analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
DI SMP NEGERI 5 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Bayu Ari Widodo1, Sukasno, M.Pd2, Maria Luthfiana, M.Pd.Mat3. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA
STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimanakah jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? dan apakah faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan rumus persentase. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa jenis kesulitan yang dialami siswa sebagian besar kesulitan dalam memahami prinsip dan prosedural atau operasi pada soal nomor 2 dan soal nomor 4. Hal ini dilihat pada soal nomor 2 ada 14 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%) dan ada 6 orang kesulitan memahami prinsip (20,00%). Kemudian pada soal nomor 4 ada 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%) dan 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%).
Kata kunci: Analisis, Kesulitan, SPDLV.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan seseorang
dapat membangun masa depan yang lebih baik. Menurut Trianto (2010:11) pendidikan yang
mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pendidikan perlu
mendapat perhatian, penanganan, prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan
pengelola pendidikan.
Pelajaran matematika dipandang sebagai bagian ilmu-ilmu dasar yang berkembang
pesat baik isi-isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk
1
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif (Roestiyah,
2008:96). Walaupun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini hasil belajar
matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari pendekatan yang
digunakan guru. Dan pendekatan tersebut biasanya dipengaruhi pemahaman guru tentang sifat
matematika, serta penguasaan terhadap proses pembelajaran matematika di kelas (Yunsirno,
2010:94). Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar,
berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses
belajar-mengajar di kelas, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat
membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Jamal (2014:19) matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan disetiap jenjang sekolah, baik tingkah Sekolah Dasar, menengah maupun perguruan
tinggi. Matematika juga dapat digunakan untuk menganalisa dan menyederhanakan sebagai
problem. Walaupun demikian perlu juga disadari bahwa matematika merupakan pelajaran
yang sukar dan kurang disenangi oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus membantu kesulitan
yang dihadapi siswa tersebut. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahwa kajian materi
yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 5
Lubuklinggau diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam bidang studi
matematika. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan guru terutama pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Dilihat
dari ulangan harian matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel dari
36 siswa, hanya ada 17 siswa (47%) mencapai KKM dan 19 siswa (53%) belum mencapai
KKM sebesar 70.
Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui kesulitan siswa dalam belajar
matematika dan juga mengetahui penyebabnya. Selain itu, apabila diketahui jenis kesulitan
yang dialami siswa maka dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru untuk melakukan
perbaikan proses belajar mengajar.
Sardiman (2001:37) menyatakan bahwa faktor penyebab timbulnya kesulitan bagi
siswa dalam mempelajari matematika karena karakteristik matematika itu sendiri yakni
konsep-konsep umumnya bersifat abstrak. Faktor lain yang menyebabkan timbulnya
kelemahan dalam pembelajaran matematika adalah kebiasaan hanya menerapkan metode
ceramah dalam pelaksanaan belajar serta kurangnya kemampuan guru untuk menghadirkan
2
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
pendekatan belajar yang tepat untuk memotivasi siswa serta melibatkannya dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan perbaikan dalam proses
pembelajaran matematika di sekolah melalui pemilihan metode yang tepat dan dapat
meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar sehingga bermuara pada peningkatan hasil
belajar siswa.
Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa karena untuk
memperoleh prestasi yang baik dapat diperoleh dari perlakuan belajar di sekolah maupun
diluar sekolah dan atas ketentuan serta usaha siswa dalam belajar. Hal ini juga terjadi dalam
belajar matematika oleh karena itu memahami kesulitan belajar siswa dalam pelajaran
matematika penting bagi guru dijadikan masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
di kelas (Jamal, 2014:20).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
tentang “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan pada alasan pemilihan judul di atas maka permasalahan
yang akan diteliti adalah: 1) Bagaimanakah jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5
Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua
variabel?, 2) Apakah faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua
variabel?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis kesulitan
siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem
persamaan linear dua variabel dan untuk mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan siswa di
SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi sistem persamaan linear dua variabel.
LANDASAN TEORI
1. Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan-kesulitan belajar matematika dapat ditinjau dari penguasaan tiga elemen
dalam pelajaran matematika menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2000:5) yaitu: (1) konsep
dengan indikator kesulitan dalam menentukan rumus untuk menyelesaikan suatu masalah atau
peserta didik dalam menggunakan teorema atau rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat
berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan teorem (2) keterampilan dengan indikator
Indikator peserta didik kesulitan menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan,
3
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
pengurangan, perkalian, pembagian, perhitungan akar dan kuadrat (3) pemecahan masalah
dengan indikator siswa tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi proses belajar yang mengalami hambatan-hambatan tertentu, seperti
kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan dalam memahami prinsip dan kesulitan dalam
mengaplikasikan prinsip, sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi belajar yang rendah
atau dibawah rata-rata.
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Siswa
Kesulitan berarti sesuatu yang dianggap sukar dan tidak dapat dikerjakan. Suatu
kondisi dalam proses belajar-mengajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu
mencapai hasil belajar. Gejala-gejala kesulitan belajar beraneka ragam, hal ini dapat dilihat
dari adanya sikap acuh tak acuh, berbuat onar, murung, bolos, dan lain-lain yang biasanya
disertai dengan hasil belajar rendah atau tidak sesuai dengan potensi.
Menurut Aunurrahman (2011:42) mengemukakan penyebab kesulitan siswa dalam
menguasai matematika yaitu:
a. Kesulitan dalam mengingat fakta
Fakta adalah suatu idea tau gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang
sama dari sekumpulan eksemplar yang cocok. Dengan mengambil adanya sekumpulan
eksemplar sebagai kriteria, dapat didefinisikan apa konsep atau fakta. Kesulitan dalam
mengingat fakta matematika akan menghambat siswa dalam belajar. Contohnya diketahui
bilangan bulat “a” dan “b”, dijadikan bilangan pecahan .
b. Kesulitan dalam memahami konsep
Menurut pemahaman konsep-konsep akan melahirkan teorema atau rumus-rumus. Agar
konsep dan teorema itu dapat diaplikasikan ke situasi yang lain perlu adanya keterampilan
menggunakan konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut. Untuk memahami konsep dan
teorema maka diperlukan pengalaman belajar yang lalu. Contohnya pengurangan pecahan
yang penyebutnya tidak sama. Untuk mengurangkan dua bilangan pecahan yang penyebutnya
tidak sama, terlebih dahulu kita samakan penyebutnya dengan KPK dari penyebut-penyebut
pecahan itu.
c. Kesulitan dalam memahami prinsip
Apabila suatu ide atau gagasan menghubungkan dua atau lebih konsep, maka ide atau
gagasan dinamakan prinsip. Karena prinsip terdiri dari dua atau lebih konsep maka jika sudah
mengalami kesulitan dalam memahami konsep mengakibatkan sulit pula untuk memahami
4
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
prinsip-prinsip dalam matematika. Contohnya untuk membagi bilangan pecahan
dengan ௗ
sama dengan mengalikan
dengan kebalikan dari ௗ
, ௗ ݑݐ݅ܽݕ.
d. Kesulitan dalam mengaplikasi prinsip (konsep-konsep)
Untuk dapat mengaplikasikan prinsip dalam matematika, terlebih dahulu harus
dipahami prinsip matematika itu sendiri. Jika mengalami kesulitan memahami prinsip
matematika, maka akan sulit mengaplikasikanya. Contohnya untuk menghitung bilangan
berpangkat seperti ቀቁସ sama dengan mengalikan
×
×
×
.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Sugiyono (2009:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Adapun deskriftif
kuantitatif dalam arti peneliti terlibat langsung ke lapangan untuk memberikan tes kemudian
menganalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan
linear dua variabel kelas VIII SMP Negeri 5 Lubuklinggau.
Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa. Alasan mengambil kelas ini karena
dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian dalam materi sistem persamaan linear dua variabel
masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 70.
Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa tes,
observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan kesulitan apa saja yang dialami
siswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP
Negeri 5 Lubuklinggau.
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari tanggal 03 Agustus 2017 sampai dengan 19
Agustus 2017 dengan subjek penelitian siswa kelas VIII.2 berjumlah 30 siswa SMP Negeri 5
Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini berupa nilai dari materi sistem
persamaan linier dua variabel yang diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus
5
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
persentase. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal sistem persamaan linier dua variabel. Sebelum melaksanakan penelitian penulis
melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui mutu dan kualitas soal
yang akan dipakai dalam pelaksanaan tes.
Uji coba dilakukan di kelas IX.1 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran
2017/2018 menggunakan enam butir soal yang diikuti 29 siswa. Setelah didapatkan data hasil
uji coba selanjutnya dianalisis menggunakan rumus validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
indeks kesukaran. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen didapatkan lima butir soal
yang memenuhi kriteria tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
Pada langkah selanjutnya peneliti melakukan tes kemampuan siswa menggunakan
lima butir soal tentang sistem persamaan linier dua variabel. Tes kemampuan ini diberikan
pada kelas VIII.2 yang diikuti 30 siswa. Dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan
perlakuan atau pembelajaran mengenai sistem persamaan linier dua variabel melainkan hanya
memberikan tes kemampuan siswa tentang materi tersepakt guna mengetahui tingkat
pemahaman dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika khususnya pada
materi sistem persamaan linier dua variabel.
2. Analisis Data Tes
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari hasil tes
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan linier dua variabel. Tes tertulis
yang berbentuk esay berjumlah lima butir soal. Tes ini diberikan kepada siswa yang sudah
mempelajari materi sistem persamaan linier dua variabel. Data yang diperoleh melalui tes
tersepakt dihitung dengan menggunakan rumus persentase:
STSDN x 100%
Keterangan :
N = Nilai akhir
SD = Skor yang diperoleh siswa
ST = Skor tertinggi
100% = Rentang nilai tertinggi Hasil tes yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5
Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018. Setelah diadakan analisis data tentang kesulitan
siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier dua variabel dapat dilihat pada
lampiran C.
6
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa rata-rata hasil tes kemampuan siswa
dengan persentase ketuntasan masing-masing soal yaitu:
a. Soal nomor 1 yang tuntas sebesar 80% dengan rata-rata nilai 81,75%.
b. Soal nomor 2 yang tuntas sebesar 10% dengan rata-rata nilai 30,20%.
c. Soal nomor 3 yang tuntas sebesar 50% dengan rata-rata nilai 64,71%.
d. Soal nomor 4 yang tuntas sebesar 13% dengan rata-rata nilai 37,92%.
e. Soal nomor 5 yang tuntas sebesar 50% dengan rata-rata nilai 63,29%.
Berdasarkan data hasil tes siswa dengan nilai KKM 70 maka siswa yang mencapai
ketuntasan hasil belajar ada 13 siswa sedangkan 17 siswa lainnya memperoleh nilai dibawah
KKM dengan rata-rata nilai hasil tes sebesar 47,23. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
belajar dari keseluruhan soal sebanyak 13 siswa atau 43,33% dari subjek keseluruhan
berjumlah 30 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
sebanyak 17 siswa atau 56,67%. Nilai tes diperoleh dari siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5
Lubuklinggau tertinggi adalah 85, sedangkan nilai terendah adalah 7.
3. Pembahasan
a. Hasil Tes Siswa
Setelah diketahui hasil tes siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel
siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, kemudian peneliti
menganalisis data tersepakt guna mengetahui kesulitan-kesulitan siswa setiap butir soal dalam
menyelesaikan materi sistem persamaan linier dua variabel. Hasil analisis kesulitan siswa
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
Dari hasil analisis kesulitan siswa diketahui hasil tes pada soal sistem persamaan linier
dua variabel secara umum siswa mengalami kesulitan dari persentase jumlah siswa yang salah
sangat tinggi yaitu pada soal nomor 2 dan soal 4. Siswa yang mengaku sangat kesulitan dalam
prosedural atau operasi pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Berdasarkan hasil
analisis tersepakt dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau
belum menguasai betul atau mengalami kesulitan dalam mengaplikasi prinsip.
Jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada setiap soal dapat dirinci sebagai berikut:
1) Soal nomor 1 berjumlah 4 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (13,33%) dan 5
orang kesulitan memahami konsep (17,67%).
2) Soal nomor 2 berjumlah 14 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%), 3
orang kesulitan memahami konsep (10,00%), 6 orang kesulitan memahami prinsip
(20,00%), dan 5 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (16,67%).
7
3) Soal nomor 3 berjumlah 7 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (23,33%), 3 orang
kesulitan memahami konsep (10,00%), 6 orang kesulitan memahami prinsip (20,00%),
dan 1 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (3,33%).
4) Soal nomor 4 berjumlah 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%), 7 orang
kesulitan memahami konsep (23,33%), 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%),
dan 2 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (6,67%).
5) Soal nomor 5 berjumlah 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%), 5 orang
kesulitan memahami konsep (16,67%), 1 orang kesulitan memahami prinsip (3,33%), dan
1 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (3,33%).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jawaban yang paling banyak
salah adalah soal nomor 2 dan soal nomor 4, hal ini disebabkan karena siswa kesulitan dalam
memahami fakta dan prinsip. Dari hasil analisis tersepakt dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kesulitan mengerjakan soal nomor 2 dan 4.
Adapun contoh siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami fakta, konsep,
prinsip dan operasi adalah:
a. Kesulitan memahami fakta
b. Kesulitan memahami konsep
8
c. Kesulitan memahami prinsip
d. Kesulitan memahami prosedural atau operasi
b. Hasil Wawancara
Pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel. Pemahaman dan persepsi yang
diberikan guru dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier dua variabel tidak dapat
dimengerti oleh siswa, hal tersepakt akan mempengaruhi minat belajar siswa pada
pembelajaran matematika. Adapun hasil wawancara siswa dalam menyelesaikan soal-soal
sistem persamaan linier dua variabel sebagai berikut:
Subjek 1
Peneliti : Mengapa jawaban kamu banyak yang salah?
Siswa : (Diam).
Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal nomor 2 dan 4?
9
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
Siswa : Sulit sekali soalnya pak.
Peneliti : Pada bagian mana yang sulit?
Siswa : Semuanya pak. Cara penurunannya tidak mengerti.
Peneliti : Sewaktu guru menjelaskan kamu memperhatikan tidak?
Siswa : tidak pak, karena tidak senang pelajaran matematika.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep.
Subjek 2
Peneliti : Mengapa jawaban kamu banyak yang salah?
Siswa : Tidak tahu pak.
Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal nomor 2, 3, 4 dan 5?
Siswa : Bingung pak.
Peneliti : Kenapa bingung?
Siswa : Tidak paham cara dan menentukan hasil akhirnya.
Peneliti : Kamu mengerti tidak dengan materi ini?
Siswa : Tidak tahu pak, tidak ingat lagi.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prosedural atau operasi.
Subjek 3
Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal no 2, 4 dan 5?
Siswa : (Diam).
Peneliti : Untuk soal nomor 5 dan 6 kenapa mengerjakanya tidak selesai ?
Siswa : tidak tahu lagi pak.
Peneliti : Pada bagian mana yang kamu anggap sulit?
Siswa : Tidak tahu cara menentukan hasil akhir pada soal.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prosedural atau operasi.
Subjek 4
Peneliti : Mengapa jawaban kamu masih belum selesai?
Siswa : Masih bingung pak.
Peneliti : Mengapa soal nomor 2 dan 4 tidak diisi sampai selesai?
Siswa : Tidak tahu lagi isian selanjutnya pak.
Peneliti : Kenapa tidak tahu?
10
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
Siswa : Kurang memahami bagaimana langkah penyelesaiannya pak.
Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prinsip dan aplikasi.
Subjek 5
Peneliti : Mengapa jawaban kamu semuanya salah?
Siswa : (Senyum dan diam saja).
Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal dengan baik?
Siswa : Tidak tahu pak. Aku tidak mengerti materinya.
Peneliti : Kalau tidak mengerti, mengapa kamu tidak bertanya.
Siswa : (Diam). Takut pak.
Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prinsip.
Subjek 6
Peneliti : Mengapa jawaban kamu masih ada yang belum selesai?
Siswa : Tidak tahu lagi pak, kelanjutannya.
Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa menyelesaikan soal nomor 2 dan 4?
Siswa : Tidak mengerti cara penyelesaiannya pak.
Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prinsip dan aplikasi.
Subjek 7
Peneliti : Mengapa jawaban kamu hanya sebagian yang dikerjakan?
Siswa : (Senyum)
Peneliti : Mengapa soal nomor 1, 2 dan 4 tidak bisa diselesaikan?
Siswa : Kurang paham materinya, pak.
Peneliti : Mengapa kamu tidak bertanya pada saat kegiatan pembelarajan.
Siswa : Malu, pak.
Dari wawancara tersepakt diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
prosedural atau operasi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel dengan
baik.
Faktor penyebab siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan
linier dua variabel adalah:
11
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
a. Kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan latihan penyelesaian soal
sistem persamaan linier dua variabel.
b. Belum mengerti materi sistem persamaan linier dua variabel.
c. Tidak tahu sama sekali cara mengoperasi dan penurunan soal.
d. Tidak memahami konsep penyelesaian soal.
e. Belum memahami cara menentukan hasil akhir pada soal.
Berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi siswa tersepakt maka peneliti memberikan
beberapa alternatif pemecahan masalah antara lain:
a. Menciptakan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar
siswa karena dengan pembelajaran ini siswa akan lebih aktif dan mudah memahami
materi dalam suasana yang menyenangkan.
b. Memfokuskan pembelajaran pada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sampai mereka
betul-betul memahami. Di dalam proses pembelajaran masing-masing siswa mempunyai
kemampuan yang berbeda, ada yang cepat mengerti dan ada juga yang sulit mengerti.
Namun jika terus diulang-ulang siswa yang kesulitan tersepakt akan mudah mengerti.
Untuk itu pembelajaran seperti ini sangat membantu bagi siswa yang mengalami
kesulitan.
c. Mengadakan bimbingan khusus berupa kegiatan les matematika bagi siswa yang belum
mengerti sistem persamaan linier dua variabel. Dengan adanya bimbingan ini siswa dapat
lebih memahami cara-cara penyelesaian soal karena di dalam pembelajarannya siswa
lebih difokuskan pada satu bahasan sampai mereka benar-benar bisa.
d. Memberikan motivasi kepada siswa berupa semangat, hadiah dan manfaat belajar sistem
persamaan linier dua variabel. Hal ini dilakukan agar lebih giat belajar dan dapat
meningkatkan prestasinya pada pembelajaran matematika.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa:
1. Jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi sistem persamaan linear dua variabel yaitu kesulitan dalam memahami fakta dan
prinsip pada soal nomor 2 dan soal nomor 4. Hal ini dilihat pada soal nomor 2 ada 14
orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%) dan ada 6 orang kesulitan
memahami prinsip (20,00%). Kemudian pada soal nomor 4 ada 9 orang mengalami
kesulitan mengingat fakta (30,00%) dan 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%).
12
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
2. Faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran
2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua
variabel yaitu:
a. Kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan latihan penyelesaian
soal sistem persamaan linier dua variabel.
b. Belum mengerti materi sistem persamaan linier dua variabel.
c. Tidak tahu sama sekali cara mengoperasi dan penurunan soal.
d. Tidak memahami konsep penyelesaian soal.
e. Belum memahami cara menentukan hasil akhir pada soal.
13
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2000. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abidin, Zainal. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Tarbiyah Iain Ar-Raniry Dalam Mata Kuliah Trigonometri Dan Kalkulus 1. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. 13. Vol. 1. Hlm. 183-196.
Agus, Nuniek A. 2008. Mudah Belajar Matematika 2: untuk Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ahmadi. 2004. Pokok-pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. Arikunto, Suharsimi . 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Penyempurnaan atau Penyesuaian
Kurikulum 1994 SMP (Suplemen GBPP). Jakarta: Depdiknas. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamid, A. 2009. Perbandingan hasil Belajar Matematika antara Metode PMRI dengan Metode Konvensional pada Siswa SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Skripsi. STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Huda, Nizlel. 2013. Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam
Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Jurnal Universitas Jambi. 02 (04): 1-12.
Jamal, Fakhrul. 2014. Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika pada
Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan Pahlawan. Jurnal Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa, Meulaboh. Vol. 1 No. 1. Hlm. 18-36.
Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Nym, Ni. 2015. Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V dalam
Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal PGSD, Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1. Hlm. 1-11.
Riduwan. 2002. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
14
1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017
Rumasoreng. 2014. Analisis Kesulitan Matematika Siswa SMA/MA dalam Menyelesaikan Soal Setara UN di Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 1. No. 1. Hlm. 22-34.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E dan Yaya, Sukjaya. 2001. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya kusumah 175.
Sustani, H. 2007. Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII SMPN B. Srikaton dalam
Menyeselesaikan Soal-soal Lingkaran. Tidak Dipublikasikan. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yunsirno. 2010. Keajaiban Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.