analisis pengaruh rasio keuangan terhadap …eprints.ums.ac.id/38915/1/02. naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI TAHUN 2011-2013)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Menejemen Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
FITRIA YULIATI
B 100 110 250
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh
peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai
perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan
dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar
investor mendapatkan keuntungan yang lebih.
Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang
pesat di Indonesia. Makin banyak kuantitas perusahaan otomotif merupakan
salah satu bukti, bahwa industri otomotif telah menarik banyak pihak. Hal
ini didasari oleh fakta bahwa kekuatan ekonomi Indonesia selama ini
sesungguhnya ditopang oleh sisi domestik kita memiliki daya beli tinggi dan
untuk menghadapi peningkatan permintaan masyarakat akan alat
transportasi, para pabrik mobil di Indonesia berlomba-lomba untuk
meningkatkan produksi dan kualitas barang yang dihasilkannya. Kemudian
dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan (mobil dan motor) sebagai
bukti dari meningkatnya angka penjualan kendaraan di Indonesia.
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah semakin bertambah. Terjadinya pertambahan
permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan
masyarakat dan para produsen mendapatkan permodalan maka pemerintah
bersama lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan pasar modal.
2
Berdasarkan alat analisis rasio keuangan, para pemegang saham
cenderung menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut
buruk. Sebaliknya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik, maka
pemengang saham akan mempertahankannya. Demikian juga dengan calon
investor jika rasio keuangan perusahaan buruk, maka mereka cenderung
untuk tidak menginvestasikan modalnya, begitu juga sebaliknya jika rasio
keuangan perusahaan baik, maka para calon investor akan
menginvestasikan. Besar kecilnya rasio dapat dijadikan indikator seberapa
besar laba yang diperoleh perusahaan (Hanafi dan Halim, 2005).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peranan rasio keuangan
sangat penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan
modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. Maka penulis tertarik untuk
menulis skripsi dengan judul, “ANALISIS PENGARUH RASIO
KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.”
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI.
2. Untuk menganalisi seberapa besar pengaruh Return On Equity (ROE)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI.
3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI.
3
4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Earning per Share (EPS)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI.
5. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per
Share (EPS), secara simultan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di BEI.
C. Landasan Teori
1. Pasar Modal
Menurut Samsul (2006), pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan
jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Sedangkan menurut
Fahmi dan Hadi (2011), pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak
khususnya perusahaan menjual saham (Stock) dan obligasi (Bond) dengan
tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai
tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Dari dua definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya
antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang
yang biasanya diperjualbelikan umumnya lebih dari satu tahun yang
dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat dana perusahaan.
2. Jenis-jenis Pasar Modal
Jenis pasar modal menurut Tandelilin (2001: 14-17) adalah sebagai
berikut:
4
a. Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual
sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya.
b. Pasar Sekunder
Setelah sekuritas emiten dijual dipasar perdana, selanjutnya sekuritas
emiten tersebut kemudian bisa diperjual belikan oleh dan antara
investor dipasar sekunder.
3. Saham
a. Pengertian Saham
Menurut Sutrisno (2008: 330) saham adalah bukti kepemilikan bagian
modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas, yang
memberikan hak menurut besar-kecilnya modal yang disetor.
b. Jenis-jenis saham
Menurut Fahmi (2009) ada dua jenis saham yaitu sebagai berikut:
1) Saham biasa (cammon stock)
Saham biasa (cammon stock) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh sutu perusahhan yang menjelaskan nilai nominal dimana
pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemengan Saham
Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidaknya, yang selanjutnya diakhiri
tahun akan memperoleh keuntungan dalam memperoleh deviden.
2) Saham istimewa (Preferred Stock)
5
Saham istimewa (Preferred Stock) adalah surat berharga yang
dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai nominal dimana
pemengangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk
deviden yang akan diterima setiap tiga bulanan (kuartal).
4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan (Prastowo dan Julianty, 2005).
Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi (Rosyadi,
2005. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan
adalah (i) menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, (ii) untuk
memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu,
(iii) menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Menurut Hanafi dan Halim (2009) Laporan Keuangan terdiri dari:
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan. Ada tiga unsur dalam neraca yaitu: (i) aktiva (ii)
hutang, (iii) modal.
b. Laporan Rugi-Laba (Income Statement)
6
Laporan Rugi-Laba merupakan laporan prestasi perusahaan selama
jangka waktu tertentu.
c. Laporan Aliran Kas (Cash Flow Statement)
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar
bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok
perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.
d. Laporan Perubahan Modal (Statement of owner’s Statement)
Laporan perubahan modal memberikan informasi tentang penyebab
bertambah atau berkurangnya modal selama periode tertentu.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan dan
menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada
suatu periode.
5. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan bisa dilakukan dengan cara melakukan
perhitungan rasio-rasio yang sumbernya diperoleh dari angka-angka yang
tercantum pada neraca keuangan dan laporan laba-rugi suatu perusahaan,
selanjutnya rasio-rasio itu disebut sebagai rasio keuangan (Rosyadi, 2005).
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2006: 297) rasio keuangan merupakan angka
yang diperoleh dari hasil dari perbandingan satu satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan.
7
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Menurut (Harahap, 2006) Rasio Likuiditas yaitu rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya.
Rasio yang termasuk dalam Rasio Likuiditas yaitu:
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio yaitu membandingkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar.
b) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick Ratio yaitu menunjukkan kemampuan aktiva lancar
yang paling likuid mampu menutupi utang lancarnya.
2) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Menurut Harahap (2006) Rasio aktivitas yaitu rasio yang
menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian
dan kegiatan lainnya.
a) Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Receivable Turnover yaitu rasio yang menunjukkan seberapa
cepat penagihan piutang. Semakin besar besar semakin baik
karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Receivable
Turnover dihitung dengan rumus sebagai berikut:
8
b) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory Turnover yaitu rasio yang menunjukkan berapa
cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal.
c) Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)
Total Assets Turnover (TATO) yaitu perputaran total aktiva
yang diukur dari volume penjualan dengan kata lain
seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Total Assets Turnover dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
d) Perputaran Total Aktiva (Fixed Asset Turnover)
Fixed Asset Turnover yaitu menunjukkan berapa
3) Rasio Solvabilitas (Financial Leverage)
Rasio Solvabilitas mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan hutang. Yang termasuk dalam rasio solvabilitas
yaitu:
a) Rasio Hutang Seluruh Aset (Debt to Tottal Asset Ratio)
9
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total kewajiban
(hutang) dengan seluruh aset (Aktiva).
b) Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan perbandinghan antara total kewajiban
(hutang) dengan seluruh ekuitas (modal sendiri).
c) Rasio Laba terhadap Beban Bunga (Time Interest Earned
Ratio)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba sebelum
bunga dan pajak dengan beban bunga.
4) Rasio Keuntungan/Rentabilitas (Profitability Ratio)
Profitability Ratio yaitu rasio yang menujukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya (Martono, 2005). Yang termasuk dalam
rasio ini yaitu:
a) Gross Profit Margin merupakan perbandingan penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau
rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.
10
b) Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas
Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
c) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) atau Margin Laba Bersih merupakan
keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan
pajak penghasilan.
d) Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menunjukkan kemampuan per lembar saham
menghasilkan laba.
e) Return on Asset (ROA)
Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA juga
sering disebut dengan ROI (Return On Investmen).
11
5) Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio Pasar menurut Rosyadi (2005), adalah rasio yang
menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai
buku per saham. Rasio-rasio pasar yang sering digunakan meliputi:
a) Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham
dipasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima.
b) Price to Book Value Ratio (PBV)
Price to Book Value Ratio membandingkan antara harga
Saham (yang diperoleh dari pasar modal) dengan nilai buku
per-saham.
6. Harga Saham
Menurut Sunariyah (2006, 128), harga saham adalah harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek.
Harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor intern
maupun faktor ekstern perusahaan yang menyebabkan harga ini dapat
mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Menurut Widiatmojo (2005; 91) menyatakan harga saham
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
12
1) Nilai Nominal (Par Value)
Nilai nominal merupakan nilai yang tercantum pada saham yang
bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal ini
tidak dapat digunakan untuk mengkur sesuatu. Jumlah saham yang
dikeluarkan perseroan dikali nilai nominalnya merupakan modal disetor
penuh bagi operseroan, dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal
dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam Neraca. Untuk satu
jenis saham yang sama ahrus mempunyai satu jenis nilai nominal.
2) Harga Dasar (Base Price)
Harga saham baru merupakan harga perdananya. Harga perdana ini
digunakan untuk menentukan nilai dasar didalam perhitungan indeks
harga saham.
3) Harga Pasar (Market Price)
Merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling
mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar
yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar
merupakan harga penutupannya (closing price).
a. Tujuan memahami Harga Saham
Tujuan untuk mengetahui harga saham tersebut adalah untuk
mengetahui saham mana yang sedang tumbuh (growth), yang murah
(undervalued) dan mahal (overvelued). Pertumbuhan perusahaan (growth)
menunjukkan Invesment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan
investasi dimasa datang. Undervalued dapat diketahui dengan cara melihat
13
nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intristiknya, sebaliknya untuk
mengetahui overvalued apabila nilai pasar lebih besar dari intristiknya.
b. Penilaian Harga Saham
Pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menilai harga
suatu saham adalah pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional
menggunakan dua analisis yaitu:
1) Analisis Teknikal
Menurut Tandelilin (2010: 392) analisis teknikal adalah suatu
teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan
indikator pasar saham lainnya.
2) Analisis Fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham. Ada dua jenis pendekatan
fundamental yaitu:
a) Pendekatan nilai sekarang/pendekatan dividen, perhitungan
nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas yang
diharapkan dimasa depan dengan tingkat diskonto sebesar
tingkat return yang disyaratkan.. Model diskonto dividen
merupakan estimasi harga saham dengan mendiskontokan
semua aliran dividen yang akan diterima dimasa depan. Model
14
tersebut dapat dirumuskan sebagai beikut (Tandelilin, 2008:
184-186):
Keterangan:
Po = nilai intristik saham dengan model diskonto dividen.
D1, D2,...D3 = dividen yang akan diterima di masa depan.
k = return yang diisyaratkan
b) Pendekatan Price Earning Ratio (PER), pendekatan ini yang
paling populer untuk mengestimasi nilai intristik saham adalah
dengan menggunkan pendekatan Price Earning Ratio (PER).
Rumus untuk menghitung PER addalah sebagai berikut:
D. Metodelogi Penelitian
1. Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2009) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di
deskripsikan. Gambar tersebut mengemukakan tentang pengaruh Rasio
Keuangan terhadap Harga Saham.
15
Gambar 1
Kerangka pemikiran
Keterangan:
ROA berpengaruh terhadap Harga Saham. ROA digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, sehingga menarik
investor untuk menanam modalnya pada perusahaan tersebut yang akan
berdampak pada Harga Saham.
ROE berpengaruh terhadap Harga Saham. ROE digunakan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri yang tersedia untuk menghasilkan
laba bersih pada perusahaan. Jika ROE tinggi, maka Harga Saham juga
cenderung akan tinggi.
NPM berpengaruh terhadap Harga Saham. Rasio ini digunakan
untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Semakin besar NPM
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena dapat
Return On Asset (ROA) (X1)
Return In Equity (ROE) (X2)
Net Profit Margin (NPM) (X3)
Earning per Share (EPS) (X4)
Harga Saham (Y)
16
menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya
sehingga saham tersebut banyak diminati investor dan akan menaikkan
harga saham perusahaan tersebut.
EPS berpengaruh terhadap Harga Saham. EPS suatu perusahaan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan dan dipengaruhi oleh
pendapatan perusahaan. Semakin besar laba yang disediakan pemegang
saham dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima
pemegang saham.
E. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang disampaikan “diduga bahwa ROA, ROE,
NPM dan EPS berpengaruh positif terhadap Harga Saham” terbukti,
ditunjukkan dengan hasil analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 1379,199 + 669,422X1 + 621,638X2 + 13,024X3 + 3,284X4 + e
Dari hasil Uji dapat diperoleh variabel ROA nilai thitung = 2,664 >
ttabel = 2,015, maka Ho diterima sehingga ada pengaruh signifikan
terhadap Harga Saham. Variabel ROE nilai thitung = 2,173 > ttabel = 2,015,
maka Ho diterima sehingga ada pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham. Variabel NPM nilai thitung = 0,035 < ttabel = 2,015, maka Ho tidak
diterima sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Sedangkan variabel EPS nilai thitung = 2,492, maka Ho diterima sehingga
ada pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Begitu juga dari hasil Uji F dapat diperoleh nilai Fhitung = 10,949 >
Ftabel = 2,584, maka Ho ditolak sehingga variabel ROA, ROE, NPM dan
17
EPS secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Harga Saham.
Begitu juga adanya kesamaan dengan penelitian Sianturi (2012),
Fahmi (2012) dan Onibala (2014), menunjukkan bahwa Rasio Keuangan
mempunyai Pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Implikasi
dari hasil penelitian ini agar investor mempertimbangkan keempat
variabel tersebut sebagai tolak ukur dalam peningkatan Harga Saham.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Moh. Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Devi, Putu Laksmi Savitri dan Ida Bagus Badjra. 2011. Pengaruh ROE, NPM,
Laverage dan Nilai Pasar Terhadap Harga Saham. Skripsi. Universitas
Udayana Bali.
Fahmi, Irham dan Hadi, Yovi Lavianti. 2011. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Julham. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Edisi Ke Empat. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hadianto, Bram. 2008. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel.
Maranatha Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.7 No.2 162-173,
November.
Hanafi, M. Mamduh dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Idawati, Titin. 2003. Analisis Pasar Modal. Jakarta: Salemba Empat.
18
Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis investasi. Yogtakarta: BPFE
UGM.
Kabajeh dan AL Nu’aimat. 2012. “The Relationship betweenthe ROA, ROE and
ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Stock
Price”. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 2 No.
11; June 2012.
Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Martono, Agus dan Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta:
Erlangga.
Nasehudin, Toto Syatori dan Gozhali, Nanag. 2012. Metode penelitian
Kuantitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Onibala. R. Indra, P. Tommy, P. V. Rate. 2014. Analisis Rasio Profitabilitas dan
Risiko Keuangan Terhadap Harga Saham XL Axiata Tbk yang terdaftar di
BEI 2007-2012. Jurnal EMBA. Vol. 2 No. 1; Maret 2014.
Prastowo, Dwidan Juliaty, Rifka. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Rahmandia, Febian. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-
2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2 No.1; 2013.
Rosyadi, Imron. 2005. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan I dan Soal Untuk
Latihan. Surakarta: UMS.
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Portofolio. Surabaya: Gelora
Aksara Pratama.
Saputra, Fisko Risky. 2014. Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga
Saham. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.7 No.2; Januari 2014.
Sarwono, Jonathan. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan Dan Kusrini Dwi Endah. 2010. Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI.
Sianturi, Yosafat. 2012. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Perusahaan manufaktur di BEI. Skripsi. UNIMED.
Subagiyo, Pangestu dan Djarwanto. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima.
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
19
Subiyantoro, Edi dan Andraeni Fransisca. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Harga Saham. Jurnal Ekonomi Manajemen &
Kewirausahaan. Vol. 5 No. 2. September 2003.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan
Keempat Belas. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. 2006. Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Kesatu.
Yogyakarta: EKONESIA UII.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE UGM.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Widoatmojo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta:
Jurnalindo Aksana Grafika.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN