analisis kebutuhan masyarakat terhadap transportasi
TRANSCRIPT
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA MALANG
205
ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP TRANSPORTASI
BERBASIS APLIKASI DAN KONVENSIONAL DI KOTA MALANG
M Anis Januar1, Lenna Kriswati2
Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Barenlitbang Kota Malang [email protected], [email protected]
Abstrak: Pertumbuhan transportasi Kota Malang mengalami peningkatan pesat, kondisi ini
mengharuskan pemerintah untuk melakukan penataan transportasi secara tertib, baik terhadap
transportasi berbasis aplikasi/online dan transportasi konvensional. Tujuan dari penelitian ini
adalah menjawab kebutuhan masyarakat terhadap transportasi berbasis aplikasi dan konvensional
di Kota Malang. Metode yang dilakukan secara kuantitatif menyangkut aspek analisis kebutuhan
masyarakat terhadap transportasi yang dilakukan dengan cara survei dan wawancara terhadap
masyarakat/responden dengan Teknik random sampling sebanyak 420 responden. Hasil yang
didapatkan adalah masyarakat membutuhkan moda transportasi sebagai kegiatan berpindah
menuju tempat tujuan, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Masyarakat
cenderung memilih menggunakan moda transportasi berbasis aplikasi/online, hal ini dikarenakan
terdapat pelayanan yang memberikan kepastian waktu tunggu dan waktu tempuh yang pasti.
Mayoritas responden menyatakan sangat puas terhadap tingkat pelayanan pada taksi dan ojek
online, menyusul pada angkot, dan terakhir pada taksi dan ojek konvensional. Diperlukan penataan
regulasi terhadap pembatasan jumlah moda transportasi berbasis aplikasi/online dan penataan
kawasan dalam pelayanan pada simpul-simpul transportasi. Jumlah kuota taksi yang direkome-
ndasikan pada Kota Malang adalah sebesar 450 armada. Moda transportasi umum dan tipe
pelayanan yang diharapkan akan digunakan untuk beraktivitas di Kota Malang adalah dengan
memberikan pelayanan transportasi terhadap kepastian baik pada headway, travel time, travel cost,
safety, dan service.
Kata kunci: Transportasi, Angkot, Taksi, Transportasi Online
Abstract: Transportation growth of Malang City has increased fast, this requires the government
to manage the transportation orderly, to both the online and conventional based transportation.
The objectives of this research are to answer the community needs towards online and
conventional based transportation in Malang. The research will be done in quantitative method
analysis related to transportation need aspect that is conducted in survey and interview to the
community/respondents at random sampling technique as many as 420 respondents. The result is
community needs transportation modes as moving facilities, privat and public transport. They
rather use online based transportation modes than the conventional one because the confirmed
waiting and travel time services. The majority of respondents said was satisfied at online transport
(taxies and bikes), followed by the public transport (angkot), and the latest is the conventional
transport (taxies and bikes). Regulation arrangement is required on limiting the number of online
based transportation modes and certain area of transportation management. The approach quota
recommended to Malang was 450 vehicles. Modes and services types of public transport expected
to be used in Malang are by providing good transportation services at headway, travel time, travel
cost, safety, and services.
Keywords: Transportation, Public transport, Taxi, Online based transportation
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 206
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan kegiatan
pemindahan barang dan penumpang da-
ri suatu tempat ke tempat lain. Dalam
transportasi ada dua unsur yang terpen-
ting yaitu pemindahan/pergerakan dan
secara fisik mengubah tempat dari ba-
rang dan penumpang ke tempat lain. Sa-
rana transportasi umum yang ada di Ko-
ta Malang sampai dengan 2 tahun yang
lalu ada 2 tipe, yaitu angkot atau ang-
kutan kota, yang merupakan transpor-
tasi umum dalam trayek dan taksi yang
tidak dalam trayek. Jumlah angkot saat
ini yang beroperasi pada 24 trayek men-
capai lebih kurang 1.500 armada, se-
dangkan jumlah taksi mencapai lebih
kurang 320 unit, dari kuota yang men-
capai 450 unit. Kondisi saat ini tentu saja
telah berbeda dengan kondisi 10 sampai
15 tahun yang lalu, dimana jumlah ang-
kot dapat mencapai angka 2.600 armada
untuk 26 trayek. Hal ini disebabkan per-
kembangan yang terjadi terhadap mu-
dahnya kepemilikan sepeda motor, se-
hingga masyarakat beralih mengguna-
kan moda sepeda motor untuk sarana
transportasinya, yang tentu saja lebih
murah dan mudah digunakan.
