bab i asma - pediatri
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
1/34
1
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini di seluruh dunia tengah terjadi epidemic asma, yaitu peningkatan
prevalens dan derajat asma terutama pada anak-anak, baik di negara maju maupun
negara berkembang. Di lain pihak walaupun banyak hal yang berkaitan dengan asma
telah terungkap namun ternyata hingga saat ini, secara keseluruhan asma masih
merupakan misteri. Pengetahuan tentang patologi, patofisiologi, dan imunologi asma
berkembang sangat pesat, khususnya untuk asma pada orang dewasa dan anak besar.
Pada anak kecil dan bayi, mekanisme dasar perkembangan penyakit ini masih belumdiketahui pasti. agi pula bayi dan balita yang mengalami mengi saat terkena infeksi
saluran napas akut, banyak yang tidak berkembang menjadi asma saat dewasanya.
!kibat ketidakjelasan tadi, definisi asma pada anak sulit untuk dirumuskan,
sehingga untuk menyusun diagnosis dan tata laksana yang baku juga mengalami
kesulitan. !kibat berikutnya adalah adanya under overdiagnosis maupun under
overtreatment. "ntuk mengatasi hal itu perlu adanya alur diagnosis dan tata laksana
asma yang disepakati bersama. Secara internasional untuk saat ini panduan penanganan asma yang banyak diikuti adalah #lobal $nitiative for !sthma %#$&!'
yang disusun oleh &ational ung, (eart, and )lood $nstitute !merika yang
bekerjasama dengan *(+, dan dipublikasikan pada bulan anuari 1. #$&! juga
menyebutkan bahwa asma pada anak sulit didiagnosis. Prevalens asma anak di
$ndonesia untuk kelompok usia sekolah lanjutan sudah ada, namun sayangnya belum
ada data mengenai under / overdiagnosis maupun under/overtreatment.
"ntuk anak-anak, #$&! tidak dapat sepenuhnya diterapkan, sehingga
Pediatric !sthma 0onsensus #roup dalam pertemuan ketiganya pada bulan aret
1 mengeluarkan suatu pernyataan tentang 2onsensus $nternasional $$$
Penanggulangan !sma !nak %selanjutnya disebut 2onsensus $nternasional saja' yang
dipublikasikan pada tahun 13. 2onsensus adalah kesepakatan bersama bukan suatu
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
2/34
4
S+P %standard operating procedure'. Selain #$&! dan 2onsensus $nternasional,
banyak negara yang mempunyai konsensus nasional di negara masing-masing
misalnya 2onsensus !ustralia.
Di $ndonesia sudah ada 2onsensus &asional !sma !nak %2&!!' yang
disusun oleh "nit 2erja 2oordinasi %"22' Pulmonologi $D!$ pada bulan Desember
15 di akarta dan ditetapkan dalam 2+&$2! %2ongres &asional $lmu 2esehatan
!nak' 6 di )ukitinggi pada bulan uni 17. )erhubung perkembangan yang ada
sekarang ini, dan berdasarkan pengalaman penggunaan- nya sampai saat ini, maka
rumusan 2onsensus &asional tersebut agaknya perlu ditinjau ulang. Pada acara
Simposium 8espirologi !nak asa 2ini 11-14 Desember 13 di )andung, materi
9injauan "lang ini telah disajikan. Selanjutnya pada pertemuan "22 Pulmonologi
$D!$ 14-1: Desember 13, materi ini mendapat masukan dari peserta pertemuan
dan telah disetujui bersama.
!sma pada anak mempunyai berbagai aspek khusus yang umumnya berkaitan
dengan proses tumbuh dan kembang seorang anak, baik pada masa bayi, balita,
maupun anak besar. Peran atopi pada asma anak sangat besar dan merupakan faktor
terpenting yang harus dipertimbangkan dengan baik untuk diagnosis dan upaya
penatalaksanaan. ekanisme sensitisasi terhadap alergen serta perkembangan
perjalanan alamiah penyakit alergi dapat memberi peluang untuk mengubah dan
mencegah terjadinya asma melalui kontrol lingkungan dan pengobatan pada seorang
anak. Pendidikan pada pasien dan keluarga merupakan unsur penting penatalaksanaan
asma pada anak yang bertujuan untuk meminimalkan morbiditas fisis dan psikis serta
mencegah disabilitas. "paya pengobatan asma anak tidak dapat dipisahkan dari
pemberian kortikosteroid yang merupakan anti-inflamasi terpilih untuk semua jenis
dan tingkatan asma. Pemberian kortikosteroid topikal melalui inhalasi memberikan
hasil sangat baik untuk mengontrol asma tanpa pengaruh buruk, walaupun pada anak
kecil tidak begitu mudah untuk dilakukan sehingga masih memerlukan alat bantu
inhalasi %&elson 9e;tbook of Pediatric, 1th ed'.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
3/34
:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asma
!sma ialah gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang
berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit 9. Pada orang yang rentan,
inflamasi ini menyebabkan episode mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan,
dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. #ejala ini biasanya berhubungan
dengan penyempitan jalan napas yang luas namun bervariasi, sebagian bersifat
reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. $nflamasi ini juga
berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan %.
Pedoman Nasional Asma Anak . "22 Pulmonologi PP $D!$< akarta. 4==5'.
)atasan di atas memang sangat lengkap, namun dalam penerapan klinis untuk
anak tidak praktis. !gaknya karena itu para perumus 2onsensus $nternasional dalam
pernyataan ketiganya tetap menggunakan definisi lama yaitu< engi berulang dan/
atau batuk persisten dalam keadaan asma adalah yang paling mungkin, sedangkan
sebab lain yang lebih jarang telah disingkirkan. 2onsensus &asional juga
menggunakan batasan yang praktis ini dalam batasan operasionalnya. Sehubungan
dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil, dengan bertambahnya umur,
khususnya di atas umur : tahun, diagnosis asma menjadi lebih definitif. )ahkan
untuk anak di atas umur 7 tahun definisi #$&! dapat digunakan.
2.2 Teori Reaksi inflamasi
Patogenesis asma dapat diterangkan secara sederhana sebagai
bronkokonstriksi akibat proses inflamasi yang terjadi terus-menerus pada saluran
napas. 2arena itu pemberian anti-inflamasi memegang peranan penting pada
pengobatan dan kontrol asma. 9erlihat bahwa setelah pemberian inhalasi
kortikosteroid akan terjadi penurunan bermakna sel inflamasi dan pertanda
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
4/34
5
permukaan sel pada sediaan bilas dan biopsi bronkoalveolar. Pemberian bronkodilator
saja tidak dapat mengatasi reaksi inflamasi dengan baik. Pada tingkat sel tampak
bahwa setelah terjadi pajanan alergen serta rangsang infeksi maka sel mast, limfosit,
dan makrofag akan melepas faktor kemotaktik yang menimbulkan migrasi eosinofil
dan sel radang lain. Pada tingkat molekul terjadi pelepasan berbagai mediator serta
ekspresi serangkaian reseptor permukaan oleh sel yang saling bekerjasama tersebut
yang akan membentuk jalinan reaksi inflamasi. Pada orchestras proses inflamasi ini
sangat besar pengaruh sel 9h sebagai regulator penghasil sitokin yang dapat memacu
pertumbuhan dan maturasi sel inflamasi alergi. Pada tingkat jaringan akan tampak
kerusakan epitel serta sebukan sel inflamasi sampai submukosa bronkus, dan
mungkin terjadi rekonstruksi mukosa oleh jaringa ikat serta hipertrofi otot polos.
