya peserta didik dalam kelompok.

b. Adanya aturan main (role) dalam kelompok.

c. Adanya upaya belajar dalam kelompok.

14

d. Adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.

Menurut Rusman (2012:208), pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

a. Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bila mana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu.

Menurut Ludgren dalam Rusman (2012:210) ada tiga bentuk

keterampilan kooperatif, yaitu,:

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Meliputi: menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil

giliran dan berbagai tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas,

mendorong partisipasi, mengundang orang lain untuk berbicara,

menyelesaikan tugas pada waktunya, dan menghormati perbedaan

individu.

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Meliputi: menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan

ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan

aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan

mengorganisir, menerima, tanggung jawab, mengurangi ketegangan.

15

c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Meliputi: mengolaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan

kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar

mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses

belajar mengerjakan serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang

optimal setelah menerima pelajaran. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingka laku. Tingka laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan prikomotoris.

Menurut Sudjana (2004:2) menyatakan bahwa “ Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajar”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan

hasil yang akan dicapai manusia dari pengalaman belajar. Dalam setiap kegiatan

yang dilakukan, manusia selalu berusaha untuk mencapai keberhasilan. Begitu

pula dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, seorang sisiwa melakukan

kegiatan belajar selalu menginginkan keberhasilan di dalam belajarnya. Dalam

dunia pendidikan keberhasilan belajar disebut hasil belajar.

Menurut Sudjana (2004:23) menyatakan bahwa “ Tipe hasil belajar

pengetahuan termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah, namun hasil belajar ini

penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar

yang lebih tinggi”. Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam

16

mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan

caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

Tinggi rendahnya hasil belajar dapat menjadi indikator sedikit banyaknya

pengetahuan yang dikuasai anak dalam bidang studi atau kurikulum tertentu.

Alwi, Dkk. (2005:110) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi ; kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar ekonomi adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan aktifitas

belajar ekonomi.

4. Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kgen dkk

dalam Herdian (http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-

nht-numbered-head-together. dengan melibatkan peserta didik dalam menelah

bahan yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together dikembangkan oleh Spencer kagen (1993)

dengan melibatkan para peserta didik dalam mereview bahan yang mencakup

17

dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka

mengenai isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together adalah salah suatu model pembelaran yang

lebih mengedepankan kepada aktivitas peserta didik dalam mencari, mengelolah,

dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan

didepan kelas. Rahayu (online.http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-

pembelajaran-nht-numbered-head-together.

Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

a. Hasil belajar akademik stuktural yang bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

b. Pengakuan adanya keragaman yang bertujuan agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

c. Pengembangan keterampilan sosial yang bertujuan untuk mengembangkan

keterampian social peserta didik. Keterampilan yang dimaksud antara lain

berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau

menjelaskan idea tau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Ada pun ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

yaitu:

a. Kelompok Heterogen.

b. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala berbeda-beda.

c. Berpikir bersama (Head Together).

18

Ada pun pelaksanaan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

menurut Uno, dkk (2011:82) yaitu:

a. Tahap pendahuluan

Langkah-1 : Penomoran (numbering)

a. Pendidik membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok

atau tim yang beranggotakan 4-5 orang dan member mereka nomor,

sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.

b. Menginformasikan materi yang akan dibahas atau mengaitkan materi

yang dibahas dengan materi yang lalu.

c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan apa yang

akan dilaksanakan.

d. Memotivasi peserta didik, agar timbul rasa ingin tahu peserta didik

tentang konsep-konsep yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Langkah-2 : Pengajuan pertanyaan

a. Menjelaskan materi secara sederhana .

b. Mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat

bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

Langkah-3 : Berpikir Bersama(Head Together)

a. Peserta didik memikirkan pertanyaan yang diajukan oleh pendidik.

b. Para peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan

menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

Langkah-4 : Pemberian Jawaban

a. Pendidik menyebut (memanggil) suatu nomor dari salah satu

kelompok secara acak.

b. Peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangan.

c. Peserta didik menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, ditanggapi

oleh kelompok lain.

19

d. Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul peserta

didik diberi kesempatan untuk mncatat dan apabila jawaban masih

salah, pendidik akan mengarahkan.

e. Pendidik member pujian kepada peserta didik atau kelompok yang

menjawab betul.

c. Penutup

a. Melakukan refleksi.

b. Pendidik membimbing peserta didik menyimpulkan materi.

c. Peserta didik diberikan tugas untuk diselesaikan dirumah dan

mengerjakan kuis.

Ada beberapa manfaat pada model pmbelajaran kooperati tipe NHT

terhadap peserta didik yang hasilbelajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren

dalam Bokhari(2013:24), antara lain adalah :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

h. Hasil belajar lebih tinggi

Ada kelemahan tipe Numbered heads together (NHT), menurut Bokhari

(2013:14), yaitu :

a. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh pendidik.

b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh pendidik

20

c. Kelas cenderung jadi ramai, dan jika pendidik tidak dapat

mengkondisikan dengan baik, keramaian itu dapat menjadi tidak

terkendali.

5. Pembelajaran Mengenal Pasar Keuangan Ekonomi

Pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi

seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan

dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi),

Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan pembelian dan

penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan

Pertambangan dan lain sebagainya.

a. Dalam dunia keuangan, pasar keuangan ini meliputi:

1. Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal;

2. Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivatif; dan

3. Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing.

b. Jenis-jenis pasar keuangan

Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :

1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang

terbagi lagi menjadi :

a. pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui

penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham.

21

b. Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui

penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi.

2. Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi.

a. Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang

jangka pendek dan investasi.

b. Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan

instrumen untuk mengelola risiko keuangan.

c. Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan

stadarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu

produk pada suatu tanggal dimasa mendatang .

d. Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai

risiko.

e. pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta

asing .

c. Manfaat pasar keuangan

Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan

mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan

pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses

ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk

ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang

berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam

bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah

22

d. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan pasar modal

1. Penawaran sekuritas,dalam faktor ini harus banyak menerbitkan

sekuritas di pasar modal

2. Permintaan akan sekuritas, faktor ini menerangkan harus banyak

anggota masyarakat yang memiliki dana yang cukup besar untuk di

pergunakan membeli sekuritas yang ditawarkan

3. Masalah hukum dan peraturan ,para pembeli sekuritas pada dasarnya

mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan

yang menerbitkan sekuritas.

4. Kondisi politik dan ekonomi,faktor ini akan mempengaruhi

permintaan dan penawaran akan sekuritas,kondisi politik yang stabil

akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya

mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas

5. Peran lembaga pendukung pasar modal,lembaga seperti

BAPEPAM,bursa efek,akuntan,notaries,konsultan hukum,lembaga

kliring dan lembaga sangat diperlukan agar dapat bekerja secara

profesional.

Mekanisme kerja bursa efek terbih dahulu suatu perusahaan yang masuk

dalam bursa efek adalah perusahaan yang sudah go public. Prosedur emisi efek

(go public) adalah rangkaian kegiatan dari suatu perusahaan yang akan

memasyarakatkan sahamnya atau menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada

masyarakat, dengan ketentuan diatur oleh Menteri Keuangan. Setelah perusahaan

23

mencapai go public, maka langkah berikutnya melakukan perdagangan efek di

bursa efek yang telah terdaftar.

Prosedur emisi efek (go public) adalah rangkaian kegiatan dari suatu

perusahaan yang akan memasyarakatkan sahamsahamnya atau obligasinya untuk

ditawarkan kepada masyarakat. Untuk dapat melakukan emisi efek (kepemilikan

saham dan permodalan perusahaan efek), emiter (pemilik saham dan obligasi)

harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Kepmen. RI Nomor

179/KMK.010/2003, tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan

Efek.

Skema emisi saham pada langkah-langkah sebagai berikut.

1. Rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Pengajuan Letter of Intent kepada BAPEPAM.

3. Penunjukkan penjamin emisi.

4. Penunjukkan akuntan publik.

5. Penunjukkan perusahaan penilai.

6. Penunjukkan konsultan hukum.

7. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek.

8. Penandatanganan perjanjian di depan notaris.

9. Dengar pendapat akhir.

24

10. Penawaran umum (pasar perdana).

11. Pencatatan (liting) di bursa efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik

(warkat) atau elektronik yang bisa diperjualbelikan untuk mendapatkan

keuntungan. Sekuritas diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa pemilik

sekuritas mempunyai sebagian kepemilikan atas perusahaan atau memiliki piutang

pada perusahaan yang menerbitkan. Bentuk sekuritas dapat berupa saham atau

obligasi. Ada 3 jenis sekuritas yang dapat dipilih:

1. Sekuritas penghasilan tetap

Sekuritas jenis ini adalah obligasi, yakni surat utang jangka menengah-

panjang yang diterbitkan oleh perusahaan/pemerintah dengan nilai

nominal yang dibayarkan pada tanggal jatuh tempo tertentu. Jenis

sekuritas ini dipengaruhi oleh suku bunga pasar. Jika suku bunga naik,

maka harga obligasi turun, begitu pula sebaliknya. Keuntungan sekuritas

ini berupa bunga yang dibayarkan pada periode tertentu, mulai dari 1

tahun hingga di atas 5 tahun.

2. Sekuritas penghasilan tidak tetap

Jenis sekuritas penghasilan tidak tetap adalah saham yang juga merupakan

sekuritas jangka panjang. Saham atau sekuritas ekuitas diterbitkan oleh

perusahaan sebagai sumber pendanaan dan merupakan tanda penyertaan

25

modal seseorang dalam suatu perusahaan. Sekuritas ini membuat

pemiliknya memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan,

serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Sekuritas karakter pilihan

Jenis sekuritas karakter pilihan adalah warrant, yaitu hak yang dimiliki

untuk membeli saham pada waktu tertentu dengan harga tertentu yang

telah ditentukan oleh penerbit warrant. Sekuritas ini biasa digunakan

sebagai tambahan sewaktu obligasi diterbitkan. Seperti saham, warrant

juga dapat diperjualbelikan. Jenis warrant antara lain stock warrant dan

index warrant.

Selain ketiga jenis sekuritas pasar uang di atas, Anda bisa temukan jenis

sekuritas lain, yaitu sekuritas syariah. Seperti namanya, jenis sekuritas ini

memakai aspek dan syarat yang berdasarkan syariah, tentu saja berbeda dengan

sekuritas biasa..

Penawaran sekuritas di Indonesia hanya bisa dilakukan oleh emiten yang

sudah mendapat izin atau terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam).

Beberapa emiten berupa perusahaan sekuritas Indonesia bisa Anda pilih dan

sudah diakui dengan mendapatkan predikat sekuritas yang bagus, seperti sekuritas

terbaik 2013 versi Beritasatu.com yaitu KDB Daewoo Securities Indonesia. Selain

itu, Anda bisa memilih sekuritas terbaik 2014 versi majalah Investor, yaitu

26

Recapital Securities, atau sekuritas terbaik 2015 seperti Nikko BUMN Plus

Securities, RHB OSK Alpha Sector Rotation Securities, dan Lautandhana Equity

Progresif Securities.

Sekarang pun muncul beberapa perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia

yang bisa Anda pilih, baik itu sekuritas Jakarta maupun sekuritas Surabaya.

Kecenderungan masyarakat untuk melakukan sekuritas investasi

menyebabkan hadirnya beragam sekuritas online, termasuk di dalamnya terdapat

sekuritas saham. Contoh sekuritas online trading adalah Kim Eng Securities,

sekuritas BNI, dan sekuritas Bank Mandiri. Untuk Anda yang ingin membeli

sekuritas saham terbaik, dapat merujuk pada sekuritas online trading terbaik 2014

versi Beritasatu.com, yakni PT Indo Premier Securities dan PT Mandiri Sekuritas.

6. Hasil Penelitian Terdahulu

Mursalin (2012) PTK yang berjudul “Penerapan model pembelajaran

kooperatif Tipe Numbered Heads Togerther (NHT) untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 4

MAN Model Makassar di kota Makassar”. Penulisan ini dilaksanakan di Madrasa

Aliyah Negeri Makassar. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS 4 yang

berjumlah 27 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 13 orang perempuan

tahun ajaran 2012/2013. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui

keaktifan belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon

peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas peserta didik selama

27

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT). Ada pun analisis kuantitatif digunakan untuk

mengubah skor mentah yang diperoleh peserta didik menjadi skor standar (nilai).

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keaktifan

belajar peserta didik dikelas selama proses belajar mengajar setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Bokhari (2013) PTK yang berjudul “penggunaan Model Pembeljaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dalam meningkatkan

Motivasi Belajar peserta didik Kompetensi Perbandingan Produk Domestik Bruto

(PDB) dan indeks Harga Pada Mata Pelajaran Ekonomi Bagi peserta didik kelas

X.5 SMA Negeri 4 Makassar”. Penulisan ini laksanakan disekolah Menengah

Atas Makassar. Subjek penulisan ini adalah kelas X.5 yang berjumlah 39 orang

peserta didik, dimana terdapat 25 orang peserta didik perempuan dan 14 orang

peserta didik laki-laki tahun ajaran 2012/2013. Analisi data penulisan yang

dilakukan adalah analisis pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk melihat

keefektifan pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan kooperatif

tipe NHT dan akan memperoleh gambaran tentang pemahaman subjek penelitian

yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa model pembelajarankooperatif tipe numbered heads

together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar

ekonomi.

28

Penelitian yang penulis lakukan ini identik dengan penelitian terdahulu,

namun demikian terdapat beberapa perbedaan, yaitu perbedaan waktu dan tempat

penelitian, tujuan penelitian, materi ajar yang digunakan dalam penelitian, rencana

pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang digunakan dalam proses belajar mengajar,

dan sistematika penulisan dalam skripsi.

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran saat ini belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Rendahnya hasil belajar saat ini didasarkan oleh banyak faktor diantaranya karena

suasana belajar terkesan monoton, kegiata belajar mengajar cenderung berpusat

pada pendidik sementara peserta didik hanya menjadi pendengar saja sehingga

peserta didik cnderung jenuh dan cepat bosan. Oleh karena itu seorang pendidik

harus jelih melihat keadaan belajar peserta didiknya didalam kelas. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan berbagai model pembelajaran yang

tepat pada saat mengajar yang dapat menarik perhatian dan motivasi peserta didik

sehingga peserta lebih aktif dan prestasi belajar meningkat. Maka penelitia ini

dirancang melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).Hasil penerapan tersebut merupakan bahan kajian atau analisis untuk

membuktikan dari temuan penelitian ini secara sederhana,ada pun alur penelitian

(kerangka pikir) dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

29

Gambar 1: Kerangka Pikir

Karakteristik peserta didik kelas XI. IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare

Dan Materi Pembelajaran

Karakteristik peserta didik:

peserta didik selalu ramai dan kurang

konsentrasi

peserta didik kurang tertarik dengan

cara pendidik menyampaikan materi

(ceramah)

peserta didik kurang percaya diri

dalam bertanya maupun menjawab

peserta didik kurang termotivasi untuk

belajar

Materi

Pembelajaran

mengenal pasar

modal

solusi

Tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Prestasi Belajar meningkat(segi afektif,kognitif,

maupun psikomotorik)

30

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah “jika pendidik menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran

pada hasil belajar siswa akan meningkat.

