bab i pendahuluan a. latar belakang...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab dalam berbagai macam situasi sehingga timbul interaksi dan peserta didik yang mampu berkembang sesuai dengan yang dicita-citakan. 1 Usaha yang sadar dan disengaja murid dapat secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki. Beradaptasi dari hal tersebut, pendidikan sebagai motivasi diri untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan akan menghasilkan bibit-bibit anak bangsa yang dapat membangun dan mensejaterahkan bangsa. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan peserta didik yang bermutu pula. Guna mendapatkan mutu pendidikan yang berkualitas, maka diperlukan proses yang baik pula. Salah satunya yaitu adanya proses pembelajaran dalam suatu pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. 2 1 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet ke II, hal. 70. 2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar (Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke VI, hal. 61

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan

disengaja, serta penuh tanggung jawab dalam berbagai macam situasi sehingga

timbul interaksi dan peserta didik yang mampu berkembang sesuai dengan yang

dicita-citakan. 1 Usaha yang sadar dan disengaja murid dapat secara aktif

mengembangkan potensi yang dimiliki. Beradaptasi dari hal tersebut,

pendidikan sebagai motivasi diri untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek

kehidupan.

Pendidikan akan menghasilkan bibit-bibit anak bangsa yang dapat

membangun dan mensejaterahkan bangsa. Pendidikan yang bermutu akan

menghasilkan peserta didik yang bermutu pula. Guna mendapatkan mutu

pendidikan yang berkualitas, maka diperlukan proses yang baik pula. Salah

satunya yaitu adanya proses pembelajaran dalam suatu pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

atau murid.2

1 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet ke II,

hal. 70. 2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk membantu memecahkan

problematika belajar dan mengajar (Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke VI, hal. 61

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

2

Guru dan murid adalah dua unsur yang utama, yang melakukan proses

interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Proses interaksi dalam kegiatan

mengajar dapat dilakukan oleh pengajar sesuai perannya yaitu menjadi

pembimbing, motivator, fasilitator dan lain sebagainya. Dua unsur tersebut

sangat penting dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran.

Pembelajaran menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang

Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi

antara murid dengan guru dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.3

Artinya bahwa terbentuknya suatu pembelajaran karena adanya proses belajar

dan mengajar. Proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah

norma ke dalam jiwa murid. Maka kegiatan semacam ini disebut dengan

interaksi edukatif. Interaksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru

dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai perantara untuk mencapai

tujuan. Maka, interaksi edukatif terjadi karena memiliki tujuan dalam

mencapainya dan diperlukan penggerak.Penggerak yang paling berperan dalam

menjalankan interaksi edukatif adalah guru dan murid.Murid sebagai

pembelajar dan guru sebagai pendidik atau pengajar. Suatu pembelajaran akan

terasa nyaman manakala guru dengan murid saling menjaga interaksi maupun

komunikasi yang baik antara kedua belah pihak atau lebih.

Kenyamanan suatu pembelajaran akan tercipta manakala guru sebagai

figure teladan bagi murid dalam bersikap dan berbuat dengan baik kepada

315 Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli, diakses pada tanggal 26 Desember 2016

darihttp://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/15-pengertian-pembelajaran-menurut-para-

ahli.html

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

3

siapa pun dan dimana pun. Kebaikan seorang guru akan tercermin dari

kepribadiannya dalam bersikap dan berbuat, baik itu ketika di sekolah maupun

di luar sekolah.Guru memang harus menyadari bahwasanya guru adalah teladan

bagi semua pihak terutama bagi muridnya. Keteladanan seorang guru akan

melahirkan murid yang memiliki sikap dan watak yang baik, yang cakap dan

terampil, bersusiladan berakhlak mulia.

Menjadi guru tidaklah semudah yang dibayangkan, pengabdian guru dalam

mendidik muridnya adalah bentuk dari kemuliaan seorang guru. Guru tidak

lepas dari peserta didiknya, tanpa peserta didik tidaklah ada seorang guru.

Mendidik, membimbing, membina, dan lain sebagainya itulah sebutan bagi

seorang guru. Maka guru adalah makhluk individu yang membutuhkan orang

lain dalam pengabdiannya.

