bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya perekonomian memaksa para pelaku bisnis dan
konsumen untuk dapat memiliki alternatif yang menggerakkan mereka dari sistem
perekonomian lama. Seperti dalam hal sistem operasi bisnis dan penyampaian
informasi penjualan guna peningkatan segmentasi khususnya geografis (Kotler,
2007). Salah satunya dengan menggunakan teknologi Internet.
Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia kian tak terbendung pula.
Seperti yang diinformasikan dalam Majalah Marketeers edisi November 2013,
MarkPlus Insight Indonesia Internet Users Survey ini mengungkap jumlah
pengguna Internet tumbuh signifikan hingga 22% dari 62 juta di tahun 2012
menjadi 74,57 juta di tahun 2013. Menurut lembaga riset MarkPlus Insight, angka
jumlah pengguna Internet di Indonesia akan menembus 100 juta jiwa di tahun
2015 nanti. Pengguna Internet yang dikategorikan sehari-harinya menghabiskan
waktu lebih dari tiga jam dalam dunia maya meningkat dari 24,2 juta di tahun
2012 menjadi 31,7 juta orang di tahun 2013.
Gambar 1.1
Peningkatan Jumlah Netizen Indonesia 2010-2013
Sumber: Riset MarkPlus Insight 2013
2
Survei Netizen dilakukan terhadap 2150 responden yang tinggal
di 10 kota besar di Indonesia pada bulan Agustus – September 2013, dengan
teknik Multistage Random Sampling. Responden dalam survei ini adalah
mereka yang berusia 15 – 64 tahun yang secara rutin mengakses Internet.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga membenarkan riset
tersebut secara resmi dan telah menyatakan bahwa pengguna Internet di Indonesia
tidak hanya berjumlah 63 juta orang saja namun terus bertumbuh hingga mencapai
120 juta orang (http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-di-
indonesia-capai-120-juta-orang.html).
Seiring kemajuan zaman dan teknologi, khususnya Internet, semua
keterbatasan jarak, waktu, dan biaya antara penjual dan pembeli dapat teratasi
dengan mudah. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna Internet pula di
Indonesia, masyarakat mulai mengembangkan bidang usahanya bukan hanya di
dunia nyata, namun juga di dunia maya. Dari berbagai banyaknya implementasi
teknologi dalam bisnis yang ada, salah satu yang semakin berkembang saat ini
yaitu dengan menggunakan electronic commerce (E-commerce) dalam proses jual
beli produk baik itu barang maupun jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital
(Spica, 2007).
Seperti dilansir dari situs the-marketeers.com dalam artikelnya yang
berjudul „4 Model Bisnis Paling Populer Saat Ini‟ (diakses pada 10 Januari 2014)
menyebutkan melalui konsep e-commerce, pasar bertransformasi tidak
hanya offline tetapi juga online.Terdapat setidaknya 4 model bisnis paling
poluler. Model tersebut meliputi iklan baris, toko online, pasar online atau
biasa disebut marketplace dan model keempat adalah mengadopsi dari
budaya Amerika Serikat (AS), yaitu model kupon diskon (http://www.the-
marketeers.com/archives/empat-model-bisnis-paling-populer-saat-
ini.html#.Us5G9_RdW0s).
E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk
secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan
komputer sebagai perantara transaksi bisnis. Perdagangan elektronik merupakan
penerapan / penggunaan teknologi Internet dan web untuk keperluan transaksi
3
bisnis (Laudon dan Traver, 2012: 340). Bisnis ini memiliki potensi yang sangat
besar dan bahkan akan semakin besar keberadaannya beberapa tahun kedepan.
Majalah Marketing telah menerbitkan sebuah artikel dalam website nya pada 3
September 2013 yang membuktikan bahwa pertumbuhan e-commerce di
Indonesia merupakan yang tercepat di dunia.
Tahun ini, penjualan e-commerce secara global diperkirakan meningkat
17% menjadi US$ 1,2 triliun. Peningkatan tersebut dipimpin oleh pertumbuhan di
kawasan Asia-Pasifik. Menurut perkiraan eMarketer, Indonesia diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan e-commerce yang lebih besar dibanding negara-negara
lainnya tahun ini. Penjualan secara online di Indonesia diperkirakan akan
meningkat sebesar 71,3 % hingga menjadi total sebesar US$ 1,8 miliar.
(http://www.marketing.co.id/pertumbuhan-e-commerce-indonesia-tercepat-di-
dunia/). Hal tersebut menunjukkan betapa suksesnya bisnis satu ini di tanah air
pada era sekarang dimana konsumen tidak perlu keluar rumah hanya untuk
berbelanja.
Tabel 1.1
Data Pertumbuhan Bisnis B2C Ecommerce Dunia 2011-2016
Sumber: http://www.emarketer.com/Article/B2C-Ecommerce-Climbs-Worldwide-
Emerging-Markets-Drive-Sales-Higher/1010004#wIFryXFmLtpUIXx7.99
Data tersebut menyebutkan bahwa total nilai belanja online tahunan di Indonesia
sendiri semakin meningkat dan dapat diprediksikan akan terus bertambah dari
4
tahun ke tahun. Hal itu juga membuktikan e-commerce merupakan bentuk
pemasaran yang cukup efektif digunakan di Indonesia mengingat pangsa pasar
yang terus meluas.
Tabel 1.2
Persentase Pertumbuhan Bisnis Ecommerce Dunia 2011-2017
Sumber: http://www.emarketer.com/Article/B2C-Ecommerce-Climbs-Worldwide-
Emerging-Markets-Drive-Sales-Higher/1010004#wIFryXFmLtpUIXx7.99
Persentase pertumbuhan bisnis online di Indonesia menempati peringkat teratas di
Asia-Pasifik bahkan seluruh dunia yang mencapai 71.3% pada tahun 2013 dan
diperkirakan akan bertambah lagi peningkatannya sebesar 45.1% pada tahun 2014
ini.
5
Gambar 1.2
Pangsa Pasar Bisnis Ecommerce Asia Pasifik 2010-2016
Sumber: http://www.emarketer.com/Article/B2C-Ecommerce-Climbs-Worldwide-
Emerging-Markets-Drive-Sales-Higher/1010004#wIFryXFmLtpUIXx7.99
Tak hanya itu saja, pangsa pasar dan pemain industri e-commerce di
Indonesia sudah mulai besar dan bertambah mencapai 1.9% dari seluruh pemain
di Asia-Pasifik. Betapa tingginya tingkat pertumbuhan bisnis tersebut sehingga
mampu menjadi 4 model bisnis yang paling populer dan mulai dimainkan para
pelaku bisnis di Indonesia.
Teknologi komunikasi yang semakin berubah dan mendunia, berdampak
pada munculnya alternatif bagi para pelaku bisnis yang lebih luas dan efisien.
Berbagai pemikiran telah berkembang dalam dunia bisnis dan penggunaan media
internet dalam menjangkau konsumen secara global merupakan kebijakan yang
berdampak pada perubahan aspek kehidupan termasuk dalam pengembangan
bisnis (Laohapensang, 2009). Sesungguhnya, transaksi via online di Indonesia
tidaklah sedikit. Data dari IDC (Internetindo Data Centra) Indonesia yang di
6
sampaikan oleh Lembaga Riset Telematika Sharing Vision dalam situs the-
marketeers.com 11 Desember 2010 menyebutkan bahwa transaksi online di
Indonesia tahun 2009 saja sudah mencapai Rp 35 Miliar. Hanya saja
transaksi sebesar itu belum bisa dinikmati pemain lokal lantaran sebagian
besar transaksi tersebut dilakukan oleh pemain asing (http://www.the-
marketeers.com/archives/belanja-online-antara-ya-dan-
tidak.html#.Us5HDfRdW0s).
