analisis faktor yang mempengaruhi pembiayaan …
TRANSCRIPT
1
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBIAYAAN MUDHARABAH
PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Syari’ah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
OLEH
PERIADI
NIM : EES 150808
PEMBIMBING
Dr. Novi Mubyarto, SE, ME
Ahsan Putra Hafiz, S.HI, M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN
JAMBI 2019
2
3
4
5
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis faktor yang
mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk.
Sebagai tujuan antaranya adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
faktor apa saja yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada PT. Bank
Syariah Mandiri, Tbk. Skripsi menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif.
Metode kuantitatif menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif dimana hasil
analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan
diinterpretasikan dalam suatu uraian. Metode deskriptif menggambarkan suatu
data yang akan dibuat baik oleh penulis sendiri maupun secara kelompok yang
terpusat pada pemecahan masalah yang ada melalui data yang dikumpulkan,
disusun, dijelaskan dan dianalisis. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder yang bersumber dari data laporan keuangan PT.
Bank Syariah Mandiri, Tbk (BSM). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil dan kesimpulan bahwa Non performing Finance (NPF), dana
pihak ketiga (DPK) dan tingkat bagi hasil (TBH) secara simultan
mempengaruhi pembiayaan mudharabah BSM sebesar 70,60%, sedangkan
secara partial hasil uji hipotesis membuktikan bahwa NPF dan DPK
berpengaruhi signifikan terhadap pembiayaan mudharabah BSM, sedangkan
tingkat bagi hasil (TBH) tidak berpengaruh signifikan.
Kata Kunci : Pembiayaan Mudharabah, Non Performing Finance, Dana
Pihak Ketiga, dan Tingkat Bagi Hasil
vi
6
MOTTO
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas “(Alqur’an : QS. Al. Maidah : ayat 87)11
1 Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. (Penerbit Diponegoro, Bandung cetakan ke-
10), 2009.
v
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Alhamdulillah saya haturkan kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam
senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat, tabi’in dan para pengikut setia beliau hingga akhir
zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
mengikuti ujian munaqasah skripsi pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Sulthan Thaha Syaifudin Jambi.
Dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur yang dalam perkenankan
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran dalam penulisan skripsi ini.
2. Kedua orangtuaku dan para saudaraku yang selalu memberikan ilmu, materi
dan perhatian serta selalu menyemangatiku dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof.Dr.H.Suai’di Asy’ari,MA,ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Syaifudin Jambi.
4. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi, Ibu Dr. Rapidah, SE, M.Ei selaku wakil Dekan I
Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi dan
bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, ME selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi serta Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I selaku
8
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Luar Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag selaku Ketua Program Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi dan ibu G.W.I. Awal Habibah, SE,
ME.Sy selaku Sekretaris Program Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi
6. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, ME selaku dosen Pembimbing I dan Bapak
Ahsan Putra Hafiz, S.HI, M.EI selaku dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, nasehat dan pengarahannya serta meluangkan
waktunya sampai selesainya proposal skripsi ini.
7. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Sulthan Thaha Syaifudin Jambi
yang telah memberikan ilmu dan pengembangan cakrawala berfikir bagi
penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
8. Para Bapak dan Ibu Staf Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Sulthan Thaha Syaifudin Jambi yang telah memberikan
pelayanan terbaiknya selama saya menjalani perkuliahan selama ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi secara
moril dan materil, baik langsung ataupun tidak mulai dari awal perkuliahan
sampai selesainya perjuangan di kampus ini.
Akhirnya, penulis menyadari terdapat banyak keterbatasan dalam
penulisan ini, oleh karena itu segala masukan dan kritikan yang bermanfaat untuk
lebih menyempurnakanskripsi ini sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
9
DAFTAR SINGKATAN
BI : Bank Indonesia
BSM : Bank Syariah Mndiri
BMI : Bank Muammalat Indonesia
DPK : Dana Pihak Ketiga
NPF : Non Performing Finance
NPFnet : Non Performing Finance Netto
NPL : Non Performing Loan
PT : Perseroan Terbatas
Tbk : Terbuka
P_Md : Pembiayaan Mudharabah
TW : Tri Wulan
Perkemb. : Perkembangan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN....................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 6
D. Batasan Masalah .......................................................................... 7
E. Kerangka Teori ............................................................................. 8
1. Pengertian Pembiayaan .......................................................... 8
2. Pembiayaan Bagi Hasil Berbasis Mudharabah ...................... 8
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Bank
Syariah .................................................................................... 14
a. Non Perfoming Financing (NPF) ...................................... 14
b. Dana Pihak Ketiga (DPK) ................................................. 19
c. Tingkat Bagi Hasil ............................................................ 20
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 21
G. Kerangka Pemikiran .................................................................... 25
H. Hipotesis ...................................................................................... 27
BAB II : METODE PENELITIAN ............................................................... 29
1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 29
2. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 26
3. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 30
4. Variabel Independen dan Dependen .............................................. 31
5. Tehnik Analisis Data .................................................................... 34
6. Sistematika Penulisan .................................................................... 40
BAB III : GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAN MANDIRI, Tbk .. 42
1. Sejarah Pendirian ........................................................................... 42
2. Visi dan Misi ................................................................................ 44
3. Manajemen, Struktur Organisasi dan Wewenang Jabatan ............ 45
4. Produk-produk Layanan ................................................................ 47
a. Pendanaan ................................................................................. 47
b. Pembiayaan .............................................................................. 49
c. Produk Jasa ............................................................................... 53
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 54
1. Deskripsi Faktor ........................................................................... 54
viii
11
a. Deskrisi Non Performing Finance (NPF) ................................ 54
b. Deskripsi Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................................ 56
c. Deskripsi Tingkat Bagi Hasil (TBH) ........................................ 56
d. Dekripsi Pembiayaan Mudharabah ........................................... 58
2. Analisis Faktor Yang Mempengauhi Pembiayaan
Mudharabah ................................................................................... 64
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................. 64
b. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 66
1) Uji autokorelasi .................................................................... 66
2) Uji Multikolinieritas ............................................................. 68
3) Uji Heterokedastisitas ......................................................... 69
c. Uji Statistik .............................................................................. 71
1) Bentuk Persamaan Regresi Berganda ................................. 71
2) Analisi Regresi, Korelasi dan Nilai Determinasi ................. 72
a) Analisis Regresi .............................................................. 72
b) Analisis Korelasi ............................................................ 73
c) Nilai Determinasi ........................................................... 74
3. Analisis Faktor Yang Mempengauhi Pembiayaan ....................... 75
a. Secara simultan (uji-F) atau Analisis Of Variance ................... 75
b. Secara Parsial (uji hipotesis parsial atau uji-t) .......................... 75
1) Pengaruh NPF (X1) terhadap Pembiayaan
Mudharabah (Y) ............................................................. 76
2) Pengaruh DPK (X2) terhadap Pembiayaan
Mudharabah (Y) ............................................................. 77
3) Pengauh TBH (X3) terhadap Pembiayaan
Mudharabah (Y) ............................................................. 77
4. Analisis Faktor Yang Mempengauhi Pembiayaan ....................... 77
BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 79
1. Kesimpulan ................................................................................... 79
2. Saran-saran .................................................................................... 81
ix
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
x
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah di Indonesia lahir sejak tahun 1992 dengan bank syariah
pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI ini telah terbukti tidak
terlalu terkena dampak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997
dan 1998, sementara bank-bank konvesional mengalami penurunan kinerja selama
krisis moneter tersebut, hal menunjukan bahwa keberadaan bank syariah ternyata
mampu berkembang dengan pesat walau dalam kondisi perekonomian yang
sedang sulit saat itu.
Pada tahun 1999 tepatnya tanggal 1 November 1999 atau hari Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H, berdirilah PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk (BSM) yang
merupakan konversi dari Bank Susila Bakti yang merupakan bank konvensional
yang dibeli oleh Bank Dagang Negara (sekarang merger ke Bank Mandiri). BSM
adalah bank syariah kedua yang ada di Indonesia yang tertantang untuk mampu
membuktikan bahwa bank syariah adalah pilihan mitra kerja yang tepat bagi
nasabah dalam memanfaatkan fungsi layanan jasa yang ditawarkan oleh bank
syariah. Pendirian BSM menjadi pertaruhan bagi bankir syariah dimana bila BSM
berhasil maka usaha bank syariah di Indonesia dapat berkembang, sebaliknya bila
BSM gagal maka besar kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Hal
ini disebabkan karena BSM merupakan bank syariah yang dirikan oleh Bank
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) milik pemerintah. Ternyata BSM dengan
1
14
cepat mengalami perkembangan. Pendirian BSM ini selanjutkan dikuti oleh
pendirian beberapa bank syariah dan beberapa unit usaha syariah lainnya.2
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum
Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung perjanjian (akad) antara
nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus
tunduk pada syariat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah
Islam.Undang-undang Perbankan no.21 tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan
syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatn usahanya. Bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan
rakyat syariah (BPRS). BSM termasuk ke dalam bentuk bank umum syariah.
Sebagaimana bentuk bank lainnya (bank syariah dan bank konvensional),
BSM juga memilik 3 (tiga) fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat
(nasabah) dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada
masyarakat (nasabah) yang membutuhkan dana dari bank, dan memberikan
layanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. BSM sebagai salah satu bank
syariah, menghimpun dana dari nasabah dalam bentuk titipan menggunakan akad
al-Wadiah dan dalam bentuk investasi menggunakan akad al-Mudharabah. BSM
2Ismail, Perbankan Syariah, Cetakan ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2013), hlm.31
15
menyalurkan dana kepada masyarakat (nasabah) menggunakan bermacam-macam
akad jual beli dan akad kemitraan (kerja sama usaha). Pendapatan yang diperoleh
dari akad jual beli adalah margin keuntungan atau selisih antara harga jual kepada
nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran
dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.
Kegiatan penyaluran dana pada bank syariah lebih dikenal dengan sebutan
pembiayaan karena kegiatan penyaluran dana yang bertujuan untuk memperoleh
margin keuntungan dan bagi hasil, juga mengeluarkan biaya atas dana yang telah
dihimpun dari nasabah yang menginvestasikan dananya di bank, pihak bank
selanjutnya memanfaatkan invertasi nasabah ini untuk disalurkan kepada nasabah
yang membutuhkan dana. Pembiayaan bank syariah terdiri dari transaksi bagi
hasil (mudharabah dan musyarakah), transaksi sewa menyewa (ijarah), transaksi
jual beli (murabahah, salam dan istishna), transaksi pinjam meminjam (qardh)
dan transaksi multijasa lainnya.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berbeda dengan kredit yang
berikan oleh bank konvensional. Didalam perbankan syariah, istilah kedit tidak
dikenal karena bank syariah menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk
pembiayaan dimana sifat pembiayaan bukan merupakan utang piutang (seperti
yang ada di bank konvensional) tetapi merupakan investasi yang diberikan bank
kepada nasabah dalam melakukan usaha. Pembiayaan pada bank syariah yang
diberikan pada pihak penggunaan dana (nasabah) berdasarkan prinsip syariah
dengan aturan yang digunakan sesuai dengan hukum Islam. Menurut UU
Perbankan No. 10 tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
16
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Sedangkan
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 3
Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank syariah terutama bagi BSM, para
nasabah BSM dan pemerintah. Penyaluran dana deengan prinsip syariah ini
didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana (dalam hal ini
BSM) dan kepada pengguna dana (nasabah). Pemilik dana percaya kepada
penerima dana bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan
dibayar. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan
sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan
yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan
dalam akad pembiayaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai besaran nilai penyaluran dana
pembiayaan yang telah dilakukan oleh BSM selama periode lima tahun terakhir
atau selama periode tahun 2014 hingga tahun 2018 lalu, dapat dilihat rata-rata tiap
triwulan dana pembiayaan BSM yang berbasis bagi hasil selama periode tahun
2014 s.d. 2018 mencapai nilai Rp. 16.156.244.000.000,- atau Rp. 16,16 Trilyun.
Angka ini didominasi oleh besaran pembiayaan musyarakah yang menempati
3Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998
17
83,25% (atau Rp. 13,42 Trilyun) dari keseluruhan dana pembiayaan, sementara itu
jumlah dana pembiayaan mudharabah yang semestinya menjadi sumber
pembiayaan utama hanya menempati porsi 16,75% (atau Rp. 2,74 Trilyun).Hal ini
terjadi tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pembiayaan mudharabah yang relatif lebih kecil dibandingkan pembiayaan
musyarakah. Untuk lengkapnya data ini dapat dilhat tampilan tabel berikut ini :
Total Dana Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil PT. Bank Syariah
Mandiri, Tbk Periode Tahun 2014 s.d. 2018
Tahun Tri
wulan
Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil (Jutaan Rupiah) Proporsi (%)
Mudharabah Musyarakah Jumlah Perkemb.
(%)
Mudharabah Musyarakah
2014 I 389.643 10.306.134 10.695.777 - 3,64 96,36
II 370.350 10.363.158 10.733.508 0,35 3,45 96,55
III 891.883 10.154.143 11.046.026 2,91 8,07 91,93
IV 3.164.130 9.881.158 13.045.288 18,10 24,25 75,75
2015 I 895.601 9.782.552 10.678.153 - 18,15 8,39 91,61
II 3.357.705 9.608.009 12.965.714 21,42 25,90 74,10
III 3.138.566 9.871.263 13.009.829 0,34 24,12 75,88
IV 2.888.566 10.591.077 13.479.643 3,61 21,43 78,57
2016 I 2.755.182 11.095.110 13.850.292 2,75 19,89 80,11
II 3.597.104 11.241.065 14.838.169 7,13 24,24 75,76
III 3.347.510 11.458.745 14.806.255 - 0,22 22,61 77,39
IV 3.151.201 13.338.662 16.489.863 11,37 19,11 80,89
2017 I 3.055.212 13.243.161 16.298.373 - 1,16 18,75 81,25
II 3.503.390 15.463.783 18.967.173 16,37 18,47 81,53
III 3.593.178 16.119.426 19.712.604 3,93 18,23 81,77
IV 3.398.751 17.640.213 21.038.964 6,73 16,15 83,85
2018 I 3.470.062 17.498.892 20.968.954 - 0,33 16,55 83,45
II 3.347.327 18.452.296 21.799.623 3,96 15,35 84,65
III 3.130.443 20.848.123 23.978.566 10,00 13,06 86,94
IV 3.273.030 21.449.077 24.722.107 3,10 13,24 86,76
Jumlah 54.718.834 268.406.047 323.124.881 92 - -
Rata-rata 2.735.942 13.420.302 16.156.244 4,85 16,75 83,25
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
18
Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul :“Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, yang
menjadipokok rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh secara simultan Non Performing Finance (NPF), Dana
Pihak Ketiga (DPK), dan Tingkat Bagi Hasil (TBH) terhadap pembiayaan
Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk ?