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan subjek penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMA Negeri 1 Parepare, sedangkan

subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI.IPS 3 yang berjumlah 40

orang peserta didik, yang terdiri dari 19 orang peserta didik laki-laki dan 21 orang

peserta didik perempuan pada tahun ajaran 2015/2016

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare

No. Jenis Kelamin Jumlah

1

2

Laki-Laki

Perempuan

19

21

Jumlah 40

Sumber: Absen kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang diperoleh dari peserta didik berupa

data hasil observasi aktivitas, hasil wawancara serta kegiatan pendidik atau

penelitian selama pembelajaran.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action Research)

yang dilaksanakan dengan beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

32

C. Fokus Penelitian

Karena input dari peserta didik ini adalah peserta didik maka peneliti akan

meneliti peningkatan prestasi belajar pada standar kompetensi konsep-konsep

ekonomi melalui metode pembelajaran.

Adapu fokus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

merupakan kegiatan pembelajaran ekonomi dengan cara mengelompokkan

peserta didik dalam beberapa kelompok belajar beranggotakan empat atau

lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang

berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang

berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, kemudian pendidik memberikan

nomor urut pada setiap peserta didik dalam satu kelompok yang

disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok.

2. Prestasi belajar merupakan hasil perubahan kemampuan yang meliputi

kemampuan kognitif, afektif, dan fsikomotor. Perubahan kemampuan

seseorang terjadi setelah mengikuti proses belajar. Prestasi belajar adalah

hasil perubahan kemampuan seseorang yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar baik perubahan kemampuan kognitif, afektif, maupun

psikomotornya.

D. Instrumen Penelitian

Sebuah penelitian tentunya harus ada yang menjadi instrumen

penelitiannya. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

33

1. Lembar observasi, untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas.

2. Tes hasil belajar/evaluasi, untuk memperoleh data tentang hasil belajar

siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada

mata pelajaran ekonomi.

3. Wawancara bentuk soal yang ditanyakan kepada siswa untuk mengetahui

kemampuannya dalam proses belajar dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe NHT dikelas.

E. Prosedur Pelaksanaan Penlitian

Prosedur tindakan ini dibagi menjadi beberapa siklus, dimana setiap siklus

tersebut merupakan kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II

merupakan lanjutan dari siklus I berikut ini adalah gambaran alur siklus yang akan

dilaksanakan pada penelitian ini .

Gambar 2: Prosedur Penelitian PTK (Sumber : Arikunto, 2007:16)

34

Tahap Pra Penelitian

a. Membawa surat dan melakukan konsultasi dengan kepala sekolah dalam

hal pelaksanaan penelitian.

b. Melakukan diskusi dengan pendidik mata pelajaran konsep-konsep untuk

mendapatkan gambaran tentang penerapan model pembelajaran kooperatif

Tipe NHT dalam standar kompetensi konsep-konsep ekonomi.

c. Mengadakan observasi awal untuk mendapatkan gambaran sebagi

tindakan awal dalam pelaksanaan penelitian.

Tahapan Siklus I

1. Tahapan Perencanaan (Planning)

a. Peneliti membuat perangkat pembelajaran (silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran).

b. Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi bagi guru atau

peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Membuat bahan evaluasi hasil belajar berdasarkan materi yang akan

diajarkan.

d. Membuat lembar tes setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk mengetahui

perubahan hasil belajar siswa

2. Tahap Tindakan (Action)

Peneliti bersama dengan guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan

belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah

35

disiapkan. Adapun hal yang dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan adalah

implementasi rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada siklus I untuk

mata pelajaran ekonomi langkah-langkah yang ditempuh oleh guru/peneliti

adalah:

a. Guru/peneliti melakukan kegiatan awal

b. Guru/peneliti menjelaskan tujuan dan indikator pembelajaran

c. Guru/peneliti menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

d. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor.

e. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

f. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

g. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

h. Tanggapan dari teman atau nomor yang lain.

i. Kesimpulan .

3. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran baik itu observasi untuk

guru/peneliti ataupun untuk siswa. Observasi bertujuan untuk mengetahui

kesesuaian antara perencanaan tindakan yang telah disusun serta untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan

yang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam observasi, peneliti mencatat segala

36

perubahan yang terjadi yang disesuaikan dengan indikator yang telah

ditentukan/dirancang sebelum melakukan observasi.

Observasi pada penelitian ini ada 2, yakni observasi untuk guru dan

observasi untuk siswa. Observasi untuk guru diberikan berdasarkan indikator-

indikator yang telah ada dalam format observasi guru yang disesuaikan dengan

langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui latihan

terbimbing, sedangkan observasi untuk siswa dilakukan oleh guru dan observasi

dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (Reflect)

Rangkuman kegiatan berupa perencanaan, tindakan, observasi yang telah

dilakukan melahirkan refleksi untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, apakah indicator keberhasilan dalam

penelitian ini sudah tercapai atau belum. Ketika belum tercapai berarti masih ada

kelemahan-kelemahan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I, maka disepakati bersama

obsever untuk merevisi rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Tahapan Siklus II

1. Perencanaan

a. Melanjutkan kembali perencanaan pada siklus I yang dianggap perlu

dalam memecahkan permasalahan pada siklus II.

b. Dari refleksi siklus I disusun rencana baru yang akan dibuakan tindakan

baru

37

2. Pelaksanaan

Pelaksanaa yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya adalah

mengulang langkah-langkah pada siklus I, tetapi pada siklus II memperbaiki apa

yang tidak tercapai pada siklus I.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan selama pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT

serta melaksanakan evaluasi siklus II berupa tes hasil belajar (ulangan hariaan).

4.Refleksi

Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap pelaksaan tindakan

selesai. Refleksi siklus II meliputi hasil observasi pendidikan dan peserta didik

serta hasil eveluasi siklus II. Dari hasil yang didapat, penelitian akan menganalisis

kemudian menarik kesimpulan apakah peneliti yang dilakukan sudah mencapai

indikasi yang ditetapkan atau belum. Jika belum mencapai indikasi maka

penelitian ini lanjut ke siklus III dan seterusnya.

38

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes,

dokumentasi, dan angket.

1. Observasi

Nasution dalam Sugiono(2001:309) menyatakan bahwa “ observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan”. Teknik ini digunakan untuk mengamati

secara langsung keadaan di SMA Negeri 1 Parepare.

2. Tes

Tes menurut Arikunto(2006:223) merupakan “ alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau

prestasi”.

Tes penelitian ini berisis pernyataan-pernyataan tertulis yang diberikan

kepada peserta didik kelas XI IPS .3 SMA Negeri 1 Parepare berupa

pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan pada setiap siklus

(siklus I dan II).

3. Dokementasi

Tes menurut Arikunto(2006:231) “dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

39

4. Wawancara

Bentuk soal yang ditanyakan kepada siswa untuk mengetahui

kemampuannya dalam proses belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah

pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan hasil

perolehan data dari pendidik dan peserta didik. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data deskriptif

digunakan untuk meghitung nilai rata-rata dan persentase hasil belajar. Menurut

sudijono (2011:43) mencari persentase (%) nilai rata-rata adalah :

𝑝 =𝑓

𝑁× 100%

Keterangan : P = Angka presentase

f = Frekuensi yang di cari presentasenya

N = Banyaknya sampel

a. Analisis pengamatan aktivitas peserta didik

Menganilisis data aktivitas peserta didik yang diamati maka digunakan

teknik persentase, yaitu banyaknya frekuensi proporsi peserta didik yang

melakuan aktivitas dibagi dengan jumlah peserta didik (responden) dikalikan

dengan seratus.

40

Persentase Responden Siswa =𝐴

𝐵 × 100%

Dimana:

A =Proporsi peserta yang memilih

B =jumlah peserta didik (responden)

b. Analisis tes hasil belajar

Menentukan ketuntasan belajar peserta didik dan ketuntasan klasikal maka

digunakan instrumen hasil belajar peserta didik. Penentuan ketuntasan

berdasarkan penelitian acuan patokan, yakni sejauh mana kemampuan yang

ditargetkan dapat dikuasai oleh peserta didik dibagi dengan jumlah skor total

dikali dengan 100 persen.Rumusnya adalah sebagai berikut:

KB=𝑇

𝑇𝑡× 100

Dimana:

KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh peserta didik

Tt = jumlah skor total

41

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah bila terjadi

peningkatan skor rata-rata hasil belajar konsep-konsep ekonomi dari siklus I ke

siklus II dan apabilah terjadi perubahan sikap dan minat peserta didik terhadap

standar kompetensi mengenal pasar modal kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1

Parepare.Setelah diberi tipe NHT (Numbered heads together). Indikator

keberhasilan peserta didik dapat dilihat jika peserta didik mampu mendapatkan

nilai 75 yang dijadikan standar kompetensi dasar.

Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada

Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Parepare khususnya mata pelajaran ekonomi

adalah :

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

No Rentang Skor Kategori

1

2

3

4

90-100

80-89

75-79

<75

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan paparan data dan temuan peneliti tentang “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Ekonomi Mengenal Pasar

Modal di Kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare”. Paparan data dan temuan

dalam pembahsan ini tentunya yang berkaitan dengan sebuah alur kronologis

penemuan sebuah jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “

apakah pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI.IPS 3

SMA Negeri 1 Parepare?”

A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Profil sekolah

Penelitian ini dilakukan di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare,

SMA Negeri 1 Parepare ini merupakan salah satu sekolah terfavorit di kota

Parepare sekolah ini memiliki prestasi yang baik, baik dalam bidang akademik

maupun non-akademik sekolah ini berada di JL. Matahari No.3 Parepare.

43

b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parepare

1. Visi

“Menjadi sekolah Model yang Unggul, Berprestasi, Beriman,

Berwawasan Teknologi Informasi, Cinta Lingkungan, dan

Berkarakter Budaya Bangsa”.

2. Misi

a) Menerapkan dan Mengimplementasikan 8 (delapan)

Standar Pendidikan.

b) Mengembangkan Prilaku Siswa Sesuai Ajaran Agama yang

Dianut.

c) Mengembangkan Potensi Siswa Secara Optimal

Berlandaskan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestika.

d) Mengembangkan Potensi Guru dan Siswa dalam

Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

e) Menerapakan Sistem Manajemen Berbasis Sekolah

f) Menerapkan Sistem (Mastery Learning) Sehingga Siswa

memiliki Kompetensi Sesuai dengan Standar Kompotensi.

g) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Peduli

dan Berbudaya Lingkungan.

h) Mengintegrasikan Kecakapan Hidup (Life Skill) secara

Terpadu dan Proporsional dalam Proses Pembelajaran.

44

2. Gambaran Umum Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare pada

semester satu. Kelas yang keadaan kurang bersih meja dan kursi siswa tersusun

cukup rapi. Ketika peneliti memasuki kelas pada pelaksanaan siklus I, peserta

didik dalam keadaan siap untuk mengikuti mata pelajarankompetensi kejujuran

pada standar kompetensi pasar modal. Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu

pendidik menyuruh peserta didik membersihkan sampah yang ada disekitar meja

peserta didik. Sementara itu dari pengamatan yang dapat diperoleh oleh pendidik

sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kemampuan peserta didik kelas XI

IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare masih rendah.

Penelitian ini menggunakan desain model kemmis dan Mc Taggart

dalam kunandar (2012:70) yang terdiri dari empat momentum esensial yaitu :

1. Planning (perencanaan), untuk mengembangkan rencana tindakan

yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.

2. Action (tindakan), digunakan untuk upaya perbaikan peningkatan

atau perubahan yang diinginkan.

3. Observation (observasi), digunakan untuk mengamati atas hasil

dari tindakan yang dilaksanakan atau yang diberikan peserta didik.

4. Reflection (Refleksi), digunakan untuk mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan hasil/dampak tindakan dari berbagai aspek.

Berdasarkan hasil refleksi, penelitian dapat melakukan revisi atau

melanjutkan pada tindakan berikutnya yaitu siklus II.

45

B. Data Sebelum Tindakan dan Paparan Hasil penelitian Tindakan Siklus I

dan II

1. Data sebelum penelitian pada bagian ini akan dipaparkan data dari hasil

penelitian yang dilakukan di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT. Adapun paparan data

penelitian mencakup, papara data sebelum tindakan, paparan data siklus I, dan

paparan data siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan alur

tindakn.setelah peneliti berdiskusi dengan pendidik ekonomi, maka diperoleh

kesepakatan bahwa tes awal dilakukan pada hari selasa, 15 september 2015 pada

pukul 10.54 – 12.15. dengan soal pilihan essai sebanyak 5 nomor yang diikuti

oleh peserta didik kelas XI IPS.3 sebanyak 40 orang siswa. Pada saat pelaksanaan

tes awal, peneliti didampingi oleh pendidik ekonomi dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa banyak jauh pemahaman peserta didik sebelum melakukan

siklus I dan siklus selanjutnya. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

46

Tabel 2.1Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal Peserta

Didik Kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1

2

3

4

91 - 100

81 - 90

75 - 80

<75

Tuntas Sangat baik

Tuntas Baik

Tuntas Cukup

Kurang

0

4

10

26

0,00

10,00

25,00

65,00

Jumlah 40 100,00

Sumber : Analisis Ketuntasan Belajar Kemampuan Awal

Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan persentase ketuntasan secara

klasikal pada tes awal yaitu sebesar 35,00 persen atau 14 peserta didik berada

pada kategori tuntas dan 65,00 persen atau 26 peserta didik berada pada kategori

tidak tuntas, ini berarti belum tercapai ketuntasan secara klasikal.

Berdasarkan tabel 2.1 di atas hanya 35,00 persen peserta didik yang

dapat mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

sebelum diberikan tindakan masih jauh dibawah standar ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan oleh peneliti/pendidik dapat diketahui

bahwa rata-rata peserta didik belum tuntas tersebut belum terlalu paham dan

berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan oleh pendidik dan itu juga

dibuktikan pada saat mengerjakan soal yang diberikan hanya ada beberapa nomor

47

yang dikerjakan dengan baik. Melihat permasalahan tersebut di atas maka

sebelum memasuki tahapan siklus I peneliti terlebih dahulu mempersiapkan

rrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal, materi untuk evaluasi, dan

lembar pemangamatan peserta didik agar proses pembelajaran bisa berjalan

dengan baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

2. Data Tindakan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu

peneliti melakukan telaah terhadap kurikulum, khususnya kurikulum yang

digunakan di SMA Negeri 1 Parepare. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai

standar kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran ekonomi standar

mengenal pasar modal.

Setelah melakukan telaah kurikulum peneliti membuat scenario

pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat lembar

observasi pendidik dan peserta didik untuk mengetahui bagaimana suasana belajar

mengajar di kelas, membuat media untuk penomoran dikepala, membuat alat

evaluasi untuk melihat apakah meteri pasar keuangan telah dikuasai atau belum.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I Berlangsung selama 2 kali

pertemuan. Pertemuan pertama dengan lama adalah 2 X 45 Menit. Pembelajaran

tindakan siklus berlangsung selama 90 menit, yang dilaksanakan pada hari selasa,

48

22 september 2015 mulai pukul 10.45 – 12. 15 dan pada hari kamis tanggal 24

september 2015 jam 09.45 – 12. 15 diselingi jam istrahat dengan lama waktu

pertemuan 3 X 45 menit pembelajaran tindakan siklus berlangsung selama 135

menit. dengan sub pembahasan pasar modal. Proses pembelajaran pada siklus I

dibagi menjadi 3 kegiatan , yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan dikelas XI.IPS 3 sebelum memulai

pelajaran yaitu ketua kelas menyiapkan teman-temannya lalu berdoa

bersama. Setelah itu, mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan

tujuan pembelajaran, menjelaskan model pembelajaran yang akan

digunakan, memberikan motivasi dengan mengaitkan materi yang akan

dipelajari.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti ini proses pembelajaran pada setiap pertemuan,

pendidik menyampaikan materi agar peserta didik lebih terarah untuk

mencapai sasaran belajar. Pendidik member penjelasan singkat selama 15

menit. peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya, membagi peserta

didik dalam beberapa kelompok, kelompok yang dibentuk tersebut

anggotanya heterogen yang jumlahnya 5 orang, setiap kelompok diberi

nomor.

Sebelum memulai diskusi, masing-masing kelompok diberikan lembar

kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik sampai

49

yang bersifat umum. Semua peserta didik diharapkan terlibat semua

dalam mengerjakan soal tersebut, karena nantinya akan disebut satu

persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Setelah selesai mengerjakan lembar kerja peserta didik, pendidik

menyebutkan atau memanggil suatu nomor dari salah satu kelompok

acak, setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan

untuk menjawabpertanyaan yang diberikan, jawaban untuk seluruh kelas

ditanggapi oleh kelompok lain. Jawaban yang dianggap betul dicatat oleh

peserta didik dan yang belum sempurna diluruskan oleh pendidik, dan

memberikan pujian kepada peserta didik atau kelompok yang menjawab

betul.

c. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran, pendidik dan peserta

didik menyimpulkan materi pembelajaran. Dalam kegiatan akhir

pendidik menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikut serta memberikan saran – saran serta motivasi (penguatan). Dan

mengakhiri rangkaian pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan (Observasi) dan Evaluasi

1. Observasi

Pada siklus I, aktivitas pendidik dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar

mengajar dapat kita liat pada hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang

50

dilakukan berdasarkan pengamatan peneliti pada setiap pertemuan. . Adapun hasil

observasi siklus I dapat dilihat pada lembar observasi Perkembangan Aktifitas

Peserta didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare pada siklus I pada tabel

diberikut ini:

Table 2.2 Perkembangan Aktifitas Peserta didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1

Parepare pada siklus I

No

. Komponen yang diamati

Pertemuan

1 2

1

2

3

4

5

6

7

Kehadiran peserta didik

Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum

dimengerti

Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan

pendidik

Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil

pekerjaan

Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah

dikerjakan

Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut

dan bermain

40

3

15

13

4

24

5

39

5

17

14

5

23

5

Sumber : lampiran A Kegiatan siklus I

51

Jumlah peserta didik yang hadir pada pertemuan pertama 40 orang dan

pertemuan kedua sebanyak 39 orang. Peserta didik yang menanyakan materi

pelajaran yang belum dimengerti pada pertemuan pertama sebanyak 3 orang

sedangkan pada pertemuan kedua ada peningkatan sebanyak 5 orang. Dan yang

tidak bertanya bukan berarti mereka sudah mengerti tetapi hal ini disebabkan

peserta didik masih canggung untuk bertanya karena peserta didik belum akrab

dengan pendidik dan belum terlalu memahami model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT). Peserta didik yang menjawab pertanyaan

yang diajukan pendidik berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok masing –

masing, pada pertemuan pertama sebanyak 15 orang dan pertemuan kedua

sebanyak 17 orang. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes pada pertemuan

pertama sebanyak 13 orang dan pertemuan kedua sebanyak 14 orang. Adapun

peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaannya didepan

kelas pada pertemuan pertama sebanyak 4 orang dan pertemuan kedua sebanyak 5

orang. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan,

pada pertemuan pertama sebanyak 25 orang dan pertemuan kedua sebanyak 26

orang, adapun peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut dan

bermain pertemuan pertama dan kedua sebanyak 5 orang .

52

Tabel 2.3 perkembangan aktivitas pendidik kelas XI IPS 3 SMA Negeri

1 Parepare. Pada siklus I

No Komponen yang diamati

Pertemuan

1 2

1 Apersepsi C B

2 Penjelasan materi C C

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together (NHT) C C

4 Teknik pembagian kelompok C C

5 Pengelolaan kegiatan diskusi C C

6 Pemberian pertanyaan atau kuis C B

7 Kemampuan melakukan evaluasi C C

8 Memberikan penghargaan individu atau kelompok C C

9 Menyampaikan materi penjelasan C C

10 Menutup pelajaran C C

Sumber : Lampiran A kegiatan siklus

53

Keterangan :

1. B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

2. C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

3. K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

Pada pertemuan pertama ada peningkatan apersepsi pendidik dari cukup

menjadi baik yang diamati oleh pengamat hal ini disebabkan karena

pendidik/peneliti masih canggung terhadap pendidik ekonom. Penjelasan

materi pelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together (NHT), sudah baik namun masih banyak peserta didik yang ribut pada

saat pendidik menjelaskan materi namun pendidik dapat mengatasinya,. Cara

pendidik membagi kelompok yaitu dengan cara heterogen yakni menyuruh

peserta didik menghitung dari 1-8, setiap peserta didik yang memiliki angka

yang sama bergabung membentuk suatu kelompok, sehingga dalam siklus I ini

dibentuk 8 kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang.

Setelah bergabung dengan anggota kelompoknya pendidik mebagikan

media penomoran untuk dipasang dikepala dan lembar kerja yang berisi

pertanyaan yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok, peneliti mengawasi

jalannya diskusi dan pendidik meluruskan jawaban-jawaban peserta didik yang

belum sempurna dan sebelum menutup diskusi pelajaran pendidik

menyimpulakan materi yang di diskusikan pada saat itu.

54

2. Evaluasi

a. Hasil Analisis Kualitatif

Analisis terhadap hasil-hasil observasi pelaksanaan pembelajaran

dilakukan berdasarkan data-data observasi aktivitas peserta didik dan pendidik.

Fokus pengamatan adalah mengenai keaktifan peserta didik selama satu kali

pertemuan yang dirangkum pada lembar observasi peserta didik dan pendidik.

Pada siklus I, terlihat beberapa peserta didik yang kurang

memperlihatkan saat pendidik menyampaikan materi pelajaran demikian halnya

ketika pendidik mengajukan beberapa orang yang bisa menjawab sedangkan yang

lain lebih banyak diam.

Pendidik kemudian membentuk 8 kelompok dimana setiap kelompok

terdiri dari 5 peserta didik. Setelah peserta didik duduk dengan kelompoknya

masing-masing, pendidik kemudian memberikan LKS yang berisikan materi yang

akan didiskusikan dengan teman kelompok masing-masing peserta didik. Pada

siklus 1 masih banyak peserta didik yang tidak berkonsentrasi pada materi

pelajaran dan LKS yang diberikan oleh peneliti serta terlihat beberapa peserta

didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan pada saat diskusi berlangsung,

sehingga dalam berdiskusi mereka cenderung kurang aktif, karena peserta didik

belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran ekonomi. Sehinggasiklus I masih banyak peserta didik yang pasif

secara umum pencapaian hasil belajar secara individu ditinjau dari hasil observasi

belum tercapai maksimal begitu pula secara kelompok.

55

Mengatasi masalah tersebut pendidik mengarahkan atau memberikan

penjelasan kembali kepada setiap anggota kelompok bahwa yang dibutuhkan

dalam kegiatan pembelajaran ini adalah kerjasama dan kekompakan tim, bukan

kerja individu atau perorangan. Selain itu mendatangi setiap kelompok yang

mengalami kesulitas dalam menyelesaikan soal yang diberikan sehingga setiap

kelompok mengerti terhadap soal yang diberikan oleh peneliti.

2. Data Hasil Analisis Kuantitatif

Data hasil belajar ekonomi peserta didik pada siklus I diperoleh melalui

pemberian tes hasil belajar ekonomi setelah penyajian sub pokok bahasan

pengertian pengertian dan fungsi pasar modal, faktor-faktor yang memengaruh

perkembangan pasar modal. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar

ekonomi peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Ekonomi Peserta

Didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare Pada Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1

2

3

4

91 – 100

81 - 90

75 - 80

<75

Tuntas Sangat baik

Tuntas Baik

Tuntas Cukup

Kurang

0

6

12

22

0,00

15,00

30,00

55,00

Jumlah 40 100,00

Sumber : Analisis Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

56

Tabel 2.3 yang merupakan tabel kategori dari hasil evaluasi

pembelajaran yaitu pemberian tes hasil belajar siklus I. Hasil tabel menunjukkan

persentase peserta didik untuk kategori kurang sebesar 55,00 persen atau 22 orang

peserta didik, persentase peserta didik untuk kategori tuntas cukup sebesar 30,00

persen atau 12 orang peserta didik, persentase peserta didik kategori tuntas baik

sebesar 15,00 persen atau 6 orang peserta didik, dan tidak ada peserta didik yang

masuk dalam kategori tuntas amat baik.

Jika hasil belajar ekonomi peserta didik pada siklus I dianalisis dengan

persentase ketuntasan belajar peserta didik, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI.IPS 3

SMA Negeri 1 Parepare pada Siklus I

Ketuntasan Frekuensi Persen

0-74 (Tidak Tuntas)

75-100 (Tuntas)

22

18

55,00

45,00

Total 40 100,00

Berdasarkan Tabel 2.4 menunjukkan persentase ketuntasan secara

klasikal Pada siklus I yaitu sebesar 45,00 persen atau 18 dari 40 peserta didik

berada pada kategori tuntas dan55,00 persen atau 22 peserta didik berada pada

kategori tidak tuntas, ini berarti belum mencapai ketuntasan secara klasikal.

57

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan dari rangkaian kegiatan yang telah dibuat dengan

penerapan model pembelajaran aktif tipe Numbered Heads Together berupa

perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan evaluasi maka perlu adanya

tahap refleksi pada siklus I untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang

terlihat selama 2 kali pertemuan berlangsung.

Ada beberapa masalah yang muncul yang tidak bisa peneliti hindari

dalam penerapan model pembelajaran aktif tipe Numbered Heads Together yaitu:

1. Peneliti belum mampu mengolah waktu dengan baik dalam proses

pembelajaran

2. Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan

3. Masih banyak peserta didik yang tidak berkonsentrasi pada materi

pelajaran dan LKS yang diberikan oleh peneliti

4. Masih ada beberapa peserta didik yang tidak mengerjakan tugas

yang diberikan saat diskusi

Hasil penelitian siklus I belum menunjukkn hasil yang optimal, maka

perlu dilanjutkan pada siklus kedua.

58

3. Data Tindakan siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Dari hasil analisis dari refleksi pada siklus I peserta didik belum

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti

merancang kembali rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai kelanjutan materi

dari siklus I dengan memperhatikan masalah-masalah atau kekurangan yang

muncul pada tindakan siklus I yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada

pertemuan siklus I ada beberapa masalah yang muncul yang muncul yaitu,

sebagian bbesar siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together, sehingga peserta didik masih pasif dalam

melakukan diskusi kelompok dan tidak berkonsentrasi dalam mengajarkan LKS

yang diberikan pada saat diskusi kelompok. Selain itu, yang penting juga yang

menjadi permasalahan pada saat siklus I berlangsung yaitu peneliti belum mampu

mengolah waaktu dengan baik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pada

tindakan siklus II pendidik harus memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

belajar lebih giat lagi dan mencari materi yang akan dipelajari serta lebih

memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang model pembelajaran yang

digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II Berlangsung selama 2 kali pertemuan.

Pertemuan pertama dengan lama adalah 2 X 45 Menit. Pembelajaran tindakan

siklus berlangsung selama 90 menit, yang dilaksanakan pada hari selasa, 29

59

september 2015 mulai pukul 10.45 – 12. 15 dan pada hari kamis tanggal 01

oktober 2015 jam 09.45 – 12. 15 diselingi jam istrahat dengan lama waktu

pertemuan 3 X 45 menit pembelajaran tindakan siklus berlangsung selama 135

menit. dengan sub pembahasan mekanisme kerja bursa efek. Proses pembelajaran

pada siklus I dibagi menjadi 3 kegiatan , yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,

kegiatan akhir.

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan dikelas XI ilmu sosia 3 sebelum

memulai pelajaran yaitu ketua kelas menyiapkan teman-temannya lalu berdoa

bersama. Setelah itu, mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan tujuan

pembelajaran, menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan,

memberikan motivasi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh gambaran

tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan dari tindakan

yang telah dilaksanakan pada siklus I. mengingat hasil yang diperoleh pada siklus

I masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka tindakan yang dilaksanakan

pada siklus II ini harus diperbaiki atau diadakan perubahan. Pada kegiatan inti

proses pembelajaran pada setiap pertemuan, pendidik menyampaikan materi agar

peserta didik lebih terarah untuk mencapai sarana belajar. Pendidik memberikan

penjelasan singkat tentang materi inti selama 20 menit. peserta didik diberi

kesempatan untuk bertanya, membagi peserta didik dalam beberapa kelompok,

60

kelompok yang dibentuk berbeda dengan kelompok pada siklus pertama.

Anggotanya heterogen yang jumlahnya 5 orang setiap kelompok diberi nomor.

Sebelum memulai diskusi, masing-masing kelompok diberikan lembar

kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik sampai yang

bersifat umum. Semua peserta didik diharapkan terlibat dalam mengerjakan soal

tersebut, karena nantinya akan disebut satu persatu untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan.

Setelah selesai mengerjakan lembar kerja peserta didik, pendidik

menyebut suatu nomor salah satu kelompok secara acak, tiap kelompok dengan

nomor yang sama mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan, jawaban untuk seluh kelas ditanggapi oleh kelompok lain. Jawaban

yang dianggap betul dicatat oleh peserta didik dan yang belum sempurna di

luruskan oleh pendidik, dan memberikan pujian kepada peserta didik atau

kelompok yang menjawab betul.

c. Kegiatan akhir

Pada kegiatn akhir pelaksanaan pembelajaran, pendidik dan peserta didik

menyimpulkan materi pembelajaran. Dalam kegiatan akhir pendidik

menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikut serta

memberikan saran – saran serta motivasi (penguatan). Dan mengakhiri rangkaian

pelajaran dengan mengucapkan salam.

