bab 2 landasan teori - bina nusantara | library...

40
22 Bab 2 Landasan Teori Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa Jepang, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan kedudukan aspek dan kala dalam bahasa Indonesia sebagai perbandingannya. 2.1 Teori Kedudukan Aspek Dalam Bahasa Indonesia Menurut Chaer (2007: 259), aspek atau aspektualitas adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses. Menurut Chaer (2007:259) dari berbagai bahasa dikenal adanya berbagai macam aspek , antara lain: 1. Aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan perbuatan terus berlangsung. 2. Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai. 3. Aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung. 4. Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang. 5. Aspek perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai. 6. Aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar. 7. Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir. Dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan aspek perfektif digunakan unsur leksikal sudah seperti pada kalimat (1); untuk menyatakan aspek inseptif, baru mulai, digunakan partikel pun dan lah seperti dalam kalimat (2); dan untuk menyatakan aspek repetitif

Upload: vohuong

Post on 16-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

22

Bab 2

Landasan Teori

Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa Jepang, penulis terlebih

dahulu akan menjelaskan kedudukan aspek dan kala dalam bahasa Indonesia sebagai

perbandingannya.

2.1 Teori Kedudukan Aspek Dalam Bahasa Indonesia

Menurut Chaer (2007: 259), aspek atau aspektualitas adalah cara untuk memandang

pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses.

Menurut Chaer (2007:259) dari berbagai bahasa dikenal adanya berbagai macam aspek ,

antara lain:

1. Aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan perbuatan terus berlangsung.

2. Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai.

3. Aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung.

4. Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang.

5. Aspek perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai.

6. Aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar.

7. Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.

Dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan aspek perfektif digunakan unsur leksikal

sudah seperti pada kalimat (1); untuk menyatakan aspek inseptif, baru mulai, digunakan

partikel pun dan lah seperti dalam kalimat (2); dan untuk menyatakan aspek repetitif

Page 2: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

23

bisa dilakukan secara morfemis, yaitu dengan sufiks –i seperti tampak pada kalimat (3)

berikut.

(1) Dia sudah makan.

(2) Dia pun berjalanlah.

(3) Dia memukuli pencuri itu.

Selain itu, dalam bahasa Indonesia ada juga aspek yang sudah dinyatakan secara

inferen oleh tipe verbanya. Misalnya, verba mengiris seperti dalam kalimat (4) dan verba

memukul seperti dalam kalimat (5) sudah menyatakan aspek momentan, perbuatan

berlangsung sebentar.

(1) Ibu mengiris bawang itu

(2) Dia memukul adiknya

2.1.1 Pengungkapan Makna Aspek

Tadjuddin (2005) membagi pengungkapan makna aspek dalam dua bentuk, yaitu

pengungkapan makna aspek dalam bentuk morfologi dan sintaksis.

1. Pengungkapan Makna Aspek Dalam Bentuk Morfologi

a. Dengan memakai sufiks –i

Verba bersufiks –i mengandung berbagai makna aspek. Makna yang muncul melalui

verba bersufiks –i ini menurut Tadjuddin (2005:112-117) Adalah:

1. Makna Iteratif

Yaitu makna yang menyatakan perbuatan berkali-kali atau berulang-ulang.

Contoh:

Page 3: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

24

Meskipun Raden memukulinya dengan sekuat tenaga, kuda itu kan sudah tua,

tidak mungkin bisa lari kencang.

2. Makna Distributif

Artinya menggambarkan situasi kedistribusian (menuntut banyak objek). Bisa

bermakna kegiatan yang berlangsung terus menerus tanpa putus dengan

contoh:

Ibu sedang memetiki daun-daun bunga yang kering di kebun.

Bisa juga bermakna kegiatan atau perbuatan yang setelah selesai dilakukan

maka kegiatan atau perbuatan itu berhenti/berakhir dengan sendirinya.

Contoh:

Ibu sedang memetiki sehelai daun bunga yang kering di kebun.

3. Makna Kooperatif

Makna ini menuntut subjek yang banyak yang secara bersama-sama melakukan

perbuatan yang sama sehingga memiliki makna ‘banyak’.

Contoh:

Bom-bom menghujani kota bagdad.

4. Makna Terminatif

Yaitu makna yang menyatakan mencapai tempat tujuannya.

Contoh:

Pada hari itu penduduk beramai-ramai mendatangi rumah dukun cabul itu.

5. Makna Progresif

Makna ini menggambarkan situasi yang keberlangsungannya bersifat

sementara. Makna ini dapat diamati pada kemungkinan dilakukannya

pergantian sufiks –i dengan pemarkah aspek progresif sedang dan, dengan

Page 4: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

25

demikian, dapat ditafsirkan dengan sedang melakukan sesuatu yang disebut

oleh pangkal di/ pada/ bagi/ objek.

Contoh:

a. Ia menaiki tangga.

b. Ia sedang naik di tangga.

6. Makna kontinuatif

Yakni makna yang menggambarkan situasi yang berlangsung berketerusan.

Oleh karena itu sufiks –i di sini dapat diganti dengan pemarkah leksikal aspek

kontinuatif tetap.

Contoh:

a. Bagaimana pun, ia mencintai suaminya.

b. Bagaimana pun, ia terus cinta pada suaminya.

7. Makna Resultatif

Makna resultatif, yaitu menggambarkan situasi yang berlangsung dengan hasil

tertentu.

Contoh:

a. Ayah menggulai kopinya. (Sekarang kopinya bergula/manis).

b. Perempuan genit itu memerahi pipinya. (Sekarang pipinya berwarna merah).

b. Dengan memakai bentuk se-

Slametmuljana dalam Tadjuddin (2005:126) berpendapat bahwa bentuk se- tipe

setiba itu merupakan “kata perangkai kalimat waktu” atas dasar pertimbangan bahwa,

menurutnya, “kata meninggal, datang, berangkat, pulang, tiba, sampai di dalam bahasa

Indonesia ternyata dipandang serupa dengan telah, belum, dsb”. Akan tetapi, hasil

Page 5: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

26

pengamatan menunjukkan bahwa yang sama dengan setelah di sini bukanlah

keseluruhan setiba, melainkan hanya se- itu sendiri.

Konjungsi (subordinatif) setelah dapat ditafsirkan dengan frasa ketika telah. Jika se-

pada bentukan tipe setiba dapat disubstitusi dengan setelah, maka setiba itu sendiri dapat

ditafsirkan dengan ketika telah tiba.