)erbagai penelitian asma pada anak memperlihatkan adanya suatu pola
hubungan antara proses sensitisasi alergi dengan perkembangan dan perjalanan
penyakit alergi yang dikenal sebagai allergic march %perjalanan alamiah penyakit
alergi'. Secara klinis allergic march terlihat berawal sebagai alergi saluran cerna
%diare alergi susu sapi' yang akan berkembang menjadi alergi kulit %dermatitis atopi'
dan kemudian alergi saluran napas %asma bronkial, rinitis alergi'. Suatu penelitian
memperlihatkan bahwa kelompok anak dengan gejala mengi pada usia kurang dari :tahun, yang menetap sampai usia 7 tahun, mempunyai predisposisi ibu asma,
dermatitis atopi, rinitis alergi, dan peningkatan kadar lg>, dibandingkan dengan
kelompok anak dengan mengi yang tidak menetap. aporan tersebut juga menyatakan
bahwa anak mengi yang akan berkembang menjadi asma terbukti mempunyai
kemampuan untuk membentuk respons lg> serta respons eosinofil pada uji provokasi
berbagai stimuli. Proses sensitisasi diperkirakan telah terjadi sejak awal masa
kehidupan, secara bertahap mulai dari rangsang alergen makanan dan infeksi virus,
sampai kemudian rangsang aeroalergen. Proses tersebut akan mempengaruhi modul
respons imun yang akan lebih cenderung ke arah aktivitas 9h 4. 2ecenderungan
aktivitas 9h4 akan menurunkan produk $-4 dan $?&-@ oleh 9h4. 9erbukti bahwa
anak dengan respons $?&-@ rendah pada masa awal kehidupannya akan lebih
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
5/34
tersensitisasi oleh aeroallergen dan menderita asma pada usia 7 tahun dibandingkan
dengan anak dengan respon $?&-@ normal %. Pedoman Nasional Asma Anak . "22
Pulmonologi PP $D!$< akarta. 4==5.'.
asalah penting pada morbiditas asma adalah kemampuan untuk menegakkan
diagnosis, dan seperti telah kita ketahui bahwa diagnosis asma pada anak tidak selalu
mudah untuk ditegakkan. )eberapa kriteria diagnosis untuk itu selalu mempunyai
berbagai kelemahan, tetapi umumnya disepakati bahwa hiper reaktivitas bronkus
tetap merupakan bukti objektif yang perlu untuk diagnosis asma, termasuk untuk
asma pada anak. #ejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah mengi
berulang dan sesak napas, tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik dapat
merupakan satu- satunya gejala klinis yang ditemukan. )iasanya batuk kronik itu
berhubungan dengan infeksi saluran napas atas. Selain itu harus dipikirkan pula
kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan toleransi terhadap aktivitas
fisik atau gejala batuk malam hari. sehingga kadar Pa0+4 akan turun dan
dijumpai.Sebagian besar manifestasi akan muncul sebelum usia 7 tahun dan
kebanyakan gejala awal sudah ditemukan pada masa bayi, berupa mengi berulang
atau tanpa batuk yang berhubungan dengan infeksi virus. (ubungan antara mengi
semasa bayi dengan kejadian asma pada masa kehidupan selanjutnya telah banyak dibahas, para peneliti umumnya melaporkan bahwa hanya sebagian kecil saja %:-
1=A' dari kelompok bayi mengi yang berhubungan dengan infeksi virus tersebut
akan memperlihatkan progresivitas klinis menjadi asma bronkial. $nfeksi virus
semasa bayi yang menimbulkan bronkiolitis dengan gejala mengi terutama
disebabkan oleh virus sinsitial respiratori %8SB', virus parainfluenCa, dan adenovirus.
2ecenderungan bayi mengi untuk menjadi asma sangat ditentukan oleh faktor genetic
atopi. Sebagian besar bayi tersebut jelas mempunyai riwayat keluarga atopi serta
menunjukkan positivitas lg> anti-8SB serum, dibandingkan dengan bayi mengi yang
tidak menjadi asma. 2emampuan bayi untuk membentuk lg> anti 8SB ini diyakini
sebagai status sensitisasi terhadap allergen secara umum. adi bayi mengi dengan ibu
atopi yang mengandung lg> anti-8SB tersebut sudah dalam keadaan tersensitisasi,
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
6/34
7
dan hal ini merupakan faktor risiko terjadinya asma. Sejalan dengan hal itu maka
banyak peneliti telah melaporkan positivitas lg> spesifik terhadap berbagai alergen
%susu, kacang, makanan laut, debu rumah, serbuk sari bunga' pada bayi merupakan
faktor risiko dan prediktor untuk terjadinya asma %&()$/*(+ *orkshop 8eport
1'.
2. Pa!ofisiolo"i
2ejadian utama pada serangan asma akut adalah obstruksi jalan napas secara
luas yang merupakan kombinasi dari spasme otot polos bronkus, edem mukosa
karena inflamasi saluran napas, dan sumbatan mukus. Sumbatan yang terjadi tidak
seragam/merata di seluruh paru. !telektasis segmental atau subsegmental dapat
terjadi. Sumbatan jalan napas menyebabkan peningkatan tahanan jalan napas,
terperangkapnya udara, dan distensi paru berlebihan %hiperinflasi'. Perubahan tahanan
jalan napas yang tidak merata di seluruh jaringan bronkus, menyebabkan tidak padu
padannya ventilasi dengan perfusi %ventilation-perfusion mismatch'.
(iperinflasi paru menyebabkan penurunan compliance paru, sehingga terjadi
peningkatan kerja napas. Peningkatan tekanan intrapulmonal yang diperlukan untuk
ekspirasi melalui saluran napas yang menyempit, dapat makin mempersempit atau menyebabkan penutupan dini saluran napas, sehingga meningkatkan risiko terjadinya
pneumotoraks. Peningkatan tekanan intratorakal mungkin mempengaruhi arus balik
vena dan mengurangi curah jantung yang bermanifestasi sebagai pulsus paradoksus.
Bentilasi perfusi yang tidak padu padan, hipoventilasi alveolar, dan peningkatan kerja
napas menyebabkan perubahan dalam gas darah. Pada awal serangan, untuk meng-
kompensasi hipoksia terjadi hiperventilasi. %&elson 9e;tbook of Pediatric, 1 th ed'.
alkalosis respiratorik. Selanjutnya pada obstruksi jalan napas yang berat, akanterjadi kelelahan otot napas dan hipoventilasi alveolar yang berakibat terjadinya
hiperkapnia dan asidosis respiratorik. 2arena itu jika dijumpai kadar Pa0+4 yang
cenderung naik walau nilainya masih dalam rentang normal, harus diwaspadai
sebagai tanda kelelahan dan ancaman gagal napas. Selain itu dapat terjadi pula
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
7/34
asidosis metabolik akibat hipoksia jaringan dan produksi laktat oleh otot napas.
(ipoksia dan asidosis dapat menyebabkan vasokonstriksi pulmonal, namun jarang
terjadi komplikasi cor pulmonale. (ipoksia dan vasokonstriksi dapat merusak sel
alveoli sehingga produksi surfaktan berkurang atau tidak ada, dan meningkatkan
risiko terjadinya atelektasis. )agan berikut ini dapat menjelaskan patofisiologi asma.
Para peneliti tersebut juga menyatakan semakin dini terjadi sensitisasi maka
risiko untuk menjadi asma menetap juga semakin besar. Dengan demikian maka tidak
begitu penting hubungan antara saat timbul mengi pada bayi dengan besarnya risiko
terjadinya asma, karena yang menentukan sebetulnya adalah seberapa dini tejadi
sensitisasi alergen pada bayi mengi tersebut. Penelitian umum bayi mengi
memperlihatkan bahwa kejadian asma akan lebih kerap pada bayi yang mulai mengi
pada usia lebih besar, berbeda dengan perkiraan sebelumnya bahwa semakin muda
timbulnya mengi maka risiko untuk kejadian asma semakin besar.
Sebagian sangat besar asma pada anak mempunyai dasar atopi, dengan
alergen merupakan pencetus utama serangan asma. Diperkirakan bahwa sampai =A
anak pasien asma mempunyai alergi pada saluran napas, terutama terhadap alergen
dalam rumah %indoor allergen' seperti tungau debu rumah, alternaria, kecoak, dan
bulu kucing. 9elah disebutkan sebelumnya bahwa sebagian besar pasien asma berasal
dari keluarga atopi, dan kandungan $g> spesifik pada seorang bayi dapat menjadi
predictor untuk terjadinya asma kelak di kemudian hari. 2arena itu sangat penting
untuk menelusuri dan membuktikan faktor atopi sebagai pendekatan diagnosis klinis
pada anak dengan gejala klinis yang sesuai dengan asma bronkial. 8iwayat atopi
dalam keluarga, riwayat penyakit atopi sebelumnya pada pasien, petanda atopi fisis
pada anak, petanda laboratorium untuk alergi, dan bila diperlukan uji eliminasi dan
provokasi, dapat menunjang diagnosis asma pada anak tersebut %&elson 9e;tbook of
Pediatric, 1th ed'.
2.# Dia"nosis
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
8/34
3
)erdasarkan definisi di atas, maka oleh para perumusan 2onsensus
$nternasional Penanggulangan !sma !na disusun suatu alur diagnosis asma pada
anak. Publikasi 2onsensus $nternasional pertama, kedua, hingga pernyataan ketiga
untuk diagnosis asma anak tetap menggunakan alur yang sama. eng berulang
dan/atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menuju diagnosis.
9ermasuk yang perlu dipertimbangkan kemungkinan asma adala anak-anak yang
hanya menunjukkan batuk sebagai satu-satunya tanda, dan pada saat diperiksa tanda-
tanda mengi, sesak, dan lain-lain sedang tidak timbul %. Pedoman Nasional Asma
Anak . "22 Pulmonologi PP $D!$< akarta. 4==5.'.
2elompok anak yang patut diduga asma adalahanak-anak yang menunjukkan
batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada malam /dini hari
%nokturnal / morning dip', musiman, setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma
dan atopi pada pasien atau keluarganya. "ntuk anak yang sudah besar %E7 tahun'
pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan. "ji fungsi paru yang sederhana dengan
peak flow meter, atau yang lebih lengkap dengan spirometer. "ji provokasi bronkus
dengan histamin, metakolin, gerak badan %e;ercise', udara kering dan dingin, atau
dengan salin hipertonis, sangat menunjang diagnosis.
Pemeriksaan ini berguna untuk mendukung diagnosis asma anak melalui :
cara yaitu didapatkannya<
FBariabilitas pada P?8 atau ?>B1 E1A.
F2enaikan E1A pada P?8 atau ?>B1 setelah pemberian inhalasi
bronkodilator.
FPenurunan E1A pada P?8 atau ?>B1 setelah provokasi bronkus.
Bariabilitas adalah peningkatan dan penurunan hasil P?8 dalam satu hari.
Penilaian yang baik dapat dilakukan jika pemeriksaannya berlangsung E4 minggu.
Penggunaan peak flow meter walaupun mahal merupakan hal yang penting dan perlu
dibudayakan, karena selain untuk mendukung diagnosis juga untuk mengetahui
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
9/34
keberhasilan tata laksana asma. )erhubung alat tersebut tidak selalu ada, maka
embar 0atatan (arian dapat digunakan sebagai alternatif karena mempunyai
korelasi yang baik dengan faal paru. embar 0atatan (arian dapat digunakan dengan
atau tanpa pemeriksaan P?8.
ika gejala dan tanda asmanya jelas, serta respons terhadap pengobatan baik
sekali maka tidak perlu pemeriksaan diagnostik lebih lanjut. )ila respons terhadap
obat asma tidak baik maka perlu dinilai dahulu apakah dosisnya sudah adekuat, cara
dan waktu pemberiannya sudah benar, serta ketaatan pasien baik, sebelum
melanjutkan pengobatan dengan obat yang lebih poten. )ila semua aspek tersebut
sudah baik dan benar maka perlu dipikirkan kemungkinan bukan asma. Pasien
dengan batuk produktif, infeksi saluran napas berulang, gejala respiratorik sejak masaneonatus, muntah dan tersedak, gagal tumbuh, atau kelainan fokal paru, perlu pe-
meriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah foto 8ontgen paru,
uji fungsi paru, dan uji provokasi. Selain itu mungkin juga perlu diperiksa foto
8ontgen sinus paranaslis, uji keringat, uji imunologis, uji defisiensi imun,
pemeriksaan refluks, uji mukosilier, bahkan sampai bronkoskopi.
2.$ Klasifikasi Klinis
#$&! membagi klasifikasi klinis asma menjadi 5, yaitu !sma intermiten,
!sma persisten ringan, !sma persisten sedang, dan !sma persisten berat. Dasar
pembagiannya adalah gambaran klinis, faal paru, dan obat yang dibutuhkan untuk
mengendalikan penyakit. Dalam klasifikasi #$&! dipersyaratkan adanya nilai P>?
atau ?>B1 untuk penilaiannya.
2onsensus $nternasional $$$ juga membagi asma anak berdasarkan keadaan
klinis dan kebutuhan obat menjadi : yaitu , asma episodik jarang %asma ringan' yang
meliputi A populasi anak asma, asma episodik sering %asma sedang' meliputi
4=A populasi, dan asma persisten %asma berat' meliputi A populasi. 2onsensus
&asional juga membagi asma anak menjadi : derajat penyakit seperti halnya
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
10/34
1=
2onsensus $nternasional, tapi dengan kriteria yang lebih lengkap seperti dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
9abel 4.1. Pembagian derajat penyakit asma pada anak.
Pasien 8isiko 9inggi. Pasien tertentu mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami serangan berat yang dapat mengancam nyawa. Di antaranya adalah pasien
dengan riwayat<
Fserangan asma yang mengancam nyawa
Fintubasi karena serangan asma
Fpneumotoraks dan/atau pneumomediastinum
Fjangka waktu gejala yang lama
Fpenggunaan steroid sistemik %belum lama atau baru lepas'
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
11/34
11
Fkunjungan ke $#D atau rawatan 8S karena asma dalam setahun terakhir
Ftidak teratur berobat sesuai rencana
Fberkurangnya persepsi tentang sesak napas
Fpenyakit psikiatrik atau masalah psikososial
9ujuan tata laksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin
tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Secara lebih rinci tujuan
yang ingin dicapai adalah<
FPasien dapat menjalani aktivitas normal seorang anak, termasuk bermain dan
berolahraga.
FSesedikit mungkin angka absensi sekolah.F#ejala tidak timbul siang ataupun malam hari.
F"ji fungsi paru normal, tidak ada variasi diurnal yang mencolok pada P>?.
F2ebutuhan obat seminimal mungkin, kurang dari sekali dalam dua tiga hari,
dan tidak ada serangan.
F>fek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul,
terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
!pabila tujuan tersebut belum tercapai maka perlu dilakukan reevaluasi terhadap tata
laksananya.
9abel 4.4 pembagian derajat penyakit asma pada asma
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
12/34
14
2.% Ta!a laksana
Pada masa anak terjadi proses tumbuh- kembang fisis, faal, imunologi, dan
perilaku yang memberi peluang sangat besar bagi kita untuk melakukan upaya
pencegahan, kontrol, self-management, dan pengobatan asma. *alaupun
medikamentosa selalu merupakan unsur penting pengobatan asma anak, harus tetap
diingat bahwa hal tersebut hanyalah merupakan salah satu dari berbagai komponen
utama penatalaksanaan asma. Penatalaksanaan asma yang baik harus disokong oleh
pengertian tentang peran genetik, alergen, polutan, infeksi virus, serta lingkungan
sosioekonomi dan psikologis pasien beserta keluarga. Pendidikan dan penjelasan
tentang asma pada pasien dan keluarga merupakan unsur penting penatalaksanaan
asma pada anak. Perlu penjelasan sederhana tentang proses penyakit, faktor risiko,
penghindaran pencetus, manfaat dan cara kontrol lingkungan, cara mengatasi
serangan akut, pemakaian obat dengan benar, serta hal lain yang semuanya bertujuan
untuk meminimalkan morbiditas fisis dan psikis serta mencegah disabilitas. )ila
ditangani dengan baik maka pasien asma dapat memperoleh kualitas hidup yang
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
13/34
1:
sangat mendekati anak normal, dengan fungsi paru normal pada usia dewasa kelak
walaupun tetap menunjukkan saluran napas yang hiperresponsif.
Secara umum 2onsensus &asional juga masih menggunakan alur tersebut
dengan beberapa perubahan dan penambahan. Dalam alur tersebut terlihat bahwa jika
tata laksana dalam suatu derajat penyakit asma sudah adekuat namun responsnya
tetap tidak baik dalam 7-3 minggu, maka derajatnya berpindah ke yang lebih berat.
Sebaliknya jika asmanya terkendali dalam 7-3 minggu, maka derajatnya beralih ke
yang lebih ringan.
2.%.1 Asma e&isodik 'aran" (asma rin"an)
!sma episodik jarang cukup diobati dengan bronkodilator beta-agonis
inhalasi kerja pendek bila perlu saja, yaitu jika ada gejala/serangan. !njuran ini tidak mudah dilakukan berhubung obat tersebut mahal dan tidak selalu tersedia di semua
daerah. Di samping itu pemakaian obat inhalasi %metered dose inhaler' memerlukan
pelatihan yang benar %untuk anak besar', dan membutuhkan alat bantu %untuk anak
kecil/bayi' yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya.)ila obat inhalasi tidak
ada/tidak dapat digunakan maka beta-agonis diberikan peroral. Sebenarnya
kecenderungan saat ini teofilin makin kurang perannya dalam tata laksana asma
karena batas keamanannya sempit. &amun mengingat di $ndonesia obat beta- agonis
oral tidak selalu ada maka dapat digunakan teofilin dengan memperhatikan
kemungkinan timbulnya efek samping. Di samping itu penggunaan beta-agonis oral
tunggal dengan dosis besar seringkali menimbulkan efek samping berupa palpitasi.
(al ini dapat dikurangi dengan mengurangi dosisnya serta dikombinasi dengan
teofilin.
2onsensus $nternasional $$$ dan juga 2onsensus &asional seperti terlihat
dalam klasifikasi asmanya tidak mengajurkan pem-berian anti-inflamasi untuk asma
ringan. Di lain pihak, untuk asma intermiten %derajat 1 dari 5' #$&! menganjurkan
penggunaan kromoglikat sebelum aktivitas fisis atau pajanan dengan alergen. )ahkan
untuk asma persisten ringan %derajat 4 dari 5' #$&! sudah menganjurkan pemberian
obat pengendali %controller' berupa anti-inflamasi yaitu steroid inhalasi dosis rendah,
atau kromoglikat $nhalasi. Sebagai catatan, #$&! menggunakan istilah obat
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
14/34
15
pengendali %controller' untuk istilah profilaksis yang digunakan oleh 2onsensus
$nternasional. +bat pengendali diberikan tiap hari, ada atau tidak ada serangan /
gejala. Sedangkan obat yang diberikan saat serangan disebut obat pereda %reliever'.
2onig menemukan bukti bahwa dengan mengikuti panduan tata laksana yang laCim,
yaitu hanya memberikan bronkodilator tanpa anti-inflamasi pada asma ringan,
ternyata dalam jangka panjang %G3 tahun' pada kelompok tersebut paling sedikit yang
mengalami perbaikan derajat asma. Di lain pihak, asma sedang yang mendapat
kromoglikat, dan asma berat yang mendapat steroid inhalasi, menunjukkan perbaikan
derajat asma yang lebih besar. Perbaikan yang dimaksud adalah menurunnya derajat
asma, misalnya dari berat ke sedang atau ringan, bahkan sampai asmanya
asimtomatik.2.%.2 Asma e&isodik serin" (asma sedan")
ika penggunaan beta-agonis inhalasi sudah lebih dari :; perminggu %tanpa
menghitung penggunaan pra aktivitas fisis', atau serangan sedang/berat terjadi lebih
dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan anti- inflamasi sebagai pengendali
sudah terindikasi. !nti-inflamasi lapis pertama yang digunakan adalah kromoglikat,
dengan dosis minimal 1= mg :-5 kali perhari. +bat ini diberikan selama 7-3 minggu,
kemudian dievaluasi hasilnya. ika asma sudah terkendali, pemberian kromoglikat
dapat dikurangi menjadi 4-: kali perhari. Sampai sekarang, obat ini tetap paling aman
untuk pengendalian asma anak, dan efek sampingnya ringan, yaitu sesekali
menyebabkan batuk. &edokromil merupakan obat satu golongan dengan kromoglikat
yang lebih poten dan tidak menyebabkan batuk. Di luar negeri obat ini sudah
diijinkan pemakaiannya untuk anak E4 tahun. &amun untuk di $ndonesia saat ini ijin
yang ada untuk anak E14 tahun.
"ntuk asma persisten ringan %derajat 4 dari 5' #$&! menganjurkan
pemberian steroid inhalasi %utama' atau kromoglikat inhalasi %alternatif' sebagai obat
pengendali. Sedangkan untuk asma persisten sedang %derajat : dari 5' #$&!
merekomendasikan steroid inhalasi tanpa memberi tempat untuk kromoglikat.
enurut hemat kami, seyogyanya untuk obat pengendali tetap dimulai dengan
kromoglikat dahulu. ika tidak berhasil baru diganti dengan steroid inhalasi.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
15/34
1
engenai obat antihistamin baru non-sedatif%misalnya ketotifen', penggunaannya
dapat dipertimbangkan pada anak balita dan/atau asma tipe rinitis.
2.%. Asma &ersis!en (asma *era!)
ika setelah 7-3 minggu kromoglikat gagal mengendalikan gejala, dan beta-
agonis hirupan tetap diperlukan E:; tiap minggu maka berarti asmanya termasuk
berat. Sebagai obat pengendali pilihan berikutnya adalah obat steroid hirupan. 0ar
pemberian steroid hirupan apakah dari dosis tinggi ke rendah selama gejala masih
terkendali, atau sebaliknya dari dosis rendah ke tinggi hingga gejala dapat
dikendalikan, tergantung pada kasusnya. Dalam keadaan tertentu, khususnya pada
anak dengan penyakit berat, dianjurkan untuk menggunakan dosis tinggi dahulu,disertai steroid oral jangka pendek %:- hari'. Selanjutnya dosis steroid hirupan
diturunkan sampai optimal. Steroid hirupan biasanya efektif dengan dosis rendah.
Dalam penggunaan beklometason atau budesonid dengan dosis 4== mg/hari, belum
pernah dilaporkan adanya efek samping jangka panjang. Dosis yang masih dianggap
aman adalah 5== mg/hari. Di atas itu dilaporkan adanya pengaruh sistemik minimal,
sedangkan dengan dosis 3== mg/hari agaknya mulai berpengaruh terhadap poros
hipotalamus-hipofisis-adrenal sehingga dapat berdampak terhadap pertumbuhan. >fek
sistemik steroid hirupan dapat dikurangi dengan penggunaan alat bantu berupa
perenggang %spacer' yang akan meningkatkan deposisi obat di paru dan mengurangi
deposisi di daerah orofaringeal sehingga mengurangi absorbsi sistemik. Setelah
dengan pemberian steroid hirupan dicapai fungsi paru yang optimal atau klinis
perbaikan yang mantap selama 1-4 bulan, maka dosis steroid dapat dikurangi
bertahap sehingga dicapai dosis terkecil yang masih bisa mengendalikan asmanya.
Sementara itu penggunaan beta-agonis sebagai obat pereda tetap diteruskan.
2.%.# Asma san"a! *era!
)ila dengan terapi di atas selama 7-3 minggu asmanya tetap belum terkendali
maka pasien dianggap menderita !sma sangat berat %bagian dari !sma persisten'.
Penggunaan beta-agonis %kerja pendek' hirupan E:; sehari secara teratur dan terus
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
16/34
17
menerus diduga mempunyai peran dalam peningkatan morbiditas dan mortalitas
asma. +leh karena itu obat dan cara peng-gunaannya tersebut sebaiknya dihindari.
9etapi jika dengan steroid hirupan dosis sedang %5==-7== mg/hari' asmanya belum
terkendali, maka perlu dipertimbangkan tambahan pemberian beta-agonis kerja
panjang, atau beta-agonis lepas terkendali, atau teofilin lepas lambat. Dahulu beta-
agonis dan teofilin hanya dikenal sebagai bronkodilator saja. &amun akhir-akhir ini
diduga mereka juga mempunyai efek anti-inflamasi. ika dengan penambahan obat
tersebut asmanya tetap belum terkendali, obat tersebut diteruskan dan dosis steroid
hirupan dinaikkan, bahkan mungkin perlu diberikan steroid oral. angkah ini diambil
hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya efek samping obat.
"ntuk steroid oral sebagai dosis awal dapat diberikan 1-4 mg/kg))/hari. Dosiskemudian diturunkan sampai dosis terkecil yang diberikan selang hari pada pagi hari.
Penanganan Serangan !sma di 2linik atau $nstalasi #awat Darurat
%$#D'Seorang anak penderita asma jika mengalami serangan akan dibawa mencari
pertolongan ke rumah sakit yang kemungkinan datang ke 2linik 8awat alan atau
$#D. Pasien asma yang datang dalam keadaan serangan, langsung dinilai derajat
serangannya menurut klasifikasi di atas sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Dalam
panduan #$&! ditekankan bahwa pemeriksaan uji fungsi paru %spirometer atau peak
flow meter' merupakan bagian integral penilaian penanganan serangan asma, bukan
hanya evaluasi klinis. &amun di $ndonesia penggunaan alat tersebut belum
memasyarakat. Penanganan awal terhadap pasien adalah pemberian beta-agonis
secara nebulisasi %. Pedoman Nasional Asma Anak . "22 Pulmonologi PP $D!$<
akarta. 4==5.'.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
17/34
1
9abel 4.: jenis alat inhalasi sesuai umur
Penanganan Serangan !sma di 2linik atau $nstalasi #awat Darurat %$#D'
Seorang anak penderita asma jika mengalami serangan akan dibawa mencari
pertolongan ke rumah sakit yang kemungkinan datang ke 2linik 8awat alan atau
$#D. Pasien asma yang datang dalam keadaan serangan,langsung dinilai derajat
serangannya menurut klasifikasi di atas sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Dalam panduan #$&! ditekankan bahwa pemeriksaanuji fungsi paru %spirometer atau peak
flow meter'merupakan bagian integral penilaian penanganan
serangan asma, bukan hanya evaluasi klinis. &amun di $ndonesia penggunaan alat
tersebut belum memasyarakat. Penanganan awal terhadap pasien adalah pemberian
beta-agonis secara nebulisasi. #aram fisiologis dan mukolitik dapat ditambahkan
dalam cairan nebulisasi. &ebulisasi serupa dapat diulang dua kali dengan selang 4=
menit. Pada pemberian ketiga dapat ditambahkan obat antikolinergik. Penanganan
awal ini sekaligus dapat berfungsi sebagai penapis yaitu untuk penentuan derajat
serangan, karena penilaian derajat secara klinis tidak selalu dapat dilakukan dengan
cepat dan jelas. ika menurut penilaian awal pasien datang jelas dalam serangan berat,
langsung berikan nebulisasi beta-agonis dikombinasikan dengan antikolinergik.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
18/34
13
Pasien dengan serangan berat yang disertai dehidrasi dan asidosis metabolik,
mungkin akan mengalami takifilaksis atau refrakter, yaitu respons yang kurang baik
terhadap nebulisasi beta-agonis. Pasien seperti ini cukup dinebulisasi sekali saja
kemudian secepatnya dirawat untuk mendapatkan obat intravena, selain diatasi
masalah dehidrasi dan asidosisnya.
Penanganan di 8uang 8awat Sehari
Pemberian oksigen sejak dari $#D dilanjutkan. 2emudian berikan steroid
sistemik oral berupa prednisolon, prednison, atau triamsinolon. Setelah di $#D
menjalani nebulisasi : kali dalam 1 jam dengan respons parsial, di 88S diteruskan
dengan nebulisasi beta-agonis G antikolinergik tiap 4 jam. ika dalam 3-14 jam klinistetap baik, maka pasien dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien serangan ringan
yang dipulangkan dari 2linik / $#D. )ila dalam 14 jam responsnya tetap tidak baik,
maka pasien dialih rawat ke 8uang 8awat $nap untuk mendapat steroid dan
aminofilin parenteral.
Penanganan di 8uang 8awat $nap
FPemberian oksigen diteruskan
Fika ada dehidrasi dan asidosis maka diatasi dengan pemberian cairan intravena dan
dikoreksi asidosisnya.
FSteroid intravena diberikan secara bolus, tiap 7-3 jam.
F&ebulisasi beta-agonis G antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-4 jam,
jika dalam 5-7 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat
diperlebar menjadi tiap 5-7 jam.
F!minofilin diberikan secara intravena dengan dosis<
-bila pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, diberi aminofilin dosis awal
%inisial' sebesar 5-7 mg/kg)) dilarutkan dalam dekstrose atau garam fisiologis
sebanyak 4= ml, diberikan dalam 4=-:= menit.
1. -jika pasien telah mendapat aminofilin %kurang dari 5 jam', dosis diberikan
1/4nya.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
19/34
1
4. -sebaiknya kadar aminofilin diukur dan dipertahankan 1=-4= mcg/ml.
:. -selanjutnya aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar =,-1 mg/kg))/jam.
F)ila telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan tiap 7 jam hingga 45 jam,
dan steroid serta aminofilin diganti peroral.
Fika dalam 45 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat
beta-agonis %hirupan atau oral' yang diberikan tiap 5-7 jam selama 45-53 jam. Selain
itu steroid oral dilanjutkan hingga pasien kontrol ke 2linik 8awat alan dalam 45-53
jam untuk reevaluasi tatalaksana.
2.+ ,ara &em*erian o*a!
0ara pemberian obat asma harus di-sesuaikan dengan umur anak karena perbedaan kemampuan menggunakan alat inhalasi. Demikian juga kemauan anak
perlu dipertimbangkan. ebih dari =A anak asma tidak dapat memakai alat hirupan
biasa %metered dose inhaler'. Perlu dilakukan pelatihan yang benar dan berulang kali.
Pemakaian alat perenggang %spacer' mengurangi deposisi obat dalam mulut
%orofaring', jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi
efek sistemik. Sebaliknya deposisi dalam paru lebih baik sehingga didapat efek
terapetik yang baik. +bat hirupan dalam bentuk bubuk kering %Spinhaler, Diskhaler,
8otahaler, 9urbuhaler' memerlukan inspirasi yang kuat. "mumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah.
2.- Pen"o*a!an Asma
Pengobatan asma pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan dan menjaga
status aktivitas anak normal dan faal paru normal, mencegah timbulnya asma kronik,
serta mencegah pengaruh buruk tindakan pengobatan. Secara umum obat asma dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu obat pelega %relievers' dan obat pengontrol
%controllers'. Sebagian alat bantu yaitu spacer %Bolumatic, &ebuhaler, !erochamber,
)abyhaler, !utohaler' dapat dimodifikasi dengan menggunakan gelas atau botol
minuman bekas, atau menggunakan botol dengan dot yang telah dipotong untuk anak
kecil dan bayi.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
20/34
4=
+bat pelega asma bertujuan untuk melegakan saluran napas dan
menghilangkan serangan serta eksaserbasi akut dengan pemberian bronkodilator.
)ronkodilator yang banyak dipakai saat ini adalah agonis, selain ;antin dan
antikolinergik. +bat pengontrol asma bertujuan menjaga dan mengontrol asma
persisten dengan mencegah kekambuhan. +bat pengontrol asma yang banyak
dipergunakan adalah kortikosteroid, selain anti-inflamasi lain seperti sodium
kromolin, nedokromil, inhibitor dan antagonis leukotrien, serta berbagai antihistamin
generasi baru.
+bat H4 Iagonis bermanfaat untuk dipakai sebagai terapi intermiten asma
episodik, sebagai tambahan terapi intermiten, atau terapi rutin penunjang anti-
inflamasi pada asma relaps berulang atau kronis, sebelum aktifitas fisik untuk menghambat e;ercise induced asthma, dan untuk penolong asma akut. +bat ini
tersedia dalam bentuk oral, atau inhalasi yang efektif dilakukan dengan inhaler dosis
terukur, rotohaler, atau nebuliser.
9eofilin merupakan preparat metil-;antin yang pada masanya sangat populer
untuk terapi rumatan asma kronik ringan, dan sebagai penunjang pengobatan asma
kronik berat. *alaupun saat ini masih banyak dipakai, teofilin tidak begitu menarik
lagi setelah pengobatan anti-inflamasi untuk asma lebih terfokus kepada
kortikosteroid. Selama ini efek anti-inflamasi teofilin memang masih sering
dipertanyakan. Selain itu metabolisme teofilin diketahui akan terganggu dalam
keadaan demam oleh penyakit tertentu, seperti influenCa, atau oleh obat seperti
eritromisin, simetidin, dan siprofloksasin. Pada anak, teofilin juga diketahui dapat
mempengaruhi prestasi sekolah sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak
dengan gangguan psikologis atau gangguan belajar %. Pedoman Nasional Asma
Anak . "22 Pulmonologi PP $D!$< akarta. 4==5.'.
+bat antikolinergik selain bersifat bronkodilator juga akan mengurangi
hipersekresi mukus dan mengatasi iritabilitas reseptor batuk. +bat ini tersedia dalam
bentuk inhalasi dan nebulasi, terbukti efektif untuk asma akut bila diberikan bersama
b4-agonis. Seperti telah disebutkan maka pengontrol asma merupakan pengobatan
yang efektif untuk pencegahan asma dan dipergunakan untuk semua tingkatan asma.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
21/34
41
2ortikosteroid merupakan obat terpilih dan sangat efektif, baik dalam bentuk
parenteral dan oral untuk jangka pendek, maupun bentuk inhalasi yang terutama
dicadangkan untuk pemakaian jangka panjang. Sejak mula pertama dipergunakan
lebih dari 4= tahun lalu terlihat bahwa kortikosteroid inhalasi jelas member efek
terapi sangat baik untuk asma ringan, sedang, dan beratJ baik untuk pengobatan
jangka pendek maupun jangka panjang. Sejauh ini tidak ditemukan efek buruk yang
berarti bila diberi dengan dosis yang dianjurkan.
2. Pre/ensi dan in!er/ensi dini
Pencegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan utama semua dokter
%anak' dalam menangani anak asma. Dewasa ini belum ada data yang cukup untuk dapat memperkirakan anak mana yang akan berlanjut asmanya atau akan menghilang.
Pengendalian lingkungan, pemberian !S$, penghindaran makanan berpotensi alergen,
dengan atau tanpa pengurangan pajanan dengan tungau debu rumah dan rontokan
bulu binatang, telah mengurangi alergi makanan dan khususnya dermatitis atopik
pada bayi. anfaatnya untuk prevalens asma jangka panjang masih dalam penelitian.
9indakan dini pada asma anak berdasarkan pendapat bahwa keterlambatan pemberian
obat pengendali akan berakibat penyempitan jalan napas yang ireversibel. &amun
dari bukti yang ada risiko tersebut tidak terjadi pada asma episodik ringan. 2arena itu
pemberian steroid hirupan sejak awal untuk asma episodik jarang tidak dianjurkan.
2.10 Penan"anan Seran"an Asma Pada Anak
Serangan asma adalah episode perburukan yang progresif dari gejala-gejala
batuk, sesak napas, mengi, rasa dada tertekan atau berbagai kombinasi dari gejala
tersebut. Serangan asma biasanya mencerminkan gagalnya penanganan asma jangka
panjang, atau adanya pajanan dengan pencetus. Derajat serangan asma bisa mulai dari
serangan ringan hingga serangan berat yang dapat mengancam nyawa.
Serangan asma akut merupakan kegawatan medis yang laCim dijumpai di ruang
gawat darurat. Perlu ditekankan bahwa serangan asma berat dapat dicegah,
setidaknya dapat dikurangi dengan pengenalan dini dan terapi intensif. Sayangnya
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
22/34
44
dalam penanganan asma anak, kedua hal tersebut masih banyak kekurangan yang
terjadi.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
23/34
4:
BAB III
LAPRAN KASUS
.1 Iden!i!as
&ama < !n. *ahyu 8ahmadani
"mur < 11 tahun
!lamat < ojoagung
8S < 43 uli 4=1 jam 14.=
.2 Anamnesa
2eluhan utama< sesak nafas berulang8PS < pasien merasa sesak nafas sejak kemarin malam tanggal 4
juli 4=1, sesak nafas sering kumat-kumatan, dalam bulan juli
sudah :; kambuh, sering kambuh pada dini hari waktu
menjelang subuh. Sesak dirasakan pasien sampai sulit
berbicara, pasien hanya menangis saja. )atuk berdahak sejak :
hari yang lalu, dahak putih kental dan sulit keluar, tidak nyeri
dada, mual %G', tidak muntah, pusing %G', pasien merasa
aktivitasnya sering terganggu saat serangan.
8PD < pasien memiliki riwayat sakit sama sejak usia 3 tahun
8P2 < tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti pasien.
8P sos < sehari- hari pasien bersekolah naik sepeda tanpa
menggunakan masker.
8iw. $munisasi < hepatitis )G, polio G, )0# G, DP9 G, campak G.
8iw. 9umbuh kembang< baik, tumbuh kembang sesuai usia.
8iw. !llergi < %-'
. Pemeriksaan isik
2eadaan umum< lemah, 9ampak sakit
2esadaran< compos mentis #0S 57
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
24/34
45
!ntopometri <
))< 1 kgJ )$/ "< -: SD %giCi kurang'
9)< 14 cm
Bital sign
- 9ekanan darah 11=/=
- &adi 14=;/menit- 88 :4;/menit
- 9emperatur :,1⁰0
Status generalis <
2epala dan wajah ic -/-, an -/-, cyanosis -/- dypsnue G/G
0ervical spine dalam batas normal, tidak ada pembesaran kelenjar 2#).9hora;<
Sistem pernafasan
- Sesak nafas < %G'
- $nspeksi < simetris- 9ipe Pernafasan < dada
- 8etraksi < 8etraksi supraclavicula,
suprasternal, intercostal %G'- Palpasi < krepitasi %-'
- Perkusi < sonor disemua lapang paru.
- !uskultasi < 8honki G/G, *heeCing G/G suara
bronkoveskuler normal %bersih',
Sistem kardiovaskuler dan sirkulasi
- *arna kulit < erah muda- $nspeksi < iktus %-'
- Palpasi < iktus tidak kuat angkat
- Perkusi < batas jantung de;/sin dbn- !uskultasi < S1KS4 tunggal
- >dema < %-'
- Perdarahan < %-'
- 089 < L 4 detik Sistem 2ulit %integumen'
- *arna < kemerahan
- 2elembapan < embab- 9urgor < normal, baik
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
25/34
4
!bdomen <
- $nspeksi < dbn
- Palpasi < supel, massa %-', nyeri tekan %-', turgor
kulit baik.- Perkusi < hepar span 3 cm, lien dan renal dbn- !uskultasi < bising usus normal 3 ;/menit
- < %-'
>kstrimitas <
!kral hangat G/G, edema -/-, 089 L 4 detik.
Pemeriksaan penunjang<
1. ab D tanggal 47 uli 4=1 <
- (b < 15,3 gr/dl
- eukosit < 15.4== /cmm
- (09 < 57,: A
- >ritrosit < .717.=== /l
- 9rombosit < 4.=== /cmm
4. (asil foto thoraks tanggal 47uli 4=1 <
(asil bacaan < bronkopneumonia.
.# Dia"nosis
D; pasien < !sma akut episodic sering serangan berat.
.$ Plannin" 3 Diagnosis < spirometri, )#!.
Tera&i 3
- $nfuse D M &S 1== cc/ 45 jam
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
26/34
47
- $njeksi aminofilin 1= cc dalam 1== ml piggy bag &a0l per 4 jam,
maintenance : ; cc
- $njeksi kalmethason %de;ametason' 4 ; 1 amp
- $njeksi viccilin S; : ; 1 gr.
- &ebulasi ventolin %salbutamol 1 amp' 5; per hari.
4oni!orin" 3
Bital sign %9D, nadi, 88, suhu', tipe pernafasan, berat badan, kemajuan
pengobatan.
Ed5kasi 3
- enjelaskan penyebab penyakit pada pasien, salah satunya riwayat
alergi, penggunaan obat jangka panjang atau riwayat atopi di
pasien dan keluarga.
- (indari faktor pencetus sesak pada pasien.
- 2onsumsi makanan yang bergiCi, cukup kalori dan mengandung 5
sehat sempurna.
-enjaga kebersihan lingkungan sekitar pasien %kamar tidur, rumah
dan lingkungan sekitar rumah' dari faktor pencetus.
- 2eluarga harus mengetahui tanda- tanda pasien akan mengalami
kekemabuhan lagi, dan mempersiapkan obat di rumah.
Pro"ress no!e 3
9anggal 2-6+6201$
'am 1$.00
2-6+6201$ 'am
1-.00
26+6201$ 06+6201$
"mur/ha
ri rawat
11 tahun/ (-
1
11 tahun/ (-1 11 tahun/ (-4 11 tahun/ (-:
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
27/34
4
anamnesi
s
Sesak, batuk
%G' berdahak
putih kental,
muntah %-'
Sesak, batuk %G'
berdahak putih
kental, muntah
%-'
Sesak , batuk %G'
berdahak putih
kental, muntah %-',
Sesak %-', batuk
%G', dahak sulit
dikeluarkan.
untah %-',
Pem. ?is 2epala<
a/i/c/d;t< !kral
(angat G/G,
edema -/- ,
2epala<
a/i/c/d;t<
!kral (angat
G/G, edema -/- ,
2epala< a/i/c/d;t<
!kral (angat G/G,
edema -/- ,
2epala<
a/i/c/d;t< !kral
(angat G/G,
edema -/- ,
)) 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
Bital
sign
9D < 11=/=,
(8 < 14=,
88 :4 , 9<
:,1
9D < 11=/=,
(8 < 14=, 88
:4 , 9< :,1
9D < 14=/3=, (8 <
14=, 88 :5 , 9<
:,
9D < 14=/3=, (8 <
=, 88 47 , 9<
:,5
diagnosi
s
-!sma akut
dd
pneumonia
-#iCi kurang
-!sma akut
serangan berat
episodik sering
-
bronkopneumon
ia
-#iCi kurang
-!sma akut
serangan berat
episodik sering
-bronkopneumonia
-#iCi kurang
-!sma akut
serangan berat
episodik sering
-
bronkopneumonia
-#iCi kurang
9erapi - $nfus
e D M &S
1== cc/45 jam
$nfuse D M &S
1== cc/45 jam
- $njeksi
aminofilin 1= cc
- $nfuse D M &S
1== cc/45 jam
- $njeksi
aminofilin :; cc
- $nfuse D
M &S 1== cc/45
jam
- $njeksi
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
28/34
43
- $njek
si
aminofilin1= cc
dalam 1==ml dalam 4
jam,manintana
ce :; cc
- $nj.De;ametas
on 4; 1
amp- $nj.
Biccilin :
; 1 gr.- &ebulasi dengan
salbutamol
5-7 kali pemberian
dalam 1== ml
dalam 4 jam,
manintanace :;
cc
- $nj.De;ametason 4;
1 amp- $nj. Biccilin :
; 1 gr.- &ebulasi
dengan
salbutamol 5-7
kali pemberian
- Susu 1== cc
tiap : jam.
bolus
- $nj.
De;ametason 4; 1
amp
- $nj. Biccilin: ; 1 gr.
- &ebulasi
dengan salbutamol
5-7 kali pemberian
- Susu 1== cc
tiap : jam
aminofilin :; cc
bolus
- $nj.
De;ametason 4;
1 amp- $nj.
Biccilin : ; 1 gr.
- - susu 1==
cc tiap : jam
- >valuasi
berat badan.
9anggal 16+6201$ 16-6201$ 26-6201$
"mur/har
i rawat
11 tahun/ (-5 11 tahun/ (- 11 tahun/ (-7
anamnesi
s
Sesak %G' memberat ,
batuk %G' berdahak
putih kental, muntah
%-', malam hari tidak
bisa tidur karena sesak
dan batuk berat.
Sesak %-' , batuk
berkurang,
Sesak %-', batuk %-'
Pem. ?is 2epala< a/i/c/d;t< !kral
2epala< a/i/c/d;t< !kral
2epala< a/i/c/d;t< !kral
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
29/34
4
(angat G/G, edema -/-
,
(angat G/G, edema -/-
,
(angat G/G, edema -/-
,
)) 41 kg 41 kg 4: kg
Bital sign 9D < 11=/=, (8 <
14=, 88 :4 , 9< :,1
9D < 14=/3=, (8 <
14=, 88 :5 , 9< :,
9D < 14=/3=, (8 < =,
88 47 , 9< :,5
diagnosis -!sma akut serangan
berat episodik sering
-bronkopneumonia
-#iCi kurang
-!sma akut serangan
berat episodik sering
-bronkopneumonia
-#iCi kurang
-!sma akut serangan
berat episodik sering
-bronkopneumonia
-#iCi kurang
9erapi - $nfuse D M
&S 1== cc/45
jam
- $nj.