Sebuah artikel yang dilansir sebuah situs pada 7 Februari 2013
menyebutkan Data lain versi riset DailySocial, nilai transaksi
online Indonesia tahun 2012 mencapai US$0,9 miliar atau sekitar Rp8,5
triliun. Diprediksi pada tahun 2015, nilainya akan melonjak sampai
menembus ke angka US$10 miliar atau Rp 95 triliun (http://www.the-
marketeers.com/archives/transaksi-online-indonesia-2015-diprediksi-rp95-
triliun-waktunya-brand-besar-geluti-e-commerce.html#.Us5So_RdW0s).
Online shopping atau yang sering disebut belanja via online sendiri
adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual barang
atau jasa melalui Internet dimana antara penjual dan pembeli tidak pernah
bertemu atau melakukan kontak secara fisik yang di mana barang yang diperjual
belikan ditawarkan melalui display dengan gambar yang ada di suatu website atau
toko maya. Ditengah kesuksesan bisnis online shopping ini, terdapat beberapa
kesenjangan antara hasil beberapa riset dengan fakta pertumbuhan bisnis e-
commerce ini. Dalam sebuah majalah MIX Marketing Communications edisi
Desember 2013 menyebutkan bahwa Konsumen di Indonesia paling tidak puas
dalam hal berbelanja online bila dibandingkan dengan negara lain.
Survei Smart Shopping yang dilakukan atas inisiatif Rakuten salah satu
perusahaan layanan Internet terbesar di dunia dan pemilik Rakuten Belanja Online
(RBO) oleh REDSHIFT RESEARCH pada Mei 2013 lalu menunjukkan bahwa 84%
Online Shopper Indonesia paling tidak puas dibandingkan pembelanja online
Malaysia dan Thailand dalm 12 bulan terakhir. Survei tersebut telah dilakukan
kepada 2.008 responden (Online Shopper) Indonesia, Malaysia, Taiwan dan
Thailand. Survey menyebutkan, “Alasan utama tidak puas terhadap barang yang
7
dibeli secara online: Product Quality 30%, produk tidak sesuai 10%, produk
terlalu lama di-deliver 9%, produk terlihat berbeda dari yang diarahkan untuk
dipercaya” (Majalah MIX Marketing Communications, edisi Desember 2013 Hal.
16)
Hal tersebut membuktikan bahwa sangat bertolak belakang dengan apa
yang sudah diraih bisnis online di Indonesia. Diantaranya, banyak pelaku bisnis
yang sukses, pertumbuhan e-commerce yang sangat pesat dari tahun ke tahun,
kenaikan jumlah transaksi yang signifikan dari waktu ke waktu. Pernyataan
tersebut juga dibenarkan oleh sebuah portal berita online pada 2 November 2013
mengenai hasil riset Rakuten yang menyebutkan, “di semua negara yang disurvei,
lebih dari tiga perempat, atau 78%, responden mengatakan bahwa mereka pernah
mengalami ketidakpuasan dengan pembelian online yang pernah mereka
lakukan dalam waktu 12 bulan terakhir”. Lebih spesifik lagi, konsumen di
Taiwan (86%) dan Indonesia (84%) adalah yang paling tidak puas dengan
pengalaman berbelanja online mereka. Sekitar 49% dari responden merasa tidak
puas karena produk yang mereka dapatkan berbeda dengan yang mereka
harapkan. (http://Wartaekonomi.Co.Id/Berita19006/Survei-84-Orang-Indonesia-
Tidak-Puas-Saat-Berbelanja-Online.Html)
Sebuah situs berita terkemuka bisnis.com dan okezone.com pada 1
November 2013 lalu juga menambahkan bahwa ada juga konsumen yang batal
bertransaksi karena merasa tidak yakin dengan keamanan di situs belanja online
yang mereka kunjungi. Jumlah mereka sebanyak 18%. Adapun sekitar 14%
konsumen lainnya mengaku enggan bertransaksi karena masih tidak yakin dengan
reliabilitas yang dimiliki oleh penjual yang bersangkutan tersebut
(http://m.bisnis.com/industri/read/20131101/105/184249/84-konsumen-tak-puas-
dengan-belanja-online,http://techno.okezone.com/read/2013/11/01/55/890569/84-
konsumen-indonesia-kecewa-dengan-belanja-online). Fenomena ini
memunculkan pertanyaan ada apa dengan ini semua dan apa yang membuat hal
ini bisa terjadi.