61

c. Tahap Pengamatan (Observasi) dan Evaluasi siklus II

1. Observasi

Pada siklus II, aktivitas pendidik dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar

mengajar dapat kita liat pada hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang

dilakukan berdasarkan pengamatan peneliti pada setiap pertemuan. Adapun hasil

observasi siklus II dapat dilihat pada lembar observasi Perkembangan Aktifitas

Peserta didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare pada siklus II pada table.

Table 2.5 Perkembangan Aktifitas Peserta didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1

Parepare pada siklus II

No

. Komponen yang diamati

Pertemuan

1 2

1

2

3

4

5

6

7

Kehadiran peserta didik

Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum

dimengerti

Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan

pendidik

Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil

pekerjaan

Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah

dikerjakan

Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut

dan bermain

40

5

18

30

10

35

3

40

8

23

33

13

37

3

Sumber : lampiran A Kegiatan siklus II

62

Jumlah peserta didik yang hadir pada pertemuan pertama dan kedua

sebanyak 40 orang. Pada indicator yang lain pada siklus II seperti yang terlihat

pada table 4.6 terjadi peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan

selanjutnya. Peserta didik yang menanyakan materi pelajaran yang belum

dimengerti pada pertemuan pertama sebanyak 5 orang sedangkan pada pertemuan

kedua ada peningkatan sebanyak 8 orang. hal ini disebabkan karena peserta didik

sudah merasa akrab dengan pendidik dan mulai memahami model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Peserta didik yang menjawab

pertanyaan yang diajukan pendidik berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok

masing – masing, pada pertemuan pertama sebanyak 18 orang dan pertemuan

kedua sebanyak 23 orang. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes pada

pertemuan pertama sebanyak 30 orang dan pertemuan kedua sebanyak 33 orang.

Adapun peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaannya

didepan kelas pada pertemuan pertama sebanyak 10 orang dan pertemuan kedua

sebanyak 13 orang. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah

dikerjakan, pada pertemuan pertama sebanyak 35 orang dan pertemuan kedua

sebanyak 37 orang, adapun peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti

rebut dan bermain pertemuan pertama dan kedua sebanyak 3 orang .

63

Tabel 2.6 perkembangan aktivitas pendidik kelas XI IPS 3 SMA Negeri

1 Parepare. Pada siklus II

No Komponen yang diamati

Pertemuan

1 2

1 Apersepsi B B

2 Penjelasan materi C C

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together (NHT)

C C

4 Teknik pembagian kelompok B B

5 Pengelolaan kegiatan diskusi C C

6 Pemberian pertanyaan atau kuis C B

7 Kemampuan melakukan evaluasi C

C

8 Memberikan penghargaan individu atau kelompok C

C

9 Menyampaikan materi penjelasan C

B

10 Menutup pelajaran C

B

Sumber : Lampiran C kegiatan siklus II

64

Keterangan :

B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

Pada siklus II ini pendidik sudah melakukan perubahan, terutama

pembentukan kelompok. Cara pendidik membagi kelompok yaitu dengan cara

heterogen anggota kelompok pada siklus II ini berbeda dengan anggota

kelompok di siklus I, cara pembagian kelompok pada siklus II yaitu

dikelompokkan berdasarkan hasil evaluasi siklus I, dalam satu kelompok ada

anggota kelompok yang kemampuannya amat baik, baik,cukup baik dan

rendah sehingga dalam siklus II ini dibentuk 8 kelompok yang jumlahnya 5

Setelah bergabung dengan anggota kelompoknya pendidik mebagikan

media penomoran untuk dipasang dikepala dan lembar kerja yang berisi

pertanyaan yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok, peneliti mengawasi

jalannya diskusi yang lebih ketat lagi. Pada saat sesi tanya jawab, pendidik

menunjukpeserta didik yang kurang aktif pada pertemuan sebelumnya,dan

pendidik meluruskan jawaban-jawaban peserta didik yang belum sempurna dan

65

sebelum menutup diskusi pelajaran pendidik menyimpulakan materi yang di

diskusikan pada saat itu.

2. Evaluasi

1. Hasil Analisis Kuantitatif

Pada siklus II, observasi yang dilakukan pada peserta didik sama

dengan siklus I. Di siklus II Peneliti terus melakukan perbaikan terhadap

kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan siklus I. Hal ini dapat

dilihat dari keaktifan peserta didik yang meningkat dalam menjawab pertanyaan

yang dibberikan serta menanggapi jawaban yang diberikan pada saat proses

pembelajaran, sehingga secara individu terlihat sudah ada beberapa peserta didik

yang mengalami kemajuan, baik dari keaktifan di kelas maupun hasil belajarnya.

Peserta didik yang belum bekerjasama antar sesama anggota

kelompoknya dibimbing dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang baik

dan memberikan motivasi-motivasi secara individu. Selain itu peneliti

memberikan penghargaan atau semacam hadiah kepada peserta didik yang aktif

dan sering menjawab dan menanggapi pertanyaan dalam proses pembelajaran

sehingga peserta didik lebih semangat lagi dalam belajar.

Dengan melihat hasil dari lembar observasi, kita dapat mengetahui

bahwa absen peserta didik pada siklus II meningkat dari pertemuan pertama

sampai pada tes akhir siklus II. Kemampuan peserta didik dalam kerjasama dalam

diskusi kelompok, mengeluarkan pendapatnya dan menjawab pertanyaan sudah

semakin baik.

66

2. Data Hasil Analisis Kuantitatif

Data hasil belajar ekonomi peserta didik pada siklus I diperoleh melalui

pemberian tes hasil belajar ekonomi setelah penyajian sub pokok bahasan

Mendeskripsikan mekanisme transaksi Bursa Efek Jakarta, pengertian sekuritas

serta membedakan saham dan obligasi, Menjelaskan proses investasi pada

sekuritas.Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar ekonomi peserta

didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Ekonomi Peserta

Didik kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare Pada Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1

2

3

4

91 – 100

81 - 90

75 - 80

<75

Tuntas Amat baik

Tuntas Baik

Tuntas Cukup

Kurang

6

12

16

6

15,00

30,00

40,00

15,00

Jumlah 40 100,00

Sumber : Analisis Ketuntasan Belajar Pada Siklus II

Tabel 2.7 yang merupakan tabel kategori dari hasil evaluasi

pembelajaran yaitu pemberian tes hasil belajar siklus II. Hasil tabel menunjukkan

persentase peserta didik untuk kategori kurang sebesar 15,00 persen atau 6 orang

peserta didik, persentase peserta didik untuk kategori tuntas cukup sebesar 40,00

persen atau 12 orang peserta didik, persentase peserta didik kategori tuntas baik

67

sebesar 30,00 persen atau 12 orang peserta didik, dan peserta didik yang masuk

dalam kategori tuntas amat baik sebesar 15,00 persen atau 6 peserta didik. .

Jika hasil belajar ekonomi peserta didik pada siklus II dianalisis dengan

persentase ketuntasan belajar peserta didik, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI.IPS 3

SMA Negeri 1 Parepare pada Siklus II

Ketuntasan Frekuensi Persen

0-74 (Tidak Tuntas)

75-100 (Tuntas)

6

34

15,00

85,00

Total 40 100,00

Berdasarkan Tabel 2.8 menunjukkan persentase ketuntasan secara klasikal

Pada siklus II yaitu sebesar 85,00 persen atau 34 dari 40 peserta didik berada

pada kategori tuntas dan 15,00 persen atau 6 peserta didik berada pada kategori

tidak tuntas, ini berarti telah tercapai ketuntasan secara klasikal.

3. Tahap Refleksi Siklus II

Kegiatan refleksi yang dilakukan pada siklus II mulai dari awal

pembelajaran hingga akhir pemmbelajaran menunjukkan hasil yang lebih baik.

Diman pada tindakan di siklus II ini dengan penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada pokok bahasan mengenal pasar

modal , setiap peserta didik mulai terbiasa dengan kegiatan yang dilakukan dalam

kelompoknya masing-masing, seperti pada saat mengerjakan tugas kelompok

68

yang diberikan oleh peneliti berdasarkan pengamatan rata-rata peserta didik sudah

bekerja sama untuk menyelesaikan dan mencari jawaban tugas yang diberikan,

selain itu dalam menjawab pertanyaan peserta didik sangatlah antusias ketika no.

Yang di lot/acak itu naik, begitupula bila diberikan kessempatan untuk bertanya.

Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi yang dirumuskan dalam bentuk

tes untuk pelaksanaan tindakan siklus II, rata-rata peserta didik telah mencapai

nilai sesuai dengan target nilai yaitu > 75. Dari 40 peserta didik yang mengikuti

tes siklus II, peserta didik yang mencapai target nilai di atas 75 sebanyak 34

peserta didik dan hanya 6 orang peserta didik yang belum mencapai target nilai di

atas 75 dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil tes diatas membuktikan hasil

analisis data tersebut, maka peneliti dan pengamat memutuskan penelitian ini

berakhir karena telah mencapai target yang di inginkan dan dianggap selesai.

4. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Setelah melaksanakan proses pembelajaran tipe Numbered Heads Together

pada akhir siklus I setelah dilaksanakan evaluasi atau tes perolehan rata-rata hasil

belajar selama mulai tes awal, siklus I sampai siklus II juga mengalami

peningkatan yang sangat baik. Dimana pada tes awal persentase nilai rata-rata

seluruh peserta didik kelas XI.IPS 3 sebesar 71,37 persen dan pada siklus I

mengalami peningkatan sebesar 73,00 persen sedangkan pada siklus II juga

mengalami peningkatan sekaligus mencapai target dengan persentase nilai rata-

rata 81,00 persen.

69

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) maka aktivitas dan hasil belajar peserta didik akan meningkat. Selain itu

adanya penghargaan terhadap kelompok yang aktif akan lebih mengaktifkan

peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Yang terpenting dalam

metode pembelajaran ini adalah sikap kerjasama, mengeluarkan pendapat, saling

menghargai dan kekeluargaan terlihat pada sikap peserta didik dan dari data yang

ada maka ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami

peningkatan dan target pencapaian indikator keberhasilan 00,00 sudah tercapai.

B. Pembahasan

Pada pembahasan diuraikan hasil penelitian yang dianggap penting dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik ditinjau dari hasil belajar peserta didik

pada standar kompetensi mengenal pasar modal di kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 1

Parepare.

1. Gambaran Aktivitas Peserta Didik dalam Proses Pembalajaran Pada Standar

Kompetensi mengenal pasar modal

Pada pelaksanaan pembelajaran ini dengan menggunakan model

pembelajaran tipe NHT mendorong peserta didik untuk belajar dan

memperhatikan apa yang dijelaskan dan aktif dalam kelompok, dalam mata

pelajaran ekonomi. Jumlah peserta didik yang hadir pada siklus pertama dan

kedua 40 orang. Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok yang anggotanya 5

orang. Peserta didik yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti

pada siklus pertama 5 sedangkan pada siklus II ada peningkatan sebanyak 8

70

orang. Dan yang tidak bertanya bukan berarti mereka sudah mengerti tetapi hal ini

disebabkan peserta didik masih canggung untuk bertanya karena peserta didik

masih canggung untuk bertanya karena peserta didik belum akrap dengan

pendidik dan belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT).

Peserta didik yang menjawab pertanyaan/permasalahan yang diajukan

pendidik berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok masing-masing pada siklus

pertama sebanyak 17 orang dan pada siklus kedua mengalami peningkatan

sebanyak 23 orang. Adapun peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan

hasil pekerjaannya didepan kelas pada siklus pertama 5 orang dan pada siklus

kedua sebanyak 13 orang.

Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan,

pada siklus pertama sebanyak 23 oran dan pada saat siklus keduamengalami

peningkatan sebanyak 37 orang, adapun peserta didik yang melakukan kegiatan

lain seperti rebut yakni pada siklus pertama sebanyak 5 orang dan siklus kedua

sebanyak 3 orang. Dapat dikatakan bahwa peserta didik serius mengikuti

pelajaran dengan baik.

2. Gambaran hasil belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran pada standar kompetensi

mengenai pasar modal

Pada akhir siklus I dan II dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk tes

pilihan ganda yang terdiri dari 10 nomor. Berdasarkan gambaran persentase pada

71

ketuntasan belajar dari 40 orang peserta didik kelas XI IPS 3 dari siklus I ke siklus

II mengalami peningkatan, perolehan nilai rata-rata kelas peserta didik pada siklus

I adalah 73,00%. Pada siklus I 45,00% yang tuntas dan 55,00% yang tidak tuntas.

Sedangkan perolehan nilai rata-rata kelas peserta didik pada tindakan siklus II

adalah 81,62%. Pada siklus II 85,00% yang tuntas dan 15,00% yang tidak tuntas,

peserta didik yang belum tuntas dikarenakan peserta didik lebih cenderung

melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung sehingga materi

pembelajaran masih belum dimengerti. Dan sedangkan peserta didik yang telah

tuntas disebabkan karena peserta didik telah sepenuhnya menguasai materi

tentang mengenal pasar modal. Perolehan ketuntasan belajar peserta didik pada

siklus ke II mengalami peningkatan dari 45,00% menjadi 85,00%. Peningkatan

ketuntasan belajar peserta didik dapat disebabkan dengan rasa ketertarikan peserta

didik dalam belajar kelompok dengan mengeluarkan ide-ide yang ada dalam

pikirannya dengan waktu yang banyak, sehingga peserta didik dapat menggali

potensi yang ada dalam dirinya.

Merujuk dari hasil penelitian terdahulu yaitu Mursalin (20012) PTK

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT) untuk meningkatakan keaktifan belajar peserta didik pada mata

pelajaran ekonomi dikelas XI IPS.3 SMA Negeri Parepare”. Penelitian ini adalam

penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar

peserta didik dan dilaksanakan sebanyak 2 siklus hasil belajar yang diperoleh

peserta didik melalui analisis deskriptif sebagai berikut : 1) data siklus 1 nilai

kurang dari 75 adalah 22 orang atau 55,00%, nilai tuntas cukup 12 orang atau

72

30,00% nilai tuntas baik 6 orang atau15,00% dan yang termasuk kategori tuntas

amat baik belum ada atau 0,00%. 2) sedangkan keaktifan belajar peserta didik

pada siklus II diperoleh data sebagai berikut : nilai kurang dari 75 adalah 4 orang

atau 10,00%, nilai tuntas cukup 16 orang atau 40,00% nilai tuntas baik 14 orang

atau 35,00% dan yang termasuk kategori tuntas amat baik 6 orang atau 15,00%.

Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together (NHT) tentang perkalian dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta

didik, karena keaktifan belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II terus

mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dan

berdasarkan hasil yang telah diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian di

SMA Negeri 1 Parepare dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe numbered heads tongether (NHT) dapat disimpulkan bahwa diperoleh hasil

penelitian yang telah peneliti lakukan sehingga dapat diketahui bahwa

pembelajaran mengenal pasar modal dalam kompetensi dasar mengenal jenis

produk dalam bursa efek, dengan menggunakan model Kooperatif tipe numbered

heads tongether (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas XI

IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare.

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian tindakan

kelas terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang diukur dengan hasil

belajar Mengenal Pasar modal pada kompetensi dasar Mengenal jenis produk

dalam bursa efek bagi peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Parepare

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT). Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan hasil tes belajar peserta didik,

dimana dari hasil observasi tersebut terdapat pengembangan yang baik dari segi

kehadiran serta keaktifan dan dari hasil tes peserta didik terdapat peningkatan

dimana berdasarkan perolehan hasil tes pembelajaran pada siklus I rata-rata hasil

belajar peserta didik adalah 73,00 persen dan peserta didik yang tuntas adalah

45,00 persen, dan yang belum tuntas adalah 55,00 persen. Sedangkan pada

pelaksanaan siklus II melalui model pemmbelajaran kooperatif tipe numbered

heads together terintegrasi nilai rata-rata hasill beajar peserta didik adalah 81,62

persen dan peserta didik yang tuntas adalah 85,00 persen, sedangkan yang belum

tuntas

74

B. Saran

Satelah melihat hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis

menyarankan :

1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

disusun sedemikian rupa sehingga menjadi model pembelajaran yang

telah efektif terhadap pokok-pokok bahasan tertentu.

2. Diupayakan sedini mungkin untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dialami, baik oleh peserta didik maupun pendidik dalam proses

pembelajaran. Hal ini dapat didasarkan dari refleksi berupa perubahan

yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun diambil

dari tanggapan peserta didik itu sendiri.

3. Untuk peserta didik diharapkan tidak melakukan kegiatan lain pada saat

proses pembelajaran dan bisa lebih aktif dalam bertanya, serta berani

mengemukakan pendapat sendiri didepan kelas.

4. Bagi peserta didik yang belum tuntas atau masih dibawah nilai standar,

sebaiknya dikasi remidial agar dapat mencapai nilai standar.

75

DAFTAR PUSTAKA

Adhyaksa, Fathul 2013. Penggunaan Model Diskusi dalam Meningkatakan

Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi kompetensi

Ketanagakerjaan dan Pembangunan Ekonomi bagi Siswa kelas II IPS 2

SMA Negeri 1 Galesong Kabupaten Takalar. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Makassar.

Alwi, Hasan dkk,2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Anomi, 2006. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional.Bandung: fokusmedia.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi

Aksara

, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka cipta.

Bokhari, Zulfiafiana. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Didik Kompetensi Perbandingan Produk Domestik Bruto (PDB)

dan Indeks Harga Pada Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Peserta Didik kelas

10.5 SMA Negeri 4 Makassar. Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri

Makassar.

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mursalin, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik

pada Mata Pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 4MAN 2 Model Makassar

di Kota Makassar. Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Makassar.

Paizaluddin & Ermalinda. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: alfabeta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme

Guru) Edisi dua. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

,2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :

kencana.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

76

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru.

Sudjan, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Penerbit: Bandung:

Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Manajemen). Sukabumi:

Yudhistira.

Sukardi, 2007. Konsep-Konsep Ekonomi. Surakarta: Grahadi.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – progresif. Kencana:

Surabaya.

Uno, B Hamzah dkk. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:Bumi

Aksara.

http://kabarmingguan.com/2012/12/pengertian-penelitian-tindakan-kelas-ptk-

html.

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-

head-together.

77

LAMPIRAN A

Tindakan Tes Awal

Nama :

Nis :

Kelas :

Soal evaluasi tes awal

1. Tuliskan pengertian pembangunan ekonomi

2. Tuliskan tujuan pembangunan nasional

3. Dampak positif pembangunan ekonomi

4. Dampak negatif pembangunan ekonomi

5. Sebutkan faktor yang menghambat pembangunan ekonomi

**Selamat bekerja**

78

Lampiran A.2

KUNCI JAWABAN EVALUASI TES AWAL

No Jawaban soal

Tingkat kesulitan soal

Skor

Mudah Sedang Sulit

1 pembangunan ekonomi adalah proses yang

dilakukan secara terus-menerus yang

mengakibatkan perunbahan di segala bidang

dengan hasil akhir meningkatnya

pendapatan perkapita

√ 5

2 a. Meningkatkan kualitas manusia dan

masyarakat Indonesia.

b. Melakukan usaha secara

berkelanjutan.

c. Melandaskan diri pada kemampuan

nasional.

√ 5

3 1. Menambah sarana bagi penyediaan

kebutuhan masyarakat

2. Mengurangi gep perbedaan antara

Negara-negara maju dengan Negara-

negara berkembang

3. Mengurangi kemiskinan, kebodohan

yang menghambat kesejahteraan

masyarakat

√ 10

4 1. Mendorong orang bersifat konsumtif

2. Berkurangnya sifat gotong royong dalam

masyarakat

3. Dapat merenggangkan hubungan

kekeluargaan yang merupakan akar

budaya

4. Adanya pencemaran lingkungan hidup

√ 20

5 1. bertambahnya jumlah penduduk yang

besar

2. kurang kesempatan kerja yang ditandai

dengan banyaknya tingkat pengangguran

3. sebagian penduduk bekerja disektor

pertanian dengan tehnologi yang

tradisional

√ 10

∑ 50

79

Lampiran A.3

NILAI TES AWAL

No Nama Nilai Ket

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti 70 Belum

2 Aldyansyah 85 Tuntas

3 Andika Syahrir 70 Belum

4 Anisa Aprianti 75 Tuntas

5 Chandra Dinata 70 Belum

6 Ega Mawarni Suriadi 70 Belum

7 Haifa Ainayya C 85 Tuntas

8 Imam WahyudiTahir 75 Tuntas

9 Jhon Faldo A Lango 80 Tuntas

10 JurAlif 70 Belum

11 Karina Pawannari 80 Tuntas

12 Iin Setiawaty Sultan 80 Tuntas

13 M. Reski A 70 Belum

14 Mifta Novianti Putri 60 Belum

15 Mohd. Rusli 60 Belum

16 Muh. Rian Ardiansyah 60 Belum

17 Muh. Rizky Reinaldy 65 Belum

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F 70 Belum

19 Muhammad Arafah 60 Belum

20 Muhammad Thalib 85 Tuntas

21 Mutiari Handini 70 Belum

22 Nadya Indah Pratiwi 75 Tuntas

23 Nurasia 70 Belum

24 Nurhidayah 85 Tuntas

25 Nurul Alifiah Hatim 80 Tuntas

26 Rachmat Hidayat Hasbar 70 Belum

27 Reska Mayani 75 Tuntas

28 Santi 80 Tuntas

29 Sarah Dita Aprilia 70 Belum

30 Suci Febrianti 60 Belum

31 Sulfadly 60 Belum

32 Silvester Edwin S 70 Belum

33 Sri Resky Indrayani 80 Tuntas

34 Tazkia Nabila M 70 Belum

35 Winda Azhari 70 Belum

36 Utomo Putra Samad 70 Belum

37 Yusril Ichsa Mahendra 70 Belum

38 Velia reski 70 Belum

80

39 Yusril dwi mahendra 60 Belum

40 Aldiasya 60 Belum

% nilai rata-rata kelas 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100 71,37

81

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.2

DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK PADA SIKLUS I

Kelompok 1 kelompok 2

Andi Ajeng Dwi Kinanti Ega Mawarni Suriadi

Aldyansyah Haifa Ainayya C

Andika Syahrir Imam WahyudiTahir

Anisa Aprianti Jhon Faldo A Lango

Chandra Dinata JurAlif

Kelompok 3 kelompok 4

Karina Pawannari Muh. Rian Ardiansyah

Iin Setiawaty Sultan Muh. Rizky Reinaldy

M. Reski A Muh. Rafi’I Akbar P.F

Mifta Novianti Putri Muhammad Arafah

Mohd. Rusli Muhammad Thalib

Kelompok 5 kelompok 6

Mutiari Handini Rachmat Hidayat Hasbar

Nadya Indah Pratiwi Reska Mayani

Nurasia Santi

Nurhidayah Sarah Dita Aprilia

Nurul Alifiah Hatim Suci Febrianti

Kelompok 7 kelompok 8

Sulfadly Utomo Putra Samad

Silvester Edwin S Yusril Ichsa Mahendra

Sri Resky Indrayani Velia reski

Tazkia Nabila M Yusril dwi mahendra

Winda Azhari Aldiasya

82

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS I

Sekolah : SMA Parepare

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas / Semester : XI (sebelas) / 1

Standar Kompetensi : 3. Mengenal pasar modal

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek

Indikator Pencapaian Kompetensi: 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi pasar

modal.

2. Menjelaskan faktor-faktor yang

memengaruhperkembanganpasar modal.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pengertian dan fungsi pasar modal.

b) Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan

pasar modal.

Karakter siswa yang diharapkan :

Kerja keras, Jujur, saling menghargai.

Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, , inovatif,

B. Materi Pokok

Pasar modal

Pasar modal adalah pasar atau tempat yang memfasilitasi perdagangan dan

penerbitan dana jangka panjang seperti saham,obligasi, atau surat berharga

lainnya. di pasar modal, untuk menyatakan surat berharga yang diperdagangka,

83

digunakan dengan istilah efek. Oleh Karena itu, kata efek banyak digunakan

dipasar modal, misalnya bursa efek dan lembaga efek

Fungsi pasar modal

Fungsi utama pasar modal antara lain :

Sebagai sumber pendanaan usaha bagi perusahaan dan sarana investasi

yang beragam bagi pemilik modal atau investor

Dapat dijadikan sebagai indicator perkembangan ekonomi sebuah

Negara serta sarana penyaluran kepemilikan perusahaan pada

masyarakat menengah untuk mendorong iklim usaha yang sehat.

Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Faktor-faktor perkembangan pasar modal

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan pasar modal

Penawaran sekuritas,dalam faktor ini harus banyak menerbitkan

sekuritas di pasar modal

Permintaan akan sekuritas, faktor ini menerangkan harus banyak

anggota masyarakat yang memiliki dana yang cukup besar untuk di

pergunakan membeli sekuritas yang ditawarkan

Masalah hukum dan peraturan ,para pembeli sekuritas pada

dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh

perusahaan yang menerbitkan sekuritas.

Kondisi politik dan ekonomi,faktor ini akan mempengaruhi

permintaan dan penawaran akan sekuritas,kondisi politik yang

stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada

akhirnya mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas

Peran lembaga pendukung pasar modal,lembaga seperti

BAPEPAM,bursa efek,akuntan,notaries,konsultan hukum,lembaga

kliring dan lembaga sangat diperlukan agar dapat bekerja secara

profesional.

Jenis-jenis surat berharga

Jenis-jenis surat berharga antara lain :

1. Saham,tanda penyertaan atau kepemilihan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan.saham dibagi menjadi dua yaitu

:

Saham biasa

Saham preferen

2. Obligasi, surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

antara pemberi pinjaman dan diberi pinjaman

Lembaga-lembaga pendukung pasar modal di Indonesia

84

1. Bapepam

2. Bursa efek

3. Akuntan public

4. Underwriter

5. Wali amanat

6. Notaries

7. Konsultan hukum

8. Lembaga clering

C. Pendekatan

Kontekstual

D. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Coperatif tipe numbered heads together

(NHT)

b. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi

E. Sumber dan Media Pembelajaran

a. Sumber pembelajaran : Buku ekonomi kelas XI,Lks

b. Media Pembelajaran : kartusoal, laptop dan LCD Projector

F. Skenario Pembelajaan

A. Pendahuluan

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Apersepsi 15

Menit o Menyiapkan kelas, berdoa dan mengecek kehadiran peserta

didik

o Mengadakan pree tes yang berkaitan dengan pelajaran

minggu lalu

o Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengimpormasikan

model pembelajaran yang akan

2. Motivasi

o Memberikan motivasi belajar/penguatan pada peserta didik

mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

B. Inti

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Eksplorasi

Guru menyampaikan materi pembelajaran dan selanjutnya

meminta siswa untuk melakukan kajian pustaka

105

Menit

2. Elaborasi

a. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok .

kelompok yang dibentuk tersebut anggotanya heterogen

yang jumlahnya 4 sampai 5 orang, setiap kelompok

diberi nomor.

85

b. Menyajikan materi pelajaran yaitu pasar keuangan

c. Mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik .

pertanyaan dapat berpariasi dari bersifat spesifik maupun

yang bersifat umum.

d. Setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang

diberikan

e. Menyebutkan (memanggil) 1 nomor dari salah satu

kelompok secara acak

f. Tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

tangan , jawaban untuk seluruh kelas ditanggapi oleh

kelompok lain.

g. Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul

peserta didik diberikan kesempatan untuk mencatat dan

apabila jawaban masih salah , pendidik akan

mengarahkan.

h. Memberikan pujian kepada peserta didik atau kelompok

yang menjawab betul.

3 Konfirmasi

o Guru menyampaikan kesimpulan sebagai hasil diskusi

C. Penutup

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Refleksi

Guru menanyakan pendapat siswa mengenai model dan metode

pembelajaran yang digunakan

15

Menit

2. Evaluasi

G. Pedoman penskoran

1. Kognitif

Rubrik penilaian kognitif

No.soal Criteria dan skor

4 3 2 1

1

2

3

4

5

100X

alSkormaksim

hanSkorperoleNilai

86

2. Afektif

Rubrik Penilaian Afektif

Mata pelajaran : Ekonomi

Kelas/ semester : XI /Ganjil

No. Nama

siswa

Indikator sikap Jumlah kriteria Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

01 1.kerajinan

02 2.kerapian

03 3.kesopanan

04 4.kejujuran

05 5.ketekunan

06 6.keaktifan

07 7.kerjasama

Keterangan:

Skor indicator sikap 1 – 5

kriteria skor terdiri atas

A = Tinggi =26 - 35

B = sedang = 16 – 25

C =Rendah = 01 – 15

3. Psikomotor : -

87

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.4

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Nama :

Nis :

Kelas :

1. Jelaskan pengertian pasar modal

2. Tuliskan fungsi pasar modal

3. Sebutkan faktor-faktor yang mepengaruhi perkembangan pasar modal

4. Sebutkan lembaga-lembaga yang mendukung pasar modal

5. Tuliskan jenis-jenis surat

**Selamat bekerja **

88

Lampiran B.5

KUNCI JAWABAN EVALUASI TES AWAL

No Jawaban soal

Tingkat kesulitan soal

Skor

Mudah Sedang Sulit

1 Pasar modal adalah pasar atau tempat yang

memfasilitasi perdagangan dan penerbitan

dana jangka panjang seperti saham,obligasi,

atau surat berharga lainnya. di pasar modal,

untuk menyatakan surat berharga yang

diperdagangka, digunakan dengan istilah

efek. Oleh Karena itu, kata efek banyak

digunakan dipasar modal, misalnya bursa

efek dan lembaga efek

√ 10

2 Fungsi utama pasar modal antara lain :

Sebagai sumber pendanaan usaha

bagi perusahaan dan sarana

investasi yang beragam bagi

pemilik modal atau investor

Dapat dijadikan sebagai indicator

perkembangan ekonomi sebuah

Negara serta sarana penyaluran

kepemilikan perusahaan pada

masyarakat menengah untuk

mendorong iklim usaha yang

sehat.

Sebagai sarana peningkatan

kapasitas produksi

Sebagai sarana penciptaan tenaga

kerja

Sebagai sarana peningkatan

pendapatan negara

√ 10

3 Faktor-faktor yang memengaruhi

perkembangan pasar modal

Penawaran sekuritas,dalam

faktor ini harus banyak

menerbitkan sekuritas di

pasar modal

√ 5

89

Permintaan akan sekuritas,

faktor ini menerangkan harus

banyak anggota masyarakat

yang memiliki dana yang

cukup besar untuk di

pergunakan membeli

sekuritas yang ditawarkan

Masalah hukum dan

peraturan ,para pembeli

sekuritas pada dasarnya

mengandalkan diri pada

informasi yang disediakan

oleh perusahaan yang

menerbitkan sekuritas.

Kondisi politik dan

ekonomi,faktor ini akan

mempengaruhi permintaan

dan penawaran akan

sekuritas,kondisi politik yang

stabil akan ikut membantu

pertumbuhan ekonomi yang

pada akhirnya mempengaruhi

penawaran dan permintaan

sekuritas

Peran lembaga pendukung

pasar modal,lembaga seperti

BAPEPAM,bursa

efek,akuntan,notaries,konsult

an hukum,lembaga kliring

dan lembaga sangat

diperlukan agar dapat bekerja

secara profesional.

4 Lembaga-lembaga pendukung pasar

modal di Indonesia

Bapepam

Bursa efek

Akuntan public

Underwriter

Wali amanat

Notaries

Konsultan hukum

Lembaga clering

√ 20

90

5 Jenis-jenis surat berharga antara lain :

Saham,tanda penyertaan atau

kepemilihan seseorang atau

badan dalam suatu

perusahaan.saham dibagi

menjadi dua yaitu :

Obligasi, surat berharga atau

sertifikat yang berisi kontrak

antara pemberi pinjaman dan

diberi pinjaman

√ 5

∑ 50

91

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.6

NILAI TES SIKLUS I

No Nama Nilai Ket

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti 80 Tuntas

2 Aldyansyah 70 Belum

3 Andika Syahrir 70 Belum

4 Anisa Aprianti 80 Tuntas

5 Chandra Dinata 60 Belum

6 Ega Mawarni Suriadi 70 Belum

7 Haifa Ainayya C 85 Tuntas

8 Imam WahyudiTahir 80 Tuntas

9 Jhon Faldo A Lango 85 Tuntas

10 JurAlif 70 Belum

11 Karina Pawannari 80 Tuntas

12 Iin Setiawaty Sultan 85 Tuntas

13 M. Reski A 70 Belum

14 Mifta Novianti Putri 60 Belum

15 Mohd. Rusli 70 Belum

16 Muh. Rian Ardiansyah 70 Belum

17 Muh. Rizky Reinaldy 60 Belum

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F 60 Belum

19 Muhammad Arafah 60 Belum

20 Muhammad Thalib 80 Tuntas

21 Mutiari Handini 70 Belum

22 Nadya Indah Pratiwi 85 Tuntas

23 Nurasia 70 Belum

24 Nurhidayah 80 Tuntas

25 Nurul Alifiah Hatim 85 Tuntas

26 Rachmat Hidayat Hasbar 70 Belum

27 Reska Mayani 85 Tuntas

28 Santi 80 Tuntas

29 Sarah Dita Aprilia 65 Belum

30 Suci Febrianti 60 Belum

31 Sulfadly 70 Belum

32 Silvester Edwin S 70 Belum

33 Sri Resky Indrayani 75 Tuntas

34 Tazkia Nabila M 60 Belum

92

35 Winda Azhari 75 Tuntas

36 Utomo Putra Samad 80 Tuntas

37 Yusril Ichsa Mahendra 70 Belum

38 Velia reski 80 Tuntas

39 Yusril dwi mahendra 70 Belum

40 Aldiasya 75 Tuntas

% nilai rata-rata kelas 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100 73,00

93

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.7

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I

KELAS XI.IPS 3 SMA NEGERI 1 PAREPARE

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : I (SATU) selasa, 22 September 2015

Petunjuk

Amatilah aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di dalam

kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Isilah lembar pengamatan di bawah

ini dengan memperhatikan dan memberikan penilaian dengan menggunakan tanda

(√) pada kolom yang tersedia.

No Nama Indikator yang diamati

1 2 3 4 5 6 7

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti √ √ √ √ √

2 Aldyansyah √ √

3 Andika Syahrir √ √

4 Anisa Aprianti √ √ √ √

5 Chandra Dinata √

6 Ega Mawarni Suriadi √

7 Haifa Ainayya C √ √ √ √

8 Imam WahyudiTahir √ √

9 Jhon Faldo A Lango √ √ √ √ √

10 JurAlif √

11 Karina Pawannari √ √ √ √ √

12 Iin Setiawaty Sultan √ √

13 M. Reski A √ √

14 Mifta Novianti Putri √

15 Mohd. Rusli √ √

16 Muh. Rian Ardiansyah √ √

17 Muh. Rizky Reinaldy √

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F √

94

19 Muhammad Arafah √ √

20 Muhammad Thalib √ √ √ √

21 Mutiari Handini √ √

22 Nadya Indah Pratiwi √ √ √ √ √ √

23 Nurasia √ √

24 Nurhidayah √ √ √ √

25 Nurul Alifiah Hatim √ √ √ √

26 Rachmat Hidayat Hasbar √ √

27 Reska Mayani √ √ √ √

28 Santi √ √ √ √

29 Sarah Dita Aprilia √ √

30 Suci Febrianti √ √

31 Sulfadly √ √

32 Silvester Edwin S √

33 Sri Resky Indrayani √ √

34 Tazkia Nabila M √

35 Winda Azhari √ √ √ √

36 Utomo Putra Samad √ √ √ √

37 Yusril Ichsa Mahendra √ √

38 Velia reski √ √ √

39 Yusril dwi mahendra √

40 Aldiasya √ √ √

∑ (proporsi peserta didik) 40 3 15 13 4 24 5

Persentasi ketercapaian (%)

𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

100 7.5 37.5 32,5 10 60 12,5

Keterangan :

1. Kehadiran peserta didik

2. Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum dimengerti

3. Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan pendidik

4. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

5. Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaan

6. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan

7. Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut dan bermain

95

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.8

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I

KELAS XI.IPS 3 SMA NEGERI 1 PAREPARE

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : I (SATU) kamis, 24 September 2015

Petunjuk

Amatilah aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di dalam

kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Isilah lembar pengamatan di bawah

ini dengan memperhatikan dan memberikan penilaian dengan menggunakan tanda

(√) pada kolom yang tersedia.

No Nama Indikator yang diamati

1 2 3 4 5 6 7

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti √ √ √ √ √ √

2 Aldyansyah √ √

3 Andika Syahrir √ √

4 Anisa Aprianti √ √ √ √ √

5 Chandra Dinata √

6 Ega Mawarni Suriadi √

7 Haifa Ainayya C √ √ √ √

8 Imam WahyudiTahir √ √

9 Jhon Faldo A Lango √ √ √ √ √

10 JurAlif √

11 Karina Pawannari √ √ √ √ √

12 Iin Setiawaty Sultan √ √

13 M. Reski A √ √

14 Mifta Novianti Putri √

15 Mohd. Rusli √ √

16 Muh. Rian Ardiansyah √ √

17 Muh. Rizky Reinaldy √

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F √

96

19 Muhammad Arafah √ √

20 Muhammad Thalib √ √ √ √

21 Mutiari Handini √ √

22 Nadya Indah Pratiwi √ √ √ √ √ √

23 Nurasia √ √

24 Nurhidayah √ √ √ √

25 Nurul Alifiah Hatim √ √ √ √

26 Rachmat Hidayat Hasbar √ √ √

27 Reska Mayani √ √ √ √

28 Santi √ √ √ √

29 Sarah Dita Aprilia √ √

30 Suci Febrianti √ √ √

31 Sulfadly √ √

32 Silvester Edwin S √

33 Sri Resky Indrayani √ √

34 Tazkia Nabila M √

35 Winda Azhari √ √ √ √

36 Utomo Putra Samad √ √ √

37 Yusril Ichsa Mahendra √ √ √

38 Velia reski √ √ √

39 Yusril dwi mahendra √

40 Aldiasya √ √ √ √

∑ (proporsi peserta didik) 40 5 17 14 5 23 5

Persentasi ketercapaian (%)

𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

100 12,5 42.5 35 12,5 57,5 12,5

Keterangan :

1. Kehadiran peserta didik

2. Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum dimengerti

3. Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan pendidik

4. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

5. Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaan

6. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan

7. Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut dan bermain

97

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.8

LEMBAR OBSERVASI PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (SIKLUS I)

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : I (SATU) selasa, 22 September 2015

Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan

peneliti pada saat pendidik melaksanakan pembelajaran

No Indikator yang diamati

Siklus I

B C K Ket

1 2 3

1 Apersepsi √ Cukup

2 Penjelasan materi √ Cukup

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together (NHT)

√ Cukup

4 Teknik pembagian kelompok √ Cukup

5 Pengelolaan kegiatan diskusi √ Cukup

6 Pemberian pertanyaan atau kuis √ Cukup

7 Kemampuan melakukan evaluasi √ Cukup

8 Memberikan penghargaan individu atau

kelompok

√ Cukup

9 Menyampaikan materi penjelasan √ Cukup

10 Menutup pelajaran √ Cukup

Keterangan :

B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

98

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus I

Lampiran B.9

LEMBAR OBSERVASI PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (SIKLUS I)

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : I (SATU) kamis, 24 September 2015

Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan

peneliti pada saat pendidik melaksanakan pembelajaran

No Indikator yang diamati

Siklus I

B C K Ket

1 2 3

1 Apersepsi √ Baik

2 Penjelasan materi √ Cukup

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together (NHT)

√ Cukup

4 Teknik pembagian kelompok √ Cukup

5 Pengelolaan kegiatan diskusi √ Cukup

6 Pemberian pertanyaan atau kuis √ Baik

7 Kemampuan melakukan evaluasi √ Cukup

8 Memberikan penghargaan individu atau

kelompok

√ Cukup

9 Menyampaikan materi penjelasan √ Cukup

10 Menutup pelajaran √ Cukup

Keterangan :

B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

99

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus I I

Lampiran C.2

DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK PADA SIKLUS II

Kelompok 1 kelompok 2

JurAlif Muhammad Thalib Suriadi

Aldyansyah Utomo Putra Samad

Karina Pawannari Imam WahyudiTahir

Anisa Aprianti Jhon Faldo A Lango

Chandra Dinata Andi Ajeng Dwi Kinanti

Kelompok 3 kelompok 4

Mutiari Handini M. Reski A

Aldiasya Muh. Rizky Reinaldy

Muh. Rizky Reinaldy Muh. Rafi’I Akbar P.F

Mifta Novianti Putri Muhammad Arafah Winda Azhari

Mohd. Rusli Nurhidayah

Kelompok 5 kelompok 6

Rachmat Hidayat Hasbar Andika Syahrir

Nadya Indah Pratiwi Reska Mayani

Nurasia Santi

Suci Febrianti Sarah Dita Aprilia

Nurul Alifiah Hatim Ega Mawarni

Kelompok 7 kelompok 8

Iin Setiawaty Sultan Haifa Ainayya C

Silvester Edwin S Yusril Ichsa Mahendra

Sri Resky Indrayani Velia reski

Tazkia Nabila M Yusril dwi mahendra

Muhammad Arafah Sulfadly

100

LAMPIRAN B

Tindakan Siklus II

Lampiran B.4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS II

Sekolah : SMA Parepare

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas / Semester : XI (sebelas) / 1

Standar Kompetensi : 3. Mengenal pasar modal

Kompetensi Dasar : 3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek

Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Mendeskripsikan mekanisme transaksi

Bursa Efek Jakarta.

2. Menjelaskan pengertian sekuritas serta

membedakan saham dan obligasi.

3. Menjelaskan proses investasi sekuritas.

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mendeskripsikan mekanisme transaksi Bursa Efek Jakarta.

b) Siswa dapat menjelaskan pengertian sekuritas serta membedakan saham

dan obligasi.

c) Siswa dapat menjelaskan proses investasi pada sekuritas.

Karakter siswa yang diharapkan :

Kerja keras, Jujur, saling menghargai.

Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, , inovatif,

B. Materi Pokok

Mekanisme kerja bursa efek

Dalam mekanisme kerja bursa efek terbih dahulu suatu perusahaan yang masuk

dalam bursa efek adalah perusahaan yang sudah go public. Prosedur emisi efek

(go public) adalah rangkaian kegiatan dari suatu perusahaan yang akan

memasyarakatkan sahamnya atau menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada

masyarakat, dengan ketentuan diatur oleh Menteri Keuangan. Setelah perusahaan

mencapai go public, maka langkah berikutnya melakukan perdagangan efek di

bursa efek yang telah terdaftar.

101

Prosedur emisi efek (go public) adalah rangkaian kegiatan dari suatu

perusahaan yang akan memasyarakatkan sahamsahamnya atau obligasinya untuk

ditawarkan kepada masyarakat. Untuk dapat melakukan emisi efek (kepemilikan

saham dan permodalan perusahaan efek), emiter (pemilik saham dan obligasi)

harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Kepmen. RI Nomor

179/KMK.010/2003, tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan

Efek.

Untuk lebih jelasnya, simaklah skema emisi saham pada dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

1. Rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Pengajuan Letter of Intent kepada BAPEPAM.

3. Penunjukkan penjamin emisi.

4. Penunjukkan akuntan publik.

5. Penunjukkan perusahaan penilai.

6. Penunjukkan konsultan hukum.

7. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek.

8. Penandatanganan perjanjian di depan notaris.

9. Dengar pendapat akhir.

10. Penawaran umum (pasar perdana).

11. Pencatatan (liting) di bursa efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Adapun kelemahan adanya pasar tenaga kerja antara lain dapat disebutkan sebagai

berikut.

a. Sering tidak sesuai antara pemerintah dengan penawaran tenaga kerja.

b. Jika penawaran tenaga kerja melimpah, maka upah yang ditawarkan akan

menjadirendah.

Kepemilikan saham perusahaan efek sebagaimana yang diatur dalam Kepmen. RI

Nomor 179/KMK.010/2003 adalah sebagai berikut.

1. Saham perusahaan efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang

bergerak di bidang keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima

perseratus) dari modal disetor.

