analisis tentang faktor-faktor yang …

20
ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMILIHAN KARIR BAGI MAHASISWA AKUNTANSI: ANTARA AKUNTAN PUBLIK VERSUS NON AKUNTAN PUBLIK Lutfi Harris Ali Djamhuri Fakultas Bkonomi Universitas Brawijaya Abstract This study compares accounting students who choose a career as public accountant (Group l)t o those students who did not (Group II). A questionaire consisting of 18 questions concerning five career se- lection factors were addressed, namely, intrinsic values ofjob, flex- ibility, job market opportunities, perceived benefit of being a public accountant, and perceived cost of being a public accountant. By employing a survey method to 148 accounting students of Brawijaya University Malang and Airlangga University Surabaya, t- test were used to compare responses o f students selecting the public accountant and those selecting non-public accountant career. Multi- variate Discriminant Analysis was also used to assess the ability of five factors to distinguish between these two groups. The results indicate that based on their average score, those selecting public accountant are more concerned with the above five factors. However, based on the independent sample t-test, there are only two questions resulting in scores that were statistically signifi- cant: (l)jo b market opportunity that is as ajob with long-term earning and (2) flexibility that public accountant is a flexible job. These find- ings were also supported by the analytical result from multivariate discriminant analysis (MDA). The highest explanatory power variable differentiating the two groups is job market opportunity. Key words: carrier selection, accounting students, public and non public accountants, intrinsic values, flexibility, job mar- ket opportunities. 1. Pendahuluan Dewasa ini minat masyarakat untuk mengetahui perkembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia cukup menggembirakan. Akuntansi mendapat tempat yang cukup istimewa dalam kurikulum sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini terbukti dari tumbuh subumya lembaga-lembagapendidikan tinggi negeri 116

Upload: others

Post on 17-Apr-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMILIHAN KARIR BAGI MAHASISWA

AKUNTANSI: ANTARA AKUNTAN PUBLIK VERSUS NON AKUNTAN PUBLIK

Lutfi Harris Ali Djamhuri

Fakultas Bkonomi Universitas Brawijaya

Abstract

This study compares accounting students who choose a career as public accountant (Group l)to those students who did not (Group II).A questionaire consisting of 18 questions concerning five career se­lection factors were addressed, namely, intrinsic values of job, flex­ibility, job market opportunities, perceived benefit of being a public accountant, and perceived cost o f being a public accountant.

By employing a survey method to 148 accounting students of Brawijaya University Malang and Airlangga University Surabaya, t- test were used to compare responses o f students selecting the public accountant and those selecting non-public accountant career. Multi­variate Discriminant Analysis was also used to assess the ability of five factors to distinguish between these two groups.

The results indicate that based on their average score, those selecting public accountant are more concerned with the above five factors. However, based on the independent sample t-test, there are only two questions resulting in scores that were statistically signifi­cant: (l)job market opportunity that is as a job with long-term earning and (2) flexibility that public accountant is a flexible job. These find­ings were also supported by the analytical result from multivariate discriminant analysis (MDA). The highest explanatory power variable differentiating the two groups is job market opportunity.

Key words: carrier selection, accounting students, public and non public accountants, intrinsic values, flexibility, job mar­ket opportunities.

1. Pendahuluan

Dewasa ini minat masyarakat untuk mengetahui perkembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia cukup menggembirakan. Akuntansi mendapat tempat yang cukup istimewa dalam kurikulum sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini terbukti dari tumbuh subumya lembaga-lembagapendidikan tinggi negeri

116

Page 2: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume //, Nomor 2, September 2001

dan swasta maupun kursus akuntansi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini turut ditunjang dengan tersedianya peluang keija yang relatif lebih luasyang dijanjikan oleh dunia usaha pada lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki kemampuan di bidang akuntansi.

Pertumbuhan yang pesat pada lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terdidik ini, maka harus diupayakan untuk mempertahankan kualitas dan kompetensi lulusannya (saijana akuntansi) sehingga mereka memiliki kompetensi teknis dan moral yang memadai untuk mendapatkan peluang keija yang kian terbatas. Secara umum, Saijana Ekonomi akuntansi setelah menyelesaikan j enjang pendidikan SI memiliki altematif pilihan karir Pertama, dapat langsung bekeija baik sebagai karyawan perusahan, karyawan instansi pemerintah maupun berwiraswasta. Kedua, melanjutkan j enjang akademik S2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan kata lain, mahasiswa setelah menyelesaikan j enjang pendidikan saijana akuntansinya dapat memilih untuk menjadi akuntan publik atau memilih untuk menjalani profesi selain akuntan publik (Astami, 2001: 58).

Perencanaan karir merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam karier (Beny, 1997). Akan tetapi, sebagian besar orang tidak dapat melakukan perencanaan karir secara tepat karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa mendatang. Demikian halnya yang dialami mahasiswa tahun terakhir, mereka sangat membutuhkan masukan dari para pendidik dalam perencanaan karir agar masa studi mereka dapat dimanfaatkan secara efektif.

Hal yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan riset ini adalah keingintahuan peneliti tentang sejauh mana mahasiswa jurusan akuntansi telah memiliki pemahaman yang memadai tentang profesi akuntan khususnya akuntan publik. Dengan bekal pemahaman yang memadai tentang profesi akuntan, diharapkan mahasiswa dapat memberikan penjelasan tentang rencana karir dan alasan yang mendasari mereka untuk memilih maupun tidak memilih berprofesi baik sebagai akuntan publik.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini antara lain penelitian oleh Sandra Felton et al (1994) dan Astami (2001). Felton et. al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi akuntan publik. Hasil penelitian terhadap 827 mahasiswa sekolah bisnis pada tujuh universitas di Ontario, diketahui terdapat empat faktor yang dapat membedakan antara mahasiswa yang memilih berkarir sebagai akuntan publik dengan yang berkarir di non akuntan publik. Mahasiswa yang memilih berprofesi sebagai akuntan publik: ( 1 ) kurang mempertimbangkan faktor nilai intrinsik pekeijaan sebagai akuntan dan penghasilan awai; (2 ) lebih menekankan pada penghasilan jangka panjang dan kondisi pasar kerja; (3) merasakan lebih besar manfaat dibanding pengorbanannya untuk menjadi akuntan publik (RATIO); (4) dan pemilih profesi akuntan publik harus memiliki pendidikan akuntansi yang cukup. Faktor terpenting yang membedakan kedua kelompok adalah faktor RATIO.

Lebih lanjut, Astami (2001) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi Akuntan Publik (AP) dan Non Akuntan Publik (NAP) bagi mahasiswa jurusan Akuntansi STIE Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan survey terhadap ± 530 responden mahasiswa SI jurusan Akuntansi. Selanjutnya peneliti melakukan perbandingan antara faktor-faktor

117

Page 3: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

yang mempengaruhi pemilihan profesi AP dan NAP. Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi dari penelitian ini meliputi 5 hal dan satu elemen yang mengkaitkan dua dari lima hal tersebut. Kelima hal tersebut adalah: (1) Nilai intrinsik pekeijaan, (2) Gaji, (3) Jumlah tawaran lowongan kerja, (4) Persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan (5) Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan (cost) dari profesi akuntan publik. Satu elemen lain yang dianalisis dalam penelitian ini adalah rasio antara manfaat dengan pengorbanan dalam profesi akuntan publik.

Hasil survey ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan di antara dua kelompok berkaitan dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih profesi AP dan profesi NAP. Secara rata-rata, pemilih profesi AP lebih mempertimbangkan keseluruhan lima faktor pertimbangan pemilihan profesi. Faktor-faktor pembeda yang signifikan di antara pemilih profesi AP dan NAP adalah nilai intrinsik pekeijaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik. Mahasiswa pemilih profesi AP lebih mempertimbangkan pekerjaan yang memberikan kebebasan tentang cara penyelesaian tugas dibandingkan dengan pemilih profesi NAP. Mahasiswa pemilih profesi AP juga secara statistik signifikan lebih setuju dengan persepsi bahwa profesi akuntan publik adalah lebih berperan sebagai konsultan yang din amis pada perusahaan dan merupakan pekeijaan yang menarik.

Pada dasarnya metode analisis penelitian ini yaitu penggunaan metode analisis diskriminan merupakan pengulangan (replikasi) dari penelitian Felton (1994) dan 20 item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini direplikasi dari penelitian Astami (2001). Hasil penelitian replikasi ini diharapkan dapat menjelaskan faktor-faktor yang paling berpengaruh bagi mahasiswa akuntansi khususnya mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Airlangga Surabaya. Alasan kedua, penelitian ini ditujukan untuk menguji konsistensi hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya.

Permasalahan yang ingin dijawab dari hasil penelitian ini adalah:1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi rencana mahasiswa akuntansi yang memilih dan yang tidak memilih berprofesi sebagai akuntan publik ?

2. Faktor apakah yang membedakan diantara mahasiswa yang memilih dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik ?

Penelitian ini diharapkan mampu mencapai tujuan sebagai berikut:1. M engetahui rencana mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Brawij aya M alang

dan Universitas Airlangga Surabaya yang hendak berkarir sebagai akuntan publik maupun yang tidak.

2. Dengan menggunakan multivariate discriminant analysis dapat ditentukan faktor-faktor yang secara signifikan membedakan mahasiswa S 1 akuntansi dalam memilih atau tidak memilih berprofesi sebagai akuntan publik.

1.1 Perumusan HipótesisHipótesis yang akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan berdasar hasil-

hasil penelitian terdahulu tentang pilihan karir dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan karir sebagai akuntan publik. Dari penelitian Felton(1994), diketahui terdapat perbedaan dalam faktor-faktor yang mendasari pilihan karir sebagai akuntan publik maupun profesi non akuntan publik. Berdasar hasil analisis penelitian Felton (1994) ini, kriteria pemilihan karir sebagai akuntan publik

118

Page 4: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

dirumuskan menjadi variabel-variabel yaitu variabel nilai intrinsik pekeijaan di bidang akuntansi, fleksibilitas keija akuntan, kesempatan, persepsi mahasiswa tentang manfaat berprofesi sebagai akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan berprofesi akuntan publik.

Variabel nilai intrinsik suatu pekeijaan dapat diasosiasikan sebagai kepuasan yang diperoleh atas suatu pekeijaan yang dilakukan seperti kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas, kemandirian, pengembangan kemampuan intelektual dan seterusnya. Hal ini berbeda dengan imbalan dalam bentuk finansial yang lebih merupakan balas jasa suatu organisasi atas pekeijaan yang telah dilakukan. Preferensi atas imbalan finansial dapat dibedakan atas preferensi untuk memperoleh gaji jangka panjang yang besar dengan preferensi atas gaji awai yang besar. Penelitian Felton (1994) mengindikasikan mahasiswa yang memilih berkarir sebagai akuntan publik berharap akan memperoleh gaji jangka panjarig yang besar dibandingkan mahasiswa yang memilih karir non akuntan publik.

Pertimbangan lain yang digunakan mahasiswa dalam merencanakan karir sebagai akuntan publik adalah fleksibilitas pekerjaan akuntan publik. S ampai saat ini daya serap tenaga keija yang memiliki kemampuan di bidang akuntansi masih relatif cukup besar mengingat ruang lingkup keija yang dapat ditangani akuntan cukup luas. Variabel ini terdiri dari item penyataan tentang pekeijaan AP banyak dibutuhkan berbagai perusahaan serta pernyataan tentang fleksibilitas keija akuntan publik.

Selanjutnya akan dianalisis persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik. Informasi yang akan digali dari persepsi mahasiswa terhadap profesi AP yaitu manfaat dan pengorbanan seseorang yang memilih berprofesi sebagai akuntan publik. Persepsi atas manfaat berprofesi sebagai AP terdiri dari pernyataan tentang banyaknya akuntan publik yang menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, profesi AP adalah menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, AP berpeluang menjadi direktur suatu perusahaan, AP merupakan pekeijaan yang menarik, dan bekeija sebagai AP penuh dengan tantangan pada awai bekeija. Adapun persepsi tentang pengorbanan seseorang yang berprofesi AP terdiri dari pernyataan tentang pekeijaan AP yang tidak memiliki waktu santai pada awai pekeijaan, profesi yang terlalu banyak upayayang harus dilakukan, merupakan pekeijaan yang bergaji kecil sebelum berpengalaman, dan profesi yang tidak berkembang (monoton).

Persepsi seseorang terhadap profesi akuntan publik dipengaruhi oleh citra yang melekat pada profesi yang dimaksud. Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengenal suatu profesi tergantung dari usahayang dilakukan dan jasa apa yang diberikan oleh profesional pada masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et at, 1991:366).

Profesi akuntan adalah pekeijaan yang tidak hanya berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup semata, tetapi juga memerlukan standar-standar kualitas, kode etik profesi sehingga integritas profesi akuntan senantiasa teijaga, dan akuntan semestinya senantiasa menjaga hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitamya. Di dalam Exposure Draft Pernyataan Standar Program PPL Formal, terminologi Profesional di bidang Akuntansi mengandung pengertian yang lebih luas bukan hanya akuntan publik, tetapi profesional di bidang akuntansi termasuk akuntan pada perusahaan, akuntan pemerintah, pendidik dan juga beberapa orang yang dipekerjakan untuk menyediakan jasa kepada klien KAP.

119

Page 5: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

Greenwood (1957) sebagaimana yang dikutip Roslender (1992) mengidentifikasi terdapat lima sifat yang melekat pada masing-masing profesi yaitu:

1. Memiliki kerangka teori yang sistematis2 . Wewenang dan tanggung jawab profesional3. Sanksi dalam komunitas profesi4. Aturan kode etik profesi5. Budaya profesional

Dari lima sifat yang melekat pada suatu profesi akan membentuk karakter yang unik dari suatu komunitas profesi yang dijiwai oleh suatu nilai tertentu. Gray & Radebaugh (1997) mengidentifikasi empat macam nilai-nilai yang terkandung dalam akuntansi yang merupakan suatu yang ideal yang harus tercermin dalam praktik akuntansi yaitu:1. Profesionalism versus Statutory Control2. Uniformity versus flexibility3. Conservatism versus optimism4. Sacrecy versus transparancy

Nilai-nilai dan praktik akuntansi memiliki keterkaitan yang erat dengan nilai budaya yang dianut suatu masyarakat. Hofstede (1980) dalam Gray (1997) merumuskan ada empat dimensi budaya yang berpengaruh pada perilaku masyarakat dan organisasi perusahaan yang termanifestasikan dalam symbols, heroes, rituals and values. Berdasar teori ini values yang dianut suatu masyarakat tidak mudah untuk berubah dalam lingkungan sosial. Hofstede mengidentifikasikan empat dimensi nilai budaya masyarakat yaitu:1. Power Distance (tingkat kekuatan)2. Uncertainty Avoidance (penolakan terhadap situasi yang tidak menentu)3. Individualismversus collectivism (perilaku individualisme)4. Masculinity versus Femininity ( tingkat dominasi laki-laki atas perempuan)

Dalam memahami budaya, kita tidak dapat memperlakukan budaya sebagai suatu halyang permanen, tetapi budaya merupakan hasil dari suatu proses yang berkembang terus menerus. Demikian halnya budaya yang berlaku dalam dunia usaha, dapat dilihat dari bagaimana fungsi manajemen diterapkan, bagaimana fungsi komunikasi memegang peranan penting.

Dari keempat dimensi budaya yang berkembang di masyarakat tersebut memungkinkan untuk diidentifikasikan dalam nilai-nilai akuntansi dengan para profesional akuntan serta teknik akuntansi sebagi subkultur masyarakat. Keterkaitan antara nilai budaya masyarakat, nilai-nilai akuntansi dan praktik akuntansi tergambar dalam diagram berikut ini (Gray & Radebaugh, 1997):

120

Page 6: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

R e i n f o r c e m e n t R e i n f o r c e m e n t

D i a g r a m 3 - 1 N i l a i B u d a y a dan P r a k t i k A k u n t a n s i

1.2 HipótesisMengacu pada latar belakang, teori dan penelitian terdahulu, maka hipótesis

alternatif yang diajukan untuk diuji dalam penelitian ini adalah:1. Terdapat perbedaan pertimbangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih

profesi akuntan publik dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik berkaitan dengan faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam pemilihan profesi.

2. Terdapat faktor-faktor yang menjadi pembeda antara mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian empiris. Melalui penelitian ini ingin diuji apakah terdapat perbedaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. Selanjutnya akan diuji variabel apa yang secara signifikan menjadi pembeda bagi mahasiswa yang memilih dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik.

Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen kuesioner dengan menggunakan five point likert scale. Kuesioner terdiri dari dua bagian pertanyaan yang utama yaitu:1. Pernyataan-pernyataan tentang sikap responden terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik.2. Rencana karir mahasiswa akuntansi untuk memilih atau tidak memilih

berprofesi sebagai akuntan publik..Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif. Data primer penelitian ini adalah tanggapan berupa jawaban dari kuesioner yang disebarkan pada responden. Metode penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung kepada responden. Data primer lain yang dibutuhkan

121

Page 7: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

adalah data tentang statistik mahasiswa akuntansi Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Airlangga Surabaya. Adapun data sekunder penelitian ini adalah data tentang kebutuhan akuntan di Indonesia yang diperoleh dari penelitian Study ofAccounting Manpower in Indonesia 1992.

Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Felton, et al, (1994), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih berkarir sebagai akuntan publik. Hasil uji reliabilitas data oleh Astami (2001) menunjukkan nilai alpha a = 0.7334. Kelima variabel tersebut adalah nilai intrinsik pekerjaan di bidang akuntansi, fleksibilitas kerja akuntan, kesempatan, persepsi mahasiswa tentang manfaat berprofesi sebagai akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan berprofesi akuntan publik. Masing-masing variabel dijabarkan dalam beberapa pernyataan yang secara keseluruhan meliputi 20 pernyataan. Sedangkan variabel terikat adalah kategori mahasiswa yang memilih atau tidak memilih profesi akuntan publik.

Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswajenjang S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Airlangga Surabaya. Unit analisis penelitian ini adalah individu mahasiswa. Alasan pemilihan individu mahasiswa sebagai unit analisis adalah mahasiswa, terutama yang sudah semester akhir, diharapkan sudah memiliki perencanaan karir bagi masa depannya setelah mereka menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi.

Pada periode penelitian ini dilaksanakan, yaitu tahun 2001, mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Brawijaya pada bulan Mei 2001 tercatat sebanyak ±719 mahasiswa, sedangkan jumlah mahasiswa SI Akuntansi Universitas Airlangga sebanyak ±516 mahasiswa sehingga populasi mahasiswa S1 Akuntansi berjumlah ± 1.235 mahasiswa.

Pemilihan sampel untuk penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel secara acak berdasar strata (stratified random sampling). Metode ini memberikan kesempatan yang samapada setiap elemen populasi untuk terpilih sebagai sampel dengan pemilihan sampel yang dilakukan secara acak (Indriantoro, 1999 : 120 - 121). Sampel yang akan dipilih terlebih dahulu diklasifikasikan dalam sub-sub populasi berdasar karakteristik tertentu dari elemen-elemen populasi. Elemen populasi dibagi ke dalam dua sub unit sampel berdasar j enis kelamin responden. Dari penelitian (Laksmi & Indriantoro, 1999), diketahui bahwa perbedaan gender berpengaruh secara signifikan dalam pemilihan profesi akuntan publik.

Tingkat representatif sampel yang akan dianalisis sangat bergantung dari teknik analisis yang digunakan (I.B. Mantra, 1987), variasi populasi dan tingkat keyakinan peneliti dalam melakukan estimasi (Indriantoro, 1999). Bila data dianalisis dengan metode statistik parametrik, makajumlah sampel harus besar, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinyaharus mengikuti distribusi normal (I.B. Mantra, 1987).

3. Analisis Data

Dari kuesioner yang disebarkan pada mahasiswa akuntansi Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Airlangga Surabaya masing-masing 100 kuesioner isian, kuesioner yang berhasil dikumpulkan dari kedua universitas

122

Page 8: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

(diisi dengan benar) sebanyak 175 responden, namun dari jumlah tersebut kuesioner yang valid sebanyak 152 responden, 5 responden tidak menentukan pilihan profesi dan sebanyak 18 responden mengisi kuesioner secara tidak lengkap (tidak memenuhi syarat analisis). Setelah melalui proses validasi data, terdapat 4 data sampel yang outlier, sampel yang layak untuk dianalisis sebanyak 148 responden. Perincian sampel yang berhasil dikumpulkan dari masing-masing universitas yang distratifikasi berdasarkan jenis kelamin responden disajikan dalam (tabel 1 ).

Tabel 1Responden Penelitian

Unibraw84

Unair64

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan49 35 27 37

AP NAP AP NAP AP NAP AP NAP30 19 15 20 13 14 18 19

Keterangan: (AP) memilih profesi akuntan publik (NAP) tidak memilih profesi akuntan publik

Berdasarkan rencanakariryang dibuat oleh mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini, mahasiswa yang berencana memilih profesi akuntan publik sebanyak 76 (51.35 %) responden, sedangkan mahasiswa yang tidak berencana memilih profesi akuntan publik setelah mereka menyelesaikan studinya di perguruan tinggi sebanyak 72 (48.65 %) responden.

Hasil uji validitas dengan menggunakan Cronbach Alpha menunjukkan seluruh item pernyataan adalah valid. (nilai r tabel 0.1054 untuk a 0.05, d.f. 146). Pengujian rehabilitas internal dengan metode Alpha menunjukkan nilai0.3809.sehingga dapat disimpulkan data penelitian ini adalah reliabel.

3.1 Pengujian HipótesisHipótesis alternatif pertama yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:H j : Terdapat perbedaan pertimbangan antara mahasiswa akuntansi yang memilih

profesi akuntan publik dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik berkaitan dengan faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam pemilihan profesi.

Hipótesis tersebut, diuji dengan Independent Sample T Test. Langkah analisis yang digunakan untuk pengujian hipótesis nuil meliputi tiga tahap:1. Dihitung rata-rata {mean) atas kedua sampel.2. Digunakan alat analisis Levene’s test (F test) untuk mengetahui apakah

hipótesis varian sama ditolak atau diterima.3. Jika hipótesis varian sama ditolak, atau varian berbeda maka untuk

membandingkan rata-rata digunakan t-test dengan asumsi varian tidak sama (equal variances not assumed); jika hipótesis ditolak atau varians sama, maka digunakan t-test dengan asumsi varians sama (equal variances assumed).

123

Page 9: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

Tahapan analisis ini digunakan untuk keseluruhan faktor maupun elemennya dan hasilnya adalah sebagai berikut (detail dapat dilihat pada tabel di lampiran)1. Secara rata-rata baik mahasiswa yang memilih profesi AP maupun yang tidak

memilih profesi AP mempertimbangkan keseluruhan lima faktor pertimbangan pemilihan profesi. Dari lima faktor pertimbangan yang diuji dengan indepen­dent Samples T Test, pada Tabel 3 menunjukkan faktor yang berbeda secara statistik signifikan adalah ketersediaan kesempatan dengan signifikansi sebesar0.012 (mean pemilih profesi AP: 0.253 dan yang tidak memilih profesi AP : -0.277). Sedangkan empat faktor lainnya berbeda tetapi tidak signifikan

2. Faktor-faktor yang memiliki elemen yang berbeda secara statistik signifikan di antara pemilih profesi AP dengan yang tidak memilih profesi AP adalah:a. Jaminan masa depan (kesempatan)

Berdasarkan tiga elemen pada faktor ini, satu elemen berbeda di antara duakategori secara signifikan dengan a=0.002, mahasiswa pemilih profesi akuntan publik lebih setuju dengan pekerjaan yang memberikan kompensasi gaji jangka panjang yang besar (nilai rata-rata 4.761), sedangkan mahasiswa yang tidak memilih profesi AP kurang setuju dengan jenis pekerjaan dengan karakteristik sebagaimana dimaksudkan (nilai rata- rata 4.429)Dua variabel lainnya berbeda tetapi secara statistik tidak signifikan, pemilih profesi AP lebih menitikberatkan pada faktor keamanan dalam bekerja (tidak mudah terkena PHK) dan pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.

b. Fleksibilitas Pekerjaan APDari dua elemen faktor fleksibilitas pekerjaan, terdapat satu elemen yang berbeda secara signifikan di antara dua kategori. Mahasiswa pemilih profesi NAP lebih setuju secara statistik signifikan dengan alasan AP memiliki pilihan jenis pekerjaan yang luas (fleksibel). Nilai rata-rata pemilih AP : 3.957 dan nilai rata-rata yang tidak memilih profesi AP : 4.262 dengan a=0.059). Elemen pernyataan tentang pekerjaan yang banyak dibutuhkan perusahaan masing-masing kategori berbeda namun tidak signifikan.

3. Faktor-faktor yang secara statistik signifikan tidak berbeda di antara pemilih profesi AP dengan yang tidak memilih profesi AP adalah:a. Nilai intrinsik pekerjaan AP

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara mahasiswa yang memilih profesi AP dengan yang tidak memilih profesi AP berkaitan dengan faktor nilai intrinsik pekerjaan. Mahasiswa yang memilih AP lebih setuju pada pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual, sedangkan mahasiswa yang tidak memilih profesi AP lebih setuju pada pekerjaan yang menuntut kreatifitas, pekerjaan yang dinamis serta memberikan kebebasan cara penyelesaian tugas.

b. Persepsi mahasiswa tentang profesi APTidak terdapat satu elemen yang berbeda secara signifikan di antara dua kategori mahasiswa yang memilih profesi AP dengan yang tidak memilih profesi AP berkaitan dengan faktor persepsi mahasiswa tentang profesi AP. Mahasiswa pemilih profesi AP lebih setuju dengan persepsi bahwa profesi AP adalah pekerjaan yang menarik, menjadi konsultan yang dinamis di perusahaan, menjadi konsultas bisnis yang terpercaya, dan memiliki

124

Page 10: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

peluang untuk menjadi direktur. Sedangkan mahasiswa yang tidak memilih profesi AP lebih setuju pada elemen bahwa profesi AP adalah merupakan pekerjaan yang penuh tantangan pada awai bekerja,

c. Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk berprofesi sebagai AP Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara mahasiswa yang memilih profesi AP dengan yang tidak memilih profesi AP berkaitan dengan faktor persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk berprofesi sebagai AP. Pemilih profesi AP mempunyai persepsi bahwa AP adalah pekerjaan yang tidak santai, pekerjaan yang tidak berkembang dan pekerjaan yang bergaji kecil sebelum berpengalaman. Sedangkan mahasiswa yang tidak memilih profesi AP beranggapan profesi AP adalah pekerjaan yang terlalu banyak upayayang harus dilakukan.

Untuk dapat menentukan variabel yang menjadi pembeda bagi kedua kategori mahasiswa yang memilih dan yang tidak memilih profesi AP digunakan metode analisis diskriminan.

3.2 Analisis DiskriminanAnalisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan sekaligus menguji

hipótesis alternatif yang kedua adalah dengan menggunakan analisis diskriminan. Hipótesis yang diuji adalah sebagai berikut:H 1 : Terdapat faktor-faktor yang menjadi pembeda antara mahasiswa yang memilih

profesi akuntan publik dengan yang tidak memilih profesi akuntan publik

Analisis diskriminan dilakukan melalui tahapan berikut; penentuan variabel dan pembagian sampel, pemenuhan asumsi, estimasi fungsi diskriminan, pengujian ketepatan dan keakuratan fungsi diskriminan, interpretasi hasil dan validasi fungsi diskriminan.

3.3 Penentuan Variabel dan Pembagian SampelPenentuan variabel yang dimaksud adalah proses menentukan variabel

terikat dan variabel bebas dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel terikat terkategori berdasarkan rencana mahasiswa untuk memilih profesi akuntan publik dan kategori mahasiswa yang tidak memilih profesi akuntan publik.

Setelah ditentukan kategori variabel dependen, langkah selanjutnya adalah penentuan variabel-variabel independen (prediktor) yang akan dianalisis. Faktor- faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi adalah nilai intrinsik pekerjaan di bidang akuntansi, fleksibilitas kerja akuntan, kesempatan, persepsi mahasiswa tentang manfaat berprofesi sebagai akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan berprofesi akuntan publik.

Setelah ditentukan variabel dependen dan variabel-variabel independen, tahapan berikutnya adalah pembagian sampel yaitu membagi keseluruhan sampel yang ada ke dalam ¡sampel untuk analisis fungsi diskriminan dan sampel untuk validasi fungsi diskriminan. Sampel analisis merupakan sampel yang digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan, sedangkan sampel validasi merupakan sampel yang digunakan untuk menguji ketepatan, keakuratan dan keandalan fungsi diskriminan yang telah dihasilkan. Dalam penelitian ini keseluruhan sampel berjumlah 148 sampel, yang terdiri dari 76 sampel pemilih profesi akuntan publik

125

Page 11: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Analisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi.

dan 72 sampel yang tidak memilih berprofesi sebagai akuntan publik. Dengan demikian proporsi pemilih profesi AP dan NAP adalah 51% dan 49%.

Selanjutnya keseluruhan sampel tersebut dibagi dalam sampel analisis dan sampel validasi secara proporsional. Sampel analisis ditentukan sebanyak 88 sampel (terdiri dari 46 sampel pemilih profesi AP dan 42 sampel tidak memilih profesi AP). Sedangkan untuk sampel validasi sebanyak 60 sampel (terdiri dari 30 sampel pemilih profesi AP dan 30 sampel tidak memilih profesi AP). Pembagian ini menggunakan proporsi 60% untuk sampel analisis dan 40% untuk sampel validasi.

3.4 Pemenuhan AsumsiDalam analisis diskriminan terdapat tiga asumsi utamayang harus terpenuhi

untuk menghasilkan fungsi diskriminan yang baik. Ketiga asumsi tersebut adalah; Normality of Independent Variables, Lack Multicollinearity Among Independent Vari­ables, Equality of Co variance Matrices.

Setelah dilakukan pengujian kenormalan data, diketahui bahwa skewness keseluruhan variabel berkisar antara-0.451 dengan 0.507. Joseph Hair, et al (1998) menuliskan bahwa skewness di luar batas antara-1 dan + 1 menunjukkan adanya skewness data. Dengan demikian asumsi kenormalan dapat terpenuhi. Multicollinearitas dideteksi dari nilai Tolerance dan nilai VIF(Variance Inflation Factor). Suatu model yang bebas multiko dapat dilihat dari koefisien korelasi antar variabel bebas tidak lebih dari 0.5, memiliki nilai VIF di sekitar angka 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 (Santoso, 2001:206-207). Untuk penelitian ini korelasi terbesar antar variabel bebas terdapat pada variabel manfaat berprofesi AP dengan nilai intrinsik pekerjaan AP sebesar 0.181. Dengan demikian antar variabel bebas dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas yang serius. Equality of Co- variance Matrices adalah asumsi bahwa keragaman sampel keseluruhan variabel bebas dari kedua kelompok yang diteliti adalah sama. Asumsi ini terpenuhi apabila nilai signifikansi Box’s M Test (test uji equality of covariance matrices) melebihi dari nilai a yang ditetapkan sebasar 5% Dalam kasus ini nilai signifikansi dalam Box’s M Test sebesar 0.365 berarti asumsi ini telah terpenuhi.

3.5 Estimasi Fungsi DiskriminanSetelah asumsi analisis diskriminan terpenuhi, selanjutnya adalah estimasi

fungsi diskriminan. Estimasi ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode simultan dan metode Stepwise. Metode simultan lebih tepat digunakan jika peneliti ingin menganalisis keseluruhan variabel bebas dan memberikan peringkat faktor yang membedakan kedua kategori berdasar nilai discriminant-loading. Nilai discriminant-loading yang signifikan membentuk fungsi diskriminan adalah lebih besar atau ± 0.30 (Hair et. Al, 1988:221)

Metode kedua yaitu menggunakan metode bertahap (Stepwise Method), penggunaan metode Stepwise bertujuan untuk mendapatkan variabel bebas yang menjadi pembeda dengan tingkat signifikansi yang diterima.

Dengan menggunakan program SPSS 10.00 for Windows, dapat dilihat koefisien fungsi pengklasifikasian berdasar lima faktor pertimbangan dalam pemilihan profesi akuntan publik dengan menggunakan metode simultan diperoleh hasil pengklasifikasian dengan tingkat akurasi 65.9% of original grouped cases correctly classified dan 55.7% of cross-validated grouped cases correctly classified. Estimasi koefisien fungsi diskriminan dengan keseluruhan 18 item variabel (setelah

126

Page 12: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

dilakukan analisis faktor terdapat dua item pernyataan yang tidak terklasifikasi) dari lima faktor pertimbangan dalam pemilihan profesi Akuntan Publik dengan menggunakan metode Stepwise, diperoleh hasil pengklasifikasian yang lebih baik dengan tingkat akurasi 67.0% of original grouped cases correctly classified dan 56.8% of cross-validated grouped cases correctly classified..

Fungsi diskriminan yang dihasilkan dengan menggunakan Stepwise Method:1. Fungsi diskriminan baku (standardized function)

Z = 0.872 (JK_PANJANG) - 0.572 (FLEKSBL)

Keterangan: Z : Discriminant ScoreJK_PANJANG: Variabel Gaji Jangka Panjang yang besar

(terstandarisasi)FLEKSBL: Variabel Jenis Pekerjaan yang Luas

(terstandarisasi)Kegunaan fungsi diskriminan baku ini adalah untuk mengetahui kekuatan variabel bebas penyusun fungsi, dalam membedakan kedua kelompok mahasiswa. Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel gaji jangka panjang memiliki kekuatan pembeda yang lebih tinggi antara mahasiswa yang memilih dengan mahasiswa yang tidak memilih profesi AP dibandingkan variabel pilihan jenis pekeijaan yang fleksibel, berdasarkan nilai koefisien variabel (JK_PANJANG) sebesar 0.872 dan (FLEKSBL) sebesar - 0.572

2. Fungsi diskriminan tidak baku (unstandardized function)Z = 1.780 (JK_PANJANG) - 0.766 (FLEKSBL) - 5.049

Dalam fungsi diskriminan ini terdapat konstanta (suatu nilai yang ditambahkan untuk menyempurnakan fungsi, akibat dari variabel bebas penyusun fungsi tidak dibakukan). Kegunaan fungsi ini adalah untuk mengelompokkan sampel ke dalam salah satu kategori yang diteliti. Untuk selanjutnya, digunakan fungsi diskriminan tidak baku untuk menguji kekuatan keakuratan dan keandalan fungsi dalam melakukan pengelompokan. Dari fungsi ini tidak dapat diketahui variabel bebas apakah yang paling kuat dalam membedakan dua kelompok obyek yang diteliti, sebab kedua variabel memiliki satuan yang berbeda sehingga nilai koefisien pada variabel tersebut tidak dapat memberikan indikasi kekuatan pembeda.

3.6 Pengujian Ketepatan Keakuratan dan Keandalan FungsiPengujian ini berfungsi untuk mengetahui baik buruknya fungsi diskriminan

yang diperoleh dalam menjelaskan kedua kategori sampel dan pengelompokan sampel ke dalam salah satu kategori. Pengujian ini meliputi; Pengujian Ketepatan Keakuratan dan Keandalan Fungsi Diskriminan.

Berdasarkan Summary of Canonical Discriminant Function), diperoleh canoni­cal correlation sebesar 0.385, berarti CC2 sebesar 0.148225 (15%). Jadi ketepatan variabel (JK_PANJANG) dan (FLEKSBL) dalam menjelaskan kecenderungan mahasiswa untuk memilih atau tidak memilih profesi AP adalah 15%. Rendahnya ketepatan ini kemungkinan disebabkan kecilnya perbedaan karakteristik profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik.

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui keakuratan fungsi dalam mengelompokkan sampel dalam kategori memilih profesi AP dan kategori tidak memilih profesi AP. Tahapan pengujian ini terdiri dari penentuan nilai kritis (cut­ting score) untuk mengelompokkan sampel, menyusun matrik klasifikasi dan

127

Page 13: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

menghitung keakuratan pengelompokan berdasar hit ratio dan chane classifica­tion. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai hit ratio sebesar 67.05% berada pada kategori sangat akurat.

Untuk mengetahui keandalan fungsi diskriminan dilakukan uji Press’s Q statistic untuk masing-masing sampel analisis dan sampel validasi. Pengujian Press’s Q untuk sampel analisis adalah sebesar 10.227, nilai kritis Press’s Q untuk tingkat signifikansi 5% adalah 3.84, dengan demikian Press’s Q hitung telah melebihi nilai kritis sehingga keandalan fungsi diskriminan dengan perhitungan sampel analisis dapat diterima.

3.7 Interpretasi HasilInterpretasi hasil merupakan tahapan penjabaran kekuatan masing-masing

variabel bebas fungsi diskriminan dalam membedakan kedua kelompok obyek yang diteliti. Interpretasi ini dapat dilakukan berdasarkan pada bobot (weight), muatan (loading) dan nilai F parsial (partial F value).

Berdasarkan Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients), diketahui bahwa bobot untuk variabel (JK_PANJANG) adalah 0.872 dan (FLEKSBL) adalah -0.573. Hal ini menunjukkan bahwa variabel gaji jangka panjang yang besar memiliki kekuatan pembeda yang lebih besar diantara mahasiswa yang memilih dengan yang tidak memilih profesi AP dibandingkan dengan variabel jenis pekerjaan yang fleksibel.

Sedangkan berdasarkan loading (muatan) yang bersumber dari Structure Matrix diketahui bahwa loading variabel (JK_PANJANG) sebesar 0.821 dan load­ing variabel (FLEKSBL) sebesar -0.495, dengan demikian variabel gaji jangka panjang yang besar memiliki kekuatan pembeda yang lebih besar di antara mahasiswa yang memilih dengan yang tidak memilih profesi AP dibandingkan dengan variabel jenis pekeijaan yang fleksibel.

Dengan menggunakan dua pendekatan tersebut ternyata diketahui bahwa variabel gaji jangka panjang yang besar merupakan pembeda paling kuat untuk kedua kategori obyek penelitian.

Berdasarkan urutan atas kemampuan elemen faktor sebagai diskriminan, 5 elemen yang menempati urutan teratas adalah (Tabel 9):a. Fleksibilitas Pekerjaan AP yaitu pertimbangan pilihan jenis pekeijaan yang

fleksibel (urutan ke 2)b. Kesempatan. Pertimbangan bahwa profesi AP memberikan gaji jangka panjang

yang besar (urutan 1), merupakan pekeijaan yang aman (urutan ke 4)c. Persepsi mahasiswa tentang profesi AP yaitu profesi AP merupakan pekeijaan

yang menarik (urutan ke 3), memiliki peluang menjadi direktur perusahaan (urutan ke 5)

3.8 Validasi Fungsi DiskriminanValidasi hasil ini dimaksudkan untuk menguji tingkat validitas fungsi

diskriminan yang dihasilkan dalam mengelompokkan suatu sampel dalam salah satu kategori obyek penelitian. Validasi ini dilakukan dengan menggunakan sampel validasi, dan dihasilkan bahwa keakuratan fungsi diskriminan masuk dalam kategori sangat akurat. Tingkat keandalan fungsi diskriminan dapat diterima karena nilai Press’s Q hitung melebihi nilai kritis Press’s Q pada level signifikansi 5%.

128

Page 14: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

4. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang tidak menolak kedua hipotesis alternatif yang diajukan. Sesuai dengan penelitian terdahulu (Felton et. al, 1994, Astami, 2001), penelitian ini menerima hipotesis alternatif bahwa terdapat perbedaan antara kelompok mahasiswa berkaitan dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih atau tidak memilih profesi AP. Perbedaan faktor yang menjadi pertimbangan di antara dua kelompok dalam penelitian ini cenderung konsisten dengan penelitian Felton et. Al (1994), dan jika dihubungkan dengan hasil penelitian Astami (2001), hasil penelitian ini tidak konsisten.

Felton et. al (1994) memberikan hasil bahwa dibandingkan dengan pemilih profesi AP, pemilih profesi NAP lebih mempertimbangkan nilai intrinsik pekerjaan dan gaji awai yang lebih besar, sedangkan pemilih profesi AP lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Penelitian yang dilakukan Astami (2001) memberikan hasil bahwa elemen yang membedakan pemilihan profesi AP dengan NAP adalah profesi AP merupakan konsultan yang dinamis pada perusahaan dan profesi AP merupakan pekerjaan yang memberikan kebebasan dalam cara penyelesaian tugas.

Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara rata-rata, baik mahasiswa yang memilih profesi AP maupun yang tidak memilih profesi AP mempertimbangkan keseluruhan lima faktor pertimbangan pemilihan profesi yaitu faktor ketersediaan kesempatan untuk berprofesi sebagai AP, nilai intrinsik pekerjaan AP, fleksibilitas kerja AP, persepsi mahasiswa tentang manfaat profesi AP dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi AP.

Namun faktor pertimbangan ini tidak seluruhnya berbeda secara statistik signifikan. Faktor-faktor yang berbeda secara statistik signifikan diantara pemilih profesi AP dengan pemilih profesi NAP adalah ketersediaan kesempatan untuk berprofesi sebagai AP. Mahasiswa pemilih profesi AP lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan pemilih profesi NAP. Mahasiswa pemilih profesi NAP lebih mempertimbangkan pilihan jenis pekerjaan yang luas (fleksibel) sebagai pertimbangan karir mereka. Faktor-faktor pertimbangan yang berbeda namun secara statistik tidak signifikan di antara pemilih profesi AP dengan pemilih profesi NAP adalah Nilai Intrinsik Pekerjaan, Persepsi tentang profesi AP dan Persepsi tentang pengorbanan profesi AP.

Hasil analisis diskriminan mendukung hipotesis alternatif kedua bahwa terdapat faktor pertimbangan yang menjadi pembeda di antara kedua kelompok. Analisis diskriminan memberi dukungan terhadap hasil uji Independent Sample T Test. Berdasar hasil analisis ini, elemen yang membedakan diantara pemilih profesi AP dengan profesi NAP disajikan secara urut berdasarkan kemampuannya menjadi pembeda adalah:Pertama: Ketersediaan kesempatan, bahwa profesi AP menjanjikan kompensasi

gaji jangka panjang yang lebih besar dibanding profesi NAP.Kedua: Fleksibilitas pekerjaan, bahwa profesi AP memberikan pilihan jenis

pekerjaan luas (fleksibel)

4.1 Implikasi Hasil PenelitianKesimpulan analisis yang diperoleh memberikan implikasi kepada:1. Akuntan pendidik dan pengelola pendidikan profesi akuntansi untuk:

a. Menyesuaikan program pendidikan dengan memperhatikan aspek relevansi

129

Page 15: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

mata kuliah yang diajarkan padajenjang SI Akuntansi dan Pendidikan profesional di bidang akuntansi

b. Memberikan bimbingan karir bagi mahasiswa sehingga mahasiswa mampu merencanakan karir secara lebih baik disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

2. Mahasiswa jurusan akuntansi perlu lebih lanjut mempelajari karakteristik profesi di bidang akuntansi sebagai salah satu pilihan yang nantinya akan dimasuki. Sehingga mahasiswa memiliki wawasan yang luas tentang seluk beluk profesi akuntansi.

3. Penelitian lanjutan perlu dilakukan dengan memperluas sampel penelitian dan menggali lebih dalam faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntansi dari aspek psikologis mahasiswa. Keterbatasan pengambilan sampel memungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

4.2 Keterbatasan penelitianKeterbatasan dari hasil penelitian ini meliputi:

1. Sampel yang diambil berasal dari dua perguruan tinggi negeri di Jawa Timur yang kemungkinan memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan faktor-faktor pertimbangan dalam pemilihan profesi tidak terlalu mencolok.

2. Pendidikan profesi akuntansi yang masih baru dan belum dapat diukur keberhasilannya sehingga ada kemungkinan beberapa mahasiswa belum memahami fungsi Pendidikan Profesi Akuntan dan pengaruhnya dalam penentuan karir.

Daftar Pustaka

Astami, Emita Wahyu., 2001, Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Pemilihan profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus: Pada Sebuah PTS di Yogyakarta), Jurnal Kompak No. 1 Januari hal 57 - 84.

Beny, Sarah, 1997, How important is career planning?, Management Accounting, November.

Felton, Sandra., Nola Buhr, and Margot Northey, 1994, Faktors Influencing the Business Student’s Choice of a Cereerin Chartered Accountancy, Issues in Accounting Education Vol. 9 No. 1 Spring

Gray, Sidney J., and Lee H. Radebaugh, 1997, International Accounting and Multi­national Enterprises, 4th Edition, John Willey 85 Sons, New York.

Hair, Joseph F., Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis with Readings, Fourth Edition, Prentice- Hall International Ney Jersey.

Indriantoro, Nur, Dr. M.Sc., Ak, Bambang Soepomo, Drs, M.Si, Ak., 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta

Laksmi, Ayu Chairina., Nur Indriantoro, 1999, Persepsi Akuntan Publik Laki-Laki dan Perempuan terhadap Isu-Isu yang Berkaitan dengan Akuntan Publik Perempuan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi II Kompartemen

130

Page 16: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volume II, Nomor 2, September 2001

Akuntan Pendidik.Mantra, I.B., Masri Singarimbun (editor), 1989, Metode Penelitian Survey LP3ES:

JakartaNorusis, Marija J., 1990, SPSS Advance Statistics User Guide, SPSS Inc. USA. Santoso, Singgih., 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media

Komputindo : Jakarta.------------ ., Fendy Tjiptono., 2001, Riset Pemasaran: Konsep danAplikasi dengan

SPSS, Elexmedia Komputindo, Jakarta.Singarimbun, Masri., Sofyan Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey LP3ES:

JakartaHYPERLINK : http://www.akuntan-iai.or.id

131

Page 17: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhiiri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

Lampiran

PENGUJIAN INDEPENDENT SAMPEL T - TEST

Tabel 2Mean (dan Standar Deviasi) Faktor

yang Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Profesi (dengan tingkat signifikansi 0,05)

Faktor Pertimbangan Profesi Akuntan Publik

Profesi Non Akuntan Publik

Nilai intrinsik pekeijaan -0.112 (1.07) 0.123 (0.91)Ketersediaan Kesempatan 0.253 (0.92) -0.277 (1.01)Fleksibilitas profesi AP -0.163 (1.08) 0.879 (0.14)Persepsi tentang profesi AP 0.009 (1.02) -0.010 (0.98)Persepsi tentang pengorbanan profesi AP -0.002 (1.01) 0.003 (1.00)

Tabel 3Hasil Perbandingan Mengenai Faktor yang Menjadi Pertimbangan

dalam Pemilihan Profesi (dengan tingkat signifikansi 0,05)

Faktor PertimbanganLevene's Test for

Equality of Variances: F

hitung dan (Sig.)

t-test for Equality of

Means : t hitung dan (Sig.)

Nilai intrinsik pekerjaan 1.250 (0.267) -1.100 (0.274)Ketersediaan Kesempatan 0.266 (0.607) 2.562 (0.012)Fleksibilitas profesi AP 1.073 (0.303) -1.611 (0.111)Persepsi tentang profesi AP 0.489 (0.486) 0.862 (0.391)Persepsi tentang pengorbanan profesi AP 0.701 (0.405) -0.225 (0.823)

Tabel 4Perbandingan Faktor Fleksibilitas Pekerjaan Sebagai Pertimbangan dalam

Pemilihan Karir antara Mahasiswa yang Berencana Berprofesi sebagai Akuntan Publik (AP) dan tidak memilih profesi Akuntan Publik (NAP)

Rata-rata Levene’s Test t -testNo Fleksibilitas Pekeijaan AP NAP F Sig. t

Sig.(2

tailed)1 Pilihan jenis pekeijaan luas

(fleksibel)Pekeijaan yang banyak dibutuhkan

3.957 4.262 0.274 0.602 -1.915 0.059

2 3.761 3.857 0.080 0.778 -0.561 0.576

Catatan : Alternatif pilihan jawaban berkisar antara 5 (sangat penting) dan 1

132

Page 18: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TEMA, Volumen, Nomor 2, September2001

(sangat tidak penting). Levene’s Test dengan equal variances assumed. T-test dengan equal variances assumed.

Tabel 5Perbandingan Faktor Nilai Intrinsik Pekerjaan Sebagai Pertimbangan dalam

Pemilihan Karir antara Mahasiswa yang Berencana Berprofesi sebagai Akuntan Publik (AP) dan tidak memilih profesi Akuntan Publik (NAP)

Rata-rata Levene’s Test t -test

No Nilai Intrinsik Pekerjaan AP NAP F Sig. tSig.(2

tailed)1 Menuntut Kreativitas untuk

dapat berhasil 4.326 4.405 0.045 0.833 -0.622 0.536

2 Memberikan tantangan intelektual 4.174 4.262 1.133 0.290 -0.631 0.530

3 Memberikan kebebasan cara penyelesaian tugas 4.326 4.381 0.004 0.952 -0.435 0.665

4 Memiliki suasana keija yang dinamis 4.500 4.548 2.168 0.145 -0.407 0.685

Catatan: Alternatif pilihan jawaban berkisar antara 5 (sangat setuj u) dan 1 (sangat tidak setuju). Levene’s Test dengan equal variances assumed. T-test dengan equal variances assumed.

Tabel 6Perbandingan Faktor Jaminan Masa Depan (kesempatan) Sebagai

Pertimbangan dalam Pemilihan Karir antara Mahasiswa yang Berencana Berprofesi sebagai Akuntan Publik (AP) dan tidak memilih profesi Akuntan

Publik (NAP)Rata-rata Levene’s Test t -test

No Kesempatan AP NAP F Sig. tSig.(2

tailed)1 Kesempatan untuk

berkembang 4.739 4.738 0.063 0.803 0.010 0.992

2 Gaji besar jangka panjang 4.761 4.429 13.26 0.000 3.143 (0.002)3 Aman (tidak mudah PHK) 4.478 4.310 0.229 0.634 1.125 0.264

Catatan: Alternatif pilihan jawaban berkisar antara 5 (sangat penting) dan 1(sangat tidak penting). Levene’s Test dengan equal variances assumed. T-test dengan tanda kurung adalah pada equal variances not assumed, T-test tanpa tanda kurung adalah pada equal variances assumed

133

Page 19: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

Harris dan Djamhuri, Suatu Análisis Tentang Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi

Tabel 7Perbandingan Faktor Persepsi Mahasiswa tentang Profesi AP (manfaat) Sebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Karir antara Mahasiswa yang Berencana Berprofesi sebagai Akuntan Publik (AP) dan tidak memilih

profesi Akuntan Publik (NAP)Rata-rata Levene’s Test t -test

No Manfaat AP NAP F Sig. tSig.(2

tailed)1 Menjadi konsultan yang

dinamis pada perusahaan 3.978 3.857 0.221 0.640 0.729 0.4682 Menjadi konsultan bisnis

yang terpercaya 3.978 3.905 0.380 0.539 0.425 0.6723 Berpeluang menjadi direktur

perusahaan 3.478 3.286 0.001 0.982 0.935 0.3524 Merupakan pekerjaan yang

menarik 3.739 3.500 0.608 0.438 1.266 0.2095 Penuh tantangan pada awai

bekerja 4.174 4.191 0.013 0.910 -0.092 0.927

Catatan: Alternatif pilihan jawaban berkisar antara 5 (sangat setuju) dan 1(sangat tidak setuju). Levene’s Test dengan equal variances assumed. T-test dengan tanda kurung adalah pada equal variances not assumed.T-test tanpa tanda kurung adalah pada equal variances assumed.

Tabel 8Perbandingan Faktor Persepsi Mahasiswa tentang Pengorbanan Berprofesi AP Sebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Karir antara Mahasiswa yang

Berencana Berprofesi sebagai Akuntan Publik (AP) dan tidak memilih profesi Akuntan Publik (NAP)

Rata-iata Levene’s Test t -test

No Pengorbanan AP NAP F Sig. tSig.(2

tailed)1 Tidak memiliki waktu san-tai

pada permulaan bekeija 2.239 2.262 3.045 0.085 -0.103 0.918

2 Terlalu banyak upaya yang harus dilakukan 2.130 2.262 0.062 0.804 -0.696 0.488

3 Gaji kecil sebelum berpengalaman 2.544 2.571 0.076 0.783 -0.138 0.891

4 Pekerjaan yang tidak berkembang (monoton) 3.478 3.452 0.205 0.652 0.114 0.910

Catatan: Alternatif pilihan jawaban berkisar antara 5 (sangat setuju) dan 1(sangat tidak setuju). Levene’s Test dengan equal variances assumed. T-test dengan equal variances assumed.

134

Page 20: ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …

TBMA, Volume U, Nomor 2, September 2001

Tabel 9Ringkasan Peringkat Hasil Analisis Diskriminan

berdasarkan 18 Elemen dalam 5 Faktor Pertimbangan

Keterangan

Discriminant Standa Loading rdized Structured Weight Correlatio Rank

n

Univariate F Ratio

F Rank

1. Nilai intrinsik pekerjaan 1.1 Menuntut kreatifrtas -0.255 0.110 9 0.387 91.2 Memberi tantangan intelektual 0.306 0.112 8 0.398 81.3 Memberi kebebasan penyelesaian

Tugas 0.158 0.077 11 0.189 111.4 Memiliki suasana kerja yang dinamis 0.418 0.072 13 0.165 13

2. Fleksibilitas pekerjaan2.1 Pilihan jenis pekerjaan yang fleksibel 0.527 0.340 2** 3.666 22.2 Pekerjaan yang banyak dibutuhkan 0.104 0.100 10 0.315 10

3. Kesempatan3.1 Kesempatan untuk berkembang -0.123 -0.002 18 0.000 183.2 Gaji jangka panjangyang besar -0.985 -0.564 J** 10.094 13.3 Pekerjaan yang aman -0.020 -0.200 4* 1.266 4

4. Persepsi mhs tentang profesi AP4.1 Menjadi konsultan yang dinamis

pada perusahaan -0.447 -0.129 6 0.531 64.2 Menjadi konsultan bisnis yang

Terpercaya 0.222 -0.075 12 0.180 124.3 Berpeluang menjadi direktur

Perusahaan -0.050 -0.166 5* 0.874 54,4 Merupakan pekerjaan yang menarik -0.491 -0.225 3* 1.603 34.5 Penuh tantangan pada awai bekerja 0.544 0.016 17 0.008 17

5. Persepsi mhs tentang pengorbanan AP 5.1 Tidak memiliki waktu santai pada

permulaan bekerja -0.016 0.018 16 0.011 165.2 Terlalu banyak upayayang harus

Dilakukan 0.244 0.124 7 0.485 75.3 Gaji kedl sebelum berpengalaman 0.306 0.024 14 0.019 145.4 Pekerjaan yang tidak berkembang 0.164 -0.020 15 0.013 15

135