2. Bagaimana pengaruh secara parsial Non Performing Finance (NPF), Dana
Pihak Ketiga (DPK), dan Tingkat Bagi Hasil (TBH) terhadap pembiayaan
Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk ?
3. Faktor mana yang paling dominan mempengaruhi pembiayaan Mudharabah
pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Non Performing Finance (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Tingkat Bagi Hasil (TBH) terhadap
pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
2. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Non Performing Finance (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Tingkat Bagi Hasil (TBH) terhadap
pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
19
3. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi pembiayaan
Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Dengan tercapainya tujuan-tujuan penelitian tersebut, maka ada beberapa
kegunaan (manfaat) yang dapat diambil, antara lain:
1. Bagi aspek keilmuan, penelitian ini dapat menjadi bahan permulaan untuk
mengembangkan konsep dan prinsip syariah dalam kajian baru yang berkenaan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Mudharabah.
2. Bagi aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
pertimbangan bagi PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk dan lembaga keuangan
syariah lain dalam membuat kebijakan atau memilih konsep-konsep Islami
berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan.
D. Batasan Masalah
Guna memperdalam kajian, penelitian ini akan dibatasi pada faktor-faktor
yang mempengaruhi pembiayaaan mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
(BSM) selama kurun waktu lima tahun sejak semester I tahun 2014 hingga
semester IV tahun 2018. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
berkenaan dengan data keuangan yang bersumber dari laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh BSM dan data pendukung lainnya.
Data keuangan yang digunakan berupa dana pembiayaan berbasis bagi
hasil dengan akad mudharabah. Analisis data menggunakan data keuangan dalam
bentuk rupiah baik data pembiayaan mudharabah, pembiayaan bermasalah dana
pihak ketiga dan tingkat bagi hasil.
20
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.4 Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun
1998 pasal 1 butir 12, pembiayaan adalah penyediaan barang atau uang tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pembagian
hasil keuntungan5 (Bank Indonesia, 2011).
2. Pembiayaan Bagi Hasil Berbasis Mudharabah
Berdasarkan fatwa DSN-MUI No: 07/DSN-MUI/IV/2000 pembiayaan
mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama bertindak sebagai penyedia seluruh modal, sedangkan pihak kedua
bertindak sebagai pengelolanya, dan keuntungan usaha dibagi sesuai
kesepakatan yang dituliskan pada kontrak. Pembiayaan diberikan 100% sesuai
nilai proyek dan penentuan di awal sesuai dengan nisbah (porsi) yang
disepakati bersama, sedangkan apabila rugi maka ditanggung oleh
bank.Mudharabah merupakan pembiayaan atau penanaman dana dari pemilik
dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara
4Antonio, Muhammad Syafi'i. Bank Syariah dari Teori Kerja dan Praktik., (Jakarta ; Gema
Insani Press, 2007), hlm, 160 5Bank Indonesia, Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan. 2011
21
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Sedangkan untuk modal usaha seluruhnya berasal dari pihak shahibul maal
(pemilik dana).
Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau berjalan,
pengertian memukul di sini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis Al Mudharabah
adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola (mudharib). Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan kelalaian si pengelola. Jika seandainya
kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau kelalaian, si pengelola harus
bertanggungjawab atas kerugian tersebut.6 Mudharabah adalah akad yang telah
dikenal oleh umat muslim sejak zaman nabi bahkan telah di praktekkan oleh
bangsa Arab sebelum turunnya Islam, ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi
sebagai pedagang, dalam prakteknya Siti Khadijah mempercayakan barang
datanya untuk dijual oleh Nabi, dalam kasus ini Khadijah berperan sebagai
pemilik modal (sahih al-maal) sedangkan nabi sebagai pihak yang berperan
seabgai pelaksana usaha (mudharib), bentuk kontrak antara dua pihak di mana
satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan memeprcayakan sejumlah
modalnya untuk dikelola oleh pelaksana usaha, dengan tujuan mendapatkan
untung disebut akad mudharabah.
6Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2009), hlm. 203
22
Adapun Landasan Syariah Mudharabah Muqayyadah yang paling
utama adalah bersumber dari :
1). Al-Quran yaitu meliputi :
a) . QS. Al-Muzzammil (73) ayat 20 yang berbunyi :
Artinya :“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama
kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu,
maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.
23
Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)Nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS. Al-
Muzzammil (73) ayat 20)7
Pada ayat tersebut kegiatan pembiayaan mudharabah diterangkan
dalam kalimat ”.......dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah SWT.......” (QS. Al Muzzammil : 20)
b) QS. Al-Jumuah (62) ayat 10 yang berbunyi :
Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumuah (62) ayat 10)8
2). Al Hadits
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-
syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun
7Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya.Bandung; Diponegoro, cet. 10,
2009. 8Ibid.
24
membolehkannya. (HR. Thabrani) Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ”Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan:
jual beli secara tangguh, mudharabah dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah bukan uttuk dijual. (HR. Ibnu Majah).
3. Sistem, mekanisme dan contoh Pembiayaan Mudharabah
a. Sistem Pembiayaan Mudharabah
Berikut skema pembagian hasil dalam system mudharabah :
Gambar 1.
Skema al-Mudharabah9
Sumber: Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Antonio, 2001: 184)
b. Mekanisme Pembiayaan Mudharabah
Mekanisme dalam mengeluarkan pembiayaan baik itu mudharabah atau
yang lainnya sebernarnya sudah tercantum dalam SOP masing-masing Bank
dimana tahapan-tahapannya dari nasabah mengajukan pembiayaan hingga
9 Antonio, 2001,Bank Syariah dari Teori ke Praktek (: 184)
25
nantinya sudah disetuji untuk dapat di cairkan. Lengkapnya dapat dilihat
Gambar berikut :
Gambar 1
Mekanisme Pembiayaan Mudharabah10
Berikut ini disajikan kasus kegiatan operasional pada PT. Bank Syariah
Mandiri yang berkaitan dengan pembiayaan yang menggunakan prinsip bagi hasil:
Contoh :
Seorang ahli bengkel kendaraan berniat usaha bengkel perawatan sendiri.
Pendirian bengkel perawatan tersebut membutuhkan investasi dan modal kerja
sebesar Rp.300 juta. mekanik tersebut mempunyai keyakinan akan memperoleh
omzet atau jasa sebesar Rp.30 juta per bulan.
Sistem perhitungan bagi hasil dari contoh diatas:
- Kebutuhan modal kerja : 300 juta
- Modal sendiri : 0
- Pembiayaan bank : 300 juta
- Rencana penerimaan usaha : 30 juta per bulan : 360 juta per tahun
- jangka waktu : 1 tahun (12 bulan)
- expectasi rate : 24%
- expectasi bagi hasil : 12 : 12 x 24% x 300 juta : 72 juta per tahun
10 Muhammad Akhyar Adnan & Didi Purwoko, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
rendahnya Pembiayaan Mudharabah Menurut Perspektif Manajemen Bank Syariah
Dengan Pendekatan Kritis Jurnal Akuntansi & Investasi 14 (1), 14-31, Januari 2013
26
- Nisbah bank : 72 juta : 360 juta : 20%
- Nisbah nasabah : 100% - 20% : 80%
Besarnya bagi hasil yang diterima oleh kedua belah pihak tergantung pada jumlah
pendapatan yang diperoleh. Jadi bila pendapatan yang diperoleh adalah 72 juta per
tahun, maka besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah masing-masing.
a. Bank (shahibul maal) : 20% x 72 juta = 14.4 juta
b. Nasabah (Imudharib) : 80% x 72 juta = 57.6 juta.11
4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Bank
Syariah
a. Non Performing Financing (NPF)
Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu
mengahadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut. Risiko kredit
didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam
(counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk
membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo
atau sesudahnya.
Laporan Keuangan bank syariah sama halnya dengan bank
konvensional, didukung juga oleh adanya laporan audit keuangan berupa
catatan atas laporan keuangan (CALK). Didalam CALK inilah tercantum
informasi tentang adanya kredit atau pembiayaan baik pembiayaan lancar
maupun pembiayaan bermasalah seperti pembiayaan kurang lancar,
pembiayaan dalam perhatian khusus, pembiayaan diragukan dan pembiayaan
macet.12
Catatan keuangantentang pembiayaan bermasalah inilah yang
dijadikan sumber perhitungan untuk mengetahui risiko kredit atau risiko
pembiayaan.
11 Anan Dwi Saputro dan Moch. Dzulkirom. A.R.2015. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 12
Sumber : Laporan Audit Keuangan Tahunan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
27
Sebagai indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit
adalah tercermin dari besarnya non performing loan (NPL), dalam terminologi
bank syariah disebut non perfoming financing (NPF).Non Performing
Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total
pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Non performing financing
(NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan
pada pemilik dana. Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua
unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan.
Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan
usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya. Kemudian
setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, bank
kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Peningkatan non performing financing akan berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang
harus dibentuk oleh pihak bank syariah sesuai ketentuan dari Bank Indonesia.
Bila hal ini berlangsung terus-menerus, maka akan mengurangi modal bank
syariah sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam
menyalurkan pembiayaan, termasuk di dalamnya pembiayaan berbasis bagi
hasil. Oleh karena itu, non performing financing dapat mempengaruhi volume
pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah.Non
Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan yang buruk yaitu
pembiayaan yang tidak tertagih.Besarnya NPF mencerminkan tingkat
28
pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan/kredit yang dijalankan oleh
Bank, semakin tinggi rasio NPF itu berarti semakin besar pula pembiayaan
yang buruk.13
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang
bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang
termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet.
Dalam peraturan bank indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006 tentang Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 9 ayat (2), bahwa kualitas aktiva
produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam 5 golongan yaitu lancar (L),
dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D), macet (M).
Tabel 1
Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan
Bayar Nasabah (Debitur) diBank Syariah
No Jenis
Pembiayaan
Kategori Yang Dierhitungkan Dalam NPF
Kurang Lancar Diragukan Macet
1 Murabahah,
Istishna’,
Ijarah, Qard
Tunggakan Lebih dari
90 hari s.d. 180 hari
Tunggakan Lebih
dari 180 hari s.d.
270 hari
Tunggakan Lebih dari
270 hari
2 Salam Telah jatuh tempo s.d.
60 hari
Telah jatuh tempo
s.d. 90 hari
Lebih dari 90 hari
3 Mudharabah,
Musyarakah
Tunggakan s.d.90 hari
realisasi bagi hasil
diatas 30% s.d. 90%
dari proyeksi
pendapatan
Tunggakan lebih
dari 90 s.d. 180 hari
relisasi bagi hasil
kurang dari 30%
Tunggakan lebih 180
hari, realisasi
pendapatan kurang
dari 30% dari proyeksi
pendapatan lebih dari
3 periode pembayaran
Sumber : Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006
13
Samira Kalkarina, dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan berbasis Bagi
Hasil Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Yang
Terdaftar di BEI). Jurnal e-Proceeding of Management : Vol.3 No.3 December 2016 ISSN : 2355-
9357, 2016, hlm ; 3391
29
Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya
tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana. Hubungan antara bank
dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan
kepercayaan. Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan
mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan
uangnya. Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kredit macet dalam jumlah besar
yang relatif besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit
macet yang dialami bank tertentu, jika tidak segera diambil langkah
penanggulangan, maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank
yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush.Faktor – faktor yang
menyebabkan kredit bermasalah adalah disebabkan dari sisi debitur, sisi bank
itu sendiri, dan ekstern debitur dan bank.14
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal
31 Maret 2010, pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan
kepada pihak ketiga dan tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain yang
dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca per posisi tidak disetahunkan.
Sedangkan pembiayaan bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet yang dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam
neraca per posisi tidak disetahunkan.
14
Pratin dan Akhyar Adnan.Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase
Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah Studi Kasus
Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI). Jurnal Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. 2005.
