asam sulfanilat b-1

36
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II ASAM SULFANILAT Oleh : Kelompok B – 01 Maria Lovenia Limantara 1110041 I Putu Agus Yulyastrawan 1110055 Page | 1

Upload: laurentiaoktavia

Post on 01-Jan-2016

1.928 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

kimia organiks

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

ASAM SULFANILAT

Oleh :

Kelompok B – 01

Maria Lovenia Limantara 1110041

I Putu Agus Yulyastrawan 1110055

Laboratorium Kimia Organik

Page | 1

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

2012-2013

Page | 2

DAFTAR ISI

I. PUSTAKA………………………………………………………………………… 1

II. PROSEDUR………………………………………………………………………. 1

III. DASAR TEORI ………………………………………………………………….. 2

IV. TUJUAN………………………………………………………………………….. 12

V. BAHAN …………………………………………………………………………… 12

VI. ALAT……………………………………………………………………………… 13

VII. CARA KERJA……………………………………………………………………. 13

VIII. REAKSI DAN MEKANISME REAKSI…………………………………………14

IX. SKEMA KERJA…………………………………………………………………. 15

X. GAMBAR PENGGUNAAN DAN PEMASANGAN ALAT…………………… 16

XI. HASIL PERCOBAAN…………………………………………………………….19

XII. PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 19

XIII. DISKUSI………………………………………………………………………….. 21

XIV. KESIMPULAN…………………………………………………………………... 23

Page | 3

ASAM SULFANILAT

I. PUSTAKA

Fessenden RJ & Fessenden JS, 1994, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks / Cole

Publishing Company Pasific Grove, California, 574

Furniss B, et al, 1989, Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry, 5th edition,

Mc Murry J, 2000, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks / Cole Publishing Company Pasific

Grove, USA, 916-918

Vishnoi NK, 1979, Advanced Practical Organic Chemistry, First edition, Vikas Publishing

House, PVT, Ltd, New Delhi, 330-331

Wertheim E, 1953, Practical Organic Chemistry with 23 illustration, The Blakiston Company

inc., New York, Toronto, 71-72

II. PROSEDUR

Preparation 37. Sulphanilic acid

Chemical required. (i) Aniline 7.5 ml, (ii) Conc. H2S04 15 ml, (iii) Activated animal

charcoal 1-2 gm.

Prosedure. Take 7.5 ml aniline in a 250 ml round bottom flask and to this add 15 ml conc.

sulphuric acid in several instalments with constant shaking. During the addition of sulphuric

acid keep the reaction mixture cool by immersing the flask in cold water. After the addition of

sulphuric acid is complete, heat the flask in an oil bath at 180 – 190° in a fume cupboard for

about five – six hours. Test for completion of reaction by pouring 1 or 2 drops of the reaction

mixture in dilute sodium hydroxide solution when a clear solution should be obtained. If the

reaction is complete, cool the solution and carefully pour it into 50 ml of cold water

containing few piece of ice. Stir the solution and allow to stay for 10 minutes when crude

sulphanilic acid separates out. Filter it in a Buchner funnel with suction, wash with water and

drain well. Recrystallise the crude sulphanilic acid by dissolving it in a minimum amount of

hot water, add 1 gm decolourising carbon and boil for 15 minutes. Filter the solution while

Page | 4

hot and cool the filtrate in ice – bath when pure sulphanilic crystallizes out. Filter it in a

Buchner funnel with suction, wash with 4 – 5 ml cold water, drain well and dry by pressing

between filter papers. The yield of pure sulphanilic acid is about 8 gm. Its crystals are

efflorescent and have no well defined melting point.

III. DASAR TEORI

Reaksi yang paling umum pada senyawa aromatik adalah substitusi atom atau gugus lain

terhadap hidrogen pada cincin benzena. Beberapa reaksi substitusi pada benzena adalah :

1. Halidasi misalnya klorinasi dan brominasi

+ Cl2 → + HCl

Benzena Klorobenzena

2. Nitrasi

+HNO3 → + H2O

Benzena Nitrobenzena

3. Sulfonasi

+H2SO4 → + H2O

Benzena

4. Alkilasi

+CH2=CH2 → + H2O

Page | 5

SO3H

CH2CH3

Benzena etilbenzena

Kebanyakan reaksi –reaksi tersebut dilakukan pada suhu 0 sampai 50oC. salah satu reaksinya

adalah reaksi sulfonasi. Reaksi sulfonasi adalah reaksi antara senyawa aromatis atau suatu

gugus alkil dengan asam sulfat pekat.

Sebagai contoh adalah reaksi anilin dengan asam sulfat. Reaksinya adalah sebagai berikut:

C6H5(NH2) + H2SO4 → C6H4(NH2) SO3H

Atau:

+H2SO4 → + H2O

Anilin mempunyai nama lain yaitu fenilamin atau aminobenzena. Selain itu reaksi sulfonasi

juga terjadi pada alkohol. Reaksi sulfonasi antara asam sulfat pekat dengan alkohol dapat

menghasilkan ester sulfat monoalkil atau dialkil. Misalnya :

metil hidrogen dimetil sulfat metil etil sulfat

sulfat

secara singkat reaksi sulfonasi antara alkohol dan asam sulfat adalah sebagai berikut:

ROH + H2SO4 d⃗ingin ROSO3H + H2O

alkohol asam sulfat alkil hidrogen sulfat

Pada tahun 1935, Domagk, seorang peneliti dari Jerman, adalah orang pertama yang

meneliti nilai klinis dari protonsil yaitu suatu senyawa berwarna merah yang berasal dari

pewarna azo. Para-aminobenzensulfanilat merupakan bagian yang efektif dari molekul

protonsil. Senyawa ini disebut sebagai asam sulfanilat / para amino benzene sulfonat.

Page | 6

SO3H

NH2

Asam sulfanilat adalah serbuk halus atau kristal abu-abu; agak larut dalam air, alkohol

dan eter, larut dalam air panas dan HCl pekat, hangus pada suhu 288 - 300 °C. Asam

sulfanilat adalah hasil sulfonasi dari anilin. Anilin adalah bahan baku dalam industri

penghasil bahan pewarna celup. Asam sulfonat dan garam-garamnya yang terkandung dalam

bahan pewarna celup organik memberikan fungsi yang berguna pada kelarutan dalam air dan

atau meningkatkan kecepatan pencucian bahan pewarna yang disebabkan karena

kemampuan keduanya mengikat lebih rapat dengan kain. Asam sulfanilat adalah komponen

dari reagen Griess untuk menentukan HNO2. Asam sulfanilat diubah menjadi sulfanilamid

yang merupakan satu dari bahan-bahan dasar untuk memproduksi obat-obat sulfa

antibakteri. Asam sulfanilat mempunyai isomer yaitu asam metanilat, gugus sulfonat terletak

di posisi 2.

Asam sulfanilat tidak larut dalam pelarut organic, tapi sedikit larut dalam air. Larut

dalam basa, tetapi tidak dalam asam. Asam sulfanilat adalah garam dengan jenis khusus

yang disebut ion dipolar. Dalam hal ini ion hidrogen menyerang nitrogen karena NH2

merupakan basa lebih kuat daripada SO3-. Dalam larutan basa, ion OH- yang kuat

mendorong ion hidrogen supaya lepas dari basa lemah membentuk para amino benzena

sulfonat.

Asam sulfanilat digunakan dalam pembuatan bahan pewarna celup azo dan sintesis

obat – obat sulfa. Contoh obat - obat golongan sulfa antara lain: sulfapyridine, sulfathiazole,

sulfaguanidine, sulfadiazine, dan sulfamerazine. Obat-obatan ini bekerja dengan

menghambat pertumbuhan bakteri bukan dengan membunuh organisme.

Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis dengan kebanyakan

obat-obatan, penyerapan yang sedikit, dan efektifitas lainnya) sangat bermanfaat. Sulfanilat

efektif (yang bekerja secara cepat) meliputi sulfisoxazole, sulfadiazine, dan

trisulfapyrimidine. Sedangkan sulfanilat menengah yang banyak digunakan adalah

sulfamethoxazole.

Efek samping dari penggunaan sulfanilat diantaranya: dapat menimbulkan hiper-

sensitivitas yang disebut ‘drug fever’, rasa mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi akibat

frekuensi pemakaian sulfanilat yang berlebih. Obat-obatan sulfa biasanya jug dapat

Page | 7

menyebabkan anemia hemolitik, dan kernicterus (pada bayi) melalui air susu ibunya yang

mengkonsumsi obat sulfa tersebut.

Sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan

pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan pereaksi lainnya yang

mengandung sulfur trioksida.