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa

manusia bagaimanapun juga tidak terlepas dari individu yang lain. Maka, dapat

diambil contoh dari seorang murid. Murid tidak akan mengerti dan

memahami suatu ilmu jika tidak dibantu oleh seorang guru. Guru merupakan

orang yang mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak. Berkaca dari

hal tersebut, wajib bagi kita terutama anak didik untuk memuliakan

sang guru dan menghargainya. Dari sinilah dapat dipahami bahwa

setiap manusia membutuhkan interaksi dalam suatu kehidupan. Karena

interaksi terjadi adanya suatu kebutuhan. Setiap kebutuhan dalam berbagai hal

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

4

pasti memiliki tujuan. Maka dalam pengajaran sekali pun interaksi yang terjadi

pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Pencapaian interaksi dalam suatu pendidikan yang sifatnya mendidik

dinamakan dengan interaksi mendidik atau edukatif. Interaksi akan tercapai

dengan baik manakala guru melakukan komunikasi sesuai dengan landasan

dasar interaksi. Jika guru menerapkan dasar interaksi tersebut secara optimal

maka hubungan antara guru dengan muridakan berjalan secara harmonis. Tak

kurang dari itu sedikitnya masih terdapat masalah-masalah interaksi dalam

suatu pembelajaran. Mulai dari masalah yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar hingga masalah yang dapat mempengaruhi pencemaran nama baik

lembaga.

Akhir-akhir ini banyak dijumpai hubungan yang kurang harmonis antara

guru dengan murid. Pada realitanya sering kita lihat kondisi dalam pendidikan

yang kurang patut dicontoh dalam berbuat yaitu memukul, menjewer, mencubit,

dan lain sebagainya. Selain guru, murid pun juga sering berbuat tidak baik

terhadap gurunya. Misalkan, murid yang tidak menghiraukan gurunya

berbicara, siswa yang menganiaya gurunya, dan masih banyak lagi siswa yang

tidak patut dicontoh dari segi perbuatan negatifnya. Di bawah ini beberapa

kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:

“Kasus pertama yang terjadi di Sidoarjo Balongbendo seorang guru

Matematika yang mencubit siswanya hingga mengalami luka memar

ditangannya. Akhirnya orang tua murid tersebut tidak terima anaknya

diperlakukan hal demikian maka, orang tuanya pun melaporkan guru

tersebut ke polisi. Dan polisi pun menindaklanjuti kasus tersebut hingga

ke pengadilan. Terdakwa divonis hukuman 3 bulan penjara dengan 6

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

5

bulan masa percobaan serta denda sebesar 250.000. Kasus tersebut

dimuat di Sindonews.com pada bulan Februari 2016.” 4

“Kasus yang kedua yaitu kasus 4 siswi di Janeponto yang dipukuli oleh

guru Bahasa Inggris pada saat pembelajaran akan berlangsung. Empat

siswi tersebut mengaku dianiaya dianiaya gurunya itu. Guru Bahasa

Inggris tersebut kesal terhadap siswanya yang bermain dan membuat

gaduh dalam kelas. Sang guru langsung memukul hampir seluruh siswa

dan siswi di dalam ruang kelas menggunakan tangan dan batang sapu”.5

“ kasus ketiga yaitu kasus yang terjadi di Makassar sekitar bulan Agustus

2016 seorang guru SMK Makassar yang dikeroyok oleh muridnya sendiri.

Saat itu seorang siswa membuat gaduh di dalam kelas. Oleh karena itu

guru tersebut mengeluarkan muridya dalam kelas. Dan murid tersebut

tidak terima kemudian menelepon orang tua. Akhirnya kasus ini

ditindaklanjuti di hukum.”6

Dari kasus-kasus diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masih banyaknya

terjadi ketidakharmonisan interaksi antara guru dan murid.Guru mengganggap

punishment adalah jalan terbaik dalam mendidik muridnya agar lebih disiplin

dalam belajar. Akan tetapi, hal tersebut justru membuat murid lebih memiliki

rasa benci dan kesal terhadap gurunya. Punishmenta dalah sebuah pilihan untuk

meluruskan yang salah. Namun di sisi lain, masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an

dan hadis-hadis yang mengutamakan keteladanan atau penguat perilaku, yang

menjadi gambaran keseimbangan dalam mendidik, antara tegas dan keras,

menghukum atau memberikan hadiah, keduanya sebaiknya diberikan secara

seimbang sesuai dengan porsi yang dibutuhkan anak-anak.

4 Pramono Putra, Terdakwa Guru Cubit Siswa hanya Dihukum Percobaan, diakses pada

tanggal 27 Desember 2016 dari http://daerah.sindonews .com/read/1128718/23/terdakwa-guru-

cubit-siswa-hanya-dihukum-percobaan-1470297057.html. 5 Mallombasang, empat siswi SMP di Janeponto mengaku dipukul guru, diakses pada

tanggal 28 Desember 2016 dari http://daerah.sindonews .com/read/1138316/192/empat-siswi-smp-

di-Janeponto-mengaku-dipukul-guru-1473494636.html. 6 Rakyatku.com, Ini Kebohongan Alif Siswa Pengeroyokan Guru SMK 2 Versi Teman

Kelas,diakses pada tanggal 28 Desember 2016 dari http://news. rakyatku .com /read/16685

/2016/08/11/ini-kebohongan-alif-siswa-pengeroyokan-guru-smk-2-versi-teman-kelas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

6

Tidak hanya kasus-kasus yang terjadi di berbagai daerah adapula

permasalahan-permasalahan khususnya permasalahan interaksi yang kurang

optimal antara guru dan murid yang terjadi di SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Jika punishment yang dijadikan sebagai bentuk interaksi yang mendidik kurang

maksimal lain halnya dengan sekolah di SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Sekolah tersebut sedikit menunjukkan punishment sebagai tindakan terbaik

dalam mendidik murid-muridnya. Seperti fenomena guru menerangkan murid

berbicara sendiri, guru menerangkan murid tidur, guru menerangkan dengan

duduk di atas meja, dan lain sebagainya. Fenomena-fenomena seperti ini masih

banyak dijumpai di sekolah SMP Muhammadiyah 01 Malang. Walaupun tidak

seperti kasus-kasus yang terjadi di daerah lain namun hal ini dapat

menimbulkan dampak tidak baik bagi pengembangan sikap dan tingkah laku

murid.

Berkaca dari fenomena-fenomena yang terjadi maka interaksi edukatif yang

tercipta di kelas dan dijalankan dengan efektif dalam suatu pembelajaran dapat

menciptakan situasi dan kondisi kelas yang aman dan tenteram.Guru

seharusnya tidak mudah menjadi orang yang pemarah. Karena, guru merupakan

sosok figur yang diidolakan oleh anak didiknya. Menurut Mahmud Junus dalam

bukunya Ahmad Tafsir Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa seorang guru

seharusnya memiliki sifat yang dapat dicontoh oleh muridnya.

“menyayangi muridnya dan memperlakukan mereka seperti anaknya

sendiri; hendaklah guru melarang muridnya berkelakuan tidak baik dengan

cara lemah lembut, bukan dengan cara mencaci maki; dan hendaklah guru

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

7

memberlakukan semua muridnya dengan cara adil, jangan membedakan

murid atas dasar kekayaan atau kedudukan”.7

Sedangkan menurut Al-Abrasyi menyebutkan bahwa guru harus memiliki sifat-

sifat sebagai berikut ini:

“zuhud; bersih tubuhnya; bersih jiwanya; tidak ria; tidak memendam rasa

dengki dan iri hati; tidak menyenangi permusuhan; ikhlas dalam

melaksanakan tugas; sesuai dengan perbuatan dan perkataan; tidak malu

mengakui ketidaktahuan; bijaksana; tegas dalam perkataan dan perbuatan,

tetapi tidak kasar; rendah hati; lemah lembut; pemaaf; sabar;

berkepribadian; bersikap kebapakan; dan mengetahui karakter murid”. 8

Dapat disimpulkan dari berbagai pendapat mengenai sifat guru yang harus

dimiliki. Jika guru mempunyai sifat-sifat yang dijelaskan oleh para ahli seperti

yang disebutkan di atas maka, hubungan antara guru dengan muridakan terjalin

dengan baik tanpa ada rasa kebencian.

Fenomena-fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan sangat

disayangkan. Karena lembaga sekolah merupakan tempat yang dirasa aman dari

segala macam bentuk kekerasan. Akan tetapi, terjadinya berbagai macam kasus

seperti yang dijelaskan diatas, maka hal ini merupakan adanya kesenjangan

antara guru dan siswa pada saat pembelajaran dilakukan.

Berdasarkan dari paparan fenomena yang terjadi diatas, peneliti akan

mengungkap problematika interaksi di antara guru dan murid. Serta

mengungkap penyebab interaksi yang bermasalah tersebut dalam proses

pembelajaran. Maka penelitian ini diberi judul “Interaksi edukatif guru dan

murid dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

7 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet ke II,

hal.132 8Ibid., hal. 131

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

8

Muhammadiyah 01 Malang”. Harapan penulis semoga penelitian sederhana

ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi peneliti

selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar lebih jelas dan tidak terjadi

kesalahpahaman dalam penelitian skripsi ini, maka permasalahan pokok yang

akan dibahas dalam penelitian ini ialah interaksi edukatif guru dan murid dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang akan dikontekskan dengan

pendidikan. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis merancangkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana interaksi edukatif guru dan murid dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Malang?

2. Apakah pola interaksi edukatif tertentu antara guru dan murid dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat membentuk sikap tertentu di

SMP Muhammadiyah 01 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di rancang di atas tersebut, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan interaksi edukatif guru dan murid dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

9

2. Mendeskripsikan pola interaksi edukatif tertentu antara guru dan murid

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat membentuk sikap

tertentu murid di SMP Muhammadiyah 01 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi siapapun pada umumnya, terutama yang bergelut di dunia pendidikan

seperti praktisi pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis

Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan

khususnya tentang interaksi edukatif guru dan muriddalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang bagaimana

guru dapat melaksanakan tugas edukatifnya dengan kondusif dan

efektif. Serta guru harus mengerti dan memahami masalah-masalah

interaksi yang timbul bersifat edukatif.

b. Guna menambah wawasan dan cakrawala pengetahuan tambahan bagi

guru bahwa interaksi edukatif sangat penting dilaksanakan secara efektif

dalam pendidikan untuk menjaga keharmonisan antara guru dan

murid.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

10

E. Batasan Istilah

Agar tidak terdapat kerancuan dalam pemahaman kajian penelitian ini dan dapat

tercapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti akan memberikan batasan istilah

dari permasalahan yang diambil. Peneliti memfokuskan permasalahan pada

interaksiedukatifguru dan murid dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMP Muhammadiyah 01 Malang. Sehingga, peneliti memberi batasan istilah

sebagai berikut:

1. Interaksi edukatif guru dan murid

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Interaksi

merupakan saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antar

hubungan. Interaksi merupakan suatu hal yang berlangsung bila ada

hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih.9

Interaksi edukatif adalah interaksi yang dengan sadar untuk

mengubah tingkah laku seseorang demi mencapai tujuan yang

diharapkan.10Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan

murid dengan sejumlah norma sebagai perantara untuk mencapai tujuan

pendidikan. 11 Interaksi merupakan proses hubungan timbal balik yang

komunikatif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang bersifat

mendidik dan dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu.

9 Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru dan Murid (Jogjakarta: Buku Biru,

2013), cet ke I, hal. 120 10Ibid., hal. 121 11 Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2014), cet ke I. Edisi revisi, hal, 11

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

11

Kesimpulan dari pengertian interaksi yaitu adanya hubungan timbal

balik yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mengubah tingkah laku

seseorang demi mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu interaksi

edukatif sangat penting untuk dilaksanakan guna menjalankan tugas

edukatifnya secara efektif dan kondusif. Adapun dalam penelitian ini

interaksi edukatif merupakan kunci dari pembahasan penelitian ini. Sebab,

interaksi dalam penelitian ini peneliti akan mengamati secara mendalam

bagaimana interaksi edukatif yang dijalankan di sekolah SMP

Muhammadiyah 01 Malang khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

Guru merupakan anggota masyarakat yang berkompeten (cakap,

mampu, dan mempunyai wewenang) dan memperoleh kepercayaan dari

masyarakat atau pemerintah untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan peran,

serta tanggung jawabnya, baik dalam lembaga pendidikan jalur sekolah

maupun lembaga luar sekolah. 12 Sedangkan pendidik dalam pandangan

Islam adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab dalam

perkembangan anak didik. 13 Guru memegang peranan penting yang

memungkinkan para siswa akan dapat belajar dengan optimal.14

Murid perspektif Islam dilihat dari pengertian bahasa adalah dari

fi’il madhi yaitu dari kata مرد ا-اردة -يرد-دار yang artinya orang yang

12 Nuni Yusvavera Syatra, Op.Cit., hal. 56 13 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet ke II,

hal. 119 14 Agus Prianto, “Pola interaksi guru-siswa dan pengaruhnya terhadap kepuasan siswa

dalam belajar”, Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia, Vol 40 No.1(Februari 2011), hal. 83

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

12

menginginkan. Sehingga murid diartikan orang yang menghendaki untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan

kepribadian yang baik untuk hidup di dunia akhirat dengan jalan belajar

sungguh-sungguh.15

Menurut Al-Ghazali murid merupakan anak yang sedang mengalami

perkembangan jasmani dan rohani sejak mulai dari awal dan merupakan

objek yang luas dalam pendidikan. 16 “Murid menurut undang-undang

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu”.17

Kesimpulan dari pengertian di atas, bahwasanya guru merupakan

seseorang yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran untuk

mengetahui perkembangan murid dari waktu ke waktu. Sedangkan murid

merupakan anak yang mencari ilmu untuk mengembangkan potensi yang

ada dalam diri seseorang dengan cara belajar dengan tidak patah semangat.

Pada penelitian ini guru dan murid merupakan dua unsur utama dalam

penelitian guna mengetahui interaksi yang diterapkan dalam suasana belajar

mengajar di dalam kelas.

Interaksi edukatif guru dan murid adalah interaksi yang dilakukan

oleh kedua belah pihak. Guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai

15 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2003), hal. 49-50 16 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Gazali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet

ke I, hal. 64 17 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS;

Sistem Pendidikan Nasional

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

13

penerima aksi. Guru juga dapat sebagai pemberi dan penerima aksi, siswa

pun juga demikian dapat sebagai pemberi dan penerima aksi. Dengan

demikian interaksi edukatif guru dan murid merupakan hubungan dua arah

antara keduanya baik sebagai pemberi aksi maupun penerima aksi dengan

sejumlah nilai atau norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan

pendidikan guna menjalin hubungan yang optimal antara keduanya.

2. PembelajaranPendidikan Agama Islam

Pembelajaran dalam kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar

artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut).18

Dan mendapatkan imbuhan pe-an sehingga artinya menjadi cara atau proses

menjadikan orang belajar.19

Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain intruksional untuk membantu siswa belajar

secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.20

Kesimpulan dari pendapat di atas bahwasanya pembelajaran kegiatan

proses belajar mengajar yang terprogram dalam memahamkan murid saat

belajar. Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana

pembelajaran yang ada di dalam kelas SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Apakah suasana pembelajaran tersebut berjalan kondusif dan efektif

ataukah kurang kondusif.

18 Dikbud, Kamus Umum, hal 15 19 Ibid, 15-16 20 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 297

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

14

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi

manusia dari aspek rohani dan jasmani yang berlangsung bertahap. Selain

itu, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang diarahkan kepada

pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu

upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan, dan berbuat berdasarkan

nilai-nilai Islam. 21 Adapula pendapat dari hasil rumusan seminar

Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian

Pendidikan Islam yaitu sebagai bimbingan atau arahan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam serta menjadikan

manusia berbudi luhur sesuai dengan ajaran Islam.22

Dapat disimpulkan dari uraian di atas berkenaan dengan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar dan terencana untuk

membimbing rohani dan jasmani manusia untuk membentuk pribadi yang

luhur sesuai dengan ajaran Islam. Maka jika dikaitkan dengan penelitian ini,

peneliti dapat melihat keefektifan proses pembelajaran berlangsung

khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni:

1. BAB I, Pendahuluan. Pada bab ini dibahas seputar uraian atau gambaran

masalah umum terkait penelitian. Dalam bab ini terdapat sub-bab latar

21 Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm 152 22 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke V, hal. 15

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44505/2/jiptummpp-gdl-gitadevydi-49672-2-babi.pdfInteraksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik

15

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

dan sistematika penulisan.

2. BAB II, Kajian Pustaka. Pada bab ini peneliti membahas kerangka teoretis

sesuai dengan bahasan judul skripsi. Diantaranya kajian penelitian terdahulu,

definisi-definisi terkait pembahasan, dan konsep teori serta

pengembangannya.

3. BAB III, Metode Penelitian. Pada bab ini peneliti membahas metode

penelitian yang digunakan pada skripsi ini. Diantaranya jenis penelitian,

tempat dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

4. BAB IV, Pembahasan Hasil Penelitian. Pada bab ini peneliti membahas dan

menyajikan data-data hasil penelitian.

5. BAB V, Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini peneliti menyajikan kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan, serta muatan saran dari peneliti.