askep pada anak dengan thypoid

25
ASKEP PADA ANAK DENGAN THYPOID TINJAUAN TEORITIS I. Pengertian Demam Tipoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella tiphii yang menyerang saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (Buku Pedoman Penatalaksanaan Penyakit, hal 117). Demam Tipoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. (Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, hal 421) Demam Tipoid adalah penyakit menular yang bersigat akut yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada system retikuloendotenial yang bersifat difus pembentukan mikroabses dan ulserasi nodus payer di distal ileum. (Ilmu Penyakit Anak, hal 1). II. Etiologi Etiologi demam tipoid adalah salmonella tiphii, dimana mikroorganisme ini merupakan bakteri gram negative yang motif, bersifat aerob dan tidak membentuk sopra. Salmonella tiphii dapat tumbuh dalam semua media yang selektif. Bakteri ini memfregmentasi glukosa dan manosa tetapi tidak dapat memfregmentasi laktosa. Salmonella tiphii bahwa dapat hidup dalam tubuh manusia. Sumber penularan berasal dari tinja dan urin karier, dari penderita pada fase akut dan fase penyembuhan. III. Manifestasi Klinik Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu : Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epiktaksis. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relative, lidah tipoid, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, dan gangguan kesadaran. IV. Patogenesis Salmonella Typhosa Saluran Cerna

Upload: ririn

Post on 27-Sep-2015

97 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

ASKEP PADA ANAK DENGAN THYPOID

ASKEP PADA ANAK DENGAN THYPOID

TINJAUANTEORITISI.PengertianDemam Tipoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella tiphii yang menyerang saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. (Buku Pedoman Penatalaksanaan Penyakit, hal 117).

Demam Tipoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. (Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, hal 421)

Demam Tipoid adalah penyakit menular yang bersigat akut yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada system retikuloendotenial yang bersifat difus pembentukan mikroabses dan ulserasi nodus payer di distal ileum. (Ilmu Penyakit Anak, hal 1).

II.EtiologiEtiologi demam tipoid adalah salmonella tiphii, dimana mikroorganisme ini merupakan bakteri gram negative yang motif, bersifat aerob dan tidak membentuk sopra. Salmonella tiphii dapat tumbuh dalam semua media yang selektif. Bakteri ini memfregmentasi glukosa dan manosa tetapi tidak dapat memfregmentasi laktosa. Salmonella tiphii bahwa dapat hidup dalam tubuh manusia. Sumber penularan berasal dari tinja dan urin karier, dari penderita pada fase akut dan fase penyembuhan.

III.Manifestasi KlinikDalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu :

Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epiktaksis.

Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relative, lidah tipoid, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, dan gangguan kesadaran.

IV.Patogenesis

SaluranCerna

DiserapOlehUsusHalus

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image003.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image004.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image005.gif" \* MERGEFORMATINET BakteriMemasukiAliranDarahSistemik

Kelenjar LimpoidHatiLimpaEndotoksin

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image006.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image006.gif" \* MERGEFORMATINET Usus Halus

TukakHepatumegaliSplenomegaliDemam

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\'\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image001.gif" \* MERGEFORMATINET

Pendarahan dan PerforasiNyeri Perabaan

V.Penatalaksanaan1.Pemberian antibiotic; untuk menghentikan dan memusnakan penyebaran kuman. Antibiotik yang dapat digunakan :

a.Kloramfenikoldosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x 250 mg selama 5 hari kemudian. Penelitian terakhir (Nelwan, dkk di RSUP Persahabatan), penggunaan kloramfenikol masih memperlihatkan hasil penurunan suhu 4 hari, sama seperti obat-obat terbaru dari jenis kuinolon.

b.Ampisilin / Amoksilin; dosis 50 150 mg / kg BB, diberikan selama 2 minggu.

c.Kotrimoksasol; 2 x 2 tablet (a tablet mengandung 400 mg sulfametoksasol 80 mg trimetoprim, diberikan selama 2 minggu pula.

d.Sefalosporin generasi II dan III. Di Sub bagian Penyakit Tropik dan Infeksi FKUI RSCM, pemberian sefalosporin berhasil mengatasi demam tipoid dengan baik. Demam pada umumnya mengalami reda pada hari ke-3 atau menjelang hari ke-4.

2.Istirahat dan perawatan professional; bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat pertumbuhan. Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap sesuai dengan pulihnay kekuatan pasien. Dalam perawatan perlu sekali dijaga hygiene perseorangan, kebersihan tempat tidur, pakaian dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Pasien dengan kesadaran menurun, posisinya perlu diubah-ubah untuk mencegah dekubitus dan pneumonia nipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi abstipasi dan retensi urin.

