bab 2 sumber data dan analisa 2.1 data dan literaturthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-3-000096-ds bab...

32
3 BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATUR Data untuk menunjang proyek tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara lain: 1. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian berasal dari buku, artikel-artikel yang diambil dari majalah, dan sebagian lagi diambil dari website-website tentang militer dan Angkatan Laut Indonesia.. 2. Wawancara dengan nara sumber dari pihak-pihak yang terlibat dalam Angkatan Laut, baik yang sudah lulus dari Akademi Angkatan Laut maupun yang masih menjadi kadet. 3. Survey lapangan yang dilakukan di Akademi Angkatan Laut di Bumimoro, Surabaya. 4. Kuesioner yang disebarkan di SMA-SMA favorit di Jakarta. 2.2 HASIL SURVEY 2.2.1 Interview Berdasarkan hasil interview saya dengan orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di AAL seperti Bapak Agung Widjajadi selaku Gubernur AAL, Bapak Antar Setiabudi (Dosen Pengajar Elektronika) serta Bapak Arif Harnanto (Dosen), diketahui bahwa selama ini memang AAL lebih didominasi dengan para kadet yang berasal dari daerah dan umumnya berada pada status sosial ekonomi menengah ke bawah. Yang menjadi alasan utama para kadet tersebut

Upload: doannga

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

3

BAB 2

SUMBER DATA DAN ANALISA

2.1 DATA DAN LITERATUR

Data untuk menunjang proyek tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara

lain:

1. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian berasal

dari buku, artikel-artikel yang diambil dari majalah, dan sebagian lagi diambil dari

website-website tentang militer dan Angkatan Laut Indonesia..

2. Wawancara dengan nara sumber dari pihak-pihak yang terlibat dalam Angkatan

Laut, baik yang sudah lulus dari Akademi Angkatan Laut maupun yang masih

menjadi kadet.

3. Survey lapangan yang dilakukan di Akademi Angkatan Laut di Bumimoro,

Surabaya.

4. Kuesioner yang disebarkan di SMA-SMA favorit di Jakarta.

2.2 HASIL SURVEY

2.2.1 Interview

Berdasarkan hasil interview saya dengan orang-orang yang terlibat langsung

dalam kegiatan pendidikan di AAL seperti Bapak Agung Widjajadi selaku Gubernur

AAL, Bapak Antar Setiabudi (Dosen Pengajar Elektronika) serta Bapak Arif

Harnanto (Dosen), diketahui bahwa selama ini memang AAL lebih didominasi

dengan para kadet yang berasal dari daerah dan umumnya berada pada status sosial

ekonomi menengah ke bawah. Yang menjadi alasan utama para kadet tersebut

Page 2: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

4

memiliki untuk melanjutkan pendidikannya bermacam-macam. Seperti faktor

ekonomi karena untuk mengemban pendidikan di AAL para kadet tidak perlu

mengeluarkan biaya pendidikan. Atau misalnya karena faktor geografis: remaja yang

tinggal di daerah yang dekat dengan laut (seperti Ternate) pada dasarnya telah

memiliki jiwa maritim yang kuat, sedangkan remaja yang tinggal di daerah lain

seperti Tuban justru ingin pergi ke luar negeri dengan naik kapal. Namun yang

menjadi alasan utama mereka adalah kepastian karier. Karena mereka semua tahu

bahwa dengan masuk tentara maka karier mereka akan terjamin. Sebab di jaman

sekarang ini sulit mencari pekerjaan, bahkan memiliki gelar sarjana pun kadang tidak

cukup.

Para kadet memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan unik. Sedangkan

sistem pendidikan nasional Indonesia yang memiliki rentang standarisasi yang relatif

cukup longgar menjadikan seleksi bagi para calon Kadet harus memiliki rentang

yang cukup longgar pula. Akibatnya, pola pendidikan yang diterapkan harus mampu

mewadahi itu semua.

2.2.2 Kuesioner

Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 30 siswa di SMA favorit di

Jakarta, 20% dari mereka menyatakan tertarik untuk berkarier di Angkatan Laut.

Mereka sama-sama memiliki hobi bermain video game dan berolahraga. Meksipun

tidak semua dari mereka berada dalam lingkungan keluarga yang berkecimpung di

dunia militer, namun rata-rata memiliki pengetahuan yang lumayan tentang

Angkatan Laut.

Page 3: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

5

Sedangkan dari hasil pengamatan saya dari kuesioner, remaja yang tidak ingin

berkarier di Angkatan Laut memang tidak memiliki ketertarikan terhadap dunia

militer, atau mereka telah menetapkan untuk mengejar karier di bidang yang lain.

Beberapa dari mereka juga menjawab tidak karena alasan pendidikan ketentaraan

yang terlalu berat. Namun kebanyakan dari mereka yang menjawab tidak memiliki

kekurangan dalam pengetahuannya mengenai Angkatan Laut. Mereka tidak mengerti

betul tugas dari Angkatan Laut yang sering diidentikkan dengan Polisi Air.

Begitupula dengan kegiatan-kegiatan dan pendidikan yang dilakukan di AAL.

Kurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk

mendaftarkan diri ke AAL.

2.2.3 Data Statistik

Dari data statistik yang saya terima, selama rentang waktu 2001-2006 AAL

mengalami penaikan dan penurunan dalam jumlah penerimaan kadet. Sebagian besar

kadet yang masuk memiliki orang tua yang berprofesi sebagai anggota TNI atau

Polri. Dan setiap tahunnya selalu didominasi oleh remaja yang berasal dari SMU

Negeri.

Peminat terbanyak datang dari Surabaya setiap tahunnya, dengan 24 orang di

tahun 2006. Karena memang AAL sendiri berada di Surabaya sehingga remaja di

sana menjadi lebih terinformasikan perihal AAL dan Angkatan Laut itu sendiri.

Kadet yang berasal dari Jakarta memang menduduki peringkat kedua, namun

jumlahnya hanya 11 orang. Angka yang begitu kecil bila dibandingkan dengan

jumlah remaja di ibukota ini. Begitupula dengan Bandung (4 orang) dan Medan (3

orang).

Page 4: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

6

2.2.4 Nasionalisme dan Patriotisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “nasionalisme” berarti “paham

(ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri”. Sedangkan “patriotisme”

diartikan sebagai “sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya

untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya”.

Umumnya, seseorang yang memiliki jiwa patriotis digambarkan sebagai orang

yang tidak hanya mencintai tanah airnya, tapi juga mencintai keluarga dan sanak

saudaranya. Bukan hanya mencintai tanah air dalam arti geografis, tapi mencintai

rakyat seluruh negerinya. Kebahagiaan seorang patriot adalah melihat kedamaian,

kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Miskinnya jiwa patriotisme pada diri generasi muda sekarang juga disebabkan

oleh era globalisasi yang semakin membuat Indonesia kehilangan jati dirinya.

Dengan munculnya ideologi-ideologi baru, aliran-aliran musik baru, serta budaya

baru yang lebih modern telah menjadikan sebagian besar remaja Indonesia merasa

memiliki identitas baru. Namun ada juga sekelompok orang yang menyatakan rasa

patriotismenya dengan menjunjung musik-musik indie produksi anak bangsa, bangga

memakai produk asli Indonesia, dan bahkan menjadi relawan untuk membantu

saudaranya yang kesulitan di pelosok-pelosok daerah atas dasar rasa patriotisme

terhadap bangsa dan sesamanya.

2.2.5 Patriotisme Dalam Poster di Masa Perang

Sejak dimulainya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, negara-negara yang

memiliki andil dalam perang tersebut berlomba-lomba mengajak rakyatnya untuk

bergabung dengan Angkatan Bersenjata dan ikut bertempur membela negaranya.

Page 5: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

7

Berbagai media digunakan untuk merekrut pemuda-pemuda untuk menjadi tentara.

Salah satu media yang terbukti efektif adalah poster. Poster sejak lama telah

dianggap sebagai media yang tepat untuk menyebarkan ideologi, argumen, bahkan

pernyataan. Dengan bertujuan untuk mengarahkan opini publik dan menyebarkan

propaganda, poster harus dapat mengkomunikasikan pesan secara kuat dan efektif.

Poster harus berbicara dari sudut pandang pihak yang berkuasa dan menyatukan

rakyat dengan tujuan yang sama.

Pada masa Perang Dunia I, seni digunakan untuk meningkatkan moral,

mempromosikan patriotisme, menggerakkan dukungan untuk perang, menyemangati

para pemuda untuk mendaftarkan diri menjadi tentara, dan sebagainya. Poster juga

dipercaya dapat menyemangati para prajurit yang sedang bertempur sekaligus

memperkuat dukungan perang yang datang dari negaranya sendiri. Tentunya poster-

poster ini harus dapat menyerap perhatian masyarakat. Maka dari itu poster-poster

propaganda ini menggunakan warna-warna yang mencolok, desain yang dramatis,

dan simbol-simbol yang dapat menyampaikan visi perang dengan simpel dan cepat.

Amerika menggunakan visual seperti burung elang botak dan bendera. Sedangkan

Jerman lebih sering menggambarkan kekuatan bangsa Aria pada posternya dengan

meletakkan potret Adolf Hitler dan keluarga Jerman dengan rambut pirang dan mata

biru. Begitu pula dengan aliran desain yang disebut heroic realism yang

menggunakan visual-visual manusia yang memiliki bentuk fisik menyerupai dewa-

dewa Romawi dan Yunani untuk menimbulkan kesan kepahlawanan. Cara ini

terbukti efektif mengingat pada saat itu masih banyak orang yang buta huruf

sehingga visual menjadi satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menyampaikan

visinya.

Page 6: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

8

Namun bukan berarti tidak ada slogan-slogan yang membangun dalam poster

tersebut. Kalimat-kalimat singkat dan lugas seperti: “''Are you 100 percent

American? Prove it! Buy U.S. government bonds.” Atau “This Man May Die If You

Talk Too Much” digunakan untuk menggerakkan emosi rakyat untuk ikut berjuang

mendukung negaranya dalam perang. Dalam keadaan perang, kata “Enlist” atau

“Bergabunglah” menjadi kata yang muncul pada poster-poster sebagai perintah

sekaligus pesan.

Poster-poster propaganda ini telah menyentuh pembacanya melalui jiwa

patriotismenya dan kebenciannya akan perang. Kefektifannya datang dari kata-

katanya yang menggugah, simbol, sistem, dan desainnya.

Pesan-pesan visual ini didistribusikan secara luas selama masa perang. Bahkan

negara tidak segan-segan mengeluarkan uang banyak untuk dapat menempatkan

poster-poster ini di pos-pos perekrutan, kantor pos, dan stasiun. Bahkan dengan

sendirinya pemerintah telah menjadikan poster sebagai produk industri selama

perang.

2.2.6 Remaja Perkotaan Sebagai Target Pasar

Sebagai sebuah target, remaja adalah segmen yang paling sulit dibandingkan

dengan yang lainnya karena kedinamisannya. Namun meskipun begitu, segmen

inilah yang paling potensial sebagai target konsumen. Ada banyak alasan yang

mendukung. Pertama, populasi mereka mencapat sepertiga total populasi nasional.

Kedua, pasar remaja juga adalah pasar masa depan bagi produsen karena apa yang

mereka konsumsi sekarang dapat berlanjut sampai mereka dewasa nanti.

Berdasarkan survei pada periode Agustus-September 2004 yang dilakukan oleh

Page 7: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

9

Synovate kepada 1000 remaja berusia 15-24 tahun, remaja Indonesia terbagi menjadi

lima kelompok psikografis yaitu Aspirational, Conformist, Conservative, Nesters,

dan Funksters.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yang berada di

Jabotabek, Bandung, Surabaya, dan Medan termasuk dalam kelompok Aspirational,

yaitu mencapai 24% dari populasi. Kelompok Aspirational ini merupakan kelompok

remaja yang senang bergaul dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Mereka

banyak menghabiskan waktu di luar ruangan yang membuat mereka selalu berusaha

tampil menarik. Itulah sebabnya sebagian besar uang saku mereka digunakan untuk

memperindah penampilan seperti membeli pakaian atau kosmetik. Kelompok ini

mudah ditemui di pusat-pusat perbelanjaan.

Remaja selalu ingin dipandang sebagai pribadi yang berbeda. Mereka merasa

masing-masing dari diri mereka adalah pribadi yang unik. Itulah sebabnya mereka

juga ingin diperlakukan dengan unik juga. Hal ini jugalah yang menyebabkan

eksklusivitas menjadi hal yang penting di segmen remaja. Mereka cenderung selalu

ingin menggunakan produk yang berbeda dari keluarga atau temannya sekalipun.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kelompok remaja sangatlah dinamis.

Kedinamisan ini mengikuti tren yang sedang berlaku sehingga perubahan terjadi

dengan sangat cepat. Selain itu, survei juga membuktikan bahwa kini peran orang tua

sebagai idola dalam perkembangan remaja mulai terkikis. Sebagian besar lebih

memilih untuk melakukan aktivitas dengan teman, sehingga teman telah mereka

jadikan sebagai role model. Pengambilan keputusan di kalangan anak muda sangat

dipengaruhi oleh pendapat teman-teman dalam kelompoknya. Ini bisa dijadikan

peluang untuk menggarap remaja yang punya karakter pemimpin. Meskipun segmen

Page 8: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

10

The Leader ini jumlahnya tidak banyak, tapi pengaruhnya sangat kuat di

kelompoknya.

Yang cocok dijadikan The Leader adalah remaja-remaja yang tergolong dalam

segmen The Achievers. Berdasarkan segmentasi VALS, The Achievers adalah orang-

orang yang memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan keluarga serta berorientas

pada hasil akhir (goal-oriented). Kehidupan sosial mereka cenderung konvensional,

menghormati pihak yang berwenang dan mereka menjunjung stabilitas serta

penemuan jati diri. Imej juga merupakan hal yang diutamakan oleh The Achievers.

Dan yang perlu diingat juga adalah, orang-orang yang berada dalam segmen ini

memiliki ketrampilan memimpin.

Selain itu, pemilihan remaja perkotaan sebagai target juga dimaksudkan, selain

untuk meningkatkan tingkat heterogenitas di kalangan kadet AAL, juga ditinjau dari

aspek akademis, remaja di perkotaan cenderung memiliki standarisasi pendidikan

yang lebih tinggi. Ditinjau dari aspek sosial, rata-rata para pemuda perkotaan sudah

tahu bahkan ada yang kenal apa dan bagaimana laut itu. Dari aspek latar belakang

ekonomi keluarga, para pemuda perkotaan yang berasal dari golongan menengah

keatas akan lebih nyaman jika bekerja di TNI AL. Hal ini dikarenakan, mereka

sudah memiliki jaminan masa depan yang diberikan oleh keluarganya, sehingga

diharapkan relatif meraka dapat melaksanakan dinas di TNI AL dengan sepenuh hati.

Ditinjau dari proses saling asah-asih-asuh, para remaja perkotaan diharapkan dapat

menjadi prime mover, komplemen & suplemen dalam memajukan kehidupan Korps

Kadet sehari-hari yang sarat dengan pertukaran nilai (value changes) dan adat

istiadat. Dengan demikian, para pemuda perkotaan merupakan market penting dan

potensial bagi AAL.

Page 9: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

11

2.3 DATA MANDATORIS

2.3.1 TNI Angkatan Laut

Sejarah

Sejak dulu Indonesia telah memiliki armada laut yang kuat. Terbukti dengan adanya

kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit yang menjadi

berjaya dan memiliki pengaruh kuat di wilayah Asia Tenggara karena kekuatan

angkatan laut dan armada kapal perniagaannya. Selama berabad-abad suku-suku

bangsa di Nusantara telah dikenal sebagai penguasa lautan. Kerajaan Sriwijaya

dengan kekuatan armada lautnya berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan di wilayah

Nusantara dan Asia Tenggara.

Namun lama kelamaan kekuatan maritim Nusantara mulai melemah sejak

kolonialisme Belanda mulai menguasai. Namun akhirnya di tahun 1945 bangsa

Indonesia serentak bangkit mengambil alih berbagai fasilitas militer dan sipil. Para

Bahariwan membentuk Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut (BKR Laut) pada

tanggal 10 September 1945 yang menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan

Laut di lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanggal 5 Oktober 1945

BKR Laut berubah menjadi TKR Laut, dan sejak Februari 1946 namanya berubah

lagi menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Dalam masa sulit selama

perang kemerdekaan, ALRI berhasil membentuk Corps Armada (CA), Corps

Marinier (CM), dan lembaga pendidikan di berbagai tempat. Pembentukan unsur -

unsur tersebut menandai kehadiran aspek bagi pembentukan Angkatan Laut yang

modern.

Berakhirnya perang kemerdekaan menandai pembangunan ALRI sebagai Angkatan

Laut modern. Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan

Page 10: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

12

meningkatkan kemampuannya. Penyiapan prajurit yang profesional pun

mendapatkan perhatian yang besar dengan pendirian lembaga pendidikan untuk

mendidik calon-calon prajurit strata tamtama, bintara, dan perwira, serta pengiriman

prajurit ALRI untuk mengikuti pendidikan luar negeri.

Sejak tahun 1966, ALRI yang kemudian disebut dengan TNI AL mengalami babak

baru dalam perjalanan sejarahnya seiring dengan upaya integrasi ABRI. Dengan

adanya integrasi ABRI secara organisatoris dan operasional telah mampu

menyamakan langkah pada pelaksanaan tugas di bidang pertahanan dan keamanan.

Akhirnya, nama ALRI berganti menjadi TNI AL dan menjadi bagian dari ABRI

sejak akhir tahun 1960-an.

Slogan TNI Angkatan Laut adalah “Jalesveva Jayamahe” yang berarti “Di Laut Kita

Jaya”.

Tugas

Tugas pokok dari TNI AL adalah:

1. Menyiapkan dan membina kekuatan untuk menegakkan kedaulatan dan keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta melindungi kepentingan

nasional di laut yurisdiksi nasional.

2. Menegakkan hukum di laut sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam

perundang-undangan nasional dan hukum internasional.

3. Melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut serta secara aktif dalam

tugas-tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

Fungsi

Dalam kaitannya dengan tujuan dasar strategi militer:

Page 11: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

13

1. Pengendalian Laut. Pada dasarnya pengendalian laut bertujuan untuk menjamin

kepentingan nasional di dan lewat laut, dan bertujuan agar mampu secara optimal

memanfaatkan potensi laut yang dimilikinya untuk kepentingan bangsa sendiri,

serta mampu mencegah atau menghambat pemanfaatan oleh bangsa lain yang

dapat merugikan kepentingan sendiri.

2. Proyeksi Kekuatan, terbagi menjadi:

a. Proyeksi kekuatan sebagai bagian dari pengendalian laut, yaitu penggunaan

dari kapal-kapal TNI AL dan pasukan Marinir untuk memastikan pengendalian

dan terpeliharanya keamanan di laut dan daerah penting lainnya.

b. Proyeksi kekuatan untuk mendukung kampanye kekuatan darat dan udara.

Spektrum yang lebih luas ini meliputi operasi amfibi, penggunaan pesawat

angkut udara, bantuan tembakan kapal terhadap sasaran di darat, dalam

mendukung kampanye udara dan darat.

Peran

1. Peran Militer (Military/Defence)

Dilaksanakan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di laut dengan cara

pertahanan negara dan penangkalan. Menyiapkan kekuatan untuk persiapan

perang, menangkal setiap ancaman militer melalui laut, menjaga stabilitas kawasan

maritim, melindungi dan menjaga perbatasan laut dengan negara tetangga. Dalam

upaya pertahanan negara dan penangkalan ini dilaksanakan kegiatan ataupun

operasi untuk melindungi segenap aktifitas negara dalam eksplorasi dan eksploitasi

laut baik dari ancaman luar maupun dalam negeri, menyiapkan sistem pertahanan

laut yang handal, membangun kekuatan tempur laut yang siap untuk perang,

Page 12: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

14

membangun pangkalan-pangkalan dan fasilitas labuh bagi kapal-kapal, serta

menunjukan itikad damai terhadap negara tetangga. Peran militer dalam keadaan

perang ataupun konflik bersenjata pada hakekatnya adalah penggunaan kekuatan

secara optimal untuk memenangkan perang atau konflik bersenjata. Penggunaan

kekuatan diarahkan untuk menghadapi setiap agresi militer melalui laut, mencegah

musuh untuk menggunakan laut untuk kepentingannya, mengendalikan laut untuk

kepentingan nasional, mengamankan dan melindungi penggunaan laut bagi lalu

lintas manusia dan barang, menggunakan laut untuk proyeksi kekuatan ke darat,

serta mendukung operasi pemeliharaan perdamaian PBB.

2. Peran Polisionil (Constabulary)

Peran Polisionil TNI AL dilaksanakan dalam rangka menegakkan hukum di laut,

melindungi sumber daya dan kekayaan laut nasional, memelihara ketertiban di

laut, serta mendukung pembangunan bangsa, dalam hal ini memberikan kontribusi

terhadap stabilitas dan pembangunan nasional. Dilaksanakan di seluruh perairan

laut yurisdiksi nasional yang secara umum untuk memelihara ketertiban di laut.

Peran untuk melaksanakan tugas penegakkan dan hukum di laut diselenggarakan

secara mandiri atau gabungan dengan komponen kekuatan laut lainnya.

Pelaksanaan penegakan hukum dan pemeliharaan keamanan laut dengan cara

menggelar operasi laut di kawasan strategis dan operasi laut sehari-hari.

Dilaksanakan dalam upaya melindungi pemanfaatan kekayaan laut secara legal,

mencegah penyelundupan dan imigran gelap serta mencegah pelanggaran-

pelanggaran di laut lainnya.

Page 13: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

15

3. Peran Dukungan Diplomasi (Diplomacy Supporting)

Merupakan peran yang sangat penting seperti halnya setiap angkatan laut di

seluruh dunia. Dulunya dikenal sebagai Unjuk Kekuatan Angkatan Laut yang telah

menjadi peran tradisional angkatan laut. Maksudnya adalah penggunaan kekuatan

laut sebagai sarana diplomasi dalam mendukung kebijaksanaan luar negeri

pemerintah, dan dirancang untuk mempengaruhi kepemimpinan negara atau

beberapa negara dalam keadaan damai atau pada situasi yang bermusuhan.

Kehadiran di laut itu lebih merupakan sebagai duta bangsa yang berperan untuk

membentuk opini dan membangun kepercayaan antar negara. Kapal perang yang

melaksanakan tugas diplomasi ini harus memiliki kesiapan tempur yang prima,

mudah dikendalikan, memiliki mobilitas yang tinggi, memiliki kemampuan

proyeksi kekuatan ke darat, serta mampu untuk menampilkan sosok angkatan laut

yang kuat dan berwibawa sebagai simbol dari kekuatan, dan memiliki daya tahan

operasi yang tinggi.

3. Peran Lainnya

Disamping tiga peran di atas, TNI AL juga memiliki peran yang tidak kalah

pentingnya yaitu peran untuk melaksanakan operasi lain selain perang (Military

Operations Other Than War) dalam rangka memanfaatkan kekuatan TNI AL bagi

kepentingan bangsa dan negara. Peran tersebut mencakup tugas-tugas kemanusiaan

dan penanggulangan bencana, search and rescue, operasi perdamaian dan operasi

bantuan lainnya yang dibutuhkan.

Page 14: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

16

Visi dan Misi

Visi TNI AL adalah mewujudkan angkatan laut yang besar, kuat dan profesional

sehingga mampu mengemban tugas dan tanggung jawab untuk menegakkan

kedaulatan dan keamanan negara di laut. Sedangkan misinya adalah:

1. Melindungi dan menjaga keutuhan dan integritas bangsa dan negara.

2. Menegakkan kedaulatan dan keamanan di laut.

3. Mengamankan dan memperlancar pembangunan nasional khususnya

pembangunan kelautan.

4. Mewujudkan postur TNI AL yang besar, kuat dan profesional.

5. Ikut mewujudkan perdamaian dunia melalui diplomasi angkatan laut.

Angkatan Laut memiliki keunggulan dalam bidang teknologi persenjataan karena

merupakan satu-satunya matra yang meliputi teknologi perang seluruh matra lainnya.

Seperti kapal perang, kapal selam, pesawat, tank, meriam, serta persenjataan lainnya.

Semua alat berteknologi tinggi yang selalu mendapat pembaharuan setiap tahunnya

ini harus dikendalikan oleh orang-orang yang terampil di bidangnya. Menaiki kapal,

mengemudikan tank, mengawaki pesawat udara, dan mengoperasikan senjata-senjata

canggih (alat utama sistem senjata) membutuhkan tentara terbaik yang mampu

menjadi pimpinan pasukannya sekaligus memiliki pengetahuan yang tinggi di bidang

teknologi.

Page 15: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

17

2.3.2 Akademi Angkatan Laut

Profil

Akademi TNI Angkatan Laut atau disingkat AAL adalah Badan Pelaksana Pusat

Tingkat Mabes TNI Angkatan Laut yang berkedudukan langsung dibawah KASAL

dengan tugas pokok melaksanakan pendidikan pembentukan Perwira Sukarela TNI

Angkatan Laut tingkat Akademi. Sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi di

lingkungan TNI Angkatan Laut, AAL diharapkan mampu memberikan pembekalan

secara seimbang terhadap tuntutan kejuangan dan profesionalitas prajurit matra laut

sebagaimana motto yang dimiliki Akademi TNI Angkatan Laut yakni “Hree Dharma

Shanty” yang berarti:

Hree: Malu berbuat sesuatu yang bertentangan dengan sumpah prajurit.

Dharma: Kebaktian dan kewajiban terhadap tanah air dan bangsanya.

Shanty: Jiwa yang suci dan pikiran yang bersih dalam melaksanakan tugas.

Motto ini memberikan pesan bahwa keberhasilan tugas TNI Angkatan Laut pada

hakekatnya bertumpu pada kualitas anggota pengawak organisasi TNI Angkatan

Laut secara menyeluruh yang tereflesikan pada kadar kualitas intelektual dan kadar

kualitas moral sebagai cerminan dari tingginya tingkat profesionalisme dan

kejuangan prajurit matra laut.

Pada aspek kejuangan, setiap keluaran hasil didik AAL harus mampu menampilkam

sosok prajurit matra laut yang senantiasa memiliki sikap dan perilaku yang

mencerminkan pengamalan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan identitas prajurit TNI

Angkatan Laut yang terkandung dalam Pancasila, Sumpah Prajurit, Sapta Marga,

dan Trisila TNI Angkatan Laut sebagai tradisi terbaik di jajaran TNI Angkatan Laut.

Page 16: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

18

Pada aspek profesionalisme, setiap keluaran hasil didik AAL harus trampil,

menguasai bidang tugasnya serta adaptif terhadap perkembangan lingkungan sebagai

perwujudan dari sikap responsif terhadap dinamika tantangan tugas yang semakin

berat dimasa mendatang.

Sebagai calon pemimpin di masa mendatang, para Kadet diharapkan dapat

menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dalam semua aspek, baik dalam kegiatan

belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari di AAL. Di samping komitmen yang

tinggi tentang sikap dan perilaku, Kadet harus dapat tinggal bersama dalam satu

tempat serta dapat bekerjasama tanpa memandang suku, agama, ras, dan perbedaan-

perbedaan lain.

Selama pendidikan di AAL, para kadet akan diberikan berbagai macam ilmu yang

akan mendukung profesi mereka nantinya sebagai pimpinan-pimpinan di struktur

organisasi Angkatan Laut.

Tujuan

AAL sebagai bagian dari lembaga pendidikan di lingkungan TNI menganut falsafah

“Dwi Warna Purwa Cendikia Wusana”, dengan tujuan pendidikan mendidik Taruna

dan Perwira Siswa menjadi seorang Perwira TNI Angkatan Laut yang berjiwa

pejuang Pancasila dan Sapta Marga, yang memiliki kemampuan untuk menggunakan

dan mengamalkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan fungsi teknis

yang diarahkan pada spektrum pekerjaan dalam penugasan awal di kapal atau di

lapangan serta mampu mengembangkan pribadi sebagai kader pemimpin TNI

khususnya TNI AL.

Secara umum, sasaran pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk Lulusan

Akademi TNI AL sebagai perwira pejuang Sapta Marga yang memiliki kemampuan

Page 17: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

19

teknik dasar kematraan serta potensi ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu agar

mampu mengembangkan karier selama pengabdiannya.

Misi Akademis

Setelah lulus dan dilantik menjadi Letnan Dua (LetDa) oleh Presiden RI, para

perwira muda Angkatan Laut tersebut kelak diharapkan akan menjadi pemimpin

Angkatan Laut di masa mendatang yang tanggon (dapat diteladani dalam hal

keperibadian, sikap dan perilaku yang senantiasa menjadi contoh dan membawa

pengaruh positif bagi peningkatan kedewasaan maupun kemajuan lingkungannya),

tanggap, dan trengginas (lincah, terampil, atau tangkas) yang memiliki pola pikir ke

depan dan global.

Tahap Pendidikan

Pendidikan di AAL digabi menjadi 4 tahap yang meliputi:

Tahap 1:

Tahap penanaman watak dan jiwa keprajuritan serta pengenalan TNI Angkatan Laut,

melalui kegiatan Pendidikan Dasar Keprajuritan (Diksarjurit) di Akmil Magelang

yang diikuti selama tiga bulan dan Latihan Dasar Kematraan (Latsarmatra) di AAL

yang diikuti selama dua bulan.

Tahap 2:

Tahap penumbuhan watak dan jiwa keprajuritan dengan pembekalan Profesi Dasar

Perwira, Iptek Dasar Perwira, dan Iptek Dasar Umum yang diikuti selama dua tahun.

Tahap 3:

Page 18: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

20

Tahap pengembangan dengan memperdalam Iptek Dasar dan Pengenalan Profesi

Dasar Korps, yang diikuti selama satu tahun.

Tahap 4:

Tahap pemantapan, dengan memperdalam profesi dasar korps serta mempelajari

Iptek Lanjutan, yang diikuti selama tujuh bulan.

Korps

Akademi TNI Angkatan Laut terbagi menjadi 5 korps, yaitu:

1. Korps Pelaut

Diharapkan memiliki kemampuan dasar perwira sesuai dengan perannya di bidang

penugasan korps Pelaut. Mampu melaksanakan tugas sebagai Perwira Jaga Laut dan

memahami tugas-tugas Perwira Divisi di KRI tipe KRI Fatahillah serta mempunyai

kemampuan disiplin ilmu dan teknologi kelautan yang cukup untuk dikembangkan

selanjutnya.

Sasaran pendidikan :

a. Kualifikasi khusus.

b. Memiliki kemampuan dasar perwira korps Pelaut sesuai dengan perannya

dalam penugasan di lapangan.

c. Mampu melaksanakan tugas sebagai Perwira Jaga Laut pada KRI tipe

Korvet klas Fatahillah.

d. Memahami tugas Perwira Divisi Navigasi, Komunikasi, Senjata Atas Air,

Senjata Bawah Air, dan Pusat Informasi Tempur pada KRI tipe Korvet

klas Fatahillah.

Page 19: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

21

e. Memiliki potensi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

pertahanan dan teknik kesenjataan aspek laut, teknik manajemen,

kepemimpinan, hukum, komunikasi sosial tingkat akademi untuk

pengembangan karier sebagai kader pemimpin.

2. Korps Teknik

Diharapkan mempu melaksanakan tugas sebagai Perwira Jaga Mesin dan memahami

tugas-tugas Perwira Divisi Permesinan serta mempunyai disiplin ilmu dan teknologi

permesinan yang cukup untuk dikembangkan selanjutnya.

Sasaran Pendidikan :

a. Kualifikasi khusus.

b. Memiliki kemampuan dasar perwira sesuai dengan perannya di bidang

penugasan korps Teknik.

c. Mempunyai kemampuan dasar profesi perwira korps Teknik sebagai

pendukung administrasi logistik.

d. Mampu melaksanakan tugas profesi korps di lapangan sebagai Asisten

Kepala Divisi Mesin (Askadivsin) pada KRI tipe Korvet klas Fatahillah.

e. Mampu melaksanakan tugas profesi korps di lapangan sebagai pelaksana

perbaikan dan penyelamatan kapal.

f. Memiliki potensi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

teknik tingkat akademi untuk pengembangan karier sebagai kader

pemimpin.

3. Korps Elektronika

Page 20: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

22

Diharapkan mempu melaksanakan tugas sebagai Perwira Divisi Elektronika serta

mempunyai disiplin ilmu dan teknologi elektronika yang cukup untuk dikembangkan

selanjutnya.

Sasaran Pendidikan :

a. Kualifikasi khusus.

b. Memiliki kemampuan dasar perwira korps Elektronika sesuai bidang

penugasan dalam korps dan pendukung administrasi, logistik dan

personel.

c. Mampu melaksanakan tugas profesi perwira korps di lapangan sebagai

Asisten Perwira Divisi Ekasen di KRI tipe Korvet klas Fatahillah dan

perencanaan Sistem Pemeliharaan Terencana.

d. Mampu melaksanakan tugas profesi korps di lapangan sebagai Asisten

Perwira Divisi Elektronika, Navigasi, dan Komunikasi (Ekanavkom) di

KRI tipe Korvet klas Fatahillah dan perencanaan Sistem Pemeliharaan

Terencana.

e. Mampu melaksanakan tugas profesi korps di lapangan sebagai Asisten

Perwira Divisi Elektronika Kontrol Sistem dan Listrik (Ekakolins) di KRI

tipe Korvet klas Fatahillah dan perencanaan Sistem Pemeliharaan

Terencana.

f. Memiliki potensi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

senjata dan elektronika tingkat akademi, untuk pengembangan karier

sebagai kader pemimpin.

4. Korps Suplai

Page 21: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

23

Diharapkan memahami tugas-tugas Perwira Keuangan, Perbekalan dan Logistik,

Kesekretariatan dan administrasi personel serta memiliki kemampuan disiplin ilmu

ekonomi dan manajemen yang cukup untuk dikembangkan selanjutnya.

Sasaran Pendidikan :

a. Kualifikasi khusus.

b. Memiliki kemampuan dasar perwira korps Suplai sesuai bidang

penugasan korps Suplai.

c. Mampu melaksanakan tugas pengurusan dan administrasi keuangan serta

membuat pertanggungjawabannya.

d. Mampu melaksanakan pengurusan dan administrasi bekal material dan

bekal personel sesuai prosedur pembekalan di kapal dan di darat.

e. Mampu melaksanakan kegiatan administrasi umum TNI.

f. Memahami dan dapat melaksanakan tugas sebagai Asisten Kepala

Departemen Logistik di KRI Fatahillah.

g. Memiliki bekal ilmu pengetahuan tingkat akademi, untuk pengembangan

karier sebagai kader pemimpin.

5. Korps Marinir

Diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton Infantri, Senjata

Bantuan Marinir, serta memahami tugas-tugas sebagai Komandan Kompi Infantri

Marinir.

Sasaran Pendidikan :

a. Kualifikasi khusus.

Page 22: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

24

b. Mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Pleton Infanteri.

c. Memiliki kemampuan menembak kualifikasi senapan pistol.

d. Memiliki kemampuan Para Dasar (terjun payung).

e. Memiliki kemampuan Dasar Komando.

f. Mengetahui tugas lapangan komandan kompi.

g. Memiliki bekal kemampuan pengembangan.

Materi Pendidikan

1. Pentahapan

a. Tahap I terdiri dari Materi Dasar Umum pada semester 1 dan 2 diberikan sama

untuk semua korps.

b. Tahap II terdiri dari Materi Korps dan Iptek pada semester 3 s.d 7 untuk

masing-masing korps.

2. Susunan materi ajaran

a. Kualifikasi umum

Materi Ajaran ini diberikan pada seluruh korps (Korps Pelaut, Korps

Teknik, Korps Elektronika, Korps Suplai, Korps Marinir).

Page 23: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

25

Page 24: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

26

a. Kualifikasi khusus

Page 25: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

27

Page 26: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

28

Page 27: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

29

Page 28: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

30

Jenjang kepangkatan

Terdapat empat jenjang kepangkatan yang harus dilalui oleh segenap Taruna

Akademi TNI Angkatan Laut, yaitu:

Prajurit Kadet Kopral Kadet Sersan Kadet Sersan Mayor Kadet

Fasilitas

AAL menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar

seperti:

1. Pemusatan Sarana Praktek, yang terdiri dari Simulasi Anjungan Kapal, Simulasi

Pelatihan Radar, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, Laboratorium Optik,

Laboratorium Biologi, Laboratorium Bahasa.

2. Perpustakaan

3. Ruang internet

4. Museum

5. Sarana Olah Raga (Lapangan tenis, kolam renang, panjat tebing)

6. Lapangan Tembak

7. Sarana Ibadah (Masjid, Gereja, dan Pura)

8. Kesehatan

9. Salon Potong Rambut

10. Transportasi

11. Dermaga Halong

Persyaratan

Page 29: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

31

1. Warga Negara Indonesia, pria, beragama, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, bukan prajurit TNI dan

bukan anggota Polri.

2. Umur pada saat masuk pendidikan bulan Agustus tidak kurang 18 tahun dan

tidak lebih 22 tahun. Berkelakuan baik dan tidak kehilangan hak menjadi prajurit

TNI/TNI AL disertai Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Polres

setempat berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap.

3. Berbadan sehat jasmani dan rohani

4. Lulusan SMU / Madrasah Aliyah, program pendidikan A1 dan A2 atau program

IPA dengan Nilai NEM tidak kurang dari 41 atau nilai NEM tidak kurang dari 49

bagi yang visus mata minus -3/4 sampai dengan -1.

5. Bagi siswa kelas III SMU / Madrasah Aliyah nilai rata-rata rapor kelas III

semester I tidak kurang dari 6,5.

6. Belum pernah menikah dan sanggup tidak akan menikah selama dalam

pendidikan.

7. Tinggi badan sekurang-kurangnya 163 cm dengan berat badan seimbang.

8. Sanggup mengadakan Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama sepuluh tahun

terhitung mulai saat dilantik menjadi Perwira TNI / TNI AL, serta bersedia

ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

9. Harus ada persetujuan dari orang tua/wali bagi yang belum berusia 21 tahun.

10. Bagi yang sudah bekerja secara tetap sebagai pegawai/karyawan disertai dengan

surat persetujuan dari Kepala Instansi yang bersangkutan

11. Bersedia diberhentikan dari status pegawai, bila diterima menjadi Kadet AAL.

Page 30: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

32

12. Harus mengikuti dan lulus ujian/pemeriksaan yang meliputi : Postur dan lahiriah,

administrasi, kesehatan, kemampuan jasmani, psikologi, mental ideologi dan

kemampuan akademis meliputi PMP (PPKN), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Fisika, Kimia, dan Matematika.

Pendaftaran

1. Calon datang sendiri ke tempat pendaftaran yang ditunjuk dengan menunjukkan

dokumen asli dan menyerahkan: Fotocopy dari Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir

(2 lembar), KTP calo dan KTP orang tua/wali (2 lembar), Kartu Kelurga (2

lembar) STTB SD, SMP, SMU berikut DANEM (2 lembar)

2. Bagi mereka yang masih duduk di kelas III SMU melampirkan buku rapor kelas

I sampai dengan kelas III semester I, membawa surat keterangan dari Kepala

Sekolah bahwa calon adalah siswa kelas III yang terdaftar sebagai peserta Ujian

Akhir Nasional.

3. Pas photo hitam putih terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar.

2.4 DATA KOMPETITOR

Yang menjadi kompetitor dari Akademi Angkatan Laut adalah universitas-

universitas umum (non-militer) yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Umumnya universitas-universitas ini telah memiliki kesan tersendiri bagi para

remaja. Karena selain lebih dikenal, universitas-universitas ini lebih sering didengar

oleh banyak remaja. Misalnya dari majalah, televisi, bahkan dari kerabat atau teman

mereka. Para remaja di kota lebih banyak dikelilingi oleh orang-orang yang

melanjutkan pendidikan di universitas-universitas umum. Sehingga mereka tahu

Page 31: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

33

bagaimana universitas tersebut. Hal-hal yang membuat mereka lebih memilih untuk

melanjutkan pendidikan di universitas umum adalah karena di sana tidak dibutuhkan

fisik yang kuat untuk dapat lulus. Mereka dapat belajar tanpa mendapat tekanan

seperti pekerjaan fisik yang berat serta tingkat kedisiplinan yang tinggi.

2.5 TARGET KOMUNIKASI

Demografis

-Pria

-Berusia 16-22 tahun

-Berasal dari status sosial dan ekonomi B dan A

Geografis

-Berdomisili di kota besar

Psikografis

- Berorientasi pada hasil akhir

- Mandiri

- Suka tantangan

- Aktif di kegiatan luar ruangan

2.6 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

STRENGTH

- Lapangan kerja dan jenjang karier yang pasti

- Angkatan Laut memiliki keunggulan dalam teknologi, seperti peralatan

tempurnya yang canggih dan lengkap meliputi seluruh matra

- Merupakan kesempatan untuk melakukan aktualisasi diri

Page 32: BAB 2 SUMBER DATA DAN ANALISA 2.1 DATA DAN LITERATURthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-000096-DS Bab 2.pdfKurangnya informasi yang ada ini memperkecil kemungkinan mereka untuk mendaftarkan

34

WEAKNESS

- Gaji yang tidak terlalu besar

- Pendidikan yang berat

- Dibutuhkan keterikatan dan komitmen yang berat

OPPORTUNITIES

- Kecanggihan teknologi yang ada akan menarik remaja perkotaan yang hidup

dikelilingi oleh teknologi

- Pilihan lanjutan pendidikan baru yang belum pernah dipromosikan sebelumnya.

THREAT

- Banyaknya alternatif pendidikan lanjutan yang dimiliki remaja perkotaan

- Paradigma tentang militer yang ada pada jiwa remaja kota, seperti misalnya

militer itu kasar, tidak berpendidikan, dsb.