bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/99972/... ·...

27
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini musik menjadi sebuah media universal yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa, mampu menyuarakan isi hati para penciptanya dan mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam dibelahan dunia. Belakangan musik sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas, terbukti dengan banyaknya band-band dari segala genre musik muncul di Indonesia. Sampai saat ini terdapat banyak aliran musik yang ada dimasyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan Undeground. Musik indie sebagai aliran atau genre musik itu “not even exits” (tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it youself , etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara indie dengan D. I Y itu sendiri. Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan. Band-band tersebut di pasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi diseluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik. Jadi jika ita berbicara kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band- band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream. Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri kalau musik rock n‟ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun ada

Upload: truongcong

Post on 13-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini musik menjadi sebuah media universal yang mampu berbicara dalam

berbagai bahasa, mampu menyuarakan isi hati para penciptanya dan mencerminkan

kebudayaan dari berbagai macam dibelahan dunia. Belakangan musik sudah menjadi

kebutuhan bagi masyarakat luas, terbukti dengan banyaknya band-band dari segala

genre musik muncul di Indonesia. Sampai saat ini terdapat banyak aliran musik yang

ada dimasyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan Undeground. Musik indie

sebagai aliran atau genre musik itu “not even exits” (tidak ada-red), karena yang

disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan

indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang

dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir.

Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita

punya, do it youself , etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan

dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara

indie dengan D. I Y itu sendiri.

Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di

mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan.

Band-band tersebut di pasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara

luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi diseluruh

media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan

mereka terekspos dengan baik.

Jadi jika ita berbicara kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada

industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh

perusahaan rekaman. Kalau masalah talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-

band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream.

Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri

kalau musik rock n‟ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun ada

2

awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri

adalah imbas karena kita mengidolakan band luar. Maka jika kita telusuri hampir

semua band Indonesia adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir

mereka dengan membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God

Bless sampai band-band awal 90-an masih sering membawakan lagu orang.

Cikal bakal terbentuknya atmosfir indie di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi

rocker-rocker pionir era 1970-an sebagai pendahulu. Sebut saja misalnya God Bless,

Gang Pengangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem

(Solo). AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hinga Rawe dari Banten. Mereka

inilah yang menjadi generasi pertama rocker muncul di Indonesia.

Pada 2000-an sampai sekarang, musik indie berkembang pesat didukung label-

label rekaman independen yang semakin banyak. Apalagi didukung kemajuan

teknologi internet yang memungkinkan mereka memperkenalkan karya kepada

audiens yang berpotensi besar dengan biaya lebih rendah malalui music blog,

soundcloud dan band camp. Dari media inilah band indie memperkenalkan musik

baru mereka terhadap audiens atau masyarakat secara luas.

Pengaruh yang membantu perkembangan musik indie di Indonesia yang pertama,

kalau beda sekarang dengan 10 tahun yang lalu, sekarang sudah jelas gerakan ini

lebih besar. Yang paling jelas adalah globalisasi informasi yang didorong oleh

internet. Menjadi semakin besar sekitar akhir tahun 1990-an karena internet

bertebaran di mana-mana, warnet, kampus da sekolah. Jaman dulu informasi terhadap

musik-musik seperti ini sangat eksklusif. Informasi hanya bisa didapat dari majalah-

majalah luar. Sedangkan jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet,

semuanya “terakselerasi maksimum”. Perkembangan infrastruktur juga berbeda, 10

tahun yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun kadang masil

salah kaprah , karena yang dimakasud dengan indie label bukanlah rilisan album

namun label rekaman yang indipendem. Sedangkan yang merilis sendiri adalah self-

released atau D.I.Y.

Salah satunya band yang banyak digandrungi oleh masyarakat saat ini yaitu

Band Indie. Sebagian kalangan masyarakat mungkin masih merasa asing dengan

band indie. Sesuai asal katanya independent yang berarti merdeka, berdiri sendiri,

berjiwa bebas, dan tidak bergantung, sehingga jika di ambil pengertian secara bebas,

3

bisa ditafsirkan dua pengertian mengenai band indie yang kini tumbuh subur di Tanah

Air. Pengertian pertama yang bisa diberikan pada band indie adalah karya-karya

mereka berada diluar mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris

di pasaran. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di

pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar

tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka sodorkan. Pengertian kedua dari band

indie adalah band itu merekam dan memasarkan sendiri lagu-lagu mereka. Biasanya

band-band ini memiliki lagu-lagu yang bisa diterima pasar, namun dalam

penggarapan album, mereka tidak melibatkan major label atau perusahaan rekaman

yang telah memiliki nama. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari

yang dipasar atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya pangsa pasar

tersendiri terhadap jenis lagu yang disodorkan (Resmadi, 2008: 10)

Kadang ada yang salah paham dengan istilah musik indie atau band indie,

menyangka indie adalah salah satu aliran atau genre musik. Band indie memiliki

prinsip yang kuat dan mengakar dalam sebuah idealisme bermusik, kreatif, bebas

mengeluarkan ide-idenya dan memilih jalurnya sendiri tanpa terikat dari sisi komersil

(mayor label) atau boleh dikatakan keluar dari jalur mainstream musik. Mendanai dan

memanage bandnya sendiri sehingga kadang jarang yang memiliki link pemsaran

yang kuat. Mengenai aliran atau genre musik yang dipilih, itu sesuai dengan

idealisme mereka masing-masing. Ada yang pop, rock punk, pop punk, metal, blues,

atau alternatif lainnya, karena it’s cool to be different itulah kadang ada sebagian

orang yang mengatakan band indie adalah band yang tidak ada arah tujuan dalam

bermusik.

Dalam perkembangannya dewasa ini, banyak kreasi-kreasi dari musisi-musisi

indie yang mempunyai wadah dengan membentuk sebuah komunitas indie. Yang

mana ini sangat menguntungkan bagi perjalanan ke depan mereka dalam bermusik.

Banyka sekali media yang digunakan dalam memasarkan atau mendistribusikan

karya-karya mereka. Contohnya melalui reverbnation, twitter, bandcamp, festival-

festival musik (indiefest) dan lain sebagainya. Karena tidak terikat dan tidak diterget

dengan penjualan yang harus sekian copy layaknya major label, band indie merasa

diri mereka tanpa beban dalam berkreasi.

4

Band indie bermula dari kesulitan dari beberapa group musik yang memiiki

idealisme dalam bermusik untuk memasuki dapur rekaman karena benturan

kepentingan antara pemilik perusahaan rekaman dan idealisme dalam bermusik dari

group band itu sendiri. Beberapa dari perusahaan rekaman beranggapam bahwa aliran

musik tersebut tidak dapat dinikmati masyarakat, tidak mempunyai mutu dan tidak

mengikuti pasar musik yang ada sekarang. Salah satunya aliran musik pop punk yang

lebih memilih jalur indie karena musik yang mereka bawakan mempunyai pasar

tersendiri dan mempunyai idealisme yang berbeda dengan jenis musik yang lain.

Pengamat musik Bens Leo mengatakan:

Musik rock dan band indie tak akan mati, sebagaimana panggung musik

rock tak akan mati. Kini saatnya bagi band indie menunjukkan segala

potensi dan kemampuan. Jangan meniru band-band independen senior

yang gagal, tanpa karya, dan tanpa apresiasi. Menjadi band indie itu

mudah, tetapi jadi band indie yang „sukses‟ itu memang butuh

perjuangan panjang, keringat, usaha dan kerja keras serta modal dan

kesempatan sebagai pendukungnya(dalam spitupupup.blogspot.com).

Dalam band indie sendiri juga dikenal beberapa event atau Gigs sebut saja seperti

event metal, event hardcore, event pop punk, dan gigs-gigs lainnya. Pada evnet atau

gigs yang diselenggarakan memiliki beberapa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

oleh penikmatnya atau penonton seperti stage diving, moshing dan masih banyak

lainnya

Masyarakat lebih mengenal adanya musik dengan aliran punk. Punk merupakan

sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu

dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk

merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena

mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau

genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang

mencakup aspek sosial dan politik.

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah

terhadap industri musik yang saat itu didominasi oleh musisi rock mapan, seperti The

Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada

rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk

lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu

punk menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan

5

hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat,

pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Pop punk adalah musik fusi genre yang menggabungkan unsur-unsur punk rock

dengan musik pop, untuk derajat yang bervariasi. Allmusic menggambarkan genre

sebagai untai rock alternatif, yang biasanya menggabungkan melodi pop dengan

tempo cepat punk, perubahan akord dan gitar keras. About.com menggambarkan

band pop punk kontemporer sebagai memiliki “kemilauan radio bersahabat dengan

musik mereka, tapi masih mempertahankan banyak dari kecepatan dan sikap punk

rock klasik”. Hal ini tidak jelas kapan istilah pop punk pertama kali digunakan. Tapi

pop-rock punk dipengaruhi sudah ada sejak pertengahan sampai akhir 1970-an. Awal

penggunaan istilah pop punk muncul dalam sebuah artikel 1977 New York Times,

"Cabaret: Kedengarannya Tom Petty's Pop Punk Rock membangkitkan dari 60-an”.

Pada pertengahan 1990-an, California band pop punk Green Day. dan The Offspring,

yang kemudian diikuti oleh Blink-182 yang cukup fenomenal, semua akan mencapai

sukses komersial di seluruh dunia. Dari pertengahan 1990-an dan seterusnya,

beberapa band yang berhubungan dengan genre telah digambarkan sebagai "punk

bahagia". Dan hingga saat ini telah banyak band-band diseluruh dunia yang

mengusung aliran pop punk (Fadel: 2012,

http://fadel26.blogspot.com/2012/03/aliran-musik-pop-punk.html).

Pop punk sekarang telah sering menghiasi musik-musik anak remaja di

Indonesia. Kebanyakan aliran ini sering di pakai oleh band-band dari kalangan indie

label. Sebut saja grup band dari bandung yaitu Alone At Last dan Rocket Rockers.

Band tersebut sedikit mengambil genre musik pop punk untuk menghiasi musik

mereka. Memang benar kalau musik punk itu gak pernah mati atau "punk not dead".

Genre aliran pop punk ini bisa di sebut sebagai salah satu genre turunan atau

perkembangan jaman dari musik punk. Kalau bisa di bilang pop punk itu anak dari

aliran musik punk rock atau cucu dari aliran musik rock n roll yang di hadirkan dari

generasi 1950 akhir sampai 1960an.

Jika dalam genre lain harmoni teramat penting tapi tidak untuk genre musik pop

punk ini. Bangunan dari genre musik ini terdiri dari banyaknya "gunung" dan

"lembah", jadi para pendengar musik pop punk ini menjadi terhanyut dalam

emotional. Suasana musik ini yaitu pada bagian intro dan awal berharmoni lambat

6

dan tenang tiba-tiba berubah menjadi beat cepat dan tidak karuan, lalu kembali

menjadi bertempo lambat dan tenang dan seterusnya bagaimana kreativitas mereka

bermusik saja dan sampai berhenti dan selesai lagu tersebut di nyanyikan. Musik pop

punk merupakan revitalisasi dari kekuatan jenis musik rock n roll, dan buat

penggemarnya genre ini dapat menimbulkan energi tertentu.

Gambar 1.1.1

Gambar : Salah satu band indie Goodbye HighSchool

Band indie tidak hanya terlepas dari karya-karya mereka yang berada diluar

mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris tetapi band indie juga

dapat dilihat dari gaya hidup mereka berjiwa bebas dan tidak mau bergantung sama

orang lain. Hal ini sama dengan slogan yang mereka usung yaitu Do It Yourself!.

Apalagi personel dari band ini yang masih tergolong mahasiswa,sehingga gaya hidup

mereka masih tergolong bebas dan tak mementingkan orang lain.

Terutama bagi seluruh personel band indie yang masih berstatuskan mahasiswa.

Mahasiswa sebagai konsumen atau pengguna memang memiliki karakteristik

tertentu. Karakteristik ini diantaranya adalah gaya hidup. Gaya hidup merupakan

gambaran bagi setiap orang dimana seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam

masyarakat disekitarnya. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan

perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin

canggihya teknologi, maka semakin berkembang luas pula perepana gaya hidup oleh

7

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup juga dapat memberikan pengaruh

positif atau negatif bagi yang menjalankannya, itu tergantung pada bagiamana orang

tersebut.

Menurut Amstrong, gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang

dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau

mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan

keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseoran ada 2

faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasa dari luar

(eksternal).

Gaya hidup bisa diartikan pada pola konsumsi dan penggunaan (barang dan

benda simbolis) yang diasosiasikan dengan kelompok atau kelas sosial yang berbeda-

beda. Sementara dalam pendekatan kajian budaya, gaya hidup dapat di pahami

sebagai sebuah fokus pada identitas sebuah kelompok atau individu tertentu (Srinthil,

2007: 128). Cara sesorang individu mengekspresikan dirinya melalui serangkaian

pilihan bermakna terhadap produk atau pola perilaku tertentu- sebagai kode-kode

simbolis- dari sekian banyak kemungkinan.

Ditambah lagi dengan band indie goodbye high school merupan band perantauan

dari Sumatera Barat kota padang, yang terkenal masih tabu akan banyak hal dan gaya

hidup masyarakat disana berbanding terbalik dengan gaya hidup masyarakat yang

tinggal di kota besar seperti Bandung.

Hal ini ditegaskan dalam jurnal yang berjudul gaya hidup remaja pedesaan

bahwa:

Perubahan gaya hidup pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia

remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui

eksistensunya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan

itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya

itu menyebabkanremaja beruhsa untuk mengikuti berbagai atribut gaya hidup

yang sedang in. Remaja dalam perkembangannya dan emosinya masih

memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih

penting) dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yamg menjadi

idola para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja

keras dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada

kepopulerannya (Hastuti & Sudarwati, 2007: 70).

8

Dengan adanya fakta-fakta yang ada di atas menunjukkan bahwa gaya hidup

band indie Goodbye HighSchool menarik untuk dibahas lebih lanjut. Untuk itulah

penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana budaya dan pola hidup

personil band indie Goodbye HighScool.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut, “bagaimana budaya dan

pola hidup group band indie?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuannya yaitu, untuk mengetahui bagaimana budaya dan

pola hidup group band indie.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini kelak diharapkan menjadi rujukan dan masukan bagi

peneliti dibidang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan budaya dan pola hidup

band indie dan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan ilmiah

mengenai etnografi komunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktisi

Penelitian ini mengenai kelompok pergaulan di tinjau dari budaya dan

pola hidup band indie dapat memberikan informasi bagi remaja dalam memahami

hubungan komunikasi di antara kelompok band indie, diharapkan hasil penelitian

ini dapat sebagai informasi tambahan bagi penelitian berikutnya.

1.5 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian berfungsi agar penulis sudah memiliki gambaran apa-apa saja

yang perlu dilakukan untuk memulai penelitian ini hinggan penyusunan laporan

akhir.

Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan pra penelitian

a. Mengangkat fenomena yang sedang terjadi saat ini.

9

b. Memilih lokasi penelitian.

c. Mengajukan teme penelitian sesuai dengan PEDAK Ilmu Komunikasi

FKB.

d. Menentukan informan.

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap penelitian

a. Penampilan peneliti

Penulis akanmenyesuaika penampilannya dengan situasi latar penelitian,

salah satunya cara berpakaian.

b. Pengenalan hubungan penulis dilapangan

Penulis akan membina hubungan akrab dengan subjek penelitian serta

situasi yang mendukungnya.

c. Jumlah waktu penelitian

Pembagian waktu pada saat penelitian akan digunakan seefektif dan

seefisien mungkin dengan informan di tempat.

d. Mencatat data

Penulis akan mencatar berbagai data mulai dari observasi, wawancara,

hingga analisis dokumen yang dimiliki oleh subjek penelitian.

3. Tahap analisi data

a. Deskripsi/ orientasi informasi

Mengumpulkan berbagai data yang didapat pada saat melakukan

penelitian.

b. Reduksi/ fokus data

Mengumpulkan data sesuai dengan fokusnya agar memudahan penulis

untuk melakukan ke tahap selanjutnya.

c. Seleksi data

Setelah melakukan deskripsi dan reduksi, data-data tersebut

diseleksi untuk dimasukkan ke dalam laporan akhir penelitian.

10

4. Hasil akhir berupa penulisan laporan penelitian

Gambar 1.5

Tahapan Penelitian

Sumber : Moleong (2012: 127-145) dan peneliti.

