anti muskarinik revisi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
1/14
i
Anti Muskarinik
Nama:
Nanda Nurul Harfia
Norita Raja Gukguk
Nur Rohmah Putri R
Rahma Sari
Rojiatusyarifah
Siti Jaimunah
Siti Jamila
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
S1 KEPERAWATAN SEMESTER V
Gedung Hz Jl. Harapan No. 50 Lenteng Agung, Jakarta 12610, DKI
Telepon: 021-78894044, Fax: 021-78894045, Website:www.stikim.ac.id
Email: [email protected]
http://www.stikim.ac.id/http://www.stikim.ac.id/ -
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
2/14
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmatbeserta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Anti-
Muskarinik. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliahFarmakologi.
Tidak lupa kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan
yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun
sistematika. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran untuk
perbaikan dan kesalahan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dalam
upaya peningkatan wawasan wacana kesehatan. Akhir kata, semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua.
Jakarta, Oktober 2015
Penyusun
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
3/14
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .... i
Daftar Isi .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
....
....
....
....
1
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
B.
Penggolongan Obat
C. Mekanisme Kerja Obat
D. Efek Kerja Obat
E.
Indikasi, Dosis, dan Rute Pemberian
F. Efek Samping dan Kontraindikasi
....
....
....
....
....
....
3
5
5
5
6
8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
....
....
9
9
Daftar Pustaka .... iii
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
4/14
1
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
5/14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif
efek suatu agonis di tempat ikatan agonis disebut antagonis.
Antagonis kolinergik (disebut juga obat penyekat kolinergik atau obat antikolinergik)
mengikat kolinoseptor tetapi tidak memicu efek intraseluler diperantarai reseptor seperti
lazimnya. Yang paling bermanfaat dari obat golongan ini adalah menyekat sinaps
muskarinik pada saraf parasimpatis selektif. Oleh karena itu, efek persarafi parasimpatis
menjadi terganggu dan kerja pacu simpatis muncul tanpa imbangan.
Kelompok kedua obat ini, penyekat ganglionik, nampaknya lebih menyekat reseptor
nikotinik pada ganglia simpatis dan parasimpatis. Keluarga ketiga senyawa ini, obat
penyekat neuromuskular, mengganggu transmisi impuls eferen yang transmisi impuls
eferen yang menuju otot rangka. Adapun obat yang akan dibahas pada makalah ini adalah
obat antimuskarinik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut
1. Bagaimana Anatomi Fisiologi sistem Saraf? menuju otot rangka. Adapun obat yang
akan dibahas adalah obat antimuskarinik.
2.
Bagaimana Mekanisme Kerja Obat Antimuskarinik?
3. Apa Penggolongan Kerja Obat Antimuskarinik?
4.
Bagaimana Efek kerja Obat Antimuskarinik?
5.
Bagaimana Dosis dan Rute Pemberian Antimuskarinik?
6. Apa Efek Samping Antimuskarinik?
7. Bagaimana Indikasi dan Kontra Indikasi Antimuskarinik?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
6/14
2
1. Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Saraf.
2. Mengetahui Mekanisme Kerja Obat Antimuskarinik.
3.
Mengetahui Penggolongan Kerja Obat Antimuskarinik.
4. Mengetahui Efek kerja Obat Antimuskarinik.
5. Mengetahui Dosis dan Rute Pemberian Antimuskarinik.
6.
Mengetahui Efek Samping Antimuskarinik.
7. Mengetahui Indikasi dan Kontra Indikasi Antimuskarinik.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini yakni dapat memberikan informasi mengenai
antikolinergik yang terdapat pada obat.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
7/14
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuro). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk memelihara
fungsi tubuh.
Sistem saraf terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1.
Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
2. Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem Saraf Tepi (SST) merupakan kumpulan saraf yang merupakan lanjutan dari otak
dan spinal cord. Sel-sel saraf ini membawa implus dari dan ke saraf pusat.
Sistem Saraf tepi (SST) terdiri dari:
a.
Saraf Motorik: Puncak peranan dari sistem saraf adalah pengendalian berbagai
aktifitas tubuh. Kemampuan ini dapat dicapai melalui pengendalian:
1) Kontraksi otot rangka seluruh tubuh,
2) Kontraksi otot polos viseral,
3) Sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin.
Seluruh aktivitas pengendalian ini disebut fungsi dari sistem saraf motorik,
sedangkan otot dan kelenjar disebut efektor karena ia melakukan fungsi yang
ditetapkan oleh isyarat saraf.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
8/14
4
b. Saraf Otonom
Tidak semua sistem kerja saraf terjadi secara sadar. Seperti saraf-saraf yang
mengontrol detak jantung, pupil mata, otot polos, dan lain sebagainya. Sistem saraf
otonom terdiri menjadi dua macam, yaitu:
1) Sistem Saraf Simpatik
Sistem saraf simpatik disebut adrenergik. Adrenergik adalah zat yang dapat
menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan simpatis dan
melepaskan noradrenalin di ujung-ujung sarafnya.
2) Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik disebut dengan kolinergik karena di aktivasi oleh
asetilkolin yang dihasilkan oleh postganglion. Saraf parasimpatik biasanya
cenderung bertindak berlawanan terhadap saraf simpatik, seperti memperlambat
detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
Saraf parasimpatik terdiri dari:
a)
Kolinergik: Kolinergik adalah zat yang dapat menimbulkan efek yang sama
dengan stimulasi susunan saraf parasimpatik karena melepas asetikolin.
Efeknya menyerupai keadaan istirahat dan tidur.
b)
Antikolinergik: Antikolinergik melawan khasiat asetilkolin dengan jalan
menghambat trauma reseptor-reseptor muskarin yang terdapat di SSP dan
organ perifer. Zat-zat ini tidak bekerja terhadap reseptor nikotin, kecuali zat
ammonium kwatener yang berdaya ringan terhadapnya.
Penerusan Impuls Pada Saraf Otonom
Pada saraf otonom, impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor, organ ujung) secara
tidak langsung.
Saraf otonom dibeberapa tempat terkumpul di sel sel ganglion (kumpulan sel-sel
saraf diluar SSP), dimana terdapat sinaps (celah diantara 2 neuron).
Neuron/saraf preganglioner : saraf yg meneruskan impuls dari SSP ke ganglia.
Neuron postganglioner : saraf antara ganglia & organ ujung/efektor.
Impuls dari SSP dalam sinaps diteruskan dari satu neuron ke neuron lain secara
kimiawi melalui neurotransmitter / neurohormon.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
9/14
5
B. Penggolongan Obat
Obatobat otonom adalah obatobat yang dapat mempengaruhi penerusan impuls dalam
SSO dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan, dan penguraian
neurotransmiter atau mempengaruhi kerja neurotransmitter terhadap reseptor khusus.
Akibatnya adalah dipengaruhinya fungsi organ (otot polos, jantung, dan kelenjar).
Obat parasimpatikolitika adalah obat yang menghambat efek kolinergik yang muscarik,
tidak efek nikotinik karena itu juga disebut antimuskarinik/ antagonis kolinergik/
antispasmodik.
Macam obat antimuskarinik :
1. Alkaloid beladona (atropin, skopalamin, dan homatropin)
2. Zat amonium kuarterner (propantein, ipratropium dan tiotropium)
3.
Zat amin tersier (pirenzepin, flavoxat, oksibutinin, tolterodin, dan tropicamida)
C. Mekanisme Kerja Obat
1.
Alkaloid beladona: bekerja menyekat reseptor muskarinik yang menyebabkan
hambatan semua fungsi muskarinik. Atropine, alkaloid belladonna, memiliki
afinitas kuat terhadap reseptor muskarinik, dimana obat ini terikat secara kompetitif,
sehingga mencegah asetilkolin terikat pada tempatnya di reseptor muskarinik.
Atropine menyekat reseptor muskarinik baik di sentral maupun di saraf tepi. Kerja
obat ini secara umum berlansung sekitar 4 jam kecuali bila diteteskan ke dalam
mata, maka kerjanya bahkan sampai berhari-hari.
2. Zat ammonium kuartener: Bekerja sebagai antispasmodik dengan menurunkan
tonus dan pergerakan saraf otot polos saluran cerna dengan cara memblok reseptor
asetilkolin pada ujung saraf.
3. Zat amin tersier: Mekanisme kerja belum diketahui secara pasti. Tetapi
mempengaruhi relaksasi otot polos endogen.
D. Efek Kerja Obat
1. Memperlebar pupil (midriasis) dan mengurangi akomodasi
2. Mengurangi pengeluaran kelenjar (ludah, dahak, keringat)
3. Mengurangi tonus dan motilitas saluran lambung - usus dan produksi HCl lambung
4. Bronkhodilatasi
5.
Meningkatkan frekuensi jantung
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
10/14
6
6. Relaksasi otot polos dari organ urogenital sehingga mempercepat pengosongan
kandung kemih & meningkatkan kapasitasnya.
7.
Merangsang & menekan SSP pada dosis tinggi (kecuali zat amonium kwaterner).
E. Indikasi, Dosis, Rute Pemberian
Obat Golongan Indikasi Dosis & Rute Pemberian
Atropine
Alkaloid
Beladona
Sebagai midriatikum, untuk
memperlebar pupil & mengurangi
akomodasi; sebagai antidote pada
keracunan kolinergik &
antikolinetrase; sebagai pramedikasi
pra-bedah, untuk mengurangi sekresi
ludah & bronchi & sebagai sedative
berdasarkan efek menekan SSP yang
digunakan bersama anestesika umum
sebelum pembedahan (pramedikasi)
Umumnya berkisar 0,251
mg (tablet atau suntikan);
Untuk keracunan
antikolinesterase digunakan
dosis 2 mg/kali
Skopolamin
Sebagai anti mabuk perjalanan
mencegah mual muntah; sebagai
pramedikasi pra-bedah, untuk
mengurangi sekresi ludah & bronchi
& sebagai sedative berdasarkan efek
menekan SSP yang digunakan
bersama anestesika umum sebelum
pembedahan (pramedikasi)
Untuk skopolamin
metilbromida dosis oralnya
adalah 2,5 mg
Homatropin Sebagai midriatik, antispasmodik
Sebagai midriatik (larutan 2-
5 % homatropin HBr;
Homatropin metilbromida
sebagai obat antispasmodik
(dosis oral 2,5-5 mg)
Propantein Zat
Ammonium
Kuartener
Sebagai spasmolitik (pereda kejang
otot) dari saluran lambung-usus,
empedu, dan organ urogenital
Oral 3 dd 15 mg (HBr)
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
11/14
7
Ipratropium
Zat
Ammonium
Kuartener
Sebagai inhalasi pada asma dan
bronkhitis
Ipratropium bromida tersedia
dalam Nebulizer solution
0,025% (0,25 mg/ml) dan
0,05% (0,5 mg/ml). Dosis
yang direkomendasikan
untuk anak adalah 0,25 mg-
0,5 mg yang diencerkan
dalam 2-5 ml NaCl 0,9%
yang diberikan 3 kali pada
satu jam pertama (setiap 20
menit untuk 3 dosis yang
selanjutnya pemberiannya
tergantung kebutuhan.)
Tiotropium
Sebagai inhalasi pada asma dan
bronkhitis (bronkhodilatasinya lebih
lama dari pada ipratropium)
1x sehari (inhalasi)
Pirenzepin
Zat Amin
Tersier
Tukak lambung-usus & gastritis guna
mengurangi sekresi HCl
Oral 2 dd 50 mg pada pagi
hari
Flavoxat Merelaksasi langsung terhadap otot
kandung kemih
Pada urge-inkontinensi 3 dd
200-400 mg (garam HCl)
Oksibutinin
Untuk mengurangi kontraksi spontan
& hasrat BAK pada inkontinensi urin
karena instabilitas otot polos kandung
kemih; juga pada kejang-kejang
kandung kemih akibat iritasi oleh
kateter
Oral 3 dd 2,5 mg (HCl), bila
perlu 3-4 dd 5 mg
Tolterodin Digunakan pada urge-inkontinensi
kemih
Oral 3dd 2,5-5 mg (tartrat)
Tropicamida Digunakan sebagai midriatikum
Untuk midriasis 1-2 tetes
larutan 0,5% minimal 15 mnt
sebelum pemeriksaan mata
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
12/14
8
F. Efek Samping dan Kontraindikasi
Efek Samping:
Efek samping: Efek samping antimuskarinik meliputi konstipasi, bradikardi selintas
(diikuti takikardia, palpitasi dan aritmia), penurunan sekresi bronkus, sulit berkemih
(urinary urgency and retention), dilatasi pupil dengan hilangnya akomodasi,
fotofobia, mulut kering, kulit mengering dan memerah. Efek samping yang jarang
terjadi adalah kebingungan (terutama pada lansia), mual, muntah dan giddiness
(rasa pusing dan gamang), glaukoma sudut sempit sangat jarang terjadi.
Kontraindikasi
Antimuskarinik dikontraindikasikan pada angle-closure glaucoma, miastenia gravis
(namun dapat digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik dari
antikolinesterase), ileus paralitik, stenosis pilorik dan pembesaran prostat.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
13/14
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat antikolinergik adalah obat yang mempengaruhi fungsi persarafan. Di dalam tubuh
manusia terdiri dari beribu-ribu sel saraf. Sel saraf satu dengan yang lainnya berkomunikasi
melalui zat yang disebut sebagai neurotransmitter.
Asetikolin bekerja pada saraf yang memiliki efek relaksasi tubuh dan melemaskan otot.
Obat antikolinergik bekerja menghambat asetikolin tersebut sehingga akan menurunkan
fungsi saraf paasimpatis.
Penggunaan obat ini untuk merangsang susunan saraf pusat (merangsang nafas, pusat
vasomotor dan sabagainya, antiparkinson), mata (midriasis dan sikloplegia), saluran nafas
(mengurangi sekret hidung, mulut, faring dan bronkus), sistem kardiovaskular
(meningkatkan frekuensi detak jantung, tidak mempengaruhi tekanan darah), saluran cerna
(menghambat peristaltik usus / antispasmodik, menghambat sekresi liur dan menghambat
sekresi asam lambung).
Contoh obat antikolinergik adala atropine, benzatropin, iratopium, demenhidramin,
diphenhirdamin, oksibutin, dan lain-lain.
B. Saran
Obat golongan antimuskarinik ini bekerja menyekat reseptor muskarinik yang
menyebabkan hambatan semua fungsi muskarinik. Bertentangan dengan obat agonis
kolinergik yang kegunaan terapeutiknya terbatas, maka obat penyekat kolinergik ini sangat
menguntungkan dalam sejumlah besar situasi klinis namun penggunaannya juga harus tepat
dan sesuai dosis sehingga fungsi dari obat golongan ini dapat optimal serta efek samping
yang ditimbulkan pun dapat ditekan seminimal mungkin.
-
7/25/2019 Anti Muskarinik Revisi
14/14
iii
DAFTAR PUSTAKA
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-
obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-mortilitas-0.Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
http://slideplayer.info/slide/1990984/.Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
http://iyankchemiztry.blogspot.co.id/2010/12/antagonis-kolinergik-html.Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2015.
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/04/obat-otonomik.html. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2015.
http://tendytendud.blogspot.co.id/2010/12/obat-otonomik_28.html. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2015.
http://www.slideshare.net/AlindaVisca/3-obat-obat-kolinergik. Diakses pada tanggal
19 Oktober 2015.
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-mortilitas-0http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-mortilitas-0http://slideplayer.info/slide/1990984/http://iyankchemiztry.blogspot.co.id/2010/12/antagonis-kolinergik-htmlhttp://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/04/obat-otonomik.htmlhttp://tendytendud.blogspot.co.id/2010/12/obat-otonomik_28.htmlhttp://www.slideshare.net/AlindaVisca/3-obat-obat-kolinergikhttp://www.slideshare.net/AlindaVisca/3-obat-obat-kolinergikhttp://tendytendud.blogspot.co.id/2010/12/obat-otonomik_28.htmlhttp://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/04/obat-otonomik.htmlhttp://iyankchemiztry.blogspot.co.id/2010/12/antagonis-kolinergik-htmlhttp://slideplayer.info/slide/1990984/http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-mortilitas-0http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-mortilitas-0