bab i pendahuluanrsuhaji.jatimprov.go.id/images/ppid/lkj ip 2014 final.pdfmenerus meningkatkan mutu...

73
LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan kepemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)yang baik diharapkan mendorong terwujudnya sebuah penyelenggaraan kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) di Indonesia sebagaimana telah diamanahkan oleh rakyat melalui Tap MPR Nomor IX Tahun 1998. Salah satu bagian dari Implementasi SAKIP adalah Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminitrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. 1.2 Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234) ;

Upload: vuongtuong

Post on 09-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa

merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan

serta cita-cita bangsa bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan

sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan

kepemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna,

berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)yang

baik diharapkan mendorong terwujudnya sebuah penyelenggaraan kepemerintahan

yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) di

Indonesia sebagaimana telah diamanahkan oleh rakyat melalui Tap MPR Nomor IX

Tahun 1998. Salah satu bagian dari Implementasi SAKIP adalah Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dilaksanakan berdasarkan

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminitrasi

Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.

1.2 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5234) ;

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 2

3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Tahun 2006

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4815);

5. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi;

10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.

135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akhir Kinerja

Instansi Pemerintah;

11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 135/ M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akhir

Kinerja Pemerintah;

12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2009 – 2014.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 3

1.3 Tujuan

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya sebagai SKPD di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Timur memenuhi kewajiban menyusun LAKIP dengan harapan dapat

bermanfaat dalam rangka :

1. Mendorong Rumah Sakit Umum Haji Surabaya untuk dapat melaksanakan tugas

dan fungsinya secara baik dan benar, yang didasarkan kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggung-

jawabkan kepada seluruh masyarakat pengguna fasilitas kesehatan dan kepada

Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai provider.

2. MenjadikanRumah Sakit Umum Haji Surabaya yang akuntabel,

sehinggadapatberperansecaraefisien, efektifdan responsive

terhadapaspirasimasyarakatdanlingkungan yang tentram, tertib, dankondusif ;

3. Menjadikanmasukandanumpanbalikdaripihak-pihak yang

berkepentingandalamrangkameningkatkankinerjaRumah Sakit Umum Haji

Surabaya gunamembantumeningkatkan kualitas pelayanankepadamasyarakatdan

mendukung tugas dan fungsi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam bidang

kesehatan.

4. Terpeliharanyakepercayaanmasyarakat, khususnya di

JawaTimurterhadappenyelenggaraanRumah Sakit Umum Haji Surabaya dalam

upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan Islami yang selaras

dalam mendukung program kerja bidang kesehatan PemerintahProvinsiJawaTimur.

1.4 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

1.4.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya diresmikan pada tanggal 17 April 1993

oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Suharto, pada saat itu pendirian RSU

Haji merupakan monumental yaitu untuk mengenang para syuhada yang gugur

diterowongan Mina. Awal berdirinya Rumah sakit Haji Surabaya adalah RSU kelas C

Non Pendidikan dengan SK Gubernur No. 136 Tahun 1997, kemudian pada tahun

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 4

1998 terjadi peubahan kelas dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan dengan SK

Menkes No. 1006/Menkes/SK/IX/1998 tanggal 21 September 1998.

Dalam perjalanannya Rumah Sakit Umum Haji Surabaya mengalami

perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dunia yang terus berubah. Manajemen rumah sakit telah melakukan perubahan –

perubahan yang bersifat mendasar dan teknis agar dapat bersaing dengan rumah

sakit lain yang ada sebelumnya dan banyaknya bermunculan rumah sakit baru yang

berlabel skala Internasional. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya harus secara terus

menerus meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Peningkatan mutu tersebut antara lain adalah :

a. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur tanggal 30 Desember 2008 nomor :

118/441/KPTS/013/2008 tentang Penetapan Rumah sakit Umum Haji

Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

b. Berdasrkan SK Menkes No. 1003/Menkes/SK/X/2008 tanggal 30 Oktober

2008 tentang peningkatan status RSU haji menjadi RS kelas B Pendidikan.

c. Secara fisik telah diselesaikannya pembangunan Gedung Diagnostik Terpadu

pada tahun 2009.

d. Bersertifikat standard manajemen mutu dengan standar Internasional (ISO

9001 – 2000) sejak tahun 2009.

e. Pada tahun 2010 telah dilakukan proses pembangunan gedung IGD, bedah

sentral dan rawat inap maskin guna penambahan kapasitas tempat Tidur

(TT).

f. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya telah terakreditasi untuk 16 (enam belas)

pelayanan plus pada tahun 2011 oleh KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit)

g. Operasionalisasi Bank Darah yang tergabung pada Instalasi Patologi Klinik

dan 2 lantai pada gedung rawat inap maskin untuk pelayanan IGD,

Hemodialisa, ICU dan VK bersalin serta operasionalisasi peralatan canggih

MRI (Magnetic Resonance Imaging) di Instalasi Radiologi untuk lebih

mendukung mutu diagnosa kepada pasien pada Tahun 2011.

h. Pada tahun 2012 dilakukan operasionalisasi pelayanan Angiografi di Instalasi

Radiologi, pelayanan Fetomaternal,dan Poli VCT(Voluntary Counseling

Testing) Darrul Hafidz untuk penderita HIV/AIDS.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 5

i. Tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa program pengembangan

pelayanan, yaitu di Instalasi Rawat Inap melaksanakan renovasi ruang Isolasi

(Shofa IV per Agustus 2013), Peningkatan kualitas pelayanan Neonatus 7

tempat tidur dan 3 tempat tidur transisi (per Agustus 2013), dan penyediaan

pelayanan Hemofilia one day care sebanyak 2 tempat tidur (TT) per

September 2013.Penambahan ruang kelas I dari 9 TT menjadi 15 TT

j. Pelayanan Rawat Intensif dilakukan penambahan tempat tidur dari 7 TT

menjadi 9 TT per Maret 2013,

k. Pelayanan Garaha Nur Afiyah per Februari 2013 telah dilakukan PKRS secara

kontinyu (2x setiap bulan), pelayanan Depo Farmasi 24 jam.

l. Pelayanan Hemodialisis per April 2013 telah meakukan penambahan mesin

dari 12 mesin HD menjadi 14 buah.

m. Pelayanan Gizi, pada Tahun 2013 per 1 Juli telah mengoperasionalkan

poliklinik Obesitas.

n. Pelayanan Gawat Darurat pada tahun 2013 telah melaksanakan inovasi

pelayanan home care, pelayanan non emergency pagi dan menambah

kemampuan pelayanan PONEK dari 5 TT menjadi 10 TT.

o. Pelayanan Rehab Medik pada tahun 2013 melaksanakan pelayanan cardiac

rehab dan geriatri.

p. Pelayanan Bedah Sentral, tahun 2013 ini telah melaksanakan peningkatan

kualitas ruang operasi bedah endolaparaoscopic dan bedah mikrolaring. Per

Agustus 2013 telah melakukan relokasi kamar operasi Mata ke ruang IGD

lama

q. Pada Instalasi Rawat Jalan tahun 2013 telah melaksanakan relokasi klinik VCT

serta renovasi pojok laktasi.

r. Tahun 2013 melakukan renewal ISO 9001-2000, mempersiapkan akreditasi

RS versi 2012 (JCI), Pengiriman wakil Kelompok Budaya Kerja ke ajang

Konvensi Internasional di Taiwan, peningkatan kompetensi SDM secara

formal/informal.

s. Tahun 2014 telah dibuka pelayanan Diabetes Terpadu di Rawat Jalan, di

Instalasi rawat Inap telah dilakukan pengembangan pelayanan yaitu Ruang

Perawatan Stroke (Stroke Corner) dengan 6 Tempat Tidur (TT), Ruang

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 6

perawatan diabetes 16 TT, Ruang Perawatan Jantung 13 TT. Pelayanan ICCU

di Instalasi Perawatan Intensif 3 TT. Peningkatan Pelayanan Observasi di IGD

dengan tambahan 1 TT menjadi 3 TT.

Dengan dicapainya banyak perkembangan tersebut diharapkan Rumah Sakit

Umum Haji Surabaya dapat mewujudkan Visi dan Misinya.

1.4.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Tugas pokok Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna.

Sedangkan didalam menunjang penyelenggaraan tugas pokok, maka Rumah Sakit Umum

Haji Surabaya mempunyai fungsi antara lain:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit

2. Pemeliharaan dan penigkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan tingkat ketiga sesuai

kebutuhan medis

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

4. Penyelenggaraanpenelitiandanpengembangansertapenapisanteknologibida

ngkesehatandalamrangkapeningkatanpelayanankesehatandenganmemperh

atikanetikailmupengetahuanbidangkesehatan;

5. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan

6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan atau Kepala

Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 7

1.4.3 Struktur Organisasi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya

A. Direktur

B. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan

1) Bidang Pelayanan Medik :

a) SeksiPengembanganPelayananMedik

b) Seksi Monitoring danEvaluasiPelayananMedik

2) Bidang Keperawatan :

a) Seksi Pengembangan Keperawatan

b) Seksi Pengembangan dan Monitoring Evaluasi Pelayanan Keperawatan

C.Wakil Direktur Penunjang Medik dan Pendidikan Penelitian

1) Bidang Penunjang Medik

a) Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan Keperawatan

b) Seksi Rekam Medik

2) Bidang Pendidikan dan Penelitian

a) Seksi Pendidikan dan Pelatihan

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 8

b) Seksi Penelitian dan Pengembangan

D. WakilDirekturUmumdanKeuangan

1) Bagian Tata Usaha

a) Sub BagianUmum, RumahTangga, Hukum, HumasdanPemasaran

b) Sub BagianKepegawaian

c) Sub Bagian Perlengkapan

2) Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi

a) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran

b) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

c) Sub Bagian Hukmas

3) Bagian Keuangan dan Akuntansi

a) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi

b) Sub Bagian Perbendaharaan

c) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan

E. Komite - Komite dan Tim :

1. Komite Keperawatan

2. Komite Medik

3. Patient Savety

4. K3RS

5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )

6. Satuan Pengendalian Internal ( SPI )

7. Cost Containment

8. KBK (Kelompok Budaya Kerja)

F. Instalasi - Instalasi :

1. IGD

2. Instalasi Rawat Jalan ( IRJ )

3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)

4. Instalasi Intensif Care Unit ( ICU )

5. Instalasi Bedah Sentral ( IBS )

6. Instalasi Graha Nuur Afiyah

7. Instalasi Rehabilitasi Medik

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 9

8. Instalasi Gigi dan Mulut

9. Instalasi Hemodialisa

10. Instalasi Farmasi

11. Instalasi Patologi Klinik

12. Instalasi Patologi Anatomi

13. Instalasi Radiologi

14. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)

15. Instalasi Sanitasi

16. Instalasi Gizi

17. Instalasi Forensik

18. Instalasi Pengendali Kerjasama

19. Instalasi Sistem Informasi Manajemen(SIM)

20. Instalasi Pusat Pencucian dan Sterilisasi (PSP)

21. Instalasi Pembinaan Rohani dan Jasmani

1.4.4. Fasilitas Pelayanan

Produk jasa yang ditawarkan adalah pelayanan jasa kesehatan,

meliputi :Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,

Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga

Berencana.

a. Pelayanan Medik Spesialis meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan

Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,

Syaraf, Jantung dan PembuluhDarah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa,

Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,Bedah Plastik

b. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,

Radiologi,Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.

c. Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut terdiri dari Pelayanan

Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti.

d. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan

keperawatan dan asuhan kebidanan

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 10

e. Pelayanan Medik Subspesialis yang meliputi Penyakit Dalam

(Endokrin,Gastroentrohepatologi, Nefrology), Kesehatan Anak (Tumbuh

Kembang, Respirology), Obstetri dan Ginekologi (Vetomaternal)

f. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan

Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.

g. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa

Boga /Dapur, Pengelolaan Limbah, Ambulance, Pemulasaraan Jenazah

RSU Haji Surabaya juga menyajikan pelayanan jasa lainnya selain jasa pelayanan

kesehatan diatas yaitu :

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Penyelenggaraan penelitian

Pelayanan jasa kesehatan yang belum ada di RSU Haji Surabaya, yaitu

Kedokteran Forensik dan Bedah Mulut. Instalasi Forensik di RSU Haji Surabaya baru

melaksanakan pelayanan pemulasaraan jenazah, belum ada fasilitas penyimpanan

jenazah dan bedah forensik, untuk Bedah Mulut pelayanan terbatas pada kasus-kasus

yang dapat diselenggarakan oleh dokter gigi umum dengan pelatihan ketrampilan khusus

di bidang Bedah Mulut karena belum ada tenaga dokter gigi spesialis Bedah Mulut.

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur

Nomor 188/ 441/ KPTS/ 013/ 2008 tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD). RSU Haji Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah

harus meningkatkan kinerja manfaat, kinerja pelayanan dan kinerja keuangan.

Pengelolaan rumah sakit harus profesional dengan menerapkan pola pengelolaan

keuangan yang fleksibel serta menonjolkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas.

Pelaksanaan penyelenggaraannya bertanggung jawab langsung melalui Sekretaris Daerah

Provinsi Jawa Timur kepada Gubernur.

Sumber pendapatan dan biaya rumah sakit berasal dari anggaran fungsional

(jasa layanan), APBD dan APBN. Pengembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

berdasarkan Renstra BisnisRSU Haji 2009 – 2014yang ada, tahun 2014 Rumah Sakit

Umum Haji Surabaya melanjutkan pelaksanaanpembangunan gedung rawat inap maskin

enam lantai sesuai dengan perencanaan. Pada awal pembangunannya menggunakan

anggaran APBN untuk lantai 1 s.d. 3 pada gedung Rawat Inap Maskin 6 lantai tersebut,

Penyelesaian pembangunannya direncanakan selesai pada akhir tahun 2014 dengan

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 11

menggunakan dana APBD sehingga pada saat selesai akan diserahterimakan sebagai aset

milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

Pada Tahun 2014 di RSU Haji Surabaya telah dilakukan kalibrasi terhadap alat

yang telah dioperasionalkan, sebanyak 325 unit alat. Hal ini merupakan salah satu

program rutin dalam upaya pengendalian mutu pelayanan melalui penjaminan akurasi

dan keamanan dalam penggunaan peralatan kesehatan di rumah sakit.

1.4.5. Ketenagaan

Kondisi ketenagaan di RSU Haji Surabaya sampai dengan akhir Desember 2014

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jumlah KaryawanRSU Haji Surabaya tahun 2014 (Desember) berdasarkan

Nama Jabatan

No. Nama Jabatan PNS BLUD Jumlah %

1. Dokter Umum 21 6 27 2,54

2. Dokter Spesialis 75 0 75 7,04

3. Dokter Gigi Umum 5 0 5 0,47

4. Dokter Gigi Spesialis 7 0 7 0,66

5. Keperawatan 255 91 346 32,49

6. Non Perawatan 97 78 175 16,43

7. Tenaga Teknis dan Administrasi

244 158 402 37,75

8. Pejabat Struktural 28 0 28 2,63

Total jumlah Tenaga :

732

(68,73%)

333

(31,27%)

1065

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah tenaga yang ada di RSU Haji Surabaya per

bulan Desember 2014 adalah sebanyak 1065 orang, terdiri dari Tenaga PNS sebanyak

732 orang(68,73%) dan Tenaga BLUD sebanyak 333 orang(31,27%). Jumlah tenaga

terbanyak adalah golongan Tenaga Teknis dan administrasi (37,75%), Tenaga

keperawatan (32,49%) dan Non Perawatan (16,43%).

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 12

Tenaga PNS terbanyak adalah golongan nama jabatan tenaga keperawatan

(34,84%) dan tenaga Teknis dan Administrasi(33,33%). Tenaga BLUD (Badan Layanan

Umum Daerah) terbanyak adalah golongan Tenaga Teknis dan Administrasi(47,45%).

Tabel 1.2 Jumlah Tenaga di RSU Haji Tahun 2014 berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat

pendidikan PNS yang ada BLUD jumlah pegawai

1 SD 5 4 9

2 SMP 7 2 9

3 SMA 189 112 302

4 D1 9 4 13

5 D3 272 129 405

6 S1 / D4 134 81 215

7 S2 110 1 112

8 S3 6 0 6

Jumlah 732 333 1065

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa tenaga terbanyak adalah dari tingkat pendidikan

D3(38,03%), SMA(28,36%) dan S1(20,19%).

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 13

Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis di RSU Haji Surabaya Tahun 2014

No. Dokter Spesialis PNS yang ada BLUD jumlah

1 SPESIALIS PENYAKIT DALAM 8 0 8

2 SPESIALIS BEDAH UMUM 2 0 2

3 SPESIALIS UROLOGI 1 0 1

4 SPESIALIS BEDAH SYARAF 1 0 1

5 SPESIALIS BEDAH PLASTIK 1 0 1

6 SPESIALIS BEDAH ORTHOPAEDI 3 0 3

7 SPESIALIS OBGYN 8 0 8

8 SPESIALIS SYARAF 5 0 5

9 SPESIALIS JANTUNG 6 0 6

10 SPESIALIS PARU 4 0 4

11 SPESIALIS ANAK 7 0 7

12 SPESIALIS RADIOLOGI 6 0 6

13 SPESIALIS PATHOLOGI KLINIK 2 0 2

14 SPESIALIS MIKROBIOLOGI 1 0 1

15 SPESIALIS PATHOLOGI ANATOMI 1 0 1

16 SPESIALIS REHABILITASI MEDIS 3 0 3

17 SPESIALIS ANESTESI 3 0 3

18 SPESIALIS MATA 4 0 4

0,85 0,85

28,36

1,22

38,03

20,19

10,520,56 SD

SMP

SMA

D1

D3

S1 / D4

S2

S3

Gambar. 1.2 Persentase Jumlah Tenaga berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSU Haji Surabaya Tahun 2014

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 14

19 SPESIALIS THT 3 0 3

20 SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN 6 0 6

21 KEDOKTERAN JIWA 0 0 0

22 KONSULTAN ICU 0 0 0

JUMLAH 75 0 75

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah tenaga dokter spesialis di RSU Haji Surabaya

pada tahun 2014 adalah sebanyak 75 orang dengan 20 macam spesialisasi. Spesialisasi yang

memiliki jumlah tenaga terbanyak adalah spesialisasi Obsgyn, Penyakit Dalam, Kesehatan

Anak, Jantung dan Radiologi.Pada Tahun 2014sebanyak 6 orang dokter spesialis telah

diterima sebagai PNS sehingga terdapat pengalihan status dari dokter BLUD menjadi

PNS.Tenaga spesialis Kedokteran jiwa di RSU Haji tidak ada lagi disebabkan oleh tenaga yang

sudah purna tugas dan belum ada penggantinya.Jumlah tenaga dokter spesialis di RSU Haji

Surabaya relatif lengkap dan berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

RSU Haji termasuk dalam golongan RS kelas B dengan SDM terlengkap.

1.5 Permasalahan-permasalahan di RSU Haji Surabaya dan Pemecahannnya

Rumah Sakit merupakan satuan kerja dengan karakteristik tersendiri yang

padat karya dan padat modal dengan multi jenis tenaga dan fungsi serta kinerja yang

bersentuhan langsung dengan masyarakat sebagai pengguna jasanya. Karakteristik

organisasi rumah sakit tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak (internal

dan eksternal) agar keberadaannya tetap eksis dan dipilih masyarakat sebagai tempat

memperoleh pelayanan kesehatan baik berupa layanan promotif, preventif dan

kuratif. Dukungan internal merupakan modal tak terpisahkan sebagai investasi

intangible organisasi yaitu dukungan dari SDM RS yang berkomitmen kuat terhadap

penyelenggaraan fungsi RS. Dukungan eksternal merupakan dukungan dari pelanggan

dan provider RS. Kurang optimalnya dukungan akan menimbulkan permasalahan-

permasalahan di organisasi RS.

Permasalahan-permasalahan utama di RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014

adalah sebagai berikut :

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 15

1. Persiapan pelaksanaan penilaian Akreditasi RS Versi 2012 pada awal Tahun

2015yang harus segera dilaksanakan

2. Tingkat Hunian RS yang belum memenuhi target

3. Pemetaan dan alokasi SDM RS berdasarkan kompetensi yang belum optimal

4. Keterbatasan jenis Obat pada Pengadaan dengan metode E-Catalog

5. Aturan pengelolaan keuangan BLUD yang belum diterapkan secara fleksibel pada

pola penganggaran

6. SIM RS yang belum terintegrasi optimal dengan unit kerja maupun unit layanan

7. Belum terlaksananya audit eksternal RS

a. Persiapan pelaksanaan Penilaian Akreditasi RS versi 2012 pada tahun 2015

yang harus segera dilaksanakan

Akreditasi RS versi 2012 merupakan salah satu persyaratan yang harus segera

dipenuhi oleh RS sebagai penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penilaian

Akreditasi versi 2012 yang direncanakan pelaksanaannya pada awal tahun 2015

menuntut RS untuk melakukan pemenuhan dan perbaikan-perbaikan sesuai dengan

standart. Banyaknya hal yang harus dipenuhi merupakan permasalahan bagi RS

mengingat adanya keterbatasan anggaran dan kemampuan SDM RS untuk

mempersiapkan selain keterbatasan waktu yang relatif singkat, sehingga dibutuhkan

penyusunan prioritas sebagai solusi permasalahan. Penggerakan SDM RS sebagai

pelaksana kegiatan di unit kerja yang berkomitmmen untuk mendukung pelaksanaan

akreditasi juga merupakan permasalahan dan tantangan pihak manajemen dalam

memelihara dan mewujudkannya.

b. Tingkat Hunian RS yang belum memenuhi target

Tingkat hunian RS/ BOR di RSU Haji Surabaya pada tahun 2014 masih belum

dapat memenuhi target. Hal ini merupakan permasalahan RS yang prioritas untuk

diselesaikan mengingat capaian BOR selama 4 tahun terakhir (2011 s.d. 2014) belum

dapat memenuhi target. Hanya pada tahun 2010 capaian BOR melebihi dari target.

Capaian BOR yang rendah merupakan akibat dari adanya pemberlakuan kebijakan

baru RS untuk meningkatkan kualitas pelayanan yaitu kebijakan tentang pemisahan

pasien berdasar jenis kelamin dan jenis penyakit infeksius dan non infeksius sejak

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 16

tahun 2012. Capaian BOR yang rendah pada tahun 2011 merupakan dampak dari

adanya renovasi besar di ruang pelayanan utama dan ICU sehingga ruangan rawat

inap pasien tidak dapat dipergunakan untuk pelayanan. Pada tahun 2014 capaian BOR

RS masih belum memenuhi target, ini disebabkan oleh adanya banyak kerusakan di

ruang rawat inap yang memerlukan renovasi, sehingga tempat tidur di ruangan tidak

dapat digunakan untuk merawat pasien, selain itu juga akibat dari belum terpenuhinya

pengadaan kamar operasi sesuai kebutuhan. Kamar operasi yang tersedia saat ini

hanya 3 kamar sedangkan kamar operasi yang ideal untuk RS sebanyak 5 kamar, hal ini

mengakibatkan daftar tunggu operasi sangat panjang. Apabila jumlah kamar operasi

dapat tersedia sesuai kebutuhan, hal ini akan mendukung peningkatan tingkat hunian

RS yang berasal dari pasien pasca operasi.

c. Penyediaan dan alokasi SDM RS berdasarkan kompetensi yang kurang optimal

Persentase tenaga berdasarkan jenisnya di RS yang terbesar masih didominasi

oleh jenis tenaga teknis dan administrasi(37,75%). Kebutuhan tenaga terbesar bagi RS

adalah dari jenis tenaga keperawatan. Telah diselesaikannya pembangunan gedung

ICCU dan ruang jantung memerlukan tambahan SDM agar dapat segera

dioperasionalkan. Operasional pelayanan ICCU dan ruang perawatan penyakit jantung

ini memerlukan tenaga keperawatan dengan keahlian khusus kurang lebih 20 orang.

Hal ini menjadi kendala bagi RS karena adanya peraturan berupa larangan untuk

mengangkat pegawai baru/pegawai BLUD. Adanya aturan tersebut mengakibatkan

pelayanan belum dapat beroperasi secara optimal.

d. Keterbatasan jenis Obat pada Pengadaan dengan metode E-Catalog

Pengadaan obat bagi RS merupakan hal yang sangat utama guna mendukung

pelayanan prima kepada pelanggan. Metode pengadaan obat melalui E-Catalog sangat

mendukung bagi efisiensi penganggaran RS maupun efisiensi waktu dalam

pengadaannya yang sangat menguntungkan RS. Permasalahan timbul karena jenis

obat yang ada dalam E-Catalog sangat terbatas/ hanya 1 merek untuk 1 jenis obat. Hal

ini ternyata tidak didukung dengan baik oleh kemampuan penyedia barang dalam

penyediaannya untuk kebutuhan obat seluruh Indonesia sehingga menimbulkan

kekosongan obat. RS tidak mungkin apabila tidak ada obat untuk pasien sehingga

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 17

melakukan pengadaan di luar E- Catalog. Harga obat di luar E-Catalog sangat mahal

sedangkan klaim BPJS untuk obat berdasarkan harga obat menurut E-Catalog, hal ini

menjadi kendala untuk jenis obat yang banyak dibutuhkan bagi masyarakat.

e. Aturan pengelolaan keuangan BLUD yang belum diterapkan secara fleksibel

pada pola penganggaran

Pola pengelolaan keuangan BLUD yang fleksibel sangat mendukung terhadap

penyelenggaraan RS yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan sesuai dengan

amanah pembentukan BLUD bagi organisasi RS yang lebih mengedepankan

kepentingan masyarakat. Di Propinsi Jawa Timur sampai dengan tahun 2014, pola

pengelolaan keuangan BLUD belum dilaksanakan secara optimal terutama prinsip

fkleksibiitas pada pola penganggaran. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi RS dalam

memenuhi berbagai kebutuhannya. Adanya pola penganggaran yang terinci dalam

perencanaan penganggaran membuat RS tidak fleksibel menggunakan anggaran untuk

kebutuhan-kebutuhan tidak terduga, seperti adanya kerusakan fasilitas sarana

prasarana tidak dapat dilakukan perbaikan dengan segera apabila dalam perencanaan

anggaran kerusakan tersebut belum tercantum dalam dokumen anggaran, kerusakan

dapat dilakukan perbaikan menunggu saat dilaksanakannya perubahan anggaran

dalam dokumen anggaran. Selain permasalahan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas

juga permasalahan pengalihan penggunaan anggaran, sebagai contoh permasalahan

yang terjadi adalah adanya bantuan anggaran APBN bagi RS. Dana APBN yang

diberikan kepada RS tentu diprioritaskan untuk kebutuhan alat medis yang prioritas

dilaksanakan mengingat sudah tersedia sarana gedung dan SDM yang telah siap untuk

melaksanakan pelayanan tersebut. Namun sebelumnya RS sudah merencanakan

dalam dokumen anggaran kebutuhan tersebut. Bantuan dana APBN yang turun

setelah disahkannya dokumen anggaran/DPA membuat penganggaran menjadi

tumpang tindih terhadap perencanaan kebutuhan namun hal ini tidak dapat segera

mengalihkan anggaran untuk kebutuhan alat medis yang lain, namun harus menunggu

waktu adanya perubahan anggaran.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 18

f. SIM RS yang belum terintegrasi optimal dengan unit kerja maupun unit layanan

Dukungan data yang akurat dan terpercaya sangat diperlukan dalam pengelolaan

RS yang akuntabel dan transparan, untuk itu intergrasi SIM RS dengan seluruh unit

kerja atau unit layanan sangat dibutuhkan. Keakuratan data dengan dukungan sim

yang terintegrasi akan berimbas pada meningkatknya pendapatan RS. Seluruh pihak

dapat melihat kinerja yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapatkan secara real.

Di RSU Haji Surabaya SIM RS belum terintegrasi secara optimal sehingga permasalahan

antar unit tentang ketidakcocokan data sering timbul, selain data pelayanan juga data

keuangan belum dapat diakses di unit layanan secara real. Hal ini menimbulkan

kurangnya kepercayaan unit terhadap pengelolaan manajemen RS scara efektif. Belum

terintegrasinya SIM saat ini disebabkan oleh belum terlaksananya secara optimal

pemetaan kebutuhan terhadap sistim informasi di seluruh unit RS terhadap kapasitas

SIM RS.

g. Belum terlaksananya audit eksternal RS

Status RS sebagai Badan Layanan Umum/BLUD mengamanahkan untuk

dilaksanakannya audit eksternal segera setelah ditetapkan sebagai BLUD, apabila tidak

ingin satus sebagai BLUD dicabut kembali. Sejak ditetapkan sebagai BLUD pada tahun

2008 sampai dengan tahun 2014 RSU Haji Surabaya belum dapat melaksanakan audit

eksternal keuangan RS hal ini terjadi oleh karena RS belum secara optimal

melaksanakan sistim akrual basis. Kesulitan penerapan sistim ini juga diakibatkan dari

belum terintegrasinya SIM RS yang akan sangat mendukung dalam penyediaan

datanya.

1.6 Sistimatika Laporan

Sistematika penyajian LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 adalah

sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan pada aspek

strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi

organisasi.

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 19

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut diakukan

analisis capaian sebagai berikut :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan

tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/penurunan

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atau efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian perjanjian kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan reaisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen

Perjanjian Kinerja.

BAB IV. PENUTUP

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan

kinerjanya.

LAMPIRAN

1. Matriks Renstra

2. Penetapan Kinerja

3. Pengukuran Kinerja es 2 sd. Es 4

4. Lain-lain yang dianggap perlu

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 20

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2/*

014

Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses

perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai selama kurun waktu tertentu

berisivisi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan

program rumah sakit sebagai SKPD di lingkungan Provinsi Jawa Timur.

RENSTRA Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan perencanaan jangka panjang

yang perlu dijabarkan dalam perencanaan operasional, dan berjangka pendek dalam satu

tahunan berupa Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit dan Rencana Kerja Tahunan

Rumah Sakit.

RENSTRA Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009 – 2014 dibuat berdasar

padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2014 yang

ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Mei 2009 nomor 38 Tahun

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 21

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa

Timur Tahun 2009 – 2014.

1. V ISI

Visi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah sebagaimana berikut :

“ Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Prima dan Islami dalam Pelayanan, Pendidikan

dan Penelitian ”,

Bahwa Rumah Saki Umum Haji Surabaya dicita-citakan sebagai rumah sakit yang selalu

menjadi pilihan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi

standar dan berkualitas prima serta memiliki karakteristik Islami sesuai dengan sejarah

pendiriannya yang melaksanakan pelayanan dengan sepenuh hati, mengedepankan

kepentingan pelanggan atau pasien dan menjunjung tinggi profesionalisme demi

keikutsertaan rumah sakit dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat Jawa timur

yang tinggi dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, selain itu juga sebagai rumah sakit

pendidikan yang berkewajiban memberikan pendidikan berkualitas kepada calon dokter

serta menyelenggarakan penelitian berkualitas untuk pengembangan pelayanan dan

pendidikan.

2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan

penjabaran dari visi yang telah ditetapkan. Misi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah

sebagaimana berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikandan penelitiansesuai

perkembangan IPTEKDOK

2. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit kelas B Pendidikan

3. Meningkatkan kemandirian rumah sakit

3. TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta

didasarkan pada isu dan analisis strategis antara lain :

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 22

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas

2. Mewujudkan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan

3. Mewujudkan kemandirian rumah sakit

4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh RSU Haji surabayadalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian

integral dalam proses perencanaan strategis yang berfokus pada tindakan dan alokasi

sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas, yang terdiri antara lain :

1) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan

indikator :

a. Bed Occupancy Rate (BOR)

b. Average Length of Stay (ALOS)

c. Bed Turn Over (BTO)

d. Turn Over Interval (TOI)

b. Net Death Rate (NDR)

c. Gross death Rate (GDR)

d. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

2) Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan, dengan Indikator :

3) Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit Kelas B

Pendidikan, dengan indikator :

a. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan

standar RS kelas B pendidikan

b. Persentase pemenuhan kebutuhan bahan/obat pasien RS

4) Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit, dengan indikator :

a. Cost Recovery Rate (CRR)

b. Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah Sakit

a. Persentase kelulusan Dokter Muda lulus tepat waktu

b. Rata-rata jam Pelatihan karyawan /tahun

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 23

2.2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan Indikator Kinerja Utama

di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka RSU Haji Surabaya menetapkan Indikator

Kinerja Utama yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai

berikut :

a. Bed Occupancy Rate (BOR)

b. Average Length of Stay (ALOS)

b. Bed Turn Over (BTO)

c. Turn Over Interval (TOI)

d. Net Death Rate (NDR)

e. Gross Death Rate (GDR)

f. Indeks Kepuasan Masyarakat

g. Persentase kelulusan DM tepat waktu

h. Rata –rata jam pelatihan karyawan /tahun

i. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana RS

j. Persentase pemenuhan obat/farmasi kebutuhan pasien Rs

k. Cost Recovery Ratio (CRR)

l. Tingkat Kemandirian Keuangan RS

Tabel 2.1 Hubungan antara Misi, Tujuan, dan Sasaran Rumah Sakit Umum Haji

Surabaya Tahun 2009-2014 (REVIU RENSTRA)

MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 24

1. Meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan,

pendidikandan

penelitiansesuai

Perkembangan

IPTEKDOK

1. Mewujudkan

pelayanan kesehatan,

pendidikan dan

penelitian yang

berkualitas

1.Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat

2. Meningkatnya kualitas SDM

rumah sakit

2. Meningkatkan sarana

dan prasarana sesuai

standar rumah sakit

kelas B Pendidikan

1. Mewujudkan sarana

dan prasarana sesuai

standar RS Kelas B

Pendidikan

1. Meningkatnya sarana dan

prasarana sesuai standar RS

Kelas B Pendidikan

3 Meningkatkan

kemandirian rumah

sakit

1. Mewujudkan

kemandirian rumah

sakit

1. Meningkatnya kemandirian

keuangan rumah sakit

TABEL 2.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) RSU Haji Surabaya Tahun 2014

(REVIU RENSTRA)

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 25

1 Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan

kepada masyarakat

1. BOR

2. ALOS

3. BTO

4. TOI

5. NDR

6. GDR

7. IKM

%

Hari

Kali

Hari

%o

%o

-

70

7

48

1,5

≤25

≤45

81,26

2 Meningkatnya kualitas SDM Rumah Sakit Pendidikan

1. Persentase kelulusan Dokter Muda( DM) tepat waktu

2. Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun

%

Jam/th

90

6

3 Meningkatnya sarana prasarana rumah sakit susuai standar RS kelas B pendidikan

a. Persentase pemenuhan alat medis sesuai dengan standar RS kelas B pendidikan

b. Persentase pemenuhan kebutuhan bahan/obat pasien RS

%

%

65

100

4 Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit

1. CRR (Cost Recovery Rate)

2. Persentase Tingkat kemandirian keuangan RS

%

%

100

65

2.3 Penetapan Kinerja/ Perjanjian Kinerja

Penetapan/Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi, dan sesuai

dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 26

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan Kinerja / Perjanjian Kinerja

merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja/perjanjian

kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu

berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh RSU Haji Surabaya

Untuk menjamin tercapaianya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu,

visi dan misi RSU Haji Surabaya harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan

strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran strategis RSU Haji

SurabayaTahun 2013 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana tertuang

dalam Matriks Reviu kedua Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2009-2014.

Rencana Strategis RSU Haji Surabaya memuat 4 (empat) sasaran strategis.

Keempat sasaran strategis tersebut sebagai berikut : (1). Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, (2).Meningkatnya kualitas SDM RS

Pendidikan, (3).Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B

Pendidikan, (4).Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit,

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 27

TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

PROGRAM /KEGIATAN

ANGGARAN

(rupiah)

Meningkatnya

kualitas pelayanan

kesehatan kepada

masyarakat

1. BOR

2. ALOS

3. BTO

4. TOI

5. NDR

6. GDR

7. IKM

70 %

7 hari

48 kali

1,5hari

≤25%o

≤45%o

81, 26

Program Upaya Kesehatan Perorangan a. Peningkatan Kualitas Pelayanandi Rumah Sakit. b. Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Utama di Rumah Sakit c. Peningkatan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit d. Peningkatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit e. Peningkatan Pelayanan Promosi Kesehatan f. Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD g. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan kendaraan

dinas/operasional c. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan d. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor e. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga f. Penyediaan makanan minuman g. Biaya operasional pelayanan h. Peningkatan pelayanan adm perkantoran

10.292.824.750,00 250.119.250,00 515.505.500,00

4.100.000.000,00 3.507.266.000,00

530.810.000,00 194.105.000,00

1.195.019.000,00

47.469.270.339,00 3.588.000.000,00

127.400.000,00

1.039.520.000,00 649.505.750,00

2.066.539.450,00 532,975,000,00

37.355.344.139,00 2.109.986.000,00

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 28

LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

PROGRAM /KEGIATAN

ANGGARAN

(rupiah)

Meningkatnya kualitas SDM Rumah Sakit Pendidikan

1. Persentase

Kelulusan DM

tepat waktu

2. Rata-rata jam

pelatihan karyawan per tahun

90 %

6 jam/th

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Pendidikan dan Pelatihan Formal b. Pelatihan dan Kursus tenaga Profesii baik medis,

paramedis maupun non medis

Program Sumber Daya Kesehatan a. Penelitian Kesehatan Rumah Sakit

1.821.988.690,00

338.200.000,00

1.483.788.690,00

158,450,000,00

158,450,000,00

Meningkatnya sarana prasaran rumah sakit sesuai standar Rumah Sakit kelas B pendidikan

1. Persentase terpenuhinya alat kedokteran Rumah Sakit

65 %

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/RumahSakitJiwa/RumahSakitParu-paru/RumahSakit Mata

a. Pengembangan ICU, ICCU, NICU

b. Pengadaan Alat kedokteran

c. Pengadaan Perlengkapan rumah tangga rumah sakit

13.655.897.810,00

10.500.000.000,00

1.888.000.000,00

1.267.897.810,00

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 29

LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

PROGRAM /KEGIATAN

ANGGARAN

(rupiah) Meningkatnya sarana

prasarana rumah

sakit sesuai standar

Rumah Sakit kelas B

pendidikan

2. Persentase

pemenuhan

bahan/ obat

farmasi

100 % Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah sakit Paru-paru/Rumah

Sakit Mata

a. Pemeliharaan rutin/berkala rumah

b. Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengelolaan

limbah rumah sakit

c. Pemeliharaan rutin/berkala meubeler rumah sakit

d. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit

e. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung rumah sakit

f. Pemeliharaan sarana dan prasaran rumah sakit

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

h. Peningkatan Pelayanan Farmasi

5.356.080.000,00

789.710.000,00

512.520.000,00

95.300.000,00

550.210.000,00

3.138.340.000,00

270.000.000,00

37.273.996.411,00

37.273.996.411,00

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 30

LANJUTAN TABEL 2.3 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TAHUN 2014

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

PROGRAM /KEGIATAN

ANGGARAN

(rupiah)

Meningkatnya

kemandirian rumah

sakit

a. CRR

b. Tingkat

kemandirian

keuangan RS

90 %

60 %

Program peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Pengadaan Meubelair

b. Pengadaan Alat Kantor dan Rumah Tangga

c. Pemeliharaan Rutin/berkala Alat-alat Besar Pembantu

d. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Monitoring dan

Evaluasi

4.767.522.000,00

510.073.000,00

1,912.359.000,00

1.797.867.500,00

547.222.500,00

Surabaya, 30Januari 2014

Direktur RSU Haji Surabaya

dr. RESTU KURNIA TJAHJANI,MKes. Pembina Utama Muda

Nip. 19590829 198703 2 002

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 31

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014

Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan manajemen kinerja khususnya

membandingkan kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan

menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Pasal 1 butir 2, Permen PAN No. 09

Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Instansi Pemerintah)

Tingkat capaian kinerja Rumah sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 berdasarkan hasil

pengukurannya dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Misi I, Tujuan 1, Sasaran Strategis 1, Indikator dan Realisasi Kinerja

RSU Haji Tahun 2014

Misi I : Mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan

IPTEKDOK

Tujuan Menyediakan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas

Sasaran strategis 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Indikator Kinerja

Target Realisasi/capaian

Capaian

(%)

2014 2009 2010 2011 2012

2013

2014

BOR (persentase pemakaian tempat tidur pada satu tahun waktu tertentu

70% 77,79 83,03 64,06 60,49 64,85 67,91 97,01

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 32

Lanjutan Tabel 3.1 Misi 1, Tujuan 1, Sasaran Strategis 1, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji

Misi I : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan

IPTEKDOK

Tujuan Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas

Sasaran strategis 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Indikator Kinerja

Target Realisasi/capaian Capaian

(%) 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014

ALOS (rata-rata lama perawatan seorang pasien)

7

hari

5,2

5,2

5,2

4,76

4,8

5

71,43

BTO ( Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu tertentu)

48 kali

59,8

61,4

49

49,68

57,2

58,4

82,19

TOI ( rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi sampai berikutnya)

1,5 hari

1,36

0,95

2,73

2,97

2,26

2,02

134,67

NDR (angka kematian >= 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar)

≤25 %o

11,8

22,5

24

16,6

17,9

18,6

134,40

GDR ( angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar)

≤45 %o

25

24,4

29,5

24,99

27,8

29,3

153,58

IKM ( tingkat kepuasanmasyarakat melalui survei kpd terhadap pelayanan publik yang dilakukan)

81,26 - 80,25 78,1 80,02 84,43 81,62 100,44

Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis I adalah : 110,53

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 33

Lanjutan Tabel 3.1 Misi 1, Tujuan 1, Sasaran Strategis 2, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji

Misi I : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan

IPTEKDOK

Tujuan Mewujudkan pelayanan kesehatan,pendidikan dan penelitian yang berkualitas

Sasaran strategis 2 Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan

Indikator Kinerja

Target Realisasi/capaian

Capaian

(%) 2014

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Persentase kelulusan DM tepat waktu

90 % 85,23 80,11 81,70 88,45 89,85

95,26 105,84

Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun

6 jam/ th

- 2,5 2 3 4 20 333,3

Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis II adalah : 219,42

Tabel 3.2 Misi 2, Tujuan, Sasaran Strategis 3, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014

Misi II : Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit kelas B Pendidikan

Tujuan Mewujudkan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan

Sasaran strategis 3 Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan

Indikator Kinerja

Target Realisasi/capaian

Capaian

(%) 2014

2009

2010

2011

2012

2013 2014

a. Persentase

pemenuhan alat

medis sesuai standar

Rumah Sakit kelas B

pendidikan

65% - 35,95 40,14 45,60 60,67 79,42 122,18

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 34

Lanjutan Tabel 3.2 Misi 2, Tujuan , Sasaran Strategis 3, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014

Misi II : Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar Rumah Sakit kelas B Pendidikan

Tujuan Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan

Sasaran strategis 3 Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan

b. Persentase

pemenuhan

bahan/obat pasien RS

100 % - 100 100 100 100 100

Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis III adalah : 111,09

Tabel 3.3 Misi 2, Tujuan , Sasaran Strategis, Indikator dan Realisasi Kinerja RSU Haji Tahun 2014

Misi III : Meningkatkan Kemandirian Rumah Sakit

Tujuan Mewujudkan kemandirian rumah sakit

Sasaran strategis 4 Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit

Indikator Kinerja

Target Realisasi/capaian

Capaian

(%) 2014

2009

2010

2011

2012

2013 2014

a. CRR

100% 99,08 70,07 103,65 99,36 103,20 105,76 105,76

b. Tingkat Kemandirian Keuangan RS

65 % 32,98 33,23 57,76 57,46 62,31 63,35 97,46

Rata-rata persentase capaian indikator kinerja pada sasaran strategis IV adalah : 101,61

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 35

3.2 ANALISA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014

Sesuai Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur

tahun 2009-2014, terdapat 3 (tiga) misi dan 3 (tiga) tujuan, serta 4 (empat) sasaran strategis,

adapun analisa dari ketiga sasaran strategis untuk mencapai tiga tujuan dan tiga misi dari

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur, akan diuraikan sebagai berikut :

3.2.1. SASARAN STRATEGIS 1

“ Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat”

Upaya untuk mencapai misi pertama, yaitu Meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan IPTEKDOKserta dapat mencapai

tujuan “ Mewujudkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas ‘

maka ditetapkan sasaran strategis pertama, yaitu : Meningkatnya kualitas pelayanan

kesehtan kepada masyarakat, dalam sasaran strategis ini terdapat 7 (tujuh) Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula tertentu. Indikator tersebut

diantaranya adalah:

a. BOR (Bed Occupancy Rate) adalahpersentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan

waktu tertentu, hal ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari

tempat tidur rumah sakit. Target BOR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada tahun 2014

adalah sebesar 70%, angka capaian pada tahun 2014, yaitu sebesar 67,97%, atau tingkat

pencapaiannya adalah 97,01%, capaian BOR RSU Haji Surabaya tersebut masih kurang bagus

dibandingkan dengan standar (Depkes RI, 2005) yaitu Antara 60 - 85 %, hal ini bisa disebabkan

karena pada tahun 2014 sering terjadi kerusakan baik pada tempat tidur maupun ruangan.

Disamping itu juga karena adanya ketidaksesuaian antara tempat tidur dengan data yang ada

di rekam medik. Namun perlu juga ditingkatkan terus agar penggunaan tempat tidur bisa

lebih efisien, walaupun terdapat kebijakan rumah sakit yang bertujuan untuk terus

meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya pemisahan ruang perawatan berdasarkan

jenis kelamin pria dan wanita, pembagian ruang perawatan pasien yang dibedakan

berdasarkan jenis penyakit infeksius dan non infeksius. Adanya kebijakan tersebut

berpengaruh langsung pada penggunaan tempat tidur (TT) yang ada, sehingga kedepan perlu

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 36

dilakukan evaluasi tentang upaya efisiensi tingkat hunian tempat tidur tersebut.

Gambar 3. 1 Realisasi BOR (Bed Occupancy Rate) RSU Haji Surabaya tahun 2009-2014

b. ALOS (Average Length Of Stay) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indikator ini

disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga memberikan gambaran mutu

pelayanan di rumah sakit. Target ALOS Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Pada Tahun 2014

adalah sebesar 7 (tujuh) hari, sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014, yaitu

sebesar 5 hari, hal ini dikarenakan adanya perawatan One Day Surgery (ODS) atau pasien One

Day Care (ODC) juga karena kurang ketatnya rumah sakit terhadap indikasi pasien masuk

rawat inap. Disamping itu juga dimungkinkan karena kasus yang ada di RSU Haji Surabaya

merupakan kasus-kasus yang relatif kurang berat sehingga sebagian besar memerlukan

perawatan yang tidak terlalu lama, selain itu juga memberikan gambaran mutu pelayanan di

RSU Haji cukup baik, karena standar (Depkes, 2005) antara 6 – 9 hari. Hal ini juga merupakan

hasil dari upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang

semakin baik dengan penerapan dan diperolehnya standart ISOO 9001 – 2008 dan persiapan

Akreditasi Rumah Sakit versi 2012.

TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Target 2014Realisasi BOR

standartKemkes RI

77,79 83,03

64,06

60,49 64,85

67,97

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 37

Gambar 3.2 Realisasi ALOS (Average Length Of Stay) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

c. BTO (Bed Turn Over) yaitu frekuensi pemakain tempat tidur, atau dengan kata lain berapa kali

tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur. Target BTO Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Pada Tahun 2014 adalah sebanyak 48 kali/tahun, sedangkan realisasi atau capaian pada

Tahun 2014 sebanyak 58,4 kali. Hal ini sangat terkait dengan ALOS kita yang juga masih

dibawah standar sehingga mempengaruhi tingginya frekuensi pemakaian tempat tidur.

Dibawah ini adalah gambar grafik realisasi BTO Rumah Sakit Umum Haji Surabaya :

4,5

4,6

4,7

4,8

4,9

5

5,1

5,2

5,2 5,2 5,2

4,764,8

5

TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 38

Gambar 3.3 Realisasi BTO (Bed Turn Over) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

d. TOI (Turn Over Interval), rata-rata tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi

berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada penggunaan

tempat tidur. Target TOI Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Pada Tahun 2014 adalah 1,5 hari

sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014 sebanyak 2,02 hari, standar (Depkes, 2005)

antara 1 – 3 hari. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa kinerja di Instalasi Rawat Inap

RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014 adalah baik, karena realiisasi/ capaian TOI masih dalam

kisaran standart Depkes. Penggunaan tempat tidur relatif efisien dan masih terdapat

kesempatan bagi petugas untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi nosokomial di

rumah sakit. Namun demikian dengan melihat capaian tersebut masih dapat diupayakan lagi

peningkatan penggunaan tempat tidurnya agar makin efisien.

0

10

20

30

40

50

60

70

59,861,4

49 49,68

57,2 58,4

2009 2010 2011 2012 2013 2014

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 39

Gambar 3.4 Realisasi TOI (Turn Over Interval) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

e. NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000

penderita keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit,

Target NDR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada Tahun 2013 adalah sebesar ≤25 o/oo,

sedangkan realisasi atau tingkat capaian pada Tahun 2014 adalah sebesar 18,6 o/oo, hal ini

memberikan gambaran yang cukup baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang ada di

RSU Haji Surabaya. Hasil ini juga memperlihatkan adanya keberhasilan upaya patient safety

yang makin gencar dijalankan di RSU Haji Surabaya sesuai dengan tuntutan kebutuhan

pasien/pelanggan dan akreditasi pelayanan versi 2012.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

1,36

0,95

2,73

2,97

2,26

2,02

TH. 2009 2010 2011 2012 2013 2014

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 40

Gambar 3.5 Realisasi NDR (Net Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

f. GDR (Gross Death Rate), yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar,

ini juga memberikan gambaran mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien di RSU Haji

Surabaya. Target GDR Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada Tahun 2014 adalah sebesar ≤45

o/oo sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014 sebesar 29,3 o/oo. Hal ini

memberikan gambaran mutu pelayanan kesehatan yang ada sudah cukup baik.

0

5

10

15

20

25

3025 24,4

29,5

24,99

27,829,3

TH.2009 2010 2011 2012 2013 2014

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 41

Gambar 3.6 Realisasi GDR (Gross Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

g. IKM Indeks kepuasan masyarakat, berisi tingkat kepuasan masyarakat melalui survei

terhadap pelayanan publik yang dilakukan. Target IKM Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

pada Tahun 2014 adalah sebesar 81,26 sedangkan realisasi atau capaian pada Tahun 2014

sebesar 81,62 atau kategori sangat baik, dengan persentase capaian 103,37%. Nilai IKM

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Tahun 2012

telah dilakukan surveiIKM pada 17 unit pelayanan di RSU Haji Surabaya, dengan nilai IKM

80,44 atau kategori baik. Hal ini dapat dikatakan merupakan cermin keberhasilan pelayanan

di RSU Haji Surabaya yangtelah dipersepsi baik oleh pelanggan yang harus dipertahankan

bahkan secara terus menerus dan berkesinambungan ditingkatkanmutu maupun jenis

layanannya sesuai dengan kebutuhan pasien/pelanggan dan kemajuan perkembangan

IPTEKDOK.

0

5

10

15

20

25

30

12

34

56

2524,4

29,524,99

27,8 29,3

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 42

Tabel 3.4 Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat di RSU Haji Surabaya Tahun 2009 - 2014

No Unit Pelayanan Hasil

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Instalasi Radiologi 76,77 87,26 75,91 81,99 79,02 81,82

2 Instalasi Farmasi (apotek) 77,75 77,24 73,92 82,43 78,64 82,07

3 Patologi Klinik - 79,18 81,75 82,61 78,46 82,36

4 Instalasi Rawat Jalan 78,43 82,84 79,82 76,8 81,77 82,17

5 Instalasi Paviliun 80,67 81,79 78,67 - 86,63 80,44

6 ICU - 81,07 70,95 81,37 83,07 82,4

7 Instalasi bedah Sentral - 67,68 78 80,87 84,66 76,67

8 Instalasi Rehabilitasi Medik - 82,7 83,43 82,66 85,55 81,86

9 Instalasi Rawat Inap 80,52 82,31 80,1 81,02 81,87

10 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 80,05 81,28 74,57 76,67 81

11 Hemodialisa - 76,9 85,56 88,91 82,1

12 VK Bersalin - 78,67 79,2 91,75 83,24

13 Medical Check Up - 80,34 - - -

14 Instalasi Kerjasama - 90,94 83 91,22 81,9

15 Instalasi Gilut - 73,65 86,99 81,41

16 Rekam Medik - 81,3 93,82 83,52

17 Instalasi Patologi anatomi - 87,71 82,11

18 Kosmetik Medik - 89,43 82,27

Rata-rata setiap Tahun 47,42 80,34 79,11 80,44 84,03 81,32

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 43

Gambar 3.7 Hasil Survei IKM pada 17 Unit Pelayanan di RSU Haji Surabaya tahun 2014

Pemantauan pencapaian indikator-indkator kinerja pada sasaran Strategis 1 tersebut

dilaksanakan berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9008-2001 dimana RSU Haji telah mendapat

sertifikasi ISO sejak Tahun 2009.

Tabel 3.5 Realisasi Indikator Kinerja Pelayanan RSU Haji dibandingkan dengan RSU lainnya

pada Tahun 2014

NO. Nama Rumah Sakit Jumlah

TT

Realisasi Indikator Kinerja Pelayanan Tahun 2014

BOR ALOS BTO TOI NDR GDR

1 RSU Haji Surabaya 235 67,91 5 58,4 2,02 18,6 29,3

2 RSUD dr. Margono Soekardjo 519 98,95 3,78 - 0,09 27,67 43,76

3 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro 428 76,97 4,00 - 1,00 20,8 -

4 RSU dr. Moewardi 789 75,18 4,62 - 1,66 38,99 69,64

5 RSU HA Wahab Sjahranie 619 89 6 - 0,7 3 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 44

Tabel 3.2 Menunjukkan realisasi Indikator Kinerja Pelayanan di RSU Haji Surabaya dan

beberapa rumah sakit milik pemerintah lainnya yang sama tipenya yaitu Kelas B Pendidikan pada Tahun

2014 (RSUD dr. Margono Soekardjo Purwokerto, RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSU dr. Moewardi

Surakarta dan RSU HA Wahab Sjahranie Samarinda). Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa realisasi indikator

kinerja pelayanan di RSU Haji Surabaya sebagian besar telah memenuhi sesuai dalam kisaran standart

yang ditetapkan Depkes RI (Th. 2005) kecuali ALOS dan BTO. ALOS RSU Haji Surabaya lebih rendah dari

standart Depkes RI maupun target rumah sakit, namun hal ini mendukung adanya efisiensi di rumah

sakit.

Gambar 3.8 Jumlah TT RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4 Rumah Sakit Lain milik

Pemerintah kelas B Pendidikan.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 45

Gambar 3.9 Realisasi BOR(Bed Occupancy Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan

4 Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.

Gambar 3.10 Realisasi ALOS (Average Length of Stay ) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan

dengan 4 Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 46

Gambar 3.11 Realisasi TOI(Turn Over Interval) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4

Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.

Gambar 3.12 Realisasi NDR (Net Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4

Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 47

Gambar 3.13 Realisasi GDR (Gross Death Rate) RSU Haji Surabaya Tahun 2014 dibandingkan dengan 4

Rumah Sakit Lain milik Pemerintah kelas B Pendidikan.

Gbr. 3.14 Renewal Sertifikasi Sistem manajemen Mutu ISO 2001-9008 (Bulan Oktober 2013)

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 48

Gbr. 3.15 Lulus sertifikasi pada Renewal Sertifikasi Sistem manajemen Mutu ISO 2001-9008

Pencapaian sasaran strategis satu dengan indikator kinerja sebanyak 7 indikator

dilaksanakan dan didukung oleh program rumah sakit, yaitu Program Upaya kesehatan Perorangan dan

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program Upaya kesehatan Perorangan terdiri dari 7

kegiatan yaitu : Peningkatan Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit, Peningkatan Pelayanan Rawat Inap

Utama di Rumah Sakit, Peningkatan Pelayanan laboratorium, Peningkatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit,

Peningkatan pelayanan kesehatan, Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD dan Peningkatan Pelayanan

kesehatan Rujukan. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran melaksanakan 8 kegiatan yaitu :

Penyediaan Jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, Penyediaan jasa pemeliharaan dan Perijinan

kendaraan, Penyediaan jasa adminstrasi Keuangan, Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor,

Penyediaan peralatan rumah tanggan, penyediaan makan dan minum, biaya operasional pelayanan dan

peningkatan pelaksanaan administrasi perkantoran. Kegiatan pada program ini dilaksanakan oleh

Bidang-bidang yang membawahi kinerja tersebut di rumah sakit.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 49

3.2.2. SASARAN STRATEGIS 2

“Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit pendidikan”

Upaya untuk dapat mencapai misi pertama, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan pendidikan dan penelitian sesuai perkembangan IPTEKDOKserta dapat mencapai

tujuan “ Mewujudkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas ‘

maka ditetapkan sasaran strategis kedua yaitu : Meningkatnya kualitas SDM rumah sakit

pendiikan dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan

rumusan atau formula tertentu. Indikator tersebut diantaranya adalah:

a. Persentase Kelulusan Dokter muda yang waktu, yaitu persentase jumlah Dokter Muda (DM)

yang mengikuti kepaniteraan klinik di rumah sakit yang lulus sesuai dengan batas waktu siklus

pembelajaran. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa kesiapan para pendidik klinis yang

ada telah mempunyai kompetensi cukup sebagai pendidik klinis di rumah sakit, hasil yang

dicapai tahun 2014 adalah 95,26 % telah lulus tepat waktu dari target yang ditetapkan

sebesar 90 %, atau capaiannya adalah 105,84%.

Gambar 3.16 Tingkat kelulusan DM (Dokter Muda) di RSU Haji Surabaya tahun 2009-2013

Dari tahun 2009 s/d 2014 Tingkat Kelulusan DM FK UMM dan FK UHT memiliki Tren Naik,

meskipun terdapat penurunan pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

adanya kenaikan jumlah DM yang masuk ditambah dengan adanya kondisi beberapa ruangan yang di

renovasi sehingga membuat proses pembelajaran kurang kondusif.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 50

Peningkatan kualitas kelulusan ditunjang oleh berbagai faktor antara lain oleh adanya SDM

pendidik klinis yang berkualitas sesuai kompetensi maupun sarana prasaran pendukung

pembelajaran (ruang kelas, sarana praktek dan lain-lain). Untuk mengukur Tingkat Kelulusan Dokter

Muda termuat dalam Sasaran Mutu yang merupakan indikator perbaikan mutu dan kinerja

pelayanan/pendidikan, sasaran mutu yang disusun meliputi indikator yang berasal dari Standar

Pelayanan Minimal sesuai dengan Kepmenkes 129/Menkes/SK/2009.

Pada tiap satu tahun sekali dilakukan evaluasi terhadap Tingkat Kelulusan Dokter Muda

tersebut dengan menganalisis Penyebab masalah dan rencana tindak lanjut apabila target yang

ditetapkan belum memenuhi sesuai target yang telah ditetapkan.

Dengan kemampuan Dokter Muda yang berbeda-beda ada setiap siklus yang mengikuti

proses kepaniteraan klinik di RSU Haji Surabaya menyebabkan capaian Tingkat Kelulusan Dokter

Muda berbeda nilainya pada tiap tahunnya. Bakordik sebagai unit yang melaksanakan tugas

administrasi kepaniteraan klinik akan melakukan rencana tindak lanjut berupa :

1. Memotivasi DM untuk lebih giat belajar pada setiap Pembekalan DM pada awal masuk

kepaniteraan klinik.

2. Meningkatkan fasilitasi Kegiatan Belajar DM di rumah sakit dengan meningkatkan sarana

prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar, Perpustakaan dan internet online maupun

pemenuhan sarana manekin untuk praktek.

3. Memberikan Masukan ke SMF untuk lebih intensif dalam pembelajaran maupun dalam

memberikan Referat.

4. Melaksanakan pelatihan AA Plus berjenjang bagi para pendidik klinis agar para pendidik makin

berkualitas meningkatkan mutu pembelajaran/ pelaksananan kepaniteraan klinik di rumah sakit.

Tabel 3.6 Persentase Kelulusan Dokter Muda (DM) di RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2013

NO NAMA SMF PERSENTASE KELULUSAN DM (%) Rata-rata (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Ilmu Penyakit Dalam (IPD)

72,22 75,68 83,33 60,71 85 85,71 77,10

2

Obstetri dan Gynocology (OBGYN)

96,88 96,88 60 84 91,94 97,62 87,88

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 51

3 Bedah

94,87 78,57 85,96 82,61 96,36 95,24 88,94

4

Ilmu Kesehatan Anak (IKA)

92,59 61,11 100 98,39 100 100 92,02

5 Radiologi

86,84 93,55 96,43 100 97,06 95,24 94,85

6 Anastesi

94,74 100 98,55 100 100 100 98,88

7

Telinga Hidung Tenggorokan (THT)

51,61 51,61 52,63 50 60,71 61,90 54,74

8 Mata

100 96 90,48 97,06 87,50 85,71 92,79

9 Kulit

73,68 77,59 76,27 83,33 92,19 95,24 83,05

10 Syaraf

75 70,45 43,33 100 78,38 83,34 75,08

Rata-Rata (%)

85,23 80,11 81,70 88,45 89.85 90

b. Rata-rata jam pelatihan karyawan, yaitu rata-rata jumlah jam pelatihan yang diperoleh

setiap karyawan yang mendapat pelatihan sebagai syarat sesuai kompetensi. Rata-rata jam

pelatihan para karyawanpada tahun 2014 adalah 20 jam pelatihan per orang/ Tahun dari

target yang ditentukan sebesar 6 jam per orang/ Tahun atau capaiannya sebesar 333%, hal ini

terjadi karena rumah sakit dituntut untuk segera memenuhi syarat kompetensi bagi para

karyawan namun anggaran yang tersedia untuk itu sangat terbatas, sehingga perlu disusun

prioritas pemenuhan pelatihan karyawan.

Komitmen yang tinggi pada fungsi pendidikan salah satunya adalah peningkatan

kualitas para pendidik klinis. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang intens dilaksanakan

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 52

sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 dengan berbagai jenis pelatihan antara lain

Pelatihan AA Plus, Pekerti maupun berbagai Lokakarya dan seminar/ workshop pendidikan

dengan pendekatan sistim PBL (Problem Base Learning).

Gbr. 3.17 PENGEMBANGAN KETRAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL BAGI PARA PEMBIMBING KEPANITRAAN KLINIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

Gbr. 3.18 LOKARYA PROSES PEMBELAJARAN KEPANITERAAN KLINIK BERBASIS KOMPETENSI

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 53

Gbr. 3.19 Rapat Yudisium Dokter

Upaya pencapaian kinerja pada indikator kinerja pada sasaran strategis dua dilaksanakan melalui

dua program yaitu Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur dan Program Sumber Daya

kesehatan. Program Peningaktan Sumber Daya Aparatur terdiri dari 2 kegiatan yaitu Pendidikan dan

Pelatihan Formal dan Kegiatan Pelatihan dan Kursus tenaga Profsi baik medis maupun non medis.

Program Sumber daya kesehatan terdiri dari 1 kegiatan yaitu : Penelitian Kesehatan rumah sakit

3.2.3. SASARAN STRATEGIS 3

“Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan”

Untuk dapat mencapai misi kedua, yaitu Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai

standar rumah sakit kelas B pendidikan, dengan tujuan “Mewujudkan sarana dan prasarana

sesuai standar RS Kelas B Pendidikan “maka ditetapkan sasaran strategis ketiga yaitu :

Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar RS Kelas B Pendidikan dengan 2 (dua)

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 54

tertentu.Indikator tersebut diantaranya adalah :

a. Persentase pemenuhan Alat Medis sesuai standart rumah sakit kelas B pendidikan, yaitu

persentase pemenuhan alat medis sesuai target pada setiap tahun sesuai dengan target

dalam RENSTRA Tahun 2009-2014

Realisasi pemenuhan alat medis dari Tahun 2010-2013 dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.7 Ketersediaan Alat Medis sesuai Standart Rumah Sakit Kelas B Pendidikan di

RSU Haji Surabaya Tahun 2010-2013

Tahun Target (%)

Realisasi (%)

2010 35 35,95

2011 40 40,14

2012 45 45,60

2013 60 60,67

2014 65 79,42

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa capaian pemenuhan alat medis pada Tahun 2014 adalah

122,18%. Pemenuhan alat medis dari tahun ke tahun dapat terpenuhi sesuai target dari

yang direncanakan meskipun pemenuhan tersebut masih belum memenuhi secara

standart mengingat adanya keterbatasan anggaran di rumah sakit untuk pengadaan alat

medis.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 55

Gbr. 3.20 Alat MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Gbr. 3.21 Alat CT Scan 64 Slice

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 56

Gbr. 3.22 Alat CT Scan

Gbr. 3.23 Alat Panoramic

Pemenuhan Sarana dan prasarana bagi pelayanan di RSU Haji Surabaya pada Tahun 2014

adalah memprioritaskan pelaksanaan kelanjutan pembangunan Gedung Rawat Inap

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 57

Maskin 6 Lantai yang baru terselesaikan 4 lantai dan sempat terhenti pembangunannya

selama 2 tahun, pada tahun 2014 sudah dapat diselesaikan sampai dengan lantai 4 (ICU,

ICCU dan NICU dilantai 3) sedangkan lantai 4 masih dalam tahap finishing serta

melanjutkan pembangunan sampai dengan selesai ( lantai 5 dan 6) berikutnya pada

pertengahan tahun 2014.

Gbr. 3.24 Peresmian Gedung Lantai 4 untuk ICU, ICCU dan NICU

b. Pemenuhan Bahan/Obat Rumah Sakit pada Tahun 2014 telah terealisasi 100 % sesuai dengan

kebutuhan unit pelayanan. Kebutuhan Obat maupun Bahan Habis Pakai untuk pelaksanaan

pelayanan merupakan prioritas pengadaan di rumah sakit karena kebutuhan bahan habis

pakai dan obat merupakan kebutuhan bagi pasien yang tidak dapat ditunda pemenuhannya

yang terkait langsung dengan pelaksanaan terapi dan pelayanan.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 58

Tabel 3.8 Rekapitulasi Pengeluaran Gudang Farmasi untuk Unit di RSU Haji Surabaya Tahun 2014

Pencapaian kinerja pada Sasaran Strategis 3 didukung oleh 3 Program yaitu Program

Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, Program pemeliharaan Sarana dan

OBAT ALAT KESEHATAN REAGENSIA (Rp) (Rp) (Rp)

22 PATOLOGI ANATOMI 25.767.648 30.078.405 - 55.846.053 23 PATOLOGI KLINIK 11.593.030 666.783.547 4.812.765.150 5.491.141.728 24 PAVILYUN 1 5.121.391 14.863.776 - 19.985.167 25 PAVILYUN 2 15.132.757 44.608.223 - 59.740.981 26 PAVILYUN 3 15.861.349 32.095.804 - 47.957.154 27 PAVILYUN 4 10.508.454 28.574.827 - 39.083.281 28 PMI - - - - 29 POLI ANAK 1.293.249 3.310.982 - 4.604.231 30 POLI BAYI - - - - 31 POLI BED.PLASTIK 3.877.586 2.793.184 - 6.670.770 32 POLI BEDAH 6.299.133 16.702.966 - 23.002.099 33 POLI BEDAH MINOR - 1.482.183 - 1.482.183 34 POLI BEDAH SYARAF 337.698 5.221.933 - 5.559.631 35 POLI BRONCHOSCOPY 120.690 300.585 - 421.275 36 POLI DALAM 88.445 435.532 - 523.977 37 POLI DALAM KHUSUS - - - - 38 POLI ENDOSCOPY 27.245.010 7.468.809 - 34.713.818 39 POLI GIGI 69.957.533 11.466.812 - 81.424.345 40 POLI GIZI 450.705 149.622 - 600.327 41 POLI HAMIL 982.743 1.157.539 - 2.140.282 42 POLI JANTUNG 627.316 12.354.056 - 12.981.372 43 POLI JIWA - - - - 44 POLI KANDUNGAN 7.569.684 12.740.938 - 20.310.622 45 H C U - - - - 46 POLI KOSMETIK 113.380.669 5.146.790 - 118.527.459 47 POLI KULIT 2.476.397 2.434.088 - 4.910.485 48 POLI MATA 6.116.173 7.439.436 - 13.555.608 49 POLI ORTHOPEDI 2.097.987 10.698.955 - 12.796.942 50 POLI PALIATIF 131.476 181.761 - 313.237 51 POLI PARU 1.325.457 1.445.751 - 2.771.208 52 POLI PEGAWAI - - - - 53 POLI RESPIRO - 11.000 - 11.000 54 POLI SYARAF 3.570.291 1.117.921 - 4.688.212 55 POLI THT 3.916.352 27.116.451 - 31.032.802 56 POLI THT PAV. - - - - 57 POLI TUMBUH KEMBANG - - - - 58 POLI UROLOGI 12.062.435 5.115.834 - 17.178.269 59 PSP 1.956.534 2.854.632 - 4.811.166 60 RADIOLOGI 2.122.168 667.924.339 - 670.046.507 61 RAWAT JALAN 60.000 57.750 - 117.750 62 REHAB MEDIK 2.402.462 606.621 - 3.009.083 63 SANITASI 355.448 33.502 - 388.950 64 UGD 62.043.168 164.305.308 - 226.348.476 66 UNIT DIAGNOS + INTERVENSI 264.777.942 5.133.487.643 - 5.398.265.585 66 VK BERSALIN 15.657.004 50.800.541 - 66.457.545 67 P P G D - - - - 68 INST GIZI 1.668.680 685.454 - 2.354.134 69 DEPO PAVILIUN - - - - 70 N I C U 3.338.940 17.407.951 - 20.746.891

TOTAL 2.291.235.674,07 10.377.257.955,40 4.812.765.150,00 17.481.258.779,47

REKAPITULASI PENGELUARAN GUDANG FARMASI UNTUK UNIT RUMAH SAKIT UMUM HAJI

BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2014

NO NAMA UNIT JUMLAH

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 59

Prasarana Rumah Sakit serta Program Obat dan Perbekalan Farmasi. Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit terdiri dari 3 kegiatan yaitu Pengembangan ICU,

ICCU dan NICU. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit terdiri dari 6 kegiatan

pemeliharaan yaitu Pemeliharaan rutin/ brkala rumah sakit, Pemeliharaan rutin/berkala instalasi

pengelolaan limbah, pemeliharaan rutin/ berkala meubeler rumah sakit, pemeliharaan rutin/berkal

perlengkapan rumah sakit, pemeliharaan rutin/berkala gedung rumah sakit dan pemeliharaan sarana

dan prasarana rumah sakit.

3.2.4. SASARAN STRATEGIS 4

“Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit”

Untuk dapat mencapai misi ketiga, yaitu Meningkatkan Kemandirian Rumah sakit,

dengan tujuan “ Mewujudkan kemandirian rumah sakit” maka ditetapkan sasaran strategis

keempat yaitu : Meningkatnya kemandirian keuangan rumah sakit dengan 2 (dua) Indikator

Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan atau formula tertentu. Indikator

tersebut diantaranya adalah :

a. Cost Recovery Cost Recovery Ratio (CRR) adalah perbandingan antara penerimaan rumah

sakit dibanding seluruh biaya operasional non modal. Indikator ini menunjukkan

kemampuan rumah sakit dalam membiayai seluruh biaya operasional dari pendapatan

murni rumah sakit dalam satu tahun anggaran. Realisasi CRR pada tahun 2014 adalah

sebesar 105,76%. Capaian CRR selama kurun waktu 5 (lima) menunjukkan perkembangan

yang makin meningkat. Capaian CRR Tahun 2014telah meningkat apabila dibandingkan

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 60

dengan tahun 2013 dan telah melampaui target yang ditetapkan. yang menunjukkan

bahwa rumah sakit semakin mampu membiayai kegiatan operasionalnya.

Gambar 3.25 Realisasi Cost Recovery Rate RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

b. Tingkat Kemandirian Keuangan adalah perbandingan penerimaan dengan seluruh

pengeluaran rumah sakit. Tingkat kemandirian keuangan rumah sakit menggambarkan

kemampuan rumah sakit untuk membiayai seluruh pengeluaran termasuk pengeluaran

investasi dengan dana yang bersumber dari pendapatan rumah sakit. Tingkat kemandirian

keuangan RSU Haji Surabaya tahun 2014 adalah sebesar 66,35% atau sebesar 97,46%

apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 dan sebesar 99,34% bila dibandingkan

dengan target. Capaian Tingkat kemandirian RSU Haji Surabaya tahun 2014 mengalami

penurunan, namun selama 4 tahun ini terlihat stabil tetapi angka capaian ini masih

dibawah nilai standart.

0

20

40

60

80

100

120

2009 2010 2011 2012 2013 2014

99,08

70,07

103,65 99,36 103,2 105,76

crr

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 61

Gambar 3.26 Realisasi Tingkat Kemandirian Keuangan RSU Haji Surabaya Tahun

2009-2014

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Akuntabilitas keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja

keuangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2014.

Kinerja keuangan diselenggarakan dengan memperhatikan capaian-capaian pelaksanaan atau

realisasi anggaran dan capaian pendapatan. Pelaksanaan dan pelaporan secara akuntabel dan

transparan merupakan pertanggung jawaban organisasi dengan prioritas yang tinggi sebagai

bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah maupun rumah sakit sebagai organisasi

pelayanan publik yang mengedepankan pencapaian tujuan kepemerintahan yang Good

Governance.

3.3.1 Realisasi Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009-2014 dapat dilihat seperti

pada tabel berikut ini :

0

10

20

30

40

50

60

70

2009 2010 2011 2012 2013 2014

32,98 33,23

57,76 57,4662,31 63,35

Tingkat Kemandirian Rumah Sakit

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 62

Tabel 3.9 Target dan Realisasi Pendapatan Rumah Sakit Umum Haji SurabayaTahun 2009-2014

TAHUN TARGET REALISASI PROSENTASE

PENYERAPAN

2009 30.000.000.000,00 35.562.182.231,99 118,54

2010 45.000.000.000,00 52.947.868.220,70 117,66

2011 66.000.000.000,00 79.485.811.643,04 120,43

2012 80.000.000.000,00 91.543.982.350,77 114,43

2013 93.500.000.000,00 113.925.716.945,41 121,85

2014 108.250.000.000,00 139.340.320.759,64 128,66

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 139.340.320.759,64atau sebesar 128,66% dari target

setelah PAPBD sebesar Rp. 108.250.000.000,00. Realisasi pendapatan ini dicapai karena

adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien rumah sakit, pemanfaatan fasilitas rumah sakit

dengan menyewakan ruangan serta adanya dukungan pengadaan peralatan kedokteran yang

baru yang menambah peningkatan pendapatan.

Gambar 3.27 Realisasi Pendapatan RSU Haji Surabaya Tahun 2009-2014

Rp-

Rp20.000.000.000,00

Rp40.000.000.000,00

Rp60.000.000.000,00

Rp80.000.000.000,00

Rp100.000.000.000,00

Rp120.000.000.000,00

Rp140.000.000.000,00

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Target

Realisasi

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 63

3.3.2 Realisasi Anggaran Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Selama kurun waktu tahun 2014, pelaksanaan program/kegiatan di RSU Haji Surabaya

dibiayai dengan total anggaran sebesar Rp. 206.353.154.700,00 Berikut ditampilkan

perkembangan anggaran RSU HajiSurabaya tahun 2010 – 2014

TABEL 3.11 PAGU ANGGARAN RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2010 – 2014

Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Total Belanja 112.175.712.897 137.277.761.692 160.656.139.900 181.330.279.300 206.353.154.700

Belanja Tidak

Langsung

26.559.857.916

23,68%

31.258.801.192

22,77%

34.234.351.000

21,31%

37.695.271.000

20,79%

41.730.306.000

20,22%

Belanja Pegawai 26.559.857.916 31.258.801.192 34.234.351.000 37.695.271.000 41.730.306.000

Belanja Langsung 85.615.854.981

76,32%

106.018.960.500

77,23%

126.421.788.900

78,69%

143.635.008.300

79,21%

164.622.848.700

79,78%

Belanja Pegawai 21.792.178.698

25,45%

26.937.077.870

25,41%

36.600.703.519

28,95%

40.861.101.425

28,45%

10.678.581.420

6,49%

Belanja Barang

dan Jasa

38.649.428.390

45,14%

54.280.859.755

51,20%

64.186.481.731

50,77%

73.985.656.113

51,51%

122.734.066.30

74,55%

Belanja Modal 25.174.247.893

29,40%

24.801.022.875

23,39%

25.634.603.650

20,28%

28.788.250.762

20,04%

31.210.200.973

18,96%

Dari tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa Anggaran belanja RSU Haji Surabaya dari tahun

2013ke 2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 13,79%. Besaran Belanja Tidak Langsung

mengalami penurunan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 hal ini adalah karena anggaran

telah disesuaikan dengan kondisi riil yang ada seperti gaji maupun honor lain-lain.Untuk belanja

langsung mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014 meski tidak terlalu besar

namun hal ini karena rumah sakit masih dalam pengembangan guna meningkatkan pelayanan

kepada pasien.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 64

3.3.3 REALISI ANGGARAN RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2010 – 2014

Dalam 3 tahun terakhir, RSU Haji Surabaya dari pemeriksaan atas laporan keuangan yang

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu,

di antaranya telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, adanya Sistem Pengendalian

Intern yang memadai, dipatuhi dan ditaatinya peraturan-peraturan yang berlaku serta

tercukupinya pengungkapan dalam laporan keuangan, yang mencerminkan tertatanya

pengelolaan keuangan dan kewajaran dari laporan keuanagan yang diterbitkan.Realisasi

penyerapan anggaran RSU Haji Surabaya(PAPBD) dari tahun 2010 s.d tahun 2014 dapat dilihat

sebagaimana tabel 3.10

TABEL 3.10 REALISASI ANGGARAN RSU HAJI TAHUN 2010 – 2014.

Uraian

Realisasi /Penyerapan Anggaran

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Total Belanja 109.900.025.382

137.618.553.907

159.283.200.909

182.790.792.573

203.514.542.048

Belanja Tidak Langsung

25.964.074.966

23,63%

30.192.729.358

21,94%

32.964.038.232

20,70%

36.501.011.497

19,97%

39.631.734.100

19,47%

Belanja Pegawai 25.964.074.966

30.192.729.358

32.964.038.232

36.501.011.497

39.631.734.100

Belanja Langsung

83.935.950.416

107.425.824.549

126.319.162.677

146.289.781.076

163.882.807.948

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 65

Lanjutan Tabel 3.10 Realisasi Anggaran Rsu Haji Tahun 2010 – 2014

Uraian

Realisasi /Penyerapan Anggaran

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Belanja Pegawai 22.970.799.520

27,37% 30.403.704.249

28,30% 36.982.439.580

29,28% 44.038.122.744

30,10%

9.777.396.218 5,97%

Belanja Barang dan Jasa

37.872.788.711

45,12%

53.010.321.663

49,35%

64.729.656.780

51,24%

74.831.659.510

51,15%

125.463.005.450 76,56%

Belanja Modal 23.092.362.185

27,51%

24.011.798.637

22,35%

24.607.066.317

19,48%

27.419.998.822

18,74%

28.642.406.280 17,48%

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa penyerapan anggaran di RSU Haji Surabayacapaian dari

tahun tahun 2014mencapai 98,62% hal ini menunjukkan kinerja baik dengan penyerapan

diatas 90%, hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit sudah semakin mampu untuk efisiensi

dan efektrifitas anggaran.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 66

3.3.4 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN RSU HAJI TAHUN 2014 (SETELAH PAPBD)

Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014

NO.

