bab i pendahuluan 1. latar...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial akan berinteraksi dengan sesamanya menggunakan bahasa. Seiring dengan berkembangnya manusia sebagai pengguna bahasa, maka bahasa sebagai alat komunikasi yang universal pun mengalami perkembangan. Hal ini lebih disebabkan karena salah satu sifat bahasa yang dinamis, artinya bahwa bahasa tidak terlepas dari berbagai kemungkinan untuk berubah karena waktu dan perkembangan zaman (Setiawan, 2014: 1) Berkembangnya teknologi dan informasi sangat berpengaruh pada pola interaksi manusia. Berdasarkan peranannya sebagai media dalam berkomunikasi, pola interaksi yang menggunakan bahasa sebagai medianya yang digunakan untuk membicarakan suatu topik dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang melibatkan pelaku interaksi itu sendiri, sekurang kurangnya satu penutur dan satu mitra tutur disebut dengan istilah percakapan. Percakapan akan dianggap berhasil jika mitra tutur menangkap pesan yang disampaikan oleh penutur (Harared, 2014: 1) Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan yang tidak beraturan dan tidak terstruktur. Pada kenyataannya, sebuah percakapan memiliki hal-hal yang perlu diperhatikan sehingga dapat disebut sebagai sebuah percakapan. Percakapan dapat dimasukkan dalam kategori tindak tutur juga, misalnya menyapa, mengucapkan selamat, mengomentari,

Upload: phamxuyen

Post on 14-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial akan berinteraksi dengan sesamanya

menggunakan bahasa. Seiring dengan berkembangnya manusia sebagai pengguna

bahasa, maka bahasa sebagai alat komunikasi yang universal pun mengalami

perkembangan. Hal ini lebih disebabkan karena salah satu sifat bahasa yang

dinamis, artinya bahwa bahasa tidak terlepas dari berbagai kemungkinan untuk

berubah karena waktu dan perkembangan zaman (Setiawan, 2014: 1)

Berkembangnya teknologi dan informasi sangat berpengaruh pada pola

interaksi manusia. Berdasarkan peranannya sebagai media dalam berkomunikasi,

pola interaksi yang menggunakan bahasa sebagai medianya yang digunakan untuk

membicarakan suatu topik dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang

melibatkan pelaku interaksi itu sendiri, sekurang – kurangnya satu penutur dan

satu mitra tutur disebut dengan istilah percakapan. Percakapan akan dianggap

berhasil jika mitra tutur menangkap pesan yang disampaikan oleh penutur

(Harared, 2014: 1)

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah

sebuah tuturan yang tidak beraturan dan tidak terstruktur. Pada kenyataannya,

sebuah percakapan memiliki hal-hal yang perlu diperhatikan sehingga dapat

disebut sebagai sebuah percakapan. Percakapan dapat dimasukkan dalam kategori

tindak tutur juga, misalnya menyapa, mengucapkan selamat, mengomentari,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

2

mengundang, meminta, menolak, berjanji, mengucapkan selamat tinggal, dan

lain-lain (Finnegan dkk, 1992: 316).

Seorang penutur dan lawan tuturnya akan saling bercakap-cakap dalam

sebuah percakapan. Masing-masing akan saling dipengaruhi oleh pembicaraan

sebelumnya sehingga proses percakapan dapat terus berlangsung dan berlanjut.

Jadi, sebuah percakapan merupakan suatu kombinasi dari banyak tuturan yang

diucapkan dan tuturan-tuturan tersebut saling berhubungan antara satu dengan

yang lain.

Percakapan merupakan salah satu jenis wacana yang akan selalu menarik

apabila dikaji. Hal tersebut disebabkan karena dalam sebuah wacana percakapan,

berbagai macam aspek dapat digali dan diteliti. Aspek-aspek tersebut dibagi

menjadi bentuk dan pola.

Dilihat dari aspek bentuknya, wacana percakapan dibagi menjadi dua,

yaitu wacana dialog dan wacana percakapan itu sendiri. Wijana (1995: 330)

menyebutkan bahwa wacana dialog melibatkan dua orang sebagai partisipan

dalam percakapan. Sementara sebuah percakapan melibatkan dua orang atau

lebih. Berikut adalah contoh wacana dialog dalam strip komik Baby Blues.

