bab 2 tinjauan pustakalibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-01605...6 bab 2 tinjauan...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 65) Basis data adalah kumpulan
data yang saling berhubungan satu sama lain secara logis, dan juga
merupakan pendeskripsian dari data-data tersebut, yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Menurut Indrajani (2011: 2) Basis data adalah tempat penyimpanan
data yang besar, di mana dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh
item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen melainkan menjadi
sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.
2.1.1 Keuntungan Basis Data
Database merupakan suatu gudang data yang besar dan bias
digunakan secara simultan oleh banyak departemen dari organisasi
dan pengguna. Database bukan hanya dimiliki oleh satu departemen
saja, tapi merupakan sumber daya organisasi yang dapat digunakan
bersama. Database memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Mengurangi atau menghilangkan duplikasi data.
b. Meningkatkan integritas data.
c. Memelihara sifat indepedensi data.
d. Meningkatkan keamanan data.
e. Memelihara konsistensi data.
f. Data lebih mudah di manipulasi.
g. Data mudah digunakan dan diakses.
2.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Whitten et. al. (2004: 554), sistem manajemen basis data
atau Database Management System (selanjutnya akan disingkat DBMS)
adalah sistem perangkat lunak komputer khusus yang disediakan oleh
vendor-vendor komputer yang digunakan untuk membuat, mengakses,
mengontrol dan mengelola basis data. DBMS bekerja seperti mesin yang
merespon perintah-perintah khusus untuk membuat struktur basis data.
7
Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2010: 66), Database
Management System merupakan sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, merancang atau membuat,
merawat, dan mengontrol akses kedalam database. Fasilitas yang
disediakan oleh DBMS, antara lain:
a. Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan database melalui Data
Definition Language (DDL). Pengguna dapat menentukan tipe data,
struktur dan batasan aturan pada data yang akan di simpan ke dalam
database.
b. Memungkinkan pengguna untuk membuat, mengubah, menghapus, dan
menampilkan data dari database dengan menggunakan Data
Manipulation Language (DML).
c. DBMS menyediakan akses control ke database, yaitu:
1. Security system, sistem yang dapat mencegah pengguna yang tidak
memiliki otoritas untuk mengakses database.
2. Integrity system, sistem yang menjaga konsisten penyimpanan data.
3. Concurrency control system, sistem yang memungkinkan pengguna
untuk mengakses databse bersamaan dengan pengguna lain.
4. Recovery control system, mengembalikan database ke kondisi
sebelumya bila terjadi kerusakan atau kesalahan pada perangkat
keras atau lunak.
5. User-accessible catalog, adanya deskripsi data di dalam sebuah
database.
2.2.1 Komponen Lingkungan Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 68), terdapat lima
komponen penting DBMS.
Gambar 2.1 Komponen DBMS
8
a. Hardware
DBMS dan aplikasi-aplikasinya membutuhkan
perangkat keras untuk beroperasi. Perangkat keras dapat
berkisar dari komputer personal tunggal, mainframe tunggal,
hingga suatu jaringan komputer.
b. Software
Komponen perangat lunak terdiri dari DBMS itu
sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi,
termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS sedang
digunakan melalui suatu jaringan.
c. Data
Komponen yang mungkin paling penting dari
lingkungan DBMS dari sudut pandang pengguna akhir adalah
data. Data berperan sebagai jembatan antara komponen-
komponen mesin dan komponen-komponen manusia.
d. Procedures
Merupakan instruksi dan aturan-aturan yang mengatur
perancangan dan penggunaan basis data. Pengguna sistem dan
staff yang mengatur basis data memerlukan prosedur-prosedur
yang telah didokumentasikan tentang bagaimana
menggunakan dan menjalankan sistem.
e. People
Komponen ini meliputi database administrator,
database design, application developers, dan end users.
Berikut adalah penjelasannya :
1. Database administrator
Bertanggung jawab atas realisasi fisik dari basis
data, termasuk perancangan basis data fisikal dan
implementasi, keamanan dan kontrol integritas, perawatan
sistem operasional, dan meyakinkan kinerja aplikasi yang
memuaskan untuk pengguna.
2. Database design
Di dalam database design terdapat dua jenis
database design yaitu:
9
a) Logical database design
Terkait dengan identifikasi data seperti entitas
dan atribut, hubungan keterkaitan antara data, dan
batasan data yang disimpan dalam basis data.
b) Physical database design
Memutuskan bagaimana perancangan basis
data logikal direalisasikan secara spesifik.
3. Application developers
Bertanggung jawab setelah basis data
diimplementasikan, aplikasi yang menyediakan
fungsionalitas yang sangat diperlukan untuk end-users dan
harus diimplementasikan.
4. End-user
Basis data yang telah dirancang,
diimplementasikan, dan sedang dirawat agar dapat
menyajikan kebutuhan–kebutuhan informasi mereka. End-
user dapat diklasifikasikan berdasarkan cara mereka
menggunakan sistem: naive user dan sophisticated user.
a. Naïve user adalah user yang mengakases basis data
melalui program aplikasi spesial yang mencoba untuk
membuat operasi sederhana sehingga tidak perlu
mengetahui mengenai basis data atau DBMS.
b. Sophisticated user adalah user yang lebih mengenal
struktur basis data dan fasilitas yang ditawarkan oleh
DBMS.
2.2.2 Fungsi Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 99), DBMS harus
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Data Storage, Retrieval, dan Update
DBMS memungkinkan pengguna untuk menyimpan,
mengambil, dan mengubah data.
b. A User-Accessible Catalog
10
Katalog yang berisikan deskripsi data item dan dapat
diakses oleh pengguna.
c. Transaction Support
Mekanisme yang akan menjamin seluruh perubahan data
yang berhubungan dengan transaksi yang sudah ada maupun
yang akan dibuat.
d. Concurrency Control Services
Mekanisme yang menjamin seluruh perubahan data
secara benar ketika beberapa pengguna melakukan pengubahan
terhadap data yang sama secara bersama-sama.
e. Recovery Services
Mekanisme untuk pemulihan basis data ke keadaan
semula ketika terjadi kerusakan atau kesalahan pada suatu basis
data.
f. Authorization Services
Mekanisme yang menjamin bahwa hanya pengguna yang
terotoritasi yang dapat mengakses basis data.
g. Support Data Communication
Terintegrasi dengan software komunikasi sehingga basis
data dapat diakses dari lokasi yang jauh.
h. Integrity Services
Memiliki saran yang menjamin semua data di dalam
basis data maupun perubahan-perubahan terhadap data tersebut
mengikuti aturan-aturan berlaku.
i. Services to Promote Data Independent
Mendukung kemandirian data sehingga software tidak
terpengaruh terhadap struktur aktual dari basis data.
j. Utility Services
Menyediakan berbagai program, seperti program analisis
statistik, pengawasan fasilitas, fasilitas reorganisasi indek, dan
lain-lain.
11
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 77), DBMS mempunyai
keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
2.2.3.1 Keuntungan DBMS
1. Kontrol terhadap pengulangan data
Basis data berusaha untuk menghilangkan
pengulangan data dengan mengintegrasikan file sehingga
berbagai copy dari data yang sama tidak tersimpan. Tetapi,
pendekatan basis data tidak menghilangkan pengulangan
sepenuhnya redundansi sepenuhnya, tetapi mengendalikan
jumlah pengulangan data.
2. Data yang konsisten
Dengan menghilangkan atau mengendalikan
pengulangan dapat mengurangi resiko terjadinya ketidak-
konsistenan suatu data.
3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang
sama
Dengan data operasional yang terintegrasi, hal ini
memungkinkan bagi organisasi untuk mendapat informasi
tambahan dari data yang sama.
4. Pembagian data
Basis data termasuk bagian dari keseluruhan
organisasi dan dapat dibagikan ke semua pengguna yang
terotoritasi.
5. Menambah integritas data
Integritas basis data mengacu pada pada validitas dan
konsistensi data yang disimpan. Integritas biasanya
menunjukkan batasan-batasan, yaitu aturan-aturan
konsistensi yang tidak boleh dilanggar dalam basis data.
Batasan-batasan dapat diterapkan pada data atau pada
relasi antar data. Integritas memungkinkan Database
Administrator (selanjutnya akan disingkat DBA) untuk
12
menjelaskan dan memungkinkan DBMS untuk membuat
batasan integritas.
6. Menambah keamanan data
Keamanan basis data adalah perlindungan basis data
dari pengguna yang tidak berhak. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan username dan password untuk
mendefinisikan orang yang berwenang menggunakan basis
data. Akses pengguna yang berwenang pada basis data
mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti insert, view,
update dan delete.
7. Penetapan standarisasi
Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan
dan membuat standar yang diperlukan. Standar ini
termasuk standar departemen, organisasi, nasional atau
internasional dalam hal format data, untuk memfasilitasi
pertukaran data antar sistem, ketetapan penamaan,
standarisasi dokumentasi, prosedur update, dan aturan
pengaksesan.
8. Pengurangan biaya
Dengan menggabungkan seluruh data operasional
organisasi ke dalam suatu basis data, dan membuat
serangkaian aplikasi yang bekerja pada satu sumber data
dapat menghemat biaya.
9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan
Setiap pengguna mempunyai kebutuhan yang
mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain.
Basis data dikendalikan oleh DBA dan dapat membuat
keputusan berkaitan dengan perancangan dan penggunaan
operasional basis data yang menyediakan penggunaan
terbaik dari sumber daya bagi keseluruhan organisasi.
10. Menambah pengaksesan data dan hasil
Dengan pengintegrasian data yang melintasi batasan
department dapat secara langsung diakses oleh pengguna
akhir. Banyak DBMS menyediakan fasilitas query atau
13
pembuatan laporan yang memungkinkan pengguna untuk
menanyakan pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan
informasi secara tepat dari terminalnya, tanpa
membutuhkan programmer untuk membuat program yang
menghasilkan informasi dari basis data.
11. Menambah produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar
yang biasanya programmer harus tulis di aplikasi berbasis
file. Perlengkapan dari fungsi-fungsi ini memungkinkan
programmer untuk berkonsentrasi pada fungsi-fungsi
khusus yang dibutuhkan pengguna tanpa harus khawatir
tentang detail implementasi. Hasilnya meningkatkan
produktifitas programmer dan mengurangi waktu
pengembang.
12. Menambah pemeliharaan data melalui independensi data
DBMS memisahkan data dengan aplikasi sehingga
membuat aplikasi tidak harus terpengaruh oleh
pengubahan data.
13. Menambah konkurensi
Bila dua atau lebih pengguna dapat mengakses file
yang sama secara bersamaan, kemungkinan pengaksesan
tersebut akan saling mempengaruhi, mengakibatkan
kehilangan informasi dan integritas. Banyak DBMS
mengelola pengaksesan secara bersamaan pada basis data
dan memastikan masalah tersebut tidak terjadi.
14. Menambah backup dan recovery
Banyak sistem berbasis file melakukan pengamanan
data terhadap gangguan pada sistem atau program aplikasi
oleh pengguna. Caranya adalah dengan membuat backup
data. Sebaliknya, DBMS menyediakan fasilitas untuk
meminimalisasi pemprosesan yang hilang akibat
kegagalan.
14
2.2.3.2 Kerugian DBMS
1. Kompleksitas
Ketentuan dari fungsi yang diharapkan dari DBMS
yang baik membuat DBMS menjadi sebuah software yang
sangat komplek. Perancangan dan pengembangan basis
data, data administrator dan database administrator, serta
pengguna akhir harus memahami fungsi tersebut untuk
mendapatkan banyak keuntungan dari DBMS ini.
2. Ukuran yang besar
Fungsi yang komplek dan luas membuat DBMS
menjadi software yang sangat besar, memerlukan banyak
ruang hard disk dan jumlah memori yang sangat besar
untuk berjalan dengan efisien.
3. Biaya dari DBMS
Biaya dari DBMS bervariasi, tergantung pada
lingkungan dan fungsi yang disediakan. Selain itu juga
terdapat biaya pemeliharaan tahunan yang juga dimasukan
dalam daftar harga DBMS.
4. Biaya penambahan perangkat keras
Kebutuhan tempat penyimpanan bagi DBMS dan
basis data sangat memerlukan pembelian tempat
penyimpanan tambahan. Lebih lanjut, untuk mencapai
performa yang diperlukan, mungkin diperlukan untuk
membeli mesin yang lebih besar lagi. Hal ini tentu
memerlukan tambahan biaya yang tidak sedikit.
Tergantung pada spesifikasi perangkat keras yang
diperlukan.
5. Biaya konversi
Untuk mengkonversi sistem lama ke sistem yang
baru yang memakai DBMS terkadang sangat mahal.
6. Kinerja
Pada dasarnya DBMS dibuat untuk menyediakan
banyak aplikasi, akibatnya mungkin beberapa aplikasi
akan berjalan tidak seperti biasanya.
15
7. Efek yang besar dari kegagalan
Karena sistem yang terpusat, jika seluruh user dan
aplikasi terakses dari DBMS maka kerusakan pada bagian
maupun dari sistem, akan menyebabkan operasi terhenti.
2.3 Siklus Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), tahapan-tahapan pada
siklus hidup basis data adalah seperti Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2 Tahapan – Tahapan Sistem Pengembangan Database Lifecycle
16
2.3.1 Database Planning
Perencanaan basis data merupakan kegiatan pengaturan yang
memungkinkan tahapan-tahapan dari database system development
lifecycle dapat direalisasikan secara efektif dan efisien mungkin.
1. Identifikasi rencana, sasaran dan tujuan perusahaan dengan
penentuan kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan
kelebihan dan kekurangan yang ada.
3. Penilaian peluang teknologi informasi apakah mampu
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
2.3.2 System Definition
Mendefinisikan sistem yaitu menentukan ruang lingkup dan
batasan aplikasi basis data, dan sudut pandang yang utama. Sudut
pandang sangat diperlukan untuk mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Sudut pandang menggambarkan apa yang
dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari sudut pandang peran jabatan
tertentu atau dari sudut pandang area aplikasi organisasi.
User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari aplikasi
basis data berdasarkan peranan pekerjaan seperti manajer dan
supervisor atau berdasarkan area aplikasi perusahaan seperti
pemasaran, personalia dan pengendalian persediaan.
17
Gambar 2.3 User View
2.3.3 Requirement Collection and Analysis
Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
bagian dari organisasi yang didukung oleh sistem basis data, dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk
sistem yang baru. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi disebut Fact Finding Techiques, yaitu:
1) Memeriksa Dokumentasi
Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh
dengan memeriksa dokumen-dokumen, formulir, laporan, dan
dokumentasi lainnya yang berkaitan dengan sistem yang sedang
berjalan.
2) Wawancara
Wawancara merupakan cara yang paling umum dipakai.
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan fakta, memeriksa
kebenaran fakta yang ada dan mengklarifikasinya,
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, dan mengumpulkan ide-
ide dan pendapat. Teknik ini memerlukan kemampuan komunikasi
yang baik dalam menghadapi pengguna yang memiliki nilai,
prioritas, pendapat, motivasi dan kepribadian yang berbeda-beda.
3) Kuesioner
Kuesioner adalah dokumen yang bertujuan khusus yang
memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak orang serta
menjaga kontrol terhadap tanggapan yang diberikan. Ada dua tipe
pertanyaan yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, yaitu format
bebas dan format pasti. Format bebas memungkinkan responden
lebih bebas dalam memberikan jawaban, sedangkan format pasti
menyediakan pilihan jawaban yang harus dipilih oleh responden.
4) Observasi
Observasi merupakan teknik yang efektif untuk mengerti
sistem. Ketika melakukan observasi, pengamat dimungkinkan
untuk berpartisipasi atau melihat kegiatan tiap orang dalam
menggunakan sistem. Teknik ini mudah digunakan untuk
18
mengumpulkan data terhadap berbagai pertanyaan yang
kompleksitasnya sesuai kebutuhan sistem berdasarkan penjelasan
pengguna akhir.
5) Penelitian
Penelitian digunakan untuk mengkaji masalah dan
penerapan. Penelitian dapat menggunakan informasi terkini
seperti jurnal komputer, buku referensi, dan internet. Selain
itu, dapat juga menggunakan informasi bagaimana orang lain
memecahkan masalah yang sama.
2.3.4 Database Design
Merancang basis data adalah proses yang menghasilkan
sebuah desain yang dapat mendukung mission statement dan mission
objectives suatu organisasi untuk kebutuhan sistem basis data.
1) Top-Down
Pendekatan ini diawali dengan membuat model data.
Pendekatan top-down dapat diilustrasikan menggunakan model
entity-relationship (ER) yang high level, kemudian
mengidentifikasi entitas, dan relasi antara entitas organisasi.
Pendekatan ini sesuai untuk basis data yang kompleks.
2) Bottom-Up
Pendekatan ini dimulai dari level dasar atribut (properti
entitas dan relasi), menganalisis hubungan antar atribut,
mengelompokkan atribut-atribut tersebut dalam suatu relasi yang
menggambarkan tipe entitas dan relasi antara entitas. Pendekatan
ini banyak digunakan untuk basis data dengan jumlah atribut yang
sedikit.
3) Inside-Out
Inside-out ini mirip seperti bottom-up, perbedaannya yaitu
pada tahap awal mengidentifikasi entitas utama lalu
menguraikannya menjadi relasi entitas-entitas dan atribut-atribut
yang berhubungan dengan entitas utama.
4) Mixed
Mixed ini menggunakan bottom-up dan top-down.
19
2.3.5 DBMS Selection
Memilih sistem manajemen basis data yang tepat untuk
mendukung aplikasi basis data. Apabila tidak ada sistem manajemen
basis data yang dipakai sebelumnya, maka tahap pemilihan sistem
manajemen basis data ini dilakukan diantara tahap perancangan basis
data konseptual dan perancangan basis data logikal. Pemilihan dapat
dilakukan kapan pun sebelum menuju desain logikal asalkan telah
terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Tahapan-
tahapan untuk memilih DBMS:
1. Mendefinisikan terminology studi referensi
2. Mendaftar dua atau tiga produk
3. Evaluasi produk
4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk
2.3.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), application design
merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang
menggunakan dan mengolah basis data.
Dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin untuk melengkapi
perancangan aplikasi hingga perancangan basis data telah selesai. Di
sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi, sehingga harus ada
aliran informasi antara desain aplikasi dan desain basis data.
2.3.7 Prototyping
Pada tahap ini ditujukan untuk membuat prototipe dari aplikasi
basis data. Hasil prototype ini memungkinkan perancang atau
pengguna untuk memvisualisasikan serta mengevaluasi bentuk akhir
sistem. Tujuan utama dari tahap ini yaitu:
1) Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.
2) Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur
baru ke sistem basis data.
3) Untuk memperjelas kebutuhan pengguna dan pengembang sistem.
20
4) Untuk mengevaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi
dari desain sistem.
2.3.8 Implementation
Implementasi merupakan relisasi fisik dari perancangan
basisdata dan rancangan aplikasinya. Implementasi basis data dicapai
dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS
yang di pilih atau graphical user interface (GUI), diamana
menyediakan fungsional yang sama menyembunyikan penyataan
DDL tingkat rendah. Juga mengimpelmentasikan komponen –
komponen lainya dari perancangan aplikasi seperti layar menu, form
pemasukan data, dan laporan.
2.3.9 Data Conversion and Loading
Melakukan pemindahan data yang ada ke dalam basis data
baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat digunakan
pada basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis
data baru menggantikan sistem yang lama.
2.3.10 Testing
Suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk
menemukan kesalahan. Apabila proses pengujian ini berjalan dengan
baik, maka pengguna dapat melihat masalah yang masih terjadi pada
aplikasi maupun struktur basis data. Pengujian ini hanya akan terlihat
jika terjadi kesalahan pada software. Kriteria yang diperlukan dalam
melakukan testing atau evaluasi antara lain:
1. Learnability, berapa lama waktu yang di butuhkan pengguna baru
untuk menjadi produktif dengan system.
2. Performance, seberapa baik respon system sesuai praktek kerja.
3. Robustness, toleransi system dari kesalahan pengguna.
4. Recovarability, seberapa baik system pulih dari kesalahan
pengguna.
5. Adaptability, seberapa dekat system terkait dengan satu model
pekerjaan.
21
2.3.11 Operational Maintenance
Sistem diimplementasikan secara penuh serta diawasi dan
dipelihara secara berkala. Jika diperlukan kebutuhan baru, dapat
dikerjakan setelah melalui tahapan perancangan basis data.
2.4 Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 467), perancangan basis data
mempunyai tiga tahapan perancangan yaitu perancangan konseptual,
perancangan logikal dan perancangan fisikal, berikut adalah penjelasannya:
a. Perancangan Basis Data Konseptual
Suatu proses pembentukan model informasi yang digunakan
dalam suatu organisasi, bebas dari keseluruhan aspek fisik. Model data
dibangun dengan menggunakan informasi dalam penentuan kebutuhan
pengguna. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk
fase desain logikal. Berikut adalah langkah-langkah dalam metodologi
perancangan basis data konseptual yaitu:
1. Mengidentifikasi tipe entitas
Langkah pertama dalam membangun model data konseptual
lokal adalah menentukan objek utama untuk membangun basis data.
Setelah menentukan objek, maka dapat dilakukan identifikasi entitas
yang diperlukan untuk membangun basis data tersebut.
2. Mengidentifikasi tipe relasi
Setelah mengidentifikasi semua entitas yang diperlukan,
langkah selanjutnya adalah menentukan relasi dari semua entitas
yang ada.
3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau
relasi
Dalam langkah ini dilakukan identifikasi atribut yang dapat
mewakili entitas dan relasi yang telah dibuat.
4. Menentukan domain atribut
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan semua
batasan nilai dari atribut yang telah dibuat.
5. Menentukan atribut yang termasuk candidate key dan primary key
22
Pada langkah ini dilakukan pemilihan candidate key dari
semua atribut pada setiap entitas yang ada, kemudian dari candidate
key tersebut dipilih satu atribut yang akan menjadi primary key.
6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modelling
Dalam langkah ini, model entitas yang telah ada dapat
dikembangkan, misalnya membuat spesifikasi, generalisasi,
agresasi, maupun komposisi dari entitas yang ada.
7. Memeriksa model dari redundansi
Pada tahap ini dilakukan pengecekan redundansi dari model
data konseptual lokal yang telah dibuat.
8. Memeriksa validitas model konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna
Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa model data
konseptual lokal yang telah dibuat dapat mendukung semua
transaksi yang dilakukan oleh pengguna
9. Meninjau model data konseptual lokal dengan pengguna
Sebelum menyelesaikan langkah ini maka harus dilakukan
peninjauan kembali dari model data konseptual lokal dengan
pengguna. Dalam model data konseptual terdapat entity relationship
diagram dan dokumen yang menjelaskan model data.
b. Perancangan Basis Data Logikal
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam organisasi berdasarkan model data tertentu, tetapi tidak
bergantung terhadap sistem manajemen basis data tertentu dan aspek
fisik lainnya. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya
diperbaiki dan dipetakan ke dalam model data logikal. Berikut adalah
langkah-langkah dalam metodologi perancangan basis data logikal
yaitu:
1. Penurunan relasi untuk model data logikal
Membuat relationship dari logikal data model untuk
merepresentasikan entity, relationship, dan atribut yang sudah
diidentifikasi.
Pada model ini bertujuan untuk memperbaiki model data
konseptual dengan cara menghilangkan many-to-many binary
23
relationship types, many-to-many recursive relationship types,
complex relationship types, dan multi-valued attributes.
Bertujuan untuk membuat hubungan antara model data
logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi, atribut yang telah
diidentifikasikan. Berikut ini adalah relasi yang dapat terjadi dari
model data yaitu:
a) Strong entity types;
b) Weak entity types;
c) One-to-many (1:*) binary relationship types;
d) One-to-one (1:1) binary relationship types;
e) Superclass/subclass relationship types;
f) Many-to-many (*:*) binary relationship types;
g) Complex relationship types;
h) Multi-valued attributes.
2. Memvaliditasi relasi menggunakan normalisasi
Tahap ini bertujuan untuk mencek validitas hubungan dalam
model data logikal dengan menggunakan normalisasi.
3. Memeriksa validitas relasi terhadap transaksi pengguna
Pada tahap ini bertujuan untuk memastikan hubungan dalam
model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan.
4. Menentukan integrity constraints
Integrity constraints adalah batasan yang ditentukan untuk
menghindari data menjadi tidak konsisten. Berikut adalah tipe-tipe
integrity constraints :
a) Required data;
b) Attribute domain constraints;
c) Multiplicity ;
d) Entity integrity;
e) Refenrential integrity;
f) General constraints.
5. Meninjau model data logikal lokal dengan pengguna
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa kembali model data
logikal dengan pengguna untuk memastikan model data logikal dan
24
dokumentasi pendukung yang menjelaskan model telah
merepresentasikan kebutuhan.
6. Membangun dan memvalidasikan model data global (optional)
Menggabungkan masing-masing model data logical lokal
menjadi sebuah model data logical global yang menggambarkan
perusahaan.
7. Memeriksa pertumbuhan yang akan datang
Menentukan perubahan signifikan yang dapat muncul di masa
mendatang dan mengkaji apakah logikal data model yang sudah
dibuat dapat mengatasi perubahan tersebut.
c. Perancangan Basis Data Fisikal
Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis
data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur
penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses
yang efisien terhadap data. Desain fisikal merupakan cara pembuatan
menuju sistem manajemen basis data tertentu. Berikut adalah langkah-
langkah dalam metodologi perancangan basis data fisikal yaitu:
1) Menerjemahkan model data logikal global untuk target sistem
manajemen basis data
a) Merancang relasi dasar.
Menentukan bagaimana merepresentasikan hubungan
dasar yang ada dalam logikal data model ke dalam DBMS.
b) Merancang representasi dari data yang dihasilkan.
Menentukan bagaimana merepresentasikan derived
data (data turunan) ke dalam DBMS.
c) Merancang batasan-batasan umum. Perancangan constraint bergantung kepada pemilihan
DBMS yang dipakai. 2) Merancang organisasi files dan indexes
a. Menganalisis transaksi;
Memahami fungsionalitas transaksi yang akan berjalan
di database dan menganalisa transaksi-transaksi penting.
b. Memilih organisasi file;
25
Menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap
hubungan dasar.
c. Memilih indexes;
Menentukan apakah penambahan indeks akan
meningkatkan performa sistem.
d. Memperkirakan kebutuhan tempat penyimpanan.
Mengestimasi jumlah kapasitas disk yang akan
dibutuhkanoleh database.
3) Merancang user views
4) Merancang mekanisme keamanan
5) Mempertimbangkan pengenalan dari redundansi terkontrol
6) Mengawasi dan mengatur sistem operasional
2.5 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010: 416), normalisasi merupakan
teknik untuk menghasilkan sekumpulan tabel dengan karakteristik yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan data suatu organisasi. Dengan kata lain,
normalisasi merupakan proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki
masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki
masalah tersebut. Masalah yang dimaksud sering disebut juga dengan
istilah anomali. Karakteristik sekumpulan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah minimal atribut yang memenuhi kebutuhan data perusahaan;
b. Atribut-atribut yang memiliki hubungan logis yang dekat (disebut juga
functional dependency) terdapat pada tabel yang sama;
c. Tingkat redundansi yang minimal ditandai dengan setiap atribut hanya
didefinisikan sekali selain atribut yang merupakan foreign key. Manfaat
menggunakan basis data yang sudah dinormalisasi adalah basis data
tersebut akan lebih mudah diakses dan dipelihara datanya oleh
pengguna serta tempat penyimpanan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit.
Normalisasi dilakukan dengan cara menganalisis tabel dari primary
key dan functional dependency melalui serangkaian aturan-aturan sehingga
basis data dapat dinormalisasikan menjadi beberapa tingkat.
26
Ada beberapa tingkat normalisasi, tetapi tidak semuanya dilakukan.
Tiga tingkat dasar normalisasi yang disarankan adalah First Normal Form
(1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF).
Tingkat yang lebih tinggi seperti Boyce-Code Normal Form (BCNF),
Fourth Normal Form (4NF), dan Fifth Normal Form (5NF) tidak harus
dilakukan. Penjelasan lebih lanjut mengenai tiga tingkat dasar normalisasi
adalah sebagai berikut:
1. First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, 430), Unnormalized Form
(UNF) adalah suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang
berulang.
Menurut Connolly dan Begg (2010, 430), First Normal Form
(1NF) adalah sebuah relasi dimana pada persimpangan di setiap baris
dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai
Pada awal tahap ini, tabel masih dalam bentuk yang tidak
normal, yang sering disebut unnormalized table. Untuk merubah
unnormalized table menjadi bentuk 1NF, kita mengidentifikasi dan
menghilangkan kelompok yang mengalami pengulangan yang terdapat
pada tabel. Terdapat dua macam pendekatan umum dalam
menghilangkan kelompok yang berulang pada tabel yang tidak normal
(unnormalized table), yaitu :
a. Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam baris serta kolom
kosong dengan data berulang.
b. Dengan meletakkan data yang berulang, bersama dengan salinan
dari key atribut yang asli, ke dalam relasi yang berbeda.
Dengan kedua pendekatan tersebut, maka tabel yang
dihasilakan akan menjadi 1NF.
2. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form merupakan tabel yang sudah dalam bentuk
1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung penuh pada
primary key.
Dengan melihat apakah ada atribut bukan primary key yang
merupakan fungsi dari sebagian primary key. Pada proses normalisasi
dari bentuk 1NF menuju 2NF, kita harus menghilangkan
27
ketergantungan parsial. Apabila terdapat ketergantungan parsial, kita
harus menghilangkan atribut yang memiliki ketergantungan parsial
tersebut dari relasi dengan meletakkannya ke dalam relasi yang baru
bersama dengan salinan dari faktor penentunya.
3. Third Normal Form (3NF)
Third Normal Form merupakan tabel yang sudah dalam bentuk
2NF dan setiap atribut yang bukan primary key tidak bergantung secara
transitif pada primary key.
Dengan cara melihat apakah attribute yang bukan key tergantung
fungsional terhadap atribut bukan key lainya disebut ketergantungan
transitive atau transitive dependence. Setiap ketergantuangan transitive
di pisahkan yang dikandungnya sudah sedemikian minimum.
4. Boyce-Code Normal Form (BCNF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, 447), Boyce – Codd Normal
Form (BCNF) ialah relasi dalam BCNF jika dan hanya jika setiap
determinan adalah candidate key.
BCNF berdasarkan dependensi fungsional yang
memperhitungkan semua candidate key adalah relasi, namun BCNF
juga memiliki kendala tambahan dibandingkan dengan definisi umum
dari 3NF.
Untuk menguji suatu relasi dalam BCNF, kita mengidentifikasi
semua determinan dan memastika mereka adalah candidate key.
Ingatlah bahwa determinan adalah atribut, atau kelompok atribut,
dimana beberapa atribut lainnya sepenuhnya bergantung fungsional.
Perbedaan antara 3NF dan BCNF adalah bahwa untuk
dependensi fungsional A->B, 3NF memungkinkan ketergantungan ini
dalam relasional jika B adalah atribut primary key dan A bukan
merupakan candidate key, sedangkan BCNF menegaskan bahwa untuk
ketergantungan ini tetap dalam relasi, A harus menjadi candidate key.
Oleh karena itu, BCNF adalah bentuk yang lebih kuat dari 3NF,
sehingga setiap relasi dalam BCNF juga ada dalam 3NF. Namun, relasi
dalam 3NF belum tentu pada BCNF.
28
5. Fourth Normal Form (4NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, 457), Forth Normal Form
(4NF) adalah relasi dalam 4NF jika dan hanya jika untuk setiap trivial
ketergantungan multi-valued dependency (MVD) A->>, A adalah
sebuah candidate key dari suatu relasi.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p 456), Multi Valued
Dependency (MVD) adalah merupakan ketergantungan antara atribut
(misalnya, A, B, dan C) pada suatu relasi, sehingga untuk setiap nilai A
ada satu set nilai untuk B dan satu set nilai C. Namun, set nilai untuk B
dan C adalah independen satu sama lain.
Forth Normal Form (4NF) mencegah relasi dari nontrivial MVD
tanpa deteminan terkait menjadi candidate key untuk relasi. Ketika
aturan dilanggar 4NF, ada potensi redudansi data. Normalisasi dari
sebuah relasi yang memecahkan aturan 4NF memerlukan penghapusan
MVD yang salah dari relasi dengan menempatkan multi-valued
attribute (s) dalam sebuah relasi baru
6. Fifth Normal Form (5NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010, 458), Fifth Normal Form
(5NF), relasi dalam 5NF jika dan hanya jika untuk setiap join
dependency (R1, R2, ..., Rn) dalam relasi R, masing – masing proyeksi
mencakup candidate key dari original relation.
Fifth Normal Form (5NF) mencegah sebuah relasi dari
ketergantungan nontrivial join dependency (JD) tanpa proyeksi terkait
termasuk candidate key dari original key. Nontrival JD tidak
berhubungan dengan candidate key yang sangat langka, sehingga relasi
– relasi 4NF biasanya juga ada dalam 5NF.
Menurut Connolly dan Beg (2010, 459), Join Dependency (JD)
mengggambarkan jenis ketergantungan. Untuk contoh, untuk sebuah
relasi R sengan subset dari atribut - atribut R adalah sebagai A, B, ..., Z,
sebuah relasi R memenuhi join dependency jika dan hanya jika setiap
nilai legal dari R adalah sama dengan gabungan proyeksi pada A, B, ...,
Z.
29
2.6 Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 371), Entity Relationship
Modeling adalah sebuah pendekatan top-down dalam perancangan basis
data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data-data terpenting yang
disebut dengan entitas dan hubungan antara entitas-entitas tersebut yang
digambarkan dalam suatu model. Entity Relationship Modeling memiliki
konsep dasar seperti tipe entitas, tipe relasi, atribut, keys, strong entity type,
weak entity type, dan structural constraints.
2.6.1 Tipe Entitas
Konsep dasar Entity Relationship Modeling adalah tipe entitas,
yaitu sekumpulan obyek dengan properti yang sama, yang
diidentifikasi oleh suatu organisasi yang mempunyai eksistensi yang
independen. Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak. Entity
occurrence adalah pengidentifikasian obyek yang unik dari sebuah
tipe entitas. Setiap properti dari entitas diidentifikasikan dan
disertakan.
Gambar 2.4 Tipe Entitas
1. Strong Etity Type, jenis entitas yang tidak tergantung pada
keberadaan beberapa jenis entitas lainnya. Terkadang disebut
juga sebagai parent, owner atau dominant entities.
2. Weak Entity Type, jenis entitas yang keberadaanya tergantung
pada beberapa entitas lainya. Bahawa setiap kemunculan entitas
tidak dapat diidentifikasi secara unik hanya dengan
menggunakan attribute yang terkait dengan jenis entitas.
Terkadang disebut juga sebagai child, dependent.
30
Gambar 2.5 Strong dan Weak Entity Type
2.6.2 Tipe Relasi
Menurut Connolly dan Begg (2010: 374), tipe relasi adalah
kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas
yang ada. Setiap tipe relasi diberi nama sesuai dengan fungsi tipe
relasi tersebut. Keterhubungan diidentifikasi secara unik yang
meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi.
