bab 1 hal 1-6

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau penyakit gula merupakan salah satu dari 7 penyakit kronis yang ada didunia yaitu: kanker, jantung, AIDS, diabetes, TB, vector borne,dan hepatitis. Dikatakan penyakit gula karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa atau gula didalam darah melebihi keadaan normal.(Soegondo ,2008). Menurut WHO tahun 2003, terdapat lebih dari 200 juta orang dengan diabetes didunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 orang di tahun 2025. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan daerah yang paling banyak terkena pada abat ke 21. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes ke 4 terbanyak didunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta penderita diabetes dan diperkirakan akan mengalami peningkatan menjdi 21,3 juta penderita pada tahun 2030 (Soegondo dan Sukardji, 2008)

Upload: giedtta-linglung-penelopepurple

Post on 25-Apr-2015

63 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 hal 1-6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) atau penyakit gula merupakan salah satu dari  7 penyakit

kronis yang ada didunia yaitu: kanker, jantung, AIDS, diabetes, TB, vector borne,dan

hepatitis. Dikatakan penyakit gula karena memang jumlah atau konsentrasi glukosa

atau gula didalam darah melebihi keadaan normal.(Soegondo ,2008).

Menurut WHO tahun 2003, terdapat lebih dari 200 juta orang dengan diabetes

didunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 orang di tahun 2025. Negara

berkembang seperti Indonesia merupakan daerah yang paling banyak terkena pada

abat ke 21. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes ke 4

terbanyak didunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di

Indonesia terdapat 8,4 juta penderita diabetes dan diperkirakan akan mengalami 

peningkatan menjdi 21,3 juta penderita pada tahun 2030 (Soegondo dan Sukardji,

2008)

 Komplikasi diabetes bisa terjadi pada penderita DM antara lain komplikasi akut

seperti kronik hipoglikemi, ketoasidosis untuk dm tipe I, koma hiperosmolar non

ketotik untuk dm tipe II dan komplikasi kronik seperti makroangiopati mengenai

pembuluh darah besar, pembuluh darh jantung, pembuluh darah tepi dan pembuluh

darah otak. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil-retinopati diabetik dan

nefropati diabetik. Neoropati diabetik dan penderita rentan infeksi seperti

tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih dan bahkan ulkus diabetikum.

(Mansjoer,1999)

Page 2: bab 1 hal 1-6

2

Pada penderita diabetes mellitus, insulin yang dihasilkan tidak memadai

dikarenakan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terkumpul dalam

darah, menyebabkan timbulnya gejala diabetes mellitus. Kecenderungan terkena

diabetes mellitus tampaknya sering kali karena faktor keturunan. Keadaan-keadaan

lain yang mendorong timbulnya penyakit ini adalah kehamilan, kegemukan, tekanan

fisik atau emosi. Komplikasi yang muncul yaitu hipoglikemi dan hiperglikemi.

Hiperglikemi terjadi karena paparan glukosa yang tinggi dan beredar dalam darah

sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan terjadi banyak

kerusakan pada banyak organ diantaranya : kulit akan terjadi dermatitis sampai

infeksi hingga berakhir pada luka ulkus diabetik (Ivan Hoesada, dkk, 2005).

Ulkus diabetik adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat

sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar pada bagian tungkai

( Askandar, 2000). Ulkus diabetik  merupakan suatu penyakit yang menakutkan

karena merupakan komplikasi lanjut dari keadaan yang dialami oleh seorang

penderita diabetes mellitus, mempunyai dampak negatif yang komplek terhadap

kelangsungan kualitas hidup individu. Salah satu diantaranya adalah amputasi apabila

luka atau gangren tersebut mengancam jiwa seseorang. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam perawatan diabetes mellitus dan ulkus diabetik yaitu : pengaturan

makan yang baik, tidak boleh makan gula atau makanan bergula, mengkonsumsi

makanan dengan kadar tinggi protein misalnya: daging tanpa lemak, telur, ikan, sayur

hijau dan harus menjauhi makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat serta

melakukan latihan fisik (olah raga secara teratur) Nurhasan (2002).

Untuk itu diperlukan pengetahuan pasien tentang perawatan luka pada

pasien diabetes mellitus.  Hal ini sangat penting karena tidak hanya untuk

memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat menentukan langkah-langkah

Page 3: bab 1 hal 1-6

3

yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya penyakit. Menurut

Karyoso (1999) bahwa dengan pengetahuan manusia dapat mengembangkan

apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup,

sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Terbentuk suatu

perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif

dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi

atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru dan akan

terbentuk dalam sikap maupun tindakan.

Bila seorang pasien mempunyai pengetahuan, maka pasien akan dapat

memilih alternative yang terbaik bagi dirinya dan cenderung memperhatikan

hal-hal yang penting tentang perawatan diabetes mellitus seperti : pasien akan

melakukan pengaturan pola makan yang benar, berolah raga secara teratur,

mengontrol kadar gula darah dan memelihara lingkungan agar terhindar dari

benda-benda lain yang dapat menyebabkan luka. Apabila perawatan yang

dilakukan dengan tepat maka dapat membantu proses penyembuhan dan

diharapkan pasien menjadi sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual

(Effendi, 1999).

Tetapi tidak sedikit penderita diabetes tidak mengetahui tentangcara

perawatan luka yang benar serta kurangnya pengetahuan tentang bahaya

komplikasi dari penyakit ini.

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian

”Hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan luka gangren pada

pasien diabetes mellitus di RSUD Pandan Arang Boyolali.”

Page 4: bab 1 hal 1-6

4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian “Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang

perawatan luka gangrene pada pasien diabetes mellitus di RSUD Pandan Arang

Boyolali?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang

perawatan luka gangren di RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan tentang diabetes mellitus

b. Untuk mengetahui tentang gambaran pengetahuan pasien DM dalam

perawatan luka gangren.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuanpasien tentang

perawatan luka gangrene pada pasien diabetes mellitus.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan

menambah pengetahuan yang telah ada tentang hubungan tingkat

pengetahuan pasien tentang paerawatan luka gangrene penderita diabetes

mellitus.

Page 5: bab 1 hal 1-6

5

2. Manfaat praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini sebagai data dasar bagi tenaga kesehatan, khususnya bagi

perawat untuk menigkatkan pengetahuan pasien dalam perawataan

luka gangren diabetes mellitus.

b. Bagi Masyarakat

Menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat dalam perawatan

luka gangrene diabetes mellitus.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan bahan kajian yang dapat di jadikan bahan

penelitian berikutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan

luka gangrene, sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian tentang

hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan luka gangren pada

pasien diabetes mellitus RSUD Pandan Aran Boyolali. Adapun penelitian

yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian oleh Agung Budi Jatmiko tahun 2000, judul: Kecemasan pada

pasien Diabeteus Mellitus dengan komplikasi ulkus diabetika yang dirawat

inap di RSUD DR.Moeardi Surakarta, desain cross sectional, dengan hasil

terdapat kecemasan pada pasien Diabetus Mellitus dengan komplokasi

ulkus diabetik.

Page 6: bab 1 hal 1-6

6

2. Penelitian oleh anton Wijata Kusuma tahun 2006, judul Hubungan antara

terjadinya neuropati diabetika dengan lamanya menderita DM di RSUD

DR.Moewardi Surakrta, desain cross sectional, dengan hasil lama

menderita DM berpengaruh terhadap terjadinya neiropatika diabetika yaitu

semakin lama menderita DM semakin besar terkena neuropatika.

3. Yudha dkk, 2004, judul : Kejadian ulkus diabetes pada penderita Diabetes

mellitus tipe 2 dengan dan tanpa dislipidemia di RSUP Dr. Kariadi

Semarang , desain cross sectional dengan hasil angka kejadian ulkus

diabetes pada pasien tipe 2 dengan displidemia lebih tinngi dibandingkan

dengan normolipidemia, kadar kolesterol dan trigliserida lebih tinggi

secara bermakna pada penderita ulkus diabetes dengan dyslipidemia

Dari ketiga hasil penelitian yang sudah dilakukan diatas dapat dijelaskan

bahwa ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan ini. Adapun persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah jenis penelitian ini menggunakan uji hipotesa dengan pendekatan

croos sectional, maka jenis penelitian adalah deskriptif korelasional.Selain

itu terdapat perbedaan pada waktu , variable dan tempat penelitian.