(Baby Blues, 4 Januari 2014)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

3

Wanda: This year I‟m going to lose ten pounds.

„Tahun ini aku akan menurunkan berat badan sebanyak sepuluh

pon‟

Darryl : Go for it, girl.

„Lakukanlah‟

Wanda : And read a book a week.

„Dan membaca sebuah buku dalam satu minggu‟

Darryl : You can do it.

„Kamu pasti bisa melakukannya‟

Wanda : And be more patient with the kids.

„Dan lebih sabar menghadapai anak-anak‟

Darryl : Now you‟re starting to sound a little nuts.

„Sekarang kamu mulai terdengar gila‟

Contoh di atas merupakan contoh wacana percakapan menurut bentuknya yang

disebut wacana dialog, dimana dalam proses percakapan hanya melibatkan dua

orang (partisipan) saja, yaitu Wanda dan suaminya, Darryl.

Sementara dari aspek polanya, wacana percakapan mempunyai pola atau

organisasi tersendiri. Menurut Wijana (1995:329) dalam wacana dialog,

organisasi tersebut dimulai dari inisiasi (ketika penutur memulai percakapan),

respon (ketika lawan tutur memberikan tanggapan), dan follow-up (ketika penutur

memberikan tindak lanjut atas jawaban lawan tutur). Sedangkan dalam organisasi

wacana percakapan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu giliran berbicara (turn-

taking), pasangan berdampingan (adjacency pairs), dan tahapan percakapan

(sequence) (Cutting, 2008: 26-29). Dari sini dapat disimpulkan bahwa organisasi

yang kompleks dapat ditemui dalam sebuah proses percakapan yang terjadi secara

alamiah.

Penutur dan mitra tutur dalam suatu proses percakapan biasanya dituntut

untuk saling bekerja sama dalam membangun sebuah percakapan yang baik dan

lancar demi menghasilkan komunikasi yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

4

suatu percakapan akan berjalan dengan baik apabila setiap pemakai bahasa

memperhatikan serta menerapkan prinsip – prinsip yang berlaku dalam

berkomunikasi. Grice dalam (Thomas, 1995: 62) mengemukakan sebuah prinsip

yang dikenal dengan prinsip kerja sama dan empat buah maksim yang menunjang

prinsip tersebut. Keempat maksim tersebut antara lain; maksim kuantitas, maksim

kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan.

Namun pada kenyataannya, keberadaan prinsip kerja sama dengan

beberapa macam maksim di dalamnya tersebut seringkali dilanggar atau pun

dikesampingkan penggunaannya. Hal inilah yang disebut sebagai pelanggaran

prinsip kerja sama. Pelanggaran tersebut memiliki beberapa fungsi, salah satunya

adalah untuk menimbulkan kelucuan atau humor. Percakapan dengan kelucuan di

dalamnya dapat kita temui dalam berbagai media, misalnya dalam komedi situasi,

kartun, karikatur ataupun dalam bentuk komik. Dalam penelitian ini, akan dipilih

wacana percakapan dalam strip komik. Istilah strip komik (comic strip) merujuk

pada, “a short series of amusing drawings with a small amount of writing which is

usually published in a newspaper” (Cambridge, 2003:239). Sejarah strip komik

berawal dari temuan broadsheet oleh Kunzle (1973) di Eropa. Selanjutnya,

Kunzle (1973:6) menggolongkan broadsheet sebagai cerita bergambar (picture

story) yang disebutnya sebagai strip komik awal (early comic strip).

Dalam perkembangannya, strip komik dapat ditemui di hampir setiap

media massa, seperti majalah, surat kabar, atau tabloid. Tidak hanya di media

cetak, akan tetapi strip komik juga dapat dibaca atau dinikmati di situs resmi yang

sengaja dibuat untuk para peminat strip komik. Seperti telah disebutkan

sebelumnya, dalam strip komik dapat ditemui pelanggaran prinsip kerja sama

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

5

dalam percakapannya. Tujuan utama pelanggaran atas prinsip kerja sama tersebut

adalah untuk menimbulkan kelucuan dalam strip komik yang ditampilkan.

(Baby Blues, 17 April 2014)

Hammie : Mom, can we get a real baby chick for Easter?

„Bu, apakah kita boleh memiliki anak ayam untuk

Paskah?‟

Mom : Sure, I love chicken poop.

„Tentu saja, aku suka kotoran ayam‟

Hammie : She said „yes‟.

„Ibu bilang „iya‟‟

Zoe : Hammie, she was being sarcastic.

„Hammie, Ibu itu menyindirmu‟

Hammie : I knew that!

Now, what should I name my chick?

„Aku tahu itu! Sekarang, aku harus menamai anak ayamku

apa?‟

Zoe : How about „clueless‟?

„Bagaimana kalau „tidak paham‟ (clueless)‟

Dari contoh strip komik di atas, dapat dilihat pelanggaran prinsip kerja

sama, yaitu maksim relevansi. Ketika Hammie meminta anak ayam kepada ibunya

saat Paskah. Dan kemudian ibunya menjawab bahwa dia suka kotoran ayam.

Kemudian Hammie menceritakan kepada kakaknya, Zoe, kalau ibunya bilang

„iya‟ atau menyetujui permintaannya untuk memiliki seekor anak ayam. Zoe

berusaha menjelaskan bahwa ibunya itu menggunakan bahasa sindiran kepada

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

6

Hammie. Kemudian Hammie menjawab bahwa dia mengetahui hal tersebut.

Selanjutnya, Hammie bertanya kepada Zoe anak ayamnya itu harus diberi nama

apa dan Zoe menjawab „clueless‟ yang artinya tidak paham.

Selain berfungsi untuk menciptakan kelucuan dalam sebuah strip komik,

ternyata pelanggaran atas prinsip kerjasama juga memiliki fungsi pragmatis

tersendiri. Searle via Leech (1993: 164) menggolongkan fungsi tindak tutur

menjadi lima, yaitu: asertif (assertive), direktif (directive), ekspresif (expressive),

komisif (commisive) dan deklaratif (declarative). Jadi, setelah mengetahui

berbagai tipe wacana dialog dan menganalisis percakapan serta apa saja

pelanggaran atas prinsip kerja sama yang muncul di dalamnya, selanjutnya akan

dibahas lebih lanjut tentang fungsi pragmatis dari pelanggaran tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih objek penelitian berupa strip komik

online berjudul Baby Blues. Strip komik ini diciptakan oleh Rick Kirkman dan

Jerry Scott sejak 7 Januari 1990 dan didistribusikan oleh perusahaan King

Features Syndicate sejak tahun 1995. Strip komik ini menceritakan keseharian

keluarga MacPherson yang memiliki 3 orang anak. Keluarga MacPherson adalah

tokoh utama dalam strip komik ini, sedangkan pada beberapa cerita yang lain,

muncul tokoh-tokoh tambahan yang lainnya. Keluarga MacPherson terdiri dari

Darryl MacPherson, sang ayah, seorang manajer pada suatu perusahaan. Wanda

MacPherson adalah tokoh ibu dalam strip komik ini, awalnya adalah seorang

wanita yang bekerja, tetapi kemudian meutuskan untuk mengurus anak di rumah.

Selanjutnya tokoh anak-anak dalam keluarga MacPherson adalah Zoe

MacPherson (10 tahun), Hamish MacPherson (7 tahun), dan Wren MacPherson (1

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

7

tahun). Karena pada dasarnya strip komik ini menceritakan tentang kehidupan

sehari-hari tokohnya, maka mungkin sekali ditemui berbagai tipe-tipe wacana

dialog ataupun percakapan di dalamnya. Tidak jarang pula terdapat pelanggaran

atas prinsip kerjasama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerita pada strip

komik tersebut dan pastinya pelanggaran tersebut memiliki fungsi pragmatisnya

tersendiri. Karena alasan-alasan tersebut itulah, peneliti tertarik untuk meneliti dan

menganalisis wacana percakapan dalam strip komik Baby Blues.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian latar belakang di

atas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah jenis-jenis wacana dialog dan bagaimanakah analisis wacana

percakapan yang terdapat dalam strip komik Baby Blues?

2. Apakah bentuk – bentuk pelanggaran atas prinsip kerja sama pada

percakapan dalam strip komik Baby Blues?

3. Bagaimanakah fungsi pragmatis pelanggaran prinsip kerja sama dalam

strip komik Baby Blues?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis-jenis wacana dialog dan menganalisis wacana

percakapan yang terdapat dalam strip komik Baby Blues.

2. Mendeskripsikan bentuk – bentuk pelanggaran atas prinsip kerja sama

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

8

pada percakapan dalam strip komik Baby Blues.

3. Menjelaskan fungsi pragmatis pelanggaran prinsip kerja sama pada

percakapan dalam strip komik Baby Blues.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya akan membatasi pada analisis wacana percakapan

yang terdapat dalam strip komik Baby Blues yang terbit setiap hari secara

online pada rentang waktu 1 Januari 2013 sampai dengan 30 September 2014.

Selain menganalisa wacana percakapan dalam strip komik Baby Blues, dalam

penelitian ini akan dibahas juga tentang bentuk-bentuk pelanggaran atas

prinsip kerja sama Grice serta fungsi pragmatis dari pelanggaran prinsip kerja

sama tersebut.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat, baik secara teoretis

maupun secara praktis.

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

yang berkaitan dengan tipe-tipe wacana dialog serta analisis percakapan.

Selain itu, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam kajian

ilmu pragmatik yaitu dapat menjelaskan adanya berbagai bentuk

pelanggaran prinsip kerja sama serta fungsi pragmatis dari pelanggaran

prinsip kerja sama tersebut dalam strip komik Baby Blues. Selanjutnya,

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

9

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi penelitian dalam

kajian pragmatik dengan objek penelitian yang berbeda.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi

pengetahuan tambahan tentang tipe-tipe wacana dialog serta analisis

percakapan, bentuk – bentuk pelanggaran atas prinsip kerja sama dan juga

fungsi pragmatis dari pelanggaran prinsip kerja sama tersebut.

6. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang terkait dengan komik pernah dilakukan oleh Wijana

(1995), yaitu analisis wacana kartun. Penelitian ini dituangkan dalam

penelitian tentang wacana humor dalam disertasi beliau “Wacana Kartun

dalam Bahasa Indonesia”. Wijana membahas tiga hal dalam desertasinya,

yaitu penyimpangan aspek pragmatik wacana kartun, pemanfaatan aspek-

aspek kebahasaan dalam wacana kartun, dan tipe-tipe wacana kartun. Pertama,

Wijana membahas penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan

dalam kartun. Kedua, beliau mengemukakan bahwa aspek kebahasan adalah

sumber kreativitas kartunis, misalnya aspek ortografis, aspek fonologis,

ketaksaan, metonimi, hiponimi, sinonimi, antonimi, eufemisme, nama, deiksis,

kata ulang, pertalian kata dalam frasa, pertalian elemen intraklausa, konstruksi

aktif pasif, pertalian antar klausa, dan pertalian antar preposisi. Ketiga, Wijana

menyebutkan tipe-tipe wacana, yaitu wacana non-monolog, wacana monolog,

dan wacana dialog. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

kartun, humor diciptakan semata-mata untuk mengkritik atau melecehkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

10

peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat, yang memiliki ciri-ciri

pemakaian bahasa yang berbeda bila dibandingkan dengan wacana lain.

Penelitian tentang analisis wacana percakapan juga pernah dilakukan oleh

Farahsani (2013) dalam tesisnya “Analisis Wacana Percakapan Dalam

Komedi Situasi The IT Crowd Seri 1”. Di sini Farahsani menyimpulkan bahwa

percakapan dalam komedi situasi termasuk dalam dialog kompleks dengan

satu pertukaran atau dialog kompleks dengan dua pertukaran atau lebih. Selain

itu, Farahsani juga menyebutkan bahwa terdapat hal-hal yang secara alamiah

mengganggu organisasi Conversation Analysis (CA) yang terdiri dari turn-

taking, adjacency pairs, dan sequences. Konteks sebagai dasar pemahaman

masing-masing penutur, dapat berupa konteks situasi, konteks pengetahuan

latar belakang, dan konteks ko-tekstual.

