bab 1
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pembelajaran alat musik kontrabass semakin banyak
peminatnya, banyak hal yang melatar belakangi keadaan tersebut, salah satunya
adalah berkembanganya musik klasik di kalangan masyarakat khususnya musik
orkestra, dimana instrumen musik kontrabass menjadi salah satu instrumen musik
di dalamnya. Berkembangnya musik klasik, khususnya orkestra dapat dilihat dari
banyaknya orkestra atau chamber yang tebentuk di kalangan masyarakat pada
saat ini, diantaranya: OsBS (Orkestra Bumi Siliwangi), TO (Twilite Orkestra),
NSO (Nasional Symphoni Orkestra), ISO (ITB Student Orkestra), NYO
(Nasional Youth Orkestra). Karena banyak peminat yang ingin menekuni alat
musik ini, maka banyak sekolah musik bahkan sekolah umum hingga perguruan
tinggi menawarkan program pembelajaran alat musik kontrabass.
Sekolah atau lembaga-lembaga yang menawarkan program pembelajaraan
alat musik kontrabass harus di dukung oleh prasarana serta pendukung lainnya,
seperti disampaikan Hamalik dalam Gunawan (1999:3) bahwa: ”Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran…”
1
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk kebutuhan
sebuah proses pembelajaran alat musik dimanapun, diperlukan fasilitas dan unsur-
unsur pendukung lainnya guna mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Terabaikannya masalah fasilitas dan unsur penunjang di dalam pembelajaran,
dapat mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran dan pendidikan dalam
bidang musik. Begitu pula halnya dengan pembelajaran kontrabas sebagai salah
satu instrumen penting di dalam musik orkestra.
Hal lainnya yang harus diperhatikan di dalam pembelajaran kontrabas
adalah masalah metodologi pembelajaran yang harus terus di kembangkan,
melalui inovasi-inovasi baru seiring dengan berkembangya teknik-teknik yang
digunakan dalam memainkan alat musik tersebut. Guru perlu meningkatkan
keterampilan serta teknik bermain kontrabass dan mengajarkannya kepada para
siswa secara terarah dan bertahap, seperti diutarakan Busroh dalam Pambudi
(2007:5)
Pembelajaran musik sejak dini harus mulai diterapkan secara sistematis dan bertahap, karena memang pada usia dini seorang anak akan lebih dapat menangkap suatu model pembelajaran yang diberikan gurunya artinya bahwa pembelajaran musik harus tersusun dan terencana sesuai dengan strategi yang diterapkan guru kepada siswanya.
Pembelajaran yang bertahap serta peningkatan teknik bermain alat musik
kontrabass memerlukan waktu dalam proses pembelajarannya, sehingga
menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam bidang musik, khususnya alat
musik kontrabass.
2
Berbicara mengenai pembelajaran instrumen musik, salah satu sekolah
yang menawarkan program musik khususnya alat musik kontrabass adalah SMA
Bina Bakti dengan program kelas MATIUS. Nama “MATIUS” untuk program
tersebut merupakan kepanjangan dari Mandiri Aktif Taat Inovatif Ulet dan
Sopan (MATIUS). Program ini di kembangkan oleh yayasan Bina Bakti sebagai
sekolah non regular dengan tujun utamanya adalah memberikan keseimbangan
pada pertumbuhan semua aspek kepribadian anak didik diantaranya aspek fisikal,
intelektual, emosional, sosial, spiritual dan kecerdasan-kecerdasan yang lainnya
yang dimiliki oleh anak didiknya. Kurikulum yang digunakan bukanlah
kurikulum luar negeri, kurikulum inti yang digunkan adalah kurikulum nasional
yaitu kurikulum berbasis kompetensi, di mana menuntut para siswanya untuk
mampu melakukan berbagai kegiatan dan mengikuti berbagai mata pelajaran
dengan baik. Meskipun program MATIUS bukan merupakan program kejuruan
dalam bidang musik, tetapi para siswanya wajib untuk memepelajari seni musik.
Tujuan diadakannya pembelajaran musik di program MATIUS adalah
memberikan satu pola pembelajaran yang seimbang antara pelajaran analitik
(matematika, logika, bahasa, angka-angka, dan yang lain-lain) dengan pelajaran
yang sifatnya kreatif, sehingga ada keseimbangan antara otak kiri dengan otak
kanan. Jenjang sekolah yang berada di yayasan Bina Bakti dengan program
MATIUS yang didalamnya terdapat kelas seni musik diantaranya adalah SD,
SMP, dan SMA. Untuk tingkat SD pelajaran seni musik yang di berikan meliputi
perkusi, degung, piano, instrumen musik cina (kuchen, yamkin, arhu), recorder,
3
Violin, Viola, babysaxophone,dan altosaxophone. Untuk tingkat SMP
diantaranya: vocal, violin, viola, trompet, thrombone, saxophone, clarinet, flute,
gitar. Sedangkan untuk tingkat SMA diantaranya: violin, viola, kontrabass, cello,
instrumen tiup, dan gitar. Para siswa tidak di wajibkan untuk menguasai semua
instrumen musik, mereka di berikan kebebasan untuk memilih salah satu alat
musik yang diminati.
Berdasarkan survey awal penelitian, siswa yang mengikuti mata
pelajaran musik khususnya alat musik kontrabass memiliki keinginan yang tinggi
untuk dapat memainkan alat musik ini, tetapi pada awal pembelajaran tidak
sedikit dari para siswa yang mengalami kesulitan dalam memainkan alat musik
kontrabass dan belum terbiasa dengan posisi serta cara memainkan alat tersebut,
dan masih beranggapan bahwa memainkan alat musik kontrabass sama dengan
memainkan alat musik bass elektrik atau akustik yang biasa mereka mainkan.
Namun dalam waktu yang singkat siswa dapat memainkan alat musik kontrabass
dengan baik dan benar.
Beberapa hal yang telah diutarakan peneliti diatas menjadi suatu bahan
pertimbangan diadakannya penelitian di SMA Bina Bakti porgram MATIUS
Bandung. Aspek yang akan di teliti adalah pembelajaran kontrabass di SMA Bina
Bakti program MATIUS Bandung. Diharapkan dengan penelitian ini dapat
menambah wawasan, dan lebih mengetahui tahapan serta strategi yang diterapkan
oleh guru pada saat memberikan materi pembelajaran contrabass dasar, dengan
4
keterbatasan waktu yang dimiliki, dan mengetahui seberapa besar keinginan para
siswa dalam mempelajari atau memperdalam alat musik kontrabass.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti perlu mengidentifikasi
dan membatasi permasalahan apa yang hendak di teliti, yaitu bagaimana
pembelajaran seni musik, khusunya pembelajaran kontrabass di SMA Bina Bakti
Program MATIUS Bandung. Untuk lebih jelasnya peneliti merumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitiian sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pembelajaran kontrabass di SMA MATIUS Bandung?
2. Kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa di dalam mempelajari kontrabass di
SMA Bina Bakti Program MATIUS Bandung?
3. Bagaimana kemampuan siswa setelah menempuh pembelajaran kontrabass
dalam waktu yang singkat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk dapat
menjawab seluruh permasalahan terdapat di dalam penelitian. Secara rinci tujuan
yang ingin dicapai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan gambaran tentang tahapan pembelajaran kontrabass yang
dilakukan di SMA Bina Bakti Program MATIUS Bandung.
5
2. Mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi oleh siswa di dalam
mempelajari kontrabass di SMA Bina Bakti Program MATIUS Bandung.
3. Mengetahui kemampuan siswa setelah menempuh pembelajaran kontrabas
dalam waktu yang singkat.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilakukan, hasilnya diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, terutama bagi:
1. Guru
Bagi guru, khususnya para pengajar Kontrabass, hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan proses
pembelajaran, sehingga guru tidak saja dapat meningkatkan kemampuan
dan keterampilan para siswanya saja, tetapi juga wawasan mengenai
perkembangan musik khususnya mengenai penguasaan alat musik
kontrabass.
2. Siswa
Untuk lebih mengembangkan bakat musik yang dimiliki,
khususnya bakat untuk memainkan instrumen kontrabass dan memberikan
motivasi sehingga para siswa mampu menguasai alat musik ini dengan
waktu yang singkat.
6
3. Program Studi Seni Musik UPI
Selain untuk memperkaya literature tentang sebuah hasil
pembelajaran dalam bidang pembelajaran instrumen musik yang
dilakukan di sekolah, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
sebuah komparasi antara pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa
SMA dengan di perguruan tinggi. Dengan demikian diharapkan akan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal metodologi
yang biasa digunakan oleh dosennya maupun kualitas hasil pembelajaran
yang harus dicapai.
4. Peneliti
Sebagai sebuah pengalaman dan merupakan salah satu upaya untuk
menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang tahapan
pemberian materi pembelajaran kontrabass tingkat dasar bagi siswa SMA.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran suatu istilah, maka
peneliti akan memberikan definisi dari istilah-istilah sebagai berikut:
1. Metode
Cara melaksanakan sesuatu atau cara mencapai pengetahuan.
7
2.Pembelajaran
Interaksi yang terjadi antara guru dan murid dalam membahas suatu poko
masalah.
3. Kontrabass
Instrumen musik yang terdapat dalam orkestra yang memiliki bentuk
seperti violin tetapi memiliki ukuran yang sangat besar dengan jangkaun
nada yang sangat rendah.
F. Asumsi
Anggapan dasar yang menjadi titik tolak penelitian ini adalah bahwa
pembelajaran kontrabass di SMA Bina Bakti Program MATIUS dilakukan secara
individual, dengan menggunakan tahapan sesuai dengan buku bahan ajar wajib di
sekolah tersebut. Siswa yang mempelajari instrumen musik kontrabass tidak
memiliki kesulitan yang berarti. Sedangkan kualitas hasil pembelajarannya dapat
dicapai sesuai dengan tujuan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.
G. Metode Penelitian
1. Metode
Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin melihat dan mengkaji
sebuah data – data faktual tentang pembelajaran yang terjadi di lapangan.
Oleh karena itu, metode yang paling tepat untuk dapat mengkaji berbagai
8
data yang diperlukan tersebut adalah metode deskriptif dengan paradigma
kualitatif. Dengan digunakannya metode tersebut, diharapkan peneliti
mampu menggambarkan kembali tentang berbagai data yang berhasil
dikumpulkan dari lapangan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menggali dan mengumpulkan seluruh data yang diperlukan
dalam kegiatan penelitian ini, pasti diperlukan teknik pengumpulan data
yang benar-benar tepat dan sesuai dengan karakteristik data yang harus
digali. Oleh karena data yang diperlukan berupa kemampuan dan beberapa
informasi tentang bagai mana dan metode apa yang digunakan, berkenaan
dengan masalah itu, maka teknik yang dianggap tepat untuk
mengumpulkan data-data tersebut adalah observasi, wawancara, dan studi
literature.
a .Observasi
Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk
mengamati secara langsung perilaku responden di lapangan adalah
dengan teknik observasi. Observasi atau pengamatan yang dilakukan
peneliti di dalam penelitian ini adalah observasi pasif. Artinya di dalam
proses pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat
9
yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan kegiatan
pembelajaran.
b. Wawancara
Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu
oleh peneliti yang dirumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam hal ini,
peneliti mencoba melakukan pencarian informasi wawancara dengan
beberapa siswa dan pengajar.
c. Studi Literature
Dimaksudkan untuk mempelajari dari sumber kepustakaan yang ada
baik berupa buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan
membantu dalam memcari sumber informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penyusunan.
3. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengolahan data kualitatif. Setelah semua data terkumpul, baik dalam bentuk
catatan, rekaman atau bentuk lainnya, sehingga data terungkap secara detail,
peneliti mencoba menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
10
a) Mengklasifikasikan setiap tema, sesuai pola data dari hasil
penelitian.
b) Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan
literature atau sumber lain yang berupa teori serta dengan nara sumber
yang menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan.
c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses
pengolahan sehingga bisa disebut kesimpulan ke dalam bentuk tulisan
dan menganalisis data berdasarkan masalah penelitian.
H. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilkukan di SMA Bina Bakti Program MATIUS yang
terletak di JL. Bima no 9 (Industri dalam no 12) Bandung. Alasan pemilihan
lokasi penelitian ini adalah karena Sekolah Menengah Atas Program Matius satu-
satunya sekolah di Bandung yang memberikan pelayanan pembelajaran instrumen
musik secara professional kepada para siswanya.
I. Sampel Penelitian
Di Program Matius jumlah siswa yang mengambil mata pelajaran
kontrabassberjumlah 10 orang. Sedangkan pembelajar tingkat dasar adalah siswa
kelas 10 yang terdiri dari 2 orang. Sesuai dengan masalah yang dikaji pada
penelitian ini, maka yang dijadikan sampel pada penelitian ini hanya mereka yang
mengambil pembelajaran pada kelas 10, yaitu sebanyak 2 orang siswa.
11
12