3.Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif)

Pertama pasien diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan pasien. Juga perlu diberikan vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung keadaan umum pasien.

VI.Pemeriksaan Penunjang1.Pemeriksaan darah tepi : Leukopenia, Limfositosis, Aneosinofilia, Anemia, Trombositopenia.

2.Pemeriksaan sum-sum tulang : menunjukan gambaran hiperaktif sum-sum tulang.

3.Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.

4.Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah1/200atau lebih, sedangkan titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakkan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAKDENGAN TYPHUS ABDOMINALIS1.Pengkajian :

a.Identitas Pasien :

Nama:

Umur:

Jenis Kelamin:

Alamat:

Agama:

Suku/Bangsa:

Tanggal MRS:

Tanggal Pengkajian:

Ruangan:

Diagnosa Medis:

No. Me. Reg:

b.Identitas Penanggung :

Nama Ayah:

Agama:

Pendidikan:

Alamat:

Umur:

Nama Ibu:

Agama:

Umur:

Pendidikan:

Alamat:

2.Riwayat Kesehatan

a.Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluhan Utama: demam

Riwayat Keluhan Utama: demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu

Keluhan yang menyertai:anoreksia, nyeri perut, nyeri kepala, jual, muntah, batuk, diare.

b.Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat Kehamilan / Persalinan

Prenatal

-Kondisi ibu saat hamil

-Ada kelainan / tidak, pecahnya ketuban dini

-Nutrisi yang dikonsumsi / obat-obatan yang dipakai

-Berapa kali priksa kehamilan di RS / puskesmas

-Dapat diimunisasi / tidak

Natal

-Lahir premature / aterm atau posaterm

-Lahir spontan / dengan alat atau spontan

-Letak bokong atau sungsang atau normal

-Ditolong oleh siapa

-Ada cacat bawaan

Neonatal

-Kondisi bayi waktu lahir

-BB / PB apgar score

-Warna kulit waktu lahir

-Ada masalah / tidak setelah lahir / aspirasi

Post Natal

-Lamanya ibu dirawat di RS setelah persalinan

-Bagaimana produksi ASI setelah persalinan

-Apa bayi bisa menetek dengan baik

Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana riwayat tumbuh kembang bayi

Riwayat Imunisasi

c.Pola Kebiasaan

Pola pernafasan : frekuensi nafas cepat dan dangkal

Makan dan minum : tidak ada nafsu makan

Eliminasi : BAK : tidak terganggu BAB : > 5 x /hari, konsistensi encer, berbau busuk

Pergerakan yang berhubungan dengan sikap : aktivitas terbatas karena kelemahan

Istirahat dan tidur : mengalami gangguan karena sering defekasi

Memilih, mengenakan dan melepaskan pakaian: karena adanya kelemahan tubuh maka pasien memerlukan bantuan dalam mengenakan dan melepaskan pakaian

Suhu tubuh : terjadi peningkatan

Kebersihan dan kesegaran tubuh : perlu bantuan orang lain dalam membersihkan tubuh

Mencegah dan menghindari bahaya : pasien rentang terhadap bahaya karena kelemahan fisik

Beribadah sesuai keyakinan : umumnya pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

Komunikasi dengan orang lain : komunikasi terbatas karena adanya kelemahan, adanya keterbatasan dalam mengerjakan dan melaksanakan sesuai dengan kemampuan pasien

Berpartisipasi dalam bentuk rekreasi : pasien kurang berminat dalam melakukan rekreasi

Belajar memuaskan keingintahuan yang mengarah pada perkembangan kesehatan : pasien banyak bertanya-tanya tentang penyakitnya

d.Pemeriksaan fisik

KU: lemah

Kesadaran: kompos mentis

TTV: - Tekanan darah : meningkat

- Nadi : cepat

- Respirasi : cepat dan dangkal

- Suhu : meningkat

Kepala: nyeri tekan, simetris

Mata: simetris

Hidung: simetris

Mulut: bibir kering dan lidah beslag

Ekstremitas: pergerakan terbatas

Thoraks: normal

Kulit: pucat

Abdomen: - nyeri tekan

- kembung

Berat badan: terjadi penurunan berat badan

Tinggi badan:

Anus: kemerahan karena seringnya defekasi

Neurology: ada gerak reflek

Pemeriksaan penunjang: - uji serologis

- darah

- isolasi kreman

ANALISA DATANoDataDampak MasalahMasalah

1Ds :Pasien mengatakan badannya terasa panas

Do :

- Suhu badan meningkat

- Bradikardi relatifBiakan empedu dan widal

Terjadi peradangan

Peningkatan suhu tubuhPeningkatan suhu tubuh

2Ds : Pasien mengeluh merasa mual disertai dengan demam

Do :

-Pasien muntah

-Suhu tubuh meningkatPeningkatan suhu tubuh

Intake cairan peroral yang kurang

Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume cairan

3Ds : pasien mengeluh mual dan tidak ada nasu makan

Do : pasien muntahAnoreksia

muntah

pemasukan cairan

perubahannutrisi kurang dari yang dibutuhkanPerubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh

4Ds : -

Do : Feses encerProses peradangan pada usus halus

Diare

Gangguan pola eliminasiGangguan pola eliminasi

5Ds :Pasien mengatakan merasa lemah

Do : Pasien tampak lemasKelemahan

Imobilisasi

Keterbatasan aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam hal nutrisi, eliminasi dan personal hygieneKeterbatasan aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam hal nutrisi eliminasi, dan personal hygiene

ASUHANKEPERAWATANNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1Peningkatan suhu tubuh b/d proses peradangan usus halus, ditandai dengan :

Ds : Pasien mengatakan badan terasa panas

Do : Suhu tubuh meningkat Bradikardi relatifSuhu tubuh kembali normal dengan criteria hasil ;

Ds : tidak demam

Do : tanda-tanda vital dalam batas normal-Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh tiap 2 4 jam.

-Berikan kompres dingin.

-Atur suhu ruangan yang nyaman.-Mengetahui keadaan umum pasien

-Mengurangi peningkatan suhu tubuh

-Memberikan suasana yang menyenangkan dan menghilangkan ketidaknyamanan.

2Kurangnya volume cairan b/d peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah), ditandai dengan :

Ds : merasa mual disertai dengan demam

Do : - muntah

- bradikardi relativeKebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil :

Ds : - tidak mual

- tidak demam

Do : - muntah

- suhu tubuh dalam batas normal-Jelaskan kepada pasien tentag pentingnya cairan

-Monitor dan catat intake dan output cairan

-Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetik-Agar pasien dapat mengetahui tentang pentingnya cairan dan dapat memenuhi kebutuhan cairan.

-Untuk mengetahui keseimbangan intake da output cairan

-Untuk mengetahui pemberian dosis yang tepat

3Diare b/d proses peradangan pada usus halus ditandai dengan :

Ds : -

Do : feses encerPola eliminasi sesuai dengan kebiasaan sehari-hari dengan criteria hasil :

Ds : -

Do : konsistensi normal-Kaji pola eliminasi pasien

-Berikan minuman oralit

-Kolaborasi dengan dokter dalam obat-Untuk mengetahui output dan dapat ditentukan intake yang sesuai

-Untuk menyeimbangkan elektrolit

-Untuk mengetahui dosis yang tepat menghentikan diare

4Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh b/d mual, muntah, anoreksia ditandai dengan :

Ds : mengeluh mual dan tidak ada nafsu makan

Do : muntahKebutuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria hasil :

Ds : - tidak demam

- mual berkurang

Do : - tidak ada muntah

- porsi makan tidak dihabiskan-Berikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna, dan sajikan dalam keadaan hangat

-Monitor dan catat makanan yang dihabiskan pasien-Untuk menimbulkan selera pasien dan mengembalikan status nutrisi

-Untuk mengetahui keseimbangan haluaran dan masukan

5Intoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam hal nutrisi, eliminasi, personal hygiene b/d kelemahan dan imobilisasi ditandai dengan :

Ds : pasien mengatakan lemah

Do : tampak lemasKebutuhan sehari-hari terpenuhi setelah diberi tindakan keperawatan dengan criteria hasil :

Ds : pasien mengatakan tidak lemah

Do : tampak rileks-Kaji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

-Bantu pasien dalam melakukan aktivitas-Untuk mengetahui tingkat kemampuan pasien

-Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi

dAFTARPUSTAKA1.Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid I. Media Aesculapius : Jakarta. 1999.

2.suriadi dan Yuliani, Rita. Asuhan Keperawatan pada anak. Cv Sagung Seto. Jakarta : 2001.

B.Konsep Dasar Penyakit1.DefinisiAda beberapa definisi thypoid fever menurut beberapa literatur, antara lain:a.Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.(Ngastiyah, 1997 ; 155)b.Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 1 minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suryadi, 2001 ;281)c.Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan pencernaan (Nursalam, 2000 ; 152)d.Tifus abdominalis (demam thypoid) adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali diselaput lendir usus dan jika tidak di obati secara progresif menyerbu jaringan diseluruh tubuh. (Tambayong, 2001 ; 143)e.Typhoid fever, also known as enteric fever, is an illness caused by the bacterium Salmonella Typhi. Common worldwide, it is transmitted by ingestion of food orwater contaminated with feces from an infected person. The bacteria then multiply in the blood stream of the infected person and are absorbed into the digestive tract and eliminated with the waste.Thypoid feversering dikenal sebagai demam tifus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteriSalmonella Typhi. Secara umum, penyakit ini ditularkan lewat konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi dengan kotoran dari orang yang terinfeksi. Bakteri kemudian memperbanyak diri di dalam aliran darah orang yang terinfeksi dan diserap ke dalam saluran pencernaan dan ikut tereliminasi bersama kotoran.(www.wikipedia.org, 2005)f.Typhoid fever is a life-threatening illness caused by the bacterium Salmonella Typhi.Thypoid feveradalah penyakit yang mengancam kehidupan disebabkan oleh bakteriSalmonella Typhi.(www.cdc.gov, 2005)g.Typhpoid fever is an acute illness associated with fever caused by the Salmonellae Typhi bacteria. The bacteria is deposited in water or food by a human carrier, and is then spread to other people in the area.Thypoid fevermerupakan penyakit akut yang berhubungan dengan demam disebabkan oleh bakteriSalmonella Typhi. Bakteri ini tertumpuk di air dan makanan oleh individu pembawa (carrier) dan disebarkan ke orang lain di area tersebut.(www.medicinenet, 2006)h.Typhoid fever is a severe infection caused by a bacterium, Salmonella Typhi. S. Typhi is in the same family of bacteria as the type spread by chicken and eggs, commonly known as salmonella poisoning or food poisoning. S. Typhi bacteria do not have vomiting and diarrhea as the most prominent symptoms of their presence in humans.Thypoid fevermerupakan infeksi berat yang disebabkan oleh bakteriSalmonella Typhi. S. Typhimasih sama famili bakterinya dengan tipe bakteri yang menyebar pada ayam dan telur secara umum diketahui sebagai racun Salmonella atau racun makanan. BakteriSalmonella Typhitidak menyebabkan muntah dan diare sebagai gejala utama penularan penyakit ini pada manusia.(www.healthatoz, 2002)i.Typhoid fever is an infectious feverish disease with severe symptoms in the digestive system in the second phase ofthe illness.ThypoidFever merupakan sebuah penyakit demam akibat infeksi dengan gejala berat pada system pencernaan pada fase kedua penyakit ini.(www.netdoctor.co.uk, 2006)j.Typhoid fever is a bacterial infection characterized by diarrhea, systemic disease, and a rash- most commonly caused by the bacteria Salmonella Typhi.Demam typoid adalah infeksi bakteri dengan ciri-ciri diare, penyakit sistemik, dan jamur yang pada umumnya disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.(www.nlm.nih.gov, 2006)k.Demam tipoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.(www.medicastore, 2004)l.Tifus Abdominalis adalah suatu penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteria.(www.google.com, 2007)m.Tifus Abdominalis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar.(www.keluargasehat.com, 2004)Terdapat tiga jenis Tifus:1.Tifus endemik (epidemic typhus), juga dikenali sebagai tifus bawaan kutu louse.2.Tifus endemik, juga dikenali sebagai tifus bawaan kutu dan tifus Murine (murine typhus).3.Tifusscrub, juga dikenali sebagai tifus bawaan (chigger)(www.ms.wikipedia.org, 2001)Jadi kesimpulan dari pengertianthypoid fever di atas adalah suatu penyakit infeksi akut yangdisebabkanoleh bakteri salmonella thyposa yang mengenai sistem pencernaan khususnya usus halus dengan gejala demam lebih dari 1 minggu, menyebabkan gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.2.EtiologiPenyebab tifus abdominalis adalah bakteri salmonella thypi yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a.Basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.b.Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen, yaitu antigen O (somatik yang terdiri dari zat kompleks lipopolisakarida), antigen H flagella dan antigen V1.(Ngastiyah, 1997 ; 155)Dalam serum pasien terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. (Nursalam, 2000 ; 152)Kuman salmonella thypi memasuki tubuh melalui mulut dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah terkotaminasi.Singkatnya kuman ini terdapat dalam tinja, kemih atau darah. Masa inkubasinya sekitar 10 hari.Penyakit tifus abdominalis sangat cepat penularannya yaitu melalui kontak dengan seseorang atau hewan yang terinfeksi. Pembuangan air kotoran yang tidak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit ini.3.Patofisiologi-Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sel retikuloendotelial, hati, limfa, dan organ-organ lainnya.-Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limfa, usus dan kandung empedu.-Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks peyer. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar kelenjar-kelenjar mesentrial dan limfa membesar.-Gejala demam disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus.4.Manifestasi Klinisa.Nyeri kepala, lemah lesu.b.Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama tiga minggu. Minggu pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal.c.Gangguan pada saluran cerna; halitosis, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor, mual, tidak ada nafsu makan, hepatomegali, spleenomegali yang disertai nyeri pada perabaan.d.Gangguan kesadaran; penurunan kesadaran (apatis, somnolen)e.Bintik-bintik kemerahan pada kulit.f.Epistaksis(Suriadi, 2001 ; 283)Manifestasi klinis tifus abdominalis :a.Demam panas makin lama makin tinggi. Selama panas tinggi penderita sering mengigau.b.Kepala terasa sakit.c.Menggigil.d.Berkeringat.e.Letih, lemahf.Tidak nafsu makan dan berat badan menurung.Peradangan pada cabang tenggorokan.h.Mual, muntah.i.Sakit perut mendadakj.Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong.k.Tidur pasif.(www.medicastore.com, 2004)Signs and Symptomsa.Severe headacheb.Feverc.Loss ofAppetited.General discomfort, uneasiness, or ill feeling (malaise)e.Rash (rose spots) appearing on the lower chest and abdomen during the second week of the feverf.Abdominal tenderneesg.Constipation, then diarrheah.Bloody stoolsi.Slow, sluggish, lethargicj.Fatiguek.Weaknessl.Nosebleedm.Chillsn.Deliriumo.Confusionp.Agitationq.Fluctuating moodr.Difficulty paying attention (attention deficit)s.HallucinationsTanda dan Gejalaa.Sakit kepala beratb.Demamc.Kurang nafsu makand.Ketidaknyamanan umum/ perasaan demame.Terlihat bintik- bintik merah pada dada bawah dan abdomen selama dua minggu demamf.Ketegangan abdomeng.Konstipasi kemudian diareh.Melenai.Lambat, malas, dan letargij.Fatiguek.Kelemahanl.Epistaksism.Kedinginann.Deliriumo.Bingungp.Agitasiq.Perubahan moodr.Kesulitan dalam berkonsentrasi (kurang konsentrasi)s.Halusinasi(www.nlm.nih.gov, 2006)5.Pemeriksaan Diagnostika.Pemeriksaan darah tepi : leukopenia, limpositosis, aneosinofilia, anemia dan trombositopenia.b.Pemeriksaan sum-sum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sum-sum tulang.c.Biarkan empedu : terdapat basil salmonella thyposa pada urine dan tinja. Jika pada pemeriksaan selam dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.d.Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen O adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakkan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.(Suriadi, 2001 : 283)Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan biakan darah, tinja, air kemih, atau gangguan tubuh lainnya guna menemukan bakteri penyebabnya.(www.medicastore.com, 2004)6.Komplikasia.Perdarahan usus. Sekitar 2% mengalami perdarahan hebat, biasanya perdarahan terjadi pada minggu ke-3b.Perforasi usus. Terjadi pada 1-2% penderita dan menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isi usus menginfeksi rongga perut (peritonitis)c.Pneumonia bisa terjadi pada minggu ke-2 atau ke-3 dan biasanya terjadi akibat infeksi pneumokokus (meskipun bakteri tipoid juga bisa menyebabkan pneumonia).d.Infeksi kandung kemih dan hati.e.Infeksi darah (bakterimia), kadang menyebabkan infeksi tulang (osteomielitis), endokarditis, meningitis, glomerulinitis atau infeksi saluran kemih kelamin.(www.medicastore.com, 2004)7.PenatalaksanaanPenatalaksanaan pada pasien dengan demam tipoid antara lain :a.Isolasi, disinfeksi pakaian dan ekskreta.b.Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.c.Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu tubuh normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk; jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.d.Diit. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.e.Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali jika pasien tidak serasi dapat diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol.f.Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena dan sebagainya.(Ngastiyah, 1997 : 158)8.PencegahanUntuk mengurangi kemungkinan penularan penyakit ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:a.Saat merawat penderita, baik di rumah maupun rumah sakit, harus lebih seksama dan ekstra hati-hati kala membersihkan tubuhnya maupun benda-benda perlengkapannya, terutama yang mungkin tercemar tinjanya. Jangan lupa, selalu mencuci bersih-bersih tangan dengan sabun atau cairan antiseptik setelah mencebokinya.b.Jangan pernah ijinkan anak duduk atau main-main di lantai kamar mandi, karena sisa kotoran yang mungkin tercecer di lantai kamar mandi dapat menularkan penyakit.c.Ajarkan cara cebok yang baik dan benar pada anak yang sudah agak besar maupun pengasuhnya.d.Selalu cuci tangan dengan sabun setiap kali bersentuhan dengan penderitae.Saat menyiapkan makanan dan minuman, jangan gunakan tangan secara langsung tetapi pakailah alat bantu semisal sendok, garpu atau penjepit makanan.f.Kala hendak sekolah, bekali makanan lengkap dengan sendok garpu dari rumah yang lebih terjaga kebersihannya ketimbang jajan sembarangan.g.Hindari atau minimal waspadai warung makanan.h.Tanamkan kebiasaan hidup bersih pada anak dan pengasuhnya.i.Gunakan air yang mengalir dari kran untuk mencuci tangan, bukan dari ember atau bak penampung yang jarang dikuras atau dicuci.j.Vaksin tifus peroral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi.(www.medicastore.com, 2004)C.Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah1.Fisik dan motorika.Mulai bertumbuh sedikitnya 5 cm setahun.b.Berat badan: 17,7 30 kg, tinggi badan 111,8 129,7 cm.c.Gigi insisi maksilar dan insisi mandibular lateral muncul.d.Lebih waspada pada pendekatan penampilan baru.e.Mengulangi kinerja untuk memahirkan.f.Rahang mulai lebar untuk mengakomodasi gigi permanen.2.Mentala.Memperlihatkan bahwa bagian tertentu hilang dari gambar.b.Dapat meniru gambar permata.c.Ulangi tiga langkah ke belakang.d.Mengulang konsep waktu; membaca jam biasa atau jam tangan denganbenar sampai seperempat jam terdekat; menggunakan jam untuk tujuan praktis.e.Masuk kelas dua.f.Lebih mekanis dalam membaca; sering tidak berhenti pada akhir kalimat, meloncati kata seperti ia, sebuah.3.Adaptifa.Menggunakan pisau meja untuk memotong daging; memerlukanbantuan dengan belajar atau bagian sulit.b.Menyikat dan menyisir rambut dengan pantas tanpa bantuan.c.Mungkin mencuri.d.Menyukai dan membantu membuat pilihan.e.Penolakan berkurang dan keras kepala.4.Personal - sosiala.Menjadi anggota sejati dari kelompok keluarga.b.Mengambil bagian dalam kelompok bermain.c.Anak laki-laki lebih suka dengan anak laki-laki; dan anak perempuan bermain dengan anak perempuan.d.Banyak menghabiskan waktu sendiri; tidak memerlukan banyak teman.D.Konsep Dasar Proses KeperawatanMenurut Doenges, et al (2000) dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Thypoid Fever menggunakanlimatahap proses keperawatan, yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.1.PengkajianLangkah awal dari proses keperawatan adalah pengkajian yang sistematis, kontinyu, valid, dan diperoleh data klien dari data klien hasil wawancara dan observasi (Taylor Carol, 1997)Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan Thypoid Fever menurut Doenges, et al (2000; 481) adalah sebagai berikut:a.Aktivitas/istirahatGejala :1)Kelemahan2)Kelelahan3)Malaise4)Cepat lelah5)Pembatasan aktivitas / kerja sampai dengan efek proses penyakit.b.SirkulasiTanda :1)Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi)2)Tekanan darah hipotensi3)Kulit atau membran mukosa: turgor buruk, kulit kering, lidah kotor, bibir pecah-pecah.c.Integritas egoGejala:1)Ansietas, ketakutan, emosi kesal.2)Faktor stressTanda:Menolak, perhatian menyempit, depresid.EliminasiGejala :1)Tekstur feses bervariasi dari bentuk keras sampai lunak bahkan berair.2)Defekasi berdarah3)Perdarahan perrektal.Tanda :1)Jika konstipasi maka bising usus menurun bahkan tidak ada, akan tetapi terjadi diare maka bising usus akan meningkat.2)Oliguri.e.Makanan/cairanGejala :1)Anoreksia, mual/muntah2)Penurunan berat badan3)Lidah kotorTanda :1)Penurunan lemak subkutan / masa otot2)Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit burukf.HigieneTanda1. Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri2. Bau badang.Nyeri/ KenyamananGejala:1. Nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah.2.Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (artritis).3. Nyeri mata.Tanda:1. Nyeri tekan abdomen/ distensi.h.KeamananGejala:1. Artritis.2.Peningkatan suhu tubuh 39 - 40oC.3.Penglihatan kabur.4.Alergi terhadap makanan atau produk susu (mengeluarkan histamin ke dalam usus dan mempunyai efek inflamasi).i.SeksualitasGejala:Frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual.j.Interksi SosialGejala:1.Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi.2.Ketidakmampuan aktif dalam sosial.3.Penyuluhan/pembelajaran.2.Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. (Nursalam, 2001; 52) dikutip dari (Carpenito, 2000)Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan Thypoid Fever adalah sebagai berikut :a.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksib.Konstipasi / diare berhubungan dengan perubahan proses perencanaan, penurunan aktivitas fisik.c.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan dan mual.d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui rute normal (diare dan muntah).e.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat.(Doenges, et al, 2000 ; 471)3. Perencanaan KeperawatanSetelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah berikutnya adalah menentukan perencanaan keperawatan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan.Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.(Nursalam, 2001: 51 dikutip dari layer, taptich, and Bernocchi-losey, 1996)Tahapan dalam perencanaan ini meliputi : Menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan pendokumentasian. (Nursalam, 2001: 52)Untuk menentukan prioritas masalah penulis mengambil gambaran pada hirarki Maslow dan hirarki Kalish (Nursalam, 2001: 53 dikutip dari lyer, et al, 1996).Hirarki Maslow yang menjelaskan kebutuhan manusia dibagi dalam lima tahap: (1) Fisiologis; (2) Rasa aman dan nyaman; (3) Sosial; (4) Harga diri; (5) Aktualisasi diri.(Nursalam, 2001: 52)Adapun perencanaan berdasarkan masing-masing diagnosa keperawatan menurut Doenges, et al (2000) adalah:a.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksiTujuan:Hipertemi berkurang atau hilangKriteria hasil:- Suhu tubuh dalam batas normal (36 370C).- Bebas dari kedinginanRencana tindakan:Mandiri1)Pantau suhu klien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis.R:Suhu 37,9C atau lebih menunjukkan proses infeksi. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis, misalnya tifoid; demam remiten (bervariasi).2)Pantau suhu lingkunganR:Suhu lingkungan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.3)Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.R:Dapat membantu mengurangi demam. Penggunaan alkohol mungkin dapat menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual dan dapat mengeringkan kulit.Kolaborasi4)Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretikR:Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.b.Konstipasi / diare berhubungan dengan perubahan proses pencernaan, penurunan aktivitas fisik.Tujuan:Pola BAB kembali normalKriteria hasil:-Klien dapat BAB/frekuensi dalam batas normal (1 x/ hari)-Konsistensi feces lunak-Peristaltik usus kembali normal (5-15 x/menit)Rencana tindakan:Mandiri1)Auskultasi bunyi ususR:Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.2)Dorong masukan cairan 2.500-3.000 cc/hari.R:Membantu dalam memperbaiki konsistensi feces bila konstipasi.Akan membantu mempertahankan status hidrasi pada diare.3)Anjurkan mobilisasi secara bertahap.R:Kehilangan tonus muskuler akan mengurangi peristaltik usus atau dapat merusak kontrol sfingter rektal.4)Anjurkan mengkonsumsi makanan dengan kadar serat tinggi, seperti buah-buahan (pepaya) dan pudding.R:Meningkatkan konsistensi feses dan pengeluaran feses.Kolaborasi5)Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pelunak feses, seperti: Supositorio saat konstipasi dan antikolinergik seperti : belladonna ketika diare.R:-Supositoria dapat meningkatkan regulitas dengan meningkatkan serta atau meningkatkan konstipasi feses.-Belladona menurunkan motilitas/peristaltik dan menurunkan sekresi disgetif untuk menghilangkan kram dan diare.c.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan dan mual.Tujuan:Nutrisi terpenuhi.Kriteria hasil:-Berat badan mengalami peningkatan atau stabil.-Tidak ditemukan tanda-tanda malnutrisi.Rencana tindakan:Mandiri1)Timbang berat badan setiap hari bila kondisi klien memungkinkan.R:Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi.2)Berikan makanan sedikit dan sering.R:Memaksimalkan intake nutrisi, mencegah mual dan mengurangi iritasi dinding lambung.3)Hindari makanan yang merangsang, seperti : pedas dan asam serta dingin.R:Makanan yang merangsang dan dingin dapat menimbulkanmual.4)Lakukan kebersihan mulutR:Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makan5)Jelaskan pentingnya nutrisi untuk kesembuhanR:Pengetahuan bertambah sehingga termotivasi untuk makan6)Kaji pola makan (pola makan klien di rumah, makanan yang disukai dan tidak disukai)R:Mengidentifikasi pola yang memerlukan perubahan dan sebagai dasar mengevaluasi program diet.7)Anjurkan klien mengkonsumsi makanan berserat seperti pepaya, pudding dan lain-lain.R:Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal serta dengan demikian dapat menimbulkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi.Kolaborasi8)Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetika, seperti : gestamag syrup.R:Antiemetika untuk mencegah mual dan muntah.d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan rute normal (diare dan muntah).Tujuan:Kekurangan volume cairan tidak terjadiKriteria hasil:-Tanda-tanda vital dalam batas normal-Intake dan output seimbang-Konsistensi urine normal (1 cc/kg BB/jam)-Turgor kulit baikRencana tindakan:Mandiri1)Kaji tanda-tanda vitalR:Hipotensi, takikardi dan demam dapat menunjukkan respon terhadap kehilangan cairan.2)Observasi terhadap turgor kulitR:Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan / dehidrasi.3)Ukur intake dan outputR:Memberikan informasi sebagai pedoman untuk penggantian cairan.Kolaborasi4)Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral.R:Untuk mengganti cairan yang hilang.e.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingatTujuan:Mengungkapkan pemahamannya tentang kondisi/ proses dan perawatan dari penyakit tersebut.Kriteria Hasil:Mengindentifikasi hubungan antara tanda-tanda/ gejala-gejala pada proses penyakit dan hubungan gejala-gejala dengan faktor penyebab.Dengan tepat menunjukkan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan suatu tindakan.Memulai perubahan gaya hidup yang perlu dan ikut serta dalam aturan perawatan.Rencana tindakan:Mandiri :1)Tentukan persepsi pasien tantang proses panyakit.R:Membuat pengatahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu2)Kaji ulang proses penyakit, penyebab atau efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukungR:Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan pasien untuk membuat keputusan informasi atau pilihan tentang masa depan dan kontrol penyakit kronis.3)Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dan kemungkinan efek sampingR:Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerja sama dalam program4)Tekankan pentingnya perawatan kulit, misalnya tehnik cuci tangan yang baik dan perawatan perineal yang baik.R:Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit atau kerusakan, infeksi.4. PelaksanaanPelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001: 63 dikutip dari lyer et al, 1996)Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu : persiapan, perencanaan dan dokumentasi (Nursalam, 2001: 63)a.Fase persiapan, meliputi :1)Review tindakan keperawatan2)Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan3)Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul4)Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan5)Persiapan lingkungan yang kondusif6)Mengidentifikasi aspek hukum dan etikb.Fase intervensi :1)Independen : Tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tim kesehatan lain.2)Interdependen : Tindakan perawat yang melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain (gizi, dokter, laboratorium dll)3)Dependen : Berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan di mana tindakan medis dilaksanakan.c.Fase dokumentasiMerupakan suatu pencatatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan yang terdiri dari tiga tipe yaitu :1)Sources Oriented Records (SOR)2)Problem Oriented Records (POR)3)Computer Assisted Records (CAR)5.EvaluasiEvaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.(Nursalam, 2001: 71)Menurut Griffith dan Christensen evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien.Dengan mengukur perkembangan kilen dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat perlu menentukan efektifitas tindakan keperawatan.(Nursalam, 2001: 71)Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :a.Proses (Formatif)Adalah evaluasi yang dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.b.Hasil (Sumatif )Adalah evaluasi yang dapat dilihat pada perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien.(Nursalam, 2001: 75)Adapun evaluasi yang diperoleh berdasarkan hasil yang diharapkan pada klien dengan Thypoid Fever, menurut Doenges, et al (2000) adalah sebagai berikut :a.Hipertermi dapat teratasib.Konstipasi atau diare dapat teratasic.Nutrisi terpenuhid.Kekurangan volume cairan tidak terjadi.e.Pengetahuan bertambah.