Perkembangan transportasi juga
mencakup pada cara pemesanan dan
pembayaran transaksi atas jasa transpor-
tasi. Dahulu, pengguna jasa transportasi
memesan via telepon dan kemudian
membayar jasa dengan uang tunai. Saat
ini masyarakat yang berada di Kota
Malang, baik penduduk maupun pen-
datang, dihadapkan pada transportasi u-
mum tipe kedua yang baru, yaitu trans-
portasi umum tidak dalam trayek yang
berbasis aplikasi dalam smartphone, a-
tau yang biasa disebut taksi online.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ma-
yoritas masyarakat merasa diuntungkan
dengan keberadaan transportasi online.
Setidaknya ada dua alasan mengapa ma-
syarakat memilih transportasi online se-
bagai preferensi utama. Pertama, harga
yang ditetapkan relatif lebih murah dan
minim spekulasi dari pihak pengemudi.
Penumpang tidak perlu melakukan ta-
war-menawar yang lumrah dilaksana-
kan pada armada konvensional. Kedua,
penumpang tidak perlu lagi mencari ken-
daraan yang siap tersedia. Pengemudi
yang akan datang menghampiri penum-
pang di tempat yang telah disepakati,
sehingga terdapat waktu yang dapat disi-
sihkan untuk kegiatan yang lebih pro-
duktif. Seiring dengan berkembang pe-
satnya teknologi informasi melalui
smartphone tersebut, maka keberadaan
transportasi ini tentu saja sangat dimi-
nati, yaitu dengan tarif yang dirasa lebih
murah dari taksi konvensional dan mu-
dah memanggilnya, hanya dengan meng-
gunakan smartphone. Terlebih pengguna
smartphone saat ini yang mencapai 25%
sampai 40% masyarakat. Hal ini ditun-
jang pula dengan semakin susahnya ma-
syarakat mendapatkan parkir dan mahal-
nya tarif parkir yang saat ini sudah
menggunakan sistem progresif di pusat-
pusat kegiatan, membuat pengguna mo-
bil pribadi beralih menggunakan trans-
portasi berbasis aplikasi ini.
Dilihat dari sudut transportasi, ke-
beradaan varian baru moda transportasi
umum, terlebih yang saat ini sudah dia-
tur operasionalnya oleh Kementerian
Perhubungan, sangat berpihak pada pe-
layanan transportasi terhadap masya-
rakat. Namun apabila ditinjau dari sisi
sosial dan ekonomi, maka keberadaan-
nya merupakan pesaing utama dari taksi
konvensional dan angkot. Di samping
memang juga menambah lapangan pe-
kerjaan baru bagi pengemudi angkutan
berbasis aplikasi ini. Hal tersebut me-
mang menjadi kontroversi yang berke-
panjangan, saat ini, bahkan sering terjadi
insiden-insiden di jalan antara pengemu-
di taksi konvensional atau pengemudi
angkot dengan pengemudi angkutan ber-
basis aplikasi. Insiden tersebut antara
lain berupa penghadangan penumpang
masuk kendaraan, menurunkan penum-
pang yang belum sampai tujuan, pemu-
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 207
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
kulan, perkelahian, dan bahkan peru-
sakan kendaraan. Pemerintah dan aparat
penegak hukum saat ini masih belum
dapat mengambil tindakan tegas terkait
insiden-insiden tersebut, kecuali yang
sudah terbukti melanggar hukum pidana.
Karena pemerintah dalam hal ini Dinas
Perhubungan sebagai OPD dan Badan
Perencanaan Penelitian dan Pengemba-
ngan Kota malang sebagai OPD terkait
menilai bahwa keberadaan transportasi
konvensional harus dilindungi dan trans-
portasi berbasis aplikasi juga tidak dapat
dilarang dengan piranti hukum yang ada
saat ini.
Sehubungan dengan kondisi yang
ada saat ini, memang pemerintah seperti
dihadapkan makan buah simalakama.
Sehingga Pemerintah Kota Malang, da-
lam hal ini Badan Perencanaan, Pene-
litian, dan Pengembangan (Barenlit-
bang) menilai perlu melakukan peneli-
tian mengenai kebutuhan masyarakat
terhadap transportasi berbasis online dan
konvensional. Sebab apapun bentuk
transportasi umum, ujung-ujungnya a-
dalah bagaimana masyarakat dapat ter-
layani kebutuhan transportasinya secara
berkeadilan sosial. Keadilan sosial di
sini memilki makna, bahwa masyarakat
pengguna jasa dapat terlayani dengan
sepenuhnya dan penyedia jasa trans-
portasi, baik berbasis aplikasi maupun
konvensional dapat bersama-sama me-
layani masyarakat dengan baik dan men-
dapatkan penghasilan yang sesuai pada
porsinya masing-masing.