Tahapan Pra Penelitian

a. Mengangkat fenomena yang sedang terjadi.

b. Memilih lokasi penelitian.

c. Mengurus perijinan penelitian.

d. Mengajukan tema penelitian.

e. Menyusun rancangan penelitian.

f. Menentukan responden.

g. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

Tahapan Penelitian

a. Penampilan peneliti.

b. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan.

c. Jumlah waktu penelitian

d. Mencatat data

Tahap Analisis Data

a. Deskripsi / orientasi Informasi

b. Reduksi / fokus data

c. Seleksi data

Hasil akhir berupa Penulisan Laporan Penelitian

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Agar mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, Peneliti menggunakan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan, mulai dari skripsi, jurnal

nasional dan jurnal internasional. Penelitian sebelumnya akan diuraikan dengan

tujuan untuk mengetahui perbedaan unit analistis yang diteliti. Literature review

beberapa penelitian yang berkaian tentang budaya dan pola hidup yang terjadi dalam

kelompok yang dirangkum peneliti dalam tabel dibawah ini sebagai berikut:

12

Literature Judul Peneliti Sumber Hasil Perbedaan

Literature

Review 1

(Journal,

2009)

Hubungan

Konformitas dengan

Gaya Hidup Konsumtif

Dalam Membeli

Pakaian Merek Luar

Negeri Pada Remaja

Surabaya

Retno

Novitasari

http://digi

lib.umm.a

c.id/files/

disk1/320

/jiptummp

p-gdl-s1-

2009-

retnonovit

-15982-

Pendahul-

n.pdf.

Adanya hubungan

positif dan sangat

sugnifikan antara

konformitas dengan

gaya hidup konsumtif

dalam membeli

pakaian merek luar

negeri.

Penelitian ini

menggunakaan metode

kuantitaif untuk

mengetahui hasil dari

penelitiannya.

Literature

Review 2

(Journal, 2003 )

“Cultural Studies”

dalam Ilmu

Komunikasi: Suatu

Pengantar

Santi Inda

Astuti

Perpustak

aan TEBS

Cultural studies

menghadirkan

fenomena dan juga

perspektif baru dalam

ilmu komunikasi.

Penelitian ini meneliti

tentang kajian budaya

yang menjadi hal baru

di dunia ilmu

komunikasi, kaitannya

13

Jurnal ini

mengungkap

bagaimana cultural

studies mampu

emberi makna pada

simbol-simbol atau

tanda-tanda yang

dikomunikasikan

oleh sebuah subjek

dengan perbedaan-

perbedaan sudut

pandang penelitian

budaya terdahulu.

Literature

Review 3

(Journal, 2011)

Studi Media dan

Budaya Populer

Dalam Perspektif

Modernisasi dan

Postmodernisasi

Muh. Hanif ejournal.s

tain

purwokert

o.ac.

id

Jurnal ini

menjelaskan tentang

perkembangan media

dari waktu ke waktu,

kemudian munculnya

budaya baru akibat

konstruksi dari media

tersebut. akan tetapi,

ternyata kemunculan

budaya bukan hanya

akibat dari peran

Objek dari penelitian ini

adalah media yang

banyak menampilkan

iklan, dikaji dengan

studi media dan juga

kajian budaya.

14

sosialisasi pesan dari

media massa,

melainkan terdapat

kepentingan kaum

kapitalis yang

menawarkan

kebutuhan palsu

dalam iklan-iklan

media. Srhingga

masyarakat sulit

membedakan yang

mana keinginan dan

mana kebutuhan,

akhirnya menjadikan

masyarakat sebagai

masyarakat

konsumtif.

Literature

Review 4

Iklan dan Budaya

Popular: Pembentukan

identitas ideologis

Dwi Ratna

Aprilia

Perpustak

aan.uajy.a

c.id

Bagaimana media

massa membentuk

wanita untuk menjadi

Objek dari penelitian ini

wanita-wanita yang

menjadi “korban iklan”

15

(Journal,

2012)

Kecantikan

Perempuan oleh Iklan

cantik dengan

produk-produ yang

diklankan di media

massa.

Kesimpulannya,

media massa dapat

membentuk budaya

populer bar yang

mempengaruhi

wanita sebagai

makhluk yang

konsumtif untuk

menjadi cantik

dengan kriteria-

kriteria yang

dikonstruksi oleh

media massa itu

sendiri. Iklan

mrupakan cerminan

budaya populer, dan

terhadap iklan-iklan

yang ditayamgkan di

media massa, sehingga

dapat diketahui

mhubungan antara

media massa dengan

budaya massa atau

budaya populer.

16

juga penemu budaya

populer

Literature

Review 5

( Journal,

2004)

Konstruksi Realitas

dan manajemen

komunikasi Pengemis.

Engkus

Kuswarno

Jurnal

komunika

si &

informasi

Vol 3, No

2,

Oktober

2004

Hasil penelitian

adalah pengemis

mengkonstruksi

realitas sosial

kehidupan

berdasarkan sudut

pandang mereka

sendiri. „Profesi‟

pengemis bukan

sebuah pilihan

terakhir namun juga

sesuai harapan

pribadi. Motif utama

adalah untuk

bertahan hidup,

konsep diri yang

dimiliki tentang

mengemis positif,

.penelitian

mengungkapkan realitas

dan manajemen

komunikasi pengemis

17

serta ada „aturan‟

tersendiri dalam

mengemis yang

disepakati bersama.

Komunikasi dikelola

sedemikian mungkin

untuk mendapatkan

kesan seperti yang

diharapkan dimata

(calon) dermawan.

Literature

Review 6

(Skripsi ,

2012)

Konstruksi dan

Reprensentasi Gaya

Hidup Muslimah

Perkotaan: Studi

Kasus pada Hijabers

Community

Ayu Agustin

Nursyahbani

Lontar.ui.

ac.id

Gaya hidup Hijabers

Community

menonjolkan prestise

dan keislaman yang

moderat dengan

terindikasi adanya

gaya hidup „leissure

time‟.

Hasil penelitian lebih

menekankan pada gaya

hidup Hijabers

Community.

18

Literature

Review 7

(Skripsi,

2012)

Pola Komunikasi

Virtua di Dalam

Komunitas Online

game (Penelitian

Kualitatif Tentang

Pola Komunikasi

Virtual di Dalam

Komunitas Online

Game Point Blank

“Heyholet’sgo)

Anggi

Rahmadansyah

Putra

Perpustak

aan TEBS

Meneliti tentang

bagaimana omunikasi

virtual yang teradi

dalam kelompok

maya yang tergabung

dalam satu komunitas

game online.

Interaksi dan

komunikasi yang

terjadi dalam

kelompok ini demi

mencapai tujuan

anggota

kelompoknya. Hasil

yang diperoleh

adalah 9 orang dari

30 orang dalam

komunitas game

online ini terdapat

alasan yang berbeda

dari masing-masing

individu mengapa

memilih bermain

game online

Objek penelitian ini

adala komunitas online

game point blank

19

Literature

Review 8

(Skripsi, 2007)

Proses Pencarian

Identitas Diri pada

Remaja Mualaf; Studi

Kualitatif

Fenomenologi

Ninin Kholida

Mulyono

Eprints.un

dip.ac.id

Proses pencarian

identitas diri

melibatkan sejumlah

interaksi seperti;

faktor kognitif dan

faktor psikologis

Sementara motif

yang melandasi yaitu:

Motif intelektual,

Motif afeksiona,

Motif transedental.

Konsep diri yang

terjadi adalah

Konstruktis yaitu

remaja mualaf

mencapai identitas

diri yang optimal dan

Dekonstruktif yaitu

menimbulkan

kebimbangan pada

Penelitian ini lebih

menekankan oada

proses konversi agama

di kalangan remaja,

motif yan mendasari

dan identitas diri yang

dicapai oleh remaja

mualaf.

20

remaja mualaf.

Literature

Review 9

(Skripsi,2012)

Fenomena Coffe Shop

Sebagai Gejala Gaya

Hidup Baru Kaum

Muda

Elly Herlyana http://jour

nal.uin-

suka.ac.id

/thaqafiyy

at/article/

download

/115/pdf

Hasil kajian

berdasarkan teori

perkembangan dan

“akhlak islam ini”

menunjukkan bahwa:

karakteristik remaja

yang cenderung

berlaku impulsif,

senang menjadi pusat

perhatian, cenderung

ikut-ikutan, dan peka

terhadap inovasi-

inovasi baru menjadi

pendukung

kecenderungan gaya

hidup hedonis. Gaya

hidup seperti ini

merupakan wujud

ekspresi dari perilaku

Hasil lebih menekankan

pada gejala gaya hidup

kaum muda dengan

kajian ilmu agama

islam.

21

eksperimental yang

dimiliki remaja untuk

mencoba sesuatu

yang baru. Perilaku

yang lebih dominan

pada kesenangan

hidup daripada

kegiatan belajar.

Literature

Review 10

(Skripsi,2013)

Studi Etnografi

Kesenian Palang Pintu

Sanggar Betawi Gaya

Bang Ben‟s Rawa

Belong Jakarta Barat

Sebagai Proses Kreatif

Iklan TV Pelestariaan

Kebudayaan Betawi

Syaiful Amien http://digi

lib.eseal.a

c.idunggu

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

kebudayaan Betawi

pada Unsur kesenian

palang pintu, apakah

itu kesenian palang

pintu dan mengetahui

apakah kesenian

palang pintu

mengalami krisis

eksistensi di tengah

Objek penelitian ini

adalah kesenian palang

pintu sanggar betawi

22

perkembangan kota

metropolitan dan

membuat proses

kreatif iklan TV

pelestariaan kesenian

betawi.

Literature

Review 11

(Skripsi, 2008)

Persepsi Masyarakat

Tentang Gaya Hidup

Anak Band di Kota

Mojokerto

Yudha Budi

Ciphariyono

http://dig

ilib.umm.

ac.id/gdl.

php?mod

=browse

&op=rea

d&id=jipt

ummpp-

gdl-s1-

2009-

yudhabu

dic-

15907&P

HPSESS

Persepsi masyarakat

yang mendukungdan

tidak mendukung

akan gaya hidup anak

band di kota

Mojokerto

Penelitian ini

menggunakan metode

penelitian kualitatif

dengan pendekatan

studi kasus.

23

ID=42d6

ee65b82

7a38f449

56092d2

8ba985

Literature

review 12

(Jurnal,

2010)

The D.I.Y Artist: Issues

Of Sutainability Within

Local Music Scenes.

Paul G. Oliver http://eme

raldinsigh

t.com/jour

nals.htm?i

ssn=0025-

1747&vol

ume=48&

issue=9&

articleid=

1891086

&show=p

df,

Penelitian ini

memberikan

pemahaman filosofis

budaya DIY, DIY

etika dan Artis DIY.

Postmodernisme

membantu untuk

menggambarkan

lingkungan (adegan

musik lokal) yang

yang menghuni

adegan musik lokal

(artis DIY) melalui

pemahaman budaya

DIY dengan

Penelitian ini memberi

pemahaman tentang

filosofi budaya DIY,

DIY etika dan artis

DIY. Bukan membahas

tentang makna dan

simbol dari kebudayaan

itu sendiri.

24

menggunakan alat di

tangan untuk menjadi

sangat kreatif.

Pengembara adalah

contoh yang berguna

dalam deskripsi

tentang bagaimana

seniman DIY bekerja

dan bertahan dalam

adegan musik lokal.

Literature

review 13

(Jurnal,2001 )

Music Marketing:

Music Consumption

Imageryin The Uk And

New Zealand.

Brett A.S.

Martin,

Celeste A.

McCracken

http://eme

raldinsigh

t.com/jour

nals.htm?i

ssn=0736-

3761&vol

ume=18&

issue=5&

articleid=

856398&s

Penelitian ini adalah

bahwa distribusi

video dikumpulkan

miring ke arah pop

dan musik rap.

Namun, mengingat

bahwa televisi NZ

seperti MTV dan

tidak memiliki musik

video menunjukkan

Penelitian ini membahas

tentang gendre musik

dan memasarkan musik

di berbagai jenis musik.

25

how=pdf dikhususkan untuk

spesifik genre, ini tak

dapat dihindari.

Penelitian kami

menunjukkan

berbagai jalan untuk

penelitian di masa

depan. Sebuah

pertanyaan penting

adalah apakah berat

diberikan kepada

berbagai sumber citra

konsumsi untuk

subkultur genre yang

berbeda berbeda oleh

budaya.

Literature

review 14

(Jurnal, 2011)

Musical Identity and

Social Change:

Articulating the

National and The

Emilia Barna http://ww

w.united-

academics

.org/journ

al/wp-

content/u

Scene indie muncul

melawan ideologi

yang disebutkan

birism melalui

Objek penelitian ini

adalah indie music

scene

26

Translocal in

Hungary‟s Indie Music

Scene

ploads/20

12/08/Arti

cle-

Four_Emi

lia-

Barna_Hu

ngary-

Indie-

scene1.pd

f

merangkul

keterbukaan terhadap

pengaruh

internasional, ini

tidak berarti bahwa

heteronmous tersebut

menjadi sikap

wacana indie yang

dirayakan. Sikap ini

tampaknya

membendung banyak

selera musik sebagi

strategi pemasaran

yang hubungannya

disengaja.

27