Terkait dengan pelanggaran prinsip kerja sama, Wirawati (2013), dalam

tesisnya berjudul “Pelanggaran Maksim Prinsip Kerja Sama Dan Maksim

Prinsip Kesopanan Dalam Seri House M.D.: Suatu Telaah Sosiopragmatik”,

menunjukkan bahwa pelanggaran maksim kerja sama pada tuturan House

mencakup semua maksim prinsip kerja sama Grice, yaitu maksim kuantitas,

maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Dalam penelitian ini

juga terdapat pelanggaran maksim prinsip kesopanan, yaitu pelanggaran

maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim

kerendahan hati dan maksim kesimpatian. Selain itu, Wirawati juga

memaparkan tentang implikatur yang timbul dari pelanggaran maksim kerja

sama adalah implikatur menghina, memberikan penjelasan, menyuruh atau

memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu, menolak, menuduh,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

11

meminta perhatian, berbohong, mempermainkan orang lain, menyindir, dan

mengancam.

Penelitian mengenai analisis komik pernah dilakukan sebelumnya,

diantaranya adalah Maryam (2014) dalam tesisnya “Analisis Wacana Humor

Dalam Kumpulan Komik Serial Mice Cartoon”. Dalam penelitian ini

ditemukan aspek-aspek pragmatik yang disimpangkan meliputi penyimpangan

prinsip kerja sama, penyimpangan prinsip kesopanan, serta penyimpangan

paramameter pragmatik. Sementara itu, dalam penelitian ini juga dipaparkan

aspek-aspek kebahasaan yang dimanfaatkan untuk menciptakan wacana

humor dalam Mice Cartoon. Hal terakhir yang dijelaskan dalam penelitian ini

adalah fungsi wacana humor, yaitu humor sebagai sarana kritik sosial, humor

sebagai kritik politik, humor untuk menyindir, humor untuk membingungkan

pembaca, humor untuk mengacaukan pemahaman pembaca, dan humor untuk

mengejek.

Setiawan (2014) dalam tesisnya “Analisis Percakapan Humor Dalam Strip

Komik Berbahasa Inggris Amerika”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

proses terjadinya humor dalam komik strip Amerika merupakan

penggabungan dari beberapa aspek, yaitu aspek kebahasaan, aspek ketaksaan,

serta pelanggaran prinsip kerjasama Grice. Selain itu, dalam penelitian ini juga

menjelaskan secara detail tentang komponen tutur dalam strip komik Amerika

tersebut dengan menggunakan teori SPEAKING oleh Hymes.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

mengenai analisis percakapan sudah pernah dilakukan sebelumnya sehingga

penulis berusaha untuk menggunakan jenis komik yang berbeda dari

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

12

penelitian sebelumnya. Komik yang dipergunakan oleh Maryam adalah

sebuah kumpulan komik berbahasa Indonesia sementara pada penelitian ini,

penulis menggunakan strip komik berbahasa Inggris berjudul Baby Blues.

Selain itu, penulis akan menambahkan juga pembahasan mengenai tipe-tipe

wacana dialog serta analisis percakapan dalam strip komik Baby Blues.

Sementara penelitian Setiawan, strip komik yang dipergunakan berbahasa

Inggris Amerika secara umum. Meskipun strip komik tersebut diambil dari

sumber yang sama (internet), akan tetapi strip komik yang dipergunakan

Setiawan memiliki tokoh karakter yang berbeda antara strip komik satu

dengan yang lainnya. Jadi, tidak fokus pada satu judul strip komik saja. Hal

yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Farahsani adalah tentang

objek penelitian, yaitu Farahsani menggunakan serial komedi situasi sebagai

objeknya, sementara penelitian ini menggunakan strip komik. Selain itu,

perbedaan juga ada pada bagian rumusan masalah, dimana penelitian ini tidak

akan membahas tentang konteks akan tetapi menambahkan pembahasan

tentang fungsi pragmatis dari pelanggaran atas prinsip kerja sama Grice.

Sehubungan dengan penelitian yang berkaitan tentang humor, pernah

dilakukan oleh Wijana dalam disertasinya. Wijana hanya mengkaitkan antara

humor dengan fungsi pragmatik dengan pembahasannya yang sudah sangat

lengkap. Namun, hal tersebut hanya sebatas pada kartun berbahasa Indonesia

saja. Sedangkan penyimpangan prinsip kerja sama juga sudah sering

dilakukan akan tetapi biasanya dengan objek penelitiannya adalah komedi

situasi atau film. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang analisis wacana percakapan, namun dengan menggunakan objek

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

13

kajian yang berbeda, yaitu strip komik berbahasa Inggris dan hanya fokus

pada satu judul strip komik saja, yaitu Baby Blues. Hal lain yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah hal-hal yang

akan dibahas, yaitu penulis berusaha menganalisis percakapan, termasuk di

dalamnya juga akan terdapat pembahasan tentang tipe-tipe wacana dialog.

Selain itu, penelitian ini juga berusaha untuk melengkapi pembahasan tentang

pelanggaran prinsip-prinsip kerja sama pada penelitian sebelumnya, yaitu

dengan menambahkan tentang fungsi pragmatis dari pelanggaran prinsip

kerjasama tersebut, khususnya yang terdapat dalam strip komik Baby Blues.

7. Landasan Teori

Dalam setiap penelitian, diperlukan landasan keilmuan yang

digunakan untuk menganalisis data dari penelitian tersebut. Apabila tidak ada

landasan keilmuan yang jelas, maka data yang ada akan sangat sulit untuk

dianalisis dan hasilnya pun akan sulit untuk dipertanggungjawabkan. Oleh

karena itu, pada penelitian ini penulis akan mempergunakan beberapa teori

sebagai landasannya.

7.1 Pragmatik

Dalam penelitian ini, pragmatik menjadi payung utama dari semua

landasan teori yang akan dipergunakan untuk menganalisis data penelitian.

Levinson (1983: 9) pernah menyampaikan definisi pragmatik yang sejalan

seperti yang disebutkan oleh Yule di atas. Menurut Levinson, pragmatik

adalah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa yang mengaitkan

kalimat-kalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat itu.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

14

Sehingga pragmatik dapat disebut pula sebagai sebuah kajian tentang

makna kontekstual yang mana arti dari sebuah tuturan akan sangat

bergantung kepada konteks saat tuturan tersebut berlangsung. Ringkasnya,

konteks sangat penting untuk menentukan maksud penutur dalam

berinterkasi. Sedangkan Yule (1996: 3) menyatakan bahwa pragmatik

merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan

ditafsirkan oleh penutur dalam konteks tertentu.

7.2 Analisis Wacana Percakapan

Seperti telah disinggung di bagian sebelumnya, aspek yang dikaji

dalam penelitian ini adalah analisis wacana percakapan. Namun penulis

akan mendefinisikan dialog dan percakapan terlebih dahulu. Menurut

KBBI (kbbi.web.id) dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk

percakapan antara dua tokoh atau lebih. Sedangkan percakapan adalah

ragam bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Adapun teori

yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah teori wacana dialog

dan wacana percakapan. Dilihat dari aspek bentuknya, wacana percakapan

dibagi menjadi dua, yaitu wacana dialog dan wacana percakapan itu

sendiri. Wijana (1995: 330) menyebutkan bahwa wacana dialog

melibatkan dua orang sebagai partisipan dalam percakapan, baik dalam

dialog semuka maupun dialog tansemuka. Dalam wacana dialog, terdapat

beberapa macamnya yaitu wacana dialog sederhana dan wacana dialog

kompleks. Sementara sebuah wacana percakapan melibatkan dua orang

atau lebih.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

15

Sementara dari aspek polanya, wacana percakapan mempunyai

pola atau organisasi tersendiri. Menurut Wijana (1995: 329) dalam wacana

dialog, organisasi tersebut dimulai dari inisiasi (ketika penutur memulai

percakapan), respon (ketika lawan tutur memberikan tanggapan), dan

follow-up (ketika penutur memberikan tindak lanjut atas jawaban lawan

tutur).

Teori-teori Wijana di atas digunakan untuk menganalisis data

penelitian yang berupa dialog. Dari hasil analisis tersebut, akan diketahui

jenis-jenis wacana dialog apa saja yang terdapat dalam strip komik Baby

Blues.