Contoh:

a. Setiba di Halim, begitu cerita Mangil, kami melihat Pangau

Omar Dhani dan Deputinya Leo Watimena berdiri di depan

markas AURI.

b. Ketika telah tiba di Halim, begitu cerita Mangil, kami melihat

Pangau Omar Dhani dan Deputinya Leo Watimena berdiri di

depan markas AURI.

Pada kalimat di atas konteks kalimat mengacu pada waktu lampau. Jika konteks

mengacu ke waktu nonlampau, substitusi se- yang bukan dengan ketika telah, melainkan

dengan kalau telah/kalau sudah atau jika telah/jika sudah.

Contoh:

a. Sesampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.

b. Kalau sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.

c. Ketika sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.

2. Pengungkapan Makna Aspek Dalam Bentuk Sintaksis

Menurut Tadjuddin (2005:155) pengungkapan makna aspek dalam bentuk sintaksis

dapat dinyatakan dengan pemakaian partikel sudah, telah, belum dan akan. Partikel

belum dikatakan beroposisi dengan sudah dan akan beroposisi dengan telah. Partikel

Page 6: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

27

sudah dikatakan bermakna perfektif, sedangkan belum bermakna imperfektif dan akan

dikatakan bermakna “future” dengan contoh-contoh sebagai berikut:

(1) a. Sudah waktinya buah kelapa itu dipetik.

b. Saya tidak merokok lagi kalau ayah sudah datang.

(2) a. Pertemuan itu telah mereka laksanakan kemarin.

b. Permohonan cutinya telah diajukan seminggu yang lalu.

(3) a. Ali sudah membaca buku itu.

b. Ali belum membaca buku itu.

c. Ali akan membaca buku itu.

2.2 Teori Kedudukan Kala Dalam Bahasa Indonesia

Menurut Chaer (2007:260-261), kala atau tenses adalah informasi dalam kalimat

yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang

disebutkan di dalam predikat. Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah

lampau, dan akan datang. Beberapa bahasa menandai kala secara morfemis; artinya,

pernyataan kala itu ditandai dengan bentuk tertentu pada verbanya. Berikut adalah

contoh kala dari bahasa Jepang yang menunjukkan bentuk kala sekarang dan kala

lampau.

Kala kini Kala lampau Makna

Arukimasu arukimashita berjalan

Ikimasu ikimasita pergi

Kimasu kimasita datang

Hairimasu hairimasita masuk

Chaer (2007:260)

Page 7: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

28

Menurut Samsuri (1994:258) Pada Bahasa Indonesia adverba temporal itu ada

bermacam-macam bentuknya, ada yang terdiri atas sebuah kata seperti nanti, kemarin,

esok, lusa dan lain sebagainya, ada yang terdiri atas kata-depan pada dan kata-benda

kewaktuan dan kata penunjuk, atau nama waktu serta kata-penunjuk seperti hari ini,

minggu itu, bulan itu, tahun ini, atau hari senin, bulan april, dls., ada pula yang terdiri

atas kata atau kelompok kata kewaktuan yang lain seperti lepas siang, menjelang dini

hari, pada akhir tahun, dan lain sebagainya. Sering keterangan waktu itu memperoleh

pusat perhatian dan ditempatkan karenanya pada awal kalimat. Contoh:

a. Hari ini sekolah ditutup

b.Kemarin malam ada pencuri masuk

c. Tahun depan kami mau berlibur ke Bali

2.3 Perbedaan Antara Aspek dan Kala Dalam Bahasa Indonesia

Menurut Tadjuddin (2005:9), aspek adalah subkategori semantik fungsional yang

mempelajari bermacam-macam sifat unsur waktu internal situasi (peristiwa, proses, atau

keadaan) yang secara lingual (dalam bentuk bahasa) terkandung di dalam semantik

verba. Sedangkan pada kala, unsur waktu bersifat lokatif, mengacu pada waktu-waktu

absolut (minggu lalu, kemarin, besok, lusa, tahun depan) dan/atau waktu relatif (dulu,

sekarang, nanti, kelak) dan pada umumnya, berorientasi pada waktu ujaran (speech

moment). Dengan demikian, situasi dapat berlangsung sebelum waktu ujaran (kemarin,

minggu lalu, dulu, dsb.) atau bersamaan dengan waktu ujaran (hari ini, saat ini, sekarang,

dan sebagainya), atau sesudah waktu ujaran (besok, tahun depan, nanti, kelak, dsb.).

Pada kategori aspek waktu bukan merupakan lokasi tempat berlangsungnya situasi,

melainkan, sebaliknya, situasi itu sendiri yang menjadi lokasi tempat hadirnya waktu.

Page 8: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

29

Jadi, waktu berada di dalam situasi, bukan di luar situasi. Implikasinya ialah bahwa

kalau pada kala, waktu beranalogi dengan sebutan dulu, sekarang, nanti, maka pada

aspek waktu mengacu pada ukuran panjang/lama tak terbatas, panjang/lama terbatas,

pendek/sebentar sampai sekejab, atau terputus-putus, dsb.

Kala dalam bahasa itu diungkapkan secara leksikal melalui adverbia kala, yang

absolut seperti kemarin, minggu lalu (lampau), hari ini (kini), besok, lusa, tahun depan

(future) atau relatif seperti dulu (lampau), sekarang (kini), nanti, kelak (future). Lebih

jelasnya perbedaan antara aspek dan kala dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Aspek dan Kala

aspek kala

Sifat - internal ( di dalam situasi) -eksternal (di luar

situasi)

Waktu situasi -Nondeiktik (tidak mengacu

ke waktu absolut/waktu

relatif)

- deiktik (mengacu ke

waktu absolut/ waktu

relatif)

Pertanyaan - berapa lama/berapa kali?

(salah satu cara)

- kapan?

Sumber: Tadjuddin (2005:9)

Page 9: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

30

2.4 Teori Kedudukan Aspek Dalam Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak jenis kategori gramatikal, salah satunya

adalah kategori gramatikal dalam predikat. Sutedi (2004:14) membagi kategori

gramatikal dalam predikat menjadi enam jenis, yaitu: teineisa atau tingkat kehalusan,

mitomekata atau bentuk positif dan negatif, tai atau voice/diatesis, sou atau aspek, jisei

atau kala/tense, dan hou atau modalitas.

Chaer (1994:259) menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang aspek merupakan

kategori gramatikal karena dinyatakan secara morfemis. Menurut Kudou (1995:8)

morfem yang digunakan adalah morfem 「~る」, morfem「~た」 morfem rangkap

「~ている」 dan morfem rangkap「~ていた」. Mofem ini menempel pada verba

untuk menyatakan aspek.

