askep meniere

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga bagian dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimph pada telinga dalam. Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari 100.000 orang di dunia menderita penyakit Meniere. Kebanyakan penderita adalah yang berumur 40 tahun keatas dan tidak ada perbedaan yang berarti antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat 218 penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari 100.000 penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di Italia. Kelompok akan berusaha menjelaskan tentang sindrom meniere beserta asuhan keperawatan yang diharapkan dapat berguna untuk mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. B. Rumusan Masalah Apa konsep teori dari Sindrom Meniere dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Sindrom Meniere? C. Tujuan 1

Upload: andri

Post on 14-Sep-2015

208 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

sistem pendengaran

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPenyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga bagian dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimph pada telinga dalam.Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari 100.000 orang di dunia menderita penyakit Meniere. Kebanyakan penderita adalah yang berumur 40 tahun keatas dan tidak ada perbedaan yang berarti antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat 218 penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari 100.000 penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di Italia.Kelompok akan berusaha menjelaskan tentang sindrom meniere beserta asuhan keperawatan yang diharapkan dapat berguna untuk mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.B. Rumusan MasalahApa konsep teori dari Sindrom Meniere dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Sindrom Meniere?

C. TujuanTujuan UmumMenjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan sindrom meniere.

Tujuan Khusus1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari sindrom Meniere2. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari sindrom Meniere3. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari sindrom Meniere4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari sindrom Meniere5. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari sindrom Meniere6. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari sindrom meniere, meliputi:a. Pengkajianb. Diagnosa Keperawatanc. Intervensi keperawatand. WOCD. ManfaatDengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan sindrom meniere, serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Definisi Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang secara progresif, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga dalam.Endolimphataucairan Scarpaadalah cairan yang berada di dalam labirintelinga dalam.Kationutama yang berada di cairan ekstraselular ini adalahkalium. Ion yang terdapat di dalam endolimfe lebih banyak dariperilimfe. Sedangkan perilimfeadalah cairan ekstraseluler yang terletak dikoklea, tepatnya pada bagianskala timpanidanskala vestibuli. Komposisi ionik perimlife seperti padaplasmadancairan serebrospinal. Kation terbanyak adalahnatrium. Perilimfe danendolimfememiliki komposisi ionik yang unik yang sesuai untuk menjalankan fungsinya yaitu mengatur rangsangan elektrokimiawi dari sel-selrambutdi indera pendengaran. Potensoal listrik dari endolimfe ~80-90 mV lebih positif dari perilimfe.Canalis semisirkularis(saluran setengah lingkaran), merupakan suatu struktur yang terdiri dari 3 buah saluran setengah lingkaran yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan, yaitu: canalis semisirkularis horizontal, canalis semisirkularis vertikal superior, canalis semisirkularis vertikal posterior. Masing-masing canalis semisirkularis berisi cairan endolympha dan pada salah satu ujungnya yang membesar disebut ampula, berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristac ampularis. Masing-masing cristac terdiri dari sel-sel bercillia dan sel-sel penyangga yang keseluruhannya ditutupi oleh suatu selaput yang disebut cupula. Karena kelembamannya, maka endolymph yang terdapat di dalam canalis semisirkularis akan bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran. Aliran endolymph akan mendorong cupula melengkungkan cillia-cillia dari sel-sel rambut, dengan demikian maka sel bercillia tersebut terangsang dan merubahnya menjadi impuls sensori yang untuk selanjutnya ditransmisikan ke pusat keseimbangan di otak. Canalis semisirkularis merupakan organ keseimbangan dinamis yaitu memberikan respons terhadap pemutaran tubuh.B. Etiologi Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum diketahui secara pasti, banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap penyebab dari penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari skala media. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe sampai saat ini belum dapat dipastikan. Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya hidrops, antara lain :1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri 2. Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler3. Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan endolimfa5. Infeksi telinga tengah6. Infeksi traktus respiratorius bagian atas7. Trauma kepala8. Konsumsi kafein dan makanan yang mengandung garam tinggi9. Konsumsi aspirin, alkohol, dan rokok yang berkepanjangan10. Infeksi virus golongan herpesviridae11. HerediterBerikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap dapat mencetuskan penyakit Meniere:1. Virus Herpes (HSV)Herpes virus banyak ditemukan pada pasien Meniere. Pernah ada laporan bahwa 12 dari 16 pasien Meniere terdapat DNA virus herpes simpleks pada sakus endolimfatikusnya. Selain itu pernah dilaporkan juga pada pasien Meniere yang diberi terapi antivirus terdapat perbaikan. Tetapi anggapan ini belum dapat dibuktikan seluruhnya karena masih perlu penelitian yang lebih lanjut.2. HerediterPada penelitian didapatkan 1 dari 3 orang pasien mempunyai orang tua yang menderita penyakit Meniere juga. Predisposisi herediter dianggap mempunyai hubungan dengan kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau kelainan dalam sistem imunnya.3. AlergiPada pasien Meniere didapatkan bahwa 30% diantaranya mempunyai alergi terhadap makanan. Hubungan antara alergi dengan panyakit Meniere adalah sebagai berikut : Sakus endolimfatikus mungkin menjadi organ target dari mediator yang dilepaskan pada saat tubuh mengadakan reaksi terhadap makanan tertentu. Kompleks antigen-antibodi mungkin menggangu dari kemampuan filtrasi dari sakus endolimfatikus Ada hubungan antara alergi dan infeksi virus yang menyebabkan hidrops dari sakus endolimfatikus4. Trauma kepalaJaringan parut akibat trauma pada telinga dalam dianggap dapat menggangu aliran hidrodinamik dari endolimfatikus. Anggapan ini diperkuat dengan adanya pasien Meniere yang mempunyai riwayat fraktur tulang temporal.5. AutoimunAda pula anggapan dari ahli yang menyatakan bahwa hidrops endolimfe bukan merupakan penyebab dari penyakit Meniere. Ini dikatakan oleh Honrubia pada tahun 1999 dan Rauch pada tahun 2001 bahwa pada penelitian otopsi ditemukan hidrops endolimfe pada 6% dari orang yang tidak menderita penyakit Meniere. Penelitian yang banyak dilakukan sekarang difokuskan pada fungsi imunologik pada sakus endolimfatikus. Beberapa ahli berpendapat penyakit Meniere diakibatkan oleh gangguan autoimun. Brenner yang melakukan penelitian pada tahun 2004 mengatakan bahwa pada sekitar 25 % penderita penyakit Meniere didapatkan juga penyakit autoimun terhadap tiroid. Selain itu Ruckenstein pada tahun 2002 juga mendapatkan pada sekitar 40 % pasien penderita penyakit Meniere didapatkan hasil yang positif pada pemeriksaan autoimun darah seperti Rheumatoid factor, Antibodi antiphospholipid dan Anti Sjoegren.

C. WOC MENIERE

NikotinKafein

Aktifasi reseptor kolinergik nikotin mesolimbik pelepasan dopaminStimulasi kel. Adrenal epineprin

Meningkatkan epinerin, dopaminMenghambat efek adenosinMenghambat enzim phospodiesterase

Pening. tek. HidrostatikPening. Tek osmotik interstitial

Peningkatan TD, peningkatan HR

Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung kapiler arteri pada duktus koklearisMeningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler

Penumpukan cairan di interstitialPembengkakan kompartemen endolimfe (skala media/ductus coclearis)

Oedem periferPerubahan posisi kepala dan tubuhAkumulasi cairan endolimfeGerakan stereosilia yang hiperaktifPergerakan ion yang terganggu antara cairan perilimfe dan endolimfe

Perpindahan cairan endolimfeGerakan menekuk silia menutup kanal K, membuka kanal Ca

Kelebihan volume cairanRuptur membran reissnerTerjadi pergerakan relatifmembran tektorial dan membran basiler

Gg penerimaan organ korti pada koklea

Depolarisasi sel sarafDepolarisasi sel saraf

Menggetarkan organ korti walau tidak ada rangsang dari luarNeurotransmitter : glutamate, aspartat,

Gg penghantaran N. auditoriusasetilkolin, histamin

Melalui N. Aferen Vestibularis disampaikan ke cerebellum, cortex serebri, hipotalamus

Melalui N Auditorius disampaikan ke cortex cerebri

AnxietasPenurunan pendengaran progresifTinitusVertigo

Resiko tinggi cedera

Gg persepsi sensoriD. Manifestasi KlinisSifat yang khas pada penyakit Meniere adalah terdapatnya periode aktif/serangan yang bervariasi lamanya yang diselingi dengan periode remisi yang lebih panjang dan juga bervariasi lamanya. Pola serangan dan remisi pada individu tidak dapat diramalkan, walaupun gejala berkurang setelah beberapa tahun. Pada saat serangan biasanya terdapat trias Meniere yaitu vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran. Biasanya terdapat adanya suatu periode rasa penuh atau tertekan pada telinga yang dirasakan penderita selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu. Namun sensasi ini terlupakan karena adanya serangan vertigo yang hebat yang timbul tiba-tiba disertai mual dan muntah. Terdapat adanya kurang pendengaran yang hampir tidak dirasakan pada telinga yang bersangkutan karena genuruh tinitus yang timbul bersamaan dengan vertigo. Episode awal biasanya berlangsung selama 2-4 jam, setelah itu vertigo mereda, meskipun pusing (dizziness) pada gerakan kepala menetap selama beberapa jam. Pendengaran membaik dan titnitus berkurang, tetapi tidak menghilang dengan redanya vertigo.Kemudian ada periode bebas vertigo. Selama periode ini penderita mungkin hanya merasakan tinitus yang bergemuruh. Gejala-gejala ini kemudian diselingi oleh episode vertigo spontan lain yang mirip dengan yang pertama dengan derajat yang lebih ringan. Frekuensi serangan ini bervariasi, tetapi biasanya timbul sebanyak satu atau dua kali dalam seminggu, atau sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Pada kasus-kasus berat dapat timbul serangan setiap hari. Biasanya setelah periode tersebut, yang dapat berlangsung beberapa minggu, terjadi remisi spontan atau akibat pengobatan, yang pada waktu itu gejala hilang sama sekali, kecuali gangguan pada pendengaran pada telinga yang bersangkutan. Namun fase remisi tersebut ternyata tidak permanen, dapat terjadi pengulangan fase akut seperti sebelumnya yang timbul dalam beberapa bulan. Sementara pola aktif dan remisi berjalan, gejala pada periode akut melemah oleh karena hilangnya secra bertahap kemampuan organ akhir dalam memberikan respon akibat degenerasi elemen-elemen sensorik.Variasi dalam simtomatologi telah di uraikan dan kadang-kadang dapat ditemukan. Sindrom Lermoyes merupakan satu contoh dimana gangguan pendengaran terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum timbulnya serangan vertigo pertama.

Ada 3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere :1. Derajat IGejala awal berupa vertigo yang disertai mual dan muntah. Gangguan vagal seperti pucat dan berkeringat dapat terjadi. Sebelum gejala vertigo menyerang, pasien dapat merasakan sensasi di telinga yang berlangsung selama 20 menit hingga beberapa jam. Diantara serangan, pasien sama sekali normal.2. Derajat IIGangguan pendengaran semakin menjadi-jadi dan berfluktuasi. Muncul gejala tuli sensorineural terhadap frekuensi rendah.3. Derajat IIIGangguan pendengaran tidak lagi berfluktuasi namun progresif memburuk. Kali ini mengenai kedua telinga sehingga pasien seolah mengalami tuli total. Vertigo mulai berkurang atau menghilang.