Proses sintesis asam sulfanilat dilakukan dengan cara sulfonasi dari aniline. Proses

sulfonasi merupakan proses reaksi substitusi elektrofil pada senyawa benzene (aromatik).

Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H,

ke dalam suatu molekul ataupun ion yang merupakan salah satu jenis reaksi substitusi

elektrofil aromatik. Reaksi sulfonasi ini berlangsung secara reversible. Asam sulfanilat dapat

dihasilkan dengan mereaksikan anilin dengan H2S04 pekat lalu dipanaskan pada suhu 180-

190°C selama 2.5 jam. Termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus sulfonil halida

ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat, misalnya penggabungan –

SO2Cl ke dalam senyawa organik. Penyerangan elektrofil yang dilakukan oleh SO3 yang

secara listrik boleh dikatakan netral. Belerang trioksida ini terdapat dalam asam sulfat

berasap (H2SO4 + gas SO3), sedangkan dalam H2SO4(p) terjadi karena pergeseran

kesetimbangan tekanan.

Jenis-jenis zat pensulfonasi antara lain :

1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :

SO3

H2SO4

Page | 8

oleum (H2SO4 + SO3)

2. Persenyawaan SO2.

3. Senyawa sulfoalkilasi.

Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya hidrokarbon jenuh,

oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis, naftalena, antrakuinon, dan lain sebagainya.

Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu

reaksi adisi secara langsung. SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat

(oleum atau asam sulfat pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai

pelarut. Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling

penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik dengan

asam sulfat.

Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama

halnya dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi substitusi

elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel). Dari beberapa reaksi

elektrofilik, sulfonasi merupakan reaksi yang paling sulit terjadi, karena butuh pemanasan

pada suhu yang cukup tinggi saat proses reaksinya.

Pemurnian asam sulfanilat dilakukan dengan cara rekristalisasi. Campuran organik padat

bila dipisahkan dengan reaksi organik jarang bias murni. Hasilnya tercampur dengan sedikit

kotoran yang diperoleh dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, teknik pemisahan

yang akan digunakan yakni rekristalisasi. Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat secara

mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam

Page | 9

pelarut panas (atau campuran pelarut) kemudian mendinginkan larutan secara perlahan

samapi terbentuk kristal yang murni.

Tahap – tahap yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya,yaitu :

1.Memilih pelarut yang cocok

Pelarut yang umum digunakan jika diurutkan sesuai dengan kenaikan

kepolarannya adalah petroleum eter (n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil asetat,

etanol, methanol, dan air). Pelarut yang cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat

tertentu adalah pelarut yang dapat melarutkan secara baik zat tersebut dalam keadaan

panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan dingin.

2.Melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit mungkin.

Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pelarut panas dengan

volum sedikit mungkin, sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu

encer, uapkan pelarutnya sehingga tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut,

mula – mula zat itu dilarutkan dalam pelarut yang baik dalam keadaan panas sampai

larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baik tetes demi tetes sampai timbul

kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar kekeruhannya hilang

kemudian disaring.

3. Penyaringan

Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak

larut. Penyaringan larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zat –

zat pengotor yang tidak larut atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan

lainnya. Agar penyaringan berjalan cepat, biasanya digunakan corong Buchner. Jika

larutannya mengandung zat warna pengotor, maka sebelum disaring ditambahkan sedikit

( ± 2 % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat warna tersebut. Penambahanarang

aktif tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengadsorbsi senyawa yang dimurnikan.

Page | 10

4. Pendinginan Filtrat

Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk kristal. Kadang – kadang

pendinginan ini dilakukan dalam air es. Penambahan umpan (seed) yang berupa Kristal

murni ke dalam larutan atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat

mempercepat rekristalisasi.

5. Penyaringan dan pendinginan kristal

Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, kristal yang diperoleh

perlu disaring dengan cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian kristal yang

diperoleh dikeringkan dalam eksikator. Setelah proses rekristalisasi maka selanjutnya

proses filtrasi. Pada proses filtrasi menggunakan filtrasi yang berbeda dengan filtrasi

biasa. Pada filtrasi tidak diperbolehkan menggunakan corong biasa, karena ada

kemungkinan kristal yang larut dalam pelarut panas akan mengkristal kembali. Hal itu

disebabkan perbedaan suhu dimana kristal akan mengendap pada suhu rendah.

Untuk mencegah hal ini, maka menggunakan corong panas agar suhu konstan.

Untuk menghilangkan kotoran mekanik seperti gabus, gelas, pasir pada proses

kristalisasi, maka larutan harus disaring dalam keadaan panas. Untuk menghilangkan zat

warna dan zat resinous (hasil kasar suatu sintesa organik sering disertai zat warna yang

dapat larut dalam air panas, lalu sebagian diabsorpsi oleh kristal sehingga kristal

berwarna) dapat digunakan karbon aktif (norit) sebanyak 1-2% bobot kristal. Setelah

didinginkan lalu dipanaskan ± 10 -15 menit dan terakhir disaring, untuk mengambil

kristal tersebut dipisahkan dengan corong Buchner. Setelah kristal tersebut tertinggal

maka dicuci dengan pelarutnya lalu keringkan sampai kering.

Sifat-sifat Asam sulfanilat :

Sifat Fisika :

1. Berbentuk kristal padat transparan atau berwarna putih, dan sedikit berbau

Page | 11

2. Berat molekul : 173,19

3. Titik cair : 288°C

4. Titik didih : 172-187°C

5. Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya

Sifat Kimia :

1. Dapat dihidrolisa menghasilkan asam sulfat dan anilin

2. Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam nitrat

menghasilkan p-nitro anilin

3. Dapat bereaksi dengan amida menghasilkan sulfanilamide.

4. Asam sulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna) dalam air.

Kegunaan Asam Sulfanilat :

1. Sebagai katalis dalam industri

2. Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi.

3. Sebagai zat pendamar ion

4. Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup), pestisida, pewarna makanan, bahan

pencemerlang), obat dan sintesis organik lainnya.

5. Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi (bahan pembuatan obat-obatan dalam

industri farmasi, yaitu sumber bahan obat-obatan sulfa yang bersifat antibacterial

agent)

6. untuk pengobatan penyakit hemolitic streptococcal dan infeksi staphylococcal.

Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan Asam Sulfanilat.

Adapun proses pembuatannya yaitu,

o Skala Laboratorium

Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat

pekat) pada suhu reaksi antara 180°C dan 195°C dengan produk utamanya yaitu asam

sulfanilat, sedangkan produk sampingnya yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan

larutan karena asam sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya

Page | 12

didinginkan. Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat

pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.

o Skala Industri

Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini,

anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang

dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan

dalam ketel besi. Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang

keluar dalam ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan anilin

(dari kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat

dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok karena asam

sulfanilat yang diperoleh cukup pekat dan konversinya besar.

Kebaikan menggunakan proses baking adalah:

- Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan sulfat agar

tidak terbuang begitu saja.

- Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.

- Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.

- Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 – 150°C.

Keburukan menggunakan proses baking adalah :

- Temperatur harus tetap dijaga 150°C karena itu diperlukan pengawas.

- Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.

- Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut terbentuk selama

reaksi.

Page | 13

Bahan yang digunakan untuk pembentukan asam sulfanilat :

1. Anilin

RM : C6H5NH2

BM : 93,13

TL : -6,3 ° C, 267 K, 21 ° F

TD : 184.13 ° C, 457 K, 363 ° F

Warna : tak berwarna cairan kuning

Kelarutan : dapat larut dalam eter, alkohol, benzene, dan pelarut organic lain.

kelarutan 9,7 g/100g air

Beracun, berbau tak sedapm mudah terbakar, non polar

Dapat bereaksi dengan asam sehingga membentuk garam

Kegunaan : pembuatan perwarna, obat, mesin, varnish, parfum, shoe blacks, pelarut

2. Asam Sulfat pekat

RM : H2SO4

BM : 98,07

TL : 10,49°C

TD : 340°C

Warna : cairan bening, tak berwarna,

Korosif, beracun

Pada 340°C mengalami dekomposisi menjadi SO3 dan H2O

Kelarutan : larut dalam air pada semua kepekatan

Kegunaan : bahan kimia pengilangan, produksi baja, memproses bijih mineral,

sistesis kimia, pembuatan aluminium sulfat, pemrosesan air limbah dan

penapisan minyak.

3. Natrium Hidroksida

Nama lain : Soda kaustik

RM : NaOH

Page | 14

BM : 40,00

TL : 318 °C (591 K)

TD : 1390 °C (1663 K)

Warna : zat padat putih

Sangat korosif

Diudara menyerap CO2 dan air

Amorf, beracun

Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur

Kelarutan : larut dalam air 111 g/100 ml (20 °C) dan alkohol, tidak larut dalam eter

Kegunaan : basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,

sabun dan deterjen.

4. Norit

Kristal warna hitam

TL : >3500°C

TD : 4200°C

Beracun, amorf

IV. TUJUAN

1. Dapat menjelaskan reaksi substitusi elektrofilik (elektrofil SO3 sebagai model) dalam

peristiwa sulfonasi

2. Memahami sulfonasi yang benar.

3. Terampil dalam menggunakan karbon aktif (dalam proses penghilangan warna) pada

proses rekristalisasi.

V. BAHAN

1. Anilin 3,75 ml

2. Asam sulfat pekat 7.5 ml

3. NaOH 2N

4. Norit 500 mg

Page | 15

VI. ALAT

1. Labu alas bulat 250 ml

2. Termometer 300°C

3. Gelas piala

4. Gelas arloji

5. Pendingin udara

6. Gelas ukur

7. Corong Buchner

8. Labu hisap

9. Pengaduk gelas

10. Pipet tetes

VII.CARA KERJA

1. Dimasukkan 3,75 ml anilin ke dalam labu alas bulat 250 ml. Tambahkan 7.5 ml asam sulfat

pekat secara sedikit demi sedikit, selama penambahan dikocok perlahan-lahan. Lalu

didinginkan labu tersebut dengan air kran.

2. Labu dipanaskan dengan tangas udara pada temperatur 180o-190oC selama 5 jam, sampai

sulfonasi sempurna yaitu bila 2 tetes hasil tersebut larut sempurna dalam 4 ml larutan NaOH

2N tanpa menunjukkan kekeruhan.

3. Bila sulfonasi sudah sempurna pemanasan dihentikan. Didiamkan hasil mendingin sampai

suhu 50°C, lalu dituangkan hati-hati melalui pengaduk ke dalam 25 ml air es. Diamkan 10

menit.

4. Dikumpulkan hasil asam sulfanilat yang mengendap dengan menggunkan corong Buchner.

Dicuci hasil dengan sedikit air, lalu dikeringkan.

5. Rekristalisasi :

Dilarutkan kepingan-kepingan hasil dengan air mendidih, seminimal mungkin (40ml)

Page | 16

Bila hasil larutannya berwarna, ditambahkan ± 0,5 g norit lalu didihkan lagi selama 10-

15 menit.

Disaring dengan corong panas, filtrat yang diperoleh dibiarkan mendingin, maka pada

pendinginan akan terbentuk kristal yang tidak berwarna, yaitu asam sulfanilat dihidrat.

Dikeringkan kristal yang telah diperoleh dalam eksikator.

6. Timbang hasil

VIII. REAKSI DAN MEKANISME REAKSI

a. REAKSI

b. MEKANISME REAKSI

Page | 17

IX. SKEMA KERJA

Page | 18

Anillin 3,75 ml dimasukkan ke labu alas bulat

Tambahkan H2SO4 pekat 7,5 ml sedikit demi sedikit (sambil dialiri air keran)

Didihkan dengan tangas udara selama 4-6 jam sampai sulfonasi terjadi sempurna

Tes : 2 Tetes larutan larut dalam 4 ml NaOH 2N (tidak keruh)Diamkan sampai suhu 500 C

Tuang ke 25 ml air es

Saring dengan corong Buchner

Kristalnya dikeringkan

Masukkan ke beker glass dan larutkan dalam 40 ml air mendididh

Bila berwarana, dinginkan, tambahakan norit, lalu didihkan lagi

Disaring dengan corong panas dan biarkan samapai dingin

Kristal disaring dengan corong buchner

Keringkan Kristal dalam eksikator

Timbang Hasil

X. GAMBAR PENGGUNAAN DAN PEMASANGAN ALAT

Page | 19

Anillin 3,75 ml dituang

Labu alas bulat 250 ml

Tambahakan H2SO4 pekat 7,5 ml sedikit demi sedikit sambil digoyangkan

Panaskan denga tangas udara pada suhu 1800-1900 C selama 4-6 jam

Diamkan sampai suhu 500 CTes : 2 Tetes larutan larut dalam 4 ml NaOH 2N (tidak keruh)

