askep tn r antareja
DESCRIPTION
mmTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA
HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT
DR. MARZOEKI MAHDI BOGOR
LAPORAN KASUS
SUKARYA NIM : 043313214020
PRODI NERS KEPERAWATAN
STIKES KHARISMA KARAWANG
TAHUN 2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA
HALUSINASI PENDENGARAN AKIBAT SCHIZOFRENIA PARANOID
DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT DR. MARZOEKI MAHDI
BOGOR
I. Identitas Klien
Inisial : Tn. R (L)
Umur : 36 tahun
No. RM : 30.31.29
Ruang Rawat : Antareja
Tanggal Dirawat : 31 Januari 2015
Tanggal Pengkajian : 12 Februari 2015
II. Alasan Masuk
Pasien diantar oleh keluarga dan petugas kesehatan dengan alasan dirumah
marah-marah, merusak TV, memukul orang lain sampai mengancam orang
lain dengan sebuah golok. 1 minggu sebelum masuk RSMM pasien bicara
dan tertawa sendiri. Merasa ada bisikan
III. Faktor Predisposisi
Sebelum pasien dirawat di RSMM Bogor, pasien mengalami gangguan jiwa
pada tahun 2004 dan pernah dirawat di RSJ Cisarua dikarenakan pasien
sering putus obat. Pada tanggal 31 Januari 2015 pasien dirawat di RSMM
Bogor. Pasien pernah mengalami aniaya fisik yaitu sebagai pelaku pada usia
30 tahun, pasaien memukul orang lain sampai mengancam orang lain dengan
sebuah golok dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu bercerai dengan istri
kurang lebih 10 tahun yang lalu.
Masalah keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan
Penatalaksanaan regimen obat tidak efektif
koping keluarga tidak efektif
IV. Aspek Fisik
1. Tanda Vital : TD= 140/90 mmhg N= 88x/menit
S= 36oC P= 22x/menit
2. Ukur : TB= 157 cm BB= 60 kg
3. Keluhan Fisik : Tidak
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
III. Aspek Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
Pasien tinggal dengan orang tua dan anaknya. Sebelum bercerai
komunikasi dengan istrinya kurang baik. Pengambil keputusan dalam
keluarga adalah orang tuanya/ayahnya. Dalam keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa seperti pasien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
Pasien menyukai semua bagian anggota tubuhnya
b. Identitas
Pasien tahu bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dan pasien
mengetahui identitas saat ini di rumah sakit
c. Peran
Pasien kurang puas sebagai seorang suami karena kurang bisa
menapkahi istri dan anaknya.
d. Ideal diri
Harapan pasien ingin cepat sembuh, berkumpul dengan keluarga dan
anaknya.
e. Harga diri
Pasien tidak merasa malu dirawat diruang antareja dan merasa yakin
untuk cepat sembuh dan cepat pulang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan orang yang berarti yaitu anaknya. Peran serta pasien
dalam kegiatan kelompok/masyarakat yaitu mengikuti kerja bakti di
lingkungan rumahnya, hambatan dalam kegiatan kelompok yaitu kurang
bersosialisasi. Selama diruangan pasien jarang berinteraksi dengan pasien
lain.
Masalah keperawatan : isolasi sosial, Harga Diri Rendah
4. Spiritual
Agama pasien yaitu seorang muslim, pada saat di rumah pasien tidak
menjalankan ibadahnya. Dan sekarang pasien tidak menjalankan
ibadahnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
IV. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan pasien rapih, pasien menggunakan pakaian sesuai dengan
identitasnya sebagai seorang laki-laki dan cara berpakaiannya layaknya
seorang laki-laki.
2. Pembicaraan
Pasien bicara tidak terlalu cepat, ada kontak mata dan pasien kooperatif
3. Aktivitas motorik
Aktivitas motorik pasien baik. Hanya bila tidak ada kegiatan pasien
selalu tiduran
4. Afek
Afek pasien datar saat di wawancara.
