assesment dan evaluasi hasil belajar_pengumpulan dan pengelolaan informasi hasil belajar
DESCRIPTION
Makalah ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR Jurusan Pendidikan Matematika, dengan judul yang dibahas Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar.TRANSCRIPT
1 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku
setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian luas adalah
kemampuan aktual yang diukur secara langsung yang mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hasil pengukuran belajar (Penilaian) inilah akhirnya
akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
dicapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan
alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun
peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya
dapat diketahui jika guru melakukan penilaian, baik penilaian terhadap proses
maupun produk pembelajaran. Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu
mengetahui akibat dari pekerjaannya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana
peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan.
Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil
pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru)
melakukan penilaian/evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus
melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar
adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk
angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan
skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan
prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.
2 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Oleh karena itu, para guru ataupun calon guru hendaknya memahami lebih
dalam mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penilaian, ruang
lingkup penilaian hasil belajar, dan pengumpulan informasi hasil belajar yang
sangat berguna dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Maka disusunlah
makalah yang berjudul “Pengumpulan dan Pengelolaan Informasi Hasil
Belajar”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
disusun antara lain sebagai berikut :
1.2.1 Apa sajakah yang dimaksud dengan pendekatan penilaian ?
1.2.2 Bagaimakah ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika ?
1.2.3 Bagaimanakah proses pengumpulan hasil belajar matematika ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui komponen-komponen pendekatan penilaian.
1.3.2 Mengetahui ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika
siswa.
1.3.3 Mengetahui proses pengumpulan hasil belajar matematika siswa.
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.4.1 Dapat dijadikan bahan/materi publikasi yang akan menambah
pengetahuan tentang mekanisme penilaian bagi seluruh satuan
pendidik di Indonesia.
1.4.2 Memberikan pengetahuan tentang pendekatan penilaian, ruang
lingkup hasil belajar, dan proses pengumpulan hasil belajar
matematika siswa, bagi penulis dan pembaca yang notabenya
adalah calon tenaga pendidik, sehingga dapat menambah
pemahaman tentang proses penilaian (assesment).
3 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENDEKATAN PENILAIAN
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara
nasional. Standar Penilaian Pendidikan diatur oleh Permendiknas Nomor 20
Tahun 2007, yang dikemas dalam lima bab. Dalam aturan ini dinyatakan bahwa
penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Dengan digulirkannya Standar
Penilaian Pendidikan maka pengelolaan penilaian hasil belajar oleh tiap guru
hendaknya terstandar. Oleh karena itu para guru perlu memahami kewajiban dan
tugasnya dalam mengelola penilaian hasil belajar yang terstandar.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian
hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan
Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada
kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).
Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada
penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian siswa
dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dinilai dengan alat penilaian
yang sama. Jadi hasil seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan,
penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian
bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau
menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu
dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis
kompetensi. Alur pengembangan kedua pendekatan dapat dilihat pada bagan
berikut.
4 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan penilaian
yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan.
Dalam hal ini prestasi siswa ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk
penguasaan suatu kompetensi. Dengan kata lain, penilaian mengacu kepada
kurikulum. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat digunakan penilaian acuan
norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk
memilih siswa masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan
siswa dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yang mewakili sekolah
dalam lomba antar-sekolah.
5 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Perbedaan antara Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Kriteria (PAK)
No Aspek PAN PAK
1 Pengertian Hasil penilaian prestasi
seorang siswa dibandingkan
dengan
prestasi sebuah kelompok
siswa sebagai kelompok
“normatif” (mengacu
kepada sekelompok siswa
sebagai norma atau
tolok ukur). Kelompok
“normatif” dapat berupa 1
kelompok siswa dalam 1
kelas, 1 kelas siswa, 1
sekolah, 1 gugus sekolah,
atau 1 kelompok yang lebih
besar.
Hasil penilaian prestasi
siswa dibandingkan
dengan kriteria atau
patokan hasil belajar
yang ditetapkan secara
nasional dalam dokumen
kurikulum. Kriteria
tersebut dijadikan acuan
untuk menilai sejauh
mana kedudukan (posisi)
seorang siswa,
sekelompok siswa, kelas
siswa atau sekelompok
lulusan terhadap kriteria
tersebut. Kriteria itu
dirumuskan berupa
kompetensi atau hasil
belajar dalam kurikulum
berbasis kompetensi.
Kriteria tersebut menjadi
standar nasional.
2 Contoh Persyaratan untuk dapat
mengikuti club olimpiade
Matematika adalah siswa
yang mampu menjawab
soal paling banyak dalam
seleksi peserta olimpiade di
masing-masing sekolah.
Persyaratan untuk dapat
mengikuti club
olimpiade matematika
adalah siswa yang
mendapatkan skor
minimal 50 dalam
seleksi peserta olimpiade
6 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
(padahal syarat standar di
sekolah tersebut adalah
mampu menjawab setengah
dari keseluruhan soal)
di masing-masing
sekolah.
3 Kegunaan PAN dipakai untuk:
• Menentukan ranking
prestasi siswa dalam 1
kelas.
• Mengelompokkan siswa
dalam satu kelas
berdasarkan prestasi belajar.
• Menentukan/ menyeleksi
siswa ke dalam kelas
unggul dan kelas normal.
• Membandingkan antar-
siswa.
• Menentukan/ menyeleksi
siswa
yang mewakili lomba antar-
sekolah.
• Menyeleksi siswa yang
hendak ke jenjang sekolah
lebih tinggi atau ke PT.
PAK dipakai untuk:
• Menentukan sejauh
mana siswa telah
mencapai target/
kompetensi yang telah
ditetapkan dalam
kurikulum.
• Memberikan remidi
atau pengayaan
bagisiswa-siswa
tertentuberdasarkan
hasilpenilaian
diagnostik.
• Memperkirakan mutu
suatu sekolah
berdasarkan standar
mutu nasional yang
tergambar dalam daftar
kompetensi yang
tercantum dalam
kurikulum.
4 Seleksi Elemen
Penilaian
Seleksi elemen penilaian
bertujuan
“mendiskriminasi” siswa,
siapa yang lolos dan siapa
yang tidak lolos.
Karena itu, taraf kesulitan
elemen-elemen penilaian
Seleksi elemen penilaian
Bertujuan
“mendiferensiasi” siswa
untuk melihat
kedudukan (posisi)
masing-masing siswa
terhadap kompetensi
7 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
cenderung ditingkatkan.
Daftar indikator penilaian
dalam kurikulum tidaklah
penting. Kepada siswa
biasanya tidak disampaikan
lebih dulu patokan penilaian
yang akan digunakan.
mata pelajaran yang
dituntut dalam
kurikulum. Kepada
siswa dapat
disampaikan/dibahas
lebih dulu patokan
penilaian yang hendak
digunakan guru.
5 Cara
Meningkatkan
Diri
• Berusaha meningkatkan
prestasi untuk mencapai
ranking lebih tinggi di atas
pengorbanan siswa-siswa
lain.
• Para siswa yang berada
pada ranking
di bawah atau tidak masuk
ranking dianggap “gagal”.
• Semua siswa didorong
meningkatkan diri agar
mendekati atau
mencapai kompetensi
yang dituntut dalam
kurikulum.
6 Cara Presentasi
Hasil
• Skor-skor dalam urutan
ranking
• Pencatuman ranking
dalam rapor
• Umumnya berupa
angka:
0 - 10
0 - 100
A - D
Persentase
• Pernyataan lulus
• Pernyataan kriteria
yang dicapai
• Pernyataan kriteria
yang dicapai dalam
batas-batas yang
ditentukan sebelumnya
• Pernyataan unjuk kerja
(penampilan)
8 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
2.2 RUANG LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA
Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu
(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan
kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang
mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang
mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan
musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan
terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian
multi kecerdasan menunjukkan sebagai berikut:
Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan
maupun dalam kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) atau
kemampuan afektif (sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan-kecerdasan yang
tergolong kemampuan psikomotor terhadap sukses tersebut hanya sekitar 15%
dan kercerdasan-kecerdasan yang tergolong kemampuan kognitif hanya sekitar
5%. Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses
belajar-mengajar dan penilaian, yang amat ditekankan justru domain kognitif.
Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu
bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang
terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,
Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan Logika – Matematika
Kecerdasan Antarpribadi
Kecerdasan Intrapribadi
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan Visual – Spasial
Kecerdasan Musikal
Domain Kognitif : 5%
Domain Afektif (Kecerdasan
Emosional) : 80%
Domain Psikomotor : 15%
9 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi
pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan
kewarganegaraan. Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini
disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses
dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan
tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses
pembelajaran dan penilaian. Sehubungan dengan hal itu, berikut ini dikemukakan
arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan pembelajaran pada domain kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Tingkatan Domain Kognitif ( Taksonomi Bloom )
Kategori & Proses
Kognitif Nama Lain Definisi dan Contoh
1. Mengingat-menemukan kembali pengetahuan yang bersangkutan dari ingatan
jangka panjang.
1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan dalam
ingatan jangka panjang yang konsisten
dengan materi yang diperkenalkan.
(contoh: mengenal konsep bangun
datar)
1.2 Mengulang Mengingat
kembali
Mengingat kembali pengetahuan yang
bersangkutan dari ingatan jangka
panjang (contoh: mengingat kembali
konsep bangun datar yang pernah
dipelajari pada tingkat sebelumnya)
2. Memahami-membangun suatu gagasan dari intisari materi pelajaran, termasuk
secara lisan, tertulis, komunikasi grafis.
2.1 Menafsirkan Menjelaskan,
menguraikan,
menterjemahkan
Mengubah dari satu bentuk (contoh:
angka) ke bentuk lainnya (contoh:
lisan) (contoh: memberikan definisi
dari bangun datar berdasarkan ilustrasi
yang ada)
2.2 Memberi contoh Mengilustrasikan Menemukan contoh khusus atau
ilustrasi dari suatu konsep (contoh:
menyebutkan macam-macam bangun
datar)
2.3 Mengklasifikasikan Mengkategorikan,
menggolongkan
Menentukan bahwa sesuatu termasuk
dalam suatu kategori (contoh:
mengelompokkan macam-macam
bangun datar)
2.4 Meringkas Meringkas, Meringkas suatu tema umum atau
pokok-pokok utama (contoh:
10 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
mengelompokkan suatu bangun datar,
berdasarkan sisi atau sudut)
2.5 Menyimpulkan Mengakhiri,
menyisipkan,
meramalkan.
Menggambarkan suatu kesimpulan
yang logis dari informasi yang
diperkenalkan (contoh: menyatakan
bahwa persegi dan persegi panjang
adalah bagian dari jajargenjang)
2.6 Membandingkan Membandingkan,
mencocokkan,
memetakan
Mendeteksi kesesuaian antara 2 ide,
objek, atau sesuatu yang sejenisnya
(contoh: membandingkan sudut-sudut
suatu segitiga dengan segitiga lainnya)
2.7 Menjelaskan Membentuk
contoh.
Membentuk suatu contoh sebab-akibat
dari sebuah sistem (contoh:
menjelaskan/mempresentasikan materi
bangun datar di depan kelas)
3. Menerapkan- menggunakan cara-cara yang sesuai dengan situasi yang diberikan
3.1 Melaksanakan Membawakan Mengaplikasikan suatu prosedur untuk
suatu tugas sederhana.
(contoh: mencari luas daerah segitiga
dengan menggunakan rumus yang telah
diberikan)
3.2 Menerapkan Mengunakan Mengaplikasikan suatu prosedur untuk
suatu tugas yang lebih kompleks
(contoh: menemukan luas daerah
jajargenjang dengan menggunakan luas
daerah segitiga)
4. Menganalisa-memilah materi menjadi unsur-unsur pokoknya dan menyatakan
bagaimana suatu bagian berkaitan dengan bagian lainnya sehingga menjadi suatu
susunan keseluruhan.
4.1 Membedakan Membedakan,
memilih
Membedakan mana bagian yang
berhubungan atau tidak berhubungan
dari suatu materi yang diperkenalkan
(contoh: mengetahui bahwa segitiga
yang salah satu sudutnya lebih dari 600
tidak termasuk ke dalam segitiga sama
sisi)
4.2 Mengorganisir Menemukan
hubungan,
menggabungkan,
menguraikan,
menyusun
Menunjukkan bagaimana unsur-unsur
tersusun pada struktur yang tepat
(contoh: menunjukkan bahwa segitiga
sama sisi memiliki sudut yang sama
besar dan ketiga sisinya sama panjang)
4.3 Menghubungkan Menyusun
kembali
Menunjukkan maksud atau nilai dari
sebuah materi yang diperkenalkan.
5. Mengevaluasi-membuat keputusan-keputusan berdasarkan pada suatu kriteria dan
standar
5.1 Mengecek Menyelaraskan,
Mendeteksi,
Mengawasi,
Mendeteksi ketidakkonsistenan atau
kekeliruan pada suatu proses atau hasil;
mendeteksi keefektifan suatu langkah
11 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
mengetest yang diterapkan (contoh: mengecek
kembali hasil perhitungan yang telah
diselesaikan)
5.2 Mengkritisi Menilai Mendeteksi ketidakkonsistenan
diantara suatu hasil dan kriteria;
mendeteksi kebenaran suatu langkah
untuk masalah yang diberikan (contoh:
memperbaiki jika terjadi kesalahan
dalam perhitungan, serta menilai
apakah langkah yang diterapkan sudah
efektif)
6. Mencipta-menempatkan bagian-bagian secara bersamaan untuk membentuk suatu
penyusunan ulang yang logis atau fungsional
6.1 Membangkitkan Menghipotesakan Sampai pada suatu hipotesa alternatif
yang berdasarkan pada kriteria (contoh:
memperkirakan bahwa suatu masalah
matematika memiliki alternatif
pemecahan yang lain)
6.2 Merencanakan Merancang Merencanakan suatu langkah untuk
mengerjakan tugas (contoh:
merancang suatu alternatif lain dalam
memecahkan masalah matematika)
6.3 Menghasilkan Membangun Menemukan suatu hasil (contoh:
menemukan suatu rumus alternatif
dalam menyelesaikan masalah
matematika)
Tingkatan Domain Afektif
Tingkat Deskripsi
I. Penerimaan
(Receiving)
Arti :
• Kepekaan (keinginan menerima/
memperhatikan) terhadap fenomena dan stimuli.
• Menunjukkan perhatian yang terkontrol dan
terseleksi.
Contoh kegiatan belajar:
• senang mengerjakan soal matematika
Senang mengikuti pelajaran matematika
II. Responsi
(Responding)
Arti :
• Menunjukkan perhatian aktif
• Melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena
• Setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi)
Contoh kegiatan belajar:
• mentaati aturan
• mengerjakan tugas
• mengungkapkan perasaan
12 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
• menanggapi pendapat
• melakukan introspeksi
III. Acuan Nilai
(Valuing)
Arti :
• Menunjukkan konsistensi perilaku yang
mengandung nilai
• Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai yang pasti
• Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan
menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh kegiatan belajar:
• mengerjakan latihan soal secara kontinu.
• rajin mengerjakan PR
IV. Organisasi Arti:
• Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke
dalam satu sistem.
• Menentukan saling hubungan antar nilai
• Memantapkan suatu nilai yang dominan dan
diterima di mana-mana
• Tingkatan :
- Konseptualisasi suatu nilai
- Organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar:
• bertanggung jawab terhadap perilaku
• menerima kelebihan dan kekurangan pribadi
• membuat rancangan hidup masa depan
• merefleksi pengalaman dalam hal tertentu
V. Karakterisasi
(Menjadi Karakter)
Arti :
• Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter
• Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat
dalam hirarki nilai individu, diorganisasi secara
konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah
laku individu.
Contoh kegiatan belajar:
• rajin, tepat waktu, berdisiplin diri
• mandiri dalam bekerja secara independen
• objektif dalam memecahkan masalah
Tingkatan Domain Psikomotor
Tingkat Deskripsi
I. Gerakan Refleks Arti :
• Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak
• Responsi terhadap stimulus tanpa sadar
Misalnya: melompat, menunduk, berjalan,
menggerakkan leher dan kepala, mengenggam,
memegang
13 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Contoh kegiatan belajar:
• segera mengacungkan tangan jika mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
II. Gerakan Dasar
(Basic Fundamental
Movement)
Arti :
• Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat
diperhalus melalui praktik
• Gerakan ini terpola dan dapat ditebak
Contoh kegiatan belajar:
• Contoh gerakan manipulasi: menyusun
balok/blok, menggunting, menggambar dengan
crayon, memegang dan melepas objek, blok,
atau mainan
• Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:
Menggambar grafik.
III. Gerakan Persepsi
(Perceptual
abilities )
Arti:
• Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu
kemampuan perseptual
Contoh kegiatan belajar:
• menggambar simbol geometri
• memilih satu objek kecil dari sekelompok
objek
yang ukurannya bervariasi
• membaca
• menulis alfabet
• mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
• membedakan berbagai tekstur dengan meraba
IV. Gerakan
Kemampuan
Fisik ( Psysical
abilities )
Arti :
• Gerak lebih efisien
• Berkembang melalui kematangan dan belajar
Contoh kegiatan belajar:
• menggerakkan otot/sekelompok otot selama
waktu tertentu
• berlari jauh
• mengangkat beban, menarik-mendorong,
melakukan push-ups, kegiatan memperkuat
lengan, kaki, dan perut
• menari
• melakukan senam
• melakukan gerak pesenam, pemain biola,
pemain bola
V. Gerakan Terampil
(Skilled
Movements)
Arti :
• Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak
• Terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan
yang sulit dan rumit (kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
• melakukan gerakan terampil berbagai cabang
14 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
olahraga
• membuat alat peraga dan media pembelajaran
• menggergaji
• mengetik
VI. Gerakan Indah dan
Kreatif (Non-
discursive
communication)
Arti :
• Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan
• Gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang
efisien dan indah
• Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat
tertinggi untuk mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:
• kerja seni yang bermutu (membuat patung,
melukis, menari balet, melakukan senam tingkat
tinggi, bermain drama (acting))
2.3 PENGUMPULAN INFORMASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA
2.3.1 Pengumpulan Informasi
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pada penilaian berbasis kelas kemajuan belajar siswa pada tiap mata
pelajaran dipantau dari waktu ke waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat
diidentifikasi dengan mengacu kepada indikator pencapaian yang sudah
ditentukan dalam kurikulum.
Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus
dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut:
• Mengacu kepada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus
mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam
kurikulum.
• Bersifat adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang
budaya, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan
penilaian.
15 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
• Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru
guna perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada
siswa secara perseorangan.
• Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
• Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang
menyenangkan.
• Diadministrasi secara tepat dan efisien.
Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara dan
alat penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semuanya mampu
mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil belajar siswa. Pemilihan cara
penilaian dapat mempengaruhi pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai.
Sebagai contoh: bagi pelajaran Sains keterampilan yang diperoleh waktu praktik
di laboratorium sangatlah penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan tes tertulis.
Akibatnya, siswa - bahkan guru sendiri – akan memusatkan perhatian dan
usahanya hanya kepada hasil belajar yang dapat dinilai berdasarkan tes tertulis.
Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan alat
penilaian yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu mungkin
diperoleh melalui observasi, sedangkan informasi tentang hasil belajar lainnya
mungkin diperoleh melalui tugas tertulis, seperti tes, kuis, dan pekerjaan rumah.
Informasi hasil belajar lainnya mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian
karya siswa.
16 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
2.3.2 Cara Pengumpulan Informasi
Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar
siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara
mengumpulkan informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan
belajar siswa. Dari segi apa yang dimiliki, minimal ada 7 cara penilaian. Amatilah
tabel berikut ini:
No Cara Penilaian Apa yang dinilai
1 Tertulis tipe objektif Jawaban Tertulis
2 Tertulis tipe subjektif Jawaban Tertulis
3 Lisan Suara
4 Unjuk Kerja Penampilan/perbuatan/tindakan
5 Produk Karya 3 dimensi
6 Portofolio Karya 2 dimensi
7 Tingkah Laku Tingkah Laku
17 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang diterapkan
guru, semakin lengkap entitas (apa) yang dinilai dalam diri siswa.
Selanjutnya berikut ini dikemukakan daftar contoh alat penilaian pada masing-
masing cara penilaian.
I. TERTULIS TIPE OBJEKTIF
1. Jawaban benar-salah
2. Isian singkat
3. Pilihan ganda
4. Menjodohkan
II. TERTULIS TIPE SUBJEKTIF
1. Pengerjaan soal
2. Latihan (exercise)
3. Data-pertanyaan
5. Esai berstruktur
6. Esai bebas
III. LISAN
1. Tanya-jawab singkat
2. Instruksi lisan
3. Kuis
IV. UNJUK KERJA
1. Permainan (game)
2. Dinamika kelompok
3. Diskusi
V. PRODUK
1. Alat Peraga
2. Media Pembelajaran
3. Model
VI. PORTOFOLIO
1. Gambar/tulisan
2. Paper
3. Laporan observasi
18 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
4. Laporan penyelidikan
5. Laporan penelitian
6. Laporan eksperimen
7. Rumus
VII.TINGKAH LAKU
1. Skala sikap
2. Catatan anekdot
3. Penilaian diri
4. Sosiogram
5. Kuesioner
6. Buku harian (diary)
7. Ungkapan perasaan
8. Pengamatan perilaku
Kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil dilaksanakan jika diterapkan
pola belajar aktif karena pola ini mampu mengembangkan seluruh kompetensi
secara optimal. Jika pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus
pula diterapkan, terutama cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah
laku.
Selanjutnya, dikemukakan penjelasan tentang cara-cara penilaian tertulis, unjuk
kerja, produk, dan portofolio.
a. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam
kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban
benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alatyang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat
danmemahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban
yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini
19 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkankemampuan siswa
yang sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang
sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulisdengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan
pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain
cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal
esai perlu diperhatikan hal-hal berikut:
• Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal
untuk memeriksa jawaban siswa kelak.
• Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada
pedoman.
• Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan
jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan
sebaliknya semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya.
• Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru
kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.
• Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti
bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan
perilaku siswa yang menyenangkan atau menjengkelkan.
b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar
tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian
unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap
aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk
kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada
tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang
sebenarnya. Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin
20 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat
digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam presentasi dan diskusi,
pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi
kelompok kecil, dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu
dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan tertentu. Contoh: untuk menilai kemampuan penguasaan materi
matematika setiap siswa, perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam,
seperti diskusi dalam kelompok kecil dan metode presentasi. Dengan demikian,
gambarankemampuan siswa akan lebih utuh.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja
adalah sebagai berikut:
• Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir.
• Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
• Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
• Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan
diamati
• Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk setiap
pilihan ( kompeten bila siswa…….., agak kompeten bila …….. ).
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan
memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh
lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian
lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakandaftar
cek (ya - tidak) atau skala rentang (sangat kompeten -kompeten - agak kompeten -
tidak kompeten). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati
oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-
salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada.
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai
21 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
c. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses
pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, dan kemampuan siswa dalam
membuat alat peraga matematika / media pembelajaran.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap.
• Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
• Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
• Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhikriteria keindahan.
Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk yang
berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap
perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan
pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan
kemampuan menggunakan alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria
berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
d. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam
satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi
yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah
22 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.
Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya
siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu,
kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran
dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus
sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan
bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal
sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi pertimbangan utama
adalah guru seyogianya menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral
dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi
guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-
ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis
karangan, dan matematika, seperti
pemecahan masalah matematika.
Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat
portofolio di dalam kelas.
• Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini
siswa perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak
semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang
digunakan hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh
siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi
secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
• Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan
dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara
siswa yang satu dan yang lain. Misalnya, untuk kemampuan menulis
karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-karangan siswa.
Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah gambar-
gambar buatan siswa.
23 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
• Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau
folder.
• Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta
pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan
dengan para siswa bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh;
untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya:
penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan
sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas
dan disepakati bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut.
Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
mencapai harapan atau standar itu.
• Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan
bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat
membahas portofolio.
• Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum
memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk
memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2
minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
• Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika
dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat
membantu dan memotivasi anaknya.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap.
Penilaian tunggal tidak cukup untukmemberikan gambaran/informasi tentang
kemampuan,keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang
sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis seperti
24 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar (convergent
thinking), tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki
siswa. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum
pada kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru hendaknya
mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara jenis-jenis
kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat
menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam domain kognitif, afektif,
dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat menggambarkan profil siswa secara
lengkap.
Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis kompetensi
menghendaki ciri-ciri berikut ini.
- Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi siswa (diskriminasi)
ke pelayanan individual siswa dalam mengembangkan kemampuannya
(diferensiasi).
- Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria (criterion referenced
assessment) daripada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
- Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum lebih terjamin
dicapai karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi
acuan utama.
- Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga penilaian unjuk
kerja, produk, portofolio dan tingkah laku untuk menjamin validitas penilaian,
objektivitas penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilaiagar
kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkan.
- Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan informasi yang lebih
lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa, orang tua, guru lain maupun
pengguna lulusan, sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin.
- Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong penerapan pendekatan
belajar aktif sehingga mengoptimalkan pengembangan kepribadian serta
kemampuan bernalar dan bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar
25 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
siswa dapat dilakukan dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara
penilaian.
2.3.3. Bentuk Tagihan
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan
keberhasilan belajar peserta didik.
Macam-macam ulangan antara lain :
• Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih. Nilai setiap kompetensi dikumpulkan dan akan dilaporkan
pada akhir tiap semester. Tes pada akhir semester hanya dilakukan untuk menilai
kompetensi yang relevan yang belum dinilai melalui ulangan harian.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
• Penilaian akhir tahun dilakukan untuk memberi sumbangan nilai untuk
menentukan kenaikan kelas. Rujukan untuk penilaian akhir tahun adalah indikator
terpenting dari masing-masing kompetensi. Ada indikator yang telah dinilai
melalui observasi, penyelidikan, atau eksperimen (praktikum). Indikator seperti
ini tak perlu dinilai pada aktivitas penilaianakhir tahun.
26 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
Contoh cara/alat penilaian untuk mata pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Kompetensi
Dasar
Indikator Cara/Alat Penilaian
Matematika Menggunakan
operasi bentuk
aljabar dalam
kegiatan
ekonomi
- Melakukan
simulasi
unikinetik
sosial tentang
kegiatan
ekonomi
sehari-hari
- Menghitung
nilai
keseluruhan,
nilai perunit, dan
nilai
sebagian
- Menentukan
besar dan
persentase bila
rugi, harga jual,
harga beli, rabat,
neto, pojok,
harga
tunggal dalam
kegiatan
ekonomi
• Tes Tertulis
- Mengerjakan soal
esai tentang laba,
rugi, neto, pajak
dalam kegiatan jual
beli
• Test Proyek
Melakukan
pengamatan/studi
kegiatan jual beli di
toko koperasi atau
warung.
Mencatat data
penjualan barang
kemudian
melaporkan
hasilnya pada forum
terutama mengenai:
- harga barang
- penjualan per bulan
- keuntungan/pajak
27 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
3.1.1 Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan
penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada
norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced
assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria
(Penilaian Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).
3.1.2 Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah
(domain), yaitu (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang
mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika),
(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan
atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-
spasial, dan kecerdasan musikal).
3.1.3 Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan informasi pada
prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa.
Adapun cara-cara tersebut antara lain penilaian tertulis tipe
objektif, tertulis tipe subjektif, lisan, unjuk kerja, produk,
portofolio, dan tingkah laku.
3.2 SARAN
3.2.1 Seluruh tenaga pendidik di Indonesia diharapkan mampu
mempelajari dengan seksama mekanisme penilaian secara
menyeluruh.
28 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r
3.2.2 Seorang guru diharapkan mampu melakukan penilaian secara
menyeluruh. Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal
diperlukan lebih dari satu alat penilaian.
3.2.3 Seorang guru diharapkan melakukan penilaian yang objektif
terhadap seluruh siswa.