2. Saham perusahaan efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang

bergerak di sekuritas yang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan

regulator pasar modal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan

perseratus) dari modal disetor.

3. Perusahaan efek nasional atau patungan yang melakukan penawaran umum,

maka saham perusahaan efek tersebut dapat dimiliki seluruhnya oleh pemodal

dalam negeri atau pemodal asing.

Sementara itu, permodalan perusahaan efek menurut Kepmen. RI Nomor

179/KMK.010/2003 diatur sebagai berikut.

1. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, wajib

memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

miliar rupiah).

102

2. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek

yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki modal disetor

paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).

3. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek yang

tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki modal disetor

paling sedikit sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

4. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer investasi, wajib

memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

5. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan

manajer investasi, wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar

Rp55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar rupiah).

6. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek

yang mengadministrasikan rekening nasabah dan manajer investasi, wajib

memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp35.000.000.000,00 (tiga puluh

lima miliar rupiah).

Sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik (warkat) atau

elektronik yang bisa diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan. Sekuritas

diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa pemilik sekuritas mempunyai

sebagian kepemilikan atas perusahaan atau memiliki piutang pada perusahaan

yang menerbitkan. Bentuk sekuritas dapat berupa saham atau obligasi. Ada 3 jenis

sekuritas yang dapat dipilih:

1. Sekuritas penghasilan tetap

Sekuritas jenis ini adalah obligasi, yakni surat utang jangka menengah-panjang

yang diterbitkan oleh perusahaan/pemerintah dengan nilai nominal yang

dibayarkan pada tanggal jatuh tempo tertentu. Jenis sekuritas ini dipengaruhi oleh

suku bunga pasar. Jika suku bunga naik, maka harga obligasi turun, begitu pula

sebaliknya. Keuntungan sekuritas ini berupa bunga yang dibayarkan pada periode

tertentu, mulai dari 1 tahun hingga di atas 5 tahun.

2. Sekuritas penghasilan tidak tetap

Jenis sekuritas penghasilan tidak tetap adalah saham yang juga merupakan

sekuritas jangka panjang. Saham atau sekuritas ekuitas diterbitkan oleh

perusahaan sebagai sumber pendanaan dan merupakan tanda penyertaan modal

seseorang dalam suatu perusahaan. Sekuritas ini membuat pemiliknya memiliki

klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, serta berhak hadir dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Sekuritas karakter pilihan

Jenis sekuritas karakter pilihan adalah warrant, yaitu hak yang dimiliki untuk

membeli saham pada waktu tertentu dengan harga tertentu yang telah ditentukan

oleh penerbit warrant. Sekuritas ini biasa digunakan sebagai tambahan sewaktu

obligasi diterbitkan. Seperti saham, warrant juga dapat diperjualbelikan. Jenis

warrant antara lain stock warrant dan index warrant.

Selain ketiga jenis sekuritas pasar uang di atas, Anda bisa temukan jenis sekuritas

lain, yaitu sekuritas syariah. Seperti namanya, jenis sekuritas ini memakai aspek

dan syarat yang berdasarkan syariah, tentu saja berbeda dengan sekuritas biasa.

Produk sekuritas syariah dapat Anda beli melalui sekuritas saham online, seperti

103

PT Panin Sekuritas Tbk., PT Phintraco Securities, dan PT Trimegah Securities

Tbk.

Penawaran sekuritas di Indonesia hanya bisa dilakukan oleh emiten yang sudah

mendapat izin atau terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam).

Beberapa emiten berupa perusahaan sekuritas Indonesia bisa Anda pilih dan sudah

diakui dengan mendapatkan predikat sekuritas yang bagus, seperti sekuritas

terbaik 2013 versi Beritasatu.com yaitu KDB Daewoo Securities Indonesia. Selain

itu, Anda bisa memilih sekuritas terbaik 2014 versi majalah Investor, yaitu

Recapital Securities, atau sekuritas terbaik 2015 seperti Nikko BUMN Plus

Securities, RHB OSK Alpha Sector Rotation Securities, dan Lautandhana Equity

Progresif Securities.

Sekarang pun muncul beberapa perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia yang

bisa Anda pilih, baik itu sekuritas Jakarta maupun sekuritas Surabaya. Contohnya,

MNC Securities, Indosurya Securities, equator securities, sekuritas Sinar Mas,

Niaga Sekuritas, Net Sekuritas, PT Henan Putihrai Sekuritas (HP Sekuritas), UBS

Securities Indonesia, PT Sekuritas Indo Pasifik Investasi, Ekokapital Sekuritas,

sekuritas BCA, dan PT Victory International Futures securities yang merupakan

perusahaan sekuritas derivatif yang berpusat di Surabaya. Hadirnya banyak

perusahaan sekuritas pasar modal dipengaruhi oleh lowongan sekuritas pada 2013

dan lowongan sekuritas di 2014.

Kecenderungan masyarakat untuk melakukan sekuritas investasi menyebabkan

hadirnya beragam sekuritas online, termasuk di dalamnya terdapat sekuritas

saham. Contoh sekuritas online trading adalah Kim Eng Securities, sekuritas BNI,

dan sekuritas Bank Mandiri. Untuk Anda yang ingin membeli sekuritas saham

terbaik, dapat merujuk pada sekuritas online trading terbaik 2014 versi

Beritasatu.com, yakni PT Indo Premier Securities dan PT Mandiri Sekuritas.

C. Pendekatan

Kontekstual

D. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Coperatif tipe numbered heads together

(NHT)

b. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi

E. Sumber dan Media Pembelajaran

a. Sumber pembelajaran : Buku ekonomi kelas XI

b. Media Pembelajaran : kartusoal, laptop dan LCD Projector

F. Skenario Pembelajaan

A

.

Pendahuluan

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Apersepsi 15 Menit

o Menyiapkan kelas, berdoa dan mengecek kehadiran peserta

104

didik

o Mengadakan pree tes yang berkaitan dengan pelajaran minggu

lalu

o Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengimpormasikan

model pembelajaran yang akan

2. Motivasi

o Memberikan motivasi belajar/penguatan pada peserta didik

mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

B

.

Inti

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Eksplorasi

Guru menyampaikan materi pembelajaran dan selanjutnya meminta

siswa untuk melakukan kajian pustaka

105 Menit

2. Elaborasi

o Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok .

kelompok yang dibentuk tersebut anggotanya heterogen

yang jumlahnya 4 sampai 5 orang, setiap kelompok diberi

nomor.

o Menyajikan materi pelajaran yaitu pasar keuangan

o Mengajukan suatu pertanyaan kepada peserta didik .

pertanyaan dapat berpariasi dari bersifat spesifik maupun

yang bersifat umum.

o Setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang diberikan

o Menyebutkan (memanggil) 1 nomor dari salah satu

kelompok secara acak

o Tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

tangan , jawaban untuk seluruh kelas ditanggapi oleh

kelompok lain.

o Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul

peserta didik diberikan kesempatan untuk mencatat dan

apabila jawaban masih salah , pendidik akan mengarahkan.

o Memberikan pujian kepada peserta didik atau kelompok

yang menjawab betul.

3 Konfirmasi

o Guru menyampaikan kesimpulan sebagai hasil diskusi

C

.

Penutup

Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Refleksi

Guru menanyakan pendapat siswa mengenai model dan metode

pembelajaran yang digunakan

15 Menit

105

2. Evaluasi

G. Pedoman penskoran

1. Kognitif

Rubrik penilaian kognitif

No.soal Criteria dan skor

4 3 2 1

1

2

3

4

5

100X

alSkormaksim

hanSkorperoleNilai

2. Afektif

Rubrik Penilaian Afektif

Mata pelajaran : Ekonomi

Kelas/ semester : XI /Ganjil

No. Nama

siswa

Indikator sikap jumlah kriteria Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

01 1.kerajinan

02 2.kerapian

03 3.kesopanan

04 4.kejujuran

05 5.ketekunan

06 6.keaktifan

07 7.kerjasama

Keterangan:

Skor indicator sikap 1 – 5

kriteria skor terdiri atas

A = Tinggi =26 - 35

B = sedang = 16 – 25

C =Rendah = 01 – 15

3. Psikomotor : -

106

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.4

SOAL EVALUASI SIKLUS II

Nama :

Nis :

Kelas :

1.Tuliskan langkah-langkah skema emisi saham

2. tuliskan kelemahan adanya pasar tenaga kerja

3. Apa perbedaan antara pasar modal dan pasar barang berjangka

4. apa yang dimaksud Sekuritas

5.tuliskan 3 jenis sekuritas

**Selamat bekerja **

107

Lampiran C.5

KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II

No Jawaban soal

Tingkat kesulitan soal

Skor

Mudah Sedang Sulit

1 Langkah-langkah skema emisi

saham :

1. Rapat umum pemegang

saham (RUPS).

2. Pengajuan Letter of Intent

kepada BAPEPAM.

3. Penunjukkan penjamin emisi.

4. Penunjukkan akuntan publik.

5. Penunjukkan perusahaan

penilai.

6. Penunjukkan konsultan

hukum.

7. Pengajuan pernyataan

pendaftaran emisi efek.

8. Penandatanganan perjanjian

di depan notaris.

9. Dengar pendapat akhir.

10. Penawaran umum (pasar

perdana).

11. Pencatatan (liting) di bursa

efek untuk ditawarkan kepada

masyarakat

√ 20

2 Adapun kelemahan adanya pasar

tenaga kerja antara lain dapat

disebutkan sebagai berikut.

a. Sering tidak sesuai antara

pemerintah dengan penawaran

tenaga kerja.

b. Jika penawaran tenaga kerja

melimpah, maka upah yang

ditawarkan akan menjadi rendah.

√ 10

108

3 Kepemilikan saham perusahaan

efek sebagaimana yang diatur

dalam Kepmen. RI Nomor

179/KMK.010/2003 adalah

sebagai berikut.

1. Saham perusahaan efek

patungan dapat dimiliki oleh

badan hukum asing yang

bergerak di bidang keuangan

selain sekuritas maksimal 85%

(delapan puluh lima perseratus)

dari modal disetor.

2. Saham perusahaan efek

patungan dapat dimiliki oleh

badan hukum asing yang

bergerak di sekuritas yang telah

memperoleh izin atau di bawah

pengawasan regulator pasar

modal di negara asalnya

maksimal 99% (sembilan puluh

sembilan perseratus) dari modal

disetor.

3. Perusahaan efek nasional atau

patungan yang melakukan

penawaran umum, maka saham

perusahaan efek tersebut dapat

dimiliki seluruhnya oleh

pemodal dalam negeri atau

pemodal asing.

Sementara itu, permodalan

perusahaan efek menurut

Kepmen. RI Nomor

179/KMK.010/2003 diatur

sebagai berikut.

1. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

penjamin emisi efek, wajib

memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar

Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah).

2. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

perantara pedagang efek yang

mengadministrasikan rekening

√ 20

109

efek nasabah, wajib memiliki

modal disetor paling sedikit

sebesar Rp30.000.000.000,00

(tiga puluh miliar rupiah).

3. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

penjamin emisi efek yang tidak

mengadministrasikan rekening

efek nasabah, wajib memiliki

modal disetor paling sedikit

sebesar Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

4. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

Manajer investasi, wajib

memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar

Rp5.000.000.000,00 (lima

miliar rupiah).

5. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

penjamin emisi efek dan

manajer investasi, wajib

memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar

Rp55.000.000.000,00 (lima

puluh lima miliar rupiah).

6. Perusahaan efek yang

menjalankan kegiatan sebagai

perantara pedagang efek yang

mengadministrasikan rekening

nasabah dan manajer investasi,

wajib memiliki modal disetor

paling sedikit sebesar

Rp35.000.000.000,00 (tiga

puluh lima miliar rupiah).

penawaran dan

permintaan

sekuritas

Peran lembaga

pendukung pasar

modal,lembaga

seperti

BAPEPAM,bursa

efek,akuntan,nota

ries,konsultan

110

hukum,lembaga

kliring dan

lembaga sangat

diperlukan agar

dapat bekerja

secara

profesional.

4 Sekuritas adalah salah satu

bentuk investasi berupa sertifikat

fisik (warkat) atau elektronik

yang bisa diperjualbelikan untuk

mendapatkan keuntungan.

Sekuritas diterbitkan oleh

perusahaan sebagai bukti bahwa

pemilik sekuritas mempunyai

sebagian kepemilikan atas

perusahaan atau memiliki

piutang pada perusahaan yang

menerbitkan. Bentuk sekuritas

dapat berupa saham atau obligasi

√ 5

5 Ada 3 jenis sekuritas yang dapat

dipilih:

1. Sekuritas penghasilan tetap

2. Sekuritas penghasilan tidak

tetap

3. Sekuritas karakter pilihan

√ 5

∑ 50

111

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.6

NILAI TES SIKLUS II

No Nama Nilai Ket

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti 95 Tuntas

2 Aldyansyah 80 Tuntas

3 Andika Syahrir 85 Tuntas

4 Anisa Aprianti 70 Belum

5 Chandra Dinata 80 Tuntas

6 Ega Mawarni Suriadi 80 Tuntas

7 Haifa Ainayya C 95 Tuntas

8 Imam WahyudiTahir 85 Tuntas

9 Jhon Faldo A Lango 95 Tuntas

10 JurAlif 85 Tuntas

11 Karina Pawannari 85 Tuntas

12 Iin Setiawaty Sultan 75 Tuntas

13 M. Reski A 70 Belum

14 Mifta Novianti Putri 80 Tuntas

15 Mohd. Rusli 70 Belum

16 Muh. Rian Ardiansyah 85 Tuntas

17 Muh. Rizky Reinaldy 70 Belum

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F 70 Belum

19 Muhammad Arafah 80 Tuntas

20 Muhammad Thalib 95 Tuntas

21 Mutiari Handini 80 Tuntas

22 Nadya Indah Pratiwi 95 Tuntas

23 Nurasia 85 Tuntas

24 Nurhidayah 95 Tuntas

25 Nurul Alifiah Hatim 80 Tuntas

26 Rachmat Hidayat Hasbar 85 Tuntas

27 Reska Mayani 75 Tuntas

28 Santi 80 Tuntas

29 Sarah Dita Aprilia 85 Tuntas

30 Suci Febrianti 70 Belum

31 Sulfadly 80 Tuntas

32 Silvester Edwin S 85 Tuntas

33 Sri Resky Indrayani 75 Tuntas

34 Tazkia Nabila M 85 Tuntas

112

35 Winda Azhari 85 Tuntas

36 Utomo Putra Samad 85 Tuntas

37 Yusril Ichsa Mahendra 80 Tuntas

38 Velia reski 80 Tuntas

39 Yusril dwi mahendra 75 Tuntas

40 Aldiasya 75 Tuntas

% nilai rata-rata kelas 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100 81,62

113

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.7

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II

KELAS XI.IPS 3 SMA NEGERI 1 PAREPARE

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : II DUA) Selasa, 29 September 2015

Petunjuk

Amatilah aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di dalam

kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Isilah lembar pengamatan di bawah

ini dengan memperhatikan dan memberikan penilaian dengan menggunakan tanda

(√) pada kolom yang tersedia.

