bab 10 aliran institusionalfix

25
SEJARAH TEOR I EKON OMI Aliran Institusional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai pemikiran ekonomi diberbagai belahan negara di dunia, memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perekonomian dunia sampai saat ini. Mulai dari pemikiran praklasik,skolaistik, merkantilisme, klasik, fisiokrat, institusional dan lain sebagainya. Semua pemikiran tersebut memberikan pemikirannnya masing-masing tentang kehidupan ekonomi dari dulu sampai sekarang. Setiap pemikiran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Jika kaum merkantilis menganggap bahwa setiap negara jika ingin maju harus melakukan perdagangan antar negara. Berbeda dengan kaum fisiokrat yang percaya bahwa system perekonomian juga mirip dengan alam yang penuh harmoni, setiap tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing- masing juga akan selaras dengan kemakmuran masyarakat banyak. Memberikan manusia kebebasan, dan membiarkan mereka melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan, dan alam akan mengatur semua pihak akan senang dan bahagia. Disisi lain kaum klasik menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mungkin. Biarkan perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan pemerintah. Nanti akan ada suatu tangan tak Oleh Mahasiswa Ekonomi IV Sore 1

Upload: karlini

Post on 21-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Bab 10 Aliran Institusional

TRANSCRIPT

Aliran Institusional

SEJARAH TEORI EKONOMIAliran Institusional

BAB IPENDAHULUAN

A. lATAR BELAKANGMunculnya berbagai pemikiran ekonomi diberbagai belahan negara di dunia, memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perekonomian dunia sampai saat ini. Mulai dari pemikiran praklasik,skolaistik, merkantilisme, klasik, fisiokrat, institusional dan lain sebagainya. Semua pemikiran tersebut memberikan pemikirannnya masing-masing tentang kehidupan ekonomi dari dulu sampai sekarang. Setiap pemikiran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Jika kaum merkantilis menganggap bahwa setiap negara jika ingin maju harus melakukan perdagangan antar negara. Berbeda dengan kaum fisiokrat yang percaya bahwa system perekonomian juga mirip dengan alam yang penuh harmoni, setiap tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing juga akan selaras dengan kemakmuran masyarakat banyak. Memberikan manusia kebebasan, dan membiarkan mereka melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan, dan alam akan mengatur semua pihak akan senang dan bahagia. Disisi lain kaum klasik menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mungkin. Biarkan perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan pemerintah. Nanti akan ada suatu tangan tak kentara (invisible hand)yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan. Jika banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidakefisienan (inefficiency)dan ketidakseimbangan. Sementara itu, muncul aliran pemikiran ekonomi lain yang di sebut aliran institusional.Sejarah pemikiran ekonomimengacu pada berbagai pemikir dan teori tentang hal-hal yang kelak menjadiekonomi politikdanekonomidaridunia kunosampai dunia saat ini. Dari semua mashab tersebut mashab institusional merupakan mashab yang cukup asing bagi kami. Untuk itu kami tertarik untuk mengangkat dan menggali lebih dalam tentang aliran institusional sebagai pokok bahasan kami kali ini.B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Bagaimana awal munculnya aliran institusional?2. Siapa saja tokoh-tokoh aliran institusional?

C. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :1. Mengetahui histori yang menjadi awal munculnya aliran institusional2. Mengetahui tokoh-tokoh di dalam aliran institusional

D. MANFAAT PENULISANPenulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca didalam memahami pemikiran-pemikiran tokoh ekonomi kita terdahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pemikiran bagi kita sebagai pelaku ekonomi.

BAB iiPEMBAHASAN

A. Lahirnya aliran institusionalPada tahun 20-an muncul aliran pemikiran ekonomi lain yang disebut aliran institusional. Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah, sebab keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan kesimpulan kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.Ekonomi institusionalsecara umum adalah sebuah mazhab pemikiran dalam ilmu ekonomi yang berisi pandangan bahwa perilaku ekonomi (economic behavior) seseorang atau suatu pihak sangat dipengaruhi oleh institusi tertentu. Institusi sendiri dalam hal ini memiliki arti yang cukup luas dan secara singkat dapat didefinisikan sebagai aturan main dalam suatu kelompok masyarakat, baik yang sifatnya formal maupun informal, yang sengaja disusun untuk membatasi atau mengatur hubungan antar manusia yang ada dalam kelompok masyarakat tersebut. Institusi formal dapat berupa peraturan, regulasi, hukum perundangan dll; sementara institusi informal dapat berupa konvensi, tren, budaya, dsb. Dengan demikian institusi di sini tidak sama dengan organisasi. Mazhab Institusional pada awalnya muncul sebagai sanggahan terhadap pandangan atau mazhab ekonomi neo-klassik yang menyatakan bahwa perilaku ekonomi seseorang adalah semata-mata didasarkan pada keinginan setiap individu untuk memaksimalkan keuntungan (maximizing profit behaviour).Istilah ekonomi institusional (institutional economics) pertama kali diperkenalkan oleh Walton Hamilton pada tahun 1919. Namun tokoh-tokoh awal yang secara konvensional dianggap sebagai pendiri mazhab institusional dalam ekonomi diantaranya adalah Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, dan John R. Commons (Rutherford, 2001). Pandangan tokoh-tokoh awal mazhab institusional tersebut menekankan beberapa isu antara lain: perubahan teknologi (technological change), aspek psikologi dan aspek hukum adalah aspek-aspek yang harus diikutsertakan dalam analisis ekonomi. Pada awalnya pandangan ini cukup berkembang karena dianggap lebih merepresentasikan dunia nyata (karena memiliki bukti empiris). Namun dalam perjalanannya, perkembangan mazhab ini mengalami kemandekan (stagnation) bahkan cenderung ditinggalkan karena tidak adanya pembahasan lebih lanjut dari para pendukung mazhab ini yang pada akhirnya mampu membentuk dan memberikan landasan teori yang kuat. Disamping itu, perkembangan mazhab neo-klassik yang secara luas mulai mengembangkan alat ekonometrik dalam analisisnya serta perkembangan mazhab ekonomi kesejahteraan (Welfare Economics) yang diusung oleh J.M. Keynes, membuat mazhab institusional menjadi semakin tertinggal karena dengan alat-alat analisis tersebut mazhab neo-klassik menjadi dianggap mampu untuk memberikan penjelasan secara empirik.Meski demikian, semenjak tahun 1970-an, mazhab ekonomi institusional mengalami kebangkitan lagi. Namun mazhab ekonomi institusional yang bangkit belakangan tersebut tidak sepenuhnya sama dengan mazhab ekonomi institusional yang dibawa oleh Veblen dkk. Hal ini menyebabkan mazhab institusional yang muncul belakangan tersebut sering dinamakan sebagai mazhab institusional baru (New Institutional Economics) sementara pandangan Veblen dkk selanjutnya sering disebut sebagai mazhab institusional lama (Old institutional economics). Tokoh-tokoh yang mengembangkan mazhab institusional baru ini di antaranya adalah: Ronald Coase, Oliver Williamson, Doughlas North, dan Harold Demsetz.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN INSTITUSIONAL1. Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan orang bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak. Selain gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick, yang kira-kira bisa diartikan dengan orang yang suka lain dari yang lain.Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah iconoclast, yaitu orang yang suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang diterima secara umum (iconoclast = one who attacks and seeks to overthrow traditional or popular ideas or institutions).Gelar radikal juga cocok untuk Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus mempermasalahkan inti kebenaran dari tata susunan masyarakat. Dengan gelar-gelar sebagaimana disebutkan diatas Veblen sering diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta revolusioner. Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai kemiripan, yaitu mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang sosiologis, politik, falsafah, sejarah dan antropologi disamping ekonomi. Pendidikan awal yang ditempuh Veblen adalah bidang filsafat, yang diambilnya di Johns Hopkins University dan Yale University. Kemudian ia memperdalam ekonomi di Cornel University. Walaupun ia seorang brilian, tetapi anehnya jabatannya sebagai dosen tidak pernah lebih tinggi dari pembantu professor, baik waktu ia mengajar di Chacago, Stanford maupun Missouri. Karena namanya sangat terkenal waktu pendaftaran mahasiswa berbondong-bondong mengambil mata kuliah yang diajarkannya. Tetapi yang ditemui mahasiswa adalah seorang eksentrik yang selalu menggerutu. Dari buku-buku yang ditulis telah membuat Veblen sangat terkenal. Beberapa buku yang ditulis nya antara lain: The Theory of Leisure Class (1899), The Theory of Business Enterprise (1904), The Instict of Workmanship and the state of the Industrial Art (terbit tahun 1914, dan tahun 1920 dipublikasikan kembali dengan judul: The Vested Interests and the Comman Man); The Enggeneer and The Price system (1921); Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of America (1923). Selain buku-buku yang disebutkan di atas masih banyak buku-buku lain yang ditulisnya menyangkut masalah social, politik, bahkan juga tentang pertahanan keamanan, dunia pendidikan dan sebagainya.

a. Motivasi KonsumenDalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan\masyarakat banyak. Yang diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang. Jika harta telah terkumpul, orang punya banyak waktu untuk bersenang-senang (leisure). Dengan demikian, pada masa sekarang kemampuan untuk hidup bersenang-senang juga dijadikan sebagai alat untuk meperlihatkan derajat atau status seseorang. Dengan harta melimpah orang berlomba-lomba membeli barang-barang yang digunakan untuk pamer. Kecenderungan perilaku konsumsi seperti ini disebut Veblen dengan istilah conspicuous consumption.

b. Prilaku PengusahaPrilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan production for use. Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis. Produksi seperti ini disebut dengan production for profit. Vablen melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan nasip orang lain.Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan suatu golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan paling besar. Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa memperhatikan laba tampa memperhatikan cara yang iya jalani. Mereka mendapat kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam menguasai bahan mentah dan menguasai daerah pemasaran. Ia juga mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak dan keuangan yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang masih belum mempunyai aturan permainan atau rule of law yang jelas, sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan militer demi mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain yang ikut dalam bisnis yang di monopolinya, ia akan berurusan dengan militer. Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha absentee ownership tiddak segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan kerja keras. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara lain untuk mematikan pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk dari perusahaan pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.Dengan monopoli power yang ada ditangan, mereka juga sering mengurangi pasok barang-barang, sehingga harga melambung. lagi-Iagi, pengusaha menerima keuntungan melebihi kewajaran. Dengan singkat, uang atau modal ditangan pengusaha pemangsa lebih sebagai alat pengeksploitasi keuntungan sebesar-besarnya dari pada sebagai asset yang dikelola dengan efisien untuk memuaskan kebutuhan konsumen sebagaimana yang terjadi dalam perusahaan sungguhan. Maka tidak mengherankan Veblen menolak keras tesis kaum klasik. Tesis yang ditentangnya menganggap bahwa usaha setiap orang yang mengejar kepentingannya masing-masing pada akhirnya akan melahirkan suatu harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat secara keseluruhan. la melihat bahwa perilaku pengusaha yang hanya mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang dengan tujuan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar kepentingan pribadi ada pengusaha yang menghambat dan mematikan kepentingan orang banyak. Veblen menilai bahwa para pengusaha absentee ownership yang biasa memperoJeh keuntungan dengan cara yang saling menguntungkan tersebut sangat berpotensi melahirkan golongan leisure class. Secara psikologis orang yang bisa memperoleh sesuatu tanpa keringat tidak begitu menghargai sesuatu yang diperolehnya. Maka tidak mengherankan kalau perilaku konsumsinya akan bersifat conspicuous consumption. Hal ini berbeda dengan perilaku konsumsi pengusaha murni yang sertus dan mati-matian dalam berusaha. Karena keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka akan lebih berperhitungan dalam mengonsumsi barang dan jasa.

2. Tokoh-tokoh Institusional LainnyaVeblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak pengikut. Di antaranya adalah : Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, Joseph Schumpeter, dan Douglas North.a. Wesley Clair Mitchell (1874-1948)Pada tahap awal Mitchell tertarik mempelajari kajian klasik, tetapi setelah dia mengikuti pelajaran dari John Dewey dan Veblen di Universitas Chicago mulailah dia tertarik dengan kajian ekonomi dan mempelajari filsafat. Mitchell adalah salah seorang ahli ekonomi terkenal di Amerika Serikat pada masa menjelang pertengahan abad ke 20. Selain ikut dalam mendukung dan mengembangkan pemikiran-pemikiran Veblen, lebih lanjut ia juga berjasa dalam mengambangkan metode-metode kuantitatif dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalahBusiness Cycles and TheirCauses (1913). Dia memfokuskan tulisannya pada siklus bisnis dan kajian-kajian ekonomi. Walaupun Mitchell murid dari Veblen, tetapi dia masih mempunyai perbedaan pandangan dengan gurunya. Baginya, logika-logika yang deduktif hampir tidak berguna dalam mempelajari ekonomi. Namun demikian dia tertarik dengan pandangan-pandangan Veblen. Selanjutnya Mitchell berpendapat bahwa kelemahan-kelemahan metodologis yang ditemukan pada Veblen sama dengan yang ditemukannya pada teori-teori ekonomi ortodoks. Disini mulailah Mitchell mengkritik gurunya. Alasan Mitchell mengkritik gurunya karena dia tidak menemukan hal yang tepat dari apa yang dikemukakan Veblen.Mitchell berpendapat bahwa untuk ilmu ekonomi diperlukan pendekatan yang lebih umum dalam melakukan kajian perilaku manusia. Di pihak lain dia juga menolak pendekatan melalui naluri manusia yang digunakan Veblen. Untuk menjelaskan aktivitas manusia berdasarkan penelitian-penelitian empirik yang mendasar (grounded) lebih tepat dapat menggunakan ilmu-ilmu sosial. Sebaliknya teori ekonomi ortodoks lebih menekankan normalitas dan keseimbangan sistem yang menurut Mitchell kurang tepat, karena mengabaikan hubungan-hubungan yang dinamik. Sesudah perang dunia kedua, Mitchell mengorganisasi sebuah badan penelitian National Bureau of Economic Research. Dari penelitian ini memungkinkan lebih dikembangkannya penelitian-penelitian tentang pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi ataubusiness cycles,perubahan produktivitas, analisis harga dan sebagainya.

