bab 3 kelas xi
TRANSCRIPT
Keterbukaan dan Jaminan Keadilan dalam Berbangsa dan Bernegara
Keterbukaan merupakan salah satu syarat terbentuknya mesyarakat
demokratis. Bahkan, keterbukaan merupakan ciri suatu Negara demokratis.
Adanya keterbukaan, rakyat akan merasa mempunyai dan berperan aktif dalam
kehidupan bernegara. Begitu pentingnya keterbukaan sehingga semua Negara
berupaya menumbuhkan keterbukaan dalam kehidupan bernegara. Berikut akan
dijelaskan apa yang dimaksud keterbukaan dalam berbangsa dan bernegara.
1. Pengertian Keterbukaan
Keterbukaan berasal dari kata dasar “terbuka”. Menurut Kamus BesarBahasa
Indonesia terbuka berarti tidak tertutup, tersingkap. Jadi, keterbukaan adalah
suatu keadaan yang tidak tertutupi, tidak ditutupi, keadaan yang tidak rahasia,
sehingga semua pihak mempunyai hak untuk mengetahuinya.
Keterbukaan dimiliki oleh semua pihak, baik keluarga, masyarakat, bangsa
maupun Negara. Keterbukaan berarti kesadaran untuk menjelaskan suatu hal
tanpa rahasia. Dalam kehidupan, keterbukaan selalu berhubungan dengan media
informasi dan berita. Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
selalu berhubungan dengan pernyataan dan kebijakan publik.
Keterbukaan sering diartikan transparan. Oleh karena itu, pemerintahan yang
demokratis merupakan pemerintahan yang transparan. Keterbukaan dalam
berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan dalam penyelenggaraan Negara.
Penyelenggaraan Negara yang terbuka atau transparan sangat diperlukan untung
meningkatkan partisipasi masyarakat. Masyarakat sudah seharusnya mengetahui
dan mengerti kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah untuk rakyat.Apa
kebijakan itu merugikan atau menguntungkan masyarakat? Apa kebijakan itu
dapat meningkatkan kesejahteraan? Semua hal yang berhak diketahui
masyarakat harus dijelaskan secara terbuka oleh pemerintah. Oleh karena itu,
budaya lama dari pemerintahan yang tertutup dan monopoli informasi harus
dihilangkan karena akan mengakibatkan terlambatnya keterbukaan, terciptanya
arogansi pemerintahan, dan terhambatnya pembentukan masyarakat demokratis.
Semua masalah dalam berbangsa dan bernegara hendaknya ditelusuri kembali
pada akar masalahnya. Semua masalah yang muncul sering disebabkan tidak
adanya komunikasi yang sehat atau miscommunication. Oleh karena itu,
keterbukaan dalam komunikasi menjadi hal penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Keterbukaan harus dilakukan dalam berbagai bidang. Keterbukaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dicontohkan dalam keterbukaan
pemerintahan.
a. Keterbukaan dalam Pemerintahan yang Baik
Penyelenggaraan pemerintah yang baik “good governance” adalah istilah yang
sangat popular dewasa ini baik pada negara-negara maju atau negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Good governance pada dasarnya adalah
pemerintah demokrasi yang transparan. Agar dapat terlaksana dengan baik
maka good governance perlu pengawasan oleh lembaga perwakilan yang legitimed,
disamping pengawasan langsung dari masyarakat atau pers dan masyarakat
sendiri bahkan oleh suatu lembaga independen yang diakui.
Berdasarkan pengertian tersebut, Pemerintahan yang baik bermuara pada dua hal
berikut:
1) Tujuan Nasional, yaitu masyarakat yang maju, sejahtera, adil, dan makmur.
2) Demikratisasi, yaitu pemerintahan yang transparan, akuntabilitas, efektif, dan
efesiensi, serta otonomi dalam mencapai tujuan nasional.
Pemerintahan dikatakan demokratis dan terbuka jika memenuhi unsur:
1. Pelayanan public yang efesien dan transparan.
2. Sistem pengadilan yang dapat diandalkan atau kepastian hukum.
3. Accountable, yaitu pemerintahan yang bertanggung jawab.
4. Otonomi, yaitu kewenangan daerah untuk mengurus kebijakan sendiri.
5. Partisipasi dalam pengambilan kebijakan secara demokratis.
6. Memihak dan melindungi kepentingan masyarakat.
7. Melaksanakan hak asasi manusia.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik maka DPR memiliki peranan
penting. Peranan pokok Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu melakukan pengawasan
terhadap kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan menampung serta
menyalurkan aspirasi rakyat. Pemerintah pun dalam menyelenggarakan
pemerintahaan harus sesuai peraturan. Hal ini berarti kekuasaan pemerintah
terbatas, pemerintah harus menyelenggarakan yang ditetapkannya, serta
penggunaan anggaran yang sesuai dengan yang ditetapkan dengan memperlihatkan
pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Suatu pemerintahan dikatakan transparan apabila di dalam pemerintahan
yang dijalankan terdapat iklim kehidupan politik yag ditandai beberapa hal
berikut ini.
1) Kebebasan informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah
diikuti perkembangannya oleh masyarakat.
2) Kebebasan media massa yang memiliki kesempatan luas untu meliput kegiatan
pemerintahan, kebebasan berserikat dan berkumpul termasuk dalam pengambilan
keputusan (berpartisipasi).
3) Kemerdekaan hukum, yaitu hukum harus ditegakkan dan memberikan kepastian
secara adil terhadap hak asasi manusia tanpa campur tangan penguasa atau pihak
lain.
4) Manajemen yang terbuka, terutama dalam pengelolaan kekayaan negara
(termasuk kekayaan pejabat negara) dan keuangan negara harus transparan.
5) Memberikan kesempatan yang sama bagi warga negara untuk meningkatkan
kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan.
6) Meningkatkan upaya pelayanan publik (mendahulukan kepentingan umum)
melalui program-program yang memihak kepada rakyat dan pembangunan yang
merata.
7) Akuntabilitas, yaitu hasil-hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada
rakyat.
b. Keterbukaan Berpartisipasi
Yang dimaksud partisipasi di sini adalah partisipasi politik sebagai kegiatan
warga negara (private citizen) yang bertujuan memengaruhi pengambilan
keputusan/kebijakan oleh pemerintah. Masyarakat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan politik, artinya masyarakat ikut aktif dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan, yang bisa dilakukan secara individu atau kolektif,
terorganisasi dengan mengartikulasikan kepentingan politiknya melalui organisasi
kemasyarakatan (civil society)atau dengan mengagregasikan kepentingan politik
melalui partai-partai politik atau langsung melalui lembaga perwakilan.
Sekarang tingkat partisipasi rakyat melalui partai politik cukup aspiratif dan
terbuka sehingga tingkat partisipasi politik tinggi, sebagai indikator
dikembangkan system multipartai yang demokratis dan independen sehingga
pelaksanaan pemilu yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil dalam memilih wakil rakyat dan elit politik seperti pemilu presiden dan wakil
presiden secara langsung benar-benar merupakan partisipasi aktif rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berlangsung demokratis.
c. Keterbukaan Berserikat, Berkumpul, dan Berpendapat
Pasal 28 UUD 1945 menyatakan, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”. Berdasarkan pasal tersebut maka pemerintah bersama Dewan
Perwakilan Rakyat menetapkan perundangan-undangan, seperti Undang-Undang
No. 9 Tahun 1998 yang berisi tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum, Undang-Undang No.24 Tahun 1997 tentang Penyiaran, dan Undang-
Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers.
Semua undang-undang tersebut memberikan ruang gerak dan keadilan publik
dalam berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Selain itu, rakyat juga
diberi kebebasan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta adil dalam
memberikan pendapat (pilihan ) atau dukungan politik untuk meraih
kedudukan/kekuasaan atau jabatan-jabatan politik seperti anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
Dengan diberlakukan berbagai undang-undang tersebut merupakan bukti
jaminan akan peran warga Negara dalam berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat secara adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Kemerdekaan Pers/ Media Massa
Kemerdekaan per dimaksudkan supaya tidak ada campur tangan dari pihak
luar untuk intervensi dalam menentukan standar professional dan kode etik
jurnalistik. Kemerdekaan pers ini diperlukan agar dalam memberitakan dan
memberikan informasi serta pendapat kepada pembaca, pendengar dapat akurat,
tidak ambigu, adil dan tidak memihak, serta objektif, dan komprehensip.
Berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 1999, sistem pers
diIndonesia diberi kebebasan dalam istilah lain “Kemerdekaan Pres”. Sistem
perizinan yang berbelit dicabut sehingga semua orang berhak menerbitkan surat
kabar, majalah, tabloid, pemberitaan ilmiah lainnya.
Sesungguhnya, bagi bangsa Indonesia yang ideal mengenai system pers adalah
system pers yang bebas dan bertanggung jawab berdasarkan ideology dan
culture bangsa sendiri, yaitu Pancasila. Berita yang diangkat dan diinformasikan
adalah berita yang berdasarkan fakta dan benar adanya yang mendidik,
memberikan control dan hiburan bagi pembaca sehingga tidak menimbulkan
keresahan dan pembohongan publik yang simpang siur.
2. Pengertian Jaminan Keadilan
Selain keterbukaan atau transparansi dalam penyelenggaraan negara, jaminan
keadilan pun merupakan hal penting dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Jamilan keadilan ini berkaitan dengan penghargaan nilai-nilai hak asasi manusia.
Oleh karena itu, jaminan keadilan harus ada dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Keadilan berasal dari kata dasar “adil” yang berarti tidak memihak. Keadilan
berarti perbuatan tidak memihak dan memperlakukan setiap orang pada
kedudukan yang sama. Keadilan juga diartikan sebagai tindakan yang tidak
sewenang-wenang, tindakan berdasarkan norma dan aturan.
Sebagai sikap atau perbuatan tidak berat sebelah, keadilan dapat
dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat, bernegara, dan kerja sama
internasional. Oleh karena itu, keadilan menjadi satu keharusan yang diciptakan
atau diwujudkan masyarakat di mana pun berada.
Ada beberapa teori keadilan yang dikemukakan oleh ahli filsafat atau filsuf
seperti Aristoteles, Plato, dan Thomas Hobbes.
a. Teori Keadilan menurut Aristoteles
Kelima jenis keadilan yang dikemukakan Aristoteles adalah sebagai berikut:
1) Keadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat
jasa-jasa yang dilakukannya. Contohnya, seseorang yang telah melakukan
pelanggaran tetap dihukum sesuai pelanggaran yang telah dibuat.
2) Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-
jasa yang telah dibuatnya. Contohnya, pegawai memperoleh yang berbeda
berdasarkan masa kerja, golongan kepangkatan, jenjang pendidikan, atau tingkat
kesulitan kerja.
3) Keadilan kodrat alam adalah member sesuatu sesuai dengan yang diberikan
orang lain kepada kita. Contohnya, seseorang yang menjawab salam yang
diucapkan orang.
4) Keadilan konvensional adalah apabila seseorang warga Negara telah menaati
segala peraturan perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5) Keadilan menurut teori perbaikan adalah apabila seseorang telah berusaha
memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
b. Teori Keadilan menurut Plato
Keadilan menurut Plato adalah keadilan moral dan keadilan procedural.
1) Keadilan moral. Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila
telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
2) Keadilan procedural. Suatu perbuatan dikatakan adil secara procedural apabila
seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang
telah diterapkan.
c. Teori Keadilan menurut Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes, suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah
didasarkan perjanjian yang disepakati.
Selain tiga filsuf di atas, Notonegoro juga menambahkan adanya keadilan
legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai
ketentuan hukum yang berlaku.
Berdasarkan teori di atas, suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah
mampu memberikan hak-hak atau jaminan keadilan kepada orang lain sebagaimana
mestinya.
Di Indonesia, jaminan keadilan telah tercantum dalam beberapa peraturan
sebagai berikut
a. Pancasila
1) Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
2) Sila kelima berbunyi “Kadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
b. Pembukaan UUD 1945
1) Alenia II yang berbunyi, “… negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur”.
2) Alenia IV yang berbunyi, ” … ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
Dua landasan jaminan keadilan di atas merupakan landasan utama bagi
bangsa Indonesia dalam membangun masa depan bangsa sesuai dengan cita-cita
proklamasi dan tujuan Negara. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak orang
yang belum mendapat keadilan. Bahkan, keadilan semakin jarang atau sulit
dirasakan oleh golongan masyarakat miskin/rendah. Keadilan sering menjadi alat
bagi golongan penguasa/kaya untuk bertindak sewenag-wenag atau memaksakan
kehendak. Untuk itulah, diperlukan upaya peningkatan jaminan keadilan yang
merata bagi semua golongan.
B. Pentingnya Keterbukaan dan Jaminan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Masyarakat akan mudah untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat jika ada
keterbukaan dan jaminan keadilan. Aspirasi dan pendapat ditampung dan
diseleksi, lalu dijadikan suatu keputusan bersama yang bermanfaat. Semua
aspirasi yang telah menjadi keputusan bersama akan mempermudah bangsa untuk
mencapai keadilan. Aspirasi masyarakat didapat disalurkan melalui lembaga
perwakilan. Selain itu, jaminan untuk mengeluarkan aspirasi dijamin dalam UUD
1945 Pasal 28. Pasal 28 ini memuat hasrat bangsa Indonesia untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam membangun Negara yang
berdasarkan demokrasi dan hendak menyelenggarakan keadilan.
Selain dalam Pasal 28, jaminan tentang keadilan juga terkandungdalam
pembukaan UUD 1945 Alenia I yang berbunyi, “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan” .
Adanya dua jaminan tersebut, bangsa Indonesia menentang adanya suatu
penjajahan yang ingin memecah belah bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia melakukan perjuangan kemerdekaan untuk menegakkan kemanusiaan
dan keadilan social serta demokratisasi.
Untuk menegakkan kemanusiaan, keadilan sosial, serta demokratisasi/
keterbukaan diperlukan partisipasi rakyat. Salah satu partisipasi masyarakat
diwujudkan dalam pembentukan kebijakan public melalui wakil-wakil rakyat.
Semua kebijakan publik memerlukan dukungan masyarakat agar bisa efektif. Jika
masyarakat melalui penentangan terhadap sejumlah kebijakan maka hal itu
disebabkan oleh kurangnya keterlibatan masyarakat dalam tahap perumusan
kebijakan. Jika hai itu dibiarkan terus maka makin besar keinginan rakyat untuk
selalu mengadakan pembaruan. Rakyat yang tidak tahu arahnya akan mudah
kehilangan kendali dan emosional sehingga rakyat cenderung ingin membentuk
suatu wadah dengan kebijakan sendiri. Akibatnya, timbul konflik yang mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, jika keterbukaan dan jaminan keadilan
selalu ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka akan menghasilkan
kebijakan public dan peraturan umum yang mengatur masyarakat dengan baik.
Berdasarkan hal di atas, arti penting dari keterbukaan dan keadilan bagi bangsa
adalah
1. Menciptakan pemerintahan yang bertanggung jawab kepada rakyat;
2. menumbuhkan prakarsa dan partisipasi rakyat dalam pembangunan;
3. memperkuat kepercayaan rakyat pada pemerintah;
4. memperkuat dukungan rakyat pada bangsa dan negara;
5. mempererat hubungan antara rakyat dengan pemerintah;
6. memperkuat Negara demokrasi;
7. meningkatkan rasa kebersamaan sebagai satu bangsa;
8. memperkuat persatuan dan kesatuan.
Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan
1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
upaya untuk memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan
berbangsa dan bernegara, seperti :
a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang
keterbukaan dan keadilan.
b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.
c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan
d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip
keterbukaan
e. Mengajukan keritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan prinsip
keterbukaan
f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai
dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.
2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang
bertugas untuk menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya
meningkatkan jaminan keadilan, seperti :
a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan
b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan
dengan keadilan
c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan
d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan
e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan
keadilan
f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.