analisis faktor-faktor yang menentukan keputusan …

16
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT UNTUK USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN PEER TO PEER LENDING (Studi Kasus pada Koinworks Financial Technology 2019) Andre Novian Megantara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Email: [email protected], Advisor : Putu Prima Wulandari, SE., MSA., Ak. ABSTRACT The objective of this research is to analyze factors influencing the approval loans for MSMEs in the peer-to-peer lending platform. This research identifies the influence of the age of debtor, sex of debtor, length of business, loan purposes, term loan, credit scores, business turnover, leverage ratio, and loan amount as the variables of this research. Moreover, the quantitative method used in this research within the data of obtained from koinworks.com, as a Peer to Peer Lending service provider. The purposive sampling method was used resulting in 45 MSMEs that were selected as the samples and also the logistic regression analysis with IBM SPSS Statistics 24 was also used to analyze the data. The results of this research show that the sex a of debtor, credit scores, business turnover, and loan amount have positive and significant influences on the extension of credit decisions. In addition, the age of a debtor, length of business, loan purpose, term loan, and leverage ratio insignificantly influences the loan extension of credit decisions on the peer-to-peer lending institutions for MSMEs. Keywords : Peer-to-Peer Lending, MSMEs, Logistic Regression PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku usaha yang memiliki peranan vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada tahun 2015 jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai 60,7 juta unit dan 98,73 persen diantaranya merupakan usaha berskala mikro. Pada periode yang sama, jumlah tenaga kerja UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta orang dengan tingkat penyerapan tenaga kerja menjadi rata-rata sebesar 5,9 persen (Bappenas.go.id, 2016). Namun sayangnya, potensi besar yang dimiliki oleh UMKM untuk terus berkembang nampaknya masih harus terhambat karena beberapa hal. Adapun menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, permasalahan yang dihadapi oleh UMKM berada pada lingkup sumber daya manusia (SDM), pembiayaan, pemasaran, manajemen dan teknologi dan kelembagaan. Hingga saat ini, tidak

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT UNTUK USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH (UMKM) PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN PEER TO

PEER LENDING

(Studi Kasus pada Koinworks Financial Technology 2019)

Andre Novian Megantara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Email: [email protected],

Advisor : Putu Prima Wulandari, SE., MSA., Ak.

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze factors influencing the approval loans

for MSMEs in the peer-to-peer lending platform. This research identifies the

influence of the age of debtor, sex of debtor, length of business, loan purposes, term

loan, credit scores, business turnover, leverage ratio, and loan amount as the

variables of this research. Moreover, the quantitative method used in this research

within the data of obtained from koinworks.com, as a Peer to Peer Lending service

provider. The purposive sampling method was used resulting in 45 MSMEs that

were selected as the samples and also the logistic regression analysis with IBM

SPSS Statistics 24 was also used to analyze the data. The results of this research

show that the sex a of debtor, credit scores, business turnover, and loan amount

have positive and significant influences on the extension of credit decisions. In

addition, the age of a debtor, length of business, loan purpose, term loan, and

leverage ratio insignificantly influences the loan extension of credit decisions on

the peer-to-peer lending institutions for MSMEs.

Keywords : Peer-to-Peer Lending, MSMEs, Logistic Regression

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku

usaha yang memiliki peranan vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas), pada tahun 2015 jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai

60,7 juta unit dan 98,73 persen diantaranya merupakan usaha berskala mikro. Pada

periode yang sama, jumlah tenaga kerja UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta

orang dengan tingkat penyerapan tenaga kerja menjadi rata-rata sebesar 5,9 persen

(Bappenas.go.id, 2016).

Namun sayangnya, potensi besar yang dimiliki oleh UMKM untuk terus

berkembang nampaknya masih harus terhambat karena beberapa hal. Adapun

menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, permasalahan yang dihadapi oleh

UMKM berada pada lingkup sumber daya manusia (SDM), pembiayaan,

pemasaran, manajemen dan teknologi dan kelembagaan. Hingga saat ini, tidak

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

sedikit dari para pelaku UMKM yang mengeluhkan perkembangan usahanya

disebabkan kesulitan dalam memperoleh pembiayaan. Pembiayaan yang dimaksud

yaitu berupa modal usaha dalam bentuk pendanaan yang akan dipergunakan untuk

meningkatkan kapasitas produksi agar meraih omzet yang lebih besar. Namun

dikarenakan menyandang status belum bankable, UMKM di Indonesia seringkali

merasa kesulitan dalam mencari pembiayaan terutama melalui lembaga perbankan.

Sumodiningrat (2015) menyebutkan bahwa UMKM menghadapi kesulitan

dalam memperoleh pendanaan dari bank dikarenakan lembaga keuangan tersebut

mensyaratkan adanya agunan dan laporan keuangan yang sistematis. Kedua hal

tersebut dirasa terlalu memberatkan bagi para UMKM. Hal inilah yang kemudian

memunculkan anggapan bahwa prosedur peminjaman pembiayaan di lembaga

keuangan perbankan menjadi sulit diraih oleh UMKM.

