askep miastenia gravis
DESCRIPTION
hhTRANSCRIPT
ASKEP PADA KLIEN ASKEP PADA KLIEN DENGAN Gangguan DENGAN Gangguan Syaraf Tepi/PeriferSyaraf Tepi/Perifer
Oleh: Ns. Hendri Budi, M.Kep. Oleh: Ns. Hendri Budi, M.Kep. Sp.MBSp.MB
Cedera Medulla SpinalisCedera Medulla Spinalis Hernia Nucleus PulposusHernia Nucleus Pulposus Low Back Pain (LBP)Low Back Pain (LBP) Myastenia GravisMyastenia Gravis Sindrom Gullan BarreSindrom Gullan Barre
SUSUNAN SYARAF TEPISUSUNAN SYARAF TEPI
TERDIRI DARI 2 SYARAF / NERVUS:TERDIRI DARI 2 SYARAF / NERVUS:– NERVUS CRANIALISNERVUS CRANIALIS
12 BUAH 12 BUAH KELUAR DARI BATANG OTAKKELUAR DARI BATANG OTAK
– NERVUS SPINALISNERVUS SPINALIS 31 PASANG31 PASANG KELUAR DARI MEDULLA SPINALISKELUAR DARI MEDULLA SPINALIS
Nervus spinalis 31 psgNervus spinalis 31 psg
S.d S.d nama nama segmen dari ruas-ruas segmen dari ruas-ruas tulang belakang (jumlah 33 buah)tulang belakang (jumlah 33 buah)– Segmen servikalisSegmen servikalis– Segmen thorakalisSegmen thorakalis– Segmen lumbalisSegmen lumbalis– Segmen SacralisSegmen Sacralis– CoxygeusCoxygeus
Nervus spinalis 31 psgNervus spinalis 31 psg
Terdiri dari pleksus yang namanya Terdiri dari pleksus yang namanya sesuai dengan segmen sesuai dengan segmen ruas-ruas ruas-ruas tulang belakang (jumlah tulang belakang (jumlah 3131 psgpsg))– Nervus spinalis Nervus spinalis servikalisservikalis– Nervus spinalis Nervus spinalis thorakalisthorakalis– Nervus spinalis Nervus spinalis lumbalislumbalis– Nervus spinalis Nervus spinalis SacralisSacralis
Bersifat sensoris dan motorisBersifat sensoris dan motoris
11
NERVUS CRANIALISNERVUS CRANIALIS
Jumlahnya 12 buahJumlahnya 12 buah
The 12 Cranial NervesThe 12 Cranial Nerves
I - Olfactory I - Olfactory II - Optic II - Optic III - Oculomotor III - Oculomotor IV - Trochlear IV - Trochlear V - Trigeminal V - Trigeminal VI - Abducens VI - Abducens VII - Facial VII - Facial VIII - Auditory VIII - Auditory IX - Glossopharyngeal IX - Glossopharyngeal X - Vagus X - Vagus XI - Accessory XI - Accessory XII - Hypoglassal XII - Hypoglassal
10
Bertanggung jawab atas hubungan saraf Bertanggung jawab atas hubungan saraf pusat dengan seluruh tubuh. Dibagi atas:pusat dengan seluruh tubuh. Dibagi atas:
SENSORIKSENSORIK– AfferenAfferen
Membawa impuls dari saraf perifer ke otakMembawa impuls dari saraf perifer ke otak Memberi tahu otak keadaan ekstremiti atas dan Memberi tahu otak keadaan ekstremiti atas dan
bawah ke otakbawah ke otak Dapat dari saraf Dapat dari saraf somatiksomatik (kulit, otot rangka atau (kulit, otot rangka atau
sendi) atau sendi) atau visceralvisceral / OTONOM / OTONOM (dari organ (dari organ DALAM DALAM w/i kavitas tubuh sentral)w/i kavitas tubuh sentral)
MOTORIKMOTORIK– EfferenEfferen
Menghantarkan impuls dari otak ke alat gerak/organ Menghantarkan impuls dari otak ke alat gerak/organ (otot/ kelenjar)(otot/ kelenjar)
FISIOLOGI SYARAF TEPIPERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/ SISTEM SYARAF TEPI
11
SENSORIKSENSORIK– AfferenAfferen
Luar Kulit, otot rangka, (syaraf Somatik) Luar Kulit, otot rangka, (syaraf Somatik) Dalam tubuh : organ dalam (syaraf otonom)Dalam tubuh : organ dalam (syaraf otonom)
MOTORIKMOTORIK– EfferenEfferen
Menghantarkan impuls dari otak ke alat Menghantarkan impuls dari otak ke alat gerak/organ (otot/ kelenjar)gerak/organ (otot/ kelenjar)
– Somatis : otak ke Somatis : otak ke kulit, kulit, otot rangkaotot rangka– Otonom : otak ke Otonom : otak ke otot polos, otot jantung, kelenjar otot polos, otot jantung, kelenjar
FISIOLOGI SYARAF TEPIPERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/ SISTEM SYARAF TEPI
12
Segmental Nervus Segmental Nervus SpinalisSpinalis
The Peripheral Nervous SystemThe Peripheral Nervous System
Sistem Syaraf Tepi terdiri dari : Sistem Syaraf Tepi terdiri dari : 1.1. Sistem Syaraf SomatikSistem Syaraf Somatik (bersifat (bersifat
sensoris dan motoris)sensoris dan motoris)2.2. Sistem Syaraf AutonomSistem Syaraf Autonom
(bersifat sensoris dan motoris)(bersifat sensoris dan motoris)a.a. Sistem syaraf SimpatisSistem syaraf Simpatisb.b. Sistem syaraf Para SimpatisSistem syaraf Para Simpatis
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/ SISTEM SYARAF TEPI
Sistem syaraf somatikSistem syaraf somatik
Saraf dari dan Saraf dari dan ke spinal cord / ke spinal cord / Medulla spinalisMedulla spinalis– kkontrol geraontrol gerakan kan
otot rangka otot rangka tubuh tubuh
– somatosensory somatosensory inputsinputs
Reflex volunterReflex volunter Reflex SkeletalReflex Skeletal
Muscle
MotorNeuron
Interneuron
Skin receptors
SensoryNeuron
Brain
11
Sistem Syaraf Autonom Sistem Syaraf Autonom
Merupakan system saraf campuran. Merupakan system saraf campuran. Serabut-serabut aferennya membawa Serabut-serabut aferennya membawa
masukan dari organ-organ viseral masukan dari organ-organ viseral (menangani pengaturan denyut (menangani pengaturan denyut jantung, diameter pembuluh darah, jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan, pencernaan makanan, pernapasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan dan rasa lapar, mual, pembuangan dan sebagainya). sebagainya).
18
19
Persarafan kranial Persarafan kranial
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. I : Olfaktorius N. I : Olfaktorius Fungsi : Sensorik khusus Fungsi : Sensorik khusus
(menghidu, membau)(menghidu, membau)
N. II :N. II : OptikusOptikus Fungsi : Sensorik khusus melihatFungsi : Sensorik khusus melihat
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranialN. IIIN. III OkulomotoriusOkulomotorius Fungsi : Somatomotorik, visero Fungsi : Somatomotorik, visero
motorikmotorik Meninervasi m. Rektus internus Meninervasi m. Rektus internus
(medialis), m. Rektus superior (medialis), m. Rektus superior dan m. Rektus inferior, m levator dan m. Rektus inferior, m levator palpebra, serabut visero motorik palpebra, serabut visero motorik mengurus m. Sfingter pupil dan mengurus m. Sfingter pupil dan m. Siliare (lensa mata).m. Siliare (lensa mata).
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. IVN. IV TrokhlearisTrokhlearis Fungsi : SomatomotorikFungsi : Somatomotorik Menginervasi m. Obliqus Menginervasi m. Obliqus
superior. Kerja otot ini superior. Kerja otot ini menyebabkan mata dapat menyebabkan mata dapat dilirikkan ke bawah dan nasal.dilirikkan ke bawah dan nasal.
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. VN. V TrigeminusTrigeminus Fungsi : Somatomotorik, Fungsi : Somatomotorik,
sosomatosensorikmatosensorik Bagian motorik : mengurus otot-Bagian motorik : mengurus otot-
otot untuk mengunyah, ayitu otot untuk mengunyah, ayitu menutup mulut, menggerakkan menutup mulut, menggerakkan rahang ke bahwa dan samping rahang ke bahwa dan samping dan membuka mulut.dan membuka mulut.
Fungsi Saraf-saraf KranialFungsi Saraf-saraf KranialN. VN. V TrigeminusTrigeminus Bagian sensorik :Bagian sensorik :
– Cabang Oftalmik mengurus sensibilitas dahi, Cabang Oftalmik mengurus sensibilitas dahi, mata, hidung, kening, selaput otak, sinus mata, hidung, kening, selaput otak, sinus paranasal dan sebagian mukosa hidung.paranasal dan sebagian mukosa hidung.
– Cabang maksilaris mengurus sensibilitas rahang Cabang maksilaris mengurus sensibilitas rahang atas, gigi atas, bibir atas, pipi, palatum durum, atas, gigi atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus maksilaris dan mukosa hidung.sinus maksilaris dan mukosa hidung.
– Cabang mandibularis mengurus sensibilitas Cabang mandibularis mengurus sensibilitas rahang bawah, bibir bawah, mukosa pipi, 2/3 rahang bawah, bibir bawah, mukosa pipi, 2/3 bagian depan lidah dan sebagian telinga, meatus bagian depan lidah dan sebagian telinga, meatus dan selaput otak. dan selaput otak.
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. VIN. VI AbdusenAbdusen Fungsi : SomatomotorikFungsi : Somatomotorik Meninervasi m. Rektus Meninervasi m. Rektus
eksternus (lateralis). eksternus (lateralis). Kerja mata ini menyebabkan lirik Kerja mata ini menyebabkan lirik
mata ke arah temporalmata ke arah temporal
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. VIN. VI FacialisFacialis Fungsi : Pada wajah dan lidahFungsi : Pada wajah dan lidah
– Somatomotorik, Somatomotorik, – Viseromotorik, Viseromotorik, – Viserosensorik, Viserosensorik, – Pengecapan, Pengecapan, – SomatosensorikSomatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. VIIIN. VIII AkustikusAkustikus Fungsi : Fungsi :
– Sensorik khusus pendengaran Sensorik khusus pendengaran dan keseimbangandan keseimbangan
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. IXN. IX GlossofaringeusGlossofaringeus Fungsi : Fungsi :
– Somatomotorik, Somatomotorik, – Viseromotorik, Viseromotorik, – Viserosensorik, Viserosensorik, – Pengecapan, Pengecapan, – SomatosensorikSomatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranial
N. XN. X VagusVagus Fungsi : Fungsi :
– Somatomotorik, Somatomotorik, – Viseromotorik, Viseromotorik, – Viserosensorik, Viserosensorik, – SomatosensorikSomatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Fungsi Saraf-saraf KranialKranialN. XIN. XI aksesoriusaksesorius Fungsi : Somatomotorik pada otot Fungsi : Somatomotorik pada otot
bahu dan leher:bahu dan leher:– Otot sternocleidomastoideus Otot sternocleidomastoideus – Otot trapezius Otot trapezius
N. XIIN. XII HipoglosusHipoglosus Fungsi : SomatomotoriFungsi : Somatomotorik pada lidah.k pada lidah.
ASKEP PADA KLIEN ASKEP PADA KLIEN DENGAN MYASTHENIA DENGAN MYASTHENIA GRAVISGRAVIS
Oleh: Ns. Hendri Budi, M.Kep. Oleh: Ns. Hendri Budi, M.Kep. Sp.MBSp.MB
PengertianPengertian
Myasthenia gravisMyasthenia gravis adalah adalah gangguan autoimun yang gangguan autoimun yang merusak komunikasi antara merusak komunikasi antara syaraf dan otot (neuromuscular syaraf dan otot (neuromuscular junction), mengakibatkan junction), mengakibatkan peristiwa kelemahan otot. peristiwa kelemahan otot.
PatofisiologiPatofisiologi
Kelenjar thymus memerintahkan sel Kelenjar thymus memerintahkan sel sistem kekebalan untuk menghasilkan sistem kekebalan untuk menghasilkan – antibodi yang menyerang acetylcholine antibodi yang menyerang acetylcholine
(neurotransmitter). (neurotransmitter). – antibodi yang menyerang enzim yang antibodi yang menyerang enzim yang
berhubungan dengan neuromuskular junction. berhubungan dengan neuromuskular junction. Adanya reaksi antara neuromuskular-Adanya reaksi antara neuromuskular-
reseptor dengan neurotransmiter reseptor dengan neurotransmiter acetycholine. acetycholine.
Reaksi menyebabkan komunikasi antara Reaksi menyebabkan komunikasi antara sel syaraf dan otot terganggu sehingga sel syaraf dan otot terganggu sehingga terjadi kegagalan dalam transmisi impuls terjadi kegagalan dalam transmisi impuls saraf saraf
Anatomy and Anatomy and Physiology Physiology
36
NeurotransmitterNeurotransmitter
Acetylcholine Acetylcholine Norepinephrine Norepinephrine Serotonin Serotonin Dopamine Dopamine GABA GABA Glycine Glycine Endorphins Endorphins
NeurotransmitterNeurotransmitter
Merupakan zat kimia yang Merupakan zat kimia yang disintesisi dalam neuron dan disintesisi dalam neuron dan disimpan dalam gelembung disimpan dalam gelembung sinaptik di ujung neuron.sinaptik di ujung neuron.
