bab i evaluasi pengelolaan persampahan di kawasan ampenan kota mataram

5
TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sektor perekonomian pada sebuah kota memicu timbulnya arus urbanisasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan pada sektor perumahan dan permukiman. Dengan berkembangnya penduduk di wilayah permukiman, penyediaan sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung berfungsinya sebuah permukiman juga mengalami pertumbuhan mengikuti arah perkembangan permukiman. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman yang tidak dapat mengimbangi dari pertumbuhan wilayah permukiman akan berdampak terhadap munculnya kekumuhan pada wilayah permukiman tersebut (Kadoatie, 2005:27). Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan permukiman telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan Kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai aspek, salah satu aspek yang sangat berpengaruh adalah aspek pengelolaan sampah di lingkungan permukiman. Menurut Wibowo dan Darwin (2006:1) persampahan telah menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di Indonesia. Faktor keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah sepenuhnya akan tergantung pada kemauan Pemerintah Daerah atau Kota dan masyarakat. Kemauan ini dapat di mulai dari pemahaman dan kesadaran PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ( P L A N O L O G I )

Upload: qudri-saufi

Post on 30-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Studi Evaluasi Perencanaan

TRANSCRIPT

TEKNIK EVALUASI PERENCANAAN

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan sektor perekonomian pada sebuah kota memicu timbulnya arus urbanisasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan pada sektor perumahan dan permukiman. Dengan berkembangnya penduduk di wilayah permukiman, penyediaan sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung berfungsinya sebuah permukiman juga mengalami pertumbuhan mengikuti arah perkembangan permukiman. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman yang tidak dapat mengimbangi dari pertumbuhan wilayah permukiman akan berdampak terhadap munculnya kekumuhan pada wilayah permukiman tersebut (Kadoatie, 2005:27).

Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan permukiman telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan Kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai aspek, salah satu aspek yang sangat berpengaruh adalah aspek pengelolaan sampah di lingkungan permukiman. Menurut Wibowo dan Darwin (2006:1) persampahan telah menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di Indonesia. Faktor keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah sepenuhnya akan tergantung pada kemauan Pemerintah Daerah atau Kota dan masyarakat. Kemauan ini dapat di mulai dari pemahaman dan kesadaran akan pentingnya sektor pengelolaan sampah sebagai salah satu pencerminan keberhasilan pengelolaan kota.

Kota Mataram yang saat ini berkembang dengan berbagai macam suku, budaya, etsnis, dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang terdapat di dalamnya memiliki kecendrungan dapat dimasuki oleh berbagai golongan masyarakat lainnya mengingat perkembangan kota ini semakin meningkat. Pada tahun 2001 jumlah penduduk Kota Mataram tercacat sebanyak 317.434 jiwa, sedangkan kepadatan penduduk rata-rata mencapai 5.178 jiwa per km2 (Mataram Dalam Angka, 2001:25). Perbandingan dengan tahun 2009 tercatat jumlah penduduk Kota Mataram mecapai 375.506 jiwa atau meningkat 5,8 % dalam rentang waktu 8 tahun dengan kepadatan rata-rata pada tahun ini sebesar 6.126 jiwa per km2 atau meingkat sebesar 9,48 % dalam rentang waktu yang sama. (Mataram Dalam Angka tahun 2010, bab 3: 77).

Wilayah kecamatan Ampenan yang termasuk dalam salah satu wilayah Kota Mataram merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi dengan jumlah sampai dengan tahun 2012 yakni mencapai 75.686 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 1,7 % dari total jumlah penduduk keseluruhan di wilayah Kota Mataram dan merupakan jumlah penduduk terbesar di Kota Mataram (Kota Mataram dalam Angka tahun 2013).

Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan akan prasarana persampahan wilayah kecamatan Ampenan memiliki jumlah yang masih kurang memadai dapat dilihat dari jumlah jaringan persmapahan yang terdapat di wilayah Kecamatan Ampenan sampai dengan tahun 2012 yang hanya berjumlah 14 unit TPS dan 10 unit container dengan jumlah sampah mencapai 239 m3/hari. Jika dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya, kebutuhan akan sarana persampahan ini masih sangat kurang dengan melihat perbandingan jumlah yang antara volume sampah yang dengan ketersediaan sarana yang lebih banyak dari wilayah lainnya.

Sehingga hal inilah yang perlu untuk diatasi bersama, baik oleh pemerintah sebagai fasilitator, masyarakat sebagai pelaku di lapangan, dan swasta (perencana) sebagai pengawas dari kedua lembaga tersebut dan menjadi penengah dalam persoalan yang menyangkut keberlangsungan perkembangan dan pembangunan kota.

Dari hal ini, sebagai penyelaras persoalan perencana dituntut untuk dapat turun dan terlibat langsung dalam rangka memberikan pemahaman dan ilmu yang telah diperoleh untuk sama-sama diterapkan di dalam lingkungan masyarakat sehingga mampu untuk mandiri sejalan dengan perkembangan zaman yang terus bergulir.

1.2 Rumusan Permasalahan

1. Bagaimana perkembangan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Ampenan Tengah ?

2. Bagaimana ketersediaan jaringan persampahan di kelurahan Ampenan Tengah ?

3. Bagaimana upaya penyediaan jaringan persampahan di Kelurahan Ampenan Tengah oleh pihak-pihak terkait ?

4. Apa akibat dari tidak tersedianya pengelolaan sampah yang baik di Kelurahan Ampenan Tengah ?

1.3 Tujuan

Melihat dari beberapa rumusan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai dalam laporan ini, diantaranya :

1. Mengetahui kondisi penduduk yang ada di wilayah kelurahan Ampenan Tengah.

2. Mengetahui kondisi ketersediaan jaringan persampahan yang terdapat di wilayah kelurahan Ampenan Tengah

3. Mengetahui strategi penanganan yang tepat dalam menyelesaikan persoalan peningkatan jumlah penduduk tehadap penyediaan utilitas khususnya di Kelurahan Ampenan Tengah.

4. Memberikan analisis mengenai pengolaan sampah yang terbaik untuk wilayah kelurahan Ampenan Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan mampu untuk :

1. Terselenggaranya keselarasan antara penyediaan utilitas yang cukup dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat di wilayah Kelurahan Ampenan Tengah.

2. Termanfaatkannya hasil sampah yang telah ada dengan melibatkan masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampah tersebut.

3. Terciptanya lingkungan Ampenan Tengah yang nyaman, bersih, dan tertata dengan masyarakat yang mandiri dan berhasil guna sebagai hasil dari pemanfaatan sampah yang ada.

4. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat kelurahan Ampenan Tengah baik dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ( P L A N O L O G I )