analisis perbandingan jumlah perusahaan …lib.unnes.ac.id/7710/1/10461.pdf · terbukti tugas akhir...

Download ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN …lib.unnes.ac.id/7710/1/10461.pdf · terbukti Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka ... CSR menekankan

If you can't read please download the document

Upload: tranthuan

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN

    YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE

    SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN

    TAHUNANNYA SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA UU

    NO. 40 TAHUN 2007

    (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek

    Indonesia Periode 2006-2008)

    TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Azka Fairuzza

    NIM 7250308029

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2011

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

    ujian Tugas Akhir pada:

    Hari : Rabu

    Tanggal : 6 Juli 2011

    Dosen Pembimbing

    Drs. Subowo, M.Si.

    NIP 195504161984031003

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Akuntansi

    Drs. Fachrurrozie, MSi.

    NIP 196206231989011001

    ii

  • iii

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir

    Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Penguji I Penguji II

    Drs. Subowo, M.Si. Linda Agustina, SE., MSi.

    NIP 195504161984031003 NIP 197708152000122001

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ekonomi

    Drs. S. Martono, M.Si.

    NIP. 196603081989011001

    iii

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil

    karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

    seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini

    dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

    terbukti Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka

    saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Semarang, 26 Juni 2011

    Azka Fairuzza

    NIM 7250308029

    iv

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila

    kamu telah selesai dari sesuatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-

    sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhan Mu lah kamu

    berharap (Q.S. Al-Insyroh : 5-7).

    Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

    kesanggupannya (Q.S. Al-Baqoroh : 286)

    Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum kecuali

    mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

    (Q.S. Ar-Radu : 11)

    Semangat!!!

    PERSEMBAHAN

    Kedua orang tua dan saudara-

    saudaraku yang selalu memberikan

    doa, kasih sayang, dukungan dan

    semangat.

    Keluarga Besar Ponpes HQ. Al-Asror

    dan Ponpes Assalafy Al-Asror.

    Sahabat-sahabatku.

    Teman-teman Akuntansi, D3 2008.

    Almamaterku

    v

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

    Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah serta ridho-Nya Tugas Akhir

    dengan judul ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN

    YANG MELAKUKAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

    RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNANNYA SEBELUM

    DAN SESUDAH ADANYA UU NO. 40 TAHUN 2007 (Studi pada Perusahaan

    Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008) dapat

    penulis selesaikan. Tugas Akhir ini penulis susun sebagai syarat memperoleh

    gelar Ahli Madya Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

    Semarang.

    Tersusunnya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari peran serta semua pihak,

    untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan doa, kasih

    sayang, dukungan dan semangat;

    2. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo selaku Rektor Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk

    menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang;

    3. Drs. S. Martono, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah

    memberikan kesempatan pada penulis untuk ikut serta menjadi keluarga

    besar FE UNNES;

    vi

  • vii

    4. Drs. Fachrurrozie, MSi. selaku Ketua Jurusan Akuntansi telah memberi

    kesempatan pada penulis untuk menambah, memperbanyak, serta

    mengembangkan keilmuan di bidang akuntansi;

    5. Drs. Subowo, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak

    membantu, membimbing dan mengarahkan penulis;

    6. Drs. Gunawan Hadi, selaku dosen wali Akuntansi D3 2008 yang telah

    banyak membantu dan membimbing penulis ;

    7. Keluarga besar Ponpes HQ. Al-Asror dan Ponpes Assalafy Al-Asror;

    8. Sahabat-sahabatku; serta

    9. Teman-teman seperjuangan Akuntansi D3 angkatan 2008.

    Penulis sadar, dengan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih

    terbatas, Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik

    dari segi materi, penyusunan maupun uraian. Oleh karena itu, penulis sangat

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas

    Akhir ini. Penulis berharap, semoga tersusunya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

    untuk semua pihak.

    Semarang, 26 Juni 2011

    Penulis,

    vii

  • viii

    SARI

    Azka Fairuzza. 2011. Analisis Perbandingan Jumlah Perusahaan yang

    Melakukan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dalam Laporan

    Tahunannya Sebelum dan Sesudah Adanya UU No. 40 Tahun 2007 (Studi pada

    Perusaahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2006-2008). Tugas Akhir.

    Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

    Kata kunci : Pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility), Laporan

    Tahunan, Perusahaan Manufaktur.

    Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 yang mewajibkan perseroan untuk

    melaksanakan CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), membuat

    perusahaan manufaktur yang operasionalnya berdampak terhadap sosial dan

    lingkungan wajib melaksanakan tanggung jawab tersebut, terlebih perusahaan

    manufaktur yang listing di BEI sebagai perusahaan go public. Pasal lain dari UU

    No. 40 Tahun 2007 yaitu pasal 66 yang menyebutkan bahwa laporan tahunan

    yang disampaikan harus memuat minimal elemen-elemen, yang salah satunya

    adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, untuk itu

    penelitian ini berusaha untuk mengetahui, perbandingan jumlah perusahaan yang

    mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya antara sebelum dan sesudah

    adanya UU No. 40 Tahun 2007.

    Penelitian ini menggunakan laporan tahunan yang konsisten disusun

    perusahaan manufaktur dari tahun 2006-2008 sebagai objek penelitian. Data

    tersebut didapat dengan terlebih dahulu mengetahui status listing perusahaan yang

    dilihat melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory) yang kemudian

    melalui pojok BEI UNDIP didapat laporan tahunannya, dan dari laporan tersebut

    dapat diketahui ada tidaknya pengungkapan CSR dari perusahaan. Sedangkan

    analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dekriptif prosentase

    yaitu untuk mengetahui besarnya prosentase jumlah perusahaan yang

    mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan periode 2006-2008.

    Hasil analisis penelitian ini menunjukan prosentase pengungkapan CSR

    yang terjadi pada tahun 2006 sebesar 60%, tahun 2007 sebesar 90% dan tahun

    2008 sebesar 93,3%. Ini berarti bahwa dari penelitian ini dapat diketahui, terjadi

    peningkatan jumlah pengungkapan CSR dari tahun 2006 sampai 2008.

    Harapannya, dengan adanya penelitian ini beberapa perusahaan manufaktur yang

    belum mengungkapkan CSR dapat dengan segera mengungkapkannya, karena

    pengungkapan pelaksanaan CSR merupakan salah satu elemen yang disyaratkan

    harus ada dalam laporan tahunan.

    viii

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................. iii

    HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... v

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    SARI .............................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

    1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

    1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 9

    2.1 Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab

    Sosial Perusahaan) ....................................................................... 9

    2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility ......................... 9

    2.1.2 Tujuan dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility) 10

    2.2 Pengungkapan Perusahaan ......................................................... 11

    ix

  • x

    2.2.1 Definisi Pengungkapan ..................................................... 11

    2.2.2 Tujuan Pengungkapan ....................................................... 12

    2.3 Pengungkapan CSR ................................................................... 14

    2.4 Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .................................... 15

    2.5 Sebelum UU No. 40 Tahun 2007 ............................................... 16

    2.6 UU No. 40 Tahun 2007 (Pasal 74 dan 66 Undang-Undang

    No. 40 Tahun 2007) .................................................................. 19

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 24

    3.1 Objek Penelitian ....................................................................... 24

    3.2 Sumber dan Jenis Data ............................................................. 24

    3.2.1 Sumber Data .................................................................... 24

    3.2.2 Jenis Data......................................................................... 25

    3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 26

    3.4 Metode Analisis Data ................................................................. 26

    3.4.1 Teknik Penyajian Data ...................................................... 26

    3.4.2 Teknik Analisis Data ......................................................... 27

    BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................... 30

    4.1 Objek Penelitian ......................................................................... 30

    4.2 Analisis Deskriptif Prosentase ................................................... 36

    4.3 Pembahasan ................................................................................ 38

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42

    5.1 Simpulan ...................................................................................... 42

    5.2 Saran ............................................................................................ 42

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 44

    x

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI secara Berturut-

    turut dari Tahun 2006-2008 ....................................................... 30

    Tabel 2.2 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menyusun Laporan Tahunan

    secara Berturut-turut dari Tahun 2006-2007 .............................. 35

    Tabel 3.3 Daftar Ketersediaan Pengungkapan CSR dalam Laporan Tahunan

    Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar BEI Tahun 2006-2008 36

    xii

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Keterangan Studi Kepustakaan Pojok BEI UNDIP ....... 47

    Lampiran 2 Contoh Annual Report ............................................................ 48

    xii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Operasional perusahaan yang mempunyai tujuan umum memaksimalkan

    laba secara sengaja ataupun tidak sengaja akan memberikan dampak terhadap

    sosial dan lingkungan sekitarnya. Adanya dampak tersebut, menuntut perusahaan

    agar memiliki kesadaran untuk bersikap peduli terhadap sosial dan lingkunganya

    tersebut, akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak perusahaan yang kurang

    atau bahkan tidak peduli terhadap hal tersebut.

    Corporate Social Resposibility (CSR) merupakan salah satu cara untuk

    membangun dan mempertahankan nilai perusahaan serta kontribusi perusahaan

    disisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dimana Corporate Social Responsibility

    merupakan bottom lines yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan (Nurlela dan

    Islahudin, 2008). CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan lagi

    sekedar kegiatan ekonomi yang menciptakan profit demi kelangsungan usaha tapi

    juga tanggung jawab sosial dan lingkungan (Djatmiko; 2005).

    CSR (tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan) yang pada awal

    kemunculannya merupakan mekanisme yang dilaksanakan secara sukarela, seperti

    yang diungkapkan Darwin (2004) dalam Anggraini (2006), bahwa CSR adalah

    mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

    1

  • 2

    perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

    dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.

    Disahkannya UU No. 40 Tahun 2007 sebagai pengganti UU No. 1 Tahun

    1995 agaknya membuat pernyataan dari Darwin tersebut tidak lagi tepat untuk

    dijadikan rujukan bagi perseroan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan

    lingkungannya, karena dengan disahkannya UU No. 40 Tahun 2007 pada tanggal

    16 Agustus 2007 menjadi babak baru pelaksanaan CSR yang sifatnya tidak lagi

    sukarela tetapi berubah menjadi sebuah kewajiban yang bersifat memaksa,

    dimana setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

    berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

    dan lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 74 UU

    No. 40 Tahun 2007.

    Pelaksanaan CSR bukan saja sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban,

    namun perusahaan sebagai pelaksana CSR juga akan memperoleh manfaat yang

    besar terutama bagi keberlanjutan (sustainable) usaha perusahaan, karena telah

    banyak penelitian-penelitian yang mengungkapkan besarnya pengaruh yang

    diperoleh dengan adanya pelaksanaan CSR dalam perusahaan, baik pengaruh

    terhadap profitabilitas perusahaan, reaksi investor, kinerja, maupun hal-hal lain

    yang menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan adanya hasil penelitian-

    penelitian tersebut serta diperkuat dengan adanya penetapan UU No. 40 Tahun

    2007 sudah seharusnya dan sepatutnya perusahaan melaksanakan tanggung jawab

    sosial dan lingkungan dalam kegiatan operasionalnya.

  • 3

    Perusahaan manufaktur yang mana merupakan perusahaan yang kegiatan

    pokoknya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual (Mulyadi,

    2005:11). Dengan asumsi bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan

    yang operasionalnya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sosial

    dan lingkungan, sehingga menjadikan perusahaan manufaktur menjadi objek

    kajian yang tepat dalam penelitian ini.

    CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai salah satu kegiatan

    perusahaan mengharuskannya dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan

    seperti halnya kegiatan produksi perusahaan. Hal tersebut juga dipertegas dengan

    UU No. 40 Tahun 2007 pada Pasal 66 ayat 2 yang menyebutkan bahwa salah satu

    elemen yang minimal disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan adalah laporan

    pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

    Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama

    satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut (Widiastuti,

    2002), karena laporan tahunan menggambarkan kinerja perusahaan selama satu

    tahun, itu berarti bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan

    selama satu tahun akan dilaporkan dalam laporan tahunan. Termasuk

    pengungkapan tanggung jawaban sosial dan lingkungan, dimana dengan adanya

    pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan

    berarti perusahaan telah melaksanakan pertanggung jawaban yang bersifat

    transparan, karena perusahaan melaporkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan

    dan biaya yang digunakan untuk melakukan CSR.

  • 4

    Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya pada laporan tahunan yang

    konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa Efek

    Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008, karena besar

    kemungkinan terjadi banyak perubahan status listing, baik itu status baru listing

    atau keluar dari listing BEI, serta tidak semua perusahaan manufaktur yang listing

    di BEI telah menyusun laporan tahunan setiap tahun.

    Penelitian ini juga membatasi lingkupnya, yaitu hanya pada jumlah

    (banyaknya) perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan, dan

    tidak meneliti tingkat keluasan dari pengungkapan CSR tersebut. Hal tersebut

    dilakukan dengan alasan bahwa telah banyak penelitian-penelitian yang

    mengungkapkan luas pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan

    manufaktur, akan tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa masih terdapat

    beberapa perusahaan yang belum melaksanakan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan serta belum mengungkapkannya dalam laporan tahunan, sehingga

    untuk apa mengetahui luas pengungkapan jika ternyata di satu sisi ada perusahaan

    yang mengungkapkan CSR secara luas namun di sisi lain masih ada beberapa

    perusahaan yang belum mengungkapkan CSR, yang itu berarti bahwa UU No. 40

    Tahun 2007 belum berfungsi sebagaimana mestinya sebagai sebuah undang-

    undang, yang mana alangkah lebih baiknya jika tanggung jawab tersebut telah

    lebih dahulu dilaksanakan secara serempak oleh semua perusahaan manufaktur,

    untuk kemudian dilaporkan dalam laporan tahunan. Dan dari laporan tersebut

    kemudian baru diteliti keluasannya, karena belum ada UU yang secara resmi

    menjelaskan aspek-aspek yang harus diungkap (keluasan laporan) dalam laporan

  • 5

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun telah ada dengan jelas

    pasal yang mewajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan serta melaporkan pelaksanaannya dalam laporan tahunan.

    Alasan-alasan seperti yang telah disebutkan di atas mendorong peneliti

    untuk mengetahui, apakah terjadi perbedaan ataukah tidak serta seberapa besar

    jika terjadi perbedaan, antara sebelum dengan sesudah adanya UU No. 40 tahun

    2007 dalam hal jumlah (banyaknya) perusahaan yang melakukan pengungkapan

    CSR (tanggung jawab sosial dan lingkungan) dalam laporan tahunannya. Selain

    itu untuk membuktikan pernyataan dari Jalal (2007), yang menyebutkan bahwa

    berbeda dengan pewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan yang

    membutuhkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk pelaksanaannya, pembuatan

    laporan langsung berlaku sejak UU (Undang-Undang) disahkan. Jadi, akan

    banyak sekali laporan CSR yang akan dibuat pada akhir 2008. Serta untuk

    membuktikan teori dari Anggraini (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan

    akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya.

    Untuk mengetahui hal-hal tersebut, untuk itu peneliti merumuskan ANALISIS

    PERBANDINGAN JUMLAH PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

    PENGUNGKAPAN CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM

    LAPORAN TAHUNANNYA SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA UU NO.

    40 TAHUN 2007 (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek

    Indonesia Periode 2006-2008) sebagai judul Tugas Akhir ini.

  • 6

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:

    1. Berapa jumlah dan mana sajakah perusahaan manufaktur yang listing di

    BEI (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006-2008 ?

    2. Berapa jumlah perusahaan yang menyusun laporan tahunan (annual

    report) secara berturut-turut dari tahun 2006-2008?

    3. Berapa prosentase perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung

    jawab sosial dan lingkungan (CSR) dalam laporan tahunan (annual

    report)nya sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 (periode 2006)?

    4. Berapa prosentase perusahaan yang melakukan pengungkapan sosial

    dalam laporan tahunan (annual report)nya setelah adanya UU No. 40

    Tahun 2007 (periode 2007-2008)?

    5. Apakah terjadi perbedaan jumlah perusahaan yang mengungkapkan CSR

    dalam laporan tahunannya, sebelum dan setelah adanya UU No. 40 Tahun

    2007?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui jumlah dan daftar perusahaan manufaktur yang listing

    di BEI secara berturut-turut dari tahun 2006-2008.

    2. Untuk mengetahui jumlah perusahaan manufaktur yang menyusun laporan

    tahunan secara berturut-turut dari tahun 2006-2008.

  • 7

    3. Untuk mengetahui prosentase jumlah perusahaan yang telah melakukan

    pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya sebelum adanya UU No.

    40 Tahun 2007 (periode 2006).

    4. Untuk mengetahui prosentase jumlah perusahaan yang telah melakukan

    pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya setelah adanya UU No. 40

    Tahun 2007 (periode 2007-2008).

    5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan (peningkatan atau konstan)

    banyaknya perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR dalam

    laporan tahunannya sebelum dan sesudah adanya UU No. 40 Tahun 2007.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi Instansi : Dapat dijadikan sebagai masukan serta ajakan untuk

    melaksanakan kewajiban berupa tanggung jawab sosial dan lingkungan

    atas pelaksanaan operasional perusahaan yang berdampak pada sosial dan

    lingkungan, yang untuk kemudian dilaporkan dalam laporan tahunan.

    2. Bagi Pemerintah : Dapat dijadikan sebagai wacana dan koreksi bagi

    pemerintah, tentang bagaimana efektifitas dan efisiensi dari UU No. 40

    Tahun 2007, terkait kepatuhan perusahaan pada UU tersebut.

    3. Bagi Akademik : Dapat menambah pengetahuan, tentang bentuk dan

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam perusahaan.

    4. Bagi Almamater : Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan

    Tugas Akhir angkatan selanjutnya.

  • 8

    5. Bagi Peneliti : Menambah pengetahuan dan wawasan, serta melatih dan

    mengasah kemampuan peneliti dalam menganalisis dan melaporkan dalam

    bentuk tulisan tentang hasil penelitiannya.

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Perusahaan)

    Konsep CSR sebenarnya bukan merupakan konsep baru dalam dunia bisnis,

    di tingkat internasional Philip Kotler telah mengungkapkan bahwa CSR

    hendaknya bukan merupakan aktivitas yang hanya merupakan kewajiban

    perusahaan secara formalitas kepada lingkungan sosialnya, namun CSR

    seharusnya merupakan sentuhan moralitas perusahaan terhadap lingkungan

    sosialnya sehingga CSR merupakan denyut nadi perusahaan (Ambadar, 2008: 33).

    Untuk mengetahui lebih jelas tentang CSR, berikut uraian tentang CSR.

    2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial dan

    Lingkungan Perusahaan)

    Meskipun CSR telah menjadi isu global, akan tetapi belum ada suatu

    definisi tunggal dari CSR yang diterima secara global. Berikut ini definisi dari

    CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan:

    1. Pasal 1 butir 3 UU No. 40 Tahun 2007 mendefinisikan Tanggung Jawab

    Sosial dan Lingkungan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta

    dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

    kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,

    komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

    9

  • 10

    2. Menurut Lely dan Siregar (2006), Corporate Social Responsibility (CSR)

    merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan

    pemegang saham (shareholder), tetapi juga untuk kemaslahatan pihak

    stakeholder dalam bisnis yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah,

    LSM, konsumen dan lingkungan.

    3. Menurut Teuku dan Imbuh (1997) dalam Kholis dan Maksum (2003),

    tanggung jawab sosial adalah kewajiban organisasi yang tidak hanya

    menyediakan barang dan jasa yang lebih baik bagi masyarakat tetapi juga

    mempertahankan kualitas lingkungan sosial maupun fisik dan juga

    memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana

    mereka berada.

    Beragam definisi CSR di atas memiliki satu kesamaan bahwa CSR tidak

    bisa lepas dari kepentingan stakeholder dan shareholder perusahaan. Mereka

    adalah pemilik perusahaan, karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan.

    Konsep inilah yang kemudian diterjemahkan sebagai triple bottom line oleh

    Elkington (1997) dalam Halimatusa'diah (2008) yaitu Profit, People dan Planet.

    Maksudnya, tujuan CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan,

    mensejahterakan karyawan dan masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas

    lingkungan.

    2.1.2 Tujuan dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)

    Belkaoui (2005) mengemukakan tujuan dari Corporate Social

    Responsibility adalah:

    https://komunitaspr.wordpress.com/author/komunitaspr/

  • 11

    1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankannya atas dasar

    asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

    2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak

    sosial diantara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini

    menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

    3. Corporate Social Responsibility secara efektif adalah perpanjangan dari

    pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan

    informasi kepada investor.

    Sedangkan menurut Untung (2008:6), manfaat Corporate Social Responsibility

    bagi perusahaan antara lain, mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta

    citra merek perusahaan, mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial,

    mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya bagi

    operasional usaha, membuka peluang pasar yang lebih luas, mereduksi biaya

    misalnya terkait dampak pembuangan limbah, memperbaiki hubungan dengan

    stakeholders, meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan, dan peluang

    mendapatkan penghargaan.

    2.2 Pengungkapan Perusahaan

    2.2.1 Definisi Pengungkapan

    Hendriksen dalam Irawan (2006) mendefinisikan pengungkapan

    (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk

    pengoperasian secara optimal pasar modal. Dalam arti sempit, pengungkapan

    mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan

  • 12

    laporan pelengkap. Dalam arti luas, pengungkapan berkenaan dengan informasi

    yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi

    lainnya seperti: catatan kaki, peristiwa sesudah laporan keuangan, analisis

    manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan

    dan operasi dan laporan keuangan tambahan mengenai segmentasi disclosure dan

    informasi lain diluar historical cost.

    Pengungkapan (disclosure) menurut Ghozali (2007:377-378) apabila

    dikaitkan dengan data berarti memberikan data yang bermanfaat bagi yang

    memerlukan, sehingga tujuan dari pengungkapan dapat tercapai. Apabila

    pengungkapan dikaitkan dengan dengan laporan keuangan, maka diartikan bahwa

    laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup

    mengenai aktivitas usaha. Informasi yang diungkapkan harus lengkap, jelas, dan

    dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang

    berpengaruh terhadap hasil operasi usaha.

    2.2.2 Tujuan Pengungkapan

    Ghozali (2007:382-383) mengungkapkan bahwa beberapa tujuan dari

    pengungkapan adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan manfaat bagi investor, kreditur maupun pemakai lainnya dalam

    pengambilan keputusan.

    2. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan.

    3. Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) perusahaan

    selama satu periode.

  • 13

    4. Meyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan

    membelanjakan kas.

    5. Menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan

    mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.

    6. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai

    dengan kepentingan pemilik.

    Belkoui (2005:338) mengemukakan beberapa tujuan pengungkapan antara

    lain:

    1. Menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang

    relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.

    2. Menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran

    yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

    3. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam

    menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan belum

    diakui.

    4. Menyediakan informasi yang penting yang dapat digunakan oleh pengguna

    laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun.

    5. Menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar di masa

    mendatang.

    6. Membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

    Dapat disimpulkan dari tujuan pengungkapan diatas, bahwa pokok dari tujuan

    pengungkapan adalah memberikan informasi bagi para pemakai informasi, baik

    berupa informasi keuangan maupun non keuangan.

  • 14

    2.3 Pengungkapan CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Perusahaan)

    Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah proses

    pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi

    organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap

    masyarakat secara keseluruhan (Hackston dan Milne, 1996). Menurut Chariri

    dan Ghozali (2007), pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan

    merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan

    informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya

    terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Belum ada standar jelas

    tentang bentuk dan isi pelaporan CSR sehingga elemen yang diungkap dalam

    laporan CSR masih menggunakan kebijakan masing-masing perusahaan.

    Kategori corporate social disclosure menurut William (1999) meliputi 5

    (tema) yaitu (1) environment; (2) energy; (3) human resources and

    management; (4) products and customers; and (5) community sedangkan

    menurut Glouter dalam Utomo (2000) dalam Nurlela (2008) yang meliputi tema

    kemasyarakatan, ketenagakerjaan, produk dan konsumen, dan lingkungan hidup

    dengan uraian tema sebagai berikut:

    1. Kemasyarakatan

    Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh

    perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan

    dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

  • 15

    2. Ketenagakerjaan

    Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam

    perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi: rekruitmen, program

    pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya

    3. Produk dan Konsumen

    Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain

    kegunaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam

    iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.

    4. Lingkungan Hidup

    Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi

    pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan

    perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan

    konservasi sumber daya alam.

    2.4 Pengungkapan dalam Laporan Tahunan

    Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu media pertanggung

    jawaban perusahaan kepada investor yang berguna untuk memudahkan

    pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usaha-usaha yang paling

    produktif. Hendrikson dan Brenda (2002), menyatakan bahwa pengungkapan

    dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang

    diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien.

    Menurut Guthrie dan Parker (1990), pengungkapan informasi CSR

    dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan membangun,

  • 16

    mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan

    politis. Sedangkan menurut Purba (2008) dijelaskan bahwa bagi perseroan,

    penyusunan laporan tahunan wajib dilakukan setiap tahun. Sebagaimana diatur

    dalam Undang-Undang No.40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2, laporan tahunan yang

    disampaikan harus memuat minimal elemen-elemen sebagai berikut:

    a. laporan keuangan;

    b. laporan kegiatan perusahaan;

    c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;

    d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi

    kegiatan perusahaan;

    e. laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris;

    f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;

    g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan

    tunjangan bagi anggota Dewan komisaris Perseroan untuk tahun yang baru

    lampau.

    Seperti yang disebutkan pada butir c, yang berarti bahwa pengungkapan CSR

    (laporan pelaksanaan CSR) harus ada dalam laporan tahunan, karena laporan

    pelaksanaan CSR merupakan salah satu elemen yang minimal harus ada

    dalam laporan tahunan.

    2.5 Sebelum UU No. 40 Tahun 2007

    Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1995 merupakan UU yang berlaku

    sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007. Dalam UU No. 1 Tahun 1995 tidak ada

    pasal yang menyebutkan tentang kewajiban melaksanakan CSR dan pelaporan

  • 17

    pelaksanaannya. CSR (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) merupakan

    istilah baru yang ditetapkan pemerintah sebagai bentuk pertanggungjawaban

    perusahaan, hal tersebut sebagaimana yang tertera dalam matrik UU PT tentang

    Pokok-Pokok Perbedaan antara UU No. 1 Tahun 1995 dengan UU No. 40 Tahun

    2007 yang disusun oleh Sie Infokum-Ditama Binbangkum BPK-RI yang

    menerangkan sebagai berikut:

    1. Matrik perbandingan Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1995 dengan Pasal 1 UU No. 40

    Tahun 2007 menerangkan bahwa

    a. Di dalam UU 40 terdapat pengertian yang baru seperti Tanggung Jawab

    Sosial dan Lingkungan, dewan komisaris, Perseroan Publik, Penggabungan,

    Peleburan, Pengambilalihan, Pemisahan, Surat Tercatat, Surat Kabar, Hari.

    b. Menteri pada UU 40 adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di

    bidang hukum dan hak asasi manusia.

    2. Matrik perbandingan Pasal 56 UU No. 1 Tahun 1995 dengan Pasal 66 UU No.

    40 Tahun 2007 menerangkan bahwa Menurut ketentuan pasal ini, terdapat

    perbedaan mengenai jangka waktu bagi Direksi untuk menyampaikan laporan

    Keuangan. Menurut UU PT yang baru paling lambat 6 bulan setelah tahun

    buku Perseroan berakhir, Perseroan harus segera menyampaikan laporan

    tahunan, sedangkan dalam UU PT yang lama jangka waktunya 5 bulan. Juga

    terdapat perbedaan mengenai istilah yang ada dalam laporan tahunan. Dalam

    UU PT yang baru digunakan istilah laporan keuangan, sedangkan dalam UU

    PT yang lama digunakan istilah perhitungan tahunan. Keduanya sama-sama

    disusun berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan, bedanya dalam

  • 18

    Perhitungan tahunan yang digunakan dalam UU PT yang lama, apabila ternyata

    dalam kenyataaannya perhitungan tahunan tersebut tidak dapat disusun

    berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang ada maka Direksi Perseroan

    harus memberikan penjelasan beserta alasannya, sedangkan dalam UU baru

    tidak ada toleransi sehingga harus sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.

    Juga terdapat perbedaan mengenai isi dari laporan tahunannya, dimana selain

    yang sudah diatur dalam UU PT yang lama, dalam UU PT yang baru ada

    penambahan materi yang dimuat dalam laporan tahunan yaitu laporan

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dan laporan mengenai tugas

    pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku

    yang baru lampau. Selain itu dalam ketentuan UU PT yang baru juga diatur

    mengenai kewajiban dari Perseroan yang wajib diaudit untuk menyampaikan

    neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan kepada

    menteri sesuai ketentuan perundang-undangan .

    3. Pada keterangan Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 menerangkan bahwa Pasal

    ini mengatur mengenai kewajiban Perseroan yang menjalankan kegiatan

    usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk

    melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Yang dimaksud dengan

    Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang sumber daya alam

    adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan

    sumber daya alam, sedangkan Perseroan yang menjalankan kegiatan kegiatan

    usahanya yang berkaitan dengan dengan sumber daya alam adalah Perseroan

    yang tidak mengelola dan tidak menafaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan

  • 19

    usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Tanggung

    jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban Perseroan yang

    dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya

    dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Disini juga diatur

    mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Perseroan yang tidak

    melaksanakan kewajiban tersebut. Dalam UU No. 1 Tahun 1995 hal tersebut

    belum diatur.

    2.6 UU No. 40 Tahun 2007 (Pasal 74 dan 66 Undang-Undang No. 40 Tahun

    2007)

    Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang semula bersifat

    sukarela (karena tidak ada pasal yang menyebutkan dan mewajibkan pelaksanaan

    dan pelaporan CSR (UU No. 1 Tahun 1995)) gugur dan berubah menjadi sebuah

    kewajiban setelah disahkannya Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 16 Agustus 2007. Undang-undang tersebut

    tersusun atas 14 bab dan 161 pasal. Dimana salah satu dari 161 pasal tersebut

    adalah Pasal 74 yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Perseroan, pasal tersebut berbunyi sebagai berikut:

    (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

    dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

    Lingkungan.

    (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

  • 20

    sebagai biaya Perseroan yang pelaksaaannya dilakukan dengan

    memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

    (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tangung Jawab Sosial dan Lingkungan

    diatur dengan peraturan pemerintah.

    Ayat-ayat tersebut dijelaskan secara lebih mendetail dalam Penjelasan atas

    Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 sebagai berikut:

    Ayat (1)

    Ketentuan ini bertujuan untuk menciptakan hubungan Perseroan yang serasi,

    seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

    setempat.

    Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

    bidang sumber daya alam adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola

    dan memanfaatkan sumber daya alam.

    Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang

    berkaitan dengan sumber daya alam adalah Perseroan yang tidak mengelola dan

    tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada

    fungsi kemampuan sumber daya alam.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

  • 21

    Yang dimaksud dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam

    peraturan perundang-undangan yang terkait.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Penjelasan dari Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 dengan jelas

    menerangkan bahwa Perseroan dalam hal ini adalah perusahaan yang

    menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

    alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Yang itu

    berarti bahwa adanya pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungan

    perusahaan merupakan suatu kewajiban yang tidak lagi bersifat sukarela namun

    berubah sifat menjadi sebuah kewajiban. Tidak hanya melihat pada bisnis inti

    (core business) dari perusahaan, walaupun perusahaan tersebut tidak secara

    langsung melakukan eksploitasi sumber daya alam, tetapi selama kegiatan

    usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam, maka

    perusahaan tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Widjaja dan

    Pratama, 2008).

    Wujud pelaksanaan CSR (Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan) tidak

    selalu sama antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang di

    kemukakan oleh Gray, et al (1995); Williams (1999); Yusoff dan Lehman (2003),

    yang menyebutkan bahwa praktek pengungkapan informasi CSR bervariasi di

    antar waktu dan antar negara. Hal ini disebabkan isu-isu yang dipandang penting

    oleh satu negara mungkin akan menjadi kurang penting bagi negara lain.

  • 22

    Menurut Widjaja dan Pratama (2008) mengenai besarnya anggaran

    pelaksanaan CSR disebutkan bahwa pelaksanaannya dilakukan dengan

    memperhatikan kepatutan dan kewajaran, yaitu dengan pengertian bahwa biaya-

    biaya tersebut harus diatur besarnya sesuai dengan manfaat yang hendak dituju

    dari pelaksanaan CSR itu sendiri berdasarkan kemampuan keuangan perseroan

    dan potensi resiko dan besarnya tanggung jawab yang harus ditanggung oleh

    perseroan sesuai dengan kegiatan usahanya tersebut.

    Mengenai sanksi yang dikenakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan yaitu dikenai segala bentuk sanksi yang diatur

    dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. Sanksi yang dikenakan bukan

    sanksi karena perusahaan tidak melaksanakan CSR menurut Undang-Undang

    Perseroan Terbatas, melainkan sanksi yang karena perusahaan mengabaikan CSR

    sehingga perusahaan tersebut melanggar aturan-aturan terkait dibidang sosial dan

    lingkungan yang berlaku (Widjaja dan Pratama, 2008). Berbagai macam peraturan

    perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan, seperti UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

    Pertambangan, UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

    UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 7 Tahun 2004 tentang

    Sumber Daya Air, UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 8

    Tahun 1999 tentang Perlindungan Kosumen, dan masih banyak lagi undang-

    undang lain yang terkait. Sedangkan untuk pelaporan atau pengungkapan hasil

    pelaksanaannya seperti yang tercantum pada ayat 2 Pasal 66 UU No. 40 Tahun

    2007, dilaporkan dalam bentuk laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

  • 23

    lingkungan yang minimal disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan perseroan,

    seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

    suatu penelitian (Arikunto, 2006). Adapun objek penelitian ini adalah laporan

    tahunan yang konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI

    (Bursa Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008.

    Mengingat bahwa UU No. 40 Tahun 2007 disahkan pada tanggal 16 Agustus

    2007, untuk itu laporan tahunan yang digunakan adalah laporan tahunan tahun

    2006 sebagai objek yang diukur sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 dan

    laporan tahunan tahun 2007 dan 2008 sebagai objek yang diukur sesudah adanya

    UU No. 40 Tahun 2007, dengan alasan bahwa UU No. 40 disahkan pada bulan

    Agustus tahun 2007 sehingga pada tahun 2007 UU tersebut baru berumur 4,5

    bulan, sehingga kemungkinan besar banyak perusahaan yang belum siap

    melaksanakan kewajiban pengungkapan tersebut. Untuk itu digunakan juga

    laporan tahunan tahun 2008 sebagai objek penelitian (objek pembanding).

    3.2 Sumber dan Jenis Data

    3.2.1 Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

    Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

    25

  • 25

    datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau

    menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

    Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa

    berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan

    dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data,

    sedangkan isi catatan variabel penelitian (Arikunto, 2006). Jadi sumber data

    dalam penelitian ini adalah catatan, yang berupa catatan (data) dari ICMD

    (Indonesian Capital Market Directory) tentang perusahaan manufaktur yang

    listing di BEI berturut-turut dari tahun 2006-2008, serta catatan dari BEI berupa

    laporan tahunan perusahaan manufaktur dari tahun 2006-2008 yang diperoleh dari

    pojok BEI UNDIP (Jl. Prof. Soedharto, SH No. 1 Tembalang-Semarang) serta

    beberapa di unduh dari www.idx.com.

    3.2.2 Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

    sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti,

    misalnya biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainya

    (Marzuki, 2005:56). Data yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan

    namun melalui BEI yang diunduh lewat website www.idx.com dan pojok BEI

    UNDIP serta dengan menggunakan data penunjang berupa ICMD (Indonesian

    Capital Market Directory) dan buku-buku yang berhubungan dengan penulisan

    Tugas Akhir ini. Data yang digunakan, dikumpulkan dan diperoleh dengan

    menggunakan metode dokumentasi dan studi pustaka.

    http://www.idx.com/

  • 26

    3.3 Metode Pengumpulan data

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

    1. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

    yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

    rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Metode dokumentasi

    dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa data-data tentang

    perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun

    2006 sampai tahun 2008 serta laporan tahunan yang mereka susun, data

    tersebut diperoleh melalui pojok BEI UNDIP.

    2. Studi Pustaka

    Studi pustaka yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan data, hal ini

    dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku literatur. Studi pustaka

    pada penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur berupa ICMD

    (Indonesian Capital Market Directory) di perpustakaan Fakultas Ekonomi

    Universitas Diponegoro (Jl. Prof. Soedharto, SH No. 1 Tembalang-Semarang).

    3.4 Metode Analisis Data

    3.4.1 Teknik Penyajian Data

    Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dengan

    penyusunan Tugas Akhir ini, dan untuk diperoleh kesimpulan maka data yang

    telah dikumpulkan akan dianalisis. Pemilihan data adalah mengelompokan data-

    data sesuai kriteria masing-masing yang dibutuhkan dalam penelitian. Penyajian

  • 27

    data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena

    berusaha mengukur kuantitas (jumlah) pengungkapan CSR yang dilakukan

    perusahaan untuk kemudian dari hasil pengukuran tersebut akan dijadikan sebagai

    informasi dari segi kualitas yaitu kualitas ketaatan perusahaan, dengan cara

    melihat seberapa banyak perusahaan yang telah mengungkapkan CSR dalam

    laporan tahunannya.

    3.4.2 Teknik Analisis Data

    Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan metode

    analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif

    prosentase. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya nilai yang

    diperoleh dari masing-masing variabel dan sekaligus untuk menjawab rumusan

    masalah yang telah diajukan. Dengan rumus sebagai berikut:

    P =

    Keterangan:

    P : Prosentase pengungkapan CSR

    F : Frekuensi pengungkapan CSR

    N : Jumlah subjek penelitian (Laporan Tahunan)

    Setelah hasil hitung diketahui, langkah selanjutnya angka tersebut

    diinterpretasikan dengan parameter penafsiran nilai prosentase (kategori) sebagai

    berikut:

    0% : tidak ada satu pun

    1-25% : sebagian kecil

    26-49% : hampir setengahnya

  • 28

    50% : setengahnya

    51-75% : sebagian besar

    76-99% : pada umumnya

    100% : seluruhnya

    (Aziz; 2009)

    Menurut Arikunto (1986), mengukur (measurement) adalah

    membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan biasanya bersifat kuantitatif.

    Sedangkan menilai (evaluation) adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu

    dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Untuk mengetahui (mengukur) jumlah

    perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR, kriteria-kriteria awal yang

    terlebih dahulu harus dipenuhi adalah:

    1. Perusahaan tersebut adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara

    berturut-turut dari tahun 2006-2008, dan

    2. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut tersebut (poin

    1) merupakan perusahaan yang menyusun laporan tahunan secara konsisten

    dari tahun 2006-2008.

    Setelah diperoleh objek penelitian dengan kriteria di atas maka untuk tiap

    tahun akan dihitung jumlah total perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR

    dengan melihat laporan tahunan masing-masing perusahaan. Hasil perhitungan

    tiap tahun tersebut kemudian diprosentase dan dikelompokan sesuai kategori yang

    sudah ada. Sehingga diketahui prosentase tersebut masuk dalam kategori yang

    mana.

  • 29

    Melihat dari hasil penggolongan, termasuk dalam kategori mana,

    maka akan dapat disimpulkan apakah dari tahun 2006 ke tahun 2007 terjadi

    peningkatan ataukah tidak, kemudian dari tahun 2007 ke tahun 2008, apakah

    terjadi peningkatan juga ataukah tidak, sehingga dapat dibandingkan apakah dari

    tahun ke tahun (antara sebelum dengan sesudah) terjadi perubahan ataukah tidak,

    serta seberapa besar jika terjadi perubahan.

  • 30

    BAB IV

    HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Objek Penelitian

    Objek penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah laporan tahunan

    yang konsisten disusun oleh perusahaan manufaktur yang listing di BEI (Bursa

    Efek Indonesia) secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Berikut

    daftar perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun

    2006-2008:

    Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI secara

    Berturut-turut dari Tahun 2006-2008

    No. Jenis Usaha Nama perusahaan

    1. Food and Beverages

    1 PT Ades Waters Indonesia Tbk

    2 PT Aqua Golde Mississippi Tbk

    3 PT Cahaya Kalbar Tbk

    4 PT Davomas Abadi Tbk

    5 PT Delta Djakarta Tbk

    6 PT Fast Food Indonesia Tbk

    7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

    8 PT Mayora Indah Tbk

    9 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

    10 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

    11 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

    12 PT Sekar Laut Tbk

    13 PT Siantar Top Tbk

    14 PT Sierad Produce Tbk

    15 PT SMART Tbk

    16 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

    17 PT Tunas Baru Lampung Tbk

    18 PT Ultra Jaya Milk Tbk

    2. Tobacco Manufacturers

    30

  • 31

    19 PT BAT Indonesia Tbk

    20 PT Bentoel International Investama Tbk

    21 PT Gudang Garam Tbk

    22 PT HM Sampoerna

    3. Textile Mill Products

    23 PT Argo Pantes Tbk

    24 PT Century Textile Industry Tbk

    25 PT Eratex Djaja Tbk

    26 PT Panasia Filament Inti Tbk

    27 PT Panasia Indosyntec Tbk

    28 PT Roda Vivatex Tbk

    29 PT Sunson Textile Manufacture Tbk

    30 PT Texmaco Jaya Tbk

    31 PT TIFICO Tbk

    4. Apparel and Other Textile

    Products

    32 PT APAC Citra Centertex Tbk

    33 PT Delta Dunia Petroindo Tbk

    34 PT Evershine Textile Industry Tbk

    35 PT Fortune Mate Indonesia Tbk

    36 PT Hanson International Tbk

    37 PT Indo Acidatama Tbk

    38 PT Indorama Syntetics Tbk

    39 PT Karwell Indonesia Tbk

    40 PT Pan Brothers Tex Tbk

    41 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk

    42 PT Ricky Putra Globalindo Tbk

    43 PT Sepatu Bata Tbk

    44 PT Surya Intrindo Makmur Tbk

    5. Lumber and Wood

    Products

    45 PT Barito Pacific Timber Tbk

    46 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk

    47 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk

    48 PT Tirta Mahakam Resources Tbk

    6. Paper and Allied Products

    49 PT Fajar Surya Wisesa Tbk

    50 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

    51 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

    52 PT Suparma Tbk

  • 32

    53 PT Surabaya Agung Industry PulpTbk

    7. Chemical and Allied

    Products

    54 PT AKR Corporindo Tbk

    55 PT Budi Acid Jaya Tbk

    56 PT Colorpak Indonesia Tbk

    57 PT Eterindo Wahanatama Tbk

    58 PT Lautan Luas Tbk

    59 PT Polysindo Eka Perkasa Tbk

    60 PT Sorini Agro Asia Corporation Tbk

    61 PT Unggul Indah Cahaya Tbk

    8. Adhesive

    62 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk

    63 PT Ekadharma Internatioanla Tbk

    64 PT Intan Wijaya International Tbk

    65 PT Resource Alam Indonesia Tbk

    9. Plastics and Glass

    Products

    66 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk

    67 PT Argha Karya Prima Industry Tbk

    68 PT Asahimas Flat Glass Tbk

    69 PT Asiaplast Industries Tbk

    70 PT Berlina Tbk

    71 PT Dynaplast Tbk

    72 PT Kageo Igar Jaya Tbk

    73 PT Langgeng Makmur Industry Tbk

    74 PT Lapindo International Tbk

    75 PT Siwani Makmur Tbk

    76 PT Trias Sentosa Tbk

    10. Cement

    77 PT Holcim Indonesia Tbk

    78 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

    79 PT Semen Gresik Tbk

    11. Metal and Allied

    Products

    80 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

    81 PT Betonjaya Manunggal Tbk

    82 PT Citra Tubindo Tbk

    83 PT Indal Aluminium Industry Tbk

    84 PT Jakarta Kyoei Steel Tbk

  • 33

    85 PT Jaya Pari Steel Tbk

    86 PT LionESH Prima Tbk

    87 PT Lion Metal Works Tbk

    88 PT Pelangi Indah Canindo Tbk

    89 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk

    90 PT Tira Austenite Tbk

    12. Fabricated Metal

    Products

    91 PT Kedaung Indah Can Tbk

    92 PT Kedawung Setia Industrial Tbk

    13. Stone, Clay, Glass and

    Concrete Products

    93 PT Arwana Citramulia Tbk

    94 PT Inti Keramik Alamasri Industri Tbk

    95 PT Mulia Industrindo Tbk

    96 PT Surya Toto Indonesia Tbk

    14. Cable

    97 PT GT Kabel Indonesia Tbk

    98 PT Jembo Cable Company Tbk

    99 PT Kabelindo Murni Tbk

    100 PT Sucaco Tbk

    101 PT Sumi Indo Kabel Tbk

    102 PT Voksel Electric Tbk

    15. Electronics and Office

    Equipment

    103 PT Astra Graphia Tbk

    104 PT Metrodata Electronics Tbk

    105 PT Multipolar Corporation Tbk

    16. Automotive and Allied

    Products

    106 PT Astra International Tbk

    107 PT Astra Otoparts Tbk

    108 PT Branta Mulia Tbk

    109 PT Gajah Tunggal Tbk

    110 PT Goodyear Indonesia Tbk

    111 PT Hexindo Adiperkasa Tbk

    112 PT Indomobil Sukses International Tbk

    113 PT Indo Spring Tbk

    114 PT Intraco Penta Tbk

    115 PT Multi Prima Sejahtera Tbk

  • 34

    116 PT Multi Strada Arah Sarana Tbk

    117 PT Nipress Tbk

    118 PT Polycem Indonesia Tbk

    119 PT Prima Alloy Steel Tbk

    120

    PT Sanex Qianjiang Motor International

    Tbk

    121 PT Slamet Sempurna Tbk

    122 PT Sugi Sama Persada Tbk

    123 PT Tunas Ridean Tbk

    124 PT United Tractors Tbk

    17. Photographic Equipment

    125 PT Inter Delta Tbk

    126 PT Modern Photo Film Company Tbk

    127 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk

    18. Pharmaceuticals

    128 PT Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk

    129 PT Darya-Varialaboratoria Tbk

    130 PT Indofarma Tbk

    131 PT Kalbe Farma Tbk

    132 PT Kimia Farma Tbk

    133 PT Merck Tbk

    134 PT Pyridam Farma Tbk

    135 PT Schering Plough Indonesia Tbk

    136 PT Tempo Scan Pacific Tbk

    19. Consumer Goods

    137 PT Mandom Indonesia Tbk

    138 PT Mustika Ratu Tbk

    139 PT Unilever Indonesia Tbk

    Sumber: ICMD 2006, 2007, 2008.

    dari 139 perusahaan manufaktur yang listing di BEI secara berturut-turut tersebut,

    berdasarkan data dari BEI (dari Pojok BEI UNDIP) didapat sebanyak 30

    perusahaan yang konsisten menyusun laporan tahunan secara berturut-turut dari

    tahun 2006-2008, perusahaan tersebut adalah:

  • 35

    Tabel 2.2 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menyusun Laporan Tahunan

    secara Berturut-turut dari Tahun 2006-2007

    No. Nama Perusahaan Jenis Usaha

    1 PT Fast Food Indonesia Tbk Food and Beverages

    2 PT Sierad Produce Tbk

    3 PT Barito Pacific Timber Tbk Lumber and Wood Products

    4 PT Fajar Surya Wisesa Tbk Paper and Allied Products

    5 PT AKR Corporindo Tbk Chemical and Allied Products

    6 PT Lautan Luas Tbk

    7 PT Sorini Agro Asia Corporation Tbk

    8 PT Unggul Indah Cahaya Tbk

    9 PT Asahimas Flat Glass Tbk Plastics and Glass Products

    10 PT Trias Sentosa Tbk

    11 PT Holcim Indonesia Tbk Cement

    12 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

    13 PT Citra Tubindo Tbk Metal and Allied Products

    14 PT Tira Austenite Tbk

    15 PT Kabelindo Murni Tbk Cable

    16 PT Metrodata Electronics Tbk

    Electronics and Office

    Equipment

    17 PT Astra International Tbk

    Automotive and Allied

    Products

    18 PT Astra Otoparts Tbk

    19 PT Branta Mulia Tbk

    20 PT Gajah Tunggal Tbk

    21 PT Hexindo Adiperkasa Tbk

    22 PT Slamet Sempurna Tbk

    23 PT Tunas Ridean Tbk

    24 PT United Tractors Tbk

    25 PT Inter Delta Tbk Photographic Equipment

    26 PT Modern Photo Film Company Tbk

    27 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk

    28 PT Kalbe Farma Tbk Pharmaceuticals

    29 PT Mandom Indonesia Tbk Consumer Goods

    30 PT Unilever Indonesia Tbk

    Sumber: Data BEI 2006-2008 dari Pojok BEI UNDIP

  • 36

    4.2 Analisis Deskriptif Prosentase

    Perusahaan-perusahaan di atas merupakan perusahaan manufaktur yang

    listing berturut-turut dari tahun 2006-2008 dan merupakan perusahaan manufaktur

    yang menyusun laporan tahunan secara berturut-turut dari tahun 2006-2008, yang

    mana dari laporan tahunan tersebut dapat dilihat apakah perusahaan melakukan

    pengungkapan CSR atau tidak. Berikut ini tabel ada tidaknya pengungkapan CSR

    (Corporate Social Responsibility) dalam laporan tahunan ke 30 perusahaan

    manufaktur yang memenuhi kriteria.

    Tabel 3.3 Daftar Ketersediaan Pengungkapan CSR dalam Laporan Tahunan

    Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2006-2008

    No. Perusahaan 2006 2007 2008

    1 PT AKR Corporindo Tbk

    2 PT Asahimas Flat Glass Tbk

    3 PT Astra International Tbk

    4 PT Astra Otopart Tbk

    5 PT Barito Pacific Timber Tbk

    6 PT Citra Tubindo Tbk

    7 PT Fajar Surya Wisesa Tbk

    8 PT Fast Food Indonesia Tbk

    9 PT Gajah Tunggal Tbk

    10 PT Hexindo Adiperkasa Tbk

    11 PT Holcim Indonesia Tbk

    12 PT Indo Kordsa Tbk

    13 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

    14 PT Inter Delta Tbk

    15 PT Kabelindo Murni Tbk

    16 PT Kalbe Farma Tbk

    17 PT Lautan Luas Tbk

    18 PT Mandom Indonesia Tbk

    19 PT Metro Data Electronics Tbk

    20 PT Modern International Tbk

    21 PT Konica Minolta

    22 PT Selamat Sempurna Tbk

  • 37

    23 PT Sierad Produce Tbk

    24 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

    25 PT Tira Austenite Tbk

    26 PT Trias Sentosa Tbk

    27 PT Tunas Ridean Tbk

    28 PT Unggul Indah Jaya Tbk

    29 Unilever

    30 United Tractors

    Total pengungkapan CSR tiap tahun 18 27 28

    Sumber: Data BEI 2006-2008 dari Pojok BEI UNDIP

    Keterangan:

    = Ada pengungkapan CSR

    = Tidak ada pengungkapan CSR

    Total jumlah perusahaan manufaktur yang melakukan pengungkapan CSR

    berturut-turut dari tahun 2006-2008 adalah 18, 27 , 28. Untuk mengetahui

    besarnya prosentase dan kategori jumlah pengungkapan CSR tiap tahunnya

    dihitung sebagai berikut:

    P =

    Keterangan:

    P : Prosentase pengungkapan CSR

    F: Frekuensi pengungkapan CSR

    N: Jumlah subjek penelitian (Laporan Tahunan)

    P 2006 =

    = 60% (kategori sebagian besar)

  • 38

    P 2007 =

    = 90% (kategori pada umumnya)

    P 2008 =

    = 93,3% (kategori pada umumnya)

    4.3 Pembahasan

    Hasil prosentase yang telah dihitung menunjukan bahwa tahun 2006

    masuk dalam kategori sebagian besar yang berarti bahwa walaupun

    belum ada UU No. 40 Tahun 2007 sebagian besar perusahaan telah

    melaksanakan pengungkapan CSR. Sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008

    terjadi perubahan berupa peningkatan, yang pada awalnya (tahun 2006)

    berkategori sebagian besar kemudian meningkat menjadi pada

    umumnya, ini sekaligus menjadi pembuktian teori dari Jalal (2007), yang

    menyebutkan bahwa berbeda dengan pewajiban tanggung jawab sosial dan

    lingkungan yang membutuhkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk

    pelaksanaannya, pembuatan laporan langsung berlaku sejak UU (Undang-

    Undang) disahkan. Jadi, akan banyak sekali laporan CSR yang akan dibuat

    pada akhir 2008, seperti yang telah disebutkan dalam latar belakang. Akan

    tetapi peningkatan tersebut bukan merupakan nilai ideal dari sebuah hasil

    pelaksanaan undang-undang. Dengan disahkannya UU No. 40 Tahun 2007

    pada tanggal 16 Agustus 2007, seharusya pengungkapan yang dilakukan

    pada tahun 2007 dan 2008 adalah seluruhnya (100%), karena UU

  • 39

    merupakan sesuatu hal yang bersifat mutlak (100%), akan tetapi dari

    hasilkan prosentase di atas diketahui bahwa tahun 2007 sebesar 90%

    100% dan tahun 2008 yang boleh dikatakan sebagai tahun toleransi

    pelaksanaan CSR belum juga menunjukan 100% (sebesar 93,3% 100%).

    Yang berarti bahwa UU No. 40 Tahun 2007 sebagai ketetapan dan kebijakan

    pemerintah belum berfungsi secara penuh, yang berarti pula bahwa teori dari

    Anggraini (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan akan

    mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya,

    tidak sepenuhnya dapat dibenarkan karena terbukti masih terdapat beberapa

    perusahaan manufaktur yang belum mengungkapkan informasi berupa

    laporan pelaksanaaan CSR (Corporate Social Responsibility) dalam laporan

    tahunannya, walaupun telah ada aturan berupa UU No. 40 Tahun 2007.

    Seharusnya UU merupakan hal yang mutlak yang wajib

    dilaksanakan oleh seluruh perusahaan manufaktur, terutama perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di BEI yang merupakan perusahaan yang go

    public, yang wajib menyediakan seluruh informasi yang berkaitan dengan

    stakeholder dan shareholder sebagai pihak-pihak yang terkait dan

    berkepentingan terhadap perusahaan.

    Penelitian ini juga menemukan temuan berupa kenyataan dimana

    tidak semua perusahaan yang listing di BEI membuat laporan tahunan

    setiap tahunnya, yang tentu saja secara otomatis tidak menyusun laporan

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (CSR). Hal

    ini dapat dilihat dari hasil pemilihan objek penelitian, dari 139 perusahaan

  • 40

    yang listing secara terus menerus selama 3 tahun (2006-2008) hanya terpilih

    sebanyak 30 perusahaan yang menyusun laporan tahunan secara terus

    menerus selama 3 tahun (2006-2008). Yang berarti bahwa ayat 2 pasal 66

    UU No. 40 Tahun 2007 tidak akan mungkin terlaksana dengan sempurna

    jika laporan tahunan yang diperlukan sebagai media pelaporannya belum

    secara jelas ditegas (diwajibkan) dalam UU.

    Menilik dari UU No. 40 Tahun 2007 BAB IV pada Bagian Kedua

    tentang Laporan Tahunan dalam pasal 66, 67, 68, dan 69, belum ada

    pernyataan yang secara tegas menyebutkan bahwa laporan tahunan wajib

    disusun oleh perseroan, sehingga hal ini perlu mendapat koreksi dari

    pemerintah. Terkait keefektifan dan keefisienan dari adanya pasal 66 ayat 2,

    karena jika laporan tahunan saja tidak secara jelas diwajibkan (karena dalam

    pasal 1 hanya menyebutkan Direksi menyampaikan laporan tahunan

    kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu

    paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan berakhir), maka

    ayat 2 pasal 66 yang mensyaratkan laporan pelaksanaan tanggung jawab

    sosial dan lingkungan sebagai salah satu elemen yang harus ada dalam

    laporan tahunan sedikit kemungkinan akan dilaksanakan oleh perusahaan

    (terbukti dengan sedikitnya perusahaan manufaktur yang menyusun laporan

    tahunan, dari 139 yang listing berturut-turut selama 3 tahun hanya 30

    perusahaan yang menyusun laporan tahunan secara konsisten).

    Keterangan tesebut di atas hanya sebagai wacana, yang mungkin

    dari adanya temuan tersebut akan ada penelitian lanjutan yang membahas

  • 41

    tentang kewajiban penyusunan laporan tahunan, yang nantinya diharapkan

    dapat bermanfaat baik untuk perusahaan, masyarakat maupun untuk

    pemerintah.

  • 42

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    4.4 Simpulan

    Hasil dari analisis data dan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya

    dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

    1. Terdapat sebanyak 139 perusahaan manufaktur listing di BEI secara

    berturut-turut.

    2. Sebanyak 30 perusahaan telah menyusun laporan tahunan secara konsisten

    (berturut-turut) setiap tahun.

    3. Prosentase perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan

    tahunannya sebelum adanya UU No. 40 Tahun 2007 (tahun 2006) sebesar

    60%.

    4. Prosentase perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan

    tahunannya sesudah adanya UU No. 40 Tahun 2007 sebesar 90% pada tahun

    2007 dan 93,3% pada tahun 2008.

    5. Terjadi peningkatan antara sebelum dengan sesudah adanya UU No. 40

    Tahun 2007 yaitu dari 60% (2006) menjadi 90% (2007) dan 93,3% (2008).

    4.2 Saran

    Saran yang mungkin dapat menjadi masukan dan pertimbangkan bagi

    pihak-pihak yang terkait yaitu:

    42

  • 43

    1. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perusahaan-perusahaan manufaktur

    yang belum mengungkapkan CSR (Corporate Social Responsility) dalam

    laporan tahunannya dapat dengan segera mengungkapkannya, karena hal

    tersebut telah dengan jelas disebutkan dalam pasal 66 ayat 2 UU No. 40

    Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa elemen-elemen yang minimal

    disyaratkan harus ada dalam laporan tahunan salah satunya berupa laporan

    pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

    2. Perusahaan manufaktur terutama yang go public, sebagai perusahaan yang

    kegiatan operasionalnya berdampak terhadap sosial dan lingkungan akan

    sangat tepat dan wajib untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

    lingkungan, untuk kemudian dilaporkan dalam laporan tahunan. Hal tersebut

    sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan yang nantinya

    dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi para calon investor dalam

    menanamkan modal, serta sebagai wujud usaha perusahaan mempertahankan

    keberlanjutan usahanya.

    3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan wacana bagi pemerintah, dalam membuat

    sebuah kebijakan. Bagaimana kebijakan itu dibuat dan bagaimana

    pelaksanaannya, sehingga kebijakan tersebut dapat berfungsi secara efektif

    dan efisien, karena dengan kurangnya keefektifan (ketegasan) UU No. 40

    Tahun 2007 maka keefisiensiannya, dalam hal ini pelaksanaanya akan kurang

    sempurna.

  • 44

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo.

    Anggraini, Fr. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan

    Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

    Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Aziz, Mirza Imanudin. 2009. Dampak Program Pendidikan Pemakaian (IT4U)

    Terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Tahun

    2008. Jakarta: Universitas Indonesia.

    http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126800-RB13M198d-

    Dampak%20program-HA.pdf

    Belkaouni. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

    Djatmiko, Harmanto Edy. 2005. Saatnya Menabur. Dalam SWA Sembada. 19

    Desember.

    http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=3677&url=http%3A%2F%2F2

    02.59.162.82%2Fswamajalah%2Fsajian%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%2

    6id%3D3677 (10 Agustus 2011).

    Ghozali, Imam. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

    Diponegoro.

    ----- dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro.

    Gray, R.H., Kouhy, R. and S. Levers. 1995. Corporate Social and Environtmental

    Reporting. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 8.

    No. 2. Hal 47-77.

    Guthrie, J and L.D. Parker. 1990. Corporate Social Disclosure Pratice: A

    Comparative International Analysis. Advances In Public Interest

    Accounting. Volume 3. Hal 159-175.

    44

    http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126800-RB13M198d-Dampak%20program-HA.pdfhttp://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126800-RB13M198d-Dampak%20program-HA.pdfhttp://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=3677&url=http%3A%2F%2F202.59.162.82%2Fswamajalah%2Fsajian%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%26id%3D3677http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=3677&url=http%3A%2F%2F202.59.162.82%2Fswamajalah%2Fsajian%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%26id%3D3677http://202.59.162.82/cetak.php?cid=1&id=3677&url=http%3A%2F%2F202.59.162.82%2Fswamajalah%2Fsajian%2Fdetails.php%3Fcid%3D1%26id%3D3677

  • 45

    Hackton D dan Milne MJ. 1996. Some Determinants of Social and Environmental

    Disclosures IN New Zealand Companies. Dalam Accounting, Auditing &

    Accountability Journal, Volume 9 No. 1. Hal 77-108.

    Halimatusa'diah. 2008. CSR. https://komunitaspr.wordpress.com/tag/tanggung-

    jawab-sosial-perusahaan/ (10 Agustus 2011)

    Hendriksen, Eldon S dan M. Brenda. 2000. Teori Akunting Edisi 5. Batam:

    Interaksara.

    Ifada, Luluk Mahimatul. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

    Praktek Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Perusahaan Publik. Dalam Jurnal Akuntansi Indonesia, Volume 3 No. 2.

    Hal 125-135. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

    Indah Puspitasari, Adhitia. 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

    Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)

    dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

    Indonesia. Skripsi Akuntansi Universitas Negeri Semarang. (Tidak

    Dipublikasikan).

    Irawan, Bambang. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan

    Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang

    Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Universitas Islam Indonesia.

    Yogyakarta.

    Jalal. 2007. Yang Tersisa dari Asian Forum on CSR, Kabar Indonesia, 21 Oktober

    2007.

    Kartika, Andika. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan

    Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam Kajian Akuntansi, Volume 1

    No. 1 Hal 1-83. Semarang: Universitas Stikubank Semarang.

    Kholis, A dan A. Maksum. 2003. Analisis Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial

    Perusahaan (Corporate Social and Social Accounting. Media Riset

    Akuntansi, Auditing, dan Informasi 2 ( Agustus). 101-132.

    Majalah AI (Akuntan Indonesia). Edisi No. 3/ Tahun I/ November 2007.

    http://www.iai.com. (28 September. 2010).

    Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan

    YKPN.

    Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

    https://komunitaspr.wordpress.com/author/komunitaspr/https://komunitaspr.wordpress.com/tag/tanggung-jawab-sosial-perusahaan/https://komunitaspr.wordpress.com/tag/tanggung-jawab-sosial-perusahaan/http://www.iai.com/

  • 46

    Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility

    (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan

    Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional

    Akuntansi XI, Pontianak 23-24 Juli.

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum BPK-RI. Pokok-Pokok Perbedaan Antara UU

    No. 1 Tahun 1995 dengan UU No. 40 Tahun 2007.

    http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/Matrik_UUPT.pdf. (8 Mei.

    2011).

    Purba Marisi P. 2008. Aspek Akuntansi Undang-Undang Perseroan Terbatas.

    Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan

    Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan

    Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi

    Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

    http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008041510305305312539.pd

    f. (2 April 2011).

    Saputra, Benny Dwi. Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Pengungkapan

    Informasi Lingkungan Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan

    Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara. http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-

    11.html. (2 April 2011).

    Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

    Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

    http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%202007%

    20Perseroan%20Terbatas.pdf. (2 April. 2010).

    Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar

    Grafika.

    Utomo, Muhammad Muslim. 2000. Praktek Pengungkapan Sosial dalam Laporan

    Tahunan Perusahaan di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi III.

    Widiastuti, Harjanti. 2002. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dalam

    Laporan Tahunan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC).

    Simposium Nasional Akuntansi V.

    Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko Hukum & Bisnis

    Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.

    http://www.idx.com//

    http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/Matrik_UUPT.pdfhttp://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008041510305305312539.pdfhttp://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008041510305305312539.pdfhttp://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-11.htmlhttp://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-11.htmlhttp://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdfhttp://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdf

  • 47

  • 48

    Lampiran 1 47