analisis penilaian risiko kredit skripsi - sitedi...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
OLEH :
ARIZAL WALYNIM : B1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
OLEH :
ARIZAL WALYNIM : B1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
OLEH :
ARIZAL WALYNIM : B1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
Diajukan KepadaUniversitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu PersyaratanDalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
OLEH
ARIZAL WALYB1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
Diajukan KepadaUniversitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu PersyaratanDalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
OLEH
ARIZAL WALYB1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT
PADA PD. BPR BAHTERAMAS KENDARI
SKRIPSI
Diajukan KepadaUniversitas Halu Oleo
Untuk Memenuhi Salah Satu PersyaratanDalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
OLEH
ARIZAL WALYB1C1 12 146
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
vi
ABSTRAK
ARIZAL WALY, 2017. Analisis Penilaian Risiko Kredit Pada PD BPRBahteramas Kendari. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.Universitas Halu Oleo. Pembimbing (1) Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M.Si.,Ak., CA. Pembimbing (2) Tuti Dharmawati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian risiko kredit padaPD BPR Bahteramas Kendari ditinjau dari Non Performing Loan yang ditetapkanoleh Bank Indonesia.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdokumentasi dengan mengumpulkan kolektibilitas Non Performing Loan di banktersebut. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengukur risiko kreditmenggunakan analisis Credit Risk Ratio.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penilaian risiko kreditditinjau dari Non Performing Loan pada PD BPR Bahteramas Kendari selama empattahun (2013-2016) berada dibawah Non Performing Loan yang ditetapkan oleh BankIndonesia sebesar 5% yaitu dilihat dari jumlah rata-rata persentase berada pada 4,05%yang artinya tingkat risiko kredit pada PD BPR Bahteramas Kendari tergolongsedang.
Kata kunci: Rasio Risiko Kredit, Kolektibilitas, Non Performing Loan
vii
ABSTRACT
ARIZAL WALY, 2017. Analysis of Credit Risk Assessment PD BPR BahteramasKendari. Accounting Major. Economics and Business Faculty. Halu OleoUniversity. Adviser (1) Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M.Si., Ak., CA. Adviser(2) Tuti Dharmawati, SE., M.Si,. Ak., QIA., CA.
This research aims to determine the credit risk assesment in PD BPRBahteramas Kendari in terms of non-performing loans as stipulated by BankIndonesia.
Data collection techniques used in this research is documentation to collectthe collectible non-performing loans in the bank. Data used in this research isquantitative data. Data were analyzed using descriptive analysis. To measure thecredit risk used Credit Risk Ratio analysis.
The results of this research and discussion shows that the assessment of creditrisk in terms of non-performing loan in PD BPR Bahteramas Kendari for four years(2013-2016) under the Non-Performing Loan by Bank Indonesia at 5%, namely interms of the amount of the average percentage is at 4.05%, which means the level ofcredit risk in PD BPR Bahteramas Kendari is medium.
Keywords: Credit Risk Ratio, Collectible, Non-Performing Loans
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala,
atas segalalimpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah memberikan
petunjuk,kesehatan dan kekuatan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan
sertapenyelesaian skripsi dengan judul “Analisis Penilaian Risiko Kredit Pada PD.
BPR Bahteramas Kendari”.
Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Halu Oleo.
Skripsi ini diselesaikan oleh penulis dengan segala upaya yang diberikan agar
memperoleh hasil yang baik sehingga bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam upayapenulisan skripsi ini senantiasa
mengalami kendala dan hambatan. Namun, berkatrahmat Allah Subhaanahu Wa
Ta’alaserta dorongan bantuan dari berbagai pihak sehingga segalatantangan dan
rintangan dapat teratasi. Selanjutnya, tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada
pihak lain, maka secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Masarudin dan ibunda
Wd. Kalsum serta adik tercinta Mufid Sahban Waly atas segala dukungan dan do’a
yang tiada henti.
ix
Pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. H. Nasrullah Dali,
SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku pembimbing I dan Ibu Tuti Dharmawati,
SE.,M.Si.,Ak.,QIA.,CA selaku pembimbing II yang penuh keikhlasan dan
kesungguhan hati telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, arahan dan koreksi perbaikan kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Semoga bimbingan dan arahan yang
diberikan mendapat balasan berkah dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Rektor Universitas HaluOleo.
2. Ibu Dr. Hj. Rostin, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Tuti Dharmawati, SE., M.Si.,Ak.QIA.,CA selaku Ketua JurusanAkuntansi.
4. Bapak Safaruddin, SE., M.SA.,Ak.CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
5. Bapak Dr. Muntu Abdullah, SE., M.Si.,Ak..,CA, Ibu Ika Maya Sari, SE.,
M.Si.,Ak,dan Ibu Santiadji Mustafa, SE., M.SA.,Ak.,CA selaku Dosen Penguji.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Staf di lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo khususnya Jurusan Akuntansi.
7. Segenap Pimpinan dan Karyawan PD. BPR Bahteramas Kendariyang telah
memberi izin dan kemudahan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
x
8. Sahabat-sahabat terkece yang hobi “merangkul” dan bersatu padu dalam kebaikan
dan menjauhi kemungkaran; Sarita Olivia Puspita Ibar S.Ak, Andi Rafiqah Rivai
S.Ak, Eka Muhammad Rois Haunan S.Ak (otw), Fiqri Zulfikar S.Ak (otw),
Syaiful Herman S.Ak (keep istiqomah), Inri Yanti Jubir. Kalian Luar Biasa~
9. Teman-teman seperjuangan yang ceria jauh dari gundah gulana; Andi Trisno
MS.Ak, Yadi Indra Ramadhan, Sanyoto Wibisono, Irwan Sofyan, Jumrianto,
Wildy Bayu Sendana S.Ak, Dwi Zulfikar MS.Ak, Zulkifli Aspar S.Ak,
Kurniawan Harminsyah S.Ak, M Rangga Kurniawan S.Ak, Mega Putri Hamid
S.Ak, Reyen Nurul Rias Lias D S.Ak, Amalia Anggraeni S S.Ak, Titi Madjid,
Hanny Febriani. Salam Syuper.
10. Anak “Kelas Fotokopi Internasional” Si Made Ngurah P S.Ak, Ardino, M Praga,
Puspita Hasir S.Ak, Andi Elsa Lestari S.Ak, Arda Yuniarman S.Ak, Kartika
Aprilianti S.Ak,Rahmawati Hidayat, Adik Windy Bay Yulardhi, Adik Andi
Fauziah Gaffar S.Ak dan seluruh pelanggan Unit Usaha Mahasiswa. Rajinlah
beli, jangan lupa bayar dan sedekah.
11. Teman-teman sepermainan bulutangkis dan Kendari Crew (katanya Clan);
Direz cakep, Ardiansyah Ontang, Ardiansyah Dibas, Noval otot, Yayat Taufik
Hidayat betis, Iyang mancung, Iksan nasi, Kak Nasank, DadankKe, Acep
Permana, Wahyu Sulfandy, Ochenk, Yayat Jeager, Uban, Agung, Hakim.Play
On. Keep sporty and stay healthy.
12. Teman-teman KKN 20151,Kelurahan Kaisabu Baru, Kota Bau-Bau; Sutan, Joe,
Angga Kordes, Ratika, Wulan, Kak Lia, Shita, dan Pak Pras. Berkesan gan!
xi
13. Yang ketiga belas ini, teman yang tidak perlu disebutkan namanya; Ramdan The
Rodenk Maramis, Fahri Amir 15 tahun dan Irfandi Yusuf alis. Stop tipu-tipu.
14. Seluruh teman-teman Akuntansi 2012, khususnya kelas D; Arman, Ishaq, Dinan,
Sumi, Selfy, Dita, Asmi, Sherly, Mulawati, Nindya, Kak Dian, Kak Femy, Kak
Novi, Kak Lia Takamsi dan teman-teman yang tidak dapat seluruhnya disebutkan.
15. Untuk semua pihak yang telah membantu baik secara langsung dan tidak
langsung, terima kasih.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini
dapatbermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi
pribadipenulis. Semoga Allah Subhanaahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan
hidayah, rahmat, dankarunia-Nya kepada kita sekalian. Aamiin.
Kendari, April 2017
ARIZAL WALYB1C1 12 146
xii
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................... vABSTRAK ...................................................................................................... viABSTRACT.................................................................................................... viiKATA PENGANTAR.................................................................................... viiiDAFTAR ISI................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xivDAFTAR SKEMA ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang..................................................................... 11.2. Rumusan Masalah................................................................ 51.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 51.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 51.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................ 72.2. Kredit ................................................................................... 8
2.2.1. Pengertian Kredit ..................................................... 82.2.2. Unsur-Unsur Kredit ................................................. 92.2.3. Jenis-Jenis Kredit..................................................... 112.2.4. Kredit Macet ............................................................ 162.2.5. Analisis Kredit ......................................................... 172.2.6. Prosedur Pemberian Kredit...................................... 20
2.3. Risiko................................................................................... 212.3.1. Pengertian Risiko..................................................... 212.3.2. Jenis-Jenis Risiko .................................................... 222.3.3. Risiko Kredit............................................................ 252.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit . 26
2.4. Non Performing Loan (NPL)............................................... 272.5. Kerangka Pikir Penelitian .................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN3.1. Objek Penelitian................................................................... 313.2. Jenis dan Sumber Data......................................................... 31
3.2.1. Jenis Data................................................................. 313.2.2. Sumber Data ............................................................ 31
3.3. Metode Pengumpulan Data…………..………………. ...... 323.4. Metode Analisis Data .......................................................... 323.5. Definisi Operasional Variabel ............................................. 33
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................. 34
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan..................................... 344.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................ 354.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan............................... 36
4.2. Hasil Penelitian.................................................................... 534.3. Pembahasan ......................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan.......................................................................... 635.2. Saran .................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Macet PD BPR Bahteramas KendariTahun 2013-Tahun 2016 ............................................................. 4
Tabel 4.1 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas Kendariper 31 Desember 2013 ................................................................ 54
Tabel 4.2 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas Kendariper 31 Desember 2014 ................................................................ 55
Tabel 4.3 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas Kendariper 31 Desember 2015 ................................................................ 56
Tabel 4.4 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas Kendariper 31 Desember 2016 ................................................................ 57
Tabel 4.5 Tingkat Non Performing Loan PD BPR Bahteramas KendariTahun 2013-Tahun2016 ........................................................... 58
xv
DAFTAR SKEMA
Skema Halaman
Skema 2.1. Flowchart Prosedur Pemberian Kredit........................................ 21Skema 2.2. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 30Skema 4.1. Struktur Organisasi PD. BPR Bahteramas Kendari .................... 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perbankan memiliki peran penting dalam tumbuh kembangnya
dunia bisnis dalam perekonomian Indonesia dimana selaku pemberi layanan
perbankan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan perbankan
Indonesia dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu
perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Mengingat pentingnya fungsi ini, maka upaya meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menjadi bagian yang sangat
penting untuk dilakukan.
