analisis kebutuhan masyarakat terhadap transportasi

11
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA MALANG 205 ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI DAN KONVENSIONAL DI KOTA MALANG M Anis Januar 1 , Lenna Kriswati 2 Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Barenlitbang Kota Malang 1 [email protected], 2 [email protected] Abstrak: Pertumbuhan transportasi Kota Malang mengalami peningkatan pesat, kondisi ini mengharuskan pemerintah untuk melakukan penataan transportasi secara tertib, baik terhadap transportasi berbasis aplikasi/online dan transportasi konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab kebutuhan masyarakat terhadap transportasi berbasis aplikasi dan konvensional di Kota Malang. Metode yang dilakukan secara kuantitatif menyangkut aspek analisis kebutuhan masyarakat terhadap transportasi yang dilakukan dengan cara survei dan wawancara terhadap masyarakat/responden dengan Teknik random sampling sebanyak 420 responden. Hasil yang didapatkan adalah masyarakat membutuhkan moda transportasi sebagai kegiatan berpindah menuju tempat tujuan, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Masyarakat cenderung memilih menggunakan moda transportasi berbasis aplikasi/ online, hal ini dikarenakan terdapat pelayanan yang memberikan kepastian waktu tunggu dan waktu tempuh yang pasti. Mayoritas responden menyatakan sangat puas terhadap tingkat pelayanan pada taksi dan ojek online, menyusul pada angkot, dan terakhir pada taksi dan ojek konvensional. Diperlukan penataan regulasi terhadap pembatasan jumlah moda transportasi berbasis aplikasi/ online dan penataan kawasan dalam pelayanan pada simpul-simpul transportasi. Jumlah kuota taksi yang direkome- ndasikan pada Kota Malang adalah sebesar 450 armada. Moda transportasi umum dan tipe pelayanan yang diharapkan akan digunakan untuk beraktivitas di Kota Malang adalah dengan memberikan pelayanan transportasi terhadap kepastian baik pada headway, travel time, travel cost, safety, dan service. Kata kunci: Transportasi, Angkot, Taksi, Transportasi Online Abstract: Transportation growth of Malang City has increased fast, this requires the government to manage the transportation orderly, to both the online and conventional based transportation. The objectives of this research are to answer the community needs towards online and conventional based transportation in Malang. The research will be done in quantitative method analysis related to transportation need aspect that is conducted in survey and interview to the community/respondents at random sampling technique as many as 420 respondents. The result is community needs transportation modes as moving facilities, privat and public transport. They rather use online based transportation modes than the conventional one because the confirmed waiting and travel time services. The majority of respondents said was satisfied at online transport (taxies and bikes), followed by the public transport (angkot), and the latest is the conventional transport (taxies and bikes). Regulation arrangement is required on limiting the number of online based transportation modes and certain area of transportation management. The approach quota recommended to Malang was 450 vehicles. Modes and services types of public transport expected to be used in Malang are by providing good transportation services at headway, travel time, travel cost, safety, and services. Keywords: Transportation, Public transport, Taxi, Online based transportation

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA MALANG

205

ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

BERBASIS APLIKASI DAN KONVENSIONAL DI KOTA MALANG

M Anis Januar1, Lenna Kriswati2

Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Barenlitbang Kota Malang [email protected], [email protected]

Abstrak: Pertumbuhan transportasi Kota Malang mengalami peningkatan pesat, kondisi ini

mengharuskan pemerintah untuk melakukan penataan transportasi secara tertib, baik terhadap

transportasi berbasis aplikasi/online dan transportasi konvensional. Tujuan dari penelitian ini

adalah menjawab kebutuhan masyarakat terhadap transportasi berbasis aplikasi dan konvensional

di Kota Malang. Metode yang dilakukan secara kuantitatif menyangkut aspek analisis kebutuhan

masyarakat terhadap transportasi yang dilakukan dengan cara survei dan wawancara terhadap

masyarakat/responden dengan Teknik random sampling sebanyak 420 responden. Hasil yang

didapatkan adalah masyarakat membutuhkan moda transportasi sebagai kegiatan berpindah

menuju tempat tujuan, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Masyarakat

cenderung memilih menggunakan moda transportasi berbasis aplikasi/online, hal ini dikarenakan

terdapat pelayanan yang memberikan kepastian waktu tunggu dan waktu tempuh yang pasti.

Mayoritas responden menyatakan sangat puas terhadap tingkat pelayanan pada taksi dan ojek

online, menyusul pada angkot, dan terakhir pada taksi dan ojek konvensional. Diperlukan penataan

regulasi terhadap pembatasan jumlah moda transportasi berbasis aplikasi/online dan penataan

kawasan dalam pelayanan pada simpul-simpul transportasi. Jumlah kuota taksi yang direkome-

ndasikan pada Kota Malang adalah sebesar 450 armada. Moda transportasi umum dan tipe

pelayanan yang diharapkan akan digunakan untuk beraktivitas di Kota Malang adalah dengan

memberikan pelayanan transportasi terhadap kepastian baik pada headway, travel time, travel cost,

safety, dan service.

Kata kunci: Transportasi, Angkot, Taksi, Transportasi Online

Abstract: Transportation growth of Malang City has increased fast, this requires the government

to manage the transportation orderly, to both the online and conventional based transportation.

The objectives of this research are to answer the community needs towards online and

conventional based transportation in Malang. The research will be done in quantitative method

analysis related to transportation need aspect that is conducted in survey and interview to the

community/respondents at random sampling technique as many as 420 respondents. The result is

community needs transportation modes as moving facilities, privat and public transport. They

rather use online based transportation modes than the conventional one because the confirmed

waiting and travel time services. The majority of respondents said was satisfied at online transport

(taxies and bikes), followed by the public transport (angkot), and the latest is the conventional

transport (taxies and bikes). Regulation arrangement is required on limiting the number of online

based transportation modes and certain area of transportation management. The approach quota

recommended to Malang was 450 vehicles. Modes and services types of public transport expected

to be used in Malang are by providing good transportation services at headway, travel time, travel

cost, safety, and services.

Keywords: Transportation, Public transport, Taxi, Online based transportation

Page 2: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 206

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

PENDAHULUAN

Transportasi merupakan kegiatan

pemindahan barang dan penumpang da-

ri suatu tempat ke tempat lain. Dalam

transportasi ada dua unsur yang terpen-

ting yaitu pemindahan/pergerakan dan

secara fisik mengubah tempat dari ba-

rang dan penumpang ke tempat lain. Sa-

rana transportasi umum yang ada di Ko-

ta Malang sampai dengan 2 tahun yang

lalu ada 2 tipe, yaitu angkot atau ang-

kutan kota, yang merupakan transpor-

tasi umum dalam trayek dan taksi yang

tidak dalam trayek. Jumlah angkot saat

ini yang beroperasi pada 24 trayek men-

capai lebih kurang 1.500 armada, se-

dangkan jumlah taksi mencapai lebih

kurang 320 unit, dari kuota yang men-

capai 450 unit. Kondisi saat ini tentu saja

telah berbeda dengan kondisi 10 sampai

15 tahun yang lalu, dimana jumlah ang-

kot dapat mencapai angka 2.600 armada

untuk 26 trayek. Hal ini disebabkan per-

kembangan yang terjadi terhadap mu-

dahnya kepemilikan sepeda motor, se-

hingga masyarakat beralih mengguna-

kan moda sepeda motor untuk sarana

transportasinya, yang tentu saja lebih

murah dan mudah digunakan.

Perkembangan transportasi juga

mencakup pada cara pemesanan dan

pembayaran transaksi atas jasa transpor-

tasi. Dahulu, pengguna jasa transportasi

memesan via telepon dan kemudian

membayar jasa dengan uang tunai. Saat

ini masyarakat yang berada di Kota

Malang, baik penduduk maupun pen-

datang, dihadapkan pada transportasi u-

mum tipe kedua yang baru, yaitu trans-

portasi umum tidak dalam trayek yang

berbasis aplikasi dalam smartphone, a-

tau yang biasa disebut taksi online.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ma-

yoritas masyarakat merasa diuntungkan

dengan keberadaan transportasi online.

Setidaknya ada dua alasan mengapa ma-

syarakat memilih transportasi online se-

bagai preferensi utama. Pertama, harga

yang ditetapkan relatif lebih murah dan

minim spekulasi dari pihak pengemudi.

Penumpang tidak perlu melakukan ta-

war-menawar yang lumrah dilaksana-

kan pada armada konvensional. Kedua,

penumpang tidak perlu lagi mencari ken-

daraan yang siap tersedia. Pengemudi

yang akan datang menghampiri penum-

pang di tempat yang telah disepakati,

sehingga terdapat waktu yang dapat disi-

sihkan untuk kegiatan yang lebih pro-

duktif. Seiring dengan berkembang pe-

satnya teknologi informasi melalui

smartphone tersebut, maka keberadaan

transportasi ini tentu saja sangat dimi-

nati, yaitu dengan tarif yang dirasa lebih

murah dari taksi konvensional dan mu-

dah memanggilnya, hanya dengan meng-

gunakan smartphone. Terlebih pengguna

smartphone saat ini yang mencapai 25%

sampai 40% masyarakat. Hal ini ditun-

jang pula dengan semakin susahnya ma-

syarakat mendapatkan parkir dan mahal-

nya tarif parkir yang saat ini sudah

menggunakan sistem progresif di pusat-

pusat kegiatan, membuat pengguna mo-

bil pribadi beralih menggunakan trans-

portasi berbasis aplikasi ini.

Dilihat dari sudut transportasi, ke-

beradaan varian baru moda transportasi

umum, terlebih yang saat ini sudah dia-

tur operasionalnya oleh Kementerian

Perhubungan, sangat berpihak pada pe-

layanan transportasi terhadap masya-

rakat. Namun apabila ditinjau dari sisi

sosial dan ekonomi, maka keberadaan-

nya merupakan pesaing utama dari taksi

konvensional dan angkot. Di samping

memang juga menambah lapangan pe-

kerjaan baru bagi pengemudi angkutan

berbasis aplikasi ini. Hal tersebut me-

mang menjadi kontroversi yang berke-

panjangan, saat ini, bahkan sering terjadi

insiden-insiden di jalan antara pengemu-

di taksi konvensional atau pengemudi

angkot dengan pengemudi angkutan ber-

basis aplikasi. Insiden tersebut antara

lain berupa penghadangan penumpang

masuk kendaraan, menurunkan penum-

pang yang belum sampai tujuan, pemu-

Page 3: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 207

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

kulan, perkelahian, dan bahkan peru-

sakan kendaraan. Pemerintah dan aparat

penegak hukum saat ini masih belum

dapat mengambil tindakan tegas terkait

insiden-insiden tersebut, kecuali yang

sudah terbukti melanggar hukum pidana.

Karena pemerintah dalam hal ini Dinas

Perhubungan sebagai OPD dan Badan

Perencanaan Penelitian dan Pengemba-

ngan Kota malang sebagai OPD terkait

menilai bahwa keberadaan transportasi

konvensional harus dilindungi dan trans-

portasi berbasis aplikasi juga tidak dapat

dilarang dengan piranti hukum yang ada

saat ini.

Sehubungan dengan kondisi yang

ada saat ini, memang pemerintah seperti

dihadapkan makan buah simalakama.

Sehingga Pemerintah Kota Malang, da-

lam hal ini Badan Perencanaan, Pene-

litian, dan Pengembangan (Barenlit-

bang) menilai perlu melakukan peneli-

tian mengenai kebutuhan masyarakat

terhadap transportasi berbasis online dan

konvensional. Sebab apapun bentuk

transportasi umum, ujung-ujungnya a-

dalah bagaimana masyarakat dapat ter-

layani kebutuhan transportasinya secara

berkeadilan sosial. Keadilan sosial di

sini memilki makna, bahwa masyarakat

pengguna jasa dapat terlayani dengan

sepenuhnya dan penyedia jasa trans-

portasi, baik berbasis aplikasi maupun

konvensional dapat bersama-sama me-

layani masyarakat dengan baik dan men-

dapatkan penghasilan yang sesuai pada

porsinya masing-masing.

Tujuan dari penelitian ini untuk me-

ngetahui potensi angkutan umum, meng-

analisis pergerakan masyarakat dalam

beraktivitas menggunakan angkutan u-

mum berbasis aplikasi, mengetahui kon-

disi pelayanan angkutan umum berbasis

aplikasi dan konvensional, meng-anali-

sis gap analisis antara demand and sup-

ly angkutan umum berbasis aplikasi dan

konvensional, serta tipe pelayanan trans-

portasi yang diharapkan untuk beraktivi-

tas di Kota Malang.

METODE

Penelitian untuk mengetahui Kebu-

tuhan Masyarakat terhadap Transportasi

Berbasis Aplikasi dan Konvensional Di

Kota Malang dilakukan dengan meng-

gunakan metode penelitian gabungan

(mixed methods), antara metode pene-

litian kualitatif dengan kuantitatif. Me-

nurut Creswell (2010), penelitian gabu-

ngan merupakan pendekatan penelitian

yang mengkombinasikan antara pene-

litian kualitatif dengan kuantitatif. Peng-

gunaan Mixed Methods dipilih karena

penelitian ini bertujuan menggambar-

kan, memaparkan, dan meng-analisa da-

ta yang ada secara mendalam. Penelitian

kualitatif lebih menekankan analisisnya

pada proses terhadap dinamika hubu-

ngan antar fenomena yang diamati, de-

ngan menggunakan logika ilmiah. Se-

dangkan metode penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang datanya berupa

angka-angka yang di olah dengan me-

tode statistik (Sutedi, 2011)

Pada penelitian ini terdapat dua me-

tode pengumpulan data yaitu data se-

kunder dan data primer. Data sekunder

diperoleh dari BPS Kota Malang (Ba-

dan Pusat Statistik), RTRW Kota Ma-

lang (Rencana Tata Ruang Wilayah),

Dinas Perhubungan Kota Malang, Pera-

turan Pemerintah atau Perundang-unda-

ngan yang berkaitan dengan penelitian

ini. Sedangkan data primer didapatkan

dari hasil pengamatan di lapangan de-

ngan menggunakan metode survei dan

wawancara terhadap masyarakat/ res-

ponden terkait dengan pengguna trans-

portasi berupa kendaraan pribadi, mau-

pun angkutan umum baik itu berbasis

aplikasi dan konvensional (roda dua dan

roda empat).

Dalam pengamatan survei dan wa-

wancara perlu dilakukan penentuan uku-

ran sampel/ responden, dalam pene-litian

ini menggunakan formula dari Slovin

(Persamaan 1) yang dilakukan secara

Page 4: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 208

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

acak/random sampling, serta dianalisis

dengan metode kuantitatif.

𝑛

=N

1 + Ne2… … … … … … … (Persamaan 1)

dimana:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidak te-

litian karena kesalahan peng-

ambilan sampel yang masih da-

pat ditolerir atau diinginkan

Setelah data didapatkan dari lapangan,

Tim Ahli melakukan konsolidasi untuk

melakukan kompilasi data guna menda-

patkan tema-tema sesuai dengan tujuan

penelitian. Data yang sudah dikompilasi

ini akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kota Malang dibagi menjadi enam

bagian wilayah Kota Malang yang men-

jadi pusat pelayanan dan pengembanan

Kota Malang, diantaranya yaitu: Ma-

lang Tengah, meliputi wilayah Keca-

matan Klojen, yang merupakan pusat

Kota Malang, yaitu di Kawasan Alun-

alun dan sekitarnya, fungsi utama yaitu

pemerintahan, perkantoran, perdagang-

an dan jasa, sarana olahraga, pendidikan

dan peribadatan. Malang Utara, meliputi

wilayah Kecamatan Lowokwaru, yaitu

di sekitar Universitas Islam Malang

(Unisma), Pasar Dinoyo, dan sekitar-

nya, fungsi utama yaitu Pendidikan, per-

dagangan dan jasa, industri besar/ me-

nengah dan kecil serta wisata budaya.

Malang Timur Laut, meliputi wilayah

Kecamatan Blimbing yaitu di Kawasan

sekitar Pasar Blimbing dan sekitarnya,

fungsi utama yaitu terminal, industri,

perdagangan dan jasa, Pendidikan dan

sarana olah raga. Malang Timur, meli-

puti wilayah sebagian Kecamatan Ke-

dungkandang yaitu di Kawasan sekitar

Perumahan Sawojajar dan sekitarnya,

fungsi utama yaitu perkantoran, termi-

nal, industri dan sarana olahraga. Malang

Tenggara, meliputi wilayah sebagian

Kecamatan Sukun dan sebagian Keca-

matan Kedungkandang yaitu di Kawasan

sekitar Pasar Gadang dan sekitarnya,

fungsi utama yaitu per-dagangan dan

jasa, Sport Centre (GOR Ken Arok),

Gambar 1. Batas Wilayah Kota Malang

Gedung Convention Center, indus-

tri, dan perumahan. Malang Barat, me-

liputi wilayah sebagian Kecamatan Su-

kun yaitu di Kawasan sekitar Univer-

sitas Merdeka, Plaza Dieng, dan sekitar-

nya, fungsi utama yaitu perdagangan dan

jasa, dan pendidikan.

Sistem transportasi perkotaan terdi-

ri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,

sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu

yang berlangsung di atas sebidang tanah

(kantor, pabrik, perkotaan, rumah, dan

lain-lain) atau disebut tata guna lahan.

Untuk memenuhi kebutuhannya, manu-

sia melakukan perjalanan di antara tata

guna lahan tersebut dengan mengguna-

kan sistem jaringan transportasi (missal-

nya berjalan kaki atau naik bus). Hal ini

menimbulkan pergerakan arus manusia,

kendaraan, dan barang. Pergerakan arus

manusia, kendaraan, dan barang meng-

akibatkan berbagai macam interaksi.

Page 5: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 209

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

Tabel 1. Pembagian Jumlah Responden

Berdasarkan Kebutuhan

Akan tetapi, hampir semua interaksi me-

merlukan perjalanan, dan oleh sebab itu

menghasilkan pergerakan arus lalulintas.

Berdasarkan jumlah penduduk me-

nurut kelompok usia di Kota Malang, ke-

lompok umur terbesar di Kota Malang

adalah pada kelompok umur 20-24 tahun

dengan jumlah penduduk 106.321 jiwa.

Sedangkan kelompok umur paling sedi-

kit adalah usia +75 tahun dengan jumlah

sebanyak 15.988 jiwa. Setiap tahunnya

peningkatan jumlah penduduk dari tahun

2013-2017 yaitu sebesar 0,60%. Setiap

tahunnya peningkatan jumlah kendaraan

dari tahun 2015-2017 pada kendaraan

mobil rata-rata sebesar 4,96%, kendara-

an Bus sebesar 3.21%, kendaraan Truck

sebesar 2,40%, dan kendaraan Sepeda

Motor sebesar 3,73% (BPS, 2018).

Berdasarkan data BPS Kota Malang

Tahun 2018, jumlah penduduk Kota Ma-

lang pada tahun 2017 sebesar 861.414

jiwa yang tersebar dalam empat keca-

matan yaitu Kecamatan Kedungkandang

sebesar 190.274 jiwa, Kecamatan Sukun

sebesar 192.951 jiwa, Kecamatan Klojen

sebesar 103.129 jiwa, Kecamatan Blim-

bing sebesar 179.368 jiwa, dan Keca-

matan Lowokwaru sebesar 195.692 jiwa. Dari data jumlah penduduk yang telah

didapatkan pada tahun 2017, selanjutnya

dalam menentukan kebutuhan masyara-

kat terhadap transportasi di Kota Malang

maka perlu dilakukan survei.

Dalam melakukan survei penentuan jum-

lah sampel dilakukan menggunakan ru-

mus/ formula dari Slovin (Persamaan 1).

Dari 420 responden yang telah ditentu-

kan, selanjutnya dalam penyebaran kue-

sioner dilakukan pembagian berdasarkan

5 zona / 5 Kecamatan yang ada di Kota

Malang dengan permbagian sebagaima-

na pada Tabel 1. Pembagian jumlah res-

ponden dilakukan secara merata se-

hingga didapatkan jumlah responden ya-

ng akan diwawancarai pada setiap Ke-

camatan menunjukkan jumlah yang sa-

ma, hal ini dilakukan agar didapatkan

karakteristik responden yang berbeda a-

gar mendapatkan hasil yang bervariasi.

Pengguna Transportasi Berbasis Apli-

kasi / Online

Berdasarkan hasil survei pengguna

Ojek Online didapatkan karakteristik

responden berusia 18-25 tahun sebesar

69%, berusia 26-35 tahun sebesar 23%,

serta yang berusia >35 tahun sebanyak

9% (Gambar 2). Profesi responden/

pengguna Ojek Online didominasi oleh

Pelajar sebesar 27%, Mahasiswa sebesar

30%, dan Karyawan sebesar 13% (Gam-

bar 3). Berdasarkan hasil survei asal dan

tujuan terhadap pengguna ojek online

disetiap Kecamatan di Kota Malang di-

ketahui proporsi tujuan adalah menuju

Tempat Kerja, Sekolah, dan Kampus.

No Kecamatan Taksi -Ojek

Beraplikasi

Taksi – Ojek

Konvensional

Angkutan

Kota Jumlah Responden

1 Kedungkandang 28 28 28 84

2 Sukun 28 28 28 84

3 Klojen 28 28 28 84

4 Blimbing 28 28 28 84

5 Lowokwaru 28 28 28 84

Total 140 140 140 420

Page 6: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 210

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

Gambar 2. Grafik karakteristik Pengguna Ojek

Online Dari Sisi Usia

Gambar 3. Grafik karakteristik Pengguna Ojek

Online Dari Sisi Pekerjaan

Berdasarkan hasil survei pengguna

Taksi Online didapatkan karakteristik

responden berusia 18-25 tahun sebesar

13%, berusia 26-35 tahun sebesar 51%,

serta yang berusia >35 tahun sebanyak

36% (Gambar 4). Profesi responden/

pengguna taksi online didominasi oleh

Mahasiswa yaitu sebesar 23%, profesi

Guru sebesar 3%, Karyawan sebesar

49%, dan PNS sebesar 26% (Gambar 5).

Berdasarkan hasil survei asal dan tujuan

terhadap pengguna taksi online di setiap

Kecamatan di Kota Malang diketahui

proporsi tujuan adalah menuju Tempat

Kerja, Pusat Belanja, dan Kampus.

Gambar 4. Grafik karakteristik Pengguna Taksi

Online Dari Sisi Usia

Gambar 5. Grafik karakteristik Pengguna Taksi

Online Dari Sisi Pekerjaan

Berdasarkan hasil survei pengguna

Ojek Konvensional didapatkan karakter-

istik responden (Gambar 6) berusia 18-25

tahun sebesar 53%, berusia 26-35 tahun

sebesar 21%, serta yang berusia >35

tahun sebesar 26%. Profesi responden/

pengguna Ojek Online (Gambar 7)

didominasi oleh Ibu Rumah Tangga

sebesar 17%, BUMN sebesar 7%, PNS/-

TNI/POLRI sebesar 9%, Karyawan

sebesar 21%, dan Mahasiswa sebesar

46%. Berdasarkan hasil survei asal dan

tujuan terhadap pengguna ojek konven-

sional disetiap Kecamatan di Kota Ma-

lang diketahui proporsi tujuan adalah

menuju Tempat Kerja, Pusat Belanja, dan

Kampus.

Gambar 6. Grafik karakteristik Pengguna Ojek

Konvensional Dari Sisi Usia

Gambar 7. Grafik karakteristik Pengguna Ojek

Konvensional Dari Sisi Pekerjaan

18-25,

69

26-35,

23

>35, 9

Pelajar,

27

Mahasiswa

, 60

Karyawan,

13

18-25,

13

26-35,

51

>35,

36

Mahasis

wa, 23

Karya

wan,

49

PNS,

26

Guru,

3

18-25,

5326-35,

21

36-45,

26

Ibu Rumah

Tangga, 17

Mahasis

wa, 46

Karyawan

, 21

PNS/TN

I/POLR

I, 9

BUMN,

7

Page 7: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 211

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

Berdasarkan hasil survei pengguna

Taksi Konvensional (Gambar 8) didapat-

kan karakteristik responden berusia 18-25

tahun sebesar 7%, berusia 26-35 ta-hun

sebesar 26%, berusia 36-45 tahun sebesar

37%, berusia 46-55 tahun sebe-sar 24%,

dan berusia >55 tahun sebesar 6%.

Profesi responden/pengguna taksi online

(Gambar 9) didominasi oleh Guru yaitu

sebesar 7%, profesi BUMN sebesar 46%,

Karyawan sebesar 26%, dan PNS/-

TNI/POLRI sebesar 21%. Berdasarkan

hasil survei asal dan tujuan terhadap

pengguna Taksi Konvensional disetiap

Kecamatan di Kota Malang diketahui

proporsi tujuan adalah menuju Tempat

Kerja.

Gambar 8. Grafik karakteristik Pengguna Taksi

Konvensional Dari Sisi Usia

Gambar 9. Grafik karakteristik Pengguna Taksi

Konvensional Dari Sisi Pekerjaan

Gambar 10. Grafik karakteristik Pengguna

Angkot Dari Sisi Usia

Gambar 11. Grafik karakteristik Pengguna

Angkot Dari Sisi Pekerjaan

Permintaan transportasi angkutan

kota (angkot) didasarkan pada survei la-

pangan yang dilakukan secara acak/

random sampling pada Kota Malang se-

banyak 140 responden. Jumlah respon-

den dari hasil survei berjumlah 140 o-

rang dengan karakteristik responden ber-

usia 18-25 tahun sebesar 29%, berusia 26-

35 tahun sebesar 17%, 36-45 tahun se-

besar 20%, dan yang berusia >45 ta-hun

sebesar 34% (gambar 10). Profesi res-

ponden/ pengguna angkot didominasi

oleh Pelajar sebesar 14%, Mahasiswa se-

besar 16%, Karyawan sebesar 21%,

Swasta sebesar 25% dan Ibu Rumah

Tangga sebesar 25% (Gambar 11). Ber-

dasarkan hasil survei asal dan tujuan ter-

hadap pengguna angkot di setiap Keca-

matan di Kota Malang diketahui proporsi

tujuan adalah menuju Sekolah, Kampus,

Pusat Belanja, dan Tempat Kerja.

Tingkat Kepuasan Pengguna Trans-

portasi Online dan Konvensional

Berdasarkan hasil survei pengguna

Taksi dan Ojek Online didapatkan data

tingkat kepuasan penumpang yaitu sebe-

sar 56% menyatakan sangat puas terha-

dap pelayanan taksi dan ojek online, se-

besar 39% menyatakan puas dan sebesar

6% menyatakan yang tidak puas dengan

pelayanan jasa taksi dan ojek online

(Gambar 12). Pada hari kerja, responden

mengeluarkan dana kurang dari Rp

50.000,00 sebesar 89% dan pada hari

libur responden mengeluarkan dana kur-

ang dari Rp 50.000,00 sebesar 82%

(Gambar 13).

18-

25, 7 26-

35, 26

36-

45, 37

46-

55, 24

>55,

6

Guru, 7

Karyawan, 26

PNS/TNI/POLRI,

21

BUMN, 46

18-

25, 29

26-

35, 17

36-

45, 20

>45,

34

Pelajar,

14Mahasis

wa, 16

Karyaw

an, 21

Ibu

Rumah

Tang…

Swasta,

25

Page 8: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 212

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

Gambar 12. Grafik tingkat Kepuasan Konsumen

Terhadap Taksi dan Ojek Online

Gambar 13. Grafik pengeluaran Biaya

Menggunakan Taksi dan Ojek

Online

Berdasarkan hasil survei pengguna

Taksi dan Ojek Konvensional didapat-

kan data tingkat kepuasan penumpang

yaitu sebesar 10% menyatakan sangat

puas terhadap pelayanan taksi dan ojek

konvensional, sebesar 61% menyatakan

puas dan sebesar 29% menyatakan tidak

puas dengan pelayanan jasa taksi dan ojek

konvensional (Gambar 14). Pada hari

kerja, responden mengeluarkan dana ku-

rang dari Rp 50.000,00 sebesar 56% dan

pada hari libur responden menge-luarkan

dana kurang dari Rp 50.000,00 sebesar

24% (Gambar 15).

Gambar 14. Grafik kepuasan Konsumen

Terhadap Taksi dan Ojek Kon-

vensional

Gambar 15. Grafik pengeluaran Biaya Menggunakan

Taksi dan Ojek Konvensional

Berdasarkan hasil survei pengguna

Angkot didapatkan data tingkat kepua-

san penumpang yaitu sebesar 15% me-

nyatakan sangat puas terhadap pelayanan

angkot, sebesar 66% menyatakan puas

dan sebesar 19% menyatakan yang tidak

puas dengan pelayanan jasa angkot

(Gambar 16). Pada hari kerja, responden

mengeluarkan dana kurang dari Rp

10.000,00 sebesar 46% dan pada hari

libur responden mengeluarkan dana ku-

rang dari Rp 10.000,00 sebesar 54%

(Gambar 17).

Gambar 16. Grafik tingkat Kepuasan Konsumen

Terhadap Angkot

Gambar 17. Grafik pengeluaran Biaya Meng-

gunakan Angkot

Sangat

Puas,

56

Puas,

39

Tidak

Puas,

6

89 82

11 18

0

50

100

Hari Kerja Hari Libur

<50.000 >50.000

Sangat

Puas, 10

Puas,

61

Tidak

Puas,

29

56

2444

76

0

50

100

Hari Kerja Hari Libur

<50.000 >50.000

Sangat

Puas, 15

Puas,

66

Tidak

Puas,

19

46 5443 57

0

50

100

RP. 0 - Rp. 5.000 Rp. 6.000 - Rp.

10.000

Hari Kerja Hari Libur

Page 9: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 213

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

Gap Analysis Antara Demand Dengan

Supply Angkutan Umum Berbasis A-

plikasi Dan Konvensional Di Kota

Malang

Pengguna ojek/ taksi online yang ki-

ni marak digunakan oleh warga Kota

Malang berdampak terhadap berkurang-

nya minat pengguna ojek/taksi konvensi-

onal dan angkot. Kemudahan yang dita-

warkan oleh ojek/taksi online terkesan

menenggelamkan keberadaan ojek/taksi

konvensional dan angkot. Para pekerja

ojek/ taksi konvensional dan angkot me-

rasa cukup dirugikan dengan kondisi ter-

sebut. Berkurangnya minat warga Kota

Malang terhadap pengguna ojek/taksi

konvensional dan angkot mengurangi

jumlah pengguna ojek/taksi konvensi-

onal dan angkot, hal ini dapat dilihat dari

sepinya pangkalan ojek/taksi konvensi-

onal dan angkot. Berkurangnya minat

warga Malang terhadap ojek/taksi kon-

vensional dan angkot tentu saja akan

berdampak besar terhadap pendapatan.

Selain itu berbagai tanggapan terhadap

transportasi baik terhadap ojek dan taksi

(online dan konvensional) dan angkutan

umum menurut pengemudi yaitu sering

terjadinya kemacetan, perebutan penum-

pang, pemalakan oleh taksi konvensi-

onal/ online, menurunnya jumlah pe-

numpang, serta kenyamanan moda trans-

portasi.

Berdasarkan PM 108 tahun 2017, ada

3 metode yang dapat digunakan un-tuk

menentukan kebutuhan transport-tasi

online di suatu daerah. Berdasarkan hasil

survey dan pengumpulan data sekunder

dapat diketahui parameter-parameter un-

tuk mengukur demand penumpang, yaitu

jumlah penduduk di Kota Malang =

861.414 jiwa, jumlah perjalanan pada

hari kerja = 3,2, jumlah perjalanan pada

hari libur = 1,9, prosentase pengguna

angkutan umum pada hari kerja = 20%;

asumsi pengguna taksi online sebesar

0,5% dari total, prosentase pengguna

angkutan umum pada hari libur = 27%;

asumsi pengguna taksi sebesar 0,6% dari

total, jumlah rit taksi pada hari kerja = 11

rit, jumlah rit pada hari libur = 14 rit,

okupansi diperkirakan sebesar 70%.

Berdasarkan data tersebut, maka ber-

dasarkan perhitungan, jumlah taksi on-

line yang dapat diizinkan adalah sebesar

447 unit, nilai tersebut dapat dibulatkan

menjadi 450 unit. Dan jika dibagi dalam

5 kecamatan, maka taksi online yang

direkomendasikan sebesar 90 armada/

kecamatan.

Jenis angkutan umum di Kota Ma-

lang adalah Angkot, Taksi, dan Ojek,

moda transportasi umum dan tipe pela-

yanan yang diharapkan masyakat Kota

Malang adalah dengan memberikan pe-

layanan transportasi terhadap kepastian

baik pada headway, travel time, travel

cost, safety, dan service.

KESIMPULAN

Kondisi transportasi massal di Kota

Malang yang terdiri dari angkot, taksi,

dan ojek menunjukan besarnya pergera-

kan masyarakat dalam menggunakan mo-

da tersebut menuju tempat kerja, seko-

lah, kampus, pusat belanja, dan kem-bali

ketempat tinggal. Masyarakat cen-derung

memilih menggunakan moda transportasi

berbasis aplikasi/online, hal ini dikare-

nakan terdapat pelayanan yang membe-

rikan kepastian waktu tunggu dan waktu

tempuh yang pasti melalui aplikasi. Kon-

disi ini berdampak pada menurunnya mi-

nat masyarakat terhadap moda angkot

dan taksi/ ojek konvensional, sehingga di-

perlukan peran pemerintah dalam pena-

taan tarif agar penyelenggaraan angkutan

umum/angkot dapat menjadi minat ma-

syarakat dan terus berpotensi untuk dio-

perasikan di Kota Malang.

Tingkat kondisi pelayanan angkutan

umum menurut persepsi masyarakat me-

nunjukan: pada taksi dan ojek online ya-

itu sebesar 56% sangat puas, pada taksi

dan ojek konvensional sebesar 10% sa-

ngat puas, dan pada angkot sebesar 15%

sangat puas. Rendanya tingkat kepuasan

masyarakat dalam menggunakan angkot

dan taksi/ojek konvensional menjadi tu-

gas operator (perusahaan) dan regulator

Page 10: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 214

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

(pemerintah) untuk penataan fasilitas

pada halte, kendaraan, dan tarif, sehing-

ga tingkat kepuasan masyarakat dapat

semakin meningkat.

Jenis angkutan umum di Kota Ma-

lang adalah Angkot, Taksi, dan Ojek,

moda transportasi umum dan tipe pe-

layanan yang diharapkan akan diguna-

kan untuk beraktivitas di kota malang

adalah dengan memberikan pelayanan

transportasi terhadap kepastian baik pada

headway, travel time, travel cost, safety,

dan service.

SARAN

Kurangnya daya tarik masyarakat

dalam menggunakan angkutan umum

konvensional perlu menjadi perhatian

pemerintah agar tidak terjadi ketimpa-

ngan dan kekhawatiran pengemudi. Ren-

dahnya tingkat kepuasan terhadap kon-

disi pelayanan angkutan umum konven-

sional serta angkot menuntut peran pe-

merintah yang besar dalam penataan fa-

silitas angkutan umum baik pada moda

transportasi, fasilitas halte, dan peng-

gunaan teknologi. Gap yang sangat di-

rasa bagi angkutan umum konvensional

adalah kalahnya sistem teknologi dalam

penerapan usaha dan mendapatkan kon-

sumen, sehingga baik perusahaan ang-

kutan umum konvensional serta peme-

rintah perlu melakukan perbaikan sistem

persaingan usaha agar dapat bersaing de-

ngan angkutan berbasis aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2010. Dasar-Da-

sar Ekonomi Transportasi. Maka-

sar: Graham Ilmu

Andi Wahju, Rahardjo Emanuel dan An-

thony Salim. 2013. Pembuatan Sis-

tem Pelayanan Taksi dengan

Menggunakan Android, Google

Maps, dan Ruby on Rails. Jurnal

Sistem Informasi, Vol. 8 No. 1,

Maret 2013: 17 – 28

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Pe-

nelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, John W. 2010. Research De-

sign Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan Mixed. Yog-

yakarta: Pustaka Pelajar

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Fakultas

Psikologi. Yogyakarta

Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Pe-

nelitian Kebidanan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta: Salem-

ba Medika

Hobbs, F. 1995. Perencanaan dan Teknik

Lalu Lintas. Gajah Mada

University Pers, Yogyakarta

Morlok, E. K. 1985. Pengantar Teknik

dan Perencanaan Transportasi.

Erlangga: Jakarta

Mulya, Indra. 2016. Inovasi dalam

Meningkatkan Daya Saing. Cog-

noscenti Consulting Group.

Munawwar, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar

Teknik Transporasi. Yogyakarta:

Penerbit Bheta Offset

Nasution, H.M.N. 2003. Manajemen

Transportasi. Jakarta: Ghalia

Notoatmodjo, 2005, Metodologi Peneli-

tian Kesehatan. Jakarta; Rineka

Cipta

Peraturan Menteri Perhubungan RI No-

mor PM 108 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang

dengan Kendaraan Bermotor U-

mum Tidak Dalam Trayek

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

2011 tentang Manajemen dan Re-

kayasa, Analisis Dampak, serta

Manajemen Kebutuhan Lalu Lin-

tas

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun

2012 tentang Kendaraan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

2014 tentang Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun

2013 tentang Jaringan Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun

2012 tentang Tata Cara Pemerik-

saan Kendaraan Bermotor di Jalan

Page 11: ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI

JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 215

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang

dan Penindakan Pelanggaran Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan

Prihatin, Rohani Budi. 2016. Dampak

Sosial Transportasi Berbasis On-

line. Majalah Info Singkat Kese-

jahteraan Sosial Vol. VIII, No.

07/I/P3DI/April/2016, ISSN 2088-

2351

Salim, Abbas. 2000. Manajemen Trans-

portasi. Cetakan Pertama. Edisi

Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Setiawan, Jessica. 2017. Pemetaan Kon-

sumen Berdasarkan Faktor Penye-

bab Menggunakan atau Tidak

Menggunakan Jasa Transportasi

Online Uberx dan Grab Taxi di

Kota Bandung. Skripsi pada Uni-

versitas Katolik Parahyangan, Fa-

kultas Ekonomi, Program Studi

Manajemen. Bandung

Sugiyono. (2011). Metode penelitian

pendidikan. bandung:Alfabeta

Sukirno, Sadono. (2000). Pengantar

Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Tamin, Ofyar, Z. 2000. Perencanaan dan

Pemodelan Transportasi. Ban-

dung: Penerbit ITB

Udiyono, Ari. (2007). Metodologi P-

enelitian Kesehatan. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Dipo-

negoro.

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun

1999 tentang Telekomunikasi

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

Warpani, Suwardjo. 2002. Pengelolaan

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Bandung: Penerbit ITB

Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika

Pengantar dan Aplikasinya Edisi

Keempat. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN

Winarno, Wing Wahyu. (2013). Analisis

Ekonometrika dan Statistika de-

ngan Eviews Edisi 3. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN