askep distria

22
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Medikal Bedah dengan judul :Profesionalisme Perawat dalam Praktik Keperawatantepat pada waktunya Dalam penyusunan, pelaksanaan dan penyelesaian Makalah ini penulis awalnya mengalami banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat adanya bantuan, bimbingan, arahan, maupun petunjuk dari berbagai pihak sehingga Makalah ini terselesaikan. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa dan motivasi dari berbagai pihak maupun pribadi yang telah memberikan dukungannya dalam bentuk apapun Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Amin. Wassalamualaikum wr.wb Raha, Februari 2013 penulis

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 13-Jul-2015

471 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep distria

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Makalah Medikal Bedah dengan judul :“ Profesionalisme Perawat

dalam Praktik Keperawatan” tepat pada waktunya

Dalam penyusunan, pelaksanaan dan penyelesaian Makalah ini penulis

awalnya mengalami banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat adanya

bantuan, bimbingan, arahan, maupun petunjuk dari berbagai pihak sehingga

Makalah ini terselesaikan. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa dan motivasi dari berbagai

pihak maupun pribadi yang telah memberikan dukungannya dalam bentuk apapun

Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga Makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.Amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Raha, Februari 2013

penulis

Page 2: Askep distria

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang........................................................................................... 3

B. TujuanPenulisan ...................................................................................... 3

C. RumusanMasalah .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan ............................................................................ 4

B. Keperawatan sebagai profesi .................................................................... .5

C. Praktik Keperawatan ................................................................................... .6

D. Nilai – Nilai Profesi ........................................................................................ .7

BAB III PENUTU[P

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12

B. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

Page 3: Askep distria

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sistem

kardiovaskuler yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh

orang pada berbagai tingkat usia.

Sistem kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran

darah dan keadaan darah, yang merupakan bagian tubuh yang sangat

penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan O2 serta nutrisi

ke seluruh tubuh. Bila salah satu organ tersebut mengalami gangguan

terutama jantung, maka akan mengganggu semua sistem tubuh.

Disritmia merupakan salah satu gangguan dari sistem

kardiovaskuler. Disritmia adalah tidak teraturnya irama jantung. Disritmia

disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan

konduksi. Hal ini termasuk terganggunya sistem saraf. Perubahan ditandai

dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.

Sebab cardiac output dan miokardiac contractility.

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah II serta sebagai bahan mata kuliah dan

membantu mahasiswa dalam mempelajari asuhan keperawatan tentang

aritmia.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian dari aritmia.

2. Mengetahui penyebab dari aritmia.

3. Mengetahui penatalaksanaan aritmia.

4. Mempelajari asuhan keperawatan aritmia.

Page 4: Askep distria

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori

Pengertian

Aritmia adalah Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan

komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.

Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama

jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau

otomatis (Doenges, 1999)

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang

sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia

adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis

(Doenges, 1999). Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang

meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia

adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan strruktur

jantung. (Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, 1997.

ETILOGI

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan

miokard (miokarditis karena infeksi)

Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme

arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard

Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan

obat-obat anti aritmia lainnya

Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia

Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang

mempengaruhi kerja dan irama jantung

Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis

sistem konduksi jantung).

Page 5: Askep distria

PATOSIOLOGI

A. DISRITMIA NODUS SINUS

1. Bradikardi Sinus

Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi

digitalis, peningkatan tekanan intracranial, atau infark miokard.

Bradikardi sinus juga dijumpai pada olahraghawan berat, orang yang

sangat kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol,

reserpin, metildopa), pada keadaan hipoendokrin (miksedema,

penyakit adison, panhipopituitarisme), pada anoreksia nervosa, pada

hipotermia, dan setelah kerusakan bedah nodus SA.

Karakteristik :

a. Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menit

b. Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS; interval PR

normal

c. Kompleks QRS : biasanya normal

d. Hantaran : biasanya normsl

e. Irama : regular

f. Takikardi Sinus

2. Takikardi sinus

(denyut jantung cepat) dapat disebablkan oleh demam, kehilangan

darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri,

keadaan hipermetabolisme, kecemasan, simpatomimetika atau

pengobatan parasimpatolitik.

Karakteristik :

a. Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menit

b. Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS, dapat

tenggelam dalam gelombang T yang mendahuluinya;

interval PR normal

c. Kompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normal

d. Hantaran : biasanya normsl

e. Irama : regular

B. DISRITMIA ATRIUM

1. Kontraksi Prematur Atrium

Kontraksi Prematur Atrium (PAC = premature atrium contraction)

dapat disebabakan oleh iritabilitas otot atrium kerana kafein,

alcohol, nikotin, miokardium Atrium yang teregang seperti pada

gagal jantung kongestif, stress atu kecemasan, hipokalemia (kadar

kalium rendah), cedera, infark, atau keadaan hipermetabolik.

Page 6: Askep distria

Karakteristik :

a. Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit

b. Gelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang

berbeda dengan gelombang P yang berasal dari nodus SA.

Tempat lain pada atrium telah menjadi iritabel

(peningkatan otomatisasi) dan melepaskan impuls sebelum

nodus SA melepaskan impuls secara normal. Interval PR

dapat berbeda dengan interval PR impuls yang berasal dari

nodus SA.

c. Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak ada.

Bila ventrikel sudah menyelesaikan fase rep[olarisasi,

mereka dapat merespons stimulus atrium ini dari

awal.Hantaran : biasanya normal

d. Irama : regular, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan

terjadi lebih awal dalam siklus dan biasanya tidak akan

mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.

2. Takikardi Atrium Paroksismal

Takikardi Atrium Paoksismal (PAT = paroxysmal atrium

tachychardia) adalah takikardi atrium yang ditandai dengan awitan

mendadak dan penghentian mendadak. Dapat dicetuskan oleh

emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik,

atau alcohol. PAT biasanya tidak berhubungan dengan penyakit

jantung organic. Frekuensi yang sangat tinggfi dapat menyebabkan

angina akibat pebnurunan pengisian artei koroner. Curah jantung

akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.

Karakteristik :

a. Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit

b. Gelombang P : ektopik dan mengalami distorsi disbanding

gelombang P normal; dapat ditemukan pada awal

gelombang T; interval PR memendek (kurang dari 0,12

detik)

c. Kompleks QR : biasanya normal, tetapi dapat mengalami

distorsi apabila terjadi penyimpangan hantaran

d. Hantaran : biasanya normal

e. Irama : regular

3. Flutter Atrium

Fluter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap

irama jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per

menit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya

Page 7: Askep distria

penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah penghantaran

beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui jantung

sebenartnya masih normal, sehingga komp;leks QRS tak

terpengaruh. Inilah tanda penting dari disritmia tipe ini, karena

hantran 1 :1 impuls atrium yang dilepaskan 250 sampai 400 kali

per menit akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu disritmia

yang mengancam jiwa.

Karakteristik :

a. Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut

per menit

b. Gelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi

gergaji yang dihasilkan oleh focus di atrium yang

melepaskan impuls dengan cepat. Gelombang ini disebut

sebagai gelombang F.

c. Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu

hantarannya juga normal.

d. Gelombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang

fluter

e. Irama : regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya

(mis., 2:1, 3:1, atau kombinasinya)

4. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan

tidak terkoordinasi)biasanya berhubungan dengan penyakit

jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal jantung

kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung

congenital.

C. DISRITMIA VENTRIKEL

1. Kontraksi Prematur Ventrikel

Kontraksi premature ventrikel (PVC = premature ventricular

contraction) terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot

ventrikel. PVC biasa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia,

hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau peningkatan sirkulasi

katekolamin.

2. Bigemini Ventrikel

Bigemini Ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis,

penyakit arteri koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini

mengacu pada kondisi di mana setiap denyut adalah premature.

Page 8: Askep distria

3. Takikardi Ventrikel

Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard,

seperti pada PVC. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan

penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel.

Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai

keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama

cepat ini dan sangat cemas.

4. Fibrilasi Ventrikel

Adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada

disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan

tidak ada respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan

dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi

aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian

bila fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.

D. ABNORMALITAS HANTARAN

a. Penyekat AV Derajat-Satu

Biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau

mungkin disebabkan pleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat

pada pasien dengan infark miokard dinding inferior jantung.

b. Penyekat AV Derajat-Dua Juga disebabkan oleh penyakit

jantung organic, IM, atau intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat

ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung dan biasanya

penurunan curah jantung(curah jantung = volume sekuncup x

frekuensi jantung).

c. Penyekat AV Derajat-Tiga

Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi

digitalis, dan MI. frekuensi jantung berkurang drastis,

mengakibatkan penurunan perfusi ke organ vital. Seperti otak,

jantung, paru, dan kulit.

E. ASISTOLE VENTRIKEL

Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut

nadi dan pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel

sangat fatal.

MANIFESTASI KLINIS

Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,

denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema;

haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.

Page 9: Askep distria

Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,

letargi, perubahan pupil.

Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan

obat antiangina, gelisah

Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;

bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada

menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung

kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;

hemoptisis.

demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.

PEMERIKSAAN DIAGNOSIK

EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.

Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan

elektrolit dan obat jantung.

Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan

untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus

bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk

mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.

Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung

sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea

iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi

normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.

Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan

latihan yang menyebabkan disritmia.

Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan

magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.

Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung,

adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis,

quinidin.

Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid

serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.

Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi

akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat

menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

Page 10: Askep distria

PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

1. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

Kelas 1 A:

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi

pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi

atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi

dan aritmi yang menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

2. Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,

ventrikel takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

3. Kelas 1 C:

1. Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Anti aritmia Kelas 2

(Beta adrenergik blokade): Atenolol, Metoprolol, Propanolol

: indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi

3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation): Amiodarone,

indikasi VT, SVT berulang

4. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker): Verapamil,

indikasi supraventrikular aritmia

b. Terapi mekanis

1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk

menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya

merupakan prosedur elektif.

2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada

keadaan gawat darurat.

3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk

mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang

mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami

fibrilasi ventrikel.

4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan

stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol

frekuensi jantung.

Page 11: Askep distria

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

a. PENGUMPULAN DATA

Identitas Klien

Nama :

TTL :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Tgl. MRS : Jam :

Tgl. Pengkajian : Jam :

Diagnosa medis :

b. Sumber informasi

Nama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat Keluhan Utama

Nyeri dada

Pusing

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala yang menyertai :

Gangguan kesadaran, Kebingungan, pucat, mual dan muntah, kecemasan

terdapat hematoma.

c. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Apakah pernah mengalami disritmia sebelumnya

d. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Apakah ada keluarga riwayat penyakit ini.

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan.

f. Riwayat Kesehatan Psikososial.

Adanya perasaan isolasi karena pasien tidak dapat beraktifitas dalam

masyarakat

Page 12: Askep distria

g. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala yang menyertai : Gangguan kesadaran, Kebingungan, pucat, mual

dan muntah, kecemasan terdapat hematoma.

h. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Apakah pernah mengalami disritmia sebelumnya.

i. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.

j. Riwayat Kesehatan Lingkungan.

k. Riwayat Kesehatan Psikososial.

Adanya perasaan isolasi karena pasien tidak dapat beraktifitas dalam

masyarakat.

3. PENGKAJIAN FISIK

a. Aktivitas : kelelahan umum

b. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin

tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,

denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat,

sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung

menurun berat.

c. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,

menolak,marah, gelisah, menangis.

d. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan

kelembaban kulit

e. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,

letargi, perubahan pupil.

f. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang

atau tidak dengan obat antiangina, gelisah

g. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki,

mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada

gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik

pulmonal; hemoptisis.

h. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,

edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan gangguan

konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas miokard

b. Penurunan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunnya

curah jantung.

Page 13: Askep distria

c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai oksigen ke jaringan.

d. Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan akan kematian,

penurunan status kesehatan, situasi krisis, dan ancaman atau

perubahan kesehatan.

e. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, sifat dasar penyakit dan

metode untuk menghindari komplikasi, serta kebutuhan pengobatan

yang berhubungan dengan kurangnya informasi.

5. INTERVENSI

a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan gangguan

konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas miokard.

No Tujuan Intervensi Rasional

1. Mempertahankan/

meningkatkan curah

jantung adekuat

yang dibuktikan

oleh:

TD/nadi dalam

rentang normal,

haluaran urine

adekuat, nadi teraba

sama, status mental

biasa.

· Menunjukkan

penurunan

frekuensi /tak

adanya disritmia.

· Berpartisipasi

dalam aktivitas yang

menurunkan kerja

miokard.

Mandiri

Raba nadi (radial,

karotid, femoral,

dorsalis pedis) catat

frekuensi, keteraturan,

amplitudo

(penuh/kuat) dan

simetris. Catat adanya

pulsus alternan, nadi

bigeminal, atau defisit

nadi.

Perbedaan frekuensi,

kesamaan dan

keteraturan nadi

menunjukkan efek

gangguan curah jantung

pada sirkulasi

sistemik/perifer.

2. · Auskultasi bunyi

jantung, catat frekuensi,

irama. Catat adanya

denyut jantung ekstra,

penurunan nadi.

· Disritmia khusus lebih

jelas terdeteksi dengan

pendengaran dari pada

dengan palpasi.

Pendengaran terhadap

bunyi jantung ekstra atau

penurunan nadi

membantu

mengidentifikasi

disritmia pada pasien tak

terpantau.

Page 14: Askep distria

3. · Pantau tanda vital

dan kaji keadekuatan

curah jantung /perifusi

jaringan. Laporkan

variasi penting pada

TD/ frekuensi,

kulit/suhu, tingkat

kesadaran/sensori, dan

haluaran urine selama

episode disritmia.

· Meskipun tidak semua

disritmia mengancam

hidup, penanganan cepat

untuk mengakhiri

disritmia diperlukan

pada adanya gangguan

curah jantung dan

perfusi jaringan.

4. · Tentukan tipe

disritmia dan catat

irama (bila pantau

jantung/ telemetri

tersedia:

· Takikardi

· Berguna dalam

menentukan

kebutuhan/tipe

intervensi.

· Takikardi dapat terjadi

dalam respons terhadap

stres, nyeri, demam,

infeksi, hambatan arteri

koroner, disfungsi katup,

hipovolemia, hipoksia,

atau sebagai akibat

penurunan tonus vagal

atau penurunan aktvitas

sistem saraf simpatis

dengan pengeluaran

katekolamin. Takikardi

menetap dapat

memburuk secara

patologis pada pasien

dengan penyakit jantung

iskemi karena pengisian

sistolik pendek dan

peningkatan kebutuhan

oksigen.

· Bradikardia umum

pada pasien dengan IM

akut (khususnya

inferior) dan akibat

aktivitas parasimpatis

berlebihan, ham batan

pada konduksi nodus SA

atau AV, atau kehilangan

otomatisistas otot

jantung. Pasien dengan

penyakit jantung berat

Page 15: Askep distria

· Bradikardia

tak mampu

mengkompensasi

frekuensi lambat karena

peningkatan volume

sekuncup. Sehingga

penurunan curah

jantung, GJK, dan

potensial disritmia

ventrikel letal dapat

terjadi.

· PAC dapat terjadi

sebagai respons

terhadap iskemia dan

secara normal berbahaya

tetapi dapat terjadi atau

mencetuskan AF.

Denyutan atrial akut dan

kronis dan/atau fibrilasi

dapat terjadi karena

penyakit arteri koroner

atau katup dan dapat

atau bukan merupakan

patologis. Denyutan

atrial cepat/fibrilasi

menurunkan curah

jantung sebagai akibat

tidak penuhnya

pengisian ventrikel

(pemendekan siklus

jantung) dan

meningkatnya kebutuhan

oksigen.

· PVC atau VPB

menunjukkan iritabilitas

jantung dan umumnya

berhubungan dengan IM,

toksisitas digitalis,

vasospasme koroner, dan

kesalahan letak lead pacu

jantung sementara. PVC

sering, multipel atau

multifokal

mengakibatkan

penurunan curah jantung

dan dapat menimbulkan

potensial disritmia letal,

Page 16: Askep distria

· Disritmia atria

· Disritmia ventrikel

· Blok jantung

Kolaborasi

· Pantau pemeriksaan

laboratorium, contoh

elektrolit.

· Kadar oba

· Berikan oksigen

tambahan sesuai

indikasi.

contoh VT atau kematian

mendadak/henti jantung

karena flutter/fibrinlasi

ventrikel.

catatan : Disritmia

ventrikel tak sembuh

tidak berespons pada

obat dapat

mencerminkan

aneurisma ventrikel.

· Menunjukkan

gangguan transmisi

impuls melalui konduksi

normal (lambat,

terganggu) yang

mungkin disebabkan

oleh IM, penyakit arteri

koroner dengan

penurunan suplai darah

terhadap nodus SA atau

AV, toksisitas obat, dan

kadang-kadang bedah

jantung. Berlanjutnya

blok jantung

berhubungan dengan

melambatnya frekuensi

ventrikel, penurunan

curah jantung, dan

potensial disritmia

ventrikel letal atau henti

jantung.

· Ketidakseimbangan

elektrolit seperti kalium,

magnesium, dan kalsium,

secara merugikan

mempengaruhi irama

dan kontraktilitas

jantung.

· Menyatakan kadar

terapeutik/toksik obat

yang diberikan atau obat

jalanan dimana dapat

mempengaruhi/berpera

n pada adanya disritmia.

Page 17: Askep distria

· Berikan obat sesuai

indikasi

· Mekningkatkan jumlah

sediaan oksigen untuk

miokard, yang

menurunkan iritabilitas

yang disebabkan oleh

hipoksia.

· Disritmia umumnya

diobati secara

simtomatik, kecuali

untuk ventrikel

prematur, dimana dapat

diobati secara profilaktik

pada IM akut.

b. . Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai oksigen ke jaringan

No. Tujuan Intervensi Rasional

1. Aktivitas sehari-

hari klien

terpenuhi dan

meningkatkan

kemampuan

beraktivitas.

kriteria: klien

menunjukkan

kemampuan

beraktivitas tanpa

gejala-gejala yang

berat, terutama

mobilisasi

ditempat tidur.

Catat frekuensi

jantung, irama, serta

perubahan tekanan

darah selama dan

sesudah aktivitas

Respon klien terhadap

aktivitas dapat

mengindikasikan

penurunan oksigen

miokard.

2. Tingkatkan istirahat,

batasi aktivitas, dan

berikan aktivitas

senggang yang tidak

berat.

Menurunkan kerja miokard

atau konsumsi oksigen yang

akan berdampak pada

peningkatan suplai darah ke

jaringan.

3. Anjurkan

menghindari

peningkatan tekanan

abdomen, misalnya

mengejan saat

defekasi

Dengan mengejan dapat

mengakibatkan bradikardi,

menurunkan curah jantung

dan takikardi, serta

peningkatan TD.

Page 18: Askep distria

4. Jelaskan pola

peningkatan bertahap

dari tingkat aktivitas.

contoh: bangun dari

kursi bila tidak ada

nyeri, ambulasi, dan

istirahat selama 1 jam

setelah makan.

Aktivitas yang maju

memberikan kontrol

jantung, meningkatkan

regangan, dan mencegah

aktivitas berlebihan.

5. Pertahankan rentang

gerak pasif selama

sakit kritis.

Meningkatkan kontraksi

otot sehingga membantu

venous return.

6. Pertahankan klien

tirah baring

sementara sakit akut.

Untuk mengurangi beban

jantung, menurunkan

kebutuhan miokard.

7. Evaluasi tanda vital

saat kemajuan

aktivitas terjadi.

Untuk mengetahui fungsi

jantung bila dikaitkan

dengan aktivitas.

8. Berikan waktu untuk

istirahat dan

beraktivitas.

Untuk mendapatkan cukup

waktu resolusi bagi tubuh

dan tidak terlalu

memaksakan kerja jantung.

9. Pertahankan

penambahan O2

sesuai pesanan.

Untuk meningkatkan

oksigenasi jaringan.

10. Selama aktivitas, kaji

EKG, dispnea,

sianosis, kerja dan

frekuensi nafas serta

keluhan subyektif.

Melihat dampak aktivitas

terhadap fungsi jantung.

c. Cemas yang berhubungan dengan hospitalisasi dan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit serta penanganan yang akan

didapatkan.

No. Tujuan Intervensi Rasional

1. Setelah 1x24 jam

dirawat

kecemasan klien

berkurang.

kriteria: tidur 6-8

jam /hari, gelisah

hilang, klien

kooperatif,

mengenal

perasaannya

dengan petugas

Kaji tanda-tanda dan

ekspresi verbal dari

kecemasan.

Level kecemasan

berkembang ke panik yang

merangsang respons

simpatis dengan

melepaskan katekolamin.

Hal ini berkontribusi pada

peningkatan kebutuhan O2

miokardium.

Page 19: Askep distria

dan tindakan yang

diprogramkan.

Dapat

mengidentifikasi

penyebab atau

faktor yang

mempengaruhinya.

Menyatakan

ansietas

berkurang/hilang.

2. Mulai melakukan

tindakan untuk

mengurangi

kecemasan. Beri

lingkungan yang

tenang dan suasana

yang penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan

yang tidak perlu

3. Temani pasien selama

periode kecemasan

tinggi, beri kekuatan,

dan gunakan suara

tenang.

Pengertian dan empati

merupakn bagian dari

pengobatan, serta dapat

mungkin meningkatkan

kemampuan koping pasien.

4. Bantu klien

mengekspresikan

perasaan marah,

kehilangan, dan takut

Cemas berkelanjutan dapat

memberikan dampak

serangan jantung

selanjutnya.

5. Hindari konfrontasi Konfontrasi dapat

meningkatkan rasa marah,

menurunkan kerjasama

dan dapat memperlambat

penyembuhan.

6. Orientasikan klien

terhadap prosedur

rutin dan aktivitas

yang diharapkan

Orientasi dapat

menurunkan kecemasan.

7. Beri kesempatan

kepada klien untuk

mengungkapkan

ansietasnya

Dapat menghilangkan

ketegangan terhadap

kekhawatiran tidak di

ekspresikan.

8. Lakukan pendekatan

dan komunikasi

Untuk membina rasa saling

percaya

9. Berikan penjelasan

tentang penyakit,

penyebab, serta

penanganan yang

Untuk memberikan

jaminan kepastian tentang

langkah-langkah tindakan

yang akan diberikan,

Page 20: Askep distria

akan dilakukan sehingga klien dan

keluarga merasa

mendapatkan kepastian

10. Tanyakan keluhan dan

masalah psikologis

yang dirasakan klien

saat ini.

Untuk dapat menemukan

jalan keluar dari masalah

yang dihadapi klien

sehingga dapat

mengurangi beban

psikologis klien

11. Berikan privasi untuk

klien dan orang

terdekat, bila mungkin

rujuk kepenasihat

spiritual

Memberikan waktu untuk

mengekspresikan

perasaan, menghilangkan

cemas dan prilaku

adaptasi. Penggunaan

sistem pendukung pasien

dapat meningkatkan

kenyaman dan mengurangi

ketenangan.

Page 21: Askep distria

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aritmia adalah Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan

komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.

Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama

jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau

otomatis (Doenges, 1999)

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang

sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah

perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh

konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).

Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan

frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia adalah gangguan

sistem hantaran jantung dan bukan strruktur jantung.

(Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, 1997.

B. SARAN

Kurangnya pengetahuan tentang penyebab atau kondisi

pengiobatan penyakit aritmia dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi

penyakit lain, oleh karena itu pendidikan untuk pasien dan keluarga

mengenai aritmia sangat diperlukan untuk mendukung proses

penyembuhan atau pengobatan aritmia dan pencegahan adanya kom

plikasipenyakit lain.

Page 22: Askep distria

DAFTAR PUSTAKA