Zat kimia ini dilepaskan dari ujung Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson terminal dan juga akson terminal dan juga direabsorbsi untuk di daur ulangdireabsorbsi untuk di daur ulang
NeurotransmitterNeurotransmitter
Fungsi :Fungsi :– Merupakan cara komunikasi antar Merupakan cara komunikasi antar
neuronneuron– Setiap neuron melepaskan suatu Setiap neuron melepaskan suatu
transmittertransmitter– Zat kimia tersebut menyebabkan Zat kimia tersebut menyebabkan
perubahan permeabilitas membran perubahan permeabilitas membran sel neuronsel neuron
– Hal ini menyebabkan terjadinya Hal ini menyebabkan terjadinya tranmisi impuls (kimia dan listrik)tranmisi impuls (kimia dan listrik)
Sinap : tempat neuron-neuron Sinap : tempat neuron-neuron mengadakan kontak sesama neuron mengadakan kontak sesama neuron //
Tempat penyaluran impulsTempat penyaluran impuls Celah sinaptik :Celah sinaptik :
– Ruang antara suatu neuron dengan Ruang antara suatu neuron dengan neuron lainnyaneuron lainnya
– Neuron prasinaptik : Neuron asal impulsNeuron prasinaptik : Neuron asal impuls– Neuron Postsinaptik : Neuron pembawa Neuron Postsinaptik : Neuron pembawa
impulsimpuls
NeurotransmitterNeurotransmitter
Terdapat sekitar 30 jenis neuro transmitterTerdapat sekitar 30 jenis neuro transmitter Misalnya :Misalnya :
– NorephineprinNorephineprin– AcetilcholinAcetilcholin– DopaminDopamin– SerotoninSerotonin– GlisinGlisin– GABA (Asam Gama Amino Butirat)GABA (Asam Gama Amino Butirat)
Dasar pembuatan obat-obat syaraf otonomDasar pembuatan obat-obat syaraf otonom
CARA KERJACARA KERJA
Neuron mengeluarkan neurotransmitterNeuron mengeluarkan neurotransmitter Perubahan permeabilitas membran sel neuron : Perubahan permeabilitas membran sel neuron :
menurunmenurun Mudah terjadi perpindahan ion2 dari dalam / luar Mudah terjadi perpindahan ion2 dari dalam / luar
selsel Sel neuron menjadi tdk seimbangSel neuron menjadi tdk seimbang Mempengaruhi neuron berikutnya Mempengaruhi neuron berikutnya tdk seimbang tdk seimbang
hantaran impuls hantaran impuls Neuron yg pertama berusaha mencapai Neuron yg pertama berusaha mencapai
keseimbangan dg melakukan potensial aksi / keseimbangan dg melakukan potensial aksi / transportasi aktif (perpindahan ion dari konsentrasi transportasi aktif (perpindahan ion dari konsentrasi rendah ke tinggi rendah ke tinggi butuh energi butuh energi Na-K ATP Ase) Na-K ATP Ase)
Kalau sudah seimbang Kalau sudah seimbang neuron istirahat neuron istirahat
43
Images02 no 10
11
48
PengertianPengertian
Myasthenia gravisMyasthenia gravis adalah adalah gangguan autoimun yang gangguan autoimun yang merusak komunikasi antara merusak komunikasi antara syaraf dan otot, mengakibatkan syaraf dan otot, mengakibatkan peristiwa kelemahan otot. peristiwa kelemahan otot.
EtiologiEtiologi
Belum diketahuiBelum diketahui Diduga : Diduga :
– Akibat kerusakan pada sistem kekebalan.Akibat kerusakan pada sistem kekebalan.– Faktor herediterFaktor herediter– Gangguan kelenjar tymus :Gangguan kelenjar tymus :
65% orang yang mengalami myasthenia 65% orang yang mengalami myasthenia gravis mengalami pembesaran kelenjar thymus, gravis mengalami pembesaran kelenjar thymus,
10% memiliki tumor pada kelenjar thymus 10% memiliki tumor pada kelenjar thymus (thymoma). (thymoma).
– Dapat dipicu oleh infeksi, operasi, atau Dapat dipicu oleh infeksi, operasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penggunaan obat-obatan tertentu, seperti nifedipine atau verapamil (hipertensi), quinine nifedipine atau verapamil (hipertensi), quinine (malaria), dan procainamide (aritmia jantung). (malaria), dan procainamide (aritmia jantung).
Neonatal myastheniaNeonatal myasthenia
Terjadi pada 12% bayi yang Terjadi pada 12% bayi yang ibunya mengalami ibunya mengalami myasthenia myasthenia gravisgravis. .
Antibodi melawan acetylcholine, Antibodi melawan acetylcholine, yang beredar di dalam darah, yang beredar di dalam darah, terus ke plasenta menuju janin. terus ke plasenta menuju janin.
Bayi mengalami kelemahan otot Bayi mengalami kelemahan otot yang hilang beberapa hari sampai yang hilang beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lahirbeberapa minggu setelah lahir
PendahuluanPendahuluan
Myasthenia gravis merupakan Myasthenia gravis merupakan penyakit auto imun.penyakit auto imun.
Myasthenia gravis lebih sering Myasthenia gravis lebih sering terjadi pada para wanita : usia 20 terjadi pada para wanita : usia 20 dan 40 tahun. Prevalensi wanita : dan 40 tahun. Prevalensi wanita : pria = 3 : 1pria = 3 : 1
Jarang, terjadi selama masa anak-Jarang, terjadi selama masa anak-anak. anak.
PatofisiologiPatofisiologi
Diduga : adanya gangguan pada fungsi Diduga : adanya gangguan pada fungsi kelenjar thymus.kelenjar thymus.
Kelenjar thymus berisi sel otot Kelenjar thymus berisi sel otot ((myocytesmyocytes) dengan reseptor ) dengan reseptor acetylcholine.acetylcholine.
Sistem kekebalan menghasilkan antibodi Sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menyerang salah satu jenis yang menyerang salah satu jenis reseptor pada otot reseptor pada otot
Normalnya : kelenjar thymus dapat Normalnya : kelenjar thymus dapat membedakan antara tubuh dan zat membedakan antara tubuh dan zat asing. asing.
PatofisiologiPatofisiologi
Kelenjar thymus memerintahkan sel Kelenjar thymus memerintahkan sel sistem kekebalan untuk menghasilkan sistem kekebalan untuk menghasilkan – antibodi yang menyerang acetylcholine. antibodi yang menyerang acetylcholine. – antibodi yang menyerang enzim yang antibodi yang menyerang enzim yang
berhubungan dengan neuromuskular junction. berhubungan dengan neuromuskular junction. Adanya reaksi antara neuromuskular-Adanya reaksi antara neuromuskular-
reseptor dengan neurotransmiter reseptor dengan neurotransmiter acetycholine. acetycholine.
Reaksi menyebabkan komunikasi antara Reaksi menyebabkan komunikasi antara sel syaraf dan otot terganggu sehingga sel syaraf dan otot terganggu sehingga terjadi kegagalan dalam transmisi impuls terjadi kegagalan dalam transmisi impuls saraf saraf
PatofisiologiPatofisiologi
Menyerang otot yang Menyerang otot yang dikendalikan oleh saraf kranial dikendalikan oleh saraf kranial (wajah, bibir, lidah, leher, dan (wajah, bibir, lidah, leher, dan tenggorokan) tetapi dapat juga tenggorokan) tetapi dapat juga menyerang otot-otot lainnya. menyerang otot-otot lainnya.
Terjadi kelemahan otot / Terjadi kelemahan otot / gangguan fungsi motorisgangguan fungsi motoris
AntibodiesAntibodies
Block/destroy muscular junction receptors siteBlock/destroy muscular junction receptors site
Decreased on number of acetylcholine receptorsDecreased on number of acetylcholine receptors
Diminished acetylcholine uptakeDiminished acetylcholine uptake
Diminished impulse transmissionDiminished impulse transmission
Innervated muscles are less contractionInnervated muscles are less contraction
..
