kemajuan umat islam dimasa bani abbasiyah...

81
KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH STUDI KASUS: KEMAJUAN DI BIDANG KEILMUAN DIMASA HARUN AL-RASYID Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: SAFITRI NIM: 108022000012 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: phamhuong

Post on 27-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

KEMAJUAN UMAT ISLAM

DIMASA BANI ABBASIYAH

STUDI KASUS: KEMAJUAN DI BIDANG KEILMUAN

DIMASA HARUN AL-RASYID

Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

SAFITRI

NIM: 108022000012

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan
Page 3: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan
Page 4: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan umat Islam pada masa

Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

menggunakan pendekatan historis untuk menjawab pertanyaan bagaimana

pendidikan pada masak halifah Harun Al-Rasyid dan pendidikan apa saja yang

berkembang pada masa itu.

Dalam skripsi ini dapat ditemukan bahwa kemajuan pendidikan Bani

Abbasiyah pada masa Harun Al-Rasyid yaitu dengan memberikan beasiswa dan

memajukan perpustakaan, mendirikan baitul hikmah dan penerjemahan buku-

buku ilmu pengetahuan kedalam bahasa arab. Kemajuan pendidikan pada masa ini

berlangsung dengan pesat karena pada masa itu tidak terjadi pemberontakan yang

dapat mengganggu proses perkembangan pendidikan, dan ilmu-ilmu yang

berkembang pada masa tersebut yaitu ilmu-ilmu sosial, agama, kedokteran dan

sains, seni sastra dan arsitek.

Kata Kunci : Dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid, Kemajuan Pendidikan

Page 5: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

menghendaki penulis untuk meniti jalan kehidupan dengan percikan rahmat tanpa

batas dari-Nya. Sehingga pembahasan Skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis

dengan baik. Kemudian Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada pimpinan

besarkita Nabi Muhammad SAW, yang telahmem berikan penerangan dan

pengajaran cara hidup yang benar agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan

yang fana ini. Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat merampungkan

penulisan skripsi yang berjudul “KemajuanUmat Islam Di Masa Bani

Abbasiyah, Studi Kasus: Kemajuan Di Bidang Keilmuan Di Masa Harun Al-

Rasyid”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya untuk mengerjakan

skripsi ini dengan semaksimal mungkin sampai pada tahap penyelesaian skripsi.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini,

penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang mendorong penulis, baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Nurhasan M.A, Ketua Jurusan Bapak Sejarah Peradaban Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Solikatus Sa’diyah M.pd selaku Sekertaris Jurusan Sejarah Peradaban

Islam, yang selalu memberikan pelayanan kepada mahasiswanya dengan

baik.

3. Dr. Syukron Kamil M.A, selakuDekanFakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Didin Saepudin MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

selalu memberikan dorongan dan masukan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf akademik dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan bekal pengetahuan yang

begitu berharga selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ayahanda Ridwan dan Ibunda Sapuroh tercinta yang telah memberikan

kasih sayang yang tak terhingga.

7. Suami tercinta Zulhelmi,S.Kom yang selalu memberi semangat dan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

iii

8. Sahabatku Badrul Wasyi yang membantu penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat yang telah mendukung saya serta turut membantu

memberikan sumber-sumber buku yang saya perlukan kakak Fathimah,

Nurdiyanah, Fauziyah Fitriani, Fatimah, Laili, Syifa, Aan, serta teman-

teman SPI angkatan 2008 yang tidak bisa di sebutkan satu persatu

namanya.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis memohon agar seluruh

kebaikan dari semua pihak yang membantu selesainya skripsi ini, semoga diberi

balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap kiranya karya tulis ini turut

mewarnai khazanah Ilmu Pengetahuan dandapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 2015

Penulis

Safitri

Page 7: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... . vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 4

D. Metode Penelitian ................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka.. ................................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7

BAB II : RIWAYAT HARUN AL-RASYID

A. Latar belakang keluarga .......................................................................... 9

B. Latar belakang Pendidikan ...................................................................... 10

C. Pribadidan Akhlak Harun Al-Rasyid……………………………….... .. 11

D. Kekhalifahan Harun Al-Rasyid ............................................................... . 13

E. Wafatnya Khalifah Harun Al-Rasyid ..................................................... 14

BAB III : KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID DALAM PENDIDIKAN

A. Memberikan Beasiswa dan Memajukan Perpustakaan ........................... 15

B. Medirikan Baitul Hikmah ....................................................................... 18

C. Penerjemahan Buku-Buku Ilmu Pengetahuan ke Dalam Bahasa Arab.. 20

D. Melahirkan Ilmuan Muslim.................................................................... 23

Page 8: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

v

BAB IV : KEMAJUAN HARUN AL-RASYID TERHADAP DINASTI

ABBASIYAH

A. Kemajuan Dalam Bidang Kebudayaan atau Peradaban .......................... 38

B. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan……………………….... .. 39

1. Astronomi dan Matematika ................................................................ 41

2. Filsafat dan Kedokteran ..................................................................... 43

3. Geografi dan Sejarah .......................................................................... 46

4. Fisika dan Kimia ................................................................................ 47

5. Sastra dan Musik ................................................................................ 49

6. Arsitektur dan Seni Rupa ................................................................... 50

C. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Agama Islam ......................................... 51

1. Ilmu Tafsir .......................................................................................... 52

2. Ilmu Hadits ......................................................................................... 54

3. Ilmu Kalam ......................................................................................... 56

4. Ilmu Fiqih ........................................................................................... 58

5. Ilmu Tasawuf ...................................................................................... 59

D. Kemajuan Dalam Bidang Politik ............................................................ 60

E. Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi dan Sosial ....................................... 62

1. Perdagangan dan Industri .................................................................. 63

2. Pertanian dan Perkebunan ................................................................. 64

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. .. 68

LAMPIRAN. .............................................................................................................. 70

Page 9: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Provinsi-provinsi Abbasiyah Pada masa Khalifah Harun

Al-Rasyid

LAMPIRAN II : Foto Khalifah Harun Al-Rasyid

LAMPIRAN III : Perpustakaan Baitul Hikmah

Page 10: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinasti Abbasiyah mengambil nama dari paman Rasulullah, yaitu Abbas bin

Abdul Mutthalib bin Hasyim. Orang-orang Abbasiyah merasa dirinya lebih

berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, sebab orang-orang

Abbasiyah adalah keturunan Bani Hasyim yang secara nasab (garis keturunan)

lebih dekat dengan Rasulullah.1 Pemerintahan Dinasti Abbasiyah telah didirikan

setelah pemberontakan panjang yang dilakukan oleh keturunan al-Abbas dan para

penentang lainnya terhadap kekuasaan Dinasti Bani Umayyah di Damaskus.2

Pemerintahan pertama khalifah ini ialah Abdullah (as-Saffah) bin

Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutholib. Pemerintahan

ini berdiri karena dianggap sebagai kemenangan atas pemikiran yang pernah

dikumandangkan oleh Bani Hasyim (Alawiyun) setelah meninggalnya Rasulullah

yaitu bahwa yang berhak berkuasa adalah keturunan Rasulullah dan anak-

anaknya.

Dinasti Abbasiyah seperti halnya dengan Dinasti lain dalam sejarah Islam,

mencapai masa kejayaan politik dan intelektual, kekhalifahan Baghdad yang

didirikan oleh al-Saffah dan al-Manshur telah mencapai masa keemasan pada

khalifah ketiga yaitu, al-Mahdi, dan khalifah kesembilan, al-Watsiq, dan yang

1 Fahsin M. Fa‟al, Sejarah Kekuasaan Islam, (Jakarta: CV Artha Rivera, 2008), h. 49.

2 Didin Saefuddin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 65.

Page 11: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

2

lebih khusus lagi pada masa Harun Al-rasyid dan anaknya, al-Ma‟mun.3 Sejarah

menyebutkan bahwa zaman keemasan Baghdad terjadi pada masa kekhalifahan

Harun al-Rayid (786-809). Meskipun usianya kurang dari setengah abad, Baghdad

pada masa itu muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran

internasional yang luar biasa. Baghdad telah menjadi saingan satu-satunya bagi

Byzantium. Kejayaannya berjalan seiring dengan kemakmuran kerajaan, terutama

ibukotanya. Saat itulah Baghdad menjadi kota yang tiada bandingannya di seluruh

dunia.4

Harun Al-rasyid telah dinobatkan sebagai pemangku tahta kerajaan pada

usia 25 tahun dan berkuasa selama 23 tahun. Penobatan ini telah mengantarkan

Dinasti Abbasiyah pada masa kemajuan yang gemilang. Harun bukan saja

mendapatkan sanjungan dari negeri Timur tetapi juga dari negeri Barat

menyanjungnya. Kisah “Seribu Satu Malam” merupakan gambaran masa

kejayaan bangsa Arab yang senantiasa dikaitkan dengan masa pemerintahan

Harun. Harun dikenal sebagai penguasa yang taat terhadap ajaran agama dan

sangat dermawan.5

Pada abad X masehi Dinasti Abbasiyah disebut abad pembangunan daulah

Islamiyah dimana dunia Islam mulai dari Cordove di Spanyol sampai ke Multan

di Pakistan, mengalami pembangunan di segala bidang, terutama dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.6

3 Philip K. Hitti, History of The Arabs (trj.), R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet

Riyadi dari judul asli History of The Arabs; From The Earliest Times To The Present, (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2010), cet.1, h. 369. 4 Ibid., h. 375.

5 K. Ali, Sejarah Islam Tarikh Pra Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h.

245 6 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 54.

Page 12: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

3

Pada masa Abbasiyah kegiatan pendidikan dan pengajaran mencapai

kemajuan yang gemilang. Sebagian khalifah Abbasiyah merupakan orang

berpendidikan. Sesungguhnya pada masa akhir dinasti Umayyah kegiatan

pendidikan telah tersebar di wilayah muslim. Mayoritas umat muslim mampu

membaca, menulis dan mereka juga dapat memahami Al-Quran. Pada masa ini

pendidikan tingkat dasar dapat dilakukan di Masjid, Al-Quran merupakan teks

wajib.

Pada masa awal Dinasti Abbasiyah, pendidikan dan kebudayaan sangat

berpengaruh dalam mendorong lahirnya ilmu dan peradaban muslim yang sejati.

Harun Al-rasyid memajukan langkahnya dalam bidang kegiatan pendidikan dan

pengetahuan.7 Dalam sejarah Arab-Islam, masa al-Rasyid adalah masa paling

gemilang dan indah, pada masa itu pula negara memiliki wilayah yang sangat

luas.

Pada Dinasti Abbasiyah inilah kemajuan dan perkembangan dalam bidang

ilmu pengetahuan yang begitu pesat, baik dalam ilmu pengetahuan umum seperti

filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, geografi, sejarah, fisika, kimia,

sastra, arsitektur, seni rupa, dan musik. Adapun selain itu, ilmu-ilmu yang

mempelajari keislaman pun berkembang pesat seperti ilmu hadits, ilmu tafsir,

ilmu kalam, ilmu fikih, dan ilmu tasawuf.

Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi

tingkatannya adalah Bait al-Hikmah (Rumah Kebijakan) yang didirikan oleh al-

Ma‟mun (830 M) di Baghdad, ibu kota negara. Selain berfungsi sebagai biro

penerjemahan, lembaga ini juga dikenal sebagai pusat kajian akademis dan

7 Ali, op.cit., h. 294-296.

Page 13: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

4

perpustakaan umum, serta memiliki sebuah obervatorium. Obervatorium-

obervatorium yang bermunculan saat itu berfungsi sebagai pusat-pusat

pembelajaran astronomi.8 Selain itu, generasi pertama pemerintahan Bani

Abbasiyah yang membangun rumah sakit yang disebut dengan Bimaristan

merupakan rumah sakit pertama yang telah didirikan oleh khalifah Harun Al-

rasyid.9

Pada masa Dinasti Abbasiyah, bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang

berkembang pesat. Dalam ekonomi sosial pun berkembang pesat seperti

pertanian, perkebunan, industri, dan perdagangan, yang membuat pemerintahan

ini menjadi berkembang karena adanya kestabilan ekonomi.

Berdasarkan permasalahan dan pemaparan di atas, maka penulis tertarik

membuat skripsi dengan mengambil judul “Kemajuan Umat Islam di Masa

Bani Abbasiyah, Studi Kasus : Kemajuan dalam Bidang Pendidikan di Masa

Harun Al-rasyid”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Guna menghindari pembahasan yang meluas penulis akan mencoba

membatasi kajian ini sebagaimana yang tertera dalam judul:

1. Siapa khalifah Harun Al-rasyid pada masa Dinasti Abbasiyah?

2. Ilmu pengetahuan apa saja yang berkembang pada masa pemerintahan

Harun Al-rasyid ?

8 Hitti, op.cit., h. 514-515.

9 Ali, loc.cit.

Page 14: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini terdapat tujuan dan manfaat penelitian, adapun

tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui siapakah Khalifah

Harun Al-rasyid dan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masanya

Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Menambah wawasan penulis dalam sejarah Dinasti Abbasiyah khususnya

pada masa Khalifa Harun Al-Arsyid

2. Dapat dijadikan bahan kajian dan untuk memperkaya kazanah sejarah Islam

di Timur Tengah.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan

strata satu (SI) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Peradaban

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metode Penelitian

Dalam proses pencarian data/ sumber, penulis menggunakan metode

Deskriptif Analitis, yang dalam hal ini penulis berusaha mendeskripsikan dan

atau menggambarkan Siapakah sosok Harun Al-rasyid apa saja jasa-jasa

beliau selama memerintah Dinasti Abbasiyah.

Harun Al-rasyid merupakan salah satu Khalifah Termashur pada maa

Dinasti Abbasiyah. hal itu terbukti dari banyaknya ilmuan-ilmuan yang

muncul pada masanya seperti Al-Kindi dalam bidang filsafat dan masih ada

lagi ilmuan-ilmuan yang muncul pada masa pemerintahannya

Teknik Book Survey penulis gunakan sebagai langkah awal dalam

proses pengumpulan data/sumber terkait tema yang akan dibahas dengan

Page 15: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

6

menggunakan beberapa sumber pustaka seperti buku-buku, jurnal, artikel

wawancara, dan atau berita dari koran–koran seperti:

Buku History of The Arab merupakan salah satu buku rujukan bagi

penulis karya Philip K. Hitti. Di dalam buku ini banyak sekali pembahasan

sejarah tentang kawasan timur tengah. Salah satu pembahasan yang ada di

dalamnya adalah Dinasti Abbasiyah. pembahasan di awali dengan pendirian,

perkembangan masa ke emasan, ilmuan-ilmuan, pendidikan, sampai akhir

dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

Selain buku Karya Philip K. Hitti, penulis juga menggunakan media

cetak sebagai salah satu sumbernya. Media Online yang berasal dari koran

republika yang terbit pada 26 April 2011. Yang berjudul “Daulah Abbasiyah:

Harun Al-rasyid sang pembangun Peradaban”. Membahasa mengenai sosok

Khalifah Harun Al-rasyid serta perhatian khususnya terhadap dunia keilmuan.

Sumber-sumber yang masih terbatas menjadi salah satu hambatan

bagi penulis sendiri. Walaupun terdapat hambatan dalam pengumpulan data

seperti yang telah disebutkan diatas, namun hal tersebut tidaklah memberikan

dampak pesimis bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

Page 16: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

7

E. Tinjauan Pustaka

Penulisan sejarah mengenai sejarah Dinasti Abbasiyah Khususnya mengenai

Khalifah Harun-al-rasyid telah banyak yang menulis seperti :

Buku “History of the Arabs ,” yang ditulis oleh Philip K Hitti, tahun 1937,

merupakan salah satu buku yang menjadi rujukan bagi mahasiswa sejarah

khususnya yang membahas mengenai sejarah Timur Tengah. Di dalam buku ini

Philip K. Hitti memaparkan sejarah Timur tengah sebelum lahirnya Nabi

Muhammad dilanjutkan dengan periode Nabi Muhammad, Periode Empat

Khalifah, periode Dinasti-dinasti yang diawali dengan berdirinya Dinasti

Umayyah sampai berakhirnya dinasti Ustmani pada abad ke 20.

