bab 2 organisasi dan manajemen proyek ok
DESCRIPTION
Laporan KPTRANSCRIPT
Laporan Kerja PraktekPembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA),
Bantul, Yogyakarta
BAB 2
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
2.1. Uraian Umum
Sistem manajemen yang baik diperlukan dalam suatu proyek untuk mendapatkan
suatu hasil yang diinginkan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian
proyek ini dilakukan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas
sebagai sistem kontrol yangakan mengendalikan dan menyelesaikan masalah
teknis maupun non teknis.
Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak sekali
mengandung resiko dan permasalahan serta ketidakpastian yang terlihat dalam
pelaksanaanya. Semakin besar suatu proyek maka semakin besar pula resiko dan
tingkat ketidakpastiannya.Mencapai hasil maksimal yang sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan, diperlukan suatu sistem kerja terpadu, disiplin kerja dan
adanya pembagian tanggung jawab yang jelas atau dengan kata lain diperlukan
adanya manajemen proyek yang tepat dan baik.
Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan
pengetahuan agar dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perencana, kontraktor dan pengawas harus bisa mengelola proyek
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Manajemen dan organisasi proyek ada tiga hal yang saling terkait yaitu:
a. Perencanaan, yaitu kegiatan merencanakan atau mendesain suatu bangunan
disertai dengan gambar dan hitungan.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I010901510
11Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
b. Pelaksanaan, yaitu kegiatan mengorganisasi dan mengkoordinasi pelaksanaan
pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c. Pengendalian, yaitu membandingkan hasil pekerjaan (output) dengan rencana
yang telah ada. Jika tidak sesuai maka dapat segera diambil langkah untuk
mengatasi keadaan tersebut.
2.2. Unsur-unsur Pengelola Proyek
Pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang dimulai dari proses perancangan,
perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai pemanfaatan dan
perawatannya adalah proses tahapan yang harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
Proses ini memiliki bermacam-macam unsur pendukung saling berkaitan satu
sama lain, dimana setiap unsur tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri-sendiri,
akan tetapi tetap akan saling terkait dalam melaksanakan tugasnya. Setiap unsur
mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mengatur setiap
unsur diterapkan sistem manajemen yang merupakan alat bantu untuk menjamin
terlaksananya proyek dengan baik.
Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA ini, pemilik proyek (owner) tidak
langsung menunjuk seseorang untuk mengerjakan proyek tersebut, tetapi melalui
proses pelelangan (tender) terlebih dahulu. Pelelangan (tender) tersebut
dimenangkan oleh PT. Anditama Wahana Sejahtera.
Adapun unsur-unsur pengelola Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA terdiri
dari:
a. Pemilik Proyek (Owner) :
Departemen Pekerjaan Umum
b. Konsultan Perencana:
PT. Parentjana Djaja
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
12Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
c. Pelaksana/Kontraktor:
PT. Anditama Wahana Sejahtera
2.2.1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek merupakan pihak yang mempunyai ide dan memiliki sarana untuk
mewujudkan ide tersebut sehingga memberikan hasil sesuai dengan tujuannya. Ide
tersebut disampaikan kepada seorang ahli atau badan hukum untuk mengerjakan
ide tersebut sesuai dengan rencana dan besarnya biaya.
Fungsi dari Pemilik proyek (Owner) adalah melakukan pembayaran atas prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (konsultan
perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor) berdasarkan
perjanjian yang telah disepakati bersama.
Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA ini sebagai pemilik proyek adalah pihak
Kementrian Pekerjaan Umum yang mempunyai wewenang dan kewajiban sebagai
berikut:
a. Mempunyai wewenang penuh dalam menentukan dan mengangkat Konsultan
Perencana, Pengawas dan Kontraktor Utama dalam pembangunan proyek
tersebut.
b. Memiliki ide dan gagasan dalam penyediaan areal dan biaya perencanaan,
pengawasan dan pelaksanaan pekerjan serta memiliki kewenangan penuh
terhadap proyek, berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai
dengan gambar rencana.
c. Menyediakan biaya bagi realisasi proyek termasuk pembayaran bagi pihak
yang terlibat sesuai kontrak.
d. Bersama-sama pengawas memonitoring perkembangan proyek dan berhak
memberi instruksi kepada pelaksanaan sesuai dengan mekanisme yang ada.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
13Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
e. Berhak mencabut tugas Konsultan Perencana, Pengawas dan Kontraktor
Utama apabila dipandang ketiga lembaga tersebut tidak mampu melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya dengan lembaga yang lain.
f. Menerima pekerjaan yang telah selesai dan menyetujuinya.
2.2.2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari
pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar
bestek atau gambar konstruksi. Proyek pembangunan RUSUNAWA Bantul ini,
menggunakan jasa konsultan perencana PT. Perentjana Djaja
Fungsi dari Konsultan Perencana adalah :
a. Melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan dan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi.
b. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.
c. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pimpro/Pimbagpro.
Tugas dan wewenang Konsultan Perencana antara lain:
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan
bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat Rencana
Anggaran Biaya proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari Owner, baik untuk
perancangan struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan
syarat–syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
b. Bila sketsa tersebut disetujui, kemudian dibuat gambar-gambar lengkap
dengan detail-detailnya.
c. Membuat perhitungan struktur.
d. Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
14Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
e. Mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek.
f. Merencanakan setiap perubahan rencana dari rencana semula akibat adanya
kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan dapat mempertanggungjawabkan
hasil rencana perubahan kepada Pemilik Proyek (Owner).
g. Memberikan saran kepada pemilik proyek, terutama jika ada masalah dalam
pelaksanaan proyek.
2.2.3. Konsultan Manajemen Konstruksi
Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA yang ditunjuk sebagai Konsultan
Manajemen Konstruksi adalah PT. Widha Konsultan. Konsultan Manajemen
Konstruksi membentuk badan pengawas proyek yang tugasnya mengawasi
pekerjaan di lapangan. Tujuan badan pengawas adalah mengkoordinasikan
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan di lapangan agar sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
Fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi adalah:
a. Melaksanakan kegiatan pengawasan yang biasanya merupakan tugas
konsultan Pengawas pada proyek yang tidak menggunakan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi,
baik ditingkat program maupun tingkat operasional.
c. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Pimpro/Pimbagpro.
Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai tugas antara lain:
a. Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan.
b. Mengontrol pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan gambar kerja (shop
drawing) dan membuat laporan tentang kemajuan proyek.
c. Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh
pelaksana.
d. Mengevaluasi dan menyetujui revisi gambar yang diajukan perencana.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
15Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
e. Memberi saran dan peringatan kepada pelaksana apabila dinilai kurang baik
pelaksaannya atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2.2.4. Pelaksana/Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan
proyek oleh pemberi tugas melalui prosedur lelang maupun ditunjuk secara
langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak (Rencana
Kerja, syarat–syarat dan gambar) dengan biaya sesuai kontrak yang mereka
sepakati. Dalam Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA yang ditunjuk sebagai
pelaksana adalah PT. Anditama Wahana Sejahtera
Fungsi Kontraktor:
1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.
2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pimpro/pimbagpro.
Tugas dan wewenang pelaksana antara lain:
1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian
pemborongan.
2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat–syarat
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar
kerja, bestek).
3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas.
4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan–kerusakan atau kekurang sempurnaan
pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua
biayanya.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
16Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
7. Bertanggung jawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang
ditunjuk pemilik untuk melaksanakan proyek.
8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan materil dan peralatan
yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan
melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.
10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.
11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas
secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,
prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan
bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.
12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang
diakibatkan oleh hal yang bersifat diluar dugaan dan mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek (Owner).
Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi
kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Pelaksana juga berkewajiban
mengajukan usul kepada pengawas dan owner apabila ada kesulitan.
2.2.5. Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-
unsur pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha
mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga
pekerjaan bisa terkoordinir dengan baik.
Hubungan kerja ini memiliki koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak yang
terkait. Pengertian dari koordinasi dan komunikasi dalam ketatalaksanaan suatu
kegiatan proyek. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk
menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak
sesuai peraturan yang ada, sehingga organisasi proyek dapat berfungsi sebagai
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
OWNER
KONSULTAN PERENCANA
MANAJEMEN KONSTRUKSI
KONTRAKTOR
HUBUNGAN KONTRAKTUAL
HUBUNGAN FUNGSIONAL
17Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
kesatuan yang harmonis, tangguh, dan bijak dalam mewujudkan setiap
rencana.Hubungan kerja antar unsur-unsur pelaksana proyek dapat dilihat pada
Gambar2.1.
Gambar 2.1. Hubungan antar Pihak dalam Proyek Pembangunan.
2.3. Struktur Organisasi Kontraktor/Pelaksana Proyek
PT. Anditama Wahana Sejahtera sebagai kontraktor pelaksana proyek Pekerjaan
Pembangunan RUSUNAWA membentuk badan pelaksana proyek yang tugasnya
melaksakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan badan
pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dengan
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
PRESIDENT DIRECTORAGOES SOEPRAPTO
OPR & ENGMURSI MUCHTIAR
OPERATOR MANAGERFX. EDDY MULYONO
PROJECT MANAGERTRI BASUKI RAHMAT
ENGINEERINGHANU
OPERATIONANDRE Y
ADMINISTRATIONHENDRA MULYANI
SITE ENGINEER
ROY K.LOGISTICIWAN J.S
SUPERVISORNARKUNA
SURVEYORADI S.
FINANCE & ACC
SULISTYO
GENERAL AFFAIR
HENDRA M.
DRAFTERAGUNG
GUNAWAN
WARE HOUSE
AHMAD N.
ASS. SURVEYORPURWADI
DRIVERSARWANTO
OFFICE BOYSUTARNO
18Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
sistem kerja yang jelas dan terarah. Unsur-unsur dalam badan ini mempunyai
tanggung jawab dan kewajiban masing-masing yang semuanya dikoordinasi oleh
Manajer Proyek.Struktur organisasi kontraktor dapat dilihat pada Gambar 2.2.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
19Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Kontraktor
2.3.1. Manajer Proyek (Project Manager)
Manajer Proyek atau Project Manager berkedudukan sebagai penanggung jawab
proyek. Tugas dan tanggung jawab manajer proyek adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara package
project.
b. Menjelaskan kepada tim proyek mengenai QA prosedur dan QC prosedur
c. Mengatur sistem pelaksanaan proyek.
d. Membuat master schedule dan memberi penghargaan dalam membuat time
schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya serta
menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi kesalahan
atau penyimpangan.
e. Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.
f. Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.
g. Mengkoordinir semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal teknis
maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
ruang lingkup internal dan eksternal.
h. Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan mempertimbangkan faktor
kelayakan teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh
konsultan perencana.
i. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek atau badan
yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan yang dilakukan.
j. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan rencana
pelaksanaan proyek.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
20Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
k. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Project
Director/Operation Director.
2.3.2. Sekretaris & DCC
Tugas dan Tanggung jawab Sekretaris Proyek meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas administrasi perkantoran. meliputi surat menyurat, pembuatan laporan,
filling.
b. Tugas resepsionis. Meliputi making call, melayani tamu, menyusul jadwal
pertemuan pimpinan.
c. Tugas sosial. Meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan
selamat kepada relasi, mempersiapkan resepsi/jamuan acara resmi kantor.
d. Tugas insidentil. Meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan presentasi,
dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.
2.3.3. Project Construction Manager
Project Construction Manager adalah seseorang atau badan hukum yang diberi
kuasa untuk melaksanakan pembangunan proyek di bawah persyaratan-
persyaratan yang telah disepakati.
Tugas dan tanggung jawab Project Construction Manager antara lain:
a. Memahami gambar kerja dan spesifikasi kerja.
b. Bersama Manajer Proyek menyusun metode konstruksi dan jadwal
pelaksanaan proyek.
c. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah disepakati.
d. Mengadakan hubungan langsung dengan unit-unit lain untuk kelancaran tugas.
e. Mengkoordinasikan site manager dan site supervisor mengenai setiap jenis
pekerjaan yang berkaitan dengan proyek kepada Project Manager.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
21Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
2.3.4. Site Engineer
Manager Lapangan atau Site Engineer mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada PM (Project Manager).
b. Mempersiapkan laporan-laporan progress laporan mingguan (weekly report)
dan laporan bulanan (monthly report).
c. Membuat/mempersiapkan jadwal mingguan (weekly schedule) untuk progress
pekerjaan.
d. Mempersiapkan Quality Control prosedur dan Quality Assurance prosedur.
e. Memberikan pengarahan kepada chief supervisor yang dipimpinya.
f. Review schedule dengan sistem “S”curve.
g. Membantu PM (Project Manager) dalam evaluasi package system.
h. Membantu PM (Project Manager) dalam mempersiapkan contract package
system.
2.3.5. Site Supervisor
Site Supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Memahami gambar kerja dan spesifikasi kerja.
b. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Project Construction
Manager.
c. Memberikan pengarahan kepada supervisor yang dipimpinnya.
d. Menyiapkan laporan kerja borongan dengan melakukan pengukuran prestasi
mandor dan tenaga kerja.
e. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.
2.3.6. Supervisor
Supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Chief Supervisor.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
22Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
b. Memberikan pengarahan kepada Kontraktor dilapangan.
c. Memberikan bahan-bahan untuk laporan mingguan (weekly report).
d. Mencatat kemajuan pekerjaan setiap hari (all report) dalam bentuk
prosentase.
e. Menyusun sample-sample material yang dipersiapkan oleh Kontraktor.
f. Melaksanakan test material sesuai dengan prosedur yang ada (technical
spesification).
g. Mengawasi hasil pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan gambar dan
spesifikasi yang ada.
h. Bila dipandang perlu minta kepada kontraktor pelaksana untuk
mempersiapkan shop drawing untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Perencana.
2.3.7. Bagian Administrasi
Bagian Administrasi Proyek yang mengurusi masalah surat-surat keluar dan
masuk, seperti surat kontrak, perjanjian dan lain-lain.
Bagian Administrasi Proyek mempunyai fungsi, tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Manajer Proyek (Project
Manager) tentang masalah administrasi proyek.
b. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke Pemilik Proyek
(Owner).
c. Bekerjasama dengan Engineer didalam mempersiapkan paket-paket
pekerjaan.
d. Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing
kontraktor/spesialis.
e. Memeriksa kelengkapan administrasi invoice kontraktor sebelum disetujui
oleh Manajer Proyek (Project Manager).
f. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing Site Manager.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
23Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
g. Bekerjasama dengan Site Manager di dalam mempersiapkan laporan (Weekly
Report dan Monthly Report).
2.3.8. Bagian Logistik dan Peralatan
Logistik adalah orang yang bertanggung jawab atas bahan dan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Adapaun tugas dan wewenang bagian
logistik adalah:
a. Bersama Site Manager membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan
proyek yang dibutuhkan.
b. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa peralatan
yang diperlukan.
c. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.
d. Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,
penyimpanan, dan pemakaian bahan.
e. Melaksanakan pemeliharaan bahan dan peralatan sehingga siap pakai.
f. Mengadakan mobilisasi dan demobilisasi sesuai dengan jadwal penggunaan
alat dan bahan.
g. Membuat laporan manajerial tentang penggunaan bahan dan peralatan selama
pelaksanaan proyek.
2.3.9. Mandor
Mandor adalah orang yang ditunjuk oleh pelaksana untuk mengatur dan
mengkoordinir tenaga kerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
keterampilan dan keahlian masing-masing.
2.3.10. Tenaga Kerja
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
24Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan melaksanakan pekerjaan
di lapangan secara langsung dari waktu yang telah ditentukan dengan mendapat
upah yang diterima setiap hari, mingguan maupun bulanan.
2.4. Rencana Kerja
Rencana kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di
proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, pengendalian
proyek lebih mudah dan berjalan lancar.
Kesinambungan kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang
bersamaan dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama.Perencanaan kerja
diperlukan agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila terjadi
penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari
penyelesaiannya.
Faktor-faktor penghambat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rencana
kerja, antara lain:
a. Keadaan cuaca yang tidak mengiijinkan untuk meneruskan pekerjaan,
misalnya hujan lebat.
b. Lokasi proyek yang sempit, sehingga mobilitas material bahan bangunan
terhambat.
c. Keterlambatan penyediaan bahan material.
2.4.1. Network Planning (time schedule)
Network planning (NWP) adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan
yang menggunakan alur, urutan waktu, dan jenis aktivitas. Prosedur penyusunan
Network planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut:
a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.
b. Menghitung volume tiap pekerjaan.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
25Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
c. Mempelajari saling ketergantunagn setiap pekerjaan dan penyusunan diagram
network.
d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan
tidak boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.
Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network planning (NWP) suatu proyek
adalah:
a. Durasi (duration)
adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.
b. Dummy
Adalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak menbutuhkan waktu
dan tenaga kerja.
c. Free floating
Adalah jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjang tanpa
mempengaruhi aktivitas berikutnya atau keseluruhan.
2.4.2. Kurva S
Kurva S merupakan time scheduleyang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap
waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah
dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan
yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S.
Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:
Bobot Pekerjaan =biaya suatu jenis pekerjaanbiaya total
x 100 %
Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam
pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan
pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
26Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.
Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang dan yang
akan diselesaikan.
b. Mengkontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada
perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan
dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik
jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.
c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
apakah sesuai dengan rencana.
2.5. Pengendalian dan Pengawasan Proyek
Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak
dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek
harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlangsung. Peninjauan
secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode
pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai
dasar untuk membandingkan kemajuan proyek.
Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang
diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis
dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan
antara lain:
a. Pengendalian mutu (Quality Control).
b. Pengendalian biaya (Budget Control).
c. Pengendalian waktu (Time Control).
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
27Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok
dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta
mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi
penyimpangan.
Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu:
a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.
b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.
c. Waktu penyelesaian pekerjaan.
2.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan
pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan
berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu
diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam kontrak kerja.
Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan konsultan
manajemen konstruksi. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan
melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor.
Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya
masing-masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala kepada project
manajer untuk dilaporkan kepada direktur utama.
2.5.2. Pengendalian Biaya (Budget Control)
Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada
proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
28Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan
pengeluaran beberapa hal.
a. Material atau Bahan
Pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak
terjadi pembuangan material secara berlebihhan. Hal tersebut dapat dicapai
dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan.
Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal
kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah
dan jenis material yang diperlukan, sehingga tidak terjadi pembuatan material
secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas
apakah volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu
dengan cara mengukur bak truck dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di
dalamnya.
Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang
dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian
material yang digunakan ini, misal: bahan material semen dimana pengawas
berhak memeriksa semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat
menyatakan menerima atau menolak semen tersebut.
b. Peralatan
Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat
diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang
akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan
jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat
keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya
masalah teknis.
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
29Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
c. Tenaga Kerja
Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal
antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Pengamatan pada proyek yang ditinjau, jumlah tenaga kerja yang
digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya
pekerja yang beristirahat saat jam kerja.
Berdasarkan poin-poin di atas dapat diketahui bahwa pengendalian biaya
pelaksanaan pada proyek Pembangunan RUSUNAWA telah dilaksanakan dengan
baik.
2.5.3. Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar
pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang
didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis
dalam suatu kerangka target waktu. Tidak boleh terjadi keterlambatan waktupada
lintasan kritis, karena akan mempengaruhi umur proyek.Monitoring dan
pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network planning yang
selanjutnya akan digunakan Critical Path method (CPM) untuk dapat
mengendalikan waktu dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan
dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan.
Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan
proyek.
a. Man Power Schedule
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
30Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
Man power schedule merupakan bagian yang menganalisa kebutuhan tenaga kerja
untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot
kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang
pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu
(hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan,
dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal
kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan
menurun saat akhir pekerjaan.
b. Material Schedule
Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.
Material schedulemenyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan
untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan Material schedule diperlukan untuk
menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis
material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.
Proyek Pembangunan RUSUNAWA dalam pengendalian waktu secara riil dapat
dimonitoring langsung dengan kurva S, sehingga dapat diketahui perencanaan,
pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa
dikendalikan. Bentuk Material scheduleyang diterapkan dalam kurva S
merupakan grafik hubungan antara bobot prestasi pekejaan dengan waktu
pelaksanaan.
Prestasi pekerjaan dapat diketahui dengan menghitung bobot tiap jenis pekejaan
dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian dibuat
rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan,
kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan terlebih
dahulu.
Adapun fungsi sebenarnya dari kurva S adalah:
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015
31Laporan Kerja Praktek
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta
a) Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat sehingga jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat memenuhi jadwal yang ditentukan.
b) Untuk mempermudah bagi direksi atau pengawas dalam memeriksa dan
menilai sampai dimana prestasi kerja kontraktor.
Selama kerja praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah
dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:
a) Pengawasan Pekerjaan Penulangan
Pengawasan pekerjaan penulangan meliputi pekerjaan pemotongan,
pembengkokan, perangkaian tulangan, pengecekan diameter tulangan, pengecekan
jarak antar tulangan, penyambungan tulangan, jari-jari pembengkokan tulangan
serta pemeriksaan kesesuaian hasil perakitan telah sesuai dengan desain gambar.
b) Pengawasan Pekerjaan Bekisting
Pengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan triplek
dari kayu meranti yang memiliki tebal 15 mm. Pengecekan juga dilakukan pada
balok-balok kayu yang digunakan sebagai bekisting. Pemasangan bekisting
kolom, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur ukuran kolom dari as ke
as, sehingga didapat kolom yang simetris dan seragam. Papan yang digunakan
dalam bekisting plat adalah papan yang kuat menahan beban beton, sehingga
papan tidak melengkung dan menghasilkan permukaan yang rata.
c) Pengawasan Pekerjaan Cor
Proyek pembangunan RUSUNAWA ini pemadatan dilakukan dengan dua cara,
yaitu pemadatan manual dan pemadatan dengan vibrator. Pemadatan manual
menggunakan kayu panjang ataupun besi yang ditusuk-tusukkan ke beton atau
yang sedang di cor. Pemadatan manual ini dilakukan pada daerah pengecoran
yang jangkauannya masih mudah
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan
I0109015