bab 2 manajemen

12
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi Operan Operan adalah teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna (Kuntoro, 2010). Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam (Taylor, 1993). Operan perawat dulunya dilakukan dengan cara tradisonal, yaitu: Dilakukan hanya di meja perawat. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnyaan pertanyaan atau diskusi. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum. Tidak ada kontirbusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status

Upload: giovanny-sumeinar

Post on 11-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

operan

TRANSCRIPT

BAB 2Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi OperanOperan adalah teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna (Kuntoro, 2010). Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam (Taylor, 1993).Operan perawat dulunya dilakukan dengan cara tradisonal, yaitu: Dilakukan hanya di meja perawat. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnyaan pertanyaan atau diskusi. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum. Tidak ada kontirbusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date. Operan tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat dengan pasien (Kassesan and Jagoo, dalam JCI, 2010).Operan perawat secara modern dengan teknik SBAR adalah dengan menggunakan format pendokumentasian teknik SBAR pada masing-masing pasien tiap shift, buku catatan operan, dan rekam medik pasien. Menyampaikan keadaan pasien dan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan dan kemajuan keadaan pasien setelah tindakan dilakukan di nurse station. Setelah itu operan dilanjutkan dengan melihat keadaan pasien secara langsung dan menanyakan kepada pasien tentang kemajuan keadaan pasien dan keluhan yang masih dirasakan, dan pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. Hal ini memungkinkan terjalin komunikasi yang efektif baik antara pasien dan perawat dan sesama perawat antar shift ( JCI, 2010).

2.2 Tujuan OperanTujuan operan disini antara lain: Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien secara berkesinambungan (Kuntoro, 2010)

2.3 Manfaat OperanManfaat dari operan antara lain: Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.Hal-hal yang perlu disampaikan dalam operan, yaitu: Identitas pasien dan diagnosa medis Masalah keperawatan yang masih muncul Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorik/pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan Prosedur rutin yang biasa dilakukan pada perawatan pasien dan hal-hal yang perlu disampaikan perawat dalam perawatan pasien.

2.4 Metode Operana. Timbang terima dengan metode tradisionalBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) disebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah: Dilakukan hanya di meja perawat Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.b. Timbang terima dengan metode bedside handoverMenurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya: Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up todate Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khususBedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:a. Menggunakan Tape recorderMelakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one waycommunicationb. Menggunakan komunikasi oral atau spoken Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusic. Menggunakan komunikasi tertulis writtenMelakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.

Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi. Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut :a. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasienb. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi, pelayanan, kodisi dan kondisisaat ini serta yang harus diantipasic. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.d. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi sebelumnyae. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi atau terlupa.

2.5 Prosedur dan Langkah Langkah OperanLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siapb. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikanc. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi : Kondisi atau keadaan klien secara umum Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan Rencana kerja untuk dinas yang menerima operand. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-burue. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan klienHal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:1. Persiapan Kedua kelompok dalam keadaan siap Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan2. PelaksanaanDalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operanb. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkanc. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnyad. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah : Identitas klien dan diagnosa medic Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan Intervensi kolaborasi dan dependen Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.3. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas4. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci5. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.6. Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

2.6 Efek OperanOperan sebagai salah satu cara dalam menyampaikan laporan yang berkaitan dengan keadaan klien tentunya melibatkan komunikasi antar perawat, dengan demikian operan jaga memiliki efek-efek yang dapat berpengaruh pada diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada klien. Efek-efek tersebut adalah sebagai berikut :a. Efek FisiologiKualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan yang dapat muncul dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama jam kerja malam. Selain itu, untuk perawat yang menerima operan pada shift jaga malam cenderung akan memiliki penurunan kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah, menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.b. Efek PsikososialEfek ini berpengaruh pada kehidupan keluarga dan sosial seorang perawat yang menerima operan untuk shift jaga. Perawat dapat kehilangan waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.c. Efek KinerjaKinerja dapat menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terdapap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.d. Efek Terhadap Keselamatan KerjaDilaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per tenaga kerja. Namun, ada juga penelitian yang menyebutkan frekuensi kecelakaan lebih tinggi pada shift pagi hari.

2.7 Dokumentasi OperanHal-hal yang perlu ada dalam dokumetasi operan antara lain : Identitas klien Diagnosa medis klien Dokter yang menangani Kondisi saat klien ini Masalah Keperawatan Intervensi yang sudah dilakukan Intervensi yang belum dilakukan Tindakan kolaborasi Rencana umum dan persiapan lain Tanda tangan dan nama terang

2.8 Evaluasi OperanEvaluasi dalam Timbang Terima (Operan) :a. Evaluasi Struktur Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.b. Evaluasi ProsesProses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien. c. Evaluasi Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik