askep asma bronkial (lisa widarti)

Upload: bebex-ociel

Post on 16-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Askep Asma Bronkial (Lisa Widarti)

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ASMA BRONKIAL

Di susun Oleh :

LISA WIDATI

NIM A.11.11.062

Tingkat : IIB Akper

Dosen Pembimbing : Ns. Alliyah, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

PALEMBANG

2012 / 2013

BAB IPENDAHULUANA. DEFINISIAsma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.(Huddak & Gallo, 1997 )

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

B. PENYEBABa. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)- Reaksi antigen-antibodi- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur- Iritan : kimia- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum- Emosional : takut, cemas dan tegang- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi, 2001 : 7)

C. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan

System Respirasi Bagian Atas:

1. Hidung/nasal

Nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot otot dan kulit, serta dilapisi oleh membrane mukosa.

Nasal eksternal berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :

1. Pangkal hidung (bridge)

2. Dorsum nasi

3. Puncak hidung

4. Ala nasi

5. Kolumela

6. Lubang hidung (nares anterior)

Batas atas nasal eksternal melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi.Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :

Superior : os frontal, os nasal, os maksila

Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minor

Bagian nasal internal adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak pada inferior tulang tengkorak dan daerah superior bagian mulut. Nasal internal bagian anterior bergabung dengan nasal eksternal , sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring. Pada anterior ronga nasal bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dinding samping bagian dalam dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine, dan tulang konka nasal inferior.

2. Faring

Faring terletak antara internal nares sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari:

Nasofaring adalah faring yang berbatasan dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai 4 saluran (2 saluran ke internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah tempat bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk keseimbangan tekanan udara faring dan telinga tengah.

Orofaring adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang rongga mulut dekat soft palate.

Laringofaring adalah faring yang berbatasan dengan laring. Letaknya dimulai dari hyo id bone ke esophagus dan laring.

System respirasi bagian bawah:

1. Laring

Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan laringofaring dengan trakea. Terletak pada cervical ke 4 6. Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu:

1) 3 kartilago tunggal yaitu:

a) kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple)

b) kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan

c) dan kartilago cricoid. : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid

2) 3 kartilago berpasangan yaitu:

a) kartilago arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena mengandung pita suara.

b) kartilago cuneiform

c) kartilago corniculate.

2. Trakea Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 20 tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni. Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik percabangannya disebut carina.

3. BronkusBronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus primary kanan dan bronkus primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk). Bronkus primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior). Sedangkan bronkus primary kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus sekunder ini bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang. Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang semakin kecil menjaid ductus alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.

4. AlveolusAlveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada dalam alveoli yang dilapisi oleh epitel squamosa. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan. Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:

Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas

Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.

Proses Inspirasi Dan Ekspirasi

Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh proses inspirasi dan proses ekspirasi. Proses ini terjadi 12 16 kali permenit. Proses inspirasi dan ekspirasi kuat secara normal akan terjadi ketika kerja/olahraga, batuk, muntah, defekasi dan melahirkan. Proses pernafasan sebagai berikut:

1. Proses inspirasi (inhalasi)

Inspirasi (inhalasi) adalah proses masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dalam jalan nafas. Proses ini disebut proses aktif karena otot otot berkontraksi. Otot otot yang berperan dalam proses inspirasi adalah diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh otot scalenus dan otot sternocleidomastoideus.

Berikut adalah proses inspirasi:

1) difragma dan muskulus interkontalis eksterna berkontraksi

2) kubah difragma turun

3) Ruang dalam dada membesar

4) Muskulus interkostalis eksterna menarik dinding dada agak keluar

5) Tekanan dalam rongga dada lebih rendah dari tekanan udara luar

6) Udara masuk ke paru paru

2. Proses Ekspirasi(exhalasi)

Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas. Proses ini disebut proses pasif karena otot otot berelaksasi. Otot otot yang berperan dalam proses inspirasi adalah diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh muskulus interkostalis interna dan rextus abdominis.

Berikut adalah proses ekspirasi:

1) difragma dan muskulus interkontalis eksterna berelaksasi

2) tekanan rongga torax menurun

3) dinding torax masuk ke dalam

4) udara keluar dari paru-paru

D. PATHOFISIOLOGI Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini : 1. Kontraksi otot otot yang mengelilingi bronkus, yang menyempitkan jalannafas.2.Pembegkakan membran yang melapisi bronkus 3.Pengisian bronkus dengan mukus yang kental.Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar ; sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara tertangkap kedalam jaringan paru. Mekanisme yang terjadi dari perubahn ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom.Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel sel mast dalam paru. Pemajan ulang terhadap anti gen mengakibatkan ikatan anti gen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast( disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin. Stimulasi reseptor beta mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatana pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.

E. PATHWAY

F. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS1. Stadium dini a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul

c. Whezing belum ada

d.Belum ada kelainan bentuk thorak

e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

f. BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominana. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b. Whezing

c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d. Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronika. Batuk, ronchi

b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan

c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

e. Thorak seperti barel chest

f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus

g. Sianosis

(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

G. PEMERIKASAAN PENUNJANGBeberapa pemeriksaan penunjang seperti :a. Spirometri :Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.b. Tes provokasi :1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.3) Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.g. Pemeriksaan sputum.h. Komplikasi

H. PENGKAJIANa. Awitan distres pernafasan tiba-tiba

- Perpanjangan ekspirasi mengi

- Penggunaan otot-otot aksesori

- Perpendekan periode inpirasi

- Sesak nafas

- Restraksi interkostral dan esternal

- Krekels

b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar

c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan

d. Diaforesis

e. Distensi vera leher

f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku

g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit

h. Perubahan tingkat kesadaran

i. Hipokria

j. Hipotensi

k. Dehidrasi

l. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.

J. INTERVENSII. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

a. kriteria hasil

-mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas jelas/bersih

-menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihkan jalan nafas,misalnya : batuk efektif dan mengeluarkan secret.

b. intervensi

- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki

- Kaji/pantau frekuensi pernafasan

- Catat adanya/derajat diespnea misalnya : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu

- kaji pasien untuk posisi yang nyaman (semi fowler)

- pertahankan polusi lingkungan minimum

- observasi karakteristik batuk,misalnya : menetap,batuk pendek,basah

- tingkatkan masukan cairan sampai 3000ml/hari

- berikan obat sesuai indikasi.

c. rasional

- mengetahui bunyi nafas wheezing(mengi),krekels,ronki

- mengetahui frekuensi pernafasan

- mengetaui derajat diespnea

- posisi semi fowler dapat mengurangi sesak nafas

- menghindari polusi lingkungan

- mengetahui karakteristik batuk

- masukan cairan dapat mengurangi sesak nafas pasien

- memberikan obat sesuai indikasi

2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.

a. kriteria hasil

-menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat yang rentang normal dan bebas gejala distress penafasan

- berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan

b. intervensi

- kaji frekuensi,kedalaman pernafasan,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.

- tinggikan kepala tempat tidur / semi fowler.

- dorong pengeluaran sputum

- auskultasi bunyi nafas

- awasi tingkat kesadaran

- awasi tanda vital dan irama jantung

- berikan oksigen sesuai indikasi.

c. rasional

- mengetahui frekuensi,kedalaman nafas,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.

- semi fowler dapat mengurangi sesak.

- untuk mengeluarkan sputum

- mengetahui bunyi nafas.

- mengetahui tingkat kesadaran pasien.

- mengetahiu tanda-tanda vital dan irama jantung.

- oksigen dapat menguangi sesak nafas pasien.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

a. Kriteria hasil

-menunjukan peningkatan berat badan.

- menunjukan perilaku/perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan/mempertahankan berat badan yang ideal.

b. intervensi

- kaji kebiasaan diet,masukan oral,catat derajat kesulitan makan.

- evaluasi BAB.

- auskultasi bunyi usus

- berikan perawatan oral sering,buang secret.

- dorong pasien untuk istirahat.

- anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.

- hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.

- hindari makanan yang sangat panas/ dingin.

- timbang berat badan pasien.

c. rasional.

- mengetahui kebiasaan diet, masukan oral

- mengetahui hasil BAB.

- mengetahui bunyi usus pasien.

- untuk membersikan mulut pasien agar merasa lebih nyaman.

- agar pasien beristirahat.

- makan sedikit tapi sering dapat memeuhi kebutuhan pasien.

- makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat dapat mengembungkan perut pasien.

- makanan yang panas dan dingin dapat merusak mulut pasien maupun lambung pasien.

- mengetahui berat badan pasien.

4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.

a. Kriteria hasil

-menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.

- mengidentifikasi hubungan tanda/gejala

- melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.

b. intervensi

- jelaskan proses penyakit kepada pasien maupun keluarga pasien.

- instruksikan untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif.

- diskusikan tentang obat yang digunakan,efek samping,dan reaksi yang tidak diinginkan.

- tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi.

- beritahu efek bahaya merokok kepada pasien.

- berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

c. rasional

- agar pasien mengerti tentang penyakit yang di derita pasien.

- agar pasien mengerti cara latihan nafas dan batuk efektif.

- agar pasien mengerti obat yang digunakan.

- agar pasien mengerti perawatan oral.

- agar pasien tidak / berhenti merokok.

- agar pasien mengerti untuk membatasi aktivitasnya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S\ DENGAN ASMA BRONKIALDI RUANG YOSEPH RS PALANG BIRU GOMBONGI. PENGKAJIAN- Tanggal / jam MRS : 29 Januari 2012, pukul 13.50 WIB

- Ruang : Yoseph

- No.Register : -

- Dx.Medis : Asma Bronkial

- Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2012. Pukul 09.00 WIB

II. IDENTITAS KLIEN- Nama : Tn.S

- Umur : 44 tahun

- Jenis Kelamin : laki-laki

- Agama : islam

- Suku / bangsa : jawa

- Bahasa : jawa , Indonesia

- Pendidikan : SD

- Pekerjaan : tani

- Status : sudah menikah

- Alamat : Pohkumbang,Karanganyar

Penanggung jawab :

- Nama : Ny.T

- Alamat : Pohkumbang,Karanganyar

- Hubungan dengan klien : istriIII. RIWAYAT PENYAKIT1. Keluhan Utama

- Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

2. Riwayat penyakit sekarang

- pasien datang dari IGD dengan keluhan dadanya sesak dan batuk,pasien juga mengatakan tubuhnya lemas.

3. Riwayat penyakit dahulu

- sejak dulu pernah mengalami alergi terhadap asap dan debu yang berkelebihan

4. Diagnosa medik pada saat masuk RS,pemeriksaan penunjang,tindakan yang telah dilakukan.

- Diagnosa medis : Asma Bronkial

- Pemeriksaan penunjang : -

- Tindakan yg telah dilakukan : infus D5% + Aminophilin 20tpm

IV. PENGKAJIAN SAAT INI1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan - Apabila sakit,klien segera berobat ke Rumah Sakit/puskesmas

2. Pola nutrisi / metabolik

- Program diit RS : bubur kasar

- Intake makanan :

Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi,sayur,laukpauk

Selama sakit : 3x sehari makan habis 3 4sendok sayur,laukpauk

- Intake cairan :

Sebelum sakit : 5 - 7 gelas sehari,air putih

Selama sakit : 3 4 gelas sehari, air putih

3.Pola eliminasia. Buang air besar :

Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning

Selama sakit : 1x sehari, warna kuning.

b. Buang air kecil :

Sebelum sakit : 6-7x sehari,warna kuning.

selama sakit : 3 4x sehari, w arna kuning,tidak terpasang DC

4.pola aktivitas dan latihanSebelum sakit :

KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI01234

MAKAN/MINUMV

MANDIV

TOILETINGV

BERPAKAIANV

MOBILITAS DITEMPAT TIDURV

BERPINDAHV

AMBULASI / ROMV

Ket :

0 =mandiri.

1 =alat bantu.

2 =dibantu oranglain.

3 =dibantu orang lain dan alat.

4 =tergantung total .

Selama sakit :

KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI01234

MAKAN/MINUMV

MANDIV

TOILETINGV

BERPAKAIANV

MOBILITAS DITEMPAT TIDURV

BERPINDAHV

AMBULASI / ROMV

Ket :

0 =mandiri.

1 =alat bantu.

2 =dibantu oranglain.

3 =dibantu orang lain dan alat.

4 =tergantung total .

5.Pola tidur dan istirahat- Lama tidur siang 2 jam.

- Lama tidur malam 7 jam.

- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya. 6.Pola persepsual- Penglihatan : pandangan masih baik,tidak menggunakan alat bantu

- Pendengaran : pendengaran masih baik,tidak menggunakan alat bantu

- Pengecapan : pengecapan masih berfungsi dengan baik.

7.Pola persepsi diri.- Pasien yakin penyakitnya akan sembuh. 8.Pola Seksualitas Dan Reproduksi- Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

9. Pola Peran Hubungan-pasien sebagai kepala keluarga ,dan mempunyai hubungan baik dengan keluarganya.

10. Pola management koping - stress- Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.

11. Sistem Nilai Dan Kepercayaan-pasien beraga islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya. PEMERIKSAAN FISIK-Kesadaran : compos metis

-Tanda-tanda vital : TD =110 / 70 mmHg,

N = 105 x/menit

RR = 30x/menit

S = 36,8C

-Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam , tidak ada lesi pada kepala, keadaan rambut pasien juga bagus, tidak rontok, tidak ada benjolan.

-Mata : - mata klien simetris, mata tidak bengkak,tidak memakai alat bantu penglihatan.

-Hidung : - ada septum,

- ada cuping hidung

- terpasang slang oksigen 2 liter

-Telinga : - ada serumen

- fungsi pendengaran masih baik.

-Mulut : - gigi klien bersih

- warna bibir pucat

- mukosa bibir kering.

-Leher : - tidak ada pembesaran kelenjar tiroid .

-Thorak : -payudara : -

-jantung : - saat dilakukan auskultasi jantung di dapatkan S1 < S2

-abdomen : I : bentuk simetris,tidak ada lesi

A : terdengar bising usus 12x / menit

P : terdengar bunyi timpani.

P : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran

- Paru paru : I : bentuk simetris,tetapi saat klien bernafas klien terlihat pengembangan dada yang tidak simetris.

A : terdapat bunyi wheezing(mengi)

P : bunyi pekak,menunjukan adanya penumpukan secret.

P : saat dilakukan palpasi taktil fremitus dapat terasa getaran yang berat.

-genetalia : - laki-laki

- tidak terpasang dower cateter (DC)

-punggung : - tidak ada lesi/jejes pada punggung

-ekstimitas : - atas : tangan kanan terpasang infus D5% 20tpm + aminophilin

- bawah: tidak ada edema

PROGRAM TERAPI (31 Januari 2012)- Infus D5% + aminophilin 20 tpm

- Oral Ambroxol : 3x1 (30mg)

- Injeksi dexametason : 3x1 (5mg)

- Injeksi ranitidine : 3x1 (50mg)

- Injeksi cefotaxime :3x1 (gr)

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (30 januari 2012, pukul 13.00)PemeriksaanHasilNormalSatuanKeterangan

Gula Darah

Sewaktu94