Sedangkan untuk menganalisis wacana percakapan, penulis akan

menggunakan teori Analisis Percakapan (Conversation Analysis) dari

Cutting (2008: 26-29). Cutting menyatakan bahwa organisasi wacana

percakapan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu giliran berbicara (turn-taking),

pasangan berdampingan (adjacency pairs), dan tahapan percakapan

(sequence). Teori dari Cutting ini akan didukung dengan teori yang lain

saat digunakan untuk menganalisis data yang berupa percakapan secara

lebih mendetail, yaitu untuk menganalisis tentang giliran berbicara (turn-

taking) dalam sebuah percakapan. Teori Levinson (1983: 298) yang

digunakan untuk mendukung analisis adalah TRP (Transition Relevance

Place) atau Tempat Transisi Relevansi, atau getting the floor , yaitu

sebuah masa dimana pergantian giliran berbicara terjadi. Levinson

mengumpamakan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

16

C (current speaker) adalah penutur pertama dan N (next) adalah penutur

selanjutnya. Dia juga menambahkan bahwa ada beberapa hal yang

menyebabkan TRP tidak berjalan dengan lancar, yaitu interruption

(interupsi/menyela), overlap (menimpali), dan attribute silence (jeda).

Sementara itu, untuk menganalisis tentang pasangan berdampingan

(adjacency pairs), teori yang memperkuat teori Cutting (2008: 28) adalah

teori yang disampaikan oleh Wijana (1995: 334). Cutting menyebutkan

bahwa adjacency pairs dapat dibedakan menjadi preferred adjacency pair

dan dispreferred adjacency pair. Konsep dispreferred adjacency pair

Cutting ini sesuai dengan konsep unexpectedness „ketidakterdugaan‟ yang

disampaikan oleh Wijana.

Sedangkan untuk menganalisis tentang tahapan percakapan (sequence),

teori Cutting ini akan didukung oleh teori Finnegan (1992: 315) tentang

opening sequence dan juga closing sequence dalam sebuah percakapan.

Secara singkat, dapat dikatakan di sini bahwa penulis akan

menggunakan teori Cutting tentang Analisis Percakapan (Conversation

Analysis) ini dengan teori-teori dari ahli bahasa yang lain agar analisis

percakapan yang dilakukan dapat lebih detail, lengkap dan jelas.

7.3 Prinsip Kerja Sama

Dalam sebuah dialog atau pun percakapan yang alamiah terjadi

adalah bahwa seorang penutur berusaha untuk mengkomunikasikan ujaran

kepada penutur yang lain. Oleh karena itu, penutur akan berusaha agar

tuturannya jelas, mudah diterima atau dipahami, sesuai dengan konteks,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

17

dan tetap pada fokus pembahasan, sehingga penutur dapat segera

merespon dan tidak bingung. Secara singkat, terdapat sebuah prinsip kerja

sama yang harus dilakukan dalam proses dialog ataupun percakapan.

Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan

konsep prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice. Grice (1975:

45-47) mengemukakan bahwa agar prinsip kerja sama dapat terlaksana,

maka setiap penutur harus mematuhi 4 maksim percakapan, yaitu maksim

kuantitas (maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality),

maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maxim

of manner).

Dikatakan sebelumnya bahwa dalam kajian pragmatik, dibutuhkan

konteks untuk mengkaji makna yang terdapat dalam sebuah tuturan, maka

penulis juga tidak lupa untuk menggunakan teori tentang konteks oleh

Cutting (2008: 76). Menurutnya, terdapat tiga jenis konteks dalam sebuah

percakapan, yaitu konteks situasional (situational context), konteks

pengetahuan latar belakang (background knowledge context), dan konteks

Ko-tekstual (co-textual context). Teori ini akan digunkaan untuk

mendukung analisis data peneltitian tentang pelanggaran prinsip kerja

sama yang terjadi.

Pelanggaran prinsip kerja sama yang muncul dari suatu tuturan

memiliki fungsi pragmatis karena pelanggaran tersebut berkaitan dengan

konteks komunikasi. Maka fungsi pragmatis pelanggaran prinsip kerja

sama ini berkaitan dengan fungsi tindak tutur. Searle (1975: 59) via Leech

(1993: 164) menggolongkan fungsi tindak tutur menjadi lima, yaitu: asertif

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

18

(assertive), direktif (directive), ekspresif (expressive), komisif

(commisive), dan deklaratif (declarative). Teori ini akan digunakan untuk

menganalisis data tentang fungsi pragmatis dari pelanggaran prinsip kerja

sama.

8. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

disebabkan karena data pada penelitian ini berupa teks tulis yaitu wacana

percakapan verbal tulis dalam strip komik Baby Blues. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis jenis-jenis wacana dialog serta wacana percakapan sesuai

dengan teori Wijana (1995: 330) dan Cutting (2008: 26-29), selanjutnya data

akan dianalisis untuk mencari pelanggaran prinsip kerja sama menggunakan

teori Grice (1975: 45-47), kemudian dianalisis fungsi pragmatis Searle (1975:

59) via Leech (1993: 164) dari pelanggaran tersebut.

8.1 Tahap Pengumpulan Data

Sumber data utama yang didapatkan dan dipergunakan untuk penelitian ini

adalah strip komik online berjudul Baby Blues yang terbit setiap hari pada

rentang waktu 1 Januari 2013 sampai dengan 30 September 2014. Data

diperoleh dengan mengunduh dari situs resminya di

www.babyblues.com/archieve/index/php?formname=getstrip&GoToDay.

Sumber pelengkap atau pendukung lainnya terkait dengan objek

penelitian, meliputi jurnal, artikel, dan sumber dari internet lainnya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

19

1. Mengunduh strip komik dari situs resmi www.babyblues.com dari 1

Januari 2013 sampai dengan 30 September 2014.

2. Mencetak strip komik tersebut dan menjilidnya dengan urutan bulan

agar lebih mudah ketika akan memilih dan memilah strip komik yang

akan dipergunakan sebagai data penelitian, yaitu strip komik yang

memiliki unsur verbal dalam konteks wacana percakapan.

8.2 Tahap Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode observasi.

Adapun teknik yang digunakan adalah teknik dasar simak.

Data tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan ciri-cirinya

menjadi dialog dan percakapan. Data yang masuk pada kategori dialog,

dibagi menjadi dialog kompleks dengan satu pertukaran dan dialog

kompleks dengan dua pertukaran (Wijana, 1995: 330). Kemudian, dialog-

dialog tersebut dikategorikan berdasarkan tahapan-tahapan dalam dialog,

yaitu inisiasi (I), respon (R), dan feedback/follow-up (F). Pada kategori

percakapan, data dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan pergantian

giliran berbicaranya, yaitu kategori turn-taking (pergantian giliran) dan

adjacency pairs (pasangan berdampingan) (Cutting, 2008: 26-29). Selain

itu, percakapan tersebut juga dikategorikan berdasarkan tahapan

percakapan, yaitu pembukaan, percakapan, dan penutup. (Finnegan, 1992:

315)

Selanjutnya, setelah data diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis

wacana percakapan, data akan dianalisis dengan menggunakan metode

pragmatis untuk menunjukkan bentuk penyimpangan atas prinsip kerja

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

20

sama (Grice, 1975: 45-47) dan selanjutnya untuk menganalisa fungsi

pragmatis dari pelanggaran prinsip kerja sama tersebut Searle (1975: 59)

via Leech (1993: 164)

8.3 Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data akan disajikan secara deskriptif, yaitu

merumuskan dan mengungkapkan hasil dengan menggunakan kata-kata

atau kalimat. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode

penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal adalah

perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, sedangkan metode

penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang

(Sudaryanto, 1993: 145).

9. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian dalam laporan penelitian ini dilakukan dengan

membagi pembahasan menjadi lima bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini merupakan dasar dari penelitian ini. Pendahuluan meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab 2 Jenis-Jenis Wacana Dialog dan Analisis Wacana Percakapan

dalam Strip Komik Baby Blues

Bab ini, penulis menjelaskan jenis-jenis wacana dialog dan wacana

percakapan disertai dengan contoh data yang dianalisis.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/88068/potongan/S2-2015... · Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa sebuah percakapan adalah sebuah tuturan

21

Bab 3 Bentuk – Bentuk Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Strip

Komik Baby Blues.

Bab ini akan menjabarkan bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang

disertai dengan contoh data yang dianalisis.

Bab 4 Fungsi Pragmatis Pelanggaran Prinsip Kerjasama dalam Strip

Komik Baby Blues

Bab ini akan menjelaskan tentang fungsi pragmatis dari pelanggaran prinsip

kerja sama yang telah dianalisis dan disebutkan pada Bab 3.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang

dapat disampaikan kepada peneliti lanjutan berkaitan dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan.