bab 1 kasus

13

Click here to load reader

Upload: zaqilafash

Post on 21-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab 1 kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 kasus

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerpurium) masa segera setelah kelahiran plasenta sampai 6

minggu, selama masa ini saluran reproduksi anatominya kembali kekeadaan dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan tidak hamil yang

normal. (Rukiyah, 2010)

Pada saat persalinan telah dilalui oleh seorang ibu berjalan normal tanpa

adanya bahaya, akan tetapi masa tetap masa nifas yaitu masa dua jam setelah

persalinan sampai dengan enam minggu, harus diwaspadai terjadi bahaya yang

akan mengancam keselamatan ibu, masa nifas dilalui beberapa tahap dan

dilakukan pemantauan, periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi

ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial, Baik di negara

maju maupun negara berkembang , perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu

banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang

sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan

kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan

ini terutama di sebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidaktersediaan

pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan

pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan

kesehatan juga menyebabkan rendahnya adekuat terhadap masalah dan penyakit

yang timbul pada masa pasca persalinan. (Prawirohardjo, 2010).

1

Page 2: Bab 1 kasus

2

Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO), angka

kematian ibu di Indonesia mencapai 9.900 orang dari 4,5 juta keseluruhan

kelahiran pada tahun 2012. Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk

angka kematian ibu di negara ASEAN. Peringkat pertama ditempati oleh Laos

dengan 470 kematian ibu per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian paling

kecil dimiliki oleh Singapura dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran

(http://health.detik.com. Diakses tanggal 25 April 2014).

Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010,

penyebab langsung kematian ibu terjadi 90% pada saat persalinan dan segera

setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),

komplikasi puerperium (8%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli (5%),

partus lama / macet (5%), dan lain-lain (11%). Kematian ibu juga diakibatkan

beberapa faktor risiko keterlambatan (tiga terlambat), diantaranya terlambat dalam

pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari

tenaga kesehatan, dan terlambat sampai difasilitas kesehatan pada saat dalam

keadaan emergensi (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada

tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada tahun 2007 menjadi 359

per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Untuk mengatasi hal tersebut,

BKKBN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mengelurkan petuah yang

disebut dengan “4 Jangan dan 3 Terlambat”. "Jangan kawin terlalu muda, jangan

terlalu sering beranak, jangan terlalu dekat jarak melahirkan, dan jangan terlalu

tua,". Petuah 4-Jangan tersebut harus didukung untuk mencegah terjadinya 3-

Page 3: Bab 1 kasus

3

Terlambat. Yaitu jangan terlambat mendeteksi kelainan kehamilan pada ibu,

jangan terlambat untuk segera pergi ke rumah sakit ketika di deteksi ada kelainan

atau penyakit, dan jangan terlambat ditangani oleh pelayanan kesehatan

(http://health.detik.com. Diakses tanggal 25 April 2014).

Dengan melihat angka kematian ibu meroket sesuai dengan SDKI tahun

2012, maka diperlukan usaha kerja keras untuk menurunkan Angka kematian ibu

untuk mencapai Tujuan MGDs pada Point 5, salah satu upaya yang perlu

dilakukan adalah Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu

hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka sehat dan normal, tidak

hanya fisik tetapi juga mental (SDKI, 2012).

Dalam SDKI 2012, ibu yang melahirkan anak hidup dalam lima tahun

sebelum survei ditanya beberapa pertanyaan tentang perawatan kesehatan ibu dan

anak. Untuk perawatan ibu hamil, pewawancara diinstruksikan untuk mencatat

semua jawaban responden kalau dilaporkan lebih dari satu sumber pelayanan. 96

persen dari kelahiran terakhir dalam lima tahun sebelum survei, mendapatkan

pemeriksaan kehamilan dari petugas medis terlatih. Ibu umur 20-34 tahun

cenderung menerima pemeriksaan kehamilan dari tenaga profesional kesehatan

lebih baik dibandingkan ibu umur lebih muda maupun ibu umur lebih tua.

Cakupan pemeriksaan kehamilan lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding

perdesaan (masing-masing 98 persen dan 93 persen). Cakupan pemeriksaan

kehamilan membaik dengan bertambah tingginya tingkat pendidikan, 64 persen

Page 4: Bab 1 kasus

4

untuk ibu tanpa pendidikan, menjadi 99 persen untuk ibu dengan pendidikan

menengah atau lebih. (SDKI, 2012).

Sementara AKB sebanyak 824 kasus tahun 2013 dan 868 kasus pada tahun

2011. Jumlah kematian ibu maternal yang di laporkan oleh dinas kesehatan

kabupaten / kota di Sulawesi selatan 118 orang atau 78,84 per 100.00 kelahiran

hidup. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%),

kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35%). (Anonim. 2014).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2011 jumlah

persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 13.200 (90,29%) pada

tahun 2012 sebanyak 13.659 (93,43%) dan pada tahun 2013 sebanyak 13.536

(91,78%). (Profil Dinas Kesehatan Kab. Bone)

Berdasarkan data dari Puskesmas Kading jumlah persalinan yang di tolong

oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 584 orang ( 87,82% ), pada

tahun 2013 sebanyak 586 orang (88,12%), dan pada tahun 2014 sebanyak 477

orang (95,59%), dan jumlah Rupture Perineum pada tahun 2015 sebanyak 129

orang ( 28,85% ). (Profil Puskesmas Kading).

Selain nyeri yang di timbulkan oleh luka perineum, ibu juga beresiko untuk

terjadinya infeksi, baik infeksi yang terbatas pada luka perineum maupun infeksi

yang menyebar keorgan lainnya, sehingga perawatan luka perineum menggunakan

teknik aseptif dan anti seftik dan menjadi personal hygiene sangat penting untuk

meminimalkan resiko tersebut. Dengan melihat dari hal-hal yang telah disebutkan

diatas maka penulis berusaha untuk bisa memaparkan melalui karya tulis ilmiah

dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Post Partum pada Ny”X“ dengan

Page 5: Bab 1 kasus

5

nyeri luka Perineum Pada Hari Ke II di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo

Kab. Bone Tahun 2015”

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan studi kasus ini, menggunakan pendekatan proses manajemen

asuhan kebidanan post partum dengan nyeri luka perineum hari ke II di UPTD

Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny”X“ dengan Post

Partum hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone

berdasarkan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian dan analisa data pada Ny”X“ Post

Partum hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab.

Bone.

b. Mampu merumuskan diagnosa atau masalah aktual pada Ny”X“ Post

Partum hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab.

Bone.

c. Mampu merumuskan diagnosa atau masalah potensial pada Ny”X“ Post

Partum hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab.

Bone.

Page 6: Bab 1 kasus

6

d. Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi asuhan

kebidanan guna pemecahan masalah pada Ny”X“ Post Partum hari

kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

e. Mampu menyusun tindakan asuhan kebidanan pada Ny”X“ Post Partum

hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

f. Mampu mengimplementasi asuhan kebidanan pada Ny”X“ Post Partum

hari kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny”X“ Post Partum hari

kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

h. Mampu mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan

kebidanan yang telah di laksanakan pada Ny”X“ Post Partum hari

kedua di UPTD Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi institusi pendidikan

a. Untuk menambah referensi perpustakaan dan untuk bahan acuan

penelitian yang Akan datang.

b. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir

Program Pendidikan Diploma III Akbid Bataritoja Watampone.

2. Bagi institusi tempat pengambilan kasus

Dapat memberikan masukan bagi pustu mallusetasi kec.sibulue untuk

mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan umumnya dalam penerapan proses Asuhan

Kebidanan pada klien Post Natal dengan Nyeri Luka Perineum.

Page 7: Bab 1 kasus

7

3. Bagi penulis

Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan penulis tentang

Asuhan Kebidanan Post Natal.

E. Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini di gunakan dasar teori yang di

padukan dengan praktek, metode yang di gunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Penulis mempelajari buku-buku / literatur, mengambil data dari

internet, membaca buku yang berkaitan dengan post natal care dengan

nyeri luka perineum sebagai dasar yang digunakan dalam penyusunan

karya tulis.

2. Studi Kasus

Melalui pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif, data yang

di himpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode:

a. Wawancara

Yaitu dengan mengumpulkan data dengan mengadakan komunikasi

langsung kepada pasien dan keluarga.

b. Observasi

Yaitu pengamatan langsung pada keadaan umum pasien/gejala yang

timbul pada pasien yang terdiri atas keadaan umum, tingkat kesadaran

dan tanda-tanda vital.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data

Page 8: Bab 1 kasus

8

yang lengkap mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) meliputi

inspeksi, palpasi, auskultasi dan pemeriksaan laboratorium serta

pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format.

d. Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial dilakukan meliputi pengkajian status emosional,

respon terhadap kondisi lain yang dialami serta pola interaksi klien

terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan melihat dan mempelajari catatan perawatan hasil-hasil

pemeriksaan pada klien.

4. Diskusi

Mengadakan diskusi dengan pembimbing karya tulis agar proses

pembuatan Karya Tulis Ilmiah berjalan sesuai dengan ketentuan, ketetapan

atau tata cara pembuatan karya tulis ilmiah.