Pengertian Bank sesuai dengan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dari
pasal ini dapat dilihat bahwa salah satu kegiatan bank yakni memberikan
kredit.
Penyaluran dana dalam bentuk pemberian kredit ini tentunya memiliki
risiko yang tinggi yaitu tidak kembalinya dana yang telah disalurkan atau
2
kredit macet. Djohanputro (2006) mendefinisikan risiko sebagai
ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko
merupakan ukuran kuantitas atau ukuran empiris yang dapat mengukur
kemungkinan nilai suatu kejadian.
Kredit macet terjadi jika kredit yang diberikan oleh bank kepada
pihak lain (debitur) tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya baik pokok
ataupun bunga pinjaman yang telah ditetapkan, sehingga dapat menekan dan
mengurangi keuntungan bank. Kredit macet dalam jumlah yang besar dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bank, baik dilihat dari sudut operasional
bank dan dampak psikologis yang terjadi.
Kegiatan bank dapat terhambat jika ada kredit macet, sebab
keuntungan utama bank diperoleh dari selisih bunga simpanan bank kepada
nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Namun, kredit
macet juga ternyata dapat disebabkan kekeliruan/kesalahan bank dalam
memberikan kredit kepada nasabah, seperti analisis terhadap kemampuan
membayar nasabah yang keliru dan tidak sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, kelengkapan dokumen yang diperlukan bank yang kurang
dipenuhi nasabah namun disetujui oleh bank serta survey-awal terhadap usaha
yang dilaksanakan oleh nasabah yang kurang menyeluruh dan teliti yang
disebabkan kelalaian/kesalahan yang dilakukan bank.
Pemberian kredit kepada calon debitur yaitu melalui proses pengajuan
kredit dan proses analisis pemberian kredit yang diajukan. Bank dapat
3
melakukan analisis permohonan kredit calon debitur apabila persyaratan yang
ditetapkan oleh bank telah terpenuhi.
Kegiatan perbankan tidak bisa seluruhnya diserahkan pada mekanisme
pasar, karena kenyataannya pasar tidak selalu mampu membetulkan dirinya
sendiri (self correcting) bila terjadi sesuatu di luar dugaan. Hal ini mengingat
kebijakan di bidang perbankan ini tidak lagi semata-mata memegang peranan
penting dalam pengembangan infrastruktur keuangan dalam rangka mengatasi
kesenjangan antara tabungan dan investasi tetapi juga berperan penting dalam
memelihara kestabilan ekonomi makro melalui keterkaitannya dengan
efektivitas kebijakan moneter (Sabirin, 2001).
Bank yang lebih mengutamakan kegiatan pemberian kredit kepada
masyarakat dikenal dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasar prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR
jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. BPR
memiliki kegiatan-kegiatan yang hanya menghimpun dana dalam bentuk
simpanan tabungan dan deposito dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit
investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan.
BPR Bahteramas Kendari merupakan salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang berperan sebagai lembaga keuangan yang ada di Kota Kendari
dengan kegiatan utama pemberian kredit kepada masyarakat. Dalam hal ini
4
kredit yang diberikan jelas untuk usaha mikro, kecil dan menengah
masyarakat Kota Kendari dengan menerapkan prinsip 3T, yaitu Tepat
Sasaran, Tepat Waktu dan Tepat Jumlah. Sebagai lembaga keuangan yang
dikelola secara profesional, BPR Bahteramas Kendari tentunya dituntut untuk
mengamankan kredit yang telah disalurkan agar pembayaran dari debitur tetap
lancar sehingga kredit macet dapat dicegah sebab masalah kredit macet atau
Non Performing Loan (NPL) di Indonesia masih tinggi. Berikut tabel
perkembangan kredit macet pada PD BPR Bahteramas Kendari tahun 2015-
2016.
Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Macet PD BPR Bahteramas Kendaritahun 2013- tahun 2016 (dalam Rupiah)
Tahun Kredit Macet
2013 8.053.357
2014 86.220.211
2015 186.965.959
2016 795.409.141
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: Analisis Penilaian Risiko Kredit Pada
PD. BPR Bahteramas Kendari.
5
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah
apakah penilaian risiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) pada
PD BPR Bahteramas Kendari telah sesuai ketetapan Bank Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui
apakah penilaian risiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) pada
PD BPR Bahteramas Kendari telah sesuai ketetapan Bank Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Pihak Akademis
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan
tentang penilaian risiko pemberian kredit dan dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan untuk yang tertarik dalam penelitian selanjutnya.
2. Pihak Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif kepada
PD BPR Bahteramas Kendari dalam melakukan penilaian risiko
pemberian kredit guna mendukung proses pemberian kredit yang
diberikan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas dan agar tidak meluasnya pokok masalah yang
akan dibahas, maka ruang lingkup masalah dalam penelitian ini hanya terbatas
6
pada penilaian risiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan (NPL) yang
ada pada PD BPR Bahteramas Kendari tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Kurniawuri Wimaflora (2016) melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Risiko Kredit pada PD. BPR Bank Daerah Kabupaten Kediri”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko kredit yang terjadi pada
PD. BPR Bank Daerah Kediri periode triwulan September 2013 – September
2015 dan upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir risiko kredit
tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
menekankan pada masalah-masalah yang berupa fakta dari fenomena masalah
tingkat kredit bermasalah untuk mengetahui dan memaparkan karakteristik
dari beberapa variabel yang mempengaruhi dalam situasi tertentu dengan
menggunakan sumber data primer dan sekunder.
Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
kredit yang dilakukan PD. BPR Bank Daerah Kabupaten Kediri untuk
menurunkan tingkat NPL dan pertumbuhan kredit tidak menyinggung
likuiditas bank. Penerapan manajemen risiko kredit telah sesuai teknik, yaitu
identifikasi risiko kredit, pengendalian risiko kredit, pemantauan risiko kredit
dan sistem informasi manajemen. Namun belum efektif, dikarenakan NPL
masih cenderung meningkat hingga periode September 2015 sebesar 5,84%
8
melebihi batas ketetapan BI sebesar 5%. Masalah dari kondisi kenaikan NPL
yaitu usaha debitur yang sepi, keterlambatan panen karena faktor bencana
gunung meletus, perlambatan ekonomi, dan kenaikan BBM. Upaya dalam
mengatasi kredit bermasalah telah dilakukan penanganan dengan cara
kekeluargaan, rescheduling, reconditioning, restructuring, dan sita pinjaman
sedangkan penyelesaian dengan cara pengambilalihan agunan, melalui lelang,
dan hapus buku dan hapus tagih. Pada penyelesaian kredit bermasalah hapus
buku cenderung mengalami fluktuasi, maka dapat diketahui kinerja Bank
dalam analisis kredit kurang maksimal dan kurangnya pengendalian dalam
melakukan penanganan secara kekeluargaan dahulu sebelum melakukan
penyelesaian sehingga juga mempengaruhi nilai PPAP.
2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit berarti credere artinya percaya. Pemberi
kredit (kreditur) percaya kepada penerima kredit (debitur) bahwa kredit yang
disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Bagi debitur,
kredit yang diterima merupakan kepercayaan, yang berarti menerima
amanah sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka
waktu.
Pengertian kredit pada pasal 1 angka 11 Undang-Undang nomor
10 tahun 1998 tentang perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1992
9
tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit menurut Kasmir (2008 : 98) adalah sebagai berikut :
1) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian suatu kredit (bank) bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang atau jasa yang akan benar - benar diterima
kembali dimasa mendatang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank kepada
calon debitur karena sebelum dana tersebut dikucurkan, sudah dilakukan
penelitian dan penyelidikan bagaimana situasi dan kondisi calon debitur
sehingga dapat dinilai apakah calon debitur tersebut dipastikan memiliki
kemauan dan kemampuan membayar kredit yang disalurkan, sehingga pada
saat dana telah dikucurkan tidak terjadi masalah yang berpengaruh baik bagi
bank maupun debitur.
2) Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan, ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
10
pihak menandatangi hak dan kewajibannya, kesepakatan kredit ini dituangkan
dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu bank dan
nasabah disaksikan oleh notaris.
3) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu.
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka
waktu.
4) Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin bersar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun
oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau
bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5) Balas Jasa
Merupakan keuntungan .atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga bank konvensional. Balas jasa dalam bentuk
bunga, biaya provisi, dan komisi serta biaya administrasi, kredit ini
merupakan keuntungan utama suatu bank. Sedangkan bagi bank berdasarkan
prinsip syariah balas jasanya dalam bentuk bagi hasil.
11
Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu
diberikan ukuran - ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas
kredit menurut ketentuan yang berlaku.
2.2.3 Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit yang dikeluarkan oleh bank dapat
dilihat dari berbagai segi adalah:
1) Dari segi jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun
atau paling lama satu tahun dan biasanya untuk keperluan modal kerja.
Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk
pertanian misalnya tanaman padi dan palawija.
b) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun,
dan biasanya kredit ini untuk melakukan investasi.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama, yaitu
diatas tiga tahun atau lima tahun dan biasanya untuk keperluan investasi
jangka panjang.
2) Dari segi kolektibilitas
a) Kredit lancar (pas)
12
Adalah kredit yang kriterianya antara lain pembayaran angsuran pokok
dan bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, dan bagian dari
kredit yang dijamin dengan angsuran tunai.
Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila :
(1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.
(2) Memiliki mutasi rekening yang aktif.
(3) Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).
b) Kredit dalam perhatian khusus (special mention)
Adalah kredit yang kriterianya antara lain terdapat tunggakan angsuran
pokok dan atau bunga yang belum melampaui sembilan puluh hari, kadang-
kadang terjadi cerukan, mutasi rekening relatif aktif jarang teriadi pelanggaran
terhadap kontrak vang dijanjikan dan didukung oleh pinjaman baru.
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara
lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
belum melampaui 90 hari.
b. Kadang - kadang terjadi cerukan
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
d. Mutasi rekening relatif rendah.
e. Didukung dengan pinjaman baru.
c) Kurang lancar (substandard)
13
Yang dimaksud kredit kurang lancar adalah kredit yang mempunyai
kriteria antara lain terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui sembilan puluh hari, sering terjadi cerukan, frekuensi mutasi
rekening relatif rendah, terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah
diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari dan dokumen pinjaman lemah.
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
melampaui 90 hari.
b. Sering terjadi cerukan.
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
f. Dokumen pinjaman yang lemah.
d) Kredit diragukan (doubtful)
Kredit diragukan adalah kredit yang kriterianya terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari, terjadi
cerukan yang permanen terjadi wan prestasi lebih dari 180 hari, terjadi
kapitalisasi bunga dan dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian
kredit maupun peningkatan jaminan.
14
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui
180 hari.
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
d. Terjadi kapitalisasi bunga.
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan.
e) Kredit macet
Adalah kredit yang memiliki kriteria antara lain terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, kerugian
operasional ditutupi dengan pinjaman baru, dari segi hukum maupun kondisi
pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 270 hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai yang wajar.
3) Dari Segi Tujuan Dan Kegunaannya
a) Kredit investasi
15
Kredit yang biasanya untuk perluasan usaha atau untuk membangun
proyek/pabrik dimana masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif
lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama
suatu perusahaan.
b) Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja merupakan kredit yang
dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.
c) Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk konsumsi secara pribadi,
misalnya untuk perumahan, kredit mobil dan lain sebagainya.
4) Dari segi jaminan
a) Kredit Dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu
artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi oleh jaminan yang
diberikan debitur.
b) Kredit Tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan ataupun orang tertentu.
Hanya melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas sicalon debitur selama
berhubungan dengan yang bersangkutan.
16
2.2.4 Kredit Macet
Pada dasarnya kredit yang dikeluarkan oleh bank bertujuan untuk
membantu nasabah dalam membiayai usaha yang dijalankannya, namun tidak
menutup kemungkinan dalam penyalurannya terjadi masalah atau kredit
macet, baik itu masalah yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Menurut Suharno (2003:102). "Kredit macet atau problem loon adalah
kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau
unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur".
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan
kredit sehingga perlu dilakukan analisis sebelum dana disalurkan kepada
calon debitur antara lain:
a. Faktor Internal
1) Adanya self dealing atau tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
2) Bank terlalu mengfokuskan terhadap jaminan.
3) Bank terlalu mengejar target.
4) Bank terlambat mencairkan pinjaman.
5) Kekurangan pengetahuan teknis pada pengelolaan kredit.
6) Pengelola kredit tidak tegas dan lemah melakukan monitoring
penggunaan kredit.
7) Kebijakan kredit yang tidak tepat.
17
b. Faktor Eksternal
1) Kebijakan pemerintah (sosial, politik, ekonomi) yang berpengaruh
terhadap operasional perusahaan.
2) Terjadinya bencana alam, kerusuhan yang merusak usaha debitor.
3) Itikad buruk dari debitur.
4) Adanya penyalahgunaan fasilitas kredit.
5) Pemalsuan usaha.
6) Menggunakan anggunan milik pihak ketiga.
7) Debitur melarikan diri.
8) Jaminan yang tidak marketable, sehingga sulit melakukan likuidasi pada
saat kredit macet. .
Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya
dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Usaha
penyelesaian tingkat awal dilakukan dengan cara memberikan teguran atau
peringatan lisan atau tertulis kepada debitur.
2.2.5 Analisis Kredit
Penilaian kredit adalah suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan
analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data
permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan
apakah kredit tersebut diterima atau ditolak. (Djohan 2000:97). Sebelum suatu
fasilitas kredit diberikan kreditur harus merasa yakin bahwa kredit yang
18
diberikan harus benar-benar kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penilaian kredit sebelum kredit itu disalurkan. Penilaian kredit oleh kreditur
dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapat keyakinan tentang
peminjamnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.
Dikatakan oleh Kasmir (2001:104) bahwa ”kriteria penilaian yang
harus dilakukan untuk mendapatkan peminjam yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P”.
Adapun penjelasan analisis 5C kredit adalah sebagai berikut:
1) Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang peminjam baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi.
2) Chapacity
Untuk melihat peminjam dalam kemampuannya pada bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikan yang dimiliki, kemampuan bisnisnya
juga diukur dengan kemampuan dalam memahami tentang ketentuan-
ketentuan pemerintah.
3) Capital
Penilaian efektivitas penggunaan modal, dapat dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yaitu dengan melakukan
19
pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan
ukuran lainnya.
4) Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon peminjam baik yang bersifat
fisik maupun non fisik yang hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan.
5) Condition
Menilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang
ia jalankan.
Sedangkan penilaian kredit dengan metode 7P terdiri atas:
1) Personality
Yaitu menilai peminjam dari segi kepribadian dan tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya.
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan peminjam kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan dari peminjam dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan peminjam.
20
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha peminjam dimasa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaiamana cara peminjam mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
6) Profitability
Merupakan analisis bagaimana kemampuan peminjam dalam memperoleh
laba.
7) Protection
Tujunnya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan.
2.2.6 Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara
pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian
dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah konsumtif atau produktif.
Secara umum dapat dilihat prosedur pemberian kredit oleh badan
hukum dalam flowchart berikut :
21
Skema 2.1
Flowchart Prosedur Pemberian Kredit
2.3. Risiko
2.3.1 Pengertian Risiko
Pemahaman tentang risiko akan memudahkan bank dalam
mengidentiflkasi risiko maupun yang mungkin terjadi dan kemudian
membangun sistem untuk mengelola risiko tersebut secara efektif.
Secara umum diartikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa yang
mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi
Pengajuan Berkas-Berkas
Penyaluran/Penarikan Dana
Realisasi Kredit
Penandatanganan AktaKredit/Perjanjian Kredit
Keputusan Kredit
Penyelidikan Berkas Pinjaman
Wawancara I
On The Spot
Wawancara II
22
untuk mencapai tujuannya. Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kegagalan atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan.
Menurut Djohanputro (2006) mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian
yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko merupakan
ukuran kuantitas atau ukuran empiris yang dapat mengukur kemungkinan
nilai suatu kejadian.
Menurut Tampubolon (2004:12)
Risiko bank diartikan sebagai kombinasi dari tingkat kemungkinansebuah peristiwa terjadi konsekuensi (dampak) potensi sebuahperistiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi yang memberipeluang untuk untung atau mengancam sebuah kesuksesan.
2.3.2 Jenis-Jenis Risiko
Untuk mengidentifikasi risiko yang sedang dan akan diambil dengan
adanya penawaran produk dan jasa perbankan kepada masyarakat oleh bank,
manajemen harus mengetahui jenis-jenis risiko yang biasa diserap dan telah
digariskan dalam rencana strategi bank.
1) Risiko Kredit
Risiko kredit yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan
memenuhi kewajibannya. Disatu sisi risiko ini dapat bersumber dari berbagai
aktifitas fungsional bank seperti penyaluran kredit. Kegiatan investasi dan
kegiatan pembiayaan perdagangan.
23
2) Risiko Pasar
Risiko pasar adalah yang timbul karena adanya pergerakan variabel
pasar (suku bunga dan nilai tukar) dari portopolio yang dimiliki oleh bank,
yang berbalik arah dari apa yang diharapkan sehingga dapat menimbulkan
kerugian.
3) Risiko Operasional
Risiko ini timbul karena adanya ketidak cukupan atau tidak
berfungsinya proses internal, juga adanya kesalahan sistem dalam mencatat,
membukukan dan melaporkan transaksi secara lengkap, tepat waktu.
4) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah yang timbul antara lain karena bank yang
tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Hal ini disebabkan
karena risiko likuiditas dapat melekat pada aktivitas rungsional perkreditan
(penyediaan dana), investasi dan penanaman lainnya, serta kegiatan pendanaan
penerbitan surat utang.
5) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah yang muncul karena bank yang tidak
mematuhi atau tidak melaksanakan perturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan melalui
penerapan sistem pengendalian intern secara konsisten.
24
6) Risiko Hukum
Risiko hukum adalah yang timbul karena adanya kelemahan, aspek
yuridis, antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau lemahnya perikatan.
7) Risiko Strategik
Risiko strategik adalah yang muncul karena penetapan dan
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis
yang tidak atau kurang respontif bank terhadap perubahan eksternal.
Beberapa jenis risiko diatas yang sering menimbulkan masalah adalah
kredit yang tidak dapat terselesaikan dengan baik. Secara umum bank akan
memperlakukan risiko dengan beberapa cara sebagai berikut:
a) Dihindari, apabila risiko tersebut masih dalam pertimbangan bank untuk
diambil, misalnya karena tidak masuk kategori risiko yang tidak diinginkan
bank atau karena kemungkinan ruginya jauh lebih besar dibandingkan
keuntungan yang diharapkan.
b) Dinaikkan, diturunkan dan dihilangkan, apabila risiko dapat dikendalikan
dengan tata kelola yang baik.
c) Diterima dan diharapkan, apabila risiko pada tingkat paling ekonomis.
d) Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portopolio yang ada atau
membagi risiko-risiko dengan pihak lain.
25
e) Dipagari. Apabila risiko dapat dilindungi secara artifical, misalnya risiko
dinetralisir sampai batas tertentu dengan instrument derivative.
f) Dilikudasi atau diasuransikan, apabila risiko yang ada dapat ditransfer
kepihak lain tanpa kewajiban untuk menjamin.
2.3.3 Risiko Kredit
Dalam menjalankan usaha didalamnya pasti terdapat risiko. Terutama
perbankan dalam melakukan pemberian kredit.
Menurut Ferry dan Sugiarto (2006:79) dijelaskan bahwa :
“Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungandengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak maumemenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yangdipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya”.
Menurut Kasmir (2010:75) :
“Risiko kredit akibat dari kredit kredit yang tidak tertagih dikarenakanadanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu)”.
Jadi risiko kredit merupakan akibat dari adanya pemberian kredit
kepada nasabah yang tidak mampu membayar sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan pihak bank. Berikut adalah indikator dari risiko kredit adalah:
Non Performing LoanCredit Risk = x 100%
Total Asset
26
2.3.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Risiko Kredit
1) Kemauan
Kemauan adalah niat seseorang untuk melakukan/ menjalankan
sesuatu, yang tercermin pada tingkah laku, kepribadian/integritas, serta usaha-
usaha yang serius dalam mewujudkan keinginan. Dengan demikian aspek
kemauan merupakan bagian dari character dalam aspek 5 C, dimana kita
ketahui bahwa aspek ini merupakan faktor yang paling urgen yang sangat
mempengaruhi tingkat risiko kredit. Jadi semakin besar kemauan seorang
debitur/calon debitur, maka semakin rendah tingkat risikonya.
2) Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas/kapabilitas, kesanggupan seseorang
dalam melakukan/menjalankan sesuatu, yang dinilai dari potensi yang
dimilikinya (skill, pengalaman, pengetahuan, materi). Dengan demikian aspek
kemampuan masuk dalam wilayah Capacity dan Capital serta Condition Of
Economi dalam prinsip 5C. apabila calon debitur adalah sebuah perusahaan
yang termasuk kemampuan adalah modal, manajemen, kelayakan usahanya
dan lain sebagainya. Sedangkan jika calon debitur adalah perseorangan maka
yang termasuk kemampuannya adalah sumber dan jumlah penghasilannya.
Semakin besar kemampuan debitur/calon debitur, maka semakin rendah
tingkat risikonya.
27
3) Keandalan Agunan
Keandalan agunan adalah ukuran nilai dari sebuah jaminan, yang
dipastikan atau diperkirakan dapat menutupi risiko kerugian. Dalam analisis
risiko kredit keandalan agunan adalah sejauh mana jaminan yang diserahkan
atau ditawarkan oleh calon debitur dapat menutupi kerugian bilamana
terjadi ketidak mampuan debitur menyelesaikan kreditnya. Dengan demikian
aspek keandalan agunan termasuk dalam wilayah Collateral dan Condition Of
Economi dalam prinsip 5C. Suatu agunan harus marketable, dapat dimiliki
oleh seluruh masyarakat, sebaiknya memiliki standar harga, serta tidak
mengalami penurunan harga. Maka semakin handal agunannya maka
semakin rendah tingkat risikonya.
2.4 Non Performing Loan (NPL)
Istilah kredit bermasalah sering juga dipakai untuk kredit macet yang
sudah dihapus dari pembukuan bank. Agar tidak terjadi kerancuan untuk
selanjutnya dipakai istilah yang lebih teknis yaitu Non Performing Loan
(NPL). Yang termasuk dengan NPL adalah debitur atau kelompok debitur
golongan kurang lancar, dan Macet. Karena itu harus diusahakan dicegah.
Early warning system, serta pemantauan yang efektif akan memudahkan bank
dalam mengambil langkah yang diperlukan apabila suatu nasabah akan
mengalami penurunan kualitas atau peningkatan risiko kredit.
28
Adapun besaran yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia mengenai
rasio Non Performing Loan adalah maksimal 5%. Jika melebihi 5% maka
akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Terhadap kredit yang mengarah menjadi NPL bahkan kredit NPL
sendiri dapat diterapkan beberapa teknik penyehatan. Cara penyelesaian atau
penyelamatan kredit bermasalah yang dapat ditempuh bank antara lain :
1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran
atau jangka waktu termasuk tenggang dan perubahan besarnya angsuran
kredit. Fasilitas ini hanya diberikan kepada nasabah yang berkarakter jujur
serta menurut bank usahanya tidak memerlukan tambahan dana atau likuidasi.
2. Recondition (Persyaratan Ulang)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak
terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku
bunga, penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan
lainnya. Fasilitas ini diberikan kepada nasabah yang jujur dan usahanya masih
biasa beroperasi dengan menguntungkan.
3. Restructuring (Penataan Ulang)
Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut:
a. Penambahan dana bank
29
b. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok
kredit baru.
c. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan bank atau
mengambil partner yang lain untuk menambah penyertaan.
4. Likuidation (Likuidasi)
Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka
pelunasan hutang. Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap kategori kredit
yang memang benar-benar menurut bank sudah tidak dapat lagi dibantu untuk
disehatkan kembali atau usaha tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.
2.5 Kerangka Pikir Penelitian
Secara umum, penyaluran kredit menggambarkan proses pengelolaan
kredit yang sistematis mulai dari akurasi data atau informasi sampai dengan
monitoring yang dapat mencegah tejadinya kredit Non Perfoming Loan (NPL)
yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank. Proses pengelolaan kredit
telah diatur dalam manajemen perkreditan sebagai prosedur pelaksaan dari
pemberian kredit. PD BPR Bahteramas Kendari telah melakukan proses
analisa terhadap kriteria usaha yang dijadikan dasar penilaian terhadap
kolektebilitas calon debitur.
Untuk dapat menganalisa berbagai pos dan laporan keuangan yang
berkaitan dengan tingkat risiko kredit digunakan analisis Credit Risk Ratio.
Dengan adanya analisis ratio tersebut diharapkan dapat diketahui apakah
30
tingkat risiko kredit bank tersebut rendah atau tidak berdasarkan ketetapan
Bank Indonesia.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pikir di bawah ini:
Skema 2.2
Kerangka Pikir Penelitian
STUDI TEORITIS
Risiko Kredit Kolektibilitas Kredit
Non Performing Loan(NPL)
STUDI EMPIRIK
Fenomena : Meningkatnyakredit macet dari tahun2013 sampai tahun 2016
RUMUSAN MASALAH
ANALISIS DESKRIPTIF
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian yang dilakukan adalah analisis penilaian risiko
kredit pada PD. BPR Bahteramas Kendari yang beralamat Jl. Abd. Silondae
No. 97 Telp. (0401) 3129144 Kel. Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara.
3.2. Jenis dan Sumber data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang dapat diukur dalam skala numerik atau angka-angka
(Mudrajad Kuncoro, 2009:145). Dalam hal ini berupa data kolektibilitas
kredit PD BPR Bahteramas Kendari.
3.2.2. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung penelitian
ini adalah data sekunder. Data sekunder, yaitu data yang biasannya telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Mudrajad Kuncoro, 2009:148). Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data kolektibilitas kredit PD BPR Bahteramas
Kendari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 serta sumber lainnya berupa
profil dan sejarah PD BPR Bahteramas Kendari.
32
3.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi yaitu pengambilan
data yang telah didokumentasikan oleh pihak PD BPR Bahteramas Kendari
yang relevan dengan penelitian yaitu data kolektibilitas kredit tahun 2013
sampai dengan tahun 2016.
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Kasmir (2004:79) mengatakan untuk mengukur risiko kredit yaitu dengan
menggunakan analisis Credit Risk Ratio:
Bad debtsCredit Risk Ratio = ———————— X 100%
Total loansDimana: .
1. Bad debts adalah jumlah kredit Non Performing
2. Total loans adalah jumlah kredit yang disalurkan.
Menurut Taswan dalam paket kebijaksanaan 28 Februari 1991
Klasiflkasi Collectibility credit sebagai Tool of management perkreditan bank
oleh Bank Indonesia (2006:114):
1. Rendah apabila tidak ada penyimpangan atau pelanggaran terhadap
perkreditan yang sehat atau terjadi penyimpangan tetapi persentase jumlah
debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang diperiksa Bank
Indonesia tidak lebih dari 2%
33
2. Sedang apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur
yang diperiksa Bank Indonesia antara 2% hingga 5%
3. Tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur
yang diperiksa Bank Indonesia antara 5% hingga 10%
4. Sangat tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah
debitur yang diperiksa Bank Indonesia lebih dari 10%
3.5 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
1. Penilaian risiko kredit adalah penilaian risiko kerugian yang diakibatkan
oleh kegagalan atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan atau
karena debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada PD. BPR
Bahteramas Kendari sesuai perjanjian atau penurunan kualitas kredit
nasabah yang dinilai dari Non Performing Loan (NPL).
2. NPL (Non Performing Loan) adalah tidak kembalinya kredit itu tepat
pada waktunya atau kredit bermasalah.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PD BPR Bahteramas Kendari adalah salah satu perbankan yang
melayani segala transaksi perbankan antara lain Tabungan, Deposito, dan
Kredit. BPR atau Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan
resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. PD BPR
Bahteramas Kendari didirikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
yang ditetapkan melalui PERDA No. 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat.
Persentase modal PD BPR Bahteramas Kendari yaitu dimana 60%
modal merupakan milik pemerintah provinsi dan 40% merupakan milik
pemerintah kota yang dibagi dalam beberapa kelurahan dan kecamatan.
PD BPR Bahteramas Kendari memiliki fungsi intermediasi, yaitu selain
menyalurkan kredit kepada masyarakat juga menerima simpanan dari
masyarakat secara luas baik dalam bentuk Tabungan dan Deposito.
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, PD BPR Bahteramas
Kendari menerapkan prinsip 3T, yaitu :
1. Tepat Sasaran,
2. Tepat Waktu, dan
3. Tepat Jumlah.
35
Dalam hal ini kredit yang diberikan jelas untuk usaha mikro, kecil dan
menengah masyarakat Kota Kendari dengan persyaratan yang mudah.
Untuk jenis layanan perbankan PD BPR Bahteramas Kendari yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Jenis layanan lainnya dari
PD BPR Bahteramas Kendari yaitu layanan yang memprioritaskan kepada
nasabah atau debitur dimana PD BPR Bahteramas Kendari akan menjemput
Angsuran atau Tabungan jika nasabah atau debitur memiliki kesibukan atau
berhalangan untuk datang ke PD BPR Bahteramas Kendari.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi
Ikut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi nasional pada
umumnya dan khususnya pembangunan ekonomi daerah menuju terwujudnya
ekonomi kerakyatan yang tangguh.
B. Misi
1. Menambah sarana pelayanan perbankan bagi masyarakat
2. Menjadi lembaga intermediasi kegiatan bisnis
3. Membantu mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah
4. Membantu program pemerintah daerah untuk membangun dan
mengembangkan perekonomian daerah
5. Peyediaan lapangan kerja
36
6. Mendidik masyarakat untuk mengelola pendapatan secara efektif
dan efisien untuk mewujudkan masyarakat sejahtera
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang penting dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab
tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi bukanlah berarti
orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut telah berdiri sendiri. Namun
hal ini merupakan suatu kesatuan yang erat kaitannya antara satu dengan yang
lainnya sehingga dengan berpedoman maka memudahkan keinginan
perusahaan untuk mengarahkan bawahan.
37
Skema 4.1
Struktur Organisasi PD BPR Bahteramas Kendari
Sumber : PD BPR Bahteramas Kendari
RUPS
DEWAN PENGAWAS1. La Ode Anto, SE, Ak, M.Si (Ketua)2. Dr. Hayat Yusuf, SE, M.Si (Anggota)
DIREKTUR UTAMAArthur William Kasenda, SE
DIREKTUR OPERASIONALRika Theresia Agustina, SE
Manager Operasional Manager KreditSahriana, SE
Costumer ServiceRahmatullah, A.Md.Kom
Accounting & PelaporanHernita Ridwan Zakaria, S.Ip., S.Kom
Teller ServiceRutih Gemalasari, S.Ip
Administrasi KreditRahmatullah, A.Md. Kom
A.Md.KomOffice Boy
Muin
Umum & PersonaliaPratiwi Dwinta Sari, SE
SecurityInal
Layanan Kredit1. Anwar Sa’ad, ST2. Hamzah L3. T. Jerry Yusuf Nendre
Marketing Dana & KreditSulprina Rahmin
Pembinaan Debitur1. Ibrahim2. Abd. Kadir
38
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian perusahaan
adalah sebagai berikut :
A. Dewan Pengawas
1. Mengawasi semua pelaksanaan bank.
2. Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab direksi, serta memberikan nasehat pada
direksi.
3. Memastikan bahwa direksi telah menindak lanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari satuan kerja audit internal bank, auditor eksternal,
hasil pengawasan BI dan atau hasil pengawasan otoritas lain.
B. Direktur Utama
1. Membuat dan mengajukan untuk dimintakan persetujuan RUPS
tentang Rencana Kerja Strategis (Rencana Kerja Lima Tahunan)
beserta dengan RKAT (Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan) Bank.
2. Merumuskan dan menetapkan Tujuan Kerja Bank sesuai dengan skala
prioritasnya.
3. Memantau, mengevaluasi, dan memastikan Kegiatan Operasional
Bank berjalan sesuai dengan Rencana Kerja Strategis dan RKAT yang
telah ditetapkan.
4. Menganalisa dan merevisi bilamana terdapat deviasi antara Rencana
Strategis/RKAT dengan realisasinya.
39
5. Memastikan bahwa semua laporan yang wajib dibuat dan/atau laporan
lainnya kepada pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, telah
disampaikan dengan benar dan tepat waktu.
6. Secara periodik mengevaluasi dan/atau merevisi, mengembangkan
dan/atau menciptakan kebijakan dan/atau produk baru, Visi dan Misi
Bank sesuai dengan perkembanngan zaman dengan tetap mengacu
pada pemenuhan kebutuhan dan aspirasi nasabah.
7. Menciptakan dan memellihara suasana kerja/kantor yang nyaman dan
bersahabat bagi karyawan, nasabah maupun pihak-pihak lainnya.
8. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan guna
mendukung pelaksanaan tugasnya untuk mencapai keberhasilan Bank.
9. Memberikan persetujuan terhadap hasil penilaian kinerja dan
kedisiplinan karyawan.
10. Menelaah hasil-hasil penemuan Audit Pelaksanaan Operasional Bank
serta melakukan tindak lanjut perbaikan bila diperlukan.
11. Secara periodik dan atau kapan saja, diminta dan atau tidak
melaporkan keadaan dan perkembangan Bank kepada
Komisaris/Dewan Pengawas.
C. Direktur Operasional
1. Membuat dan/atau merumuskan hal-hal atau kebijakan yang sifatnya
operasional ke dalam/intern untuk kemajuan dan perkembangan bank.
40
2. Memantau, membina dan mengembangkan pengetahuan/keterampilan
serta memotivasi karyawan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
kinerjanya.
3. Memantau, mengevaluasi dan memastikan kegiatan operasional bank
sehari-hari berjalan sebagaimana mestinya.
4. Mengatur dan mengontrol pengeluaran biaya operasional sehari-hari.
5. Mengatur dan mengontrol penggunaan, pemeliharaan, perbaikan
kendaraan operasional.
6. Memastikan bahwa semua laporan yang wajib dibuat dan/atau laporan
lainnya kepada Bank Indonesia, Pemerintah dan/atau pihak-pihak
lainnya, telah disampaikan dengan benar dan tepat waktu.
7. Memberikan masukan kepada Direktur Utama tentang segala hal yang
dianggap perlu untuk perbaikan dan perkembangan bank.
8. Menciptakan dan memelihara suasana kerja/kantor yang nyaman dan
bersahabat bagi karyawan, nasabah maupun pihak-pihak lainnya.
9. Memberikan penilaian terhadap kinerja dan kedisiplinan karyawan
paling tidak 6 (enam) bulan sekali, dan maksimal 2 (dua) kali setahun.
10. Menyampaikan ke Direktur Utama hasil-hasil temuan Audit
Pelaksanaan Operasional Bank untuk diupayakan tindak lanjut
perbaikan bila diperlukan.
41
11. Secara periodik dan atau kapan saja, diminta dan/atau tidak
melaporkan keadaan dan perkembangan bank kepada Dewan
Pengawas.
D. Manajer Operasional
1. Menjamin dan/atau memastikan ketersediaan jumlah likuiditas yang
cukup guna memenuhi segala kewajiban-kewajiban operasional bank
sehari-hari dengan senantiasa berkoordinasi dengan divisi lainnya
yang berkaitan dengan likuiditas.
2. Mengelola dan/atau memelihara/menjamin kebenaran dan keamanan
jumlah perincian dengan jumlah fisik kas setiap hari.
3. Mengontrol/mengawasi dan/atau memastikan pelaksanaan tugas
seluruh unit kerja dibagian operasional berjalan sesuai dengan
prosedur yang diterapkan, dan diselesaikan dengan benar dan tepat
waktu guna menjamin kelancaran kegiatan operasional bank.
4. Mengontrol/mengawasi proses pengadaan, distribusi dan penggunaan
alat tulis kantor serta peralatan/kebutuhan kantor lainnya sehingga
tercipta efisiensi biaya operasional.
5. Memastikan bahwa semua nasabah yang melakukan transaksi
langsung dengan bank telah dilayani dengan sebaik-baiknya.
6. Menjamin ketersediaan dan keakuratan data dan/atau laporan tentang
operasional yang dibutuhkan oleh bagian lain.
42
7. Mengadministrasikan dan/atau mengamankan semua warkat-warkat
penting seperti blangko, bilyet deposito, buku tabungan, cek, dll.
8. Memastikan bahwa pembukaan rekening dan aktivitas transaksi serta
pemantauan rekening tabungan dan deposito telah berjalan sesuai
prosedur Bank, dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia mengenai KYC.
9. Menjamin bahwa semua transaksi yang disetujui setiap hari berjalan,
telah sah dan berada dalam batas kewenangan masing-masing yang
bersangkutan.
10. Memberikan masukan kepada Direksi tentang konsep pelayanan
nasabah/suku bunga/insentif/hadiah-hadiah yang mungkin diterapkan
dan diberikan kepada nasabah.
11. Menghitung dan membuat laporan pajak setiap bulan atas tabungan
dan deposito.
12. Menyelesaikan secara bijaksana dan memuaskan semua pihak atas
masalah/komplain yang berhubungan dengan operasional bank, baik
dari nasabah/pihak eksternal maupun internal bank.
E. Manajer Kredit
1. Berupaya semaksimal mungkin merealisasikan kredit sesuai yang
tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bank dan/atau
yang disarankan direksi.
43
2. Memastikan bahwa semua aktiva produktif bank dalam bentuk
pinjaman tersalurkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan
perkreditan bank.
3. Menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan untuk disampaikan
dengan benar dan akurat serta tepat waktu kepada pihak-pihak yang
berwenang sebagaimana ketentuan yang berlaku.
4. Menghitung dan menyiapkan Laporan PPAP, LDR secara bulanan
maupun ketika dibutuhkan oleh bagian lain.
5. Mencari peluang-peluang baru untuk mendapatkan pendapatan dari
kredit yang disalurkan.
6. Membina, membimbing dan mengawasi debitur secara teratur dan
terjadwal.
7. Menilai dan memilih debitur-debitur yang potensial dan loyal kepada
bank serta melakukan cross selling.
8. Mencari dan memahami informasi pesaing-pesaing yang ada sebagai
pembanding kebijakan bisnis bank untuk dilakukan perbaikan
bilamana dirasa perlu.
9. Mewakili direksi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
perkreditan.
10. Menciptakan dan mengembangkan strategi pemasaran dan perkreditan
sehingga tercipta sistem perkreditan yang mudah, murah, cepat dan
tepat serta aman.
44
F. Layanan Kredit
1. Menerima dan menganalisa berkas permohonan kredit dengan tepat
berpedoman pada prinsip kehati-hatian dan 6C.
2. Menjamin dan memastikan bahwa permohonan kredit telah dianalisia
dan diusulkan secara obyektif dan profesional.
3. Menjamin dan menjaga kelancaran pembayaran angsuran dan/atau
pelunasan kredit debitur.
4. Memelihara dan membina debitur-debitur potensial menjadi debitur
yang loyal.
5. Mengunjungi dan mengontrol, serta membina debittur secara teratur
dan terjadwal maupun secara insidentil.
6. Menjamin dan memastikan kebenaran data dan informasi yang
diberikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
7. Membuat rencana kerja harian dan diserahkan kepada manajer seerta
memasarkan produk sampingan.
8. Mencari calon-calon debitur baru.
G. Customer Service
Harian :
1. Menjamin kepuasan nasabah dalam hal pelayanan.
2. Menjamin kebenaran dan kelengkapan data-data nasabah baru.
45
3. Memastikan bahwa penjelasan yang diberikan kepada nasabah, baik
tentang deposito, tabungan maupun pinjaman telah dipahami dengan
baik dan benar oleh nasabah.
4. Mengelola dan memelihara dengan benar keamanan warkat-warkat
bilyet deposito dan buku tabungan yang ada padanya.
5. Memberikan pelayanan terbaik kepada setiap nasabah maupun calon
nasabah.
6. Mempersiapkan dan/atau menatalaksanakan dokumen-dokumen bagi
nasabah baru, baik tabungan, deposito maupun nasabah pinjaman.
7. Membantu nasabah dalam hal bertransaksi dengan bank.
8. Mengontrol dan mencatat deposito-deposito yang segera jatuh tempo
dan mengkoordinasikannya dengan fund manager.
9. Membuat laporan akhir hari sebagaimana disyaratkan pada Sisdur
SATU BPR.
Bulanan :
Customer Service membuat laporan akhir bulan tabungan sebagaimana
dipersyaratkan pada Sisdur SATU BPR.
H. Teller Service
1. Menerima dan membayarkan uang tunai sambil memeriksa/
menghitung kebenaran jumlahnya di depan nasabah.
2. Memeriksa dan meneliti keabsahan tanda tangan yang berhak pada
setiap warkat yang diterima.
46
3. Menerima dan membayarkan uang tunai sesuai dengan kewenanganya.
4. Memintakan fiat bayar atau persetujuan bayar jika nominal penarikan
tersebut melampaui wewenang bayarnya.
5. Memeriksa dan meneliti keabsahan tanda tangan persetujuan atas
warkat sesuai dengan jumlah dan kewenangannya masing-masing.
6. Mencatat transaksi penerimaan dan pembayaran dalam bentuk laporan
rekap kas dan/atau SOP pertanggungan Teller.
7. Mencatat dan memastikan kebenaran dan/atau kecocokan saldo kas
antara terbilang dengan fisik yang ada.
8. Menyerahkan bukti pembukuan kepada petugas akuntansi.
9. Menyetorkan/mengembalikan sisa kas ke kas induk/brankas.
10. Memberikan pelayanan terbaik kepada semua nasabah.
11. Menjawab dan menyelesaikan dengan baik semua komplain yang
diarahkan kepadanya.
12. Memeriksa, meneliti, dan memastikan keaslian setiap
pecahan/lembaran uang yang diterima.
13. Membuat laporan akhir hari sebagaimana dipersyaratkan pada SOP
Teller.
I. Administrasi Kredit
Harian :
1. Melakukan proses pembukuan fasilitas dan pencairan kredit sesuai
dengan tahapan prosedur dalam sistem SATU BPR.
47
2. Melakukan proses pembayaran angsuran kredit dan kewajiban nasabah
lainnya sesuai dengan tahapan prosedur dalam sistem SATU BPR.
3. Melakukan proses pelunasan dan penutupan fasilitas kredit sesuai
dengan tahapan prosedur dalam sistem SATU BPR.
4. Melaksanakan sistem administrasi kredit dengan baik, tertib, rapi,
sehingga tersedia berkas kredit yang mudah diakses.
5. Melayanai dengan baik, sabar dan memuaskan semua debitur dalam
hal yang berkaitan dengan penyelesaian kewajiban angsuran debitur
dan pelunasan kredit.
6. Memberikan penjelasan lengkap dan benar tentang perkreditan kepada
semua debitur dan/atau calon debitur yang memerlukannya.
7. Menjamin ketersediaan kelengkapan berkas yang diperlukan dalam
sistem perkreditan dengan baik, efisien dan efektif.
8. Menjamin dan memastikan kebenaran dan keakuratan penginputan
dan/atau print out data.
9. Menatalaksanakan, memelihara dan menjaga keamanan seluruh berkas
administrasi kredit dengan jalan menempatkan pada tempat yang telah
ditentukan.
10. Memisahkan tempat penyimpanan antara berkas asli dengan berkas
arsip/fotokopi/duplikat.
11. Melakukan komunikasi dengan pihak notaris, asuransi dan lainnya
untuk penyelesaian dokumen kredit.
48
12. Menyerahkan kuitansi, kartu jaminan dan bukti pembukuan lain-
lainnya kepada Bussiness Manajer untuk mendapatkan
penelitian/pengesahan realisasi kredit.
13. Menerima kembali berkas pinjaman, kartu pinjaman, dan bukti
pembukuan lainnya dari Bussiness Manajer untuk kemudian
diserahkan kepada Operation Manajer guna mendapatkan realisasi
pembayaran.
14. Membuat dan mencetak laporan angsuran jatuh tempo untuk bahan
penagihan petugas Recovery.
15. Mencetak laporan harian kredit sesuai dengan petunjuk dan prosedur
dalam sistem SATU BPR.
Bulanan :
1. Membuat dan mencetak Laporan Bulanan Kredit sesuai petunjuk
SATU BPR dan/atau PBI tentang semua Laporan Bulanan Kredit yang
harus disampaikan.
2. Menghitung dan membuat laporan PPAP pihak terkait dan pihak tidak
terkait serta 20 peminjam terbesar, maupun LDR bulanan maupun
ketika dibutuhkan oleh pihak lain.
J. Accounting dan Pelaporan
Harian :
1. Menjaga kerahasiaan keuangan dan/atau laporan keuangan bank
dan/atau hal-hal lainnya.
49
2. Memastikan kebenaran dan keabsahan data-data akuntansi, laporan
keuangan, dan/atau laporan lainnya.
3. Melakukan rekapitulasi transaksi tiap-tiap akun/jenis transaksi.
4. Memeriksa kebenaran dan keabsahan setiap transaksi seta
mengarsipkan denga benar, rapi, dan teratur dokumen-dokumen
pendukung transaksi.
5. Membukukan transaksi non kas/tunai setelah jurnal/notanya
ditandatangani oleh yang berwenang (direktur atau manajer).
6. Membuat dan mencetak laporan keuangan harian dan/atau laporan
lainnya sebagaimana diwajibkan pada aplikasi GL, antara lain Neraca,
Laba-Rugi, Trial balance dan lainnya.
7. Mencermati perubahan biaya dan pendapatan yang terjadi secara
ekstrim dan melaporkannya kepada atasan langsung.
Bulanan :
1. Membuat dan mencetak laporan keuangan bulanan dan/atau laporan
lainnya sesuai ketentuan yang ada dan/atau yang diwajibkan untuk
kepentingan internal maupun eksternal dengan benar dan akurat serta
tepat waktu.
2. Menyampaikan laporan keuangan bulanan dan/atau laporan lainnya
kepada pihak berwenang dengan benar dan akurat serta tepat waktu.
3. Menyusun dan melaporkan laporan keuangan bulanan ke Bank
Indonesia.
50
4. Menghitung dan menyesuaikan fee kepesertaan penjamin pada LPS
setiap bulan Juni dan bulan Desember.
5. Menyediakan data dan maupun informasi untuk kepentingan evaluasi
kinerja bank.
6. Menyusun rekonsiliasi bank.
7. Mencetak rupa-rupa aktiva dan/atau pasiva.
8. Menghitung besarnya biaya penyusutan dan/atau biaya amortisasi, dan
membukukannya.
9. Menghitung dan membukukan biaya PPAP
Tahunan :
1. Membuat dan mencetak laporan keuangan, laporan publikasi
persemesterr dan/atau akhir tahun dan/atau laporan lainnya dan
menyampaikannya dengan benar dan akurat serta tepat waktu kepada
pihak-pihak yang telah ditetapkan.
2. Membuat/mencetak review dan catatan atas laporan keuangan tengah
tahunan dan/atau akhir tahun dan/atau lainnya.
K. Umum dan Personalia
Harian :
1. Menyimpan/mengarsipkan semua surat masuk dan keluar bank dengan
baik, rapi dan teratur.
2. Mengekspedisikan/mengirim ke alamat yang dituju semua surat keluar
dengan benar dan tepat waktu.
51
3. Membuat catatan/daftar inventaris yang lama maupun yang baru.
4. Mengatur pengadaan/pembelian alat tulis kantor dan kebutuhan kantor
lainnya, serta mendistribusikannya kepada karyawan yang
membutuhkan.
5. Menjamin, mengawasi dan memastikan kerja petugas keamanan
kantor dan/atau lainnya, baik siang maupun malam.
6. Mengatur pembagian kerja satpam dan cleaning service.
7. Membuat jurnal berdasarkan nota yang masuk untuk kemudian
diserahkan kepada accounting officer.
8. Menerima dan mencatat di buku tamu, mengatur serta mengantar tamu
ketemu dengan direksi dan menyiapkan jamuan yang pantas jika
diperlukan.
9. Mengetahui dan mengurus kebutuhan tamu bank, meliputi konsumsi,
penginapan maupun transport dan keamanannya.
10. Membuat dan/atau mempersiapkn segala surat-surat dan sejenisnya
yang dibutuhkan direksi.
11. Menasehati dan memperingati karyawan yang melakukan pelanggaran
etika, tata tertib dan kedisiplinan.
12. Menyeleksi berita-berita di media massa yang ada hubungannya
dengan perbankan dan menyatukannya dalam bentuk kliping.
52
Bulanan :
1. Membuat rekapitulasi absen sebagai dasar perhitungan/pembuatan
daftar gaji serta sebagai laporan kepada direksi.
2. Melaporkan kepada direksi tentang karyawan yang keterlambatannya
melebihi toleransi yang diatur dalam peraturan personalia untuk
kemudian dibuatkan surat peringatan.
3. Menghitung, memotong dan membayarkan gaji dan/atau iuran
Jamsostek karyawan.
4. Membuat dan mencetak absen baru.
5. Menghitung, mengadakan dan mengiventarisir barang-barang
kebutuhan dan perlengkapan operasional bank.
6. Menghitung, menyetorkan pajak dan melaporkan pajak penghasilan
(PPh 21) dan pajak atas bunga.
L. Office Boy
1. Memelihara dan menjamin kebersihan kantor setiap waktu.
2. Selalu menjaga ketersediaan air untuk keperluan kebersihan dan/atau
untuk keperluan air minum dan/atau barang/kebutuhan lainnya yang
berasal dari pihak ketiga, seperti gas, air galon, dll.
3. Menyiapkan air minum bagi semua karyawan setiap hari.
4. Memberikan bantuan yang diperlukan kepada semua bagian karyawan
untuk keperluan dan/atau kelancaran operasional bank.
53
5. Menyiapkan jamuan ala kadarnya bagi tamu Direksi/nasabah/debitur
utama dan/atau calon debitur/calon nasabah yang dianggap perlu.
6. Mematikan/mengoffkan semua peralatan listrik pada akhir jam kerja
dan/atau jika tidak diperlukan lagi.
7. Mengantar/mengekspedisikan surat keluar dengan benar/tepat waktu.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam kegiatan perkreditan bank khususnya PD BPR Bahteramas
Kendari terdapat pengembalian kredit yang bermasalah baik disengaja atau
tidak. Pengembalian ini sering disebut Non Performing Loan (NPL) atau
pengembalian kredit bermasalah yang terdiri dari kurang lancar, diragukan
dan macet.
Perhitungan tingkat risiko kredit dengan menggunakan analisis Credit
Risk Ratio, berdasarkan kolektibilitas kredit dari PD BPR Bahteramas
Kendari, maka akan diperoleh sebagai berikut:
Bad debtsCredit Risk Ratio = ———————— X 100%
Total loans
Berikut ini rincian Non Perfoming (kolektibilitas kurang lancar,
diragukan dan macet) PD BPR Bahteramas Kendari selama empat tahun
terakhir pada tabel halaman berikut:
54
Tabel 4.1 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas KendariPer 31 Desember 2013
Kolektibilitas Jumlah (Rp)Kurang Lancar 100.181.018Diragukan 25.009.447Macet 8.053.357Jumlah kredit Non-perfoming 133.243.822Jumlah kredit yang diberikan 4.497.338.783% Kredit Non perfoming 2,9
Sumber : PD BPR Bahteramas Kendari.
Perhitungan tingkat risiko kredit dengan menggunakan analisis Credit
Risk Ratio, berdasarkan kolektibilitas kredit dari PD BPR Bahteramas
Kendari, maka akan diperoleh sebagai berikut:
Credit Risk Ratio tahun 2013
1) Bad Debts
a) Kuranglancar = 100.181.018
b) Diragukan = 25.009.447
c) Macet = 8.053.357
Jumlah = 133.243.822
2) Total Loans = 4.497.338.783
133.243.822Credit Risk Ratio tahun 2013 = ——————— x 100%
4.497.338.783
= 2,9 %
Komposisi kredit Non Perfoming per 31 Desember 2013 dilihat dari
jumlah kredit pada kriteria kurang lancar dan macet sangat jauh. Sedangkan
55
persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan sebesar
2,9 %.
Tabel 4.2 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas KendariPer 31 Desember 2014
Kolektibilitas Jumlah (Rp)Kurang Lancar 97.579.722Diragukan 58.851.758Macet 86.220.211Jumlah kredit Non-perfoming 242.651.692Jumlah kredit yang diberikan 8.972.328.377% Kredit Non perfoming 2,7
Sumber : PD BPR Bahteramas Kendari.
Perhitungan tingkat risiko kredit dengan menggunakan analisis Credit
Risk Ratio, berdasarkan kolektibilitas kredit dari PD BPR Bahteramas
Kendari, maka akan diperoleh sebagai berikut:
Credit Risk Ratio tahun 2014
1) Bad Debts
a) Kurang lancar = 97.579.722
b) Diragukan = 58.851.758
c) Macet = 86.220.211
Jumlah = 242.651.692
2) Total Loans = 8.972.328.377
242.651.692Credit Risk Ratio tahun 2014 = ————————— x 100 %
8.972.328.377
= 2,7 %
56
Komposisi kredit Non Perfoming per 31 Desernber 2014 dilihat dari
jumlah kredit pada kriteria diragukan dan macet hampir sama. Namun jumlah
kredit pada kriteria kurang lancar mengalamai penurunan jika dibandingkan
pada tahun 2013. Sehingga persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit
yang diberikan sebesar 2,7 %.
Tabel 4.3 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas KendariPer 31 Desember 2015
Kolektibilitas Jumlah (Rp)Kurang Lancar 51.832.970Diragukan 115.737.968Macet 186.965.959Jumlah kredit Non-perfoming 354.536.898Jumlah kredit yang diberikan 11.018.149.655% Kredit Non perfoming 3,2
Sumber : PD BPR Bahteramas Kendari.
Perhitungan tingkat risiko kredit dengan menggunakan analisis Credit
Risk Ratio, berdasarkan kolektibilitas kredit dari PD BPR Bahteramas
Kendari, maka akan diperoleh sebagai berikut:
Credit Risk Ratio tahun 2015
1) Bad Debts
a) Kurang lancar = 51.832.970
b) Diragukan = 115.737.968
c) Macet = 186.965.959
Jumlah = 354.536.898
2) Total Loans = 11.018.149.655
57
354.536.898Credit Risk Ratio tahun 2015 = ————————— x 100 %
11.018.149.655
= 3,2 %
Komposisi kredit Non Perfoming per 31 Desember 2015 pada kriteria
macet meningkat jika dibandingkan pada tahun 2014. Sehingga persentase
kredit persentase dengan jumlah kredit yang diberikan meningkat menjadi
3,2 % atau naik sebesar 0,5 %.
Tabel 4.4 Rincian Kredit Non Performing PD BPR Bahteramas KendariPer 31 Desember 2016
Kolektibilitas Jumlah (Rp)Kurang Lancar 137.907.255Diragukan 208.951.645Macet 795.409.141Jumlah kredit Non-perfoming 1.142.268.042Jumlah kredit yang diberikan 15.264.791.362% Kredit Non perfoming 7,4
Sumber : PD BPR Bahteramas Kendari.
Perhitungan tingkat risiko kredit dengan menggunakan analisis Credit
Risk Ratio, berdasarkan kolektibilitas kredit dari PD BPR Bahteramas
Kendari, maka akan diperoleh sebagai berikut:
Credit Risk Ratio tahun 2016
1) BadDebts
a) Kurang lancar = 137.907.255
b) Diragukan = 208.951.645
c) Macet = 795.409.141
58
Jumlah = 1.142.268.042
2) Total Loans = 15.264.791.362
1.142.268.042Credit Risk Ratio tahun 2016 = ————————— x 100 %
15.264.791.362
= 7,4 %
Komposisi kredit Non Perfoming per 31 Desember 2016 pada kriteria
kurang lancar dan macet mengalami peningkatan. Sehingga persentase kredit
bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan sebesar 7,4 %.
Tabel 4.5 Tingkat Non Performing Loan PD BPR Bahteramas KendariTahun 2013-Tahun 2016
Tahun Tingkat NPL (%) Kategori NPL2013 2,9 Sedang2014 2,7 Sedang2015 3,2 Sedang2016 7,4 Tinggi
Rata-rata 4,05 Sedang
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka Non Performing Loan (NPL)
tahun 2013 - 2016 dapat dirata - ratakan menjadi:
2,9 % + 2,7 % + 3,2 % + 7,4 % = 16,2 %
16,2 %Jadi rata rata NPL =
4
= 4,05 %
Rincian Non Performing Loans (NPL) pada tabel 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4,
dimana rata-rata Non Performing Loans (NPL) PD BPR Bahteramas Kendari
59
yakni sebesar 4,05 %. Artinya tingkat risiko kredit PD BPR Bahteramas
Kendari berada pada kategori sedang.
4.3 Pembahasan
Suatu usaha yang bergerak dibidang jasa, khususnya dibidang
perbankan harus memperlihatkan dan menjaga dengan baik masalah
kepercayaan nasabahnya. Bank mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba
agar kelangsungan perusahaan tetap berjalan dengan baik. Salah satu kegiatan
bank untuk mendapatkan laba tersebut adalah dengan cara memberikan
pinjaman dalam bentuk kredit kepada nasabahnya karena kredit merupakan
produksi utama dalam memperoleh penghasilan.
Risiko kredit pada PD BPR Bahteramas Kendari ditinjau dengan
menggunakan rasio NPL yang dibatasi dengan standar BI maksimal 5%.
Besarnya tingkat NPL dapat mempengaruhi jumlah penyaluran kredit pada
periode berikutnya. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa jumlah kredit
bermasalah pada PD BPR Bahteramas Kendari mengalamai peningkatan tiap
tahunnya.
Pada tahun 2013 diketahui tingkat risiko yang ada sebesar
Rp. 133.243.822 atau NPL sebesar 2,9 %. Tingkat NPL ini diperoleh dari
kredit kurang lancar sebesar Rp. 100.181.018, kredit diragukan sebesar
Rp. 25.009.447, dan kredit macet sebesar Rp. 8.053.357 yang dibagi dengan
jumlah kredit sebesar Rp. 4.497.338.783 kemudian dikalikan 100%. Tingkat
NPL sebesar 2,9 % ini menunjukkan bahwa risiko kredit tersebut berada di
60
bawah risiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni berada pada
tingkat NPL sedang. Hal ini berarti mengindikasikan bahwa BPR Bahteramas
mampu menjaga kolektibilitas kredit atau pinjaman dengan cukup baik
sehingga dapat menyalurkan kredit yang lebih besar pada periode berikutnya.
Tingkat risiko pada tahun 2014 yang ada sebesar Rp. 242.651.692 atau
sebesar 2,7 %. Tingkat NPL ini diperoleh dari kredit kurang lancar sebesar
Rp. 97.579.722, kredit diragukan sebesar Rp. 58.851.758, dan kredit macet
sebesar Rp. 86.220.211 yang dibagi dengan jumlah kredit sebesar
Rp. 8.972.328.377 kemudian dikalikan 100%. Tingkat NPL tahun 2014
menunjukkan bahwa risiko kredit tersebut berada di bawah risiko kredit yang
ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni berada pada tingkat NPL sedang dan
pada tahun ini tingkat NPL mengalami penurunan sebesar 0,2% dari tahun
sebelumnya. Hal ini berarti menunjukkan kinerja fungsi bank semakin baik
dari periode sebelumnya dan menunjukkan bahwa nasabah mampu dalam
membayar pokok pinjaman dan bunga pinjaman pada bank.
Pada tahun 2015 PD BPR Bahteramas Kendari memiliki NPL sebesar
3,2% atau sebesar Rp. 354.536.898. Tingkat NPL ini diperoleh dari kredit
kurang lancar sebesar Rp. 51.832.970, kredit diragukan sebesar
Rp. 115.737.968 dan kredit macet sebesar Rp. 186.965.959 yang dibagi
jumlah kredit sebesar Rp. 11.018.149.655 kemudian dikalikan 100%. Tingkat
NPL ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya namun masih
menunjukkan bahwa risiko kredit tersebut berada di bawah risiko kredit yang
61
ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni berada pada tingkat NPL sedang.
Peningkatan NPL ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi yang dialami
nasabah yang sebagian besar adalah dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Pada tahun 2016 jumlah kredit macet mengalami peningkatan yang
cukup berarti dari tahun sebelumnya dengan selisih sebesar Rp. 608.443.181
yang turut mempengaruhi kenaikan tingkat NPL tahun ini yaitu sebesar 7,4%
atau mengalami kenaikan 2,4% dari tahun 2015. Tingkat NPL ini diperoleh
dari kredit kurang lancar sebesar Rp. 137.907.255, kredit diragukan sebesar
Rp. 208.951.645 dan kredit macet sebesar Rp. 795.409.141 yang dibagi
jumlah kredit sebesar Rp. 15.264.791.362 kemudian dikalikan 100%. Pada
tahun ini, tingkat NPL menunjukkan bahwa risiko kredit berada di atas risiko
kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). Hal ini berarti masih banyaknya
tunggakan-tunggakan yang belum terbayarkan dan tingkat risiko kredit yang
naik ini harus diwaspadai oleh pihak BPR Bahteramas Kendari dengan
memaksimalkan peranan 5C dan 7P karena dengan tingginya risiko kredit
maka perusahaan menjadi tidak leluasa dalam melakukan pemberian kredit.
Kesimpulannya bahwa dilihat dari aspek Non Performing Loans
(NPL) (kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet) yang rata - rata
persentasenya 4,05 % atau berada antara 2% hingga 5% dilihat dari tolok ukur
tingkat kesehatan bank, maka penilaian risiko PD BPR Bahteramas Kendari
berada pada kategori sedang.
62
Dengan diketahuiya hasil analisis terhadap Non Performing Loan
(NPL) disarankan agar pihak PD BPR Bahteramas Kendari agar terus
menerus melakukan perbaikan-perbaikan di masa mendatang dan lebih
selektif lagi dalam memberikan kredit kepada debitur agar risiko tak tertagih
dapat dihindarkan atau sedapat mungkin diminimalkan dengan analisis 5C
dan 7P yang telah dijalankan.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kredit Non Performing Loans (NPL) pada PD BPR Bahteramas Kendari
selama empat tahun (2013 - 2016) berada pada kategori sedang. Hal ini
terlihat dari besarnya rata-rata persentase tingkat risiko PD BPR Bahteramas
Kendari yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berada dipersentase 4,05% atau
berada antara 2% hingga 5%. Artinya Non Performing Loans (NPL) PD BPR
Bahteramas Kendari selama empat periode (2013 - 2016) tergolong sedang.
5.2 Saran
Kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
1. Untuk dapat mempertahankan kegiatan perkreditan yang sehat PD BPR
Bahteramas Kendari, maka terhadap kredit pada kategori lancar agar tetap
melakukan pengawasan yang ketat serta mempertahankan hubungan yang
harmonis kepada nasabah.
2. Untuk mengatasi tingkat risiko kredit PD BPR Bahteramas Kendari,
dalam menyalurkan kredit kepada debitur agar lebih memperhatikan dan
melaksanakan analisis dalam pemberian kredit yakni kemauan,
64
kemampuan dan keandalan agunan calon debitur yang memuat unsur 5C
dan 7P sehingga tingkat risiko dapat ditekan atau sedapat mungkin
diminimalkan.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Mempertimbangkan untuk menambah jumlah referensi.
2. Melakukan penelitian mengenai penilaian risiko kredit dengan
menggunakan standar penilaian yang memakai acuan lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Djohanputro, Bramantyo. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi.Penerbit PPM, Jakarta.
Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara SumberWidya: Jakarta.
Ferry N Idroes dan Sugiarto. 2006. Manajemen Resiko Perbankan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Finansialbisnis.com. 2015. Bank Jangan Berhenti Salurkan Kredit agarRasio NPL Mengecil.
Hardiman, Michael. Mengenal Risiko Inheren Di Industri Perbankan.http://kp.unisbank.ac.id/mengenal-risiko-inheren-di-industri-perbankan-michael-hardiman/
Heru supraptomo,” Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan”Jurnal Hukum Bisnis, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta,volume 1, 1997
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada.
______. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Rajawali Pers :Jakarta. 2012.
Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Mulhadi. “Prinsip Kehati-hatian (Prudent Banking Principle) DalamKerangka UU Perbankan di Indonesia.” Dalam Masters ThesisFakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2015.
PD BPR Bahteramas Kendari. 2012. Jobs Description
________________________. 2015. Profil Perusahaan
Sabirin, Syahril. Kebijakan Moneter dan Perbankan dalam MendukungPembangunan Nasional. http://www.publikasiBI.com
Suharno. 2003. Analisis Kredit, Jakarta : Djambatan
Tampubolon, Robert. 2004. Manajemen Risiko (Pendekatan Kualitatifuntuk Bank Komersil). Yokyakarta : Elex Media Komputindo.
Taswan, SE. M.Si. 2006. Manajemen Perbankan (Konsep, Teknik danAplikasi). Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Wimaflora, Kurniawuri. 2016. Analisis Risiko Kredit pada PD BPR BankDaerah Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FakultasEkonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.
KOLEKTIBILITAS KREDIT PD. BPR BAHTERAMAS KENDARITAHUN 2013, 2014, 2015, 2016
KolektibilitasKredit
Tahun2013 2014 2015 2016
Lancar Rp4.364.094.960 Rp8.729.676.685 Rp10.663.612.757 Rp14.122.523.320Kurang Lancar Rp100.181.019 Rp97.579.722 Rp51.832.970 Rp137.907.256Diragukan Rp25.009.447 Rp58.851.759 Rp115.737.968 Rp208.951.646Macet Rp8.053.357 Rp86.220.212 Rp186.965.960 Rp795.409.141
Jumlah Rp4.497.338.783 Rp8.972.328.377 Rp11.018.149.655 Rp15.264.791.362Sumber : PD. BPR Bahteramas Kendari