analisis strategi pengembangan usaha...

121
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK PADA KELOMPOK TANI SUGIH TANI PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA KAREHKEL, KECAMATAN LEUWI LIANG, KABUPATEN BOGOR. Oleh LINDA ROSALINA H24053029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: vumien

Post on 28-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN

ORGANIK PADA KELOMPOK TANI SUGIH TANI PADA

KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA KAREHKEL,

KECAMATAN LEUWI LIANG, KABUPATEN BOGOR.

Oleh

LINDA ROSALINA

H24053029

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

ABSTRAK

Linda Rosalina. H24053029. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Sugih Tani pada Kawasan Agropolitan di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan Mimin Aminah.

Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan, didukung dengan visi ”Go Organik 2010”, membuat pertanian organik semakin berkembang beberapa tahun belakangan ini. Salah satunya yaitu pada Kelompok Tani Sugih Tani di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor. Untuk dapat mengembangkan usaha sayuran organiknya, kelompok tani Sugih Tani memerlukan suatu perumusan strategi yang tepat dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk meminimalisir kekurangan dan ancaman yang dihadapi. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Kelompok Tani Sugih Tani, (2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani, (3) Memilih strategi pengembangan usaha yang tepat untuk Kelompok Tani Sugih Tani. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Proses penentuan strategi dilakukan melalui matriks IFE, EFE, SWOT, dan QSP. Analisis data menggunakan Microsoft Excel dan alat hitung kalkulator.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani Sugih Tani memiliki posisi internal yang lemah (2,420). Kekuatan terbesar kelompok tani adalah faktor sudah memiliki pasar tetap (0,383). Sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sugih Tani yaitu belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial (0,052). Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal, Kelompok Tani Sugih Tani sudah memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada (2,973). Peluang utama kelompok tani adalah faktor kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik (0,315). Sedangkan ancaman utama yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sugih Tani yaitu jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas (0,288).

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, terdapat enam alternatif strategi yang dapat dikembangkan berdasarkan startegi SO, WO, ST, dan WT. Alternatif strategi terpilih yang sebaiknya diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani yaitu mengoptimalkan upaya pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada (STAS = 5,776), dengan upaya yang sebaiknya dilakukan yaitu pembinaan kemampuan teknis petani, menggunakan bibit unggul, pupuk yang berkualitas, pengendalian hama terpadu dan pembuatan atau penggunaan pestisida organik yang efektif bagi hama, serta mengecek kondisi tanah.

Page 3: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN

ORGANIK PADA KELOMPOK TANI SUGIH TANI PADA

KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA KAREHKEL,

KECAMATAN LEUWI LIANG, KABUPATEN BOGOR.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LINDA ROSALINA

H24053029

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN

ORGANIK PADA KELOMPOK TANI SUGIH TANI PADA KAWASAN

AGROPOLITAN DI DESA KAREHKEL, KECAMATAN LEUWI LIANG,

KABUPATEN BOGOR.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

LINDA ROSALINA

H24053029

Menyetujui, September 2009

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua departemen

Tanggal Lulus:

Page 5: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, 4 Agustus 1987 sebagai anak kedua dari

tiga bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan Ayahanda M. Bakir Ali

dan Ibunda Laila Husin.

Penulis memulai pendidikannya di TK Negeri Pembina Palembang pada

tahun 1992-1993. Penulis melanjutkan pendidikannya di SDN 126 Palembang

dari tahun 1993-1997, lalu ke SDN Taman Pagelaran, Ciomas Bogor dari tahun

1997-1999. Setelah itu memasuki Sekolah Lanjut Tingkat Pertama di SLTPN 5

Bogor pada tahun 1999-2002, dan menyelesaikan bangku sekolah di SMAN 2

Bogor dari tahun 2002-2005. Pada tahun 2005, penulis berhasil melanjutkan

pendidikannya di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Saringan

Masuk IPB (USMI) dan memilih program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen dengan Minor Komunikasi.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di Organisasi Syariah Economics

Student Club (SES-C) sebagai Sekretaris Divisi Eksternal pada tahun 2006-2007,

dan sebagai Bendahara Divisi Eksternal, pada tahun 2007-2008. Penulis juga aktif

sebagai pengurus softskill Lembaga Keuangan Syariah, Departemen Manajemen

sejak dari tahun 2006-2008. Selain aktif di kegiatan organisasi, penulis juga aktif

dalam beberapa kepanitiaan, diantaranya yaitu panitia Seminar dan Pelatihan

Kewirausahaan, tahun 2006, panitia Studi Orientasi Keluarga Manajemen dan

Penataran Generasi (SEGMENTASI) tahun 2007, Panitia Train and Compete

Yourself with Marketing (TRADEMARK2007) tahun 2007, panitia Masa

Perkenalan Departemen Manajemen tahun 2007, dan beberapa kepanitiaan

lainnya.

Page 6: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sayuran

Organik pada Kelompok Tani Sugih Tani pada Kawasan Agropolitan di Desa

Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor”, dalam penyusunannya

tidak lepas dari peran berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan

pengarahan kepada penulis selama pembuatan skripsi.

2. Bapak Raden Dikky Indrawan, SP, MM. dan Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT.

selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

menguji penulis dan memberikan banyak masukan yang positif.

3. Ayahanda M. Bakir Ali dan Ibunda Laila Husin yang selama ini telah

membesarkan, membimbing, memberi motivasi, inspirasi dan memberikan

doa yang tulus selama ini dan tak tergantikan oleh apapun.

4. Bapak Iin Kamaluddin, Bapak Zulfakar, Abah (Bapak M. Soleh), Kang

Galung, Kang Suryani dan Kang Eman yang telah banyak membantu

penulis dalam proses pencarian data.

5. Kepada teman-teman seperjuangan dan satu bimbingan, Wulan Suparwanti,

Utami Rakhmawati, Iswidiarman Angga K., dan Ivan.

6. Gema Taufik Maulana yang sudah memberikan banyak motivasi, perhatian,

dan menjadi pendengar setia keluh kesah penulis.

7. Teman-temanku di Manajemen 42, Ella, Neila, Veby, Lasma, Tya, Irna,

Fury, Fany, Dea, Siska, Phia, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Page 7: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

v

8. Sahabat-sahabatku, Ketie Salmah Ginarti, Rr. Disha Riane, Rita Intan

Yulita, Suci Yoskarina, Vera Fatmawati, dan teman-teman dari keluarga 2-1

dan IPA 1 yang selalu menjaga tali silahturahminya dan selalu mensupport

penulis.

9. Seluruh dosen, staf tata usaha di Departemen Manajemen, FEM IPB, yang

selalu membantu penulis selama masa perkuliahan, seminar, sidang dan

sebagainya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tak

mampu atau yang terlupa untuk disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkannya.

Bogor, September 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1 Sistem Pertanian Organik ........................................................... 8 2.1.1 Tujuan Pertanian Organik ................................................ 8 2.1.2 Sertifikasi Organik .......................................................... 9 2.1.3 Prospek Pengembangan Pertanian Organik ..................... 11 2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pertanian Organik ..... 13

2.2 Kelompok Tani ......................................................................... 13 2.3 Agropolitan ............................................................................... 14 2.4 Manajemen Strategi .................................................................. 16

2.4.1 Konsep Manajemen Strategi ............................................ 16 2.4.2 Proses Manajemen Strategi ............................................. 20 2.4.3 Formulasi Strategi ............................................................ 21

2.5 Analisis Lingkungan Internal ...................................................... 22 2.5.1 Aspek Pemasaran ............................................................. 22 2.5.2 Aspek Keuangan atau Akuntansi ..................................... 24 2.5.3 Aspek Produksi atau Operasi ........................................... 24 2.5.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan .............................. 25 2.5.5 Aspek Sistem Informasi Manajemen ............................... 25

2.6 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................... 26 2.6.1 Aspek Politik ................................................................... 26 2.6.2 Aspek Ekonomi ............................................................... 26 2.6.3 Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan ........ 26 2.6.4 Aspek Teknologi .............................................................. 26 2.6.5 Aspek Persaingan ............................................................. 27

2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................... 27

Page 9: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

vii

III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 29

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 29 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 31 3.3 Karakteristik Responden ............................................................. 32 3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 32 3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 33 3.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ............................... 34

3.6.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ....................... 34 3.6.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ................... 36 3.6.3 Analisis Strength, Weaknesses, Opportunities, and

Threats (SWOT) .............................................................. 37

3.6.4 Matriks Quantitative Strategis Planning (QSP) .............. 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 42

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................... 42 4.1.1 Sejarah dan Profil Kelompok Tani Sugih Tani ................ 42 4.1.2 Profil Desa Karehkel ........................................................ 44

4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ............................................. 46 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 47 4.4 Analisis Lingkungan Internal ...................................................... 49

4.4.1 Aspek Pemasaran ............................................................. 50 4.4.2 Aspek Produksi dan Operasi ............................................ 54 4.4.3 Aspek Sumber Daya Manusia dan Karyawan ................. 59 4.4.4 Aspek Keuangan .............................................................. 59 4.4.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan .............................. 60 4.4.6 Aspek Sistem Informasi Manajemen ............................... 61

4.5 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................... 61 4.5.1 Aspek Politik ................................................................... 61 4.5.2 Aspek Ekonomi ............................................................... 62 4.5.3 Aspek Sosial .................................................................... 63 4.5.4 Aspek Budaya .................................................................. 64 4.5.5 Aspek Demografi ............................................................. 64 4.5.6 Aspek Lingkungan ........................................................... 65 4.5.7 Aspek Teknologi .............................................................. 65 4.6.8 Aspek Persaingan ............................................................. 66

4.6 Formulasi dan Pemilihan Strategi ............................................... 68 4.6.1 Identifikasi Faktor Internal .............................................. 68 4.6.2 Identifikasi Faktor Eksternal ............................................ 72 4.6.3 Analisis Matriks IFE ........................................................ 79 4.6.4 Analisis Matriks EFE ....................................................... 80 4.6.5 Analisis Matriks SWOT .................................................. 81 4.6.6 Pemilihan Strategi dengan Matriks QSP ......................... 85

4.7 Implikasi Manajerial ................................................................... 86

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 91

1. Kesimpulan ............................................................................................. 91 2. Saran ........................................................................................................ 91

Page 10: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

viii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 93

LAMPIRAN ............................................................................................... 95

Page 11: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

No. 1. Perkembangan hasil produksi sayuran organik pada Kelompok

Tani Sugih Tani ................................................................................. 5

2, Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, tahun 2002 .........................................................................................

12

3. Fungsi dasar produksi ........................................................................ 25 4. Matriks IFE ........................................................................................ 36 5. Matriks EFE ....................................................................................... 37 6. Matriks QSP ...................................................................................... 41 7. Penduduk berusia 10 tahun keatas yang bekerja menurut jenis

pekerjaan utama di Kecamatan Leuwi Liang ....................................

45 8. Tingkat pendidikan penduduk Desa Karehkel ................................... 45 9. Kekuatan dan kelemahan Kelompok Tani Sugih Tani ...................... 6710. Peluang dan ancaman Kelompok Tani Sugih Tani ........................... 73 11. Hasil analisis matriks IFE .................................................................. 80 12. Hasil analisis matriks EFE ................................................................. 81 13. Hasil analisis matriks SWOT ............................................................ 85 14. Hasil analisis matriks QSP ................................................................ 89

Page 12: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

No. 1. Tahapan pengembangan pertanian organik pada Go Organic 2010 .. 2 2. Skematik kawasan agropolitan .......................................................... 16 3. Model komprehensif manajemen strategis ........................................ 21 4. Kerangka pemikiran operasional ....................................................... 31 5. Tahap-tahap pengambilan keputusan ................................................. 34 6. Matriks SWOT ................................................................................... 39 7. Struktur organisasi Kelompok Tani Sugih Tani ................................ 49 8. Tahap penyortiran sayuran organik Kelompok Tani Sugih Tani ....... 51 9. Tahap proses produksi sayuran organik di Kelompok Tani Sugih

Tani .................................................................................................... 56

Page 13: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

No. 1. Karakteristik responden ..................................................................... 95 2. Analisis usaha tani ............................................................................. 96 3. Daftar pertanyaan wawancara ........................................................... 97 4. Kuesioner penelitian .......................................................................... 99 5. Hasil pengolahan data bobot faktor internal ...................................... 109 6. Hasil pengolahan data bobot faktor eksternal .................................... 110 7. Hasil pengolahan data rating faktor internal ...................................... 111 8. Hasil pengolahan data rating faktor eksternal ................................... 112 9. Hasil analisis matriks IFE .................................................................. 113 10. Hasil analisis matriks EFE ................................................................. 114 11. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi

meningkatkan volume produksi sayuran organik .............................. 115

12. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengoptimalkan pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada............................................................................................

116

13. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi perbaikan sistem manajemen usaha dan peningkatan kemampuan manajerial petani .................................................................................................

117

14. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis) ..............................

118

15. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengusahakan sertifikasi organik .....................................................

119

16. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengusahakan kemasan dan label produk melalui kredit modal usaha ..................................................................................................

120

17. Hasil analisis matriks QSP ................................................................ 121

Page 14: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah hal yang substansial dalam pembangunan

perekonomian, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan

mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, dan penyumbang devisa

negara. Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar apabila Indonesia

sebagai sebuah negara berkembang selalu meletakkan pembangunan sektor

pertanian sebagai prioritas utama dalam pembangunan selama lima PELITA

terakhir. Pencapaian terbesar yang berhasil diraih oleh Indonesia dalam

pembangunan pertanian yaitu ketika pada tahun 1984, ketika Indonesia

sebelumnya mendapat peringkat sebagai negara pengimpor beras terbesar

akhirnya dapat mencapai swasembada beras (Winangun, 2005).

Akan tetapi, menurut Winangun (2005), dibalik hasil yang cukup

membanggakan tersebut kemudian muncul masalah yang baru mengenai

metode pertanian yang digunakan apakah sudah tepat atau justru

menimbulkan masalah baru yang sifatnya jangka panjang. Akibat yang

ditimbulkan sistem pertanian kimiawi antara lain menurunnya produktivitas

tanah akibat penggunan pupuk kimia secara berlebihan, rusaknya

keseimbangan ekosistem akibat penggunaan pestisida yang tanpa disadari

juga mengakibatkan matinya spesies lain selain hama dan penyakit tanaman.

Disamping itu juga, untuk memenuhi kebutuhan akan kebutuhan pupuk dan

pestisida kimia memerlukan biaya yang relatif mahal.

Akibat dari kegagalan sistem pertanian kimiawi mempertahankan

kelestarian lahan dan lingkungan dalam jangka panjang tersebut,

mengakibatkan sistem pertanian organik semakin populer akhir-akhir ini.

Disamping itu, masyarakat semakin menyadari bahwa mengkonsumsi

produk yang sudah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia non-organik,

ternyata dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia, dan

dalam jangka panjang akan menumpuk dalam tubuh sehingga menjadi racun

bagi kesehatan manusia itu sendiri (Winangun, 2005).

Page 15: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

2

Didukung dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, maka masyarakat pun

semakin arif dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsinya.

Salah satu upayanya yaitu dengan beralih kepada produk organik. Ditambah

lagi, hal tersebut juga didukung dengan program pemerintah melalui

Departemen Pertanian yang mencanangkan program pertanian organik

dengan visi ”Go Organik 2010” yaitu ”Indonesia sebagai salah satu

produsen pangan organik utama dunia” (Departemen Pertanian, 2009).

Rancangan perkembangan pertanian organik dibuat dalam enam

tahapan, mulai dari tahun 2001 hingga tahaun 2010. Tahapan tersebut yaitu:

(1) Tahun 2001 fokus pada kegiatan sosialisasi, (2) Tahun 2002 fokus pada

kegiatan sosialisasi dan pembentukan regulasi, (3) Tahun 2003 fokus pada

kegiatan regulasi dan bantuan teknis, (4) tahun 2004 fokus pada kegiatan

bantuan teknis dan sertifikasi, (5) Tahun 2005 fokus pada program

sertifikasi dan promosi pasar, (6) Tahun 2006-2010 terbentuk kondisi

industrialisasi dan perdagangan.1

Gambar 1. Tahapan pengembangan pertanian organik pada ”Go Organik

2010” ( Departemen Pertanian, 2005)

Meskipun sampai saat ini belum ada data resmi dari pemerintah

Indonesia mengenai luas areal lahan pertanian organk di indonesia, namun

menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture 1 http://agribisnis.deptan.go.id [3 April 2009]

Page 16: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

3

Movements), 2004, luas lahan yang ditangani secara organik di Indonesia

yaitu sekitar 40.000 Ha (0,09% dari total lahan pertanian), dimana Indonesia

berada pada peringkat ke-37 dunia dan perkembangannya tumbuh sebesar

10% per tahun (Surono, 2004). Meningkatnya perkembangan luas areal

lahan pertanian organik di Indonesia setiap tahunnya salah satunya juga

berdampak pada wilayah Bogor. Bogor merupakan salah satu wilayah di

Indonesia yang berpotensi untuk mengembangkan pertanian organik.

Beberapa kawasan di wilayah Bogor yang saat ini sudah mulai gencar

mengembangkan pertanian organik yaitu wilayah Cisarua, Mega Mendung,

Gunung Bundar, dan Kecamatan Leuwi Liang (Dinas Pertanian Bogor,

2009)

1.2 Rumusan Masalah

Kelompok Tani Sugih Tani merupakan sebuah kelompok tani yang

terletak di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor. Desa

Karehkel yang terletak di Kecamatan Leuwi Liang, termasuk ke dalam

wilayah pengembangan pembangunan Kabupaten Bogor bagian barat.

Secara umum kondisi perekonomian di wilayah ini di topang oleh sektor

pertanian. Sektor inilah yang menjadi mata pencaharian utama penduduk di

kecamatan ini. Dengan model pengembangan konsep agropolitan, yaitu kota

pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan

usaha agribisnis serta mampu melayani wilayah sekitarnya.

Kelompok Tani Sugih Tani sudah berdiri sejak tahun 1975, dengan

fokus utama yaitu pertanian konkensional (non-organik). Sejak Bulan

Januari 2009, sebuah institusi pertanian yang berasal dari Taiwan yaitu

International Cooperation and Development Fund (ICDF) yang memiliki

misi pengembangan pertanian di Indonesia agar dapat meningkatkan mutu

sumber daya petani Indonesia agar bisa menembus pasar lokal maupun

internasional, mulai mengadakan penyuluhan di Desa Karehkel untuk

memulai mengembangkan pertanian organik yang ramah lingkungan.

Karena adanya semangat dan komitmen yang cukup tinggi dari Kelompok

Tani Sugih Tani untuk bersedia memulai pertanian organik khususnya untuk

komoditi sayuran organik, maka pada bulan Juni 2009 diadakan sebuah

Page 17: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

4

kontrak perjanjian (MOU) antara pihak Kelompok Tani Sugih Tani dengan

pihak ICDF mengenai jenis komoditas yang dibudidayakan, harga jual

komoditas, teknologi yang difasilitasi (screen house) dan dikreditkan ke

petani dengan memotong harga jual produk yaitu Rp. 7000/kg untuk

masing-masing komoditas di potong 25% sampai lunas, hingga ke

pemasaran produk ke swalayan tertentu yang menjadi mitra ICDF.

Berawal dari kerjasama tersebut, menjadikan Kelompok Tani Sugih

Tani sebagai pelopor pengembang usaha sayuran organik di Desa Karehkel

diantara lima kelompok tani yang terdapat di Desa Karehkel. Kelompok

Tani Sugih Tani saat ini sudah mulai memproduksi sayuran organik

meskipun baru mengalami empat kali panen dan hasil yang dihasilkan belum

banyak dan belum mampu mencukupi permintaan dari pihak ICDF dan

swalayan. Proses panen sayuran organik tersebut berkisar setiap 3-7 hari

sekali sesuai dengan permintaan pihak swalayan. Pada proses penanaman

sayuran tersebut, dilakukan secara bertahap masing-masing dengan jeda

sekitar 7–10 hari. Hal ini dilakukan agar produk sayuran yang dihasilkan

tidak mengalami panen secara bersamaan, sehingga ketersediaan produk

setiap minggu selalu ada ketika pihak swalayan meminta pesanan sayuran

organik.

Dengan melihat kualitas hasil produksi yang relatif baik, dan adanya

akses pemasaran yang cukup menjanjikan bagi petani, maka pihak kelompok

tani beserta ketua Gapoktan merasa usaha budidaya sayuran organik tersebut

cukup prospektif. Oleh karena itu perlu dibuat suatu strategi pengembangan

usaha yang efektif agar usaha budidaya sayuran organik tersebut dapat lebih

berkembang kedepannya.

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan petani sayuran

organik di Kelompok Tani Sugih Tani, saat ini petani menghadapi beberapa

permasalahan baik internal maupun eksternal ketika memproduksi sayuran

organik. Permasalahan tersebut antara lain: kualitas bibit yang kurang baik,

teknik pemupukan yang belum baik sehingga mempengaruhi tingkat

pertumbuhan sayuran organik, sistem pengairan yang belum cukup efektif,

sistem penanggulangan hama yang belum tepat, dan masih rendahnya

Page 18: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

5

volume produksi sehingga belum mampu memenuhi permintaan pihak ICDF

dan swalayan setiap minggunya. Hingga saat ini perkembangan hasil

produksi sayuran organik masih belum stabil, dan masih relatif rendah.

Adapun perkembangan hasil panen sayuran organik pada Kelompok Tani

Sugih Tani dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan hasil produksi sayuran organik pada Kelompok Tani Sugih Tani.

Panen ke- Komoditas Kuantitas (kg) 1 Kangkung

Caisin 47,7 11,3

2 Bayam Caisin

10 38,7

3 Bayam Kangkung

26,75 27,75

4 Bayam Kangkung Caisin

40 40 20

Sumber: Kelompok Tani Sugih Tani, 2009

Sampai sejauh ini petani masih belum mulai memproduksi jenis

komoditas pakcoy, dikarenakan petani belum mencoba memproduksi karena

sejauh ini belum pernah mencoba memproduksi pakcoy sehingga belum

mengetahui teknik budidaya yang tepat. Oleh karena takut gagal produksi

jadi petani baru akan mencoba membudidayakan dalam keranjang sayuran

kecil sebagai uji coba.

Selain dari masalah internal, petani juga menghadapi beberapa kendala

eksternal yaitu seperti posisi tawar petani yang masih rendah sehingga

mempengaruhi tingkat harga produk yang juga masih relatif rendah, dimana

petani mendapat harga bersih untuk masing-masing komoditas yaitu Rp.

5.250/kg, jika dibandingkan dengan petani-petani organik lain yang sudah

lebih mapan dan memiliki posisi tawar ke konsumen yang sudah cukup baik,

petani sudah mampu menjual hingga Rp. 10.000-15.000/kg per komoditas

(Dinas Pertanian Bogor, 2009). Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut, petani harus memiliki strategi usaha yang tepat untuk

memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki untuk meminimalisir

kekurangan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi.

Page 19: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

6

Untuk membuat suatu strategi pengembangan usaha yang tepat,

dilakukan melalui identifikasi faktor-faktor internal yang dimiliki Kelompok

Tani Sugih Tani, meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok

tani, dan faktor-faktor eksternal usaha, meliputi peluang dan ancaman yang

dihadapi oleh kelompok tani. Adapun analisis lingkungan ini kemudian akan

dianalisis menggunakan alat analisis yaitu berupa matriks IFE, EFE, SWOT

dan QSPM sehingga terbentuk suatu strategi pengembangan usaha yang

tepat bagi Kelompok Tani Sugih Tani.

Beberapa permasalahan yang akan di analisis dalam penelitian ini

adalah:

1. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha sayuran

organik pada Kelompok Tani Sugih Tani?

2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk

diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani?

3. Apa strategi pengembangan usaha terpilih yang tepat yang harus

diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh rumusan

permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini

yaitu:

1. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha

sayuran organik pada Kelompok Tani Sugih Tani.

2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk

diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani.

3. Memilih strategi pengembangan usaha terpilih yang tepat yang harus

diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu

meliputi analisis faktor-faktor internal dan eksternal dari Kelompok Tani

Page 20: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

7

Sugih Tani, serta perumusan dan penentuan prioritas strategi pengembangan

usaha yang dapat diterapkan oleh kelompok tani Sugih Tani di Desa

Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kelompok Tani Sugih Tani Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbang saran positif

bagi anggota kelompok tani mengenai strategi pengembangan usaha sayuran organik yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi penciptaan laba bagi anggota kelompok tani khususnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

2. Lembaga Pemerintahan Sebagai bahan masukan dan informasi yang terkait dengan

kebijakan pengembangan usaha kecil berbasis pertanian dengan komoditi unggulan sayuran organik.

Page 21: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Sistem Pertanian Organik

Sistem pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian

dimana bahan organik, baik makhluk hidup maupun yang sudah mati,

merupakan faktor penting dalam proses produksi. Penggunaan pupuk

organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan hama,

penyakit dan gulma secara biologis adalah contoh penerapan sistem

pertanian organik. Arti yang lebih luas, sistem pertanian organik mencakup

bidang peternakan dan perikanan yang terintegrasi dengan bidang pertanian,

baik tanaman pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan (Sugito dkk.,

1995).

Sedangkan menurut Winangun (2005), Pertanian Organik (PO)

merupakan sistem dengan ciri utama bekerja selaras dengan alam untuk

mencukupi kebutuhan pangan sehat bagi umat manusia. Dasar pandangan ini

dijiwai oleh pelayanan terhadap alam karena di alam semua bertindak

menurut hukum alam (organik), kecuali manusia yang mempunyai kehendak

bebas untuk menolak hukum yang berlaku di alam: “Setiap organ melayani

organisme dan setiap organisme memelihara seluruh organnya.” Dengan

kata lain, pertanian organik dirancang menjadi sebuah sistem usaha tani

yang mengikuti prinsip-prinsip alam dalam membangun keseimbangan

agroekosistem agar bermanfaat bagi tanah, air, udara, tanaman dan seluruh

makhluk hidup yang ada (termasuk organisme pengganggu) serta

menyediakan bahan yang sehat khususnya pangan bagi kebutuhan manusia.

2.1.1 Tujuan Pertanian Organik

Sistem pertanian organik berfokus pada kesuburan tanah

sebagai kunci keberhasilan produksi dengan memerhatikan

kemampuan alami dari tanah, tanaman, dan hewan untuk

menghasilkan kualitas yang baik bagi hasil pertanian dan lingkungan

(Winangun, 2005). Menurut IFOAM (International Federation of

Page 22: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

9

Organic Agriculture Movements), tujuan dari pertanian organik

adalah:

1. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta

dalam jumlah cukup.

2. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur ulang

alamiah yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.

3. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha

tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan

fauna, tanah, serta hewan.

4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara

berkelanjutan.

5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang

berasal dari sistem usaha tani itu sendiri.

6. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik di

dalam maupun di luar usaha tani.

7. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan

yang mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian.

2.1.2 Sertifikasi Organik

Sertifikasi menurut USDA (United State Departement of

Agriculture), 2000, adalah suatu tahap-tahap proses yang digunakan

untuk determinasi apakah operasi produksi atau penanganan baik

domestik maupun luar negeri mampu memenuhi persyaratan

internasional, nasional maupun regulasi teknis lainnya tentang

produksi pangan organik.

Menurut IFOAM (2000), sertifikasi produksi pangan organik

adalah prosedur dimana lembaga sertifikasi pihak ketiga memberikan

jaminan tertulis bahwa suatu proses teridentifikasi secara jelas

diakses sesuai dengan standar telah menunjukkan jaminan suatu

produk telah memenuhi persyaratan.

Sedangkan menurut Codex CAC/GL 32-1999, sertifikasi

adalah prosedur dimana lembaga sertifikasi pemerintah atau lembaga

sertifikasi yang diakui oleh pemerintah, memberikan jaminan tertulis

Page 23: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

10

atau yang ekuivalen bahwa pangan atau sistem pengendalian pangan

sesuai dengan persyaratan. Sedangkan lembaga sertifikasi adalah

suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa

produk yang dijual atau di label organik, telah di produksi, di proses,

di siapkan, di tangani, dan/atau di impor berdasarkan pedoman

CAC/GL 32-1999.

Tujuan pemberian sertifikasi bagi suatu usaha yang bergerak di

bidang pertanian organik adalah (Winarno, 2002):

1. Melindungi konsumen dari penipuan dan segala bentuk

kecurangan serta klaim produk yang tidak berdasar.

2. Melindungi produsen organik dari produk pertanian lain (non-

organik) yang mengaku organik.

3. Memberi kepastian bahwa semua tahapan produksi, persapan,

penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran dapat diperiksa

dan mematuhi kaidah sistem produksi pertanian yang benar.

4. Mengharmonikan pedoman-pedoman yang mengatur produksi,

sertifikasi, identifikasi dan pelabelan produk yang dihasilkan

secara organik.

5. Menyediakan pedoman yang berlaku internasional tentang

sistem produksi pertanian organik, serta memfasilitasi

pengakuan sistem nasional untuk tujuan impor.

6. Menjaga dan meningkatkan pelaksanaan sistem produksi

pertanian organik di setiap daerah sehingga menyumbang

terhadap pemeliharaan lingkungan lokal dan global.

Menurut Winarno (2002), dinegara industri maju, berbagai

persyaratan harus lebih dahulu dipenuhi sebelum seseorang atau

badan usaha dapat memberi label yang dijual ke masyarakat dengan

nama Organic Foods. Persyaratan tersebut diantaranya adalah

pangan organik harus dihasilkan dari tanaman yang tumbuh pada

lahan organik yang bersertifikat.

Sebelum mendapat izin untuk berhak menanamkan produknya

sebagai pangan organik, mereka biasanya diizinkan untuk

Page 24: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

11

mencantumkan kata Transisional Food. Yang dimaksud dengan

transisional adalah produk pangan tersebut dihasilkan oleh tanaman

yang dibudidayakan tanpa pestisida sintesis, atau pupuk kimia,

herbisida dan fungisida dari lahan yang sudah terdaftar, tetapi belum

memiliki sertifikat. Artinya lahan tersebut belum diperiksa atau

belum memenuhi persyaratan sebagai lahan organis.

2.1.3 Prospek Pengembangan Pertanian Organik

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang

ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian.

Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi

kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan

“Back to Nature” telah menjadi tren baru meninggalkan pola hidup

lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk,

pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi

pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi

dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang

unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya

masyarakat yang menghormati alam, serta potensi pertanian organik

sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20

persen per tahun2, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian

organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi

untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Data dari

WTO menunjukkan bahwa pada tahun 2000 perdagangan produk

pertanian organik dunia telah mencapai US$ 17,5 milyar.

Diperkirakan pada tahun 2010, pangsa pasar produk organik dunia

akan mencapai US$ 100 milyar (Deptan, 2009).

Masyarakat Cheska menghabiskan 15,9 juta dolar AS untuk

membeli produk organik. Sementara di Swiss, sekitar 10-15 persen

rumah tangga di sana membeli produk organik secara teratur. Swiss

merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia dengan

2 http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/ [5 Juni 2009]

Page 25: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

12

menghabiskan 160 Swiss Franc atau sekitar Rp 1,2 juta per orang

setiap tahunnya untuk produk-produk organik tertentu. Di Kanada,

promosi ternyata dapat berpengaruh pada permintaan pangan organik

di pasaran. Pertumbuhan permintaan pangan organik di pasar Kanada

diprediksi mencapai 17,41 persen pada periode 2007-2011. Padahal,

permintaan tahun sebelumnya hanya 3-4 persen.3

Volume produk pertanian organik mencapai 5-7 persen dari

total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional.

Sebagian besar disuplai oleh negara-negara maju seperti Australia,

Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih

banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang,

Taiwan dan Korea.

Tabel 2. Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, tahun 2002.

No. Wilayah Areal Tanam (Juta Ha) 1. Australia dan Oceania 7,70 2. Eropa 4,20 3. Amerika Latin 3,70 4. Amerika Utara 1,30 5. Asia 0,09 6. Afrika 0,06

Sumber: IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di

pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena

berbagai keunggulan komparatif antara lain : (1) Masih banyak

sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem

pertanian organik, (2) teknologi untuk mendukung pertanian organik

sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah

tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan

dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta

peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010

3 http://newspaper.pikiran-rakyat.com/ [5 Juni 2009]

Page 26: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

13

mendatang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat

mengekspor produknya ke pasar internasional.

2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pertanian Organik

Bila dibandingkan dengan sistem pertanian non-organik, sistem

pertanian organik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu

(Pracaya, 2003):

1. Tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga

tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran

tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung

racun.

2. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis

dibandingkan tanaman non-organik.

3. Harga jual lebih tinggi.

Menurut Yanti (2006), pertanian organik pun memiliki

beberapa kelemahan, yaitu diantaranya adalah membutuhkan

pengelolaan yang cukup rumit, membutuhkan waktu yang cukup

lama untuk dapat melihat hasilnya, biasanya pada awalnya

pengelolaan dengan sistem ini membutuhkan biaya yang cukup besar

dan tidak dapat dihindari kemungkinan adanya kerusakan pada saat

awal penerapan sistem ini.

Adapun upaya untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan

tersebut yaitu melalui penyuluhan dan pendidikan kepada petani

tentang teknik budidaya organik yang lebih efisien, salah satu

contohnya adalah dengan meningkatkan efisiensi pupuk, dengan cara

membuat sendiri pupuk organik yang bahan bakunya tersedia di

sekitar daerah budidaya, yang memiliki kualitas baik sehingga

mengurangi pengeluaran petani untuk membeli pupuk organik.

1.7 Kelompok Tani

Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 93/Kpts/OT.210/3/97,

Tanggal 18 Maret 1997, pengertian yang berkaitan tentang petani dan

kelompoknya adalah sebagai berikut :

Page 27: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

14

1. Petani adalah:

Pengelola usahatani dan atau usaha penangkapan ikan, yang meliputi

petani, pekebun, peternak.

2. Kelompok Tani adalah:

Kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian,

serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya

pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani

dan kesejahteraan anggotanya.

3. Kontak Tani adalah:

Ketua kelompok tani yang dipilih dari anggota dan oleh anggota

kelompok berdasarkan musyawarah. Dapat pula mantan ketua

kelompok tani yang masih aktif sebagai anggota kelompok, dan

kepemimpinannya masih diakui kelompok.

Adapun ciri-ciri dan dasar dibentuknya kelompok tani menurut

Departemen Pertanian (1997) yaitu:

1. Penumbuhan kelompok tani didasarkan pada keakraban, keserasian

dan kepentingan bersama, baik berdasarkan hamparan usahatani

kebun, domisili atau jenis usahatani tergantung kesepakatan dari petani

yang bersangkutan.

2. Anggota pengurus kelompok tani pertanian, baik yang merupakan

kegiatan proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya.

3. Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan

pembagian tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usahatani

kelompok di hamparan kebun.

4. Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usahatani dan kondisi

di lapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang.

5. Keanggotaan kelompok tani bersifat non formal.

1.8 Agropolitan

Secara harfiah, “Agropolitan” berasal dari dua kata yaitu (Agro =

pertanian), dan (Politan/Polis = kota), sehingga agropolitan didefinisikan

sebagai kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu

berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani,

Page 28: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

15

mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian

(agribisnis) di wilayah sekitarnya.

Sedangkan kawasan agropolitan, terdiri dari kota pertanian dan desa-

desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang

tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintahan, tetapi lebih

ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata

lain kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas

perkotaan.4

1. Tujuan Pengembangan Kawasan Agropolitan

Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan

desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem usaha agribisnis

yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi

di kawasan agropolitan

2. Sasaran Pengembangan Kawasan Agropolitan

Untuk mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi

kawasan agropolitan, melalui :

a. Pemberdayaan masyarakat

b. Penguatan kelembagaan petani

c. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis

d. Peningkatan sarana – prasarana

e. Pengembangan iklim yang kondusif bagi investor

f. Peningkatan sarana – prasarana kesejahteraan sosial.

3. Ciri-ciri Kawasan Agropolitan

Suatu kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut memperoleh

pendapatan dari kegiatan kegiatan pertanian (agribisnis).

b. Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

pertanian atau agribisnis termasuk didalamnya usaha industri

(pengolahan) pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian (termasuk

4 http://www.deptan.go.id/pesantren/agropolitan/arti_agro.html [5 Juni 2009]

Page 29: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

16

Pasar/Global

perdagangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan agibisnis hulu

(saran pertanian dan permodalan), agrowisata dan jasa pelayanan.

c. Hubungan antara kota dan daerah-daerah pedalaman dan sekitarnya di

kawasan agropolitan bersifat timbal balik yang harmonis dan saling

membutuhkan, dimana kawasan pertanian mengembangkan usaha

budidaya (on farm) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm),

sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha

budidaya dan agribisnis seperti penyediaan sarana pertanian, modal,

teknologi, informasi pengelohan hasil dan penampungann (pemasaran)

hasil produksi/produk pertanian.

d. Kehidupan masyarakat di kawasan agropolitan mirip dengan suasana

kota karena keadaan sarana yang ada di kawasan agropolitan tidak jauh

berbeda dengan di kota.

Gambar 2. Skematik kawasan agropolitan (BAPPEDA, 2009)

1.9 Manajemen Strategi

2.4.1 Konsep Manajemen Strategi

Menurut David (2006), manajemen strategis dapat

didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,

mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang

Keterangan :

Penghasil bahan baku Pengumpul bahan baku Sentra produksi Kota kecil/pusat regional Kota sedang/besar (outlet)

Jalan dan dukungan sarana prasarana Batas kawasan lindung, budidaya dll Batas kawasan agropolitan

Page 30: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

17

memungkinkan organisasi dapat mencapat tujuannya. Manajemen

strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan

pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai

keberhasilan organisasi.

Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi

organisasi, karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif

dalam menentukan masa depannya; memungkinkan perusahaan

untuk memulai memengaruhi aktivitas organisasinya, sehingga

memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya. Secara historis,

manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi

memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan

pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional untuk pilihan

strategis.

Secara spesifik, manajemen strategis memiliki dua jenis

manfaat, yaitu manfaat finansial dan manfaat nonfinansial. Dari sisi

finansial, organisasi yang menerapkan konsep manajemen strategis

lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang

tidak menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan yang

memiliki kinerja tinggi cenderung melakuan perencanaan yang

sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi dimasa depan dalam

lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan dengan sistem

perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis

menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik

dibanding industrinya, serta juga menunjukkan perbaikan yang

signifikan dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas

dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang

sistematis.

Sedangkan dari sisi nonfinansial, dengan menerapkan

manajemen strategis, dapat membantu organisasi meningkatkan

kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas

strategi pesaing, meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi

Page 31: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

18

keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas

hubungan antara kinerja dan penghargaan.

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-

masing untuk menghadapi persaingan. Menurut David (2006),

terdapat beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan

oleh suatu perusahaan, yaitu:

1. Strategi Integrasi Vertikal

a. Strategi integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang

melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol

atas distributor atau pengecer perusahaan.

b. Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang

melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol

atas pemasok perusahaan.

c. Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang

melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol

atas pesaing perusahaan.

2. Strategi Intensif

a. Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya

meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui

usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan

menambah tenaga penjual, biaya iklan, promosi penjualan

atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari strategi

ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha

pemasaran yang lebih besar.

b. Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang

bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa

yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis

merupakan daerah baru. Tujuan dari strategi ini yaitu untuk

memperbesar pangsa pasar.

c. Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan

agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara

meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang

Page 32: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

19

sudah ada sekarang atau mengembangkan produk atau jasa

yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

a. Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan

cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih

saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Jadi,

tujuan strategi ini yaitu untuk membuat produk baru yang

berhubungan untuk pasar yang sama.

b. Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi

dimana perusahaan menambahkan produk atau jasa yang baru

namun tidak saling berhubungan dengan produk atau jasa

yang lama. Strategi ini bertujuan untuk menambah produk

baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang

berbeda.

c. Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana

perusahaan menambahkan produk atau jasa pelayanan yang

baru, yang tidak saling berhubungan namun untuk konsumen

yang sudah ada. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk

memuaskan konsumen yang sama melalui penambahan

produk atau jasa baru.

4. Strategi Bertahan

a. Strategi penciutan biaya, yaitu dimana perusahaan melakukan

pengurangan biaya dan aset perusahaan dengan tujuan

menghemat biaya agar keuntungan dapat dipertahankan

dengan cara menjual sebagian aset perusahaan.

b. Strategi penciutan usaha, yaitu dimana perusahaan menjual

satu divisi atau bagian dari perusahaan untuk menambah

modal dari suatu rencana investasi.

c. Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh

aset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari

strategi ini adalah untuk menutup perusahaan, jika

Page 33: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

20

perusahaan sudah tidak dapat lagi dipertahankan lagi

keberadaannya.

2.4.2 Proses Manajemen Strategi

Menurut David (2006), untuk membuat suatu konsep

manajemen strategis yang baik dan dapat diterapkan oleh

perusahaan, maka diperlukan suatu proses manajemen strategis yang

terdiri dari tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan

evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi

dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal

perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,

menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi,

dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan

dalam manajemen strategis. Implementasi strategi mensyaratkan

perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,

memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga

strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi

strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi,

menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha

pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja

karyawan dengan kinerja organisasi.

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi.

Evaluasi strategi merupakan alat utama untuk mendapatkan

informasi mengenai ketidaksesuaian antara strategi yang sudah

diformulasikan dan diimplementasikan dengan hasil yang diperoleh.

Adapun tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu: (1) meninjau

ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat

ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif.

Tahapan proses manajemen strategis dirumuskan dalam bentuk

model komprehensif manajemen strategis. Model tersebut

menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk

Page 34: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

21

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi

karena menunjukkan hubungan antara komponen utama dari proses

manajemen strategis.

Gambar 3. Model komprehensif manajemen strategis (David, 2006)

2.4.3. Formulasi Strategi

Tahap awal dalam formulasi strategi yaitu mengidentifikasi

visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan yang digunakan saat ini.

Menurut Umar (2008), visi merupakan suatu cita-cita tentang

keadaan dimasa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh

personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai

yang paling bawah. Pada intinya, pernyataan visi harus mampu

menjawab ”ingin menjadi apa kita?” (David, 2006).

Sedangkan misi merupakan penjabaran tertulis mengenai visi

agar menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf

perusahaan (Umar, 2008). Sedangkan menurut David (2006), misi

merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan

suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainya. Misi merupakan

pondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan yang

menjadi titik awal untuk mendesain pekerjaan manajerial dan

mendesain struktur manajerial. Pernyataan misi mengidentifikasi

Mengukur dan mengevaluasi

kinerja

Implementasi strategi- isu-isu

pemasaran, keuangan, akuntansi,

penelitian,dan pengembangan, sistem informasi

manajemn

Implementasi strategi- isu manajemen

Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih

strategi

Menetapkan tujuan jangka

panjang

Menjalankan audit eksternal

Menjalankan audit internal

Formulasi Strategi

Evaluasi Strategi

Implementasi Strategi

Mengembangkan pernyataan visi

dan misi

Page 35: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

22

cakupan operasi perusahaan dalam definisi produk dan pasar.

Pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai dan prioritas dari

suatu organisasi dan menhgaruskan penyusun strategi untuk berfikir

tentang sifat dan cakupan operasi saat ini dan mengevaluasi potensi

ketertarikan atas pasar dan aktivitas di masa depan.

1.10 Analisis Lingkungan Internal

Faktor lingkungan internal yaitu segala faktor yang terkait dengan

fungsi perusahaan tersebut yang dapat menunjukkan adanya kekuatan atau

kelemahan perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan oleh pemimpin

perusahaan. Menurut David (2006), kekuatan dan kelemahan internal

merupakan aktivitas organisasi yang dapat dikontrol yang dijalankan dengan

sangat baik atau sangat buruk. Faktor-faktor internal ini muncul dalam

aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau

operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen dari

sebuah bisnis.

2.5.1 Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David, 2006). Sedangkan

menurut Assauri (2004), setiap perusahaan selalu berusaha untuk

dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka

inilah, maka setiap perusahaan perlu selalu menetapkan dan

menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya.

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi

bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan

perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan

menjanjikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang

merupakan sasaran pasarnya.

Variabel strategi bauran pemasaran tersebut adalah:

1. Strategi Produk

Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan

penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat

Page 36: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

23

memuaskan para konsumennya sekaligus dapat meningkatkan

keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan

penjualan dan peningkatan pangsa pasar.

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah

mutu/kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek,

pengemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan.

Sedangkan strategi produk yang dapat dilakukan mencakup

keputusan tentang acuan/bauran produk, merek dagang, cara

pembungkusan/kemasan produk, tingkat mutu/kualitas dari produk

dan pelayanan yang diberikan.

2. Strategi Harga

Strategi penetapan harga sangat penting terutama untuk

menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang

tercermin dalam pangsa pasar perusahaan, disamping untuk

meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga

yaitu: harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya

peraturan pemerintah, yang merupakan faktor yang secara langsung

mempengaruhi. Sedangkan faktor yang tidak langsung

mempengaruhi yaitu harga produk sejenis yang dijual pesaing,

pengaruh harga terhadap produk substitusi dan produk

komplementer, serta potongan harga untuk para penyalur dan

konsumen.

3. Strategi Distribusi

Kegiatan distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan

penyampaian produk sampai ke konsumen pada waktu yang tepat.

Oleh karena itu, kegiatan penyaluran merupakan salah satu kebijakan

pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran dan

distribusi fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu: saluran distribusi,

cakupan distribusi, lokasi, persediaan dan alat transportasi.

Page 37: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

24

4. Strategi Promosi

Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak

dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui

manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena

itu dalam menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang

dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun, maka

perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi

yang tepat. Unsur-unsur dari strategi promosi terdiri dari: iklan,

penjualan personal, promosi penjualan, dan publisitas.

2.5.2 Aspek Keuangan atau Akuntansi

Analisis keuangan merupakan metode yang digunakan untuk

menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area

investasi, pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam

aspek keuangan yaitu mengenai bagaimana analisis keuangan

perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan modal jangka

pendek dan jangka panjang, kecukupan modal perusahaan, prosedur

penganggaran modal, kebijakan pembayaran dividen, serta hubungan

dengan investor dan pemegang saham.

2.5.3 Aspek Produksi atau Operasi

Manajemen produksi operasi berhubungan dengan input,

transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.

Fungsi produksi operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas

yang mengubah input menjadi barang dan jasa.

Page 38: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

25

Tabel 3. Fungsi dasar manajemen produksi

Fungsi Deskripsi Proses Keputusan proses berhubungan dengan desain dari

sistem produksi fisik. Kapasitas Keputusan kapasitas berhubungan dengan

penentuan tingkat output yang optimal untuk organisasi.

Persediaan Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.

Tenaga Kerja

Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan karyawan yang terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial.

Kualitas Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi berkualitas tinggi.

Sumber: David,2006.

2.5.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan

Aspek penelitian dan pengembangan (Litbang) ditujukan pada

pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya untuk

memperbaiki kualitas produk atau untuk memperbaiki proses

produksi untuk menurunkan biaya.

2.5.5 Aspek Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari

evaluasi internal dan eksternal dari suatu organisasi. Sistem ini

mengumpulkan bahan mentah data tentang pemasaran, keuangan,

produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal,

serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,

peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetitif secara eksternal.

Data diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung

pengambilan keputusan manajerial.

Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk

memperbaiki kinerja suatu organisasi dengan memperbaiki kualitas

keputusan manajerial. Sistem informasi yang efektif akan

menghasilkan suatu database yang berisi berbagai catatan dan data

yang penting bagi manajer.

Page 39: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

26

1.11 Analisis Lingkungan Eksternal

Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang pada

dasarnya terletak di luar dan terlepas dari perusahaan (Umar, 2008). Faktor-

faktor lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada

diluar kendali perusahaan, meliputi: keadaan politik, hukum dan

pemerintah; ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; teknologi;

serta tren kompetisi dan kejadian yang secara signifikan dapat

menguntungkan atau membahayakan organisasi di masa depan.

2.6.1 Aspek Politik

Menurut Umar (2008), faktor politik terkait dengan arah,

kebijakan, dan stabilitas pemerintah. Stabilitas politik yang baik akan

sangat mempengaruhi keadaan dunia usaha. Beberapa hal terkait

dengan faktor politik yang perlu diperhatikan yaitu: undang-undang

tentang lingkungan dan berburuhan, peraturan tentang perdagangan

luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan

kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.

2.6.2 Aspek Ekonomi

Menurut Umar (2008), kondisi ekonomi suatu daerah atau

negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan.

Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan yaitu: siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga

produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja.

2.6.3 Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Menurut David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi

dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua

produk, jasa dan pelanggan. Adanya kondisi yang selalu berubah-

ubah tersebut sebaiknya diantisipasi oleh perusahaan, misalnya

perubahan sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-

orang di lingkungan eksternal perusahaan.

2.6.4 Aspek Teknologi

Menurut Umar (2008), kemajuan perkembangan teknologi

yang begitu pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang

Page 40: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

27

mendukung kegiatan bisnis sangat mempengaruhi keadaan usaha

suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan usaha dapat terus berjalan

terus-menerus, maka perusahaan harus selalu mengikuti

perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada

produk dan jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.

2.6.5 Aspek Persaingan

Menurut Umar (2008), faktor pasar dan persaingan terkait

dengan keadaan persaingan dimana perusahaan berada, sehingga

faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

perusahaan termasuk kondisi persaingan perusahaan dengan

mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing

merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi.

1.12 Penelitian Terdahulu

Yanti (2006) melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan

usaha sayuran organik di pertanian organik “Kebonku”. Dari hasil penelitian

tersebut diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi kuadran V yang

menunjukkan bahwa baik kondisi internal perusahaan maupun respon

perusahaan terhadap faktor eksternal tergolong sedang. Sehingga strategi

yang paling efektif yang sebaiknya diterapkan yaitu meningkatkan volume

produksi perusahaan dengan bobot terbesar yaitu 4,590, serta

mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan kepada konsumen dan

distributor serta mengusahakan sertifikasi organik dengan bobot 4,466.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2006)

mengenai strategi pengembangan usaha sayuran organik pada kelompok tani

”Usahatani Bersama” di Sumatera Barat. Dari hasil analisis melalui matriks

IFE, EFE, SWOT dan QSPM, dapat diketahui bahwa sebaiknya kelompok

tani ini menerapkan strategi perbaikan sistem manajemen untuk

meningkatkan profesionalisme dan kemampuan manajerial serta

meningkatkan kemampuan teknis dan pengetahuan pertanian organik untuk

anggota dan pekerja melalui pelatihan.

Yenni (2007) melakukan penelitian mengenai perumusan strategi

pemasaran tepung ubi jalar produksi usaha kecil pada Kelompok Tani Hurip

Page 41: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

28

di Desa Cikarawang. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa

sebaiknya Kelompok Tani Hurip menerapkan strategi pemasaran melalui

kegiatan promosi yang intensif dan efisien, menjalin kerjasama dengan

pemerintah dan atau pihak lain, integrasi ke belakang serta perluasan pasar.

Rosita (2008) menganalisis strategi usaha sayuran organik di PT.

Anugrah Bumi Persada “RR Organic Farm” di Kabupaten Cianjur. Dari

hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa strategi alternatif yang sebaiknya

diterapkan yaitu mengoptimalkan dan meningkatkan volume produksi

dengan cara perencanaan tanam yang lebih teliti, penyediaan sarana

produksi yang lengkap dan memanfaatkan lahan kosong atau belum ditanam

serta memproduksi sayuran yang bernilai ekonomis.

Purnama (2009) menganalisis strategi pemasaran produk olahan wortel

pada Kelompok Wanita Tani kartini di Cianjur. Dari hasil analisis faktor-

faktor internal dan eksternal, diketahui bahwa kekuatan utama pada usaha

ini yaitu terdapat pada variasi produk yang beragam, kelemahannya terletak

pada kemasan produk dan kegiatan promosi. Sedangkan peluang yang

dimiliki yaitu ketersediaan bahan baku, dan ancamannya terletak pada

adanya produk substitusi. Dari hasil analisis SWOT dan QSPM, dapat

diketahui bahwa strategi terbaik yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki

tampilan produk melalui perbaikan kemasan, serta peningkatan promosi

penjualan atau penyebaran informasi produk ke konsumen.

Page 42: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

29

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Berawal dari visi pemerintah melalui Departemen Pertanian yaitu “Go

Organic 2010”, secara tidak langsung membawa dampak bagi Kelompok

Tani Sugih Tani yang berlokasi di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang,

yang termasuk dalam kawasan pengembangan Agropolitan di Kabupaten

Bogor. Melalui kerjasama yang dilakukan antara Kelompok Tani Sugih Tani

dengan ICDF, turut mendukung dalam program pengembangan kawasan

Agropolitan di Kabupaten Bogor. Agar usaha budidaya sayuran organik

yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani dapat berkembang

dengan baik, diperlukan suatu perumusan strategi pengembangan usaha

yang tepat untuk dapat diterapkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani.

Perumusan strategi pengembangan usaha ini akan melalui tiga tahap

kerangka pengambilan keputusan, yang diawali dengan menganalisis faktor-

faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha

budidaya sayuran organik di Kelompok Tani Sugih Tani tersebut. Analisis

lingkungan internal yaitu berupa identifikasi kekuatan dan kelemahan dari

usaha tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Internal Factor

Evaluation (IFE). Sedangkan analisis lingkungan eksternal yaitu berupa

identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usaha tersebut, yang

kemudian dirangkum dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).

Tahap berikutnya yaitu menggabungkan antara analisis faktor-faktor

internal dan faktor-faktor eksternal dalam suatu bentuk matriks SWOT.

Melalui analisis ini, kekuatan dan kelemahan usaha, serta peluang dan

ancaman yang dihadapi usaha tersebut akan dicocokkan satu sama lainnya

sehingga akan terbentuk empat tipe strategi, yaitu strategi kekuatan –

peluang (SO), strategi kelemahan – peluang (WO), strategi kekuatan –

ancaman (ST), dan strategi kelemahan – ancaman (WT).

Keluaran dari alternatif-alternatif strategi tersebut akhirnya akan di

analisis kembali melalui Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Page 43: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

30

untuk menentukan alternatif strategi mana yang terbaik yang sebaiknya

diterapkan pada usaha budidaya sayuran organik di Kelompok Tani Sugih

Tani. QSPM merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari tahap kerangka

pengambilan keputusan strategi. Keluaran dari matriks QSPM yaitu berupa

skor, dimana strategi dengan skor tertinggi merupakan strategi yang harus

diprioritaskan untuk diterapkan. Dengan terpilihnya strategi yang paling

tepat, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya

Kelompok Tani Sugih Tani dalam pengembangan usahanya dan dapat

bersaing di pasar organik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

kesejahteraan petani dan masyarakat disekitarnya.

Page 44: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

31

Gambar 5. Kerangka pemikiran operasional

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Kelompok Tani Sugih Tani di Desa

Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

dilakukan secara sengaja, berdasarkan rekomendasi dari pihak Bappeda

Kabupaten Bogor, dengan pertimbangan bahwa usaha produksi sayuran

organik ini merupakan usaha yang masih baru dan sedang berkembang,

sehingga perlu dilakukan analisis strategi pengembangan usaha yang efektif.

Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Mei-Juli 2009.

Penerapan Strategi Penerapan Strategi

Kelompok Tani Sugih Tani di Desa Karehkel

Pengembangan Usaha Sayuran Organik

Matriks SWOT

Matriks QSP

Strategi Pemasaran Terpilih

Pengembangan Kawasan Agropolitan

Kabupaten Bogor

Alternatif Strategi Pemasaran

Analisis Lingkungan Internal:

• Aspek Pemasaran • Aspek Keuangan/Akuntansi • Aspek Produksi/Operasi • Aspek Litbang • Aspek SIM • Aspek SDM

Analisis Lingkungan Eksternal:

• Aspek Politik • Aspek Ekonomi • Aspek Sosial Budaya,

Demografi dan Lingkungan • Aspek Teknologi • Aspek Persaingan

Page 45: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

32

3.3 Karakteristik Responden

Proses pengambilan data pada penelitian ini didasarkan pada

wawancara dan pengisian kuesioner terhadap enam responden yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan usaha budidaya sayuran organik yang

dikembangkan oleh Kelompok Tani Sugih Tani. Adapun keenam orang

tersebut yaitu pihak Bappeda Kabupaten Bogor (salah satu perencana dan

pengelola pengembangan kawasan Agropolitan Kabupaten Bogor), Ketua

Gapoktan Pandan Wangi sekaligus Ketua Posko Induk Agropolitan

Kabupaten Bogor, dan empat orang petani yang menjadi pelopor pada

Kelompok Tani Sugih Tani dalam mengembangkan budidaya sayuran

organik. Tabel karakteristik responden lebih lanjut dapat dilihat pada

Lampiran 1.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer adalah data

yang diperoleh langsung melalui observasi, wawancara dan pengisian

kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang berupa dokumen-

dokumen atau literatur yang diperoleh dari BPS, internet, surat kabar atau

jurnal.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung objek penelitian dengan tujuan

untuk memahami kondisi petani, dan perkebunan sayuran organik.

2. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian, yaitu petani sayuran organik, Ketua Gapoktan Pandan

Wangi sekaligus Ketua Posko Induk Agropolitan Kabupaten Bogor,

dan pihak Bappeda yang menangani Agropolitan. Lampiran daftar

pertanyaan wawancara dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Kuesioner berisi daftar-daftar pertanyaan dan pernyataan yang

ditujukan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner dibagi menjadi dua

jenis, yaitu kuesioner untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

Page 46: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

33

mempengaruhi lingkungan internal dan eksternal usaha sayuran

organik, dan kuesioner untuk menilai faktor-faktor yang paling

mempengaruhi dan kurang mempengaruhi lingkungan usaha sayuran

organik. Lampiran kuesioner dapat dilihat pada lampiran 4.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Proses penentuan strategi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap

pengumpulan data atau the input stage, tahap pencocokan atau the matching

stage dan terakhir adalah tahap pengambilan keputusan atau the decision

stage. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan

alat hitung kalkulator.

Rincian dari proses penentuan strategi adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, data yang diambil berkaitan dengan gambaran

umum Desa Karehkel, profil Kelompok Tani Sugih Tani, dan keadaan

usaha budidaya sayuran organik yang di budidayakan oleh Kelompok

Tani Sugih Tani, faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan

kelemahan usahanya, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan

peluang dan ancaman usahanya. Data dari faktor internal di analisis

dengan menggunakan matriks IFE, sedangkan data-data dari faktor

eksternal di analisis menggunakan matriks EFE.

2. Pencocokan Data

Tahap pencocokan data merupakan tahap dimana terdapat usaha

untuk mengkombinasikan antara sumber daya internal dengan peluang

dan ancaman yang terdapat pada faktor-faktor eksternal yang diperoleh

pada tahap pertama. Pada tahap ini digunakan matriks SWOT.

Hasil dari analisis matriks SWOT ini diharapkan dapat

memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih

oleh Kelompok Tani Sugih Tani agar kegiatan pemasaran usaha

budidaya sayuran organik tersebut dapat memberikan hasil yang

maksimal.

Page 47: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

34

3. Pengambilan Keputusan

Pada tahap ini akan ditentukan strategi pemasaran terbaik dari

beberapa alternatif strategi yang muncul dari matriks SWOT.

Selanjutnya, penentuan strategi terbaik bagi usaha budidaya sayuran

organik di Kelompok Tani Sugih Tani ini akan dihasilkan berdasarkan

hasil analisis menggunakan matriks QSP (Quantitative Strategic

Planning Matrix).

Gambar 5. Tahap-tahap pengambilan keputusan (Umar, 2008)

3.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan menggunakan

dua matriks yang berbeda, yaitu matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).

3.6.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan sebuah

alat formulasi strategi yang digunakan untuk meringkas dan

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional

bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David, 2006).

Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dalam matriks IFE adalah sebagai berikut:

Tahap 1: The Input Stage

Matriks EFE Matriks IFE Matriks Profil Pesaing

Tahap 2 : The Matching Stage

Matriks SWOT Matriks IE Matriks Grand Strategi

Matriks SPACE Matriks BCG

Tahap 3: The Decision Stage

Matriks QSP

Page 48: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

35

1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam

proses audit internal.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang

diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan

tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan

perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sebesar

1,0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor

untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan

kelemahan mayor (peringkat = 1), atau kelemahan minor

(peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan

mayor (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus

mendapatkan peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus

mendapat peringkat 1 atau 2. Jadi, peringkat adalah

berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot adalah berdasarkan

industri.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk

menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing

variabel.

5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel

untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.

Nilai rata-rata adalah 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah

2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal,

sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal

yang kuat.

Page 49: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

36

Tabel 4. Matriks IFE

Faktor-faktor Internal

Bobot Peringkat Bobot x Rating

Kekuatan 1. 2. ... Kelemahan 1. 2. ... Total 1,00

Sumber : David, 2006

3.6.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan

peluang dan ancaman yang dianggap penting. Data eksternal

dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan

ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan (David, 2006).

Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

eksternal dalam matriks IFE adalah sebagai berikut:

1. Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses

audit eksternal.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot

mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap

keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot

harus sebesar 1,0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor

eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan

saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4 = respon

perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, 2

= respon perusahaan rata-rata, 1 = respon perusahaan jelek.

Page 50: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

37

Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan,

sedangkan bobot didasarkan pada industri.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya

untuk menentukan nilai tertimbang.

5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk

menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi. Nilai nilai

tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah

adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total

nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi

merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman

yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi

perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang

yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin

muncul dari ancaman eksternal. Total nilai 1,0

mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak

memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman

eksternal.

Tabel 5. Matriks EFE

Faktor-faktor Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang 1. 2. ... Ancaman 1. 2. ... Total 1,00

Sumber : David, 2006

3.6.3 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT)

Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis lingkungan

yang berupa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

Page 51: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

38

(opportunities), dan ancaman (threats) disebut analisis SWOT atau

Matriks SWOT.

Matriks ini memberikan gambaran dimana faktor lingkungan

eksternal yang berupa peluang dan ancaman digabungkan dengan

faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan sehingga pada

akhirnya akan menghasilkan beberapa alternatif strategi

pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

Beberapa alternatif strategi tersebut yaitu (David, 2006):

1. Strategi kekuatan – peluang (Strategi SO), yaitu strategi yang

menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi kelemahan – peluang (Strategi WO), yaitu strategi

yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi kekuatan – ancaman (Strategi ST), yaitu strategi yang

menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal secara langsung.

4. Strategi kelemahan – ancaman (Strategi WT), yaitu taktik

defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal

dan menghindari ancaman eksternal.

Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada

gambar 6. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel, diantaranya

terdiri dari empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel

dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi yang diberi nama

SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat

sel faktor kunci, diberi nama S,W,O, dan T. Delapan langkah yang

terlibat dalam membuat matriks SWOT yaitu (David, 2006):

1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan.

Page 52: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

39

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan

catat hasilnya dalam sel strategi SO.

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan

catat hasilnya dalam sel strategi WO.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan

catat hasilnya dalam sel strategi ST.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan

catat hasilnya dalam sel strategi WT.

Faktor Internal

(IFE)

Faktor Eksternal

(EFE)

Kekuatan (S) Daftar Kekuatan Internal

1.

2.

...

Kelemahan (W) Daftar Kelemahan Internal

1.

2.

...

Peluang (O) Daftar Peluang Eksternal

1.

2.

...

Strategi SO Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang.

Strategi WO Gunakan keluatan untuk

memanfaatkan peluang.

Ancaman (T) Daftar Ancaman Eksternal

1.

2.

...

Strategi ST Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman.

Strategi WT Minimalkan kelemahan dan

hindari ancaman.

Gambar 6. Matriks SWOT (David, 2006)

3.6.4 Matriks Quantitative Strategic Planning (QSP)

Matriks QSP adalah alat yang memungkinkan penyusun

strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif,

berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang

telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2006).

Secara konsep QSPM menentukan daya tarik relatif dari

berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan

kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik

Page 53: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

40

relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif dihitung

dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-masing faktor

keberhasilan kunci eksternal dan internal. Jumlah set alternatif

strategi yang dimasukkan dalam QSPM bisa berapa saja, jumlah

strategi strategi dalam satu set juga bisa berapa saja, tetapi hanya

strategi dalam set yang sama yang dapat dievaluasi satu sama lain.

Langkah-langkah dalam pengembangan matriks QSP yaitu:

1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan

kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan di kolom kiri

dalam QSPM.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan

ekternal. Bobot ini identik dengan yang pada pada matriks EFE

dan IFE.

3. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi

alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk

diimplementasikan. Catat strategi-strategi ini pada baris atas

dari QSPM. Kelompokkan strategi ke dalam set yang

independen jika memungkinkan.

4. tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS) yaitu

angka yang mengidentifikasikan daya tarik relatif dari msing-

masing strategi dalam set alternatif tertentu. Nilai daya tarik

harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk

mengidentifikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas

strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu.

jangkauan untuk nilai daya tarik adalah:

1 = tidak menarik

2 = agak menarik

3 = cukup menarik

4 = sangat menarik

5. Hitunglah total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score-

TAS) yang didapat dari perkalian bobot dengan nilai daya tarik

(AS) dalam masing-masing baris. Total nilai daya tarik

Page 54: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

41

mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing

alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh

faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal terdekat.

6. Hitung penjumlahan total nilai daya tarik (STAS). Tambahkan

total nilai daya tarik (TAS) dalam masing-masing kolom dari

QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik (STAS)

mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap

set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi

yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor internal

dan eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi

keputusan strategis.

Tabel 6. Matriks QSP

Faktor-faktor Sukses Kritis

Bobot

Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor-faktor Kunci Internal 1. 2. ...

Total Bobot 1,0 Faktor-faktor Kunci Eksternal 1. 2. ...

Total Bobot 1,0 Jumlah Nilai TAS

Sumber: David, 2006

Page 55: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Profil Kelompok Tani Sugih Tani

Kelompok Tani Sugih Tani berdiri pada tahun 1975 yang

diketuai oleh Bapak M. Soleh. Pada awal berdirinya kelompok tani

ini, komoditas utama yang dibudidayakan yaitu berupa pertanian

sawah dengan jumlah anggota kelompok tani sekitar 25 orang dan

komoditas yang dibudidayakan pun masih berupa pertanian

konvensional (non-organik).

Seiring dengan bertambahnya usia, akhirnya pada tahun 2008

ketua Kelompok Tani Sugih Tani diganti oleh Bapak Endai

Hidayatullah. Hingga sekarang, luas lahan areal dari anggota

kelompok tani semakin bertambah, dan lahan yang dibudidayakan

sudah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pertanian sawah dan kebun

sayur-sayuran (organik dan non-organik) begitu juga dengan anggota

Kelompok Tani Sugih Tani saat ini sudah mencapai 51 orang. Saat

ini sebagian besar lahan pertanian yang digunakan mayoritas untuk

pengembangan agribisnis sayuran tanah dataran rendah seperti

bayam, kangkung, selada, kemangi, lobak, kucai ganda dan caisin.

Jenis sayur-sayuran ini dinilai memiliki keunggulan kompetitif

apabila dibandingkan dengan tanaman pangan lain yang ditanam di

daerah ini.

Kelompok Tani Sugih Tani secara administratif berada di

Kampung Pabuaran Dukuh, Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi

Liang, Kabupaten Bogor. Jarak dari Kantor Desa ± 0,7 km, dari

kecamatan sekitar 3,5 km dan dari kabupaten sekitar 50 km. Desa

Karehkel berada pada ketinggian antara 300 – 700 m dpl, dengan

luas areal: sawah 57 Ha, tanah darat 63 Ha dengan keadaan wilayah

datar. Keadaan tanah PMK, latosol dan pH tanah diperkirakan antara

4,5–6 dengan sifat tanah sedang sampai baik. Sedangkan temperatur

Page 56: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

43

minimum rata-rata antara 20–25 °C dan temperatur tertinggi antara

28–30 °C. Dengan keadaan wilayah tersebut dapat dikatakan bahwa

wilayah pertanian Kelompok Tani Sugih Tani sangat mendukung

untuk pertanian, baik padi sawah maupun sayur-sayuran.

Kelompok Tani Sugih Tani mulai mencoba budidaya organik

sejak awal bulan Juni 2009 melalui kerjasama tertulis (MOU) dengan

pihak ICDF, sebuah institusi pertanian yang berasal dari Taiwan

yang memiliki misi ingin meningkatkan mutu sumber daya petani

agar bisa menembus pasar lokal maupun internasional.

Awal mula dari adanya kerjasama antara pihak Kelompok Tani

Sugih Tani dengan ICDF yaitu berawal dari misi khusus ICDF yang

ingin mengembangkan pertanian organik sekaligus mencari petani

yang mau bekerjasama untuk menjadi pemasok sayuran organik bagi

sejumlah supermarket yang menjadi mitra usaha ICDF. Pada Bulan

Januari 2009, pihak ICDF mencari informasi ke BPTP (Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Barat yang berlokasi di

Lembang, sebuah badan pengembangan pertanian sekaligus pembina

program Prima Tani Desa Karehkel. Program Prima Tani

merupakan sebuah program pengembangan pertanian di Desa

Karehkel untuk mengecek kondisi kesuburan tanah, pH tanah, dan

komoditas pertanian apa yang sesuai untuk dikembangkan dengan

kondisi iklim dan tanah tersebut. Dari hasil analisis yang dilakukan

diperoleh hasil bahwa di Desa Karehkel memiliki peluang dan

potensi untuk pengembangan pertanian organik yang cukup besar

serta didukung oleh kondisi iklim dan tanah yang cukup mendukung

untuk pengembangan pertanian organik.

Akhirnya, pada Bulan Mei 2009, kedua belah pihak langsung

mengadakan persiapan untuk konversi lahan ke pertanian organik,

persiapan bantuan pinjaman fasilitas teknologi berupa screen house

sepanjang 800 m² (luas lahan yang diperjanjikan sebagai lahan

percobaan seluas 800 m², dan terbagi untuk empat orang petani

Page 57: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

44

dengan masing-masing petani seluas 200 m²) dan pembinaan tata

cara budidaya organik yang baik sesuai dengan prosedur.

Pada tanggai 1 Juni 2009 diadakan perjanjian tertulis (MOU)

antara pihak ICDF dengan Kelompok Tani Sugih Tani. Adapun

beberapa hal yang diperjanjikan dalam MOU tersebut yaitu: (1)

Komoditas yang dibudidayakan terdiri dari 4 jenis sayuran: bayam,

kangkung, caisin, dan pakcoy, (2) Pihak kelompok tani harus mampu

menyediakan pasokan untuk masing-masing komoditi sebanyak satu

kuintal setiap minggunya, (3) Pihak ICDF memberi pinjaman

fasilitas teknologi produksi berupa screen house sepanjang 800 m²

dan dikreditkan hingga lunas (dan menjadi hak milik petani), (4)

Harga setiap komoditas dihargai oleh pihak ICDF senilai Rp.

7.000/kg, dan harga tersebut dipotong sebanyak 25persen per

kilogram sebagai biaya untuk cicilan screen house hingga lunas

(screen house seharga Rp. 16.000/m²).

Hingga akhir Bulan Juni 2009, hasil dari uji coba sayuran

organik tersebut baru memberikan hasil yang relatif sedikit, karena

baru mengalami empat kali panen dengan kualitas hasil panen yang

relatif baik dan cukup dapat dapat bersaing dengan produk sayuran

organik lainnya. Meskipun usaha budidaya sayuran organik di

kelompok tani ini masih baru, namun dengan semangat dan

komitmen yang cukup tinggi dari para anggota kelompok tani,

diharapkan jika hasil uji coba sayuran organik tersebut berhasil untuk

semua jenis komoditas.

4.1.2 Profil Desa Karehkel

Kelompok Tani Sugih Tani secara administratif berada di

Kampung Pabuaran Dukuh, Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi

Liang, Kabupaten Bogor. Adapun batas-batas administratif Desa

Karehkel yaitu:

Sebelah Utara : Desa Leuwi Batu, Kecamatan Rumpin

Sebelah Selatan : Desa Leuwi Liang, Kecamatan Leuwi Liang

Sebelah Barat : Desa Cidokom

Page 58: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

45

Sebelah Timur : Desa Leuwi Batu, Kecamatan Rumpin

Desa Karehkel memiliki luas wilayah yaitu 420.000 Ha dengan

jumlah penduduk sebanyak 11.640 jiwa dan 2630 KK, terbagi atas

5.969 pria dan 5.671 wanita. Mayoritas penduduk Desa Karehkel

bermata pencaharian utama yaitu sebagai petani sebanyak 1330 jiwa.

Tabel 7. Penduduk berusia 10 tahun keatas yang bekerja menurut jenis pekerjaan utama di Kecamatan Leuwi Liang.

Lapangan Usaha Utama Jumlah (jiwa) Karyawan/PNS 25 Tenaga Produksi/Buruh 70 Pengusaha/Wiraswasta 100 Petani 1.330 Pedagang 215

Jumlah 1.740 Sumber: Kantor Kepala Desa Karehkel, 2008

Jika dilihat dari sisi sarana transportasi, Desa Karehkel

mempunyai akses transportasi yang mudah dijangkau dan lokasi desa

berdekatan dengan Pasar Leuwi Liang. Sedangkan dari tingkat

pendidikan, mayoritas tingkat pendidikan penduduk Desa Karehkel

masih rendah, dimana penduduknya mayoritas tidak tamat SD, dan

hanya tamat SD.

Tabel 8. Tingkat pendidikan penduduk Desa Karehkel.

Status Pendidikan Jumlah (Jiwa) Tidak tamat SD 4735 SD 4066 SLTP 969 SLTA 419 Akademi / Sarjana Muda 34 S1 15 S2 1 S3 0

Jumlah 10.239 Sumber: Kantor Kepala Desa Karehkel, 2008

Desa Karehkel yang terletak di Kecamatan Leuwi Liang,

termasuk ke dalam wilayah pengembangan pembangunan Kabupaten

Bogor bagian barat. Secara umum kondisi perekonomian di wilayah

ini di topang oleh sektor pertanian. Sektor inilah yang menjadi mata

Page 59: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

46

pencaharian utama penduduk di kecamatan ini. Dengan model

pengembangan konsep agropolitan, yaitu kota pertanian yang

tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha

agribisnis serta mampu melayani wilayah sekitarnya.

Basis pertanian Kecamatan Leuwiliang cukup kuat, apalagi

wilayah ini sudah tersentuh oleh sektor perbankan sehingga

memudahkan transaksi-transaksi hasil pertanian. Adanya Unit Bank

BRI sebanyak satu unit, BPD 1 unit, Bank swasta 5 unit, dan LPK

Kecamatan satu unit, termasuk transaksi yang terjadi melalui

koperasi simpan pinjam sebanyak 19 unit. Sebagai pengelola

program agropolitan tersebut, ditunjuk sebuah Gapoktan (Gabungan

Kelompok Tani) Pandan Wangi yang yang diketuai oleh Bapak

Zulfakar, sekaligus merangkap sebagai Ketua Posko Induk

Agropolitan dan Ketua P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan

Swadaya) Pandan Wangi untuk mengkoordinir kelompok tani-

kelompok tani yang terletak di Desa Karehkel tersebut.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Meskipun memiliki keinginan yang kuat untuk mengembangkan usaha

budidaya sayuran organik, namun hingga saat Kelompok Tani Sugih Tani

belum memiliki rumusan strategis dan pernyataan tertulis mengenai visi,

misi dan tujuan yang ingin dicapai Kelompok Tani Sugih Tani. Padahal,

untuk dapat bersaing dalam industri, Kelompok Tani Sugih Tani harus

memiliki arahan yang jelas dalam menjalankan usahanya. Secara ringkas,

visi merupakan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan dimasa datang

yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan.

Sedangkan misi merupakan penjabaran tertulis mengenai visi agar menjadi

mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. Oleh karena itu,

untuk masa yang akan datang, diharapkan Kelompok Tani Sugih Tani

mampu menyusun secara tertulis pernyataan visi, misi dan tujuan usahanya.

Hal ini penting agar strategi dan tujuan jangka panjang dari pengembangan

usaha sayuran organik tersebut menjadi terarah dan dapat bersaing dengan

pesaing-pesaingnya.

Page 60: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

47

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan para petani dan ketua

Gapoktan Pandan Wangi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kelompok

Tani Sugih Tani memiliki visi ”Meningkatkan kualitas hidup petani dan

masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan”. Sedangkan misi dan

tujuan Kelompok Tani Sugih Tani secara umum yaitu: (1) meningkatkan

kesejahteraan petani dengan harga jual produk organik yang lebih tinggi, (2)

menjaga kelestarian dan kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk

organik dan penghentian penggunaan pestisida, (3) mengurangi

ketergantungn petani terhadap bahan baku, karena bahan baku seperti pupuk

organik dapat dibuat sendiri.

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang terdapat di Kelompok Tani Sugih Tani pada

dasarnya merupakan struktur organisasi yang dibuat dan diterapkan pada

saat Kelompok Tani Sugih Tani belum mulai membudidayakan pertanian

organik. Namun sampai sejauh ini Kelompok Tani Sugih Tani merasa belum

perlu merubah struktur organisasinya, karena usaha budidaya sayuran

organik ini masih baru dan petani yang terlibat pun masih sangat terbatas

yaitu baru melibatkan empat orang, yaitu Bapak M. Soleh, Bapak

Hutagalung, Bapak Suryani, dan Bapak Eman Sulaeman.

Struktur organisasi Kelompok Tani Sugih Tani dimulai dari Kepala

Desa Karehkel sebagai pelindung yang berperan sebagai pembina dan

pengawas dalam jalannya setiap usaha yang berjalan di Desa Karehkel.

Namun pada prakteknya, karena kesibukan, peran Kepala Desa menjadi

kurang aktif, sehingga petani jarang berkoordinasi dengan Kepala Desa

secara langsung. Ketua Kelompok Tani Sugih Tani sebagai pimpinan

tertinggi di Kelompok Tani Sugih Tani dibantu oleh enam orang pengurus

kelompok tani yang terdiri dari sekretaris, bendahara, seksi pertanian, seksi

pemasaran, seksi saprotan, dan seksi humas. Masing-masing bagian tersebut

bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing dan pada akhirnya

bertugas melaporkan seluruh kegiatan kepada ketua kelompok tani.

Secara garis besar, fungsi dan tugas dari masing-masing pengurus

Kelompok Tani Sugih Tani yaitu sebagai berikut:

Page 61: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

48

1. Kepala Desa sebagai pelindung sekaligus pengawas jalannya usaha

pertanian di Desa Karehkel.

2. Ketua sebagai penanggungjawab segala kegiatan di Kelompok Tani

Sugih Tani, dari mulai pengelolaan budidaya pertanian, penyuluhan,

koordinasi dengan pihak Gapoktan, Kepala Desa dan sebagainya.

3. Sekretaris sebagai pencatat segala kegiatan yang berjalan di Kelompok

Tani Sugih Tani, mulai dari hasil penyuluhan, pelatihan, hingga

mencatat hasil produksi pertanian di Kelompok Tani Sugih Tani.

4. Bendahara sebagai pengelola keuangan, yang memegang dan mencatat

segala pemasukan dan pengeluaran Kelompok Tani Sugih Tani.

5. Seksi Pertanian sebagai pemantau pertumbuhan komoditi yang

dibudidayakan dari mulai awal pengolahan lahan, penanggulangan

HPT, hingga proses panen produk.

6. Seksi Pemasaran bertugas memasarkan produk yang panen ke pasar

tradisional (untuk komoditi non-organik).

7. Seksi Saprotan bertugas membeli atau menyediakan segala kebutuhan

sarana produksi pertanian, dari mulai bibit, pupuk, pestisida (untuk

produk non-organik), cangkul, dan peralatan yang dibutuhkan lainnya.

8. Seksi Humas berperan sebagai penghubung antara kelompok tani

dengan masyarakat luar, seperti pemerintah desa dan UPTD Dinas

Pertanian.

Adapun pembagian tugas dan struktur organisasi Kelompok Tani

Sugih Tani dapat dilihat pada gambar 7. Namun pada pelaksanaannya, tugas

dari masing-masing pengurus ini masih kurang dilaksanakan dengan baik di

beberapa jabatan, terlebih untuk usaha budidaya sayuran organik, struktur

organisasi seperti ini sudah tidak efektif, karena pengelolaan usaha budidaya

organik dibutuhkan suatu pengelolaan manajemen yang terstruktur dengan

baik dan sumber daya manusia yang potensial dibidangnya masing-masing.

Page 62: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

49

Gambar 7. Struktur organisasi Kelompok Tani Sugih Tani

Kelemahan dari struktur organisasi ini yaitu ruang lingkup jabatan dan

tugas dari masing-masing pengurus kurang terdeskripsi dengan jelas

sehingga seringkali terjadi duplikasi jabatan. Selain itu lahan pertanian yang

digunakan untuk budidaya pertanian merupakan lahan pribadi petani

masing-masing, sehingga seringkali tugas dari masing-masing jabatan

banyak yang dilakukan sendiri oleh masing-masing petani, tidak secara

terkoordinir.

Kelompok Tani Sugih Tani memiliki jumlah anggota keseluruhan

yaitu sebanyak 51 orang, akan tetapi pada prakteknya, jumlah anggota yang

aktif yaitu hanya sebesar 25 orang dan lahan pertanian yang efektif

digunakan pun hanya seluas 25 Ha dari total luas lahan yang dimiliki. Hal

ini disebabkan karena jumlah anggota yang terlalu besar dan letak lokasi

tempat tinggal serta lahan budidaya yang berjauhan, sehingga jumlah

anggota yang aktif merupakan anggota kelompok tani yang berlokasi

berdekatan saja.

4.4 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang berada di dalam

perusahaan dan memiliki pengaruh langsung terhadap perusahaan tersebut.

Pelindung

Ketua

Sekretaris

Sie. Pertanian Sie. Pemasaran Sie. Saprotan Sie. Humas

Bendahara

Page 63: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

50

Analisis lingkungan ini merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan. Lingkungan internal dapat

dianalisis dengan menggunakan analisis pendekatan fungsional, yaitu

analisis yang dilakukan pada masing-masing fungsi dalam perusahaan

dengan menganalisis aspek pemasaran, produksi, sumber daya manusia,

kondisi keuangan, kegiatan penelitian dan pengembangan serta sistem

informasi manajemen dari suatu perusahaan.

4.4.1 Aspek Pemasaran

Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran

pemasaran yang meliputi analisis produk, harga, distribusi, dan

promosi produk sayuran organik dari Kelompok Tani Sugih Tani.

1. Bauran Produk

Meskipun usaha budidaya sayuran organik ini terbilang masih

sangat baru, namun dalam pelaksanaannya Kelompok Tani Sugih

Tani sudah cukup memperhatikan kualitas dan menjaga kualitas

produknya melalui quality qontrol yang dimulai sejak pembelian

benih dari toko pertanian yang sudah cukup dikenal baik oleh para

petani karena menjual bibit pertanian dengan mutu yang baik,

pengolahan lahan, penanaman bibit, pemupukan, penutupan lahan

dengan screen house, hingga pada saat panen dan diterima oleh

pihak swalayan.

Khusus untuk pengawasan mutu ketika pasca panen,

pengendalian mutu lebih dilakukan oleh pihak ICDF, karena faktor

pengetahuan dan ketersediaan fasilitas yang dimiliki oleh petani

kurang memadai. Ketika produk sayuran panen, pihak petani

mengirimkan produk sayurannya ke kantor ICDF yang berlokasi di

wilayah kampus IPB Dramaga dengan menggunakan angkutan

umum untuk kemudian dilakukan penyortiran disana. Proses

pembersihan sayuran hasil panen pertama-tama dibersihkan seadanya

oleh petani dengan hanya membersihkan akar tanamannya saja,

kemudian ketika sampai di tangan pihak ICDF dilakukan proses

pembersihan kembali dengan menggunakan alat khusus. Kemudian

Page 64: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

51

sayuran hasil panen dibawa dengan mobil box ke swalayan yang

menjadi mitra ICDF.

Standarisasi pengelolaan dan budidaya yang diterapkan oleh

Kelompok Tani Sugih Tani yaitu berdasarkan prosedur dari ICDF,

sedangkan standarisasi mutu produk berdasarkan permintaan

swalayan/konsumen. Proses penyortiran dilakukan oleh pihak ICDF.

Hal ini dilakukan karena pihak petani belum mengetahui secara baik

standarisasi produk yang diinginkan oleh pihak swalayan dan belum

mampu melakukan penyortiran sendiri. Adapun tahap penyortiran

dapat dilihat pada gambar 8. Sampai saat ini untuk mengatasi

masalah sayuran yang tidak lolos sortir, petani belum mampu

memperoleh tempat pemasaran yang lebih memadai selain dari pasar

tradisional, karena belum ada upaya promosi untuk mencari wilayah

pemasaran yang baru.

Sayuran oganik yang diproduksi oleh Kelompok Tani Sugih

Tani dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitas, yaitu: (1) Sayuran

grade A, yaitu sayuran yang memiliki kualitas yang baik dan

memenuhi standar swalayan, akan langsung dipasarkan ke swalayan,

(2) Sayuran grade B, yaitu sayuran yang memiliki kualitas sedang

atau jelek dan tidak lolos hasil penyortiran

Gambar 8. Tahap penyortiran sayuran organik Kelompok Tani

Sugih Tani

YA

TIDAK

Sayuran hasil panen

Swalayan

Penyortiran oleh ICDF

Pasar Tradisional

Page 65: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

52

Produk yang diminta untuk diproduksi dan dibudidayakan oleh

pihak ICDF dan swalayan kepada Kelompok Tani Sugih Tani terdiri

dari empat jenis sayuran. Empat jenis sayuran tersebut terdiri dari:

caisin, bayam, kangkung, dan pakcoy. Akan tetapi sampai saat ini

petani baru mampu memenuhi permintaan untuk tiga jenis

komoditas, yaitu caisin, bayam, dan kangkung, dikarenakan petani

takut gagal, karena selama ini belum pernah mencoba dan

mengetahui teknik budidaya sayuran pakcoy yang tepat. Proses

penanaman ketiga sayuran ini dilakukan secara bertahap masing-

masing dengan jeda sekitar 7–10 hari. Hal ini dilakukan agar produk

sayuran yang dihasilkan tidak mengalami panen secara bersamaan,

sehingga ketersediaan produk setiap minggu selalu ada ketika pihak

swalayan meminta pesanan sayuran organik.

Sayuran organik produksi Kelompok Tani Sugih Tani belum

memiliki kemasan sendiri. Selain karena faktor keterbatasan dana,

hal ini dikarenakan semua hasil panen, terlebih dahulu langsung

disortir oleh pihak ICDF, kemudian dari pihak ICDF langsung

dibawa ke pihak swalayan dengan menggunakan mobil box. Sayuran

yang telah disortir dan dikirim ke swalayan akan dikemas dan dijual

ke swalayan-swalayan lainnya dengan menggunkan merek ICDF.

Hal ini menyebabkan tingkat promosi dan kekuatan harga produk

sayuran Kelompok Tani Sugih Tani menjadi sangat rendah dan tidak

dikenal oleh masyarakat.

Label merupakan bagian dari kemasan produk yang dapat

berupa gambar, tulisan dengan variasi warna dan desain tertentu

(Yanti, 2006). Menurut Kotler (2002), label kemasan produk dapat

berfungsi untuk mengidentifikasi produk atau merek,

menggolongkan produk, menjelaskan beberapa informasi mengenai

produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi identitas

produsen (nama, alamat, dan nomor telepon perusahaan), jenis

produk (organik atau non-organik), dan kode produksi. Untuk saat

ini, produk sayuran organik produksi Kelompok Tani Sugih Tani

Page 66: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

53

belum memiliki label sendiri, karena diperlukan dana yang cukup

besar sedangkan keadaan keuangan dan sistem manajemen

Kelompok Tani Sugih Tani belum memadai.

2. Bauran Harga

Strategi bauran harga meliputi strategi penetapan harga, tingkat

harga, potongan harga serta syarat-syarat pembayaran. Penetapan

harga jual produk sayuran organik Kelompok Tani Sugih Tani

disesuaikan dengan perjanjian antara pihak petani dengan pihak

ICDF, yaitu sebesar Rp. 7.000/kg untuk keempat komoditi. Namun

dari setiap hasil penjualan yang diterima akan dipotong sebesar 25

persen untuk membayar cicilan kredit screen house kepada pihak

ICDF yang telah memfasilitasi screen house hingga lunas. Oleh

karena itu, selama screen house belum lunas, maka petani hanya

akan menerima harga jual bersih sebesar Rp. 5.250/kg. sayuran yang

lolos hasil sortasi akan langsung dibeli dan dibayar oleh ICDF

dengan sistem tunai (langsung bayar di tempat).

3. Bauran Distribusi

Dalam hal pendistribusian produk sayuran organiknya,

Kelompok Tani Sugih Tani tidak menentukan wilayah pemasarannya

secara spesifik, dimana pendistribusian produknya hanya terpusat

kepada swalayan yang menjadi mitra ICDF. Sedangkan untuk

pendistribusian lebih menyebar, dilakukan oleh pihak swalayan ke

cabang-cabangnya di sekitar Jabodetabek.

Ketika mendistribusikan produk sayuran organiknya, petani

menampung produknya pada box-box sayuran dan mengirimnya

dengan menggunakan angkutan umum ke kantor ICDF di wilayak

kampus IPB Dramaga. Saluran yang digunakan oleh Kelompok Tani

Sugih Tani dalam mendistribusikan produk sayuran organiknya

terdiri dari dua saluran, yaitu: (1) Produsen – ICDF – Swalayan, (2)

Produsen – Pasar Tradisional. Saluran distribusi yang pertama

merupakan saluran distribusi utama yang digunakan oleh Kelompok

Tani Sugih Tani. Pada saluran ini produk yang dijual ke swalayan

Page 67: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

54

merupakan produk yang berkualitas baik dan memenuhi standarisasi

ICDF dan swalayan yang terkait. Sedangkan saluran distribusi kedua

merupakan saluran distribusi cadangan. Pada saluran ini, produk

sayuran organik yang dijual merupakan produk yang tidak lolos

sortasi swalayan karena kurang memenuhi standar ukuran sayuran,

bermutu jelek, atau rusak karena hama.

Dalam hal estimasi permintaan, antara pihak petani dengan

swalayan sudah terjadi kesepakatan bahwa pihak swalayan meminta

pesanan sayuran organik sebanyak satu kuintal dari masing-masing

komoditi sayuran organik yang dijanjikan untuk setiap minggunya.

Sedangkan antara pihak petani dengan pasar tradisional tidak ada

kesepakatan berapa banyak sayuran organik yang dipesan, dan antara

petani dengan pihak pasar tradisional tidak ada ketergantungan satu

sama lain, namun petani sudah memiliki pelanggan tetap yang siap

menampung produk sayurannya berapapun kapasitasnya, namun

dengan harga standar pasar tradisional, yaitu seharga dengan sayuran

non-organik berkisar Rp. 2.000- 3.000/kg untuk setiap komoditi.

4. Bauran Promosi

Promosi penjualan bertujuan untuk mendorong pembelian

suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih

besar oleh konsumen atau pedagang (Kotler, 2002). Saat ini

Kelompok Tani Sugih Tani belum melakukan upaya promosi tertentu

kepada pihak luar. Upaya promosi yang dilakukan masih sebatas

promosi langsung dengan cara bernegosiasi dengan pihak ICDF dan

pasar tradisional mengenai keunggulan produk sayuran organik yang

sedang di budidayakan oleh Kelompok Tani Sugih Tani.

4.4.2 Aspek Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi dan operasi dari suatu usaha terkait dengan

segala proses yang dilakukan dari sebelum mulai menanam hingga

proses pascapanen. Tahapan yang dilalui oleh petani Kelompok Tani

Sugih Tani pada proses budidaya sayuran organik dimulai dari

persiapan lahan, pembuatan guludan, penjemuran lahan,

Page 68: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

55

pengendalian hama dan penyakit tanaman, pembenihan, pemupukan,

pemasangan screen house, pengairan lahan, hingga panen dan pasca

panen. Seluruh kegiatan ini masih menggunakan alat-alat sederhana

seperti pacul, golok, garpu dan sebagainya kecuali screen house yang

digunakan untuk menutup lahan budidaya sayuran organik.

Screen house merupakan suatu teknologi pertanian yang cukup

mutakhir berbentuk jaring plastik berwarna putih dengan lebar

sekitar 3 m. Screen house memiliki beberapa fungsi penting bagi

pertanian, seperti sebagai penghalang hama; menjaga kelembaban

tanah; mengatur intensitas cahaya matahari; dan menjaga agar ketika

turun hujan, tanah disekitar areal tanam sayuran organik tidak akan

terciprat ke daun sayuran yang dapat menyebabkan mutu sayuran

berkurang.

Meskipun dengan penggunaan screen house ini dirasa sangat

membantu meringankan pekerjaan petani dan meningkatkan mutu

sayuran, namun ada beberapa kekurangan dari penggunaan screen

house. Kekurangan penggunaan screen house yaitu: pemantuan hama

dan gulma harus dilakukan dengan sangat teliti; selain itu dibutuhkan

modal yang cukup besar untuk membeli screen house.

Page 69: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

56

Gambar 9. Tahap proses produksi sayuran organik di Kelompok

Tani Sugih Tani

1. Persiapan Lahan

Lahan disiapkan dengan melakukan pengolahan lahan

terlebih dahulu dengan cara dipacul dengan tujuan agar tanah

menjadi gembur sambil dibersihkan dari sisa-sisa panen

terdahulu, gulma dan yang terpenting yaitu hama yang

mungkin ada.

YA

TIDAK

Persiapan lahan

Kontrol hama

Pengairan lahan

Pengendalian hama dan penyakit tanaman

Pemasangan screen house

Pembuatan guludan

Pemupukan

Penjemuran lahan

Pembenihan

Pemanenan

Perlakuan pasca panen

Page 70: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

57

2. Pembuatan Guludan

Setelah dilakukan persiapan lahan, tahap selanjutnya yaitu

dilakukan pembuatan guludan dengan memperhatikan panjang,

lebar, jarak antar guludan dan tinggi guludan. Adapun panjang

guludan yaitu 25 m, dengan lebar 1 m, tinggi 4 cm, dan jarak

antar guludan yaitu 40 cm.

3. Penjemuran Lahan

Setelah guludan terbentuk maka lahan dibiarkan dan

dijemur selama sekitar 3–7 hari dengan maksud untuk

pengontrolan hama agar ketika lahan sudah siap ditanami dan

ditutup dengan screen house, areal tanam sudah tidak

mengandung hama.

4. Pembenihan

Setelah kurang lebih tiga hari lahan dibiarkan dan dijemur,

maka lahan sudah siap untuk ditanami dengan benih. Untuk

setiap guludan yang dibuat, pembenihan dilakukan secara

berselang-seling. Setiap guludan ditanami dengan sayuran yang

berbeda, serta jarak waktu tanam masing-masing guludan dan

sayuran yaitu berkisar antara 7–10 hari. Adanya pengaturan

jarak waktu tanam ini yaitu dengan maksud agar setiap guludan

tidak mengalami panen secara bersamaan sehingga setiap

minggu akan selalu ada komoditi sayuran yang siap panen

untuk memenuhi pesanan swalayan.

5. Pemupukan

Setelah pembenihan dilakukan, kemudian lahan dipupuki

dengan pupuk kompos hingga merata dan menutupi benih yang

sudah disebar. Proses pemupukan cukup dilakukan satu kali

pada saat proses penanaman hingga akhir masa tanam dan

pemanenan.

6. Pemasangan Screen House

Setelah lahan dibenih, dipupuki dengan pupuk organik, dan

disiram, lahan telah siap untuk ditutup dengan screen house.

Page 71: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

58

Namun sebelum lahan ditutup, pinggiran guludan harus dibuat

stek bambu yang membentuk setengah lingkaran di sepanjang

guludan. Untuk setiap guludan sepanjang 25 m², dibutuhkan

sekitar 25-40 stek bambu. Fungsi pemasangan stek bambu ini

yaitu sebagai pondasi screen house agar dapat menutupi lahan

dengan baik.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama merupakan hal yang penting dalam

budidaya sayuran organik. Oleh karena itu dibutuhkan

ketelitian, kejelian dan ketekunan dari petani untuk selalu

memantau hama, dari sejak mulai pengolahan lahan hingga

sebelum lahan ditutup dengan screen house.

8. Pengairan Lahan

Pengairan lahan pada lahan budidaya sayuran organik yang

menggunakan screen house dilakukan dengan dua cara, yaitu

disemprot dengan menggunakan sprayer dan menggunakan

pengairan di pinggiran guludan. Karena menggunakan screen

house, sistem pengairan tidak perlu dilakukan secara rutin,

melainkan tergantung cuaca. Jika pada musim kemarau dimana

hujan jarang turun, pengairan dapat dilakukan sekitar 3 – 4 hari

sekali, sedangkan pada musim hujan, pengairan tidak

diperlukan.

9. Pemanenan

Panen dilakukan setelah sayuran organik telah sesuai

dengan umur tanam dan siap dipetik. Waktu pemanenan

tergantung dari jenis atau varietas tanaman. Untuk sayuran

jenis caisin, diperkirakan akan panen ketika sudah berumur

sekitar 30–40 hari. Sedangkan untuk bayam dan kangkung akan

panen jika sudah berumur sekitar 20–30 hari. Namun waktu

masa panen juga dapat dipercepat jika ada permintaan khusus

dari pihak swalayan karena kebutuhan pemenuhan stok.

Page 72: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

59

10. Perlakuan Pasca Panen

Ketika panen, sayuran diletakkan dalam keranjang sayuran,

lalu akar-akar tanaman sayuran organik dibersihkan. Proses

sortasi sayuran organik dilakukan di kantor ICDF. Sayuran

yang lolos sortasi akan langsung dibersihkan tahap lanjutan

oleh pihak ICDF lalu kemudian dikemas dan dikirimkan ke

swalayan, sedangkan produk sayuran yang tidak lolos sortasi

akan dikembalikan ke petani untuk kemudian dijual di pasar

tradisional.

4.4.3 Aspek Sumber Daya Manusia dan Karyawan

Sumber daya manusia dalam pertanian merupakan salah satu

faktor yang penting karena sebagai penggerak faktor produksi

lainnya. Petani pada anggota Kelompok Tani Sugih Tani bekerja

berdasarkan kepemilikan lahan masing-masing, sehingga tidak ada

petani yang sifatnya karyawan atau petani honorer. Karena

kepemilikan lahan yang masih bersifat perorangan ini maka sistem

pendapatan petani juga tergantung dari hasil panen lahan masing-

masing.

Anggota Kelompok Tani Sugih Tani rata-rata memiliki tingkat

pendidikan hanya sampai SD sampai SLTP, sehingga pengetahuan

dan keterampilan petani masih sangat kurang dalam hal pertanian

organik maupun kemampuan manajerial. Untuk meningkatkan

keterampilan dan pengetahuan petani mengenai sistem pertanian

organik, petani sudah pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh

Gapoktan Pandan Wangi, penyuluhan dari UPTD Pertanian dan

Kehutanan serta penyuluhan dari pihak ICDF mengenai teknik

pembuatan pupuk kompos, dan pestisida organik.

4.4.4 Aspek Keuangan

Administrasi dan sistem pencatatan keuangan Kelompok Tani

Sugih Tani masih sangat sederhana dan belum tertata dengan baik.

Hal ini terlihat dari masih banyak data-data yang tidak tercatat ke

pembukuan keuangan dan tidak bersifat menyeluruh ke setiap

Page 73: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

60

anggota anggota kelompok tani. Hal ini disebabkan lahan pertanian

yang masih bersifat pribadi, sehingga setiap pemasukan dan

pengeluaran yang dilakukan lebih bersifat pribadi pula. Namun untuk

lahan pertanian organik, segala pembelian untuk sarana dan

prasarana seperti bibit, pupuk organik, dan bambu untuk pembuatan

stek dibeli secara kolektif dari beberapa petani yang terkait dengan

usaha budidaya sayuran organik tersebut. Analisis usaha tani dapat

dilihat pada lampiran 2.

4.4.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (Litbang) dalam suatu

perusahaan sangat diperlukan dalam mendukung usaha yang ada,

membantu mengembangkan suatu usaha atau produk baru,

meningkatkan mutu produk, memperbaiki efisiensi proses produksi

dan memperdalam atau memperluas teknologi produksi yang

digunakan. Kelompok Tani Sugih Tani belum melakukan kegiatan

penelitian dan pengembangan, dikarenakan sistem manajemen yang

digunakan masih bersifat sangat sederhana, keterbatasan kemampuan

SDM yang mengelola, serta kondisi keuangan yang tidak

mendukung untuk mengadakan kegiatan penelitian dan

pengembangan.

Hingga saat ini, untuk mendukung perkembangan pengetahuan

petani mengenai teknologi atau sistem pertanian organik, biasanya

petani mendapatkan bantuan penyuluhan dari UPTD Pertanian dan

Kehutanan serta gapoktan Pandan Wangi. Seperti penyuluhan

mengenai teknik pertanian organik dan pelatihan pembuatan pupuk

kompos, dan sebagainya, sedangkan dari sisi teknologi petani sudah

mendapat pinjaman sekaligus kredit screen house dari pihak ICDF.

Akan tetapi untuk kedepannya, ketua Gapoktan Pandan Wangi

berencana akan melakukan penelitian mengenai pupuk organik.

Penelitian tersebut berupa membuat sendiri pupuk organik yang

bermutu optimal dengan komposisi yang disesuaikan dengan

Page 74: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

61

kebutuhan tanaman, seperti campuran dari kotoran ayam, kotoran

kelinci, dan kotoran kambing.

4.4.6 Aspek Sistem Informasi Manajemen

Kelompok Tani Sugih Tani dalam kegiatan operasionalnya

belum mampu menerapkan Sistem Informasi Manajemen dengan

baik. Hal ini terlihat dari proses pencatatan mengenai data-data hasil

panen dan penjualan, serta laporan keuangan yang masih sangat

sederhana dan dilakukan dengan cara manual. Oleh karena itu, untuk

kedepannya diharapkan petani sudah mampu mengolah laporan

keuangan ataupun pencatatan segala administrasinya menggunakan

komputer.

4.5 Analisis Lingkungan Eksternal

4.5.1 Aspek Politik

Faktor politik berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah, stabilitas politik negara serta perannya

secara ekonomis dan politis. Stabilitas politik dan keamanan yang

tidak menentu akan berdampak terhadap ketenangan masyarakat dan

juga mengancam sektor pertanian dan keadaan dunia usaha. Sampai

saat ini kondisi politik dan keamanan di Indonesia relatif stabil dan

dapat menjamin kelancaran usaha terutama di sektor pertanian.

Adanya kebijakan kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar

minyak secara bertahap dalam beberapa periode ke depan dapat

mempengaruhi kegiatan usahatani. Kondisi tersebut dapat

berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi seperti

meningkatnya biaya transportasi untuk distribusi, serta pembelian

bibit, dan pupuk. Selain itu, adanya kebijakan tersebut juga dapat

mengancam kapasitas hasil produksi karena dengan jumlah modal

yang relatif tetap, petani tidak mampu membeli bahan baku sesuai

dengan yang diharapkan. Akibatnya, petani akan mengurangi jumlah

pembelian bibit atau beralih kepada bibit yang mutunya lebih rendah,

pupuk organik dan pestisida organik, sehingga pada akhirnya akan

mengurangi jumlah hasil produksi dan mutu produk yang dihasilkan.

Page 75: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

62

Adanya kebijakan pemerintah yang tepat seperti bantuan

subsidi pupuk bagi petani, bantuan pemberian modal bagi petani

untuk mengembangkan usaha, dan sebagainya, sangat diperlukan

untuk mendukung pengembangan sektor pertanian.

Kebijakan pemerintah melalui Departemen Pertanian yang

sedang digalakkan saat ini yang terkait dengan pertanian organik

yaitu program ”Go Organic 2010”. Program ini memiliki misi

”Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian alam

Indonesia dengan mendorong berkembangnya pertanian organik

yang berdaya saing dan berkelanjutan”. Sedangkan tujuan yang ingin

dicapai yaitu ”Mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen

dan pengekspor pangan organik utama di dunia pada tahun 2010”

(Departemen Pertanian, 2009). Adanya kebijakan tersebut dapat

menjadi peluang bagi pengembangan usaha sayuran organik di

Kelompok Tani Sugih Tani.

4.5.2 Aspek Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara menunjukkan seberapa

besar perkembangan dunia usaha di negara tersebut. Salah satu

indikator dari perekonomian suatu negara yaitu Produk Domestik

Bruto (PDB) dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Perekonomian

Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga

berlaku pada triwulan I-2009 mencapai Rp 1.300,3 triliun, sedangkan

PDB atas dasar harga konstan 2000 besarnya mencapai Rp 527,3

triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2009

dibandingkan triwulan IV-2008, yang diukur dari kenaikan Produk

Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,6 persen, sedangkan laju

pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2008 yaitu sebesar 6,1

persen. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 ini terjadi pada

sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih, sektor pengangkutan

dan komunikasi, sektor keuangan real estat-jasa perusahaan dan

sektor jasa-jasa. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor

pertanian sebesar 19,3 persen, terutama disebabkan oleh siklus panen

Page 76: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

63

raya tanaman padi tahunan yang terjadi pada triwulan I-2009 (BPS,

2009).

Keadaan perekonomian Indonesia yang semakin membaik dan

meningkatnya Produk Domestik Bruto akan berimplikasi pada daya

beli masyarakat yang juga akan cenderung meningkat. Hal ini pada

akhirnya akan berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat

(BPS, 2009).

Berdasarkan beberapa indikator diatas dapat disimpulkan

bahwa secara umum keadaan perekonomian Indonesia semakin

membaik, terutama dengan besarnya peran sektor pertanian dalam

menaikkan perekonomian Indonesia pada awal triwulan 2009 ini.

Hal ini membuat prospek perkembangan produksi pertanian semakin

baik. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah telah melakukan

berbagai upaya rill untuk mengembangkan sektor pertanian, seperti

penyuluhan yang terprogram, menjamin kecukupan keperluan bahan

baku pertanian seperti bibit, pupuk, obat-obatan, dan sarana

pertanian yang diharapkan dapat semakin meningkatkan produksi di

sektor pertanian.

Khusus untuk bidang pertanian organik, Departemen Pertanian

memberikan dukungan yang sangat besar bagi produsen yang sudah

atau baru akan mengembangkan usaha pertanian organik tersebut.

Upaya-upaya penyuluhan dan bantuan teknis bagi petani pertanian

organik sudah banyak dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga

pemerintahan di setiap daerah.

4.5.3 Aspek Sosial

Memasuki abad 21, gaya hidup sehat dengan slogan ”Back to

Nature” telah menjadi tren baru bagi masyarakat dunia. Masyarakat

semakin menyadari akan dampak buruk dari terus-menerus

mengkonsumsi produk makanan kimiawi. Seiring dengan semakin

meningkatnya permintaan akan produk organik di seluruh dunia

setiap tahunnya, merupakan peluang pasar yang sangat potensial bagi

Page 77: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

64

industri sayuran organik baik pasar dalam negeri maupun untuk

pasar ekspor (Departemen Pertanian, 2009).

4.5.4 Aspek Budaya

Selain karena tren baru masyarakat dunia yang saat ini gemar

mengkonsumsi produk organik, hal ini didukung pula dengan

perilaku masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi sayuran,

khususnya bagi masyarakat Jawa Barat. Adanya perilaku masyarakat

seperti ini dapat menjadi salah satu peluang yang sangat baik

terutama bagi usaha sayuran organik di wilayah sekitar Jawa Barat.

4.5.5 Aspek Demografi

Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam

mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara

dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan per kapita

yang tinggi. Pada tahun 2008 angka PDB per kapita diperkirakan

mencapai Rp 21,7 juta (US$ 2.271,2) dengan laju peningkatan

sebesar 23,6 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2007

sebesar Rp 17,5 juta (US$ 1.942,1).

Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi

konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah

8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7

persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen5. Besarnya

pendapatan perkapita selain menentukan tingkat kesejahteraan

masyarakatnya, juga sebagai indikator besarnya tingkat daya beli

masyarakat. Semakin besar pendapatan perkapita dan semakin tinggi

tingkat kesejahteraan masyarakatnya, akan semakin tinggi pula

tingkat daya beli masyarakatnya. Pada akhirnya tingginya tingkat

daya beli masyarakat tersebut akan mempengaruhi tingkat

permintaan masyarakat terhadap suatu produk, misalnya permintaan

pada produk sayuran organik.

5 www.indonesia.go.id [1 September 2009]

Page 78: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

65

4.5.6 Aspek Lingkungan

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari sistem

pertanian kimiawi yang selama ini diterapkan oleh pemerintah dan

masyarakat luas antara lain menurunnya produktivitas tanah akibat

penggunan pupuk kimia secara berlebihan, rusaknya keseimbangan

ekosistem akibat penggunaan pestisida serta mengakibatkan matinya

spesies lain selain hama dan penyakit tanaman. Akibat dari

kegagalan sistem pertanian kimiawi mempertahankan kelestarian

lahan dan lingkungan dalam jangka panjang tersebut, mengakibatkan

sistem pertanian organik semakin populer akhir-akhir ini. Salah satu

manfaat penting sistem pertanian organik bagi kelestarian

lingkungan yaitu menjaga kesuburan tanah dan memperbaiki tekstur

tanah yang rusak. Hal ini dikarenakan sistem pertanian organik tidak

menggunakan pupuk dan pestisida kimia, melainkan menggunakan

pupuk organik yang dapat berfungsi sebagai penyubur tanah.

4.5.7 Aspek Teknologi

Perkembangan agroindustri tidak terlepas dari perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Perkembangan IPTEK

pada bidang pertanian juga berdampak pada perkembangan usaha

budidaya sayuran organik. Perkembangan ini ditandai dengan adanya

inovasi-inovasi baru dalam bidang budidaya, maupun teknologi

produksi yang digunakan. Inovasi baru dalam bidang budidaya dapat

berupa rekayasa genetika, sedangkan penggunaan teknologi produksi

yaitu seperti penggunaan screen house. Saat ini, Kelompok Tani

Sugih Tani sudah mampu menerapkan penggunaan teknologi

produksi melalui penggunaan screen house yang disarankan oleh

pihak ICDF.

Selain dengan penggunaan teknologi produksi budidaya

sayuran organik, penggunaan teknologi informasi seperti komputer,

dan jaringan internet pun dapat membantu perkembangan usaha

budidaya sayuran organik. Pada umumnya, pelaku bisnis

memanfaatkan jasa internet untuk melakukan negosiasi, transaksi

Page 79: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

66

dan memasarkan produknya. Namun sampai sejauh ini Kelompok

Tani Sugih Tani belum memanfaatkan internet untuk melakukan

aktivitas bisnisnya. Selama ini, kegiatan pemasaran dan kegiatan

bisnis lainnya masih menggunakan alat komunikasi seperti telepon

(handphone). Oleh karena itu, jangkauan pasar dari perusahaan

masih sangat terbatas, sehingga masih kalah bersaing dengan

perusahaan sejenis yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi

tersebut.

4.5.8 Aspek Persaingan

Saat ini pertumbuhan industri organik untuk pasar domestik

meningkat sebesar 10 persen per tahun, sedangkan volume produk

pertanian organik sudah mencapai 5-7 persen dari total produk

pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Hal ini berarti

produk pertanian sudah dapat bersaing dengan produk-produk

pertanian lainnya baik di pasar domestik maupun internasional.

4.6 Formulasi dan Pemilihan Strategi

4.6.1 Identifikasi Faktor Internal

Faktor-faktor yang dianalisis untuk mengidentifikasi kekuatan

dan kelemahan internal kelompok tani, yaitu antara lain: faktor

pemasaran, produksi dan operasi, sumber daya manusia, keuangan,

penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sugih

Tani yaitu sebagai berikut:

Page 80: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

67

Tabel 9. Kekuatan dan kelemahan Kelompok Tani Sugih Tani

Faktor Internal

Kekuatan Kelemahan

Pemasaran • Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi.

• Sudah memiliki pasar tetap.

• Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

• Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

Produksi dan Operasi

• Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan tanaman organik.

• Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

• Produktivitas hasil produksi masih rendah.

SDM - • Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani masih belum tersetruktur dengan baik.

• Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

Keuangan - • Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

Litbang • Dukungan pelatihan dari ICDF untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

-

SIM - • Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

1. Kekuatan

a. Kualitas atau mutu sayuran yang baik dari hasil produksi.

Meskipun petani baru saja memulai usaha budidaya sayuran

organik dan baru empat kali pemanenan, namun sudah dapat terlihat

bahwa kualitas sayuran organik yang dihasilkan relatif baik. Sejak

awal pemanenan, pihak ICDF sudah menilai bahwa kualitas hasil

produksi sayuran organik di Desa Karehkel memiliki kualitas yang

lebih baik dibandingkan dengan mitra ICDF di Desa lain seperti

Gunung Bundar. Sayuran organik di Desa Karehkel tingkat

pertumbuhannya lebih baik, memiliki warna lebih cerah dan segar

serta lebih tahan lama dibandingkan dengan sayuran organik yang

berasal dari desa lain di sekitarnya.

Page 81: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

68

b. Sudah memiliki pasar tetap.

Meskipun usaha budidaya sayuran organik yang dikembangkan

oleh Kelompok Tani Sugih Tani merupakan usaha yang masih baru,

namun petani sudah memiliki wilayah pemasaran yang tetap yaitu

swalayan yang menjadi mitra usaha ICDF. Dengan adanya wilayah

pemasaran yang sudah tetap dan kemampuan pasar menyerap

pasokan sayuran organik dalam jumlah yang cukup besar tersebut

merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi petani. Hal ini

dikarenakan petani memiliki peluang cukup yang besar untuk

mengembangkan usahanya lebih besar lagi tanpa takut tidak

memiliki wilayah pemasaran.

c. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan tanaman organik.

Pemerintah melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Jawa Barat membuat sebuah program pengembangan

pertanian di Desa Karehkel dengan nama program Prima Tani.

Program tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi kesuburan

tanah dan pH tanah, serta mengetahui komoditas pertanian apa yang

sesuai untuk dikembangkan dengan kondisi iklim dan kondisi tanah

tersebut. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa

Desa Karehkel memiliki peluang dan potensi untuk pengembangan

pertanian organik yang cukup besar serta didukung oleh kondisi

iklim dan tanah yang cukup mendukung untuk pengembangan

pertanian organik khususnya sayuran organik.

d. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

Teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya sayuran

organik di Kelompok Tani Sugih Tani ini yaitu screen house. Screen

house merupakan suatu teknologi pertanian yang cukup mutakhir

yang memiliki beberapa fungsi penting bagi pertanian. Fungi screen

house antara lain: sebagai penghalang hama; menjaga kelembaban

tanah; mengatur intensitas cahaya matahari; dan menjaga agar ketika

turun hujan, tanah disekitar areal tanam sayuran organik tidak akan

Page 82: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

69

terciprat ke daun sayuran yang dapat menyebabkan mutu sayuran

berkurang.

e. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

Sejak awal mula Kelompok Tani Sugih Tani mengembangkan

usaha budidaya sayuran organik, petani sudah mendapat dukungan

yang cukup kuat dari ICDF dan Gapoktan dalam hal pelatihan untuk

penelitian dan pengembangan bahan baku pertanian organik seperti

pupuk organik dan pestisida organik. Dengan adanya dukungan

pelatihan tersebut, diharapkan petani dapat mengembangkan pupuk

dan pestisida organik tanpa harus tergantung dari pemasok dan dapat

menciptakan pupuk organik dengan komposisi yang tepat bagi

tanaman, serta pestisida organik yang ampuh bagi hama.

2. Kelemahan

a. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

Sejalan dengan semakin ketatnya persaingan usaha khususnya

dibidang industri sayuran organik, perusahaan maupun kelompok

tani diharapkan memiliki kelebihan kompetitif dalam menjamin

mutu produknya. Salah satu upaya penjaminan mutu pada produk

sayuran organik yaitu dengan pembuatan sertifikasi organik.

Sertifikasi organik memberikan jaminan tertulis bahwa pangan atau

sistem pengendalian pangan sesuai dengan persyaratan organik yang

disyaratkan. Selain itu dengan penggunaan sertifikasi organik,

konsumen dapat terlindung dari penipuan dan segala bentuk

kecurangan serta klaim produk yang tidak berdasar.

Selain sertifikasi organik yang berfungsi sebagai penjamin mutu

produk organik, produk sayuran organik juga seharusnya memiliki

kemasan dan label tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar produk yang

dihasilkan memiliki nilai tambah tersendiri dimata konsumen, selain

sebagai salah satu upaya promosi produk. Selain itu dengan adanya

kemasan dan label sendiri, produk yang dihasilkan akan memiliki

nilai jual yang lebih tinggi di pasar. Selama ini Kelompok Tani Sugih

Page 83: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

70

Tani belum mampu membuat sertifikasi, kemasan dan label sendiri,

sehingga pihak swalayanlah yang mengemas dan melabel produk

sayuran organik tersebut.

Usaha budidaya sayuran organik yang diusahakan oleh

Kelompok Tani Sugih Tani ini baru dimulai sejak bulan Juni 2009.

Karena faktor masih usaha yang dalam tahap uji coba, serta

kebutuhan modal yang cukup besar, maka petani dan beberapa pihak

yang terkait merasa pembuatan sertifikasi organik, kemasan dan

label produk belum mampu dilakukan. Petani saat ini masih

terkonsentrasi dalam upaya pengoptimalan mutu produk dan

pemenuhan kapasitas pemasan. Namun untuk kedepannya, jika mutu

produk sudah dapat bersaing dengan para kompetitornya terdahulu

dan keadaan usaha dan keuangan yang semakin baik, diharapkan

petani segera mengusahakan pembuatan kemasan dan pelabelan

sendiri untuk produknya.

b. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

Dalam hal pemasaran dan penetapan harga produk, Kelompok

Tani Sugih Tani masih tergantung pada pihak ICDF dan swalayan

yang terkait. Hal ini menyebabkan penetapan harga produk masih

relatif rendah (petani memperoleh harga jual bersih yaitu Rp.

5.250/kg) jika dibandingkan dengan harga produk sayuran organik

dari produsen lain yang sudah bisa mencapai kisaran Rp. 10.000 –

15.000/kg (Dinas Pertanian, 2009). Hal ini disebabkan produk

sayuran organik tersebut masih dalam tahap uji coba, sehingga pihak

ICDF dan swalayan belum berani menerapkan harga yang lebih

tinggi karena hasil produksi dan mutu produk yang dihasilkan belum

stabil.

c. Produktivitas hasil produksi masih rendah.

Terkait dengan kerjasama antara pihak kelompok tani dengan

pihak ICDF mengenai luas lahan yang dijadikan lahan budidaya

sayuran organik, yaitu baru seluas 800 m². Hal ini mengindikasikan

bahwa luas lahan yang dijadikan lahan budidaya sayuran organik

Page 84: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

71

masih tergolong sempit, sehingga produktivitas hasil produksi masih

rendah, sedangkan peluang pasar yang dapat dimasuki masih

tergolong cukup besar. Dengan luas lahan yang ada saat ini, ternyata

belum mampu memenuhi seluruh pesanan ICDF dan swalayan yaitu

sebanyak empat kuintal per minggu. Swalayan memesan sebanyak

empat kuintal per minggu untuk memenuhi kebutuhan 30 cabang

swalayan tersebut, sedangkan peluang yang masih tersedia yaitu

sebanyak 70 cabang toko swalayan.

d. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani masih belum terstruktur dengan baik.

Untuk menjalankan dan mengembangkan suatu usaha yang baik,

dibutuhkan suatu sistem organisasi, koordinasi antar karyawan dan

ruang lingkup tugas yang terstruktur dengan jelas, agar usaha yang

dijalankan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat bersaing

dengan para kompetitornya.

Hingga saat ini struktur organisasi yang diterapkan Kelompok

Tani Sugih Tani masih sangat sederhana dan belum terstruktur

dengan baik. Hal ini terlihat dimana ruang lingkup masing-masing

jabatan pengurus belum terdeskripsi dengan baik, dan sistem

koordinasi antar anggota kelompok tani belum berjalan optimal.

Lokasi tempat tinggal dan lahan produksi yang sangat luas dan relatif

berjauhan antara yang satu dengan yang lain, menyebabkan

koordinasi antar anggota kelompok tani kurang berjalan efektif, dan

hanya berlaku bagi anggota kelompok tani yang berlokasi berdekatan

saja. Adanya ruang lingkup jabatan pengurus yang belum

terdeskripsi dengan baik, menyebabkan peran dari masing-masing

pengurus menjadi kurang efektif karena seringkali terjadi duplikasi

jabatan.

e. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

Agar suatu usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan baik,

perusahaan atau kelompok tani harus melakukan pencatatan data

yang terstruktur dengan baik, serta kemampuan manajerial yang

baik, agar dapat bersaing dengan para kompetitornya.

Page 85: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

72

Selama ini, Kelompok Tani Sugih Tani masih melakukan

pencatatan dengan cara manual dan tidak terstruktur dengan baik.

Adapun beberapa data yang sebaiknya tersedia yaitu seperti

tersedianya data base anggota kelompok tani, data luas lahan

kepemilikan masing-masing petani, data hasil produksi, data

produktivitas sayuran organik, estimasi permintaan pasar, dan

laporan keuangan kelompok tani. Ketidaktersediaan data yang

diperlukan tersebut selain membuat sistem manajemen kelompok

tani menjadi berjalan kurang baik, juga menyebabkan beberapa

pihak terkait seperti UPTD Pertanian dan Kehutanan di wilayah

Kecamatan Leuwi Liang dan Kepala Desa Karehkel mengalami

kesulitan dalam memperoleh data dari petani dan melihat hasil

perkembangan produksi pertanian serta membuat laporan

perkembangan hasil pertanian di wilayah Desa Karehkel tersebut.

f. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

Untuk dapat mengembangkan suatu usaha diperlukan kebutuhan

modal yang mencukupi dan sering kali tidak sedikit. permasalahan

yang sering kali muncul pada petani kecil adalah keterbatasan modal

untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih maju dan bisa

bersaing dengan pesaing-pesaingnya terdahulu.

g. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

Sistem infomasi manajemen merupakan salah satu hal penting

yang harus dimiliki oleh suatu sistem manajerial di suatu usaha agar

dapat berkembang dan bersaing dengan baik di industrinya. Sampai

saat ini Kelompok Tani Sugih Tani belum mampu menerapkan SIM

dalam sistem manajerialnya. Hal ini disebabkan selain karena

kualitas SDM yang rendah, juga karena keterbatasan modal untuk

mengembangkan SIM dalam sistem manajerial.

4.6.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor eksternal kelompok

tani, menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

kelompok tani. Adapun aspek-aspek yang ditinjau antara lain: faktor

Page 86: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

73

politik, ekonomi, sosial, budaya, demografi, teknologi, dan

persaingan. Adapun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

Kelompok Tani Sugih Tani yaitu sebagai berikut:

Tabel 10. Peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kelompok Tani Sugih Tani

Faktor Eksternal

Peluang Ancaman

Politik • Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

• Sulit dan mahalnya persyaratan untuk memperoleh sertifikasi organik

Ekonomi • Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

• Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

-

Sosial • Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

• Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

-

Budaya • Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

-

Demografi - • Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah.

Lingkungan • Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

-

Teknologi • Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

-

Persaingan • Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

• Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

1. Peluang

a. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

Sejak awal tahun 2000, pemerintah melalui Departemen

Pertanian telah menyusun suatu program untuk mendukung

pengembangan pertanian organik nasional dengan jargon ”Go

Organic 2010”. Melalui program tersebut, pemerintah memberikan

banyak dukungan bagi petani-petani untuk mengembangkan

Page 87: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

74

pertanian organik. Melalui Dinas Pertanian di daerah-daerah sudah

mulai banyak melakukan sosialisasi mengenai dampak dari

penggunaan pupuk kimia dan pestisida, dan semakin seringnya

dilakukan penyuluhan di daerah-daerah tentang pembuatan pupuk

organik dan pestisida nabati.

b. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

Sejalan dengan semakin meningkatknya tingkat kesadaran

masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi produk yang aman bagi

kesehatan dan semakin tingginya tingkat permintaan akan produk

organik baik di dalam dan di luar negeri, perkembangan produksi

dan pemasaran produk pertanian organik di Indonesia pun semakin

meningkat setiap tahunnya. Menurut Surono (2004), produksi

pertanian di Indonesia tumbuh sekitar 10 persen per tahun di

Indonesia. Hal tersebut juga didukung dengan semakin pesatnya

perkembangan wilayah pemasarannya, dimana semakin banyak

supermarket, outlet, dan model pemasaran alternatif di berbagai kota

di Indonesia yang menjual produk organik6.

Sedangkan untuk pemasaran luar negeri, data WTO

menunjukkan bahwa pada tahun 2000 perdagangan produk pertanian

organik di dunia mencapai US$ 17,5 milyar, dan diperkirakan pada

tahun 2010 pangsa pasar akan produk organik dapat mencapai US$

100 milyar. Dengan adanya peluang pasar yang sangat besar tersebut

menyebabkan usaha produksi pertanin organik memiliki prospek dan

peluang pasar yang masih sangat terbuka lebar (Departemen

Pertanian, 2009).

c. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

Dengan adanya program pemerintah melalui Departemen

Pertanian, maka peluang petani untuk dapat bekerjasama dan

bermitra dengan pemerintah dan atau lembaga lain yang terkait

dengan pengembangan sistem pertanian organik, semakin besar. Hal

6 http://www.beritabumi.com [3 April 2009]

Page 88: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

75

ini ditandai dengan semakin banyaknya bantuan-bantuan dari

pemerintah yang mendukung sistem pertanian organik terutama

dalam hal bantuan modal untuk pengembangan usaha pertanian

organik dan promosi produk dalam bentuk pameran produk organik

yang rutin diadakan setiap satu tahun sekali oleh Dinas Pertanian

Kabupateb Bogor merupakan salah satu peluang bagi petani untuk

terus mengembangkan usahanya dalam bidang pertanian organik.

d. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

Untuk dapat menjalankan sebuah usaha agar dapat berjalan

dengan optimal, diperlukan sumber daya manusia yang potensial di

bidangnya. Mayoritas penduduk Desa Karehkel bermata pencaharian

utama sebagai petani. Pengetahuan penduduk mengenai sistem

pertanian yang baik sangat mendukung suksesnya sebuah usaha

dibidang pertanian. Dengan peran dari pemerintah dan pihak-pihak

yang terkait, pengetahuan petani mengenai sistem pertanian tersebut

dapat dialihkan ke sistem pertanian organik melalui penyuluhan dan

pelatihan, agar pengetahuan petani mengenai sistem pertanian

organik semakin baik.

e. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

Memasuki abad 21, gaya hidup sehat dengan slogan ”back to

nature” menjadi tren baru dalam masyarakat. Sejalan dengan itu,

semakin tinggi pula tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

mengkonsumsi produk yang aman, berkualitas dan bernutrisi tinggi

serta kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumsi produk yang

mengandung bahan-bahan kimia seperti pupuk kimia dan pestisida.

Adanya preferensi konsumen seperti itulah yang menyebabkan

permintaan konsumen dunia terhadap produk organik di seluruh

dunia semakin meningkat tiap tahunnya yaitu sekitar 25 persen per

tahun.

Page 89: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

76

f. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan lingkungan.

Salah satu manfaat penting sistem pertanian organik bagi

kelestarian lingkungan yaitu menjaga kesuburan tanah dan

memperbaiki tekstur tanah yang rusak. Hal ini dikarenakan sistem

pertanian organik tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia,

melainkan menggunakan pupuk organik yang dapat berfungsi

sebagai penyubur tanah.

g. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mendukung pertanian organik, membawa dampak tersendiri bagi

perkembangan industri sayuran organik. Semakin meningkatnya

ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pertanian organik,

membuat proses produksi pertanian organik semakin efektif dan

efisien. Hal ini misalnya melalui perkembangan penelian dalam

menghasilkan bibit unggul dan penciptaan komposisi pupuk organik

yang bermutu tinggi. Selain itu dengan adanya teknologi pertanian

seperti screen house, telah membuat proses produksi sayuran organik

menjadi sangat efektif.

Disamping perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang produksi pertanian organik, perkembangan teknologi

informasi seperti komputer dan jaringan internet juga sangat

mempengaruhi perkembangan pertanian organik. Dengan

penggunaan komputer dan jaringan internet, perusahaan dapat

melakukan pencatatan data yang lebih terstruktur, pembuatan data

base yang diperlukan, pencatatan laporan keuangan yang lebih baik

dan membantu mempromosikan produknya melalui internet.

h. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

Masyarakat Jawa Barat khususnya memiliki kecenderungan

gemar mengkonsumsi sayuran. Saat ini konsumsi masyarakat

Indonesia akan produk sayuran masih rendah, yaitu 40,90 per

kilogram (kg) per kapita per tahun. Sementara rasio kecukupan sehat

Page 90: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

77

di level 91,25 kg per kapita. Sebagai salah satu upaya meningkatkan

konsumsi dalam negeri, pemerintah telah melakukan gerakan makan

sayuran (gema sayuran) ke masyarakat. Dengan gerakan ini,

pemerintah menargetkan konsumsi sayuran dalam negeri meningkat

2-5 persen setiap tahun7. Selain itu dengan semakin tingginya tingkat

kesadaran masyarakat dan permintaan akan produk organik, dapat

menjadi salah satu peluang bagi usaha budidaya sayuran organik

yang cukup baik.

i. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

Saat ini pertumbuhan industri organik untuk pasar domestik

meningkat sebesar 10 persen per tahun, sedangkan volume produk

pertanian organik sudah mencapai 5-7 persen dari total produk

pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Dengan

adanya peningkatan pertumbuhan industri dan volume perdagangan

di pasar internasional tersebut, berarti produk organik sudah mampu

bersaing untuk menciptakan pasar tersendiri dan merebut sebagian

pangsa pasar dari produk pertanian lainnya di dunia.

2. Ancaman

a. Sulit dan mahalnya persyaratan untuk memperoleh sertifikasi organik

Untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya terdahulu,

suatu usaha harus memiliki kelebihan kompetitif dalam menjamin

mutu produknya. Khusus untuk industri produk organik, produsen

harus memiliki sertifikasi organik sebagai salah satu upaya

penjaminan mutu pada produk organik yang dihasilkan. Sertifikasi

organik memberikan jaminan tertulis bahwa pangan atau sistem

pengendalian pangan dilakukan sesuai dengan persyaratan organik

yang disyaratkan. Selain itu dengan penggunaan sertifikasi organik,

konsumen dapat terlindungi dari penipuan dan segala bentuk

kecurangan serta klaim produk yang tidak berdasar.

7 www.jurnalbogor.com [1 September 2009]

Page 91: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

78

Akan tetapi untuk membuat atau mengajukan sertifikasi ke

lembaga yang berwenang memiliki kendala yang tidak mudah bagi

petani, baik dari segi persyaratan maupun biaya yang relatif mahal.

Untuk mengajukan sebuah sertifikasi organik, petani dihadapkan

pada persyaratan yang terprosedur, seperti sistem manajerial dan

organisasi yang sudah terprosedur dengan baik, adanya divisi khusus

yang melakukan pengontrolan dan penjaminan mutu produk organik,

penggunaan bibit yang berasal dari tanaman organik, serta

pengolahan dan penyimpanan produk yang harus memenuhi standar

dan regulasi teknik produk pertanian organik. Selain itu, proses

sertifikasi juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena

membutuhkan biaya kontrol produk sekitar tiga juta rupiah setiap

bulannya (Dinas Pertanian, 2009).

b. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam

mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara

dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan per kapita

yang tinggi. Pada tahun 2008 angka PDB per kapita diperkirakan

mencapai Rp 21,7 juta (US$ 2.271,2) dengan laju peningkatan

sebesar 23,6 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2007

sebesar Rp 17,5 juta (US$ 1.942,1). Meskipun terjadi peningkatan

yang cukup besar, akan tetapi jika dibandingkan dengan negara

berkembang lainnya di ASEAN, pendapat perkapita Indonesia masih

cukup rendah. Rendahnya tingkat pendapatan perkapita tersebut pada

akhirnya akan berpengaruh pada daya beli masyarakat yang relatif

rendah terhadap suatu produk, misalnya produk organik.

c. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

Bagi produsen produk organik yang sudah lebih dahulu muncul

dalam industri pertanian organik, biasanya sudah memiliki saluran

pemasaran yang cukup luas, baik dalam maupun luar negeri. Adanya

keunggulan pesaing tersebut menyebabkan produsen produk organik

yang baru masuk ke industri produk organik memiliki hambatan

yang cukup besar dalam hal pemasaran, karena biasanya distributor

Page 92: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

79

produk organik sudah menetapkan standar yang cukup tinggi bagi

produk organik yang akan dipasarkannya, baik dari sisi kualitas

produk, kuantitas produk, maupun kontinuitas.

4.6.3 Analisis Matriks IFE

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal yang dimiliki

kelompok tani, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor kunci internal

kelompok tani berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weaknesses) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha

sayuran organik.

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh dari faktor-faktor internal yang terdapat dalam Kelompok

Tani Sugih Tani. Nilai total yang dibobot pada matriks ini

merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating

masing-masing faktor strategis internal kelompok tani. Perhitungan

yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 11.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE,

diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,420. Dari total

skor terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok tani

memiliki posisi internal yang lemah karena berada di bawah nilai

2,50. Hal ini menunjukkan bahwa Kelompok Tani Sugih Tani belum

mampu dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu

mengatasi kelemahan yang ada. Kekuatan utama yang dimiliki oleh

Kelompok Tani Sugih Tani adalah sudah memiliki pasar tetap,

dengan skor sebesar 0,383. Sedangkan kelemahan utama yang

dimiliki oleh Kelompok Tani Sugih Tani yaitu belum diterapkannya

SIM dalam sistem manajerial dengan skor sebesar 0,052.

Page 93: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

80

Tabel 11. Hasil analisis matriks IFE

No Faktor Internal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (c = axb)

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 0,091 3,8 0,350 2. Sudah memiliki pasar tetap. 0,100 3,8 0,383 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik

dengan tanaman organik. 0,096 3,8 0,367

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

0,078 3,8 0,300

5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

0,070 3,0 0,209

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan

label merek sendiri. 0,078 1,0 0,078

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

0,083 1,5 0,124

3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 0,087 1,7 0,1454. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani

belum terstruktur dengan baik. 0,091 1,8 0,167

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

0,078 1,5 0,117

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

0,096 1,3 0,128

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 0,052 1,0 0,052 Total Skor matriks IFE 1,000 2,420

4.6.4 Analisis Matriks EFE

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal yang dimiliki

kelompok tani, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor kunci

eksternal kelompok tani berupa peluang (opportunities) dan ancaman

(threaths) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha sayuran

organik.

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh dari faktor-faktor eksternal yang terdapat dalam Kelompok

Tani Sugih Tani. Nilai total yang dibobot pada matriks ini

merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating

masing-masing faktor strategis eksternal kelompok tani. Perhitungan

yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 12.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks EFE,

diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,973. Hal ini

Page 94: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

81

menunjukkan bahwa Kelompok Tani Sugih Tani sudah relatif kuat

dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang

utama yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sugih Tani adalah

kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan

untuk mengembangkan pertanian organik, dengan skor sebesar

0,315. Sedangkan ancaman utama yang dimiliki oleh Kelompok Tani

Sugih Tani yaitu jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah

lebih luas, dengan skor sebesar 0,288.

Tabel 12. Hasil analisis matriks EFE

No Faktor Eksternal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (c = axb)

Peluang 1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic

2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

0,105 3,0 0,315

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

0,096 2,7 0,256

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

0,078 3,2 0,246

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar. 0,082 2,8

0,233

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

0,091 3,0 0,274

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

0,087 3,2 0,275

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih. 0,073 3,5

0,256

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

0,064 2,8 0,181

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

0,068 2,5 0,171

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 0,078 3,2 0,246 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih

rendah. 0,082 2,8 0,233

3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

0,096 3,0 0,288

Total Skor matriks EFE 1,000 2,973

4.6.5 Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT didapatkan berdasarkan gabungan antara faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan

ancaman). Empat strategi utama yang disarankan yaitu S–O, S–T,

Page 95: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

82

W–O, dan W–T. Berdasarkan analisis SWOT pada kelompok Tani

Sugih Tani, maka dapat dirumuskan lima alternatif strategi, yaitu:

1. Meningkatkan volume produksi sayuran organik (Strategi S–O).

Dengan luas lahan budidaya sayuran organik yang digunakan

saat ini yaitu seluas 800 m², ternyata belum mampu memenuhi

seluruh pesanan ICDF dan swalayan yaitu sebanyak empat kuintal

per minggu. Swalayan memesan sebanyak empat kuintal per minggu

untuk memenuhi kebutuhan 30 cabang swalayan dari total 100

cabang toko swalayan tersebut. Oleh karena itu, peluang pangsa

pasar sayuran organik sebenarnya masih sangat luas yaitu sekitar 70

persen khusus untuk swalayan tersebut saja.

Namun untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Saat

ini petani dihadapkan oleh beberapa permasalahan untuk dapat

memenuhi pesanan sebanyak empat kuintal per minggu. Hal tersebut

berkaitan dengan mutu dan volume produksi sayuran organik yang

diproduksi masih relatif labil. Oleh karena itu, diperlukan upaya

untuk peningkatan volume produksi sayuran organik.

2. Mengoptimalkan pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada (Strategi W–T).

Suatu produk pertanian organik agar dapat bersaing dengan

produk organik lainnya harus memiliki mutu produk organik yang

baik. Melalui peningkatan pengendalian mutu produk yang baik

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas produksi produk untuk

kedepannya karena berkurangnya produk yang mengalami aggal

panen karena hama atau hasil produksi yang rendah. Oleh karena itu

diperlukan suatu strategi yang memfokuskan dalam hal pengendalian

dan peningkatan mutu hasil produksi sayuran organik, pada produk

dan pasar yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk

meminimalkan jumlah sayuran organik yang gagal panen,

meningkatkan mutu hasil produksi dan meminimalkan jumlah

produk yang tidak lolos sortasi swalayan melalui pengendalian mutu,

dari mulai pemilihan bibit, pupuk organik, pengendalian hama, serta

Page 96: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

83

memperhatikan kualitas tanah dan kandungan senyawa kimia yang

masih terkandung didalamnya.

3. Perbaikan sistem manajemen usaha dan peningkatan kemampuan manajerial petani (Strategi W–O).

Manajemen yang baik dalam suatu organisasi terutama usaha

budidaya sayuran organik, akan sangat membantu usaha tersebut

untuk dapat bersaing di industri sayuran organik. Sistem manajemen

yang baik menuntut adanya SDM yang kompeten dan potensial baik

dibidang teknik budidaya pertanian organik maupun dalam hal

manajerial. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi untuk dapat

memperbaiki sistem manajemen usaha dan peningkatan kemampuan

manajerial petani. Beberapa hal yang harus dilakukan berkaitan

dengan perbaikan sistem manajemen dan kemampuan manajerial

petani yaitu: perbaikan data base petani, dan peningkatan mutu

sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan terpadu.

4. Membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis) (Strategi W–T).

Stasiun Terminal Agribisnis merupakan sebuah bangunan yang

digunakan sebagai tempat untuk mengumpulkan berbagai macam

hasil pertanian, tempat sortasi produk, pencucian, pengepakan,

pelabelan, hingga sebagai tempat transaksi dan pusat informasi pasar

mengenai harga, dan jumlah produksi. Keunggulan dari adanya STA

ini yaitu petani dan pihak manajemen dapat menetapkan harga pasar,

meningkatkan kekuatan tawar-menawar petani, serta kontinuitas dan

ketersediaan produk bagi konsumen terjamin.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu STA dapat

menampung beberapa macam jenis komoditi pertanian, oleh karena

itu dengan bantuan dari pemerintah, STA yang dibangun dapat

digunakan tidak hanya terbatas pada komoditas sayuran organik dan

satu kelompok tani saja, melainkan berbagai macam jenis komoditas

pertanian yang dihasilkan di sekitar wilayah Kecamatan Leuwi

Liang, seperti sayuran non-organik, dan berbagai macam jenis buah-

buahan. Oleh karena itu, melalui alternatif strategi membangun STA

ini diharapkan petani dapat memasarkan produk organiknya tanpa

Page 97: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

84

harus tergantung dari pihak lain serta dapat menetapkan harga pasar

sendiri.

5. Mengusahakan sertifikasi organik.

Sejalan dengan semakin ketatnya persaingan usaha khususnya

dibidang industri sayuran organik, perusahaan maupun kelompok

tani diharapkan memiliki kelebihan kompetitif dalam menjamin

mutu produknya. Salah satu upaya penjaminan mutu pada produk

sayuran organik yaitu dengan pembuatan sertifikasi organik.

Sertifikasi organik merupakan suatu jaminan tertulis yang

diberikan oleh lembaga penjamin yang berwenang untuk menjamin

bahwa produk yang dihasilkan telah diproses sesuai dengan prosedur

organik. Sertifikasi organik memiliki beberapa fungsi penting yaitu:

melindungi konsumen dari penipuan dan segala bentuk kecurangan

serta klaim produk yang tidak berdasar, melindungi produsen

organik dari produk pertanian lain (non-organik) yang mengaku

organik, memberi kepastian bahwa semua tahapan produksi,

persapan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran dapat

diperiksa dan mematuhi kaidah sistem produksi pertanian yang

benar. Sehingga melalui alternatif strategi mengusahakan sertifikasi

organik tersebut diharapkan petani dapat memiliki keunggulan

kompetitif untuk dapat bersaing dengan baik di industri produk

organik.

6. Mengusahakan kemasan dan label produk melalui kredit modal usaha.

Kemasan dan label merupakan salah satu hal penting yang

harus diterapkan dalam suatu usaha, karena produk yang dihasilkan

bisa memiliki nilai tambah tersendiri dimata konsumen. Beberapa

fungsi penting dari penggunaan kemasan dan label yaitu: menjamin

produk yang dihasilkan lebih terjaga kebersihannya dan menghindari

tercampurnya produk dengan produk produsen lain, sebagai salah

satu upaya promosi produk, dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi

di pasar. Selain itu dengan pemberian label akan memudahkan

konsumen yang ingin menanyakan alamat dan ingin berkunjung ke kebun

Page 98: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

85

atau bahkan komplain terhadap produk yang dihasilkan, sehingga

konsumen akan lebih puas terhadap pelayanan produsen produk dan

loyalitas konsumen lebih tinggi.

Tabel 13. Hasil analisis matriks SWOT

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGHT-S)

1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi.

2. Sudah memiliki pasar tetap. 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan

baik dengan tanaman organik. 4. Teknologi produksi sudah

menggunakan screen house. 5. Dukungan pelatihan dari ICDF untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

KELEMAHAN (WEAKNESS-W)

1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

3. Produktivitas hasil produksi masih rendah.

4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum tersetruktur dengan baik.

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

PELUANG (OPPORTUNITIES-O)

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

STRATEGI S – O

1. Meningkatkan volume produksi sayuran organik.

(S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O5, O7, O9)

2. Mengoptimalkan pengendalian

mutu pada produk dan pasar yang sudah ada.

(S1, S2, S3, S4, S5, O1, O3, O6, O7)

STRATEGI W – O 3. Perbaikan sistem manajemen

usaha dan peningkatan kemampuan manajerial petani.

(W4, W5, W7, O4, O7) 4. Membangun STA (W1, W2, W4, W5, W6, W7,

O1, O2, O3, O4, O7, O9)

ANCAMAN (THREATS-T)

1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik.

2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata msih rendah.

3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

STRATEGI S – T 5. Mengusahakan sertifikasi

organik (S1, S2, T1, T3)

STRATEGI W – T 6. Mengusahakan kemasan dan

label produk melalui kredit modal usaha.

(W1, W2, W6, T3)

4.6.6 Pemilihan Strategi dengan Matriks QSP

Tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan

strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis matriks QSP

Page 99: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

86

(Quantitative Strategic Planning Matrix). Analisis matriks QSP

digunakan untuk mengevaluasi kemenarikan relatif (relative

attractiveness) dari hasil analisis yang dihasilkan oleh matriks

SWOT. Proses pemilihan prioritas strategi ini dilakukan oleh enam

orang responden yang dianggap paling berpengaruh dalam

pengambilan keputusan strategi Kelompok Tani Sugih Tani. Masing-

masing responden memberikan nilai daya tarik terhadap setiap

strategi. Hasil dari keenam responden tersebut kemudian dirata-

ratakan untuk mendapatkan nilai total TAS dari masing-masing

strategi sehingga diperoleh urutan prioritas strategi yang harus

diterapkan.

Berdasarkan hasil analisis matriks QSP pada tabel 14 terlihat

bahwa strategi terbaik yang harus diprioritaskan yaitu strategi

mengoptimalkan pengendalian mutu pada produk dan pasar yang

sudah ada, dengan nilai total TAS tertinggi sebesar 5,776. Adapun

keenam strategi tersebut dapat diperingkatkan berdasarkan prioritas

dan bobot TAS terbesar adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan pengendalian mutu pada produk dan pasar

yang sudah ada (STAS = 5,776).

2. Meningkatkan volume produksi sayuran organik (STAS =

5,529).

3. Membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis) (STAS =

5,408).

4. Mengusahakan kemasan dan label produk melalui kredit modal

usaha (STAS = 5,407).

5. Mengusahakan sertifikasi organik (STAS = 5,018).

6. Perbaikan sistem manajemen usaha dan peningkatan

kemampuan manajerial petani (STAS = 4,948).

4.7 Implikasi Manajerial

Strategi terpilih pertama, yaitu mengoptimalkan pengendalian mutu

pada produk dan pasar yang sudah ada. Saat ini Kelompok tani Sugih Tani

baru mengupayakan untuk memenuhi permintaan pesanan dari pihak ICDF

Page 100: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

87

dan swalayan sebanyak empat kuintal untuk empat jenis komoditas untuk

setiap minggunya. Pesanan tersebut untuk memenuhi pasokan 30 cabang

toko swalayan yang menjadi mitra usaha pihak ICDF. Akan tetapi, saat ini

untuk memenuhi permintaan pesanan pasar tersebut saja petani belum

mampu memenuhi seluruhnya, karena terkendala pada luas lahan pertanian

dan mutu sayuran yang belum stabil dan seringkali gagal panen karena

terserang hama. Oleh karena itu petani sebaiknya melakukan beberapa upaya

untuk pengendalian dan pengoptimalan mutu produk sayuran organik.

Sumber daya manusia yang potensial sangat diperlukan agar dapat

mengelola suatu usaha dengan tepat, terutama dalam hal teknik budidaya

pertanian organik. Oleh karena itu, hendaknya pembinaan kemampuan

teknis petani dalam hal budidaya organik ditingkatkan. Petani dapat

memperoleh pelatihan dan penyuluhan mengenai pertanian organik melalui

UPTD Pertanian dan Kehutanan di wilayah setempat, atau mendapat

pelatihan dari P4S Pandan Wangi yang bertempat di Desa Karehkel.

Dalam hal pengadaan bibit, selama ini petani menggunakan bibit dari

tanaman non-organik biasa. Permasalahan selama ini yaitu sering kali bibit

bermutu kurang baik, dimana bibit sering kali tidak tumbuh, maka petani

perlu mengadakan seleksi bibit ketat. Seleksi bibit dapat dilakukan dengan

cara merendam bibit yang akan disebar ke lahan ke dalam baskom atau

ember berisi air. Kemudian dapat dilihat terdapat bibit yang tenggelam dan

bibit yang terapung. Bibit yang tenggelam berarti bibit tersebut memiliki

kualitas yang baik, karena memiliki daya kecambah yang baik. sedangkan

bibit yang terapung merupakan bibit dengan kualitas yang buruk karena

memiliki daya kecambah yang buruk sehingga memiliki massa yang lebih

ringan.

Selain dalam hal seleksi bibit, untuk meningkatkan mutu organik,

sebaiknya petani menggunakan bibit yang berlabelkan organik juga, untuk

menjamin bahwa sayuran organik yang dihasilkan berasal dari bibit yang

berkualitas dan organik pula. Selain itu perlu dikaji jika petani melakukan

upaya pembibitan sendiri dengan menggunakan sayuran organik hasil

produksi mereka sendiri.

Page 101: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

88

Dalam hal pengadaan pupuk, selama ini mutu pupuk kurang stabil,

dimana proporsi antara kotoran ayam dan sekam tidak stabil setiap kali

pembelian, hal ini mempengaruhi kualitas kesuburan tanah dan tanaman

secara langsung. Sedangkan menurut Departemen Pertanian (2009),

kandungan pupuk organik yang baik komposisi sekam hanya sebanyak 10

persen dari kotoran hewan8. Oleh karena itu petani sebaiknya menggunakan

pupuk yang berkualitas, dimana komposisinya sesuai dengan prosedur yang

disarankan pemerintah terkait. Selain itu petani dapat bekerjasama dengan

Ketua Gapoktan Pandan Wangi untuk membuat sendiri pupuk organik

dengan komposisi yang sesuai dengan prosedur dengan memanfaatkan

campuran dari kotoran ayam, kambing dan kelinci.

Dalam hal pengendalian hama, selama ini petani sering kali masih

mengalami masalah dalam hal pengendalian hama. Petani sampai saat ini

belum mampu menciptakan pestisida organik sendiri yang sesuai untuk

meminimalisir hama. Melalui dukungan dari Gapoktan Pandan Wangi,

petani dapat menggunakan pestisida organik yang dikembangkan sendiri

agar dapat menciptakan suatu pestisida organik yang ampuh meminimalkan

hama.

Kualitas lahan yang digunakan untuk menanam sayuran organik juga

harus diperhatikan. Hal ini terkait dengan kesuburan tanah, kesesuaian

kondisi tanah dengan sayuran yang ditanam dan seberapa banyak kandungan

senyawa kimia yang masih terkandung didalamnya. Hal ini penting

dilakukan karena untuk menghasilkan suatu produk yang benar-benar

organik, maka petani harus mampu meminimalisir kandungan senyawa

kimia yang masih terkandung didalamnya. Oleh karena itu petani perlu

mengkaji untuk bekerja sama dengan pemerintah atau pihak terkait,

misalnya dengan memanfaatkan program Prima Tani yang diupayakan oleh

pemerintah di Desa Karehkel untuk menerapkan strategi tersebut.

8 www.diperta.jabaprov.go.id/ [20 Agustus 2009]

Page 102: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

89

Tabel 14. Hasil analisis matriks QSP

FAKTOR FAKTOR KUNCI

BOBOT

S1 S2 S3 S4 S5 S6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 0.091 3.67 0.335 3.83 0.350 2.83 0.259 2.83 0.259 2.83 0.259 3.00 0.274 Sudah memiliki pasar tetap. 0.100 3.83 0.383 3.83 0.383 1.83 0.183 1.00 0.100 3.00 0.300 3.83 0.383 Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan tanaman organik.

0.096 3.50 0.335 3.67 0.351 2.50 0.239 2.17 0.207 3.17 0.303 2.50 0.239

Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

0.078 3.33 0.261 3.50 0.274 2.17 0.170 1.83 0.143 2.00 0.157 1.67 0.130

Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

0.070 2.50 0.174 4.00 0.278 2.50 0.174 1.17 0.081 2.17 0.151 1.83 0.128

Kelemahan Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

0.078 2.00 0.157 2.67 0.209 2.50 0.196 3.50 0.274 4.00 0.313 4.00 0.313

Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

0.083 2.00 0.165 2.33 0.193 2.33 0.193 3.17 0.262 2.83 0.234 3.33 0.275

Produktivitas hasil produksi masih rendah. 0.087 3.83 0.333 2.50 0.217 2.33 0.203 3.33 0.290 2.00 0.174 2.17 0.188 Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum terstruktur dengan baik.

0.091 2.33 0.213 2.17 0.198 4.00 0.365 2.83 0.259 1.50 0.137 2.50 0.228

Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

0.078 2.00 0.157 1.67 0.130 3.67 0.287 3.00 0.235 1.50 0.117 2.00 0.157

Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

0.096 2.50 0.239 2.83 0.271 2.17 0.207 3.67 0.351 1.50 0.143 3.50 0.335

Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

0.052 1.67 0.087 1.33 0.070 4.00 0.209 2.83 0.148 2.17 0.113 2.00 0.104

Peluang Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

0.105 3.83 0.403 3.83 0.403 2.67 0.280 2.83 0.298 3.67 0.385 3.17 0.333

Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

0.096 3.33 0.350 3.00 0.288 2.50 0.240 3.33 0.320 3.67 0.352 3.00 0.288

Page 103: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

90

Lanjutan tabel 14.

Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

0.078 2.67 0.256 3.00 0.233 2.67 0.207 3.33 0.259 3.33 0.259 3.83 0.298

Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

0.082 2.50 0.194 2.17 0.178 3.00 0.247 2.83 0.233 1.83 0.151 2.00 0.164

Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

0.091 3.17 0.260 3.17 0.289 2.50 0.228 2.83 0.259 2.00 0.183 2.00 0.183

Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

0.087 2.67 0.244 4.00 0.347 1.67 0.145 1.33 0.116 2.00 0.174 2.00 0.174

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

0.073 2.50 0.217 2.83 0.207 3.00 0.219 2.83 0.207 2.33 0.170 2.00 0.146

Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

0.064 3.00 0.219 2.17 0.139 1.33 0.085 2.50 0.160 2.00 0.128 2.00 0.128

Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

0.07 3.17 0.202 2.17 0.148 1.50 0.103 3.50 0.240 2.83 0.194 2.83 0.194

Ancaman Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik.

0.078 1.50 0.000 3.00 0.233 1.67 0.129 2.00 0.155 1.67 0.129 1.67 0.129

Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah.

0.082 2.33 0.181 2.00 0.164 1.33 0.110 2.67 0.219 2.50 0.205 2.83 0.233

Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas. 0.096

2.00 0.164 2.33 0.224 2.83 0.272 3.50 0.336 3.00 0.288 4.00 0.384

Jumlah Skor Total Nilai Daya Tarik (STAS) 5.529 5.776 4.948 5.408 5.018 5.407

Page 104: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran, edisi 1. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Barat dalam Angka (Jawa Barat in Figures) 2008. BPS Provinsi Jawa Barat, Bandung.

Beritabumi. 2004. Produksi Pertanian Organik Indonesia Tumbuh 10% per tahun. http://www.beritabumi.com [5 Juni 2009]

David, F.R. 2006. Manajemen Strategis edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.

Departemen Pertanian. 2004. Empat Tahun Go Organik 2010. Direktorat Jendral BPPHP. http://agribisnis.deptan.go.id [3 April 2009]

Departemen Pertanian. 2004. Prospek Pertanian Organik. Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17 [5 Juni 2009]

Departemen Pertanian. 2008. Pengertian Agropolitan. http://www.deptan.go.id/pesantren/agropolitan/arti_agro.html [5 Juni 2009]

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. 2009. Pedoman Pertanian Organik. www.diperta.jabaprov.go.id/ [20 Agustus 2009]

Rusdayanto, F. 2008. Potensi Pasar Produk Pertanian Organik. http://newspaper.pikiran-rakyat.com/[5 Juni 2009]

Fitri, M.A.A. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani ”Usahatani Bersama” Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Skripsi pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jurnal Bogor. 2009. Konsumsi Sayuran 40,90 Kg Perkapita. www.jurnalbogor.com [1 September 2009]

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Prenhallindo, Jakarta.

Nasir. 1997. Pengembangan Dinamika Kelompok Tani. http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/artikel_11.htm [5 Agustus 2009]

Pemerintah Kabupaten Bogor. 2005. Analisa Profil Desa/Kelurahan Kabupaten Bogor Tahun 2004. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial, Bogor.

Pemerintah Kabupaten Bogor. 2005. Kecamatan Leuwi Liang dalam Angka Tahun 2005. Kabupaten Bogor, Bogor.

Pemerintah Kabupaten Bogor. 2008. Laporan Tahunan Kinerja Desa Karehkel Kecamatan Leuwi Liang tahun 2007/2008. Kabupaten Bogor, Bogor.

Page 105: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

94

Portal Nasional Republik Indonesia. 2009. Pendapatan per Kapita Penduduk RI 2008 Capai Rp 21,7 Juta (US$). www.indonesia.go.id [1 September 2009]

Pracaya. 2003. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar Swadaya, Depok.

Purnama, D.F. 2009. Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Tani Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur). Skripsi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rosita, S. 2008. Analisis Strategi Usaha Sayuran Organik di PT Anugrah Bumi Persada ”RR Organic Farm”, Kabupaten Cianjur. Skripsi pada Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugito, Y. 1995. Sistem Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winangun, Y.W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam Era Globalisasi. Kanisius, Yogyakarta.

Winarno, F.G, A. K. Seta, dan Surono. 2002. Pertanian dan Pangan Organik: Sistem dan Sertifikasi. M-BRIO PRESS, Bogor.

Yanti, M. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Pertanian Organik “Kebonku”. Skripsi pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yenni, E. 2007. Perumusan Strategi Pemasaran Tepung Ubi Jalar Produksi Usaha Kecil (Studi Kasus Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 106: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

107

Lanjutan lampiran 4. ATTRACTIVE SCORE STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3 STRATEGI 4 STRATEGI 5 STRATEGI 6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kekuatan

Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. Sudah memiliki pasar tetap. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan tanaman organik.

Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

Kelemahan Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. Produktivitas hasil produksi masih rendah. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum terstruktur dengan baik.

Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. Peluang

Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

Page 107: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

108

Lanjutan lampiran 4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

Ancaman Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

Page 108: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

109

Lampiran 5. Hasil pengolahan data bobot faktor internal

No. Faktor Internal Bobot Rataan Nilai BobotR1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil

produksi. 4 4 4 3 3 3 3,50 0,091

2. Sudah memiliki pasar tetap. 3 4 4 4 4 4 3,83 0,100 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok

dan baik dengan tanaman organik. 4 3 4 4 4 3 3,67 0,096

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

2 4 2 4 4 2 3,00 0,078

5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

3 2 3 3 2 3 2,67 0,070

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik,

kemasan dan label merek sendiri. 3 3 2 3 3 4 3,00 0,078

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

3 2 2 4 4 4 3,17 0,083

3. Produktivitas hasil produksi masih rendah.

3 3 2 4 4 4 3,33 0,087

4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum terstruktur dengan baik.

4 3 3 4 4 3 3,50 0,091

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

3 2 2 4 4 3 3,00 0,078

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

4 3 3 4 4 4 3,67 0,096

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

3 1 2 2 2 2 2,00 0,052

38,33 1

Page 109: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

110

Lampiran 6. Hasil pengolahan data bobot faktor eksternal

No. Faktor Eksternal Bobot Rataan Nilai Robo

t R1 R2 R3 R4 R5 R6

Peluang 1. Kebijakan pemerintah mengenai

”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

4

4

3

4

4

4

3,83

0,105

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4

3

4

4

3

3

3,50

0,096

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

3

3

2

3

3

3

2,83

0,078

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar. 3 3 1 4 4 3

3,00 0,082 5. Tingkat kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

3

3

3

4

3

4

3,33

0,091

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

4

4

4

3

2

2

3,17

0,087

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih. 3 3 1 4 3 2

2,67 0,073 8. Adanya budaya masyarakat yang

gemar mengkonsumsi sayuran. 2

3

2

2

2

3

2,33

0,064

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

3

2

3

2

2

3

2,50

0,068

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan

sertifikasi organik. 4

3

2

2

2

4

2,83

0,078

2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah.

4

2

3

3

3

3

3,00

0,082

3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

3

3

3

4

4

4

3,50

0,096

36,50 1

Page 110: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

111

Lampiran 7. Hasil pengolahan data rating faktor internal

No. Faktor Internal Rating Nilai Rating R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil

produksi. 4

4

4

4

4

3 3,8

2. Sudah memiliki pasar tetap. 3 4 4 4 4 4 3,8 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan

baik dengan tanaman organik. 4

3

4

4

4

4 3,8

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

3

4

4

4

4

4 3,8

5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

3

3

3

3

3

3 3,0

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik,

kemasan dan label merek sendiri. 1

1

1

1

1

1 1,0

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

2

2

2

1

1

1 1,5

3. Produktivitas hasil produksi masih rendah.

1

2

2

2

1

2 1,7

4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum terstruktur dengan baik.

2

2

2

2

2

1 1,8

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

1

2

1

2

2

1 1,5

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

2

1

1

1

2

1 1,3

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

1

1

1

1

1

1 1,0

Page 111: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

112

Lampiran 8. Hasil pengolahan data rating faktor eksternal

No. Faktor Eksternal Rating Nilai Rating R1 R2 R3 R4 R5 R6

Peluang 1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go

Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

2

2

4

3

4

3 3.0

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

3

3

2

2

3

3

2.73. Peluang kerjasama dan bermitra dengan

pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

3

4

4

3

2

3 3.2

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar. 2 3 3 4

2 3 2.8

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

2

3

3

3

4

3

3.06. Pertanian organik membantu

memperbaiki kerusakan ekosistem. 2

3

4

4

3

3 3.2

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih. 3 4 3 4 4 3 3.5

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

2

3

3

3

3

3 2.8

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

3

2

2

3

2

3

2.5 Ancaman

1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik.

3

3

3

3

3

4 3.2

2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah.

4

2

2

3

3

3 2.8

3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas.

4

4

4

2

1

3 3.0

Page 112: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

113

Lampiran 9. Hasil analisis matriks IFE

No Faktor Internal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (c = axb)

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 0,091 3,8 0,350 2. Sudah memiliki pasar tetap. 0,100 3,8 0,383 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik

dengan tanaman organik. 0,096 3,8 0,367

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

0,078 3,8 0,300

5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

0,070 3,0 0,209

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan

label merek sendiri. 0,078 1,0 0,078

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

0,083 1,5 0,124

3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 0,087 1,7 0,145 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani

belum terstruktur dengan baik. 0,091 1,8 0,167

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

0,078 1,5 0,117

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

0,096 1,3 0,128

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

0,052 1,0 0,052

Total Skor matriks IFE 1,000 2,420

Page 113: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

114

Lampiran 10. Hasil analisis matriks EFE

No Faktor Eksternal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (c = axb)

Peluang 1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic

2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

0,105

3,0

0,315 2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas,

baik dalam maupun luar negeri.

0,096

2,7

0,256 3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan

pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

0,078

3,2

0,246 4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar

tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar. 0,082 2,8

0,233 5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

0,091

3,0

0,274 6. Pertanian organik membantu memperbaiki

kerusakan ekosistem.

0,087

3,2

0,275 7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

pertanian organik yang semakin canggih. 0,073 3,5

0,256 8. Adanya budaya masyarakat yang gemar

mengkonsumsi sayuran.

0,064

2,8

0,181 9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing

dengan produk pertanian lainnya.

0,068

2,5

0,171 Ancaman

1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 0,078 3,2 0,246 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih

rendah.

0,082

2,8

0,233 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah

lebih luas.

0,096

3,0

0,288 Total Skor matriks EFE 1,000 2,973

Page 114: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

115

Lampiran 11. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi meningkatkan volume produksi sayuran organik.

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 4 4 4 4 3 3 3.67 2. Sudah memiliki pasar tetap. 4 4 4 3 4 4 3.83 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 4 4 4 3 3 3 3.50

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 4 3 4 3 3 3 3.33 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 3 3 3 2 2 2 2.50

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 4 2 3 1 1 1 2.00

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 2 1 3 2 2 2 2.00 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 4 4 3 4 4 4 3.83 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 4 3 3 2 1 1 2.33

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

4 2 3 1 1 1 2.00

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

4 2 2 2 3 2 2.50

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 1 1 2 2 2 2 1.67 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

4 3 4 4 4 4 3.83

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4 3 4 4 2 3 3.33

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4 2 3 3 2 2 2.67

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

4 3 3 2 1 2 2.50

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

4 3 4 3 2 3 3.17

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

3 2 3 3 2 3 2.67

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

4 2 4 2 1 2 2.50

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

3 2 3 4 3 3 3.00

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

3 3 3 4 3 3 3.17

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 2 1 3 1 1 1 1.50 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 3 2 2 3 2 2 2.33 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 2 1 4 2 1 2 2.00

Page 115: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

116

Lampiran 12. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengoptimalkan pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada.

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 3 4 4 4 4 4 3.83 2. Sudah memiliki pasar tetap. 4 4 4 4 3 4 3.83 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 2 4 4 4 4 4 3.67

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 3 4 3 3 4 4 3.50 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 4 4 4 4 4 4 4.00

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 4 3 3 2 2 2 2.67

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 3 3 2 2 3 1 2.33 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 4 1 4 2 2 2 2.50 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 3 1 3 2 2 2 2.17

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

1 1 2 2 2 2 1.67

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

3 2 3 3 3 3 2.83

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 1 1 1 2 2 1 1.33 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

3 4 4 4 4 4 3.83

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

3 3 4 3 3 2 3.00

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

2 3 3 3 4 3 3.00

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

2 2 2 3 2 2 2.17

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

2 4 4 3 3 3 3.17

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

4 4 4 4 4 4 4.00

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

2 3 4 3 2 3 2.83

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

3 2 2 2 2 2 2.17

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

2 2 2 2 2 3 2.17

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 3 3 3 3 4 2 3.00 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 2 2 2 2 2 2 2.00 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 4 1 3 2 2 2 2.33

Page 116: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

117

Lampiran 13. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi perbaikan sistem manajemen usaha dan peningkatan kemampuan manajerial petani.

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 2 3 4 3 2 3 2.83 2. Sudah memiliki pasar tetap. 2 2 2 2 2 1 1.83 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 4 2 3 2 2 2 2.50

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 4 2 2 2 1 2 2.17 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 3 2 2 2 2 4 2.50

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 4 2 4 2 1 2 2.50

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 4 2 2 2 2 2 2.33 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 4 2 3 2 1 2 2.33 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 4 4 4 4 4 4 4.00

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

4 4 2 4 4 4 3.67

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

4 2 1 2 2 2 2.17

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 4 4 4 4 4 4 4.00 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

4 2 4 2 2 2 2.67

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4 2 4 1 2 2 2.50

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4 2 3 3 1 3 2.67

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

4 3 3 3 2 3 3.00

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

4 2 3 2 2 2 2.50

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

2 2 1 2 2 1 1.67

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

4 2 4 2 3 3 3.00

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

2 2 1 1 1 1 1.33

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

2 2 1 1 2 1 1.50

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 2 2 3 1 1 1 1.67 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 2 2 1 1 1 1 1.33 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 2 3 3 3 3 3 2.83

Page 117: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

118

Lampiran 14. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis).

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 2 3 3 4 3 2 2.83 2. Sudah memiliki pasar tetap. 1 1 1 1 1 1 1.00 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 2 2 4 2 2 1 2.17

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 2 2 2 2 2 1 1.83 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 1 2 1 1 1 1 1.17

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 2 4 3 4 4 4 3.50

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 2 4 2 4 4 3 3.17 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 4 3 4 3 3 3 3.33 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 2 3 3 3 4 2 2.83

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

4 3 2 3 3 3 3.00

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

2 4 4 4 4 4 3.67

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 3 3 3 3 3 2 2.83 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

2 3 3 3 3 3 2.83

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4 3 4 3 3 3 3.33

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4 3 3 4 3 3 3.33

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

2 3 2 4 3 3 2.83

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

2 3 4 3 3 2 2.83

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

2 2 1 1 1 1 1.33

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

4 2 4 3 2 2 2.83

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

4 3 2 1 3 2 2.50

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

4 4 4 3 3 3 3.50

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 3 1 3 2 2 1 2.00 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 2 3 3 2 3 3 2.67 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 4 3 4 3 3 4 3.50

Page 118: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

119

Lampiran 15. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengusahakan sertifikasi organik.

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 4 2 2 3 3 3 2.83 2. Sudah memiliki pasar tetap. 4 3 2 3 3 3 3.00 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 4 4 3 2 3 3 3.17

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 3 2 2 2 1 2 2.00 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 4 2 2 2 2 1 2.17

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 4 4 4 4 4 4 4.00

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 3 3 3 3 3 2 2.83 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 3 1 2 2 2 2 2.00 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 4 1 1 1 1 1 1.50

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

2 1 1 1 2 2 1.50

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

4 1 1 1 1 1 1.50

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 3 2 2 2 2 2 2.17 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

4 3 4 4 4 3 3.67

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4 4 3 3 4 4 3.67

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4 3 4 3 3 3 3.33

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

1 2 2 2 2 2 1.83

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

3 2 2 2 1 2 2.00

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

4 2 1 2 1 2 2.00

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

4 2 2 2 2 2 2.33

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

3 2 2 2 1 2 2.00

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

4 2 3 2 3 3 2.83

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 4 1 1 2 1 1 1.67 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 4 2 2 2 2 3 2.50 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 4 2 3 3 3 3 3.00

Page 119: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

120

Lampiran 16. Hasil analisis matriks QSP berdasarkan alternatif strategi mengusahakan kemasan dan label produk melalui kredit modal usaha.

No. Faktor Strategi Attractive Score (AS) Rataan AS R1 R2 R3 R4 R5 R6

Kekuatan 1. Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 2 4 3 3 3 3 3.002. Sudah memiliki pasar tetap. 3 4 4 4 4 4 3.83 3. Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan

tanaman organik. 4 2 2 2 2 3 2.50

4. Teknologi produksi sudah menggunakan screen house. 2 2 1 2 1 2 1.67 5. Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk

mengembangkan pupuk dan pestisida organik. 4 2 1 1 1 2 1.83

Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label

merek sendiri. 4 4 4 4 4 4 4.00

2. Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF. 3 2 4 3 4 4 3.33 3. Produktivitas hasil produksi masih rendah. 3 2 2 2 2 2 2.17 4. Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum

terstruktur dengan baik. 4 2 3 2 2 2 2.50

5. Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

2 2 2 2 2 2 2.00

6. Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

2 4 4 4 4 3 3.50

7. Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial. 2 2 2 2 2 2 2.00 Peluang

1. Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

4 3 3 3 3 3 3.17

2. Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

4 3 2 3 3 3 3.00

3. Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

4 4 4 4 3 4 3.83

4. Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

2 2 2 2 2 2 2.00

5. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

2 2 2 2 2 2 2.00

6. Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

4 2 1 2 1 2 2.00

7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

4 2 1 2 1 2 2.00

8. Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

3 2 1 2 2 2 2.00

9. Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

3 3 2 3 3 3 2.83

Ancaman 1. Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 4 1 1 1 1 2 1.67 2. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah. 4 3 2 3 2 3 2.83 3. Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih

luas. 4 4 4 4 4 4 4.00

Page 120: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

121

Lampiran 17. Hasil analisis matriks QSP

FAKTOR FAKTOR KUNCI BOBOT

S1 S2 S3 S4 S5 S6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan Mutu sayuran yang baik dari hasil produksi. 0.091 3.67 0.335 3.83 0.350 2.83 0.259 2.83 0.259 2.83 0.259 3.00 0.274 Sudah memiliki pasar tetap. 0.100 3.83 0.383 3.83 0.383 1.83 0.183 1.00 0.100 3.00 0.300 3.83 0.383 Iklim dan kondisi tanah yang cocok dan baik dengan tanaman organik.

0.096 3.50 0.335 3.67 0.351 2.50 0.239 2.17 0.207 3.17 0.303 2.50 0.239

Teknologi produksi sudah menggunakan screen house.

0.078 3.33 0.261 3.50 0.274 2.17 0.170 1.83 0.143 2.00 0.157 1.67 0.130

Dukungan pelatihan dari ICDF dan Gapoktan untuk mengembangkan pupuk dan pestisida organik.

0.070 2.50 0.174 4.00 0.278 2.50 0.174 1.17 0.081 2.17 0.151 1.83 0.128

Kelemahan Belum memiliki sertifikasi organik, kemasan dan label merek sendiri.

0.078 2.00 0.157 2.67 0.209 2.50 0.196 3.50 0.274 4.00 0.313 4.00 0.313

Harga produk masih rendah dan dikontrol oleh ICDF.

0.083 2.00 0.165 2.33 0.193 2.33 0.193 3.17 0.262 2.83 0.234 3.33 0.275

Produktivitas hasil produksi masih rendah. 0.087 3.83 0.333 2.50 0.217 2.33 0.203 3.33 0.290 2.00 0.174 2.17 0.188 Sistem organisasi dan koordinasi kelompok tani belum terstruktur dengan baik.

0.091 2.33 0.213 2.17 0.198 4.00 0.365 2.83 0.259 1.50 0.137 2.50 0.228

Kemampuan petani untuk mengarsip data produksi dan keuangan belum terstruktur dengan rapi dan tertulis.

0.078 2.00 0.157 1.67 0.130 3.67 0.287 3.00 0.235 1.50 0.117 2.00 0.157

Keterbatasan modal petani untuk mengembangkan pertanian organik.

0.096 2.50 0.239 2.83 0.271 2.17 0.207 3.67 0.351 1.50 0.143 3.50 0.335

Belum diterapkannya SIM dalam sistem manajerial.

0.052 1.67 0.087 1.33 0.070 4.00 0.209 2.83 0.148 2.17 0.113 2.00 0.104

Peluang Kebijakan pemerintah mengenai ”Go Organic 2010” dan dukungan untuk mengembangkan pertanian organik.

0.105 3.83 0.403 3.83 0.403 2.67 0.280 2.83 0.298 3.67 0.385 3.17 0.333

Adanya peluang pasar sayuran organik yang luas, baik dalam maupun luar negeri.

0.096 3.33 0.350 3.00 0.288 2.50 0.240 3.33 0.320 3.67 0.352 3.00 0.288

Peluang kerjasama dan bermitra dengan pemerintah dan atau pihak lain dalam hal modal atau bantuan kredit usaha.

0.078 2.67 0.256 3.00 0.233 2.67 0.207 3.33 0.259 3.33 0.259 3.83 0.298

Tersedianya tenaga kerja yang potensial di pasar tenaga kerja atau wilayah lingkungan sekitar.

0.082 2.50 0.194 2.17 0.178 3.00 0.247 2.83 0.233 1.83 0.151 2.00 0.164

Page 121: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13263/H09lro.pdfBerdasarkan hasil analisis faktor internal, Kelompok Tani ... Kepada teman-teman

122

Lanjutan lampiran 17. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan makanan organik semakin meningkat tiap tahunnya.

0.091 3.17 0.260 3.17 0.289 2.50 0.228 2.83 0.259 2.00 0.183 2.00 0.183

Pertanian organik membantu memperbaiki kerusakan ekosistem.

0.087 2.67 0.244 4.00 0.347 1.67 0.145 1.33 0.116 2.00 0.174 2.00 0.174

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian organik yang semakin canggih.

0.073 2.50 0.217 2.83 0.207 3.00 0.219 2.83 0.207 2.33 0.170 2.00 0.146

Adanya budaya masyarakat yang gemar mengkonsumsi sayuran.

0.064 3.00 0.219 2.17 0.139 1.33 0.085 2.50 0.160 2.00 0.128 2.00 0.128

Kemampuan menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian lainnya.

0.07 3.17 0.202 2.17 0.148 1.50 0.103 3.50 0.240 2.83 0.194 2.83 0.194

Ancaman Sulit dan mahalnya persyaratan sertifikasi organik. 0.078 1.50 0.000 3.00 0.233 1.67 0.129 2.00 0.155 1.67 0.129 1.67 0.129 Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata masih rendah.

0.082 2.33 0.181 2.00 0.164 1.33 0.110 2.67 0.219 2.50 0.205 2.83 0.233

Jaringan distribusi dan pemasaran pesaing sudah lebih luas. 0.096

2.00 0.164 2.33 0.224 2.83 0.272 3.50 0.336 3.00 0.288 4.00 0.384

Jumlah Skor Total Nilai Daya Tarik (STAS) 5.529 5.776 4.948 5.408 5.018 5.407