5. Alam perasaan
Pasien tampak tenang, tidak merasa sedih dan ketakutan pasien juga
tidak putus asa. Perubahan roman muka pasien sesuai dengan
perasaannya tersenyum ketika senang.
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara pasien kooperatif, ada kontak mata, tidak
defensif dan curiga.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
7. Persepsi
Pasien mengalami halusinasi pendengaran, pasien sudah tidak
mendengar bisikan-bisikan lagi selama pindah ke ruang antareja. Pasien
takut bila suara-suara itu muncul kembali.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
8. Isi Pikir
Isi pikir klien baik tidak ada obsesi, fobia, hipokandira juga
depersonalisasi.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
9. Proses Pikir
Proses pikir pasien juga sesuai denga pembicaraannya, tidak terjadi
sirkumtansial, flight of ideas, blocking dan tangensial.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
10. Tingkat Kesadaran
Tingakat kesadaran pasien baik pasien tidak mengalami disorientasi
ruang, tempat dan waktu juga orang.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
Daya ingat klien juga baik, daya ingat jangka panjang dan pendek baik
tidak terjadi Konfabulasi.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
13. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian dan analisa pasien baik, pasien dapat
menjelaskan maksud dari sebuah musik dan gambar.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
14. Daya Tilik Diri
Pasien tidak mengingkari penyakitnya, pasien menerima penyakitnya
dengan baik, dan semangat untuk cepat sembuh.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Pasien makan dengan mandiri, makan 3x sehari, makanan tidak ada yang
tidak disukainya.
2. Defekasi/berkemih
BAB dan BAK pergi ke toilet dan kemudian membersihkannya.
3. Mandi
Pasien mandi secara mandiri, 2x dalam sehari. Pasien selalu menyikat gigi,
cuci rambut, gunting kuku dan pasien terlihat bersih.
4. Berpakaian
Pasien mampu mengambil, memilih, dan mengenakan pakaian serta alas
kaki. Pasien belum mencukur kumis dan jenggot
5. Istirahat dan tidur
Pasien tidur selama 7-8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari.
6. Penggunaan obat
Untuk minum obat pasien diingatkan oleh perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Dalam perawatan pasien sangat di dukung oleh keluarga
8. Aktivitas di dalam rumah
Pasien terkadang membereskan tempat tidur atau barang-barang
dirumahnya
9. Aktivitas di luar rumah
Pasien seorang petani kebun mangga dan bisa memotong rambut
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VIII . Mekanisme Koping
Pasien sudah adaptif, pasien sudah bisa melakukan hal yang dilatih bersama
untuk mengatasi halusinasinya dan marah-marahnya seperti menghardik,
minum obat teratur, bercakap-cakap dengan orang lain dan aktivitas
terjadwal
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
IX. Aspek Medik
a. Diagnosa Medik : Schizofrenia Paranoid
b. Terapi Medik :
Haloperidol 1 x 5 mg
Trihexilpenidil 2 x 2 mg
Risperidone 2 x 3 mg
Chlorpromazine 1 x 100 mg
X. Daftar Masalah Keperawatan
a. Halusinasi Pendengaran
b. Resiko perilaku kekerasan
c. Isolasi sosial
d. Harga Diri Rendah
e. Penatalaksanaan regimen obat tidak efektif
f. koping keluarga tidak efektif
Pohon masalah dan Dx keperawatan
A. Pohon Masalah ( Problem Three )
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Core problem
ISOLASI SOSIAL
Haraga Diri Rendah
B. Daftar Dx keperawatan berdasarkan perioritas
1. Halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial
3. Harga Diri Rendah
4. Resiko perilaku kekerasan
XI. Analisa Data
Tanggal Data Masalah Ttd
12/02/2015 S :
Pasien mengatakan sudah tidak
mendengar bisikan-bisikan
yang menuyuruhnya untuk
marah-marah
Pasien mengatakan takut bila
suara itu muncul lagi
O :
Pasien kadang melamun
Pasien tampak menyendiri
Halusinasi
12/02/2015 S : Isolasi sosial
GSP HALUSINASI PENDENGARAN
Pasien mengatakan jarang
berinteraksi dengan orang
lain
Pasien mengatakan tidak
mengenal semua temannya
diruang antareja
O :
Menyendiri
pasien tidak pernah
berinteraksi dengan orang
lain.
