analisis perkembangan usaha mikro kecil menengah …
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM) HASIL OLAHAN INDUSTRI SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI KECAMATAN
PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
(Kasus : Bank Sumut KCP Pancur Batu)
SKRIPSI
M. FAHRIAN SYAWINDRA TARIGAN
140304117
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Universitas Sumatera Utara
ii
ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM) HASIL OLAHAN INDUSTRI SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI KECAMATAN
PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
(Kasus : Bank Sumut KCP Pancur Batu)
SKRIPSI
OLEH :
M. FAHRIAN SYAWINDRA TARIGAN
140304117
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Universitas Sumatera Utara
iii
JUDUL : ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH (UMKM) SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) di
KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI
SERDANG (Kasus : Bank Sumut KCP Pancur Batu)
NAMA : M.FAHRIAN SYAWINDRA TARIGAN
NIM : 140304117
PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Ir. M. Jufri M,si) (Ir. Lily Fauzia M.Si)
NIP. 196011101988031003 NIP. 196308221988032003
Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
(Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec)
NIP. 196302041997031001
Tanggal Lulus : 17 Januari 2020
Universitas Sumatera Utara
iv
HALAMAN PENGESAHAN
M.FAHRIAN SYAWINDRA TARIGAN (140304117), dengan judul Skripsi
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sebelum
dan Sesudah Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang (Kasus : Bank Sumut KCP Pancur Batu)
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Diterima
Untuk Memenuhi Sebagian dari persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian.
Pada Tanggal : 17 Januari 2020
Komisi Penguji Skripsi :
Ketua : (Ir. M. Jufri M,Si) .......................................
NIP . 196011101988031003
Anggota : 1. (Ir. Lily Fauzia M.Si) ........................................
NIP . 196308221988032003
2. (Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec).......................................
NIP . 196302041997031001
3. (Ir. Sinar Indra Kesuma M.Si) ........................................
NIP . 196509261993031002
Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
(Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec)
NIP. 196302041997031001
Universitas Sumatera Utara
v
ABSTRAK
M. Fahrian Syawindra Tarigan (140304117) dengan judul skripsi “Analisis
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Hasil Olahan
Industri Sebelum dan Sesudah Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) di
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Bank
Sumut KCP Pancur Batu) ”di bawah bimbingan Bapak M. Jufri M,Si. sebagai
Ketua Komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia M,Si. sebagai Anggota
Komisi pembimbing.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses dan syarat pemberian kredit usaha
rakyat (KUR) usaha mikro terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah
(UMKM) hasil olahan industri di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang dan untuk mengetahui bagaimana perbandingan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) hasil olahan industri sebelum dan sesudah pemberian kredit
usaha rakyat (KUR) di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Hasil
penelitian di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan
pemberian kredit usaha rakyat berpengaruh signifikan terhadap perubahan
perkembangan nilai omzet sesudah pada pelaku UMKM hasil olahan industri di
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dan . pemberian kredit usaha
rakyat berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai keuntungan sesudah pada
pelaku UMKM hasil olahan industri di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang.
Kata Kunci: UMKM, KUR, Omzet, Keuntungan
Universitas Sumatera Utara
vi
ABSTRACT
M. Fahrian Syawindra Tarigan (140304117/ Agribusiness) with the thesis title
is Analysis Development of Micro Small and Medium Enterprises Results of
Processed Industries Before and After Provision of Enterprises Credit
Business in Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Case Study :
Bank of North Sumatera KCP Pancur Batu). Guided by Bapak M. Jufri M,Si
as the Chairman of Supervising Commission and Ibu Ir. Lily Fauzia M,Si as the
Member of Supervising Commision. This research conducted in 2019.
The study aims to determine the process and terms of provision micro small and
medium enterprise credit business (KUR) to the development of micro small and
medium enterprises (UMKM) of industrial processed products in Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang and to find out how the comparison of
industrial micro small and medium enterprises (UMKM) processed products
before and after the granting of people's business credit (KUR) in Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. The results of the research in Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, showed that the provision of business
credit for the people had a significant effect on changes in the development of
turnover value after the UMKM of industrial processed products in Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang and the granting of people's business credit
has a significant effect on changes in the value of profits after the UMKM of
industrial processed products in Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang.
Keywords: Micro Small and Medium Enterprises, Enterprises Credit Business
Turnover, Profit
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
M. Fahrian Syawindra Tarigan lahir di kota Banda Aceh pada tanggal 30 Maret
1996. Anak kedua dari Bapak Alm. Darwin Tarigan dan Ibu Mahendrawati
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah:
1. Tahun 2002 masuk di SD Sultan Hasanuddin Aek Kanopan
2. Tahun 2008 masuk di SMP Harapan 2 Medan
3. Tahun 2011 masuk di SMA Harapan 1 Medan
4. Tahun 2014 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTMN)
5. Pada bulan Juli hingga Agustus 2017 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Desa Sidomulyo Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara
6. Pada bulan Agustus 2018 melaksanakan penelitian di Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan anugrah
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Hasil
Olahan Industri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Kredit Usaha Rakyat
(KUR) di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini
dibuat untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna untuk memperoleh gelar
sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
ayah tercinta Alm. Darwin Tarigan dan Ibu tercinta Mahendrawati serta kakak
tersayang Fanny Syawindra Tarigan yang telah memberikan kasih sayang,
motivasi dan dukungan moril maupun materil dalam menyelesaikan pendidikan
sarjana di Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada yang teristimewa Bapak
Ir. M. Jufri, M,Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia,
M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing. Yang mana keduanya telah penulis
anggap sebagai orang tua sendiri yang telah memberikan waktu, pikiran dan
tenaga untuk membimbing secara akademik, memotivasi dan mengarahkan
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Dan tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada;
1. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, Mec selaku Ketua Jurusan di Program Studi
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. M. Jufri. M.si selaku Sekretaris Jurusan di Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
3. Staf Tata Usaha Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
4. Seluruh responden penelitian yang berada di Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.
5. Sahabat teristimewa penulis Annisa hafiza yang senantiasa memberikan
dukungan serta motivasi yang luar biasa kepada penulis.
6. Sahabat luar biasa penulis (Rizky Hafrizany, Yenisa Amenta, Sasuetata, Fakhri
Mahyuzar, Naufal Defara, Fachri Bahruni) yang telah menemani serta
memberikan motivasi kepada penulis dari awal perkuliahan.
Dan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih dan
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, Januari 2020
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT..................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................iv
DAFTAR ISI ................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah....................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4. KegunaanPenelitian ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9
2.1.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ............................. 10
2.1.1.1 Peran Usaha Mikro ................................................ 10
2.1.1.2 Masalah yang Dihadapi UMKM ........................... 12
2.1.2Definisi Bank ........................................................................ 13
2.1.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR) ................................................ 14
2.1.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR) ................ 14
2.1.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 15
2.2 Landasan Teori ............................................................................... 15
2.2.1PengertianKredit .................................................................... 15
2.2.1.1 Unsur – unsur Kredit ............................................ 16
2.2.1.2 Tujuan Kredit ........................................................ 17
2.2.1.3 Jenis – jenis Kredit ................................................ 18
2.2.2PengertianOmzet Penjualan .................................................. 20
2.2.3 Pengertian Keuntungan ........................................................ 21
2.3. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 23
2.4. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25
2.5. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................. 26
Universitas Sumatera Utara
3.2. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 27
3.3. Metode Pengumpulan Data............................................................ 27
3.4. Metode Analisis Data ..................................................................... 27
3.5. Definisi dan Batasan Operasional .................................................. 30
3.5.1 Definisi ................................................................................ 29
3.5.2 Batasan Operasional ............................................................ 30
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ........................................................... 31
4.1.1 Keadaan Penduduk .............................................................. 32
4.1.2 Sarana dan Prasarana ........................................................... 32
4.1. Deskripsi Data ................................................................................ 33
4.1.1 Usia ....................................................................................... 34
4..1.2 Jenis Kelamin ....................................................................... 35
4.1.3 Tingkat Pendidikan ............................................................... 36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Proses dan Syarat Pemberian
Kredit Usaha Rakyat (KUR) .......................................................... 37
5.2 Hasil Perkembangan Omzet dan Keuntungan UMKM
Hasil Olahan Industri Sebelum dan Sesudah Pemberian
Kredit Usaha Rakyat (KUR) .......................................................... 38
5.2.1 Perkembangan UMKM di Bank Sumut KCP Pancur Batu ... 38
5.2.2 Hasil Analisis Perkembangan UMKM Hasil Olahan Industri
Sebelum dan Sesudah Pemberian KUR ......................................... 39
BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 50
6.2 Saran ............................................................................................... 50
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan
menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan situasi pada sektor riil
menunjukkan banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar (Sugiyono,2003). Hal
ini merupakan pelajaran yang sangat penting untuk kembali mencermati suatu
pembangunan ekonomi yang benar-benar harus memiliki struktur yang kuat dan
dapat bertahan dalam situasi apapun. Kontribusi yang diberikan oleh pelaku usaha
mikro kecil menengah (UMKM) pada kondisi krisis ekonomi dapat dinilai sebagai
penopang dalam proses pemulihan perekonomian nasional dipandang dari laju
pertumbuhan ekonomi nasional maupun dalam peningkatan kesempatan kerja.
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) mayoritas milik masyarakat kecil,
mendominasi jumlah usaha kegiatan ekonomi regional dan sangat strategis dalam
rangka peningkatan perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja
yang bekerja di sektor itu. UMKM sebagai jaring pengaman perekonomian telah
terbukti ketangguhannya disaat perusahaan besar banyak yang gulung tikar.