E. PatofisiologiAdanya paparan faktor penyebab, seperti virus herpes, alergi, adanya infeksi pada saluran telinga tengah dan saluran nafas atas, serta adanya faktor autoimun dan herediter, dapat menyebabkan terganggunya mekanisme fisiologis tubuh, keseimbangan kimiawi dan memicu terjadinya mekanisme pertahanan tubuh dalam memberikan sinyal terhadap adanya gangguan.Perubahan mekanisme di atas, dapat mempengaruhi terjadinya keseimbangan cairan perilimfe dan endolimfe pada lapisan telinga dalam. Perubahan itu sebagai akibat ketidakseimbangan tekanan pada ujung kapiler arteri duktus koklearis yang bertanggung jawab terhadap pembentukan cairan endolimfe, yaitu peningkatan tekanan hidrostatik ujung kapiler arteri, penurunan tekanan ongkotik kapiler dan adanya sumbatan pada aliran endolimfe. Dengan adanya peningkatan tekanan kapiler arteri menyebabkan dorongan aliran darah lebih cepat, memungkinkan lolosnya protein dalam darah ke dalam cairan ekstra kapiler, mengakibatkan penurunan tekanan ongkotik intra kapiler dan peningkatan tekanan ongkotik ekstra kapiler. Mekanisme autoimun juga dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya sumbatan cairan endolimfe karena pelepasan senyawa kimiawi yang tidak terkontrol. Semua mekanisme di atas mengakibatkan terjadinya akumulasi endolimfe pada labirin membranasea. Gerakan tubuh dan kepala, pada kondisi pasien dengan penumpukan cccaiiiraaan endolimfe, dapat memicu terjadinya gerakan hiperaktif cairan endolimfe yang akam menggerakkan silia pada membran vestibuler, menekuk, menutupi kanal kalium, dan membuka kanal kalsium ( cairan endolimfe mengandung Kalium 144 meq/L dan Natrium 13 meq/L), menyebabkan depolarisasi sel saraf pada vestibuler, yang akan dihantarkan ke pusat keseimbangan di cerebellum, kortex dan hipothalamus oleh serabut afferen nervus vestibuler, oleh neurotransmitter senyawa glutamat, aspartat, asetilkolin dan histamin, yang akan menyebabkan vertigo.Mekanisme yang sama karena akumulasi cairan pada endolimfe dengan gerakan aktif silia akan merangsang pergerakan membran tektorial dan membran basiler yang akhernya ditangkat oleh organ korti, yang merupakan organ pendengaran, walaupun tidak ada rangsangan dari luar sebagai gelombang suara yang akan dihantarkan ke kortex cerebri oleh nervus auditorius/akustikus, yang akan menyebabkan terjadinya tinitus. Disamping itu akumulas cairan yang terus dan bertambah juga dapat menyebabkan rusaknya membran reissner, menyebabkan terganggunya penerimaan organ korti dan nervus auditorius sehingga suara yang disampaikan lebih kecil dari tekanan gelombang suara yang sebenarnya atau bahkan tidak terdengar sama sekali sehingga menyebabkan gangguan pendengaran.

F. PenatalaksanaanTerapia. Terapi Medis ProfilaksisTerapi medis diarahkan untuk mengatasi proses penyakit yang mendasarinya atau mengontrol serangan vertigo selama eksaserbasi penyakit. VasodilatorVasidilator yang sering digunakan adalah Betahistin HCl 8 mg 3 kali sehari, jika tidak terdapat ulkus peptikum. Alternatif lain adalah asam nikotinat, histamine dan siklandelat. Vasodilator digunakan akibat gangguan pada endolimfe oleh kelainan vaskuler. AntikolinergikProbantin telah digunakan sebagai terapi meniere karena teori bahwa hidrops endolimfatik disebabkan oleh disfungsi susunan saraf autonom di telinga dalam. Penggunaan Hormon TiroidPenggunan hormone tiroid didasarkan atas teori bahwa hipotiroidisme ringan adalah termasuk penyebab hidrops endolimfatik. Pemberian VitaminPemberian vitamin berdasarkan atas teori bahwa penyakit meniere akibat defisiensi vitamin. Vitamin yang biasa diberikan adalah vitamin B kompleks, asam askorbat dan senyawa sitrus bio-flavonoid (Lipoflavonoid). Diet rendah garam dan Pemberian diureticDiet rendah garam dan pemberian diuretic dimaksudkan adalah agar menurunkan jumlah cairan tubuh dengan harapan juga menurunkan cairan endolimfe. Program pantang makanan Terapi ini kadang digunakan pada meniere yang bias disebabkan akibat terjadinya suatu alergi makanan.b. Terapi SimtomatikTerapi simtomatik ditujukan untukl menghentikan atau mengurangi hebatnya serangan vertigo dan tanpa berdalih berusaha mengoreksi sebab dasar penyakit Meniere. SedativeSedative dalam dosis ringan seperti fenobirtal atau trankulizer seperti diazepam (Valium) sering menolong pasien rileks dan menurunkan frekuensi serangan vertigo. Antihistamine dan antiemeticAntihistamin dan antiemetic tertentu efektif menghentikan atau mengurangi keparahn seringan vertigo pada pasien Meniere. Antihistamin yang sering diberikan adalah dimenhidrinat (dramamine) dan siklizin (Marezine). Sedangkan antiemetic yang biasa digunakan adalah antiemetic diferidol. Depresan vestibulerDepresan vestibuler digunakan unruk mencegah atau mengurangi keparahan serangan vertigo dan untuk terapi pasien selama eksaserbasi penyakit ini sampai terjadi remisi spontan.PembedahanPembedahan dianjurkan jika gejalanya tidak dapat diatasi dengan terapi. Prosedur pembedahan konservatif, misalnya operasi dekompresi salus endolimfatikus, ditujukan untuk mempertahankan pendengaran pad telinga yang mengalami gangguan. Tindakan ini mengandung sedikit resiko menyebabkan kerusakan pendengaran dan betujuab ubtuk mengatasi serangan vertigo, serta dapat mencegah penyakit Meniere. Pembedahan dibagi menjadi 3 kelompok : bedah destruktif, bedah destruktif sebagian dan bedah nondestruktif. LabirinektomiLabirinektomi atau destruksi total pada labirintus membranaseus, merupakan jaminan pasti untuk menyembuhkan vertigo pada penyakit Meniere, tetapi terpaksa harus mengorbankan pendengaran secar total pada telinga yang bersangkutan. Tindakan ini boleh dipertimbangkan bila kehilangan pendengaran pada salah satu telinga sudah demikian berat sedang telinga yang satu lagi masih mampu mempertahankan fungsi normalnyaG. Asuhan Keperawatana. PengkajianIdentitas KlienNama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,umur, pekerjaan, nama ayah/ ibu, pekerjaan, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir.Riwayat Sakit dan KesehatanKeluhan Utama : vertigo, tinitus, dan penurunan pendengaran Riwayat Penyakit Sekarang : tidak diketahui dengas jelas