De;ametason
1; 1 amp
- $nj. Biccilin :
; 1 gr.
- $nj. !minoflin
bolus cc,
maintanence
drip 1= cc
- Susu 1== cc
tiap : jam
- $nfuse D M
&S 1== cc/45
jam
- $nj.
De;ametason
1; 1 amp
- $nj. Biccilin :
; 1 gr.
- Drip
aminofilin drip
1= cc- Susu 1== cc
tiap : jam
- $nfuse D M
&S 1== cc/45
jam
-$nj. Biccilin : ; 1 gr.
- 2rs
- +bat untuk
pulang<
salbutamol tab
: ; 1
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
30/34
:=
BAB I7
PE4BAHASAN
Pada kasus ini seorang anak laki-laki berusia 11 tahun datang ke "#D dengan
keluhan pasien merasa sesak nafas sejak kemarin malam taggal 4 juli 4=1, sesak
nafas sering kumat-kumatan, dalam bulan juli sudah :; kambuh, sering kambuh pada
dini hari waktu menjelang subuh. Sesak dirasakan pasien sampai sulit berbicara,
pasien hanya menangis saja. )atuk berdahak sejak : hari yang lalu, dahak putih
kental dan sulit keluar, tidak nyeri dada, mual %G', tidak muntah, pusing %G', pasien
merasa aktivitasnya sering terganggu saat serangan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan 9 < 11=/= mm(g, & < 14= ;/mnt, 88 < :4 ;/mnt, t < :,1o0, )) < 1 2g,
9)< 14 cm status giCi < baik. Dari pemeriksaan pasien mengalami dypsnue, dan
terjadi retraksi intercostalis, ronki di kedua lapang pulmo mulai apeks, medial dan di
daerah basal pulmo, disertai wheeCing di kedua lapang pulmo. Pemeriksaan
penunjang foto rontgen thoraks di $#D menunjukakkan bacaan gambaran
bronkopneumonia. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan
penunjang, kasus ini didiagnosa sebagai asma bronchial akut episodic sering serangan berat. Penanganan awal terhadap pasien adalah pemberian beta-agonis secara
nebulisasi. #aram fisiologis dan mukolitik dapat ditambahkan dalam cairan
nebulisasi. &ebulisasi serupa dapat diulang dua kali dengan selang 4= menit. Pada
pemberian ketiga dapat ditambahkan obat antikolinergik. Pada kasus ini pemberian
terapi dengan nebulaiCer pertama di $#D ternyata memberikan efek positif terhadap
kondisi pasien sehingga diagnosis kerjanya adalah asma. Pada kasus ini perlu
dilakukan penanganan lebih lanjut dan perawatan di rumah sakit.
Penggunaan +bat antikolinergik selain bersifat bronkodilator juga akan
mengurangi hipersekresi mukus dan mengatasi iritabilitas reseptor batuk. +bat ini
tersedia dalam bentuk inhalasi dan nebulasi, terbukti efektif untuk asma akut bila
diberikan bersama b4-agonis. Seperti telah disebutkan maka pengontrol asma
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
31/34
:1
merupakan pengobatan yang efektif untuk pencegahan asma dan dipergunakan untuk
semua tingkatan asma. Sedangkan 2ortikosteroid merupakan obat terpilih dan sangat
efektif, baik dalam bentuk parenteral dan oral untuk jangka pendek, maupun bentuk
inhalasi yang terutama dicadangkan untuk pemakaian jangka panjang. Sejak mula
pertama dipergunakan lebih dari 4= tahun lalu terlihat bahwa kortikosteroid inhalasi
jelas member efek terapi sangat baik untuk asma ringan, sedang, dan beratJ baik
untuk pengobatan jangka pendek maupun jangka panjang. Sejauh ini tidak ditemukan
efek buruk yang berarti bila diberi dengan dosis yang dianjurkan.
Pencegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan utama semua dokter
%anak' dalam menangani anak asma. Dewasa ini belum ada data yang cukup untuk
dapat memperkirakan anak mana yang akan berlanjut asmanya atau akan menghilang.Pengendalian lingkungan, pemberian !S$, penghindaran makanan berpotensi alergen,
dengan atau tanpa pengurangan pajanan dengan tungau debu rumah dan rontokan
bulu binatang, telah mengurangi alergi makanan dan khususnya dermatitis atopik
pada bayi. anfaatnya untuk prevalens asma jangka panjang masih dalam penelitian.
9indakan dini pada asma anak berdasarkan pendapat bahwa keterlambatan pemberian
obat pengendali akan berakibat penyempitan jalan napas yang ireversibel. &amun
dari bukti yang ada risiko tersebut tidak terjadi pada asma episodik ringan. 2arena itu
pemberian steroid hirupan sejak awal untuk asma episodik jarang tidak dianjurkan.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
32/34
:4
BAB 7
KESI4PULAN
!sma ialah gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang
berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit 9. Pada orang yang rentan,
inflamasi ini menyebabkan episode mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan,
dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari.
!sma pada anak mempunyai berbagai aspek khusus yang umumnya berkaitan
dengan proses tumbuh dan kembang seorang anak, baik pada masa bayi, balita,
maupun anak besar. Peran atopi pada asma anak sangat besar dan merupakan faktor
terpenting yang harus dipertimbangkan dengan baik untuk diagnosis dan upaya
penatalaksanaan. ekanisme sensitisasi terhadap alergen serta perkembangan
perjalanan alamiah penyakit alergi dapat memberi peluang untuk mengubah dan
mencegah terjadinya asma melalui kontrol lingkungan dan pengobatan pada seorang
anak. Pendidikan pada pasien dan keluarga merupakan unsur penting penatalaksanaan
asma pada anak yang bertujuan untuk meminimalkan morbiditas fisis dan psikis serta
mencegah disabilitas. "paya pengobatan asma anak tidak dapat dipisahkan dari
pemberian kortikosteroid yang merupakan anti-inflamasi terpilih untuk semua jenis
dan tingkatan asma. Pemberian kortikosteroid topikal melalui inhalasi memberikan
hasil sangat baik untuk mengontrol asma tanpa pengaruh buruk, walaupun pada anak
kecil tidak begitu mudah untuk dilakukan sehingga masih memerlukan alat bantu
inhalasi.
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
33/34
::
DATAR PUSTAKA
1.enfant 0, 2haltaev &. #lobal $nitiative for !sthma. &()$/*(+
*orkshop 8eport 1
4.*arner +, &aspitC 02, 0ropp #!. 9hird $nternational Pediatric
0onsensus Statement on the anagement of 0hildhood !sthma. Pediatr
Pulmonol 13J 4vidence for benefits of early intervention with non-steroidal drugsin asthma. Pediatr Pulmonol 1J 1
-
8/17/2019 Bab i Asma - Pediatri
34/34
:5
1=.ichael Sly. !sthma. $n< )ehrman 8>, 2liegman 8, !rvin !
penyunting &elson 9e;tbook of Pediatric, 1th ed, Philadelphia< Saunders
17J h. 743-5=.
11.*arner +, &aspitC 02. 9hird $nternational Pediatric 0onsensus Statement
on the anagement of 0hildhood !sthma. Ped Pulmonol 13 4fficacy of
freNuent nebuliCed ipratropium bromide added to freNuent high-dose albuterol
therapy in severe childhood asthma. Pediatr 1J 147ur 8espir on 13J 3