bab-02. teori dasar pemodelan
DESCRIPTION
teori dasar pemodelanTRANSCRIPT
![Page 1: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 2PROSEDUR PEMODELAN
2.12.1 SMS (SURFACE WATER MODELLING SYSTEM)SMS (SURFACE WATER MODELLING SYSTEM)
Proses pemodelan numerik secara umum dengan menggunakan SMS dapat dibagi dua,
yaitu pre-processing dan post-processing dengan menggunakan interface SMS dan
pengetahuan tentang model numerik yang digunakan, yaitu modul STWAVE, CGWAVE,
ADCIRC dan RMA2. Sebagian besar informasi pada bab ini disadur dari manual modul-
modul tersebut, serta dari tutorial yang ada pada SMS. Dalam Laporan Preliminary ini
program SMS yang digunakan adalah SMS versi 8.1 dan 9.0.
2.1.12.1.1 IINTERFACENTERFACE SMS SMS
Surface Water Modeling System (SMS) adalah perangkat lunak yang memiliki kemampuan
sebagai pemroses awal dan akhir (pre- dan post- processor) untuk pemodelan air
permukaan. Yang dimaksud proses awal pemodelan adalah kegiatan melakukan diskritisasi
terhadap sebuah fungsi atau persamaan. Diskritisasi tersebut dilakukan dengan
membangun mesh atau grid pada daerah yang akan dimodelkan. Proses akhir pemodelan
adalah kegiatan menyajikan data hasil pemodelan, biasanya disajikan dalam bentuk grafik
dan gambar.
2.1.1.1 Perangkat Pre-Processor
Perangkat-perangkat pre-processor yang disediakan SMS berguna untuk mengatur,
mengedit, dan memvisualisasikan data geometri dan data hidrolis. Untuk diskritisasi, SMS
1
![Page 2: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/2.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
juga menyediakan perangkat untuk membangun, mengedit dan memformat mesh dan grid
yang akan digunakan dalam pemodelan numerik.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk membangun mesh dengan menggunakan SMS adalah :
1. Mengimport peta digital dengan ekstensi DXF atau TIF (*.dxf, *.tif). Peta ekstensi
DXF biasanya sudah berisi informasi geometri lokasi pemodelan, seperti data
batimetri dan skala peta yang sudah benar. SMS dapat menyesuaikan secara otomatis
skala pemodelan dengan skala peta DXF. Peta ekstensi DXF dapat diperoleh dengan
cara men- save as (Untuk Autocad 2000-2006) peta digital bereksteni DWG. Peta
ekstensi TIF biasanya hanya merupakan gambar latar belakang lokasi pemodelan
tanpa informasi geometris. SMS tidak dapat secara otomatis menyesuaikan skala peta
TIF untuk skala pemodelan. Penyesuaian skala model harus dilakukan secara manual
dengan cara meregister peta.
2. Membangun mesh domain model. Membangun mesh domain model dapat dilakukan
dengan cara membangun elemen-elemen pada daerah yang telah ditetapkan sebagai
domain model. Ada 2 macam cara yang dapat digunakan untuk membangun mesh.
Pertama, pada mesh modul, pembangunan dilakukan dengan cara mengklik tombol
Create Mesh Node untuk menyusun node-node sacara manual di seluruh lokasi
pemodelan, kemudian mengubungkan node-node tersebut menjadi elemen-elemen
diseluruh domain model. Cara kedua adalah pada map modul, dengan membangun
poligon yang mencakup domain model, kemudian pada pilihan Feature Object, klik
map 2D mesh, maka akan terbentuk mesh 2D secara otomatis. Poligon yang
dibangun merupakan arc group. Arc (Sederetan segmen-segmen garis yang saling
berhubungan, polyline) tersebut dibangun dengan meng-klik tombol Create Feature
Arc.
3. Memasukkan informasi batimetri. Nilai batimetri dimasukkan pada setiap node pada
elemen. Ada bermacam-macam cara memasukkan informasi batimetri, pertama
dengan menggunakan sebuah file dengan ekstensi XYZ (*.xyz) yang berisi tentang
informasi batimetri, file ini diambil sebagai data scatter sehingga pada saat generate
mesh, SMS secara otomatis akan membacanya sebagai data kedalaman. Atau dengan
cara manual, dengan memasukkan nilainya pada titik node mesh yang telah dibangun.
2
![Page 3: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/3.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
2.1.1.2 Perangkat Post-Processor SMS 8.1
Perangkat Post-Processor yang disediakan oleh SMS antara lain berupa penyajian hasil
model secara grafik dan visualisasi data hasil pemodelan pada setiap node didalam domain
model. Data-data yang dapat divisualisasikan secara garis besar dibagi dua : skalar dan
vektor. Data-data skalar biasanya disajikan dalam gambar peta kontur sedangkan data-data
vektor dalam bentuk panah-panah berarah. Penyajian secara visual lainnya adalah dengan
membuat suatu animasi untuk simulasi dinamik.
Proses penghitungan pemodelan, yaitu proses antara pre-process dan post-process, adalah
kegiatan untuk menyelesaikan persamaan matriks untuk mendapatkan solusi pada setiap
node. Proses perhitungan ini dilakukan oleh model-model numerik yang di support,
meliputi model dari United States Army Corps of Engineer-Waterways Experiment Station
(USACE-WES), antara lain TABS-MD (GFGEN, RMA2, RMA4, SED2D), ADCIRC,
CGWAVE, STWAVE, dan HIVEL2D, serta model dari U.S Federal Highway
Administration (FHWA), antara lain FESWMS dan WSPRO, dan beberapa model komersil
lainnya.
Secara umum tiap-tiap model numerik digunakan untuk menyelesaikan kasus yang
spesifik. Beberapa model dilakukan untuk menghitung elevasi muka air dan kecepatan
aliran, model lain digunakan untuk menghitung mekanika gelombang, dan yang lainnya
lagi digunakan untuk menghitung pergerakan kontaminan atau transpor sedimen. Beberapa
model numerik mendukung simulasi dinamik, sementara yang lain hanya bisa digunakan
untuk simulasi keadaan steady. SMS memiliki interface yang spesifik untuk setiap
pemakaian model numerik yang ada di dalamnya.
2.1.22.1.2 MMODULODUL D DALAMALAM SMS SMS
Untuk memodelkan arus dan perubahan tinggi muka air (pasang surut) digunakan program
SMS dengan modul RMA2 sebagai alat simulasi dinamika arus. Modul RMA2
dikembangkan oleh CIRP (Coastal Inlets Research Program) dibawah lembaga ERDC
(U.S. Army Engineer Research and Development Center). RMA2 adalah program yang
mengitung kecepatan berdasarkan kedalaman (depth average velocity) dengan metode
3
![Page 4: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/4.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
finite elemen 2D (dua dimensi). Sebagai gaya pembangkit (generating force) digunakan
data pasang surut yang diperoleh dari program NAOTIDE . Untuk memodelkan
pergerakan dan penyebaran sedimen digunakan modul SED2D sebagai alat simulasi.
Berikut adalah fungsi dan kegunaan dari modul-modul SMS tersebut :
Tabel 2.1 Kegunaan Modul-Modul SMS dan Inputnya
Modul Kegunaan Input
RMA2
Menghitung Besar dan Arah
Hidrodinamika Laut (Arus Laut) Akibat
Pasut
Batimetri dan Pasut
SED2D
Menghitung Besar dan Arah Penyebaran
Suatu Sedimen Akibat Arus Pasut yang
terjadi
Output RMA2 dan Parameter
Sedimen
Algoritma pengerjaan model sedimentasi pada daerah Tanjung Pasir Tangerang adalah
sebagai berikut
Batimetridan Pasut
Arus dan ElevasiMuka Air
TransporSedimen
Output RMA2 dan Parameter
Sedimen
RMA2
SED2D
Input Output
Gambar 2.1 Algoritma yang digunakan
4
![Page 5: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/5.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
2.1.2.1 Modul RMA2
Modul RMA2 memecahkan persamaan kontinuitas dan momentum yang menyebabkan
arus menggunakan metode elemen batas (finite element). Persamaan kontinuitas dan
momentum tersebut adalah :
Dengan :
h : Kedalaman perairan
: Elevasi muka air terhadap kedalaman perairan
t : Waktu
qx : Aliran per unit lebar yang parallel denga sumbu x
qy : Aliran per unit lebar yang parallel denga sumbu y
u & v : Kecepatan arus lateral rata-rata arah x dan y
g : Percepatan gravitasi bumi
f : Parameter Coriolis
τbx dan τby adalah gaya geser lateral pada dasar, yang dihitung menggunakan hukum
standar gesekan kuadratik
τsx dan τsy adalah tegangan pada muka air akibat gelombang
τwx dan τwy adalah tegangan pada muka air.
Komponen kecepatan u dan v diperoleh menggunakan persamaan
5
![Page 6: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/6.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
Input data yang dimasukkan dan pengolahan data awal (post processing) dalam modul
RMA2 akan dijelaskan dalam subbab-subbab berikutnya.
2.1.2.2 Modul RMA4
Arus yang bergerak sepanjang garis pantai akan memberikan sedimentasi lateral pada
pantai yang ditinjau. Pergerakan sedimen ini dapat mempengaruhi struktur yang berada di
sekitar pantai. Pergerakan sedimen ini dapat dimodelkan dengan menggunakan modul
SED2D pada program SMS ini. Persamaan pengatur yang digunakan dalam modul SED2D
adalah sebagai berikut.
Dimana
C = Konsentrasi (kg/m3)
t = Waktu (detik)
u = Kecepatan arus arah x (m/s)
x = Submu utama arah aliran (m)
v = Kecepatan arus arah y (m/s)
y = Sumbu tegak lurus sumbu x (m)
Dx = Koefisien difusi arah x (m2/detik)
Dy = Koefisien difusi arah y (m2/detik)
Adapun langkah-langkah pengerjaan pemodelan dengan menggunakan SED 2D adalah
sebagai berikut:
1. Membuat data inputan dan syarat batas.
6
![Page 7: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/7.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
Data utama yang dimasukkan adalah kecepatan arus dari hasil pemodelan dengan
RMA-2. Hasil ini digunakan sebagai inputan untuk melakukan analisis pada arah dan
besar konsentrasi sedimen yang akan dialirkan/dipindahkan.
Input lain adalah berupa jenis sedimen dan dimensi dari butiran sedimen. Besar dari
konsentrasi awal dasar perairan juga harus dimasukkan untuk mengetahui perubahan
yang akan terjadi pada perairan tersebut.
2. Membuat syarat batas pada nodestring.
Syarat batas ini merupakan nilai konsentrasi pada lokasi tertentu dari perairan yang
diketahui konsentrasi sedimen layangnya.
3. Mengatur pemodelan.
Pengaturan pemodelan dilakukan agar kita dapat menentukan analisis yang akan
digunakan dari peramalan sedimen ini. Pengaturan ini juga mengatur jumlah dari lama
pemodelan yang diinginkan.
4. Run/menjalankan program SED 2D
Setelah data input dimasukkan, maka SED 2D sudah dapat dijalankan dengan memilih
menu Run SED 2D.
2.22.2 PASANG SURUT PASANG SURUT
Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda
angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa dan luar materi itu
berada. Sehingga pasang surut yang terjadi di bumi terdapat dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
1. Pasang surut atmosfir (atmospheric tides)
2. Pasang surut laut (ocean tides)
3. Pasang surut bumi padat (bodily tides)
Pasang surut atmosfir adalah gerakan atmosfir bumi yang diakibatkan oleh adanya aksi
gravitasi dari matahari dan bulan atau benda langit lainnya. Gerakan atmosfir akibat hal ini
bisa dideteksi dengan barometer, yang mencatat perubahan tekanan udara di muka laut.
7
![Page 8: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/8.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
Pasang surut laut adalah naik turunnya permukaan air laut atau gelombang yang
dibangkitkan oelh adanya iteraksi antara matahari dan bulan.
Pasang surut bumi padat adalah gangguan akibat gaya gravitasi benda langit terhadap
bagian bumi padat. Gangguan ini sangat kecil hingga hampir tidak bisa dilihat, tapi untuk
pengukuran dari ketinggian suatu tempat dan penelitian geofisika lainnya, gangguan ini
harus diperhatikan benar kelakuannya.
Tetapi yang akan dibahas selanjutnya adalah pasang surut laut, di mana akan dikenal
dengan singkatan ”pasut” atau juga gelombang panjang, dikarenakan periodenya adalah
jam.
Gambar 2.2 Fenomena pasut pada spring dan neap tide
Faktor-faktor non-astronomis yang mempengaruhi tinggi pasut adalah kedalaman perairan
dan keadaan meteorology serta faktor hidrografis lainnya.
Adapun tujuan dan kegunaan studi tentang pasut adalah:
1. scientific interest, tujuan pertama kali para ilmuwan.
2. navigation, untuk memperkirakan atau meramalkan tinggi muka air dan
kekuatan serta arah arusnya.
8
![Page 9: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/9.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
3. hydarulic engineering, mempelajari kondisi pasang surut bagi keperluan
bangunan dan operasi-operasi di pantai atau di lepas pantainya.
Pengetahuan tentang waktu, ketinggian dan arus pasut sangat penting dalam aplikasi
praktis yang begitu luas seperti navigasi, pekerjaan ocean engineering (pelabuhan,
breakwater, dok, dll), penentuan chart datum bagi hidrografi dan batas wilayah laut suatu
negara, keperluan militer, penangkapan ikan, olahraga bahari sampai pada peluncuran
satelit.
Dalam makalah ini harga pasut digunakan sebagai generating force atau gaya pembangkit
dalam pemodelan arus di daerah studi.
2.32.3 NAOTIDE (NAOTIDE (TIDAL PREDICTION SOFTWARETIDAL PREDICTION SOFTWARE))
NAOTIDE adalah program yang dikembangkan oleh National Astronomical Observatory,
Jepang pada tahun 1999 yang berfungsi untuk memprediksi pasang surut dengan cakupan
global. Program ini menyajikan 16 konstituen pasang surut yaitu
M1 ,S2 ,K1 ,O1 ,N2 ,P1 ,K2,Q1 ,M2 ,J1 ,OO1 ,2N2 ,Mu2 ,Nu2 ,L2 , dan T2.
Pasang surut di suatu perairan yang kta amati adalah merupakan penjumlahan dari
komponen-komponen pasang akibat gaya gravitasi bulan, matahari dan benda langit
lainnya serta komponen yang timbul penjalaran pasang itu sendiri di laut. Karena revolusi
bulan, bymi dan benda langit lainnya mempunyai periodanya sendiri, sehingga komponen
yang dibentuknya dapat diuraikan dari hasil pencatatan. Secara garis besarnya komponen-
komponen pasut utama dapat dibagi dalam 3 kelompok:
1. Komponen-komponen dengan perioda panjang (long period series)
2. Komponen-komponen diurnal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam
sehari)
3. Komponen-komponen semi-diurnal (dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari)
Berikut tabel komponen-komponen utama pasut:
Tabel 2.2 Komponen-komponen utama pasut
9
![Page 10: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/10.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
Komponen Simbol Perioda (jam) Kecepatan sudut (o/jam)
Keterangan
Utama Bulan M2 12.4206 28.9841
Semi
Diurnal
Utama Matahari
S2 12.00 30.00
Bulan, varian jarak bumi-
bulan
N2 12.6582 28.4397
Bulan-Matahari peubah-deklinasi
K2 11.96973 30.0821
Matahari-bulan K1 23.9346 15.0411
DiurnalUtama-bulan O1 25.8194 13.9430
Utama-matahari
P1 24.0658 14.9589
Bulan akibat peredarannya
Mf 327.8689 1.9080 Periode Panjang
Utama Bulan M4 6.2103 57.9682 Perairan
DangkalMatahari-bulan MS4 6.1033 59.9841
Komponen pasut sampai sekarang telah diketahui ada lebih dari 100 buah.
Input program ini adalah koordinat pasut dititik tertentu yang digunakan sebagai harga
batas dalam model.
10
![Page 11: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/11.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
BAB 2 2-1
2.1 Pemodelan Kondisi Gelombang Di Lokasi Studi 2-1
2.1.1 Pemodelan Transformasi Gelombang Dengan Ref/DIff 2-1
2.1.1.1 Prosedur Pemodelan 2-2
11
![Page 12: Bab-02. Teori Dasar Pemodelan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022072106/563db956550346aa9a9c5f4d/html5/thumbnails/12.jpg)
Laporan Pemodelan Pemodelan Kondisi Tumpahan Minyak di Pulau Nipah
Error! No table of figures entries found.
Error! No table of figures entries found.
12