Perkembangan teknologi seperti saat ini telah membawa sejumlah dampak

positif bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah melahirkan model

pembiayaan baru bernama Fintech. Istilah Fintech merupakan sebuah layanan

keuangan dengan menggunakan basis teknologi yang akan memudahkan transaksi

yang dilakukan oleh manusia. Secara global, industri Fintech terus mengalami

perkembangan dengan pesat. Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang sangat

pesat hingga mampu menarik banyak pebisnis di Indonesia.

Salah satu jenis Fintech yang tengah mengalami pertumbuhan dengan pesat

adalah Peer to Peer (P2P) Lending. P2P Lending adalah sebuah praktik dalam

meminjamkan uang dari para investor (pemberi pinjaman) kepada calon debitur

(penerima pinjaman) secara langsung melalui jaringan online. Dalam praktiknya,

model pembiayaan ini dirasa lebih mudah untuk dilakukan karena syarat dan proses

yang mudah dan tanpa adanya jaminan sehingga dapat bermanfaat bagi para

UMKM yang sedang membutuhkan pinjaman dana.

Namun meskipun Peer to Peer Lending dapat menjadi alternatif pinjaman

bagi UMKM, tentu tidak semua pengajuan kredit akan didanai. Dalam melakukan

pemberian kredit, penyedia layanan Peer to Peer Lending perlu melakukan

penilaian khusus guna meminimalisir terjadinya gagal bayar. Setiap perusahaan

Peer to Peer Lending memiliki strategi tersendiri dalam melakukan penilaian kredit

dengan mempertimbangkan berbagai variabel dalam hard dan soft faktor dari para

debiturnya. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk menganalisis terkait faktor-

faktor apa saja yang dapat menjadi penentu dalam pemberian kredit oleh Fintech

bagi para UMKM.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan keputusan pemberian

kredit untuk UMKM pada lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending telah banyak

dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Andini (2017) yang menyatakan

bahwa loan term dan requested amount berpengaruh positif signifikan terhadap

keputusan pemberian kredit. Sebaliknya, berdasarkan penelitian dari Hapsari

(2017) menjelaskan bahwa requested amount memiliki pengaruh negatif signifikan

dan variabel credit rating yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

keputusan pemberian kredit untuk UMKM pada Peer to Peer Lending yang

berbasis syariah.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

Penelitian dengan konteks yang sama juga pernah dilakukan oleh Puspita dan

Nurdin (2017). Penelitian tersebut menggunakan dua platform Peer to Peer

Lending yang berbeda yaitu Koinworks dan Gandengtangan sebagai objek

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor dalam pemberian keputusan kredit.

Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa income range dan requested

amount memiliki pengaruh terhadap pemberian keputusan kredit sementara loan

term dan loan purpose tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan kredit.

Adapun beberapa penelitian lainnya mengungkap adanya pengaruh soft factor

dalam pemberian keputusan kredit pada Peer to Peer Lending. Pope dan Sydnor

(2011) menunjukkan hasil penelitian bahwa usia debitur memiliki dampak pada

kesediaan para pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya. Lalu hasil

penelitian Zhang (2017) mengungkap bahwa terdapat pengaruh jenis kelamin

terhadap keputusan kredit yang mana laki-laki akan lebih mudah untuk

mendapatkan pinjaman daripada perempuan.

Hasil penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan hasil bahwa variabel yang

diteliti masih terdapat pengaruh dan arah hubungan yang tidak konsisten (research

gap) terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending. Selanjutnya,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan menggabungkan

penelitian sebelumnya yaitu Andini (2017) dan Hapsari (2017) dengan

menambahkan variabel usia debitur, jenis kelamin debitur, lama usaha, dan rasio

leverage. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan sembilan variabel

independen yaitu usia debitur, jenis kelamin debitur, lama usaha, tujuan pinjaman,

jangka waktu pinjaman, skor kredit, omzet usaha, rasio leverage, dan jumlah

pinjaman untuk diuji pengaruhnya terhadap keputusan pemberian kredit.

Pada penelitian ini menggunakan data atau informasi terkait pengajuan kredit

UMKM yang ada pada platform Koinworks. Dipilihnya Koinworks dikarenakan

sudah banyak UMKM yang berhasil memperoleh kredit untuk pengembangan

usahanya dan menjadi salah satu pelopor investasi Peer to Peer Lending Fintech di

Indonesia.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti memilih judul penelitian

sebagai berikut : “Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan

Pemberian Kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada

Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending (Studi Kasus pada Koinworks

Financial Technology 2019)”.

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari, frasa kredit bukanlah merupakan suatu kata

yang asing di telinga masyarakat. Arti kata kredit sesungguhnya berasal dari bahasa

Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Menurut UU No.

10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan

atau pembagian hasil keuntungan.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

UMKM

Dalam aktivitas perekonomian, pada umumnya kredit banyak digunakan oleh

para pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha tersebut adalah UMKM. Berdasarkan

UU No. 20 tahun 2008, UMKM adalah perusahaan-perusahaan dengan jumlah

kekayaan, pendapatan dan kepemilikan dengan aturan-aturan tertentu. Adapun

menurut BPS (Badan Pusat Statistik) mendefinisikan UMKM berdasarkan aspek

lainnya, yaitu kuantitas tenaga kerja pada setiap unit usaha. Usaha kecil merupakan

usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang

sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja

20 orang sampai dengan 99 orang.

Peer to Peer Lending

Menurut Tampubolon (2019), Peer to Peer Lending merupakan istilah dari

sebuah platform teknologi yang mempertemukan peminjam yang membutuhkan

modal usaha dengan pemberi pinjaman secara digital. Peer to Peer Lending

memberikan harapan akan adanya return yang kompetitif walaupun dengan modal

kecil bagi setiap pemberi pinjaman. Platform pinjaman Peer to Peer Lending

menawarkan kepada peminjam suku bunga yang lebih rendah daripada yang

biasanya ditawarkan oleh bank. Selain itu, keunggulan lainnya adalah bahwa Peer

to Peer Lending lebih fleksibel, lebih cepat, dan transaparan daripada jenis

pembiayaan secara konvensional melalui bank.

Pengaruh Usia Debitur terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM

dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Faktor demografi adalah faktor yang melekat pada diri seseorang dan

membedakan antara individu satu dengan individu lainnya yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti usia, status pendidikan, dan pendapatan. Dalam penelitian

ini menggunakan usia sebagai salah satu soft factor dalam penentuan keputusan

pemberian kredit oleh kreditur. Menurut pendekatan psikologis, semakin tinggi usia

seseorang maka pengalaman hidupnya semakin bertambah sehingga menjadikan

dirinya lebih bijak dalam menentukan sikap, misalnya dalam memenuhi kewajiban

kredit. Hasil penelitian Pope dan Sydnor (2011) dan Rachmawati (2012)

menunjukkan bahwa usia debitur memiliki dampak pada kesediaan dari para

pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H1 : Usia debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi

UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Jenis Kelamin Debitur terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi

UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Program for Eastern Indonesia SME Assistence (2008) mengungkap hasil

penelitian bahwa pihak bank tidak mempertimbangkan perempuan sebagai sasaran

utama kredit dikarenakan memiliki pengalaman usaha yang rendah. Meskipun jenis

kelamin secara eksplisit tidak menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam

keputusan pemberian kredit, namun bukan berarti faktor ini diabaikan. Peneliti

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

memasukkan jenis kelamin debitur dikarenakan dapat menjadi soft factor dalam

pertimbangan kreditur untuk menentukan keputusan kredit. Hasil penelitian Zhang

(2017) dan Gavurova (2018) menunjukkan bahwa jenis kelamin debitur memiliki

dampak pada kesediaan dari para pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H2 : Jenis kelamin debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit

bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Lama Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM

dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Lama usaha merupakan waktu sejak didirikan sampai dengan penelitian ini

dilakukan. Umumnya, semakin lama usaha, maka akan semakin andal dalam

mengelola usahanya. Menurut Wicaksono (2011), lama usaha dapat memengaruhi

tingkat pendapatan yang artinya lama seorang pelaku bisnis menekuni usahanya

akan berpengaruh terhadap produktivitasnya karena mampu menekan biaya

produksi. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka hal tersebut dapat

menentukan kemampuan dalam membayar angsuran kredit. Hasil penelitian Yuana

(2015) dan Novitasari (2015) menunjukkan bahwa lama usaha memiliki pengaruh

terhadap keputusan kredit secara positif. Artinya, semakin lama waktu debitur

dalam mengelola usahanya maka akan lebih berpeluang untuk kreditnya dapat

diterima.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H3 : Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi

UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Tujuan Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi

UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Tujuan pinjaman merujuk pada alasan mengapa debitur perlu untuk

melakukan kredit. Bagi suatu usaha, umumnya kredit dipilih untuk membiayai

kebutuhan operasional bisnis. Tujuan pinjaman menjadi salah satu pertimbangan

penting bagi kreditur untuk melihat apakah penggunaan pinjaman yang diberikan

nanti diperuntukkan dengan baik dan bijak. Hasil penelitian Andini (2017) dan

Baransika (2011) menunjukkan bahwa tujuan pinjaman memiliki pengaruh

terhadap keputusan kredit secara positif. Artinya, semakin jelas tujuan pinjaman

maka kesuksesan untuk kreditnya berhasil terdanai juga akan semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H4 : Tujuan pinjaman berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit

bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Jangka Waktu Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit

bagi UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

Jangka waktu pinjaman merupakan rentang waktu yang dibutuhkan debitur

untuk dapat mengembalikan kredit. Jangka waktu pinjaman menjadi salah satu

faktor penting dalam pengambilan keputusan kredit dikarenakan merupakan

cerminan dari adanya risiko terhadap kredit tersebut. Semakin lama jangka waktu

kredit, maka tingkat risiko juga semakin besar begitupun sebaliknya. Secara umum,

UMKM seringkali tidak memiliki cadangan kas yang besar dan rentan terhadap

guncangan keuangan mendadak seperti kebangkrutan atau gagal bayar. Dalam

jangka panjang, ketidakpastian ini menjadi risiko bagi para kreditur karena dapat

memperbesar kemungkinan gagal bayar. Hasil penelitian Andriansyah dan Winarno

(2019) dan Gavurova (2018) menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman memiliki

pengaruh terhadap keputusan kredit bagi UMKM dengan arah yang negatif.

Artinya, semakin lama jangka waktu pinjaman maka kesuksesan untuk kreditnya

berhasil terdanai akan semakin kecil.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H5 : Jangka waktu pinjaman berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian

kredit bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Skor Kredit terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM

dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Kemampuan suatu usaha dalam melunasi pinjamannya menjadi faktor

penting dalam pemberian kredit. Dalam melihat kemampuan tersebut, umumnya

kreditur akan memperhatikan penilaian terhadap skor kredit. Skor kredit merupakan

sebuah sistem penilaian sebagai penentuan layak atau tidaknya debitur untuk

memperoleh pinjaman (Aristanti, 2019). Dalam penilaian kredit, semakin tinggi

skor kredit maka semakin besar kemungkinan seseorang tersebut dalam membayar

kredit. Pemahaman akan skor kredit menjadi hal yang penting karena tidak ada

kreditur yang ingin dirugikan dengan alasan debitur tidak mampu membayar

kembali uang yang dipinjamkan. Hasil penelitian Hapsari (2017) dan Zhang (2017)

menunjukkan bahwa skor kredit memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit bagi UMKM dengan arah yang positif. Artinya, semakin tinggi skor kredit

maka kesuksesan untuk kreditnya berhasail terdanai juga akan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H6 : Skor kredit berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi

UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Omzet Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM

dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Omzet usaha merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan usaha. Dalam aktivitas kredit, jumlah omzet yang diperoleh

debitur merupakan faktor capital dalam menilai kelayakan kredit. Omzet usaha

dapat menggambarkan apakah usaha telah berjalan baik atau tidak. Faktor ini dapat

menunjukkan tanda-tanda positif dalam memengaruhi keputusan pemberian kredit.

Artinya, semakin besar omzet yang diperoleh maka penghasilan bersih juga akan

semakin besar sehingga kemampuan usaha dalam membayar kredit akan semakin

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

baik. Hasil penelitian Raysharie (2011) dan Novitasari (2015) menunjukkan bahwa

omzet usaha memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian kredit bagi UMKM

dengan arah yang positif. Semakin besar omzet usaha, maka kecenderungan

kreditnya akan diterima juga semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H7 : Omzet usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi

UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Rasio Leverage terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi

UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi

penggunaan utang dalam membiayai investasi. Semakin tinggi jumlah utang

perusahaan, maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung dan return

yang harus dibayarkan. Dalam penelitian ini menggunakan debt to equity ratio

(DER) sebagai alat untuk menghitung rasio leverage. Bertambah besarnya DER

mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi karena perusahaan yang

operasinya bergantung pada utang berkewajiban untuk membayar bunga yang

tinggi sehingga kreditur cenderung menghindari untuk memberikan pendanaan.

Hasil penelitian Matondang (2018) dan Nurdiwaty & Faisol (2017) menunjukkan

bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

bagi UMKM dengan arah yang negatif. Artinya, semakin rendah debt to equity ratio

maka semakin besar kemungkinan permohonan kredit dikabulkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H8 : Rasio leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian kredit bagi

UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi

UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending

Jumlah pinjaman merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan oleh calon

debitur dalam aktivitas kredit. Jumlah pinjaman yang diajukan oleh UMKM

memberikan sinyal kepada kreditur terkait dengan kesuksesan pinjaman.

Umumnya, pinjaman dengan jumlah yang tinggi akan cenderung berisiko daripada

pinjaman dengan jumlah yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan semakin besar

jumlah pinjaman yang diajukan maka semakin pula biaya yang dikeluarkan oleh

debitur untuk melunasinya. Hasil penelitian Mollenkamp (2017) dan Andriansyah

dan Winarno (2019) menunjukkan bahwa jumlah pinjaman memiliki pengaruh

negatif terhadap keputusan pemberian kredit bagi UMKM. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin besar jumlah pinjaman yang diminta oleh debitur, maka semakin

besar pula biaya yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman secara tuntas sehingga

probabilitas terjadinya gagal bayar akan semakin meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

H9 : Jumlah pinjaman berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian kredit

bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian

hipotesis. Menurut Suyanto (2015:56), penelitian kuantitatif merupakan penelitian

yang menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk angka statistik. Pendekatan

kuantitatif dijadikan sebagai metode yang dipilih karena peneliti ingin

mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori, dan/atau hipotesis

yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki.

Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang mengajukan pinjaman

melalui platform Peer to Peer Lending. Sementara sampel yang dalam penelitian

ini adalah sebanyak 45 UMKM yang diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling pada website Koinworks. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi dan studi pustaka.

Dokumentasi digunakan untuk melakukan pencatatan dokumen yang berguna

untuk bahan analisis mengenai aspek pemberian kredit yang terdapat pada website

Koinworks. Sementara studi pustaka digunakan dengan menggali data dari berbagai

literatur yang berkaitan dengan penelitian melalui website Kementerian Koperasi

dan UMKM Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia.

Teknik analisis data yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Statistik deskriptif

digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian sementara analisis regresi

logistik digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan model yang mampu

menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penentu dalam pemberian kredit di

platform Peer to Peer Lending dengan data dependen yang bersifat biner atau

dikotomi.

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu keputusan pemberian kredit

bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending sedangkan variabel

independen dalam penelitian ini ada sembilan yaitu usia debitur, jenis kelamin

debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, skor kredit, omzet

usaha, rasio leverage, dan jumlah pinjaman.

Adapun persamaan struktural dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai

berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 +β8X8 + β9X9 +

µi

Keterangan :

Y = preferensi investor dalam menerima atau menolak kredit

β0 = konstanta

β1-β9 = koefisien regresi

X1 = Faktor usia debitur

X2 = Faktor jenis kelamin debitur

X3 = Faktor lama usaha

X4 = Faktor tujuan pinjaman

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

X5 = Faktor jangka waktu pinjaman

X6 = Faktor skor kredit

X7 = Faktor omzet usaha

X8 = Faktor rasio leverage

X9 = Faktor jumlah pinjaman

µi = error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif Berikut ini merupakan rekapitulasi data deskriptif untuk variabel yang

digunakan dalam penelitian :

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif

Mean Mode Std. Deviation Minimum Maksimum

Y 0.58 1 0.499 0 1

X1 33.73 29 6.344 23 50

X2 1.67 2 0.477 1 2

X3 5.04 2 3.030 1 14

X4 1.38 1 0.777 1 3

X5 20.93 24 5.370 6 24

X6 3.11 3 0.885 1 5

X7 1165320.305 2880000 1770142.466 13073.866 8835000

X8 388.8671 118.17 957.48454 1.14 4602.74

X9 466666.67 100000a 558818.762 15000 2500000

Berdasarkan tabel 1 di atas, dengan sampel sebanyak 45 UMKM diperoleh

kesimpulan bahwa keputusan kredit yang diterima (Y) berada pada angka 58% yang

berhasil didanai dan sisanya yaitu 42% merupakan pinjaman yang gagal didanai.

Usia debitur (X1) diketahui paling tua adalah berumur 50 tahun dan paling muda

berumur 23 tahun dengan laki-laki (2) sebagai jenis kelamin debitur (X2) yang

paling sering muncul dari data di atas. Data di atas juga menunjukkan bahwa rata-

rata lama usaha (X3) dari para debitur adalah 5,04 tahun. Angka 1 pada mode X4

menunjukkan bahwa inventory purchases menjadi tujuan pinjaman yang paling

dominan dan 6 bulan merupakan waktu pinjaman (X5) paling cepat. Skor kredit

(X6) dengan grade C (3) merupakan skor kredit yang sering muncul. Jumlah omzet

usaha (X7) pada data di atas berada pada angka Rp. 13.073.866 dengan rata-rata

rasio leverage (X8) berada pada angka 388,8671%. Jumlah pinjaman (X9) tertinggi

yang diajukan berdasarkan data di atas berada pada angka Rp. 2.500.000.000.

Uji Multikolinearitas Sebelum dilakukan uji regresi logistik atas data yang tersedia, peneliti

melakukan uji multikolinearitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan linear yang sangat kuat antar variabel independen atau tidak dengan

melihat nilai VIF (Variances Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari 10,

maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat antar variabel

independennya sehingga pengujian logistik tidak dapat dilakukan.

Adapun hasil dari nilai VIF di tiap variabel bebas yang ada pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Collinearity Statistics

VIF

Usia Debitur (X1) 1,366

Jenis Kelamin Debitur (X2) 1,198

Lama Usaha (X3) 1,434

Tujuan Pinjaman (X4) 1,188

Jangka Waktu Pinjaman (X5) 1,485

Skor Kredit (X6) 1,428

Omzet Usaha (X7) 1,384

Rasio Leverage (X8) 1,218

Jumlah Pinjaman (X9) 1,980

Dari kesembilan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

diketahui bahwa tidak ada yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hal ini dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang sangat kuat antar variabel bebasnya.

Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara

variabel independen, yaitu Usia Debitur (X1), Jenis Kelamin Debitur (X2), Lama

Usaha (X3), Tujuan Pinjaman (X4), Jangka Waktu Pinjaman (X5), Skor Kredit

(X6), Omzet Usaha (X7), Rasio Leverage (X8), dan Jumlah Pinjaman (X9)

terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pemberian Kredit (Y) dengan

menggunakan aplikasi program IBM SPSS Statistics 24. Adapun model regresi

yang didapat akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistik

Variabel Koefisien Signifikansi Odds Ratio

X1 -0,062 0,590 0,940

X2 2,196 0,050 8,987

X3 0,150 0,482 1,162

X4 1,113 0,183 3,044

X5 -0,040 0,755 0,961

X6 1,701 0,045 5,478

X7 0,000 0,021 1,000

X8 0,000 0,677 1,000

X9 0,000 0,016 1,000

Konstanta -6,915 0,178 0,001

Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi yang didapat ialah sebagai

berikut :

Y = - 6,915 – 0,062X1 + 2,196X2 + 0,150X3 + 1,113X4 – 0,040X5 + 1,701X6 +

0,000X7- 0,000X8 + 0,000X9 + ℮

Pengujian Hipotesis

Suatu hipotesis akan diterima jika nilai signifikansinya (p-value) lebih kecil

daripada alpha 5%. Berdasarkan data pada Tabel 3 maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

1. Variabel usia debitur menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,590.

Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-1 ditolak.

2. Variabel jenis kelamin debitur menunjukkan nilai signifikansi sebesar

0,050. Berdasarkan nilai signifikansi yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 5%

dan memiliki koefisien atau arah yang positif, maka hipotesis ke-2 diterima.

3. Variabel lama usaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,482.

Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-3 ditolak.

4. Variabel tujuan pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,183.

Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-4 ditolak.

5. Variabel jangka waktu pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar

0,755. Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-5 ditolak.

6. Variabel skor kredit menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,045.

Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% dan memiliki koefisien

atau arah yang positif, maka hipotesis ke-6 ditolak.

7. Variabel omzet usaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,021.

Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% dan memiliki koefisien

atau arah yang positif, maka hipotesis ke-7 ditolak.

8. Variabel rasio leverage menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,677.

Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-8 ditolak.

9. Variabel jumlah pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,016.

Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% namun memiliki

koefisien atau arah yang negatif, maka hipotesis ke-9 ditolak.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik mengenai keputusan pemberian

kredit pada platform Peer to Peer Lending menunjukkan bahwa variabel yang

berpengaruh terhadap keputusan kredit adalah jenis kelamin debitur, skor kredit,

omzet usaha, dan jumlah pinjaman sedangkan variabel yang tidak berpengaruh

adalah usia debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan rasio

leverage.

Usia Debitur (X1)

Variabel usia debitur memiliki nilai signifikansi sebesar 0,590. Hasil ini

menunjukkan bahwa usia debitur tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pemberian kredit. Tidak adanya pengaruh usia debitur terhadap keputusan

pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan pada sampel data

penelitian, usia debitur berada pada rentang angka 20 hingga 50 tahun. Rentang usia

tersebut menurut pendekatan psikologis dianggap telah memiliki pola pikir yang

dewasa sehingga telah mampu memahami prosedur peminjaman serta mengenai

risiko yang akan dihadapi dalam melakukan pinjaman.

Jenis Kelamin Debitur (X2)

Variabel jenis kelamin debitur memiliki nilai signifikansi sebesar 0,05. Hasil

ini menunjukkan bahwa jenis kelamin debitur memiliki pengaruh terhadap

keputusan pemberian kredit secara signifikan. Nilai odds ratio variabel ini adalah

sebesar 8,987 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya pengajuan

kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang pemiliknya berjenis

kelamin laki-laki lebih besar 8,987 kali lipat daripada pemilik yang berjenis

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

kelamin perempuan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa jenis kelamin masih

menjadi perhatian para kreditur dikarenakan adanya perbedaan dalam pengalaman

usaha. Umumnya, pengusaha perempuan masih dianggap memiliki kemampuan

usaha yang lebih rendah daripada laki-laki berdasarkan pengalaman yang ada

sehingga kreditur lebih menaruh kepercayaan kepada debitur laki-laki untuk

diberikan kredit.

Lama Usaha (X3)

Variabel lama usaha memiliki nilai signifikansi sebesar 0,482. Hasil ini

menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh lama usaha terhadap keputusan

pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan tidak selamanya lama

usaha berpengaruh terhadap terwujudnya manajemen usaha yang baik. Lamanya

usaha tidak menjamin bahwa usaha tersebut akan memperoleh pendapatan yang

lebih tinggi jika tidak mengikuti perkembangan jaman. Artinya, suatu usaha harus

selalu melakukan inovasi terhadap kegiatan operasional bisnisnya demi

memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai sumber utama dalam membayar

pinjaman kepada kreditur.

Tujuan Pinjaman (X4)

Variabel tujuan pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,183. Hasil ini

menunjukkan bahwa tujuan pinjaman tidak berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh tujuan pinjaman

terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan

semua tujuan pinjaman yang ada pada sampel penelitian masih terkait dengan

aktivitas operasional perusahaan. Adapun tujuan pinjaman yang ada dipergunakan

untuk kepentingan inventory purchase, business expansion, dan cash flow. Hal ini

yang menyebabkan kreditur masih mau untuk memberikan pinjaman dan tujuan

pinjaman bukan menjadi preferensi kreditur untuk memberikan pinjamannya.

Jangka Waktu Pinjaman (X5)

Variabel jangka waktu pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,755.

Hasil ini menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman tidak berpengaruh terhadap

keputusan pemberian kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh jangka waktu

pinjaman terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending

dikarenakan tiap kreditur memiliki pola perilakunya masing-masing. Ada sebagian

kreditur yang menyukai jangka waktu pinjaman yang cepat dikarenakan ingin

memperoleh imbal hasil yang lebih cepat juga, namun sebagian krediturnya lebih

menyukai jangka waktu pinjaman yang lebih lama karena ingin memaksimalkan

efek compounding dan meminimalisir risiko. Oleh karena itu, hal ini

menggambarkan bahwa tidak ada yang dominan antara jangka waktu pinjaman

yang cepat atau lebih lama karena itu semua bergantung pada kebutuhan investor.

Skor Kredit (X6)

Variabel skor kredit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,045. Hasil ini

menunjukkan bahwa skor kredit berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel ini

adalah sebesar 5,478 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang memiliki skor

kredit lebih besar yaitu 5,478 kali lipat daripada UMKM yang memiliki skor kredit

lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi skor kredit

debitur maka semakin besar pula kreditnya dapat diterima. Hal ini dikarenakan skor

kredit yang besar menunjukkan kemampuan debitur dalam melunasi pinjaman yang

juga semakin besar.

Omzet Usaha (X7)

Variabel omzet usaha memiliki nilai signifikansi sebesar 0,021. Hasil ini

menunjukkan bahwa omzet usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel

ini adalah sebesar 1,000 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya

pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang memiliki omzet

usaha lebih besar yaitu 1,000 kali lipat daripada UMKM yang memiliki omzet

usaha lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi

omzet usaha yang diperoleh debitur, maka semakin besar pula kreditnya dapat

diterima. Hal ini dikarenakan omzet usaha yang tinggi mengindikasikan

kemungkinan perolehan laba yang juga tinggi sehingga hal tersebut dapat menjamin

debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasio Leverage (X8)

Variabel rasio leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,677. Hasil ini

menunjukkan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit secara signifikan. Secara umum, rasio leverage yang rendah

dinilai memiliki probabilitas gagal bayar yang rendah. Artinya, semakin sedikit

utang yang dimiliki, maka kesuksesan kreditnya akan diterima. Namun usaha yang

memiliki rasio leverage tinggi tidak selamanya juga memiliki probabilitas gagal

bayar yang tinggi juga. Hal ini dikarenakan jika suatu usaha memiliki kapasitas

utang yang tinggi namun digunakan untuk kelangsungan operasi bisnis, maka usaha

tersebut akan mampu mencapai profitabilitas sebagai sumber utama dalam

pelunasan kredit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini rasio leverage tidak

berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit.

Jumlah Pinjaman (X9)

Variabel jumlah pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,016. Hasil ini

menunjukkan bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel

ini adalah sebesar 1,000 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya

pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang mengajukan

jumlah pinjaman lebih tinggi yaitu 1,000 kali lipat daripada UMKM yang

mengajukan pinjaman lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa

semakin besar jumlah pinjaman yang diajukan, maka semakin besar pula kreditnya

dapat diterima. Hal ini dikarenakan perilaku kreditur pada saat ini cenderung

menyukai jumlah pendanaan yang besar untuk memperoleh kesempatan dalam

memperoleh keuntungan yang lebih besar di kemudian hari.

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini ditujukan untuk menguji hubungan antara usia debitur, jenis

kelamin debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, skor kredit,

omzet usaha, rasio leverage, dan jumlah pinjaman terhadap keputusan pemberian

kredit pada Peer to Peer Lending. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 45

UMKM yang mengajukan pinjaman pada website Koinworks dalam kurun waktu

September – Oktober 2019.

Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis kelamin debitur,

skor kredit, omzet usaha, dan jumlah pinjaman merupakan faktor penentu dalam

keputusan pemberian kredit, sedangkan usia debitur, lama usaha, tujuan pinjaman,

jangka waktu pinjaman, dan rasio leverage bukan merupakan faktor penentu dari

keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending di Indonesia. Informasi

yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian

berikutnya dan bagi pihak debitur bisa menjadi bahan pertimbangan dalam

mengajukan pinjaman pada Peer to Peer Lending agar pinjamannya dapat sukses

terdanai.

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini tidak terlpeas dari adanya

keterbatasan diantaranya, peneliti hanya memfokuskan pada variabel-variabel yang

terdapat pada informasi usaha yang terdapat di website koinworks.com. Dalam

penelitian ini juga dilakukan hanya dalam kurun waktu yang singkat yaitu dua bulan

saja dan pada satu perusahaan penyedia jasa Peer to Peer Lending.

Bagi penelitan selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan pengujian

terhadap faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan pemberian kredit

pada Peer to Peer Lending, seperti ukuran usaha, debt to income ratio, dan

frekuensi pengajuan pinjaman. Disamping itu, menambah rentan waktu penelitian

sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan representatif.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Gita. (2017). Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan Pemberian Kredit

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Lembaga Keuangan Mikro

Peer to Peer Lending. Skripsi. Diakses dari repository.uinjkt.ac.id.

Andriansyah, Wibi dan Agung Winarno. (2019). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kesuksesan Pinjaman UMKM melalui Peer-to-Peer Lending

pada LendingClub. Jurnal Ilmiah. Diakses dari journal2.um.ac.id.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2016). Warta KUMKM. Jakarta,

DKI: Penulis. Diakses dari https://www.bappenas.go.id

Baransika, N. (2011). "Does Gender Affect Investors’ Appetite for Risk? Evidence

from Peer-to-Peer Lending" DIW Berlin Discussion Paper No. 1125 Available

at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1858719.

Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Perkreditan. Bandung: Alfabeta.

Gavurova, Beata. (2018). Determinants of Succesful Loan Aplication at Peer-to-

Peer Lending Market. Diakses 15 Januari 2019, dari researchgate.net

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19. Edisi ke 5. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hapsari, Suci Fatikah. (2017). Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan

Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Lembaga

Pembiayaan Islamic Peer to Peer Lending. Skripsi. Diakses dari

repository.uinjkt.ac.id

Kementerian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam

Pengembangan UMKM. Jakarta, DKI: Penulis. Diakses dari

http://bppp.kemendag.go.id/

Kumalaningsih, Sri. (2012). Metodologi Penelitian : Kupas Tuntas Cara Mencapai

Tujuan. Malang: UB Press.

Matondang, Abdul Wahab. (2018). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi

Non Akuntansi terhadap Pengambilan Keputusan Kredit. Jurnal Studi Akuntansi

dan Keuangan, Volume 2 Nomor 1 2018, hal. 15-26.

Meng, Fanlu. (2016). What are the Determinants of Lending Decision for Chinese

Peer to Peer Lending?. Jurnal Ilmiah. Diakses dari researchgate.net

Mollenkamp, Nilas. (2017). Determinants of Loan Performance in P2P Lending.

Jurnal Ilmiah. Diakes dari essay.utwente.nl

Munawaroh. (2012). Metodologi Penelitian. Malang: Intimedia.

Manurung, Adler. (2008). Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Peringkat

Obligasi. Skripsi. Diakses 17 Oktober 2019, dari

www.financialbisnis.com/Data2/Riset

Nisa, Chaerani. (2016). Analisis Dampak Kebijakan Penyaluran Kredit kepada

UMKM terhadap Pertumbuhan Pembiayaan UMKM oleh Perbankan. Diakses

dari https://ojs.uph.edu

Novitasari, Adeerma. (2015). Analisis Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

Modal Kerja (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Kantor Cabang

Martadinata Malang). Skripsi.

Nurdiwaty, D. & Faisol. (2017). Analisis Financing to Deposit Ratio, Debt to

Equity Ratio, Return on Equity, dan Quick Ratio terhadap Pembiayaan

Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi &

Ekonomi FE UN PGRI Kediri 2 (2).

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN …

Pope, D and Sydnor, J. (2011) "What “s in a picture? Evidence from Prosper.com",

Journal of Human Resources, vol. 46, no.1, pp. 53-92 Prenada Media Grup.

Program For Eastern Indonesia SME Assisten. (2008). Akses ke pendanaan bagi

perempuan pengusaha di Indonesia. Ringkasan Eksekutif.

Puspita, Dinna & Nurdin. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan

Keputusan Pemberian Kredit UMKM pada Lembaga Keuangan Mikro Peer to

Peer Lending (Studi Kasus pada Koinworks dan Gandengtangan Financial

Technology Tahun 2017). Jurnal Ilmiah. Diakses dari karyailmiahunisba.ac.id

Riadi, Edi. (2016). Statistik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Rijanto, Erwin. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.

Siregar, Syofian. (2017). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif:

Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Sofyan, Syaakir. (2017). Peran UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

dalam Perekonomian Indonesia. Bilancia, Vol. 11 No. 1, Januari-Juni 2017.

Diakses pada 27 Oktober 2019.

Subagyo, Ahmad. (2015). Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Cet. Ke-8. Hal. 137.

Suharjo, Bambang. (2013). Statistika Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan

SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumodiningrat. (2015). Menuju Ekonomi Berdikari Pemberdayaan UMKM.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Supranto, J. (2009). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Suprapto, Haddy. (2017). Metodologi Penelitian untuk Karya Ilmiah. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Suyanto & Asep Jihad. (2016). Betapa Mudah Menyusun Tulisan Ilmiah. Jakarta:

Esensi.

Tampubolon, Heryucha Romanna. (2019). Seluk-Beluk Peer to Peer Lending

sebagai Wujud Baru Keuangan di Indonesia. Jurnal Bina Mulia Hukum, 3, 193.

Diakses dari jurnal.fh.unpad.ac.id

Tjondro, E. & Basuki. 2012. Studi Tentang Political Tie, Pengaruhnya terhadap

Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

14(2).

Wicaksono, Rezal. (2011). “Analisis Pengaruh PDB Sektor Industri, Upah Riil,

Suku Bunga Riil, dan Jumlah Unit usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

pada Industri Pengolahan Sedang dan Besar di Indonesia tahun 1990-2008”.

Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yuana, Pusvita. (2015). Analisis Variabel yang Mempengaruhi Keputusan

Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil (UMK) Program Kemitraan PT

Telekomunikasi Indonesia. Skripsi.

Yusuf, A. Muri. (2015). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.

Zhang, Yuejin, et. al. (2017). Determinants of Loan Funded Successful in Online

P2P Lending. Jurnal Ilmiah. Diakses dari researchgate.net