Menurut World Bank, Sumber penghidupan Indonesia sendiri sangat bergantung
pada sektor UKM. Dan kebanyakan usaha kecil ini terkonsentrasi pada sektor
perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu,
serta produksi mineral non-logam. Dan secara keseluruhan, sektor UKM
diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di
sektor perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10 % dari ekspor.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bank Indonesia bisnis UMKM terdiri dari 7 sektor: sektor perdagangan,
sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor
peternakan, sektor perikanan dan sektor jasa. Lebih lanjut, studi yang dilakukan
oleh Syafa'at (2005) menerangkan bahwa sektor pertanian
memberikan peranan yang penting dalam perekonomian setidaknya dalam
beberapa hal sebagai berikut:
1.Sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk pedesaan
dimana sebagian besar penduduk pedesaan bermata pencaharian utama sebagai
petani;
2.Sebagai penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduk
yang jumlahnya semakin bertambah;
3.Sebagai pemacu proses industrialisasi, utamanya bagi industrialisasi yang
memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan sektor pertanian;
4.Sebagai penyumbang devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan
produk- produk pertanian yang tradable dan berorientasi pada pasar ekspor; dan
5.Sebagai pasar bagi produk dan jasa sektor non pertanian.
Berdasarkan data pada Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah,
disebutkan bahwa UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan
persentasenya sebesar 99,99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2011.
Sedangkan peran UMKM terhadap penciptaan PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 4.303,6 triliun atau 57,94% dari total PDB nasional.
Dalam penyerapan tenaga kerja, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar
101.722.458 orang atau 97,24% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian perkembangan UMKM umumya masih mengalami berbagai
masalah dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Masalah yang
hingga kini masih menjadi kendala dalam pengembangan usaha UMKM antara
lain adalah keterbatasan modal yang dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses
sumber permodalan. Modal yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mikro
dan kecil lebih banyak mengandalkan modal pribadi dan perputaran hasil usaha
yang diperoleh.
Menurut Desanto (2007) didalam Habibi (2014) menambah modal bagi industri
kecil bukan hal yang mudah. Bagi pengusaha kecil menengah meminjam uang di
bank selain harus menanggung bunga yang cukup tinggi juga melalui prosedur
yang tidak mudah. Selain itu tidak adanya jaminan anggunan merupakan alasan
utama bagi sebagian besar UMKM untuk tidak mengajukan permohonan kredit
kepada perbankan, tetapi lebih memilih pihak-pihak penyedia dana atau lembaga-
lembaga non bank seperti rentenir. Dalam kondisi yang demikian, usaha mikro
kecil menengah ini akan sangat sulit keluar dari permasalahan keterbatasan modal
tersebut, kecuali bila ada intervensi dari pihak lain seperti pemerintah.
Menurut Iman dan Adi, (2009) didalam Afifah, (2012) Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat,
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2013-2017
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Deli Serdang 2018
Gambar 1. memperlihatkan kondisi UMKM yang ada di Kabupaten Deli
Serdang. Pada 2013jumlah UMKM adalah 13.967 unit, kemudian pada 2014
menjadi 13.986 unit, pada 2015 meningkat 13.997 unit, hal tersebut juga terjadi
pada tahun-tahun berikutnya, jumlah UMKM menjadi 15.469 unit pada 2016 dan
menjadi 25.058 unit pada 2017. Walaupun jumlahnya selalu mengalami
pertambahan namun secara relatif bersifat fluktuatif. Hal ini mengindikasikan
keberadaan UMKM terutama usaha mikro perlu perhatian pemerintah dan instansi
terkait dengan mengembangkan kemampuan
setiap sektor usaha. Jumlah dari UMKM tersebut mencakup jumlah unit usaha
mikro yang ada di Kabupaten Deli Serdang.
13.967 13.986 13.997 15.469
25.058
2013 2014 2015 2016 2017
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
UMKM
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan yang cukup tinggi ditahun 2016 menurut Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Deli Serdang dipicu oleh pada saat itu banyak usaha besar
mengalami collapse menyebabkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada para
pekerjanya. Kemudian para pekerja yang mendapatkan PHK menyambung
hidupnya dengan membuka usaha sendiri. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang
bersama Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Deli Serdang paling banyak
membidik usaha mikro sebagai usaha yang perlu perhatian untuk dikembangkan
lagi potensinya.
Mengingat besarnya peran UMKM terhadap perekonomian nasional maupun
daerah, dan masih banyak lagi hambatan yang dihadapi oleh para pelaku usaha
UMKM salah satunya seperti keterbatasan modal yang dimili, maka pada tanggal
5 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan program
pembiayaan bagi UMKM dan Koperasi, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR
yang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong perbankan
menyalurkan kredit permodalan kepada UMKM dan Koperasi. Kredit Usaha
Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah skema kredit atau pembiayaan
modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif yang
usahanya layak (feasible) namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan
persyaratan yang ditetapkan perbankan (belum bankable). KUR adalah program
yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya
dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar
70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjamin
Universitas Sumatera Utara
KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber
pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Bank Sumut adalah salah satu bank yang mengeluarkan program bantuan berupa
kredit usaha rakyat (KUR). Adapun tujuan dari Bank Sumut mengalirkan dana
untuk pelaku usaha mikro adalah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi
usaha mikro yang melakukan kegiatan usaha produktif dan mewujudkan
pembangunan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro dalam rangka
penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.
Tabel 1. Jumlah Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tahun 2017
No Bank Pelaksana Debitur (Jiwa)
1. PT.Bank Mandiri 119.702
2. PT.Bank BRI 38.054
3. PT. BNI 40.736
4. PT.Bank Bukopin 200
5. PT. BTN 28
6. PT. Bank Sumut 4.519
Sumber : www.kur.ekon.go.id
Dari keenam bank penyalur KUR tersebut pada Tabel 1.Bank Sumut merupakan
satu-satunya bank milik daerah yang ikut serta membantu pemerintah terkait
permodalan bagi UMKM dan ini yang menjadi dasar dipilihnya Bank Sumut
dalam penelitian ini berhubungan dengan perannya mengembangkan usaha mikro
di Kabupaten Deli Serdang. Walaupun Bank Sumut pemain baru dalam
menjalankan tugasnya sebagai penyalur KUR, namun mampu membuktikan
bahwa eksistensinya di Sumatera Utara tidak kalah dengan perbankan lainnya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti melakukan usulan penelitian
tentang “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Universitas Sumatera Utara
Hasil Olahan Industri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Kredit Usaha
Rakyat (KUR) di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakanag dapat didefinisikan beberapa masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana proses dan syarat pemberian kredit usaha rakyat (KUR) usaha
mikro kecil menengah (UMKM) hasil olahan industri di daerah penelitian?
2. Bagaimana perbandingan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hasil olahan
industri sebelum dan sesudah pemberian kredit usaha rakyat (KUR) di daerah
penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan bagaimana proses dan syarat pemberian kredit usaha rakyat
(KUR) terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hasil
olahan industri di daerah penelitian.
2. Menganalisis bagaimana perbandingan usaha mikro kecil menengah (UMKM)
hasil olahan industri sebelum dan sesudah pemberian kredit usaha rakyat
(KUR) di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu untuk pihak-
pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dan kebijakan
terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) khususnya
dibidang hasil olahan industri dan komoditi pangan di daerah penelitian.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam pengembangan wawasan untuk
tentang UMKM.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Usaha mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor
ekonomi (Tambunan,2012:2). Pada prinsipnya, perbedaan antara usaha mikro
(UM), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB)
umumnya didasarkan pada nilai asset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan),
omset rata-rata pertahun atau jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM
berdasrkan ketiga alat ukur ini berbeda disetiap Negara.
Menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil Menengah bahwa yang dimaksud usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
atau badan usaha perorangan yang memenuhi atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Memliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.00.000 (tiga ratus juta
rupiah)
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
Universitas Sumatera Utara
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimasksud
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian
baik langsun maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria, yakin:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah
(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000 (lima
puluh milyar rupiah).
2.1.1.1 Peran Usaha Mikro
Menurut Tambunan (2002) keberadaan UMKM makin terlihat penting dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia. Pada awal mula keberadaan UMKM penting
untuk penyerapan tenaga kerja namun masuk kedalam era globalisasi sekarang ini
UMKM semakin penting keberadaannya sebagai sumber devisa ekspor non-migas
Indonesia. Demikian pula dengan keberadaan usaha mikro yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
bagian dari UMKM. Usaha mikro dinilai cukup memberikan kontribusi nyata
terhadap penyerapan tenaga kerja.
Selain pentingnya UMKM dalam penyerapan tenaga kerja. UMKM juga berperan
sebagai mediasi proses industrialisasi suatu negara. Terdapat perbedaan
pandangan antara teori klasik dan teori modern berkaitan dengan UMKM. Teori
klasik menegaskan bahwa UMKM berperan dalam proses industrialisasi,
penyerapan tenaga kerja, penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat yang
berpenghasilan rendah, serta pembangunan ekonomi pedesaan. Peran UMKM
yang paling menjadi sorotan adalah kemampuan UMKM untuk menyediakan
kesempatan kerja dan memiliki peran yang komplementer dengan perusahaan-
perusahaan besar dalam menciptakan kesempatan kerja (Giautzi et. Al dalam
sulistyastuti,2004). Sedangkan teori modern berpendapat bahwa pentingnya
eksistensi dan perkembangan UMKM berkaitan dengan spesialisasi yang fleksibel
dalam berproduksi dan pengeksporan (Piere and Sabel dalam Sulistyastuti, 2004).
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa banyak fungsi dan peranan UMKM baik
secara ekonomi, social, politik, budaya, dan keamanan misalkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi jumlah pengangguran dan
kemiskinan, serta arus urbanisasi (Prasetyo, 2008) UU No.20 Tahun 2008 tentang
Ushaa Mikro Kecil Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro
bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka
membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.
2.1.1.2 Masalah yang dihadapi Usaha Mikro Kecil Menengah
Perkembangan usaha mikro kecil menengah di Indonesia tidak lepas dari berbagai
macam masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah-masalah tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
bias. Meski demikian masalah yang sering dihadapi oleh usaha mikro kecil
menengah menurut Tambunan (2002):
1. Kesulitan Pemasaran
Pemasaran seiring dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
perkembangan usaha mikro kecil menengah. Salah satu aspek yang terkait
dengan masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar
domestic dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun dipasar
ekspor.
2. Keterbatasan Finansial
Usaha mikro kecil menengah khususnya di Indonesia menghadapi dua
masalah utama dalam aspek finansial: mobilitas modal awal (star-up) dan
akses ke modal kerja, Finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat
diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak
usaha mikro kecil menengah di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
enterpreunership, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,
engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data
processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Keterbatasan ini
menghambat usaha mikro kecil menengah di Indonesia untuk dapat bersaing
dipasar domestic maupun pasar internasional.
4. Masalah Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga sering salah satu
kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi
Universitas Sumatera Utara
banyak usaha mikro kecil menengah di Indonesia. Keterbatasan ini
dikarenakan harga baku yang terlampau tinggi sehingga tidak terjangkau atau
jumlahnya terbatas.
5. Keterbatasan teknologi
Usaha mikro kecil menengah di Indonesia umumnya masih menggunakan
teknologi lama atau tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat
produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya
membuat rendahnya total factor productivity dan efisiensi didalam proses
produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat.
2.1.2 Definisi Bank
Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat
penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan proses atau yang
dikenal sebagai banknote.
Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan bukanlah
sembaran usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang kuat dengan
kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank merupakan
salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit,
baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang
lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral. Sebagai
lembaga keuanagn, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan terlepas dari bidang
keuangan. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan
dan deposito.
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit investasi, kredit modal
maupun kredit perdagangan.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
2.1.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit Usaha Rakyat (KUR) menurut Kusmuljono (2009) adalah Kredit Modal
Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit sampai dengan
Rp500 juta yang diberikan kepada usaha miko kecil menengah yang memiliki
usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari perusahaan penjamin.
UMKM harus merupakan usaha produktif yang layak (feasible), namun belum
bankable. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang
dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM pada
umumnya kurang, maka sebagian dicover dengan program penjaminan. Besarnya
Coverage penjaminan maksimal 70% dari plafond kredit. Dimana sumber dana
KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
2.1.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat
Universitas Sumatera Utara
Tujuan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat
pengembangan sektor-sektor skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas
terhadap kredit dan lembaga-lembaga keungan, mengurangi tingkat kemiskinan,
dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja
dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif
melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat
mengakses program ini dengan tingkat bunga maksimum 16% per tahun.
Persentase kredit yang dijamin adalah 70% dari alokasi total kredit yang
disediakan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum
3 tahun dan 5 tahun untuk investasi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Kredit
Ibrahim (2014:22) berpendapat bahwa kredit berasal dari bahasa romawi, credere
yang berarti percaya atau credeo atau creditum yang berarti saya percaya. Dengan
demikian istilah kredit memiliki arti khusus yaitu meminjamkan uang atau
penundaan pembayaran (Untung,2005:1).
Definisi kredit menurut Abdullah (2005:84) adalah:
1. Guna mendapatkan suatu nilai tambah baik bagi nasabah (debitur) maupun
bagi bank sebagai kreditur.
2. Bagi nasabah sebagai debitur dengan mendapatkan kredit bertujuan untuk
mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha dan pendapatan
dimasa depan.
3. Bagi bank sendiri juga diharapkan melalui pemberian kredit akan
menghasilkan pendapatan bunga sebagai pengganti harga dari pinjaman itu
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.1 Unsur-unsur Kredit
Menurut Kasmir (2012:87) unsur-unsur dalam pemberian kredit adalah sebagai
berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang, atau jasa) akan benar-benar kembali di masa tertentu di masa
yang akan dating. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya
sudah dilakukan penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun
ekstern. Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi masa lalu dan
sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan
yaitu kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit yang
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangi hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Masa pengembalian kredit yang telah disepakati bersama. Jangka waktu
tersebut dapat berupa jangka waktu yang pendek, menengah ataupun jangka
panjang.
Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko
tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai,
Universitas Sumatera Utara
mauapun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau
bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
4. Balas Jasa
Yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau pembiaayaan yang dikenal
sebagai bunga untuk bank konvensional atau bagai hasil untuk bank yang
menganut prinsip syariah.
2.2.1.2 Tujuan Kredit
Menurut Kasmir (2012:88) suatu fasilitas kredit memiliki tujuan. antara lain:
1. Mencari Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Keuntungan yang penting untuk kelangsungan bank itu sendiri, dan
juga dapat membesarkan usaha bank.
2. Membantu Usaha Nasabah
Membantu nasabah yang memerlukan dana, untuk berinvestasi maupun untuk
modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit maka akan
semakin banyak kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di
berbagai sektor, terutama sektor riil.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.3 Jenis- Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2012:90) jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara
lain sebagai berikut:
a. Segi Kegunaan
1. Kredit Investasi
Biasanya diguanakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi
misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa
pemakaiannya untuk periode yang lebih lama.
2. Kredit Modal Kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
b. Segi Tujuan Kredit
1. Kredit komersial (commercial loan), yaitu kredit yang ditujukan untuk
membiayai kegiatan usaha dalam bidang perdagangan, yang mencakup
pembiayaan untuk kegiatan sebagai pemasok, kredit usaha untuk membuka
pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya.
2. Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya untuk
membeli rumah pada real estate project, peralatan elektronik, mobil, sepeda
motor, televise dan jenis barang konsumsi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kredit produktif, yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan
debitur yang bersifat produktif, misalnya kredit modal kerja untuk membiayai
kegiatan industri tertentu untuk membeli bahan-bahan baku serta unsur curret
asset lainnya.
c. Segi Jangka Waktu
1. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling
lama 1 tahun, dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Contohnya kredit untuk peternakan ayam.
2. Kredit Jangka Menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun
sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan
investasi.
3. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka
panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Misalnya kredit
untuk perkebuanan karet, manufaktur atau kredit konsumtif seperti
pembangunan perumahan.
2.2.2 Pengertian Omzet Penjualan
Fandy Tjiptono (2002:118) definisi mengenai omzet penjualan, esensinya
diterapkan dalam tiga apresiasi yaitu: pertama, tingkat penjualan yang ingin
dicapai, kedua, pasar yang ingin dikembangkan sebagai kegiatan transaksi atau
tempat melakukan transaksi dan ketiga, adalah keuntungan atas penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaannya menurut Swastha dan Irawan (2001), kegiatan penjualan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan
jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak yakni penjal sebagai pihak pertama
dan pembeli sebagai pihak kedua. Pada posisi ini penjual harus dapat meyakinkan
kepada pembeli agar berhasil mencapai sasaran.
penjualan yang diharapkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah :
Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
Harga produk
Syarat penjualan yang berupa pembayaran, penghantara, pelaynan sesudah
penjualan, garansi, dan sebagainya.
b. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Beberapa faktor
kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
Jenis pasarnya
Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
Daya belinya
Frekuensi pembelian
Keinginan dan kebutuhan
c. Modal
Universitas Sumatera Utara
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut
belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat
penjual. Dalam keadaan ini, penjual harus memperkenalkan barangnya dengan
membawa barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakannya diperlukan
adanya sarana serta usaha seperti alat transportasi, tempat peraga, usaha promosi,
dan sebagainya. Semuanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah
modal.
2.2 Pengertian Keuntungan
Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan dapat ditentukan dengan cara
mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang
diperoleh. Adapun biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk pembelian
bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa, tanah, dan
penghapusan (depresiasi). Apabila hasil penjualan yang diperoleh kemudian
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut nilainya adalah positif
maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan (Sukirno,2005).
Dilihat dari sudut pandang perusahaan atau pembukuan keuntungan adalah
perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya
yang dikeluarkan. Menurut sudut pandang ekonomi, definisi keuntungan menurut
perusahaan cakupannya terlalu luas karena tidak mempertimbangkan biaya
tersembunyi. Biaya tersembunyi adalah biaya produksi yang tidak dibayar dengan
uang tapi keberadaannya tetap perlu diperhitungkan sebagai bagian dari biaya
produksi. Arti dari keuntungan ekonomi ini sendiri adalah keuntungan dari sudut
pandang perusahaan dikurangi oleh biaya tersembunyi (Sukirno, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Dijelaskan lagi oleh Sukirno (2005) bahwa terdapat berapa alasan mengapa
perusahaan mendapat keuntungan, yaitu:
Keuntungan merupakan pembayaran kepada keahlian keusahawan dan kepada
para pengusaha yang memilikinya, dan menggunakannya dalam kegiatan
produksi.
Keuntungan merupakan pembayaran terhadap pengambilan untuk mengambil
risiko dan ketidakpastian dimasa depan yang dilakukan oleh para pengusaha.
Keuntungan merupakan ganjaran karena melakukan pembaruan/inovasi dalam
kegiatan produksi.
Keuntungan adalah membayar ke atas kuasa monopoli yang dimiliki
pengusaha di berbagai bidang
2.3 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Metode Hasil
Fitra Ananda
(2011)
Analisis
perkembangan
usaha mikro dan
kecil setelah
memperoleh
pembiayaan
mudharabah dari
BMT At Taqwa
Halmahera di
Kota Semarang
Uji validitas, uji
reliabilitas dan uji
pangkat tanda
wilcoxon
Berdasarkan
perhitungan uji
pangkat Wilcoxon
untuk variael
modal, omzet
penjualan, dan
keuntungan terjadi
peningkatan yang
positif.
Si Islam Siarno
(2015)
Analisis
perkembangan
usaha mikro dan
kecil setelah
memperoleh
pembiayaan dari
baitul mal wat
tamwil di kota
Surakarta.
Uji Normalitas
dan Uji Pangkat
tanda Wilcoxon
Signed Rank Test.
Uji pangkat tanda
Wilcoxon Signed
Rank Test untuk
variabel modal
variabel omzet,
variabel
keuntungan terjadi
peningkatan yang
signifikan.
Ayuditya Widha Peran Kredit Uji Pangkat Tanda Berdasarkan hasil
Universitas Sumatera Utara
Kurnia Sari (2013) Usaha Rakyat
(KUR) Bank
Jateng terhadap
perkembangan
Usaha Mikro Di
Kabupaten
Boyolali.
Wilcoxon uji pangkat tanda
Wilcoxon dapat
diperoleh hasil
pada variabel
ongkos produksi,
omzet penjualan,
keuntungan,
jumlah jam kerja
dan jumlah tenaga
kerja mengalami
peningkatan yang
signifikan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Kementerian Koperasi dan UMKM menambah jumlah bank penyalur KUR guna
memperlancar dan mempermudah para pelaku usaha untuk mengembangkan
usahanya. Dengan bantuan berupa KUR diharapkan masyarakat mampu mandiri
untuk mengembangkan usaha yang dijalankan. Dengan melihat bagaimana
perubahan yang terjadi antara sebelum dan sesudah pelaku usaha memperoleh
KUR dapat diketahui bagaimana perkembangan usaha setelah mendapat KUR.
Jumlah dari omzet penjualan akan berhubungan dengan banyak sedikitnya modal
usaha yang digunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Jika modal usaha yang
digunakan sedikit maka jumlah produk yang dihasilkan juga sedikit dan akibatnya
berdampak pada omzet penjualan yang diperoleh. Omzet penjualan menurut
Swastha (2001) adalah akumulasi dan kegiatan penjualan suatu produk barang dan
jasa yang dihitung secara keseluruhan dan terus menerus.
Keuntungan merupakan bagian terpenting yang diinginkan oleh para pelaku
usaha. Tidak mustahil bahwa banyak pelaku usaha yang berusaha mendapatkan
keuntungan. Dipaparkan oleh Sukirno (2005) bahwa keuntungan merupakan hasil
penjualan yang diperoleh yang kemudian dikurangi dengan biaya-biaya yang
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan jika nilai selisih yang dihasilkan adalah positif maka pengusaha
tersebut mendapatkan keuntungan.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran KUR dari
Bank Sumut Cabang Pancur Batu yang diberikan kepada UMKM termasuk ushaa
mikro yang membutuhkan pinjaman sebagai modal kemudian dari usaha mikro
dilihat bagaimana perubahan yang terjadi antara sebelum dan sesudah adanya
KUR ditinjau dari omzet penjualan dan keuntungan. Secara sistematis kerangka
pemikiran dapat dijelaskan dalam gambar dibawah ini :
Bana
Keterangan :
: Menyatakan Hubungan
Bank Sumut
Cabang Pancur
Batu
Bantuan Kredit
Usaha Rakyat
(KUR)
Pekembangan
Usaha Mikro
Kecil Menengah
Omzet Penjualan Keuntungan
Sebelum dan
Sesudah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan yang signifikan pada omzet penjualan dan keuntungan antara
sebelum dan sesudah memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Sumut
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive (sengaja),
dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut adalah salah satu daerah dengan
jumlah UMKM terbanyak di Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 2. Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2017
No. Kecamatan Jumlah Total
(Unit) Usaha Mikro
(Unit)
Usaha Kecil
(Unit)
Usaha Menengah
(Unit)
1. Hamparan Perak 488 222 80 750
2. Deli Tua 412 76 32 520
3. Batang Kuis 592 100 28 720
4. Tanjung Morawa 1533 330 123 1986
5. Sunggal 986 164 128 1278
6. Lubuk Pakam 2012 745 52 2809
7. Percut Sei Tuan 1268 295 187 1750
8. Sibolangit 748 235 12 995
9. Kutalimbaru 253 355 21 629
10. Bangun purba 857 72 15 944
11. Namo Rambe 922 83 15 1020
12. Beringin 1442 564 27 2033
13. Biru-biru 44 620 19 683
14. Pantai Labu 769 98 25 892
15. STM Hilir 479 133 17 629
16. Labuhan Deli 771 88 31 890
17. Pancur Batu 1091 114 46 1251
18. Pagar Merbau 1574 599 19 2192
19. Patumbak 656 184 42 882
20. Galang 1129 313 38 1480
21. STM Hulu 400 23 20 443
22. Gunung Meriah 263 18 1 282
Jumlah 18.649 5.431 978 25.058
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Deli Serdang 2017
Universitas Sumatera Utara
3.2 Metode Penentuan Sampel
Menurut Arikunto (2002) populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah nasabah/pengusaha
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menerima Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dari Bank Sumut KCP Pancur Batu dengan jumlah 15 orang. Maka yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus
berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 :61-63) yang
mengatakan bahwa: “ Sampling jenuh” adalah tehnik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah dari sampel jenuh
adalah sensus.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data
yang akurat dan relevan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden UMKM
yang memperoleh KUR di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten deli Serdang dan
data sekunder diperoleh dari Bank Sumut KCP Pancur Batu.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil
penelitian dengan tujuan memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian ini
menggunakan metode analisis kualitatif untuk menilai obyek penelitian yang
didasarkan pada sifat tertentu bukan angka. Analisis digunakan untuk menilai
obyek penelitian yang dinyatakan dengan perhitungan atau angka-angka
(Efendi,2011). Analisis yang dipergunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini yaitu dengan analisis uji beda. Uji statistik pangkat tanda Wilcoxon
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menguji perbedaan variabel sebelum dan sesudah menerima
KUR. Alasan menggunakan alat analisis tersebut karena data yang diteliti berasal
dari sejumlah responden yang sama dan berkaitan dengan periode waktu
pengamatan yang berbeda yakni sebelum dan sesudah menerima KUR.
Analisis Pangkat Tanda Wilcoxon
Uji pangkat tanda wilcoxon digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan nyata
(terdapat peningkatan) variabel yang diamati sebelum dan sesudah program
dilakukan dengan menggunakan uji pangkat tanda wilcoxon dengan alasan data
yang diteliti berbeda (sebelum dan sesudah). Variabel-variabel yang diamati pada
penelitian ini adalah omzet penjualan dan keuntungan untuk melihat
perkembangan usaha mikro di Kabupaten Deli Serdang. Setelah uji wilcoxon
dilakukan akan muncul nilai Z dan nilai probabilita (p). Adapun rumus uji
pangkat tanda wilcoxon menurut Ghozali (2002) adalah,
( )
√
( ( )
Keterangan :
N = Jumlah data
T = Jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif (apabila yang positif lebih
banyak jumlahnya dari pada banyaknya nilai selisih negatif) atau jumlah ranking
dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif lebih banyak
jumlahnya dari pada banyaknya nilai selisih yang positif).
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
H0 = Tidak ada beda variabel (omzet penjualan dan keuntungan) yang diuji
antara sebelum dan sesudah memperoleh KUR dari Bank Sumut Cabang
Pancur Batu.
H1 = Ada beda variabel (omzet penjualan dan keuntungan) sebelum dan
sesudah memperoleh KUR dari Bank Sumut Cabang Pancur Batu.
Jika probabilitas (p) > 0,05 maka H0 diterima. Jika probabilita (p) ≤ 0,05 maka
H1 diterima. Signifikansi penelitian ini akan membandingkan Ztabel dan Zhitung.
Tes statistik bagi rata-rata adalah nilai Z dari rata-rata, karena α = 5% maka nilai
kritis yang bersesuaian dari tabel adalah Z0.025 = 1.96 dan –Z0.025 (two-tailed).
Daerah kritis adalah Z > 1.96 atau Z < -1.96.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1 Definisi
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian, maka dibuat
definisi dan batasan operasioanal sebagai berikut :
1. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha
disemua sektor ekonomi.
2. Bank Sumut adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau
Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan kepada usaha miko kecil menengah yang memiliki usaha produktif
yang akan mendapat penjaminan dari perusahaan penjamin.
4. Omzet penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk
barang dan jasa yang ditung secara keseluruhan dan terus menerus.
5. Keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh
dengan seluruh biaya yang dikeluarkan.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Sampel adalah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Sumut KCP Pancur Batu.
2. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang pada
Bank Sumut KCP Pancur Batu.
3. Penelitian dilakukan pada tahun 2018.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Kecamatan Pancur Batu merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah sebesar 122,53 Km2 dan letak
astronomis di bagian lintang utara: 30 39’ – 3
0 52’, bujur timur: 98
0 54’ – 98
0 62’
dimana terletak di ketinggian 45 m diatas permukaan laut.
Daerah ini terdiri atas 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau
dengan intensitas curah hujan ±269 mm/tahun dimana merupakan daerah dataran
rendah dan jenis tanah liat putih, tanah liat merah campur pasir.
Wilayah Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang memiliki batas –
batas wilatah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Sunggal dan Kota Medan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Namorambe
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru
4.1.1 Keadaan Penduduk
Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 25 (dua belas) kelurahan dengan jumlah
penduduk 100.392 jiwa. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Pancur Batu
terdiri atas 50.542 jiwa laki – laki dan 50.150 jiwa perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha/Pekerjaan di
Kecamatan Paluh Manan Tahun 2017
No Bidang Usaha Jumlah
1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan 10041
2. Industri Pengolahan 1220
3. Listrik, Gas dan Air Minum 2538
4. Bangunan 4427
5. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5028
6. Pengangkutan dan Komunikasi 1440
7. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 2978
8. Lainnya 13154
Sumber:Kecamatan Pancur Batu Dalam Angka, 2017.
4.1.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat di Kecamatan Kisaran Timur. Oleh karena itu, berikut adalah sarana
dan prasarana yang ada di Kecamatan Kisaran Timur:
Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Pancur BatuTahun 2017
No Uraian Jumlah(unit)
1. Taman Kanak – Kanak 14
2. Sekolah Menengah Dasar Negeri 28
3. Sekolah Menengah Dasar Swasta 15
4. Madrasah Ibtidaiyah 2
5. Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
6. Sekolah Menengah Pertama Swasta 11
7. Madrasah Tsanawiyah 3
8. Sekolah Menengah Atas Negeri 1
9. Sekolah Menengah Atas Swasta 6
10. Sekolah Menengah Kejuruan 8
11. Rumah Sakit 2
12. Puskesmas 2
13. Posyandu 66
14. Balai Pengobatan 8
15. Klinik 5
16. Dokter Praktek 7
17. Mesjid dan Musholla 78
18. Gereja 75
19. Vihara 4
Sumber: Kecamatan Pancur Batu Dalam Angka, 2017.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Deskripsi Data
Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro dan kecil hasil olahan
industri yang mendapatkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat oleh Bank Sumut di
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang mana terdiri dari 15 orang
responden. Dari hasil survei dan wawancara di lapangan terhadap responden
diperoleh beberapa informasi mengenai karakteristik responden. Karakteristik
responden yang akan dibahas disini berkaitan dengan latar belakang sosial
ekonomi meliputi gambaran struktur usia, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat
pendidikan responden.
4.2.1 Usia
Berdasarkan hasil kuisioner penelitian, struktur usia responden umumnya masih
termasuk pada usia produktif, karena yang paling banyak adalah responden pada
usia antara 31 – 35 tahun mencapai 5 orang dari total 15 responden. Sedangkan
yang paling sedikit adalah responden yang berusia antara 41 – 45 tahun berjumlah
1 orang, antara 46 – 50 tahun berjumlah 1 orang, antara 51 – 55 tahun berjumlah 1
orang, dan antara 56 – 60 tahun berjumlah 1 orang. Hal ini menggambarkan
bahwa memang peluang usaha mikro dan kecil sangat menjadi harapan para
pelaku UMKM untuk menyambung hidupya. Data selengkapnya seperti terlihat
pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Usia Responden UMKM Hasil Olahan Industri yang Menerima
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)
26 – 30 3 20
31 – 35 5 33,3
36 – 40 3 20
41 – 45 1 6,66
46 – 50 1 6,66
51 – 55 1 6,66
56 – 60 1 6,66
Jumlah 15 100
Sumber: Hasil kuisioner di olah
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaku UMKM merupakan usia
produktif untuk bekerja, hal ini juga sangat mempengaruhi perkembangan dalam
menjalankan usahanya. Dengan rata – rata usia pelaku UMKM adalah 37 tahun
ini menggambarkan bahwa pelaku UMKM sangat mengharapkan mendapatkan
penghasilan untuk menyambung hidup dari usaha mikro menengah dan kecil ini.
4.2.2 Jenis Kelamin
Semua penduduk mempunyai kesempatan yang sama berpartisipasi dalam
pembangunan, pekerjaan maupun dalam berbagai kegiatan lainnya tanpa harus
membedakan jenis kelamin, suku, agama, maupun ras lainnya. Demikian pula
halnya dalam menjalankan usaha khususnya dalam usaha kecil terlihat adanya
kesamaan kesempatan baik bagi penduduk laki – laki maupun perempuan.
Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh gambaran penduduk yang menjalankan
usaha mikro menengah dan kecil di sektor hasil olahan industri berdasar jenis
kelamin terlihat jumlahnya di dominasi oleh laki – laki dibandingkan dengan
perempuan. Responden laki – laki berjumlah 12 orang sedangkan responden
perempuan berjumlah 3 orang seperti terlihat pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Jenis Kelamin Responden UMKM Hasil Olahan Industri yang
Menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki – laki 12 80
Perempuan 3 20
Total 15 100
Sumber: Hasil kuisioner di olah
Para pelaku UMKM didominasi oleh para kaum laki – laki, data dilapangan
didapatkan kalau laki – laki lebih tertarik untuk melakukan usaha mikro
menengah dan kecil karena sudah menjadikan usahanya ini sebagai mata
pencaharian utama. Sedangkan para pelaku usaha UMKM perempuan masih
sedikit tertarik untuk melakukan usahanya ini, karena untuk mencukupi kebutuhan
rumah tangganya. Dengan melakukan usaha ini mereka dapat membantu
memperoleh pendapatan untuk kebutuhan uang saku anak, membayar biaya
sekolah dan lain sebagainya.
4.2.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan hal penting dalam menunjang tingkat
produktivitas seseorang. Karena jika sumber daya manusia yang ada memiliki
tingkat pendidikan dan keterampilan yang tinggi merupakan modal utama dalam
memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Hal ini dimungkinkan
karena sumber daya manusia ini selain sebagai obyek pembangunan juga sebagai
subyek pembangunan.
Berdasarkan hasil kuisioner penelitian, seperti terlihat pada Tabel 7 tingkat
pendidikan responden, sebagian besar memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak
12 orang, dan tingkat pendidikan SMP sebanyak 3 orang. Hal ini dapat dimengerti
karena untuk menjalankan usaha disektor usha kecil menengah ini, faktor tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan formal bukan masalah yang utama. Karena yang paling dibutuhkan
untuk menjalankan usaha ini adalah keberanian, kerja keras, ketekunan dan
pantang menyerah untuk bisa berhasil.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden UMKM Hasil Olahan Industri yang
Menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SMP 3 20
SMA 12 80
Total 15 100
Sumber: Hasil kuisioner di olah
Tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjadi jaminan untuk dapat melakukan
usaha, terutama menggarap sektor UMKM, karena semakin tinggi ilmu
pendidikan yang ada pada seseorang, maka mereka cenderung untuk berpikir
berulang ulang ketika mau melakukan usaha. Usaha yang dilakukan apakah nanti
bisa sukses atau tidak, barang yang dijual laku atau tidak dan sebagainya.
Pelaku usaha UMKM ini sangatlah unik, biasanya para pelaku yang melakoni
usaha ini malah dari kalangan yang pendidikannya biasa atau tidak terlalu tinggi,
bahkan ada yang pendidikannya rendah. Mereka berpikir hanya bagaimana untuk
melakukan usaha yang baik dan dapat membuat usahanya itu semakin maju, jadi
fokus dalam usahanya mereka menjadi modal utama.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Proses dan Syarat Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Proses dan Syarat Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hasil olahan industri di
Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Awal
Adapun persyaratan awal untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hasil olahan
industri di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang adalah pihak Bank
meminta pemohon untuk membawa KTP, Kartu Keluarga, Surat Izin Usaha, Surat
Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pas Photo pemohon, Surat Nikah pemohon jika
sudah menikah, dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) pemohon. Persyaratan
tersebut berguna sebagai data administrasi pihak Bank. Batas peminjaman yang
diberikan oleh Bank yaitu sebanyak Rp 500.000.000 dengan minimal peminjaman
sebesar Rp.5.000.000. Setelah semua syarat nya telah terkumpul, kemudian pihak
Bank melakukan proses verifikasi. Waktu pengerjaan oleh pihak Bank adalah
selama 12 hari. Proses pengerjaan yang cepat berpengaruh terhadap kualitas SDM
yang dimiliki oleh pihak Bank.
b. Survey Lokasi Usaha Oleh Pihak Bank
Setelah semua persyaratan awal sudah terverifikasi, pihak Bank kemudian
melakukan survey langsung ke lokasi usaha pemohon. Pihak Bank meninjau
bagaimana keadaan pasti di lokasi usaha pemohon, mewawancara pekerja dan
lingkungan tempat usaha pemohon. Pihak Bank juga melakukan survey langsung
Universitas Sumatera Utara
untuk memastikan keaslian agunan tanah lokasi usaha pemohon. Kedua hal ini
dilakukan oleh pihak Bank untuk memastikan setiap syarat yang diajukan
pemohon sudah benar atau belum, dan sebagai pertimbangan bagi pihak Bank
untuk memutuskan dapat memberikan kredit usaha atau tidak kepada si pemohon.
c. Pencairan Dana
Setelah pihak Bank setuju untuk memberikan Kredit Usaha kepada pemohon,
kemudian pihak Bank menghubungi pemohon untuk datang ke Bank tersebut.
Pihak Bank menjelaskan ke pemohon mengenai surat perjanjian Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Setelah sepakat, pihak bank dan pemohon menandatangani surat
perjanjian kredit usaha bermaterai. Setelah semua proses selesai, pihak Bank
melakukan pencairan dana kepada si pemohon Kredit Usaha Rakyat (KUR).
5.2 Hasil Perkembangan Omzet dan Keuntungan UMKM Hasil Olahan
Industri Sebelum dan Sesudah Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
5.2.1 Perkembangan UMKM di Bank Sumut KCP Pancur Batu
a. Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajiban setelah jangka waktu
tertentu.
Tabel 8. Jumlah Penyaluran Kredit oleh Bank Sumut KCP Pancur Batu Per
Tahun
Tahun Banyaknya UMKM Jumlah (Rp)
2015 84 7.731.934.453
2016 92 10.193.445.662
2017 87 9.981.063.875
2018 89 10.845.984.384
sumber : Bank Sumut KCP Pancur Batu
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa banyaknya kredit usaha rakyat
(KUR) pada tahun 2015 sebesar Rp. 7.731.934.453, yang disalurkan ke-84
debitur, pada tahun 2016 sebesar Rp. 10.193.445.662, yang disalurkan ke-92
debitur. Pada tahun 2017 sebesar Rp. 9.981.063.875, yang disalurkan ke-87
debitur. Dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 10.845.984.384, yang disalurkan ke-89
debitur.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit usaha rakyat (KUR)
mengalami peningkatan dari tahun 2015 sampai dengan 2016. Pada tahun 2016 ke
2017 jumlah kredit usaha rakyat mengalami penurunan. Dan pada tahun 2017 ke
2018 jumlah kredit usaha rakyat mengalami peningkatan.
b. Agunan (Jaminan)
Jaminan kredit berfungsi sebagai perlindungan atas pengembalian kredit, memberi
dorongan kepada nasabah (tertagih) untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya
mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui
agar nasabah tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.
Maka ditemui hasil penelitian pada Bank Sumut Cabang Pancur Batu bahwa
agunan (jaminan) harus diberikan nasabah kepada pihak bank sebagai pernyataan
bahwa nasabah mampu mengembalikan kredit, terhindar dari kredit bermasalah
dan dari terjadinya kerugian oleh Bank Sumut KCP Pancur Batu.
5.2.2 Hasil Analisis Perkembangan UMKM Hasil Olahan Industri Sebelum
dan Sesudah Pemberian KUR
Berikut disajikan data omzet dan keuntungan responden usaha mikro kecil
menengah (UMKM) hasil olahan industri sebelum dan sesudah pemberian Kredit
Usaha Rakyat (KUR) serta besar pinjaman jangka waktu dan jumlah penerimaan
Universitas Sumatera Utara
kredit usaha rakyat di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang pada tabel
9.
Tabel 9. (Besar Pinjaman, Jangka Waktu, Jumlah Penerimaan KUR)
No Besar Pinjaman
(Rupiah)
Jangka Waktu
(Tahun)
Jumlah Penerimaan
KUR
1 15.000.000 2 2
2 30.000.000 2 2
3 18.000.000 1,5 2
4 120.000.000 3 2
5 60.000.000 3 1
6 12.000.000 2 2
7 30.000.000 2,5 2
8 20.000.000 2 1
9 80.000.000 3 2
10 75.000.000 3 2
11 40.000.000 2 2
12 35.000.000 2 3
13 18.000.000 1,5 2
14 50.000.000 2 2
15 90.000.000 3 2
Sumber : Hasil kuisioner di olah
Besar pinjaman UMKM di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
bervariasi mulai dari Rp 12.000.000 dan ada mencapai Rp 120.000.000 dengan
jangka waktu 1,5 sampai 3 tahun dan jumlah penerimaan KUR yang bervariasi
dari 1 kali sampai 3 kali UMKM yang sudah menerima pemberian KUR.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Perkembangan Usaha Sebelum dan Sesudah Pemberian KUR
(Omzet)
NO Jenis Usaha Omzet (Rp) Persen
% Sebelum Sesudah
1 Pembuatan Opak 36.500.000 54.750.000 50%
2 Budidaya Tanaman Hias 146.000.000 91.250.000 -37,5%
3 Pembuatan Belimbing 31.025.000 36.500.000 17,6%
4 Pembuatan Pavin Blok 182.500.000 365.000.000 50%
5 Penggilingan Ayam 164.250.000 255.500.000 40%
6 Pembuatan Gula Aren 30.200.000 36.500.000 20,8%
7 Usaha Kelapa Parut 36.500.000 43.800.000 20%
8 Pengolahan Keripik Pisang 43.800.000 51.100.000 16,6%
9 Pabrik Meubel 146.000.000 255.500.000 75%
10 Usaha Kerajinan Bambu 182.500.000 204.400.000 12%
11 Pabrik Roti 109.500.000 162.500.000 48,4%
12 Pabrik Pembuatan Tahu 102.000.000 145.000.000 42,1%
13 Pembuatan Dodol 82.500.000 106.000.000 28,4%
14 Pembuatan Pakan Ternak 118.625.000 237.250.000 30%
15 Pengolahan Kayu 102.500.000 195.000.000 90,2%
Sumber : Hasil kuisioner di olah
Perkembangan UMKM dilihat dari omzet sesudah menerima KUR menunjukkan
persentase yang bervariasi dari 12 % dan ada yang mencapai 90,2% tetapi ada
juga omzet UMKM yang mengalami penurunan sebesar -37,5% dengan itu
jumlah persentase kenaikan omzet UMKM sebesar 93,33% (14 UMKM) dan yang
mengalami penurunan sebesar 6,66% (1 UMKM) dikarenakan penggunaan
penerimaan pinjaman KUR yang tidak sesuai dengan perencanaan pelaku
UMKM.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Perkembangan Usaha Sebelum dan Sesudah Pemberian KUR
(Keuntungan)
No Jenis Usaha Keuntungan (Rp)
Persen Sebelum Sesudah
1 Pembuatan Opak 9.125.000 20.075.000 120%
2 Budidaya Tanaman Hias 25.550.000 18.250.000 -28,5%
3 Pembuatan Belimbing 7.300.000 21.900.000 200%
4 Pembuatan Pavin Blok 109.500.000 182.500.000 66,6%
5 Penggilingan Ayam 36.500.000 54.750.000 50%
6 Pembuatan Gula Aren 18.250.000 25.330.000 38,8%
7 Usaha Kelapa Parut 19.500.000 27.375.000 40,3%
8 Pengolahan Keripik Pisang 17.200.000 33.580.000 95,2%
9 Pabrik Meubel 75.000.000 146.000.000 94,6%
10 Usaha Kerajinan Bambu 73.000.000 80.300.000 10%
11 Pabrik Roti 37.500.000 76.650.000 104,4%
12 Pabrik Pembuatan Tahu 35.250.000 73.000.000 107%
13 Pembuatan Dodol 14.600.000 31.025.000 112,5%
14 Pembuatan Pakan Ternak 54.750.000 83.950.000 53,3%
15 Pengolahan Kayu 73.000.000 131.400.000 80%
Perkembangan UMKM dilihat dari keuntungan sesudah menerima KUR
menunjukkan persentase yang bervariasi dari 10% dan ada yang mencapai 200%
tetapi ada juga keuntungan UMKM yang mengalami penurunan sebesar -28,5%
dengan itu jumlah persentase kenaikan keuntungan UMKM sebesar 93,33% (14
UMKM) dan yang mengalami penurunan sebesar 6,66% (1 UMKM) dikarenakan
penggunaan penerimaan pinjaman KUR yang tidak sesuai dengan perencanaan
pelaku UMKM.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Uji pangkat bertanda Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil – hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Dalam
penelitian ini akan dilihat perubahan pada variabel yang diamati pada awal
periode maupun pada akhir periode. Adapun variabel – variabel yang diamati dan
diuji adalah omzet penjualan dan keuntungan usaha mikro menengah hasil olahan
industri. Setelah uji pangkat tanda Wilcoxon dilakukan akan muncul nilai Z dan
nilai probabilitas (p).
a. Uji Wilcoxon Signed Rank Test pada Omzet Penjualan Sebelum dan
Sesudah Pemberian KUR
Tabel 12. Deskripsi Statistik Omzet Sebelum dan Sesudah Pemberian KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Descriptive Output Omzet
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
OmzetSebelum 15 124221666.67 71300122.011 31025000 219000000
OmzetSesudah 15 179336666.67 125076647.168 36500000 365000000
Sumber: Hasil data primer.
Tabel descriptive statistics di atas menunjukkan nilai mean, standart deviasi,
minimum dan maksimum dari masing – masing kelompok data (omzet sebelum
dan omzet sesudah). Tampak bahwa Mean atau rata – rata nilai omzet sesudah
pemberian kredit usaha rakyat Rp 179.336.667 di mana lebih besar dari pada nilai
omzet sebelum pemberian kredit usaha rakyat yaitu Rp 124.221.667. Besarnya
perbedaan ini bermakna secara statistik, yang akan dijawab oleh uji Wilcoxon
Signed Rank Test.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Hasil Uji Wilcoxon Omzet Sebelum dan Sesudah Pemberian KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Ranks Omzet
N Mean Rank Sum of Ranks
OmzetSesudah-
OmzetSebelum
Negative
Ranks 1
a 10.00 10.00
Positive Ranks 14b 7.86 110.00
Ties 0c
Total 15
Sumber: hasil data primer.
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan dalam rumus Wilcoxon Signed
rank Test, nilai – nilai yang di dapat adalah: nilai mean rank dan sum of ranks dari
kelompok negatif ranks, positive ranks dan ties. Negatif ranks artinya sampel
dengan nilai omzet sesudah pemberian kredit usaha rakyat lebih rendah dari nilai
kelompok omzet sebelum pemberian kredit usaha rakyat yaitu ada 1 pelaku usaha
mikro menengah hasil olahan industri yang omzet sesudah pemberian kredit usaha
rakyat lebih kecil dari omzet sebelum pemberian kredit usaha rakyat.
Positif ranks adalah sampel dengan nilai omzet sesudah pemberian kredit usaha
rakyat lebih tinggi dari nilai omzet sebelum pemberian kredit usaha rakyat yaitu
sebanyak 14. Sedangkan ties adalah nilai omzet sesudah pemberian kredit usaha
rakyat sama besarnya dengan nilai omzet sebelum pemberian kredit usaha rakyat
yaitu sebanyak 0. Mean Rank adalah peringkat rata – ratanya, mean rank positif
sebesar 7,86 dan sum of ranks adalah jumlah dari peringkatnya sebesar 110,00.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Nilai Z Uji Wilcoxon Omzet Sebelum dan Sesudah Pemberian
KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Output Omzet
Test Statisticsa
Omzet Sesudah –Omzet Sebelum
Z -2.840b
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Sumber: Hasil data primer.
Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z yang
didapat sebesar -2,840 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,005 di mana
kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dan nilai Z hitungnya -2,828 <
b. Uji Wilcoxon Signed Rank Test pada Keuntungan Penjualan
Tabel 15. Deskripsi Statistik Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pemberian
KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Descriptive Output Keuntungan
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
keuntungan_sebelum 15 40271666.67 30054903.43 7300000 109500000
keuntungan_sesudah 15 66405666.67 51913557.06 15330000 182500000
Sumber: Hasil data primer.
Tabel deskriptive statistics di atas menunjukkan nilai mean, standart deviasi,
minimum dan maksimum dari masing – masing kelompok data. Tampak bahwa
keuntungan sebelum pemberian kredit usaha rakyat sebesar Rp 7.300.000 dan
maksimum sebesar Rp 109.500.000, sedangkan nilai minimum keuntungan
sesudah pemberian kredit usaha rakyat adalah Rp 15.330.000 dan maksimum
sebesar Rp 182.500.000. Nilai Mean atau rata – rata nilai keuntungan sesudah
pemberian kredit usaha rakyat Rp 66.405.667 di mana lebih besar daripada nilai
mean keuntungan sebelum pemberian kredit usaha rakyat yaitu Rp 40.271.667.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya perbedaan ini bermakna secara statistic, itulah yang akan dijawab oleh
uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 16. Hasil Uji Wilcoxon Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pemberian
KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Ranks Keuntungan
N Mean Rank Sum of Ranks
KeuntunganSesudah -
KeuntunganSebelum
Negative Ranks 1a 2.50 2.50
Positive Ranks 14b 8.39 117.50
Ties 0c
Total 15
Sumber: Hasil data primer
Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam rumus Wilcoxon
Signed Rank Test, nilai – nilai yang di dapat adalah: nilai mean rank dan sum of
ranks dari kelompok negatif ranks, positive ranks dan ties. Negatif ranks artinya
sampel dengan nilai keuntungan sesudah pemberian kredit usaha rakyat lebih
kecil dari nilai keuntungan sebelum pemberian kredit usaha rakyat yaitu sebanyak
1 sampel.
Positive ranks adalah sampel dengan nilai keuntungan sesudah pemberian kredit
usaha rakyat lebih tinggi dari nilai keuntungan sebelum pemberian usaha rakyat
yaitu sebanyak 14. Sedangkan ties adalah nilai keuntungan sesudah pemberian
kredit usaha rakyat sama besarnya dengan nilai keuntungan sebelum pemberian
kredit usaha rakyat yaitu sebanyak 0. Mean Rank adalah peringkat rata – ratanya,
mean positive rank sebesar 8,39 serta mean negative rank sebesar 2,50 dan sum of
ranks adalah jumlah dari peringkatnya, yang mana sum of rank positive sebesar
117,50 dan sum of rank negative sebesar 2,50.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Nilai Z Uji Wilcoxon Keuntungan Sebelum dan Sesudah
Pemberian KUR
Wilcoxon Signed Rank Test Output Keuntungan
Test Statisticsa
keuntungan_sesudah - keuntungan_sebelum
Z -3.210b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Sumber: Hasil data primer
Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z yang
didapat sebesar -3,266 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,001 di mana
kurang dari batas kritis penelitian 0,05 dan nilai Z hitungnya -3,266 < sehingga
keputusan hipotesis adalah yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
keuntungan sebelum pemberian kredit usaha rakyat dan keuntungan sesudah
pemberian kredit usaha rakyat.
2. Analisis Omzet Setelah Pemberian Kredit Usaha Rakyat
Omzet penjualan adalah jumlah jumlah total hasil produksi yang dapat dijual
dalam sekali bakulan/ penjualan yang dihasilkan oleh pengusaha UMKM hasil
olahan industri. Omzet penjualan para pelaku usaha UMKM hasil olahan industri
sangat bervariasi, mulai dari yang mempunyai omzet penjualan Rp 36.500.000 per
tahun sampai yang menembus omzet Rp 365.000.000 per tahun. Hal ini dapat
terjadi karena pelaku UMKM hasil olahan industri ini memiliki modal yang besar
maupun meneruskan usaha yang diwariskan keluarganya.
Jumlah pelaku UMKM yang mengalami peningkatan omzet usaha setelah
memperoleh pembiayaan dari kredit usaha rakyat juga signifikan, yaitu sebanyak
14 pelaku usaha dari jumlah total 15 pelaku usaha yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Setelah itu terdapat 1 pelaku usaha yang mengalami penurunan
omzet penjualan dikarenakan permintaan barang yang semakin sepi karena
Universitas Sumatera Utara
persaingan harga di pasaran maupun tidak dapat memaksimalkan jumlah tenaga
kerja yang dimiliki. Hasil wawancara dengan pelaku UMKM hasil olahan industri
bahwa mereka mengatakan semakin besar pembiayaan yang diberikan oleh kredit
usaha rakyat maka akan semakin meningkatkan omzet usaha.
Naik turunnya omzet penjualan UMKM hasil olahan industri dipengaruhi oleh
banyak faktor, mulai dari yang mengandalkan penjualan secara musiman dan
semakin tingginya harga bahan baku industri tetapi tidak di imbangi oleh
kenaikan harga jual barang.
3. Analisis Keuntungan Setelah Pemberian Kredit Usaha Rakyat
Keuntungan usaha adalah jumlah keuntungan perbulan yang diperoleh usaha kecil
yang merupakan pengurangan total cost (TC) terhadap total revenue (TR) atau =
TR – TC). Pelaku UMKM hasil olahan industri terkadang mempunyai kebiasaan
yang mencampur adukan uang hasil penjualan dengan uang untuk kebutuhan
konsumtif, hal ini terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan
tentang manajemen usaha yang sangat kurang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pembiayaan sangat
berpengaruh bagi berjalannya pelaku UMKM hasil olahan industri, dari 15 sampel
dalam penelitian ini 14 pelaku usaha mengalami peningkatan keuntungan. Namun
terdapat juga 1 pelaku UMKM hasil olahan industri yang malah mengalami
penurunan keuntungan, berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM hasil
olahan industri, mereka mengalami kerugian karena beberapa faktor, diantaranya
sudah menyerahkan barang dagangan maupun ditipu oleh pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan penjualan UMKM hasil olahan industri sebenarnya sangat
menggiurkan jika dikelola dengan baik dan benar, karena uang masuk dan uang
keluar akan tercatat dengan jelas dan dapat dianalisa jika terjadi kerugian.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
1. Untuk mendapatkan persetujuan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemohon
kredit usaha harus melewati tiga proses dan syarat yang diberikan oleh Bank
yaitu persyaratan awal dengan melihat KTP, Kartu Keluarga, Surat izin usaha
dll. Survey lokasi usaha oleh pihak Bank. Pencairan dana.
2. Pemberian kredit usaha rakyat berpengaruh signifikan terhadap perubahan
perkembangan nilai omzet sesudah pada pelaku UMKM hasil olahan industri
di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dan . pemberian kredit
usaha rakyat berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai keuntungan
sesudah pada pelaku UMKM hasil olahan industri di Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang.
6.2 Saran
Kepada Pemerintah
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara keseluruhan telah terlaksana
secara efektif, oleh karena itu sebaiknya tetap dipertahankan serta lebih
ditingkatkan agar kedepannya dapat terus bermanfaat bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah dalam memenuhi kebutuhan modal serta pengembangan usaha, serta
mampu meningkatkan omzet dan keuntungan yang mereka peroleh dari hasil
usaha yang dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
Kepada Bank UMKM
Sebaiknya kualitas SDM di Bank Sumut lebih ditingkatkan untuk
mempercepat dan mendukung proses pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat
Kepada Pelaku UMKM Agribisnis
Sebaiknya membayar pinjaman tepat waktu sehingga dana pinjaman
bergulir ini dapat terus bergulir diantara para pelaku UMKM lainnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. 2005. Manajemen Perbankan – Teknik Analisis
Kinerja Keuangan Bank Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Andri Soemitra, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana
Prenada Media Group. Medan.
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi.2000. Manajemen Penelitian. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Basu Swastha, 2001. Manajemen Pemasaran Modern. BPFE. Yogyakarta.
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Deli Serdang. 2017.
Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Pertama. PT.
Bumi Aksara. Jakarta.
Heri Sudarsono, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia.
Yogyakarta
Imam Ghozali, 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
UNDIP. Semarang
Kasmir. 2012. Bank dan Lemaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. IPB
Press. Bogor.
Lusia Situmorang, dkk. 2003. Usaha Kecil Menengah dan Pembangunan.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Muhammad Ridwan, 2004. Manajemen Baitul Maal WaTamwil. UII Press
NoerSutrisno, 2004. Ekonomi Rakyat Usaha Mikro dan UKM. STEKPI.
Yogyakarta.
Mustafa, Hasan. 2000. Tehnik Sampling. Alfabeta. Bandung.
Sri Lestari, 2007, Perkembangan Dan Strategi Pengembangan Pembiayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Kasubid Evaluasi dan
Pelaporan Serta Peneliti Pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya
UMKM.
Universitas Sumatera Utara
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Edisi I. Alfabeta. Bandung
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suyatno, Thomas dkk. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tambunan, Tulus, 2012. “ Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia
: Isu-Isu Penting”, LP3ES. Jakarta.
Tjiptono, Fandy.2002. Strategi Pemasaran, Penerbit Andi. Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Data Responden
N
o Nama Usia
Jenis
Kela-
min
Status Tanggu-
ngan
Pendidi-
kan
Lama
Usaha Jenis Usaha
1 Dalan
Beluh 36 LK Menikah 4 SMA 8
Pembuatan
Opak
2 Agus
Surya 28 LK Menikah 3 SMA 6
Budidaya
Tanaman Hias
3 Syahrial
Nasution 32 LK Menikah 3 SMA 10
Pembuatan
Belimbing
4 Mhd Tri
Conty 43 LK Menikah 5 SMA 9
Pembuatan
Pavin Blok
5 Semangat 39 LK Menikah 3 SMP 10 Penggilingan
Ayam
6 Aida
Nurmata 59 P Menikah 5 SMA 25
Pembuatan
Gula Aren
7 Fajar
Mulyadi 27 LK Menikah 1 SMA 7
Usaha Kelapa
Parut
8 Indra Adi 30 LK Menikah 2 SMA 8
Pengolahan
Keripik
Pisang
9 Aris
Setiawan 35 LK Menikah 3 SMA 11 Pabrik Meubel
10 Sigit 47 LK Menikah 3 SMA 6
Usaha
Kerajinan
Bambu
11 Sulianto 33 LK Menikah 2 SMP 10 Pabrik Roti
12 Fahmi
Arsyad 52 LK Menikah 5 SMA 12
Pabrik
Pembuatan
Tahu
13 Teguh 34 LK Menikah 2 SMP 25 Pembuatan
Dodol
14 Rosmaret
Hosana 40 P Menikah 3 SMA 12
Pembuatan
Pakan Ternak
15 Agustina 35 P Menikah 2 SMA 17 Pengolahan
Kayu
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Omzet dan keuntungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
setelah pemberian Kredit Usaha Rakyat di Bank Sumut KCP Pancur Batu
NO Omzet (Rp) Keuntungan (Rp)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 36.500.000 54.750.000 9.125.000 20.075.000
2 146.000.000 91.250.000 25.550.000 18.250.000
3 31.025.000 36.500.000 7.300.000 21.900.000
4 182.500.000 365.000.000 109.500.000 182.500.000
5 164.250.000 255.500.000 36.500.000 54.750.000
6 30.200.000 36.500.000 18.250.000 25.330.000
7 36.500.000 43.800.000 19.500.000 27.375.000
8 43.800.000 51.100.000 17.200.000 33.580.000
9 146.000.000 255.500.000 75.000.000 146.000.000
10 182.500.000 204.400.000 73.000.000 80.300.000
11 109.500.000 162.500.000 37.500.000 76.650.000
12 102.000.000 145.000.000 35.250.000 73.000.000
13 82.500.000 106.000.000 14.600.000 31.025.000
14 118.625.000 237.250.000 54.750.000 83.950.000
15 102.500.000 195.000.000 73.000.000 131.400.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Hasil SPSS
a. Hasil Uji Wilcoxon Omzet Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerimaan
Kredit Usaha Rakyat
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
omzet_sebelum 15 124221666.67 71300122.011 31025000 219000000
omzet_sesudah 15 179336666.67 125076647.168 36500000 365000000
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
omzet_sesudah -
omzet_sebelum
Negative Ranks 1a 10.00 10.00
Positive Ranks 14b 7.86 110.00
Ties 0c
Total 15
a. omzet_sesudah < omzet_sebelum
b. omzet_sesudah > omzet_sebelum
c. omzet_sesudah = omzet_sebelum
Test Statisticsa
omzet_sesuda
h -
omzet_sebelu
m
Z -2.840b
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasil Uji Wilcoxon Keuntungan Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerimaan
Kredit Usaha Rakyat
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
keuntungan_sebelum 15 40271666.67 30054903.431 7300000 109500000
keuntungan_sesudah 15 66405666.67 51913557.060 15330000 182500000
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
keuntungan_sesudah -
keuntungan_sebelum
Negative Ranks 1a 2.50 2.50
Positive Ranks 14b 8.39 117.50
Ties 0c
Total 15
a. keuntungan_sesudah < keuntungan_sebelum
b. keuntungan_sesudah > keuntungan_sebelum
c. keuntungan_sesudah = keuntungan_sebelum
Test Statisticsa
keuntungan_s
esudah -
keuntungan_s
ebelum
Z -3.210b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Kuisioner penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. Umum
Responden yang terhormat, Saya mohon kesediaan Saudara untuk mengisi
daftar pernyataan atas penelitian tentang “Analisis Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Hasil Olahan Industri Sebelum dan
Sesudah Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Bank Sumut KCP Pancur Batu
Oleh karena itu kepada responden saya sebagai peneliti mengharapkan :
1. Saudara dapat menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu
diketahui bahwa jawaban dari kuesioner tidak ada jawaban yang salah,
usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.
2. Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda √ atau lingkaran atau penjelasan
yang tepat pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut saudara.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada responden yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Nomor :....................
Tanggal :....................
B. Identitas Responden
Nama : ....................
Umur : .................... Tahun
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Tempat Tinggal Peminjam : ...................
Lamanya Pendidikan : ................... Tahun
Jenis Usaha : ...................
Universitas Sumatera Utara
C. Indikator – Indikator Penelitian
1. Jumlah Pinjaman
a. Berapa total pinjaman yang Bapak/Ibu usulkan untuk pinjaman dana
bergulir selama 1 (satu) tahun?
Rp...................
b. Berapa total pinjaman yang Bapak/Ibu terima untuk pinjaman dana
bergulir selama 1 (satu) tahun?
Rp...................
2. Omzet Usaha
a. Apakah dalam melaksanakan usaha Bapak/Ibu, terdapat perbedaan
catatan pengeluaran untuk usaha dan pemasukan yang diterima?
Ada/Tidak Ada.
b. Jika ada, berapa jumlah pengeluaran Bapak/Ibu dalam melaksanakan
usaha selama 1 (satu) tahun sebelummelakukan pinjaman?
Rp...................
c. Kemudian, berapa jumlah pengeluaran Bapak/Ibu dalam
melaksanakan usaha selama 1 (satu) tahun setelah melakukan
pinjaman
Rp..................
d. Lalu, berapa jumlah pemasukan Bapak/Ibu dalam melaksanakan
usaha selama 1 (satu) tahun sebelum melakukan pinjaman?
Rp...................
e. Dan, berapa jumlah pemasukan Bapak/Ibu dalam melaksanakan usaha
selama 1 (satu) tahun setelah melakukan pinjaman?
Rp...................
f. Jika tidak ada, berapa total keuntungan usaha yang Bapak/Ibu terima
selama 1 (satu) tahun setelah melakukan pinjaman?
Rp...................
3. Pengalaman Usaha
Universitas Sumatera Utara
a. Berapa lama Bapak/Ibu menjalankan usaha yang sekarang
dilaksanakan?
................... Tahun.
b. Apakah Bapak/Ibu sebelum melaksanakan usaha ini, melaksanakan
usaha lain?
Ya/Tidak
c. Jika iya, sebutkan usaha yang sebelumnya dijalankan
...............................................................................
d. Jika iya, berapa lama Bapak/Ibu melaksanakan usaha tersebut?
................... Tahun.
4. Agunan Pinjaman
a. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tingkat agunan/pinjaman yang
diterapkan dalam pinjaman dana bergulir?
Ya/Tidak
b. Jika iya, Bapak/Ibu ada melampirkan agunan/jaminan dalam
melakukan pinjaman dana bergulir?
Ada/Tidak
c. Lalu, apa agunan/jaminan yang Bapak/Ibu jaminkan dalam pinjaman?
...................
d. Berapa jumlah agunan/pinjaman yang Bapak/Ibu lampirkan jika di
rupiah kan?
................... Rupiah.
e. ........................................................................................................
5. Persepsi Peminjam
a. Apakah dalam melakukan pinjaman, Bapak/Ibu mengetahui bahwa
pinjaman tersebut merupakan pinjaman yang wajib dikembalikan?
Ya/Tidak
Universitas Sumatera Utara
b. Jika iya, apakah dalam melakukan pinjaman Bapak/Ibu
mengembalikan sesuai dengan yang ditetapkan? Berapa lama?
Ya/Tidak, ...................Tahun.
c. Apakah Bapak/Ibu memahami dengan baik sistem peminjaman?
Ya/Tidak
d. Apakah Bapak/Ibu memahami dengan baik bunga pinjaman yang
diberikan?
Ya/Tidak
e. .................................................................................................
6. Manajemen Usaha
a. Apakah dalam melaksanakan usaha, Bapak/Ibu mempunyai rencana
dan pembagian kerja usaha tertulis sebelum dan setelah menerima
pinjaman?
Ya/Tidak
b. Jika tidak, apakah Bapak/Ibu mempunyai cara lain untuk
melaksanakan usaha setelah menerima pinjaman?
...................
c. Bagaimana dengan rencana keuangan usaha? Apakah Bapak/Ibu
mempunyai rencana keuangan usaha tertulis sebelum dan setelah
menerima pinjaman?
Ya/Tidak
d. Lalu, jika tidak apakah Bapak/Ibu mengingat atau mempunyai cara
lain untuk mengetahui rencana keuangan usaha?
Ada/Tidak, ...................
Universitas Sumatera Utara
e. Apakah Bapak/Ibu mempunyai laporan keuangan sebelum dan
sesudah melakukan pinjaman?
Ya/Tidak
f. Jika tidak, bagaimana Bapak/Ibu memenuhi syarat pinjaman yang
diberikan?...................
g. .......................................................................................................
7. Waktu Pengembalian
a. Berapa lama waktu pengembalian pinjaman yang seharusnya
ditetapkan pada saat awal melakukan peminjaman?
.........hari/minggu/bulan
b. Apakah Bapak/Ibu melakukan pengembalian pinjaman sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan?
Ya/Tidak
c. Jika ya, apakah pada pengembalian tersebut sudah mengembalikan
keseluruhan pinjaman?
Belum/Sudah...................................................
d. Jika tidak, apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
.............................................................
e. Menurut Bapak/Ibu, apa yang seharusnya dilakukan agar waktu
pengembalian pinjaman tersebut tidak memberatkan?
.............................................................
Universitas Sumatera Utara