URAIAN

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

BELANJA DAERAH 206.353.154.700 203.514.542.048 98.62

A BELANJA TIDAK LANGSUNG 41.730.306.000 39.631.734.100 94.97

B BELANJA LANGSUNG 164.622.848.700 163.882.807.948 99.55

I. Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran 64.017.636.344 66.477.052.712 103.84

1 Penyediaan jasa komunikasi,

sumber daya air dan listrik 3.984.500.000 3.825.204.131 96.00

2

Penyediaan jasa pemeliharaan

dan perijinan kendaraan

dinas/operasional

127.400.000 114.659.334 90.00

3 Penyediaan jasa administrasi

keuangan 1.095.820.000 886.089.000 80.86

4 Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 556.000.000 500.561.800 90.03

5 Penyediaan peralatan rumah

tangga 4.757.200.615 4.629.834.342 97.32

6 Penyediaan makanan dan

minuman 523.200.000 520.044.400 99.40

7 Penyediaan biaya operasional

pelayanan / jaspel 49.778.575.729 53.711.339.977 107.90

8 Peningkatan Pelayanan

Administrasi Perkantoran 3.194.940.000 2.289.319.728 71.65

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 67

Lanjutan Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014

NO.

URAIAN

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

II Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur 2.890.995.000 2.251.956.410 77.90

1 Pengadaan meubelaer 350.000.000 348.128.000 99.47

2 Pengadaan Alat-alat Kantor dan

Rumah Tangga 1.364.125.000 1.225.860.900 89.86

3 Pemeliharaan rutin/berkala

Alat-alat Besar Pembantu 380.000.000 375.304.860 98.76

4

Penyusunan Rencana Kerja

Tahunan, Monitoring dan

Evaluasi Program Kegiatan

796.870.000 302.662.650 37.98

III Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan 42.017.157.452 43.904.221.973 104.49

1 Peningkatan Pelayanan Farmasi

RS 42.017.157.452 43.904.221.973 104.49

IV

Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit/Rumah

Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-

Paru/Rumah Sakit Mata

26.925.613.473 24.562.576.289 91.22

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 68

Lanjutan Tabel 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Setelah PAPBD Tahun 2014

NO.

URAIAN

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Pengadaan alat-alat kesehatan

rumah sakit 294.000.000 286.092.400 97.31

2 Pengadaan alat kedokteran 500.000.000 482.790.000 96.56

3 Pengadaan perlengkapan rumah

tangga rumah sakit 1.131.613.473 1.070.629.439 94.61

4

Peningkatan Derajat Kesehatan

Masyarakat dengan Penyediaan

Fasilitas Perawatan Kesehatan

bagi Penderita akibat Dampak

Asap Rokok

25.000.000.000 22.723.064.450 90.89

V

Program Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah

Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit

Mata

10.592.921.860 9.592.798.638 90.56

1 Pemeliharaan rutin/berkala

rumah sakit 5.085.247.750 4.646.649.791 91.38

2

Pemeliharaan rutin/berkala

instalasi pengelolahan limbah

rumah sakit

250.000.000 211.557.570 84.62

3 Pemeliharaan rutin/berkala

meubeler rumah sakit 40.000.000 39.768.795 99.42

4 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit 250.000.000 242.849.200 97.14

5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

250.000.000 247.999.020 99.20

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 69

NO.

URAIAN

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

6. Pemeliharaan rutin/berkala gedung Rumah Sakit

4.717.674.110 4.203.974.262 89.11

VI Program Upaya Kesehatan Perorangan

14.815.198.044 14.355.113.636 96.89

1 Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Umum di RS

494.300.000 491.805.490 99.50

2 Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Utama di RS

1.210.580.900 1.114.544.990 92.07

3 Peningkatan Pelayanan Laboratorium di RS

5.658.615.000 5.706.873.786 100.85

4 Peningkatan Pelayanan Sterilisasi dan Laundry di RS

710.000.000 665.502.960 93.73

5 Peningkatan Pelayanan Gizi RS 3.772.027.744 3.646.805.160 96.68

6 Penyusunan Standar Pelayanan RS

563.600.000 530.434.420 94.12

7 Peningkatan Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

1.220.355.000 1.087.110.550 89.08

8 Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD

261.049.400 231.584.400 88.71

9 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan ( DAK )

838.670.000 797.126.880 95.05

10 Pendampingan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK)

86.000.000 83.325.000 96.89

VII Program Sumber Daya Kesehatan

3.363.326.527 2.739.088.290 81.44

1 Pendidikan dan Pelatihan Formal

453.400.000 438.657.050 96.75

2

Pelatihan dan Kursus Tenaga Profesi baik Medis, Paramedis maupun Non Medis di Dalam/di Luar RS

2.136.115.027 1.913.285.240 89.57

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 70

NO.

URAIAN

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

3 Penelitian Kesehatan RS 241.037.500 167.382.750 69.44

4

Pendidikan dan kursus tenaga profesi baik medis paramedis maupun non medis didalam/luar

532.774.000 219.763.250 41.25

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa realisasi anggaran belanja RSU Haji Surabaya pada

tahun 2014 mencapai 98,62% dari pagu anggaran. Program pertama adalah program

administrasi perkantoran yang terdiri dari 9 kegiatan dengan realisasi penyerapan

anggaran sebesar 103,842%. Program ini menggunakan sebesar 32,66% dari keseluruhan

anggaran rumah sakit.Program kedua adalah Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

terdiri dari 4 kegiatan dengan realisasi penyerapan anggaran pada tahun 2014 adalah

sebesar 77,90%Program ini menggunakan sebesar 1,11% dari keseluruhan anggaran RSU

Haji Surabaya pada tahun 2014. Pada pelaksanaan program ini ada 1 kegiatan yang

penyerapan dananya belum maksimal sebesar 37,98%, yaitu pada kegiatan penyusunan

rencana kerja tahunan, monitoring, dan evaluasi program kegiatan. Hal tersebut

dikarenakan adanya instruksi efisiensi kegiatan rapat dan akomodasi yang harus

dilaksanakan di SKPD/Rumah sakit.Program ketiga adalah Program Pengadaan

Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-

paru/ Rumah Sakit Mata dengan realisasi sebesar 91,22%, sampai dengan bulan

Desember 2014. Pada pelaksanaan program ini ditemukan permasalahan yaitu ada

beberapa alat yang belum terpenuhi ,untuk alat radiologi yang belum terpenuhi adalah X-

ray mamografi untuk pemeriksaan payudara,MRI spectroscopy, MSCT Colonoscopy.

Selain itu juga QC (quality control) Tools radiologi untuk mendeteksi seberapa besar

terjadinya kebocoran radiasi juga masih mengalami kendala yaitu belum dikalibrasi,

sedangkan untuk alat kesehatan tidak habis pakai yang belum terpenuhi adalah

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 71

Apron,thyroid,kacamata Pb, grid untuk pelayanan IGD,casette untuk hasil pemeriksaan

namun alat tersebut sudah diusulkan untuk pengadaan alat kesehatan di tahun 2015.

Selain itu juga ditemukan permasalahan yaitu ada sedikit keterlambatan pengadaan alat

kedokteran/ alat kesehatan dari jadwal yang sudah direncanakan karena proses

pengadaan melalui lelang yang dilaksanakan oleh ULP Propinsi Jawa Timur.Program

keempat adalah Program Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan realisasi sebesar 90,56% sampai

dengan bulan Desember 2014. Pada pelaksanaan program ini ditemukan permasalahan

yaitu untuk distributor Alat kedokteran merupakan agen tunggal yang melayani customer

seluruh Indonesia, sehingga jika terdapat kerusakan yang berkaitan dengan program

didalam alat tersebut yang membutuhkan tekhnisi khusus dari agen utama tersebut

mengalami kesulitan untuk mendatangkan dalam waktu yang cepat. Selain itu harga dari

distributor terlalu tinggi untuk sistem kontrak service sehingga cukup memberatkan pihak

RS. Program kelima adalah Program Upaya Kesehatan Perorangan dengan realisasi

sebesar 96,89% sampai dengan bulan Desember 2014. Pada program ini ditemukan

permasalahan yaitu Head Box 2 buah tidak direalisasikan karena alat tersebut tidak

dianjurkan untuk bayi karena kurang safety.Program keenamadalah Program Sumber

Daya Kesehatanrealisasinya sebesar 81,44% sampai dengan bulan Desember 2014.Pada

program ini terdapat permasalahan yaitu ada 2 kegiatan penelitian tidak bisa terlaksana

karena keterbatasan tenaga dan kesulitan dalam mengSPJkan biaya/jasa pengujian

laboratorium, untuk pengadaan buku perpustakaan ada kendala didalam mendapatkan

rekanan yang sanggup mendapatkan buku yang sesuai dengan pesanan (DPA), sedangkan

rekanan lama tidak bisa dihubungi, ada salah satu orang yang mengundurkan diri tidak

jadi sekolah, honor kegiatan kepaniteraan klinik dari FK UHT untuk bulan Nopember dan

Desember 2014 baru dikirimkan bulan Januari 2015.

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 72

BAB IV

P E N U T U P

3.1 KESIMPULAN

Hasil pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Rumah Sakit Umum Haji Suarabaya

mencapai 125,99% yang dapat dijabarkan pada masing-masing sasaran sebagai berikut :

1. Sasaran strategis I mempunyai 7 indikator kinerja (BOR, ALOS, BTO, TOI, NDR, GDR

dan IKM), dengan capaian pada ketujuh indikatornya menunjukkan hasil yang baik

(rata-rata persentase capaiannya adalah sebesar 110,53%

2. Sasaran Strategis II mempunyai 2 indikator kinerja (Persentase kelulusan Dokter

Muda dan Rata-rata jam pelatihan karyawan per tahun), capaian indikator

kinerjanya menunjukkan hasil yang baik (rata-rata persentase capaiannya adalah

sebesar 219,00%

3. Sasaran Strategis III mempunyai 2 indikator kinerja (Persentase Pemenuhan Alat

Medis sesuai standar Rumah Sakit kelas B pendidikan dan Persentase Pemenuhan

Bahan/Obat Rumah Sakit), capaian indikator kinerjanya menunjukkan hasil sangat

baik (rata-rata persentase capaian adalah sebesar 111,09%

4. Sasaran Strategis IV mempunyai 2 indikator kinerja (Cost Recovery Rate dan Tingkat

Kemandirian Rumah Sakit), capaian Indikator kinerjanya menunjukkan hasil sangat

baik (rata-rata capaian indikator kinerjanyaadalah sebesar 101,61%

LAKIP Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2014 73

3.2 REKOMENDASI

Strategi untuk meningkatkan kinerja Rumah Sakit Umum Haji dimasa mendatang

adalah :

1. Menetapkan indikator kinerja yang lebih tepat utamanya untuk indikator

Peningkatan Kualitas SDM Rumah Sakit

2. Meningkatkan program dan kegiatan yang mendukung kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

Dr. Restu Kurnia Tjahjani, MKes

Pembina Utama Muda Nip. 19590829 198703 2 002