Riwayat Penyakit dahulu Riwayat Keluarga Riwayat Pengobatanb. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum2. Tanda-Tanda Vital :Suhu, nadi, tekanan darah, dan respiratory rate (RR)3. Pemeriksaan pendengaran Tes Weber Tes Rinne Tes Swabach4. Pemeriksaan per sistem :B1 : Breathing (Sistem Pernapasan)Bentuk dadaPola nafas : normalSuara napas : normalRetraksi otot bantu napas : tidak adaAlat bantu pernapasan : tidak ada

B2 : Blood (Sistem Kardiovaskular)Irama jantung : regular; S1,S2 tunggalAkral : normalTekanan darah : hipotensi

B3 : Brain (Sistem Persyarafan)Tinitus, penurunan pendengaran, vertigo

B4 : Bladder (Sistem Perkemihan)Normal

B5 : Bowell (Sistem Pencernaan)Asupan nutrisi : terganggu akibat mual, muntah dan anoreksiaB6 : Bone (Sistem Integumen dan Muskuloskeletal)Turgor kulit : menurunMobilitas fisik : lemah, malaise

c. Pemeriksaan Penunjang1. Pneumo-otoskopi untuk melihat ada tidaknya nystagmus Romberg test Fukuda marching step test Dix-Hallpike test atau tes kalori bitermal2. Audiogram3. Tes gliserinPasien diberi minum gliserin 1,2 ml/ kg BB setelah diperiksa kalori dan audiogram. Setelah 2 jam diperiksa kembali dan dibandingkan. Perbedaan bermakna menunjukkan adanya hidrops endolimfatikus.4. Transtimpanic Elektrokokleografi Dapat menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit meniere.5. Politom Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.6. CT scan atau MRI kepala 7. Elektroensefalografi 8. Stimulasi kalorik 9. Videonistagmography

6

No.DiagnosiskeperawatanTujuan KriteriaHasil IntervensiRasional

1.Resiko tinggi cedera berkaitan dengan vertigo.menghindari cedera fisik yang berkaitan dengan ketidakseim- bangan saat mobilisasi.a. Klien dapat berjalan dengan normal / lancar.b. Klien mampu menjaga keseimbangan tubuhnya saat melakukan mobilisasi1. Kaji vertigo yang meliputi riwayat, awitan, gambaran serangan, durasi, frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh di telinga. 2. Kaji luasnya ketidakmampu-an berkaitan dengan aktivitas rutin 3. Ajarkan atau tekankan terapi vestibular/ keseimbangan sesuai indikasi4. Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat penenang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya. 5. Dorong pasien untuk berbaring / istirahat bila merasa pusing.6. Saat klien berbaring, Letakkan bantal pada kedua sisi kepala dan pagar tempat tidur dinaikkan7. Riwayat merupakan dasar pelaksanaan intervensi selanjutnya1. Luasnya ketidakmam-puan akan meningkatkan resiko cidera / jatuh.2. Latihan / terapi mempercepat kompensasi labirin yang dapat mengurangi vertigo dan gangguan cara jalan. 3. Melatih kemandirian klien4. Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera sebab peningkatan Gerak/ mobilitas akan memperberat vertigo.5. Untuk mengurangi mobilitas berlebih dan untuk keamanan klien.

2.Gangguan persepsi sensori auditorius berkaitan dengan proses penyakitGangguan persepsi sensori dapat teratasia. Rasa berdenging dapat hilang / berkurangb.Komunikasi efektif antara klien, keluarga, dan tenaga kesehatan.1. Monitor tingkat kelemahan persepsi klien 2. Memperbaiki komunikasi : berbicara tegas dan jelas (tanpa berteriak)3. Ajarkan cara berkomunikasi yang tepat yaitumenggunakan tanda nonverbal (ekspresi wajah,menunjuk dan sikap tubuh)1. Mengusaha-kan mobilitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan klien2. Menjaga privasi klien dan keluarga3. Putuskan solusi bersama agar klien dan perawat dapat berkomunikasi efektif

3.Ansietas berkaitan dengan ancaman, atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmam-puan akibat vertigo1. Mening-katkan koping klien2. Mengurangi atau menghilang-kan kecemasan klien3. Klien tidak mengalami kecemasan terhadap status kesehatannya

4. Klien mampu meningkatkan koping diri

5. Kaji tingkat ansietas.Mengurangi ansietas1. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu. 2. Beri upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yang menyebebkan stress 3. Ajarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan rujukan sesuai indikasi4. Dorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan vertigo.5. Berikan informasi mengenai vertigo dan penanganannya. 6. Mampu mentukan metode komunikasi yang tepat untuk mengurangi kecemasan klien7. Memadukan intervensi terapeutik & partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat .1. Situasi penuh stress dapat memperberat gejala kondisi ini.2.Memperbaiki manajemen stress, mengurangi frekuensi dan beratnya serangan vertigo.3.Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan perilaku.4. Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas

H. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan persepsi sensori berkaitan dengan gangguan pendengaran 2. Resiko tinggi cedera berkaitan dengan perubahan mobilitas karena gangguan cara berjalan dan vertigo. 3. Ansietas berkaitan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan dan kehilangan pendengaran4. Resiko terhadap trauma berkaitan dengan kesulitan keseimbangan

BAB IIITINJAUAN KASUS

KASUS :Tn. B (50 th), mengeluh dalam 2 minggu ini kepala seperti berputar dan terjadi secara episodik, jika sedang serangan sering disertai mual, muntah, tinitus, gangguan pendengaran. Keluhan ini pernah dirasakan 3 tahun yang lalu, setelah berobat dan sembuh. Akhir-akhir ini keluhan muncul kembali dengan penyebab kurang jelas. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 160/100 mmHg, Nadi 100 x/menit. Daerah ekstremitas agak bengkak, EKG dengan LVH. Hasil Ro terdapat Cardiomegali, dapat terapi Furosemide, Ranitidin, Ampicillin, dan methyl prednisolon. Kebiasaan saat ini, merokok 1 bungkus/hari dan minum kopi setiap habis makan.

Asuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Identitas KlienNama: Tn. BUsia: 50 tahunRiwayat Sakit dan KesehatanKeluhan Utama : mengeluh dalam 2 minggu ini kepala seperti berputar dan terjadi secara episodik, jika sedang serangan sering disertai mual, muntah, tinitus, gangguan pendengaran.Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan di atas muncul akhir-akhir ini dengan penyebab kurang jelas.Riwayat Penyakit dahulu : Keluhan pernah dirasakan 3 tahun yang lalu, setelah berobat kemudian sembuh. Riwayat Keluarga Riwayat Pengobatand. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik Keadaan UmumTanda-Tanda Vital :TD : 160/100 mmHg Nadi : 100 x/menitPemeriksaan per sistem :B1 : Breathing (Sistem Pernapasan)

B2 : Blood (Sistem Kardiovaskular)Irama jantung : Akral : agak bengkak pada ekstremitasTekanan darah : 160/100 mmHg

B3 : Brain (Sistem Persyarafan)Tinitus, penurunan pendengaran, vertigo

B4 : Bladder (Sistem Perkemihan)Data urinari tidak ada, tetapi pasien mendapatkan terapi furosemide.

B5 : Bowell (Sistem Pencernaan)Asupan nutrisi : terganggu akibat mual, muntah dan anoreksia

Pemeriksaan penunjang1. EKG: LVH2. Ro: Cardiomegali

Analisa DataNoDataMasalah KeperawatanEtiologi

1

DS : - Kebiasaan minum kopi setiap habis makan dan merokok 1 bungkus sehari.DO:- Ekstremitas agak bengkak- TD : 160/100 mmHg- Nadi : 100 x/menit- EKG :LVH- Ro : CardiomegaliKelebihan volume cairanGangguan mekanisme regulasi

2 DS : Pasien mengatakan bahwa dalam 2 minggu terakhir merasakan kepala berputar, terjadi secara periodik, jika sedang serangan sering disertai mual, muntah.DO : Resiko jatuhGangguan alat keseimbangan, vertigo

3DS : Jika sedang serangan pasien mengatakan mengalamitinitus dan gangguan pendengaran.DO :

Gangguan persepsi sensori pendengaranProses penyakit

2. Diagnosa Perawatana. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasib. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan alat keseimbangan, vertigoc. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan proses penyakit

3. Intervensi Perawatan

NODx KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1Kelebihan volume cairan bd gangguan mekanisme regulasiNOC Cairan dan elektrolit seimbang.Kriteria Hasil Terbebas dari oedem, cardiomegali Vital sign dalam batas normal Terbebas dari kelelahan, kecemasan

NIC Pertahankan catatan intake dan output yang adequat Monitor vital sign Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan (oedem, creacles, asites) Monitor masukan cairan Kolaborasi pemberian diuretik sesuai instruksi Pasang urin kateter Monitor BB

2Resiko jatuh bd gangguan keseimbangan, vertigoNOC Trauma risk for Injury risk forKriteria Hasil Mampu mempertahankan keseimbangan Mampu mengkoordinasikan gerakan volunter dan bertujuan Tidak ada kejadian jatuh Memahami cara pencegahan jatuh Intervensi Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi resiko jatuh Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi untuk jatuh (lantai yang licin, tangga yang terbuka, pencahayaan yang kurang). Sarankan perubahan dalam gaya berjalan pasien. Mendorong pasien untuk menggunakan alat bantu jalan Ajarkan pasien bagaimana jatuh agar meminimalkan cedera Memberikan sarana kepada pasien untuk memanggil bantuan (bel) Penkes pada keluarga tentang faktor resiko yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana mereka dapat menurunkan resiko tersebut.

3Gangguan persepsi sensori pendengaran bd proses penyakitNOC Fungsi indra pendengaran optimal Komunikasi efektif

Kriteria Hasil Pasien mampu mempertahankan fungsi optimal Pasien dapat berkomunikasi efektif

NIC Kaji tingkat penurunan pendengaran pasien Lakukan pemeriksaan tes pendengaran Saat berkomunikasi ciptakan suasana yang tenang Ajarkan pasien untuk menggunakan indera penglihatan untuk menemukan bahaya Libatkan keluarga untuk menemani pasien Gunakan komunikasi yang efektif pada pasien, tidak berteriak, Berikan terapi sesuai program.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanPenyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang ssecara progresif, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga dalam.B. SaranDiharapkan dengan hadirnya makalah ini maka mahasiswa maupun praktisi kesehatan dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Sindrom Meniere dengan tepat

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2001. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Latief, abdul dkk. 2007. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : bagian ilmu kesahatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia

Putz R dan Pabst R. 1997. sobota. Jakarta : EGC

Arsyad, Efiaty, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN, KEPALA dan LEHER edisi keenam. Balai penerbit FKUI: Jakarta.