Menurut Pavlou dan Geffen (2002: 74) faktor yang sangat penting yang
bisa mempengaruhi minat pembelian online adalah faktor kepercayaan. Faktor
8
kepercayaan menjadi faktor kunci dalam setiap jual beli secara online. Hanya
pelanggan yang memiliki kepercayaan dan beranilah yang akan melakukan
transaksi melalui media Internet. Karena itu jika tidak ada landasan kepercayaan
antara penjual dan pembeli maka tidak akan terjadi transaksi dalam dunia e-
commerce, apalagi mengetahui jika produk yang dijual dan ditawarkan oleh
penjual merupakan produk yang semu, dalam artian produk yang dijual masih
berupa bayangan penjual saja.
Simon (2001) dan Yoon (2002) menjelaskan bahwa secara teoritis
terdapat hubungan antara loyalitas, kepercayaan dan SHPD (dalam Anderson,
2003: 131). Simon dan Yoon juga menyebutkan kepercayaan dan desain suatu
situs sangat mempengaruhi loyalitas konsumen akan situs itu sendiri. Termasuk
keamanan dan privasi yang secara jelas juga mempengaruhi kepercayaan
konsumen. Dalam loyalitas suatu website yang terpenting bukanlah harga,
melainkan kepercayaan dengan kata lain “Price does not rule the web, Trust does”
(Reichheld dan Schefter, 2000: 106).
Menurut Carlos Flavian dan Miguel Guinaliu (2006: 2) terdapat tiga
elemen dasar dari loyalitas pengguna terhadap website yakni kepercayaan,
keamanan dan kebijakan privacy dari pengguna. Ketiga faktor tersebut yang
sekiranya memberikan pengaruh terhadap perilaku beli konsumen termasuk dalam
hal loyalitas yang ditawarkan secara online, dimana ketiganya merupakan variabel
dari penelitian mengenai Online Shop yang telah dilakukan sebelumnya pada
2006 di Spain oleh Carlos Flavia´n dan Miguel Guinalı´u yang dapat dijadikan
sebagai variabel independen dengan melakukan beberapa penyesuaian untuk
setting penelitian mengenai loyalitas pengguna websites. Selain itu faktor
keamanan juga turut andil dalam bisnis ini. Seperti yang dilansir the-
marketeers.com pada 11 Desember 2010 yang menyebutkan “Jual-
beli online akan tumbuh pesat di Indonesia apabila dua syarat terpenuhi,
yaitu masalah pembayaran (kecepatan, ketepatan, dan keamanan) dan
masalah layanan perusahaan logistik harus semakin baik sesuai dengan apa
yang mereka janjikan” (http://www.the-marketeers.com/archives/belanja-
online-antara-ya-dan-tidak.html#.Us5HDfRdW0s)
9
Situs tersebut juga menambahkan bahwa menurut sebuah survei
Rakuten Smart Shopping Survey yang pertama, para online shopper lebih
mengutamakan keamanan ketika melakukan pembelian secara online.
Sekitar 77% dari responden menyebutkan bahwa keamanan menjadi
prioritas utama. Pilihan kedua baru mengenai harga, ada sekitar 63%
responden (http://www.the-marketeers.com/archives/konsumen-lebih-peduli-
keamanan-bertransaksi-online-dibanding-harga.html#.UtDRJPRdW0s).
Seiring dengan perkembangan dunia Internet yang sangat pesat maka
banyak bermunculan situs-situs online shopping, blog-blog online ataupun situs
komunitas yang tidak hanya sebagai situs pertemanan tetapi juga menawarkan
forum jual beli yang menyediakan segala pernak-pernik kebutuhan manusia. Di
Indoneisa sendiri telah berkembang berbagai penyedia e-commerce seperti Kaskus,
Lazada, Bhinneka, Tokopedia, Zalora, Berniaga, dan lain-lain.
Gambar 1.3
Gambaran Umum Beberapa Penyedia Ecommerce Indonesia
Sumber: http://sharingvision.com/2013/10/perkembangan-e-commerce-di-indonesia/
diakses pada 10 Januari 2014 pukul 13.14 WIB
Di Indonesia sendiri, penyedia layanan e-commerce tumbuh semakin
banyak. Sebagai contoh, seiring berjalannya waktu kini situs Zalora menjadi salah
satu penyedia e-Commerce fashion online terbesar di Indonesia dengan nilai
transaksi 48 juta euro. Begitu pula dengan Bhinneka yang nilai transaksinya
10
mencapai 300 milyar rupiah pada 2012. Seperti yang dilansir Zalora.co.id melalui
press release-nya yang diterbitkan 22 Juni 2012 lalu ZALORA adalah tujuan
belanja online terlengkap untuk fashion dan gaya hidup di Indonesia, yang
memberikan pengalaman belanja mudah dengan harga terjangkau, ditambah
dengan pelayanan yang terbaik di kelasnya bagi para pelanggan
(http://www.zalora.co.id/press/).
“Since its inception in 2012, ZALORA has grown to be Southeast Asia's
leading online fashion & beauty retailer offering more than 130,000 products and
over 500 international brands” (http://finance.yahoo.com/news/breaking-own-
sea-funding-record-093000014.html). ZALORA kini telah tumbuh menjadi
pemimpin online fashion and beauty retailer di Asia Tenggara. Begitu pula di
Indonesia yang pertumbuhan bisnis ini semakin cepat. ZALORA, website e-
commerce fashion terbesar di Indonesia telah diluncurkan. “Zalora, Asia's fastest-
growing online fashion and beauty products retailer, is planning to go public in
2014”. (http://finance.yahoo.com/news/breaking-own-sea-funding-record-
093000014.html). Zalora menjadi retailer produk fashion dan kecantikan terbesar
dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Zalora menyediakan 400 brand lokal
dan internasional yang mencapai 10.000 produk.
Begitu pula dengan Bhinneka.com, Sudah hampir 13 tahun Bhinneka.com
menggairahkan bisnis e-commerce di Indonesia. Bhinneka.com telah meraih
berbagai penghargaan sejak tahun 1996 sampai sekarang. Tercatat sebanyak 47
lebih penghargaan yang sudah diraih Bhinneka.com. `Berdasarkan riset yang telah
dilakukan oleh SWA melalui survei pada November 2012 dengan metode survei
SWA Stratified Random sampling. Survei juga dilakukan MarkPlus Insight pada
Januari 2013 dengan menggunakan Metode riset Quantitative Approach (Online
and Phone Survey). Bhinneka.com masuk ke dalam Top 5 Top Brand Award
untuk kategori Online Shop selama 2 tahun berturut – turut.
11
Tabel 1.3
Top 4 Penghargaan Top Brand Award 2012 Kategori Online Shop
Sumber: SWA edisi September, 2012
Top Brand survey 2013 dilakukan pada fase Mei – Juni 2013 di 8 kota besar di
Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, Pekanbaru
dan Balikpapan). Survei melibatkan 5200 responden yang terdiri dari 3250
random samples, 1100 random retail samples dan 800 booster samples.
Tabel 1.4
Top 5 Penghargaan Top Brand Award 2013 Kategori Online Shop
Sumber: SWA edisi Desember, 2013
Zalora.co.id dan Bhinneka.com kembali menjadi 5 besar untuk kategori
Top Brand pada 2013. Hal itu membuktikan bahwa kelima situs jual beli ini
sangatlah digemari masyarakat. Peneliti mengambil studi pada Zalora dan
Bhinneka dikarenakan dari kelima situs peraih Top Brand tersebut hanya Zalora
dan Bhinneka yang termasuk kedalam kategori e-tailer. Dengan kata lain kedua
situs tersebut sangat mempertimbangkan masalah keamanan, privasi dan
kepercayaan konsumen dalam menjalankan bisnis online karena memang
menangani mulai dari pemesanan, pembayaran sampai pengiriman ke tangan
konsumen. Tidak seperti Tokobagus dan Berniaga yang hanya mempertemukan
12
pembeli dan penjual saja (Market Creator) sehingga tidak terlalu mementingkan
masalah keamanan, pembayaran dan privasi.
Berdasarkan pentingnya kepercayaan konsumen, keamanan dan
kebijakan privacy (Security in the Handling of Private Data) dalam
mempengaruhi keberlangsungan suatu bisnis e-commerce, serta munculnya
berbagai riset yang menyatakan pesatnya pertumbuhan bisnis e-commerce dan
tingginya pangsa pasar di Indonesia. Namun muncul pula riset yang menyatakan
konsumen di Indonesia paling tidak puas dalam berbelanja online. Kesenjangan
tersebut memunculkan pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi. Maka dari itu
perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara ketiga faktor tersebut pada
pengguna website e-commerce. Dan penelitian ini mengambil judul: Analisis
Hubungan Antara Faktor Security in The Handling of Private Data (SHPD)
dan Trust dengan E-Commerce Website Loyalty (Studi Pada Zalora.co.id dan
Bhinneka.com)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dalam
penelitian ini peneliti merumuskan masalah dan memfokuskannya hanya pada
hubungan antara faktor security in the handling of private data (SHPD), trust dan
e-commerce website loyalty pada kasus Zalora.co.id dan Bhinneka.com. Maka
dari itu penulis membuat identifikasi masalah dari penelitian ini kedalam 3 pokok
penting dan diformulasikan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara security in the handling of private data
dengan kepercayaan (Trust) pada situs jual beli online Zalora.co.id dan
Bhinneka.com?
2. Bagaimana hubungan antara kepercayaan (Trust) dengan loyalitas pada
situs jual beli online Zalora.co.id dan Bhinneka.com ?
3. Bagaimana hubungan antara security in the handling of private data
dengan loyalitas pada situs jual beli online Zalora.co.id dan
Bhinneka.com ?
13
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari
dimensi trust, perceived security dan privacy policy terhadap loyalitas para
pengguna website e-commerce di Indonesia. Secara lebih spesifiknya penelitian
ini bertujuan sebagai berikut :
1. Menguji keterkaitan hubungan antara security in the handling of private
data dengan kepercayaan (Trust) pada situs jual beli online Zalora.co.id
dan Bhinneka.com.
2. Menguji keterkaitan hubungan antara kepercayaan (Trust) dengan loyalitas
pada situs jual beli online Zalora.co.id dan Bhinneka.com.
3. Menguji keterkaitan hubungan antara security in the handling of private
data dengan loyalitas pada situs jual beli online Zalora.co.id dan
Bhinneka.com.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa
pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini peneliti membagi manfaat penelitian
kedalam 2 aspek penting sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis (Akademis)
a. Secara akademik, penelitian ini mempunyai kajian tentang bisnis e-
commerce / online shopping sebagai tools dalam Komunikasi
Pemasaran Terpadu yang merupakan model bisnis paling populer saat
ini dan semakin berkembang. Untuk itu, diharapkan penelitian ini
dapat menguraikan teori-teori bisnis e-commerce dan Computer
Mediated Communications yang nantinya akan berguna serta
memberikan kontribusi yang nyata bagi pengembangan penerapan teori
yang sudah ada dan berkaitan dengan persoalan tersebut.
b. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
dalam menganalisis keterkaitan hubungan antara security in the
handling of private data (SHPD) dan trust dengan loyalitas pengguna
14
e-commerce website di Indonesia pada kasus Zalora.co.id dan
Bhinneka.com
c. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan studi banding bagi mahasiswa
yang ingin mengadakan penelitian yang sama dimasa yang akan datang
/ studi lanjutan.