Tuangkan perlahan ke air es sebanyak 25 ml, aduk perlahan

Saring dengan corong Buchner

1

2

3

4

5

6

78

Page | 20

Siapkan air panas 40 mlTambahkan air panas ad Kristal larut

Didihkan 10-15 menit

Jika berwarna tambahkan norit

Dinginkan hingga suhu 500 C

Tambahkan 0,5 gram norit

Didihkan kembali

Saring panas

Filtrat didiamkan ad dingin dan terbentuk kristal

8

9

10

1

1

1

1

1

Page | 21

Saring dengan corong Buchner

Timbang hasil

1

11

12

2

Keringkan menggunakan eksikator

XI. HASIL PERCOBAAN

Hasil teoritis : 4 g

Hasil praktikum : 500 mg

Presentase hasil : 12.5 %

Titik didih teoritis : -

XII. PEMBAHASAN

Pemurnian asam sulfanilat dilakukan dengan cara rekristalisasi. Campuran organik

padat bila dipisahkan dengan reaksi organik jarang bisa murni. Hasilnya tercampur dengan

sedikit kotoran yang diperoleh dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, teknik

pemisahan yang akan digunakan yakni rekristalisasi. Rekristalisasi adalah pemurnian zat

padat secara mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan

kristal dalam pelarut panas (atau campuran pelarut) kemudian mendinginkan larutan secara

perlahan samapi terbentuk kristal yang murni.

Untuk membuat asam sulfanilat dari anilin, maka anilin perlu direaksikan dengan

H2SO4. Langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan 3,75 ml anilin ke dalam labu alas

bulat 250 ml diusahakan agar anilin tidak melengket pada leher labu.

selanjutnya ditambahkan 7.5 ml H2SO4 pekat sedikit demi sedikit menggunakan pipet sambil

dialiri dengan air kran sampai larutan dingin. Pada saat penambahan H2SO4 pekat anilin

mengeluarkan uap putih menyerupai asap (Putih anilin monosulfat), dan campuran antara

anilin dengan H2SO4 pekat menghasilkan endapan yang berbentuk seperti karang, berwarna

merah muda – abu – abu.

Pada saat penambahan H2SO4(p) dilakukan secara sedikit demi sedikit, dikarenakan

H2SO4(p) bersifat eksoterm, sehingga jika ditambah sekaligus akan timbul percikan api. Asam

sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya dengan

nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi substitusi elektrofilik,

tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel).

Page | 22

180o-190oC

Jika penambahan H2SO4(p) pada suhu < 150° akan terbentuk orto dan jika suhu > 200°

akan terjadi trisubtitusi (karena NH2 orto, para kuat).

Berikutnya dipasang alat kondensor refluks yang dilengkapi dengan penangas udara.

Digunakan penangas udara karena suhunya lebih dari 100°C.

Dipasang juga thermometer yang berfungsi agar kita dapat memantau suhu supaya tetap

stabil. Pendingin berperan sebagai pendingin agar pada proses reflux, volume zat yang

dipanaskan tak berkurang. Prinsip dasar reflux ialah memanaskan suatu larutan pada suhu

tinggi tanpa mengurangi volume larutan. Pada pemanasan ini suhu harus dijaga yaitu 180°C-

190°C, karena suhu dibawah 180°C hanya akan membentuk senyawa orto.

Pemanasan berlangsung selama 2.5 jam. Sulfonasi dicek dengan meneteskan larutan

hasil sulfonasi sebanyak 2 tetes pada 4 ml NaOH 2N. bila sulfonasi sudah sempurna, larutan

aan larut sempurna pada NaOH 2N. Selanjutnya larutan didinginkan hingga suhu 50°C.

Setelah suhu 50°C larutan dituangkan kedalam es batu ± air. Jika larutan belum sampat 50°C

sudah dituangkan dalam es batu, molekul – molekul asam sulfanilat yang masih aktif akan

berikatan dengan molekul – molekul air sehingga hasil kristalnya akan kecil – kecil.

