bab 4 hubungan chong
DESCRIPTION
hub vit d dan infeksi bakteriTRANSCRIPT
BAB 4 HUBUNGAN VITAMIN D DENGAN PENYAKIT INFEKSI
Vitamin D Dan Infeksi Bakteri
Pada tahun 1980 Rook, dkk dan Crowle, dkk menunjukan bahwa vitamin D dapat
meningkatkan bakterisidal makrofag terhadap agen bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Penemuan ini menarik perhatian era baru untuk mencari peran vitamin D alam patogenesis
dan respons imun terhadap infeksi. Kemudian hasil penelitian Liu, menunjukan stimulasi
oleh antigen turunan M. Tuberculosis pada macrophage-bound Toll-like receptor 2/1,
meningkatkan ekspresi dari VDR dan CYP27b1. CYP27b1 merupakan enzim untuk
mengubah 25-hydroxyvitamin D (25-(OH)D) menjadi bentuk aktif 1,25- dihydroxyvitamin D
(1,25-(OH)2D). Kemudian interaksi vitamin D (1,25- dihydroxyvitamin D) dengan VDR
menyebabkan induksi peptida antimikobakterial cathelicidin dan membunuh M. Tuberculosis
dalam sel. Peptida antimikobakterial cathelicidin juga memiliki aktivitas spektrum luas
terhadap berbagai patogen lain, termasuk bakteri gram negatif dan gram-positif, virus, dan
jamur.
Vitamin D juga dikenal dalam ekspresi β-defensin, sebuah peptida antimikroba lain
yang memiliki beberapa fungsi efektor dalam sistem kekebalan tubuh. Studi Endoskopi pada
manusia telah menunjukkan bahwa β-defensin disekresi di mukosa lambung setelah infeksi
oleh Helicobacter Pylori dan mungkin juga sebagai aspek utama dalam pertahanan
terhadapa patogen di permukaan mukosa.
Penelitian lain juga menunjukan bahwa vitamin D dapat menyebabkan peningkatan
regulasi dari ledakan oksidatif dalam makrofag yang teraktifasi, sehingga menambah banyak
mekanisme lain dalam membunuh bakteri.
Vitamin D Dan Infeksi Virus
Infeksi virus musiman saluran pernafasan seperti virus influenza dan rhinovirus telah
diamati oleh literatur ilmiah dan telah diketahui bahwa infeksi ini merupakan kontributor
utama dalam peningkatan angka kematian saat perubahan musim. Berdasarkan
pengamatan ini, Cannell, dkk berpendapat bahwa status vitamin D mungkin menjadi
kontributor dalam menentukan kerentanan populasi terkena wabah epidemi Muslimah begitu
pula dengan tingkat morbiditas dan mortalitas.
Vitamin D memodulasi profil sitokin pada model hewan yang memiliki penyakit
autoimun dengan membatasi produksi berlebihan dari sitokin proinflamasi, seperti Tumor
Necrosis Factor α dan Interleukin-12, dan dengan demikian akhirnya menyebabkan
penekanan inflamasi. Selain itu, peptida antimikroba cathelicidin dan β-defensin, juga diatur
sebagian oleh vitamin D, dan memiliki peran utama dalam pertahanan kekebalan tubuh
saluran pernapasan melalui inaktivasi langsung dari virus patogen.