No Nama Indikator yang diamati

1 2 3 4 5 6 7

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti √ √ √ √ √

2 Aldyansyah √ √ √

3 Andika Syahrir √ √ √ √

4 Anisa Aprianti √ √ √

5 Chandra Dinata √ √ √

6 Ega Mawarni Suriadi √ √

7 Haifa Ainayya C √ √ √ √ √ √

8 Imam WahyudiTahir √ √ √

9 Jhon Faldo A Lango √ √ √ √ √ √

10 JurAlif √ √

11 Karina Pawannari √ √ √ √ √

12 Iin Setiawaty Sultan √ √ √

13 M. Reski A √ √

14 Mifta Novianti Putri √ √ √

15 Mohd. Rusli √ √ √

16 Muh. Rian Ardiansyah √ √

17 Muh. Rizky Reinaldy √

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F √

114

19 Muhammad Arafah √ √ √

20 Muhammad Thalib √ √ √ √ √

21 Mutiari Handini √ √ √

22 Nadya Indah Pratiwi √ √ √ √ √ √

23 Nurasia √ √ √ √

24 Nurhidayah √ √ √ √ √

25 Nurul Alifiah Hatim √ √ √ √

26 Rachmat Hidayat Hasbar √ √ √ √

27 Reska Mayani √ √ √ √ √

28 Santi √ √ √ √

29 Sarah Dita Aprilia √ √ √ √

30 Suci Febrianti √ √ √

31 Sulfadly √ √ √

32 Silvester Edwin S √ √ √

33 Sri Resky Indrayani √ √ √

34 Tazkia Nabila M √ √ √

35 Winda Azhari √ √ √ √

36 Utomo Putra Samad √ √ √ √

37 Yusril Ichsa Mahendra √ √ √

38 Velia reski √ √ √ √

39 Yusril dwi mahendra √ √ √

40 Aldiasya √ √ √ √

∑ (proporsi peserta didik) 40 5 18 30 10 35 3

Persentasi ketercapaian (%)

𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

100 12.5 45 75 25 87,5 7,5

Keterangan :

1. Kehadiran peserta didik

2. Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum dimengerti

3. Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan pendidik

4. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

5. Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaan

6. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan

7. Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut dan bermain

115

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.8

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II

KELAS XI.IPS 3 SMA NEGERI 1 PAREPARE

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : II (DUA) kamis, 01 Oktober 2015

Petunjuk

Amatilah aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di dalam

kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Isilah lembar pengamatan di bawah

ini dengan memperhatikan dan memberikan penilaian dengan menggunakan tanda

(√) pada kolom yang tersedia.

No Nama Indikator yang diamati

1 2 3 4 5 6 7

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti √ √ √ √ √

2 Aldyansyah √ √ √

3 Andika Syahrir √ √ √ √

4 Anisa Aprianti √ √ √

5 Chandra Dinata √ √ √ √

6 Ega Mawarni Suriadi √ √

7 Haifa Ainayya C √ √ √ √ √ √

8 Imam WahyudiTahir √ √ √

9 Jhon Faldo A Lango √ √ √ √ √ √

10 JurAlif √ √

11 Karina Pawannari √ √ √ √ √

12 Iin Setiawaty Sultan √ √ √

13 M. Reski A √ √ √

14 Mifta Novianti Putri √ √ √

15 Mohd. Rusli √ √ √

16 Muh. Rian Ardiansyah √ √ √ √ √

17 Muh. Rizky Reinaldy √ √

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F √ √ √ √

116

19 Muhammad Arafah √ √ √ √ √

20 Muhammad Thalib √ √ √ √ √

21 Mutiari Handini √ √ √

22 Nadya Indah Pratiwi √ √ √ √ √ √

23 Nurasia √ √ √ √

24 Nurhidayah √ √ √ √ √

25 Nurul Alifiah Hatim √ √ √ √

26 Rachmat Hidayat Hasbar √ √ √ √

27 Reska Mayani √ √ √ √ √

28 Santi √ √ √ √

29 Sarah Dita Aprilia √ √ √ √

30 Suci Febrianti √ √ √ √

31 Sulfadly √ √ √

32 Silvester Edwin S √ √ √ √

33 Sri Resky Indrayani √ √ √

34 Tazkia Nabila M √ √ √

35 Winda Azhari √ √ √ √ √

36 Utomo Putra Samad √ √ √ √ √

37 Yusril Ichsa Mahendra √ √ √

38 Velia reski √ √ √ √ √

39 Yusril dwi mahendra √ √ √

40 Aldiasya √ √ √ √

∑ (proporsi peserta didik) 40 8 23 33 13 37 3

Persentasi ketercapaian (%)

𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

100 20 57,5 82,5 32,5 92,5 7,5

Keterangan :

1. Kehadiran peserta didik

2. Peserta didik yang menayakan materi pelajaran yang belum dimengerti

3. Peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan pendidik

4. Peserta didik yang aktif mengerjakan tes

5. Peserta didik yang menawarkan diri mengemukakan hasil pekerjaan

6. Peserta didik yang berdiskusi mengenai jawaban yang telah dikerjakan

7. Peserta didik yang melakukan kegiatan lain seperti rebut dan bermain

117

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.9

LEMBAR OBSERVASI PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (SIKLUS II)

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : II (SATU) kamis, 29 september 2015

Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan

peneliti pada saat pendidik melaksanakan pembelajaran

No Indikator yang diamati

Siklus II

B C K Ket

1 2 3

1 Apersepsi √ Baik

2 Penjelasan materi √ Cukup

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together (NHT)

√ Cukup

4 Teknik pembagian kelompok √ Baik

5 Pengelolaan kegiatan diskusi √ Cukup

6 Pemberian pertanyaan atau kuis √ Cukup

7 Kemampuan melakukan evaluasi √ Cukup

8 Memberikan penghargaan individu atau

kelompok

√ Cukup

9 Menyampaikan materi penjelasan √ Cukup

10 Menutup pelajaran √ Cukup

Keterangan :

B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

118

LAMPIRAN C

Tindakan Siklus II

Lampiran C.9

LEMBAR OBSERVASI PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (SIKLUS II)

Mata pelajaran : ekonomi kelas : XI.IPS 3

Siklus ke : II (DUA) selasa , 01 Oktober 2015

Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan

peneliti pada saat pendidik melaksanakan pembelajaran

No Indikator yang diamati

Siklus I

B C K Ket

1 2 3

1 Apersepsi √ B

2 Penjelasan materi √ C

3 Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together (NHT)

√ C

4 Teknik pembagian kelompok √ B

5 Pengelolaan kegiatan diskusi √ C

6 Pemberian pertanyaan atau kuis √ B

7 Kemampuan melakukan evaluasi √ C

8 Memberikan penghargaan individu atau

kelompok

√ C

9 Menyampaikan materi penjelasan √ B

10 Menutup pelajaran √ B

Keterangan :

B = Baik, jika pendidik melakukan indikator dengan lebih baik, lebih

terstruktur, dan lebih tepat

C = Cukup, jika pendidik melaksanakan indikator dengan baik, terstruktur ,

dan tepat

K = Kurang, jika pendidik tidak melaksanakan indikator dengan baik, tdk

terstruktur

119

LAMPIRAN D

PEDOMAN WAWANCARA

(Narasumber : peserta didik)

Judul penelitian : Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Dalam meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengenal pasar

modal SMA Negeri 1 Parepare

Nama siswa :

Kelas :

No. Absen :

Umur :

Alamat :

A. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).

1. Apakah guru dalam memberikan pembelajaran sudah

menggunakan variasi model atau cara mengajar ?

Jawab : iya sudah

2. Metode apa saja yang sering digunakan? Bisa disebutkan!

Jawab : metode berkelompok dan menjawab beberapa pertanyaan

120

3. Apakah anda suka dengan model belajar yang digunakan oleh guru

anda?

Jawab : iya

4. Apakah anda pernah protes dengan cara pembelajaran yang

dilakukan oleh guru anda?

Jawab : kadang-kadang

5. Apakah anda suka dengan cara belajar ang dikelompokkan?

Mengapa, berikan alasan anda !

Jawab : iya suka karena kita bisa kerja sama dengan teman-teman

dan mempererat persaudaraan

6. Dari belajar kelompok, apa yang ingin kalian dapatkan

Jawab : kebersamaan dan kerja sama

7. Apakah dikelas sering dilakukan kegiatan belajar berkelompok ?

Jawab : iya sering

8. Apakah kalian suka dengan pembelajaran yang dibentuk dengan

menggunakan model Numbered Heads Together (NHT)?

Jawab : iya suka

9. Apakah ada kesulitan dengan menggunakan model Numbered

Heads Together (NHT)?

Jawab : tidak karena kami kerja sama

10. Apakah yang kalian dapatkan dengan menggunakan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)?

121

Jawab : kerja sama,kebersamaan dan dapat meningkatkan

efektivitas belajar siswa

B. Hasil belajar siswa

1. Apa menurut anda mudah dalam memahami pelajaran ekonomi

khususnya materi Pasar Modal ?

Jawab : iya cukup sulit

2. Apakah kalian suka bertanya kepada guru bila kalian tidak paham

dengan materi yang diajarkan?

Jawab : iya suka

3. Apakah kalian suka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ?

Jawab : iya sering

4. Apakah dengan pemberian tugas dan diskusi dapat membuata

pemahaman konsep kalian lebih baik ?

Jawab : iya karena mudah dipahami

5. Apakah anda sering mengemukakan pendapat saat kegiata diskusi

dilakukan ?

Jawab : iya karena kami kerja sama

6. Apakah anda selalu ikut mengerjakan setia tugas yang diberikan ?

Jawab : iya sering

7. Bila anda tidak mengerti dengan materi atau tugas yang dipelajari,

apa ang akan anda lakukan ?

Jawab : bertanya kepada guru yang membawakan materi

122

8. Apakah kesulitan yang anda hadapi ketika belajar tentang Pasar

modal ?

Jawab : tidak terlalu sulit karena materinya tidak terlalu susah dan

mudah dijelaskan

123

LAMPIRAN E

HASIL TES BELAJAR

DAFTAR HASIL TES BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI.IPS 3

SMA NEGERI 1 PAREPARE

NO

NAMA

NILAI

TES

AWAL

KET SIKLUS

I

KET SIKLUS

II

KET

1 Andi Ajeng Dwi Kinanti 70 Belum 80 Tuntas 95 Tuntas

2 Aldyansyah 85 Tuntas 70 Belum 80 Tuntas

3 Andika Syahrir 70 Belum 70 Belum 85 Tuntas

4 Anisa Aprianti 75 Tuntas 80 Tuntas 70 Belum

5 Chandra Dinata 70 Belum 60 Belum 80 Tuntas

6 Ega Mawarni Suriadi 70 Belum 70 Belum 80 Tuntas

7 Haifa Ainayya C 85 Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas

8 Imam WahyudiTahir 75 Tuntas 80 Tuntas 85 Tuntas

9 Jhon Faldo A Lango 80 Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas

10 JurAlif 70 Belum 70 Belum 85 Tuntas

11 Karina Pawannari 80 Tuntas 80 Tuntas 85 Tuntas

12 Iin Setiawaty Sultan 80 Tuntas 85 Tuntas 75 Tuntas

13 M. Reski A 70 Belum 70 Belum 70 Belum

14 Mifta Novianti Putri 60 Belum 60 Belum 80 Tuntas

15 Mohd. Rusli 60 Belum 70 Belum 70 Belum

16 Muh. Rian Ardiansyah 60 Belum 70 Belum 85 Tuntas

17 Muh. Rizky Reinaldy 65 Belum 60 Belum 70 Belum

18 Muh. Rafi’I Akbar P.F 70 Belum 60 Belum 70 Belum

124

19 Muhammad Arafah 60 Belum 60 Belum 80 Tuntas

20 Muhammad Thalib 85 Tuntas 80 Tuntas 95 Tuntas

21 Mutiari Handini 70 Belum 70 Belum 80 Tuntas

22 Nadya Indah Pratiwi 75 Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas

23 Nurasia 70 Belum 70 Belum 85 Tuntas

24 Nurhidayah 85 Tuntas 80 Tuntas 95 Tuntas

25 Nurul Alifiah Hatim 80 Tuntas 85 Tuntas 80 Tuntas

26 Rachmat Hidayat Hasbar 70 Belum 70 Belum 85 Tuntas

27 Reska Mayani 75 Tuntas 85 Tuntas 75 Tuntas

28 Santi 80 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas

29 Sarah Dita Aprilia 70 Belum 65 Belum 85 Tuntas

30 Suci Febrianti 60 Belum 60 Belum 70 Belum

31 Sulfadly 60 Belum 70 Belum 80 Tuntas

32 Silvester Edwin S 70 Belum 70 Belum 85 Tuntas

33 Sri Resky Indrayani 80 Tuntas 75 Tuntas 75 Tuntas

34 Tazkia Nabila M 70 Belum 60 Belum 85 Tuntas

35 Winda Azhari 70 Belum 75 Tuntas 85 Tuntas

36 Utomo Putra Samad 70 Belum 80 Tuntas 85 Tuntas

37 Yusril Ichsa Mahendra 70 Belum 70 Belum 80 Tuntas

38 Velia reski 70 Belum 80 Tuntas 80 Tuntas

39 Yusril dwi mahendra 60 Belum 70 Belum 75 Tuntas

40 Aldiasya 60 Belum 75 Tuntas 75 Tuntas

% peserta didik yang belum tuntas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

65,00 55,00 15,00

125

% peserta didik yang tuntas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

35,00 45,00 85,00

% nilai rata-rata kelas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘× 100

71,37 73,00 81,62

E.1 Hasil Analisis ketuntasan belajar Tes Kemampuan Awal Peserta Didik

Ketuntasan Frekuensi Persen

0-74 (Tidak Tuntas)

75-100 (Tuntas)

26

14

65,00

35,00

Total 40 100,00

E.2 Hasil Analisis ketuntasan belajar Peserta Didik Kelas XI.IPS 3 Siklus I

Ketuntasan Frekuensi Persen

0-74 (Tidak Tuntas)

75-100 (Tuntas)

22

18

55,00

45,00

Total 40 100,00

E.3 Hasil Analisis ketuntasan belajar Peserta Didik Kelas XI.IPS 3 Siklus II

Ketuntasan Frekuensi Persen

0-74 (Tidak Tuntas)

75-100 (Tuntas)

6

34

15,00

85,00

Total 40 100,00

126

1. Kegiatan Pra Penelitian

Memberikan tes awal sebelum melakukan siklus I

2. Kegiatan siklus I dan siklus II

Siswa mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan oleh

Guru/peneliti

127

Siswa menjawab pertanyaan mewakili pertanyaan

Guru/Peneliti menyimpulkan jawaban yang benar