b. John R. Commons (1862-1945)Salah seorang pemikir ekonomi kelembagaan Amerika Serikat yang terkenal adalah John R. Commons, lahir di Ohio. Pada masa mudanya memperoleh pendidikan klasik dan teologi. Dia melakukan pengembangan pengajaran ilmu ekonomi dan melakukan berbagai perubahan dalam struktur dan fungsi ekonomi yang sering disebut denganWisconsin School. Terbentuknya ekonomi kelembagaan di Universitas Wisconsin melalui John. R. Commons. Dia mencoba melakukan perubahan sosial, penyempurnaan struktur dan fungsi pendidikan di kampusnya, dan banyak memberikan sumbangan dalam ekonomi perburuhan. Cita-cita commons mendapat dukungan, baik dari gubernur Negara bagian, maupun dari politisi di Wisconsin, sehingga banyak Undang-Undang yang disusunnya dalam usaha untuk melakukan perubahan sosial dan perburuhan. Undang-Undang yang disusunnya yaitu Undang-Undang pelayanan sipil (Civil Service Law) dan Undang-Undang jasa public (Utility Law), Undang-undang keselamatan kerja (Industrial Commission Law), Undang-Undang kompensasi pekerja, Undang-Undang pekerja anak-anak, Undang-Undang upah minimum bagi wanita dan lain-lain.Pandangannya terhadap ekonomi ortodoks yaitu menolak terhadap lingkungan ilmu ekonomi yang sempit, bersifat deduktif dan statik seperti ekonomi neoklasik. Dia mencoba untuk memasukan ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sejarah, hukum ke dalam analisis yang dilakukannya. Dasar analisis Commons tentang kapitalisme Amerika sama dengan dasar analisis ekonomi ortodoks yaitu tentang teori harga. Tetapi terdapat perbedaan yang cukup berarti. Menurut Commons teori harga ekonomi ortodoks tidak realistis. Teori harga dalam rumusan ortodoks hanya berlaku dalam kondisi-kondisi khusus, yakni dalam kondisi dimana pasar komoditi sangat terorganisir dengan baik. Dalam pasar ekonomi ortodoks pertukaran memang terjadi namun hubungan pertukaran tidak ada. Hubungan antara pembeli dan penjual, kebiasaan, adat dan segala macam budaya, dan psikologi antara manusia tidak diperhitungkan. Padahal bagi Commons transaksi adalah tempat pertemuan ekonomi, etika, kejiwaan, hukum dan politik. Commons membagi transaksi menjadi tiga yaitu :1. Transaksi dengan tawar menawar yang mengalihkan pemilihan kekayaan dengan sukarela antara dua pihak yang mempunyai kekuatan yang sama. Kekuatan ini bukan hanya dalam ekonomi tapi juga dalam hukum.2. Transaksi kepemimpinan, yang melibatkan perjanjian secara legal, dari atasan ke bawahan. Misalnya, transaksi antara mandor dengan pekerja yang dipimpin, antara lurah dengan rakyat yang dipimpinnya, dan antara pimpinan perusahaan dengan karyawannya.3. Transaksi distribusi (rationing transactions), seperti melakukan perjanjian, persetujuan antara pengusaha, penentuan pembagian keuntungan dan tugas-tugas.Dalam transaksi tersebut melibatkan aspek-aspek kebiasaan, adat, hukum, dan kejiwaan. Dengan jelas, Commons sebagai seorang pemikir ekonomi kelembagaan mempunyai pandangan perlunya tindakan-tindakan kolektif untuk menjamin setiap perbuatan individu, membela hak-hak pekerja, membatasi persaingan tidak sempurna dalam pasar, intervensi pemerintah untuk mekanisme pasar. Dipandang dari situasi tersebut, maka pandangan-pandangan Commons merupakan tuntutan-tuntan untuk melakukan reformasi sosial dan ekonomi.

c. John A. Hobson (1858-1940)John A. Hobson termasuk penentang ekonomi ortodoks di Inggris. Dia juga seorang pemikir ekonomi kelembagaan yang diabaikan pada masa hidupnya, tetapi kemudian banyak orang yang tertarik pada pemikirannya. Karirnya sebagai dosen habis, setelah bukunya tentang ekonomi terbit. Dia menertbitkan tidak kurang dari 40 buah buku dan banyak artikel yang menyerang pemikiran ekonomi ortodoks. Buku-bukunya tidak pernah mendapat perhatian para ahli ekonomi ortodoks, kecuali Keynes banyak berutang budi padanya. Dia berpendapat bahwa ekonomi ortodoks tidak patut dapat menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, tetapi dia juga sebagai pemikir ortodoks lainnya tidak pula mampu merumuskan struktur teori yang diinginkannya. Kadang-kadang, Hobson juga menerima bagian-bagian pandangan ekonomi ortodoks, tetapi dari keseluruhan dia menemukan tiga kelemahan teori ekonomi ortodoks yaitu :1. Teori itu tidak dapat menyelesaikan ekonomi dalam full-employment. Kenyataannya, keadaan selalu dalam kondisi kekurangan konsumsi atau kelebihan tabungan.2. Distribusi pendapatan ternyata senjang, karena kekuatan berada pada kelompok yang berpendapatan tinggi.3. Pasar bukanlah ukuran yang terbaik untuk ongkos sosial, dan barang-barang sosial menghasilkan system harga yang cenderung berorientasi pada keuntungan moneter.Hobson tidak setuju dengan pandangan John Neville Keynes tentang ekonomi positif dan normatif. Tidak mungkin membedakan antara kriteria positif dan normatif. Oleh karena keduanya terpaut masalah etika. Dia menolak hukum Say dengan alasan kejadian-kejadian yang diamati, terjadi kelebihan tabungan yang menyebabkan depresi.Menurut Hobson, distribusi pendapatan dapat diturunkan kesenjangannya dengan politik perpajakan, dan pengeluaran pemerintah. Hobson lebih tertarik pada pembagian pendapatan personal, dan tidak percaya pada teori produksi marjinal, karena nilai etika sangat menunjang untuk pembagian pendapatan personal.Kritiknya yang lain terhadap sistem harga dalam ekonomi ortodoks adalah bahwa harga bukan mencerminkan biaya sosial dalam menghasilkan barang-barang. Dia menghitung itu dari segi biaya manusia (human-cost) dan kepuasan manusia (human utility). Menurut Hobson, ekonomi ortodoks yang mempunyai pasar dengan persaingan bebas perlu dikontrol dan untuk itu diperlukan rekonstruksi sosial. Hukum Say yang demikian popular dalam masa ekonomi Klasik, ditolak oleh Hobson, dan kemudian J.M Keynes juga menolaknya, dan memuji pandangan Hobson. Pandangan Hobson berpengaruh juga di Inggris, karena gagasannya mempengaruhi gerakan serikat kerja terutamalabor party.