Katou, et al. (2002:146) mendefinisikan aspek sebagai berikut:

話し手が設定した話題の時点において、話題の事柄が始まる段階にあるのか、

始まって継続している段階にあるのか、おわった段階にあるのかといった、

事柄の動きの段階を表す文法的範疇をアスペクトという。

Aspek adalah kategori gramatikal yang menunjukkan apakah topik pembicaraan baru akan dimulai, sudah dimulai dan berlanjut atau sudah berakhir, dilihat dari titik waktu pembicaraan.

Kindaichi (1989:66) mendefinisikan aspek sebagai bentuk yang menunjukkan

keadaan dari berlangsungnya suatu perbuatan. Menurut Kindaichi, aspek memiliki tiga

fungsi utama, yaitu:

1.Menunjukkan suatu keselesaian atau kanryou 完了.

2.Menunjukkan keadaan atau jyoutai 状態.

Page 10: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

31

3.Menunjukkan suatu perbuatan atau dousa 動作.

Kindaichi juga membagi predikat kata kerja menjadi dua kelompok besar, yaitu:

a. Joutaisou(状態相)

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kata kerja keadaan.

b. Dousasou (動作相)

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kata kerja perbuatan.

2.4.1 Pembagian Verba Pada Bahasa Jepang

Kindaichi (1989:9-11) membagi kata kerja dalam bahasa Jepang menjadi empat

macam berdasarkan bisa tidaknya dirubah menjadi bentuk「~ている」 , yaitu :

(1) Joutai Doushi (状態動詞)

Joutai doushi adalah kata kerja yang menerangkan kondisi atau keadaan.

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kata kerja keadaan’. Bentuk

ini tidak bisa dirubah menjadi bentuk 「~ている」.

Contoh: 「ある」(「机がある」「本棚がある, 」)、「でござる」、「出

来る」「出来ない」、「できる」、「切れる」、「話せる」「見える」(「強

そうに見える」),「言う」(「という人」)、「要する」、「値する」 , dan

lain-lain.

(2) Keizoku Doushi (継続動詞)

Keizokudoushi adalah kata kerja menunjukkan suatu perbuatan yang

berlangsung secara berkelanjutan. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

sebagai ‘kata kerja berkelanjutan atau kontinuatif’. Bentuk ini bisa dirubah

Page 11: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

32

menjadi bentuk「ている」 dan menyatakan suatu keadaan yang tengah

berlangsung.

Contoh: - Kegiatan yang dilakukan oleh manusia yaitu: 「読む」、「書く」、

「泣く」、「歌う」、「見る」、「聞く」、「食う」, dll.

- Yang menyatakan fenomena alam yaitu: 「散る」、「降る」

「揺れる」、「燃える」, dan lain-lain.

(3) Shunkan Doushi (瞬間動詞)

Shunkan doushi adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang selesai

dalam sesaat. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kata kerja

sesaat’. Bentuk ini dapat dirubah menjadi bentuk 「~ている」 dan

menunjukkan hasil setelah perbuatan selesai dilakukan atau terjadi.

Contoh: 「死ぬ」、「点く」、「消える」、「触る」、「覚める」、「止

まる」、「忘れる」「失う」, dan lain-lain.

(4) Daiyonshu no Doushi (第四種の動詞)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kata kerja tipe empat’.

Bentuk ini menunjukkan keadaan ruang dan berfungsi untuk menunjukkan

suatu kondisi. Memiliki bentuk 「~ている」.

Contoh: 「すぐれる」、「おもだつ」、「ありふれる」、「にやけ

る」、「高い鼻をする」、「丸顔をする」, dan lain-lain.

Page 12: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

33

Masuoka (1993:17) menunjukkan bahwa morfem rangkap 「~ている」 memiliki

fungsi untuk menunjukkan aspek. Morfem rangkap 「~ている」 menunjukkan

keadaan dari suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan berkelanjutan. Contohnya:

太郎は今テレビを見ている

(Tarou sedang menonton televisi)

Pada kalimat diatas menunjukkan bahwa subjek sedang menonton televisi, sehingga

bisa disimpulkan bahwa keadaan di atas menunjukkan suatu keadaan yang sedang

berlangsung. Contoh lainnya:

家の前にトラックがとまっている

(Di depan rumah, truk berhenti)

Kalimat diatas menunjukkan keadaan akibat dari truk berhenti di depan rumah. Maka

dari itu fungsi morfem rangkap「~ている」pada kalimat di atas menunjukkan hasil

dari keadaan dari suatu kegiatan.

2.5 Jenis-jenis Aspek

Kelompok aspek menurut Kindaichi (1989:31-39) adalah sebagai berikut:

1. Joutaisou (状態相)

Salah satu dari jenis aspek yang menunjukkan suatu keadaan disebut sebagai

aspek Joutaisou. Jenis aspek Joutaisou yaitu:

1) Kizentai (既然態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek akhir. Berfungsi

untuk menunjukkan masih tersisanya hasil keadaan dari perbuatan atau

Page 13: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

34

kejadian yang sebelumnya. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja

sesaat ditambah bentuk「~ている」. Contoh:

外に雪が積っている。

(Di luar salju menumpuk.)

Bila dilihat「積っている」disini memang menunjukkan kondisi masa

kini namun hal itu disebabkan oleh tidak adanya morfem 「~た」yang

menempel pada morfem rangkap 「~ている」pada kalimat di atas.

Hal ini karena bentuk 「~ている」disini bukan menunjukkan kakotai

melainkan hikakotai. Meskipun berada dalam kondisi masa kini namun,

keadaan pada kalimat tersebut menunjukkan bahwa salju sudah selesai

turun dan yang tersisa sekarang adalah salju yang menumpuk jadi bisa

dikatakan sebagai aspek akhir. Aspek kizentai dibagi menjadi dua jenis

yaitu:

a. Kizentai Kakotai (既然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek akhir

bentuk lampau. Contoh:

雪は三、四寸も積っていた。

(Salju menumpuk hingga tiga sampai empat bagian.)

b. Kizentai Hikakotai (既然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek akhir

bukan lampau. Contoh:

雪が積っている。

Page 14: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

35

(Salju menumpuk.)

2) Shinkoutai (進行態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek keadaan sedang

berlangsung. Merupakan aspek yang menunjukkan perbuatan yang

telah dimulai sebelumnya dan saat inipun masih berlangsung dan masih

harus menunggu sampai berakhir. Kata kerja yang digunakan adalah

kata kerja kontinuatif ditambah morfem rangkap「~ている」. Aspek

ini juga dapat dibentuk dengan penggunaan 「~ているところだ」、

「~ている 中」、「~中だ」、 dan「~つつある」 . Aspek

Shinkoutai dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Shinkoutai Kakotai (進行態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keadaan sedang berlangsung bentuk lampau. Contoh:

彼は本を読んでいた。

(Dia tadinya sedang membaca buku.)

b. Shinkoutai Hikakotai (進行態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keadaan sedang berlangsung bukan bentuk lampau. Contoh:

彼は本を読んでいる。

(Dia sedang membaca buku.)

Page 15: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

36

c. Hanpuku Shinkoutai (反復進行態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keadaan sedang berlangsung berulang-ulang. Bentuk ini dipakai

untuk menunjukkan keadaan yang sedang berlangsung

berulang-ulang. Kata kerja yang digunakan bisa kata kerja

sesaat maupun kata kerja kontinuatif. Bila kata kerja yang

digunakan adalah kata kerja sesaat maka dapat dikatakan bahwa

kata kerja sesaat tersebut terjadi berulang kali sehingga hasilnya

berubah menjadi kontinuatif . Contoh:

この頃は栄養失調で人がどんどん死んでいる。

(Belakangan ini banyak orang yang terus mati akibat

kekurangan gizi.)

Sedangkan bila kata kerja yang digunakan adalah kata kerja

kontinuatif, maka secara istimewa akan berubah menjadi sesaat

dan kembali lagi berubah menjadi kontinuatif. Contoh:

彼は毎朝バイブルを読んでいる。

(Setiap pagi dia membaca kitab suci.)

3) Syouzentai (将然態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek keakanan. Aspek

ini menunjukkan arti perbuatan yang belum terjadi namun berada pada

kondisi akan dilakukan. Kata kerja yang digunakan bisa kata kerja

sesaat maupun kata kerja kontinuatif ditambah dengan bentuk 「~うと

している」、「~ところだ」、「~ばかりだ」、「~つつある」

Page 16: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

37

dan「~よる」, 「~つつある」dan「~よる」disini akan menjadi 将

然態 bila memakai kata kerja sesaat. Syouzentai dibagi menjadi dua

jenis yaitu:

a. Syouzentai Kakotai (将然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keakanan lampau. Contoh:

二時を打とうとしていた。

(Tadinya akan menunjukkan jam dua.)

b. Syouzentai Hikakotai (将然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keakanan bukan lampau. Contoh:

二時を打とうとしている。

(Akan menunjukkan pukul dua.)

4) Tanjunjoutaitai (単純状態態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek keadaan

sederhana. Disebut sederhana karena aspek ini tidak ada hubungannya

dengan mulai atau berakhirnya suatu kondisi dan hanya menunjukkan

sesuatu yang terjadi dalam satu kondisi. Contohnya:

この道は曲がっている。

(Jalan ini membelok.)

Dari contoh diatas memang bisa saja diartikan kalimat tersebut adalah

bagian dari aspek keselesaian bila berpikir bahwa tadinya jalan itu lurus

namun sekarang sudah membelok. Tapi tak bisa dipungkiri juga bahwa

Page 17: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

38

bisa juga kalimat tersebut menunjukkan suatu sifat keadaan tanpa

mengaitkannya dengan kondisi mulai atau selesainya sesuatu. Hal

inilah yang dimaksud dengan tanjunjoutaitai. Bentuk ini juga memiliki

ciri khas karena dapat juga ditunjukkan dengan pemakaian morfem

「た」di dalamnya. Contoh:

- 曲がった道=曲がっている道 (Jalan berkelok.)

- 猿に似た顔=猿に似ている顔 (Wajah yang mirip monyet.)

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dari tanjunjoutaitai yaitu:

1. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja yang menunjukkan

keadaan, kata sifat, dan bentuk kata benda 「~だ」.

2. Untuk menunjukkan keadaan bisa ditambahkan dengan bentuk 「~

ている」dan 「~た」.

3. Dalam kata kerja yang menunjukkan perasaan ditambahkan morfem

「~た」untuk menunjukkan tanjunjoutaitai. Contohnya:

- これには困ったよ。(Merepotkan.)

- 困った連中だよ。(Orang-orang yang merepotkan.)

Tanjunjoutai sendiri memiliki dua jenis, yaitu:

a. Tanjunjoutaitai Kakotai (単純状態態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keadaan sederhana lampau. Ditandai dengan penggunaan

morfem 「~た」untuk menunjukkan kelampauannya. Contoh:

あった (ada)

Page 18: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

39

白かった (putih)

似ていた (mirip)

b. Tanjunjoutaitai Hikakotai (単純状態態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keadaan sederhana bukan lampau. Contoh:

ある (ada)

白い (putih)

似ている (mirip)

2. Dousasou (動作相)

Lawan dari joutaisou adalah dousasou. Salah satu dari jenis aspek yang

menunjukkan suatu perbuatan disebut sebagai aspek dousasou. Kalau

joutaisou menunjukkan bentuk 「~ある」. Maka dousasou ditunjuk dengan

bentuk「~する」 , karena menunjukkan bentuk perbuatan. Jenis aspek

dousasou yaitu:

1) Syuuketsutai (終結態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek keselesaian.

Aspek ini menunjukkan selesainya suatu perbuatan atau kanryou 「完

了」 . Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja kontinuatif dan

ditambah dengan bentuk 「 ~てしまう」 . Selain itu dapat juga

digunakan 「~しおわる」,「~しおえる」dan「~しきる」. Jenis ini

dibagi menjadi empat jenis yaitu:

Page 19: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

40

a. Syuuketsutai Fukanryoutai (終結態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keselesaian belum selesai . Contoh:

読んでしまう。

(Akan selesai dibaca semua.)

b. Syuuketsutai Kanryoutai (終結態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keselesaian sudah selesai. Contoh:

読んでしまった。

(Telah selesai dibaca semua.)

c. Syuuketsutai kizentai hikakotai (終結態既然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keselesaian akhir bukan lampau. Contoh:

読んでしまっている。

(Saat ini telah selesai dibaca semua.)

d. Syuuketsutai Syouzentai Hikakotai

(終結態将然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keakanan keselesaian lampau. Contoh:

読んでしまおうとしていた。

(Tadinya bermaksud untuk menyelesaikan membaca

semuanya.)

Page 20: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

41

2) Kigentai (既現態)

「 ~ て し ま う 」 dapat dipakai menjadi dua jenis aspek yaitu

syuuketsutai dan kigentai. Bila dalam syuuketsutai kata kerja yang

digunakan adalah kata kerja kontinuatif maka untuk kigentai kata kerja

yang digunakan adalah kata kerja sesaat. Dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai aspek keberakhiran. Cotohnya dalam kata 「死

んでしまう」, di dalamnya terkandung arti sudah tidak bisa kembali

lagi ke kondisi semula. Aspek jenis ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Kigentai Fukanryoutai (既現態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keberakhiran belum selesai. Contoh:

死んでしまう。

(Sudah mau mati.)

b. Kigentai Kanryoutai (既現態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keberakhiran sudah selesai. Contoh:

死んでしまった。

(Telah meninggal.)

c. Kigentai Syouzentai Hikakotai (既現態将然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

keakanan keberakhiran bukan lampau. Contoh:

死んでしまおうとしている。

Page 21: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

42

(Sepertinya sudah akan meninggal.)

d. Kigentai Kizentai Kakotai (既現態既然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek akhir

keberakhiran lampau. Contoh:

死んでしまっていた。

(Sudah meninggal.)

3) Shidoutai (始動態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek mulai. Yaitu

aspek yang menunjukkan dimulainya suatu perbuatan. Kata kerja yang

digunakan adalah kata kerja kontinuatif. Pola yang digunakan bisa 「~は

じめる」,「~だす」dan「~かける」. Jenis aspek ini ada empat yaitu:

a. Shidoutai Fukanryoutai (始動態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek mulai

belum selesai. Contoh:

雨が降り出す。

(Hujan mulai turun.)

b. Shidoutai Kanryoutai (始動態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek mulai

sudah selesai. Contoh:

雨が降り出した。

(Tadi hujan turun.)

c. Shidoutai Kizentai Hikakotai (始動態既然態非過去態)

Page 22: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

43

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek mulai

menjelang akhir bukan lampau. Contoh:

書きかけている。

(Sudah akan selesai menulis.)

d. Shidoutai Syouzentai Hikakotai (始動態将然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek mulai

keakanan. Contoh:

書きかけようとしている。

(Bermaksud untuk segera menulis.)

4) Syougentai (将現態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek sekejab. Jika

pada shidoutai kata kerja yang digunakan adalah kata kerja kontinuatif

dan menunjukkan awal dimulainya sesuatu, maka pada syougentai kata

kerja yang digunakan adalah kata kerja sesaat dan menunjukkan akan

segera berakhirnya suatu peristiwa secara sekejab. Pola yang digunakan

adalah 「~かける」. Aspek jenis ini dibagi menjadi enam jenis yaitu:

a. Syougentai Fukanryoutai (将現態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejap belum selesai. Contoh:

消えかける。

(Sudah hampir padam.)

b. Syougentai Kanryoutai (将現態完了態)

Page 23: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

44

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejab sudah selesai. Contoh:

消えかけた。

(Tadi sudah padam.)

c. Syougentai Kizentai Hikakotai (将現態既然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejab menjelang akhir bukan lampau. Contoh:

消えかけている。

(Segera akan padam.)

d. Shidoutai Syouzentai Hikakotai (将現既然態態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejab menjelang akhir lampau. Contoh:

消えかけていた。

(Telah padam.)

e. Syougentai Syouzentai Fukanryoutai

(将現態将然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejab keakanan bukan lampau. Contoh:

消えかけようとしている。

(Sudah hampir akan padam.)

f. Syougentai Syouzentai Kakotai (将現態将然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sekejab keakanan lampau. Contoh:

Page 24: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

45

消えかけようとしている。

(Tadi lampau sudah hamper akan padam.)

5) Tanjundousatai (単純動作態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek perbuatan

sederhana. Artinya keadaan yang tidak ada hubungan dengan mula dan

akhir perbuatan. Hanya menunjukkan keadaan saja. Kata kerja yang

digunakan adalah kata kerja sesaat. Aspek jenis ini ada dua yaitu:

a. Tanjundousatai Kanryoutai (単純動作態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sederhana selesai. Contoh:

死んだ。

(Mati.)

b. Tanjundousatai Fukanryoutai (単純動作態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

sederhana belum selesai. Contoh:

電気が消えている。

(Lampu mati.)

6) Keizokutai (継続態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek perbuatan terus-

menerus. Keizokutai mirip dengan shinkoutai pada jotaisou. Kata kerja

yang digunakan adalah kata kerja perbuatan kontinuatif. Morfem yang

digunakan adalah morfem 「~る」, 「~た」, dan morfem rangkap

Page 25: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

46

「~ている」 dan 「~ていた」. Juga digunakan pula pola 「~つずけ

る 」 . Bisa juga hanya ditunjuk dengan kata kerja kontinuatif.

Contohnya adalah kata 「まつ」. Jenis aspek ini ada empat yaitu:

a. Keizokutai Fukanryoutai (継続態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus menerus belum selesai. Contoh:

三時間読みつづける。

(Membaca selama tiga jam berturut-turut.)

b. Keizokutai Kanryoutai (継続態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus-menerus sudah selesai. Contoh tidak diberikan.

c. Keizokutai Shinkoutai Hikakotai (継続態進行態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus-menerus sedang berlangsung bukan lampau.

Contoh:

二時間も書き続けている。

(Terus menerus menulis selama dua jam.)

d. Keizokutai Shinkoutai Kakotai (継続態進行態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus menerus sedang berlangsung lampau. Contoh

tidak diberikan.

Page 26: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

47

7) Hanpuku keizokutai (反復継続態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek perbuatan terus

menerus berulang-ulang. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja

kontinuatif dan sesaat. Morfem yang digunakan adalah「~る」, 「~

た」, dan morfem rangkap 「~ている」 dan 「~ていた」. Pola yang

digunakan adalah 「つづける」,「~来る」dan「~て行く」. Jenis ini

terbagi menjadi empat yaitu:

a. Hanpuku Keizokutai Fukanryoutai (反復継続態不完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus menerus berulang-ulang belum selesai. Contoh

tidak diberikan.

b. Hanpuku Keizokutai Kanryoutai (反復継続態完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus-menerus berulang-ulang sudah selesai. Contoh :

将軍連が死につづけた。

(Pasukan tentara terus menerus mati.)

c. Hanpuku Keizokutai Syouzentai Kakotai

(反復継続態将然態過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus-menerus berulang-ulang keakanan lampau.