Manifestations Manifestations of myasthenia gravisof myasthenia gravis
Respiratory Nutritional
Musculoskeletal Ocular and facial
Images02 no 10
Pemeriksaan SyarafPemeriksaan Syaraf
Nervus Cranialis motorik : III, V, Nervus Cranialis motorik : III, V, VII, IX, X, XI, XIIVII, IX, X, XI, XII
Nervus Spinalis motorikNervus Spinalis motorik– N. Spinalis Somatis Servikalis,N. Spinalis Somatis Servikalis,– N. Spinalis Somatis Torakalis, N. Spinalis Somatis Torakalis,
lumbalis, sacralislumbalis, sacralis Reflek Fisiologis (-)Reflek Fisiologis (-) Reflek Patologis (-)Reflek Patologis (-)
Reflek PADA ORG Reflek PADA ORG NORMALNORMAL Reflek Fisiologis (+)Reflek Fisiologis (+) Reflek Patologis (-)Reflek Patologis (-)
Reflek PADA Reflek PADA PATOLOGISPATOLOGIS Reflek Fisiologis (-) Reflek Fisiologis (-) Lesi di LMN Lesi di LMN
(serabut saraf, naik motoris (serabut saraf, naik motoris maupun sensoris)Mis : Miastenia maupun sensoris)Mis : Miastenia GravisGravis
Reflek Patologis (+) Reflek Patologis (+) Lesi di Lesi di UMN (upper motor neuron) : Otak, UMN (upper motor neuron) : Otak, meningen, medulla spinalismeningen, medulla spinalis
Reflek Reflek
Reflek FisiologisReflek Fisiologis Reflek PatologisReflek Patologis
Reflek Fisiologis Reflek Fisiologis
Reflek tendon dalamReflek tendon dalam
Derajatnya : 0 = absen reflekDerajatnya : 0 = absen reflek
1=Menurun1=Menurun
2 = Normal2 = Normal
3 = Hiperreflek3 = Hiperreflek
4 = Hiperreflek dg 4 = Hiperreflek dg klonusklonus
ReflekReflek
Persarafan segmentalPersarafan segmental
1.1. Jaw reflek (N V)Jaw reflek (N V)
2.2. Biceps, brachioradialis ( C 5 & C 6)Biceps, brachioradialis ( C 5 & C 6)
3.3. Tricep ( C 7 & C 8)Tricep ( C 7 & C 8)
4.4. Finger fleksor (Hofman) C 8 & T 1Finger fleksor (Hofman) C 8 & T 1
5.5. Platelar reflek ( L 3 & L 4)Platelar reflek ( L 3 & L 4)
6.6. Ankle reflek ( L 5,S 1-2 )Ankle reflek ( L 5,S 1-2 )
Reflek superficialReflek superficial1.1. Reflek kulit perut :Reflek kulit perut : epigastrium T 6-9, epigastrium T 6-9,
abdomen tengah T 9-11, Hiogastrium T 11-L1abdomen tengah T 9-11, Hiogastrium T 11-L1Abdomen digores dari arah luar menuju Abdomen digores dari arah luar menuju
umbilikus --- kontraksi dinding perutumbilikus --- kontraksi dinding perut22. Kremaster ( L 1-2). Kremaster ( L 1-2)Paha bagian dalam digores—kontraksi kremaster Paha bagian dalam digores—kontraksi kremaster
dan penarikan testis ke atasdan penarikan testis ke atas3. 3. Reflek anus ( S3-4-5Reflek anus ( S3-4-5))Pakai sarung tangan ujung jari dimaasukkan Pakai sarung tangan ujung jari dimaasukkan
kedalam cincin anus terasa kontraksi kedalam cincin anus terasa kontraksi spingter anispingter ani
4. 4. Reflek bulbokavernosusReflek bulbokavernosusKulit penis atau glan dicubit terlihat kontraksi Kulit penis atau glan dicubit terlihat kontraksi
bulbokavernosusbulbokavernosus5. 5. Reflek Plantar ( L 5, S 1-5)Reflek Plantar ( L 5, S 1-5)Telapak kaki dirangsang akan timbul fleksi jari Telapak kaki dirangsang akan timbul fleksi jari
kaki seperti pemeriksaan Babinskikaki seperti pemeriksaan Babinski
Reflek primitiveReflek primitive Grasp di tangan dan kakiGrasp di tangan dan kakiSentuh telapak tangan atau kaki timbul Sentuh telapak tangan atau kaki timbul
reflek menggenggamreflek menggenggam Suck, snout, rooting, palmomentalSuck, snout, rooting, palmomentalSentuh didepan mulut timbul reflek Sentuh didepan mulut timbul reflek
mengisap, mencucumengisap, mencucuGores telapak tangan timbul reflek Gores telapak tangan timbul reflek
gerakan wajah (palmomental)gerakan wajah (palmomental) GlabelarGlabelarKetok dahi dari belakang pasien timbul Ketok dahi dari belakang pasien timbul
mata berkedipmata berkedip
Reflek patologisReflek patologis
BabinskiBabinskiTelapak kaki digores dari tumit menyusur bagian Telapak kaki digores dari tumit menyusur bagian
lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi ibu jari dan pemekaran jari-jari lainnya.fleksi ibu jari dan pemekaran jari-jari lainnya.
ChadockChadockTanda babinski akan timbul dengan menggores Tanda babinski akan timbul dengan menggores
punggung kaki dari arah lateral ke depanpunggung kaki dari arah lateral ke depan OpenheimOpenheimMengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari Mengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari
tengah dari lutut menyusur kebawah (+ = tengah dari lutut menyusur kebawah (+ = babinski)babinski)
Reflek PatologisReflek Patologis
GordonGordonOtot gastroknemius ditekan (+ sama Otot gastroknemius ditekan (+ sama
dengan Babinski)dengan Babinski) ScahaeferScahaeferTanda babinski timbul dengan memijit Tanda babinski timbul dengan memijit
tendon Achilestendon Achiles RosollimoRosollimoMengetok bagian basis telapak jari kakiMengetok bagian basis telapak jari kaki(+) fleksi jari-jari kaki(+) fleksi jari-jari kaki
Reflek PatologisReflek Patologis
Mendel RechterewMendel RechterewMengetok bagian dorsal basis jari kakiMengetok bagian dorsal basis jari kaki
(+) fleksi jari kaki(+) fleksi jari kaki Hoffman –TrommerHoffman –Trommer Positif timbul gerakan Positif timbul gerakan
mencengkram pada petikan kuku mencengkram pada petikan kuku jari telunjuk atau jari tengahjari telunjuk atau jari tengah
Gejala Misatenia Gejala Misatenia GravisGravis Mata dan WajahMata dan Wajah MuskuloskletalMuskuloskletal PernafasanPernafasan NutrisiNutrisi
GejalaGejala
Kelopak mata lemah dan layu.Kelopak mata lemah dan layu. Kelemahan otot mataKelemahan otot mata
– 40% pasien mengalami kelemahan otot mata 40% pasien mengalami kelemahan otot mata – 85% segera mengalami kelemahan otot mata. 85% segera mengalami kelemahan otot mata. – 15% pasien, hanya otot-otot mata yang 15% pasien, hanya otot-otot mata yang
terkena, terkena, Otot mata lemah, yang menyebabkan Otot mata lemah, yang menyebabkan
penglihatan ganda.penglihatan ganda. Kesulitan berbicara dan menelan Kesulitan berbicara dan menelan
GejalaGejala
Kelemahan pada lemah otot skeletalKelemahan pada lemah otot skeletal Otot leher lemahOtot leher lemah Kelemahan berlebihan pada otot yang Kelemahan berlebihan pada otot yang
terkena setelah digunakan.terkena setelah digunakan. Kelemahan tersebut hilang ketika otot Kelemahan tersebut hilang ketika otot
beristirahat tetapi berulang ketika beristirahat tetapi berulang ketika digunakan kembali.digunakan kembali.
Seluruh tubuh mengalami kelemahanSeluruh tubuh mengalami kelemahan Kelemahan otot pernafasan Kelemahan otot pernafasan gagal gagal
nafasnafas
Diagnostik :Diagnostik :
Anamnesa : adanya kelemahan, khususnya Anamnesa : adanya kelemahan, khususnya ketika mata atau otot wajah terkena atau ketika mata atau otot wajah terkena atau ketika kelemahan meningkat dengan ketika kelemahan meningkat dengan penggunaan pada otot yang terkena dan penggunaan pada otot yang terkena dan hilang dengan istirahat. hilang dengan istirahat.
Tes darah : Tes darah : – Untuk mendeteksi antibodi terhadap acetylcholine Untuk mendeteksi antibodi terhadap acetylcholine
receptor receptor – Pasien diminta melatih otot yang terkena sampai Pasien diminta melatih otot yang terkena sampai
lelah kemudian diberikan obat. Jika cepat lelah kemudian diberikan obat. Jika cepat memperbaiki kekuatan otot (+)memperbaiki kekuatan otot (+)
– Pemberian obat-obatan yang meningkatkan Pemberian obat-obatan yang meningkatkan acetylcholine Mis : Edrophonium Chlorida atau acetylcholine Mis : Edrophonium Chlorida atau Neostigmin Metilsulfat IV, maka fungsi otot akan Neostigmin Metilsulfat IV, maka fungsi otot akan pulih pulih
Diagnostik :Diagnostik :
Elektromiografi (perangsangan otot, Elektromiografi (perangsangan otot, kemudian merekam kegiatan listrik) kemudian merekam kegiatan listrik)
Tes imaging :Tes imaging : Computed tomography (CT) Computed tomography (CT)
atau magnetic resonance atau magnetic resonance imaging (MRI) pada dada : untuk imaging (MRI) pada dada : untuk menilai kelenjar thymus apakah menilai kelenjar thymus apakah mengalami thymoma . mengalami thymoma .
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Obat-obatan yang meningkatkan jumlah Obat-obatan yang meningkatkan jumlah acetylcholine (antikholineterase ) : acetylcholine (antikholineterase ) : Neostigmin Metilsulfat dan Piridostigmin Neostigmin Metilsulfat dan Piridostigmin bromida, untuk meningkatkan kekuatan dan bromida, untuk meningkatkan kekuatan dan fungsi otot.fungsi otot.
Obat untuk menekan reaksi autoimun, : Obat untuk menekan reaksi autoimun, : kortikosteroid, seperti prednison, kortikosteroid, seperti prednison, atau atau immunosuppressantimmunosuppressant, seperti , seperti cyclosporine atau azathioprine. cyclosporine atau azathioprine.
Pemberian Immune globulin Pemberian Immune globulin PlasmapheresisPlasmapheresis Support pernafasan Support pernafasan Operasi : untuk mengangkat kelenjar thymus Operasi : untuk mengangkat kelenjar thymus
(thymoma(thymoma))
Pengobatan :Pengobatan :
PARACETAMOLPARACETAMOL tab 3 x 1 tab 3 x 1 BELAPHEN BELAPHEN tab 3x1 tab 3x1 MERISLON tab 3x1MERISLON tab 3x1 BRAIN ACT i.v 3 x 500BRAIN ACT i.v 3 x 500 METHYLPREDNISOLONE i.v 3 X 500 mgMETHYLPREDNISOLONE i.v 3 X 500 mg RANITIDINE RANITIDINE i.v 2 x 4 mg i.v 2 x 4 mg MESTINON : PROSTIGMIN q 6 hrs ( i.v : s.c ) MESTINON : PROSTIGMIN q 6 hrs ( i.v : s.c )
AskepAskep
PengkajianPengkajian DiagnosaDiagnosa IntervensiIntervensi ImplementasiImplementasi EvaluasiEvaluasi
Askep ..? Askep ..? PengkajianPengkajian DiagnosaDiagnosa IntervensiIntervensi ImplementasiImplementasi EvaluasiEvaluasi
PengkajianPengkajian
AnamnesaAnamnesa Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik Laboratorium dan Laboratorium dan
diagnostikdiagnostik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Mata : ptosis, diplopiaMata : ptosis, diplopia Hidung : NGT tube, nasal voiceHidung : NGT tube, nasal voice Mulut dan kerongkongan : sulit Mulut dan kerongkongan : sulit
menelan, tidak bisa membuka mulutmenelan, tidak bisa membuka mulut Paru : Kesulitan bernafasParu : Kesulitan bernafas Extremitas : Extremitas bawah : Extremitas : Extremitas bawah :
lemah, tidak bisa bergerak bebas, lemah, tidak bisa bergerak bebas, kekuatan otot menurunkekuatan otot menurun
Neurological Neurological Examination Examination III – ptosisIII – ptosis IV, VI ( diplopia ) IV, VI ( diplopia ) V – tidak bisa membuka mulutV – tidak bisa membuka mulut IX – Tidak bisa menelanIX – Tidak bisa menelan XII – Tidak bisa menelanXII – Tidak bisa menelan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Ineffective breathing pattern Ineffective breathing pattern related to respiratory muscle’s related to respiratory muscle’s weaknessweakness
Impaired gas exchange related to Impaired gas exchange related to ineffective breathing pattern and ineffective breathing pattern and muscle weaknessmuscle weakness
Risk for injury neuromuscular Risk for injury neuromuscular impairmentimpairment
Impaired physical mobility related Impaired physical mobility related to neuromuscular impairmentto neuromuscular impairment
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Fatigue related to increased energy Fatigue related to increased energy needs from muscular involvementneeds from muscular involvement
Self care deficit, related to Self care deficit, related to musculoskeletal impairmentmusculoskeletal impairment
Impaired verbal communication Impaired verbal communication related to neuromuscular related to neuromuscular impairment impairment
Knowledge deficit related lack of Knowledge deficit related lack of exposureexposure
Rencana TindakanRencana Tindakan
Lihat Buku Sumber Lihat Buku Sumber – (NCP) = doenges(NCP) = doenges– Nursing diagnosis : Linda Juaal Nursing diagnosis : Linda Juaal
CarpenitoCarpenito– NIC and NOCNIC and NOC
TERIMA - KASIHTERIMA - KASIH