12/02/2015 S :
Pasien mengatakan bila
mendengar bisikan-bisikan
biasanya ingin marah
O :
pasien tampak tegang saat
bercerita tentang masa lalunya
Resiko perilaku
kekerasan
12/02/2015 S :
pasien mengatakan hanya
seorang petani dan tukang ojek
pasien mengatakan
kebiasaannya di rumah yaitu
bisa memotong rambut
O :
pasien melakukan kegiatan
yang dia bisa yaitu memotong
rambut orang
HDR
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
Nama Klien : Tn. R Dx. Medis : Skizofrenia ParanoidRuangan : Antareja No. RM : 30.31.29NoDx
DxKeperawatan
PerencanaanTujuan KriteriaEvaluasi Intervensi Rasional
2 Gangguan sensori persepsi halusinasi (lihat / dengar / penghidu / raba / kecap)
TUM : klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminyaTUK 1 : kliendapatmembinahubungansalingpercaya
1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda – tanda peercaya kepada perawat :- Ekspresiwaja
hbersahabat- Menunjukkan
rasa senang- Ada
kontakmata- Mau
berjabattangan
- Mau menyebutkan
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik- Sapa klien dengan
ramah baik verbal maupun non verbal
- Peerkenalkannama, namapanggilandantujuanperawatberkenalan
- Tanyakannamalengkapdannamapanggilan yang disukaiklien
- Buatkontrak yang jelas- Tunjukan sikap jujur
dan menepati janji setiap kali interaksi
1. Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan selanjutnya
nama- Mau
menjawabsalam
- Mau dudukberdampingandenganperawat
- Bersediamenggungkapkanmasalah yang dihadapi
- Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 :Klien dapat mengenal halusinasinya
2. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan :- Isi- Waktu- Frekuensi- Situasi dan
kondisi yang menimbulkan halusinasi
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya ( dengar / lihat / penghidu / raba / kecap )
- Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasidengar / lihat / penghidu / raba / kecap )
- Jika klien menjawab ya tanyakan apa yang sedang dialaminya
- Katakan bahwa perawat percaya bahwa klien
Kontak sering dan singkat dapat membina hubungan saling percaya dan dapat memutuskan halusinasiUntuk mengenali halusinasi
mengalami hal tersebut namun perawat sendiri tidak mengalaminya dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi
- Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama
- Katakan bahwa perawat aka n membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentangadanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien- Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore malam atau sering dan kadang – kadang
- Situasi dan kondisi yang mennimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
Dengan mengetahui waktu, isi, frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan perawat
3. Setelah 2x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi :- Marah- Takut- Sedih- Senang- Cemas- jengkel
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien meniikmati halusinasinya.
TUK 3 :Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1 setelah 2x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
3.2 setelah 2x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3 setelah 2x interaksi klien dapat memilih dan
3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidir, marah, menyibukan diri dll )3.2 Iskusikan cara yang digunakan klien- jika cara yang digunakan adapun beri pujian- jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan3.3 diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi - katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak mau dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada saathalusinasi terjadi)
Untuk mengidentifikasi halusinasi klien
Upaya untuk memutuskan halusinasi sehingga tidak berlanjut
Memberikan kesempatan kepada klien untuk mencoba cara yang telah dipilih
memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
3.4 setelah 2x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya
3.5 setelah 2x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
- menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk m,enceritakan tentang halusinasinya- membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun-meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika sedang berhalusinasi3.4 bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya3.5 beri kesempatan untukm melakukan cara yang dipilih dan dilatih3.6 pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian3.7 anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
Stimulasipersepsidapatmengurangiperubahaninterpensirealita/ akibathalusinasi
TUK 4Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1 setelah 4x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat4.2 setelah 4x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan
4.1 buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (wakttu,tempat dan topik)
4.2 diskusikan dengan: keluarga (pada saat pertemuan keluarga /
Untuk mendapatkan bantuan keluargauntuk mengontrol halusinasinya
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan
gejala proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
kunjungan rumah)- pengertian halusinasi - tanda dan gejala halusinasi- proses terjadinya halusinasi- Cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi- obat-obat halusinas- cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan birkan sendiri, makan bersama, bepergianj bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi)- beri informasi waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah.
meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang halusinasi
TUK 5:Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
5.1 setelah 3x interaksi klien menyebutkan:-manfaat minum obat- kerugian tidak minum obat-nama, warna, dosis, efekterapidanefeksampingobat5.2 setelah interaksi klien mendemonstrasikan
5.1 diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
5.2 pantau klien saat penggunaan obat
Dengan menyebutkan dosis, manfaat, frekuensi obat diharapkan klienmelaksanakan program pengobatan
Menilai kemampuan klien dalam pengobatannya
penggunaan obat dengan benar5.3 setelah interaksi klioen menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
5.3 beri pujian jila klien menggunakan obat dengan benar5.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter5.5 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
sendiriDengan mengetahui dosis, manfaat, frekuensi obat diharapkan klien melaksanakan program pengobatan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama klien : Tn. R Dx. Medis : Skizophrenia paranoidRuangan : Antareja No. CM : 30.31.29
No. Dx
DX. Keperawata
n
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional2. Isolasi sosial TUM : Klien dapat
berinteraksi dengan orang lainTUK :1. Klien dapat
membina hubungan saling percaya dengan perawat.
1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda, percaya kepada/terhadap perawat : Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan
perasaanya Bersedia
mengungkapkan peraanya
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan : Beri salam setiap kali
berinteraksi. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
Tanyakan nama dan panggilan nama kesukaan klien.
Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang di hadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan ungkapan perasaan
klien dengan empati.Penuhi kebutuhan dasar klien.
Hubunan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
2.1 Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu pwnyebab menarik diri Diri sendiri Orang lain lingkungan
2.1. tanyakan pada klien tentang : orang yang tinggal
serumah/teman sekamar klien
orang yang paling dekat dengan klien dirumah/diruangperawatan.
Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
Orangg yang tidak dekat dengan klien dirumah/diruang perawataan.
Apa yang membuat klien tidak deka dengan orrang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain.
2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tiak mau bergaul dengan orang lain
2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaas.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan klien alam keluarga.
Untuk mendapatkan data dan menaggulangi isolasi sosial
Reinforcement positif meningkatkan harga diri klien.
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik
3. Setelah 2x interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntngan brhubungan social misalnya.
1.1. tanyakan pada klien tentang: manfaat hubungan social kerugian menarik diri.
1.2. Diskusikan bersama klien tentang
Untuk mengetahui pengetahuan klien tentang isolsi social
Agar klien tahu kegunaan
diri maanfaat berhubungan social dan kerugian menarik diri.
1.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
interaksi sosial.
Untuk menambah harga diri klian.
4. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
Setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan keunungan berhubungan social misalnya:
Banyak teman Tidak kesepian Bisa diskusi Saling menolong
Dan kerugian menarik diri, misalnya:
Sendiri Kesepian Tidak bisa diskusi
Setelah 2x interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social dengan orang lain
Orang lain kelompok
1.1. observasi prilku klien saat berhubungan social
1.2. beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan atau berkomunikasi dengan: perawat lain klien lain. kelompok
1.3. libatkan klien dalam terapi aktifitas kelompok social.
1.4. Diskusikan jadwal harian yang dapat di lakukan untuk menungkatkan kemampuan klien bersosialisasi.
1.5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat
1.6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya melalui aktifitas yang di laksanakan
Melihat kemampuan klien untuk berinteraksi sosial.
Agar klien termotivasi untuk berinteraksi
Agar klien merasa berarti dalam kelompok
Untuk keteraturan dalam berinteraksi
Agar klien terbiasa dalam berinteraksi
Agar klien termotivasi untuk berinteraksi
5. Klien manpu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial
5. Setelah 2x interaksi klien dapat menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social dengan: Orang lain kelompok
5.1 diskusikan dengan klien tentang perasanya setelah berhubungan social dengan:
orang lain kelompok
5.2 beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.
Meengetahui keinginan klien untuk berinteraksi social
Menambah ras percaya diri untuk berinteraksi.
1. Klien dapat dukungan keluarga dalm memperluas hubungan social.
1.1. Setelah pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:
Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menaik
diri Penyebab dan aibat
menarik diri Rencana merawat klien
menarik diri
1.2. Setelah pertemuan keluarga dapat mempraktekan cara merawat klien menarik diri.
6.1 diskusikan pentingnya peran serta sebagai pendukung untuk mengatasi menarik diri.
6.2 diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatai perilaku menarik diri.
6.3 Jelaskan kepada keluarga tentng : Pngertian menarik diri Tanda dan gejala menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri. Cara merawat klien menrik diri
6.4 latih keluarga cra merawat klien menarik diri.
6.5 Tanyakan perasaaan keluarga setelah mencoba cara yang di latihkan.
6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi.
Ketrlibatan keluarga sangat mendukung terhada proses perubahan perilaku klien
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatanya erawat klien di rmah sakit.
2. Klien dapat
memanfaatkan system pendukung yang ada
2.1. setelah 2x interaksi klien dapat menyebutkan:
2.2. setela 1 interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan oat dengan bear.
2.3. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
7.1. diskusikan dengan klien maanfaat dan kerugian minum obat,nama,warna,dosis,cara efek terapi dan efak samping penggunaan obat.
7.2 pantau klien saat penggunaan obat
7.3 beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
7.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.5 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
Dengan mengetahui dosis,prekwensi, dan maanfaat obat di harapkan klien melaksanakan program penhgobatan
Menilai kemampuan klien dalam mengelola pengobatanya sendiri
Dengan mengetahui efek sampng obat, klien akan mengetahuiapa ang harus di lakukan setelah minum obat
Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
Dengan mengetahui prinsip 5 benar penggunaan obat, maka kemandirian klien untukpengobatan dapat di tingkatkan secara bertahap.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Nama : Tn. R Dx Medis: Skizophrenia paranoid
Ruang : Antareja No RM : 30.31.29
No. DX
DiagnosaKeperawatan
Perencanaan Intervensi RasionalTujuan Kriteria Evaluasi
1 Perilaku kekerasan
TUM Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan
TUK1. Klien dapat
membina hubungan saling percaya
1. Setelah 1x interaksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat: Ekspresi wajah
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal Perkenalkan nama, nama panggilan dan
1. Bila sudah terbina hubungan saling percaya diharapkan klien dapat kooperatif, sehingga pelaksanaan asuhan
bersahabat Menunjukan rasa
senang Ada kontak mata Mau berjaba
tangan Mau
menyebutkan nama
Mau menjawab salam
Mau duduk berdampingan dengan perawat
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
tujuan perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien Buat kontrak yang jelas Tunjukan sikap jujur, dan menepati janji
setiap kali interaksi Tunjukan sipat empati dan menerima apa
adanya Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien.
keperawatan dapat berjalan dengan baik.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab kekerasan
Setelah 1 kali interaksi klien dapat menyebutkan perilaku kekerasan
Diejek, diremehkan, diganggu, merasa terganggu
Bantu klien mengungkapkan perasaanya
Bantu klien mengungkapkan penyebab timbulnya marah (oranglain, situasi/diri sendiri)
Mengetahui kondisi klien saat itu dan mengurangi tekanan kemarahan klien
Dengan mengidentifikasi penyebab marah, maka dapat mengantisipasi munculnya factor penyebab
3. klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan
Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan :
Ingin memukul, memaki, mengamuk dan mengancam
Anjurkan klien mengungkapkan hal yang dialami dan dirasakan saat jengkel/marah
Observasi tanda perilaku kekerasan Diskusikan dengan klien tanda-tanda
perilaku kekerasan
Dengan mengidentifikasi perubahan fisik, maka dapat mengetahui tanda dan gejala marah
Menyamakan persepsi bahwa hal tersebut terjadi dan ada pada klien
4. klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu klien untuk bermain peran
Identifikasi cara klien dalam mengungkapkan perilaku kekerasan
dilakukan dilakukan : Memaki,
mengancam, merusak barang
dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Diskusikan bersama klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang digunakan klien
Mempermudah perawat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan saat marah
Memberikan wawasan yang baru bagi klien terhadap tindakan yang maladaptive
Bantu klien dalam mengidentifikasi kerugian dari cara yang dilakukan
5. klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan akibat perilaku kekerasan yang biasa dilakukan:
Dimusuhi, dimarah-marahi, dikurung dirumah
Diskusikan dengan klien akibat cara yang dilakukan
Tanyakan apakah klien ingin belajar cara yang baru dan sehat
Menyamakan persepsi dalam merespon perilaku yang salah
Membantu klien mencari cara yang terbaik
6. Klien dapat mengidentifikasi cara yang
Setelah 1 kali interaksi klien dapat mengidentifikasi cara yang
Tanyakan pada klien apakah dia mengetahui cara lain yang lebih sehat
Beri reinforcement positif jika klien
Identifikasi pengetahuan dan keinginan klien untuk melakukan cara
konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan
konstruktif dalam merespon kemarahannya:
Mampu menjelaskan kembali dua dari empat cara marah yang sehat
mengetahui cara lain yang sehat Diskusikan dengan klien cara lain yang
sehatn: (secara fisik: tarik nafas dalam jika Sedang kesal atau memukul bantal atau olahraga atau kerjaan:memerlukn tenaga).- Secara verbal:katakan bahwa anda
sedang kesal/tersinggung/jengkel.saya marah,karna mamah tidak penuhi keinginan saya.
- Secara sosial,latihan dalam kelompok-kelompok secara marah yg sehat: latihan asertif,latihan manajemen prilaku kekerasaan
- Secara sepiritual: sembahyang,berdoa,atau ibadah lain: minta ke pada tuhan agar di beri ke sabaran dan mengadu kepada-NYA bila sedang jengkel/kesal.
yang sehat Sebagai motivasi untuk
melakukan perilaku yang sehat
Didapatkannya cara lain yang sehat akan membantu klien untuk mencari cara yang adaptif dalam mengekspresikan marahnya
7. klien dapat mendemostrasikan prilaku yang terkontrol.
Setelah 1 kali interaksi klien dapat mendemonstrasikan prilaku yang terkontrol: Menampilkan secara
mengontrol marah secara fisik,verbal,sosial dan spiritual
Bantu klien memilih secara yang di sukai cocok dengan klien
Anjurkan klien menggunakan cara yang telah di pelajari pada saat klien jengkel/kesal.
Diskusi denngan klien manfaat cara yang telah di gunakan.
Berikan pujian atas ke berhasilan klien
Cara yang cocok akan membntu klien.
Praktek lebih tepat untuk mengetahui manfaat cara yang telah di lakukan.
Identifikasi adanya keuntungan dan kekurangan.
Membangkitkan motivasi dan minta klien
8.klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol prilaku kekerasaan.
Setelah 1 kali interaksi,keluarga dapat memberikan dukungan kepada klien dalam mengontrol prilakunya: Terlibat dalm
perawatan Bersedia mengontrol
pentalaksanaan pengobatan di rumah.
