bab 1 pendahuluan v.1.0 (zaid hizbullah a g z)

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegemukan dan obesitas menjadi masalah serius di berbagai negara. Prevalensi kegemukan dan obesitas di dunia telah mengalami peningkatan yang cepat pada semua kelompok populasi dan mengenai disemua usia. Sebelumnya, kegemukan dan obesitas dianggap sebagai masalah negara- negara maju. Namun, dengan meningkatnya pendapatan, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup besar kemungkinan negara-negara berkembang akan menghadapi masalah yang sama. Secara global, obesitas telah mencapai tingkat epidemik, dengan lebih dari 1 miliar orang dewasa mengalami kegemukan dan paling sedikit 300 juta diantaranya mengalami obesitas (1,2). Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, terutama di 1

Upload: hizfisher

Post on 30-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahKegemukan dan obesitas menjadi masalah serius di berbagai negara. Prevalensi kegemukan dan obesitas di dunia telah mengalami peningkatan yang cepat pada semua kelompok populasi dan mengenai disemua usia. Sebelumnya, kegemukan dan obesitas dianggap sebagai masalah negara-negara maju. Namun, dengan meningkatnya pendapatan, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup besar kemungkinan negara-negara berkembang akan menghadapi masalah yang sama. Secara global, obesitas telah mencapai tingkat epidemik, dengan lebih dari 1 miliar orang dewasa mengalami kegemukan dan paling sedikit 300 juta diantaranya mengalami obesitas (1,2).Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, terutama di kalangan masyarakat miskin, tetapi prevalensi obesitas muncul sebagai masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional pada tahun 2010 menunjukan bahwa kelebihan gizi ditemukan di semua kelompok usia. Prevalensi anak balita sekitar 13,3 % yang kekurangan gizi dan 14 % yang kelebihan gizi. Kemudian pada anak usia 6-12 tahun yaitu 11,2% yang kekurangan gizi, sedangkan yang kelebihan sekitar 9,2%. Pada anak usia 13-15 tahun, prevalensi kekurangan gizi 10,1% dan kelebihan gizi hanya 2,5%. Pada usia dewasa prevalensi gizi kurang menjadi 12,6% dan kelebihan gizi meningkat mencapai 21,7 % untuk kegemukan dan obesitas (3).Obesitas merupakan penyumbang utama penyakit kronis dan kecacatan global. Penderita obesitas akan meningkatkan faktor resiko medis seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, penyakit kandung ampedu, beberapa jenis kanker (endometrium, ovarium, payudara, kandung empedu, pankreas, hati, dan ginjal) dan masalah psikososial (2).Obesitas juaga dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan peningkatan gejala pernapasan bahkan pada individu tanpa obstruksi jalan napas. Efek Fisiologis utama dari obesitas adalah berkurangnya penyesuaian sistem pernafasan, peningkatan kinerja dan jumlah oksigen pernafasan, dan peningkatan penutupan saluran pernapasan bawah(4).Status gizi dapat dinilai secara absolut dengan cara mengukur indeks massa tubuh (IMT), dimana berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Orang dewasa dengan IMT < 18,5 dianggap kurus, orang dewasa dengan IMT 18,5 - < 24,9 dianggap normal, orang dewasa dengan IMT 25,0 - < 27,0 dianggap kelebihan berat badan, dan orang dewasa dengan IMT 27,0 dianggap sebagai obesitas (2,3).Indeks massa tubuh merupakan variabel independen yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran spirometri. Peningkatan indeks massa tubuh perlu diperhatikan untuk mengevaluasi efek pada fungsi paru. Pada beberapa penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh memberikan efek yang signifikan terhadap volume paru, khusunya pada kapasitas fungsional residual dan volume cadangan ekspirasi (4,5,6,7).Penelitian yang berkaitan dengan tes fungsi paru sudah dilakukan beberapa kali yang berhubungan dengan status gizi. Namun, penelitian yang secara langsung berhubungan dengan indeks massa tubuh dirasa masih sedikit. Kesimpulan yang didapatkan dalam beberapa penelitian juga masih terasa kurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara indeks massa tubuh dengan fungsi paru, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat yang belum pernah dilakukan pengukuran spirometri yang berkaitan dengan indeks massa tubuh.B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu, Apakah indeks massa tubuh meberikan efek terhadap fungsi paru pada mahasiswa FK UNLAM tahun 2014?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumTujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan fungsi paru pada mahasiswa FK UNLAM tahun 2014.2. Tujuan khususTujuan khusus penelitian ini adalah :a. Mengetahui fungsi paru mahasiswa FK UNLAM tahun 2014 dengan IMT < 18,5 (kurus).b. Mengetahui fungsi paru mahasiswa FK UNLAM tahun 2014 dengan IMT 18,5 - < 24,9 (normal).c. Mengetahui fungsi paru mahasiswa FK UNLAM tahun 2014 dengan IMT 25,0 - < 27,0 (kelebihan berat badan).d. Mengetahui fungsi paru mahasiswa FK UNLAM tahun 2014 dengan IMT 27,0 (obesitas).

D. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah mengenai hubungan antara indeks massa tubuh dengan tes fungsi paru pada mahasiswa FK UNLAM tahun 2014 dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian yang akan datang.

1