Tipe relasi digambarkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan entity-entity yang saling berhubungan. Sebuah
relationship hanya dinamai dalam satu arah dan sebuah symbol panah
yang ditempatkan disamping nama untuk menunjukan arah yang tepat
bagi pembaca.
Gambar 2.6 Tipe Relasi
2.6.3 Atribut
Menurut Connolly dan Beg (2010:379), atribut merupakan
sifat-sifat (properti) sebuah entitas atau tipe relasi. Setiap atribut
memiliki nilai yang menggambarkan setiap entity occurrence dan
menggambarkan bagian utama dari data yang disimpan dalam basis
data. Domain atribut adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk
satu atau lebih atribut. Domain atribut terdiri atas simple attribute,
31
composite attribute, single-valued attribute, multi-valued attribute,
dan derived attribute. Simple attribute yaitu atribut yang terdiri atas
satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan
tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga
dengan nama Atomic Attribute. Contoh yaitu nim, nomor_ktp,
nomor_sim, npwp ,dan sebagainya.
Composite attribute yaitu atribut yang terdiri atas beberapa
komponen di mana masing-masing komponen memiliki keberadaan
yang independen. Contoh yaitu atribut alamat terdiri atas jalan, kode,
kodePos.
Single-valued attribute yaitu atribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian. Contoh yaitu entitas cabang memiliki
satu nilai untuk atribut cabangNo pada setiap kejadian.
Multi-valued attribute yaitu atribut yang mempunyai beberapa
nilai untuk setiap kejadian. Contoh yaitu entitas cabang memiliki
beberapa nilai atribut telpNo pada setiap kejadian.
Derived attribute yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus
berasal dari satu entitas. Contoh yaitu lama pinjam dihasilkan
dariperhitungan mulai pinjam dikurangi tanggal pengembalian dan
sebagainya.
Gambar 2.7 Atribut
32
2.6.4 Keys
Beberapa relational key yang digunakan dalam sebuah Entity
Relationship Modeling yaitu candidate key, composite key, primary
key, foreign key, dan alternate key.
Candidate key yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record secara unik.
Composite key yaitu candidate key yang terdiri atas dua atau lebih
atribut. Primary key yaitu candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record suatu entitas secara
unik. Foreign key yaitu atribut dari suatu tabel yang menjadi primary
key pada tabel lain. Alternate key yaitu candidate key yang tidak
terpilih menjadi primary key.
2.6.5 Structural Constraint
Tingkatan umum untuk relationship adalah dengan
biner(binary relationship). Binary relationship ada beberapa macam :
1. One-to-One (1:1) Relationship
Hubungan dimana setiap entity yang ada hanya dapat
mempunyai aksimal satu hubungan dengan entity yang lain.
Gambar 2.8 One-to-One (1:1) Relationship Type
33
2. One-to-Many (1:*) Relationship
Hubungan dimana setiap entitydapat mempunyai satu atau
lebih dari satu hubungan dengan entity yang lain.
Gambar 2.9 One-to-Many (1:*) Relationship Type
34
3. Many-to-Many (*:*) Relationship
Hubungan dimana setiap entity dapat mempunyai lebih
dari satu hubungan dengan entity lainnya.
Gambar 2.10 Many-to-Many (*:*) Relationship Type
2.7 Data Flow Diagram
Menurut Kirti Tiwari, Alphika Tripati, Shipra Sharma, dan Vandana
Dubey (2012), Data Flow Diagram adalah representasi grafis yang berisi
node dan petunjuk arah. Sebuah node bisa berarti data store/tempat
penyimpanan atau sebuah proses atau terminator yang merupakan input
atau output dari sistem. Sedangkan panah mewakili aliran data. Semua node
dan panah harus diberi label. DFD digunakan secara luas untuk
memodelkan proses dalam analisis kebutuhan. DFD merefleksikan struktur
sistem dan juga digunakan untuk perbaikan sistem.
Menurut Indrajani (2011, 11), Data Flow Diagram (DFD) adalah
sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai,
35
dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut. Dalam DFD ini
terdapat 4 komponen utama, yaitu :
a. External Agents
Agen eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisai,
sistem lain, atau organisasi yang berada di luar sistem proyek tapi
dapat mempengaruhi kerja sistem.
b. Process
Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran
data atau kondisinya.
c. Data Stores
Data Stores adalah penyimpanan data.
d. Data Flow
Data Flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah
proses atau output dari data (atau informasi) pada sebuah proses.
Tabel 2.1 Komponen DFD (Sumber : Indrajani 2011, p12)
De Marco and
Yourdan Symbols KETERANGAN
Gane and Sarson
Symbols
Source
Proses
Data Flow
(Arus Data)
Data Store
(Simpanan Data)
Jenis – jenis DFD adalah sebagai berikut
a. Level 0 (Diagram Konteks)
36
Level ini merupakan sebuah proses yang berada di posisi pusat.
b. Level 1 (Diagram Nol)
Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang
dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya
maksimum 7 proses untuk sebuah program diagram konteks.
c. Level 2 (Diagram Rinci)
• Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram
level 1.
• Tanda * digunakan hanya jika proses tersebut tidak dapat
dirincikan lagi. 2.0* artinya proses level rendah yang tidak
dapat dirincikan lagi.
• Penomoran yang dilakukan berdasarkan urutan proses.
2.8 Flowchart
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah
dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis
dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen
yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain
dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian
suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih
lanjut.
Flowchart terdiri dari 4 buah elemen dasar: sumber data dan tujuan
data, aliran data, proses transformasi, dan penyimpanan data. Berikut
adalah simbol – simbol yang digunakan dalam membuat Flowchart :
Tabel 2.2 Element Flowchart
Simbol Nama Deskripsi
Input /
Output
Mempresentasikan input
data dan output data
yang di proses atau
informasi
37
Proses
Memresentasikan
Operasi
Simbol Nama Deskripsi
Connector
Keluar atau masuk dari
bagian lain flowchart
khususunya halaman
yang sama
Arrow
Mempresentasikan arus
kerja suatu proses
Decision
Proses dimana
diperlukan adanya
keputusan atau adanya
kondisi tertentu. Di titik
ini selalu ada dua
keluaran untuk
melanjutkan aliran
kondisi yang berbeda.
Document
Input atau output dalam
format dicetak
Terminal
points
Awal atau akhir
flowchart
2.9 State Transition Diagram
38
State Transition Digram adalah suatu diagram yang menggambarkan
bagaimana suatu proses dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang
bersamaan. State Transaction Diagram digambarkan dengan sebuah state
yang merupakan komponen sistem yang menunjukan bagaimana kejadian-
kejadian tersebut dari satu state ke state lain.
Menurut Whitten & Bentley (2007: 635) State Transition Diagram
adalah model yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi
dari layar yang dapat terjadi pada sesi pengguna. STD dikontrol oleh
arrows (panah). Arrows dapat mengaktifkan event yang mengakibatkan
layar menjadi aktif atau menerima fokus.
1. Gambar persegi panjang yang menunjukan state dari sistem
Gambar 2.11 Simbol State dalam STD
2. Gambar panah menunjukan transisi antar state. Tiap panah diberi label
dengan ekspresi aturan. Label yang diatas menunjukan kejadian yang
menyebabkan transisi yang terjadi. Label yang dibawah menunjukan
aksi yang terjadi akibat kejadian tadi.
Gambar 2.12 Simbol Transisi dalam STD
Gambar 2.13 Contoh STD
2.10 Structured Query Language (SQL)
39
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 184), SQL merupakan contoh
dari transform-oriented language, atau bahasa yang dirancang untuk
menggunakan hubungan untuk mengubah input menjadi output yang
diperlukan. SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL)
Data Definition Language (DDL) mendefinisikan database
struktur dan mengontrol akses ke databse (Connolly dan Begg, 2010,
92). Sintaks dari DDL yaitu:
1) CREATE : untuk membuat obyek basis data.
2) ALTER : untuk memodifikasi obyek basis data.
3) DROP : untuk menghapus obyek basis data.
2. Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang
memberikan sejumlah operasi untuk mendukung operasi dasar
manipulasi data yang tersimpan dalam basis data (Connolly dan Begg,
2010, 92). Sintaks dari DML yaitu:
1) SELECT : untuk mencari data dalam basis data.
2) INSERT : untuk menambahkan data ke dalam basis data.
3) UPDATE : untuk mengubah data yang ada dalam basis data.
4) DELETE : untuk menghapus data dari basis data.
2.11 Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadinya proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaaan kemahiran
dan tabiat, pembentukan sikap, dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik.
Menurut (Santoso, 2007: 1-2) kegiatan pembelajaran secara umum,
terdapat beberapa istilah yang mirip, seperti: Distance Education, Distance
Learning, Computer Mediated Learning, Computer Aided Instruction, dan
sebagainya. Sehingga tak jarang terjadi tumpang tindih dalam penggunaan
istilah tersebut. Berikut adalah pengertian dari beberapa istilah tersebut:
40
1. Distance Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan
siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar.
2. Distance Education, yaitu model pembelajaran di mana siswa berada di
rumah atau kantor mereka dan berkomunikasi dengan dosen maupun
dengan sesama mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, video
conference, serta bentuk komunikasi lain yang berbasis computer.
3. E-Learning, yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui
pemanfaatan teknik informatika dan komunikasi.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara pengajar dan
pendidik serta komunikasi timbal balik.
2.12 Sistem Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data – data yang saling
berhubungan. Untuk mendapatkan informasi yang baik, perlu adanya data –
data yang akurat dan sistem informasi yang terintegrasi satu sama lain
sehingga informasi yang dihasilkan dapat menjadi suatu kesimpulan yang
kemudian dapat digunakan sebagai bantuan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Connolly dan Begg (2010:338), sistem informasi
merupakan sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, pengelolaan,
pengaturan, dan penyebaran informasi di seluruh organisasi.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima input sumber
daya berupa data yang kemudian dikelola, diatur, dan pada akhirnya
menghasilkan output berupa informasi yang disebar di seluruh organisasi.
2.13 Internet
Dua aspek yang paling penting dari dunia maya adalah internet dan
bagian dari internet yang dikenal sebagai World Wide Web (WWW). Saat
ini, telah terdapat sekitar ratusan ribu komputer yang terhubung dengan
internet (Nixon, 2012:1).
Definisi internet menurut Williams dan Sawyer (2011:18) adalah
jaringan komputer di seluruh dunia yang terhubung dengan ratusan ribu
jaringan komputer yang lebih kecil pada individu, lembaga akademis,
ilmiah, maupun komersial.
41
Definisi WWW menurut Williams dan Sawyer (2011:18) adalah
sistem interkoneksi dari server internet yang mendukung dokumen dalam
format multimedia. Kata multimedia atau beberapa media mengacu pada
teknologi yang menyajikan informasi dalam lebih dari satu media, seperti:
teks, gambar, gambar bergerak, dan suara. Dengan kata lain, web
menyediakan informasi dengan banyak cara.
2.14 Web Browser
Definisi browser atau yang biasa disebut web browser menurut
Williams dan Sawyer (2011:64) adalah sebuah perangkat lunak yang
memungkinkan penggunanya untuk menemukan dan melakukan akses ke
berbagai bagian dari suatu web.
Sebelum sebuah browser dapat terhubung dengan website, hal
pertama yang perlu diketahui adalah alamat dari situs yang akan diakses,
atau yang biasa disebut Uniform Resource Locator (URL). Definisi URL
menurut Williams dan Sawyer (2011:65) adalah serangkaian karaker yang
menunjukkan bagian tertentu dari informasi pada suatu web. Dengan kata
lain, URL merupakan alamat unik dari suatu website. URL terdiri dari
empat bagian utama, antara lain:
1. Protocol
2. Domain Name
3. Directory
4. File Name dan Extension
2.15 Pengertian E-learning
Asal-usul istilah e-Learning tidak pasti, meskipun istilah yang
paling mungkin berasal dari tahun 1980-an. Beberapa penulis secara
eksplisit mendefinisikan e-Learning, Sementara yang lain menyiratkan
definisi tertentu atau pandangan e-Learning dalam artikel (Moore,
Deane,dan Galyen, 2011, p130).
Menurut Effendi dan Zhuang (2005, p6) dalam bukunya menulis
bahwa terminology e-learning sendiri mengacu pada semua kegiatan
penelitihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-Learning yaitu
pada kelas yang menggunakan pembelajaran tradisional, guru dianggap
42
sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuan kepada siswa, sedangkan di dalam pembelajaran e-
Learningfokus utamanya adalah siswa. Siswa mandiri pada waktu tertentu
dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran
elearning akan memaksa siswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Siswa membuat perancangan dan mencari materi dengan
usaha dan inisiatif sendiri (Seno, Kunang, dan Dian, 2012,p1).
2.15.1 Tipe-tipe E-learning
Karena ada bermacam penggunaan e-learning, maka ada
pembagian atau perbedaan e-learning. Pada dasarnya, e-learning
mempunyai dua tipe, yaitu synchronous dan asynchronous.
1. Synchronous Training
Synchronous training adalah tipe pelatihan, dimana proses
pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang
mengajar dan murid sedang belajar. Dan mengharuskan guru dan
semua murid mengakses internet secara bersamaan. Synchronous
training sifatnya mirip pelatihan di ruang kelas. Namun, kelasnya
bersifat maya atauvirtual dan peserta tersebar di seluruh dunia dan
terhubung melalui internet.
2. Asynchronous Training
Pada asynchronous training, seseorang dapat mengambil
pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan
pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di dunia e-learning karena
memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan karena dapat
mengakses pelatihan kapanpun dan di manapun. Akan tetapi, ada
pelatihan asynchronous training yang terpimpin, dimana pengajar
memberikan materi pelajaran lewat internet dan peserta latihan
2.15.2 Keuntungan dan Kekurangan E-learning
Kemajuan penggunaan e-learning dimotivasi oleh kelebihan dan
keuntungannya. Menurut Effendi dan Zhuang (2005).
2.15.2.1 Keuntungan E-learning
1. Biaya
43
E-learning mampu mengurangi biaya pelatihan.
Dengan adanya elearning, perusahaan/sekolah tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk menyewa pelatih dan ruang
kelas serta transportasi peserta pelatihan atau pelatih.
2. Fleksibilitas waktu
E-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan
waktu belajar. Mereka dapat menyisipkan waktu belajar di
waktu luang mereka. Ketika waktu sudah tidak
memungkinkan atau ada hal yang lebih mendesak, mereka
dapat meninggalkan pelajaran di e-learning saat itu juga.
3. Fleksibilitas tempat
Adanya e-learning membuat pelajar dapat mengakses
pelatihan dimana pun. Selama komputer terhubung dengan
komputer yang menjadi servere-learning, mereka dapat
mengaksesnya dengan mudah. Terlebih lagi, bila servere-
learning terhubung dengan internet, maka mereka dapat
mengaksesnya dari rumah.
4. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
E-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing pelajar. Pelajar mengatur sendiri kecepatan
pelajaran yang diikuti. ini berbeda sekali dengan pelatihan
di kelas karena semua pelajar mulai dan berhenti belajar di
waktu yang sama.
5. Standarisasi pengajaran
E-learning dapat menghapuskan perbedaan
kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan oleh
guru. Pelajaran e-learning selalu memiliki kualitas yang
sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati
pengajar.
6. Efektivitas pengajaran
E-learning yang didesain dengan instructional design
mutakhir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
Penyampaian pelajaran e-learning dapat berupa simulasi
dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan
44
menerapkan teknologi animasi. Hal tersebut dapat
membantu proses pembelajaran dan mempertahankan
minat belajar.
7. Kecepatan distribusi
Kemajuan teknologi yang pesat menuntut suatu
pelatihan teknologi baru dilaksanakan secepatnya dan
menjangkau area luas secara singkat. Apabila ada
perubahan materi, administrator hanya perlu merubah di
servere-learning.
8. Ketersediaan on-demand
Karena dapat diakses setiap waktu, e-learning dapat
dianggap sebagai “buku saku” yang membantu pekerjaan
setiap saat. Sebagai contoh, apabila pelajar mengalami
kesulitan dalam memahami suatu pelajaran, pelajar
tersebut dapat mengakses e-learning lalu membaca materi
yang berhubungan dengan kesulitannya.
9. Otomatisasi proses administrasi
E-learning menggunakan suatu Learning Management
System (LMS). LMS berfungsi menyimpan data-data
pelajar, pelajaran, dan prosespembelajaran yang sedang
berlangsung. mengakses materi pada waktu yang
berlainan. Pengajar dapat pula memberikan tugas atau
latihan dan peserta mengumpulkan tugas lewat email.
Peserta dapat berdiskusi atau berkomentar dan bertanya
melalui bulletin board.
2.15.2.2 Kekurangan E-Learning
Menurut Effendy dan Zhuang (2005, p15), walaupun e-
Learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, tetapi
juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diwaspadai oleh
pengelola pelatihan sebelum memutuskan menggunakan e-
Learning.
1. Budaya
45
Beberapa orang merasa tidak nyaman mengikuti pelatihan
melalui komputer. Penggunaan e-Learning menuntut budaya self
learning, di mana seseorang memotivasi diri sendiri agar mau
belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar budaya pelatihan di
Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada
pengajar. Oleh karena itu, beberapa orang masih merasa segan
berpindah dari pelatihan di kelas ke pelatihan e-Learning.
2. Investasi
Walaupun e-Learning menghemat banyak biaya, tetapi
suatu organisasi harus mengeluarkan investasi awal cukup besar
untuk mulai mengimplementasikan e-Learning. Investasi dapat
berupa biaya desain dan pembuatan program Learning
Management System (LMS), paket pelajaran dan biaya-biaya
lain. Apabila infrastruktur yang dimiliki belum memadai,
organisasi harus mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli
komputer, jaringan, server, dan lain sebagainya.
3. Teknologi
Karena teknologi yang digunakan beragam, ada
kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang
sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga e-Learning
tidak berjalan baik. Sebagai contoh, ada beberapa paket
pelajaran e-Learning yang hanya dapat dijalankan di browser
Explorer. Oleh karena itu, kompatibilitas teknologi yang
digunakan harus diteliti sebelum memutuskan menggunakan
suatu paket e-Learning.
4. Infrastruktur
Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia.
Layanan broadband baru ada di kota-kota besar. Akibatnya,
belum semua orang atau wilayah dapat merasakan e-Learning
dengan internet.
5. Materi
Walaupun e-Learning menawarkan berbagai fungsi, ada
beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui e-Learning.
Pelatihan yang memerlukan banyak kegiatan fisik, seperti
46
olahraga dan instrumen musik, sulit disampaikan melalui e-
Learning secara sempurna. Akan tetapi, e-Learning dapat
digunakan untuk memberikan dasar-dasar pelatihan sebelum
masuk ke praktek. Suatu paket e-Learning harus didesain
sedemikian rupa sehingga teratur menurut keingintahuan dan
minat belajar siswa.
2.15.3 Komponen-Komponen E-Learning
Berdasarkan definisi e-Learning tersebut dapat disimpulkan
beberapa komponen e-Learning menurut Wahono (2008) yaitu:
a. Infrastruktur e-Learning : Infrastruktur e-Learning dapat berupa
personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan
perlengkapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan
teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous
learning melalui teleconference.
b. Sistem dan Aplikasi e-Learning : Sistem perangkat lunak yang
memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
sistem penilaian (raport), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem
perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning
Management System (selanjutnya disebut LMS). LMS banyak
yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah
dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
c. Konten e-Learning : Konten dan bahan ajar yang ada pada e-
Learning system (Learning Management System). Konten dan
bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content
(konten berbentuk texts seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa
disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh siswa kapan pun dan di mana pun.
Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak
kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga
mengembangkan e-dukasi.net yang menggratiskan multimedia
47
pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Biro PKLN yang
mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang
mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk
pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan
perkembangan e-Learning dari sisi konten.
2.16 MySQL
MySQL adalah sebuah program basis data yang mampu menerima
dan mengirimkan data dengan sangat cepat, multi-user serta menggunakan
perintah standar SQL (Structured Query Language)
Menurut Welling dan Thomson (2005: 3), MySQL adalah sistem
manajemen basis data yang berhubungan dan sangat cepat. Sebuah basis
data memungkinkan untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan
menerima data secara efisien. MySQL adalah multi user, multi thread
server, dan menggunakan SQL atau bahasa pemprograman yang terstruktur.
Sedangkan menurut penulis, MySQL merupakan suatu perangkat lunak
yang digunakan untuk memanajeman suatu basis data dengan menggunakan
perintah dasar SQL.
2.16.1 Keuntungan MySQL
Menurut Welling dan Thomson (2005: 6), beberapa
keunggulan MySQL adalah:
a. Performance
MySQL tidak diragukan lagi kecepatannya.
b. Low Cost
MySQL gratis dan bersifat open source serta biayanya yang
rendah dan di bawah izin komersial jika dibutuhkan untuk aplikasi
perusahaan atau organisasi.
c. Ease of Use
Kebanyakan basis data modern menggunakan MySQL, sehingga
lebih mudah untuk diatur dibanding produk lain yang sejenis.
d. Portability
Mysql dapat digunakan hampir disemua sistem operasi, seperti
Linux dan Windows.
e. Source Code
48
Seperti PHP, source code untuk MySQL ini juga dapat diubah.
f. Availability of Support
Tidak semua produk open source memiliki parent company untuk
menawarkan dukungan, pelatihan, konsultasi dan sertifikasi.
Tetapi semua itu dapat didapatkan dari MYSQL AB.
2.17 Pengertian PHP
Menurut Welling dan Thomson (2005: 2), PHP adalah sebuah
server-side scripting language yang dirancang khusus untuk web. Di dalam
sebuah halaman HTML yang dapat disatukan dalam kode PHP dan akan
dieksekusi setiap halaman tersebut dikunjungi. Kode PHP yang telah dibuat
diinterpretasikan oleh web server dan menghasilkan tag-tag HTML atau
output lainnya yang dapat dibaca oleh pengguna.
Menurut The PHP Group (2012), PHP adalah bahasa scripting yang
banyak digunakan dan sangat cocok untuk pengembangan web. PHP dapat
juga di embed ke dalam HTML. Sintaks yang digunakan mudah untuk
dipelajari karena mengacu pada bahasa C, Java, dan Perl.
Tujuan utama dari bahasa ini adalah memungkinkan pengembang
web untuk membuat sebuah website yang dinamis dengan bantuan basis
data. DBMS yang sering digunakan oleh PHP adalah MySQL. Namun
selain MySQL, PHP juga mendukung DBMS Oracle, Microsoft Access,
Interbase, dBase, dan PostgreSQL.
Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded scrip
language maka server akan melalukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membaca permintaan dari client/browser.
b. Mencari halaman (page) di server.
c. Melakukan intruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan
modifikasi pada halaman (page).
d. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau
intranet.
2.17.1 Keuntungan PHP
Menurut Welling dan Thomson (2005: 4), beberapa
keunggulan penting PHP dibandingkan dengan bahasa scripting
lainnya adalah sebagai berikut:
49
a. Performance
PHP sangat efisien, menggunakan sebuah server yang tidak
mahal dan dapat melayani jutaan hits setiap hari.
b. Database Integration
PHP memiliki hubungan atau koneksi ke banyak sistem basis
data. Pengguna dapat langsung terkoneksi ke postgresql, msl,
oracle, dbm, filepro, hyperware, informix, interbase, sybase
database, dan lain-lain.
c. Built-in Libraries
PHP dirancang untuk digunakan di web, sehingga
menjadikannya dapat dibangun dalam fungsi untuk menampilkan
banyak kegiatan web yang berhubungan.
d. Cost
PHP bersifat gratis, dan dapat diunduh kapanpun tanpa biaya.
e. Ease of Learning PHP
Sintaks-sintaks PHP berdasarkan bahasa pemprograman,
seperti C dan Perl.
f. Object-Oriented Support
PHP versi 5 telah dirancang dengan fitur-fitur object-oriented
dengan baik.
g. Portability
PHP tersedia dibanyak sistem operasi yang berbeda dan gratis
seperti Linux, Unix, maupun berbagai versi Windows.
h. Source Code
Source code php dapat diakses dengan mudah sehingga dapat
dimodifikasi sesuai keinginan.
i. Availability of Support
Zend Technologies adalah perusahaan dibalik kehebatan PHP
yang menawarkan dukungan dan berhubungan dengan perangkat
lunak di dalam sebuah commercial basis.
2.18 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah disiplin ilmu yang
berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem
50
komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-
fenomena besar yang berhubungan dengan hal tersebut (Shneiderman,
Plaisant, Cohen, dan Jacobs, 2005, p4).
Ada delapan aturan yang harus diperhatikan dalam perancangan
layar tatap muka pengguna atau yang sering disebut Eight Golden Rules of
Interface Design. Delapan aturan tersebut, yaitu:
a. Berusaha untuk konsisten.
Berusaha untuk konsisten dalam setiap aksi pada situasi tertentu,
seperti konsisten dalam penggunaan warna, bahasa, tata letak, huruf,
simbol, dan sebagainya.
b. Menyediakan usability universal.
Menyediakan shortcut yang universal yang sudah biasa digunakan
dan dapat dimengerti orang lain.
c. Memberikan umpan balik yang informatif.
Dalam setiap aksi yang dilakukan pengguna, maka harus ada umpan
balik yang sesuai dengan aksi tersebut sehingga pengguna dapat
mengerti bahwa sistem pada aplikasi tersebut sedang melakukan proses
tertentu.
d. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir).
Adanya keadaan akhir yang menandakan suatu proses telah selesai
yang diberitahukan kepada pengguna melalui umpan balik. Urutan aksi
harus tersusun dalam bagian awal, tengah, dan akhir suatu grup. Umpan
balik penyelesaian aksi yang informatif memberikan kepada pengguna
perasaan lega, sinyal untuk mendapatkan kemungkinan rencana dan
pilihan dari pikiran pengguna, serta indikasi bahwa cara tersebut jelas
untuk mempersiapkan aksi berikutnya.
e. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan
yang sederhana.
Merancang tampilan yang memungkinkan pengguna untuk tidak
melakukan kesalahan fatal. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan
solusi kepada pengguna untuk menangani kesalahan tersebut.
Penggunaan desain antarmuka yang terbaik pun, pemakai tetap dapat
membuat kesalahan. Kesalahan ini dapat secara fisik (secara tidak sengaja
merujuk ke perintah dan data yang salah) dan secara mental (membuat
51
keputusan yang salah mengenai perintah dan data yang salah). Maka sistem
didesain sedemikian rupa agar pengguna tidak membuat kesalahan serius.
Jika terjadi kesalahan, sistem harus mendeteksi dengan menawarkan
mekanisme penanganan yang sederhana dan mudah dimengerti.
f. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah.
Memberikan kebebasan kepada pengguna untuk dapat bergerak
kemana saja dimana bila terjadi kesalahan maka pengguna dapat kembali
tampa harus khawatir akan merusaknya hal yang sedang dikerjakan.
g. Mendukung pusat kendali internal.
Dengan adanya pengaturan internal, maka pengguna dapat
menggunakan sistem sesuai kebutuhan. Misalanya, adnya perbedaan hak
akses antara anggota dengan bukan anggata pada aplikasi tersebut.
h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Kemampuan manusia untuk memproses informasi dalam jangka waktu
pendek memiliki keterbatasan, sehingga perlu dirancang tampilan yang
sederhana dan efektif, agar tidak membebani ingatan terlalu berat.
2.19 Hasil Rancangan Sistem Basis Data yang Serupa
Dalam sub bab hasil rancangan sistem basis data yang serupa
menjelaskan kumpulan jurnal-jurnal yang berisikan tentang bahasan yang
mempunyai tema atau topik yang sejenis yang diambil untuk menjadikan tolak
ukur dan sebagai acuan dalam melakukan analisis dan perancangan nantinya.
Agar tujuan implementasi dari sistem aplikasi basis data akademis dan
kesiswaan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
penulis membatasi pembangunan sistem ini dengan ruang lingkup. Ruang
lingkup menjadikan tolak ukur dan sebagai acuan dalam melakukan
perbandingan rancangan aplikasi serupa. Dibawah ini merupakan perbandingan
rancangan aplikasi serupa.
1. Judul : Analisis dan Perancangan Aplikasi “E-learning”
Berbasis Web Pada SMK Bisnis dan Teknologi Bekasi
Penulis : Miftah Firdaus dan Edo Asshiddiq
Tahun Penulisan : 2013
Universitas : Bina Nusantara
52
2. Judul : Analisis dan Perancangan Basis Data Sistem E-Learning
Berbasis Web Pada SMA Negeri 65 Jakarta
Penulis : Oktaria Kusumawardani, Dewi Kusrini dan Al Kamillia
Tahun Penulisan : 2013
Universitas : Bina Nusantara
3. Judul : Analisis dan Perancangan Basis Data Sistem E-Learning
Pada SMA PGRI Cikampek
Penulis : Victor Nikko dan Johan
Tahun Penulisan : 2013
Universitas : Bina Nusantara
Tabel 2.3 Perbandingan Aplikasi Serupa
NO
Ruang Lingkup
E-learning SMA
Negeri 50
Jakarta
E-learning SMK
Bisnis dan
Teknologi Bekasi
(Firdaus dan
Asshiddiq. 2013,
p3)
E-learning SMA
Negeri 65
Jakarta
(Kusumawardani,
Kusrini dan
Kamila. 2013, p4)
E-learning
SMA PGRI
Cikampek
(Nikko dan
Johan. 2013, p4)
1. Pengelolahan data pribadi siswa, guru dan wali
murid
Pengelolahan data pribadi
siswa dan guru
Pengelolahan data pribadi siswa dan
guru
-
2. Pengelolahan jadwal kegiatan belajar mengajar bagi siswa dan
guru
- Menampilkan jadwal kegiatan belajar mengajar
Pengelolahan jadwal kegiatan belajar mengajar bagi siswa dan
guru
3. Penyajian materi setiap pelajaran
dan tugas
Penyajian materi tambahan
Penyajian materi setiap pelajaran
Penyajian materi setiap pelajaran
4. Penyajian dan pengumpulan
tugas
Penyajian Tugas Penyajian dan pengumpulan
tugas
-
53
5. Forum diskusi Forum Diskusi Forum diskusi -
No Ruang Lingkup E-learning SMA
Negeri 50
Jakarta
E-learning SMK
Bisnis dan
Teknologi Bekasi
(Firdaus dan
Asshiddiq. 2013,
p3)
E-learning SMA
Negeri 65
Jakarta
(Kusumawardani,
Kusrini dan
Kamila. 2013, p4)
E-learning
SMA PGRI
Cikampek
(Nikko dan
Johan. 2013, p4)
6. Jadwal ujian - Jadwal ujian -
7 Pengolahan data hasil nilai siswa
Pengolahan Nilai Siswa
Hasil nilai siswa Pengolahan data hasil nilai siswa
8 Pemantauan absensi dan nilai oleh orang tua
wali murid
- - -
9 Pengumuman Pengumuman Pengumuman Pengumuman
10 Notifikasi Pemberitahuan
- Notifikasi Pemberitahuan
-
11 - - - Status Keuangan
Dari tabel di atas dapat terlihat kelebihan dari sistem e-Learning SMA
Negeri 50 Jakarta yang akan dibuat dibandingkan dengan sistem yang sudah
ada sebelumnya. Pada e-Learning SMA Negeri 50 Jakarta user dapat
mengolah data pribadi siswa, guru dan wali murid. mengolah jadwal
kegiatan belajar mengajar bagi siswa dan guru. Penyajian dan pengumpulan
tugas. Terdapat forum diskusi yang akan memudahkan siswa dan guru
saling berhubungan di luar jam kegiatan belajar mengajar. Dapat pengolahan
jadwal ujian dengan menggunakan sistem. Pemantauan absensi dan nilai
oleh orang tua wali murid. Terdapat Notifikasi setiap pemberitahuan. Dan
54
sistem sistem e-Learning SMA Negeri 50 Jakarta tidak ada status keuangan
karena pemerintah telah menggeratiskan keungan sekolah
2.19.1 Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning
Jurnal Pendidikan Penabur / Drs. Tafiardi : Meningkatkan
Mutu Pendidikan Melalui E-Learning / Nomor 04 / Th.IV / Juli 2005.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi
informasi, pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan terus
berkembang. Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan
jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan
konvensional. E-learning adalah suatu model pembelajaran yang
dibuat dalam format digital melalui perangkat elektronik. Tujuan
digunakannya e-learning dalam sistem pembelajaran adalah untuk
memperluas akses pendidikan ke masyarakat luas.
Electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini
terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari
‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-
learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning
menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau
kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah
pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi
seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satelite atau komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet.
Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap,
maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses
pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran
guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan
mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of
teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan
mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (the
era of teacher, book and technology). Dalam era global seperti
sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita harus
55
berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini
disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan
kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap’
teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang
terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh
kesempatan untuk maju.
Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi
internet menuju e-learning perlu kajian dan rancangan mendalam. E-
learning bukan semata-mata hanya memindahkan semua
pembelajaran pada internet. Hakikat e-learning adalah proses
pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Di samping
itu prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan.
Untuk menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games
Oleh karena itu prinsip dan komunikasi pembelajaran perlu didesain
seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini perlunya
pengembangan model e-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa media pembelajaran
secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya peran
guru/dosen. Penanaman nila-nilai dan sentuhan kepribadian sulit
dilakukan. Di sini tantangan bagi para pengambil kebijakan dan
perancang e-learning. Oleh karena itu penulis sependapat bahwa
dalam sistem pendidikan konvensional, fungsi e-learning adalah
untuk memperkaya wawasan dan pemahaman peserta didik, serta
proses pembiasaan agar melek sumber belajar khususnya teknologi
internet.
2.19.2 E-learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi
Jurnal Ilmiah Foristek / Mohammad Yazdi : E-learning
Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi
/ Universitas Tadulako / Volume 2 / Nomor 1 / Maret 2012.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu
kelas “tradisional”, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
56
Sedangkan di dalam pembelajaran “e-learning” fokus utamanya
adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-
jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran “e-learning”
akan “memaksa” pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
E-learning adalah proses pembelajaran yang dituangkan
melalui teknologi internet. Di samping itu prinsip sederhana, personal,
dan cepat perlu dipertimbangkan. Untuk menambah daya tarik dapat
pula menggunakan teori games Oleh karena itu prinsip dan
komunikasi pembelajaran perlu di desain seperti layaknya
pembelajaran konvensional. Di sini perlunya pengembangan model e-
learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Prototype modul e-learning yang dikembangkan sesuai dengan
existing system yang diamati penulis adalah terbagi dua, yaitu : konten
guru dan konten siswa. Konten guru mempunyai aksesibitas luas,
seperti : membuat soal, membuat pengumumasn akademik, meng-
upload materi pelajaran, memeriksa dan mengumumkan hasi ujian.
Sedangkan konten siswa, hanya terbatas pada akses melihat saja
(pengumuman akademik, hasil ujian), mengikuti ujian, men-download
materi pelajaran dan tugas. Selain itu ada aktivitas interaktif antara
guru dan siswa, yaitu : chatting, Diskusi/Forum.