analisis kasus edit
DESCRIPTION
asTRANSCRIPT
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada tanggal 4 April 2008, Ny. Nina berusia 30 tahun, alamat dalam kota,
berkebangsaan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, datang ke RSMH dengan keluhan
mau melahirkan dengan anak sungsang dan mengeluarkan air-air lebih kurang 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Os mengeluh keluar air-air (+), jernih, berbau (-), 1 kali
ganti kain. Riwayat rasa mules yang menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat (+). Riwayat keluar darah lendir (+). Riwayat keputihan (+).
Riwayat setelah berhubungan intim (-). Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak
masih dirasakan.
Os menikah satu kali dan lamanya 10 tahun. Os menarche pada usia 12 tahun,
dengan siklus teratur, 28 hari, lamanya 7 hari. Hari pertama haid terakhir os tanggal 20-6-
2007. Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada. Riwayat operasi tidak ada.
Riwayat kehamilan sebelumnya tiga kali hamil aterm dengan persalinan spontan, riwayat
abortus tidak ada. Riwayat sosial ekonomi cukup.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,7◦C, dan
keadaan organ lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan luar obstetri didapatkan tinggi
fundus uteri 3 jari dibawah procesus xipoideus (31 cm), letak janin memanjang,
punggung kiri, bagian terbawah bokong yang ditandai dengan tidak dapat dirabanya
bagian yang keras dan bulat, yakni kepala pada bagian bawah uterus, dan kepala teraba di
fundus uteri. Detak jantung janin 148 kali/menit teratur, his tiap dua kali dalam 10 menit
lamanya 25 detik kualitas sedang, taksiran berat janin 3300 gram. Pada pemeriksaan
dalam obstetri didapatkan portio dengan konsistensi lunak, posisi medial, pendataran 100
%, pembukaan 3 cm, terbawah bokong, penurunan di atas spina ischiadika, penunjuk
sacrum kanan depan. Nilai Zatuchni Andros 6. Pada pemeriksaan panggul didapatkan
promontorium tidak teraba, KD >13 cm, KV >11,5 cm, linea innominata teraba 1/3-1/3,
sakrum konkaf, spina iskiadika tak menonjol, arkus pubis >900, dinding samping lurus,
kesan panggul luas.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik-obstetri dan pemeriksaan penunjang,
pasien ini didiagnosa dengan G4P3A0 hamil aterm dengan KPSW 1 jam inpartu kala I fase
aktif janin tunggal hidup presentasi bokong.
. Prognosis ibu dan anak adalah dubia mengingat angka kematian bayi pada
persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan dengan letak kepala. Penyebab
kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penanganan persalinan yang
kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak.
Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada
waktu kepala memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang dapat
menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Selain itu, komplikasi lain yang
dapat terjadi yaitu luka dan perdarahan pada kepala akibat kompresi dan dekompresi
yang terjadi dengan cepat.
Karena penilaian skor Zatuchni Andros didapatkan nilai total 5 sehingga pada
penatalaksanaannya pasien ini di reevaluasi menggunakan partograf WHO untuk menilai
kemajuan persalinan.
Pada follow up tanggal 4-4-2008 pukul 20.00 WIB, pada pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan serviks 4 cm dalam waktu ±1 jam yang berarti telah memasuki
fase aktif sesuai dengan partograf WHO dan direncanakan untuk memimpin persalinan
pervaginam, pada evaluasi empat jam berikutnya, pembukaan serviks hanya 8 cm. Pada
follow up tanggal 01 Juli 2005 pukul 00.00, dari pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan serviks sudah mencapai 10 cm sehingga diputuskan untuk segera memimpin
persalinan dengan metode spontan Bracht. Cara ini merupakan cara yang paling
mendekati persalinan fisiologis sehingga mengurangi trauma pada janin dan mengurangi
kemungkinan infeksi karena tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir.
Beberapa tahapan dalam persalinan dengan presentasi bokong, yaitu:
1. Fase lambat: yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat. Disebut fase lambat
karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin yang tidak
berbahaya.
2. Fase cepat: yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase
cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga
kemungkinan tali pusat terjepit. Oeh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan
tali pusat segera dilonggarkan.
3. Fase lambat:yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase
cepat lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi, ke dunia
luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-
lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial.
Adapun teknik persalinan spontan bracht yang dilakukan pada janin yaitu dengan
cara:
1. segera setelah bokong lahir bokong dicekam secara Bracht yaitu kedua ibu jari
penolong sejajar dengan panjangnya paha sedangkan jari-jari lain memegang daerah
panggul.
2. Melonggarkan tali pusat saat tali pusat lahir dengan jari
3. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior tampak di bawah
simphisis, dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan
kearah perut ibu tanpa tarikan, hanya disesaikan dengan lahirnya badan bayi.
Dorongan Kristeler pada fundus uteri dimulai bersamaan dengan tindakan
hiperlordosis.
4. Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan
jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong
5. Selanjutnya bayi didekatkan pada ibu untuk menyusui
6. Apabila anak lahir sampai pusat tak maju lagi, metode Bracht dinyatakan gagal
dan bahu dapat dilahirkan secara klasik, Muler atau Lovset serta kepala bayi secara
Mauriceau. Sejak tali pusat lahir sampai bayi lahir, tidak boleh lebih dari 8 menit.
Persalinan dimulai pada tanggal 5-4-2008 pukul 00.57 WIB tampak parturien
ingin mengejan kuat. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio tidak teraba, pembukaan
lengkap (10 cm), ketuban (-), bagian terbawah janin adalah bokong, penurunan dibawah
spina ischiadica, dan penunjuk di sakrum kiri depan. Pada pukul 00.58 WIB bokong lahir
dengan spontan Bracht, neonatus, perempuan, berat badan 3.400 gram, 48 cm, APGAR
Score 8/9 Fullterm Appropiate Gestational Age. Dilakukan manajemen aktif kala III,
injeksi oksitosin 10 IU IM, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.
Plasenta lahir lengkap, BP: 500 gr, PTP: 50 cm, diameter 17 x 18 cm. Dilakukan
eksplorasi jalan lahir, tidak didapatkan perluasan luka episiotomi. Luka epsiotomi dijahit
secara jelujur dan terputus dengan chromic catgut 2-0. Keadaan ibu dan bayi post partum
baik.