Tujuan dari penelitian ini untuk me-
ngetahui potensi angkutan umum, meng-
analisis pergerakan masyarakat dalam
beraktivitas menggunakan angkutan u-
mum berbasis aplikasi, mengetahui kon-
disi pelayanan angkutan umum berbasis
aplikasi dan konvensional, meng-anali-
sis gap analisis antara demand and sup-
ly angkutan umum berbasis aplikasi dan
konvensional, serta tipe pelayanan trans-
portasi yang diharapkan untuk beraktivi-
tas di Kota Malang.
METODE
Penelitian untuk mengetahui Kebu-
tuhan Masyarakat terhadap Transportasi
Berbasis Aplikasi dan Konvensional Di
Kota Malang dilakukan dengan meng-
gunakan metode penelitian gabungan
(mixed methods), antara metode pene-
litian kualitatif dengan kuantitatif. Me-
nurut Creswell (2010), penelitian gabu-
ngan merupakan pendekatan penelitian
yang mengkombinasikan antara pene-
litian kualitatif dengan kuantitatif. Peng-
gunaan Mixed Methods dipilih karena
penelitian ini bertujuan menggambar-
kan, memaparkan, dan meng-analisa da-
ta yang ada secara mendalam. Penelitian
kualitatif lebih menekankan analisisnya
pada proses terhadap dinamika hubu-
ngan antar fenomena yang diamati, de-
ngan menggunakan logika ilmiah. Se-
dangkan metode penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang datanya berupa
angka-angka yang di olah dengan me-
tode statistik (Sutedi, 2011)
Pada penelitian ini terdapat dua me-
tode pengumpulan data yaitu data se-
kunder dan data primer. Data sekunder
diperoleh dari BPS Kota Malang (Ba-
dan Pusat Statistik), RTRW Kota Ma-
lang (Rencana Tata Ruang Wilayah),
Dinas Perhubungan Kota Malang, Pera-
turan Pemerintah atau Perundang-unda-
ngan yang berkaitan dengan penelitian
ini. Sedangkan data primer didapatkan
dari hasil pengamatan di lapangan de-
ngan menggunakan metode survei dan
wawancara terhadap masyarakat/ res-
ponden terkait dengan pengguna trans-
portasi berupa kendaraan pribadi, mau-
pun angkutan umum baik itu berbasis
aplikasi dan konvensional (roda dua dan
roda empat).
Dalam pengamatan survei dan wa-
wancara perlu dilakukan penentuan uku-
ran sampel/ responden, dalam pene-litian
ini menggunakan formula dari Slovin
(Persamaan 1) yang dilakukan secara
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 208
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
acak/random sampling, serta dianalisis
dengan metode kuantitatif.
𝑛
=N
1 + Ne2… … … … … … … (Persamaan 1)
dimana:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidak te-
litian karena kesalahan peng-
ambilan sampel yang masih da-
pat ditolerir atau diinginkan
Setelah data didapatkan dari lapangan,
Tim Ahli melakukan konsolidasi untuk
melakukan kompilasi data guna menda-
patkan tema-tema sesuai dengan tujuan
penelitian. Data yang sudah dikompilasi
ini akan dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Malang dibagi menjadi enam
bagian wilayah Kota Malang yang men-
jadi pusat pelayanan dan pengembanan
Kota Malang, diantaranya yaitu: Ma-
lang Tengah, meliputi wilayah Keca-
matan Klojen, yang merupakan pusat
Kota Malang, yaitu di Kawasan Alun-
alun dan sekitarnya, fungsi utama yaitu
pemerintahan, perkantoran, perdagang-
an dan jasa, sarana olahraga, pendidikan
dan peribadatan. Malang Utara, meliputi
wilayah Kecamatan Lowokwaru, yaitu
di sekitar Universitas Islam Malang
(Unisma), Pasar Dinoyo, dan sekitar-
nya, fungsi utama yaitu Pendidikan, per-
dagangan dan jasa, industri besar/ me-
nengah dan kecil serta wisata budaya.