30
Berikut adalah perhitungan NPF berdasarkan Surat Edaran
BankIndonesia Nomor: 9/24/Dpbs tentang Sistem Penilaian TingkatKesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah:
Pembiayaan Bermasalah
NPF = -----------------------------------------
Total Pembiayaan yang Disalurkan
Batas aman nilai NPF yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem PenilaianTingkat
Kesehatan Bank Umum dan Bank Syariah, semakin tinggi nilai NPF (di atas
5%), maka bank tersebut tidak sehat. Berikut adalah kriteria kesehatan NPF
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia:
Tabel 2
Kriteria Kesehatan NPF Bank Syariah
No Nilai NPF Predikat
1 NPF = 2% Sehat
2 2% ≤ NPF < 5% Sehat
3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Sehat
4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Sehat
5 NPF > 12% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/Dpbs tahun 2004
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui apabila nilai NPF di atas8%,
maka kualitas pembiayaan perbankan syariah sedang dalam kondisiyang tidak
baik. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia, ada
dua hal utama penyebab meningkatnya NPF yaitu kondisi ekonomi makro dan
pembiayaan yang tidak tumbuh. Berkaitan dengan pembiayaan di bank syariah,
dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian
marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan
31
kondisi secara keseluruhan calon nasabah, sehingga dapat mengurangi tingkat
pembiayaan bermasalah.15
Menurut teori, semakin tinggi rasio Non Performing Financing (NPF),
maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar. Artinya semakin besar jumlah pembiayaan
bermasalah akan semakin berrisiko pihak bank untuk memperoleh pendapatan
dari kegiatan pembiayaan.
b. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga (DPK) adalah simpanan nasabah dalam bentuk
tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valuta asing yang dihimpun
bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam miliar rupiah.16
Secara teknis
yang dimaksud dengan simpanan adalah seluruh dana yang dihasilkan dari
produk penghimpunan dana pada perbankan syariah, seperti giro wadiah,
tabungan wadiah, deposito mudharabah. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank. 17
15
Lydia Rahmadhini Arfiani dan Ade Sofyan Mulazid, Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah Indonesia
Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015, Iqtishadia ; Jurnal
ekonomi dan Perbankan SyariahP-ISSN: 2354-7057; E-ISSN: 2442-3076Vol. 4 No. 1 Juni 2017
hlm :12
16Dita Andraeny. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Non
Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasonal Akuntansi (SNA) XIV Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 2011
17Samira Kalkarina, dkk (2016). Jurnal e-Proceeding of Management : Vol.3 No.3
December 2016 ISSN : 2355-9357, hlm : 3391
32
Dana Pihak Ketiga dan tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penawaran pembiayaan mudharabah. Kemudian diperoleh
memperoleh kesimpulan bahwa pembiayaan mudharabah dipengaruhi secara
signifikan oleh dana pihak ketiga (positif), tingkat bagi hasil (positif), dan
modal per aset (positif). Sedangkan pembiayaan musyarakah secara signifikan
dipengaruhi oleh dana pihak ketiga (positif) dan modal per asset (positif).18
Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus utama
kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara
optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam menghimpun dana pihak
ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah.
Salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah
simpanan (DPK), maka semakin besar dana pihak ketiga yang dihimpun, akan
semakin besar pula volume pembiayaan yang dapat disalurkan, termasuk
pembiayaan berbasis bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.19
c. Tingkat Bagi Hasil (TBH)
Tingkat bagi hasil menjadi faktor penting karena jenis pembiayaan
berbasis bagi hasil, yaitu mudharabah dan musyarakah ini bersifat Natural
Uncertainty Contract (NUC) yang cenderung memiliki risiko yang tinggi
dibandingkan dengan jenis pembiayaan lainnya karena return yang diperoleh
18
Donna, D.R, dan Chotimah. 2008. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan
pada Perbankan Syariah di Indonesia Ditinjau dari Sisi Penawaran. Jurnal Sosiosains Vol. 2 No.
2, Juni 2008. 19
Muhammad.Manajemen Bank Syariah.(Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta), 2005
33
bank tidak pasti. Oleh karena itu, bank akan cenderung banyak menyalurkan
pembiayaan berbasis bagi hasil ini jika tingkat bagi hasilnya tinggi dalam arti
tidak lebih kecil dari risiko yang mungkin terjadi (prinsip high risk high
return).Pihak bank juga harus memperhatikandari segi biaya yang dikeluarkan
oleh bank. Pemberian pinjaman berdasarkan sistem bagihasil/ mudharabah ini
memerlukan kewaspadaan yang lebih tinggi. Misalnya dengan cara
meningkatkan kualitas para pegawainya.Ini akan memerlukan tambahan biaya
yang tidak sedikit. Kemudian pihak bank juga perlu menempatkan para teknisi
dan ahli manajemen unuk mengawasi dan mengevaluasi proyek usaha yang
sedang berjalan.20
Pembiayaan mudharabah memiliki resiko yang tinggi jika
diibandingkan dengan pembiayaan yang lain seperti murabahah. Mudharabah
ini memiliki resiko yang paling tinggi. Karena dari pihak bank menyerahkan
modal kerja tidak dengan disertakan jaminan. Maka dari itu dari pihak bank
harus benar-benar teliti dalam hal memilih para mudharib yang akan diberi
modal kerja.21
F. Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan penjelasan dalam pedoman penulisan skripsi terbitan
Syariah Press Fakultas Syariah IAIN STS Jambi cetakan kedua tahun 2014 bahwa
tinjauan pustaka atau penelusuran penelitian terdahulu yang memiliki kaitan
langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitian yang diangkat.
20
Muhammad.Manajemen Bank Syariah.(Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta), 2005.
21Adnan Muhammad Akhyar & Didi Purwoko. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Rendahnya Pembiayaan Mudharabah Menurut Perspektif Manajemen Bank Syariah Dengan
Pendekatan Kritis. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 14 No.1 halaman 14-31, Januari 2013
34
Bahkan tinjauan pustaka juga sangat diperlukan sebelum peneliti menemukan
permasalahan. Dengan melakukan penelusuran terhadap penelitian terdahulu,
dapat diidentifikasikan posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan22
Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh beberapa peneliti
ditampilkan dalam bentuk tabel berikut :
22
Anik Ghufran, 2010, Pedoman Penyusunan Proposal, Makalah diresentasikan pada kuliah
Metodologi Penelitian di Program Doktor UIN Yogyakarta di, tanggal 25-26 Januari 2010
35
Tabel 3
Penelitian Terdahulu
No Peneliti, Tahun dan Bentuk
Terbitan
Judul Metode Penelitian Kesimpulan
1 Dita Andraeny (2011)
Jurnal Simposium Nasonal
Akuntansi (SNA) XIV
Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh
Analisis Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan
Non Performing Financing
Terhadap Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil Pada
Perbankan Syariah di Indonesia
Studi empiris menggunakan data
runtut waktu (time series) dan Teknik
pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Partial
Least Square (PLS)
DPK dan Tingkat Bagi Hasil berpengaruh
signifikan terhadapvolume pembiayaan.
Sedangkan NPF tidak berpengaruh signifikan
terhadap volume pembiayaan.
2 Aidida Adelia Purnama (2012)
Jurnal Media Ekonomi Vol. 20
No.3, Desember 2012.
Analisis Faktor-faktor Yang
Mempe-ngaruhi Penyaluran
Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah Indonesia Periode
2006.01-2011.12.
Model yang digunakan dalam metode
analisis data adalahmodel Analisis
Regresi Linier Berganda.
DPK berpengaruhsignifikan positif,FDR
mempunyai hubungan positif tetapi tidak
signifikan, sedangkan NPF dan SWBI tidak
berpengaruhterhadap Penyaluran Pembiayaan.
3 Muhammad Akhyar Adnan &
Didi Purwoko (2013)
Jurnal Akuntansi & Investasi
Vol. 14 No.1 halaman 14-31,
Januari 2013.
Analisis Faktor-faktor Yang
Mempe-ngaruhi Rendahnya
Pembiayaan Mudharabah
Menurut Perspektif Manajemen
Bank Syariah Dengan
Pendekatan Kritis.
Teknik pengumpulan data adalah
wawancara dan metode analisis
adalah metode kualitatif yang
dilakukan secaraeksplanatif.
Kebijakan pembiayaan Mudharabah sudah
sesuai dengan syariat DSN, Bank tidak
menerapkan kebijakan pembiayaan secara
khusus, dan mekanisme pembiayaan
tercantum dalam SOP bank dan faktor resiko
(termasuk NPF) mempengaruhi rendahnya
36
pembiayaan mudharabah.
4 Ika Rizkha Hidayati (2016)
Naskah Publikasi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis dan
Fakultas Agama Islam
Universitas Muham-madiyah
Surakarta.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Periode 2011-2014.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder
berupa datakurun waktu (time series
data). Teknik analisis data adalah
regresi linierberganda.
DPK memiliki pengaruh positif dansignifikan,
NPF memiliki pengaruhnegative dan
signifikan, dan NPF berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaanmudharabah.
5 Samira Kalkarina, dkk (2016)
Jurnal e-Proceeding of
Manage-ment : Vol.3 No.3
December 2016 ISSN : 2355-
9357
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pembiayaan
berbasis Bagi Hasil Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia
(Studi Kasus Pada Bank Umum
Syariah Yang Terdaftar di BEI).
Teknik sampling yaitu nonproba-
bility sampling dengan purposive
samplingdan Teknik analisisyaitu
analisis statistik deskriptif dan
analisis regresi data panel.
DPK memiliki pengaruh signifikan positif,
CAR dan NPF tidak berpengaruhsignifikan
terhadap pembiayaan bagi hasil.
Sumber : Jurnal, data diolah
37
G. Kerangka Pemikiran
Peran mudharabah dalam perkembangan pemberdayaan ekonomi syariah
sangat vital. Mudharabah mampu menciptakan kondisi yang adil, seimbang dan
menekankan pada prestasi baik berupa kerja maupun resiko yang
ditanggung.Namun dampak resiko yang tinggi inilah yang menyebabkan
mudharabah masih sangatlah jarang dilakukan perbankan syariah,yang selalu
mengedepankan produk murabahah(jual beli)23
. Mekanisme dalam penyaluran
pembiayaan juga menjadi faktor yang penting dalamrendahnya pembiayaan
mudharabah. Adanya mekanisme yang terlalu panjang membuat pembiayaan
mudharabah ini dianggap tidak praktis oleh para nasabah. Pihak bank bisa
meminimalisir agar mekanisme yang ada tidak membuat para nasabah bingung,
dan dapat meningkatkan pembiayaan mudharabah.24
Secara teknis yang dimaksud dengan simpanan adalah seluruh dana yang
dihasilkan dari produk penghimpunan dana pada perbankan syariah, seperti giro
wadiah, tabungan wadiah, deposito mudharabah. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank. Non Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan
yang buruk yaitu pembiayaan yang tidak tertagih.Besarnya NPF mencerminkan
tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan/kredit yang dijalankan oleh
Bank, semakin tinggi rasio NPF itu berarti semakin besar pula pembiayaan yang
23
Muhammad Akhyar Adnan & Didi Purwoko (2013). Analisis Faktor-faktor Yang Mempe-
ngaruhi Rendahnya Pembiayaan Mudharabah Menurut Perspektif Manajemen Bank Syariah
Dengan Pendekatan Kritis. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 14 No.1 halaman 14-31, Januari
2013. Hlm.17 24
Ibid, hlm.19
38
H1
H2
H3
H4
buruk.25
Tingkat bagi hasil (equivalen rate) adalah rata-rata tingkat imbalan atas
pembiayaan mudharabah dan musyarakah bagi bank syariah pada saat tertentu
.tingkat bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah pada bank umum syariah.26
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memberikan kerangka pemikiran
yang digambarkan dalam tampilan berikut ini :
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: menunjukan pengaruh secara parsial.
: menunjukan pengaruh secara simultan.
H1, H2, H3 dan H4 : hipotesis 1 s.d. 4.
NPF yaitu NPF netto yang diperhitungkan dari pembiayaan bermasalah
TBH yaitu total jumlah pendapatan dari pembiayaan berbasis bagi hasil.
25
Dita Andraeny. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Non
Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasonal Akuntansi (SNA) XIV Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 2011
26SeptianaAmbarwati, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Tesis PSKTII UI. Diakses dari
www.garuda.kemdiknas.go.id.2008.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :
Non Performing Finance
(NPF)
Dana Pihak Ketiga
(DPK)
Tingkat Bagi Hasil
(TBH)
Pembiayaan
Mudharabah
39
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.27
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Bagi
Hasil(TBH) secara simultan tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
mudhara-bah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
H1: Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Bagi
Hasil (TBH) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Hipotesis empat (H4) ini mengacu pada hasil penelitian yang disampaikan oleh
Dita Andraeny (2011), Aidida Adelia Purnama (2012), Muhammad Akhyar
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D, ( Bandung: Alfabeta,
2008), hlm. 64.
40
Adnan & Didi Purwoko (2013), Ika Rizkha Hidayati (2016), dan Samira
Kalkarina, dkk.(2016).
H0 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikanterhadap
pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Hipotesis satu (H1) ini mengacu pada hasil penelitian yang disampaikan
oleh Dita Andraeny (2011), Aidida Adelia Purnama (2012), Muhammad Akhyar
Adnan & Didi Purwoko (2013), Ika Rizkha Hidayati (2016), dan Samira
Kalkarina, dkk.(2016).
H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudhara-
bah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
H3: Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikanterhadap pembiayaan
mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Hipotesis dua (H2) ini mengacu pada hasil penelitian yang disampaikan
oleh Dita Andraeny (2011), Ika Rizkha Hidayati (2016), dan Samira Kalkarina,
dkk.(2016)
H0 : Tingkat Bagi Hasil(TBH) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudhara-
bah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
H4: Tingkat Bagi Hasil(TBH) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Hipotesis tiga (H3) ini mengacu pada hasil penelitian yang disampaikan
oleh Dita Andraeny (2011).
41
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif-dekriptif. Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan alat
analisis bersifat kuantitatif, dimana hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-
angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.28
.
Sementara metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan suatu data
yang akan dibuat, baik oleh penulis sendiri maupun secara kelompok.29
Oleh
karena itu, ciri-ciri metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-
masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual dan kemudian
data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya
mempergunakan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen dan
laporan keuangan yang bersumber dari PT. Bank Syariah Mandiri,
Tbk.(BSM)serta laporan atau pustaka lainnya. Data sekunder ini berisikan antara
lain :
a. Laporan Keuangan BSM berupa : neraca, laporan laba rugi, rasio keuangan dan
laporan lainnya yang mendukung laporan keuangan tersebut yaitu laporan
keuangan BSM periode tahun 2014 hingga tahun 2018.
28
Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
Hlm.30 29
Asep Suryana dan Riduwan. Statistik Bisnis,(Bandung Alfabeta, 2010) hlm.30
29
42
b. Dokumen yang berisikan informasi : Sejarah Pendirian, Visi dan Misi, struktur
organisasi, dan produk layanan jasa BSM.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan
memanfaatkan data sekunder yang sudah tersedia dalam perpustakaan, dari
instansi yang diteliti atau dari tempat lain yang dijamin kebenarannya. Data
sekunder ini antara lain berupa dokumen-dokumen resmi seperti grafik, arsip, peta
lokasi penelitian, geografis dan demografis. Sementara data yang dikumpulkan
melalui sumber pustaka berupa bahan-bahan referensi/studi pustaka, yang
meliputi peraturan perundang-undangan, peraturan teknis, buku-buku, artikel,
internet dan sebagainya yang sesuai dengan masalah yang dikaji.30
Data sekunder
diperoleh dari data BSM diperoleh dengan cara mengunduh semua informasi
laporan yang diterbitkan atau dipublikasi melalui website
www.syariahmandiri.co.id dan bersumber dari bank sentral dengan website
www.bi.go.id serta sumber informasi internet lain berupa website yang berisikan
tulisan dan penelitian ilmiah yang diterbitkan oleh berbagai instansi atau lembaga
pendidikan. Data kuantitatif yang dikumpulkan merupakan sumber olahan data
yang dinterpretasikan untuk mengungkapkan besaran pengaruh faktor-faktor
terhadap pembiayaan mudharabah BSM. Data sekunder yang diperoleh berupa
beberapa faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah semuanya
30
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007) hlm119
43
bersumber dari laporan tahunan baik laporan keuangan maupun laporan audit PT.
Bank Syariah Mandiri, Tbk.
4. Varibel Independen dan Dependen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel lain. variabel dependen (variabel terikat) adalah tipe
variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.31
a. Variabel Independen, terdiri dari :
1) Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan yang buruk atau
pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan yang tidak tertagih setelah jatuh
tempo.Besarnya NPF mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan
kebijakan pembiayaan/kredit yang dijalankan oleh Bank, semakin tinggi
rasio NPF itu berarti semakin besar pula pembiayaan yang buruk.NPF
dihitung berdasarkan besaran pembiayan bermasalah berbanding dengan
total pembiayaan terutama pembiayaan berbasis bagi hasil.32
2) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga (DPK) seluruh danasimpanan yang dihasilkan dari
produk penghimpunan dana pada perbankan syariah, seperti giro wadiah,
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D, ( Bandung: Alfabeta),
2008.
32Samira Kalkarina, dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan berbasis Bagi
Hasil Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Yang
Terdaftar di BEI). Jurnal e-Proceeding of Management : Vol.3 No.3 December 2016 ISSN : 2355-
9357, 2016.
44
tabungan wadiah, deposito mudharabah. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan oleh bank. Pada BSM simpanan wadiah utama adalah
giro dan tabungan.33
3) Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil (equivalen rate) adalah rata-rata tingkat imbalan atas
pembiayaan mudharabah dan musyarakah bagi bank syariah pada saat
tertentu. Dalam penelitian ini tingkat bagi hasil (TBH) dihitung berdasarkan
jumlah seluruh dana pembiayaan berbasis bagi hasil.34
b. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Mudharabah.
Mudharabah merupakan pembiayaan atau penanaman dana dari pemilik
dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Sedangkan untuk modal usaha seluruhnya berasal dari pihak shahibul maal
(pemilik dana). Pembiayaan mudharabah termasuk didalam bentuk pembiayaan
bagi hasil selain pembiayaan musyarakah yang ada pada bank syariah khususnya
pada BSM.
33
Dita Andraeny. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Non
Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasonal Akuntansi (SNA) XIV Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 2011
34Samira Kalkarina, dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan berbasis Bagi
Hasil Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Yang
Terdaftar di BEI). Jurnal e-Proceeding of Management : Vol.3 No.3 December 2016 ISSN : 2355-
9357, 2016.
45
Kedua bentuk variabel (baik independen maupun dependen) yang
dimaksudkan diatas akan penulis jabarkan dalam penjelasan yang diuraikan
dalam bentuk penyajian tabel tentang defenisi operasional variabel-variabel
yang dimaksud. Untuk lengkapnya mengenai definisi operasional variabel-
variabel tersebut dapat dilihat pada penyajian tabel berikut ini :
Tabel 4
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Indikator
Variabel Independen (bebas)
1 Non-
Performing
Financing
(NPF)
merupakan perbandingan antara
jumlah pembiayaan macet dengan
keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah
Dalam Penelitian ini menggunakan
nilai pembiayaan bermasalah yang
terdiri dari pembiayaan kurang
lancar, pembiayaan diragukan dan
pembiayaan macet pada BSM
Besaran Pembiayaan
bermasalah diukur dalam
bentuk jutaan rupiah (Rp.)
2 Dana Pihak
Ketiga
(DPK)
merupakan simpanan nasabah
dalam bentuk giro dan tabungan
sesuai dengan isi laporan keuangan
(neraca) BSM
Besaran Dana pihak
ketiga atau dana simpanan
wadiah berupa giro dan
tabungan diukur dari
sejumlah dana yang
dinyatakan dalam jutaan
rupiah (Rp.)
3 Tingkat
Bagi Hasil
atau
equivalen
rate (TBH)
merupakanTotal keseluruhan
pembiayaan berbasis bagi hasil
baik pembiayaan mudharabah
maupun pembiayaan musyarakah
BSM
Besaran tingkat bagi hasil
dari total pembiayaan
mudharabah dan
musyarakah diukur dalam
bentuk jutaan rupiah (Rp.)
46
Variabel Dependen (Terikat)
1 Pembiayaan
Mudharabah
(P_Md)
merupakan jumlah agregat nilai
pembiayaan mudhara-bah yang
disalurkan oleh perbankan syariah
Besaran Pembiayaan
berbasis bagi Hasil
dengan akad Mudharabah
Dinyatakandalam jutaan
rupiah (Rp.)
5. Tehnik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan pengujian
hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data yang
telah diperoleh, akan diolah dengan menggunakan tehnik kuantitatif-
deskriptif.Analisa data untuk menjawab masalah-masalah penelitian maka
berdasarkan data-data yang dikumpulkan atau diperoleh digunakan suatu
pengujian statistik.Data yang diperoleh melalui data sekunder kemudian diolah
dengan metode statistik uji hipotesis. Seluruh data menggunakan nilai atau skala
nominal Di dalam teknik analisis data, metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif. Sugiyono (2009:142) menjelaskan bahwa:“Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik non-parametris.”
Dari penjelasan diatas, peneliti menggunakan model statistik inferensial
atau statistik induktif atau statistik probabilitas guna menganalisis data sampel
dimana hasilnya diberlakukan untuk populasi. Menurut Sugiyono bahwa untuk
dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan antara variabel yang
47
satu dengan variabel yang lain, maka dapat digunakan suatu pedoman seperti yang
tertera sebagai berikut:35
Tabel 5
Interpretasi Terhadap Kuatnya Hubungan
Antara Variabel Yang Satu Dengan Variabel Yang Lain
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kedua variabel
tersebut, nilai signifikan yang nantinya diperoleh harus dibandingkan dengan
alpha sebesar 5%, sehingga diperoleh kesimpulan, sebagai berikut:
Ho : p = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : p ≠ 0 (ada hubungan)
Kemudian, untuk menunjukkan apakah variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau tidak, hipotesis
nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah parameter dalam model sama dengan
nol, atau: Ho: b = 0 (tidak signifikan) Artinya, variabel independen bukan
35
Sugiyono, Op.Cit, Hal, 183
48
merupakan penjelas yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Sedangkan, hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara
simultan sama dengan nol, atau: Ha: b ≠ 0 (signifikan) Artinya, variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Selanjutnya, jika nilai Sig > 5%, maka
Ho diterima; dan Jika, nilai Sig < 5%, maka Ho ditolak. Disamping itu, jika t
hitung <t tabel, maka Ho diterima; sedangkan, jika t hitung >t tabel, maka Ho
ditolak.
Secara rinci, tehnik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
pengujian validitas dan reliabilitas,pengujian asumsi klasik, pengujian statistik
dan pengujian hipotesia yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan
dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Pengujian
dilakukan dengan mengkorelasi skor butir dengan skor total menggunakan
rumus korelasi Product Moment. Dianggap valid apabila r adalah positif dan r
>r-tabel, jadi apabila korelasi antara butir-butir dengan skor total kurang dari r-
tabel atau negatif maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid, maka digunakan uji
validitas dengan menggunakan analisis kesahihan butir, dengan teknik korelasi
pruduct moment atau yang biasa disebut momen tangkar. Masrun (Solimun,
2002:70) mengatakan bilamana koefisien korelasi antar skor suatu indikator
dengan skor total seluruh indikator adalah positif dan lebih besar 0,3 (r > 0,3)
maka instrumen tersebut dianggap valid.
49
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat
ukur (kuisioner) dalam penggunaannya, dengan menggunakan Cronbach
Alpha.Suatu kuisioner dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki
keandalan atau alpha sebesar 0,6 (60%0 atau lebih (Nunally).36
Suatu nilai
koefisien reliabilitas dianggap reliabel apabila koefisien reliabilitas dengan
standar alpha cronbachnya (Cronbach's Alpha Based on Standardized)bernilai
diantara 0,70 - 0,80 adalah baik untuk tujuan penelitian dasar (Kaplan et all,
1993: 126).
b. Uji asumsi klasik, bertujuan untuk memperoleh model regresi yang
menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik pada
persamaan regresi berganda. Pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar
variabel bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias. Pengujian
asumsi klasik mempergunakan uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji
heterokedastisitas.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan bantuan program aplikasi
komputer SPSS for Windows, dengan menggunakan regresi linier berganda.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh setiap variabel terhadap variabel yang
lain dilakukan analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda, digunakan
untuk meramalkan besaran variabel pembiayaanmudharabah bila variabel Non
Performing Finance (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Tingkat Bagi
36
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS ,(Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2001), hlm. 129.
50
Hasil(TBH) dinaikkan atau diturunkan. Persamaan regresi37
dalam penelitian ini
yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Jumlah Pembiayaan Mudharabah (P_Md)
a = konstanta
b1,2,3 = koefisien regresi
X1 = Non Performing Finance (NPF)
X2 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X3 = Tingkat Bagi Hasil (TBH)
e = error
dijabarkan menjadi :
P_Md = a + b1NPF + b2DPK + b3TBH + e
Keterangan:
P_Md = Jumlah Pembiayaan Mudharabah
a = konstanta
b1,2,3 = koefisien regresi
NPF = Non Performing Finance
DPK = Dana Pihak Ketiga
TBH = Tingkat Bagi Hasil
Hasil perhitungan SPSS for windows juga digunakan untuk pengujian
statistik dan pengujian hipotesis. Hasil perhitungan SPSS for windows juga Untuk
menyelesaikan permasalahan sekaligus membuktikan apakah hipotesis diterima
atau ditolak di dalam dalam penelitian ini, maka digunakan alat analisis statistik
regresi linear berganda.
37
Ibid. Sugiyono hlm. 204
51
Kemudian untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara
serempak, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai berikut :
R2 / k
Uji-F = --------------------
(1-R2) / (n-k-1)
Dimana:
F = Diperoleh dari tabel disteribusi F
R2
=koefisien determinasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
Sedangkan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas
secara parsial atau untuk mengetahui variabel mana yang relatif dominan
mempengaruhi pembiayaan mudharabah BSM digunakan uji-t, dengan formulasi
sebagai berikut:
Sbi
bitbi
Dimana:
t = diperoleh dari daftar tabel t
b = parameter estimasi
Sb = Standar eror
Kaidah keputusan Nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan
dengan nilai ttabel. Pada tarif nyata sebesar = 0,05 atau 5% dan deret derajat
kebebasan (df) sebesar N – 2 setelah dibandingkan kemudian diambil keputusan
dengan kaidah sebagai berikut :
a. Jika nilai thitung> ttabel maka ada hubungan antar varaibel
b. Jika nilai thitung< ttabel maka tidak ada hubungan antar variabel38
38Ibid, Sugiyono
52
Nilai uji keseluruhan (uji-F) dan uji parsial (uji-t) dapat dilihat pada hasil
olahan SPSS berupa analisis Model Summary, Anova dan Coeffecient.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab, dengan maksud
untuk memudahkan pembahasan antar bab yang saling berkaitan untuk
memberikan gambaran yang jelas dari keseluruhan isi. Isi dari penulisan ini dapat
diuraikan secara singkat dari awal hingga akhir penulisan, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis menyajikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, kerangka
teori, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB II : METODE PENELITIAN
Pada Bab ini penulis menyajikan pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, instrumen pengumpulan data, variabel independen dan
dependen, tehnik analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk
Pada Bab ini penulis menyajikan sejarah pendirian, visi dan misi,
Manajemen, Struktur Organisasi dan wewenang jabatan, serta dan
produk-produk layanan.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada Bab ini penulis menyajikan deskripsi faktor yang
mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah
53
Mandiri, Tbk dan analisis faktor yang mempengaruhi pembiayaan
mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
BAB V : PENUTUP
Pada Bab ini penulis menyajikan kesimpulan dan saran-saran hasil
penelitian.
54
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk
1. Sejarah Pendirian
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998
membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di
Indonesia.Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat
itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan
perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan.39
Disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4
(empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim dan Bapindo, menjadi satu satu bank yang kokoh dengan nama PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik
mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB).PT BSB merupakan salah satu bank
konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT
BSB juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
investor asing. 40
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi
syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi
39
Profil PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. www.syariahmandiri.co.id 40 ibid
42
55
peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system).Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi
serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.41
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan
nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris:
Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. 42
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 43
41 ibid 42
ibid 43 ibid
56
PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme
usaha dengan nilai-nilai rohani dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya.Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
perbankan Indonesia.
Tonggak Sejarah PT Bank Syariah Mandiri :
1955 Pendirian PT Bank Industri Nasional (PT BINA)
1967 PT BINA berubah nama menjadi PT Bank Maritim Indonesia
1973 PT Bank Maritim Indonesia berubah menjadi PT Bank Susila Bakti
1999 PT Bank Susila Bakti dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mandiri44
2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi PT Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut :
Visi : Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
Misi : a.Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.45
e. Menyelenggarakan operasional sesuai standar perbankan yang sehat.
44
ibid 45 ibid
57
3. Manajemen, Struktur Organisasi dan Wewenang Jabatan
Dalam pengelolaan organisasinya, PT Bank Syariah Mandiri Cabang
memiliki struktur dan fungsi sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama dan seklaigus
merangkap sebagai Komisaris Independen. Komisaris Utama ini
membawahi 4 (empat) Komisaris, yaitu 1 (satu) Komisaris Independen, 2
(dua) Komisaris Anggota dan 1 (satu) Senior Advisor Komisaris Dewan
Komisaris.
b. Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 2 (dua)
anggota. Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas mengarahkan
(memberikan opini) dan mengawasi apakah akad-akad yang melandasi
produk dan jasa layanan Bank telah sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip
syariah Islam.
Adapun secara spesifik fungsi dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) ini
adalah sebagai berikut:
1) Mengawali kegiatan usaha bank agar sesuai dengan ketentuan syariah
2) Penasehat dan pemberi saran mengenai hal-hal yang terkait dengan
aspek-aspek syariah
3) Mediator antara bank dengan Dewan Syariah Nasional (DSN), terutama
dalam hal kajian produk yang memerlukan kajian dan fatwa DSN.46
4) Direksi yang terdiri dari 1 (satu) Direktur Utama dan 5 (lima) Direktur
Anggota
46 ibid
58
Penetapan struktur organisasi suatu perusahaan dirasakan
sangat penting artinya, karena dengan struktur organisasi setiap karyawan
yang ada dalam perusahaan akan dapat mengetahui dimana kedudukan mereka
dalam perusahaan serta sejauh mana tanggung jawab dan wewenang yang
mereka emban dalam menjalankan organisasi perusahaan. Suatu struktur
organisasi dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat suatu sistem kerja
yang baik dimana fungsi-fungsi yang ada mempunyai pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas tergambar secara
keseluruhan. Hal ini tidak luput dari perhatian pihak perusahaan PT.
Bank Syariah Mandiri. Adapun struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri,
Tbk dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2
Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri, Tbk
Kepala DKP
Operating
Manager
Marketing
Manager
PKP
KCP
Account
Officer
Funding
Officer
Customer
Service
Customer
Service
Head Teller
Teller
Bank office
Officer
BO SDI/
UMUM
Admin BO
Accounting
Messenger Security Driver Office Boy
59
4. Produk-produk Layanan
a. Pendanaan
1) Tabungan BSM, simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas di buka di counter
BSM atau melalui ATM.
2) Tabungan Berencana BSM, simpanan berjangka yang memberikan nisbah
bagi hasilberjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan.
3) Tabungan Simpatik BSM, simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan
prinsp wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan
syarat tertentu yang telah disepakati.
4) Tabungan BSM Dollar, simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan
dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM
dengan menggunakan slip penarikan.
5) Tabungan Mabrur BSM, simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan
membantu masyarakat muslim dalam merencanakan ibadah haji dan umrah.
Tabungan ini dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.
6) Tabungan Kurban BSM, simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan
membantu nasabah dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan
aqiqah. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
60
7) Tabungan BSM Investa Cendekia, tabungan berjangka dalam valuta rupiah
dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) yang dilengkapi
perlindungan asuransi.47
8) Deposito BSM, produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.
9) Deposito BSM Valas, produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.
10) Giro BSM Euro, sarana penyimpanan dana dalam mata uang Euro yang
disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan
pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini,
dana giro nasabah deperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanannya
dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancara transaksi usaha.
11) Giro BSM, sarana penyimpanan dana yang disediakan bagi nasabah dengan
pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini,
dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan da
ketersediaanya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha.
12) Giro BSM Valas, saran penyimpanan dana dalam mata uang US $ (US
Dollar) yag disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan atau badan
hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah.
Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diberlakukan sebagai titipan yang
dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu
kelancaran transaksi usaha.
47 ibid
61
13) Giro BSM Singapore dollar, saran penyimpanan dana dalam mata uang
Singapore Dollar yang disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan
atau badan hokum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yaddhamanah. Dengan prinsp ini, ada giro nasabah diperlakukan sebagai
titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna
membantu kelancaran transaksi usaha.
14) Obligasi Syariah Mudharabah, surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang mewajibkan emiten (BSM) untuk membayar
pendapatan bagi hasil atau kupon dan membayar kembali dana obligasi
syariah pada saat jatuh tempo.48
b. Pembiayaan
1) Pembiayaan Murabahah BSM, pembiayaan yang menggunakan akad jual
beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan
menjualnya kepada nasabah sebesar harga produk ditambah dengan
keuntungan margin yang telah disepakati.
2) Pembiayaan Mudharabah BSM, pembiayaan dimana seluruh modal kerja
yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank, keuntungan yang diperoleh
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. Pembiayaan ini dikelola
berdasarkan prinsip bagi hasil.
3) Pembiayaan Musyarakah BSM, pembiayaan khusus untuk modal kerja,
dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan
keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. Pembiayaan ini
48 ibid
62
untuk kegiatan usaha produktif. Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue
sharing atau profit sharing.
4) Pembiayaan Edukasi BSM, pembiayaan jangka pendek dan menengah yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan
tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat
pendaftaran tahun ajaran/ semester baru berikutnya dengan akad ijarah.
5) Pembiayaan Griya BSM, pembiayaan jangka pendek, menengah, atau
panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumtif), baik baru
maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan
sistem murabahah.
6) Pembiayaan Griya BSM Optima, pembiayaan pemilikan rumah dengan
tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat
diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas agunannya
masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan
kecukupan debt to service ratio Nasabah.
7) Pembiayaan Griya Bersubsidi, pembiayaan untuk pemilikan atau pembelian
rumah sederhana sehat (RSH) yang dibangun oleh pengembangan dengan
dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah.
8) Pembiayaan Umroh, pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk
memfasilitasi biaya perjalanan umroh namun tidak terbatas untuk tiket,
akomodasi, dan persiapan biaya umroh lainnya dengan akad ijarah.
9) Pembiayaan Griya BSM DP 0 %, pembiayaan untuk pembelian rumah
tinggal (consumer), baik baru maupun bekas di lingkungan developer
63
maupun non developer tanpa dipersyaratkan adanya uang muka bagi
nasabah (nilai pembiayaan 100 % dari nilai transaksi).
10) Pembiayaan Kepada Pensiunan, fasilitas ini diberikan kepada nasaban
pensiun pegawai negeri sipil (PNS).
11) Pembiayaan Dana Berputar BSM, fasilitas pembiayaan modal kerja dengan
prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan riil nasabah.
12) Pembiayaan BSM Impian, pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/Kopkar yang
pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Impian dapat
mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan
perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi
karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan
pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.
13) Pembiayaan Resi Gudang, pembiayaan transaksi komersial dari suatu
komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama
berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau
tempat yang terkontrol secara independen (independently controlled
warehouse).
14) Pembiayaan PKPA, pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Pegawainya adalah penyalura pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk
pemenuhan kebutuhan consumer para anggotanya (kolektif) yang
mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola penyaluran yang
64
digunakan adalah executing (kopkar sebagai nasabah), sedangkan proses
pembiayaan dari kopkar kepada anggotanya dilakukan menjadi tanggung
jawab penuh kopkar.
15) Gadai Emas BSM, pinjaman kepada perorangan dengan jaminan barang
atau emas berdasarkan akad qardh wal ijarah.
16) Pembiayaan Tabungan Haji, pinjaman dana talangan dari bank kepada
nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana memperoleh kursi haji
dan pada saat pelunasan BPIH. Dana talangan ini menggunakan akad qard
wal ijarah
17) Pembiayaan isthisna’ BSM
18) Qardh, merupakan pinjaman kebajikan (bebas margin/ bagi hasil), bank
hanya membebankan biaya administrasi kepada nasabah sebagainkomisi
pelayanan (cost as service fee).
19) Ijarah Muntaiyah Bittamlik, serupa dengan ijarah, adanya komitmen dari
nasabah untuk membeli asset pada akhir periode sewa dan pajak pemerintah
termasuk di dalam kontrak (pass on to the customer in contract).
20) Hawalah
21) Salam, akad jual beli suatu barang dimana harganya dibayar dengan segera,
sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam jangka waktu yang
disepakati. Perbedaan dengan isthisna’ hanya terletak pada cara
pembayarannya. Salam pembayarannya harus di muka sedang pada isthisna’
boleh di awal, di tengah atau di akhir. 49
49 ibid
65
c. Produk Jasa
Terdiri dari beberapa bentuk produk layanan seperti :
1) BSM Mobile Banking GPRS
Produk ini diberikan kepada nasabah fasilotas untuk mengakses rekening
yang dimilikinya dan melakukan transaksi melalui teknologi GPRS dengan
sarana telepon seluler.
2) BSM Net Banking
Fasilitas layanan bank yang dimanfaatkan nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan yang ditentukan oleh bank melalui hjaringan internet
dengan sarana computer yang dimiliki nasabah.
3) BSM Pooling Fund
Fasilitas yang diberikan oleh bank yang memudahkan nasabah untuk
mengatur atau mengelola dana di setiap rekening yang dimiliki nasabah
secara optimis sesuai keingina nasabah.
4) Layanan ATM Prima dan Debit BCA
Pengayaan fitur BSM Card dan perluasan jaringan ATM dan EDC yang
menerima BSM card sebagai alat transaksi. BSM card dapat digunakan
untuk tarik tunai, cek saldo, transfer antar bank anggota ATM Prima serta
dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran yang merchant-nya
menggunakan EDC BCA.50
50 ibid
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Faktor
a. Deskripsi Non Performing Finance (NPF)
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Non Performing Financing (NPF)
adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan
yang disalurkan oleh bank syariah.
Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia
kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,
diragukan dan macet. Non performing financing (NPF) akan berdampak pada
menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana. Menurut
teori, semakin tinggi rasio Non Performing Financing (NPF), maka semakin
buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah
semakin besar. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, semakin tinggi nilai NPF (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat.
Sehubungan dengan metode perhitungan yang mensinkronkan data
kedalam bentuk jutaan rupiah, maka rasio NPF diganti dengan besaran nilai
pembiayaan bermasalah yang merupakan jumlah keseluruhan dari pembiayaan
buruk dari pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan dan pembiayaan
macet khususnya dari pembiayaan berbasis bagi hasil yang terdiri dari
54
67
pembiayaan mudharabah pembiayaan dan musyarakah. Dikatakan bermasalah
karena pengembalian pembiayaan telah melampaui masa jatuh tempo
pelunasannya. Untuk lengkapnya kondisi NPF (berupa NPF-net) dan
Pembiayaan bermasalah dapat dilihat pada sajian tabel berikut :
Tabel 6
Perkembangan NPFnet dan Pembiayaan Bermasalah
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Periode Tahun 2014 s.d. 2018
N Tahun TW
Non Performing Finance
NPF-net Pembiayaan Bermasalah
Rasio (%) Jutaan Rp (X2) Perkemb(%)
1 2014 I 2,65 283.438 -
2 II 3,90 418.607 47,69
3 III 4,23 467.247 11,62
4 IV 4,29 559.643 19,77
5 2015 I 4,41 470.907 -15,86
6 II 4,70 609.389 29,41
7 III 4,34 564.627 -7,35
8 IV 4,05 545.926 -3,31
9 2016 I 4,32 598.333 9,60
10 II 3,74 554.948 -7,25
11 III 3,63 537.467 -3,15
12 IV 3,13 516.133 -3,97
13 2017 I 3,16 515.029 -0,21
14 II 3,23 612.640 18,95
15 III 3,12 615.033 0,39
16 IV 2,71 570.156 -7,30
17 2018 I 2,49 522.127 -8,42
18 II 2,75 599.490 14,82
19 III 2,51 601.862 0,40
20 IV 1,56 385.665 -35,92
Rata2 3,45 527.433 3,15
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Dilihat dari tabel diatas diketahui bahwa nilai rata-rata NPFnet dari
variabel yang diteliti adalah sebesar 3,45%. Nilai tersebut berada di bawah 5%,
68
sehingga menujukkan bahwa secara umum BSM yang menjadi sampel masih
dinilai sehat. Namun besaran NPFnet yang menentukan besaran pembiayaan
bermasalah megnalami perkembangan hingga 3,15% dengan rata-rata nilai
pembiayaan bermasalah mencapai Rp. 527.433.000.000,- (atau Rp. 527,43
Milyar). Kenaikan perkembangan pembiayaan ini pelu ditekan sehingga beban
pembiayaan BSM bisa dikurangi.
b. Deskripsi Dana Pihak Ketiga (DPK)
Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus utama
kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara
optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam menghimpun dana pihak
ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank
syariah.Secara teknis yang dimaksud dengan simpanan adalah seluruh dana
yang dihasilkan dari produk penghimpunan dana pada perbankan syariah,
seperti giro wadiah, tabungan wadiah, deposito mudharabah.
Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Jika nilai
DPK tinggi maka akan diikuti dengan peningkatan pembiayaan berbasis bagi
hasil yang disalurkan.
Selama periode tahun 2014 s.d. 2018, perkembangan dana pihak ketiga
BSM mengalami kenaikan rata-rata tiap triwulan hingga mencapai angka
4,17%. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
69
Tabel 7
Perkembangan Dana Pihak Ketiga
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Periode Tahun 2014 s.d. 2018
N Tahun TW Dana Pihak Ketiga
Giro Tabungan Jumlah (X2) Perkb.(%)
1 2014 I 4.779.362 1.404.752 6.184.114 -
2 II 5.116.574 1.374.200 6.490.774 4,96
3 III 5.196.068 1.509.433 6.705.501 3,31
4 IV 5.186.571 1.700.819 6.887.390 2,71
5 2015 I 6.420.503 1.628.556 8.049.059 16,87
6 II 6.673.566 1.715.615 8.389.181 4,23
7 III 5.867.399 1.888.909 7.756.308 -7,54
8 IV 5.818.708 2.239.241 8.057.949 3,89
9 2016 I 5.620.697 2.107.823 7.728.520 -4,09
10 II 7.091.732 2.335.566 9.427.298 21,98
11 III 6.494.915 2.363.047 8.857.962 -6,04
12 IV 6.860.850 2.593.437 9.454.287 6,73
13 2017 I 7.530.315 2.647.623 10.177.938 7,65
14 II 8.751.773 2.789.864 11.541.637 13,40
15 III 8.685.435 2.889.215 11.574.650 0,29
16 IV 8.435.776 3.193.558 11.629.334 0,47
17 2018 I 9.003.749 3.190.692 12.194.441 4,86
18 II 10.642.088 3.335.423 13.977.511 14,62
19 III 7.928.988 3.402.430 11.331.418 -18,93
20 IV 8.704.173 3.751.591 12.455.764 9,92
Rata2 7.040.462 2.403.090 9.443.552 4,17
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Pada tabel diketahui bahwa penghimpunan dana pihak ketiga
didominasi oleh Giro dengan rata2 jumlah penghimpunan mencapai Rp.
7.040.462.000.000,- (Rp. 7,04 Trilyun), sementara jumlah tabungan menempati
nilai Rp. 2.403.090.000.000,- (Rp. 2,4 Trilyun) dari keseluruhan jumlah rata-
rata dana pihak tiga Rp. 9.443.552.000.000,- (Rp. 9,44 Trilyun). Perkembangan
rata-rata tiap triwulan dana pihak ketiga yang mencapai 4,17% tersebut
70
menunjukan bahwa BSM tetap mampu dan terus berusaha untuk terus
memberikan pelayan kepada nasabahnya seiring dengan kepercayaan nasabah
untuk menitipkan sebagian pendapatan mereka untuk disimpan di BSM.
c. Deskripsi Tingkat Bagi Hasil (TBH)
Secara teori, dalam menjalankan operasionalnya bank sebagai entitas
bisnis yang bersifat profit oriented tentu mengharapkan tingkat keuntungan
yang tinggi.Terkait dengan hal ini berarti bahwa tingkat bagi hasil pembiayaan
adalah salah satu faktor penting dalam menentukan besarnya volume
pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan.
Selama periode tahun 2014 s.d. 2018, BSM telah berusaha untuk terus
meningkatkan pendapatan khususnya dari pendapatan bagi hasil yang mengalami
peningkatan rata-rata tiap triwulan hingga 33,71% atau sebesar Rp. 906.762.000.000,-
(Rp. 906,76 Milyar). Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Perkembangan Tingkat Bagi Hasil
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Periode Tahun 2014 s.d. 2018
N Tahun TW Tingkat Bagi Hasil (Dalam Jutaan Rupiah)
TBH_Md TBH_Ms Jumlah TBH (X3) Perkemb. (%)
1 2014 I 115.981 186.586 302.567 -
2 II 235.319 376.968 612.287 102,36
3 III 344.400 571.275 915.675 49,55
4 IV 235.319 733.300 968.619 5,78
5 2015 I 90.228 191.061 281.289 -70,96
6 II 186.643 436.961 623.604 121,70
7 III 296.891 662.772 959.663 53,89
8 IV 364.436 857.105 1.221.541 27,29
9 2016 I 84.971 254.774 339.745 -72,19
10 II 168.463 533.045 701.508 106,48
71
11 III 274.507 824.477 1.098.984 56,66
12 IV 362.083 1.039.801 1.401.884 27,56
13 2017 I 89.539 310.183 399.722 -71,49
14 II 176.867 600.724 777.591 94,53
15 III 275.486 958.633 1.234.119 58,71
16 IV 367.275 1.302.482 1.669.757 35,30
17 2018 I 85.081 368.100 453.181 -72,86
18 II 170.777 721.580 892.357 96,91
19 III 254.122 1.144.288 1.398.410 56,71
20 IV 335.266 1.547.475 1.882.741 34,63
Rata2 225.683 681.080 906.762 33,71
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Keterangan :
TBH_Md = Total Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
TBH_Ms = Total Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
Dari tabel diatas diketahui bahwa perkembangan pendapatan bagi hasil
lebih didomonasi oleh pembiayaan musyarakah dengan perkembangan rata-
rata tiap triwulan mencapai Rp. 681.080.000.000,- (Rp. 681,08 Milyar),
sedangkan pendapatan mudharabah hanya Rp. 225.683.000.000,- (Rp. 225,68
Milyar). Pendapatan mudharabah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan
pendapatan musyarakah sesuai dengan jumlah pembiayaan mudharabah yang
juga relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pembiayaan musyarakah.
BSM memiliki kebijakan pembiayaan yang bertitik tolak pada faktor risiko
yang dihadapi yaitu kebijakan pembiayaan mudharabah lebih sedikit
dikarenakan 100% permodalan untuk pembiayaan ditanggung pihak bank,
sementara pembiayaan musyarakah masih ada permodalan pembiayaan dari
nasabah.
72
d. Deskripsi Pembiayaan Mudharabah
Secara teknis Al Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib).Keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan kelalaian si
pengelola.Jika seandainya kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau
kelalaian, si pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.Alokasi
dana dalam bentuk pembiayaan mudharabah mempunyai beberapa tujuan yaitu
mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah, dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman. Untuk lengkapnya mengenai perkembangan pembiayaan mudharabah
BSM selama periode tahun 2014 s.d. 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
PerkembanganTotal Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil,
Pembiayaan Mudharabah dan Proposi Pembiayaan Mudharabah
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Periode tahun 2014 s.d. 2018
N Tahun TW
Total Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Pembiayaan Mudharabah
(Y) Proporsi (%)
Jutaan Rp Perkb(%) Jutaan Rp Perkb(%) Mdb Msy
1 2014 I 10.695.777 - 389.643 - 3,64 96,36
2 II 10.733.508 0,35 370.350 -4,95 3,45 96,55
3 III 11.046.026 2,91 891.883 140,82 8,07 91,93
4 IV 13.045.288 18,10 3.164.130 254,77 24,25 75,75
5 2015 I 10.678.153 -18,15 895.601 -71,70 8,39 91,61
6 II 12.965.714 21,42 3.357.705 274,91 25,90 74,10
7 III 13.009.829 0,34 3.138.566 -6,53 24,12 75,88
8 IV 13.479.643 3,61 2.888.566 -7,97 21,43 78,57
73
9 2016 I 13.850.292 2,75 2.755.182 -4,62 19,89 80,11
10 II 14.838.169 7,13 3.597.104 30,56 24,24 75,76
11 III 14.806.255 -0,22 3.347.510 -6,94 22,61 77,39
12 IV 16.489.863 11,37 3.151.201 -5,86 19,11 80,89
13 2017 I 16.298.373 -1,16 3.055.212 -3,05 18,75 81,25
14 II 18.967.173 16,37 3.503.390 14,67 18,47 81,53
15 III 19.712.604 3,93 3.593.178 2,56 18,23 81,77
16 IV 21.038.964 6,73 3.398.751 -5,41 16,15 83,85
17 2018 I 20.968.954 -0,33 3.470.062 2,10 16,55 83,45
18 II 21.799.623 3,96 3.347.327 -3,54 15,35 84,65
19 III 23.978.566 10,00 3.130.443 -6,48 13,06 86,94
20 IV 24.722.107 3,10 3.273.030 4,55 13,24 86,76
Rata2 16.156.244 4,85 2.735.942 31,47 16,75 83,25
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Keterangan : TW = Triwulan
Perkb. = Perkembangan
Mdr = Mudharabah
Msy = Musyarakah
Selama periode tahun 2014 s.d tahun 2018, besaran total pembiayaan
berbasis bagi hasil yang diselenggarakan oleh Bank Syariah Mandiri secara rata-
rata setiap triwulan mencapai angka Rp. 16.156.244.000.000,- atau Rp. 16,16
Trilyun dengan rata-rata pertumbuhan tiap triwulan mencapai 4,85%. Sementara
itu, proporsi pembiayaan mudharabah hanya menempati 16,75% dari total
pembiayaan berbasis bagi hasil, angka ini jauh lebih kecil proporsinya jika
dibandingkan dengan kebijakan pembiayaan musyarakah. Hal ini dilakukan oleh
bank dengan pertimbangan bahwa :
1) Risiko pembiayaan mudharabah lebih besar jika dibandingkan dengan risiko
pembiayaan musyarakah dalam penyaluran dana pembiayaan dengan sistem
bagi hasil. Hal ini mengingat bahwa pembiayaan mudharabah 100% didanai
oleh pihak bank, sementara pembiayaan musyawarah masih melibatkan
permodalan dari nasabah. Apabila terjadi kerugian maka bank akan ikut
74
menanggung kerugian bisnis yang dijalankan pengusaha. Kesanggupan untuk
turut menanggung risiko ini, kemungkinan akan mendorong investasi lebih
berisiko.
2) Terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan
komunitas muslim tidak memberi kebebasan penggunaan bagi hasil sebagai
mekanisme investasi. Sehingga mendorong bank untuk mengadakan
pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Hal ini
membuat operasional perbankan berjalan tidak ekonomi dan tidak efisien.
3) Keterkaitan bank dalam pembiayaan sistem bagi hasil untuk membantu
perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha secara langsung
daripada sistem lainnya pada bank konvensional. Besar kemungkinan pihak
bank turut mempengaruhi setiap pengambilan keputusan bisnis mitranya.
Pada sisi lain, keterlibatan yang tinggi ini akan mengecilkan naluri pengusaha
yang sebenarnya lebih menuntut kebebasan yang luas daripada campur tangan
dalam penggunaan dana yang dipinjamkan.
4) Pemberian pembiayaan berdasarkan sistem bagi hasil khususnya pembiayaan
mudharabah memerlukan kewaspadaaan yang lebih tinggi dari pihak bank.
Bank syariah kemungkinan besar meningkatkan kualitas pegawainya dengan
cara mempekerjakan para teknisi dan ahli manajemen untuk mengevaluasi
proyek usaha yang dipinjami untuk mencermati lebih teliti dan lebih jeli
daripada teknis peminjaman pada bank konvensional. Hal ini akan
meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga
efisiensi kinerja perbankannya.
75
5) Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen
aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya. Biaya yang
dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi
daripada jenis pembiayaan lainnya. Pendapatan bagi hasil bank umum syariah
yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih
belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-
biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, sumbangan pendapatan bagi hasil
yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu
mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan
laba.51
Dari beberapa bentuk penyajian tabel tersebut diatas, maka untuk
memperoleh gambaran mengenai variabel yang dipergunakan dalam penelitian
ini, maka peneliti merangkum tampilan tabel-tabel tersebut kedalam satu bentuk
tabel berikut ini :
Tabel 10
Data Keuangan Pembiayaan Mudharabah, NPF, DPK dan TBH
Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Periode tahun 2014 s.d. 2018
N Tahun TW Variabel Bebas (Xn)
Variabel
Terikat (Y)
NPF (X1) DPK (X2) TBH (X3) P_Md
1 2014 I 283.438 6.184.114 115.981 389.643
2 II 418.607 6.490.774 235.319 370.350
3 III 467.247 6.705.501 344.400 891.883
4 IV 559.643 6.887.390 235.319 3.164.130
5 2015 I 470.907 8.049.059 90.228 895.601
6 II 609.389 8.389.181 186.643 3.357.705
51
Laporan Audit Tahunan 2017 PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
76
7 III 564.627 7.756.308 296.891 3.138.566
8 IV 545.926 8.057.949 364.436 2.888.566
9 2016 I 598.333 7.728.520 84.971 2.755.182
10 II 554.948 9.427.298 168.463 3.597.104
11 III 537.467 8.857.962 274.507 3.347.510
12 IV 516.133 9.454.287 362.083 3.151.201
13 2017 I 515.029 10.177.938 89.539 3.055.212
14 II 612.640 11.541.637 176.867 3.503.390
15 III 615.033 11.574.650 275.486 3.593.178
16 IV 570.156 11.629.334 367.275 3.398.751
17 2018 I 522.127 12.194.441 85.081 3.470.062
18 II 599.490 13.977.511 170.777 3.347.327
19 III 601.862 11.331.418 254.122 3.130.443
20 IV 385.665 12.455.764 335.266 3.273.030
Sumber : Laporan Tahunan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Keterangan : TBH diperoleh dari data pendapatan bagi hasil mudharabah
2. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembiayaan
mudharabah, diantaranya adalah pembiayaan bermasalah (dilihat dari NPFnet),
dana pihak ketiga (DPK), dan tingkat bagi hasil (TBH). Ketiga faktor utama dan
pembiayaan mudharabah ini penulis bahas secara rinci dalam penelitian ini yang
terlebih dahulu dilakukan pengujian data melalui uji validitas dan reliabelitas, uji
asumsi klasik dan uji statistik. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan
77
mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud yang dilakukannya pengukuran.
Dari hasil perhitungan program SPSS, diketahui bahwa data tentang
faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah BSMadalah valid atau
sahih yang artinya bahwa data tersebut bisa digunakan sebagai data empiris
yang bisa diteliti. Untuk jelasnya hasil validitas ditunjukan oleh tabel berikut :
Tabel 11
Validitas Data
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Pada tabel Validasi Data Sampel diatas diketahui bahwa dari seluruh
data sampel seluruhnya adalah valid atau sahih 100%. Selanjutnya uji
reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode internal
consistency, yaitu metode untuk melihat sejauhmana konsistensi tanggapan
responden terhadap item-item pertanyaan dalam suatu instrumen
penelitian.Dalam penelitian ini pengukuran konsistensi tanggapan responden
(internal consistency) menggunakan koefisien alpha cronbach. Ambang batas
koefisien alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah >0,6.
78
Dari hasil perhitungan program SPSS, diketahui bahwa data tentang
faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah BSM adalah Reliabel
(handal) yang ditunjukan dengan koefisien Cronbach's Alpha Based on
Standardized sebesar 0,774 dibulatkan 0,77> 0,6 seperti ditampilkan pada tabel
berikut :
Tabel 12
Reliabilitas Data
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,480 ,663 4
Dengan demikian diketahui bahwa data faktor yang mempengaruhi
pembiayaan mudharabah BSM dapat digunakan dengan baik karena nilai
Cronbach's Alpha Based on Standardized0,663> 0,60. Hal ini menunjukan
bahwa kesemua data sampel adalah reliabel atau dapat dihandalkan.,
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Menunjukan adanya korelasi antara error periode sebelumnya,
dimana pada asumsi klasik ini tidak boleh terjadi. Menurut Sritua Arief
(1993), autokorelasi diantara error term dapat terjadi karena beberapa factor
yaitu: (1) data observasi mulai dari suatu situasi kelesuan, sehingga data
observasi selanjutnya yang meningkat jelas dipengaruhi oleh data
79
sebelumnya, (2) tidak memasukan variabel bebas tertentu yang sebenarnya
turut mempengaruhi variabel dependen, (3) bentuk model tidak tepat.
Dalam program SPSS Durbin Watson test atau DW test dapat dilihat
pada output model summary dengan criteria langkah sebagai berikut: jika d<
dL terjadi kolerasi positif, d > 4dL terjadi kolerasi negative, dL<d<dud an
4-du,d,4-dL pengujian tidak menyakinkan dan du<d<4du tidak ada kolerasi.
Untuk menguji adanya autokorelasi dalam model regresi ini dilakukan
pengujian Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kurang dari 1,1 : Ada autokorelasi
b. 1,1 hingga 1,54 : Tanpa kesimpulan
c. 1,55 hingga 2,46 : Tidak ada autokorelasi
d. 2,46 hingga 2,9 : Tanpa kesimpulan
e. lebih dari 2,9 : Ada autokorelasi.
Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh hasil atau
output pengolahan yang sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 13
Uji Autokorelasi
Mo
del R
R
Square
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Chang
e
1 ,840a ,706 ,706 12,783 3 16 ,000 1,994
Berdasarkan kriteria pengujian pada tabel diatas maka dapat
dinyatakan bahwa walaupun nilai Durbin-Watson adalah 1,994berada
diantara 1,55 hingga 2,46 yang menunjukan tidak ada autokorelasi
80
2) Uji Multikolinieritas
Menunjukan bahwa antara variabel independent mempunyai
hubungan langsung (berkolerasi) sempurna, biasanya multikolinearitas
terjadi pada kata berkala (time series data) dan antar sample (cross
sectional). Ciri adanya multikolinearitas adalah R tinggi dan F testnya
banyak yang tidak signifikan.Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah pada model regresi di temukan adanya korelasi antar
variabel independent.Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah
multikolinieritas.Pada model regresi yang baik tidak terdapat korelasi di
antara variabel independent.Pendeteksiannya dengan menggunakan
tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF).Jika nilai tolerance
value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Untuk
jelasnya uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat penyajian
hasilpengolahan data melalui program SPSS yang ditampilkan pada
penyajian tabel berikut ini :
Tabel 14
Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) -3274213,791 1013937,762
NPF_X1 7,026 1,883 ,849 1,178
DPK_X2 ,213 ,071 ,851 1,176
TBH_X3 1,298 1,485 ,998 1,002
Berdasarkan tabeldiatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi kasus
multikolinearitas data karena nilai VIF yang diperoleh < 10 hubungan antara
81
variable independen tidak signifikan dan jika nilai VIF yang diperoleh >10
telah terjadi gejala multikolinearitas, artinya hubungan antara variable
independen cukup signifikan.Sesuai dengan ketentuan bahwa nilai tolerance
value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukan bahwa varians dari setiap error
bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan
bahwa varian error harus bersifat homogen. Heterokedastisitas merupakan
asumsi penting dari analisis regresi linier berganda, yaitu gangguan (error
terms), error terms yang muncul dalam fungsi regresi populsi
homoskedastik, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama.
Sedangkan jika varian tidak sama akan terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas terjadi akibat perubahan situasi yang tidak digambarkan
dalam spesifikasi model regresi.
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.Uji heterokedastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot
antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
82
a. Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu –y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian gejala heteroskedastisitas dengan
program SPSS salah satunya dapat dilihat dari grafik plot antara nilai
prediksi variable terikat (ZPRED) dengan (SRED). Dengan melihat grafik
scatterplot berikut ini, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak, serta
tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
Gambar 3
Uji Heterokedastisitas
83
c. Uji Statistik
1) Bentuk Persamaan Regresi Berganda
Regresi linier berganda, digunakan untuk meramalkan besaran variabel
pembiayaan mudharabah bila variabel Non Performing Finance (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Tingkat Bagi Hasil (TBH) dinaikkan atau
diturunkan.
Tabel 15
Persamaan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3274213,791 1013937,762 -3,229 ,005
NPF_X1 7,026 1,883 ,549 3,731 ,002
DPK_X2 ,213 ,071 ,442 3,002 ,008
TBH_X3 1,298 1,485 ,119 ,874 ,395
Hasil perhitungan SPSS for windows menunjukan bahwa bentuk
persamaan regresinya adalah :
Y = - 3274213,791 + 7,026 X1 + 0,213X2 + 1,298X3 + e
atau
P_Md = - 3274213,791 +7,026NPF + 0,213 DPK + 1,298 TBH
Keterangan:
Y = Jumlah Pembiayaan Mudharabah (P_Md)
a = konstanta
b1,2,3 = koefisien regresi
X1 = Non Performing Finance netto (NPF)
X2 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
84
X3 = Tingkat Bagi Hasil (TBH)
2) Analisis Regresi, Korelasi dan Nilai Determinasi
a) Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
bila dua atau lebih variabel independen.
Nilai Konstanta pada persamaan regresi ini mempunyai nilai
sebesar 3274213,791yang bertanda negatiff. Bila diinterpretasikan secara
bebas bisa mengandung arti bahwa jumlah pembiayaan mudharabah
belum terbentuk jika keberadaan NPF, DPK dan TBH belum ada (atau
nol) atau sebelum melampaui nilai Rp. 3.274.213.791.000,- (atau Rp.
3,27 Trilyun). Dari persamaan hasil regresi diatas juga dapat diketahui
bahwa :
(1) Variabel independen NPF (X1) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 7,026 artinya bahwa setiap peningkatan NPF Rp.1,- akan
menyebabkan peningkatan nilai pembiayaan mudharabah sebesar Rp.
7,026 dan sebaliknya setiap penurunan nilai NPF Rp.1,- akan
menyebabkan penurunan pembiayaan mudharabah sebesar Rp. 7,026.
Hal ini bisa terjadi karena nilai NPF belum melampaui 5%
berdasarkan kriteria pembiayaan masalah perbankan.
(2) Variabel independen DPK (X2) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,213 artinya bahwa setiap peningkatan nilai DPK Rp.1,-
85
akan menyebabkan peningkatan nilai pembiayaan mudharabah
sebesar Rp. 0,213dan sebaliknya setiap penurunan nilai DPK Rp.1,-
akan menyebabkan penurunan nilai pembiayaan mudharabah sebesar
Rp. 0,213.
(3) Variabel independen TBH (X3) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 1,298 artinya bahwa setiap peningkatan nilai DPK Rp.1,-
akan menyebabkan peningkatan nilai pembiayaan mudharabah
sebesar Rp. 1,298 dan sebaliknya setiap penurunan nilai DPK Rp.1,-
akan menyebabkan penurunan nilai pembiayaan mudharabah sebesar
Rp. 1,298.
b) Analisis korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara
variabel bebas (x) terhadap variabel tidak bebas (y) ditunjukan oleh
koefisien korelasi (r). Dari tabel sebelumnya (tabel 13) serta bentuk
persamaan regresi diketahui bahwa hubungan atau korelasi antara
variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat kuat dengan nilai
koefisien (r) sebesar 0,840 atau 84,00%, dimana :
(1) Variabel NPF (X1) dan variabel pembiayaan mudharabah (Y)
mempunyai hubungan yang positif yang bermakna bahwa kenaikan
nilai X1 akan menaikan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X1
akan menurunkan nilai Y.
86
(2) Variabel DPK (X2) dan variabel pembiayaan mudharabah (Y)
mempunyai hubungan yang positif yang bermakna bahwa kenaikan
nilai X2 akan menaikan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X2
akan menurunkan nilai Y.
(3) Variabel TBH (X3) dan variabel pembiayaan mudharabah (Y)
mempunyai hubungan yang positif yang bermakna bahwa kenaikan
nilai X3 akan menaikan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X3
akan menurunkan nilai Y.
c) Nilai Determinasi
Nilai determinasi digunakan untuk mengetahui derajat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukan oleh Nilai
koefisien determinasi (R2). Kriteria dari koefisien determinasi adalah jika
nilai determinasi (R2) mendekati 0 dan +1, jika R
2 = 1 berarti regresi
yang ditaksir mendekati atau menjelaskan 100% dari variasi dalam
variable terikat (sebagai variable dependen). Sebaliknya jika R2 = 0
maka model yang digunakan tidak dijelaskan sedikitpun dari variasi
dalam variable terikat. Hasil pengolahan program SPSS diketahui
koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel 16
Nilai Determinasi
Mo
del R
R
Square
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,840a ,706 ,706 12,783 3 16 ,000 1,994
87
Nilai Determinasi (R Square atau R2) sebesar 0,706 atau 70,60%
menunjukan bahwa dampak perubahan variabel bebas (NPFnet, DPK dan
TBH) yang mampu menjelaskan variabel terikat (pembiayaan mudharabah)
adalah besar yaitu mencapai 70,60%, dan sisanya 29,40% yang ditentukan
oleh variabel independen lainnya diluar model atau persamaan ini.
3. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
a. Secara Uji Simultan (Uji-F) Atau Analisis Of Variance (Anova)
Untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel bebas dan tidak
bebas secara besama-sama Signifikan atau tidak signifikan. Uji F ini digunakan
untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh secara bersama–sama antara
variabel bebas (NPF, DPK dan TBH) terhadap variabel terikat (pembiayaan
mudharabah). Pada tabel berikut terlihat bahwa secara simultan atau bersama-
sama variabel NPF, DPK dan TBH berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat pembiayaan mudharabah adalah diterima atau terbukti dengan nilai
signifikansi F-test 0,000 < α 0,05 (nilai F hitung lebih kecil dari nilai α).
Tabel 17
Uji Simultan (Uji-F)
Mo
del R
R
Square
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,840a ,706 ,706 12,783 3 16 ,000
b. Secara Parsial (Uji hipotesis parsial atau uji-t)
Uji-t (uji hipotesis individu atau uji parsial) digunakan untuk menguji
signifikasi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak
88
bebas. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi variabel bebas (NPFnet, DPK
dan TBH) terhadap variabel terikat (pembiayaan mudharabah) secara
individual, hal ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan tabel
pada level of significant 5%atau 0,05.
Hasil pengolahan SPSS menunjukanbahwa semua variabel bebas
(NPF, DPK dan TBH) ada yang berpengaruh signifikan ada yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (pembiayaan mudharabah),
lengkapnya lihat sajian tabel berikut :
Tabel 18
Uji Parsial (Uji-t)a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3274213,791 1013937,762 -3,229 ,005
NPF_X1 7,026 1,883 ,549 3,731 ,002
DPK_X2 ,213 ,071 ,442 3,002 ,008
TBH_X3 1,298 1,485 ,119 ,874 ,395 a)
Pengaruh NPF (X1), DPK(X2) dan TBH (X3) terhadap P_Md (Y).
1) Pengaruh NPF (X1) terhadap Pembiayaan Mudharabah (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
diperoleh nilai signifikansi NPF adalah sig-t 0,002< 0,05 (α), maka dapat
dikatakan bahwa secara nyata NPF mempengaruhi peningkatan atau
penurunan pembiayaan mudharabah. Sehingga dengan demikian hipotesis
satu (H1) yang menyatakan bahwa NPFnet berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah adalah diterima atau terdapat pengaruh yang
signifikan positif selama periode tahun 2014 hingga 2018.
89
2) Pengaruh DPK (X2) terhadap Pembiayaan Mudharabah (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
diperoleh nilai signifikansi DPK adalah sig-t 0,008< 0,05 (α), maka dapat
dikatakan bahwa secara nyata DPK mempengaruhi peningkatan atau
penurunan pembiayaan mudharabah. Sehingga dengan demikian hipotesis
dua (H2) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah adalah diterima atau terdapat pengaruh yang
signifikan positif selama periode tahun 2014 hingga 2018.
3) Pengaruh TBH (X3) terhadap Pembiayaan Mudharabah (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
diperoleh nilai signifikansi TBH adalah sig-t 0,395> 0,05 (α), maka dapat
dikatakan bahwa secara nyata TBH tidak mempengaruhi peningkatan atau
penurunan pembiayaan mudharabah. Sehingga dengan demikian hipotesis
tiga (H3) yang menyatakan bahwa TBH berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah adalah tidak diterima atau atau ditolak selama
periode tahun 2009 hingga 2014 dan sebaliknya. Nilai TBH yang dihitung
adalah nilai bagi hasil dari mudharabah.
4. Analisis Faktor yang Dominan Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis secara parsial diatas
diketahui bahwa faktor yang dominan mempengaruhi pembiayaan mudharabah
pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk adalah NPF dimana besaran koefisien
regresi NPF yang mencapai angka tertinggi jika dibandingkan faktor lain (DPK
dan TBH) yaitu 7,026 sementara DPK 0,213 dan TBH 1,298 seperti yang
90
tercantum dalam persamaan dan tingkat sigifikansi parsial NPF yang paling
rendah dari siginifikasi faktor lain (DPK dan TBH) yaitu 0,002 < α 0,005,
sementara signifikasi DPK 0,008 dan TBH 0,395. Kondisi menunjukan bahwa
Non Performing Finance (NPF) yang menggambarkan pembiayaan bermasalah
merupa faktor yang paling dominan mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada
PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk selama periode triwulan I tahun 2014 hingga
periode triwulan IV tahun 2018.
91
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian
ini yang berjudul analisis faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah
pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Secara Simultan, variabel NPF, DPK dan TBH berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan Mudharabah dengan nilai signifikansi sebesar (sig-F)
0,000 < α 0,05, sehingga uji hipotesis satu (H1) adalah terbukti, hal ini juga
didukung oleh nilai determinasi regresi (R2) menunjukkan nilai R-squared
0,706 atau 70,60%. Itu artinya variabel independen dalam model (NPF, DPK
dan TBH) mampu menjelaskan variasi pengaruhnya terhadap Pembiayaan
Mudharabah sebesar 70,60%, dan sisanya yaitu 29,40% variasi dari variabel
yang mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak disertakan dalam model penelitian.
b. Secara parsial, variabel NPF, DPK dan TBH berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri,Tbk yang dijelaskan
sebagai berikut :
1) Variabel NPF (Non Performing Financing) memiliki pengaruh terhadap
variabel pembiayaan mudharabah. Hal ini dapat dibuktikan nilai Sig-t
variabel NPF (Non Performing Financing) sebesar 0,002 < α 0,05. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa NPF berpengaruh positif signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Pengaruh positif ini masih ditoleransi
79
92
karena nilai rata-rata NPF sebesar 3,45% masih berkisar dibawah angka 5%
yang secara umum disimpulkan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
masih dinilai sehat. Pihak BSM telah mengantisipasi risiko pembiayaannya
dengan menyiapkan cadangan dana yang memadai sehingga nilai NPF tidak
terlalu tinggi. Dengan demikian hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa
NPF berpengaruh terhadap Pembiayaan mudharabah terbukti (diterima).
2) Variabel DPK (Dana Pihak Ketiga) juga memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap variabel pembiayaan mudharabah. Hal ini dapat
dibuktikan nilai Sig-t variabel DPK sebesar 0,008<α 0,05. Pengaruh positif
ini membuktikan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk masih dipercaya
oleh nasabah dan para stakeholder untuk menjalankan usaha dan kerjasama
dengan BSM. Dengan demikian hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa
DPK berpengaruh terhadap Pembiayaan mudharabah terbukti (diterima).
Perkembangan rata-rata tiap triwulan dana pihak ketiga yang mencapai
4,17%, hal ini menunjukan bahwa BSM tetap mampu dan terus berusaha
untuk terus memberikan pelayan kepada nasabahnya seiring dengan
kepercayaan nasabah untuk menitipkan sebagian pendapatan mereka untuk
disimpan di BSM.
3) Variabel TBH (Tingkat Bagi Hasil) ternyata tidakmemiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel pembiayaan mudharabah. Hal ini ditunjukan
oleh nilai Sig-t variabel TBH mencapai 0,395 > α 0,05. Dengan demikian
hipotesis tiga (H3) yang menyatakan bahwa TBH berpengaruh terhadap
Pembiayaan mudharabah tidak terbukti (ditolak).Hasil penelitian ini
93
bertolak belakang dengan penelitian lain yang membuktikan bahwa TBH
mempengaruhi pembiayaan mudharabah (hasil penelitian Dita Andraeny,
2011). Hal ini terjadi karena diperkirakan ada beberapa faktor atau variabel
lain yang lebih mendominasi dalam pembentukan pembiayaan mudharabah
pada PT. Bank Syariah Mandiri. Perkembangan tingkat bagi hasil BSM tiap
triwulan mencapai nilai 33,71%, nilai ini menunjukan bahwa potensi
sumber penerimaan BSM relatif besar. Namun pendapatan bagi hasil ini
masih didominasi oleh pembiayaan murabahah atau penerimaan dari
kegiatan pembiayaan mudharabah relatif lebih sedikit proporsinya.
c. Faktor yang dominan mempengaruhi pembiayaan mudharabah adalah NPF
dimana besaran koefisien regresi NPF yang mencapai angka tertinggi jika
dibandingkan faktor lain (DPK dan TBH) yaitu 7,026 sementara DPK 0,213
dan TBH 1,298 seperti yang tercantum dalam persamaan dan tingkat
sigifikansi parsial NPF yang paling rendah dari siginifikasi faktor lain (DPK
dan TBH) yaitu 0,002 < α 0,005, sementara signifikasi DPK 0,008 dan TBH
0,395. Dengan rata-rata Perkembangan NPF mencapai nilai hingga 3,45%
didukung oleh perkembangan jumlah pembiayaan bermasalah hingga mencapai
3,35% tiap triwulan. Kenaikan perkembangan pembiayaan ini pelu ditekan
sehingga beban pembiayaan BSM bisa dikurangi.
b. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas tersebut maka ada beberapa saran yang
perlu disampaikan yaitu :
94
1) Nilai NPF yang besar hingga mencapai 3,45% yang manggambarkan besaran
tingkat pembiayaan bermasalah perlu ditekan atau diturunkan, jika melampai
angka diatas 5% maka BSM termasuk dalam kategori tidak sehat.
2) Tingkat bagi hasil (TBH) yang tidak mempengaruhi besaran pembiayaan
mudharabah BSM menunjukan bahwa peran pembiayaan mudharabah dalam
kegiatan pembiayaan perlu ditambahkan kerena proporsi besaran pembiayaan
seiring dengan jumlah pendapatan dari kegiatan pembiayaan mudharabah
selama kurun waktu triwulan I tahun 2014 hingga triwulan IV tahun 2018
belum mendominasi kegiatan pembiayaan yang berbasis bagi hasil di BSM,
pembiayaan masih didominasi oleh kegiatan pembiayaan musyarakah.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. (Penerbit Diponegoro,
Bandung cetakan ke-10), 2009.
Abdul Ghafar Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (konsep, regulasi,
dan implementasi), (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press).2009.
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta, Raja
Grafindo Persada), 2010
Anik Ghufran, 2010, Pedoman Penyusunan Proposal, Makalah dipresentasikan
pada kuliah Metodologi Penelitian di Program Doktor UIN Yogyakarta di,
tanggal 25-26 Januari 2010.
Asep Suryana dan Riduwan, Statistik Bisnis,(Bandung, Alfabeta), 2010.
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2007.
Ghufron A.Mas‟ adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Cetakan ke-1, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada), 2002.
Heri,Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UGM Press), 2008.
H. Karnaen P.& M. Syafi’i A. Apa dan Bagaimana Bank Islam. (Yogyakarta :
Dana Bhakti Wakaf), 2007.
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS , (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001
Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. (Jakarta: Bumi Aksara),
2004.
Ismail, Perbankan Syariah, Cetakan ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group), 2013.
Mardani, Hukum Bisnis Syariah, Cetakan ke-1 (Jakarta: Prenadamedia Group),
2014.
Muhammad.Manajemen Bank Syariah.(Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta),
2005.
Muhammad Syafi‟ i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Cetakan ke-
1, (Jakarta: Gema Insani), 2010.
Naf‟ an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
cet ke-1), 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D, ( Bandung:
Alfabeta), 2008.
Umam, Khaerul. Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia),
2013.
96
Veitzhal Rivai, Islamic Banking and Finance dari Teori ke Prakyik Bank dan
Keuangan Syari’ah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif , (Yogyakarta :
BPFE), 2012.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.
Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Penilaian Kualitas Bank Umum.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang
Pembiayaan.
Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri. Annual Report PT. Bank Syariah
Mandiri, Tbk Tahun 2014 s.d. 2018.
C. Lain-lain
Adnan Muhammad Akhyar & Didi Purwoko. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Rendahnya Pembiayaan Mudharabah Menurut Perspektif
Manajemen Bank Syariah Dengan Pendekatan Kritis. Jurnal Akuntansi &
Investasi Vol. 14 No.1 halaman 14-31, Januari 2013
Aeni Faikoh, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing dan
Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Volume Pembiayaan Mudharabah
pada Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan). 2008.
Aidida Adelia Purnama. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Indonesia Periode 2006.01-2011.12.
Jurnal Media Ekonomi Vol. 20 No.3, Desember 2012
Anan Dwi Saputro dan Moch. Dzulkirom. A.R.2015. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dita Andraeny. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan
Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasonal
Akuntansi (SNA) XIV Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 2011
Donna, D.R, dan Chotimah. 2008. Variabel-variabel yang Mempengaruhi
Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia Ditinjau dari Sisi
Penawaran. Jurnal Sosiosains Vol. 2 No. 2, Juni 2008.
Nur Gilang Giannini,Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. ISSN 2552-6765. 96-103, 2013.
Ika Rizkha Hidayati. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011-2014. Naskah
Publikasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS ,Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2001.
97
Indah Khoirun Nisa. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Skripsi Program Studi
Keuangan Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2014
Kusumaningtias, dkk, Pengaruh DPK, CAR, NPF, Dan SWBI, Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012,
Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.1, No. 6, tanggal 6 November 2013
Lydia Rahmadhini Arfiani dan Ade Sofyan Mulazid,Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah Indonesia Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2011-2015, Iqtishadia ; Jurnal ekonomi dan Perbankan
Syariah P-ISSN: 2354-7057; E-ISSN: 2442-3076 Vol. 4 No. 1 Juni 2017
Maryonah. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di Bank
Syariah Mandiri. Tesis. Universitas Indonesia.2006.
Mustika Rimadhani. Analisis variabel-variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12 Jurnal
Media Ekonomi Vol. 19 No.1, April 2011
Pratin dan Akhyar Adnan.Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,
Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan
pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia
(BMI). Jurnal Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. 2005.
Samira Kalkarina, dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan berbasis
Bagi Hasil Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank
Umum Syariah Yang Terdaftar di BEI). Jurnal e-Proceeding of Management
: Vol.3 No.3 December 2016 ISSN : 2355-9357, 2016.
SeptianaAmbarwati, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah
dan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Tesis PSKTII UI.
Diakses dari www.garuda.kemdiknas.go.id.2008.
Tyas Nur Hidayati. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Umum Syariah. Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2018
Winda Anggraeni. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah dan Penanganan Permasalahannya (Studi Kasus PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Teluk Betung Bandar Lampung). Skripsi
Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden
Intan Lampung, 2017
D. Internet
http://www.syariahmandiri.co.id
http://www.bi.go.id
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Total Dana Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil PT.
Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode Tahun 2014 s.d. 2018
Tahun Tri
wulan
Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil (Jutaan Rupiah) Proporsi (%)
Mudharabah Musyarakah Jumlah Perkemb.
(%)
Mudharabah Musyarakah
2014 I 389.643 10.306.134 10.695.777 - 3,64 96,36
II 370.350 10.363.158 10.733.508 0,35 3,45 96,55
III 891.883 10.154.143 11.046.026 2,91 8,07 91,93
IV 3.164.130 9.881.158 13.045.288 18,10 24,25 75,75
2015 I 895.601 9.782.552 10.678.153 - 18,15 8,39 91,61
II 3.357.705 9.608.009 12.965.714 21,42 25,90 74,10
III 3.138.566 9.871.263 13.009.829 0,34 24,12 75,88
IV 2.888.566 10.591.077 13.479.643 3,61 21,43 78,57
2016 I 2.755.182 11.095.110 13.850.292 2,75 19,89 80,11
II 3.597.104 11.241.065 14.838.169 7,13 24,24 75,76
III 3.347.510 11.458.745 14.806.255 - 0,22 22,61 77,39
IV 3.151.201 13.338.662 16.489.863 11,37 19,11 80,89
2017 I 3.055.212 13.243.161 16.298.373 - 1,16 18,75 81,25
II 3.503.390 15.463.783 18.967.173 16,37 18,47 81,53
III 3.593.178 16.119.426 19.712.604 3,93 18,23 81,77
IV 3.398.751 17.640.213 21.038.964 6,73 16,15 83,85
2018 I 3.470.062 17.498.892 20.968.954 - 0,33 16,55 83,45
II 3.347.327 18.452.296 21.799.623 3,96 15,35 84,65
III 3.130.443 20.848.123 23.978.566 10,00 13,06 86,94
IV 3.273.030 21.449.077 24.722.107 3,10 13,24 86,76
Jumlah 54.718.834 268.406.047 323.124.881 92 - -
Rata-rata 2.735.942 13.420.302 16.156.244 4,85 16,75 83,25
99
100
CURRICULUM VITAE
PERSONAL
Nama Lengkap : PERIADI
Jenis Kelamin : Laki-laki
NIM : EES 150808
Tempat/Tanggal Lahir : Sekumbung/13 Januari 1997
Alamat : Dusun Dano Rayo RT.01 Desa Sekumbung Maro
Sebo Muaro Jambi
No. HP/WA : 0852-6887-5694
Nama Ayah : Nasri
Nama Ibu : Susilawati
Alamat Orang Tua : Dusun Dano Rayo RT.01 Desa Sekumbung Maro
Sebo Muaro Jambi
Alamat Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SDN 68/IX tamat tahun 2008
2. SMP Satu Atap no. 1 Maro Sebo tamat tahun 2013
3. SMKN Muaro Jambi tamat tahun 2015
Jambi, 2 Mei 2019
Penulis,
PERIADI
iii