bab i pendahuluandigilib.uinsby.ac.id/20530/4/bab 1.pdf · hukum islam terhadap transaksi swap...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini yang ditandai semakin meningkatnya
transaksi ekonomi dan keuangan internasional yang mana perdagangan tidak lagi
bersifat lokal, melainkan sudah mulai menerobos batas-batas teritorial suatu
negara.
Transaksi perdagangan ini melibatkan dua pihak yang berada pada dua
negara atau lebih yang berbeda, biasanya juga diikuti dengan valuta asing.
Transaksi valuta asing terjadi dikarenakan kepentingan pembayaran dalam
transaksi perdagangan tersebut yang ditentukan dengan suatu mata uang tertentu
yang disepakati oleh kedua pihak.
Sebagaimana uang valas mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat
pembayaran, tukar menukar, satuan hitung, dan pengukur kekayaan.1 Kehidupan
manusia dalam era modern seluruh aspeknya baik secara langsung ataupun tidak
langsung tidak terlepas dari pengaruh valas.
Untuk kebutuhan valas dapat dipenuhi melalui bursa valas atau pada bank
yang menyelenggarakan bursa valas yaitu bank Indonesia selaku bank central dan
1 Hamdi Hady, Ekonomi Internasional, Teori Dan Kebijakan Keuangan Internasional, h. 42
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
bank devisa,2 transaksi valas antar bank dapat dilakukan dalam bursa valas, baik
dalam negeri ataupun internasional. Transaksi valas dapat dilakukan antara bank
devisa dengan bank Indonesia dan atau antara bank dengan nasabahnya.
Dalam transaksi valas antara bank dengan nasabahnya seperti transaksi
tunai (spot transaction), transaksi berjangka (forward transaction) dan swap
transaksi. pelaksanaan transaksi-transaksi di atas sering terjadi resiko gejolak
fluktuasi nilai tukar, oleh karena itu para investor menggunakan instrumen
hedging untuk mencegah resiko yang terjadi atau mengurangi tingkat kerugian.
Hedging adalah lindung nilai terhadap perubahan mata uang dan biasanya
digunakan industri export import yang melibatkan penggunaan mata uang yang
berbeda.3 Lindung nilai juga dikenal sebagai cara atau teknik untuk mengurangi
resiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan menimbulkan fluktuasi harga
di pasar keuangan.
Instrumen hedging juga digunakan untuk memastikan nilai mata uang atau
untuk tidak memberi kesan yang buruk pada pembeli jika uang yang digunakan
rendah, jika hal itu terjadi pihak pembeli terpaksa menanggung resiko tersebut,
oleh karena itu salah satu cara yang digunakan adalah hedging (lindung nilai).
Instrumen hedging sering digunakan dalam transaksi swap. Transaksi
swap adalah transaksi dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot)
dengan penjualan atau pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara
2 Kashmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 224 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/36/PBI/2005 Tentang Pelaksanaan Transaksi Swap
Lindung Nilai, h. 1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
berkelanjutan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon serta
kurs yang dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi yang dilakukan.
Hedging bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan dalam
perdagangan dua valuta asing. Menurut fatwa ulama syariah antar bangsa (2005),
hedging hanya dibenarkan untuk tujuan (1) melindungi penjual dan pembeli
komoditi dari resiko perubahan nilai mata uang (risk management), atau lebih
dikenal dengan manajemen resiko yakni proses keseluruhan untuk
mengidentifikasi, mengendalikan dan meminimalkan pengaruh dari
ketidakpastian suatu kejadian.4 (2) mengurangi resiko yang dihadapi suatu
perusahaan dan untuk meminimalkan kerugian keuangan yang mungkin timbul
akibat suatu transaksi bisnis, sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko
kegagalan transaksi bisnis dengan menetapkan hal-hal tertentu seperti kurs, maka
jika suatu saat nanti terjadi fluktuasi yang tajam atas kurs kondisi keuangan akan
tetap stabil. Perusahaan yang melakukan hedging, dapat memfokuskan sumber
dayanya untuk aktifitas lain yang lebih berguna daripada hanya berkosentrasi
mengawasi fluktuasi kurs.
Krisis ekonomi di dunia khususnya di Indonesia tahun 1997 memberi
pelajaran yang sangat berharga bagi para pelaku ekonomi tentang kebijakan
hedging. Pada saat kurs rupiah terhadap US$ terjun bebas dari US$ = 2.500
menjadi 11.000-15.000, banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki hutang
luar negeri dalam bentuk US$ mengalami krisis keuangan karena nilai hutangnya
4 Hamdy Hadi, Valas Untuk Manajer, h. 57
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
melonjak enam kali lipat, sehingga jumlah uang yang harus dibayarkan
membengkak. Sementara itu perusahaan yang melakukan hedging atas kurs
hutang luar negerinya akan tetap. Sehingga mereka tidak perlu membayar hutang
dengan kurs pasar saat itu melainkan cukup membayar dengan kurs yang telah
disepakati pada transaksi hedging sebelum terjadinya krisis.
Transaksi swap atau barter adalah kombinasi antara membeli dan menjual
dua mata uang secara tunai yang diikuti dengan membeli dan menjual mata uang
yang sama secara tunggak dan berkelanjutan dengan batas waktu yang berbeda.5
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi swap merupakan
transaksi jual beli dimana transaksi penjualan dan pembelian mata uang tersebut
dapat dilakukan secara tunai dan berjangka. Jual beli merupakan pertukaran harta
dengan harta yang lebih baik dimiliki maupun dikuasai. Praktek jual beli
dibolehkan dalam Islam, berdasarkan Allah SWT dalam surat al-Baqoroh ayat
275.
بَواوَاَحَلَّ االلهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّ“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”6
Jual beli mata uang merupakan transaksi jual beli yang sudah di atur
dalam Islam, penjualan mata uang yang serupa atau penjualan mata uang dengan
mata uang asing adalah aktifitas sharf yaitu aktifitas penjualan mata uang dengan
mata uang baik yang serupa maupun dengan mata uang asing, sifat emas dengan
5 Peraturan Bank Indonesia no. 7 Tahun 2005 Tentang Pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai, hal. 1
6 Departemen Agama RI, Al Qur’an Dan Terjemahannya, h. 69
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
perak bisa berlaku untuk jenis mata uang tersebut yaitu sama-sama merupakan
mata uang, sebagaimana hadist Nabi Muahammad SAW
عن ) يعنى ابن عبد الرحمن القاري(حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا يعقوب سهل عن ابيه عن أبى سعد الخدرى رضي االله عنه ان رسول االله صلى
وَرَقَ بِالْوَرَقِ اِلاَّ ا اَلذّهَبَ بِالذَّهَبِ وَلاَ واللاَ بَبِيْعُوْ: االله عليه وسلم قال )رواه البخارى. (ءً بَسَوَاءٍوَزْنًا بوزْنٍ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَا
“Diriwayatkan Kutabah bin Said meriwayatkan dari Ya’qub yakni Ibnu
Abdurrahman al-Qori dari Sahal dari ayahnya dari Abu Said al-Khudri, bahwa
sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda janganlah kalian semua jual beli emas
dengan emas dan kertas dengan kertas kecuali sama berat timbangannya, yang
sepadan dan sama” (HR. Bukhori).7
Dalam riwayat Ibnu Umar dikatakan “Jangan kamu memperjualbelikan
emas dengan emas dan perak dengan perak , kecuali sejenis dan jangan pula kamu
memperjualbelikan perak dengan emas yang salah satunya gaib (tidak ditempat)
dan yang lainnya tidak ada (HR. Jamaah )
Oleh karena itu tanpa adanya valas sebagai sarana utamanya, maka
transaksi ekonomi internasional tidak akan berhasil dan lancar, jika hal ini terus
berlangsung, maka pada tahap tertentu akan menimbulkan persaingan yang ketat
antara pihak yang terkait. Ini disebabkan karena salah satu pihak akan mengalami
keterbatasan dana valas sedangkan pihak lain justru kelebihan valas. Hal ini yang
menyebabkan valas ditransaksikan atau diperdagangkan dengan komoditas atau
7 Imam Muslim, Shahih Muslim Juz III, h. 679
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
benda ekonomi dibursa valas secara nasional dapat dilihat bahwa salah satu
indikator tingkat inflasi juga ditunjukkan atau dicerminkan oleh kekuatan dan
stabilitas nilai tukar mata uang Negara tersebut terhadap valas.
Dari sinilah terdapat perbedaan yang jelas, dimana dalam Islam pertukaran
mata uang yang sejenis maupun bukan sejenis itu boleh, tetapi dengan syarat
harus kontan dan barangnya harus ada, bagaimana dengan transaksi swap yang
disertai dengan instrument hedging yang dilakukan dengan tunai dan berjangka
ini merupakan permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dari aspek
hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang di atas, maka perlu adanya suatu rumusan
masalah yang merupakan titik yang harus dicari pemecahannya melalui penulisan
ini, untuk lebih praktisnya masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut
1. Bagaimana deskripsi akad hedging dalam transaksi swap menurut Peraturan
Bank Indonesia no 7 /36 / PBI / 2005 Tentang Transaksi Swap Lindung Nilai?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap instrument hedging pada transaksi
swap menurut Peraturan Bank Indonesia no 7 /36 / PBI / 2005 Tentang
Pelaksanaan swap Lindung Nilai?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
C. Kajian Pustaka
Skripsi ini berjudul tinjauan hukum Islam terhadap instrument hedging
pada transaksi swap menurut peraturan bank Indonesia nomor 7/36/PBI/2005
tentang pelaksanaan transaksi swap lindung nilai.
Membahas tentang bagaimana deskripsi tentang akad hedging dalam
transaksi swap menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 7/36/PBI/2005 Tentang
Transaksi swap Lindung Nilai dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
instrumen hedging pada transaksi swap menurut peraturan Bank Indonesia nomor
7/36/PBI/2005 tentang transaksi swap lindung.
Memang sebelumnya telah ada skripsi yang membahas tentang tinjauan
hukum Islam terhadap transaksi swap (karya Wardatun Solehah, 2002), skripsi
tersebut lebih memfokuskan pada akad dalam transaksi swap dan tinjauan hukum
Islam terhadap transaksi swap. Selain itu ada juga yang membahas tentang
tinjauan hukum Islam mengenai forward trading di Pasar Foreign Exchange yang
ditulis oleh Siti Rohma Hayati tahun 2002, penulis membahas tentang bagaimana
mekanisme atau Pelaksanaan Transaksi Forward Trading di Pasar Foreign
Exchange. Bagaimana ketentuan-ketentuan yang berlaku di Pasar Foreign
Exchange serta bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan Forward
Trading di Pasar Foreign Exchange.
Meskipun sebelumnya telah banyak yang membahas tentang masalah
transaksi pada perdagangan valas. Namun, belum ada sama sekali yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
membahas tentang adanya instrumen hedging (lindung nilai) pada jenis-jenis
transaksi perdagangan valas yang salah satunya adalah transaksi swap. Oleh
karena itu, penulis ingin sekali membahas bagaimana pelaksanaan instrumen
hedging (lindung nilai) pada transaksi swap. Menurut peraturan Bank Indonesia
no. 7 tahun 2005 tentang pelaksanaan swap lindung nilai.
D. Tujuan Penelitian
Penulis menulis tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Instrumen
Hedging Pada Transaksi swap Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor
7/36/PBI/2005, tentang pelaksanaan transaksi swap bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana deskripsi Akad Hedging Pada Transaksi swap
Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 7/36/PBI/2005 Tentang Transaksi
swap Lindung Nilai.
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap instrumen Hedging Pada
Transaksi swap Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 7/36/PBI/2005
Tentang Transaksi swap Lindung Nilai.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Sebagaimana lazimnya tentu diharapkan dapat bermanfaat dan berguna
adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Sebagaimana karena ilmiah yang nantinya berbentuk skripsi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
2. Untuk memperkaya hasanah ilmu pengetahuan mengenai hukum khususnya
mengenai lembaga keuangan.
3. Sebagaimana sumbangan informasi yang bernilai ilmiah yang diharapkan
akan memberi manfaat bagi masyarakat khususnya bagi umat Islam.
4. Sebagai pedoman referensi untuk menyusun karya ilmiah.
F. Definisi Operasional
Dari judul di atas, terdapat beberapa penjelasan tentang penelitian yang
bersifat operasional dan konsep atau variabel penelitian sehingga bisa dijadikan
acuan dalam menelusuri, menguji atau mengukur variabel tersebut melalui
penelitian, yaitu :
Tinjauan : Pendapat tinjauan, pandangan
Hukum Islam : Suatu peraturan yang berdasarkan atas Al qur’an dan
Hadist yang berguna untuk mengatur kehidupan
manusia yang bersifat mengikat.
Instrumen hedging : Cara yang digunakan untuk tujuan lindung nilai
terhadap perubahan nilai mata uang dan untuk
mengurangi resiko yang timbul akibat adanya
fluktuasi harga di pasar keuangan.
Transaksi : Suatu kegiatan yang dilakukan antara pihak pertama
dan pihak kedua yang mempunyai ikatan untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
melaksanakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
tertentu.
Swap : Kombinasi antara membeli dan menjual dua mata uang
secara tunai yang diikuti dengan membeli dan menjual
kembali mata uang yang sama secara tunggak dan
stimultan dengan batas waktu yang berbeda.
Peraturan Bank Indonesia : Undang-Undang atau seperangkat aturan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Central.
Jadi yang dimaksud dengan instrument hedging pada transaksi swap
adalah Cara yang digunakan untuk tujuan lindung nilai terhadap perubahan nilai
mata uang dan untuk mengurangi resiko yang timbul akibat adanya fluktuasi
harga di pasar keuangan, yang diikuti dengan membeli dan menjual kembali mata
uang yang sama secara tunggak dan simultan dengan batas waktu yang berbeda.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk memperoleh data-data dalam penulisan ini melalui penelitian
kepustakaan (bibliography research) yaitu mempelajari buku-buku dan
peraturan perundang-undangan serta catatan lain yang berhubungan dengan
transaksi swap dengan menggunakan metode diskriptif analisis yaitu
memberikan gambaran tentang transaksi swap sebagai salah satu jenis
transaksi valas dalam tinjauan hukum Islam.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
2. Data Yang Dihimpun
Untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam
perumusan masalah dan lebih terarahnya ini, maka diperlukan data-data
sebagai berikut:
a. Data yang dikumpulkan
1) Data yang berhubungan dengan instrumen hedging dalam transaksi
swap
2) Data yang berhubungan dengan akad jual beli dalam hukum Islam
b. Sumber data
Untuk mendapatkan data tersebut penulis akan menggunakan
sumber data sebagai berikut :
1) Sumber data primer diantaranya:
a) Al Qur’an,
b) Al hadist,
c) PBI nomor 7 / 36 / PBI / 2005 entag transaksi swap lindung nilai
d) Bidayatul mujtahid
e) Fiqih sunnah
f) Shohih Muslim
2) Sumber data sekunder diantaranya:
a) Valas untuk manajer
b) Sekuritas derivative
c) Pengantar pasar modal
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
d) Bank dan lembaga keuangan lainnya
e) Kedudukan perjanjian dalam hukum Islam
f) Aneka perjanjian
g) KUHPer
3. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan, maka data-data
diperoleh dari buku-buku, kitab-kitab serta undang-undang yang kemudian
dinilai dan dianalisis untuk mengambil keputusan.
4. Tehnik analisis data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
deskriptif-verifikatif yaitu metode yang diawali dengan memaparkan
konseptual tentang akad jual beli dalam Islam dan instrumen hedging dalam
transaksi Swap menurut undang-undang, selanjutnya data tersebut dinilai dari
segi sesuai dengan tidaknya instrumen hedging dalam transaksi swap ditinjau
dari hukum Islam.
H. Sistematika Pembahasan
Agar lebih mudah dipahami, skripsi ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I : Merupakan pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, kajian pustaka, Kegunaan penelitian, Metode
penelitian, Sistematika pembahasan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Bab II : Merupakan landasan teori dan konseptual tentang perjanjian menurut
hokum Islam, yang berisi pengertian perjanjian, rukun perjanjian, dan
syarat perjanjian, kedudukan perjanjian menurut hokum positif, serta
Al-sarf.
Bab III : Merupakan penjelasan mengenai transaksi swap yang berisi tentang
peraturan bank Indonesia nomor 7/36/ PBI/ 2005 tentang transaksi
swap lindung nilai, pelaksanaan transaksi swap, macam- macam
swap, dan unsure- unsure swap, serta manajemen lindung nilai yang
berisi tentang pengertian lindung nilai dan macam – macam lindung
nilai.
Bab IV : Menyajikan analisis data sesuai dengan metode yang telah ditentukan.
Adapun yang dianalisis adalah hukum Islam terhadap tata cara
perjanjiannya dan pelaksanaan instrumen hedging pada transasksi
swap.
Bab V : Menguraikan hasil penelitian yang terdiri dari kesimpulan dan saran-
saran.