Malang Timur Laut, meliputi wilayah
Kecamatan Blimbing yaitu di Kawasan
sekitar Pasar Blimbing dan sekitarnya,
fungsi utama yaitu terminal, industri,
perdagangan dan jasa, Pendidikan dan
sarana olah raga. Malang Timur, meli-
puti wilayah sebagian Kecamatan Ke-
dungkandang yaitu di Kawasan sekitar
Perumahan Sawojajar dan sekitarnya,
fungsi utama yaitu perkantoran, termi-
nal, industri dan sarana olahraga. Malang
Tenggara, meliputi wilayah sebagian
Kecamatan Sukun dan sebagian Keca-
matan Kedungkandang yaitu di Kawasan
sekitar Pasar Gadang dan sekitarnya,
fungsi utama yaitu per-dagangan dan
jasa, Sport Centre (GOR Ken Arok),
Gambar 1. Batas Wilayah Kota Malang
Gedung Convention Center, indus-
tri, dan perumahan. Malang Barat, me-
liputi wilayah sebagian Kecamatan Su-
kun yaitu di Kawasan sekitar Univer-
sitas Merdeka, Plaza Dieng, dan sekitar-
nya, fungsi utama yaitu perdagangan dan
jasa, dan pendidikan.
Sistem transportasi perkotaan terdi-
ri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,
sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu
yang berlangsung di atas sebidang tanah
(kantor, pabrik, perkotaan, rumah, dan
lain-lain) atau disebut tata guna lahan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manu-
sia melakukan perjalanan di antara tata
guna lahan tersebut dengan mengguna-
kan sistem jaringan transportasi (missal-
nya berjalan kaki atau naik bus). Hal ini
menimbulkan pergerakan arus manusia,
kendaraan, dan barang. Pergerakan arus
manusia, kendaraan, dan barang meng-
akibatkan berbagai macam interaksi.
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 209
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
Tabel 1. Pembagian Jumlah Responden
Berdasarkan Kebutuhan
Akan tetapi, hampir semua interaksi me-
merlukan perjalanan, dan oleh sebab itu
menghasilkan pergerakan arus lalulintas.
Berdasarkan jumlah penduduk me-
nurut kelompok usia di Kota Malang, ke-
lompok umur terbesar di Kota Malang
adalah pada kelompok umur 20-24 tahun
dengan jumlah penduduk 106.321 jiwa.
Sedangkan kelompok umur paling sedi-
kit adalah usia +75 tahun dengan jumlah
sebanyak 15.988 jiwa. Setiap tahunnya
peningkatan jumlah penduduk dari tahun
2013-2017 yaitu sebesar 0,60%. Setiap
tahunnya peningkatan jumlah kendaraan
dari tahun 2015-2017 pada kendaraan
mobil rata-rata sebesar 4,96%, kendara-
an Bus sebesar 3.21%, kendaraan Truck
sebesar 2,40%, dan kendaraan Sepeda
Motor sebesar 3,73% (BPS, 2018).
Berdasarkan data BPS Kota Malang
Tahun 2018, jumlah penduduk Kota Ma-
lang pada tahun 2017 sebesar 861.414
jiwa yang tersebar dalam empat keca-
matan yaitu Kecamatan Kedungkandang
sebesar 190.274 jiwa, Kecamatan Sukun
sebesar 192.951 jiwa, Kecamatan Klojen
sebesar 103.129 jiwa, Kecamatan Blim-
bing sebesar 179.368 jiwa, dan Keca-
matan Lowokwaru sebesar 195.692 jiwa. Dari data jumlah penduduk yang telah
didapatkan pada tahun 2017, selanjutnya
dalam menentukan kebutuhan masyara-
kat terhadap transportasi di Kota Malang
maka perlu dilakukan survei.
Dalam melakukan survei penentuan jum-
lah sampel dilakukan menggunakan ru-
mus/ formula dari Slovin (Persamaan 1).
Dari 420 responden yang telah ditentu-
kan, selanjutnya dalam penyebaran kue-
sioner dilakukan pembagian berdasarkan
5 zona / 5 Kecamatan yang ada di Kota
Malang dengan permbagian sebagaima-
na pada Tabel 1. Pembagian jumlah res-
ponden dilakukan secara merata se-
hingga didapatkan jumlah responden ya-
ng akan diwawancarai pada setiap Ke-
camatan menunjukkan jumlah yang sa-
ma, hal ini dilakukan agar didapatkan
karakteristik responden yang berbeda a-
gar mendapatkan hasil yang bervariasi.
Pengguna Transportasi Berbasis Apli-
kasi / Online
Berdasarkan hasil survei pengguna
Ojek Online didapatkan karakteristik
responden berusia 18-25 tahun sebesar
69%, berusia 26-35 tahun sebesar 23%,
serta yang berusia >35 tahun sebanyak
9% (Gambar 2). Profesi responden/
pengguna Ojek Online didominasi oleh
Pelajar sebesar 27%, Mahasiswa sebesar
30%, dan Karyawan sebesar 13% (Gam-
bar 3). Berdasarkan hasil survei asal dan
tujuan terhadap pengguna ojek online
disetiap Kecamatan di Kota Malang di-
ketahui proporsi tujuan adalah menuju
Tempat Kerja, Sekolah, dan Kampus.
No Kecamatan Taksi -Ojek
Beraplikasi
Taksi – Ojek
Konvensional
Angkutan
Kota Jumlah Responden
1 Kedungkandang 28 28 28 84
2 Sukun 28 28 28 84
3 Klojen 28 28 28 84
4 Blimbing 28 28 28 84
5 Lowokwaru 28 28 28 84
Total 140 140 140 420
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 210
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
Gambar 2. Grafik karakteristik Pengguna Ojek
Online Dari Sisi Usia
Gambar 3. Grafik karakteristik Pengguna Ojek
Online Dari Sisi Pekerjaan
Berdasarkan hasil survei pengguna
Taksi Online didapatkan karakteristik
responden berusia 18-25 tahun sebesar
13%, berusia 26-35 tahun sebesar 51%,
serta yang berusia >35 tahun sebanyak
36% (Gambar 4). Profesi responden/
pengguna taksi online didominasi oleh
Mahasiswa yaitu sebesar 23%, profesi
Guru sebesar 3%, Karyawan sebesar
49%, dan PNS sebesar 26% (Gambar 5).
Berdasarkan hasil survei asal dan tujuan
terhadap pengguna taksi online di setiap
Kecamatan di Kota Malang diketahui
proporsi tujuan adalah menuju Tempat
Kerja, Pusat Belanja, dan Kampus.
Gambar 4. Grafik karakteristik Pengguna Taksi
Online Dari Sisi Usia
Gambar 5. Grafik karakteristik Pengguna Taksi
Online Dari Sisi Pekerjaan
Berdasarkan hasil survei pengguna
Ojek Konvensional didapatkan karakter-
istik responden (Gambar 6) berusia 18-25
tahun sebesar 53%, berusia 26-35 tahun
sebesar 21%, serta yang berusia >35
tahun sebesar 26%. Profesi responden/
pengguna Ojek Online (Gambar 7)
didominasi oleh Ibu Rumah Tangga
sebesar 17%, BUMN sebesar 7%, PNS/-
TNI/POLRI sebesar 9%, Karyawan
sebesar 21%, dan Mahasiswa sebesar
46%. Berdasarkan hasil survei asal dan
tujuan terhadap pengguna ojek konven-
sional disetiap Kecamatan di Kota Ma-
lang diketahui proporsi tujuan adalah
menuju Tempat Kerja, Pusat Belanja, dan
Kampus.
Gambar 6. Grafik karakteristik Pengguna Ojek
Konvensional Dari Sisi Usia
Gambar 7. Grafik karakteristik Pengguna Ojek
Konvensional Dari Sisi Pekerjaan
18-25,
69
26-35,
23
>35, 9
Pelajar,
27
Mahasiswa
, 60
Karyawan,
13
18-25,
13
26-35,
51
>35,
36
Mahasis
wa, 23
Karya
wan,
49
PNS,
26
Guru,
3
18-25,
5326-35,
21
36-45,
26
Ibu Rumah
Tangga, 17
Mahasis
wa, 46
Karyawan
, 21
PNS/TN
I/POLR
I, 9
BUMN,
7
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 211
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
Berdasarkan hasil survei pengguna
Taksi Konvensional (Gambar 8) didapat-
kan karakteristik responden berusia 18-25
tahun sebesar 7%, berusia 26-35 ta-hun
sebesar 26%, berusia 36-45 tahun sebesar
37%, berusia 46-55 tahun sebe-sar 24%,
dan berusia >55 tahun sebesar 6%.
Profesi responden/pengguna taksi online
(Gambar 9) didominasi oleh Guru yaitu
sebesar 7%, profesi BUMN sebesar 46%,
Karyawan sebesar 26%, dan PNS/-
TNI/POLRI sebesar 21%. Berdasarkan
hasil survei asal dan tujuan terhadap
pengguna Taksi Konvensional disetiap
Kecamatan di Kota Malang diketahui
proporsi tujuan adalah menuju Tempat
Kerja.
Gambar 8. Grafik karakteristik Pengguna Taksi
Konvensional Dari Sisi Usia
Gambar 9. Grafik karakteristik Pengguna Taksi
Konvensional Dari Sisi Pekerjaan
Gambar 10. Grafik karakteristik Pengguna
Angkot Dari Sisi Usia
Gambar 11. Grafik karakteristik Pengguna
Angkot Dari Sisi Pekerjaan
Permintaan transportasi angkutan
kota (angkot) didasarkan pada survei la-
pangan yang dilakukan secara acak/
random sampling pada Kota Malang se-
banyak 140 responden. Jumlah respon-
den dari hasil survei berjumlah 140 o-
rang dengan karakteristik responden ber-
usia 18-25 tahun sebesar 29%, berusia 26-
35 tahun sebesar 17%, 36-45 tahun se-
besar 20%, dan yang berusia >45 ta-hun
sebesar 34% (gambar 10). Profesi res-
ponden/ pengguna angkot didominasi
oleh Pelajar sebesar 14%, Mahasiswa se-
besar 16%, Karyawan sebesar 21%,
Swasta sebesar 25% dan Ibu Rumah
Tangga sebesar 25% (Gambar 11). Ber-
dasarkan hasil survei asal dan tujuan ter-
hadap pengguna angkot di setiap Keca-
matan di Kota Malang diketahui proporsi
tujuan adalah menuju Sekolah, Kampus,
Pusat Belanja, dan Tempat Kerja.
Tingkat Kepuasan Pengguna Trans-
portasi Online dan Konvensional
Berdasarkan hasil survei pengguna
Taksi dan Ojek Online didapatkan data
tingkat kepuasan penumpang yaitu sebe-
sar 56% menyatakan sangat puas terha-
dap pelayanan taksi dan ojek online, se-
besar 39% menyatakan puas dan sebesar
6% menyatakan yang tidak puas dengan
pelayanan jasa taksi dan ojek online
(Gambar 12). Pada hari kerja, responden
mengeluarkan dana kurang dari Rp
50.000,00 sebesar 89% dan pada hari
libur responden mengeluarkan dana kur-
ang dari Rp 50.000,00 sebesar 82%
(Gambar 13).
18-
25, 7 26-
35, 26
36-
45, 37
46-
55, 24
>55,
6
Guru, 7
Karyawan, 26
PNS/TNI/POLRI,
21
BUMN, 46
18-
25, 29
26-
35, 17
36-
45, 20
>45,
34
Pelajar,
14Mahasis
wa, 16
Karyaw
an, 21
Ibu
Rumah
Tang…
Swasta,
25
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 212
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
Gambar 12. Grafik tingkat Kepuasan Konsumen
Terhadap Taksi dan Ojek Online
Gambar 13. Grafik pengeluaran Biaya
Menggunakan Taksi dan Ojek
Online
Berdasarkan hasil survei pengguna
Taksi dan Ojek Konvensional didapat-
kan data tingkat kepuasan penumpang
yaitu sebesar 10% menyatakan sangat
puas terhadap pelayanan taksi dan ojek
konvensional, sebesar 61% menyatakan
puas dan sebesar 29% menyatakan tidak
puas dengan pelayanan jasa taksi dan ojek
konvensional (Gambar 14). Pada hari
kerja, responden mengeluarkan dana ku-
rang dari Rp 50.000,00 sebesar 56% dan
pada hari libur responden menge-luarkan
dana kurang dari Rp 50.000,00 sebesar
24% (Gambar 15).
Gambar 14. Grafik kepuasan Konsumen
Terhadap Taksi dan Ojek Kon-
vensional
Gambar 15. Grafik pengeluaran Biaya Menggunakan
Taksi dan Ojek Konvensional
Berdasarkan hasil survei pengguna
Angkot didapatkan data tingkat kepua-
san penumpang yaitu sebesar 15% me-
nyatakan sangat puas terhadap pelayanan
angkot, sebesar 66% menyatakan puas
dan sebesar 19% menyatakan yang tidak
puas dengan pelayanan jasa angkot
(Gambar 16). Pada hari kerja, responden
mengeluarkan dana kurang dari Rp
10.000,00 sebesar 46% dan pada hari
libur responden mengeluarkan dana ku-
rang dari Rp 10.000,00 sebesar 54%
(Gambar 17).
Gambar 16. Grafik tingkat Kepuasan Konsumen
Terhadap Angkot
Gambar 17. Grafik pengeluaran Biaya Meng-
gunakan Angkot
Sangat
Puas,
56
Puas,
39
Tidak
Puas,
6
89 82
11 18
0
50
100
Hari Kerja Hari Libur
<50.000 >50.000
Sangat
Puas, 10
Puas,
61
Tidak
Puas,
29
56
2444
76
0
50
100
Hari Kerja Hari Libur
<50.000 >50.000
Sangat
Puas, 15
Puas,
66
Tidak
Puas,
19
46 5443 57
0
50
100
RP. 0 - Rp. 5.000 Rp. 6.000 - Rp.
10.000
Hari Kerja Hari Libur
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 213
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
Gap Analysis Antara Demand Dengan
Supply Angkutan Umum Berbasis A-
plikasi Dan Konvensional Di Kota
Malang
Pengguna ojek/ taksi online yang ki-
ni marak digunakan oleh warga Kota
Malang berdampak terhadap berkurang-
nya minat pengguna ojek/taksi konvensi-
onal dan angkot. Kemudahan yang dita-
warkan oleh ojek/taksi online terkesan
menenggelamkan keberadaan ojek/taksi
konvensional dan angkot. Para pekerja
ojek/ taksi konvensional dan angkot me-
rasa cukup dirugikan dengan kondisi ter-
sebut. Berkurangnya minat warga Kota
Malang terhadap pengguna ojek/taksi
konvensional dan angkot mengurangi
jumlah pengguna ojek/taksi konvensi-
onal dan angkot, hal ini dapat dilihat dari
sepinya pangkalan ojek/taksi konvensi-
onal dan angkot. Berkurangnya minat
warga Malang terhadap ojek/taksi kon-
vensional dan angkot tentu saja akan
berdampak besar terhadap pendapatan.
Selain itu berbagai tanggapan terhadap
transportasi baik terhadap ojek dan taksi
(online dan konvensional) dan angkutan
umum menurut pengemudi yaitu sering
terjadinya kemacetan, perebutan penum-
pang, pemalakan oleh taksi konvensi-
onal/ online, menurunnya jumlah pe-
numpang, serta kenyamanan moda trans-
portasi.
Berdasarkan PM 108 tahun 2017, ada
3 metode yang dapat digunakan un-tuk
menentukan kebutuhan transport-tasi
online di suatu daerah. Berdasarkan hasil
survey dan pengumpulan data sekunder
dapat diketahui parameter-parameter un-
tuk mengukur demand penumpang, yaitu
jumlah penduduk di Kota Malang =
861.414 jiwa, jumlah perjalanan pada
hari kerja = 3,2, jumlah perjalanan pada
hari libur = 1,9, prosentase pengguna
angkutan umum pada hari kerja = 20%;
asumsi pengguna taksi online sebesar
0,5% dari total, prosentase pengguna
angkutan umum pada hari libur = 27%;
asumsi pengguna taksi sebesar 0,6% dari
total, jumlah rit taksi pada hari kerja = 11
rit, jumlah rit pada hari libur = 14 rit,
okupansi diperkirakan sebesar 70%.
Berdasarkan data tersebut, maka ber-
dasarkan perhitungan, jumlah taksi on-
line yang dapat diizinkan adalah sebesar
447 unit, nilai tersebut dapat dibulatkan
menjadi 450 unit. Dan jika dibagi dalam
5 kecamatan, maka taksi online yang
direkomendasikan sebesar 90 armada/
kecamatan.
Jenis angkutan umum di Kota Ma-
lang adalah Angkot, Taksi, dan Ojek,
moda transportasi umum dan tipe pela-
yanan yang diharapkan masyakat Kota
Malang adalah dengan memberikan pe-
layanan transportasi terhadap kepastian
baik pada headway, travel time, travel
cost, safety, dan service.
KESIMPULAN
Kondisi transportasi massal di Kota
Malang yang terdiri dari angkot, taksi,
dan ojek menunjukan besarnya pergera-
kan masyarakat dalam menggunakan mo-
da tersebut menuju tempat kerja, seko-
lah, kampus, pusat belanja, dan kem-bali
ketempat tinggal. Masyarakat cen-derung
memilih menggunakan moda transportasi
berbasis aplikasi/online, hal ini dikare-
nakan terdapat pelayanan yang membe-
rikan kepastian waktu tunggu dan waktu
tempuh yang pasti melalui aplikasi. Kon-
disi ini berdampak pada menurunnya mi-
nat masyarakat terhadap moda angkot
dan taksi/ ojek konvensional, sehingga di-
perlukan peran pemerintah dalam pena-
taan tarif agar penyelenggaraan angkutan
umum/angkot dapat menjadi minat ma-
syarakat dan terus berpotensi untuk dio-
perasikan di Kota Malang.
Tingkat kondisi pelayanan angkutan
umum menurut persepsi masyarakat me-
nunjukan: pada taksi dan ojek online ya-
itu sebesar 56% sangat puas, pada taksi
dan ojek konvensional sebesar 10% sa-
ngat puas, dan pada angkot sebesar 15%
sangat puas. Rendanya tingkat kepuasan
masyarakat dalam menggunakan angkot
dan taksi/ojek konvensional menjadi tu-
gas operator (perusahaan) dan regulator
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 214
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
(pemerintah) untuk penataan fasilitas
pada halte, kendaraan, dan tarif, sehing-
ga tingkat kepuasan masyarakat dapat
semakin meningkat.
Jenis angkutan umum di Kota Ma-
lang adalah Angkot, Taksi, dan Ojek,
moda transportasi umum dan tipe pe-
layanan yang diharapkan akan diguna-
kan untuk beraktivitas di kota malang
adalah dengan memberikan pelayanan
transportasi terhadap kepastian baik pada
headway, travel time, travel cost, safety,
dan service.
SARAN
Kurangnya daya tarik masyarakat
dalam menggunakan angkutan umum
konvensional perlu menjadi perhatian
pemerintah agar tidak terjadi ketimpa-
ngan dan kekhawatiran pengemudi. Ren-
dahnya tingkat kepuasan terhadap kon-
disi pelayanan angkutan umum konven-
sional serta angkot menuntut peran pe-
merintah yang besar dalam penataan fa-
silitas angkutan umum baik pada moda
transportasi, fasilitas halte, dan peng-
gunaan teknologi. Gap yang sangat di-
rasa bagi angkutan umum konvensional
adalah kalahnya sistem teknologi dalam
penerapan usaha dan mendapatkan kon-
sumen, sehingga baik perusahaan ang-
kutan umum konvensional serta peme-
rintah perlu melakukan perbaikan sistem
persaingan usaha agar dapat bersaing de-
ngan angkutan berbasis aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2010. Dasar-Da-
sar Ekonomi Transportasi. Maka-
sar: Graham Ilmu
Andi Wahju, Rahardjo Emanuel dan An-
thony Salim. 2013. Pembuatan Sis-
tem Pelayanan Taksi dengan
Menggunakan Android, Google
Maps, dan Ruby on Rails. Jurnal
Sistem Informasi, Vol. 8 No. 1,
Maret 2013: 17 – 28
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Pe-
nelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Creswell, John W. 2010. Research De-
sign Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yog-
yakarta: Pustaka Pelajar
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Fakultas
Psikologi. Yogyakarta
Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Pe-
nelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salem-
ba Medika
Hobbs, F. 1995. Perencanaan dan Teknik
Lalu Lintas. Gajah Mada
University Pers, Yogyakarta
Morlok, E. K. 1985. Pengantar Teknik
dan Perencanaan Transportasi.
Erlangga: Jakarta
Mulya, Indra. 2016. Inovasi dalam
Meningkatkan Daya Saing. Cog-
noscenti Consulting Group.
Munawwar, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar
Teknik Transporasi. Yogyakarta:
Penerbit Bheta Offset
Nasution, H.M.N. 2003. Manajemen
Transportasi. Jakarta: Ghalia
Notoatmodjo, 2005, Metodologi Peneli-
tian Kesehatan. Jakarta; Rineka
Cipta
Peraturan Menteri Perhubungan RI No-
mor PM 108 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang
dengan Kendaraan Bermotor U-
mum Tidak Dalam Trayek
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Re-
kayasa, Analisis Dampak, serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lin-
tas
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
2012 tentang Kendaraan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2014 tentang Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2013 tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun
2012 tentang Tata Cara Pemerik-
saan Kendaraan Bermotor di Jalan
JURNAL PANGRIPTA, Vol. 1 No. 2 215
Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Angkutan Berbasis Aplikasi dan Konvensional di Kota Malang
dan Penindakan Pelanggaran Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Prihatin, Rohani Budi. 2016. Dampak
Sosial Transportasi Berbasis On-
line. Majalah Info Singkat Kese-
jahteraan Sosial Vol. VIII, No.
07/I/P3DI/April/2016, ISSN 2088-
2351
Salim, Abbas. 2000. Manajemen Trans-
portasi. Cetakan Pertama. Edisi
Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Setiawan, Jessica. 2017. Pemetaan Kon-
sumen Berdasarkan Faktor Penye-
bab Menggunakan atau Tidak
Menggunakan Jasa Transportasi
Online Uberx dan Grab Taxi di
Kota Bandung. Skripsi pada Uni-
versitas Katolik Parahyangan, Fa-
kultas Ekonomi, Program Studi
Manajemen. Bandung
Sugiyono. (2011). Metode penelitian
pendidikan. bandung:Alfabeta
Sukirno, Sadono. (2000). Pengantar
Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Tamin, Ofyar, Z. 2000. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. Ban-
dung: Penerbit ITB
Udiyono, Ari. (2007). Metodologi P-
enelitian Kesehatan. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Dipo-
negoro.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun
1999 tentang Telekomunikasi
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Warpani, Suwardjo. 2002. Pengelolaan
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
Bandung: Penerbit ITB
Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika
Pengantar dan Aplikasinya Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
Winarno, Wing Wahyu. (2013). Analisis
Ekonometrika dan Statistika de-
ngan Eviews Edisi 3. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN