bab 8 pondasi
DESCRIPTION
study material for foundatiounTRANSCRIPT
Beton jembatan-202
BAB VIII
PONDASI TELAPAK
Kompetensi Umum: Pembaca dapat memeriksa kekuatan dan menghitung
penulangan pondasi telapak pada struktur jembatan beton
bertulang bentang pendek.
Kompetensi Khusus: Pembaca dapat merencanakan penulangan dan memeriksa
kekuatan pondasi telapak
8.1. Pendahuluan
Pondasi merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dan
menyalurkan beban ke tanah. Secara umum, pondasi berfungsi untuk
meratakan/meneruskan beban (reaksi yang berasal dari kolom) ke dalam bidang
yang cukup luas sehingga tanah yang ada bisa mendukung beban di atasnya
dengan aman tanpa terjadi penurunan yang tidak sama dan berlebihan pada
sistem strukturnya juga tidak terjadi keruntuhan pada tanahnya.
Pondasi yang dirancang tidak benar akan berakibat pada hal-hal sebagai
berikut :
Ada bagian struktur yang mengalami penurunan lebih besar dari pada
bagian sekitarnya.
Terjadi tegangan berlebihan pada elemen-elemen struktur yang bertemu
terutama pada joint hubungan balok-kolom.
Terjadi deformasi berlebihan pada elemen-elemen struktur.
Terjadi retak berlebihan yang menyebabkan struktur mengalami
keruntuhan, akibat momen lentur dan torsi tambahan yang melebihi
kapasitas tahanan elemen struktur.
8.2. Jenis-Jenis Pondasi
Pemilihan jenis pondasi yang cocok bergantung pada :
Kedalaman tanah dasar pondasi
Beton jembatan-203
Daya dukung tanah dan keseragaman dari tanah
Jenis bangunan atas yang didukung pondasi
Ukuran pondasi yang berkaitan langsung dengan beban yang bekerja di
atasnya.
Berdasarkan letak kedalaman pondasi, ada dua jenis pondasi, yaitu :
a. Pondasi dalam, merupakan pondasi yang kedalamannya terletak jauh dari
permukaan tanah, dimana rasio antara kedalaman dan lebar pondasi lebih
besar dari 4. Pondasi dalam terdiri dari bored pile dan tiang pancang (Gambar
8.1 dan 8.2).
b. Pondasi dangkal, yaitu pondasi yang kedalamannya terletak dekat dari
permukaan tanah, dimana rasio antara kedalaman dan lebar pondasi kurang
dari 1. Yang termasuk pondasi dangkal adalah pondasi telapak (spread
footing). Pondasi ini berfungsi mendukung bangunan dengan beban tidak
terlalu besar pada tanah dengan daya dukung yang cukup baik. Pondasi
telapak sendiri ada 2 jenis, yaitu pondasi telapak setempat berbentuk bujur
sangkar dan empat persegi panjang (Gambar 8.3) dan pondasi telapak
gabungan (Gambar 8.4).
Gambar 8.1. Bored pile Gambar 8.2. Tiang Pancang
Beton jembatan-204
(a) (b)
Gambar 8.3. (a) Pondasi Telapak bujur sangkar (b) Pondasi Telapak persegi panjang
Gambar 8.4. Pondasi Telapak Gabungan
8.3. Mekanisme Keruntuhan Pada Pondasi Telapak
Mekanisme keruntuhan yang terjadi pada pondasi telapak biasanya
membentuk sudut 45º dari muka kolom (Gambar 8.5). Keruntuhan ini disebabkan
Beton jembatan-205
karena gaya geser pons yang bekerja pada pondasi telapak. Retak miring terjadi di
sekitar kolom yang dapat menyebabkan kolom terjeblos dari slabnya ( terjadi bila
pondasi tidak kuat memikul geser pons/diagonal tarik/aksi geser dua arah).
Keruntuhan pondasi yang disebabkan karena momen lentur ditandai
adanya retak. Retak ini disebabkan karena momen lentur yang bekerja di sekitar
muka kolom besar, sehingga membuat keruntuhan pondasi berbentuk piramid
terpancung di daerah kaki kolom.