Selanjutnya disaring dengan corong Buchner dan pompa hisap akan didapatkan

padatan diatas kertas saring. Padatan tersebut dimasukkan kedalam air panas mendidih 40

ml dan ditambahkan norit 500 mg hingga berwarna hitam pekat, diaduk terus (proses

rekristalisasi). Penambahan norit bertujuan untuk menyerap warna-warna pengotor, agar

kristal yang dihasilkan bersih. Setelah itu disaring dengan corong panas. Corong panas harus

benar benar panas. Digunakan corong panas agar larutan asam sulfanilat tidak mengkristal

lebih dulu saat disaring. Setelah penyaringan, hasil berupa filtrate didinginkan hingga

terbentuk Kristal asam sulfanilat, lalu diasring menggunakan corong Buchner. Setelah itu

Page | 23

Kristal dikeringkan menggunakan oven, dimana seharusnya pengeringan yang diganakan

adala eksikator. Lalu langkah terakhir, ialah menimbang bobot Kristal asam sulfanilat yang

didapat.

Dalam reaksi pembentukan asam sulfanilat digunakan tangas udara bukan tangas

minyak, karena untuk memudahkan dalam melihat angka pada termometer. Walaupun dalam

penggunaan tangas udara ada kelemahannya, yaitu panas udara yang sulit dikontrol sehinnga

cara mengatasi kelemahan tersebut harus mengatur api yang digunakan sehingga panas

dapat terkontrol.

Salah satu penyebab reaksi sulfonasi tidak sempurna adalah suhu dan waktu yang

belum tercapai, oleh karena itu dalam pengerjaannya, dibutuhkan ketelitian dan

keterampilan dari praktikan.

Asam sulfanilat tidak perlu ditentukan titik lelehnya, karena :

ada tekanan 1 atm, sebelum meleleh asam sulfanilat sudah terurai terlebih dahulu

Untuk menentukan titik leleh, perlu dilakukan pada ruangan yang tertutup

(tekanannya di bawah 1 atm). Hal ini merupakan hal yang sulit dan rumit untuk

dilakukan.

Pada saat proses rekristalisasi, jangan sampai penambahan pelarutnya terlalu banyak, hal

ini akan menyebabkan Kristal tidak dapat mengendap kembali.

XIII. DISKUSI

1. Mengapa penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan sedikit demi sedikit sambil

dikocok pelan?

Karena H2SO4(p) bersifat eksoterm, sehingga jika dituang langsung akan timbul percikan

api dan akan terjadi lonjakan suhu.

2. Apa yang terjadi bila temperatur reaksi berlangsung dibawah 150°C atau diatas 200°C?

Jawab :

Page | 24

Jika suhu < 150°C maka akan terbentuk orto

Jika suhu >200°C akan terjadi trisubstitusi (karena NH2 orto para kuat)

3. Apa kegunaan NaOH 2N? Bagaimana reaksinya?

Jawab :

NaOH digunakan untuk menguji apakah sudah terbentuk asam sulfanilat. Jika ditambah

NaOH dan tidak muncul kekeruhan itu menandakan bahwa sudah terbentuk asam

sulfanilat karena asam sulfanilat larut dalam NaOH.

Page | 25

4. Apa akibat kelebihan penambahan pelarut untuk rekristalisasi?

Jika kelebihan pelarut untuk rekristalisasi maka akan sulit membuat bahan tersebut

mengkristal.

5. Mengapa asam sulfanilat tidak ditetapkan titik lelehnya?

Tidak ditetapkan titik lelehnya karena asam sulfanilat mempunyai range titik leleh yang

luas (tidak mempunyai titik leleh yang pasti).

XIV. KESIMPULAN

o Anilin tergolong senyawa yang memiliki sifat basa lemah. Anilin juga larut didalam air

ketika dalam bentuk garamnya dengan asam kuat.

o Asam sulfanilat dibentuk dengan mereaksikan anilin dengan H2SO4 pekat.

o Reaksi yang terjadi adalah reaksi sulfonasi, yaitu reaksi substitusi elektrofilik pada

senyawa aromatis.

o Asam sulfanilat larut dalam air panas dan kelarutanny rendah pada suhu rendah sehingga

asam sulfanilat mengkristal pada suhu rendah.

o Suhu pada pemanasan harus benar – benar dijaga antara 180-190°C

o Pemurnian dilakukan dengan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kembali kristal yang

terbentuk ke dalam air panas. Kemudian dilakukan penambahan norit untuk

menghilangkan zat warna. Setelah itu direkristalisasi kembali dalam es (air dingin).

Page | 26

Tanda Tangan Praktikan

Praktikan 1, Praktikan 2,

Maria Lovenia Limantara I Putu Agus Yulyastrawan

Page | 27

Page | 28