Buku “Harun Al-rasyid : Amir Para Khalifah dan Raja Teragung di Dunia

Karya Abu Khalil Syauqi tahun 1997 yang membahas mengenai biografi Harun

Al-rasyid mulai dari masa kecilnya, sampai pada saat beliau wafat. Meskipun

telah banyak peneliti yang meneliti tentang Harun Al-rasyid, namun sejauh ini

belum ada yang membahas lebih mendalam mengenai bidang keilmuan yang ada

pada masa Khalifah Harun Al-rasyid. Karena itu, penulis merasa perlu melakukan

penelitian tentang Sejarah Harun Al-rasyid Studi Kasus Bidang Keilmuan Pada

Masanya.

F. Sistematika Penulisan

Memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun

sistematika sehingga dapat menunjukan hasil penelitian yang baik dan mudah

dipahami. Adapun sistematika penelitian ini adalah:

Page 17: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

8

BAB I PENDAHULUAN: Pada bab ini berisi tentang latar belakang

masalah, tinjauan pustaka, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II RIWAYAT HIDUP HARUN AL-RASYID: Pada bab ini disajikan

mengenai sekilas latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, dan

kekhalifahan Harun Al-rasyid.

BAB III KEMAJUAN HARUN AL-RASYID TERHADAP DINASTI

ABBASIYAH: Pada bab ini mengenai kebijakan-kebijakan Harun Al-rasyid

dalam memberikan beasiswa dan memajukan perpustakaan, penerjemahan buku-

buku ilmu pengetahuan ke dalam Bahasa Arab, mendirikan Baitul Hikmah,

Dampak dari kebijakan Khalifah Harun Al-rasyid dalam pendidikan telah

melahirkan para ilmuan muslim.

BAB IV KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID DALAM PENDIDIKAN:

Pada bab ini mengenai kemajuan dalam ilmu pengetahuan, kemajuan dalam ilmu

agama Islam, kemajuan dalam bidang politik, kemajuan dalam bidang ekonomi

dan sosial, dan kebudayaan atau peradaban.

BAB V PENUTUP: Pada bab ini disajikan kesimpulan

Page 18: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

9

BAB II

RIWAYAT HIDUP HARUN AL-RASYID

A. Latar Belakang Keluarga

Khalifah Abu Ja‟far Harun Al-rasyid dilahirkan di Raiyi pada tahun 145 H,

ibundanya ialah Khaizuran, bekas seorang hamba yang juga ibunda al-Hadi

(Saudara al-Rasyid). Ayahanda beliau adalah Abu Abdullah Muhammad al-

Mahdi.10

Karena berasal dari keluarga keturunan khalifah Bani Abbasiyah ke-3 yakni

Khalifah al-Mahdi yang berasal dari keluarga besar Kekhalifahan Bani Abbasiyah,

maka sangat berpengaruh terhadap kepribadian serta pendidikan Harun Al-rasyid.

Berikut adalah silsilah keluarga Harun Al-rasyid:11

Gambar 1. Silsilah Keluarga Harun Al-rasyid

10

Ahmad Syalaby, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1993), h.

107. 11

Hitti,op.cit.,h. 369

Page 19: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

10

Jika melihat silsilah di atas, maka khalifah-khalifah pendahulu sebelum

Harun Al-rasyid berasal dari garis keturunan yang lurus, di mana khalifah ke-2

Al-Mansur merupakan kakek dari khalifah Harun Al-rasyid, khalifah ke-3 al-

Mahdi adalah ayahnya, dan khalifah ke-4 al-Hadi adalah kakaknya. Sementara

khalifah setelah Harun Al-rasyid yakni: khalifah ke-6 al-Amin, khalifah ke-7 al-

Makmun khalifah ke-8 al-Mu‟tasyim merupakan putra Harun Al-rasyid sendiri.12

B. Latar Belakang Pendidikan

Khalifah Harun Al-rasyid memperoleh pendidikan di istana baik pendidikan

agama maupun ilmu pemerintahan. Harun Al-rasyid banyak memperoleh

pendidikan dari Yahya ibn Khalid dari keluarga Barmak.13

Sejak kecil ayah Harun

Al-rasyid yaitu al-Mahdi telah menyediakan keluarga Barmak untuk memberikan

bekal ilmu pengetahuan kepada Harun Al-rasyid, sehingga ia menjadi terpelajar,

cerdas, pasih berbicara dan berkepribadian yang kuat.

Karena kecerdasannya, walaupun usianya masih muda, ia sudah terlibat

dalam urusan pemerintahan ayahnya. Ia pun mendapatkan pendidikan ketentaraan.

Pada masa pemerintahan ayahnya, Harun Al-rasyid dipercayakan dua kali

memimpin ekspedisi militer untuk menyerang Bizantium (779-780) dan (781-782)

sampai ke pantai Bosporus. Ia didampingi oleh para pejabat tinggi dan jenderal

veteran.14 Beliau juga seorang sastrawan, penyair, pencipta cerita-cerita lama dan

syair-syair, berperasaan tajam dan disegani oleh semua pihak dan golongan.15

12

K, merupakan tanda tahun kekuasaan.

13 Didin Saefuddin, Zaman Keemasan Islam, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 39.

14 Kasmiati, Harun Ar-Rasyid, (Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 1 Maret 2006:91-100), h. 93.

15 Syalaby, Sejarah dan Kebudayaan Islam., h. 110.

Page 20: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

11

C. Pribadi dan Akhlak Harun Al-rasyid

Pribadi dan akhlak Harun Al-rasyid beliau ialah seorang yang suka

bercengkrama, alim dan sangat dimuliakan. Ia tidak pernah menyia-nyiakan

kebaikan orang kepadanya dan tidak pernah menangguh-nangguhkan untuk

membalasnya. Beliau merupakan seorang cendikiawan yang memiliki wawasan

yang luas, beliau memiliki cita rasa yang tinggi terhadap syair dan bahasa dan

menggemari tokoh-tokoh sastra dan fikih, sehingga beliau sangat menghormati

dan merendahkan diri kepada alim ulama. Namun Demikian, ia pun sangat

mencintai isterinya sehingga kalau ada yang berbuat salah pada isteri dan

pembantu-pembantunya maka orang tersebut akan mendapat hukuman.16

Perhatian dan penghormatan yang begitu besar dari khalifah Harun Al-

rasyid pada ilmu Fikih dan ulama misalnya, dapat dilihat ketika Khalifah Harun

Ar-Rasyid memanggil imam Malik untuk mengajarkan kitab Muwattha’ kepada

kedua putranya Al-Amin dan Al-Makmun. Imam Malik dengan tegas menolak

dalam suratnya yang dikirim kepada Al-Rasyid : “Amirul Mukminin yang mulia,

untuk memperoleh ilmu itu diperlukan usaha. Ilmu akan menjadi akan terhormat

jika Anda menghormatinya., tetapi jika Anda merendahkannya, maka ilmu tidak

akan ada artinya. Ditegaskan bahwa ilmu itu didatangi dan bukan datang dengan

sendirinya. Al-Rasyid tidak marah dengan sindirin Imam Malik tetapi malah

menyuruh kedua putranya untuk pergi mengaji bersama banyak orang.17

Bahkan

Al-Rasyid pula yang meminta Abu Yusuf untuk menyusun buku yang mengatur

tentang administrasi, keuangan dan masalah-masalah ketatanegaraan sesuai

16

DR. Syauqi Abu Khalil, Harun Ar-Rasyid Amir Para Khalifah dan Raja Teragung di

Dunia, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,1997), h. 57. 17

H. Roibin, Penetapan Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN Maliki Press

2010), h. 62

Page 21: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

12

dengan ajaran Islam. Dalam bukunya Al-Kharaj yang dipersembahkan kepada

khalifah. Abu Yusuf memberi pesan dalam kata pengantarnya. Tegakkanlah

kebenaran, jauhkan diri anda dari memutuskan segala bentuk perkara dengan

hawa nafsu dan kemarahan. Pandanglah setiap manusia itu sama, yang dekat

ataupun jauh. Saya menasehati Anda ya Amrul Mukminin agar menjaga apa yang

diperintahkan Allah dan memelihara amanah-Nya.18

Demikian perhatiannya

khalifah Harun Al-rasyid fiqih dan fuqaha telah dicatat sejarah sebagai salah satu

faktor membantu mengantarkan fiqih menuju puncak kecermelangan.

Harun Al-rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan,

hampir bisa disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani

Umayyah. Jabatan khalifah tidak membuatnya terhalang untuk turun ke jalan-

jalan pada malam hari, tujuannya untuk melihat keadaan rakyat yang sebenarnya.

Ia ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kaum lemah dengan mata

kepalanya sendiri untuk kemudian memberikan bantuan.19

Di antara sifat-sifat khalifah Harun ar-Rasyid yang amat menonjol ialah

beliau kadang-kadang diumpamakan sebagai angin ribut yang kencang dan

kadang pula sebagai angin yang bertiup sepoi-sepoi basah, beliau lebih

mengutamakan akal daripada emosi, kalau marah beliau begitu garang dan

menggeletar seluruh tubuh dan kalau memberi nasihat beliau menangis terseduh-

seduh.20

18

Ibid., h. 62 19

Fandi Firmansyah, Harun Ar-Rasyid Sang Khalifah Abbasiyah, (http://fandifirmansyah.

blogspot.co.id/2013/04/harun-ar-rasyid-sang-khalifah-abbasiyah.html, diakses pada tanggal 20

agustus 2015), h. 2. 20

Kasmiati, Harun Ar-Rasyid, h. 94.

Page 22: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

13

D. Kekhalifahan Harun Al-rasyid

Sebelum menjadi khalifah, ia pernah memegang jabatan gubernur selama

dua kali, di as-Saifah pada tahun 163 H \779 M dan di Magribi pada tahun 780 M.

Setelah sempat dua kali menjadi gubernur, pada tahun 166 H/782 M Khalifah Al-

Mahdi mengukuhkannya menjadi putra Mahkota untuk menjadi khalifah sesudah

saudaranya, Al-Hadi, dan setelah pengukuhannya empat tahun kemudian yakni

tepatnya pada tanggal 14 September 786 M Harun ar-Rasyid memproklamirkan

diri menjadi khalifah, untuk menggantikan saudaranya yang telah wafat.21

Pada masa pemerintahan Harun Al-rasyid, pemerintahannya merupakan

pemerintahan yang paling baik dan terhormat, bersih dan penuh kebijakan serta

paling luas daerah pemerintahannya. Khalifah Harun Al-rasyid adalah khalifah

paling diminati oleh para alim ulama, para penyair, ahli-ahli fiqih, pembaca-

pembaca al-Quran, juri-juri, penulis-penulis dan teman-teman. Harun Al-rasyid

mempunyai hubungan yang rapat dengan setiap orang dari mereka dan

menyanjung mereka dengan setinggi-tingginya.22

Harun Al-rasyid memperhatikan keamanan dan kesejahteraan rakyat, untuk

itu Harun Al-rasyid sangat teguh menghadapi pemberontakan yang muncul di

berbagai wilayah, tidak menyia-nyiakan rakyat yang berbuat baik, tidak

melambatkan pembayaran upah dan dikenal amat pemurah.23

Pada masa

pemerintahan khalifah Harun Al-rasyid, kekuasaannya sangat luas, yang

terbentang dari daerah-daerah Laut Tengah di sebelah barat sampai India

disebelah timur.

21

Kasmiati, Harun Ar-Rasyid, h. 93. 22

Syalaby, op.cit., h. 110. 23

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 40.

Page 23: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

14

Pada tahun 800 M / 184 H Baghdad telah menjadi kota metropolitan dan

kota utama bagi dunia Islam, yakni sebagai pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,

pemikiran, dan peradaban Islam, serta pusat perdagangan, ekonomi, dan politik.24

Di masa pemerintahannya, Harun Al-rasyid mampu:

1. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.

2. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.

3. Membangun tempat-tempat peribadatan.

4. Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.

5. Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai

perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.

6. Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah

keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana.

E. Wafatnya Khalifah Harun Al-rasyid

Pada perjalanan untuk menumpas kaum pemberontak di Khurasan, Harun

Al-rasyid tertimpa penyakit dan terpaksa berhenti bersama rombongan di desa

Sanabat di dekat Tus, dan di tempat ini pula beliau meninggal dunia, tepatnya

pada tanggal 4 Jumaditsani, 193 H /809 M.25

Kejayaannya memimpin Dinasti Abbasiyah selama 23 tahun 6 bulan

menyebabkan Amer Ali memberi penghormatan terhadap Pemerintah ar-Rasyid

yang cemerlang tersebut dengan kata-kata berikut: “Nilailah dia seperti yang

Anda sukai dalam ukuran kritik sejarah“ Harun ar-Rasyid senantiasa akan

disejajarkan dengan raja dan penguasa terbesar di dunia.26

24

Ibid, h. 41. 25

Kasmiati, Harun ar-Rasyid, h. 98. 26

Ibid., h. 98-99.

Page 24: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

15

BAB III

KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID DALAM PENDIDIKAN

A. Memberikan Beasiswa dan Memajukan Perpustakaan

Pada masa Dinasti Abbasiyah, pada khalifah Harun Al-rasyid, sekolah dasar

(Kuttab) berkurikulum utamanya yaitu dipusatkan pada al-Quran sebagai bacaan

utama para siswa, dan diajari keterampilan baca-tulis dengan rujukan dari puisi-

puisi Arab tempo dulu. Keterampilan menulis bukan dengan rujukan al-Quran

karena diyakini bahwa tindakan menghapus lafad Allah berarti menghina dan

merendahkan-Nya. Hampir dalam seluruh kurikulum yang diterapkan pada masa

itu adalah metode menghafal yang sangat dipentingkan.

Murid-murid terbaik di sekolah dasar biasanya akan mendapat kehormatan

atau biasa disebut pada zaman ini yaitu beasiswa, beasiswa yang diberikan kepada

siswa yang berhasil menghafal salah satu juz al-Quran yaitu memberi murid

dengan liburan sekolah.27

Sedangkan, kebijakan Harun Al-rasyid dalam memajukan perpustakaan

pada masa itu karena perpustakaan merupakan sarana paling penting dalam

menyebarkan pengetahuan sepanjang masa, dan untuk mengembangkan

pengetahuan bagi masyarakat pada masa itu yang menggemari dalam hal

menggali ilmu pengetahuan dengan membaca.

Peradaban Islam di era kekhalifahan tak hanya memiliki perpustakaan yang

banyak. Masyarakat Muslim di masa keemasan juga memperkenalkan konsep

perpustakaan modern. Bagi masyarakat Islam, perpustakaan bukan hanya tempat

27

Hitti, op.cit., h. 513.

Page 25: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

16

untuk menyimpan risalah belaka. Namun, umat Islam menjadikan dar al-‘ilm

sebagai pusat penyebaran ilmu pengetahuan dan peradaban.28

Di antara sejumlah

perpustakaan yang diketahui dalam peradaban Islam adalah:29

1. Perpustakaan Akademi

Perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang paling terkenal dalam

peradaban Islam setelah Baitul Hikmah.

2. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan ini menyebar diseluruh penjuru negeri Islam dengan bentuk yang

luas dan baik. Perpustakaan ini juga memiliki buku yang begitu banyak dan

tersedia segala macam bidang ilmu dan pembahasan dari ilmu hukum dan adab,

yang jumlahnya hampir mencapai seratus wiqr30

.

3. Perpustakaan Umum

Perpustakaan ini merupakan dasar peradaban yang memelihara peninggalan-

peninggalan peradaban manusia dan kegemilangannya. Diantara contoh ini adalah

perpustakan Cordove yang didirikan khalifah al-Umawi al-Hakam al-Muntashir

tahun 350 H / 961 M di Cordove. Dalam perpustakaan ini dipekerjakan pegawai

khusus untuk memelihara buku-buku, mengumpulkan naskah-naskah,

menentukan atau mengatur beberapa besar buku yang berjilid-jilid. Selain itu

terdapat perpustakaan Bani Imar di Tripoli Syam, yang terdapat biro-biro

konsultasi yang menjawab tentang dunia Islam, membahas kecermelangan yang

28

Heri Ruslan, Khazanah Menelisik Warisan Peradaban Islam Dari Apotek Hingga

Komputer Analog, (Jakarta: Penerbit Republika, 2010), cet.1, h. 80. 29

Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia (trj), Sonif dari judul asli

Madza Qaddamal Muslimuna Lil ‘Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), cet.1, h. 237-239. 30

Al-Wiqr adalah muatan yang memikul diatas pundak dan kepala.

Page 26: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

17

terkandung atau tercermin dalam perpustakaan. Disana terdapat 85 penyalin

naskah yang bekerja siang malam untuk menyalin naskah kitab.

4. Perpustakaan Sekolah

Setiap sekolah Islam dilengkapi dengan perpustakaan untuk menunjang

serta penyempurna kehebatan dan kecermelangan dalam menuntut ilmu.

5. Perpustakaan Masjid dan Universitas

Perpustakaan jenis ini ditetapkan sebagai perpustakaan pertama Islam.

Perpustakaan tumbuh dalam sejarah Islam seiring tumbuh dan didirikannya

masjid. Diantara perpustakaan ini adalah Maktabah Universitas al-Azhar,

Maktabah Universitas al-Kabir di Qarawain.31

Berkembangnya perpustakaan yang didirikan hampir di setiap sudut daerah

Arab, berawal dari masjid yang menjadikan tempat beribadah dan menjadikan

masjid pusat kegiatan intelektualitas. Pada masa kekhalifahan masjid merupakan

tempat para sarjana dan ulama Muslim menyusun buku.

Baghdad mempunyai 36 perpustakaan yang menjadi kebanggaan pada masa

itu, tetapi itu semua sudah hancur oleh bangsa Mongol. Diantara perpustakaan-

perpustakaan itu adalah perpustakaan Umar al-Waqidi, Baitul Hikmah, Darul

Ilmi, perpustakaan Sekolah Tinggi Nizamiyyah, perpustakaan Sekolah

Mustansiriyyah (Madrasah), perpustakaan al-Baiqani, perpustakaan Muhammad

ibnul Husain, dan perpustakaan ibnul Kamil.32

31

As-Sirjani, op.cit., h. 239. Yang dikutif dari Raihi Mushthafa Ulyan, Al-Maktabah Al-

Arabiyah Al-Islamiyah, h. 134. 32

Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis

Abad Keemasan Islam (trj.), Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah dari judul asli History of

Islamic Origins of Western Education A.D. 800-1350; with an Introduction to Medieval Muslim

Education, (Surabaya: Risalah Gusti, 2003), cet.2, h. 93.

Page 27: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

18

Masjid dan perpustakaan pada zaman kejayaan Islam tak bisa dipisahkan.

Sebab, masjid juga memainkan peran yang penting lainnya, yakni sebagai

perpustakaan. Menurut Pedersen, pada masa itu masyarakat Muslim menyerahkan

koleksi bukunya ke masjid untuk di simpan di dar al-kutub (perpustakaan).33

Koleksi buku yang dimiliki perpustakaan masjid begitu melimpah karena

banyak cendikiawan-cendikiawan Muslim atau tokoh-tokoh ternama atau

ilmuwan-ilmuwan pada masa ini yang menyumbangkan koleksi-koleksi bukunya

ke perpustakaan masjid.

B. Mendirikan Baitul Hikmah

Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi

tingkatannya adalah Bait al-Hikmah (Rumah Kebijakan) yang didirikan oleh al-

Ma‟mun (830 M) di Baghdad, ibu kota negara. Selain berfungsi sebagai biro

penerjemahan, lembaga ini juga dikenal sebagai pusat kajian akademis dan

perpustakaan umum, serta memiliki sebuah obervatorium.34

Baitul Hikmah ini

berisi tidak kurang dari 100.000 volume, boleh jadi sebanyak 600.000 jilid buku,

termasuk 2.400 buah al-Quran berhiaskan emas dan perak disimpan di ruang

terpisah.35

Baitul Hikmah berkembang pesat seperti perpustakaan khusus dan menjadi

pusat penerjemahan, pusat penelitian dan penulisan, dan kemudian menjadi rumah

ilmu atau rumah kebijakan yang memberi pelajaran sempurna dan mendapatkan

ijazah ilmiah, dan setelah itu dijadikan tempat pengembangan ilmu falak

(astronomi). Baitul Hikmah terbagi menjadi enam bagian, yaitu sebagai berikut:36

33

Ruslan, op.cit., h. 82. 34

Hitti, h. 514-515. 35

Nakosteen, h. 95. 36

As-Sirjani, h. 240-247.

Page 28: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

19

1. Perpustakaan

Perpustakaan ini merupakan divisi untuk meneliti kitab-kitab dari tiap-tiap

penyimpangan dan kebenaran. Kitab-kitab itu disusun diatas rak dan bisa diambil

untuk siapa saja yang membutuhkannya. Karena itu, harus ada bagian naskah dan

penjilidan yang mengikat ruang tempatnya untuk mentranskip kitab-ktab lalu

menjilidnya dan menghindari sesuatu yang mungkin dapat merusak.

2. Pusat Penerjemahan

Pusat penerjemahan ini menerjemahkan buku dari berbagai bahasa yang

berbeda-beda ke dalam bahasa Arab. Terkadang dari bahasa Arab ke bahasa lain.

Peran para ilmuan tidak terbatas hanya dalam bidang penerjemahan. Para ilmuan

juga memberikan ta’liq (komentar) atas kitab-kitab tersebut. Para ilmuan

menafsirkan teori atau pandangan dalam kitab itu dan menukilnya sebagaimana

bisa dilihat dalam penyusuaian konteks, menyempurnakan kekurangan dan

mengoreksi setiap kesalahan. Di masa sekarang, aktifitas ini dikenal dengan

tahqiq (penelitian).

3. Markas Kajian dan Karangan

Markas kajian dan karangan ini adalah para penulis mengarang kitab-kitab

khusus. Para penulis berada dibawah Divisi Penulisan dan Penelitian dalam

perpustakaan. Adapun yang menulis dan meneliti diluar perpustakaan, kemudian

memberikan karyanya kepada pihak perpustakaan.

4. Menara Astronomi (Observatorium Astronomi)

Menara astronomi ini didirikan supaya ilmu falak termasuk pendidikan ilmu

pengetahuan agar para penuntut ilmu bisa mempraktikkan teori-teori ilmu

Page 29: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

20

astronomi yang dipelajarinya. Dan menara astronomi ini juga digunakan oleh para

ilmuan astronomi, geografi, dan matematika.

5. Sekolah

Pendidikan meliputi cabang-cabang ilmu seperti filsafat, falak, kedokteran,

matematika, dan berbagai bahasa seperti bahasa Yunani, Persia, India disamping

bahasa Arab. Metode sekolah dalam pendidikan yang berada di Baitul Hikmah ini

dibuat dalam dua aturan, yaitu metode muhadharah (ceramah), metode dialog dan

wacana serta debat. Guru-guru yang mengisi ceramah-ceramah perkuliahan

berada ditempat yang besar. Guru yang mengajarkan ceramah itu naik ketampat

tinggi atau kenal dengan mimbar pada zaman sekarang, kemudian murid-murid

berkumpul dan guru pun menerangkan kepada mereka apa yang menjadi uraian

dari muhadharah, lalu murid-murid berdialog sesuai bidangnya, dan ustadz atau

guru itu menjadi rujukan terakhir dari materinya.

6. Kantor Baitul Hikmah

Kantor Baitul Hikamah dikelola oleh sejumlah mudir (direktur) para ilmuan

dan mendapat gelar “Shahib”. Mudir Baitul Hikmah ini disebut dengan “Shahib

Baitul Hikmah”, sedangkan mudir pertama Baitul Hikmah ini adalah Sahal bin

Harun al-Farisi (830 M / 215 H) yang diangkat oleh Harun Al-rasyid sebagai

penanggung jawab perbendaharaan kitab-kitab Hikmah yang disalin dari bahasa

Persia ke bahasa Arab dan apa yang didapatinya dari semua hikmah Persia.

C. Penerjemahan Buku-Buku Ilmu Pengetahuan ke Dalam Bahasa Arab

Penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab

merupakan peranan yang paling besar dalam mempelajari ilmu pengertahuan yang

Page 30: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

21

lebih berkembang. Pada dasarnya, penerjemahan dari bahasa asing ke bahasa

Arab telah dilakukan sejak masa Dinasti Umayyah, seperti yang dilakukan oleh

Khalid bin Yazid.

Khalid bin Yazid memerintahkan kepada sekelompok orang di Mesir untuk

menerjemahkan buku-buku kedokteran, perbintangan, dan kimia yang berbahasa

Yunani ke bahasa Arab. Akan tetapi, penerjemahan buku-buku pada masa Dinasti

Umayyah hanya dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan atau untuk

kebutuhan spesifik serta dilakukan terhadap buku-buku yang ada kaitannya

langsung dengan kehidupan sehari-hari.37

Gerakan penerjemahan yang berlangsung di Baghdad tidak dapat dilepaskan

dari gerakan penerjemahan yang sebelumnya dilakukan pada masa kekaisaran

Sassaniyah, yakni yang berpusat di sebuah akademi bernama Jundishapur.

Akademi ini merupakan pusat penerjemahan karya-karya ilmu pengetahuan dan

filsafat Yunani serta Hindu ke dalam bahasa Pahlavi dan Syiria ke dalam bahasa

Arab.38

Terjadinya pemindahan ilmu dari luar Islam ke dalam Islam dapat

digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu ilmu-ilmu kealaman dan filsafat di transfer

dari Yunani, ilmu-ilmu kedokteran dan pengobatan dari Persia, dan ilmu-ilmu

terapan dari India dan Cina.39

Pada masa Dinasti Abbasiyah pada kekhalifahan al-Manshur, seorang

pengembara India memperkenalkan naskah astronomi ke Baghdad yang berjudul

Siddhanta, naskah tersebut diterjemahkan oleh Muhammad ibn Ibrahim al-Fazari

atas perintah khalifah al-Manshur, dan Muhammad ibn al-Farazi ini menjadi

astronom Islam pertama.

37

Fa‟al, op.cit., h. 63-64. 38

Nakosteen, op.cit., h. 33. 39

Buchori, op.cit., h. 103.

Page 31: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

22

Salah satu penerjemah dari bahasa Yunani adalah Abu Yahya ibn al-Bathriq

(meninggal antara 796 dan 806), yang dikenal karena menerjemahkan karya-karya

Galen dan Hippocrates (w. ± 436 S.M.) untuk al-Manshur, dan karya Ptolemius,

Quadripartitum, untuk khalifah lainnya.40

Pada masa Dinasti Abbasiyah, penerjemahan buku-buku terus berlanjut dan

semakin berkembang dengan pesat. Pada kekhalifahan Harun Al-rasyid, buku-

buku ilmu pengetahuan Yunani mulai diterjemahkan. Buku-buku itu

diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa Suriani (Bahasa ilmu penegetahuan di

Mesopotamia pada waktu itu), setelah itu baru diterjemahkan ke dalam bahasa

Arab. Akan tetapi, aktifitas penerjemahan mencapai puncaknya pada masa al-

Ma‟mun.41

Nama yang dianggap sebagai penerjemahan besar atau dikenal sebagai

“Ketua Para Penerjemah” adalah Hunayn ibn Ishaq (810 M-877 M / 194 H-263

H).42

Dalam melakukan penerjemahan, Hunayn biasanya mengalih bahasakan

karya Yunani ke dalam bahasa Syiria, lalu anaknya dan teman-teman yang lain

melakukan penerjemahan dari bahasa Syiria ke dalam bahasa Arab.43

Menurut keterangan, ia dibantu oleh 90 pembantu dan murid-muridnya.44

Nama-nama penerjemah lainnya adalah Tsabit ibn Qurrah, Abu Yahya al-Batriq,

Qasta ibn Luqa, Hubaysh ibn Hasan, dan Abu Bishr Matta ibn Yunus.45

Di antara

buku-buku berbahasa Arab lainnya, Hunayn tampaknya telah mempersiapkan

penerjemahan buku Galen, Hippocrates, dan Dioscorides (w. ± 50 M.), juga Plato,

40

Hitti, op.cit., h. 387. 41

Fa‟al, op.cit., h. 65. 42

Hitti, History., h. 155. 43

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 156. Yang dikutip dari Harun Nasution, Islam Ditinjau dari

Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1990), h. 408. 44

Ibid., yang dikutip dari Charles Michael Stanton, Higher Learning in Islam, The

Classical Periode A.D. 700-1300, (Rowman Publishing, 1990), h. 79. 45

Ibid.

Page 32: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

23

Republic (Siyasah), dan karya Aristoteles, Categories (Maqulat), Physics

(Thabi’iyat), dan Magna Moralia (Khulqiyat). Di antara semua karya itu, karya

utamanya adalah terjemahan bahasa Suriah dan bahasa Arab hampir semua tulisan

ilmiah Galen.46

Sebagian dari para penerjemah Persia yang paling terkenal dan produktif

adalah sebagai berikut: Abu Zakariyya Yuhanna ibnu Musa, seorang dokter dari

Jundi-Shapur yang selama masa pemerintahan Harun Al-rasyid dan masa-masa

berikutnya telah melakukan penerjemahan penting di Baghdad sebagai kepala

Darul Hikmah (Rumah Ilmu Pengetahuan), Rabban at-Tabari yang juga dipanggil

Sahl at-Tabari dari Mary yang menerjemahkan Almagest ke dalam bahasa Arab

untuk pertama kalinya, Ibnul Muqaffa, penerjemahan karya-karya Pahlavi ke

dalam bahasa Arab. Naubakht dari Ahwaz menerjemahkan karya-karya

matematika Pahlavi ke dalam bahasa Arab.47

Sebelum era penerjemahan berakhir, semua karya Aristoteles yang ada,

termasuk juga yang palsu, sudah tersedia bagi para pembaca Arab. Ibn Abi

Ushaybi‟ah dan kemudian al-Qifthi, mencatat tidak kurang dari seratus karya

yang dinisbatkan kepada “sang filsuf Yunani” ini.48

D. Melahirkan Para Ilmuwan Muslim.

Tidak dapat dipungkiri kebijakan Harun Al-rasyid dalam bidang pendidikan

telah banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan muslim baik pada zaman Harun Al-

rasyid maupun zaman sepeninggalannya. Berikut adalah ilmuwan-ilmuwan

muslim yang dihasilkan pada zaman Harun Al-rasyid dan zaman setelahnya.

46

Hitti,,h. 389. 47

Nakosteen, loc.cit. 48

Hitti, op.cit., h. 393.

Page 33: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

24

1. Zakariya Ar-Raji

Nama lengkapnya Abu Bakar Bin Muhammad Zakariya Ar-Raji. Di barat

cukup dikenal dengan nama Razhes. Ar-razi di lahirkan di ray dekat theran iran

tanggal satu Sya‟ban 251 H atau 809 M.49

Di kota kelahirannya ia dikenal sebagai

dokter dan memimpin sebuah rumah sakit. Semasa hidupnya ia menulis tidak

kurang dari 200 buku ilmiyah, di antaranya adalah:

a. Al-Hawi (buku penyuluhan); buku ini di anggap sebagai buku induk dalam

bidang kedokteran

b. Ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 10 jilid, jilid ke 9 buku ini di tulis

bersama Al-Qanun Fi Al-Tibl karya Ibnu Sinna

c. Aljudari Wal Hasabah (cacar dan campak)

d. Al-Kymia merupakan buku acuan penting dalam ilmu kimia

e. Al-Asrar (rahasia-rahasia)

Karya-karya besar Ar-raji tersebut merupakan buku rujukan penting dalam

perkembangan dunia kedokteran saat itu dan untuk masa-masa berikutnya. Buku-

buku karya Ar-razi banyak dijumpai di musium-musium Eropa dan banyak di

gunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran di barat. Selain itu banyak

sekali penemuan monumental Ar-razi yang sangat berarti bagi perlembangan

ilmu kedokteran diantaranya:

a. Small-fox (penyakit cacar). Penemuan ini melembungkan namanya dalam

dunia medis, sebab ia adalah sarjana pertama yang meneliti penyakit tesebut. Ia

49

Abdul Latif, Tokoh-tokoh Ilmuwan Islam, (http://al-anwarkadugedekuini.blogspot.co.id/,

diakses pada 20 Agusutus 2015), h. 1.

Page 34: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

25

membedakan penyakit ini menjadi penyakit air (variola) dan cacar merah

(vougella).

b. Air raksa (HG) yaitu salah satu penemuan besar beliau dan banyak manfaatnya

di dunia kedokteran.

c. Diagonsa Hipertensi ar-razi adalah seorang dokter yang pertama kali

melakukan diagonsa terhadap hipertensi (darah tinggi). Ia melakukan

penelitian dan pengobatan kepala pening dengan pemanasan saraf. Ia pun

melakukan pengobatan mirip cara akupuntur yang sekarang telah amat populer.

2. Ibnu Massawayh (Dokter Spesialis Diet)

Nama lengkapnya Abu Zakariyya Yuhana Ibnu Masawayh. Populer dengan

nama Ibnu Masawayh adalah nama orang tuanya. Ia dokter termasyhur di

abad 3H/9M karirnya sebagai dokter ternama sejak jaman Harun Ar-Rasyid,

khalifah Abbasiyah kelima hingga Al-Mutawakkil khalifah kesepuluh50

. Ia pernah

bekerja sebagai dokter istana. Pasien-pasiennya pada umumnya menganggap ia

sebagai dokter spesialis diet karya-karya yang paling penting Ibnu Masawayh

adalah:

a. AN-Nawadir At-Tibbiya (sebuah kumpulan aporisme medis)

b. Kitab Al-Azmina (sebuah deskripsi tentang ragam musim sepanjang tahun)

50

Ibid, h. 2.

Page 35: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

26

3. Al-Kindi

Ia bernama Yusuf Ya‟kub Bin Ishak Bin Sabah Al-Kindi.51

Di barat ia di

kenal dengan nama Al-Kindus dia lahir di kupah pada tahun 801 M (pada masa

pemerintahan Harun ar-Rasyid ) ia saeorang putra gubernur di kupah di masa Al-

Mahdi dan Harun Ar-Rasyid ia phidup pada masa pemerintahan Al-Amin Al-

makmud Al-mutashim Al-wastiq dan Al-mutawakkil. Al-Kindi memilih basrah

sebagai tempat ia menuntut ilmu disana ia menerima banyak ilmu pengetahuan

dalam sejarah hidupnya, di samping dikenal sebagai filsup juga amat masyhur

namanya sebagai ilmuan. Dalam karya filsapatnya, Al-Kindi dapat menjelaskan

pikiran-pikiran filsafat Aristoteles kepada bangsa Arab. Maka tidak heran jika ada

yang memberinya gelar sebagai penggerak filsapat arab. Kebanyakan karaya Al-

Kindi menyoroti masalah logika dan matematika. Diantara karya bidang

filsafatnya adalah ”Risalah Fi Madkhal Al-Mantiq Bil Istifa Al-Qaul Pih” sebuah

pengantar lengkap logika.

4. Al-Khawarizmi

Nama lengkapnya Abu Abdulloh Muhammad Bin Musa Al-Khoarizmi. Ia

Lahir di khoariz, uzbekistan pada tahu 194 H/780 M. Pada usia mudanya, selama

kepemimpinan kholifah Al-Makmun, ia bekerja di Baitul Hikam. Di sana ia

bekerja dalam sebuah observatorium tempat ia menekuni matematika dan

ekonomi.52

51

Ibid, h. 2.

52 Ibid., h. 2.

Page 36: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

27

Muahammad ibnu Musa Al-khoarizmi adalah tokoh utama dalam kajian

matematika arab. Sebagai seorang pemikir islam terbesar, ia telah memengaruhi

pemikiran dalam bidang matematika hingga batas tertentu lebih besar dari pada

penulis abad pertengahan lainnya. Di samping menyusun tabel astronomi tertua,

Al-Khoarizmi di kenal dengan penemuannya yang monumental tentang Al-jabar.

Yaitu sistem hitungan nialai menurut tempatnya, puluhan, ratusan, ribuan, karya-

karya Al-jabarnya di sebut “ Al-Mukhtasar Fi Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqobalah “.

5. Musa Ibrahim Al-Fazari

Musa Ibrahim Al-Fazari adalah astronom muslim yang ditugaskan oleh

kholifah Abu Ja‟far Al-Manshur (136-158 H/754 M) untuk menerjemahkan

berbagai risalah astronomi yang berasal dari India. Kumpulan risalah itu bernama

Brahmasputrasidanta, dan risalah yang pertama kali di terjemahkan Almagest.53

Terjemahan dari musa Al-Fajari tersebut disempurnakan oleh Al-Hajaj bin Mthar

pada tahun 221 H/827 M, lalu disempurnakan kembali oleh Hunain bin Ishak dan

Tsabit bin Qurrah setahun kemudian.

Para astronom dan astrolog itu diangkat sebagai pegawai yang mendapat

gaji cukup besar dari khalifah. Merekapun dapat berkonsentrasi melakukan

penelitian dan pengkajian tentang astronomi dan astrologi sehingga melahirkan

karya-karya gemilang. Pada tahun 215 H/830 M para astronom muslim telah

mampu membuat teropong bintang dengan peralatan yang lengkap di kota

Yundhisyapur Iran, sebagai perlengkapan sarana rumah sakit dan sekolah tinggi

ilmu pengetahuan di sana.

53

Ibid., h. 4

Page 37: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

28

6. Al-Farghani

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Abbas bin Muhammad bin Khatir Al-

Farghani. Orang barat menyebunya Al-Fargahanus.54

Ia adalah seorang astronom

yang hidup pada jaman khalifah Al-Makmun (813-833 M) sampai masa khalifah

Al-Mutawakkil (847-881 M).

Al-Fargani salah satu dari ilmuan yang memperindah Baitul Hikmah dengan

prestsi-prestasinya, dan turut ambil bagian dalam pengukuran drajad garis lintang

bumi. Ia mulai melakuakan observasi astronominya pada observatorium

astronomi yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun tahun 829 M. Pada jaman

Khalifah Al-Mutawakkil ia diberi tugas untuk mengawasi pembangunan

Nilometer di Pusat Mesir.

Karya-karya besar Al-farghani di antaranya adalah:

a. Harakat As-Samawiyah An-Nujum ( asas-asas ilmu bintang )

b. Usul Ilmu An-Nujum ( pengantar ilmu perbintangan )

7. Al-Battani

Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Jabir Ibn Sinan Al-

Battani, lahir Pada tahun 858 M, di Battan harram. Ia merupakan astronom arab

terbesar yang lahir sekitar tahun 317 H/929 M.55

Ia merupakan penerus Al-

Farghani dalam observasi-observasi astronom pada observatorium asrtonomi yang

54

Ibid., h. 4.

55 Ibid., h. 4.

Page 38: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

29

di bangun oleh Khalifah Al-Makmun. Di antara karya-karya Al-Battani antara

lain:

a. Kitab Ma‟rifat Matali Al-Buruj fi Bayina Arba‟ Al-Falak, sebuah buku ilmu

pengetahuan tentang kenaikan tanda-tanda zodiak dalam suatu ruang diantara

kuadran-kuadran sfera langit, bukan pada salah satu diantara empat „ awtad „

atau poros.

b. Risalah fi Tahkik Al-Ittisalat, yaitu kenaikan-kenaikan titik dari penerapan-

pnerapan astrologis.

c. Az-Zij (Astronomical Treatese and Tables), berisi uraian astronomi dan

dilengkapi dengan tabel-tabel. Ini adalah karya utamanya yang sampai

sekarang masih digunakan.

Sumbangan lain Al-Battani terdapat perkembangan ilmu pengetahuan

adalah pada keberhasilanya menemukan secara amat teliti garis lengkung dan

kemiringan ekliptik (orbit dimana matahari kelihatannya bergerak), panjangnya

tahun tropis, lamanya satu musim, dan tepatnya orbit matahari serta orbit utama

planet itu.

8. Imam Sibawayh

Sibawayh adalah seorang ahli gramatika yang paling terkenal dalam

perkembangan bahasa dan sastra arab. Meskipun sebenarnya ia berasal dari persia

dan tidak pandai dalam bercakap bahasa arab. Khalifah Harun Ar-Rasyid pernah

menampakan kekagumanya pada Sibawayh dan memberikan hadiah berharga

kepadanya.56

56

Ibid., h. 5.

Page 39: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

30

Ia bernama Amru bin Utsman Al-Haris Abu Bashar. Ia dikenal sebagai

imam ahli nahwu yang sangat teliti dan konsisten menjaga dan memelihara kaidah

bahasa arab yang fasih. Dalam kitab nahwu karya sibawayh tidak ada sedikitpun

dasar dan kaidah yang diubah oleh generasi setelahnya. Hal ini menunjukan

betapa ia telah meletakan dasar yang kuat dan pantas untuk perkembangan bahasa

arab selanjutnya, kitab besar karya sibawayh adalah “Kitab Al-Sibawayh” yaitu

karya tentang ilmu bahasa yang terdiri dari 2 jilid, tebalnya 1000 halaman, dan

dinilai sangat memuaskan bagi generasi-generasi yang datang selanjutnya.

9. Abu Nuwas

Nama lengkapnya ialah Abu Nuwas Al-Hasan Bin Hani Al-Hakami. Sering

di sebut Abu Nuwas karena Lahir di Ahwaz, Iran sekitar tahun 145 H/761 M dan

meninggal di baghdad tahu 198 H/813 M ia penyair arab termashur jaman

khalifah Harun Ar-Rasyid.57

Pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid, ia menjadi penyair di istana

khalifah, puisi-puisi gubahan Abu Nuwas terdiri atas beberapa tema: pujian

(madh), satire (hija‟), kehidupan zuhud (zuhdiyat), perburuan binatang liar

(tardiyat), penggambaran khamar (khumriyat), dan lelucon sanda gurau

(munjiyat). Syair-sayair Abu Nuwas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas. Di

terbitkan di Wina Austria tahun 1885 M dan di kairo 1898 M dan 1932 M.

57

Ibid., h. 5.

Page 40: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

31

10. Imam Malik

Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 716 M dan meninggal di kota

yang sama pada tahun 795 M.58

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik

Bin Annas Bin Malik Bin Abi Amir Bin Amr Bin Harist Bin Gaiman Bin Kutail

Bin Amr Bin Harist Bin Asbahi. ia tidak parnah meninggalkan Madinah

sepanjang hidupnya, kecuali untuk beribadah haji.

Dasar-dasar hukum yang digunakan Imam Malik dalam memutuskan adalah

Al- Qur‟an, sunah rasul, sunah sahabat, tradisi masyarakat Madinah (Amal ahli

madinah), kias, dan Al-Maslahah Al-Mursalah. Dasar-dasar ini juga menjadi

pegangan dari mazhab Maliki yang berkembang di wilayah seperti maroko,

tunisia, sudan, dan andalusia.

Kitab termashur yang di tulis oleh imam malik adalah Al-Muatta‟. Kitab itu

ditulis atas permintaan khalifah Al-Mansur dan selesi penulisannya pada masa

khalifah Al-Mahdi. Kitab itu merupakan kitab hadits sekaligus buku fiqih karena

berisi hadits-hadits yang berkaitan dengan bidang-bidanng fiqih

11. Imam Syafi’i

Imam syafi‟i lahir di Gaza Palestina pada tahun 767 M dan meninggal di

Pustat Kairo Pada tahun 820 M. Ia hidup pada masa pemerintahan kahalifah

Harun Ar-Rasyid Al-Amin dan Al-Ma‟mun. Nama lengkapnya adalah Abu

Abdullah Muhammad Bin Idris Asyi-Syafi‟i. 59

Mazhab fiqihnya terkenal dengan

58

Ibid., h. 7.

59 Ibid., h. 7.

Page 41: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

32

nama mazhab Syafi‟i. Pada usia sembilan tahun imam Syafi‟i sudah mampu

manghapal Al-Qur‟an. Kemudian, ia mendalami bahasa dan sastra arab di desa

Badui, yaitu Bani Huzail. Setelah itu, ia belajar fiqih pada Imam Muslim Bin

Khalid Az-Zanni dan dalam ilmu hadits, ia berguru kepada Imam Supyan Bin

Uyainah sedangkan dalam ilmu Al-Qur‟an ia berguru kepada Imam Ismail Bin

Qastantin. Ia juga mempelajari kitab Al-Muatta dan berguru kepada Imam Malik.

Dalm menetapkan hukum, Imam Syafi‟i menggunakan lima dasar, yaitu

Al-Qur‟an, Sunnah, Ijmak, Kias, Istidal (penalaran). Kelima dasar ini kemudian di

kenal sebagai dasar-dasar mazhab Syafi‟i. Adapun beberapa karya tulisnya adalah

Ar-Risalah (membahas tentang usul fiqih), Al-Umm (membahas kitab fiqih yang

menyeluruh), Al-Musnad (hadits-hadits nabi) dan Ikhtilaf Al-Hadits (kitab

mengenai perbedaan-perbedaan dalam hadits).

12. Imam Bukhori

Imam Bukhari lahir di Bukhara tahun 810 M dan meninggal di Khartanah

tahu 870 M. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin

Ibrahim Bin Al-Mugirah Bin Bardizbah Al-Bukhari. Sejak kecil, Imam Al-

Bukhari mempunyai ingatan yang tajam melebihi orang lain.60

Ketika berusia 10

tahun, ia belajar ilmu hadits kepada ad-Dakhili, seorang ulama masyhur pada saat

itu. Setahun kemudian, ia mulai berani mengoreksi kesalahan gurunya yang keliru

menyebutkan periwayatan hadits. Dalam usia 16 tahun, ia telah menghapal hadits-

hadits yang terdapat dalam karangan Ibnu Mubarak dan wakil al-Jarah.

60

Ibid., h. 8.

Page 42: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

33

Imam Bukhari berguru kepada lebih dari 1.000 orang. Menurut riwayat,

Kitab al-Jami as-Sahih yang terkenal dengan sebutan Sahih al-Bukhari, disusun

dengan menemui lebih dari 1.080 orang guru di bidang ilmu hadits. Guru-guru

tersebut mulai dari para ulama tabi‟in hingga siswa-siswa yang belajar bersama

dengan Imam Al-Bukhari. Kitab Sahih Al-Bukhari memuat 7.275 Hadits-hadits

dan sekitar 100.000 hadits yang diakuinya shahih. Hadits yang benar-benar shahih

. hal itu menunjukan ketelitian yang sangat tinggi.

Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu hadits dan

orang yang meriwayatkannya, Imam al-Bukhari melewat ke daerah Syam

(Suriah), Mesir, Aljazair, Basrah, Kufah, dan Bagdad. Ia juga menetap di Mekah

dan Madinah selama enam tahun. Dari usaha tersebut, Imam al-Bukhari berhasil

mengumpulkan kurang lebih 600.000 hadits dan 300.000 hadits yang di antaranya

berhasil dia hafal. Hadits-hadits yang di hafal terdiri dari 200.000 hadits tidak

sahih dan 100.000 hadits sahih

Selain sahih al-Bukhari juga menulis beberapa karya lain, di antaranya

adalah at-Tarikh as-Sagir, at-Tarikh al-Ausat, Tafsir al-Musnad al-kabir, Kitab al-

Illah, Kitab ad-Du‟afa, Asami as-Sahab, dan Kitab Al-Kuna.

Kitab Sahih Al-Bukhari telah diberi Syarah (komentar) oleh beberapa

ulama hadits, misalnya Kitab Fath Al-Bari yang ditulis oleh ibnu Hajar Al-

Asqalani.

13. Imam Muslim

Imam Muslim lahir di Nisabur pada tahun 817 M dan meninggal tahun

857M di kota yang sama. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Husain Muslim Bin

Page 43: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

34

Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Nisaburi. Dalam rawi hadits, Bukhari dan Muslim

sering disebut Syaikhani (dua Syekh). 61

Sejak usia 14 tahun, ia mendengarkan

hadits-hadits dari syekh-syekh di negerinya. Setelah itu ia pergi ke Hijaz, Irak,

Suriah, Mesir dan negeri-negeri lain untuk memperdalam ilmunya. Secara umum,

guru-guru Imam Muslim sama dengan guru-guru Imam Al-bukhari. Akan tetapi,

Imam Muslim pernah berguru kepada Imam Al-Bukhari ketika ia datang ke

Nisabur.

Karyanya yang besar adalah al-Jami‟as-sahih Muslim yang lebih di kenal

dengan sebutan Sahih Muslim. Hadits-hadits yang di muat dalam sahih Muslim

adalah hdits yang telah di sepkati dan di saring dari 300.000 hadits yang di

ketahuinya. Untuk memilih hadits itu, Imam Muslim menghabiskan waktu 15

tahun. Para ulama menetapkan kitab sahih Muslim kedua sesudah sahih Bukhari.

14. Imam Abu Daud

Abu Daud lahir di Bagdad pada tahun 817 M dan wafat di Basra pada tahun

888 M. 62

Nama lengkapnya adalah Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asy‟as Bin Ishaq

Bin Basyir Bin Syidad Bin Amr Bin Amran Al-Azdi As-Sijistani. Sampai umur

21 tahun ia menetap di bagdad. Setelah itu, ia melakukan perjalanan panjang

untuk mempelajari hadits di berbagai tempat, seperti Hijaz, Suriah, Mesir,

Khurasan, Ray (Terehan), Harat, Kufa, Tarsus, dan Basra. Dalam perjalan itu, ia

berguru kepada pakar-pakar ilmu hadits, seperti Ibnu Amr ad-Dasir, Abdul

Wahid at-tayalisi, Abu Bakar bin Abi Syaibah, dan Imam Hambali.

61

Ibid., h. 9.

62 Ibid., h. 9.

Page 44: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

35

Sekembalinya dari pengembaraan tersebut, Abu Dawud menulis sebuah

kitab hadis, yaitu Sunan Abi Dawud. Para ulama memasukkan kitab tersebut ke

dalam Kutubus–sittah atau enam hadis utama. Kitab hadis itu memuat 4.000 hadis

dari sekitar 5000.000 hadis yang dikumpulkannya. Kitab Sunan Abi Dawud

merupakan yang paling popurel di antara karangan–karangan Abu Dawud yang

berjumlah 20 judul. Tidak kurang dari 13 judul kitab telah ditulis untuk mengulas

karya tersebut dalam bentuk Syarah (komentar), Mukthasar (ringkasan), dan

Tahzid (revisi).

15. An-Nasa’i

An-Nasa‟i lahir di Nasa, Khurasan pada tahun 830 M dan meninggal di

Damaskus pada tahun 915 M.63

Nama lengkapnya adalah Ahmad Bin Syu‟aib Bin

Ali Bin Bahr Bin Sinan. Sejak kecil, ia belajar menghapal Al-Qur‟an dan

mendalami dasar-dasar ilmu agama. Pada usia 15 tahun, ia mengembara ke Hijaz,

Irak, Mesir, Suriah, dan Aljazair untuk berguru ilmu hadits kepada para ulama.

Beberapa gurunya adalah Qutaibah ibn Said, Ishaq bin Ibrahim, dan Muhammad

bin Mansur. Setelah menjadi ulama hadits, ia bermukim di Mesir hingga tahun

914 M, kemudian pindah ke Damaskus hingga meninggal. Beberapa muridnya

adalah Abu Qasim ay-Tabrani, Abu Ali al-Husain bin Ali Niayamuzi At-Tabrani,

Ahmad bin Umair bin Jusa, dan Abu Ja‟far At-Tahawi. Selain ahli hadits An-

Nasa‟i juga seorang ahli fiqih dan mazhab Syafi‟i. Ia taat menjalankan ibadah

pada siang hari dan malam hari, kukuh membela sunnah nabi, dan teguh dalam

pendirian. Ia mengamalkan puasa nabi Daud.

63

Ibid., h. 10.

Page 45: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

36

Ketika menetap di Mesir, ia pernah terjun ke medan perang bersama

gubernur mesir menghadapi musuh negara. Dalam suasana peperangan ia

menyemptkan diri untuk mengajarkan hadits nabi kepada gubernur dan para

prajuritnya.

An-Nasa‟i menulis beberapa kitab, yaitu As-Sunan Al-Kubra (sunah-sunah

yang agung), As-Sunan Al-Mujtaba (sunah-sunah pilihan), Kitab At-Tamyiz

(kitab pembeda), Kitab Ad-Du‟afa (kitab tentang orang-orang yang kecil),

Khasa‟is Amirul Mu‟minin Ali bin Abi Thalib (keistimewaan amirul mu‟minin

Ali bin Abi Thalib), Musnad‟Ali (kitab dari Ali), dan Musnad Malik (kitab hadits

dari Malik), dan tafsir.

Kitab As-Sunnah Al-Mujtaba merupakan kitab yang terkenal selain Sunan

An-Nasa‟i saat ini. Kitab ini memuat 5.761 hadits yang termasuk dalam Kutubus-

Sittah.

16. Ibnu Majah

Ibnu majah lahir di Qazwin tahun 824 M dan meninggal pada tahun 887 M.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Bin Yazid Ar-Rabi‟i Al-Qazwini. Majah

adalah nama gelar bagi yazid. 64

Ibnu majah belajar hadits sejak masa mudanya. Pada usia 15 tahun, ia

belajar pada seorang ulama masyhur yang bernama Ali bin Muhammad At-

Tanafasi. Pada usia 21 tahun, ia mengadakan perjalanan untuk mencari ilmu ke

Ray, Basra, Kufah, Bagdad, Khurasana, Suriah, dan Mesir. Guru-gurunya adalah

Abu Bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin Numaya, Basyar bin

64

Ibid., h. 11.

Page 46: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

37

Adam, serta para pengikut Imam malik dan Al-Lays. Di samping itu, banyak pula

diantara ulama yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Majah, di antara Ibnu

Sibawaih, Muhammad bin Isa As-Saffar, Ishaq bin Muhammad, Ali bin Ibrahim

bin Salamah Al-Qattan, dan Ibrahim bin Dinar Al-Jarasyi Al-Hamdani.

Ibnu Majah telah menyusun kitab dalam berbagai cabang ilmu. Dalam

bidang tafsir, ia menulis tafsir Al-Qur‟an Al-Karim. Ia juga menulis At-Tarikh,

sebuah kitab yang berisi periwayat hadita dari masa awal ke masanya. Karyanya

dalam bidang hadits adalah Sunan Ibnu Majah, kitab ini menunjukan kegigihan

kerjanya, kedalam dan keluasan ilmunya, serta panutannya terhadap sunnah nabi,

baik dalam masalah akidah maupun hukum. Kitab ini memuat 32 bab, 150 pasal,

serta 4.000 hadits yang berkualitas baik, kecuali sebagian kecil saja.

Page 47: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

38

BAB IV

KEMAJUAN HARUN AL-RASYID TERHADAP DINASTI

ABBASIYAH

A. Kemajuan Dalam Bidang Kebudayaan atau Peradaban

Zaman Dinasti Abbasiyah yang pertama merupakan dari puncak sejarah

kebudayaan Islam. pada masa Dinasti Abbasiyah, kaum Muslimin mulai

berhubungan dengan kebudayaan-kebudayaan asing. Pada masa itu pula telah

menerjemahkan karya-karya penyelidikan yang terpenting ke dalam bahasa Arab.

Pada dasarnya, banyak sumber-sumber asli yang diterjemahkan sudah hilang,

yang ada saat ini hanya terjemahan-terjemahan dalam bahasa Arab saja. Akan

tetapi, terus terpelihara sebagai kebudayaan-kebudayaan yang amat tinggi

nilainya.

Kebangkitan atas perkembangan menerjemahkan ilmu pengetahuan pada

masa Dinasti Abbasiyah sebagian besar disebabkan oleh masuknya berbagai

pengaruh asing, sebagian Indo-Persia dan Suriah, dan yang paling penting yaitu

pengaruh Yunani.65

Selain Yunani, peradaban lainnya yang berpengaruh pada

pembentukan budaya universal Islam Persia adalah budaya India dalam bidang

mistisisme dan matematika.66

Setelah kebudayaan India, kebudayaan lain adalah

kebudayaan Persia.67

Kemajuan peradaban Islam pada Dinasti Abbasiyah adalah menjadi

pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, hal tersebut ditunjukkan dengan

65

Hitti, History., h. 381. 66

Ibid., h. 382. 67

Ibid., 383.

Page 48: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

39

dukungan penuh para khalifah terutama khalifah Harun Al-rasyid dan al-Ma‟mun

terhadap ilmu pengetahuan. Kemajuan kebudayaan atau peradaban lainnya yaitu

adanya pertukaran budaya yang terus berlangsung pada masa itu, antara Barat dan

Timur dalam bidang perdagangan, kesenian, dan arsitektur.

B. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

Salah satu kemajuan Dinasti Abbasiyah adalah berkembangnya peradaban

Islam yang menjadikan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan

ilmu-ilmu lainnya. Kemajuan yang begitu pesat di bidang ilmu pengetahuan

sekurang-kurangnya dapat disebabkan oleh tujuh faktor.68

Pertama, kontak antara Islam dan Persia menjadi jembatan berkembangnya

sains dan filsafat karena secara kultural Persia banyak berperan dalam

pengembangan tradisi keilmuan Yunani. Salah satu lembaga yang berperan dalam

penyebaran tradisi helenistik di Persia adalah Akademi Jundishapur warisan

kekaisaran Sassaniah. Selain Jundishapur, terdapat pusat-pusat ilmiah Persia

lainnya yaitu Salonika, Ctesiphon, dan Nishapur.

Kedua, etos keilmuan para khalifah Abbasiyah tampak menonjol terutama

pada dua khalifah terkemuka yaitu Harun Al-rasyid dan al-Ma‟mun69

yang begitu

mencintai ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peradaban Islam

diprakarsai oleh penguasa dan memperoleh patronase penguasa yang dalam hal ini

diawali pada masa pemerintahan Harun Al-rasyid dan al-Ma‟mun.

68

Saefuddin, Zaman, h. 147. 69

Dua khalifah yaitu Harun Al-rasyid dan al-Ma‟mun adalah khalifah yang paling

menonjol dan disebut khalifah yang paling besar. Banyak buku yang secara khusus mengenai

khalifah tersebut, seperti buku Andre Clot, Harun ar-Rasyid and The World of The Thousand and

One Nights, (London: Saqi Books, 1989).

Page 49: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

40

Ketiga, peranan keluarga Barmak yang sengaja dipanggil oleh khalifah

untuk mendidik keluarga istana dalam hal pengembangan keilmuan. Keluarga

Barmak adalah keluarga yang mempunyai kecerdasan dan berbudi luhur, secara

turun-temurun keluarga ini banyak mencurahkan waktunya untuk mendidik atau

membantu mengembangkan intelektual keluarga istana Bani Abbas.

Keempat, aktifitas penerjemahan literatur-literatur Yunani ke dalam bahasa

Arab demikian besar dan ini didukung oleh khalifah yang memberi imbalan yang

besar terhadap para penerjemah. Imbalan yang diberikan kepada penerjemah

adalah berupa emas seberat buku yang diterjemahkan dan para penerjemah

didatangkan dari kaum Muslim dan non-Muslim.

Kelima, relatif tidak adanya pembukaan daerah kekuasaan Islam dan

pemberontakan-pemberontakan menyebabkan stabilitas negara terjamin sehingga

konsentrasi pemerintah untuk memajukan aspek sosial dan intelektual

menemukan peluangnya.

Keenam, adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad

menimbulkan proses interaksi antara satu kebudayaan dan kebudayaan lain.

Ketujuh, situasi sosial Baghdad yang kosmopolit di mana berbagai macam suku,

ras, dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu sama lain,

mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan intelektual.

Menurut Philip K. Hitti bahwa pada periode Abbasiyah, yang disebut

sebagai sekolah dasar (kuttab) biasanya merupakan bagian yang terpadu dengan

masjid, atau bahkan memfungsikan masjid sebagai sekolah. Kurikulum utamanya

dipusatkan pada Alquran sebagai bacaan utama para siswa dan para siswa diajari

pula keterampilan baca-tulis. Hampir dalam seluruh kurikulum yang diajarkan,

Page 50: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

41

metode menghafal sangat dipentingkan.70

Anak-anak perempuan mendapat

kesempatan yang sama dengan anak laki-laki untuk mengetahui ajaran-ajaran

agama pada tingkatan yang lebih rendah sesuai dengan kemampuan pikiran

mereka untuk menerimanya.71

Selain diajari keterampilan baca-tulis dan menghafal Alquran, Ilmu

pengetahuan yang lainnya pun berkembang pesat. Ilmu pengetahuan umum yang

berkembang di masa Dinasti Abbasiyah pada saat itu yaitu ilmu astronomi,

filsafat, kedokteran, matematika, geografi, fisika, kimia, sastra, sejarah, sosiologi

dan ilmu politik, arsitektur dan seni rupa, dan musik.

Adapun pengembangan ilmu pengetahuan umum secara terperinci adalah

sebagai berikut:

1. Astronomi dan Matematika

Pengembangan ilmu astronomi dikembangkan oleh orang-orang muslim

bertujuan menyempurnakan ibadat, seperti mengetahui arah kiblat, menentukan

waktu shalat, menentukan kalender, dan pengamatan gerak benda langit.

Astronom Islam yang terkenal adalah al-Fazzari yang hidup pada masa al-

Manshur. Al-Fazzari adalah orang Islam pertama yang menyusun astrolabe (alat

yang dahulu dipakai sebagai pengukur tinggi bintang). Astronom Islam lainnya

adalah Ya‟qub bin Thariq (180 H), Muhammad bin Umar al-Balkhi dengan al-

Madhal al-Kabir, al-Bantani (319 H) dengan az-Zaij as-Shabi, Abu Hasan Ali

70

Hitti, History, h. 512. 71

Ibid., h. 513.

Page 51: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

42

(227-352 H) dengan an-Nur wa Zu al-Mahrajan, di samping al-Khwarizmi (226

H) dan Abu Raihan al-Biruni (440 H).72

Ilmu astronomi ternyata bukan hanya dipelajari oleh para ilmuwan,

melainkan juga menarik minat para sultan, khifah maupun alkhan yang menjadi

raja dalam masyarakat muslim. Khalifah al-Mansyur, misalnya, yang menjadi

khalifah kedua dari Bani Abbasiyah adalah termasuk salah seorang ahli astronomi

dari mazhab Baghdad. Disamping itu, dibawah khalifah-khalifah Harun Al-rasyid

dan al-Ma‟mun, mazhab Baghdad banyak menghasilkan karya astronomi

penting.73

Baik ilmu astronomi, ilmu matematika banyak digemari oleh orang Arab.

Ilmu matematika pada masa itu angka-angka yang dipakai oleh orang-orang Arab

yaitu angka Arab yang diperkenalkan oleh seorang bernama Sidharta dari India

yang bekerja di Majlis al-Mansur sebagai seorang ahli astronomi.

Sidharta memperkenalkan angka dari India yang disebut raqam al-Hindi,

yang terdiri dari angka 1,2,3,4,5. Kemudian al-Khawarizmi diciptakan angka

6,7,8,9 yang selanjutnya diciptakan angka 0 (nol) yang dinamakan sifr atau

kosong. Sejarah menceritakan bahwa angka nol merupakan tanda yang

ditunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Apabila angka nol

ini tidak termasuk daftar dalam angka-angka tersebut yang dikhawatirkan yaitu

tertukarnya angka yang satu dengan yang lain.

Seorang ahli matematika muslim yang terkenal adalah Muhamad bin Musa

bin Khawarizmi (863 M / 249 H) yang hidup di masa khalifah al-Ma‟mun, beliau

menulis buku aljabar yang berjudul Al-Jabr Wa’l-Maakalala (Perhitungan dan

72

Fa‟al,, h. 77. 73

Abu Su‟ud, Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban Umat

Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 201.

Page 52: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

43

Simbol). Kata aljabar berarti perhitungan dan istilah logaritma berasal dari bahasa

Latin yang diambil dari nama penulis yaitu al-Khawarizmi.74

Karya al-Khawarizmi di bidang matematika mempunyai pengaruh yang

sangat hebat dan lebih besar dari karya-karya ahli matematika mana pun. Melalui

karya aritmatikanya, Barat mengenal bilangan yang dinamakan bilangan Arab.

Pengaruhnya dibuktikan oleh fakta bahwa Algorisme, untuk masa yang lama

berarti aritmatika dalam sebagian besar bahasa Eropa, dan digunakan sekarang

untuk metode perhitungan berulang yang telah menjadi satu aturan yang tetap.75

2. Filsafat dan Kedokteran

Pada mulanya cendekiawan Islam tidak tertarik pada pemikiran filsafat,

karena pemikiran tersebut kemungkinan besar bertentangan dengan akidah Islam.

Dan para cendekiawan beranggapan banyak pemikiran filsafat yang bertentangan

dengan doktrin Islam. Ilmu filsafat baru muncul pada awal perkembangan Islam

dan berkisar di sekitar pembahasan tentang ketuhanan, sifat wujud Allah, keesaan-

Nya, kekuasaan-Nya, keadilan-Nya, ampunan-Nya, dan sifat-sifat ketuhanan yang

lainnya.

Abu Yusuf Ya‟qub Ibn Ishaq al-Kindi adalah filsufsaintis Muslim pertama.

Beliau lahir tahun 801 M/185 H dan wafat pada tahun 873 M/ 260 H. Beliau

adalah pendiri aliran filsafat peripatetik Islam dan sangat dihormati di Barat pada

abad pertengahan dan di masa Renaisans sehingga beliau dipandang sebagai tokoh

astrologi.76

Abu Nasr al-Farabi adalah filsuf besar peripatetik kedua setelah al-Kindi.

Beliau lahir tahun 870 M/258 H dan wafat pada tahun 950 M/339 H, lahir di

74

Ibid., h. 203. 75

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 185. 76

Ibid., h. 187.

Page 53: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

44

daerah Farab, daerah Transoxania. Filsafat al-Farabi yang terkenal adalah

emanasi, yaitu bagaimana yang banyak bisa timbul dari yang satu. Tuhan sebagai

akal berpikir tentang dirinya dan pemikiran ini timbul maujud lain.77

Pada karangan al-Farabi banyak karangannya yang tidak dikenal. Hal ini

kemungkinan karangan al-Farabi hanya berupa risalah (karangan pendek),

kebanyakan karangannya telah hilang dan yang masih ada kurang lebih 30 buah

yang ditulis dalam bahasa Arab.

Filsuf yang juga menonjol adalah Ibn Sina, beliau selain seorang dokter

terkemuka beliau juga menyempurnakan teori emanasi al-Farabi, memperdalam

dan menambahkan detail-detail pada teori-teori spekulatif al-Farabi dalam logika,

epistemologi, dan metafisika sehingga rumusannya menjadi lebih jelas dan

sistematis.78

Menurut Philip K. Hitti, pada masa dinasti Abbasiyah, seorang dokter

pertama dari kalangan non-Muslim yaitu Jibril Ibn Bakhtisyu. Ia adalah seorang

dokter pribadi khalifah Harun Al-rasyid, al-Ma‟mun, juga keluarga Barmak dan

diriwayatkan telah mengumpulkan kekayaan sebanyak 88.800.000 dirham.79

Minat orang Arab terhadap ilmu kedokteran diilhami oleh hadits Nabi yang

membagi pengetahuan ke dalam dua kelompok yaitu kedokteran dan teologi.80

Disamping itu, ilmu ini pun mengundang perhatian ketika khalifah al-Mansur

menderita sakit pada tahun 765 M, ilmu kedokteran pada masa ini masih bagian

dari ilmu filsafat.

77

Ibid., h. 188. 78

Ibid., h. 189. 79

Hitti, op.cit., h. 455. 80

Ibid.

Page 54: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

45

Salah seorang ahli bedah dari dokter Muslim adalah Abul Kasim Khalaf bin

Abas (Abulcassis) dari Cordova, yang meninggal tahun 1107 M.81

Adapun para

ahli kedokteran lainnya yang terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu Ibnu

Maimun, Abu al-Qasim, Hunain bin Ishaq, Tsabit bin Qurrah, Qistha bin Luqba,

Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, Muhammad at-Tamimi, dan lain-lain. Akan tetapi, ahli

kedokteran yang paling terkemuka yang dilahirkan dunia Muslim adalah

Muhammad Ibn Zakariya al-Razi dan Abu Ali al-Husain Ibn Sina.

Al-Razi (865-925 M) yang terkenal di dunia Barat dengan sebutan Rozes.

Al-Razi adalah murid Hunain bin Ishaq. Kitab-kitab karangan tidak kurang dari

200 jilid yang kebanyakan berisi ilmu kedokteran. Salah satu karangannya yang

termasyhur adalah “Campak dan Cacar”. Buku ini disalin ke dalam bahasa Inggris

sudah 40 kali cetak, dan sebuah bukunya yang termasyhur ialah “al-Hawi”.82

Ibn Sina lahir di Afsyana, suatu tempat yang terletak di dekat Bukhara di

tahun 980 M. Orang tuanya berkedudukan pegawai tinggi pada pemerintahan

Dinasti Samani. Ibn Sina mulai menulis ensiklopedianya tentang ilmu kedokteran

yang kemudian terkenal dengan nama al-Qanun fi al-Thib, dan banyak penulis

Barat yang menjuluki sebagai “Bapak Dokter”.83

Adapun karangan Ibn Sina yang terkenal adalah Asy-Syifa yang terdiri dari

empat bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan), An-

Najat adalah ringkasan buku As-Syifa, Al-Isyarat wa Tanbihat, Al-Hikmat al-

Masyriqiyyah, dan al-Qanun.

81

Su‟ud, h. 206. 82

Sunanto, h. 84. 83

Ibid., h. 85.

Page 55: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

46

3. Geografi dan Sejarah

Faktor yang menyebabkan ilmu geografi ditekuni oleh orang-orang Arab

yaitu adanya kegemaran dari orang-orang Arab yang mengarungi lautan, seperti

melaksanakan perdagangan antar pulau maupun benua. Disamping itu, banyak

dari kalangan orang-orang Arab yang melaksanakan ibadah haji melaalui jalur

laut.

Philip K. Hitti menyebutkan bahwa perkembangan ilmu geografi sehingga

menjadi salah satu ilmu yang ditekuni atau digemari oleh orang-orang Arab yang

dipengaruhi oleh khazanah Yunani dalam bidang ini. Buku Geography karya

Ptolemius, yang menyebutkan berbagai tempat berikut garis bujur dan lintang

bumi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab langsung dari bahasa aslinya,

atau dari terjemahannya dalam bahasa Suriah, terutama oleh Tsabit ibn Qurrah

(901).84

Pada ilmu geografi pertama yaitu berbentuk petunjuk jalan, yang terutama

menunjukkan tempat-tempat penting. Karena untuk memudahkan perjalanan dan

membuka jalan-jalan baru, agar para penjelajah tempat tidak tersesat.

Hassan Ali al-Masudi pada pertengahan abad X telah menjelajah semua

kawasan kekhalifahan Islam dan bahkan mengunjungi Sri Langka, Madagaskar,

dan Zanzibar. Dalam bukunya yang dalam bahasa Inggris berjudul Golden

Pastures, yang berisi pemaparan gambaran lengkap tentang setiap negeri yang

pernah dikunjungi, tentang gunung-gunungnya, lautan, kerajaan, dinasti, serta

keyakinan hidup maupun adat istiadat penduduknya.85

84

Hitti, h. 481. 85

Su‟ud, h. 212.

Page 56: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

47

Para ilmuwan lainnya yang terkenal adalah Ibnu Khardazabah dengan

karyanya al-Masalik wa al-Mamalik, Ibnu Fadhlan al-Muqaddasy dengan

karyanya Ahsan at-Taqasin fi Ma’rifat al-Aqalim, Ibnu al-Haik dengan karyanya

al-Ikli.

Orang-orang dari bangsa Arab selain menemukan ilmu geografi, bangsa

Arab juga menemukan berbagai penemuan dan metode baru di bidang sejarah.

Ketika masa itu, ilmu tersebut hanya sebatas pada mereka saja, kecuali yang

keluar memalui jalan Spanyol dan Cordove. Dan orang Arab juga telah

mengetahui cara-cara dan jalan-jalan sejarah.

Abu Jafar Mohamad Ibn Jarir At-Tabari (839-922 M), dikenal sebagai

sejarawan, ahli hukum, dan sekaligus ahli teologi.86

Karya pertama yang

didasarkan atas tradisi keagamaan adalah Sirah Rasul Allah, sebuah biografi Nabi

karya Muhammad ibn Ishaq dari Madinah, yang kakeknya, Yasar, termasuk salah

satu dari anak-anak Kristen yang ditawan oleh Khalid ibn Walid di „Ayn al-Tamr,

di Irak pada 633 M.87

4. Fisika dan Kimia

Abu Ali al-Hasan Ibn al-Haitsam lahir di Basrah pada tahun 965 M / 354 H

dan wafat tahun 1039 M / 430 H. Al-Haitsam, atau di Barat dikenal dengan

Alhazen merupakan ahli fisika terbesar di abad pertengahan. Al-Haitsam juga ahli

astronomi, matematika, optika, dan filsafat, dan diketahui menulis hampir dua

ratus karya tentang matematika, fisika, astronomi, dan ilmu medis.88

Bukunya

86

Ibid., h. 213. 87

Hitti, h. 486. Yang dikutip dari Ibn Khallikan, Biographical Dictionary, (Paris, 1843),

Jilid II, h. 282. 88

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 185.

Page 57: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

48

“Kitab al-Manazir” mengenai ilmu cahaya diterjemahkan ke bahasa Latin di masa

Gerard of Cremona dan disiarkan pada tahun 1572.89

Alhazen dalam teorinya menemukan sebuah cekung bulat atau sebuah

cembung bundar dan sebuah kaca yang berbentuk silinder atau sebuah cermin

tirus dapat dipergunakan untuk mencari di mana letak suatu benda. Dan Alhazen

melalui percobaannya menemukan lensa pembesar, dan penemuannya itu timbul

dari teorinya tentang cahaya dan sinar. Selain itu, Alhazen menemukan kaca

teleskop dan kaca mikroskop.90

Adapun karangan-karangan Alhazen, sejarah mengatakan bahwa karangan-

karangan Alhazen telah hancur, sehingga yang tersisa adalah judul-judul tulisan

itu saja.

Sedangkan, ilmu kimia sudah ada sebelum bangsa Arab menemukannya,

akan tetapi ilmu kimia belum dikenal oleh kalangan orang banyak. Meskipun

bangsa Yunani sudah mengenal zat-zat kimia namun bangsa Yunani belum

mengetahui subtansi unsur-unsur zat kimia, seperti alkohol, asam sulfur, acqua

regia, dan asam nitrat. Dari unsur-unsur tersebut, bangsa Arablah yang

menemukan itu semua. Bersamaan dengan itu, bangsa Arab menemukan

potasium, salam moniak, nitrat perak, sublimat korosif, dan preparasi mercuri.

Sejarah menceritakan tentang penemuan bangsa Arab terhadap ilmu kimia,

yaitu cara penguapan, kristalisasi, pembekuan, sampai proses ekstraksi. Adapun

istilah-istilah kimia yang dikemukakan oleh bangsa Arab, yaitu alkohol, alembik,

alkali, eliksir, dan kimia itu sendiri.

89

Sunanto, op.cit., h. 101. 90

Ibid., h. 102.

Page 58: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

49

Jabir Ibn Hayyan adalah tokoh pertama dari ilmu pengetahuan dalam bidang

kimia. Beliau hidup dari tahun 721-815 M / 103-200 H. Karya utamanya adalah

Seratus Dua Belas Buku, Tujuh Puluh Buku yang sebagian besar diterjemahkan ke

dalam bahasa Latin, dan Buku Setimbangan yang membahas teori keseimbangan

yang mendasari seluruh teori kimia Jabir.91

Para ahli kimia Muslim belakangan mengklaim bahwa Ibn Hayyan adalah

guru mereka. Bahkan yang terbaik dari mereka sekalipun, misalnya seorang

penyiar negarawan Persia, al-Thughrai (w. ± 1121), dan Abu al-Qasim al-Iraqi,

yang hidup pada paruh kedua abad ke-13, hanya menambahkan sedikit perbaikan

terhadap metodenya.92

5. Sastra dan Musik

Sastra Arab dalam pengertian yang sempit, yaitu adab (belles letter), mulai

dikembangkan oleh al-Jahiz (w. 868-869), guru para sastrawan Baghdad, dan

mencapai puncaknya pada abad ke-4 dan ke-5 Hijriah melalui karya-karya Badi

al-Zaman al-Hamadzani (969-1008), al-Tsa‟alabi dari Naisabur (961-1038), dan

al-Hariri (1054-1122).93

Legenda menyebutkan bahwa Ibn Hazm, seorang satrawan Muslim

Andalusia menulis sejumlah fabel yaitu cerita dengan tokoh hewan yang tersebar

luas di Eropa. Demikian dengan buku dari Kisah Seribu Satu Malam, yang ditulis

di sekitar kehidupan khalifah Harun Al-rasyid.

Pada masa kekhalifahan Harun Al-rasyid dan para penggantinya selalu

mensejajarkan musik dengan ilmu-ilmu pengetahuan dan kesenian-kesenian

lainnya. Pada masa itu, dalam melaksanakan upacara-upacara spiritual melagukan

91

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 184. 92

Hitti, op.cit., h. 477. 93

Ibid., h. 504-505.

Page 59: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

50

syair-syair mistik sambil menari-nari,dan diiringi bunyi-bunyian yang merupakan

bagian penting dalam upacara tersebut.

Pada dasarnya musik itu dilarang oleh para ahli ilmu fikih, dalam ajaran

Islam musik dan alat musik dilarang, karena bunyian dari alat musik atau musik

itu sendiri mengundang syaitan. Akan tetapi, pada masa Dinasti Abbasiyah musik

lebih dilindungi, karena merupakan ilmu pengetahuan.

Berkembangnya teori musik, seperti dikembangkan oleh al-Farabi yang

menulis Kitab Al-Musiki (Pegangan Musik).94

Teori musik itu menggunakan

prinsip-prinsip ilmu matematika dan fisika, pada dasarnya para penulis musik

mampu memberi penjelasan secara ilmiah tentang suara dan bagaimana

mendorong pembuatan instrumen musik lebih lanjut.

Ibrahim al-Maushili adalah pengusung kedua musik klasik setelah gurunya,

Syiat (739-785) dari Mekah. Ibrahim al-Maushili adalah kawan setianya Harun

Al-rasyid dan Ibrahim al-Maushili mempunyai pesaing yang lebih muda yaitu Ibn

Jami‟, seorang keturunan Quraisy dan anak tiri Syiat. Musisi kesayangan Harun

Al-rasyidyang lainnya adalah Mukhariq (w. ± 845), seorang murid Ibrahim al-

Maushili.

6. Arsitektur dan Seni Rupa

Ilmu pengetahuan dalam bidang arsitektur dan seni merupakan salah satu

ilmu yang mengembangkan atau menampilkan gedung-gedung yang megah,

masjid-masjid yang besar, dan lukisan lukisan yang indah.95

Bangunan-bangunan

atau gedung-gedung yang pernah didirikan pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu,

94

Su‟ud, op.cit., h. 219. 95

Didin Saefuddin Buchori, Sejarah Politik Islam, (Pustaka Intermasa), h. 104.

Page 60: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

51

Gerbang Emas (bab adz-dzahab) atau Kubah Hijau (al-qubbah al-hadhra), Istana

Rusafah untuk putra mahkota, al-Mahdi, istana-istana penguasa Barmaki di

Syammasiyah, istana Pleiades (al-tsurayya).96

Akan tetapi, bangunan-bangunan tersebut tak tersisa sedikit pun, selain dua

bangunan agung yaitu masjid agung di Damskus dan Kubah Agung di Yerussalem

yang berasal dari periode awal Dinasti Umayyah.

Pada bidang seni rupa, pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu ini dilarang oleh

ajaran Islam. Perkembangan seni rupa ini pula tidak bisa dihentikan oleh larangan

ajaran Islam dibanding mengkonsumsi minuman keras. Bukti dari itu, al-Manshur

menghiasi kubahnya dengan lukisan manusia kuda, khalifah lainnya, yaitu al-

Amin senang menghiasi istana Tigris dengan gambar-gambar seperti singa, elang,

dan lumba-lumba.

Khalifah al-Muqtadir memiliki pohon perak dan emas dengan delapan belas

cabang melekat pada batang utama dan berdiri patung manusia kuda sebanyak

lima belas buah yang berpakaian brokat dan bersenjatakan tombak.

C. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Agama Islam

Kemajuan dalam bidang ilmu agama Islam telah berkembang sejak masa

Dinasti Umayyah. Namun pada masa Dinasti Abbasiyah, mengalami

perkembangan dan kemajuan yang luar biasa.97

Ilmu ini bersumber dari Al-Quran

dan Hadits, dan ilmu ini disusun berdasarkan perumusannya pada sekitar 200

tahun setelah hijrah Nabi. Pada masa Dinasti Abbasiyah, ilmu ini melahirkan

96

Hitti, h. 524-525. 97

Fa‟al, h. 69.

Page 61: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

52

ulama-ulama besar dan karya-karya agung dalam berbagai bidang ilmu agama,

diantaranya sebagai berikut:

1. Ilmu Tafsir

Penafsiran pada Al-Quran yang bertujuan untuk memahami arti kandung

ayat-ayat Al-Quran karena orang-orang Arab banyak berselisih pendapat tentang

maknanya. Banyaknya perselisihan itu, para sahabat menafsirkannya, cara

menafsirkannya adalah dengan menafsirkan ayat dengan Hadits atau atsar atau

kejadian yang mereka saksikan ketika ayat itu turun.

Sahabat-sahabat itu antara lain Ibnu Abbas, Ibnu Mas‟ud, Ali bin Abi

Thalib, dan Ubay bin Ka‟ab. Setelah itu, para tabi‟in yang mengambil tafsir dari

para sahabat dengan ditambah cerita Israiliyat, dan setelah para tabi‟in, para

mufasir menerangkan tafsirnya yang diambil dari para sahabat dan tabi‟in.

Tafsir yang seperti ini yang termasyhur diantaranya Tafsir Ibnu Jarir At-

Thabary.98

Tafsir mencakup segala ilmu penuturan tentang hukum, ataupun ilmu

lain yang terkandung didalamnya seperti Tafsir Abu Yusuf Abu Salman al-

Quswani.99

Perkembangan ilmu agama Islam pada Dinasti Abbasiyah mengalami

perkembangan yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara

sistematis, menyeluruh, serta terpisah dari Hadits.

Menurut riwayat Ibnu Nadim, orang yang pertama yang melakukan

penafsiran secara sistematis berdasarkan mushaf adalah al-Farra‟ (w. 207 H).100

Berbagai tafsir yang sudah ada mempunyai cara penafsirannya, adapun cara

penafsirannya ada dua macam, yaitu:

a. Tafsir bil Ma‟tsur

98

Sunanto, op.cit., h. 58. 99

Ibid., h.59. yang dikutip dari Ahmad Amin, Fajr al-Islam, h. 266. 100

Fa‟al, op.cit., h. 70.

Page 62: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

53

Tafsir bil Ma‟tsur adalah metode menafsirkan Al-Quran dengan dalil Al-

Quran itu sendiri, dengn Hadits Nabi, dengan pendapat sahabat, dengan perkataan

para tabi‟in yang menjelaskan maksud Allah SWT dari nash-nash Al-Quran al-

Karim.101

Tokoh-tokoh ahli tafsir atau musafir pada golongan ini yang masyhur

pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain:

1) Ibn Jarir At-Thabary (Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarir At-Thabary)

lahir pada tahun 839 M / 310 H, dengan tafsirannya sebanyak 30 juz.

2) As-Suda yang berdasarkan penafsirannya pada Ibn Abbas, Ibn

Mas‟ud, dan para sahabat lainnya (w. 127 H)

b. Tafsir bir Ra‟yi

Tafsir bir Ra‟yi adalah penafsiran ayat-ayat Al-Quran berdasarkan ijtihad

(pendapat) mufasirnya dan menjadikan akal pikiran sebagai pendekatan utama.102

Tokoh-tokoh ahli tafsir atau musafir pada golongan ini yang masyhur pada masa

Dinasti Abbasiyah antara lain:

1) Abu Bakar Asham (w. 854 M / 240 H)

2) Abu Muslim Muhammad bin Nashr al-Isfahany (w. 934 M / 322 H).

Kitab tafsirnya 14 jilid.

Sejarah menyebutkan bahwa karya-karya yang terkemuka muncul pada

abad-abad terakhir khalifah Abbasiyah antara lain ialah:103

1) Al-Baghawi (516 H) dengan tafsirnya Mu’alim al-Tanzil

2) Mahmud Al-Zamakhsyari (1143 M / 538 H) dengan karyanya al-

Kasysyaf’an Haqaiq al-Ta’wil

3) Ar-Razi (606 H) dengan karyanya al-Tafsir al-Kabir

101

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 158. 102

Ibid. 103

Fa‟al, op.cit., h. 71.

Page 63: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

54

4) Abdullah al-Baidhawi (1191 M / 691 H) dengan karyanya Anwar al-

Tanzil wa Asrar at-Ta’wil

5) Abdullah al-Nasafi (1301 M / 701 H) dengan karyanya Madarik al-

Tanzil

6) Abu Hayyan (754 H) dengan karyanya at-Tafsir al-Kabir.

2. Ilmu Hadits

Sebelum masa Dinasti Abbasiyah berdiri banyak pemahaman Hadits Nabi

yang dilakukan tanpa melalui penyaringan, sehingga menyebabkan antara Hadits

Nabi dan Hadits palsu bercampur. Masalah sosial umat Islam ini muncul yang

memerlukan pemahaman yang terperinci tentang Hadits Nabi.

Keutamaan Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-

Quran, para ulama Islam pada masa itu berusaha menyaring Hadits Nabi agar

diterima sebagai sumber hukum. Ulama-ulama besar ternama yang berhasil

membukukan Hadits-hadits Nabi, seperti Ahmad bin Hanbal dengan Musnad

Ahmad bin Hanbal.

Kitab Hadits ini, masih memiliki kekurangan karena hadits yang shahih

(Hadis yang sehat atau Hadits bersambung sanad nya atau jalur periwayatan

melalui penyampaian para perawi (orang yang meriwayatkan) yang ‘adil104

,

dhabith105

, dari perawi yang semisalnya sampai akhir jalur periwayatan, tanpa ada

syudzudz106

, dan juga tanpa ‘illat107

). dan yang tidak shahih masih bercampur.

Maka dengan demikian, para ulama yang lainnya berusaha untuk membukukan

104

Yang dimaksud „Adil adalah jika memenuhi kriteria seperti muslim, baligh, berakal,

tidak fasiq, dan juga tidak cacat wibawanya di masyarakat. 105

Dhabith yaitu perawi ini adalah orang yang kuat hafalannya. Sehingga hadits yang dia

bawa tidak mengalami perubahan. 106

Maksudnya hadits yang diriwayatkan itu tidak bertentangan dengan hadis lain yang

diriwayatkan dengan jalur lebih terpercaya. 107

‘Illat (cacat hadis) adalah sebab tersembunyi yang mempengaruhi kesahihan hadits,

meskipun bisa jadi zahirnya tampak shahih.

Page 64: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

55

dan menyaring Hadits Nabi antara yang shahih dan yang daif (lemah atau tidak

memenuhi syarat).

Ulama-ulama besar ternama yang menyaring Hadits shahih dan Hadits daif,

yaitu:

a. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al

Bukhari Al Ju‟fi atau yang dikenal dengan sebutan Imam al-Bukhari (w.

870 M / 256 H), Imam al-Bukhari berhasil menghimpun Hadits sebanyak

600.000 Hadits. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah al-Jami’ al-

Shahih al-Musnad al-Mukhtashar min al-Hadits Rasulillah saw wa

Sunahih wa Ayyamih, yang biasa disingkat dengan sebutan al-Shahih.

b. Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kusyadz al-Qusyairi an-Naisaburi

atau biasa dikenal dengan Imam Muslim (w. 875 M/ 261 H), Kitab

Haditsnya yaitu Al-Jami al-Shahih atau Shahih Muslim yang memuat

3.030 Hadits.

c. Sulaiman bin al-Asy‟ats bin Ishaq bin Basyir bin Syiddad bin Amar bin

Azdi as-Sijistani atau biasa disebut Abu Dawud (w. 889 M / 275 H),

yang terkenal dengan kitabnya Sunan Abi Dawud yang memuat 4.800

Hadits.

d. Al-Imam Abu Isa Muhammad bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami at-

Turmudzi atau biasa disebut Al-Tirmidzy (w. 893 M / 279 H), yang

terkenal dengan kitabnya Sunan Tirmidzy yang memuat 3.956 Hadits.

e. Abu Abdurrahman Ahmad bin Ali bin Syu‟aib bin Ali bin Sinan al-

Khurasani atau biasa disebut al-Nasa‟i (w. 917 M / 303 H), yang terkenal

dengan kitabnya Sunan al-Nasa’i yang memuat 5.761 Hadits.

Page 65: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

56

f. Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi‟i al-Qazwini

atau biasa disebut Ibn Majah (w. 887 / 273 H), yang terkenal dengan

kitabnya Sunan Ibn Majah yang memuat 4.241 Hadits.

Imam Bukhari melakukan penelitian Hadits dengan melakukan riset

lapangan dengan cara rihlah ilmiah atau perjalanan menemui ulama-ulama Hadits

terkemuka di berbagai negeri seperti Baghdad, Basrah, Kufah, Mekah, Syria,

Hamsh, Asqalan, dan Mesir. Diantara gurunya yang terkenal adalah Makki Ibn

Ibrahim al-Balkhi, Ibn al-Madini, Ahmad Ibn Hanbal Yahya Ibn Mu‟in,

Muhammad Ibn Yusuf al-Faryabi, Muhammad Ibn Yusuf al-Baykundi, dan

Muhammad Ibn Rawahaih.108

Sedangkan Imam Muslim, sama dengan Imam al-Bukhari yaitu melakukan

penelitian Hadits dengan melakukan riset lapangan dengan cara rihlah ilmiah atau

perjalanan menemui ulama-ulama Hadits terkemuka di berbagai negeri seperti

Hijaz, Syam, dan Mesir. Diantara ulama yang ditemuinya yaitu Yahya Ibn Yahya,

Ishaq Ibn Rawahaih, Muhammad Ibn Mahran, Abu Insan, Ahmad Ibn Hanbal,

Abdullah Masalamah, Sa‟id Ibn Mansyur, Abu Mas‟ad, Amr Ibn Suwad, dan

Harmalah Ibn Yahya.109

3. Ilmu Kalam

Lahirnya ilmu kalam karena dua faktor:110

a. Untuk membela Islam dengan bersenjatakan filsafat seperti halnya

musuh yang memakai senjata itu.

b. Karena semua masalah termasuk masalah agama telah bergeser dari pola

rasa kepada pola akal dan ilmu. Kaum Mu‟tazilah (orang yang

108

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 159. 109

Ibid., h. 160. 110

Sunanto, op.cit., h. 68.

Page 66: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

57

memisahkan diri) berjasa dalam menciptakan ilmu kalam, karena kaum

tersebut adalah pembela gigih terhadap Islam dari serangan Yahudi,

Nasrani, dan Wasani. Menurut riwayat, mereka mengirim juru-juru

dakwah ke segenap penjuru untuk menolak serangan musuh. Diantara

pelopor dan ahli ilmu kalam yang terbesar yaitu Washil bin Atho, Abu

Huzail al-Allaf, Abu Hasan al-Asyari, dan Imam Ghazali.

Prinsip-prinsip kalam Mu‟tazilah terhimpun dalam pokok-pokok yang lima

(al-ushul al-khamsah) yaitu:111

a. Al-Tawhid

Yang dimaksud dengan al-Tawhid dalam Mu‟tazilah adalah bahwa Tuhan

tidak bisa disamakan dengan sesuatu, tidak ber-jism (tidak berjenis), tidak

berunsur, bukan substansi, bahkan Tuhanlah yang menciptakan segalanya yang

berbadan, berunsur, dan bersubstansi.

b. Al-Manzilah Bayna al-Manzilatayn

Maksud dari al-Manzilah Bayna al-Manzilatayn adalah bahwa orang

mukmin yang berbuat dosa besar statusnya bukan mukmin, bukan juga kafir,

melainkan fasik.

111

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 171-172.

Page 67: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

58

c. Al-Wa‟d wa al-Wa‟id

Maksud dari Al-Wa‟d wa al-Wa‟id adalah bahwa Tuhan akan memberikan

balasan sesuai dengan perbuatan manusia di dunia.

d. al-„Adl

Yang dimaksud dengan al-„Adl adalah bahwa Allah tidak menyukai

keburukan dan tidak menciptakan perbuatan, tapi manusialah yang melakukan apa

yang diperintahkan-Nya dengan daya yang diberikan kepada manusia.

e. Al-Amr bi al-Ma‟ruf wa al-Nahy „an al-Munkar

Bahwa semua kaum Muslim wajib menegakkan perbuatan yang ma‟ruf dan

menjauhi perbuatan yang munkar.

4. Ilmu Fiqih

Zaman keemasan Dinasti Abbasiyah telah melahirkan ahli-ahli hukum

(Fuqaha) yang namanya besar dan terkenal pada sejarah Islam dengan kitah-kitab

fikihnya yang terkenal sampai sekarang. Terdapat empat Imam madzhab fikih

diantaranya yaitu Imam Abu Hanifah (Nu‟man bin Tsabit bin Zauthi) w. 768 M /

150 H, Imam Malik (Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir) w. 795 M / 179 H,

Imam Syafi‟i (Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin

Syafi‟i) w. 820 M / 204 H, dan Imam Ahmad bin Hambal (Ahmad bin Hambal

bin Hilal az-Zahliy as-Syaibani) w. 855 M / 240 H.

Para fuqaha ini terbagi dalam dua aliran, yaitu ahli Hadits, dan ahli Ra‟yi.

Ahli Hadits adalah aliran yang mengarang fiqh berdasarkan Hadits. Pemuka aliran

ini adalah Imam Malik dengan pengikut-pengikutnya Imam Syafi‟i dengan

pengikut-pengikutnya, Sufyan dengan pengikut-pengikut Sufyan, Imam Hambali

Page 68: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

59

dan pengikut-pengikut Imam Ahmad bin Hambal. Ahli Ra‟yi adalah aliran yang

mempergunakan akal dan pikiran dalam menggali hukum. Pemuka aliran ini

adalah Imam Abu Hanifah dan teman-temannya fuqaha dari Irak.112

Kitab-kitab Hadits para Imam yang agung dan tiada tandingannya didunia

Islam yaitu Kitab al-Fiqh al-Akbar karya Imam Abu Hanifah, al-Muwaththa’

karya Imam Malik, al-Umm karya Imam Syafi‟i, dan al-Kharraj karya Imam

Ahmad bin Hambal.

5. Ilmu Tasawuf

Ilmu agama Islam selain ilmu tafsir, ilmu Hadits, dan ilmu fikih yang

mengalami perkembangan yang pesat yaitu ilmu Tasawuf. Ilmu tasawuf ini

mengajarkan untuk tekun beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada

Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia, dan bersunyi diri

beribadah.

Ulama-ulama sufi atau tasawuf yang terkenal yaitu al-Qusyairi (w. 465 H)

dengan kitabnya ar-Risalah al-Qusyairiyah, Syahabuddin (w. 632 H) dengan

kitabnya Awarif al-Ma’arif, dan Imam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w.

505 H) dengan kitabnya Ihya’ Ulumuddin.113

Imam Ghazali sebagai tokoh

pertama yang mencoba mempromosikan ajaran tasawuf yang mulanya seperti

terpisah dari syari‟at, sehingga menjadi amalan yang sah di kalangan kaum

Muslim Sunni.114

Ada beberapa ajaran tasawuf yang mengakibatkan perbedaan yang jauh

antara spiritual yang diperoleh para sufi dan patokan-patokan buku hukum fikih

112

Sunanto, op.cit., h. 73. 113

Fa‟al, op.cit., h. 75. 114

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 177. Yang dikutip dari Nurcholish Madjid, Khazanah

Intelektual Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 34.

Page 69: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

60

yang tanpa dikaji kembali. Dengan demikian, para sufi dituduh mengabaikan

syariat dengan ungkapan-ungkapan yang menjurus syirik.

Ajaran-ajaran tersebut yaitu Ajaran tasawuf yang dianut oleh Zunun al-

Mishri (w. 860 M) yaitu al-Ma’rifah, yang dimaksudkan bahwa mengetahui

Tuhan dari dekat sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan, ajaran tasawuf Abu

Yazid al-Bustami (w. 874 M) yaitu al-Fana wa al-Baqa, yang dimaksudkan

bahwa hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia,

dan ajaran tasawuf al-Hallaj (w. 922 M) yaitu al-Hulul, yang dimaksudkan bahwa

Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat

didalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu

dilenyapkan.

Menurut Didin Saefuddin, munculnya ajaran-ajaran tasawuf yang

disebabkan oleh antiklimaks dari kecenderungan hidup masyarakat yang serba

materialistis dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan serta etika sosial.115

D. Kemajuan Dalam Bidang Politik

Kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan

Dinasti Abbasiyah, kemajuan yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa

ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan

kebudayaan, yang menyebabkan pada masa ini mencapai masa keemasan,

kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya terutama

pada masa kekuasaan Dinati Abbasiyah periode pertama (132 H/750 M-232

H/847 M).

115

Ibid., h. 179.

Page 70: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

61

Dinasti Abbasiyah adalah pemerintahan yang berbasis militer. Menurut

Marshal G.S. Hodgson karakter dari politik Dinasti Abbasiyah adalah

absolutisme, yaitu pemerintahan yang mutlak di tangan khalifah dan bersifat tidak

terbatas.116

Salah satu simbol absolutisme itu adalah adanya pengeksekusi untuk

menghukum mati orang-orang yang menolak perintah dan kemauan khalifah.

Politik absolutisme ini berawal dari pemerintahan Dinasti Umayyah yang pada

akhirnya dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah untuk sistem pemerintahannya.

Adapun salah satu perbedaan antara politik pada Dinasti Abbasiyah dan

Dinasti Umayyah adalah derajat khalifah di masa Dinasti Abbasiyah lebih tinggi

dari pada derajat khalifah di masa Dinasti Umayyah, karena khalifah-khalifah di

masa Dinasti Abbasiyah menempatkan dirinya sebagai zhillullah fil ardh.117

Karena menganggap kekuasaannya diperoleh atas kehendak Tuhan dan Tuhan

pula yang memberikan kekuasaan kepadanya, maka kekuasaan pun bersifat

absolut karena dianggapnya sebagai penjelmaan kekuasaan Tuhan sebagai

penguasa tunggal alam semesta.118

Ada beberapa sistem politik ini yang

dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu:119

1. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya

diambil dari kaum mawalli.

2. Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat

kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka

untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.

116

Ibid., h. 55. Yang dikutip dari Marshal G.S. Hodgson, The Venture of Islam, Conscience

and History in A World Civilization, (Chicago: 1974), h. 281. 117

Zhillullah fil ardh adalah Bayang-bayang Allah di muka bumi. 118

Buchori, op.cit., h. 78. 119

http://syafieh.blogspot.com/2014/01/perkembangan-islam-pada-masa-abbasiyah.html

(Hari Kamis, tgl 01 Mei 2014 pukul 10.51 wib)

Page 71: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

62

3. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan

sesuatu yang harus dikembangkan.

4. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.

Masa Dinasti Abbasiyah pada khalifah Harun Al-rasyid dalam bidang

politik, yang memegang teguh dengan karakter politiknya yaitu absolutisme yang

menghasilkan kekokohan dalam kekuasaannya. Sebagaimana tidak ada lagi

bahaya ancaman dari berbagai kelompok, tidak terjadi pertentangan lagi antara

Bangsa Arab dan Bangsa Persia.120

E. Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi dan Sosial

Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah

terdapat berbagai macam industri seperti, kain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan

Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari

Mesir dan kurma dari Iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan

ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain.

Industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung

lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang

dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.

Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting.

Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga

mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara

keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.

120

Yusuf Al-Isy, Dinasti Abbasiyah, (trj.), Arif Munandar dari judul asli Tarikh ‘Ashr Al-

Khilafah Al-‘Abbasiyyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 52.

Page 72: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

63

Pada Dinasti Abbasiyah dalam kemajuan bidang ekonomi menghasilkan

kestabilan politik dan kekuasaan yang kokoh. Kemajuan ekonomi pada Dinasti

Abbasiyah ini di titik beratkan kepada perdagangan dan industri, adapun sumber-

sumber ekonomi di peroleh dari sektor-sektor yang beragam seperti:

1. Perdagangan dan Industri

Pelabuhan-pelabuhan penting yang menjadi faktor keberhasilan di sektor

perdagangan ini adalah pelabuhan di Teluk Persia dan Laut Merah yang membuka

jalan menuju lautan India.121

Sejarah menyebutkan bahwa perdagangan ini tidak

terbatas pada wilayah kekhalifahan saja melainkan mencakup banyak wilayah di

luar pemerintahan dinasti Abbasiyah.

Tulang punggung perdagangan ini adalah sutera, yang merupakan kontribusi

terbesar orang Cina kepada dunia Barat, dan biasanya menyusuri jalur

perdagangan yang di sebut “ Jalan Sutera”, yang menyusuri Samarkhand dan

Turkistan Cina, sebuah yang kini tidak banyak di lalui di banding wilayah-

wilayah dunia lainnya yang sudah dihuni dan berperadaban.122

Industri juga berkembang pesat dan salah satunya adalah industri barang

pecah belah, keramik, parfum, dan industri kertas. Dalam industri kertas ini secara

bertahap berkembang sampai ke Barat dan Eropa yang pada saat itu bangasa Barat

dan Eropa belum mengenal kertas.

2. Pertanian dan Perkebunan

Bidang pertanian dan perkebunan berkembang pesat pada pemerintahan

Dinasti Abbasiyah karena pusat pemerintahannya berada di daerah yang

mempunyai tanah yang subur. Kota-kota administratif dan garisun tentara muslim

121

Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 124. 122

Hitti, op.cit., h. 429.

Page 73: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

64

seperti Basrah, Kuffah, Mosul, dan al-Wasit menjadi pusat usaha-usaha

pengembangan pertanian.

Para ahli geografi Arab menyebutkan beberapa khalifah yang menggali atau

membuka saluran, yang dalam kebanyakan kasus, sebenarnya hanya menggali dan

membuka kembali kanal-kanal yang pernah ada sebelumnya sejak masa

Babilonia.123

123

Ibid., h. 437.

Page 74: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

65

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

- Khalifah Harun Al-rasyid merupakan salah seorang Khalifah yang

mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi. Terlahir dari seorang ayah yang

juga seorang Khalifah, menjadikan Harun kecil dididik untuk menjadi

seorang pemimpin kelak. hal itu terbukti. Pada masa kepemimpinannya,

Khalifah Harun Al-rasyid mampu membawa umat islam pada titik peradaban

tertinggi. Banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masanya.

- Ada Lima kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahannya.

a. kemajuan yang Pertama adalah kemajuan dalam bidang kebudayaan dan

peradaban yang ditandai dengan adanya pertukaran budaya antara barat

dan timur dalam bidang perdagangan, kesenian dan arsitektur.

b. Kedua, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang didorong dengan

adanya kontak antara islam dan Persia yang menjadi jembatan

berkembangnya sains dan filsafat, etos keilmuan khalifah yang kuat,

peran keluarga Barmak, penerjemahan litertur Yunani kedalam bahasa

arab semakin besar, adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen

sehingga terjadi interaksi antara kebudayaan yang satu dengan

kebudayaan yang lainnya serta situasi sosial Baghdad yang kosmopolit.

Adapun berkembangnya pendidikan pada masa itu terdiri dari beberapa

ilmu pengetahuan yaitu ilmu astronomi dan matematika, filsafat dan

Page 75: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

66

kedokteran, geografi dan sejarah, fisika dan kimia, sastra dan music serta

arsitektur dan seni rupa.

c. Ketiga kemajuan dalam bidang agama islam yaitu adanya ilmu tafsir,

ilmu hadits, ilmu kalam, ilmu fiqh dan ilmu tasawuf.

d. Keempat kemajuan dalam bidang politik dengan menggunakan sistem

absolutisme yaitu pemerintahan yang mutlak ditangan khalifah dan

bersifat tidak terbatas.

e. Kelima kemajuan dalam bidang ekonomi dan sosial yaitu adanya

perdagangan dan industri serta adanya pertanian dan perkebunan.

Untuk mengembangkan sistem pendidikan Bani Abbasiyah, Harun Al-

rasyid membuat kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi berkembangnya

pendidikan pada masa tersebut yaitu dengan memberikan beasiswa dan

memajukan perpustakaan diantaranya perpustakaan akademi, perpustakaan

khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, serta perpustakaan

masjid dan universitas. Selain itu juga mendirikan baitul hikmah yang

terdiri dari pusat penerjemahan, tempat kajian dan karangan, menara

astronomi, sekolah dan kantor baitul hikmah. Dan kebijakan yang

mempunyai pengaruh besar yaitu adanya penerjemahan buku-buku ilmu

pengetahuan kedalam bahasa arab.

Dampak dari kebijakan Harun Al-rasyid dalam mengembangkan

pendidikan telah melahirkan beberapa ilmuan-ilmuan muslim yaitu,

Zakariya Ar- Raji, Ibn Massawyh (doktor spesialis diet), Al- Kindi, Al-

Khwarizmi, Musa Ibrahim Al-Fazari, Al-Farghani, Al-Battani, Iman

Page 76: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

67

Sibawayh, Abu Nuwas, Imam Malik, Imam Syafi‟i, Imam Bukhori, Imam

Muslim, Imam Abu Daud, an-Nasa‟i dan Ibn-Majah.

Page 77: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

68

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos, 1999.

Ali, K., Sejarah Islam Tarikh Pra Modern, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1997.

Al-isy, Yusuf, Dinasti Abbasiyah, (trj.), Arif Munandar dari judul asli Tarikh

‘Ashr Al-Khilafah Al-‘Abbasiyyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.

As-sirjani, Raghib, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia (trj), Sonif dari

judul asli Madza Qaddamal Muslimuna Lil ‘Alam Ishamaatu al-Muslimin fi

al-Hadharah al-Insaniyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.

Fa‟al, Fahsin M., Sejarah Kekuasaan Islam, Jakarta: CV Artha Rivera, 2008.

Hitti, Philip K., History of The Arabs, Arabs (trj.), R. Cecep Lukman Yasin dan

Dedi Slamet Riyadi dari judul asli History of The Arabs; From The Earliest

Times To The Present, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010.

Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi

Analisis Abad Keemasan Islam (trj.), Joko S. Kahhar dan Supriyanto

Abdullah dari judul asli History of Islamic Origins of Western Education

A.D. 800-1350; with an Introduction to Medieval Muslim Education,

Surabaya: Risalah Gusti, 2003.

Ruslan, Heri, Khazanah Menelisik Warisan Peradaban Islam Dari Apotek Hingga

Komputer Analog, Jakarta: Penerbit Republika, 2010.

Buchori Saefuddin, Didin, Sejarah Politik Islam, Pustaka Intermasa.

Saefuddin, Didin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Page 78: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

69

______________ Zaman Keemasan Islam, Jakarta: Grasindo, 2002.

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Islam, Jakarta: Kencana, 2011.

Su‟ud, Abu, Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban

Umat Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Syalaby, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna,

1993.

H. Roibin, Penetapan Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, Malang: UIN

Maliki Press, 2010.

DR. Khalil Syauqi Abu , Harun Ar-Rasyid Amir Para Khalifah dan Raja

Teragung di Dunia, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1997.

Web:

http://syafieh.blogspot.com/2014/01/perkembangan-islam-pada-masa-

abbasiyah.html

http://fandifirmansyah.blogspot.co.id/2013/04/harun-ar-rasyid-sang-khalifah-

abbasiyah.html

http://al-anwarkadugedekuini.blogspot.co.id

Page 79: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

70

LAMPIRAN

Lampiran I

KET : PROPINSI-PROPINSI ABBASIYAH SELAMA KHALIFAH

HARUN AL-RASYID786-80

Page 81: KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32210/1/SKRIPSI... · Bani Abbasiyah dalam bidang Keilmuan dimasa Harun Al-Rasyid dengan

72

KET : BAITUL HIKMAH ERA MODERN DI BAGHDAD, IRAK.