azmia khaerun nisa qurotul uyun - psikologi uii · antara lain mempercantik diri dan menutup...

30
1 HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MAKAN TIDAK SEHAT PADA REMAJA PUTRI Oleh: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Upload: hoangtuong

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

1

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MAKAN

TIDAK SEHAT PADA REMAJA PUTRI

Oleh:

AZMIA KHAERUN NISA

QUROTUL UYUN

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MAKAN TIDAK SEHAT

PADA REMAJA PUTRI

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing Utama

(Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog)

Page 3: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

3

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MAKAN TIDAK SEHAT

PADA REMAJA PUTRI

Azmia Khaerun Nisa

Qurotul Uyun

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri. Semakin tinggi harga diri maka semakin rendah perilaku makan tidak sehat, dan sebaliknya, semakin rendah harga diri maka semakin tinggi perilaku makan tidak sehat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswi SMU Kolombo, remaja putri, berusia 15-18 tahun, kelas X dan XI. Subjek penelitian berjumlah 50 orang. Skala perilaku makan tidak sehat yang digunakan untuk penelitian ini adalah modifikasi skala perilaku makan tidak sehat dari Hartantri (1996) dan skala harga diri yang digunakan adalah Modifikasi SEI (Self Esteem Inventory) Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,5 for windows. Analisis data yang dilakukan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, hasil analisis menunjukkan korelasi sebesar r = - 0.322 dengan p = 0.011 (1-tailed), sehingga skor p < 0.05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan perilaku makan tidak sehat. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci: Harga Diri, Perilaku Makan Tidak Sehat.

Page 4: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

4

Pengantar

Pada tahun-tahun terakhir ini perihal masalah perilaku makan semakin

meningkat, karena didukung peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya

kegemukan (Hartantri, 1996), diperkuat pula oleh Trend mode yang mengagungkan

tubuh langsing khususnya pada wanita dan stereotip terhadap kegemukan dan

kekurusan. Pumariega bahkan menegaskan bahwa identitas budaya tubuh langsing ini

paling banyak diinternalisasi remaja (hartantri 1996). Kerampingan tubuh ini

diasosiasikan sebagai trait kepribadian yang disukai dalam pikiran masyarakat,

sementara kegemukan dipandang memilki stereotip negatif. Stereotip tubuh langsing

ini tampak juga di Indonesia, mengutip pendapat sumardjono yang menyatakan

bahwa saat ini kegemukan sudah tidak trendi lagi (Aura, 2001). Berbagai hal ini

mengakibatkan sebagian masyarakat berlomba-lomba mencari upaya bagaimana

menurunkan berat badan dengan cepat dan mudah, upaya ini di negara-negara maju

tidak terbatas pada orang dewasa saja, tetapi juga dialami remaja bahkan mulai

terlihat pada para remaja awal.

Remaja menjadi salah satu pusat perhatian mengingat remaja banyak

mengalami perubahan fisik, kognitif, emosi, maupun sosial. Remaja merupakan

maasa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami

remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan mental remaja

(Grabber, Brooks_Gunn, Poikof, dan Warren, 1994). Menurut Millstein dan

Nightiangle, salah satu ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan remaja ini

berkaitan dengan masalah perilaku makan tidak sehat dan gangguan makan (dalam

Page 5: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

5

Graber, dkk, 1998) seperti dalam laporan WHO bahwa remaja menghadapi

peningkatan resiko hidup sehat yang mengarah pada peningkatan mortalitas dan

morbiditas. Hal tersebut diperkuat dalam laporan kongres Amerika Serikat 1991

bahwa selama 20 tahun terakhir ini khusus pada kelompok usia remaja Amerika

Serikat mengalami peningkatan morbiditas sebesar 11%. Gangguan makan dan

perilaku makan tidak sehat seperti pembatasan makanan merupakan problem yang

dialami sebagian besar remaja, khususnya remaja putri (Graber, dkk, 1994).

Perubahan fisik menurut sarwono (1989) mempengaruhi perkembangan jiwa

remaja karena sering menimbulkan perasaan tidak puas. Salah satu contoh perubahan

fisik remaja yaitu peningkatan lemak dalam tubuh, ternyata menimbulkan

ketidakpuasan remaja pada tubuhnya (Hill, dkk, 1992c) merasa dirinya gemuk, ingin

tubuhnya lebih kurus dan ingin menurunkan berat badannya. Kemasakan fisik dan

berkembangnya ukuran tubuh dapat berpengaruh terhadap berkembangnya diet dan

perilaku makan tidak sehat (Graber, dkk, 1994)

Pengertian perilaku makan tidak sehat adalah kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang tidak memberikan semua zat-zat gizi esensial yang dibutuhkan dalam

metabolisme tubuh (Sarintohe dan Prawitasari, 2006). Perilaku makan tidak sehat

seperti diet, binge eating, kebiasaan makan pada malam hari dapat merusak kesehatan

dan kesejahteraan psikologis individu. Perilaku makan tidak sehat berhubungan

dengan gangguan fisik dan psikis remaja. Perilaku makan tidak sehat dalam

penelitian ini didefinisikan sebagai kebiasaan makan seseorang yang dapat merugikan

dalam metabolisme tubuh (Graber, dkk, 1994). Apa yang ada di dalam pikiran

Page 6: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

6

seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya, seperti misalnya banyak orang

yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan dan keinginan untuk

menjadi kurus dengan mengurangi makan bahkan menolak untuk makan, hal ini

dapat meningkat menjadi perilaku makan seseorang menjadi tidak sehat.

Tingginya pravelensi perilaku makan tidak sehat pada remaja, sementara efek

perilaku makan tidak sehat itu sendiri ternyata merusak kesehatan dan kesejahteraan

individu menimbulkan pertanyaan hal-hal apakah yang berperan. Dalam

perkembangannya masalah perilaku makan dan gangguan makan pada remaja.

Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang beresiko mengembangkan perilaku

makan tidak sehat pada remaja menunjukkan, faktor internal penyebab perilaku

makan meliputi faktor status kemasakan fisik remaja, massa tubuh, usia, kepribadian,

harga diri dan citra raga. Sementara faktor eksternal meliputi pengaruh hubungan

dengan keluarga, status sosial ekonomi, dan nilai sosial masyarakat terhadap daya

tarik dan kerampingan (Attie dan Brooks_gunn, 1989)

Ketidakpuasan tubuh dan citra raga yang negatif menunjukkan harga diri

yang rendah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang

baik (Hurlock, 1991). Penelitian Secord dan Jourard (dikutip oleh Robinson dan

Snaver, 1973) menunjukkan 43.56% dari harga diri wanita ditentukan oleh harga diri,

sedangkan pengaruh pada pria lebih rendah yaitu 33,46%. Harga diri yang rendah

seseorang dapat menurunkan kemampuannya mengembangkan diri dan membina

hubungan dengan orang lain (Helmi dan Ramdhani, 1992). Menurut Furnham, salah

satu dimensi penting dari harga diri seseorang adalah body esteem. Tingkat kepuasan

Page 7: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

7

terhadap sosok tubuh yang tinggi diasosiasikan dengan tingkat harga diri sosial yang

tinggi pula (Furnham dan Boughton, 1995). Oleh karena itu, beberapa ahli citra tubuh

percaya bahwa ketidakpuasan terhadap sosok tubuh terutama apabila diikuti dengan

adanya perasaan benci terhadap tubuhnya merupakan suatu ekspresi dari harga diri

yang rendah dan perasaan indekuat. Tubuh merupakan bagian dari diri yang terlihat

(bagian yang konkret), sehingga bila seseorang merasa ambivalent terhadap diri

sendiri, mereka juga akan merasa ambivalent terhadap tubuhnya (Berhm, 1999)

Reaksi sosial terhadap bentuk tubuh ini menyebabkan remaja perihatin akan

pertumbuhan tubuh yang tidak sesuai dengan standar budaya yang berlaku. Adanya

kesadaran diri bahwa dirinya tidak menarik seperti yang diharapkan, mendorong

remaja mencari jalan untuk memperbaiki penampilan dirinya (Hurlock, 1991).

Berbagai upaya akan dilakukan remaja untuk memilki penampilan fisik yang ideal,

antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika

remaja memiliki keinginan untuk tampil yang lebih menarik dengan tubuh yang ideal

yaitu kurus maka remaja akan memilih untuk melakukan perilaku yang tidak sehat,

diet sembarangan seperti minum obat pencahar, tablet pangganjal perut, dll dari pada

melakukan diet yang seimbang, sehingga muncul perilaku makan yang tidak sehat.

Diet tidak seimbang untuk menurunkan barat badan yang termasuk dalam

perilaku makan tidak sehat diyakini oleh remaja dapat memperbaiki penampilannya

yaitu dengan membatasi konsumsi makanan. Pembatasan dalam jangka waktu

tertentu dapat mengurangi lemak tubuh yang diikuti menurunnya berat badan.

Page 8: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

8

Penurunan kedua hal tersebut diharapkan dapat merubah bentuk tubuh sehingga

makin mendekati figur ideal. Mengecilnya kesenjangan antara figur ideal dengan

figur tubuh yang dimiliki dapat diartikan sebagai tanggapan yang semakin positif

terhadap penampilan diri, hal ini merupakan salah satu modal remaja agar diterima

oleh lingkungannya sehingga dapat meningkatkan harga diri remaja.

Hasil penelitian Crawford dan Worsley menunjukkan perilaku makan tidak

sehat lebih banyak dilakukan oleh wanita daripada pria (dalam Tiggemann, 1994).

Penelitian Dewberry dan Usher (1994) menunjukkan bahwa wanita yang berperilaku

makan tidak sehat ternyata memiilki harga diri yang lebih rendah dibanding mereka

yangyang perilaku makannya sehat. Sementara itu penelitian lain menunjukkan

bahwa remaja putri lebih banyak yang merasa tidak puas dengan keadaan tubuhnya

dibandingkan remaja putra (Tiggemann dan Pennington, 1990).

Penelitian mengenai perilaku makan tidak sehat remaja putri telah banyak

dilakukan di negara lain, namun masih sedikit diteliti di Indonesia. Penelitian

mengenai diet remaja ini dipandang penting mengingat remaja putri kota di Indonesia

mulai mengalami masalah berat badan, baik kelebihan berat badan atau obesitas.

Masalah berat badan ini mengakibatkan ketidakpuasan remaja terhadap penampilan

fisiknya, yang berarti rendahnya harga diri remaja. Apalagi diperkuat dengan

karakteristik remaja yang mulai menunjukkan ketertarikan yang tinggi pada lawan

jenisnya, ketertarikan ini membuat remaja berusaha meningkatkan penampilannya

agar semenarik mungkin, namun usaha remaja untuk mengatasi masalah berat badan

tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan berat badan yang benar dapat

Page 9: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

9

dapat menimbulkan perilaku makan yang tidak sehat, dan ternyata lebih merugikan

individu baik secara medis, psikis, maupun ekonomis. Berdasarkan hal tersebut,

penulis berpendapat bahwa harga diri pada remaja putri dapat mempengaruhi perilaku

makan seseorang, apabila seorang remaja putri memiliki harga diri rendah maka akan

cenderung memiliki perilaku makan yang tidak sehat, sebab individu tersebut mudah

untuk tidak percaya diri dan merasa tidak berharga dengan keadaan fisiknya yang

tidak ideal sehingga individu tersebut melakukan kebiasaan makan yang tidak sehat,

sebaliknya apabila seorang remaja putri memiliki harga diri tinggi akan memilih

perilaku makan yang sehat. Individu yang memilki harga diri tinggi ini menyadari

bahwa dirinya memiliki kekurangan tetapi tidak menjadi rendah diri karena hal

tersebut, melainkan dapat menghargai dirinya apa adanya, sehingga tidak terbujuk

melakukan perilaku beresiko saperti perilaku makan tidak sehat.

Definisi perilaku makan tidak sehat dalam penelitian ini adalah kebiasaan

atau perilaku makan seseorang yang dapat merugikan dalam metabolisme tubuh

(Graber, dkk, 1994). Perilaku makan tidak sehat seperti binge eating, kebiasaan

makan pada malam hari, diet tidak seimbang seperti dalam bentuk pengurangan

konsumsi makanan ataupun dengan menggunakan cara lain, seperti obat pencahar,

tablet pengganjal perut, dan lain-lain dapat menganggu kesehatan. Apa yang ada di

dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya, perilaku makan

tidak sehat orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

perilaku makan tidak sehat yang akan dikaji dalam penelitian ini terbentuk dari

tiga aspek pokok yang mempengaruhi perilaku makan, yaitu:

Page 10: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

10

a. Aspek eksternal atau external eating, mencakup situasi yang berkaitan dengan

acara makan dan faktor makanan itu sendiri dari segi bau, rasa, dan penampilan

makanan.

b. Aspek emosi atau emotional eating, mengacu pada bukti-bukti yang ada, emosi

yang dilibatkannya hanya emosi negatif, seperti rasa takut, cemas, marah, dan

sebagainya.

c. Aspek restraint atau restrained eating, merupakan usaha secara kognitif dalam

perilaku makan untuk melawan dorongan makan.

Perilaku makan tidak sehat yang merupakan perilaku yang beresiko terhadap

kesehatan lebih banyak dialami remaja wanita daripada remaja laki-laki, karena

remaja wanita lebih suka menonjolkan penampilan fisik agar selalu menarik perhatian

lawan jenis. Secara umum, faktor-faktor yang beresiko mengembangkan perilaku

yang beresiko terhadap kesehatan termasuk perilaku makan tidak sehat remaja dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal individu dan faktor

eksternal individu (Kast dan Rosenzweig, dalam Ronodikoro dan Afiatin, 1990),

yaitu:

a) Kemasakan fisik dan usia

b) Massa tubuh dan berat badan

c) Health belief

d) Kepribadian

e) Pengaruh hubungan keluarga

Page 11: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

11

f) Nilai sosial masyarakat terhadap daya tarik dan kerampingan tubuh

g) Status Sosial ekonomi keluarga

Menurut Coopersmith (1967), harga diri adalah penilaian secara global terhadap

diri sendiri yang bersifat khas mengenai kemampuan, keberhasilan, serta penerimaan

yang dipertahankan oleh individu. Harga diri berasal dari interaksi individu dengan

orang lain dan merupakan dasar pembentukkan konsep diri. Selanjutnya Coopersmith

menyatakan bahwa harga diri merupakan suatu penilaian pribadi tentang penghargaan

yang diekspresikan didalam sikap individu terhadap dirinya sendiri. Lebih jauh lagi

Coopersmith menerangkan bahwa harga diri dalam perkembangannya terbentuk dari

interaksi individu dengan lingkungannya dan atas sejumlah penghargaan, penerimaan

dan perlakuan orang lain terhadap dirinya (Coopersmith, 1967).

Coopersmith menyebutkan beberapa ciri-ciri harga diri. Menurut

Coopersmith, bahwa individu yang memiliki harga diri yang tinggi merupakan

individu yang puas atas karakter dan kemampuan dirinya Mereka akan menerima dan

memberikan penghargaan yang positif dalam dirinya, sehingga akan menumbuhkan

rasa aman, aktif dan berhasil dalam menyesuaikan diri atau bereaksi terhadap

stimulus dari lingkungan sosialnya, kemudian akan membawa pengaruh pada

perilaku yang positif, sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah adala

individu yang tidak puas dengan karakteristik dan kemampuan diri, terfokus pada

kelemahannya, hilang kepercayaan dirinya, sehingga mereka akan merasa tidak aman

Page 12: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

12

dan sulit untuk mengekspresikan dirinya dalam lingkungan, rendahnya harga diri ini

dapat membawa pengaruh kurang baik bagi perilaku individu dalam kehidupannya.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki

harga diri yang tinggi akan merasa percaya diri pada dirinya sendiri dan akan sukses

dalam hubungan sosialnya. Sedangkan orang yang memiliki harga diri yang rendah

akan mengalami kesulitan dalam menerima diri sendiri terutama dalam penampilan

(merasa tidak menarik), segan untuk bersosialisasi. Dengan mengetahui tinggi

rendahnya harga diri diasumsikan dapat diketahui pula perilaku diet dan pola

makannya. Kekurangan pada diri remaja dapat menyebabkan kurang percaya diri dan

mengakibatkan rendahnya harga diri karena adanya penilaian yang salah tentang

dirinya sendiri. Oleh karena itu, remaja perlu mengubah apa yang ada pada dirinya

agar penilaian terhadap dirinya menjadi positif. Bila sebelumnya merasa

penampilannya tidak menarik karena berat badan yang berlebihan, maka diubahlah

penampilannya agar tampak menarik. Ada banyak cara yang dilakukan remaja untuk

memperbaiki fisiknya, namun karena ketidaktahuan mereka tentang pola makan yang

baik, sehingga mengganggu pola pengaturan makannya sehingga mereka memilki

kebiasaan makan yang tidak sehat, akibatnya remaja justru mengalami gangguan

makan.

Mengacu pada pemaparan diatas, disimpulkan ada hubungan antara harga diri

dengan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri. Diasumsikan remaja yang

memiliki harga diri yang tinggi, tidak akan terpengaruh untuk melakukan kebiasaan

makan yang tidak sehat dalam usahanya untuk memperbaiki penampilan, mereka

Page 13: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

13

akan tampil percaya diri dengan apa yang ada pada dirinya. Sedangkan, remaja yang

harga dirinya rendah akan cenderung memiliki perilaku makan tidak sehat akibay dari

perilaku diet yang tidak seimbang agar penampilannya menarik, menurut mereka

dengan berdiet hingga terjadi perilaku makan tidak sehat merupakan hal yang biasa

asal mereka dapat menurunkan berat badannya sehingga mereka dapat percaya diri

terhadap diri mereka. Untuk mencapai kepercayaan diri dan kesuksesan hubungan

sosial remaja tidak seharusnya sampai melakukan hal-hal secara berlebihan seperti

perilaku makan tidak sehat. Berdasarkan asumsi tersebut, penelitian ini menguji

hubungan harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri.

Berdasarkan semua pemaparan diatas, maka penulis ingin mengetahui sejauh

mana harga diri dapat mempengaruhi perilaku makan tidak sehat pada remaja putri.

Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Hartantri (1996), Citra Raga dan

Perilaku makan tidak sehat pada Remaja Putri,. Subjek penelitian Remaja putri

berusia sekitar 16-19 tahun yang semuanya berjenis kelamin wanita. Alat ukur yang

digunakan skala perilaku diet dari Dutch Eating Behavior Quetionaire (DEBQ) yang

disusun oleh Van Strein, at al. Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan

negatif antara citra raga dengan perilaku diet pada remaja putri. Penelitian yang kedua

dilakukan oleh Zainurrofikoh (2001). Hubungan antara Kebermaknaan Hidup dengan

Harga diri pada mahasiswa. Subjek penelitian ini yaitu Mahasiswa Universitas Gajah

Mada tahun 1999 – 2000 yang masih aktif kuliah. Alat ukur yang digunakan adalah

skala harga diri SEI yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian adalah ada hubungan

antara kebermaknaan hidup dengan harga diri pada mahasiswa.

Page 14: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

14

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara harga

diri dengan kecenderungan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri.

Manfaat Penelitian

Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah jumlah penelitian

yang beresiko terhadap kesehatan, khususnya kecenderungan perilaku makan tidak

sehat pada remaja putri ditinjau dari harga diri. Penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya psikologi sosial dan psikologi

kesehatan serta memberikan informasi tentang keterkaitan antara harga diri dengan

perilaku makan tidak sehat pada remaja. Dari segi praktis diharapkan dapat

memberikan informasi kepada mahasiswa yang dapat dipahami sebagai pembelajaran

bahwa harga diri memiliki peran pada diri remaja khususnya remaja putri untuk

menentukan perilakunya, memberikan masukan bagi lembaga pendidikan dalam

usaha pemberian informasi mengenai perilaku hidup sehat, khususnya perilaku

makan pada remaja putri, dan memberikan informasi tambahan bagi praktek

konseling mengenai masalah perilaku makan pada remaja, khususnya perilaku makan

tidak sehat. Apabila terbukti bahwa harga diri berperan penting terhadap timbulnya

kecenderungan perilaku makan tidak sehat, maka praktisi dapat mengantisipasi

dengan meningkatkan harga diri remaja.

Page 15: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

15

Perilaku Makan Tidak Sehat

Perilaku makan tidak sehat adalah kebiasaan atau perilaku makan seseorang yang

dapat merugikan dalam metabolisme tubuh (Graber, dkk, 1994). Perilaku makan tidak

sehat individu dapat dilihat melalui perilaku makan sehari-hari. Perilaku makan tidak

sehat individu dalam penelitian ini diungkap dengan skala perilaku makan tidak sehat

yang dimodifikasi oleh Hartantri (1996) dari teori Schachter, Herman dan Polivy,

serta Herman dan Mack (Ruderman, 1986) yaitu berdasarkan 3 aspek: Restrained

eating, Emotional eating, dan External eating. Nilai total yang diterima menunjukkan

tinggi rendahnya perilaku diet individu. Semakin tinggi nilai total yang diperoleh,

berarti semakin tinggi pula perilaku dietnya.

Harga Diri

Harga diri adalah penilaian secara global terhadap diri sendiri yang bersifat

khas mengenai kemampuan, keberhasilan, serta penerimaan yang dipertahankan oleh

individu yang berasal dari interaksi individu dengan oranglain. Untuk mengukur

harga diri pada individu, digunakan skala harga diri dimana skala ini disusun

berdasarkan 4 ciri-ciri harga diri yang membangun kesuksesan seseorang dari

Coopersmith, yaitu kekuasaan, keberartian, kebajikan dan kopetensi. Harga diri juga

berkaitan dengan rasa percaya diri individu terhadap keadaan fisiknya. Nilai total

yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya harga diri seseorang. Semakin tinggi

nilai total yang diperoleh maka semakin tinggi harga dirinya, begitu pula sebaliknya

semakin rendah skor yang diterima maka semakin rendah pula harga dirinya.

Page 16: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

16

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah adanya hubungan negatif

antara harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada remaja putri. Semakin

rendah harga diri, maka semakin tinggi perilaku makan tidak sehatnya. Sebaliknya,

semakin tinggi harga diri maka semakin rendah perilaku makan tidak sehat pada

remaja putri.

Metode Penelitian

Identifikasi Variabel

- Variabel tergantung : Perilaku Makan Tidak Sehat

- Variabel bebas : Harga Diri

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini memiliki karakteristik sebagai remaja tengah yang

berusia antara 15 – 18 tahun berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh WHO

(Hartantri, 1996), duduk dikelas 1 dan 2 SMU di Yogyakarta dan seluruhnya terdiri

dari remaja wanita.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu

kuantitatif dan kualitatif .

1. Skala Harga Diri

Page 17: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

17

2. Skala Perilaku Makan Tidak Sehat

Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan analisis statistik dengan teknik

analisis korelasi product momen dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS-11,5 for Windows.

Hasil Penelitian

Subjek dari penelitian ini berjumlah 50 orang yang memiliki klasifikasi siswa

SMU Kolombo Yogyakarta yang mencakup kelas XA, XB, XC, XI IPS 1 dan XI IPS

2, yang berusia antara 15-18 tahun, subjek berjenis kelamin seluruhnya wanita.

Dengan deskripsi usia sebagai berikut:

Tabel 1 Deskripsi Usia Subjek No usia Jumlah Persentase (%) 1 15 5 10 % 2 16 17 34 % 3 17 24 48 % 4 18 4 8 % Total 50 100 %

Gambaran data hasil penelitian secara umum dapat dilihat pada tabel deskripsi

hasil penelitian dibawah ini:

Page 18: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

18

Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Xmak Xmin Mean SD Xmak Xmin Mean SD Perilaku 59 34 48.28 5.584 84 21 52.5 10.5 Makan tidak sehat Harga Diri 68 40 54.88 5.854 80 20 50 10

Berdasarkan data yang diperoleh, Penulis menggolongkan subjek ke dalam lima

kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi dengan membuat

kategorisasi masing-masing berdasarkan deskripsi data penelitian. Sebaran Hipotetik

dari skala harga diri dan skala perilaku diet dapat diuraikan untuk mengetahui

keadaan subjek penelitian yang berdasarkan pada kategori standar deviasi, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Kriteria Kategorisasi Skala Perilaku Makan Tidak Sehat Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase Sangat Rendah X < 33.6 0 0 % Rendah 33.6< X = 46.2 17 34 % Sedang 46.2 < X = 58.8 31 62 % Tinggi 58.8 < X = 71.4 2 4 % Sangat Tinggi X > 71.4 0 0 % Tabel 4 Kriteria Kategorisasi Skala Harga Diri Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase Sangat Rendah X < 32 0 0 % Rendah 32 < X = 44 1 2 % Sedang 44 < X = 56 29 58 % Tinggi 56 < X = 68 20 40 % Sangat Tinggi X > 68 0 0 %

Page 19: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

19

Dari kedua kategorisasi ini diperoleh hasil, mayoritas subjek berada pada

tingkat harga diri dalam kategori sedang, yaitu sebesar 58 % dan mayoritas subjek

berada pada tingkat perilaku makan tidak sehat dalam kategori sedang, yaitu sebesar

62 %.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sebaran skor

pada variabel penelitian mengikuti distribusi kurve normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 11.5

dengan statistik tehnik One Sample Kolmogorof Smirnov Test. Variabel Perilaku

diet menunjukkan K-SZ = 0.577; p= 0.894 (p > 0.05), dan variabel harga diri

menunjukkan K-SZ = 0.550; p= 0.923 (p > 0.05). Hasil uji normalitas ini

menunjukkan bahwa kedua alat ukur tersebut memilki sebaran normal.

b. Uji Linieritas. Uji linieritas ini dilakukan untuk mengetahui linieritas variabel

perilaku diet dengan variabel harga diri. Uji linieritas ini dilakukan dengan

menggunakan program komputer SPSS versi 11.5 yaitu untuk statistik compare

mean. Diperoleh bahwa f = 7.620 dan p = 0.010 (p < 0.05) dan deviation from

linearity f = 1.901; p = 0.58 (p > 0.05). Hasil uji linieritas menunjukkan antara

variabel perilaku makan tidak sehat dan variabel harga diri tidak mengikuti garis

linier dan bersifat tidak linier.

Page 20: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

20

Uji Hipotesis

Hubungan antara perilaku makan tidak sehat dengan harga diri dapat diketahui

dengan cara melakukan uji hipotesis. Hasil analisis data dengan menggunakan tehnik

korelasi product moment dari Pearson pada program komputer SPSS versi 11.5,

diperoleh angka koofesien korelasi (r) sebesar = - 0.322 dengan p = 0.011 (p <0.05).

Maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara harga diri dan perilaku

makan tidak sehat yang diajukan peneliti diterima.

Pembahasan

Hasil Analisis data dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang

negatif antara harga diri dan perilaku diet pada remaja putri, semakin tinggi harga diri

maka semakin rendah perilaku diet pada remaja putri, sebaliknya semakin rendah

harga diri maka semakin tinggi perilaku dietnya.

Harga diri merupakan salah satu aspek yang penting dari kepribadian. Harga

diri adalah penilaian secara global terhadap diri sendiri yang bersifat khas mengenai

kemampuan, keberhasilan, serta penerimaan yang dipertahankan oleh individu. Harga

diri mempengaruhi setiap perilaku manusia. Pada remaja putri penampilan fisik

sangat diperhatikan, pada masa remaja sering terjadi ketidakpuasan terhadap keadaan

diri, ketidakpuasan ini menunjukkan rendahnya harga diri, sehingga para remaja

berusaha memperbaiki keadaan fisiknya agar timbul rasa percaya diri dan akibatnya

meningkat pula harga dirinya. Reaksi Sosial dan tekanan budaya terhadap bentuk

tubuh yang ideal juga mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan tentang

Page 21: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

21

keadaan tubuhnya, sehingga remaja menjadi prihatin dan resah ketika pertumbuhan

badannya tidak sesuai dengan standar budaya yang berlaku, seperti halnya yang

terjadi pada sebagian remaja putri yang bertubuh gemuk maupun bertubuh ideal

dengan harga diri yang rendah maka ia akan merasa resah, tidak percaya diri dan

berusaha untuk memperbaiki keadaan fisiknya seperti melakukan diet.

Pada sebagian remaja dorongan untuk melakukan diet ini tampaknya

dipengaruhi oleah keinginan remaja untuk tampil menarik dan diterima oleh

lingkungan sosialnya. Remaja sangat memperhatikan penampilan fisiknya karena

pada tahap ini timbul dorongan kuat untuk memperluas lingkup pergaulannya dan

juga adanya perubahan fisik yang drastis yang dialami yang menyebabkan remaja

sangat memperhatikan fisiknya. Jika sebelumnya individu yang masih anak-anak

lebih banyak bersosialisasi dalam kelompok sebaya yang sejenis, sewaktu memasuki

remaja individu tersebut akan memperluas kelompok teman sebaya dengan

mengikutsertakan lawan jenisnya.

Perhatian terhadap penampilan remaja meskipun sangat tergantung pada remaja

yang bersangkutan, namun dipengaruhi juga oleh faktor eksternal, seperti tanggapan

orang-orang di sekitar remaja tentang penampilannya. Apabila lingkungan

memberikan reaksi negatif dan diperkuat oleh persepsi diri remaja yang negatif pula,

maka kemungkinan remaja tersebut memiliki harga diri yang rendah karena memiliki

persepsi terhadap dirinya yang negatif. Pada masa remaja, sebagian besar remaja putri

merasa tidak puas dengan keadaan tubuhnya, dan karena hal itu remaja banyak

melakukan usaha agar tampil lebih menarik. Ketidakpuasan tubuh dan keinginan

Page 22: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

22

untuk tampil menarik yang berlebihan dalam lingkunan mengindikasikan adanya

harga diri remaja yang rendah, mereka merasa tidak percaya diri dengan keadaan

tubuhnya, hal ini mendorong remaja untuk memperbaiki penampilan fisiknya. Cara

yang paling banyak dilakukan remaja untuk mengatasi masalah berat badan biasanya

dengan melakukan diet dengan tujuan menurunkan berat badan dan meningkatkan

aktivitas fisik.

Menurut coopersmith (1967), ada 4 kriteria yang membangun kesuksesan

seorang individu sebagai aspek-aspek dari harga diri. Pada aspek kekuatan, seseorang

mampu mengontrol diri sendiri, kekuatan ini pada situasi tertentu diperlihatkan

dengan adanya penghormatan dan penghargaan dari orang lain, seseorang yang

mempunyai kemampuan ini biasanya akan menunjukkan sifat asertif. Remaja yang

memiliki harga diri tinggi mampu mengontrol keadaan dirinya, baik secara emosi

maupun perilakunya dalam hal ini adalah perilaku diet, sehingga perilaku makannya

pun dapat terkontrol dan terjaga, maka remaja ini pun dapat menghindari perilaku diet

yang negatif. Pada aspek keberartian, individu membutuhkan adanya penerimaan,

perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Perhatian ditunjukkan dengan adanya

penerimaan dari orang lain atau lingkungan, semakin banyak ekspresi yang diterima

individu, maka individu semakin akan merasa berarti, begitu pula dengan penerimaan

lingkungan terhadap keadaan fisik remaja, remaja yang marasa tidak diterima secara

fisik akan mempengaruhi harga dirinya sehingga remaja akan melakukan usaha untuk

memperbaiki keadaan dirinya seperti melakukan diet, sedangkan pada remaja yang

berharga diri tinggi akan dapat menerima keadaan diirinya karena remaja ini memiliki

Page 23: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

23

persepsi yang positif terhadap dirinya. Kemudian pada aspek kebajikan, menunjukkan

adanya kepatuhan kepada moral dan etika yang biasanya ditanamkan oleh orang tua.

Permasalahan nilai ini pada dasarnya berkisar pada permasalahan benar dan salah.

Selanjutnya, aspek kompetensi, menunjukkan performansi yang prima dalam

mencapai apa yang dicitakannya. Individu dengan harga diri yang tinggi memiliki

skill yang ia butuhkan dan akan merasa mampu mengatasi setiap masalah yang

dihadapinya dan akan bertahan, oleh karena itu remaja yang memilki daya

kompetensi tinggi tidak terpengaruh dengan melakukan diet karena remaja ini

memiliki persepsi yang positif tentang dirinya, sehingga remaja akan merasa puas

dengan bagaimanapun keadaan dirinya, dan juga remaja memiliki daya tahan yang

kuat dalam menghadapi semua masalah yang dihadapinya dari lingkungan.

Melihat sumbangan efektif harga diri terhadap perilaku diet pada penelitian ini

yang sebesar 10,3 % mengindikasikan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi

perilaku diet. Faktor-faktor tersebut secara garis besar bisa dibedakan menjadi 2,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hal yang belum dikontrol dalam penelitian

dan kemungkinan mempengaruhi perilaku diet antara lain faktor hubungan remaja

putri dengan ibunya, hubungan remaja putri dengan ayahnya, dan tekanan masyarakat

terhadap stereotipe daya tarik tubuh serta health belief , mungkin faktor-faktor ini

yang lebih banyak memberi sumbangan terhadap timbulnya perilaku diet pada remaja

putri.

Sumbangan harga diri terhadap perilaku diet subjek dalam penelitian ini,

kemungkinan berkaitan dengan pengaruh budaya dalam negara kita. Indonesia

Page 24: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

24

sebagai salah satu negara berkembang tampaknya belum mengalami tekanan yang

tinggi akan budaya tubuh ramping seperti yang telah dialami di negara-negara maju

seperti di Inggris, Amerika Serikat dan Jepang (Mukai dan Mc Closkey). Hill dan

Silver (Hartantri, 1996) menambahkaan bahwa masyarakat di negara-negara maju itu

memiliki stereotipe negatif terhadap individu bertubuh gemuk, bahkan lebih jauh,

tubuh gemuk dipandang sebagai stigma (Crocker, dkk, 1993 dalam Hartantri, 1996).

Sedangkan di negara kita adat saling menghargai dan menghormati sebagai bangsa

timur masih tinggi sehingga perlakuan tidak sesuai bagi remaja yang bertubuh tidak

ideal tidak banyak terjadi, namun karena adanya pengaruh harga diri dari remaja

maka mereka tetap berusaha memperbaiki keadaan fisiknya agar diterima oleh

lingkungannya.

Hasil perilaku diet pada penelitian tergolong sedang dengan prosentase 62 %,

hal ini mungkin juga disebabkan oleh beberapa hal , seperti subjek dalam penelitian

ini kemungkinan sudah memiliki harga diri yang cukup tinggi, menurut Azwar

(Hartantri,1996), harga diri merupakan komponen psikologis yang penting yang

menentukan peluang seorang remaja untuk terlibat dalam perilaku yang beresiko

terhadap kesehatan, salah satunya adalah perilaku diet untuk menurunkan berat badan

(French, dkk, 1994). Individu yang memiliki harga diri yang tinggi dapat menerima

diri dan menganggap dirinya lebih dari orang lain walaupun sadar bahwa dirinya

tidak sempurna. Oleh karena itu, penerimaan dan pemahaman diri subjek dalam

penelitian ini sudah cukup baik atau positif sehingga subjek dengan harga diri yang

cukup tinggi tidak ingin merubah keadaan dirinya.

Page 25: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

25

Harga diri subjek pada hasil penelitian ini tergolong sedang sebesar 58 %,

artinya subjek memiliki persepsi yang cukup positif terhadap dirinya. Individu yang

memiliki harga diri yang tinggi dapat menerima diri dan menganggap dirinya lebih

dari orang lain walaupun sadar bahwa dirinya tidak sempurna. Oleh karena itu,

penerimaan dan pemahaman diri yang positif ini membuat individu yang berharga

diri tinggi tidak ingin merubah dirinya. Lingkungan juga mempengaruhi harga diri

remaja, seperti lingkungan sekolah ataupun dalam masyarakat. Bagi remaja

kehidupan sosial bersama teman sebaya merupakan salah satu bagian penting dalam

pengalaman hidupnya. Adanya perasaan diterima dalam kelompok sebayanya di

sekolah dan diluar memberikan pengaruh positif pada penerimaan diri subjek

terhadap penampilan fisiknya, yang selanjutnya mengakibatkan meningkatnya harga

diri remaja.

Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian tentang

harga diri dan perilaku diet ini dapat memenuhi tujuan penelitian yang menunjukkan

adanya hubungan negatif antara harga diri dan perilaku diet pada remaja putri.

Namun perlu diingat bahwa subjek pada penelitian ini terbatas pada remaja dengan

usia antara 15 – 18 tahun saja dan tidak memakai metode sampling sehingga

generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada remaja putri yang menjadi subjek pada

penelitian ini saja. Walaupun penelitian ini terbatas pada remaja putri dengan rentang

usia tersebut di atas, namun kemungkinan besar hasil yang sama akan terlihat pada

tahap perkembangan selanjutnya. Sesuai dengan pendapat Pliner dan Chaiken (dalam

Page 26: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

26

Hartantri, 1996) bahwa perhatian wanita terhadap penampilan, makan, dan berat

badan akan terus menerus sepajang rentang kehidupannya.

Kesimpulan

Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara

harga diri dan perilaku diet pada remaja putri, yaitu semakin tinggi harga diri maka

semakin rendah perilaku diet, sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin

tinggi perilaku diet pada remaja putri. Dalam penelitian ini harga diri sebagai salah

satu hal yang mempengaruhi perilaku diet memberi sumbangan sebesar 10.3 %.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dikemukakan oleh

peneliti, yaitu:

1. Bagi subjek penelitian / remaja

Harga diri remaja dalam penelitian ini tergolong sedang yang menunjukkan remaja

putri memiliki persepsi yang positif terhadap dirinya. Keadaan ini hendaknya

dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi. Untuk mempertahankan dan meningkatkan

penampilan fisiknya, remaja putri boleh saja melakukan diet asal dengan cara-cara

yang sehat dan terkontrol

2. Bagi peneliti selanjutnya

- Penelitian selanjutnya diharapkan mencoba meninjau faktor-faktor lain yang

mempengaruhi perilaku diet pada remaja putri, kemasakan fisik, tahap

Page 27: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

27

perkembangan, pengaruh hubungan baik keluarga antara remaja putri dengan

ibu atau ayahnya, pengaruh teman sebaya serta pengaruh budaya terhadap daya

tarik dan kerampingan tubuh, mengingat sumbangan harga diri yang kecil

terhadap perilaku diet pada remaja putri

- Menambah subjek penelitian, agar tidak terbatas pada remaja putri, seperti

digunakan pula subjek remaja putra sehingga dapat dilihat pula bagaimana pola

hubungan yang ada yang mungkin berbeda dengan pola hubungan yang ada

pada remaja putri. Selain itu subjek penelitian ini hanya terbatas jumlahnya,

mungkin dalam penelitian lain dapat menggunakan subjek yang lebih banyak

dan luas dan menggunakan metode sampling sehingga penerapan hasil

penelitian dapat lebih baik atau umum.

3. Bagi pihak-pihak yang perduli pada permasalahan remaja

- Harga diri remaja dapat ditingkatkan melalui pelatihan yang dapat

diselenggarakan di sekolah atau lingkungan masyarakat. Dan menjelaskan pada

orang-orang disekitar remaja bahwa penerimaan dan penghargaan pada renaja

sangat berguna untuk meningkatkan harga diri remaja.

- Perilaku diet pada remaja hendaknya diarahkan pada metode yang sehat dengan

cara memberikan informasi yang jelas dan benar mengenai perilaku diet yang

sehat dan pengaruh negatif dari perilaku diet yang salah.

Page 28: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

28

DAFTAR PUSTAKA

Attie .I. & Brooks Gunn .J. 1989. Development of Eating Problem in Adolescent Girls: A Longitudinal Study. Developmental Psychology, 25, 1, 70 – 79

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi ke 5. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Coopersmith, S. 1967. The Antecedent of Self Esteem. San Fransisco: W. H. Freeman and Company.

French, S. A., & Jeffery, R. W. 1994. Consequences of Dieting to Lose Weight: Effects on Physical and Mental Health. Health Psychology, 13, 3, 195-212

Furhmann, B. S. 1990. Adolescence Adolescent. 2nd Edition. Glenview, Illinois: Scott, Forresman & Co.

Graber, J. A., Brooks Gunn, J. C., Paikoff, R. L., & Warren, M. P. 1994. Prediction of Eating Problem: An 8-year Study of Adolescent Girls. Develpomental Psychology, 30, 6, 823-834

Hartantri, E., 1996. Citra Raga dan Kecenderungan Perilaku Diet pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Helmi, A. F., & Ramdhani, N. 1992. Konsep Diri dan Kemampuan Bergaul. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Hidayah. 1999. Hubungan antara Harga Diri dengan Kolektivitas dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Page 29: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

29

Hill, A. J., Oliver, S., & Rogers, P. J. 1992. Eating in Adult World: The Rice of Dieting in Childhood and Adolescence. British Journal of Clinical Psychology. 31, 95-105.

Hurlock, E. B. 1976. Personality Development. New Delhi: Mc Graw-Hill.

Publishing Company TMH Edition.

Lester, R., & Petrie, T. A. 1995. Personality and Physical Correlates of Bulimic Symptomology Among Mexican America Female College Students. Journal of Counseling Psychology, 42, 2, 199-203.

Maria, H., Prihanto, S. F. X., & Sukamto, M. E. 2001. Hubungan Antara Ketidakpuasan Terahadap Sosok Tubuh (Body Dissatisfaction) dan Kepribadian Narsistik dengan Gangguan Makan (Kecenderungan Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa). Anima. Indonesian Psychological Journal, 16, 3, 272-289.

Mukai T, McCloskey L. A., 1996. Eating Attitudes Among Japanese And American Elementary SchoolGirls. Journal of Cross-Cultural Psychology, 27, 4, 424 – 435

Santrock J. W., 2003. Adolescense, Perkembangan Remaja. 6th Edition. The

University of Texas Dallas. Penerbit Erlangga.

Sarintohe, E. & Prawitasari, J. E., 2006. Teori Sosial Kognitif dalam Menjelaskan Perilaku Makan Tidak sehat pada Anak yang Mengalami Obesitas. Sosiosains, 19, 3 (Juli). 345-355

Setyaningsih, H., 1992. Citra Raga, Pemakaian Kosmetika, dan Harga Diri pada Remaja Putri. Skripsi (Tidak diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Page 30: AZMIA KHAERUN NISA QUROTUL UYUN - Psikologi UII · antara lain mempercantik diri dan menutup keadaan fisik yang kurang baik. Ketika ... tanpa ada pengetahuan mengenai cara menurunkan

30

Zainurofikoh, 2001. Hubungan antara Kebermaknaan Hidup dengan Harga Diri pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.