2. Aspek Praktis (Guna Laksana)
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi masyarakat pada umumnya serta khususnya bagi perusahaan besar
maupun pelaku bisnis jual beli online baik berskala kecil dan menengah,
penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai keterkaitan antara
security in the handling of private data (SHPD), trust dan loyalitas
pengguna e-commerce website. Hal ini nantinya diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam menjalani dan
mengembangkan bisnis jual beli online mengingat di Indonesia bisnis
ini memiliki prospek sangat baik dan tumbuh semakin pesat bahkan
tercepat diseluruh dunia.
b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan wacana pengetahuan atau referensi untuk penelitian / studi
lanjutan di masa yang akan datang.
1.5 Tahapan Penelitian
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah yang dibawa peneliti secara
jelas. Setelah masalah diidentifikasikan dan dibatasi maka selanjutnya masalah
tersebut dirumuskan. Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut maka peneliti
menggunakan berbagai teori untuk menjawab beberapa rumusan. Jawaban atas
rumusan masalah tersebut dinyatakan dalam Hipotesis. Sehingga hipotesis dapat
diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2011: 30).
15
Gambar 1.4
Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif
Sumber: Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2011: 30)
Hipotesis selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata.
Peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan pada populasi yang
ditetapkan peneliti dan menggunakan instrumen penelitian. Agar instrumen dapat
dipercaya maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji,
maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan. Data yang
telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan-rumusan masalah
dan hipotesis yang diajukan dengan menggunakan statistik. Data hasis analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan (Sugiyono, 2011: 31).
Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan
interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat
disimpulkan. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan
Kesimpulan
dan Saran
Analisis
Data
Pengumpulan
Data
Perumusan
Hipotesis
Landasan
Teori
Rumusan
Masalah
Populasi
& Sampel
Pengujian
Instrumen
Pengembangan
Instrumen
16
masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui
saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan.
Secara lebih rinci, agar lebih sistematis sekaligus menghemat waktu,
peneliti membagi proses penelitian ini menjadi empat tahapan yakni :
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan mulai dari mencari pertanyaan penelitian yang
menarik, penting, belum pernah dijawab orang, dan dapat dijawab melalui
penelitian sesuai situasi dan kondisi.
i. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang
terjadi.
ii. Melakukan studi kepustakaan termasuk pencarian data. Studi ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan berkaitan
dengan variabel yang akan diteliti.
iii. Menyusun dan mengajukan proposal penelitian.
iv. Penyusunan instrumen penelitian.
v. Uji coba instrumen.
b. Tahap Penelitian
Tahapan ini terdiri dari tahapan pengumpulan data dan analisis. Tahap
pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dan berbagai data
pendukung lainnya.
i. Verifikasi data dan Tabulasi data.
Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah
kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner
yang diisi oleh responden. Tabulasi data adalah proses dimana
peneliti merekap semua data yang telah diperoleh.
ii. Pengolahan data secara statistik.
iii. Menginterpretasikan hasil statistik yang dibahas berdasarkan teori
yang digunakan dan membuat kesimpulan dan rekomendasi / saran
untuk berbagai pihak terkait.
c. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
d. Tahap Revisi Laporan
17
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara online terhadap para pengguna situs belanja
online Zalora.co.id dan Bhinneka.com di Indonesia. Periode penelitian ± 4 bulan
dilakukan terhitung mulai bulan Januari sampai April 2014.
Tabel 1.5
Tahapan Penelitian
No Tahapan
Periode (Bulan)
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Penelitian
3 Penulisan Laporan
Penelitian
4 Revisi Laporan
Sumber: Olahan Penulis