d. Gunnar Karl Myrdal (1898 1987)Myrdal merupakan tokoh ekonomi dari Swedia juga dogolongkan sebagai pendukung aliran institusional. Setelah menyelesaikan pendidikan dalam bidang hukum, Myrdal melanjutkan pendidikan dalam bidang ekonomi, dan selesai tahun 1927. Ia banyak menulis buku, antara lain :An American Dilema(1944);Value in Social Theory(1958);Challenge to Affluence(1963); danAsian Drama:AnInquiry into The Poverty of Nations(1968). Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuatvalue judgement.Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoretis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Sebagai penganjur aliran institusional, ia percaya bahwa pemikiran institusional sangat diperlukan dalam melaksanakan pembangunan di negara-negara berkembang. Atas jasa-jasanya dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran ekonomi, terutama bagi pembangunan negara-negara berkembang, tahun 1974 bersama dengan F.A Hayek ia memperoleh hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi.e. Joseph Schumpeter (1883-1950)Schumpeter lahir di Austria pada tahun 1883, kemudian memperoleh gelar hukum dari Universitas di Wina 1906, pernah menjadi menteri keuangan di Austria kemudian menjadi guru besar di Universitas Bonn, dan pindah ke Universitas Harvard di Amerika Serikat sebagi guru besar Ekonomi. Schumpeter meninggal pada tahun 1950. Tulisan-tulisannya masih muncul setelah Perang Dunia ke II.Schumpeter oleh beberapa penulis dimasukan sebagai pendukung aliran institusional. Hal itu karena pendapatnya yang mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan (entrepreneurship) para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.Schumpeter merupakan salah satu tokoh ekonomi kapitalis, ciri-ciri ekonomi kapitalis menurutnya ialah adanya invensi dan inovasi, terjadi penciptaan kredit, terjadi perubahan struktur ekonomi, terjadi perubahan permintaan, teknologi berubah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Invensi adalah hal penemuan teknik-teknik produksi baru. Sementara inovasi memiliki makna lebih luas, tidak hanya menyangkut penemuan teknik-teknik berproduksi baru tetapi penemuan komoditi baru, jenis material baru untuk produksi, cara-cara usaha baru, cara-cara pemasaran baru dan sebagainya. Oleh Schumpeter inovasi dianggap sebagai sesuatu loncatan dalam fungsi produksi.Inovasi ditemukan oleh inovator, tetapi entrepreneurlah yang mempraktikan hasil penemuan tersebut pertama kali. Tanpa entrepreneur yang mengadopsi temuan-temuan baru, orang akan tetap menggunakan cara-cara lama yang telah usang dan tidak efisien. Lebih jauh, menurut Schumpeter, entrepreneur tidak sama dengan pengusaha biasa. Entrepreneur lebih jeli mencari peluang, mampu merintis dan mengatur inovasi, mau mengadopsi teknik, cara dan pola baru; dan yang paling penting berani mengambil resiko.Pemikiran-pemikirannya semakin menarik ahli ekonomi sekitar tahun 1930-an, oleh karena ekonomi dunia waktu itu mengalami depresi besar yang berorientasi pada masalah siklus ekonomi, sistem ekonomi waktu itu terganggu.

f. Douglas NorthJika meloncat ke tahun 1993, maka orang terakhir yang perlu dicantumkan sebagai pendukung aliran institusional adalah Douglas North dari University of Washington, Missouri, Amerika Serikat. Penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1933 pada waktu Douglas North menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi. North menerima hadiah yang sangat membanggakan tersebut karena jasanya yang sangat besar dalam memperbarui riset dalam penelitian sejarah ekonomi dan metode-metode kuantitatif.Selama ini kebanyakan pakar-pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-satunya penggerak roda ekonomi, dan mengabaikan peran institusi. Hal ini dinilai North keliru, sebab peran institusi, baik institusi politik maupun institusi ekonomi, tidak kalah pentingnya dalam pembangunan ekonomi. Lebih jauh, ia menyimpulkan bahwa negara-negara komunis hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar. Terhadap perubahan-perubahan yang radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki kebijaksanaan ekonomi makro belaka. Agar reformasi berhasil, dibutuhkan dukungan seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Beberapa contoh institusi yang mampu memberikan insntif tersebut adalah hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan pemilikan tanah.Dari uraian di atas jelas bahwa apa yang dimaksudkan North dengan institusi sedikit berbeda dengan yang dikemukakan Veblen sebagai pendiri aliran institusional. Bagi Veblen institusi diartikan sebagai norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya. Namun, bagi North institusi adalah peraturan perundang-undangan berikut sifat-sifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang. Dalam hal ini, North tidak melihat institusi sebagai institusi, tetapi terutama pada konsekuensi institusi tersebut atas pilihan-pilihan yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Kehadiran institusi sangat penting sebagai alat untuk mengatur dan mengendalikan para pelaku ekonomi di pasar.

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN

1. Ekonomi institusionalsecara umum adalah sebuah mazhab pemikiran dalam ilmu ekonomi yang berisi pandangan bahwa perilaku ekonomi (economic behavior) seseorang atau suatu pihak sangat dipengaruhi oleh institusi tertentu. Institusi sendiri dalam hal ini memiliki arti yang cukup luas dan secara singkat dapat didefinisikan sebagai aturan main dalam suatu kelompok masyarakat, baik yang sifatnya formal maupun informal, yang sengaja disusun untuk membatasi atau mengatur hubungan antar manusia yang ada dalam kelompok masyarakat tersebut.2. Salah satu tokoh mashab institusional yang paling terkenal adalah veblen dengan teorinya perilaku pengusaha yang cenderung bersifat absente ownership dan motivasi konsumen dengan sifat conspicuous consumptionnya.3. Tokoh-tokoh lain yang mengembangkan mashab institusional, beberapa diantaranya yaitu :a) Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)b) Joseph Schumpeter (1883-1950)c) Gunnar Karl Myrdal (1898 1987)d) John A. Hobson (1858-1940)e) John R. Commons (1862-1945)f) Wesley Clair Mitchell (1874-1948)g) Douglas North

DAFTAR PUSTAKA

(2013).Ekonomi Institusional.fromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_institusional , 6 Juni 2013Deliarnov.Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi, 2012.Yogi Syahputra (2011).Bab X aliran institusional.from http://speunand.blogspot.com/2011/01/aliran-institusional.html , 7 Juni 2013

Oleh Mahasiswa Ekonomi IV Sore11