Contoh:

いろいろな本を読んでいこうとしていた。

Page 27: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

48

(Tadinya saya bermaksud untuk akan membaca berbagai

macam buku.)

d. Hanpuku keizokutai Syouzentai hikakotai

(反復継続態将然態非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai aspek

perbuatan terus-menerus berulang-ulang keakanan bukan

lampau. Contoh tidak diberikan.

2.6 Teori Kedudukan Kala Dalam Bahasa Jepang

Katou dan Fukuchi (1989:1) memberikan definisi mengenai kala sebagai berikut:

テンスとは、ある出来事または事物の有様(状態)を、時間の流れの中の

一つの点としてとらえ、それらが発話の時点より以前のことか、以後のこ

とかとういう面を問題にするものである。

Yang dimaksud dengan tense atau kala adalah suatu pola yang mempermasalahkan apakah suatu kejadian atau perbuatan terjadi sebelum atau sesudah pembicaraan dilakukan.

Menurut Katou dan Fukuchi (1989:3) di dalam bahasa Jepang, kala dibentuk dengan

dua bentuk yaitu memakai morfem 「~た」dan morfem「~る」. Morfem 「~た」

untuk menunjukkan masa lampau atau kako (過去) dan morfem 「~る」digunakan

untuk menunjukkan masa sekarang atau hikako (非過去). Predikat kata kerja di dalam

kala dapat menunjukkan suatu situasi atau jyoutai (状態) dan suatu perbuatan atau dousa

(動作).

Page 28: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

49

2.6.1 Jenis-jenis Kala

Kelompok kala menurut Kindaichi (1989:31-39) adalah sebagai berikut:

1. Joutaisou (状態相) 

Yaitu kata kerja keadaan. Jenis kala yang termasuk di dalamnya yaitu:

1) Kakotai (過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala lampau’. Kala

pada kelompok ini memakai morfem 「~た 」.

Contoh:

昨日は十日だった。

(Kemarin tanggal sepuluh).

2) Hikakotai (非過去態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala keadaan bukan

lampau’. Dibagi menjadi tiga kelompok.

a. Miraitai (未来態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala

keadaan akan datang’. Kelompok ini ditandai dengan

penggunaan morfem 「~る」. Contoh:

明日は十二日である。

(Besok tanggal dua belas).

Page 29: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

50

b. Genzaitai (現在態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala keadaan

sekarang’. Kala kelompok ini menggunakan morfem 「~る」.

Contoh:

今日は十一日である。

(Hari ini tanggal sebelas).

c. Choujitai (超時態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala

keadaan luar biasa’. Choujitai melingkupi keadaan masa lampau,

masa kini dan masa yang akan datang. Contoh:

十日の次は十一日である。

(Sesudah tanggal sepuluh, tanggal sebelas).

2. Dousasou (動作相)

Yaitu kata kerja perbuatan. Jenis kala yang termasuk di dalamnya yaitu:

1) Kanryoutai (完了態)

Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘kala perbuatan selesai’.

Kala pada jenis ini memakai morfem「~た」 . Contoh:

きのう彼に逢った

(Kemarin saya bertemu pacar saya.)

2.7 Hubungan Antara Kala dan Aspek

Kudou (1995:8) menjelaskan hubungan keterkaitan yang erat antara aspek dan kala.

Page 30: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

51

アスペクトとは、基本的に、完成相と継続相の対立によって示される、

<出来事の時間的展開性(内的時間)の把握の仕方の相違> を表す文法的カ

テゴリーである。テンスとは、基本的に、過去時制と非過去時制の対立に

よって示される、<出来事と発話時との外的時間関係の相違> を表す文法

的カテゴリーである。一方には、<内的時間> をめぐるアスペクト対立が

あり、他方には <外的時間> をめぐるテンス立体がある。従って、アス

ペクトとテンスは、アスペクト・テンス体系として、内的時間と外的時間

とが統一されたかたちで存在している。

Aspek merupakan kategori gramatikal yang secara umum ditunjuk melalui pertentangan antara bentuk aspek keselesaian dan aspek perbuatan terus menerus (perkembangan kejadian menurut waktu (internal)). Tense adalah kategori gramatikal yang secara umum ditunjuk melalui waktu lampau dan waktu sekarang, (variasi hubungan antara kejadian saat pembicaraan berlangsung dan waktu eksternal). Aspek yang menunjukkan waktu secara internal dan tense yang menunjuk waktu secara eskternal. Maka aspek dan tense adalah suatu gabungan aspek-tense yang waktu internal dan eksternalnya menyatu.

Kesimpulannya, kala dan aspek sama-sama dapat dinyatakan dengan morfem 「~

た」dan「~る」. Karena bergitu eratnya hubungan kala dan aspek maka keduanya

bergabung menjadi satu bagian waktu, dimana dalam Katou dan Fukuchi (1989:27)

dijelaskan bahwa untuk morfem 「~た」dan「~る」sebagai kala morfem tersebut

berfungsi untuk menyatakan masa lampau atau bukan masa lampau. Sedangkan sebagai

aspek morfem 「~た」dan「~る」berfungsi untuk menyatakan keselesaian atau kizen

(既然) dan belum selesai atau mizen (未然) atau juga menyatakan keberakhiran atau

kanryou (完了) dan ketidak berakhiran atau fukanryou (不完了).

Sedangkan untuk morem 「~ている」dan「~ていた」 . Morfem rangkap ini

memang bagian dari aspek namun juga merupakan bagian dari kala, karena mengandung

morfem 「~た」dan「~る」di akhirnya.

Page 31: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

52

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Machida (1989:153) bahwa dalam bahasa Jepang

morfem 「~る」,「~た」,「~ている」dan「~ていた」, keempat bentuk ini sama-

sama memiliki arti secara kala maupun aspek.

2.8 Perbedaan Antara Morfem Lampau 「~た」 dan 「~ていた」

Menurut Machida (1989:149) morfem 「 ~ た」 dan 「 ~ていた」 sama-sama

menunjukkan kelampauan, yang membedakan kedua morfem tersebut adalah morfem

「~た」adalah keselesaian atau kanketsusou (完結相) yang berada pada masa lampau

sedangkan morfem rangkap 「 ~ て い た 」 menunjukkan ketidak selesaian atau

hikanketsusou (非完結相 ) yang berada pada masa lampau. Keselesaian (完結相 )

memandang suatu fenomena kalimat sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan ketidak

selesaian (非完結相) memandang suatu fenomena kalimat dengan memberi perhatian

khusus pada situasi dan kondisi di dalamnya bahwa fenomena tersebut belum selesai dan

masih berlanjut. Contohnya dapat dilihat dari kalimat berikut ini:

太郎は三時に家を建てた。(Tarou membangun rumah saat jam tiga dan sekarang

sudah selesai.)

太郎は三時に家を建てていた。(Tadi Tarou sedang membangun rumah pada saat jam

tiga.)

Bentuk bukan lampau dari「家を建てた」 adalah 「太郎は家を建てる」. Itu berarti

dari awal sampai berakhirnya kejadian tersebut membutuhkan waktu beberapa bulan.

Berarti kalimat 「太郎は家を建てた」 sebagai bentuk lampaunya akan menandakan

Page 32: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

53

bahwa Tarou sudah selesai membangun rumah dalam waktu beberapa bulan. Hal ini

dikarenakan karena fungsi morfem 「~た」yang digunakan untuk menunjukkan suatu

keselesaian atau (完結相) . Akan tetapi terdapat kata jam tiga di dalam kalimat tersebut.

Jika digunakan morfem「~た」kalimat tersebut akan menandakan suatu keselesaian

bahwa Tarou sudah selesai membangun rumah padahal dikatakan dalam kalimat bahwa

Tarou mulai membuat rumah pada waktu jam tiga. Hal ini sangat tidak mungkin karena

membangun rumah membutuhkan waktu yang lama. Karenanya kalimat pertama di atas

bukanlah kalimat yang benar. Sedangkan kalimat kedua yang menggunakan morfem

rangkap 「~ていた」adalah kalimat yang benar. Sebab dengan fungsinya sebagai (非完

結相) atau aspek ketidak selesaian, morfem ini menunjukkan bahwa Tarou dari jam tiga

sedang membangun rumahnya dan masih membutuhkan waktu sampai rumah tersebut

selesai dibuat.

Akan tetapi, bila ada penambahan kata 「二ヶ月かかって」(membutuhkan waktu

dua bulan), maka penggunaan morfem 「~た」lah yang benar, sebab kalimat tersebut

menunjukkan suatu keselesaian peristiwa secara keseluruhan kalimat yang terjadi pada

kurun waktu dua bulan.

2.8.1 Fungsi dan Kedudukan Morfem 「~た」

Menurut Machida (1989:70), di dalam bahasa Jepang, kelampauan ditunjuk melalui 2

bentuk morfem yaitu morfem 「~た」dan morfem rangkap 「~ていた」. Fungsi dan

kedudukan morfem 「~た」menurut Machida (1989:71-81) adalah sebagai berikut:

Page 33: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

54

1. Apabila predikat kalimat adalah kata benda bentuk 「名詞+ダ」dan kata sifat, maka

untuk menunjukkan kelampauannya digunakan morfem 「~た」.

Contoh:

花子は美しかった。(Hanako sangat cantik.)

Untuk memperjelas ‘waktu’ terjadinya kejadian tersebut dapat digunakan keterangan

adverbia waktu seperti dalam contoh di bawah ini.

Contoh:

花子は若い頃美しかった。(Waktu muda Hanako sangat cantik.)

Dalam kalimat di atas keterangan adverbia waktu yang digunakan adalah 若い頃

yang berarti ‘waktu masih muda’ semakin memperjelas bahwa ketika masih muda

Hanako cantik.

2. Morfem 「~た」digunakan untuk melampaukan kata kerja 「当たる」 ,yang

menyatakan hubungan langsung antara frase kata benda yang menjadi subjek dan kata

kerja yang menjadi predikat.

Contoh:

昨年は文化の日が日曜日に当たった。

(Tahun lalu, hari kebudayaan jatuh pada hari minggu.)

Dari contoh di atas dapat dilihat hubungan langsung antara frase kata benda yang

menjadi subjek yaitu「文化の日」dan「日曜日」dengan kata kerja yang menjadi

Page 34: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

55

predikat yaitu「当たった」. Hubungannya terlihat dari makna kalimatnya yaitu, tahun

lalu hari kebudayaan jatuh pada hari minggu.

3. Morfem 「~た」digunakan pada pola 「可能形」atau kalimat yang menunjukkan

adanya sebuah “kemampuan” di masa lampau.

Contoh:

太郎は泳げた。(Tarou dapat berenang.)

Dari contoh kalimat di atas dapat dilihat bahwa Tarou mempunyai kemampuan untuk

berenang di masa lampau. Situasi yang menjadi topik utama di sini adalah bahwa Tarou

‘dapat’ berenang.

4. Morfem 「~た」digunakan untuk kalimat yang menunjukkan suatu perubahan situasi

yang mempengaruhi subjeknya.

Contoh:

花子は大勢の人と友達になることができた。

(Hanako dapat menjadi teman orang hebat.)

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa Hanako yang tadinya tidak bisa berteman

sudah menunjukkan perubahan dalam keberanian untuk berteman dengan banyak orang.

Hal ini diakibatkan oleh adanya kata 「ことができる」. Untuk menunjukkan perubahan

situasi yang berhubungan dengan subjek, dapat juga digunakan kata-kata sebagai berikut

sebagai pendukung, yaitu: 「やっと」dan「とうとう」.

Page 35: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

56

Contoh:

1ヶ月コーチについて、太郎はやっと泳げた。

(Setelah dilatih selama 1 bulan oleh pelatih, akhirnya Tarou dapat berenang.)

5. Morfem「~た」digunakan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir pada si

penutur, mengenai satu kondisi.

Contoh:

私は花子が美しいと思った。(Saya rasa Hanako sangat cantik.)

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa ‘saya’ dalam kalimat merasa kalau Hanako

itu cantik bukan di masa lampau, tapi kalimat tersebut menunjukkan bahwa ‘saya’ yang

tadinya tidak menyangka kalau Hanako itu cantik, ketika bertemu dan melihat Hanako

‘baru’ mengetahui atau merasa bahwa Hanako itu cantik.

6. Morfem「~た」digunakan pada kata kerja kontinuatif untuk menunjukkan suatu

keselesaian (完結相) yang bermakna, situasi atau kondisi yang sedang berlangsung telah

selesai.

Contoh kata kerja kontinuatif menurut Kindaichi (1989:9-11) adalah:

- Kegiatan yang dilakukan oleh manusia yaitu: 「読む」、「書く」、「泣く」、「歌

う」、「見る」、「聞く」、「食う」, dan lain-lain.

- Yang menyatakan fenomena alam yaitu: 「散る」、「降る」「揺れる」、「燃える」,

dan lain-lain.

Page 36: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

57

Contoh:

a. 太郎は走った。(Tarou berlari)

Bentuk positif ‘present tense’ dari kalimat (a) adalah 「太郎が走る」. Kata「走

る」di sini menunjukkan kondisi yang tidak ada limit atau dalam bahasa jepangnya

disebut sebagai higenkaiteki (非限界的). Jadi maknanya adalah Tarou terus berlari, dan

apabila bentuk tersebut dirubah menjadi bentuk lampau menjadi「太郎は走った」 ,

maka dalam kalimat ini diterangkan bahwa kondisi ‘berlari’ yang dilakukan Tarou

akhirnya selesai.

7. Morfem 「~た」dapat berfungsi sebagai titik awal mulainya sesuatu atau dalam

bahasa Jepang disebut sebagai kaishiten (開始点).

Contoh:

ゴトンと汽車が動いた。(Gruduk, kereta itu mulai bergerak.)

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa setelah bunyi gruduk, kereta itu mulai

bergerak. Tanpa menggunakan kata hajimeru yang berarti ‘mulai’ dapat diketahui

dengan adanya pola penggunaan morfem 「~た」kita ketahui bahwa kereta tersebut

mulai bergerak. Beberapa kata penanda yang digunakan yaitu: 「と」yang artinya

‘syarat’ dan 「すぐに」yang artinya adalah ‘langsung’.

8. Morfem 「~た」berfungsi untuk menunjukkan suatu kebiasaan atau shuukan.

Contoh:

Page 37: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

58

太郎は毎朝神宮外苑をはしった。(Setiap pagi Tarou berlari di taman kuil.)

花子はよく町で太郎を見かけた。(Hanako sering melihat Tarou di jalan kota.)

Perlu diperhatikan di sini bahwa, untuk menunjukkan suatu kebiasaan dengan

memakai morfem 「 ~ た」 , harus disertai dengan adverbia yang menunjukkan

keterangan seperti 「毎朝」、「毎日」、「よく」, dll. Jika tanpa ada keterangan seperti

「毎朝」、「毎日」、「よく」, dll maka kalimat tersebut akan menunjukkan bahwa

kejadian itu hanya terjadi satu kali di masa lampau.

Contoh:

太郎は神宮外苑をはしった。(Tadi Tarou berlari di taman kuil.)

花子は町で太郎を見かけた。(Tadi Hanako melihat Tarou di jalan kota.)

9. Morfem 「~た」pada kata kerja sesaat berfungsi untuk menunjukkan suatu kejadian

yang terjadi hanya sesaat atau 瞬間的 di titik kejadian tersebut berlangsung.

Contoh kata kerja sesaat menurut Kindaichi (1989:9-11) adalah: 「死ぬ」、「点く」、

「消える」、「触る」、「覚める」、「止まる」、「忘れる」「失う」, dan lain-lain.

Contohnya:

花子の母親が死んだ。(Ibu Hanako sudah meninggal.)

Penggunaan morfem Morfem 「~た」pada kalimat di atas menunjukkan bahwa

kejadian sesaat yaitu peristiwa meninggalnya ibu Hanako selesai saat itu juga. Penutur

Page 38: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

59

dalam kalimat di atas mengalami sendiri dengan ikut melihat kejadian sesaat saat ibu

Hanako menghembuskan nafas terakhir.

Untuk memperjelas waktunya, dapat ditambahkan keterangan waktu sebagai

pelengkapnya.

Contoh:

昨日の朝9時に花子の母親は死んだ。

(Ibu Hanako sudah meninggal jam 9 pagi kemarin.)

2.8.2 Fungsi dan Kedudukan Morfem 「~ていた」

Fungsi dan kedudukan morfem rangkap「~ていた」menurut Machida (1989:71-79)

adalah sebagai berikut:

1. Morfem rangkap「~ていた」digunakan untuk menerangkan hubungan antara frase

kata benda yang menjadi subjek dan kata kerja yang menjadi predikat yang jumlahnya

sangat terbatas yaitu pada kata 「異なる」dan 「適する」

Contoh:

太郎の性格と次郎の性格は異なっている。

(Sifat Tarou dan Jirou sangat berbeda.)

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa frase kata bendanya adalah「太郎の性格」

dan「次郎の性格」 sedangkan kata kerja yang menjadi predikatnya adalah「異なって

Page 39: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

60

いる」. Hubungan langsung diantara frase kata benda dan kata kerja yang menjadi

predikatnya adalah bahwa kepribadian Tarou dan Jirou berbeda.

2. Untuk menunjukkan suatu keyakinan atau pikiran 「思考・信念」 di masa lampau.

Contoh:

私は花子が美しいと思っていた。(Dulu saya pikir Hanako itu sangat cantik.)

Hal ini berbeda dengan fungsi penggunaan morfem 「 ~た」 yang juga untuk

menyatakan suatu keyakinan atau pikiran 「思考・信念」. Fungsi morfem 「~た」pada

kalimat hanya akan menunjukkan perubahan cara berpikir, maka dalam fungsi morfem

「~ていた」 kalimat akan menunjukkan kelampauan dari keyakinan atau pikiran

seseorang. Jadi ‘saya’ dalam kalimat tersebut berpikir kalau Hanako itu cantik di masa

lampau.

3. Morfem rangkap 「 ~ て い た 」 pada kata kerja kontinuatif berfungsi untuk

menunjukkan ketidak selesaian (非完結相) yang bermakna, situasi atau kondisi yang

sedang berlangsung tidak diketahui kapan berakhirnya.

Contoh:

太郎は走っていた。(Tarou berlari pada pukul tiga lewat satu menit.)

Dalam kalimat di atas dapat dilihat bahwa Tarou tadi sedang berlari dan belum

diketahui kapan Tarou akan berhenti berlari.

Page 40: Bab 2 Landasan Teori - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00336-JP Bab 2.pdf · Untuk memperjelas kedudukan aspek dan kala dalam bahasa

61

4. Morfem rangkap 「~ていた」pada kata kerja sesaat berfungsi untuk menunjukkan

kejadian yang terjadi hanya sesaat atau 瞬間的 di masa lampau dan hasilnya masih

dapat dilihat sampai sekarang.

Contoh:

空は曇っていた。(Langit dalam keadaan mendung)

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa penutur tidak melihat kejadian langsung saat

langit mulai mendung, yang dialami oleh penutur hanyalah ketika ia melihat ke atas,

langit dalam keadaan sudah mendung. Dalam hal ini fungsi morfem rangkap 「~てい

た」adalah untuk menunjukkan masih tersisanya hasil peristiwa di masa lampau yaitu,

sampai sekarangpun masih dapat dilihat bahwa langit masih dalam keadaan mendung.