Mampu menjelaskan kembali 2 dari 4 cara marah yang sehat
Buat kontrak dengan keluarga pada saat membawa klien ke Rs
1. Pertemuan rutin dengan perawat.2. Pertemuan dengan keluarga.
Bantu keluarga mengidentifikasi kemampuan yang di miliki:
1. Siapa yang dapat di terima klien2. fasilitas yang di miliki di keluarga di
rumah. Jelaskan cara merawat klien pada keluarga
seperti cara marah yang sehat melalui fisik,verbal,sosial dan spiritual
Latihan keluarga cara merawat klien di rumah dan terapi pengobatan
Kejelasan waktu,tempat dan topik akan membantu keluarga untuk koopratif
Prilaku perlu di lakukakn secara bertahap
Memudahkan pemahaman dan penerimaan
Memberikan wawasan kepada keluarga dalam menggali kemampuan yang ada
Memberikan cara perawatan yang tepat mencegah cara yang salah atau kurang tepat
Membiasakan keluarga
agar terlatih dalam pelaksanaan di rumah
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Setelah…….x interaksi klien dapat menggunakan obat dengan benar baik jumlah, jenis, waktu dan dosis obat, serta manfaatnya :
Obat di minum sesuai aturan
Klien mengungkapkan perasaannya selama minum obat
Jelaskan obat yang harus diminum klien pada klien dan keluarga
Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa ijin dokter
Jelaskan prinsip 5 benar obat :baca nama yang tertera di label obat, waktu, cara, dan kenali warna obatnya
Anjurkan klien minum obat dan minum obat tepat pada waktunya
Anjurkan klien melapor pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tridak menyenangkan
Beri pujian jika klien minum obat
Kejelasan akan membantu klien dan keluarga untuk melaksanakan tindakan yang benar
Dengan tahu manfaat dan kerugian keluarga dan klien akan lebih perhatian
Kejelasan akan membantu pelaksanaan tindakan yang benar
Waktu yang tepat didasari pada kerja dan efektifitas dan penggunaan obat
Efek obat yang diketahui lebih awal memudahkan penanganan akibat efek obat tersebut
Membangkitkan minat dan motivasi
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. R Dx. Medis : Schizofrenia Paranoid
Ruangan : Antareja No. RM : 30.31.29
Hari/Tanggal Pertemuan Implementasi Evaluasi/SOAP Paraf
Kamis, 12-
02-2015
1 Ds:
- pasien sudah tidak mendengar suara/bisikan
yang menyuruhnya marah-marah
Do:
- pasien sering melamun
- pasien suka menyendiri
Dx: Halusinasi pendengaran
T :
- Lakukan lagi cara menghardik pagi dan sore
hari
RTL :
- Latihan cara menghardik pagi dan sore hari
S : pasien merasa senang
O :
- Pasien terlihat senang
- Pasien tahu cara mengontrol
halusinasinya dengan cara
menghardik
A : pasien mampu melakukan
menghardik
R/: untuk mengontrol halusinasinya
supaya tidak muncul kembali
P :
- ingatkan klien cara menghardik,
- lanjut ke SP2 halusinasi/ minum
obat secara teratur
Jumat, 13- 2 Ds: S :
02-2015 - pasien mengatakan takut bila suara/bisikan itu
muncul kembali
Do :
- pasien tampak mondar-mandir
- pasien tampak menyendiri
Dx : Halusinasi pendengaran
T :
- Tanyakan lagi cara minum obat secara teratur
RTL :
- Latihan cara minum obat secara teratur
pasien mengatakan senang dan
tahu cara mengontrol bila
halusinasinya datang lagi dengan
cara menghardik dan minum obat
secara teratur
O :
pasien dapat menyebutkan
beberapa cara mengontrol
halusinasinya
A :
pasien mampu menyebutkan
nama, warna dan fungsi obat
P :
ingatkan pasien cara menghardik
dan minum obat secara teratur
lanjutkan ke SP 3 halusinasi
bercakap-cakap dengan orang
lain
Sabtu, 13-02- 3 Ds: S :
2015 - pasien mengatakan sudah tidak mendengar
suara/bisikan itu lagi
- pasien mengatakan takut bila bisikan itu
muncul kembali
Do :
- pasien tampak melamun
- pasien tampak menyendiri
Dx : Halusinasi pendengaran
T :
- Lakukan lagi cara bercakap-cakap dengan
orang lain
RTL :
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap
Pasien merasa senang dan tahu
cara bercakap-cakap dengan
orang lain
O :
Pasien dapat menyebutkan cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik, minum obat secra
teratur, bercakap-cakap
A :
pasien mampu bercakap-cakap
dengan orang lain
P :
ingatkan pasien cara bercakap-
cakap
lanjutkan ke SP 1 isolasi sosial
melatih cara berkenalan
Senin, 16-02-
2015
4 Ds:
- pasien mengatakan jarang ngobrol dengan
pasien lain
- pasien mengatakan tidak kenal semua dengan
S :
Pasien merasa senang dan tahu
cara berkenalan dengan orang
lain
teman seruangan
Do :
- pasien tampak menyendiri
- pasien tidak mengenal semua nama teman-
temannya
Dx : Isolasi sosial
T :
- lakukan lagi cara berkenalan dengan orang lain
RTL :
- Latihan cara berkenalan dengan orang
O :
Pasien dapat
menyebutkan/melakukan
berkenalan dengan menyebutkan
nama, alamat dan hobi
A :
pasien mampu berkenalan
dengan orang lain
P :
ingatkan pasien cara berkenalan
dengan orang lain
lanjutkan ke SP 2 isolasi sosial
berkenalan dengan 1 orang
pasien lain
Selasa, 17-
02-2015
5 Ds:
- pasien mengatakan jarang ngobrol dengan
teman di ruangan
- pasien mengatakan sudah kenal beberapa
temannya
Do :
S :
Pasien merasa senang dan ingin
memiliki banyak teman lagi
O :
Pasien dapat berkenalan dengan
orang lain dengan baik
- pasien tampak menyendiri
- pasien belum mengenal semua nama teman-
temannya
Dx : Isolasi sosial
T :
- lakukan lagi berkenalan dengan orang lain
RTL :
- Latihan cara berkenalan dengan orang lain
A :
pasien mampu berkenalan
dengan orang lain
P :
ingatkan pasien untuk berkenalan
dengan orang lain
lanjutkan ke SP 3 isolasi sosial
berkenalan dengan lebih dari 2
orang
Rabu, 18-02-
2015
6 Ds:
- pasien mengatakan sudah kenal beberapa
temannya di ruangan
Do :
- pasien tampak menyendiri
- pasien belum mengenal semua nama teman-
temannya
Dx : Isolasi sosial
T :
- lakukan lagi berkenalan lebih dari 2 orang
RTL :
S :
Pasien merasa senang dan sudah
mengenal semua temannya
O :
Pasien dapat berkenalan dengan
lebih dari 2 orang temannya
A :
pasien mampu berkenalan
dengan lebih dari 2 orang lain
dengan baik
P :
- Latihan berkenalan dengan lebih dari 2 orang ingatkan pasien untuk berkenalan
lebih dari 2 orang
lanjutkan ke SP 1 haega diri
rendah mengetahui kemampuan
yang di miliki pasien
Kamis, 19-
02-2015
7 Ds:
- pasien merasa tidak memiliki kemampuan
apapun
Do :
- pasien tidak berinisiatif dengan orang lain
- pasien tampak malas
Dx : Harga diri rendah
T :
- Membantu pasien memiliki kegiatan yang akan
dilatih sesuai dengan kemampuan pasien yaitu
mencukur rambut
RTL :
Latih pasien untuk melakukan kemampuannya yaitu
mencukur rambut
S :
Pasien merasa senang
O :
Pasien dapat melakukan
kemampuannya yaitu mencukur
rambut temannya
A :
pasien mampu mencukur rambut
temannya dengan baik
P :
ingatkan pasien untuk melakukan
kemampuan yang dimilikinya