askep antenatal dnd
DESCRIPTION
olvTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan focus
utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan
Indonesia pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per 100
000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran hidup,
Angka Kematian Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar Pelayanan
Kebidanan, DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002). Selanjutnya angka kematian tersebut
mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak 307 / 100.000 KH untuk AKI dan
AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 / 2003 ).
Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi,
dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan
mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan
kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko
bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat
mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian
asuhan kehamilan yang berkualitas.
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric
untuk optimalisasi luuaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantaurutin selama kehamilan. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-
baiknya, perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan dalam
kehamilan. Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses serta
asuhan keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mencegah, mengatasi, dan
memulihkan kesehatan pada ibu hamil. Kita juga mengetahui bahwa peran perawat yang
paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan
Antenatal Care | 1
baik pada janin maupun ibu hamil, sehingga dalam hal ini ibu hamilt perlu diberikan
pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Antenatal Care (ACN)?
2. Apa Tujuan Antenatal Care (ACN)?
3. Kapan Kunjungan Antenatal Care (ACN) dilakukan?
4. Bagaiman Penatalaksanaan Antenatal Care (CAN)?
5. Apa saja Gejala dan tanda bahaya selama kehamilan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu hamil (Antenatal Care)?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung
kegiatan pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang
asuhan keperawatan paa ibu hamil (antenatal care) serta melatih mahasiswa untuk
berpikir kritis.
b. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian Antenatal Care
(ACN)
- Untuk mengetahui dan memahami tujuan Antenatal Care (ACN)
- Untuk mengetahui dan memahami tentang kunjungan Antenatal Care
(ACN)
- Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan Antenatal Care (CAN)
- Untuk mengetahui dan memahami gejala dan tanda bahaya selama
kehamilan
- Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada
ibu hamil (Antenatal Care)
Antenatal Care | 2
D. Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang System Reproduksi I khususnya tentang
asuhan keperawatan pada ibu hamil (antenatal care). sehingga nantinya dapat
mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.
Antenatal Care | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.
Asuhan antenatal adalah pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan
informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penuyakit yang
menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan
resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). Asuhan antenatal juga
untuk mempersiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (weel born baby) dan
kesehatan ibu yang baik (well health mother), mempersiapkan pemeliharaan bayi dan
laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas.
( gawat darurat obstetri – ginekologi dan obstetric - ginekologi social untuk profesi,
2004)
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric
untuk optimalisasi luuaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantaurutin selama kehamilan (Prawirohardjo, sarwono 2008:279)
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
B. Tujuan
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan
Ante Natal Care (ANC) adalah:
Antenatal Care | 4
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
Enam alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1. Mengembangkan rasa saling percaya anatara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memporeleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilanya.
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan kualitas bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
C. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke
fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok
bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante
Antenatal Care | 5
Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil
(Depkes RI, 2001:31).
Selama melakukan kunjugan untuk asuhan antenatal, para ibu akan mendapatkan
serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada atau tidaknya
kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan
kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kuliatas dan luaran
kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomic dan
fisologis kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat
dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan metode yang tersedia.
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadual kunjungan harus lebih
ketat. Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali (K1, K2, K3 dan
K4).
Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, Pemeriksaan lab.,
Antopo metri, penilaian resiko kehamilan, KIE.
Kunjungan II/ Kunjungan ulang ( 28 – 32 pekan )
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua
dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama
satu periode kehamilan berlangsung. Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan,
Nasehat perawatan payudara & Senam hamil), TT I
Kunjungan III ( 34 pekan)
Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
K4 (Kunjungan 4)
Antenatal Care | 6
Anamnesis , perawatan payudara & persiapan persalinan kecuali jika ditemukan
kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus
lebih sering dan intensif. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke
empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar
yang ditetapkan dengan syarat:
1. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).
4. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
Dari satu kunjungan kekunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
Keluhan yang dirasakan ibu hamil
Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
- Umum
Tekanan darah
Respirasi
Nadi
Temperature suhu
- Abdomen
Tinggi fundus uuteri
Letak janin setelaha 34 minggu
Presentasi janin
Denyut jantung janin
- Pemeriksaan tambahan
Proteinuria
Glukosuria
Keton
D. Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Antenatal Care | 7
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care
(ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar
dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
(Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
(Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap untuk mencegah tetanus
neonatorum.
Antenatal Care | 8
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi
yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
1. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
2. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
1. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang
tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)
1. Pengetahuan
Ketidak mengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada
petugas kesehatan.
2. Ekonomi
Antenatal Care | 9
AntigenInterval
(selang waktu minimal)Lama perlindungan
%
Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25tahun/ seumur 99
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi
rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu
hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya
keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu
selama kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan
seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan
budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat
yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena
transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).
F. Gejala Dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan
Pada umumnya 80 – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10 – 12
% kehamilan yang disertai dengan penyulit akan berkembang menjadi kehamilan
patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilann
dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur – angsur.
Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk
mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu
hamil. Factor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak
awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang
berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.
Antenatal Care | 10
Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu,
umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10 – 12 % kehamilan akan berakhir
dengan keguguran yang pada umumnya (60 – 80 %) disebabkan oleh kelaianan
kromosom yang ditemui pada spermatozoa atau pun ovum. Penyebab yang sama dan
menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus
yang diatas normal, pada umumnya disebakan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada
kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak
sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan, dan adanya masa di adneksa biasanya disebabkan
oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas
plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta
tersebut. Pada plasenta yang tpis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya
terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah lahir mulai terbentuk di
sertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai
meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang
tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa
didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi
penyebab dari 25% kasus perdarahan ante partum. Bila mendekati saat persalinan,
perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa(5%) dari
keseluruhan kasus perdarahan antepartum.
Preeklampsi
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah diatas normal sering diasosiaikan dengan preeclampsia. Data
atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis(yang sudah ada
sebelumnya)dengan preeclampsia. Gejala dan tanda lain dari preeclampsia adalah sbb:
Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital)yang tidak membaik dengan
pengobatan umum
Antenatal Care | 11
Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau berkunang –
kunang
Nyeri epigastrik
Oliguria (luaran kurang dari 500ml/24 jam)
Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan sistolik 10-20 mmHg diatas normal
Poteinuria (di atas positif 3)
Edema menyeluruh
Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum
Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester ke II atau ke III dan
disertai dengan riwayat dan tanda – tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah
pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan (revealed) maupun
tersembunyi (concealed):
Trauma abdomen
Preeclampsia
Tinggi pundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
Bagian – bagian janin sulit diraba
Uterus tegang dan nyeri
Janin mati dalam rahim
Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama
kehamilan adalah sebagai berikut:
Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
Disuria
Menggil atau demam
Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
G. Edukasi Kesehatan bagi Ibu Hamil
Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling
kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan
upaya agar menjaga kehamilan agar tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan entenatal
Antenatal Care | 12
member kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan
esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana, penolong,
dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara merawat bayi. Beberapa informasi penting
tersebut itu adalah sebagai berikut.
1) Nutrisi yang adekuat
Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah
2500 kalori. Pengetahuan tentang berbagaia jenis makanan yang dapat di
berikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci
dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah
kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan
factor predisposisi untuk terjadinya preeclampsia. Jumlah pertambahan
berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram perhari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Devisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.
Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram perhari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju,
yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan
riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
Zat besi
Antenatal Care | 13
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran
oksigen melalui hemoglobin didalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga
konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu
hamil dengan jumlah 30 mg perhari terutama setelah trimester kedua. Bila
tidak ditemukan anemia pemberian besi perminggu cukup adekuat. Zat
besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fumurate,
atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah
400 mikrogram perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan
anemia megaloblastik pada ibu hamil.
2) Perawatan payudara
Perawatan perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pemgurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji
kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada
areola dan putting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut.
Untuk sekresi yang mongering pada putting susu, lakukan pembersihan dengan
menggunakan campuran gliserin dan alcohol. Karena payudara menegang,
snesitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara
yang sesuai (brassiere).
3) Perawatan gigi
Antenatal Care | 14
Paling tidak diberikan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada
trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan
hiperemis dan ptialisme (produksi liur yang berlebiha). Sehingga kebersihan
rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait
dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu
diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.
Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentang terhadap terjadinya carries dan gingivitis
4) Kebersihan tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut,
area genetalia atau lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinfestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya
gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam
dalam bathub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar,
bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas
kaki yang keras (tidak elastic) serta korset penahan perut. Melakukan gerak tubuh
ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8jam pada
malam hari dan 2jam di siang hari. Ibu tidk dianjurkan untuk melakukan
kebiasaan merokok selama hamil karena dapat menimbulkan fesospasme yang
berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBRR), prematuritas,
kelalainan congenital, dan solusio plasenta.
Antenatal Care | 15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL (ANTENATAL CARE)
A. Pengkajian pada ibu hamil Trimester I, II, III, meliputi:
Identifikasi dan riwayat kesehatan
Data umum pribadi
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan ibu/suami
- Lama menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
Keluhan saat ini
- Jenis dan sifat yang dirasaka ibu
- Lamanya mengalami ganggua tersebut
Riwayat kehamilan persaliana
- Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Usia kehamilan dan taksiran persalinan ( Rumus Naegele: Tanggal
HPHT ditambah 7 dan dikurang 3)
Riwayat kehamilan dan persalinan
- Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
- Cara persalinan
- Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
- Berat badan lahir
- Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
- Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
Riwayat kehamilan saat ini
- Identifikasi kehamilan
- Identifikasi penyulit (preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan)
- Penyakit lain yang diderita
Antenatal Care | 16
- Gerakan bayi dalam kandunga
Riwayat penyakit dalam keluarga
- Diabetes militus, hipertensi atau hamil kembar
- Kelainan bawaan
Riwayat penyakit ibu
- Penyakit yang pernah diderita
- DM, DHK, infeksi saluran kemih
- Penyakit jantung
- Infeksi virus berbahaya
- Alaergi obat atau makanan tertentu
- Pernah mendapat transfuse darah dan indikasi tindakan tersebut
- Inkompatibilitas resus
- Paparan sinar –X/ rontgen.
Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
- Dilatase dan kuretase
- Reparasi vagina
- Seksio sesarea
- Serviks inkompeten
- Operasai non-ginekologi
Riwayat mengikuti program keluarga berencana (KB)
Riwayat imunisasi
Riwayat menyusui
Pemeriksaan
Keadaan umum
- Tanda Vital
- Pemeriksaan jantung dan paru
- Pemeriksaan payudara
- Kelainan otot dan rangka serta neurologic
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
Antenatal Care | 17
Bentuk dan ukuran abdomen
Parut bekas operasi
Tanda-tanda kehamilan
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
- Palpasi
Tinggi fundus
Punggung bayi
Presentasi
Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
- Auskultasi
10 minggu dengan Doppler
20 minggu dengan fetoskop pinard
- Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/III
Laboratorium
Pemeriksaan
- Analisa urin rutin
- Analisa tinja rutin
- Hb, MCV
- Golongan darah
- Hitung jenis sel darah
- Gula darah
- Antigen hepatitis B Virus
- Antibody Rubela
- HIV/VDRL
Ultrasonografi—rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin.
Pemeriksaan Darah
Antenatal Care | 18
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil secara
umum. Pemeriksaan darah juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP
(alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi
otak janin. Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya down syndrome
pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada kehamilan pada usia
kehamilan sekitar 15 – 20 minggu.
Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya parasit seperti TORCH di dalam
tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayiterlahir dengan
kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan
dengan menganalisis kadar imunoglobulinG (Ig G) dan Imunoglobulin
M(IgM) dalam serum ibu hamil.
Alfa Fetoprotein (AFP)
Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk
diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar
Maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya
cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau
terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua
atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi berisiko
terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
Sampel Chorion Villus (CVS)
Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko
menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa
kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit
keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin
seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan
sindroma Down.
Antenatal Care | 19
Ultrasonografi (USG)
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin,
seperti; bibir sumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya
USG tidak bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik.
Biasanya USG dilakukan pada minggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan
lebih lanjut USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan
amnion, sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin.
Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan
kandung kemih, sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat
USG.
Amiosentesis
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun.
Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk
menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak.
Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui
dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-
bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang
susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini
dilakukan pada minggu ke-16 dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion
ini kemudian dibiakkan di laboratorium. Umumnya memerlukan waktu
sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil
biakan tersebut.
Sampel darah janin atau cordosentesis
Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika
cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG.
Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa
mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal,
Antenatal Care | 20
infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah (rhesus),
serta problem plasenta semisal kekurangan oksigen.
Fetoskopi
Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau
memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang
digunakan karena risiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen
sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin. Dilakukan dengan
menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan lensa-
lensa.
Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung
amnion. Alat-alat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si
ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi lokal.
Biopsi kulit janin
Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB)
dilakukan untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal
dari keluarga, seperti epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini
menunjukkan lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya
sehingga menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan
setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu.
B. Diagnose Keperawatan
Trimester 1
a. Gangguan Nutrisi berhubungan dengan morning sickness, nausea, vomiting
b. Perubahan pola seksual berhubungan dengan rasa kurang nyaman pada awal
kehamilan, rasa takut bahwa bersenggama dapt mencederai janin
c. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan respon keluarga terhadap
diagnosis kehamilan
Antenatal Care | 21
Trimester 2
a. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi
perubahan biofisik, respon, orang lain.
b. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari
kehamilan.
d. Resiko tinggi cidera terhadap janin yang berhubungan dengan masalah kesehatan
ibu, pemajanan pada teratogen / agen infeksi.
e. Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan aliran balik
vena), hipertrofi ventrikel.
f. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan
mekanisme regulator, retensi natrium / air.
g. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek –
efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
h. Resiko tinggi terhadap koping individual berhubungan dengan krisis situasi dan
maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis.
i. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan
hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik
Trimester 3
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan
interpretasi informasi
Antenatal Care | 22
c. hargadiri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan tugas
kehamilan / kelahiran anak
d. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia
jaringan, ketuban pecah dini.
e. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
f. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
g. Resiko tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan
volume cairan/ perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler
h. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
i. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan
pada teratogen/ agen infeksi
j. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang
tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat
C. Perencanaan Keperawatan
Trimester 1
Diagnose: Gangguan Nutrisi berhubungan dengan morning sickness, nausea,
vomiting
Tujuan: nutrisi terpenuhi
Criteria Hasil:
Antenatal Care | 23
- Melaporkan peningkatan nafsu makan
- Mempertahankan masukan adekuat
- Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
Intervensi:
1. Berikan makan dalam keadaan hangat
R: Makanan hangat dapat meningkatkan nafsu makan
2. Berikan klien makan dalam porsi kecil tapi sering
R: Meningkatkan intake makanan
3. Berikan informasi yang akurat tentang pentingnya nutrisi
R: Pengetahuan yang adekuat dapat meningkatkan kepatuhan klien terhadap intervensi
4. Motivasi klien untuk menghabiskan makanannya
R: Dukungan dari orang lain akan membuat klien merasa dihargai
5. Timbang berat badan setiap hari
R: Mengetahui perkembangan kondisi klien
6. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
R: Meningkatkan kesejahteraan klien sehingga nafsu makan meningkat
7. Hindarkan klien dari rangsangan yang membuat klien mual dan muntah
R: Mencegah kekurangan nutrisi lebih parah
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian multivitamin penambah nafsu makan
R: Meningkatkan nafsu makan
Diagnose: Perubahan pola seksual berhubungan dengan rasa kurang nyaman pada
awal kehamilan, rasa takut bahwa bersenggama dapt mencederai janin
Tujuan: pengetahuan klien meningkat dan kebutuhan terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mendiskusikan masalah seksual.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk
diubah.
Antenatal Care | 24
- Klien mampu mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi
kebutuhan individu.
- Klien mampu mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila dibutuhkan.
Intervensi :
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal.
R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua
karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria
dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan hasrat
seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh
pasangannya.
2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam
peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus
secara aktual.
R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan
dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan
ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan.
3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan.
4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak
sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan,
inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan
sedang hamil.
Antenatal Care | 25
5. Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat
berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.
Diagnose: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan respon keluarga
terhadap diagnosis kehamilan
Tujuan: pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang kehamilan
Criteria Hasil: kekhawatiran keluarga berkurang
Intervensi:
a. Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
b. Bantu keluarga merencanakan masa depan
Rasional : untuk meningkatkan kemandirian ibu
c. Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga
Trimester 2
Diagnose: Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena pembesaran uterus.
Tujuan: pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
- Klien melaporkan penurunan frekuensi atau beratnya keluhan.
- Klien mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
Intervensi :
Antenatal Care | 26
1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
R : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien
pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya
(misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus,tuberkulosis).
R : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi
jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau
fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit).
R : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar
Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa
oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas /
latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan.
R : Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang disebabkan oleh
kelebihan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah,
misalnya : postur yang baik, menghindari yang buruk, makan sedikit tetapi sering
dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R : Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.
Antenatal Care | 27
Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin. Pengubahan
posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.
Diagnose: Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kemajuan alamiah
dari kehamilan berhubungan dengan terus membutuhkan informasi
sesuai perubahan trimester kedua yang dialami.
Tujuan: pengetahuan klien meningkat dan paham tentang proses kehamilan
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
meningkatkan kesejahteraan.
- Klien mampu bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
- Klien mampu mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan
mencegah faktor resiko.
- Klien mampu mengidentifikasi tanda – tanda bahaya / mencari perawatan medis
dengan tepat.
Intervensi :
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua.
R : Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan
apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan sesuai pedeoman pada MK : trimester
pertama, DK : Akurang pengetahuan (kebutuhan belajar).
R : Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya,
informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat
Antenatal Care | 28
R : Fero sulfat asam folat membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi
asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi plasenta,
aborsi dan malformasi janin (catatan : klien dengan anemia sel sabit memerlukan
peningkatan asam folat selama dan setelah episode krisis).
4. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu (misalnya aborsi spontan, hipoksia
yang berhubungan dengan asma atau tuberkulosis, penyakit jantung, hipertensi akibat
kehamilan (HAK), kelainan ginjal, anemia, diabetes melitus gestasional (DMG),
penyakit hubungan seksual (PHS). Tinjau ulang tanda – tanda bahaya dan tindakan
yang tepat.
R : Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi resiko
tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan intervensi.
5. Diskusikan adanya obat obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau
mengatasi masalah medis.
R : Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan kepada
kemungkinan efek berbahaya pada janin.
6. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus screaning dan
pemantauan ketat sesuai indikasi.
R : Kunjungan pra natal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis
mendeteksi anemia khusus dan membantu dalam menentukan penyebab. Skrining
untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada gestasi minggu ke 8,dan ke
32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya hiperglikemia, dapat
memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet menurut American Diabetes
Association.
Antenatal Care | 29
Diagnose: Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai
perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera.
Tujuan: pengetahuan klien meningkat dan kebutuhan terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mendiskusikan masalah seksual.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk
diubah.
- Klien mampu mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi
kebutuhan individu.
- Klien mampu mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling bila dibutuhkan.
Intervensi :
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal.
R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua
karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria
dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan hasrat
seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh
pasangannya.
2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam
peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus
secara aktual.
Antenatal Care | 30
R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan
dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan
ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan.
3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan.
4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak
sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan,
inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan
sedang hamil.
5. Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat
berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.
Diagnose: gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik,respon orang lain.
Tujuan: HDR tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Klien mampumengungkapkan penerimaan / adaptasi bertyahap untuk mengubah
konsep diri / cityra tubuh.
- Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan
kepuasan penampilan keseluruhan, berpakaian dengan pakaian yang tepat dan sepatu
berhak rendah.
Antenatal Care | 31
Intervensi :
1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh, dsb.
R : Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat
terjadi pada klien / pasangan yang memiliki konsep diri yang rapuh, didasarkan
pada penampilan fisik. Efek – efek yang tampak lainnya dari hormon – hormon
pranatal seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis (spider vaskular),
eritema palmar, jerawat, dan hirsutisme dapat memperberat perubahan emosi
klien. Perubahan ini dapat mempengaruhi bagaimana menghadapi perubahan yang
terjadi.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan responb klien terhadap perubahan. Berikan
informasi tentang kenormalan perubahan.
R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi. Informasi dapat
membantu klien memahami / menerimja apa yang terjadi.
3. Anjurkan gaya dan sumber – sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
R : Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan menungkatkan
penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivita yang menyenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias (untuk meminimalkan /
menyembunyikan area kulit yang menjadi gelap), menggunakan kaos kaki penyokong,
pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk
mempertahankan perasaan positif tentang diri. Aturan latihan perinatal yang
bukan latihan ketahanan cenderung memperpendek persalinan, meningkatkan
kemungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap
argumentasi oksitosin.
Antenatal Care | 32
5. Rujuk pada sumber – sumber lain seperti konseling dan / atau kelas – kelas pendidikan
kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R : Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan selama periode
perubahan ini; mengidentifikasi mode – model peran.
Diagnose: Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load (penurunan
aliran balik vena), hipertrofi ventrikel.
Tujuan: dekompisasi curah jantung tidak terjadi
Kriteria Hasil
- Klien tetap normotensif selama perjalanan pranatal.
- Klien mampu bebas dari edema patologis dan tanda – tanda HAK.
- Klien mengidentifikasi cara – cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah
kardiovaskuler.
Intervensi :
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda – tanda, dan
gejala – gejala (Rujuk pada MK ; Kondisi jantung).
R : Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah
jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27 untuk memenuhi
oksigen dan kebutuhan nutrien ibu / janin. Noramlnya, sistem kardivaskular
mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi penbuluh darah, yang
menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik
kira – kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kira – kira 12 mmHg.
Peningkatan cairan, stres dan / atau masalah jantung sebelumnya, dapat
membahayakan sistem.
Antenatal Care | 33
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya / potensial masalah jantung / ginjal / diabetik.
R : Klien ini menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung selama
trimester kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30
mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
R : Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan penyakit
jantung / ginjal, diabetes, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa.
4. Auskultasi bunnyi jantung; catat adanya murmur.
R : Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume,
penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantungt, atau torsio pembuluh darah
besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan.
5. Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, vulva, dan rektum. Bedakan
antara edema fisiologis dan yang potensial berbahaya.(Rujuk pada MK: hipertensi
akibat kehamilan, DK: kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)).
R : Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis0 sering terjadi karena
status vena akibat vasodilatasi dari aktivitas progesteron, hirediter, retensi
kelebihan cairan, dan tekanan pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan
resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan / atau ektremitas atas dapat
menandakan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam
waktu lam; pasang kaos kaki penyokong sebelum bangun pada pagi hari ;
menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan vulva
vertikel ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan telapak kaki ke
atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama.
Antenatal Care | 34
R : Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises
atau trombosis vena.
7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Human’s. Bila ada, rujuk pada dokter.
R : Tanda Human’s positif dapat menunjukkan tromboflebitis.
8. Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menhindari perubahan posisi dengan
cepat.
R : Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di
ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.
Trimester 3
Diagnose: Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh
hormonal
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman.
Kriteria hasil:
- melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
- melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/ dikontrol
- mencari pertolongan medis dengan tepat
Intervensi
1. kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan klien dan metoda untuk mengatasinya
Antenatal Care | 35
R : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2. kaji satatus pernapasan klien
R: penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea
3. perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah, latihan pelvicrock, girdle maternitas,
penggunaan kompres panas, sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal
transkutan dengan tepat
R: lordosis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon (relaksin,
progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan perbesaranuterus. Intervensi multipel biasanya membantu untuk
menghilangkan ketidaknyamanan.
4. perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam keposisi dorsofleksi, menurunkan masukan
susu, sering mengganti posisi, dan menghindari berdiri/ duduk lama
R : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/
ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus
pada saraf yang mensuplai ekstremitas bawah
5. kaji adanya/ frekuensi kontraksi braxton Hick. Berikan informasi mengenai fisiologi
aktifitas uterus
R: kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigrafida pada
trimester kedua. Primigrafida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini
sampai trimester akhir
6. perhatikan keluhan aktifitas BAK dan tekanan pada kandung kemih
Antenatal Care | 36
R: pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih
7. kaji adanya konstipasi dan hemoroid
R: peningkatan pemindahan posisi uterus memperberat masalah eliminasi
8. kaji adanya pirosis (nyeri ulu hati). Tinjau pembatasan diet
R: masalah sering terjadi pada trimester kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
9. perhatikan adanya leukorea dan pruritus. Anjurkan klien untuk sering mandi,
menggunakan celana dalam katun, pakaian longgar dan menghindari duduk untuk
waktu yang lama
R: saat kadar estrogen tinggi, sekresi kelenjar servikal menghasilkan media asam
yang mendorong proliferasi organisme.
10. berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan jel aluminium
hidroksida sesuai kebutuhan
R: penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli dapat
menurunkan kadar fosfor dan memperbaiki ketidak seimbangan kalsium-fosfor
Diagnose: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman,
kesalahan interpretasi informasi
Tujuan: Setelah mendapatkan asuhan keperawatan, klien mampu menambah
pengetahuannya tentang perubahan fisik/ psikologis, persalinan atau kelahiran.
Criteria hasil:
- mendiskusikan perubahan fisik/ psikologis berkenaan dengan persalinan/ kelahiran
Antenatal Care | 37
- mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang
perawatan bayi
- mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/ kelahiran dan bayi
Intervensi:
1. berikan informasi tentang perubahan fisik/ fisiologis normal berkenaan dengan
trimester ketiga
R: pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan kecemasan dan
membantu meningkatkan penyesuaian aktifitas perawatan diri
2. berikan informasi tertulis/ verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan
R: membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk menjamin tiba dirumah
sakit tepat waktu, dan menangani persalinan/ kelahiran
3. berikan informasi verbal/ tertulis tentang perawtan bayi dan pemberian makan
R: membantu menyiapkan pengambilan peran baru, memrlukan barang-barang
tertentu untuk perabot, pakaian, dan suplai.
4. anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak dan melakukan orientasi rumah
sakit atau rumah bersalin
R: menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidak tahuan; meningkatkan mekanisme
koping untuk persalinan/ kelahiran.
Diagnose: hargadiri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kehamilan / kelahiran anak
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat meningkatkan
harga dirinya.
Criteria hasil:
Antenatal Care | 38
- mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap perubahan citra tubuh dan impian-impian
- mencari model peran positif dalam persiapan untuk menjadi orangtua
- mengungkapkan perasaan percaya diri mengenal peran baru.
Intervensi:
1. perhatikan isyarat verbal dan nonverbal klien/ pasangan saat diskusi tentang masalah-
masalah perubahan tubuh dan harapan peran.
R: Krisis trimester akhir ini dapat mengakibatkan klien merasa cemas, ambivalen, dan
depresi akan tubuhnya dan efek-efek kehamilan pada kemampuan/ aktifitasnya.
2. diskusikan sifat atau frekuensi mimpi-mimpi
R: mimpi dan fantasi berhubungan dengan pengalaman melahirkan, kemungkinan
abnormalitas bayi baru lahir, perubahan peran yang berat
3. evaluasi adaptasi fisiologis klien/ pasangan terhadap kehamilan
R: tugas normal pada trimester ketiga berfokus pada persiapan menjadi ibu/ ayah.
4. berikan informasi kepada pasangan mengenai kenormalan introspeksi, perubahan
alam perasaan, dan rasa takut.
R: memikirkan diri terus-menerus dapat membingungkan, tetapi hal ini
memungkinkan klien untuk menilai, beradaptasi, dan meningkatkan kekuatan dari
dalam diri yang diperlukan untuk melahirkan anak, menjadi orang tua, dan
perubahan peran. Mimpi/ rasa takut terhadap persalinan adalah normal.
5. berikan/ tinjau ulang informasi tentang perubahan fisik normal pada trimester ketiga
R: pendidikan/ komunikasi tentang bagaimana perubahan tubuh normal dapat
mempengaruhi secara positif sikap dan persepsi yang memudahkan pemahaman
dan apresiasi terhadap kehamilan pada kedua anggota pasangan
Antenatal Care | 39
Diagnose: Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi,
penggunaan/ penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah
abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah dini.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien diharapkan tidak mengalami
cedera.
Criteria hasil:
- mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor risiko individu yang potensial
- bebas dari komplikasi
Intervensi:
1. periksa/ evaluasi faktor-faktor risiko yang ada sebelumnya/ baru, nadi, dan bunyi
jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat kehamilan
R: situasi potensial risiko tinggi sering menjadi masalah dan memerlukan intervensi
segera, bila kebutuhan sirkulasi dan metabolik paling besar.
2. dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit hubungan seksual
R: infeksi vagina yang tidak dapat diobati, menciptakan ketidaknyamanan berat pada
klien, dan risiko terhadap janin.
3. dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. pastikan klien mentaati asupan zat
besi dan vitamin pranatal setiap hari.
R: mendeteksi anemia dengan hipoksemia/ anoksia potensial pada klien dan janin
4. berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan ; tinjau ulang riwayat KPD/
persalinan paterm
R: riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa pada kehamilan
berikutnya
Antenatal Care | 40
5. tentukan penggunaan alkohol/ obat-obatan lain
R: penggunaan/ penyalahgunaan zat membuat klien berisiko terhadap persalinan
prematur dan janin sulit dilahirkan
6. kaji terhadap perdarahan vagina dan tanda-tanda koagulasi intra vaskulardiseminata.
R: adanya kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume cairan dan penurunan
kapasitas vaskular diseminata
Diagnose: gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerolus
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan pola
eliminasi urin.
Criteria hasil:
- mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
- mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan
Intervensi:
1. berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga
R: membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia.
Pembesaran uterus trimester ketiga
2. anjukan klien untuk melakukan posisi miring saat tidur. Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
R: meningkatkan perfusi ginjal
3. anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak dalam waktu yang lama
Antenatal Care | 41
R: posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan aliran
vena
4. berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas/ hari, penurunan
masukan 2-3 jam sebelum beristirahat, dan penggunaan garam, makanan, dan produk
mengandung natrium dalam jumlah sedang
R: mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi
natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
5. berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretik dan penghilangan natrium
dari diet
R: kehilangan/ pembatasan natrium dapat sangat menekan regulator renin-angiotensin-
aldosteron dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/ hipovolemia berat
6. tes urin midstream untuk memeriksa albumin
R: dapat mengidentifikasi spasme glomerulus atau penurunan perfusi ginjal berkenaan
dengan hipertensi akibat kehamilan
Diagnose: Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat memahami
perubahan pola seksualitas.
Criteria hasil:
- mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan isu-isu seksual pada trimester
ketiga
- mengekspresikan kepuasan bersama dengan dengan hubungan seksual
Intervensi:
Antenatal Care | 42
1. mulai pengkajian seksual, cari perubahan pada trimester pertama dan kedua
R: penurunan minat pada aktivitas/ koitus seksual sering terjadi pada trimester
ketiga, karena perubahan/ ketidaknyamanan fisiologis
2. kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual
R: kemampuan pasangan untuk mengidentifikasikan/ mengungkapkan/ menerima
perubahanseksual pada trimester pertama dapat mempengaruhi hubungan dan
kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain secara emosional
3. anjurkan pasangan untuk berdiskusi, tentang perasaan dan masalah yang
berhubungan dengan dengan perubahan pola seksual. Berikan informasi tentang
kenormalan perubahan.
R: komunakasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan masalah yang
konstruksif.
4. berikan informasi tentang metoda-metoda alternatif untuk mencapai kepuasan
seksual dalam pemenuhan kebutuhan keintiman/ kedekatan
R: kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalui masturbasi, kemesraan, membelai, dan
sebagainya bila secara bersamaan diinginkan atau dapat diterima.
5. anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi pria diatas
R: pembesaran abdomen klien memerlukan perubahan posisi untuk kenyamanan dan
keamanan
6. diskusikan pentingnya tidak meniup udara ke dalam vagina
R: kematian ibu karena embolisme udara telah dijumpai
7. anjurkan klien/ pasangan untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan
hasrat untuk koitus
Antenatal Care | 43
R: kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat mengakibatkan cedera
janin, infeksi, dan timbulnya persalinan dapat juga mempengaruhi hasrat
seksual.
8. instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus dalam minggu ke 6-ke 8
akhir dengnan pemberiperawatannya.
R: instruksi khusus mungkin ditemukan bila terdapat riwayat komplikasi atau bila
komplikasi diantisipasi
Diagnose: Resiko tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan
peningkatan volume cairan/ perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas
kapiler
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien mampu mengontrol
volume cairan.
Criteria hasil:
- tekanan darah normal, bebas edema patologis
- mengidentifikasi adanya tanda-tanda abnormal yang memerlukan evaluasi alnjut.
Intervensi:
1. tinjau ulang perubahan fisiologis normal. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan
evaluasi medis atau intervensi
R: retensi kelebihan cairan dan permulaan respons stres renin-angiotensin II-aldosteron
dapat menyebabkan cairan meninggalkan kardiovaskuler, mengakibatkan dehidrasi
yang secara negatif mempengaruhi curah jantung
2. pantau frekuensi nadi jantung
R: saat frekuensi jantung istirahat meningkat secara normal sebanyak 15 pdm untuk
memudahkan sirkulasi tambahan volume cairan
Antenatal Care | 44
3. catat tanda-tanda hipertensi akibat kehamilan: edema umum, albuminuria 2+, dan
hipertensi dengan peningkatan sistolik lebih besar dari 30 mm Hg atau sistolik lebih
besar dari 30 mm Hg atau diastolik > dari 15 mm Hg
R: membedakan antara edema fisiologis normal dan potensial
4. anjurkan perubahan posisi yang sering
R: posisi supine/rekumben dan posisi tegak lama sangat menurunkan aliran balik vena
dan curah jantung pada trimester tiga, secara negatif mempengaruhi aliran pada
uterus dan ginjal. Posisi sim/ semifowler miring mengoptimalkan perfusi plasenta/
ginjal
Diagnose: Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur.
Criteria hasil:
- melaporkan perbaikan tidur/istirahat
- melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar
Intervensi:
1. tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan.
Tentukan pola tidur saat ini
R: membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan pola tidur yang
berbeda
2. evaluasi tingkat kelelahan
Antenatal Care | 45
R: peningkatan retensi cairan, penambzahan berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara.
3. kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur.
Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas sebelum istirahat
R: ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
aktifitas janin dapat mempersulit tidur
4. perhatikan keuslitan bernafas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler
R: pada posisi rekumben, pembesaran uterusserta organ abdomen menekan
diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkanekspansi paru
optimal
5. dapatkan sel darah merah (SDM) dan kadar Hb
R: anemia dan penurunan kadar Hb/SDM, mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan letih berlebihan
6. rujuk klien untuk konseling bila kekurangan tidur/kelelahan mempengaruhi aktifitas
kehidupan sehari-hari
R: mungkin perlu bagi klien menghadapi perubahan siklus tidur-terjaga,
mengidentifikasi prioritas yang tepat dan memodifikasi komitmen
Diagnose: Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/ agen infeksi
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu
dan janin dan dapat menghindari resiko cedera.
Criteria hasil:
Antenatal Care | 46
- mengidentifikasi faktor-faktor risiko individu
- mengubah gaya hidup/ perilaku yang menurunkan resiko
Intervensi:
1. lanjutkan pengkajian berkelanjutan tentang nutrisi ibu
R: perubahan pada nutrisi ibu dapat menurunkan cadangan zat besi pada janin,
membatasi cadangan lemak, memperlambat perkembangan neurologis pada
neonatus/ anak, dan menurunkan cadangan protein untuk pertumbuhan otak,
sehingga menurunkan lingkar kepala pada keturunan
2. hindari penggunaan tembakau
R: dapat menghambat penebalan berat badan ibu, menurunkan pertumbuhan intra
uterus/ plasenta, dan mengakibatkan skor apgar rendah saat kelahiran
3. berikan informasi tentang resiko terapi obat
R: pada trimester ketiga, sulfonamid meningkatkan risiko hiperbilirubinemia dengan
mempengaruhi ikatan albumin-bilirubin. Tetrasiklin menyebabkan pewarnaan
pada pelapisan desisua gigi dan menghambat pertumbuhan tulang pada bayi
prematur. Streptomisin mengakibatkan kerusakan pada saraf pendengaran serta
kemungkinan kehilangan kehilangan pendengaran
4. pantau profil biofisik janin
R: tentukan kesejahteraan uteroplasenta/ janin dan klien berisiko terkena sepsis
Diagnose: Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan
dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak
realistis, metoda koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang
tidak ada/ tidak adekuat
Antenatal Care | 47
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien mendapatkan kopign
individu yang efektif.
Criteria hasil:
- mendiskusikan reaksi emosional pada trimester tiga
- menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya melalui pendidikan/
keahlian
- mengidentifikasi model peran yang tepat
- menggambarkan karakteristik kepribadian tentang janin
Intervensi:
1. kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi baru lahir
R: keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang peralatan dan bahan
dalam perawatan dapat menunjukkan kesiapan secara psikologis. Kurangnya
persiapan dapat didasarkan pada keyakinan budaya, atau dapat menandkan masalah
keuangan atau psikologis
2. tentukan persepsi klien/ pasangan terhadap janin sebagai kesatuan yang terpisah
R: persepsi ini menandakan pelengkapan tugas-tugas psikologis dari kehamilan
3. tentukan bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat persalinan dan kelahiran
mendekat
R: seorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat mengalami kesulitan
memenuhi peningkatan kebutuhan ketergantunagnm klien sehingga dapat
menciptakan konflik. Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan dan atau pada bayi baru lahir.
Antenatal Care | 48
4. perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumnya, faktor-faktor genetik, atau riwayat
lahir mati, dan diskusikan makna kejadian tersebut kepada pasien/klien
R: pasangan risiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak membuat persiapan
dengan baik sebagai cara perlindungan bagi mereka sendiri dari kemungkinan
kehilangn/ cedera apabila janin tidak hidup
5. evaluasi sistem pendukung yang tesedia pada klien/ pasangan.
R: ketersediaan keluarga dan teman dapat membantu klien/ pasangan untuk mengatasi
tugas-tugas yang datang karena persalinan dan kelahiran.
Antenatal Care | 49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar.
Tujuan Ante Natal Care (ANC) adalah:
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal
B. Saran
Diharapakan bagi mahasiswa calon perawat agar meningkatkan pengetahuan tentang
reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan antenatal agar nantinya dapat
mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.
Antenatal Care | 50
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Doenges, Marilynn dan Moorhouse, Mary . 2001 . Rencana Perawatan Maternal / Bayi
Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Klien . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk . 2000 . Kapita Selekta kedokteran Jilid I Edisi Ketiga . Jakarta :
Media Aesculapius
Saifudin, Abdul dan Rochimhadi Trijatmo . 2007 . Ilmu Kandungan . Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Nenk. 2010. Antenatal Care. http://www.lenterabiru.com/tag/anc-antenatal-care
Antenatal Care | 51