Gambar 8.5. Mekanisme keruntuhan yang terjadi pada Pondasi telapak
8.4. Tegangan/Daya Dukung Tanah Di Bawah Pondasi
Distribusi tegangan tanah di bawah pondasi tergantung bagaimana beban
dari kolom diteruskan ke slab pondasi dan kekakuan pondasi itu sendiri. Pada
perencanaan pondasi telapak, tanah di bawah pondasi dianggap material elastis
dan homogen, sedangkan pondasi telapak dianggap kaku sehingga tegangan tanah
di bawah pondasi dianggap terdistribusi merata.
Adapun bentuk-bentu ktegangan tanah di bawah pondasi telapak
berdasarkan beban yang bekerja adalah :
a. Beban Pu bekerja melalui sumbu slab pondasi (Gambar 8.6), maka tegangan
yang terjadi di dasar pondasi adalah : P
A , dimana = Tegangan tanah, P
= beban-beban yang bekerja, A = Luas Penampang pondasi = B × L
Beton jembatan-206
Gambar 8.6. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu Bekerja Melalui Sumbu
Slab Pondasi
b. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e < L/6
(Gambar 8.7), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,
min
P M
A W ,
mak
P M
A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P
terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen
Tahanan pondasi = 21W .b.h
6 .
Gambar 8.7. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan
eksentrisitas e < L/6
c. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e = L/6
(Gambar 8.8), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,
Beton jembatan-207
min
P M
A W ,
mak
P M
A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P
terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen
Tahanan pondasi = 21W .b.h
6 .
Gambar 8.8. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan
eksentrisitas e = L/6
d. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e > L/6
(Gambar 8.9), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,
min
P M
A W ,
mak
P M
A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P
terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen
Tahanan pondasi = 21W .b.h
6 .
Gambar 8.9. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan
eksentrisitas e > L/6
Beton jembatan-208
8.5. Perencanaan Pondasi Telapak
Menurut ps. 7.1.1 RSNI T-12-2004, perencanaan pondasi dangkal harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
Daya dukung tanah pada kemampuan layannya atau keadaan batas ultimit.
Jenis struktur, penurunan total, penurunan diferensial, dan pergerakan lainnya
yang dapat diterima.
Sifat dan lamanya pembebanan.
Kedalaman pondasi.
Pengaruhnya terhadap pondasi lain dari struktur bangunan yang sudah berdiri
di sekitarnya, pada waktu pelaksanaan konstruksi jembatan yan direncanakan.
Pada perencanaan pondasi telapak ditinjau beberapa hal, yaitu: desain
terhadap geser, terhadap lentur, pemindahan gaya dan momen pada dasar kolom
serta panjang penyaluran tulangan.
8.5.1. Desain terhadap geser
Kekuatan geser dari pondasi telapak di sekitar beban terpusat atau reaksi
ditentukan oleh kondisi terberat dari dua hal berikut :
8.5.1.1. Geser lentur (one way action) merupakan aksi balok dari pondasi
telapak, dengan penampang kritisnya sejauh “d” dari muka kolom
(Gambar 8.10), dimana d = tinggi efektif pondasi diukur dari titik berat
tulangan tarik ke serat tekan paling luar.
Gambar 8.10. Letak Penampang Kritis Geser satu arah
Kuat geser pondasi telapak akibat aksi satu arah (aksi balok) adalah sbb:
c w
1V fc'.b .d
6 . Desain pondasi telapak terhadap geser satu arah (aksi
balok) harus memenuhi syarat sbb: u c
V .V , dimana :
Vc = Kuat geser pondasi aksi balok
Beton jembatan-209
Vu = Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis pondasi telapak
bw = Lebar plat pondasi diambil 1 m.
d = tinggi efektif plat pondasi
ø = Faktor reduksi untuk geser = 0,70
8.5.1.2. Geser pons (aksi pelat, dua arah/two way action). Geser pons (two way
action) merupakan aksi pelat dua arah dari pondasi telapak, dengan
penampang kritisnya sejauh “d/2” dari muka kolom (Gambar 8.11).
Gambar 8.11. Letak Penampang Kritis Geser dua arah
Kuat geser untuk aksi dua arah (Vc) harus diambil nilai terkecil dari
persamaan sebagai berikut:
0c
c
fc '.b .d21. V 1
6
, s 0
c0
fc '.b .d.d2. V 2
12b
, c 0
13. V fc'.b .d3
,
dimana : βc : (Sisi panjang/sisi pendek) penampang kolom
bo : Keliling dari penampang kritis
αs : 40, untuk kolom bag. Dalam
: 30, untuk kolom tepi
: 20 untuk kolom sudut
8.5.2 Desain terhadap lentur
Pondasi telapak harus direncanakan memikul Momen akibat gaya luar
yang bekerja pada bidang kritis pada satu sisi bidang vertikal yang melalui
pondasi, yaitu :
Beton jembatan-210
Pada muka kolom atau dinding beton untuk pondasi yang mendukung
kolom atau dinding beton (Gambar 8.12a).
Setengah dari jarak yang diukur dari tengah dinding ke tepi untuk pondasi
yang mendukung dinding pasangan bata (Gambar 8.12b).
Setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja
untuk pondasi yang mendukung kolom yang menggunakan pelat alas baja.
(Gambar 8.12c).
Gambar 8.12 (a) Penampang Kritis mendukung kolom (b) Dinding Bata (c) Kolom Baja
Dalam menentukan luas tulangan yang diperlukan, sama dengan cara-cara
menentukan luas tulangan pada pelat. Adapun cara pendistribusiannya adalah :
Untuk pondasi telapak satu arah dan 2 arah bujur sangkar : tulangan harus
disebar secara merata pada seluruh lebar pondasi. Untuk pondasi telapak empat
persegi panjang, dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar
pondasi sedangkan dalam arah pendek, sebagian dari luas tulangan total harus
tersebar merata dalam satu jalur (yang berpusat pada sumbu kolom) yang lebarnya
sama dengan panjang dari sisi pendek pondasi. Sisa tulangan yang dibutuhkan
dalam arah pendek harus tersebar merata di luar lebar jalur pusat tersebut. Adapun
skema distribusi tulangan pada pondasi telapak empat persegi panjang dijelaskan
pada Gambar 8.13.
(a) (b) (c)
Beton jembatan-211
Gambar 8.13 Skema Pendistribusian Tulangan Pada Pondasi Empat Persegi Panjang
8.5.3. Beban dan Reaksi
Pondasi telapak harus dirancang/diperhitungkan untuk menahan beban dan
reaksi tanah sebagai berikut :
Pondasi harus diproporsikan untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah
yang timbul akibat beban tersebut.
Luas bidang dasar pondasi atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus
ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh
pondasi pada tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah ijin
atau kapasitas tiang ijin yang ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip
mekanika tanah.
Tebal pondasi telapak di atas tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150
mm, untuk pondasi telapak di atas tanah. (dmin ≥ 150 mm).
Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang (pile cap), dmin ≥ 300 mm
8.5.4. Pemindahan Gaya dan Momen Pada Dasar Pondasi
Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolomharus disalurkan ke
pondasi telapak pendukung dengan cara tumpu pada beton dan dengan tulangan,
pasak, angker atau alat sambung mekanis. Kuat tumpu rencana pada beton di
dasar kolom tidak boleh melebihi =
Pu ; = 0,70fs 0,85.fc'.A1
Kecuali
Luas bidang tumpuan (A2) > Luas bidang yang ditumpu (A1), maka kuat dukung
rencana (fs) tsb boleh dikalikan dengan A
2 2A
1
.
