analisis efisiensi bank pembiayaan rakyat syariah …

92
ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2016-2019 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: FAJAR ABIYYU ASSA OETOMO NIM: 1113085000073 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

(BPRS) DI INDONESIA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)

PERIODE 2016-2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

FAJAR ABIYYU ASSA OETOMO

NIM: 1113085000073

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020

Page 2: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

ii

Lembar Pengesahan Skripsi

Page 3: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

iii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Page 4: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

iv

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Page 5: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

v

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Page 6: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Fajar Abiyyu Assa Oetomo

Alamat : Jalan Sirsak , Gg. H. Usman RT 02/ RW 04

No. 14 Kel. Ciganjur Kec. Jagakarsa, Kota

Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta , 12630

Telepon : 0818-0498-0568

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1995

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

B. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun

Masuk

Tahun

Keluar

SD SDN Cilandak Timur 08 Pg Jakarta Selatan 2001 2007

SMP SMPN 107 Jakarta Jakarta Selatan 2007 2010

SMA SMAN 97 Jakarta Tangerang

Selatan 2010 2013

S1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Tangerang

Selatan 2013 2020

C. PENDIDIKAN INFORMAL

Lembaga Jenis Pelatihan Lokasi Tahun Pelatihan

Komunitas

Motivasi

Pemuda

Indonesia

Gebyar Provocation Training UI Depok 2010

Page 7: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

vii

D. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/ Institusi Tahun

Ketua Biro Eksteral LiSEnSi UIN Jakarta 2016-2017

Ketua Bidang III HMJ Perbankan Syariah FEB UIN Jakarta 2014-2015

Pratama Putra Pramuka SMPN 107 Jakarta 2008

Sekretaris Senat Mahasiswa FEB UIN Jakarta 2015-2016

Anggota ROHIS SMAN 97 Jakarta 2010-2013

Anggota PMII KOMFEIS UIN Jakarta 2014-2017

E. SOFTSKILLS

o Microsoft Office (Word, Excel Access dan Powerpoint)

o Design Grafis (Adobe Photoshop)

o Bahasa (English dan Indonesia)

F. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

Nama : Utomo

Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 16 Desember 1966

Pendidikan Terakhir : SMA

2. Ibu

Ibu : Purwati

Tempat, Tanggal Lahir : Pacitan, 26 Januari 1974

Pendidikan Terakhir : SMP

Page 8: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

viii

ABSTRACT

This study was aimed to measure the rural bank condensed (BPRS) efficiency level

in Indonesia during 2016-2019 using Data Envelopment Analysis (DEA) method

based on VRS assumption and using non parametric approach. This study was also

to identify factors that increase the efficiency level using the variables that used in

this research. The study used all the BPRS in Indonesia during the period 2016-

2019 in the first until the fourth quartal as the population and also for the sample

itself.

Keywords: Data Envelopment Analysis, Efficiency, BPRS

Page 9: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

ix

ABSTRAK

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia selama periode 2016-2019 dengan

menggunakan metode Data Envelopment Analysis berdasarkan asumsi VRS

dengan menggunakan pendekatan non parametrik. Penelitian ini juga bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat efisiensi dari variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan

seluruh BPRS di Indonesia selama periode 2016-2019 pada kuartal pertama hingga

kuartal keempat sebagai populasi dan sampelnya.

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis (DEA), Efficiency, Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS)

Page 10: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan segala

nikmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) di Indonesia dengan Menggunakan metode Data Envelopment Analysis

(DEA) Periode 2016-2019” dengan baik. Shalawat serta salam peneliti haturkan

kepada Nabi Muhammad salllallahu alaihi wassalam yang telah membawa cahaya

dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang terutama dengan adanya ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan, bantuan dan semangat

serta doa dari semua orang di sekeliling peneliti selama proses penyelesaian skripsi

ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, mendukung

peneliti baik secara material maupun nonmaterial, lahiriah maupun batiniah

serta selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP.,CRMP selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengizinkan peneliti melakukan

penelitian ini.

Page 11: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xi

3. Ibu Aini Masruroh, S.E.i., M.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, saran, ilmu dan bimbingan serta meluangkan waktunya

dalam proses penyelesaian penelitian skripsi hingga skripsi ini selesai.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. selaku Ketua Jurusan Perbankan

Syariah dan Ibu Yuke Rahmawati, MA. selaku Sekretaris Jurusan

Perbankan Syariah yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam

membantu peneliti selama perkuliahan ini.

5. Bapak Ade Suherlan, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan serta bimbingan baik dari aspek keilmuan maupun

keorganisasian yang sangat berarti sejak awal masuk perkuliahan sampai

penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi peneliti selama perkuliahan.

7. Seluruh jajaran karyawan dan staff di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah melayani dan membantu peneliti selama perkuliahan.

8. Saudara-saudaraku, Zulfikar Abdi Assa Oetomo, Mardikolan Shafly Assa

Oetomo, dan Fairuz Hati Assa Oetomo yang selalu memberikan dukungan

dan doa kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Perbankan Syariah 2013 kelas A dan B, atas kebersamaan

mulai dari belajar bersama, ujian bersama, diskusi bersama hingga

mengerjakan skripsi bersama.

Page 12: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xii

10. Kakak-kakak senior Perbankan Syariah 2012, atas bimbingan ilmu dan

pengalaman kehidupan di kampus dari awal pertama kali OPAK hingga

penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan di dalam HMJ Perbankan Syariah 2013 yang

memberikan pengalaman yang luar biasa yang tidak bisa peneliti dapatkan

sendirian.

12. Rekan-rekan SEMA FEB UIN Jakarta atas kesempatannya walau masih

banyak kekurangan dalam menyelesaikan amanah yang diberikan, semoga

sukses selalu di antara kita.

13. Teman-teman LiSEnSi 2013, yang selalu memberikan banyak pembelajaran

terkait keilmuan, berorganisasi, pengalaman hidup, kekompakan, serta suka

duka selama menjabat di organisasi hingga penyelesaian skripsi ini.

14. KKN Muncul 236 2016, Ibu Yeni Ratna Yuningsih, S.Ag., MA., Ph.D.,

Hexa, Maulida Putri, Syifa, Ummu, Opi, Fanny, Athar, Abdur, Pongki, dan

Saniman atas pengabdian selama 1 bulan yang telah kita laksanakan bersama.

tanpa KKN ini, peneliti tidak akan bisa menjalankan sidang skripsi.

15. Erna Putri Lestari yang tak bosan-bosannya mengingatkan dan membantu

pengolahan data DEA demi terselesainya penelitian ini.

16. M. Samsul Arifin dan Faris Rahman Satria, teman seperjuangan dalam

menyelesaikan penelitian ini.

17. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti baik selama masa

perkuliahan sampai pengerjaan skripsi yang tidak dapat peneliti sebut satu

persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.

Page 13: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xiii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki peneliti. Oleh sebab

itu, peneliti mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Maret 2020

Fajar Abiyyu Assa Oetomo

Page 14: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xiv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi................................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ................................................................ xvii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

C. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 11

Page 15: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xv

B. Keterkaitan Hubungan Variabel Input dan Output .................................... 23

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 24

D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 27

E. Hipotesis ..................................................................................................... 28

BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 29

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 29

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 30

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 30

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31

E. Metode Analisis Data ................................................................................. 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 42

B. Data Penelitian ........................................................................................... 45

C. Hasil Analisis Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA) ........ 48

D. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................................... 55

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................................ 62

B. Rekomendasi .............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 70

Page 16: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2016 per kuartal (dalam Jutaan Rupiah) ... 45

Tabel 4. 2 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2017 per kuartal (dalam Jutaan Rupiah) ... 46

Tabel 4. 3 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2018 per kuartal (dalam Jutaan Rupiah) ... 47

Tabel 4. 4 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2019 per kuartal (dalam Jutaan Rupiah) ... 48

Tabel 4. 5 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2016 (%) .................. 49

Tabel 4. 6 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2017 (%) .................. 49

Tabel 4. 7 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal III tahun 2017 (Jutaan

Rupiah) .............................................................................................................................. 50

Tabel 4. 8 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2018 (%) .................. 51

Tabel 4. 9 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal II tahun 2018 (Jutaan

Rupiah) .............................................................................................................................. 52

Tabel 4. 10 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal III tahun 2018 (Jutaan

Rupiah) .............................................................................................................................. 53

Tabel 4. 11 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2019 (%) ................ 55

Tabel 4. 12 Nilai Rata-Rata Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2017 (Jutaan

Rupiah) .............................................................................................................................. 56

Tabel 4. 13 Nilai Rata-Rata Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun 2018 (Jutaan

Rupiah) .............................................................................................................................. 57

Page 17: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xvii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Penelitian ............................................................................ 27

Gambar 3. 1 Pengukuran Efisiensi dengan Menggunakan 1 Input dan 1 Output . 38

Page 18: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1: Perkembangan Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS di

Indonesia (2016-2019) ............................................................................................ 3

Grafik 1. 2 Perkembangan Perbandingan Total Asset antara BPRS dengan

Perbankan Syariah (2016-2019) .............................................................................. 4

Grafik 1. 3 Perkembangan Jumlah BPRS di Indonesia (2016-2019)...................... 5

Grafik 1. 4 Perkembangan Penyaluran Pembiayaan pada UMKM (2016-2019).... 6

Grafik 1. 5 Perkembangan Total Aset BPRS tahun 2016-2019 (dalam jutaan rupiah)

................................................................................................................................. 7

Grafik 1. 6 Perkembangan BOPO BPRS tahun 2016-2019 .................................... 8

Grafik 4. 1 Komposisi DPK BPRS dengan perkembangannya 43

Grafik 4. 2 Komposisi Pembiayaan BPRS dengan perkembangannya ................. 44

Grafik 4. 3 Perbandingan Efisiensi BPRS di Indonesia tahun 2017 ..................... 50

Grafik 4. 4 Perbandingan Efisiensi BPRS di Indonesia tahun 2018 ..................... 52

Page 19: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu organisasi, kinerja merupakan kemampuan yang dimiliki

dalam menerapkan strategi secara efektif untuk memastikan semua tujuan yang

ingin dicapai dapat diwujudkan. Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan

atau organisasi sudah menjalankan aktivitasnya dengan benar dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pengukuran kinerja. Dengan

diketahunya nilai kinerja suatu organisasi dapat mengetahuhi bagaimana

kinerja mereka jika dibandikan dengan targe sehinggat dapat melakukan

perbaikan. Salah satu kriteria pengukuran kinerja adalah efisiensi atau

prodktivitas yang mengealuasi hubungan antara input dan output (Anshori,

2009 : 32).

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

peranan penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu sebagai lembaga

intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan

kelebihan dananya tersebut di bank dengan pihak yang kekurangan dana

(defisit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi intermediasi ini akan

berjalan dengan baik apabila surplus unit dan defisit unit memiliki kepercayaan

terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi suatu perbankan akan

meningkatkan penggunaan dana. Dana yang telah dihimpun kemudian akan

disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif. Aktivitas

Page 20: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

2

produktif ini yang kemudian akan meningkatkan output dan lapangan

pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan

adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan layananjasa

keuangan yang berdasarkan syariat Islam yakni dengan prinsip bagi hasil, maka

pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

Perbankan syari’ah yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan

usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci

dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2009 tentang Bank

berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan tersebutlah yang dijadikan dasar

hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan lembaga

keuangan syariah yang pertama kali mendapatkan izin usaha setelah

dikeluarkannya Pakto 1988 tentang liberailasasi perbankan yang

memungkinkan bank-bank baru selain yang ada. BPRS menjadi pendorong

perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang diikuti dengan berdirinya

Bank Muammalat Indonesia. Disahkannya UU Nomor 10 tahun 1998 yang

merupakan amandemen dari UU Nomor 7 tahun 1992, memberikan landasan

hokum yang lebih kuat bagi keberadaan system perbankan syariah dan industry

perbankan syariah berkembang lebih cepat. Pada periode 1992 sampai dengan

1998, terdapat satu bank umum syariah dan 78 Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah yang telah beroperasi (Ansori, 2009: 32).

Page 21: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

3

Perkembangan BPRS dalam periode lima tahun terakhir ini mengalami

peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa BPRS memberikan andil dalam

pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memberikan dampak terhadap

kemajuan perekonomian terutama ekonomi skala kecil. Kondisi ini dibuktikan

dengan perkembangan aset, DPK (Dana Pihak Ketiga), dan penyaluran

pembiayaan pada tahun 2016-2019. BPRS sebagai salah satu lembaga

keuangan syariah yang mengalami peningkatan, memberikan gambaran

peluang dan potensi untuk terus dikembangakan. BPRS menjadi alternative

Lembaga keuangan konvensional terutama pada skala kecil dalam

mengembangkan sector real perekonomian pada pembiayaan usaha mikro,

kecil, dan menengah (UMKM). Perkembangan BPRS bisa dilihat pada gambar

berikut:

Grafik 1. 1: Perkembangan Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK)

BPRS di Indonesia tahun 2016-2019 (dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2019

9.157.801

10.840.375

12.361.734 12.409.824

6.662.556 7.763.951

9.084.467 9.396.942

5.823.964 6.987.280

8.134.938 8.135.985

-

4.000.000

8.000.000

12.000.000

16.000.000

2016 2017 2018 2019

Aset Pembiayaan DPK

Page 22: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

4

Grafik 1. 2: Perkembangan Perbandingan Total Asset antara BPRS dengan

Perbankan Syariah 2016-2019 (dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2019

BPRS sebagai lembaga intermediasi memiliki tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat

golongan ekonomi lemah. Lapisan ekonomi terkecil adalah usaha mikro, kecil,

dan menengah (UMKM). Pentingnya meningkatkan kinerja BPRS salah

satunya yaitu untuk memaksimalkan perannya sebagai salah satu sumber dana

bagi UMKM yang memiliki bagian besar dalam laju perekonomian bangsa.

UMKM menjadi prioritas bisnis bagi BPRS. UU Nomor 20 tahun 2008 tentang

UMKM, memberikan gambaran bahwa UMKM merupakan kegiatan usaha

yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi

secara luas kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan

berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional dan merupakan salah satu pilar

utama dalam perekonomian.

9.157.801 10.840.375 12.361.734 12.409.824

356.503.946

424.180.742 477.326.985 479.815.269

-

200.000.000

400.000.000

600.000.000

2016 2017 2018 2019

BPRS Perbankan Syariah

Page 23: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

5

Grafik 1. 3 Perkembangan Jumlah BPRS di Indonesia (2016-2019)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2019

Pengawasan dan pengukuran tingkat efisiensi kinerja pada BPRS perlu

dilakukan dengan dasar untuk menjaga dan menganalisis pengembangan peran

dan fungsi BPRS sebagai lembaga yang memberikan pelayanan pembiayaan

kepada usaha mikro, kecil dan menengah. Peningkatan efisiensi pada biaya

operasional akan meningkatkan profit dan peluang dalam persaingan. Hal ini

sesuai dengan kondisi BPRS yang banyak bersaing dengan lembaga keuangan

mikro lainnya. Peningkatan efisiensi kinerja pada BPRS pun akan menarik

nasabah dengan kualitas dan layanan yang ditawarkan. Kesadaran akan

pentingnya efisiensi dapat membantu para regulator untuk membuat peraturan

yang baik pada industri perbankan.

BPRS merupakan salah satu sumber dana untuk UMKM, berdasarkan

data statistik perbankan Syariah (SPS) per Maret 2019, pernyaluran

pembiayaan BPRS pada UMKM mencapai Rp 4,140 triliun. Jumlah ini selalu

meningkat setiap tahunnya. data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

166 167 167 165

453 441 495 496

-

100

200

300

400

500

600

2016 2017 2018 2019

Jumlah Unit Jumlah Kantor

Page 24: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

6

Grafik 1. 4 Perkembangan Penyaluran Pembiayaan pada UMKM 2016-2019

(dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2019

Data Envelopment Analysis menghitung nilai efisiensi untuk seluruh unit

bank-bank syariah. Data Envelopment Analysis merupakan prosedur yang

dirancang khusus untuk mengukur nilai efisiensi yang menggunakan banyak

input dan banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak

dapat dilakukan. Metode ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan

metode parametrik. Keuntungannya adalah kita dapat mengidentifikasi unit

yang digunakan sebagai referensi. (Firdaus & Hosssen, 2013:169)

Perkembangan BPRS juga dapat dilihat pula dari pertumbuhan total

aset atau aktiva yang dimiliki BPRS. Total aset lancar merupakan kumpulan

aktiva yang dimiliki oleh BPRS yang terdiri dari kas, penempatan pada BI,

penempatan pada bank lain, piutang murabahah, piutan istishna, piutang qardh,

ijarah, dan persediaan. Pertumbuhan aktiva selama periode penelitian yaitu

tahun 2016 sampai dengan 2019 cenderung mengalami peningkatan, berikut

disajikan pada gambar berikut

3.570.606

3.767.877

4.086.485 4.140.508

3.200.000

3.400.000

3.600.000

3.800.000

4.000.000

4.200.000

2016 2017 2018 2019

Page 25: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

7

Grafik 1. 5 Perkembangan Total Aset BPRS tahun 2016-2019 (dalam jutaan

rupiah)

Sumber: Bank Indonesia (SPS 2019)

Perkembangan BPRS juga bisa dilihat dari nilai BOPO (beban

operasional dan pendapatan nasional) sebagai penilaian efisiensi BPRS,

semakin kecil nilai BOPO maka BPRS tersebut lebih efisien secara produksi

karena mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar dengan biaya

atau beban yang lebih sedikit. Nilai BOPO diperoleh dengan

membandingkan nilai beban operasional dengan pendapatan nasional.

Berikut disajikan nilai BOPO pada BPRS selama periode penelitian 2016-

2019.

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

Q1

2016

Q2 Q3 Q4 Q1

2017

Q2 Q3 Q4 Q1

2018

Q2 Q3 Q4 Q1

2019

Q2 Q3

Page 26: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

8

Grafik 1. 6 Perkembangan BOPO BPRS tahun 2016-2019

Sumber: Bank Indonesia (SPS 2019)

Pada grafik 1.6 menunjukkan bahwa kinerja efisiensi BPRS cenderung

mengalami penurunan pada tahun 2016 sampai dengan 2018. BPRS

mengalami peningkatan kembali pada tahun 2018 hingga tahun 2019,

ditunjukkan dengan grafis yang cenderung mengalami kenaikan.

Efiensi bisa terukur dengan melihat tingkat input yang ada namun ingin

mendapatkan tingkat output yang optimcal, atau mendapatkan tingkat input

minimum dengan tingkat output tertentu. Proses identifikasi alokasi output dan

input dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisienan

(Hadad, 2003).

Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cerminan dari kualitas

kinerja yang baik. Semakin tinggi tingkat efisiensi, semakin baik kinerja bank.

Untuk menciptakan bank yang efisien maka bank tersebut harus memiliki skala

81,00%

82,00%

83,00%

84,00%

85,00%

86,00%

87,00%

88,00%

89,00%

90,00%

Q1

2016

Q2 Q3 Q4 Q1

2017

Q2 Q3 Q4 Q1

2018

Q2 Q3 Q4 Q1

2019

Q2 Q3

Page 27: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

9

usaha dan permodalan yang besar. Masalah efisiensi sangat sulit dicapai

dengan skala aset yang kecil karena kemampuan bank sangat terbatas.

Pendekatan yang lebih tepat dalam pengukuran efisiensi adalah dengan

menggunakan pendekatan frontier berupa analisa parametrik maupun non

parametrik. Hasil studi menunjukkan pengukuran efisiensi yang dilakukan

dengan non parametrik maupun parametrik akan menunjukkan hasil yang tidak

terlalu jauh berbeda dan relatif konsisten (Hartono dkk 2008: 53). Dalam

penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah non parametrik Data

Envelopment Analysis (DEA).

Mengingat pentingnya efisiensi dalam persaingan dunia perbankan

khususnya dalam BPRS yang masih belum banyak dilirik oleh nasabah di

Indonesia yang semakin ketat dan untuk mengetahu bagaimana tingkat

efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia, maka peneliti akan

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dengan Menggunakan Metode Data

Envelopment Analysis (DEA) Periode 2016-2019”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana tingkat efisiensi dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di

Indonesia pada periode 2016-2019?

2. Faktor-faktor apa yang mendukung efisiensi kinerja Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah di Indonesia pada periode 2016-2019?

Page 28: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

10

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di

Indonesia.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung tingkat efisiensi Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan

pengetahuan, dan diharapkan menjadi tambahan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

2. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi masukan dalam mengelola efisiensi kinerjanya.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

efisiensi BPRS di Indonesia secara umum.

Page 29: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian BPRS

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-Undang (UU)

Perbankan No. 7 tahun 1992 adalah Lembaga Keuangan Bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk depossito berjangka, tabungan,

dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan

dana sebagai usaha BPR. Sedangkan pada Undang-Undang Perbankan No.

10 tahun 1998, menyatakan bahwa BPR adalah Lembaga Keuangan Bank

yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah.

Pembagian lembaga keuangan lebih lanjut dijelaskan pada UU

Perbankan No. 7 tahun 1992 Bab III Pasal 1 “bank menurut jenisnya terdiri

dari: a) bank umum, b) bank perkreditan rakyat. Pelaksanaan BPR pada

kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip Syariah selanjutnya diatur pada

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 yang telah diubah dengan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan

Rakyat berdasarkan Prinsip Syariah. Oleh karena itu, dalam hal ini secara

teknis dapat diartikan bahwa BPR Syariah merupakan lembaga keuangan

sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-

prinsip syariah. Bentuk hukumnya dapat berupa: Perseroan Terbatas/ PT,

koperasi atau Perusahaan Daerah (Pasal 2 PBI No. 6/17/PBI/2004).

Undang-undang No. 21 tahun 2008 menyebutkan BPRS yaitu Bank Syariah

Page 30: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

12

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas dalam

pembayarannya. Pada UU Perbankan No. 7 tahun 1992 pada Bab III Pasal

13 butir c dinyatakan bahwa usaha Bank Perkreditan Rakyat yaitu :

menyediakan pembiayaan pembiayaan bagi nasabah berdasarkna prinsip

bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

pemerintah.

Kegiatan operasional BPRS kemudian dapat dijelaskan berdasarkan

Surat Keputusan Direktur BI No. 32/36/KEP/DIR/1999 pasal 27 yang

meliputi kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan kegiatan

lainnya yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan

Syariah Nasional. Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat tersebut

meliputi:

1. tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah;

2. deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah;

3. bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah atau mudharabah.

Kegiatan operasional BPRS kedua, yaitu melakukan penyaluran

dana kepada masyarakat melalui:

1. transaksi jual beli berdasarkan prinsip :

a. murabahah

b. ishtishna

c. ijarah

d. salam

e. jual beli lainnya.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

13

2. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip:

a. Mudharabah

b. Musyarakah

c. bagi hasil lainnya

3. pembiayan lainnya berdasarkan prinsip:

a. rahn

b. qardh

2. Efisiensi

a. Pengertian Efisiensi

Kegiatan-kegiatan dalam berorganisasi, orientasi pemikirannya dan

pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, yaitu bagaimana agar

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya itu dapat berhasil baik tanpa

terjadi pemborosan. (Syamsi, 2007:2).

Sementara menurut Acarya (2005) dalam Pohan (2015; 4) , konsep

efisiensi diawali dari konsep ekonomi mikro yaitu teori produsen dan

konsumen. Teori produsen cenderung untuk memaksimumkan keuntungan

dan meminimkan biaya, sedangkan teori konsumen cenderung untuk

memaksimalkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya.

Efisiensi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan

sebagai perhitungan rasio output (keluaran) dan atau input (masuk) atau

jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan.

(Muharam & Puvitasari, 2007:85).

Page 32: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

14

Sebuah model efisiensi yang tepat terbentuk dari input dan output.

Konsep-konsep yang digunakan dalam mendefinisikan hubungan input dan

output dalam tingkah laku dari sebuah lembaga keuangan pada metode

parametrik maupun non-parametrik (Hadad, 2003: 3).

Kemudian efisiensi menurut Hadad (2011: 3) dapat diartikan sebagai

nisbah atau rasio antara output dan input. Suatu perusahaan termasuk

industri perbankan dapat dikatakan efisien jika mampu menghasilkan output

lebih banyak dibandingkan input yang dikeluarkan atau menghasilkan

output yang sama dengan input yang dikeluarkan lebih sedikit (Hidayat,

2011:3).

Shone Rinald menyatakan bahwa efisiensi merupakan perbandingan

output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum

dengan sejumlah input yang berarti. Jika rasio output input tersebut bernilai

besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi, sehingga dapat dikatakan

bahwa efisiensi adalah penggunaan input yang terbaik dalam memproduksi

output. (Amirilla, 2014:143).

b. Konsep Efisiensi dalam Perspektif Islam

Dari sudut pandang ekonomi Islam, konsep efisiensi sejalan dengan

prinsip syariah yang bertujuan untuk mencapai dan menjaga terjadinya

Maqashid Syariah yaitu terpeliharanya al-maal (Sari & Suprayogi,

2015:677). Konsep efisiensi pada dasarnya adalah menghindari segala

bentuk pemborosan sebagaimana terkandung dalam surat Al-Israa’ ayat 26-

27:

Page 33: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

15

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan

syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Q.S.Al-Israa : 26-27)

Makna kata ‘boros’ pada ayat di atas berasal dari kata tabdzir yang

merupakan kata kerja (fi’il) dari kata sifat (isim) mubadzir yang oleh Imam

Syafi’I diartikan sebagai membelanjakan harta tidak pada jalannya. Lebih

lanjut dijelaskan oleh Mujtahid bahwa walaupun seluruh harta dihabiskan

untuk jalan yang benar, maka tidak dikategorikan sebagai mubadzir.

Sebaliknya, walaupun hanya segantang padi tapi digunakan untuk hal yang

tidak benar maka hal itu disebut dengan mubadzir. (Hamka, 2007:48)

Berdasarkan konsep yang dijelaskan di atas, maka konsep efisiensi

pada bank syariah merujuk pada keharusan daripada manajemen bank untuk

bisa mengelola pengeluaran untuk pos-pos penggerak biaya dengan cara

yang tepat guna dan benar, hemat, layak, dan wajar. (Sari & Suprayogi,

2015:678)

c. Konsep Efisiensi Perbankan

Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957) yang

merupakan tindak lanjut dari model yang diajukan oleh Debreu (1951) dan

Koopmans (1951). Farrel (1957) mengemukakan bahwa efisiensi

perusahaan atau bank terdiri dari dua komponen, yaitu (Abidin & Endri,

2009:22):

Page 34: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

16

1) Efisiensi Teknis

Efisiensi ini mencerminkan kemampuan untuk memproduksi output

semaksimal mungkin dari input yang ada. Efisien secara teknis bukan berarti

efisien dalam hal efisiensi harga atau alokatif.

2) Efisiensi Alokatif/ Harga

Allocative efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menggunakan input dalam proporsi yang optimal yang juga memasukkan

perhitungan biaya. Decision Making Unit (DMU) dianggap efisien alokatif,

jika DMU menghasilkan outputnya dengan biaya seminimal mungkin

dengan menggunakan minimal input.

3) Efisiensi Ekonomis

Kedua komponen efisiensi teknis dan alokatif kemudian

dikombinasikan untuk menghasilkan ukuran efisiensi total atau efisiensi

ekonomis (economic efficiency).

d. Teknik Pengukuran Efisiensi

Secara umum, ada dua pendekatan untuk mengukur tingkat efisiensi

perbankan yaitu pendekatan nisbah keuangan (financial ratio) dan

pendekatan operating research yaitu sebagai berikut (Hidayat, 2014:69-73):

1) Pendekatan Nisbah Keuangan (Financial Ratio)

Pendekatan ini mengukur tingkat efisiensi dengan merujuk pada

kinerja keungan, seperti: pengukuran Return On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE), dan Beban Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO).

Page 35: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

17

Secara lebih lanjut, ROA merupakan nisbah antara pendapatan dengan

aset. Teknik ini untuk mengukur tingkat pendapatan bank dalam kaitannya

dengan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh bank. Semakin

tinggi nilai ROA, maka bank terebut dapat dikatakan semakin efisien.

Sementara ROE merupakan nisbah antara pendapatan dengan modal

para pemegang saham. Teknik ini mengukur tingkat efisiensi bank dalam

kaitannya memperoleh keuntungan dari setiap unit modal para pemegang

saham. Semakin tinggi nilai ROE, berarti bank tersebut semakin efisien.

Kemudian, BOPO merupakan nisbah antara biaya operasi dengan

pendapatan operasi. Teknik ini untuk mengukur tingkat efisiensi bank

dengan cara mengukur jumlah pendapatan (income) dibandingkan dengan

jumlah biaya yang dikeluarkan bank. Semakin tinggi tingkat BOPO

bermakna bank tersebut semakin efisien. (Hidayat, 2014:69-70)

2) Pendekatan Operating Research

Pendekatan ini didasarkan pada frontier atau batasan. Pendekatan ini

semakin popular diterapkan untuk mengukur tingkat efisiensi, karena

frontier didasarkan pada perilaku institusi, dalam hal ini bagaimana pihak

institusi memaksimalkan input ataupun dengan meminimalkan output. Oleh

karenanya, deviasi dari frontier dapat diinterpretasikan sebagai ukuran dari

efisiensi, yang merupakan standar kondisi optimal yang mungkin dicapai.

(Fauzi, 2014:126)

Dalam perkembangannya, pendekatan frontier ini lebih diutamakan,

karena hasil pengukurannya lebih objektif, bisa didapatkan dari ukuran-

Page 36: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

18

ukuran numerik ukuran kinerja relatif, yang bisa memasukkan banyak

faktor, seperti: faktor biaya (input), keuntungan (input), dan faktor-faktor

lainnya untuk menghitung efisiensi relatif dibandingkan dengan kinerja

terbaik institusi pada industri sejenis. (Fauzi, 2014:126)

Dari pendekatan frontier inilah kemudian pengukuran efisiensi dapat

terbagi kepada dua macam pendekatan pengukuran, yaitu (Fauzi,

2014:127):

a) Parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approach (SFA), Thick Frontier

Approach (TFA), Distribution Free Approach (DFA).

b) Non-Parametrik terdiri dari Data Envelopment Analysis (DEA), Free

Disposal Hull (FDH).

Menurut Hidayat (2014: 72-73) DEA (Data Envelopment Analysis)

merupakan analisa non-parametrik yang merupakan pengembangan dari

matematika linear programming untuk mengukur tingkat efisiensi dari Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE) relatif terhadap (UKE) yang sejenis ketika semua

unit-unit ini berada pada atau di bawah “kurva” efisiensi frontiernya. Teknik

DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978),

berdasarkan penyelidikan Farrell (1957). Teknik ini sangat populer sebagai

alat manajemen (management tool), serta paling banyak dipergunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi. DEA juga merupakan sebuah teknik yang

unggul dalam mengukur tingkat efisiensi teknik secara total (overall). Sejak

pertengahan tahun 1980-an, teknik non parametrik DEA telah banyak

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi industri perbankan dan secara

Page 37: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

19

luas diaplikasikan dalam menilai kinerja usaha, sekolah, rumah sakit,

perbankan dan perencanaan produksi. (Hidayat, 2014:72-73)

Metode DEA menghitung efisiensi teknis untuk seluruh unit. Skor

efisiensi untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi

dari unit-unit lainnya di dalam sampel. Setiap unit dalam sampel dianggap

memiliki tingkat efisiensi yang tidak negatif, dan nilainya antara 0 dan 1

dengan ketentuan satu menunjukkan efisiensi yang sempurna. Selanjutnya,

unit-unit yang memiliki nilai satu ini digunakan dalam membuat envelope

untuk frontier efisiensi, sedangkan unit lainnya yang ada di dalam envelope

menunjukkan tingkat inefisiensi. (Abidin & Endri, 2009:25)

DEA sebagai sebuah metode memiliki keunggulan dan kelemahan

tersendiri, keunggulan DEA adalah dapat menangani pengukuran efisiensi

secara relatif beberapa UKE sejenis dengan menggunakan banyak input dan

output, DEA tidak perlu mencari asumsi bentuk fungsi hubungan antara

variabel input dan output dari UKE sejenis yang akan diukur efisiensinya,

UKE-UKE dibandingkan secara langsung dengan sesamanya, faktor input

dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda tanpa perlu

melakukan perubahan satuan dari kedua variabel tersebut. Adapun

kelemahan yang dimiliki oleh DEA itu sendiri yaitu DEA hanya

menunjukkan perbandingan baik-buruk dari apa yang telah dilakukan

sebuah UKE dibandingkan dengan sekumpuan UKE sejenis (relatif), DEA

merupakan teknik non parametrik sehingga sulit dilakukan uji hipotesis

statistik, DEA merupakan sebuah exctreme point technique kesalahan-

Page 38: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

20

kesalahan pengukuran dapat mengakibatkan masalah yang signifkan.

(Muharam & Pusvitasari, 2007:93-94)

e. Model Pengukuran Efisiensi DEA

DEA adalah sebuah teknik pemrograman matematis berdasarkan pada

linier progamming yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu

unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab

menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang

ditargetkan. Metode DEA diciptakan sebagai alat evaluasi kinerja suatu

aktivitas di sebuah unit entitas (organisasi) yang selanjutnya disebut

Decision Making Unit (DMU). Secara sederhana, pengukuran ini

dinyatakan dengan rasio: output/input, yang merupakan suatu pengukuran

efisiensi atau produktivitas. Dalam pengukuran efisiensi dengan

menggunakan DEA terdapat dua model yang sering digunakan, yaitu

Constant Return to Scale (CRS) dan Variabel Return to Scale (VRS). (Casu,

B & Molyneux. P, 2003: 35)

Model yang pertama kali dikembangkan adalah model dengan asumsi

constant return to scale (CRS) atau biasa disebut model CCR (Charnes-

Cooper-Rhodes). Dalam model constant return to scale setiap UKE akan

dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan asumsi

bahwa kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Menurut Charnes,

Cooper, dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical efficiency

secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap UKE. Dalam

persamaan CCR, dapat diterangkan bahwa nilai/score efisiensi teknis

Page 39: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

21

didapatkan dengan perbandingan antara rasio output terhadap rasio

inputnya. Melalui persamaan CCR, dapat disimpulkan bahwa bank

dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen,

sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin rendah.

Dalam persamaan CCR juga dijelaskan bahwa fungsi tujuan dari persamaan

tersebut adalah memaksimalkan output dengan fungsi kendala bahwa nilai

input sama dengan satu, sehingga nilai output yang dikurangi nilai input

nilainya kurang atau sama dengan 0. Hal itu berarti semua bank akan berada

atau di bawah tingkat efisiensi teknis. (Firdaus & Hossen, 2013:175)

Selanjutnya, model kedua yang dikembangkan dalam pengukuran

tingkat efisiensi adalah model dengan asumsi variabel return to scale (VRS)

atau biasa disebut dengan model BCC (Bankers-Charnes-Cooper). Dalam

model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak sama atau dapat

dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal. Persaingan

tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan

sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Model

matematika dengan pendekatan VRS didapat melalui modifikasi dari model

dengan pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model matematika

umum DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat efisiensi teknis.

(Firdaus & Hossen, 2013:175)

f. Hubungan Input dan Output

Menurut Hadad, Santoso, Ilyas, & Mardanugraha (2003:3), konsep-

konsep yang digunakan dalam mendefinisikan hubungan input output dalam

Page 40: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

22

tingkah laku dari institusi finansial pada metode parametrik maupun

nonparametrik adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan Produksi (The Production Approach)

Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produser dari

akun deposit (deposit accounts) and kredit pinjaman (loans);

mendefinisikan output sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari

transaksi-transaksi yang terkait. Input-input dalam kasus ini dihitung

sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap

(fixed assets) and material lainnya.

2) Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)

Pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial

sebagai intermediator yaitu merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari

unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input

institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada

deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans)

dan investasi finansial (financial investments).

3) Pendekatan Asset (The Asset Approach)

Pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer sebuah

institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali

dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan

dalam bentuk aset-aset.

Page 41: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

23

B. Keterkaitan Hubungan Variabel Input dan Output

Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam (Muharram &

Pusvitasari, 2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan

pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan

secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial

intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan

kepada deficit unit. Dengan menggunakan pendekatan intermediasi ini juga

diharapkan dapat menggambarkan fungsi perbankan khusunya BPRS yang

sesungguhnya. Alasan lainnya, karena dalam praktik pendekatan

intermediasi merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk

mengukur efisiensi. (Hidayat, 2014:102). Ditambahkan menurut Iqbal dan

Molyneux (2005), pendekatan intermediasi lebih unggul untuk

mengevaluasi frontier efficiency dalam profitabilitas lembaga keuangan,

karena meminimisasi total biaya dan bukan hanya biaya produksi, hal ini

diperlukan untuk memaksimumkan keuntungan.

Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan di atas, maka peneliti

menggunakan pendekatan intermediasi dalam menganalisis efisiensi

menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel input dan output

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi yaitu mengubah

dan mentransfer aset-aset keuangan dari unit-unit surplus menjadi unit-unit

defisit.adapun variabel yang digunakan dalam metode penelitian DEA

diantaranya yaitu biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada

deposit, dana pihak ketiga, dan biaya operasional lainnya, sedangkan output

Page 42: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

24

yang diukur bisa dalam bentuk kredit pinjaman (loans), pembiayaan, aktiva

lancar dan investasi finansial (financial investments). Namun, variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu Dana Pihak Ketiga,

Aset Tetap, Total Beban sebagai variabel inputnya dan variabel outputnya

berupa Pembiayaan dan Total Pendapatan.

Adapun terkait faktor yang mempengaruhi efisiensi pada model

penelitian ini mengacu pada penelitian Rahmat Hidayat (2014), yaitu

menggunakan pendekatan two stage DEA yaitu melihat ke-5 variabel

manakah yang mempengaruhi nilai Efisiensi hasil olahan DEA, sehingga

variabel yang digunakan adalah dana pihak ketiga, aset tetap, total beban,

pembiayaan, dan total pendapatan, adapun nilai efisiensi diperoleh daripada

hasil olahan DEA.

C. Penelitian Terdahulu

Penellitian ini merupakan pembaharuan dan research ulang

penelitian mengenai tingkat efisiensi bank pembiayaan rakyat syariah

secara global maupun nasional yang berkisar dari tahun 2016 sampai

dengan 2019. Berikut ini adalah penelitian mengenai efisiensi bank syariah

yang telah banyak dilakukan pada BPRS maupun bank-bank konvensional

baik domestik maupun luar negeri:

Page 43: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

25

Tabel 2. 1 Review Penelitian Terdahulu

No.

Nama & Tahun

Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Syafaat Muhari dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen (2013)

“Analisis Tingkat

Efisiensi BPRS di

Indonesia dengan

Menggunakan

metode DEA dan

Hubungannya

dengan CAMEL"

DEA Input: - Beban Tenaga Kerja - Beban Bagi Hasil - Beban lain-lain - Penyusutan - Amortisasi

Nilai efisiensi BPRS lebih rendah daripada Bank Umum Syariah. Berdasarkan korelasi spearman tingkat efisiensi BPRS dengan menggunakan metode DEA mempunyai keterkaitan yang lemah dan nyata dengan analisis kesehatan bank CAEL

2 Bengul Gulumser Arslan dan Etem Hakan Ergec (2010)

"The Efficiency of

Participation and

Conventional

Banks in Turkey:

Using Data

Envelopment

Analysis"

DEA dengan Pendekatan Intermediasi Input: - Deposit

- Fixed

Assets

-

Shareholers’s

Equity

- Personnel

Expenses

Output: - Total Loans

- Total

Operating

Income

Perbandingan dari hasil dari analisis efisiensi pada tahun 2006 ketika Bank Islam mempunyai regulasi yang sama dengan bank konvensional, dengan adanya analisis efisiensi ini pada tahun 2009 membuktikan bahwa ada peningkatan tingkat efisiensi daripada Bank Islam

3 Inne Handayani (2016)

Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Indonesia (BPRS) di Indonesia

DEA dengan Pendekatan Intermediasi Input: - Dana Pihak Ketiga (DPK) - Biaya Operasional Lainnya Output: - Pembiayaan - Aktiva Lancar

Berdasarkan nilai efisiensi yang dihasilkan BPRS dengan pendekatan DEA, sebagian besar BPRS di Indonesia berada dalam kondisi efisiensi tidak sempurna

Page 44: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

26

- Pendapatan Operasional Lainnya

4 Ahmad Fauzi (2014)

Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Periode tahun 2011-2013)

DEA Analisis Data Panel Input: - Keuntungan Bersih - Harga Dana - Harga Tenaga Kerja Output: - Piutang Jual Beli - Pembiayaan Bagi Hasil

Berdasarkan nilai efisiensi yang dihasilkan BPRS dengan pendekatan SFA dan konsep keuntungan alternative, secara umum tingkat efisiensi BPRS di Indonesia masih rendah.

5 Arief Munandar (2014)

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi Antara BPRS dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis

DEA dengan pendekatan Intermediasi Input : - Aset - Dana Pihak Ketiga - Biaya Tenaga Kerja Output: - Pembiayaan - Pendapatan

Ketidakefisienan input DPK terjadi karena pembiayaan yang dikeluarkan bank sangat besar sehingga memengaruhi keseimbangan neraca keuangan bank

Sumber: Jurnal-jurnal terdahulu dan telaah peneliti

Page 45: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

27

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan daftar pustaka di atas, maka

perumusan hipotesis yang akan diteliti dapat ditunjukan dalam kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Bagan 2. 1 Kerangka Penelitian

Laporan Keuangan Publikasi BPRS di

Indonesia tahun 2016-2019

Pengukuran Tingkat Efisiensi Menggunakan Pendekatan

Data Envelopment Analysis (DEA)

Nilai Efisiensi BPRS

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Variabel Input:

- Totan Beban - Dana Pihak Ketiga

- Aset Tetap

Variabel Output

- Total Pendapatan

- Pembiayaan

Page 46: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

28

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Aset Tetap, Total Beban,

Dana Pihak Ketiga, Total Pendapatan,, dan Pembiayaan terhadap

Efisiensi.

Ha: Terdapat pengaruh signifikan antara Aset Tetap, Total Beban, Dana

Pihak Ketiga, Total Pendapatan,, dan Pembiayaan terhadap Efisiensi.

Page 47: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

29

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan

melakukan pengolahan variabel input dan output yang digunakan dalam

penelitian. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis dengan menggunakan

teknik perhitungan statistik (Siregar, 2013:23).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis metode nonparametrik

Data Envelopment Analysis (DEA) untuk analisis nilai efisiensi dengan variabel

inputnya adalah Dana Pihak Ketiga, Total Beban, dan Aset Tetap serta variabel

outputnya menggunakan Pembiayaan, dan Total Pendapatan.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan

diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi dan

terdokumentasi (Suryani, 2015:171). Data yang diperoleh berasal dari beberapa

sumber, yaitu data Statistik Perbankan Syariah (SPS) dari laman resmi Bank

Indonesia (BI) dan laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang

dianalisis berupa data laporan neraca keuangan dan laporan laba rugi pada

periode 2016-2019.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

30

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Menurut Purwanto dan Endang (2011: 37), populasi adalah semua

individu/ unit-unit yang menjadi target penelitian. Populasi harus memiliki

batasan dan karakteristik sesuai tujuan penelitian. Sampel adalah bagian

dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat

mewakili populasinya. Kerangka sampel adalah daftar anggota populasi

(Purwanto dan Endang, 2011:37). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia pada

periode 2016-2019. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

secara teknik sampel jenuh yang berarti pemilihan tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan pertimbangan terrtentu. Dasar pengambilan

data adalah BPRS yang memiliki data lengkap, berkaitan dengan variabel

input dan output.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang

menghimpun informasi dan data melalui metode studi pustaka, eksplorasi

literatur-literatur, jurnal-jurnal ilmiah yang terakreditas, website resmi

lembaga pengkajian keuangan syariah untuk memperoleh landasan teori

yang komprehensif, dan laporan keuangan yang dipublikasikan di website

bank sentral dan website resmi bank pembiayaan rakyat syariah yang

menjadi sampel dalam penelitian ini.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

31

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Input

Variabel input merupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui

efisiensi suatu entitas dimana variabel input adalah variabel yang

mempengaruhi variabel output. Variabel input yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak tiga variabel yaitu sebagai berikut:

a. Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas

yang jumlahnya tidak terbatas sesuai dengan kemampuan bank menyerap

dana. Adapun sumber dana ini berasal dari deposan rekening tabungan,

giro, maupun deposito. (Iskandar, 2013:141)

b. Aset Tetap

Aset tetap atau fixed asset merupakan harta tetap perusahaan yaitu

kekayaan yang bersifat permanen yang memiliki umur kegunaan jangka

panjang atau mempunyai umum ekonomis lebih dari satu tahun. Adapun

yang termasuk dalam aset tetap adalah tanah, bangunan, gedung,

kendaraan, dan inventaris. (Iskandar, 2013:480). Aset Tetap yang

digunakan sama dengan total akumulasi penyusutan, yang artinya sudah

disusutkan menjadi biaya aset tetap.

c. Total Beban

Total Beban pada penelitian ini diambil dari total jumlah Beban

Operasional, Beban Operasional Lainnya, dan Beban non Operasional.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

32

1) Beban Operasional

Biaya adalah sesuatu atau sejumlah uang yang dikorbankan

untuk mendapatakan atau memuaskan kebutuhan (Muhammad, 2011:

225).

Biaya operasional adalah biaya pengelolaan kegiatan dan usaha

bank baik langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh terhadap

biaya kredit atau pembiayaan. (M. Sulhan dan Ely Siswanto, 2008: 68).

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam

rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (Almilia dan

Herdingtyas, 2005)

2) Beban Operasional Lainnya

Merupakan tolak ukur biaya tenaga kerja dan kegiatan

perbankan seperti beban administrasi dan umum, beban personalia,

beban penyisihan penghapusan aktiva produktif dan beban bonus

titipan wadiah sebagai ukuran biaya dari operasional bank yang

terbebas dari beban bunga. (Andriyani (2008) dalam Pohan (2015: 16)

3) Beban Non Operasional

Biaya non operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank

yang bukan karena kegiatan pokok bank (M. Sulhan dan Ely Siswanto,

2008: 69).

Page 51: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

33

2. Variabel Output

Variabel output adalah variabel yang menjadi pusat perhatian. Variabel

output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Pembiayaan

Menurut M. Syafi’i Antonio, (2001:160) pembiayaan adalah

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-

pihak yang merupakan defisit unit.

b. Total Pendapatan

Total Beban pada penelitian ini diambil dari total jumlah Pendapatan

Operasional, Pendapatan Operasional Lainnya, dan Pendapatan non

Operasional.

1) Pendapatan Operasional

Pendapatan adalah penjualan barang atau jasa atau aktivitas

lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan. Lebih khusus,

pendapatan adalah aliran masukatau peningkatan harta suatu perusahaan

atau penyelesaian atas kewajiban-kewajibannya (gabungan atas kedua

hal itu) selama suatu periode dari penyerahan atau produksi barang,

pelaksanaan pelayanan, atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan

operasi utama perusahaan itu (Islahuzzaman, 2012: 314-315).

Pendapatan operasional adalah pendapatan bank yang diperoleh

dari usaha bank yang meliputi pendapatan bunga, provisi, komisi dan

fee, dan pendapatan valuta asing. (M sulhan dan Ely Siswanto, 2008:

Page 52: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

34

67). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank

(Almilia dan Herdingtyas, 2005)

2) Pendapatan Operasional Lainnya

Menurut Iskandar (2013: 480), pendapatan Operasional Lainnya

merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus kas masuk yang mengakibatkan kenaikan ekuitas

yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Dengan kata lain

dapat dikatakan pendapatan operasional lainnya merupakan sumber

penghasilan lainnya yang diterima oleh bank atas jasa yang telah

diberikan kepada nasabahnya. Adapun sumber dari pendapatan

operasional lainnya adalah pendapatan yang bukan berasal dari usaha

pokok bank seperti pendapatan biaya administrasi (fee based income),

penjualan aset tetap/inventaris dan lain-lain. (Iskandar, 2013:462)

3) Pendapatan Non Operasional

Pendapatan non operasional adalah pendapatan bank yang

diperoleh bukan dari usaha pokok bank. (M. Sulhan dan Ely Siswanto,

2008 70). Misalnya, jika bank mempunyai gedung yang disewakan

kepada pihak lain, maka pendapagtan sewa merupakan pendapatan non

operasional (Herman Darmawi, 2011: 225).

E. Metode Analisis Data

Teknis analisis data dalam peneltian ini menggunakan analisis

data kuantitatif dengan melakukan pengolahan variabel input dan output

yang digunakan dalam penelitian. Data kuantitatif adalah data yang

Page 53: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

35

berupa angka. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah

atau dianalisis dengan teknik perhitungan statistik. (Siregar, 2013:23)

Kemudian, analisis yang digunakan dalam penelitian kali ini

adalah menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis

deskriptif dilakukan untuk kegiatan eksplorasi dan klarifikasi mengenai

suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan mendeskripsikan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.

Sedangkan analisis kuantitatif yaitu metode yang menekankan pada

aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial ke dalam

beberapa komponen masalah, variabel, dan indikator

Sementara itu, alat pengukuran analisis yang digunakan sudah

teruji dan banyak digunakan oleh peneliti dalam pengukuran efisiensi

yaitu menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan software

DEA Frontier dan Microsoft Excel 2013 untuk melakukan penelitian ini

sehingga dapat dilihat tingkat efisiensi model.

1. Data Envelopment Analysis

DEA merupakan teknik pemrograman linier untuk meneliti kinerja unit

pembuat keputusan (Decision Making Unit/DMU) atau suatu bank dalam

suatu industri beroperasi dalam hubungannya dengan bank lain dalam sampel.

Teknik ini membuat kumpulan batas (frontier set) perbankan yang efisien dan

membandingkannya dengan perbankan lain yang tidak efisien. Hal ini

dilakukan untuk membat skor (nilai) efisiensi. Selanjutnya, skor efisiensi

bank dibatasi antara 0 dan 1, yang mana bank yang paling efisien mempunyai

Page 54: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

36

skor 1 dan bank yang paling tidak efisien dengan skor 1 tidak perlu

menghasilkan output maksimum daripada input yang ada. Bank tersebut

cukup menghasilkan “best practice level of output” di antara bank lain dalam

sampel.

Pendekatan DEA (Data Envelopment Analysis) dilakukan untuk

menghitung nilai efisiensi. Pendekatan yang biasa digunakan dalam

pengukuran efisiensi adalah penggunaan rasio output atas input, seperti

persamaan 3.1 (Hidayat, 2014:99)

Dalam penggunaan metode pendekatan DEA, pemrograman linier

digunakan untuk memaksimalkan jumlah nisbah/ bagi hasil antara input dan

output. Demikian pula untuk DMU industri perbankan syariah. Untuk DMU

dalam industri perbankan syariah (yang menjadi objek penelitian) terutama

bank pembiayaan rakyat syariah, seluruh sampel input dan output masing-

masing dinotasikan oleh ‘n’ dan ‘m’, yang mana n adalah input, m adalah

output, lalu efisiensi masing-masing bank dihitung melalui persamaan berikut

ini: (Hidayat, 2014:99)

� s = ∑ �� �����∑ �� � ���

untuk i = 1,.., m dan j = 1,...., n. (3.2)

Keterangan: yis : jumlah output ke-i yang dihasilkan oleh bank ke-s

xjs : jumlah input ke-j yang dihasilkan oleh bank ke-s ui : pemberat (weight) output

vj : pemberat (weight) input

Efisiensi = Output

Input (3.1)

Page 55: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

37

Nisbah efisiensi (es) dalam persamaan (3.2) kemudian dimaksimumkan

untuk memilih pemberat optimum dengan:

∑ �� �����∑ �� � ���

Subject to ≤ 1, untuk r = 1,..,n dan ui dan vj ≥ 0 (3.3)

Ketidaksamaan persamaan (3.2) menjamin nisbah efisiensi menjadi

sekurang-kurangnya persamaan (3.1) dan ketidaksamaan persamaan (3.3)

menjamin bahwa pemberatnya positif. Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978)

menyatakan bahwa bagian pemograman linier ini dapat diubah menjadi

pemograman linier biasa (ordinasry linier program) sebagai berikut:

�� = � �� ���

���

� �� ���

���− � �� ���

���

� �� ���

���

Dengan cara yang sama pemograman linier dapat diubah menjadi dwi

masalah:

��

� �� ���

���≥ ���,� = 1, … , %;

�� ��� − � ∅� ���

���≥ 0, ) = 1, … , *; ∅� ≥ 0,

dan 0 ≤ εs ≤ 1

Maximuze

Subject to

≤ 0, r = 1,..,n; (3.4)

= 1 dan ui dan uj ≥ 0

Maximuze

Subject to (3.5)

Page 56: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

38

dengan εs adalah total nilai (skor) efisiensi teknik daripada bank ke-s,

yang mana nilai 1 menandakan titik batas. Persamaan pemograman linier

persamaan (4) dan (5) mengasumsikan constant return to scale (CRS). Batas

(garis) efisiensi dapat dilihat sebagai sempadan OC seperti yang ditujukan

dalam Gambar 3.1. oleh sebab itu, bank yang berada di batas (garis) tersebut

adalah efisien berdasarkan definisi Farrel (1957). Bank ke-s beralokasi di sisi

kanan daripada batas atau bank yang tidak efisien digambarkan sebagai titik

point S dalam Gambar 3.1. keseluruhan efisiensi teknik (εs) kemudian

dihitung dengan nisbah dari AQ/AS. Dengan demikian bank ke-s harus

dikurangi (1- εs) dari input untuk mencapai efisiensi di titik Q. (Hidayat,

2014:99-100)

Gambar 3. 1 Pengukuran Efisiensi dengan Menggunakan 1 Input dan 1

Output

Sumber: (Hidayat, 2014:101)

Jika masalah pada pemograman linier (4) dan (5) dapat diselesaikan

dengan menambah hambatan (restriction) ��� dari 1 ke n sama dengan 1,

Page 57: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

39

maka ada dua pengukuran efisiensi yaitu variabel returns to scale (VRS)

yang dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.1 sebagai VV’; dan pure technical

effeciency (PTE) yang ditunjukkan oleh ARAS = ps bagi bank ke-s pada titik

S. Ini berarti bahwa scale effeciency dihitung oleh Õs = s/ps. Kemudian,

pecahan daripada pengurangan keluaran (output lost) yang disebabkan scale

effeciency dapat diukur sebagai (1- Õs). (Hidayat, 2014:101)

Scale effeciency sama dengan 1 apabila dan hanya jika teknologi

menunjukkan CRS atau titik B dalam Gambar 3.1. meskipun demikian, scale

effeciency dapat terjadi disebabkan oleh adanya kenaikan (increasing/irs)

atau penurunan (decreasing/drs) return to scale. Untuk memperoleh kedua

hasil tersebut, penyelesaian daripada persamaan pemograman linier (4) dan

(5) harus dibatasi dengan penjumlahan ∅� dari 1 ke n kurang dari atau sama

dengan 1 (≤ 1) dalam hal mana penyelesaian gambar (pictorical solution)

dapat ditunjukkan sebagai OBV’. Pengukuran efisiensi dengan menggunakan

metodologi ini bagi bank ke-s pada titik S adalah ∅� = (AQ/AS) yang juga

sama dengan s. Oleh karena itu decreasing diperoleh dengan Õs = ∅� dan

increasing terjadi apabila Õs ≠ ∅� dengan demikian efisiensi terjadi apabila

Õs = ∅� = s = 1. (Hidayat, 2014:102)

Pada analisis DEA, organisasi atau objek yang diteliti disebut DMU

(Decision Making Unit). Inti dari digunakannya DEA adalah menentukan

bobot (weighted) untuk setiap input dan output DMU. Secara umum DMU

dianggap sebagai entitas yang bertanggung jawab untuk mengubah input

menjadi output dan kinerjanya harus dievaluasi. Dalam aplikasi manajerial,

Page 58: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

40

DMU dapat mencakup bank, department store dan supermarket, dan

diperluas ke pabrik mobil, rumah sakit, sekolah dan sebagainya. Dalam

mengamankan perbandingan relatif, sekelompok DMU digunakan untuk

mengevaluasi satu sama lain dengan masing-masing DMU yang memiliki

tingkat kebebasan manajerial tertentu dalam pengambilan keputusan.

(Cooper, Seiford, & Tone, 2007:22)

Misalkan ada n DMU: DMU1, DMU2, ..., dan DMUke-n. Beberapa item

input dan output yang umum untuk masing-masing j = l, ..., n, DMU dipilih

sebagai berikut (Cooper, Seiford, & Tone, 2007:22):

a. Data numerik tersedia untuk setiap input dan output, dengan data

diasumsikan positif untuk semua DMU.

b. Item (input, output dan pilihan DMU) harus mencerminkan kepentingan

analis atau manajer dalam komponen yang akan masuk ke dalam evaluasi

efisiensi relatif DMU.

c. Pada prinsipnya, jumlah input yang lebih kecil lebih baik dan jumlah

output yang lebih besar lebih disukai sehingga nilai efisiensi harus

mencerminkan prinsip-prinsip ini.

d. Unit pengukuran input dan output yang berbeda tidak perlu kongruen.

Beberapa mungkin melibatkan jumlah orang, atau area lantai, uang yang

dikeluarkan, dan lain-lain.

Analisis DEA yang pada awalnya digunakan untuk mengatasi

kekurangan analisis rasio dan regresi berganda, dimana DEA dapat mengukur

efisiensi relatif suatu DMU (Decision Making Unit) dengan menggunakan

Page 59: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

41

input dan output lebih dari satu. Efisiensi relatif suatu DMU adalah efisiensi

suatu DMU dibanding dengan DMU lain dalam sampel yang menggunakan

jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan DMU sebagai

program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut

ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan

output. (Sutawijaya & Lestari, 2009:78)

Suatu DMU dapat dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya

sama dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen). Sebaliknya apabila nilai dualnya

kurang dari 1, maka DMU bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif

atau mengalami inefisiensi. (Huri & Susilowati, 2004:66)

Di samping untuk mengukur tingkat efisiensi relatif suatu DMU

terhadap DMU dalam kelompoknya. DEA juga dapat melihat sumber

ketidakefisienan dengan ukuran peningkatan potensial (potential

improvement) dari masing-masing input dan output (Endri, 2011:76)

Page 60: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

42

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat

dinilai dari pertumbuhan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang telah

dihimpun, peningkatan jumlah DPK yang dimiliki BPRS menunjukkan

adanya peningkatan aktivitas dan kegiatan BPRS, khususnya pada fungsi

intermediasi sebagai penghimpun dana dari masyarakat. Dana pihak ketiga

pembiayaaan rakyat syariah terdiri dari tabungan Wadiah, tabungan

Mudharabah, dan deposito Mudharabah. DPK BPRS dari tahun 2016

hingga 2019 selalu mengalami peningkatan, perkembangan DPK yang

dihimpun menunjukkan bahwa BPRS memiliki kemampuan dalam

mempertahankan tingkat bagi hasil yang kompetitif sehingga dapat

memertahankan nasabah lama dan mampu menarik nasabah baru.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah berikut dengan

komposisinya.

Salah satu cara untuk mengembangkan perbankan syariah adalah

dengan peningkatan efisiensi kinerja perbankan yang dapat dinilai dari

jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), jumlah penyaluran pembiayaan, aktiva

lancara atau total aset, biaya operasional lainnya, dan pendapatan

operasional lainnya (Pohan, 2015: 17).

Page 61: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

43

Grafik 4. 1 Komposisi DPK BPRS dengan perkembangannya

Sumber: Bank Indonesia (SPS 2019)

Gambaran perkembangan BPRS juga dapat dilihat dari

pertumbuhan penyaluran pembiayaan oleh BPRS. Pertumbuhan

pembiayaan yang disalurkan dapat menunjukkan perkembangan aktivitas

BPRS dalam menyalurkan dana dari shahibul maal (pemilik modal) kepada

mudharib (pihak yang membutuhkan modal). Berikut ini disajikan

perkembangan pembiayaan BPRS

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

Q1

2016

Q2 Q3 Q4 Q1

2017

Q2 Q3 Q4 Q1

2018

Q2 Q3 Q4 Q1

2019

Q2

Tabungan Wadiah Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah

Page 62: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

44

Grafik 4. 2 Komposisi Pembiayaan BPRS dengan perkembangannya

Sumber: Bank Indonesia (SPS 2019)

Pembiayaan BPRS selama periode penelitian yaitu tahun 2016

sampai dengan 2019 selalu mengalami peningkatan, jenis pembiayaan yang

diberikan BPRS didominasi pembiayaan produktif yaitu dengan akad

murabahah, pada tahun 2019 nilainya mencapai lebih dari Rp 7,6 triliun,

kemudian akad mudharabah mencapai lebih dari Rp 212,7 miliar,

dilanjutkan dengan akad musyarakah sebesar Rp 969,7 miliar, akad istishna

sebesar Rp 52,07 miliar, akad ijarah sebesar Rp 53,96 miliar, akad qardh

sebesar Rp 209,1 miliar, dan akad multijasa sebesar Rp 964,8 miliar.

Pembiayaan multijasa ini menunjukkan bahwa BPRS telah dipercaya

masyarakat untuk menandai kebutuhna yang bersifat menggunakan jasa

seperti kesehatan, pendidikan dan keagamaan.

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

Q1

2016

Q2 Q3 Q4 Q1

2017

Q2 Q3 Q4 Q1

2018

Q2 Q3 Q4 Q1

2019

Q2 Q3

Akad Mudharabah Akad Musyarakah Akad Murabahah Akad Salam

Akad Istishna Akad Ijarah Akad Qardh Multijasa

Page 63: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

45

B. Data Penelitian

Sebelum dilakukan perhitungan tingkat efisiensi, terlebih dahulu

ditentukan variabel input dan output dari objek penelitian. Dalam

pendekatan DEA, variabel input terdiri dari Total Beban, Aset Tetap, dan

Dana Pihak Ketiga. Variabel output terdiri dari Total Pendapatan dan

Pembiayaan. Berikut merupakan ringkasan statistik keuangan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia yang mencakup variabel input dan

output dalam objek penelitian ini:

Tabel 4. 1 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2016 per kuartal (dalam Jutaan

Rupiah)

Keterangan Total Beban

Dana

Pihak

Ketiga

Aset

Tetap

Total

Pendapatan Pembiayaan

BPRS Nasional

Tahun 2016

191735,91 4965547,26

199609,47

228740,68 5970944,32

378700,69 4997238,30

213605,27

468694,73 6463834,17

574579,00 5435445,00

229005,00

708831,00 6447845,00

778018,29 5823963,74

251845,10

976450,37 6662555,96

Sumber: Laporan Keuangan BPRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.1, dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan di hampir

seluruh variabel dalam penelitian ini. Pada vaiabel input terjadi kenaikan di

setiap kuartal tahun 2016, baik pada variabel Total Beban, Dana Pihak

Ketiga maupun pada variabel Aset Tetap.

Sementara pada variabel output, tetap terjadi kenaikan pada Total

Pendapatan di setiap kuartalnya, sementara pada Pembiayaan terjadi

Page 64: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

46

penurunan pada kuartal ketiga tahun 2016 namun kembali mengalami

kenaikan pada kuartal terakhir tahun 2016.

Tabel 4. 2 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2017 per kuartal (dalam Jutaan

Rupiah)

Keterangan Total Beban

Dana

Pihak

Ketiga

Aset

Tetap

Total

Pendapatan Pembiayaan

BPRS Nasional

Tahun 2017

203801,94 6019516,40

269690,15

267617,00 7041352,50

422226,30 6042106,86

282421,12

537515,41 7520381,26

645426,30 6486740,93

288974,25

827278,63 7556280,39

870078,10 6987280,20

297797,22

1136084,67 7763950,54

Sumber: Laporan Keuangan BPRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.2, dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan di seluruh

variabel dalam penelitian ini. Pada vaiabel input terjadi kenaikan di setiap

kuartal tahun 2017, baik pada Total Beban, Dana Pihak Ketiga maupun pada

variabel Aset Tetap.

Sementara pada variabel output, tetap terjadi kenaikan pada Total

Pendapatan di setiap kuartalnya dan pada Pembiayaan juga terjadi kenaikan

pada tahun 2017.

Page 65: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

47

Tabel 4. 3 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2018 per kuartal (dalam Jutaan

Rupiah)

Keterangan Total Beban

Dana

Pihak

Ketiga

Aset

Tetap

Total

Pendapatan Pembiayaan

BPRS Nasional

Tahun 2018

232607,17 7242954,34

337822,21

306100,02 8078235,87

483258,27 7165906,77

345058,59

614282,56 8521307,59

746092,34 7739373,46

395297,68

942819,81 8679643,42

1062778,73 8134937,84

410656,80

1302974,78 9084466,66

Sumber: Laporan Keuangan BPRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.3, dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan di seluruh

variabel dalam penelitian ini. Pada vaiabel input terjadi kenaikan di setiap

kuartal tahun 2018, baik pada Total Beban, Dana Pihak Ketiga maupun pada

variabel Aset Tetap.

Sementara pada vaariabel output, tetap terjadi kenaikan pada Total

Pendapatan di setiap kuartalnya dan pada Pembiayaan juga terjadi kenaikan

pada tahun 2018.

Page 66: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

48

Tabel 4. 4 Ringkasan Statistik BPRS Tahun 2019 per kuartal (dalam Jutaan

Rupiah)

Keterangan Total Beban

Dana

Pihak

Ketiga

Aset

Tetap

Total

Pendapatan Pembiayaan

BPRS Nasional

Tahun 2019

280995,69 8135985,19

408573,23

348656,73 9396942,41

559826,67 8099759,12

415765,99

711635,52 9726102,65

862856,59 8635339,40

423516,47

1092687,12 10078093,98

Sumber: Laporan Keuangan BPRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.4, dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan di seluruh

variabel dalam penelitian ini. Pada vaiabel input terjadi kenaikan di setiap

kuartal tahun 2018, baik pada Total Beban, Dana Pihak Ketiga maupun pada

variabel Aset Tetap.

Sementara pada variabel output, tetap terjadi kenaikan pada Total

Pendapatan di setiap kuartalnya dan pada Pembiayaan juga terjadi kenaikan

pada tahun 2018.

C. Hasil Analisis Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA)

Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah secara individu selama periode 2016-2019

dengan pendekatan intermediasi menggunakan Model VRS (Variabel

Return Scale).

Page 67: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

49

1. Tahun 2016

Berikut ini adalah hasil olah data tingkat efisiensi dengan asumsi

VRS (Variabel Return Scale) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun

2016:

Tabel 4. 5 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia

tahun 2016 (%)

Periode 2016

Kuartal I 100

Kuartal II 100

Kuartal III 100

Kuartal IV 100 Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.5, selama periode 2016 BPRS di Indonesia

mengalami tingkat efisiensi optimum. Ini mengindikasikan bahwa

BPRS di Indonesia telah mampu menyalurkan setiap input yang ada

menjadi output yang optimal.

2. Tahun 2017

Berikut ini adalah hasil olah data tingkat efisiensi dengan asumsi

VRS (Variabel Return Scale) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun

2017:

Tabel 4. 6 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia

tahun 2017 (%)

Periode 2017

Kuartal I 100 Kuartal II 100 Kuartal III 99,09 Kuartal IV 100

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Page 68: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

50

Berdasarkan tabel 4.6, pada tahun 2017 terlihat bahwa pada kuartal

pertama, kedua dan keempat, BPRS di Indonesia mengalami tingkat

efisiensi optimum. Sedangkan, pada kuartal ketiga, BPRS mengalami

nilai tingkat efisiensi sebesar 99,09 % yang artinya belum mencapai

tingkat efisiensi yang optimum.

Grafik 4. 3 Perbandingan Efisiensi BPRS di Indonesia tahun 2017

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai pengambilan sebuah

keputusan manajemen BPRS untuk mencapai nilai efisiensi optimum:

Tabel 4. 7 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal III

tahun 2017 (Jutaan Rupiah)

Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 645426,30 639584,49 0,91% 99,09% Dana Pihak Ketiga 6486740,93 6428028,93 0,91% 99,09% Aset Tetap 288974,25 284593,04 1,52% 98,48% Total Pendapatan 827278,63 827278,62 0,00% 100,00% Pembiayaan 7556280,39 7556280,38 0,00% 100,00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.7, di kuartal ketiga pada tahun 2017 mengalami

inefisiensi terendah yaitu sebesar 98,48% pada variabel Aset Tetap,

selain itu semua variabel input mengalami inefisiensi. Total Beban dan

98,50%

99,00%

99,50%

100,00%

Kuartal 1 -

Maret

Kuartal II - Juni Kuartal III -

September

Kuartal IV-

Desember

Periode

Page 69: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

51

Dana Pihak Ketiga mengalami nilai tingkat efisiensi yang sama sebesar

99,09% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum harus dilakukan

perbaikan dengan menurunkannya 0,91%.

Impelementasi anggaran untuk Total Beban sebesar Rp 645,4 miliar

sementara yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 639,5 miliar. Adapun

implementasi anggaran untuk Dana Pihak Ketiga mencapai Rp 6,48

triliun sementara untuk mencapai efisiensi optimum hanya dibutuhkan

anggaran sebesar Rp 6,42 triliun. Begitu pula dengan Aset Tetap yang

implementasi anggarannya mencapai Rp 288,9 miliar, sedangkan untuk

mencapai efisiensi optimum hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp

284,5 miliar.

3. Tahun 2018

Berikut ini adalah hasil olah data tingkat efisiensi dengan asumsi

VRS (Variabel Return Scale) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun

2017:

Tabel 4. 8 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia

tahun 2018 (%)

Periode 2018

Kuartal I 100,00%

Kuartal II 99,72%

Kuartal III 97,72%

Kuartal IV 100,00% Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.8, pada tahun 2018 terlihat bahwa pada kuartal

pertama di tahun 2018 mengalami tingkat efisiensi sebesar 96,16% ,

sementara pada kuartal kedua mengalami tingkat efisiensi sebesar

Page 70: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

52

98,55 %. Pada kuartal ketiga 2018 mengalami tingkat efisiensi sebesar

94,56 % dan hanya pada kuartal keempat BPRS di Indonesia

mengalami tingkat efisiensi optimum.

Grafik 4. 4 Perbandingan Efisiensi BPRS di Indonesia tahun 2018

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai pengambilan sebuah

keputusan manajemen BPRS untuk mencapai nilai efisiensi optimum:

Tabel 4. 9 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal II tahun

2018 (Jutaan Rupiah)

Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 483258,27 481911,63572 0,28% 99,72% Dana Pihak Ketiga 7165906,77 7023500,58336 1,99% 98,01% Aset Tetap 345058,59 344097,05689 0,28% 99,72% Total Pendapatan 614282,56 614282,55800 0,00% 100,00% Pembiayaan 8521307,59 8521307,59400 0,00% 100,00% Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.9, di kuartal kedua pada tahun 2018

mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 98,01% pada Dana Pihak

Ketiga dan harus menurunkan sebesar 1,99% untuk mencapai efisiensi

optimum, selain itu semua variabel input mengalami inefisiensi. Aset

96,50%

97,00%

97,50%

98,00%

98,50%

99,00%

99,50%

100,00%

Kuartal 1 - Maret Kuartal II - Juni Kuartal III -

September

Kuartal IV-

Desember

Periode

Page 71: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

53

tetap mengalami nilai tingkat efisiensi sebesar 99,72% dan untuk

mencapai nilai efisiensi optimum harus dilakukan perbaikan dengan

menurunkannya 0,28%. Sementara itu, pada Total Beban mengalami

nilai tingkat efisiensi sebesar 99,72% sehingga harus dilakukan

perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 0,28%

Impelementasi anggaran untuk variabel Total Beban sebesar Rp

483,2 miliar sementara yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 481,9 miliar.

Adapun implementasi anggaran untuk Dana Pihak Ketiga mencapai Rp

7,16 triliun sementara untuk mencapai efisiensi optimum hanya

dibutuhkan anggaran sebesar Rp 7,02 triliun. Begitu pula dengan Aset

Tetap yang implementasi anggarannya mencapai Rp 345,05 miliar,

sedangkan untuk mencapai efisiensi optimum hanya membutuhkan

anggaran sebesar Rp 344,09 miliar.

Tabel 4. 10 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia kuartal III tahun

2018 (Jutaan Rupiah)

Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 746092,34 729069,08635 2,28% 97,72% Dana Pihak Ketiga 7739373,46 7509989,04465 2,96% 97,04% Aset Tetap 395297,68 352709,34200 10,77% 89,23% Total Pendapatan 942819,81 942819,80600 0,00% 100,00% Pembiayaan 8679643,42 8679643,42300 0,00% 100,00% Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.10, di kuartal ketiga pada tahun 2018

mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 89,23% pada Aset Tetap

dan harus menurunkan sebesar 10,77% untuk mencapai efisiensi

optimum, selain itu semua variabel input mengalami inefisiensi. Total

Page 72: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

54

Beban mengalami nilai tingkat efisiensi sebesar 97,72% dan untuk

mencapai nilai efisiensi optimum harus dilakukan perbaikan dengan

menurunkannya 2,28%. Sementara itu, pada Dana Pihak Ketiga

mengalami nilai tingkat efisiensi sebesar 97,04% sehingga harus

dilakukan perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 2,96%

Impelementasi anggaran untuk Total Beban sebesar Rp 746,09

miliar sementara yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 729,06 miliar.

Adapun implementasi anggaran untuk Dana Pihak Ketiga mencapai Rp

7,73 triliun sementara untuk mencapai efisiensi optimum hanya

dibutuhkan anggaran sebesar Rp 7,5 triliun. Begitu pula dengan Aset

Tetap yang implementasi anggarannya mencapai Rp 395,2 miliar,

sedangkan untuk mencapai efisiensi optimum hanya membutuhkan

anggaran sebesar Rp 352,7 miliar.

4. Tahun 2019

Berikut ini adalah hasil olah data tingkat efisiensi dengan asumsi

VRS (Variabel Return Scale) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun

2016:

Page 73: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

55

Tabel 4. 11 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia

tahun 2019 (%)

Periode 2019

Kuartal I 100

Kuartal II 100

Kuartal III 100 Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.11, selama periode 2016 BPRS di Indonesia

mengalami tingkat efisiensi optimum. Ini mengindikasikan bahwa

BPRS di Indonesia telah mampu menyalurkan setiap input yang ada

menjadi output yang optimal.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

a. Analisis Efisiensi BPRS di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian, BPRS di Indonesia mengalami

inefisiensi dalam kurun waktu 2017 sampai dengan 2018. Hal ini

dapat dilihat pada tingkat efisiensi pada tahun 2017 yang berada

pada nilai 99,77% dan pada tahun 2018 tingkat efisiensinya yang

berada pada nilai 99,36%. Sementara itu, pada tahun 2016 dan tahun

2019 BPRS di Indonesia mencapai tingkat efisiensi yang optimum

berdasarkan asumsi VRS.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa tingkat efisiensi BPRS

di Indonesia selama periode 2016 dan 2019 berada pada tingkat

efisensi optimum yang artinya berada pada titik 100%.

Hasil perhitungan DEA juga memerlihatkan potential

improvement yang dapat dilakukan oleh BPRS-BPRS di Indonesia

yang belum beroperasi secara efisien. Berdasarkan pendekatan

Page 74: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

56

inermediasi yang berorientasi pada input, maka dapat disimpulkan

bahwa BPRS di Indonesia harus mengurangi jumlah inputnya

sekaligus meningkatkan jumlah outputnya untuk menghasilkan

output yang lebih efisien oleh DMU pada tahun-tahun yang masih

inefisien tersebut.

Tabel 4. 12 Nilai Rata-Rata Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun

2017 (Jutaan Rupiah)

Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 535383,16 533922,71 0,23% 99,77% Dana Pihak Ketiga 6383911,10 6369233,10 0,23% 99,77% Aset Tetap 284720,68 283625,38 0,38% 99,62% Total Pendapatan 692123,92 692123,92 0,00% 100,00% Pembiayaan 7470491,17 7470491,17 0,00% 100,00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mengalami inefisiensi terendah

yaitu sebesar 99,62 % pada Aset Tetap dan harus menurunkan sebesar

0,38% untuk mencapai efisiensi optimum, selain itu semua variabel

input mengalami inefisiensi. Total Beban mengalami nilai tingkat

efisiensi sebesar 99,77% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum

harus dilakukan perbaikan dengan menurunkannya 0,23%. Sementara

itu, pada Dana Pihak Ketiga mengalami nilai tingkat efisiensi sebesar

99,77% sehingga harus dilakukan perbaikan dengan cara

menurunkannya sebesar 0,23%

Impelementasi anggaran untuk Total Beban sebesar Rp 538,38

miliar sementara yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 533,92 miliar.

Page 75: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

57

Adapun implementasi anggaran untuk Dana Pihak Ketiga mencapai Rp

6,38 triliun sementara untuk mencapai efisiensi optimum hanya

dibutuhkan anggaran sebesar Rp 6,36 triliun. Begitu pula dengan Aset

Tetap yang implementasi anggarannya mencapai Rp 284,72 miliar,

sedangkan untuk mencapai efisiensi optimum hanya membutuhkan

anggaran sebesar Rp 283,62 miliar.

Tabel 4. 13 Nilai Rata-Rata Efisiensi Asumsi VRS BPRS di Indonesia tahun

2018 (Jutaan Rupiah)

Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 631184,13 626591,66 0,64% 99,36% Dana Pihak Ketiga 7570793,10 7477845,45 1,24% 98,76% Aset Tetap 372208,82 361321,35 2,76% 97,24% Total Pendapatan 791544,29 791544,29 0,00% 100,00% Pembiayaan 8590913,39 8590913,39 0,00% 100,00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mengalami inefisiensi terendah

yaitu sebesar 97,24 % pada Aset Tetap dan harus menurunkan sebesar

2,76% untuk mencapai efisiensi optimum, selain itu semua variabel

input mengalami inefisiensi. Total Beban mengalami nilai tingkat

efisiensi sebesar 99,36% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum

harus dilakukan perbaikan dengan menurunkannya 0,64%. Sementara

itu, pada Dana Pihak Ketiga mengalami nilai tingkat efisiensi sebesar

98,76% sehingga harus dilakukan perbaikan dengan cara

menurunkannya sebesar 1,24%

Page 76: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

58

Impelementasi anggaran untuk Total Beban sebesar Rp 631,18

miliar sementara yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 626,59 miliar.

Adapun implementasi anggaran untuk Dana Pihak Ketiga mencapai Rp

7,57 triliun sementara untuk mencapai efisiensi optimum hanya

dibutuhkan anggaran sebesar Rp 7,47 triliun. Begitu pula dengan Aset

Tetap yang implementasi anggarannya mencapai Rp 372,2 miliar,

sedangkan untuk mencapai efisiensi optimum hanya membutuhkan

anggaran sebesar Rp 361,62 miliar.

Hasil perhitungan DEA juga memerlihatkan potential

improvement yang dapat dilakukan oleh bank-bank yang belum

beroperasi secara efisien. Berdasarkan pendekatan intermediasi yang

berorientasi input, selama tahun 2016 sampai dengan 2019 BPRS

mengalami tingkat efisiensi maksimum kecuali pada tahun 2017 dan

tahun 2018 yang inefisien dengan nilai sebesar 99,77% dan 99,36 %.

Berikut ini Total Potential Improvement BPRS pada tahun 2017

dan 2018 yang di dapat dari hasil rata-rata nilai efisiensi asumsi VRS

dari tahun 2017 dan 2018

Page 77: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

59

Diagram 4. 1 Total Potential Improvement BPRS

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan diagram 4.1, total improvement (variabel yang

perlu mendapatkan perbaikan) terdapat pada ketiga variabel input,

variabel input yang perlu mendapatkan perbaikan meliputi total beban,

dana pihak ketiga, dan aset tetap.

Pada tahun 2017, semua variabel input mengalami inefisiensi.

Total Beban dan Dana Pihak Ketiga, tingkat efisiensinya mencapai

99,77% dan harus menurunkannya sebesar 0,23% untuk mencapai nilai

efisiensi optimum. Sementara itu, Aset Tetap nilai tingkat efisiensinya

mencapai 99,62% dan butuh menurunkan sebesar 0,38% untuk

mencapai nilai efisiensi optimum

Sementara itu, pada tahun 2018 pun mengalami hal yang serupa

yaitu semua variabel input mengalami inefisiensi. Pada variabel total

beban menghasilkan nilai efisiensi sebesar 99,36% sehingga harus

menurunkannya sebesar 0,64% untuk mencapai nilai efisiensi

27%

27%

46%

0%0%

2017

Total Beban Dana Pihak Ketiga

Aset Tetap Total Pendapatan

Pembiayaan

14%

27%59%

0%0%

2018

Total Beban Dana Pihak Ketiga

Aset Tetap Total Pendapatan

Pembiayaan

Page 78: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

60

optimum. Pada dana pihak ketiga menghasilkan nilai efisiensi sebesar

98,76% sehingga harus menurunkannya sebesar 1,24% untuk mencapai

tingkat nilai efisiensi optimum. Sementara itu, nilai tingkat efisiensi

pada aset tetap mencapai 97,24% sehingga harus menurunkannya

sebesar 2,76% untuk mencapai nilai efisiensi optimum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, variabel-variabel

tersebut perlu mendapatkan perhatian untuk dilakukan improvement

guna memperbaiki agar menjadi lebih efisien. Dari hasil penelitian ini

dapat dilihat bahwa variabel yang mengalami tingkat inefisiensi

terbesar adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), dengan kata lain semakin

besar jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) maka akan menyebabkan

BPRS semakin terbebani untuk mengubah DPK menjadi aset-aset

produktif. Hal ini dimungkinkan karena, jika Dana Pihak Ketiga yang

tinggi tidak mampu untuk tersalurkan dengan baik kepada aset-aset

produktif seperti pembiayaan UMKM dan Investasi Portofolop maka

dapat menyebabkan terjadinya idle money. Menurut penelitian Sri

Maryati (2014) BPRS bisa menggandeng para pelempar uang

(pembiayaan non formal) sebagai mitra agar pola pembiayaan dan

simpanan yang selama ini telah dikenal masyarakat dapat terus

ditumbuhkembangkan dan berinovasi di era ekonomi yang semakin

terbuka dan kompetitif. Hal inilah yang mengharuskan BPRS untuk

menurunkan dalam artian menyalurkan kepada pembiayaan dan

investasi pada surat berharga untuk menghindari terjadinya idle money.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

61

Variabel selanjutnya yang mengalami inefisiensi terbesar

adalah beban operasional lainnya yang meliputi seperti beban

administrasi dan umum, beban personalia, dan beban lainnya. Aam

Slamet Rusydiana mengemukakan bahwa salah satu faktor yang

menjadi penghambat berkembangnya industri perbankan syariah di

Indonesia adalah belum memadainya sumber daya manusia yang

terdidik dan profesional (Rusydiana, 2016) sehingga praktisi yang ada

hanya bisa menjelaskan apa yang mereka tahu tanpa bisa menjelaskan

apa yang masyarakat butuhkan (Sodiq, 2017). Inilah yang

menyebabkan industri perbankan syariah di Indonesia khususnya pada

BPRS harus menyiapkan lagi waktu untuk pendidikan para

karyawannya sehingga akan berpengaruh pada beban lainnya seperti

investasi BPRS pada biaya administrasi umum, penjaminan dana pihak

ketiga dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel selanjutnya yang

mengalami inefisiensi adalah Aset Tetap. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arief Munandar (2014) bahwa Aset

Tetap juga berpengaruh terhadap inefisiensinya BPRS. Hal ini

dimungkinkan karena jika semakin banyak aset tetap yang dimiliki oleh

BPRS maka akan menyebabkan BPRS semakin terbebani dalam

mengelola aset yang dimilikinya. Hal ini pula lah yang menyebabkan

BPRS harus meningkatkan jumlah pendapatan operasional lainnya

untuk menjadikan BPRS pada tingkat efisien.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi Bank

Pembiayaan Rakyat Indonesia (BPRS) di Indonesia selama periode 2016 sampai

dengan 2019 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

berdasarkan asumsi VRS. Penelitian ini menggunakan 496 jumlah unit BPRS

sebagai objek penelitian hingga tahun penelitian 2019. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dibahas pada Bab IV, maka ditemukan beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan nilai efisiensi yang dihasilkan BPRS di Indonesia selama

periode 2016-2019 dengan menggunakan DEA berdasarkan asumsi VRS,

BPRS mengalami tingkat efisiensi terendah pada tahun 2018 dengan nilai

rata-rata efisiensi sebesar 97,32%

2. Berdasarkan rincian di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel baik

dari Aset Tetap, Total Beban, Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, maupun

Total Pendapatan berpengaruh terhadap efisiensi BPRS di Indonesia.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti mencoba mengemukakan implikasi yang dapat

bermanfaat, sebagai berikut:

Page 81: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

63

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

mengenai kinerja perbankan, khususnya tentang efisiensi Bank Pembiayaaan

Rakyat Syariah di Indonesia bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya.

Hasil penelitian ini dapat menambah pembendaharaan kepustakaan dan dapat

digunakan sebagai bahan kajian dan pengembangan penelitian-penelitian

selanjutnya dengan permasalahan yang sejenis.

Adapun bagi peneliti selanjutnya sebaiknya objek pada penelitian ini

tidak hanya menggunakan objek penelitian BPRS secara keseluruhan namun

bisa lebih mengembangkan objek penelitian lain yang lebih spesifik. Begitu

pula dengan periode penelitian juga dapat diperbaharui agar hasil yang

diperoleh dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan

dengan penelitian ini.

2. Bagi Manajemen

Beban Operasional yang kemudian diikuti dengan jumlah Aset Tetap

yang dimiliki oleh BPRS menjadi penyebab utama dalam inefisiensi, perlu

adanya strategi manajemen aset yang lebih baik untuk meningkatkan tingkat

efisiensi. Selain melakukan efisiensi pengeluaran biaya operasional, juga

harus membuat variasi dalam menyalurkan pembiayaan agar BPRS di

Indonesia semakin dekat dengan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya terutama kebutuhan yang bersifat produktif sambil tetap

berhati-hati dalam melakukan kegiatan pembiayaan agar tidak semakin

menghambat target efisiensi yang telah ditentukan.

Page 82: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

64

BPRS sudah dapat memiliki kemampuan dalam meningkatkan tingkat

bagi hasil yang kompetitif setiap tahunnya dengan selalu meningkatnya

jumlah DPK namun jika dilihat pada perkembangan nilai BOPO yang masih

mengalami grafik yang sangat dinamis ini berbanding terbalik dengan total

aset BPRS yang selalu meningkat setiap tahunnya. Pendekatan teknologi juga

dapat mengurangi beban operasional secara signifikan untuk menekan

besarnya beban operasional yang dimiliki oleh BPRS di Indonesia. Juga

BPRS dapat melakukan opsi dengan menggencarkan sosialisasi dan edukasi

untuk meningkatkan jumlah DPK yang terhimpun ke BPRS.

3. Bagi Pemerintahan/Regulator

Dinamisnya pergerakan BOPO sementara total aset BPRS selalu

mengalami kenaikan yang cukup siginifikan seharusnya mendapat perhatian

yang lebih tidak hanya dari manajemen namun juga dari OJK selaku otoritas

pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa BPRS sudah

melakukan semaksimal mungkin untuk menekan angka inefesiensi di bawah

20%, bahkan pada tahun 2017 dan 2018 BPRS sanggup melewati target

efisiensi pada variabel Pendapatan operasional lainnya.

OJK dan Kementerian terkait harus meningkatkan sinergi antara

BPRS dan Bank Umum Syariah jika melihat perbandingan total aset yang

terlampau jauh, sehingga permasalahan inefisiensinya manajemen aset dapat

lebih mudah teratasi seperti regulasi untuk mensinergikan BPRS antar daerah,

peningkatan fasilitas teknologi agar dapat lebih mudah di akses masyarakat

dalam melakukan kegiatan pembiayaan dan efisiensi manajemen aset,

Page 83: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

65

maupun peningkatan sosialisasi oleh berbagai pihak seperti praktisi dan

akademisi agar produk-produk BPRS semakin menarik bagi masyarakat.

Page 84: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

66

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Endri. (n.d.). Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:

Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

Acarya. (2011). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Press.

Almilia, & Herdaningtyas. (2005). Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi

Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan 2000-2002. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol 7, no.2.

Amirillah, A. (2014). Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia. Journal of

Economics and Policy Vol. 7, No. 2.

Anshori, A. G. (2009). Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Anshori, A. G. (2009). Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Endri. (2011). Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi

Two Stage Data Envelopment Analysis. STEI Tazkia.

Fauzi, A. (2014, Oktober). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia:

Apakah Efisien dalam Profitabilitas Operasional? Forum Riset Keuangan

Syariah 2014, p. 215.

Page 85: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

67

Firdaus, M., & Hossen, M. (2013). Efisiensi Bank Umum Syariah menggunakan

Two Stage Data Envelopment Analysis. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan, 167-188.

Hadad, M. D. (n.d.). Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan

Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). 2003.

Hadad, M., Santoso, W., Ilyas, D., & Mardanugraha, E. (2003). Analisis Efisiensi

Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data

Envelopment Analysis (DEA). Biro Stabilitas Sistem Keuangan Bank

Indonesia Research Paper.

Hamka. (2007). Tafsir al-Azhar. Jakarta: .....

Hartono, I., Djohar , S., Daryanto, H., & . (2008). Analisis Efisensi Bank

Perkreditan Rakyat di Wilayah Jabodetabek dengan Pendekatan Data

Envelopment Analysis. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, 5(2): 52-63.

Herman, D. (2014). Manajemen Perbankan. Cet, 3. Bumi Aksara.

Hidayat, R. (2011). Kajian Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia. Media Riset

Bisnis & Manajemen Vol. 11, No.1, April.

Hidayat, R. (2014). Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik. Bekasi:

Gramata Publishing.

Huri, M., & Susilowati, I. (2004). Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan

Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-

Page 86: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

68

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Dinamika

Pembangunan, Vol 1 No 2 .

Iskandar, S. (2013). Akuntansi Perbankan: Dalam Rupiah dan Valuta Asing.

Jakarta: In Media.

Islahuzzaman. (2012). Istilah - Istilah Akuntansi dan Auditing. Jakarta: Bumi

Aksara.

Maryati, S. (2014). Peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam Pengembangan

UMKM dan Agribisnis Pedesaan di Sumatera Barat. Economica, Journal of

Economic and Economic Education Vol. 3 No. 1.

Muhammad. (2011). Manajemen Bank Syariah . Yogyakarta: Sekolah TInggi Ilmu

Manajemen YKPN.

Muharam, H., & Pusvitasari, R. (2007). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam.

Pohan, A. A. (2015). Efisiensi Kinerja Bank Umum (BUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Purwanto, R., & Widyarti, E. (2011). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum

Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2006-2010. Jurnal

Skripsi Fakultas Ekonomi Dipenogoro.

Page 87: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

69

Rusydiana, A. (2016). Analisis Masalah Pengembangan Perbankan Syariah di

Indonesia: Aplikasi Metode Analytic Network Process. Esensi: Jurnal

Bisnis dan Manajemen.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sodiq, A. (2018). Analisis SWOT Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .

MALIA: Journal of Islamic Banking and FInance 1.1.

Sulhan, M., & Siswanto, E. (2008). Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah.

Malang: UIN-Malang Press.

Suryani, H. (2015). Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sutawijaya, A., & Lestari, E. (2009). Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca

Krisis Ekonomi: Sebuah Stufi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal

Ekonomi Pembangunan.

Syamsi, I. (2007). Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Statistik Perbankan Syariah 2016, Otoritas Jasa Keuangan

Statistik Perbankan Syariah 2017, Otoritas Jasa Keuangan

Statistik Perbankan Syariah 2018, Otoritas Jasa Keuangan

Statistik Perbankan Syariah 2019, Otoritas Jasa Keuangan

Page 88: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Daftar Lampiran :

1. Data Sekunder Sebelum Diolah

2. Hasil Efisiensi DEA Asumsi VRS

3. Target to Optimum Efisiensi DEA

Page 89: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

71

Data Sekunder Sebelum Diolah

Bank dan Periode Total Beban Dana Pihak Ketiga Aset Tetap Total Pendapatan Pembiayaan

bprs2016m03 191735,91 4965547,26 199609,47 228740,68 5970944,32

bprs2016m06 378700,69 4997238,30 213605,27 468694,73 6463834,17

bprs2016m09 574579,00 5435445,00 229005,00 708831,00 6447845,00

bprs2016m12 778018,29 5823963,74 251845,10 976450,37 6662555,96

bprs2017m03 203801,94 6019516,40 269690,15 267617,00 7041352,50

bprs2017m06 422226,30 6042106,86 282421,12 537515,41 7520381,26

bprs2017m09 645426,30 6486740,93 288974,25 827278,63 7556280,39

bprs2017m12 870078,10 6987280,20 297797,22 1136084,67 7763950,54

bprs2018m03 232607,17 7242954,34 337822,21 306100,02 8078235,87

bprs2018m06 483258,27 7165906,77 345058,59 614282,56 8521307,59

bprs2018m09 746092,34 7739373,46 395297,68 942819,81 8679643,42

bprs2018m12 1062778,73 8134937,84 410656,80 1302974,78 9084466,66

bprs2019m03 280995,69 8135985,19 408573,23 348656,73 9396942,41

bprs2019m06 559826,67 8099759,12 415765,99 711635,52 9726102,65

bprs2019m09 862856,59 8635339,40 423516,47 1092687,12 10078093,98

Page 90: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

72

Hasil Efisiensi DEA Asumsi VRS

Inputs

Outputs

Total Beban Total Pendapatan

Dana Pihak Ketiga Pembiayaan

Aset Tetap

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 bprs2016m03 1,00000 1,000 bprs2016m03

2 bprs2016m06 1,00000 1,000 bprs2016m06

3 bprs2016m09 1,00000 1,000 bprs2016m09

4 bprs2016m12 1,00000 1,000 bprs2016m12

5 bprs2017m03 1,00000 1,000 bprs2017m03

6 bprs2017m06 1,00000 1,000 bprs2017m06

7 bprs2017m09 0,99095 0,078 bprs2016m06 0,004 bprs2017m03 0,423 bprs2017m06 0,495 bprs2017m12

8 bprs2017m12 1,00000 1,000 bprs2017m12

9 bprs2018m03 1,00000 1,000 bprs2018m03

10 bprs2018m06 0,99721 0,071 bprs2017m03 0,438 bprs2017m06 0,025 bprs2017m12 0,466 bprs2019m06

11 bprs2018m09 0,97718 0,535 bprs2017m12 0,454 bprs2019m06 0,011 bprs2019m09

Page 91: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

73

12 bprs2018m12 1,00000 1,000 bprs2018m12

13 bprs2019m03 1,00000 1,000 bprs2019m03

14 bprs2019m06 1,00000 1,000 bprs2019m06

15 bprs2019m09 1,00000 1,000 bprs2019m09

Page 92: ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH …

74

Target To Optimum Efisiensi DEA

Efficiency 2017 Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 535383,16 533922,71 0,23% 99,77%

Dana Pihak Ketiga 6383911,10 6369233,10 0,23% 99,77%

Aset Tetap 284720,68 283625,38 0,38% 99,62%

Total Pendapatan 692123,92 692123,92 0,00% 100,00%

Pembiayaan 7470491,17 7470491,17 0,00% 100,00%

Efficiency 2018 Variabel Actual Target To Gain Archieved

Total Beban 631184,13 626591,66 0,64% 99,36%

Dana Pihak Ketiga 7570793,10 7477845,45 1,24% 98,76%

Aset Tetap 372208,82 361321,35 2,76% 97,24%

Total Pendapatan 791544,29 791544,29 0,00% 100,00%

Pembiayaan 8590913,39 8590913,39 0,00% 100,00%