analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal...

15
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP NEGERI 5 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Oleh Bayu Ari Widodo 1 , Sukasno, M.Pd 2 , Maria Luthfiana, M.Pd.Mat 3 . Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimanakah jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? dan apakah faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan rumus persentase. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa jenis kesulitan yang dialami siswa sebagian besar kesulitan dalam memahami prinsip dan prosedural atau operasi pada soal nomor 2 dan soal nomor 4. Hal ini dilihat pada soal nomor 2 ada 14 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%) dan ada 6 orang kesulitan memahami prinsip (20,00%). Kemudian pada soal nomor 4 ada 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%) dan 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%). Kata kunci: Analisis, Kesulitan, SPDLV. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat membangun masa depan yang lebih baik. Menurut Trianto (2010:11) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan. Pelajaran matematika dipandang sebagai bagian ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi-isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DI SMP NEGERI 5 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Bayu Ari Widodo1, Sukasno, M.Pd2, Maria Luthfiana, M.Pd.Mat3. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA

STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimanakah jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? dan apakah faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan rumus persentase. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa jenis kesulitan yang dialami siswa sebagian besar kesulitan dalam memahami prinsip dan prosedural atau operasi pada soal nomor 2 dan soal nomor 4. Hal ini dilihat pada soal nomor 2 ada 14 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%) dan ada 6 orang kesulitan memahami prinsip (20,00%). Kemudian pada soal nomor 4 ada 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%) dan 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%).

Kata kunci: Analisis, Kesulitan, SPDLV.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan seseorang

dapat membangun masa depan yang lebih baik. Menurut Trianto (2010:11) pendidikan yang

mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu

mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan

memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pendidikan perlu

mendapat perhatian, penanganan, prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan

pengelola pendidikan.

Pelajaran matematika dipandang sebagai bagian ilmu-ilmu dasar yang berkembang

pesat baik isi-isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk

1

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif (Roestiyah,

2008:96). Walaupun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini hasil belajar

matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari pendekatan yang

digunakan guru. Dan pendekatan tersebut biasanya dipengaruhi pemahaman guru tentang sifat

matematika, serta penguasaan terhadap proses pembelajaran matematika di kelas (Yunsirno,

2010:94). Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar,

berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses

belajar-mengajar di kelas, oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat

membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Jamal (2014:19) matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan disetiap jenjang sekolah, baik tingkah Sekolah Dasar, menengah maupun perguruan

tinggi. Matematika juga dapat digunakan untuk menganalisa dan menyederhanakan sebagai

problem. Walaupun demikian perlu juga disadari bahwa matematika merupakan pelajaran

yang sukar dan kurang disenangi oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus membantu kesulitan

yang dihadapi siswa tersebut. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahwa kajian materi

yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 5

Lubuklinggau diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam bidang studi

matematika. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

yang diberikan guru terutama pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Dilihat

dari ulangan harian matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel dari

36 siswa, hanya ada 17 siswa (47%) mencapai KKM dan 19 siswa (53%) belum mencapai

KKM sebesar 70.

Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui kesulitan siswa dalam belajar

matematika dan juga mengetahui penyebabnya. Selain itu, apabila diketahui jenis kesulitan

yang dialami siswa maka dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru untuk melakukan

perbaikan proses belajar mengajar.

Sardiman (2001:37) menyatakan bahwa faktor penyebab timbulnya kesulitan bagi

siswa dalam mempelajari matematika karena karakteristik matematika itu sendiri yakni

konsep-konsep umumnya bersifat abstrak. Faktor lain yang menyebabkan timbulnya

kelemahan dalam pembelajaran matematika adalah kebiasaan hanya menerapkan metode

ceramah dalam pelaksanaan belajar serta kurangnya kemampuan guru untuk menghadirkan

2

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

pendekatan belajar yang tepat untuk memotivasi siswa serta melibatkannya dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan perbaikan dalam proses

pembelajaran matematika di sekolah melalui pemilihan metode yang tepat dan dapat

meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar sehingga bermuara pada peningkatan hasil

belajar siswa.

Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa karena untuk

memperoleh prestasi yang baik dapat diperoleh dari perlakuan belajar di sekolah maupun

diluar sekolah dan atas ketentuan serta usaha siswa dalam belajar. Hal ini juga terjadi dalam

belajar matematika oleh karena itu memahami kesulitan belajar siswa dalam pelajaran

matematika penting bagi guru dijadikan masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar

di kelas (Jamal, 2014:20).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

tentang “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan pada alasan pemilihan judul di atas maka permasalahan

yang akan diteliti adalah: 1) Bagaimanakah jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5

Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua

variabel?, 2) Apakah faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua

variabel?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis kesulitan

siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem

persamaan linear dua variabel dan untuk mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan siswa di

SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada

materi sistem persamaan linear dua variabel.

LANDASAN TEORI

1. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan-kesulitan belajar matematika dapat ditinjau dari penguasaan tiga elemen

dalam pelajaran matematika menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2000:5) yaitu: (1) konsep

dengan indikator kesulitan dalam menentukan rumus untuk menyelesaikan suatu masalah atau

peserta didik dalam menggunakan teorema atau rumus tidak sesuai dengan kondisi prasyarat

berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan teorem (2) keterampilan dengan indikator

Indikator peserta didik kesulitan menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan,

3

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

pengurangan, perkalian, pembagian, perhitungan akar dan kuadrat (3) pemecahan masalah

dengan indikator siswa tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar

merupakan suatu kondisi proses belajar yang mengalami hambatan-hambatan tertentu, seperti

kesulitan dalam memahami konsep, kesulitan dalam memahami prinsip dan kesulitan dalam

mengaplikasikan prinsip, sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi belajar yang rendah

atau dibawah rata-rata.

2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Siswa

Kesulitan berarti sesuatu yang dianggap sukar dan tidak dapat dikerjakan. Suatu

kondisi dalam proses belajar-mengajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu

mencapai hasil belajar. Gejala-gejala kesulitan belajar beraneka ragam, hal ini dapat dilihat

dari adanya sikap acuh tak acuh, berbuat onar, murung, bolos, dan lain-lain yang biasanya

disertai dengan hasil belajar rendah atau tidak sesuai dengan potensi.

Menurut Aunurrahman (2011:42) mengemukakan penyebab kesulitan siswa dalam

menguasai matematika yaitu:

a. Kesulitan dalam mengingat fakta

Fakta adalah suatu idea tau gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang

sama dari sekumpulan eksemplar yang cocok. Dengan mengambil adanya sekumpulan

eksemplar sebagai kriteria, dapat didefinisikan apa konsep atau fakta. Kesulitan dalam

mengingat fakta matematika akan menghambat siswa dalam belajar. Contohnya diketahui

bilangan bulat “a” dan “b”, dijadikan bilangan pecahan .

b. Kesulitan dalam memahami konsep

Menurut pemahaman konsep-konsep akan melahirkan teorema atau rumus-rumus. Agar

konsep dan teorema itu dapat diaplikasikan ke situasi yang lain perlu adanya keterampilan

menggunakan konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut. Untuk memahami konsep dan

teorema maka diperlukan pengalaman belajar yang lalu. Contohnya pengurangan pecahan

yang penyebutnya tidak sama. Untuk mengurangkan dua bilangan pecahan yang penyebutnya

tidak sama, terlebih dahulu kita samakan penyebutnya dengan KPK dari penyebut-penyebut

pecahan itu.

c. Kesulitan dalam memahami prinsip

Apabila suatu ide atau gagasan menghubungkan dua atau lebih konsep, maka ide atau

gagasan dinamakan prinsip. Karena prinsip terdiri dari dua atau lebih konsep maka jika sudah

mengalami kesulitan dalam memahami konsep mengakibatkan sulit pula untuk memahami

4

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

prinsip-prinsip dalam matematika. Contohnya untuk membagi bilangan pecahan

dengan ௗ

sama dengan mengalikan

dengan kebalikan dari ௗ

, ௗ ݑݐ݅ܽݕ.

d. Kesulitan dalam mengaplikasi prinsip (konsep-konsep)

Untuk dapat mengaplikasikan prinsip dalam matematika, terlebih dahulu harus

dipahami prinsip matematika itu sendiri. Jika mengalami kesulitan memahami prinsip

matematika, maka akan sulit mengaplikasikanya. Contohnya untuk menghitung bilangan

berpangkat seperti ቀቁସ sama dengan mengalikan

×

×

×

.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2009:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,

atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Adapun deskriftif

kuantitatif dalam arti peneliti terlibat langsung ke lapangan untuk memberikan tes kemudian

menganalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan

linear dua variabel kelas VIII SMP Negeri 5 Lubuklinggau.

Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau

tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa. Alasan mengambil kelas ini karena

dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian dalam materi sistem persamaan linear dua variabel

masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 70.

Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa tes,

observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan kesulitan apa saja yang dialami

siswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP

Negeri 5 Lubuklinggau.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari tanggal 03 Agustus 2017 sampai dengan 19

Agustus 2017 dengan subjek penelitian siswa kelas VIII.2 berjumlah 30 siswa SMP Negeri 5

Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini berupa nilai dari materi sistem

persamaan linier dua variabel yang diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus

5

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

persentase. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal sistem persamaan linier dua variabel. Sebelum melaksanakan penelitian penulis

melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui mutu dan kualitas soal

yang akan dipakai dalam pelaksanaan tes.

Uji coba dilakukan di kelas IX.1 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran

2017/2018 menggunakan enam butir soal yang diikuti 29 siswa. Setelah didapatkan data hasil

uji coba selanjutnya dianalisis menggunakan rumus validitas, reliabilitas, daya pembeda dan

indeks kesukaran. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen didapatkan lima butir soal

yang memenuhi kriteria tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

Pada langkah selanjutnya peneliti melakukan tes kemampuan siswa menggunakan

lima butir soal tentang sistem persamaan linier dua variabel. Tes kemampuan ini diberikan

pada kelas VIII.2 yang diikuti 30 siswa. Dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan

perlakuan atau pembelajaran mengenai sistem persamaan linier dua variabel melainkan hanya

memberikan tes kemampuan siswa tentang materi tersepakt guna mengetahui tingkat

pemahaman dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika khususnya pada

materi sistem persamaan linier dua variabel.

2. Analisis Data Tes

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari hasil tes

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan linier dua variabel. Tes tertulis

yang berbentuk esay berjumlah lima butir soal. Tes ini diberikan kepada siswa yang sudah

mempelajari materi sistem persamaan linier dua variabel. Data yang diperoleh melalui tes

tersepakt dihitung dengan menggunakan rumus persentase:

STSDN x 100%

Keterangan :

N = Nilai akhir

SD = Skor yang diperoleh siswa

ST = Skor tertinggi

100% = Rentang nilai tertinggi Hasil tes yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5

Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018. Setelah diadakan analisis data tentang kesulitan

siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier dua variabel dapat dilihat pada

lampiran C.

6

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

Berdasarkan hasil tes diperoleh data bahwa rata-rata hasil tes kemampuan siswa

dengan persentase ketuntasan masing-masing soal yaitu:

a. Soal nomor 1 yang tuntas sebesar 80% dengan rata-rata nilai 81,75%.

b. Soal nomor 2 yang tuntas sebesar 10% dengan rata-rata nilai 30,20%.

c. Soal nomor 3 yang tuntas sebesar 50% dengan rata-rata nilai 64,71%.

d. Soal nomor 4 yang tuntas sebesar 13% dengan rata-rata nilai 37,92%.

e. Soal nomor 5 yang tuntas sebesar 50% dengan rata-rata nilai 63,29%.

Berdasarkan data hasil tes siswa dengan nilai KKM 70 maka siswa yang mencapai

ketuntasan hasil belajar ada 13 siswa sedangkan 17 siswa lainnya memperoleh nilai dibawah

KKM dengan rata-rata nilai hasil tes sebesar 47,23. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

belajar dari keseluruhan soal sebanyak 13 siswa atau 43,33% dari subjek keseluruhan

berjumlah 30 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar

sebanyak 17 siswa atau 56,67%. Nilai tes diperoleh dari siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5

Lubuklinggau tertinggi adalah 85, sedangkan nilai terendah adalah 7.

3. Pembahasan

a. Hasil Tes Siswa

Setelah diketahui hasil tes siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel

siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, kemudian peneliti

menganalisis data tersepakt guna mengetahui kesulitan-kesulitan siswa setiap butir soal dalam

menyelesaikan materi sistem persamaan linier dua variabel. Hasil analisis kesulitan siswa

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Dari hasil analisis kesulitan siswa diketahui hasil tes pada soal sistem persamaan linier

dua variabel secara umum siswa mengalami kesulitan dari persentase jumlah siswa yang salah

sangat tinggi yaitu pada soal nomor 2 dan soal 4. Siswa yang mengaku sangat kesulitan dalam

prosedural atau operasi pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Berdasarkan hasil

analisis tersepakt dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 5 Lubuklinggau

belum menguasai betul atau mengalami kesulitan dalam mengaplikasi prinsip.

Jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada setiap soal dapat dirinci sebagai berikut:

1) Soal nomor 1 berjumlah 4 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (13,33%) dan 5

orang kesulitan memahami konsep (17,67%).

2) Soal nomor 2 berjumlah 14 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%), 3

orang kesulitan memahami konsep (10,00%), 6 orang kesulitan memahami prinsip

(20,00%), dan 5 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (16,67%).

7

3) Soal nomor 3 berjumlah 7 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (23,33%), 3 orang

kesulitan memahami konsep (10,00%), 6 orang kesulitan memahami prinsip (20,00%),

dan 1 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (3,33%).

4) Soal nomor 4 berjumlah 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%), 7 orang

kesulitan memahami konsep (23,33%), 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%),

dan 2 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (6,67%).

5) Soal nomor 5 berjumlah 9 orang mengalami kesulitan mengingat fakta (30,00%), 5 orang

kesulitan memahami konsep (16,67%), 1 orang kesulitan memahami prinsip (3,33%), dan

1 orang kesulitan dalam prosedural atau operasi (3,33%).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jawaban yang paling banyak

salah adalah soal nomor 2 dan soal nomor 4, hal ini disebabkan karena siswa kesulitan dalam

memahami fakta dan prinsip. Dari hasil analisis tersepakt dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa kesulitan mengerjakan soal nomor 2 dan 4.

Adapun contoh siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami fakta, konsep,

prinsip dan operasi adalah:

a. Kesulitan memahami fakta

b. Kesulitan memahami konsep

8

c. Kesulitan memahami prinsip

d. Kesulitan memahami prosedural atau operasi

b. Hasil Wawancara

Pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel. Pemahaman dan persepsi yang

diberikan guru dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier dua variabel tidak dapat

dimengerti oleh siswa, hal tersepakt akan mempengaruhi minat belajar siswa pada

pembelajaran matematika. Adapun hasil wawancara siswa dalam menyelesaikan soal-soal

sistem persamaan linier dua variabel sebagai berikut:

Subjek 1

Peneliti : Mengapa jawaban kamu banyak yang salah?

Siswa : (Diam).

Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal nomor 2 dan 4?

9

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

Siswa : Sulit sekali soalnya pak.

Peneliti : Pada bagian mana yang sulit?

Siswa : Semuanya pak. Cara penurunannya tidak mengerti.

Peneliti : Sewaktu guru menjelaskan kamu memperhatikan tidak?

Siswa : tidak pak, karena tidak senang pelajaran matematika.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

memahami konsep.

Subjek 2

Peneliti : Mengapa jawaban kamu banyak yang salah?

Siswa : Tidak tahu pak.

Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal nomor 2, 3, 4 dan 5?

Siswa : Bingung pak.

Peneliti : Kenapa bingung?

Siswa : Tidak paham cara dan menentukan hasil akhirnya.

Peneliti : Kamu mengerti tidak dengan materi ini?

Siswa : Tidak tahu pak, tidak ingat lagi.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prosedural atau operasi.

Subjek 3

Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal no 2, 4 dan 5?

Siswa : (Diam).

Peneliti : Untuk soal nomor 5 dan 6 kenapa mengerjakanya tidak selesai ?

Siswa : tidak tahu lagi pak.

Peneliti : Pada bagian mana yang kamu anggap sulit?

Siswa : Tidak tahu cara menentukan hasil akhir pada soal.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prosedural atau operasi.

Subjek 4

Peneliti : Mengapa jawaban kamu masih belum selesai?

Siswa : Masih bingung pak.

Peneliti : Mengapa soal nomor 2 dan 4 tidak diisi sampai selesai?

Siswa : Tidak tahu lagi isian selanjutnya pak.

Peneliti : Kenapa tidak tahu?

10

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

Siswa : Kurang memahami bagaimana langkah penyelesaiannya pak.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prinsip dan aplikasi.

Subjek 5

Peneliti : Mengapa jawaban kamu semuanya salah?

Siswa : (Senyum dan diam saja).

Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan soal dengan baik?

Siswa : Tidak tahu pak. Aku tidak mengerti materinya.

Peneliti : Kalau tidak mengerti, mengapa kamu tidak bertanya.

Siswa : (Diam). Takut pak.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prinsip.

Subjek 6

Peneliti : Mengapa jawaban kamu masih ada yang belum selesai?

Siswa : Tidak tahu lagi pak, kelanjutannya.

Peneliti : Mengapa kamu tidak bisa menyelesaikan soal nomor 2 dan 4?

Siswa : Tidak mengerti cara penyelesaiannya pak.

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prinsip dan aplikasi.

Subjek 7

Peneliti : Mengapa jawaban kamu hanya sebagian yang dikerjakan?

Siswa : (Senyum)

Peneliti : Mengapa soal nomor 1, 2 dan 4 tidak bisa diselesaikan?

Siswa : Kurang paham materinya, pak.

Peneliti : Mengapa kamu tidak bertanya pada saat kegiatan pembelarajan.

Siswa : Malu, pak.

Dari wawancara tersepakt diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

prosedural atau operasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel dengan

baik.

Faktor penyebab siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan

linier dua variabel adalah:

11

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

a. Kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan latihan penyelesaian soal

sistem persamaan linier dua variabel.

b. Belum mengerti materi sistem persamaan linier dua variabel.

c. Tidak tahu sama sekali cara mengoperasi dan penurunan soal.

d. Tidak memahami konsep penyelesaian soal.

e. Belum memahami cara menentukan hasil akhir pada soal.

Berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi siswa tersepakt maka peneliti memberikan

beberapa alternatif pemecahan masalah antara lain:

a. Menciptakan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar

siswa karena dengan pembelajaran ini siswa akan lebih aktif dan mudah memahami

materi dalam suasana yang menyenangkan.

b. Memfokuskan pembelajaran pada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sampai mereka

betul-betul memahami. Di dalam proses pembelajaran masing-masing siswa mempunyai

kemampuan yang berbeda, ada yang cepat mengerti dan ada juga yang sulit mengerti.

Namun jika terus diulang-ulang siswa yang kesulitan tersepakt akan mudah mengerti.

Untuk itu pembelajaran seperti ini sangat membantu bagi siswa yang mengalami

kesulitan.

c. Mengadakan bimbingan khusus berupa kegiatan les matematika bagi siswa yang belum

mengerti sistem persamaan linier dua variabel. Dengan adanya bimbingan ini siswa dapat

lebih memahami cara-cara penyelesaian soal karena di dalam pembelajarannya siswa

lebih difokuskan pada satu bahasan sampai mereka benar-benar bisa.

d. Memberikan motivasi kepada siswa berupa semangat, hadiah dan manfaat belajar sistem

persamaan linier dua variabel. Hal ini dilakukan agar lebih giat belajar dan dapat

meningkatkan prestasinya pada pembelajaran matematika.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa:

1. Jenis kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau dalam menyelesaikan soal-soal pada

materi sistem persamaan linear dua variabel yaitu kesulitan dalam memahami fakta dan

prinsip pada soal nomor 2 dan soal nomor 4. Hal ini dilihat pada soal nomor 2 ada 14

orang mengalami kesulitan mengingat fakta (46,67%) dan ada 6 orang kesulitan

memahami prinsip (20,00%). Kemudian pada soal nomor 4 ada 9 orang mengalami

kesulitan mengingat fakta (30,00%) dan 8 orang kesulitan memahami prinsip (26,67%).

12

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

2. Faktor penyebab kesulitan siswa di SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran

2017/2018 dalam menyelesaikan soal-soal pada materi sistem persamaan linear dua

variabel yaitu:

a. Kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan latihan penyelesaian

soal sistem persamaan linier dua variabel.

b. Belum mengerti materi sistem persamaan linier dua variabel.

c. Tidak tahu sama sekali cara mengoperasi dan penurunan soal.

d. Tidak memahami konsep penyelesaian soal.

e. Belum memahami cara menentukan hasil akhir pada soal.

13

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2000. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abidin, Zainal. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Fakultas

Tarbiyah Iain Ar-Raniry Dalam Mata Kuliah Trigonometri Dan Kalkulus 1. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. 13. Vol. 1. Hlm. 183-196.

Agus, Nuniek A. 2008. Mudah Belajar Matematika 2: untuk Kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ahmadi. 2004. Pokok-pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. Arikunto, Suharsimi . 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Penyempurnaan atau Penyesuaian

Kurikulum 1994 SMP (Suplemen GBPP). Jakarta: Depdiknas. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, A. 2009. Perbandingan hasil Belajar Matematika antara Metode PMRI dengan Metode Konvensional pada Siswa SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Skripsi. STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Huda, Nizlel. 2013. Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam

Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi. Jurnal Universitas Jambi. 02 (04): 1-12.

Jamal, Fakhrul. 2014. Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika pada

Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan Pahlawan. Jurnal Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa, Meulaboh. Vol. 1 No. 1. Hlm. 18-36.

Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Nym, Ni. 2015. Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V dalam

Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal PGSD, Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1. Hlm. 1-11.

Riduwan. 2002. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

14

1Penulis 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika/2017

Rumasoreng. 2014. Analisis Kesulitan Matematika Siswa SMA/MA dalam Menyelesaikan Soal Setara UN di Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 1. No. 1. Hlm. 22-34.

Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E dan Yaya, Sukjaya. 2001. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya kusumah 175.

Sustani, H. 2007. Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII SMPN B. Srikaton dalam

Menyeselesaikan Soal-soal Lingkaran. Tidak Dipublikasikan. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yunsirno. 2010. Keajaiban Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.