=
sisi panjang
pondasisisi pendek
Beton jembatan-212
Gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton harus dipikul oleh
angker/pasak atau tulangan memanjang (Gambar 8.14). Luas tulangan /pasak
minimum adalah 0,5% Ag dan paling sedikit ada 4 tulangan yang melintang
pertemuan kolom dan pelat pondasi apabila tegangan tumpu tidak terlampaui. Ag
= Luas bruto penampang kolom.
Gambar 8.13. Pemasangan Tulangan Angker/Pasak
8.5.5. Panjang Penjangkaran
Penjangkaran dari kolom ke pondasi harus memenuhi syarat panjang
penyaluran dasar adalah : =
0,04. d .fy
b
d .fybldb
4 f'cDimana, db : diameter
tulangan yg digunakan, ldb : Panjang penyaluran.
8.5.6. Langkah-Langkah Perencanaan Pondasi Telapak
a. Tentukan tegangan ijin tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah.
b. Tentukan gaya yang bekerja pada dasar kolom yang berasal dari struktur di
atas pondasi yaitu beban tak berfaktor. Tentukan kombinasi yang
menentukan.
c. Tentukan luas pondasi yang dibutuhkan untuk memikul beban kerja
berdasarkan metode elastis.
Beton jembatan-213
d. Tentukan gaya-gaya yang bekerja berdasarkan beban terfaktor, intensitas
beban rencana yang bekerja pada pondasi dan faktor reduksi kekuatan.
e. Tentukan tebal pondasi dengan cara trial and error berdasarkan cek geser dari
syarat pondasi, baik geser aksi balok maupun geser aksi 2 arah.
f. Tentukan luas tulangan berdasarkan gaya dalam momen nominal yang
bekerja pada bidang kritis pondasi.
g. Distribusikan tulangan pada kedua arah. Untuk pondasi telapak persegi
panjang, pada jalur pusat/inti, luas tulangannya adalah :
2As = . As1 total + 1
, sedangkan di luar jalur inti As = As - As2 1total
.
h. Hitung panjang penyaluran tulangan dari kolom ke pondasi
i. Cek daya dukung kolom dan daya dukung pondasi. untuk daya dukung kolom
harus memenuhi syarat : Pu Pnb ; = 0,70 ; Pnb = 0,85 . f'c. Akolom
Daya dukung pondasi : A
2Pu Pnb ; = 0,70 ; Pnb = . 0,85 . f'c. AkolomA
1
Contoh Soal :
1. Rencanakan dimensi dan penulangan pondasi telapak seperti tergambar. Salah
satu sisi pondasi dibatasi selebar 1,5 m, bila P akibat beban mati, PDL = 300
KN, P akibat beban mati tambahan, PSDL = 200 KN, P akibat beban hidup
lalu lintas, PTP = 200 KN, daya dukung tanah sebesar 200 KN/m2, γtanah= 21
KN/m3, γbeton = 24 KN/m3, fy = 400 Mpa, fc’ pons = 22,5 Mpa, fc’ kolom =
37 Mpa dan ukuran kolom 400 mm x 400 mm.
Pu
h
±0.000
- 1500
B
L
Beton jembatan-214
SOLUSI
1. Asumsikan tebal pondasi, h. Dicoba h = 550 mm. d = h – tebal selimut
beton. d = 550 – 70 = 480 mm.
2. Hitung daya dukung tanah netto
a. Berat tanah = tebal tanah x BI tanah = 1,5 x 21 = 33,6 KN/m2.
b. Berat pondasi = tebal pondasi x BI beton = 0,55 x 24 = 13,2 KN/m2.
c. Daya dukung tanah netto, Qult netto = Qult – Berat tanah – berat pondasi
Qult netto = 200 – 33,6 – 13,2 = 153,2 KN/m2.
3. Hitung beban-beban yang bekerja pada pondasi
a. Beban tidak terfaktor, P = PDL + PSDL + PTP = 300 + 200 + 200 = 700
KN/m2.
b. Beban terfaktor, Pu = 1,3PDL + 2,0PSDL + 1,8PTP = (1,3x300) + (2,0x200)
+ (1,8x200) = 1150 KN/m2.
4. Menentukan ukuran pondasi
a. Hitung luas pondasi yang dibutuhkan,
7004,57
153,2.
2
perlu
PA m
Qult netto
b. Hitung panjang pondasi yang dibutuhkan,
4,573,05
1,5
pondasi
perlu
perlu
AL m
B, diambil panjang pondasi, L = 4 m.
c. Luas pondasi yang ada, A = B x L = 1,5 x 4 = 6 m2
5. Cek Tegangan kontak tanah, apakah ukuran pondasi cukup untuk
menyalurkan beban ke tanah.
a. Beban kolom di bawah tanah, Akolom x panjang kolom x BI beton =
(0,4x0,4) x 1,5 x 24 = 5,76 KN.
b. Beban pondasi = Apondasi x tebal pondasi x BI beton = 6 x 0,55 x 24 = 79,2
KN
c. Beban tanah di atas pondasi = tebal tanah x (Apondasi – Akolom) x BI tanah =
1,5 x (6-(0,4x0,4)) x 21 = 183,96 KN.
Beton jembatan-215
d. Jumlah beban, Ptotal = P + beban kolom + Beban pondasi + Beban tanah
= 700 + 5,76 + 79,2 + 183,96 = 968,92 KN
e. Cek tegangan kontak,
200 968,92
161,496
total
pondasi
2 2OK
ult KN/m < Q KN/m
P
A
ukuran pondasi cukup dapat menyalurkan beban ke tanah.
6. Hitung intensitas beban rencana
1150191,67 /
6 KN m
Puqu
A
7. Desain terhadap Geser Lentur/one way action
a. Penampang kritis aksi geser 1 arah sejauh “d” dari muka kolom
L b 4 0,4kolomX= - -d= - - 0,48= 1,32 m 2 2 22
Luas penampang kritis, 2
1,98 . 1,32 x 1,5 kritis m A X B
b. Gaya geser rencana, 191,67 x 1,98=379,5 KN. kritisVu qu A
c. Kuat geser 1 arah, ' . .1
. 22,5.1500.480= 569,21 KN 6
1
6 f B dcVc
d. Periksa, apakah pondasi kuat memikul gaya geser
569,21 398,447 KN379,5 KN 0,70 OKVu Vc x pondasi
kuat
8. Desain terhadap Geser pons/two way action
a. Penampang kritis aksi geser 2 arah sejauh “d/2” dari muka kolom
d X
B
L
Beton jembatan-216
0, 48 0,88 0,4 kolom dY m X b
Luas penampang kritis,
2( . ) ( . ) 5,23 1,5 4 0,88 0,88 kritis B L X Y m A x x
b. Gaya geser rencana, 191,67 5,23 1001,57 . kritis x KNVu qu A
c. Kuat geser aksi 2 arah, ambil nilai terkecil dari :
1
1
2 '1 . .1
keliling penampang kritis =
0,41
1 0,4
21 22,5.2720.280
1
2X + 2 Y = 2x0,88 2x0,88 3,52
4007238.25 N=4007,238 KN
1
6
1
6
f bo dc
bo
bkolom
hkolom
m
Vc
Vc
2
2
' . .
22,5.3520.480 2671492.17 N=2671,492 KN
1
3
1
3
f bo dcVc
Vc
Jadi, Vc = Vc2 = 2671,492 KN
d. Periksa, apakah pondasi kuat memikul gaya geser
2671,492 1001,57 0,70 1870,044517 KN OKVu KN Vc x
pondasi kuat
9. Desain terhadap Lentur
Terhadap Arah panjang
d/2 d/2
B
L
d/2
d/2
X
Y
Beton jembatan-217
a. Penampang kritis lentur tepat di muka kolom
0,441,80
2 22 2
bL kolomX m
b. Momen Rencana :
21 2. .
2=
310,50 6 = 388,125 KNm = 388,125 x 10 Nmm
0,80
1 x 191,67 x 1,80 310,50 KNm
2q Xu
Mu
perlu
Mn =
Mu
c. Hitung Luas tulangan yang dibutuhkan,
6388,125 x 10 2= 2246,09 mm
400 x 432
aAsumsikan nilai d - jd = 0,90 d = 0,90 x 480 = 432 mm
2
.
perlu
perlu
MnAs
Fy Jd
ambil = 0, 004679
1,4 1,40,0035
min 400
2246,09 = 0,004679
1000 x 480
min
2. . 0,004679 x 1000 x 480 = 2246,09 mm
.
perlu
an
an an
Fy
b d
As
b d
As
Digunakan tulangan diameter, D16
1000 1000Jarak tulangan = = = 89,47 mm
As2246,09
As D16 21 .π.164
digunakan tulangan tarik D16 - 80
perlu
B
L
X
Beton jembatan-218
Digunakan tulangan tekan D13 - 80
Tulangan dipasang merata pada lebar pondasi
Terhadap Arah pendek
a. Penampang kritis lentur tepat di muka kolom
h 0,4B 1,5kolomX= - = - = 0,55 m 2 22 2
b. Momen Rencana :
11 2 2.q .X = x 191,67 x 0,55 = 28,99 KNm
u2 2
Mu 28,99 6Mn= = = 36,237 KNm = 36,237 x 10 Nmm
0,80
Mu
c. Hitung Luas tulangan yang dibutuhkan,
6Mn 36,237 x 10 2= = 202,61 mm
400 x 432Fy.Jd
aAsumsikan nilai d - jd = 0,90 d = 0,90 x 480 = 432 mm
2
perluAs
ambil = 0, 0035
1,4 1,40,0035
min 400
202,61= 0,000437
1000 x 480
min min
2. . 0,0035 x 1000 x 480 = 1680 mm
.
an
an
Fy
b d
As
b d
As
Tulangan dipasang disekitar kolom selebar B=1,5 m sebesar As1.
B
L
X
Beton jembatan-219
2
1
42,67
1,5
2 2. .1680 1096 mm
1 2,67 1
L
B
As As
Digunakan tulangan diameter, D16
1000 1000Jarak tulangan = = = 183,33 mm
As1096
As D1621 .π.16
4
digunakan tulangan tarik D16 -150
Digunakan tulangan tekan D13 - 150
Tulangan dipasang di jalur kritis selebar B = 1,5 m di sekitar kolom
Sisanya sepanjang L – B = 4 – 1,5 = 2,5 m dipasang tulangan sebesar
2
2 1 1680 1096 583,85 As As As mm
Digunakan tulangan diameter, D16
583,85AsJumlah tulangan = = = 2,91 batang
2As D16 1 .π.164
digunakan tulangan 3 batang D16 di kiri kanan jalur kritis
10. Kontrol Panjang Tulangan tarik
Panjang tulangan tarik yang diperlukan (Ldb), ambil nilai terkecil dari Ldb1
dan Ldb2.
B
L
As2 As1 As2
Tulangan arah pendek dipasang merata selebar B
Tulangan arah panjang , As1 dipasang di sekitar
kolom
Beton jembatan-220
0,02 x Ab x fyx faktor
1 fc'
2 2 21 1Luas tulangan D16 = Ab = . . . .16 200,96 mm4 4
400faktor = 2- = 2 - 1 = 1
fy
0,02 x 200,96 x 400x 1= 338,93 mm
1 22,5
Ldb
D
Ldb
0,06 x db x fy2
diameter tulangan tarik = db = 16 mm
0,06 x 16 x 400 = 384 mm2
Ldb
Ldb
Digunakan Ldb perlu = 384 mm
Panjang tulangan tarik yang tersedia,
db ada
db ada
hkolomL - - selimut beton2 2
4004000 - - 70 = 1730 mm > L OKdb perlu2 2
L =
L =
11. Penjangkaran
Luas tulangan jangkar minimum,
2
g kolom0,005 x A
min
0,005 x min
400 x 400 = 800 mm
As
As
Digunakan tulangan jangkar minimum 4 buah dipasang di setiap sudut
kolom. Digunakan tulangan jangkar diameter 19 mm, db = 19 mm. Luas
tulangan jangkar terpasang,
2 24 x 1 x x 19 1133,54 mm
4 As
jangkar
Panjang penjangkaran ke kolom, diambil nilai terbesar dari :
1
db.fy 19 x 400 = 312,36 mm
4. fc' 4 x 37 dbL
2 0,04 x db x fy = 0,04 x 19 x 400 = 304 mmdbL
Beton jembatan-221
Jadi panjang penjangkaran ke kolom yang dibutuhkan, minimum sepanjang
312,36 mm. Diambil panjang penjangkaran ke kolom 500 mm.
Panjang penjangkaran ke pondasi, diambil nilai terbesar dari :
1
db.fy 19 x 400 = 400,56 mm
4. fc' 4 x 22,5 dbL
2 0,04 x db x fy = 0,04 x 19 x 400 = 304 mmdbL
Jadi panjang penjangkaran ke kolom yang dibutuhkan, minimum sepanjang
400,56 mm. Diambil panjang penjangkaran ke pondasi 500 mm.
12. Kontrol Daya Dukung Kolom dan Pondasi
Pu = 1150 KN, fc’ kolom = 37 Mpa, fc’ pondasi = 22,5 Mpa.
Daya dukung kolom,
kolom gkolom 0,70 x 0,85 x fc' x A
0,70 x 0,85 x 37 x x 400400 3522,4 KN > Pu = 1150 KN OK
Pn
Pn
jadi kolom kuat menyalurkan beban ke pondasi.
Daya dukung pondasi,
1500 x 40002 = = 6,12 > 2400 x 400
1
2maka nilai diambil = 2
1
2 . 2 x 0,70 x 0,85 x fc' x A pondasi gkolom
1
2 . 2 x 0,70 x 0,85 x 22,5 x 400 x 400 4284 KN > Pu = 1150 KN OK
1
A
A
A
A
APn
A
APn
A
jadi daya dukung pondasi kuat.
Beton jembatan-222
13. Gambar Penulangan Pondasi
D16-150
D16-80
4D19 500
D13-80
D13-150
550
1500
4000
Beton jembatan-223
RANGKUMAN
Pondasi merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dan
menyalurkan beban ke tanah.
Berdasarkan letaknya, pondasi ada dua jenis, yaitu pondasi dalam dan
pondasi dangkal. Yang termasuk pondasi dalam adalah tiang pancang dan
bore pile, sedangkan pondasi dangkal adalah pondasi telapak.
Pada perencanaan pondasi telapak ditinjau beberapa hal, yaitu: desain
terhadap geser, terhadap lentur, pemindahan gaya dan momen pada
dasar kolom serta panjang penyaluran tulangan.
Tugas :
Rencanakan dimensi dan penulangan pondasi telapak bujur sangkar seperti
tergambar, bila PDL = 1100 KN, P akibat beban mati tambahan, PSDL = 200 KN
P akibat beban hidup, PTD = 800 KN, daya dukung tanah sebesar 600 KN/m2,
γtanah= 22 KN/m3, γbeton = 24 KN/m3, fy = 400 Mpa, fc’ pons = 22 Mpa, fc’ kolom
= 35 Mpa dan ukuran kolom 400 mm x 400 mm.
Pu
h
±0.000
- 1000
B
B
Beton jembatan-224
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Broto. 2010. Perbandingan Kualitas Beton dengan Perekat OPC, PCC
dan PPC di Lingkungan Laut dan Asam. Jakarta : Politeknik Negeri
Jakarta (Laporan penelitian Oktober 2010).
Amalia, Murdiyoto. 2010. Karakteristik Beton Limbah Debu Pengolahan Baja
(Dry Dust Collector) Pada Berbagai Nilai Faktor Air Semen. Di dalam:
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Prosiding Seminar Nasional; Depok, 22 Nopember 2010. Jakarta. UP2M
PNJ.
Anonim. 2004. RSNI T-12-2004 tentang Perencanaan struktur beton untuk
jembatan. Jakarta : Badan Standar Nasional.
Anonim. 2004. RSNI T-02-2005 tentang Pembebanan untuk jembatan. Jakarta :
Badan Standar Nasional.
Anonim, 2004. SNI 15-7064-2004 Semen Portland Komposit. Jakarta : Badan
Standar Nasional.
Anonim. 2002. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional.
Anonim.2010._Shear_Crack._http://www.koeri.boun.edu.tr/depremmuh/eqspecia
ls/bingol/bingol_eq.htm . (25 Nop 2010)
Beton jembatan-225
Anonim.2010._Shear_Crack._http://nisee.berkeley.edu/elibrary/Image/S3378&i
mgurl=http://nisee.berkeley.edu/thumbnail/2350_1031_1028/IMG0059.j
pg&zoom=1&w=187&h=125&iact=hc&ei=1aztTLSmIZGyvgPSuInvA
Q&oei=P6vtTKuDIivgOyhqSUCg&esq=3&page=2&tbnh=100&tbnw=1
49&start=16&ndsp=18&ved=1t:429,r:11,s:16&biw=1280&bih=610 .
(25 Nop 2010)
Anonim.2010.Proses Pembuatan Semen. http://www.pmhl.co.uk/cement.aspx. (25
Nop 2010)
Arif Yurif K,2009. Karakteristik kuat lentur dan susut beton dengan portland
composite cement (PCC).
.http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=122931&lo
kasi=lokal (Desember 2010)
H. Temiz, M.M. Kose and S. Koksala, 2006. Effects of portland composite and
composite cements on durability of mortar and permeability of
concrete.
http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6V2G-
4KPN9TT2&_user=10&_coverDate=06%2F30%2F2007&_rdoc=1&_fm
t=high&_orig=search&_sort=d&_docanchor=&view=c&_searchStrId=1
206695136&_rerunOrigin=google&_acct=C000050221&_version=1&_u
rlVersion=0&_userid=10&md5=7dc835b799e9a11cedf43898b0ba961e
(5 Desember 2010)
Irzal Agus. 2009. Kajian Banding Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton
Pada Pengerjaan Beton di Dalam Air Laut dengan Menggunakan
Bahan Tambah Sikacrete-W. http://www.unidayan.ac.id/files. (30 Nop
2010)
Nawy, E.G., 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar (alih bahasa
Bambang Suryoatmono). Bandung : Refika Aditama.
Partana Eka, dkk. 2009. Studi Pengaruh Penambahan Slag dan Fly Ash Sebagai
Bahan Aditif di Finish Mill Pabrik Semen Komposit. Jurusan T. Kimia
Fakultas Teknologi Industri. http://digilib its.ac.id (5 Desember 2010)
Park,R and T. Paulay, 1975. Reinforced Concrete Structures. John Wiley &
Sons New York-London-Sydney-Toronto
Salain, IMAK .2007. Perbandingan Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton yang
Menggunakan Semen Portland Pozzolan dengan yang Menggunakan
Semen Type I. Makalah Seminar dan pameran HAKI 2007.
Salain,IMAK dan Widiarsa IBR . 2006. Hubungan Antara Modulus Elastisitas
dengan Kuat Tekan Pada Beton yang Dibuat dengan Menggunakan
Beton jembatan-226
Semen Portland Pozzolan Maupun Semen Portland Type I. Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil Vol. 10 No.1 Januari 2006. http://www.unidayan.ac.id/files
(30 Nop 2010)
Zaidir,2010.Pelat_2_Arah._http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=
5&ved=0CCsQFjAE&url=http%3A%2F%2Fcroty.files.wordpress.com
%2F2010%2F10%2Fbeton2_tata_10pelatduaarah.doc&rct=j&q=tabel%
20momen%20pelat%202%20arah&ei=hVD0TPy4F8f3rQep98WeCw&
usg=AFQjCNHhCpjPOu4BJWlrmefjTK4NK_5yEA&cad=rja._(30
Nopember 2010)